Museum Geologi

7
Museum Geologi Museum Geologi terletak di Rembrandt Straat, sekarang Jalan Diponegoro. Gedung bergaya Art Deco ini adalah bangunan modern pada zamannya. Dirancang oleh arsitek Belanda Ir.H.M.van Schouwenburgdan dibangun pada tahun 1928. Hampir setahun kemudian bangunan pun rampung. Diresmikan dengan nama Geologisch Laboratorium (16 Mei 1929), bertepatan dengan penyelenggaraan The Fourth Pacific Science Congress (16-25 Mei) di Bandung. Geologisch Laboratorium, disebut juga Geologisch Museum, dibangun oleh Pemerintah Hindia Belanda untuk mendokumentasi contoh batuan, mineral, serta fosil yang dikumpulkan para ahli

description

Sekilas Tentang Museum Geologi

Transcript of Museum Geologi

Page 1: Museum Geologi

Museum Geologi 

Museum Geologi terletak di Rembrandt Straat, sekarang Jalan Diponegoro. Gedung bergaya Art Deco ini adalah bangunan modern pada zamannya. Dirancang oleh arsitek Belanda Ir.H.M.van Schouwenburgdan dibangun pada tahun 1928. Hampir setahun kemudian bangunan pun rampung.

Diresmikan dengan nama Geologisch Laboratorium (16 Mei 1929), bertepatan dengan penyelenggaraan The Fourth Pacific Science Congress (16-25 Mei) di Bandung.

Geologisch Laboratorium, disebut juga Geologisch Museum, dibangun oleh

Pemerintah Hindia Belanda untuk mendokumentasi contoh batuan, mineral, serta fosil yang

dikumpulkan para ahli geologi dari berbagai daerah di kawasan Hindia Belanda. Sekarang

Museum Geologi adalah bagian dari Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, Republik

Indonesia.

Page 2: Museum Geologi

Koleksi Museum Geologi dikategorikan kedalam tiga ruangan,

1. Sejarah Kehidupan

2. Geologi Indonesia

3. Geologi untuk Kehidupan Manusia

CETAKAN KAKI TYRANNOSAURUS

SEJARAH KEHIDUPAN menempati ruang sayap timur, dengan koleksi fosil yang

dikelompokkan menurut era Prakambrium-Paleozoikum, Mesozoikum, dan Kenozoikum.

Galeri Mesozoikum paling menarik untuk satu alasan: di sini terdapat replika fosil T-

rex dan cetakan kaki Tyrannosaurus. Cetakan kaki ditemukan ahli paleontologi Inggris, Phil

Manning, pada tahun 2007 di Hell Creek Formation, Montana (negara bagian Amerika,

berbatasan dengan Kanada).

Note: Mesozoikum (251-65 juta tahun lalu) dibagi tiga periode atau zaman: Trias

(dinosaurus mulai muncul), Jura (dinosaurus ‘memenuhi’ Bumi), dan Kapur (dinosaurus

punah di akhir zaman Kapur akibat tumbukan meteorit raksasa).

Page 3: Museum Geologi

Museum Geologi Bandung bukan hanya memiliki ratusan ribu batuan dan puluhan ribu fosil purba berumur puluhan jutaan tahun, tetapi juga memiliki koleksi langka yang tidak dimiliki museum lain di dunia seperti museum di Amerika atau di Eropa.Sekretaris Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Minelar (ESDM), DR. Yun Yunus Kusumabrata, didampingi Kabag Umum, Ir. Agung Pribadi mengatakan, Museum Geologi memiliki berbagai fosil hewan bertulang belakang (vertebrata) yang berasal dari Indonesia.

Fosil itu di antaranya fosil gajah purba “sinomastodon bumiayuensis”, gajah purba berumur 1,2 hingga 1,5 juta tahun lalu yang bentuk badannya lebih kecil dan gading lurus.Disamping itu, juga memiliki koleksi fosil gajah purba generasi berikutnya, yakni “stegodon trigonocephaus” yang hidup sekitar 1 hingga 1,2 juta tahun lalu, dengan ukuran lebih besar dan gadingnya melengkung.

Koleksi gajah purba lainnya adalah jenis “elephus lysudrindicus” yang hidup sekitar 800 ribu tahun lalu, dengan bentuk badan lebih besar dan gading melengkung dan “elephus maximum” kelompok gajah yang masih ada saat ini. Pada tahun 2010 lalu, di Jawa Tengah ditemukan fosil gajah dengan panjang sekitar dua belas meter, tinggi sekitar 4 meter, dan berat sekitar 12 ton. Fosil gajah purba ini sedang direkonstruksi. Dperkirakan, tahun 2014 nanti sudah bisa dipamerkan kepada publik dan menjadi fosil gajah paling unik di dunia.Selain memiliki koleksi fosil gajah purba, Museum Geologi juga memiliki berbagai koleksi hewan purba lainnya seperti Dinosaurus, yang menguasai daratan pada zaman “Mesozoikum”, jauh sebelum manusia ada. Dinosaurus muncul pada zaman Trias, berkembang pada zaman Jura, dan punah pada zaman Kapur.

Page 4: Museum Geologi

Koleksi lainnya adalah Badak Sunda “Rhinoceros Sondaicus”, Kuda Nil “Hippopotamus Simplex”, Kerbau “Bubalus Palaeokeraba” dan kura-kura raksasa “Geochelone Atlasi”. Fosil – fosil ini sebagian besar ditemukan di situs sekitar aliran Bengawan Solo.

Fosil lain yang tak kalah menarik adalah babi rusa “Celebochoerus Heekereni”, Komodo “Varanus Komodoensis”, gajah kerdil “Stagodon Sompoensis, Stegodon Sondari”, dan “Eleephas Celebeensis”, semuanya hidup di luar Palau Jawa.

Berbagai fosil manusia purba juga meghiasi ruang pamer Museum Geologi, di antaranya fosil manusia yang ditemukan di sepanjang aliran Bengawan Solo, yakni fosil “Pithecanthroupus Erectus” yang disebur-sebut sebagai “The Missing Lin” oleh penemunya Eugine Dubois yang melakukan eskavasi tahun 1891 – 1893.

Di samping itu dipamerkan fosil manusia Ngandong, “Homo Javanthropus Soloensis”. Fosil lainnya adalah fosil manusia purba “Pithecantrophus” II dan “Pithecantropus” VII, Sangiran 17. Para pengunjung selain bisa menyaksikan berbagai fosil tadi, juga bisa mendapat pengetahuan tentang evolusi manusia yang dicetuskan Charles Darwin, Ernest Haeckel, Eugine Dubois, dan dua teori evolusi yang dianut dunia, yaitu teori Multi Regional dan teori Out of Africa, serta sejumlah penjelasan seputar manusia.

Pengunjung juga bisa menikmati fosil kekayaan alam Indonesia berupa aneka bebatuan yang disimpan secara terbuka di halaman Gedung Museum Geologi dan diberi nama Taman Situs Batu, yang baru diresmikan sekitar dua bulan lalu. Di Taman ini dipamerkan aneka fosil batu, di antaranya fosil batu lumba-lumba asal Kasui, Waykambas, dan Lampung seberat 3,6 ton. Fosil batu Indian Berdoa, berumur 2 sampai 3 juta tahun dan fosil batu tangan, serta fosil evolusi bebatuan.

Page 5: Museum Geologi

RUANG GEOLOGI INDONESIA

GEOLOGI INDONESIA menempati ruang sayap barat, terdiri dari galeri Asal Mula Bumi,

Tektonik Indonesia, Sumatera, Kalimantan, Jawa dan Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku,

Papua, serta galeri Survei Geologi, Gunungapi, Dunia Batuan dan Mineral.

Galeri Asal Mula Bumi menyajikan gambaran sistem tatasurya kita yang terbentuk 4,6 milyar

tahun yang lalu dan koleksi meteorit yang jatuh di Bandung, Banten, Cirebon, Prambanan,

Rembang, Madiun, Pasuruan, Temanggung.

Galeri Sumatera menyajikan Sesar Besar Sumatera dengan aktivitas tektonik yang

membentuk Ngarai Sianok. Galeri Kalimantan menunjukkan proses pembentukan batubara

dan keterdapatan intan. Galeri Maluku memiliki contoh batuan dari dasar Laut Banda pada

kedalaman 14,5 meter dan 29 meter.

Galeri Jawa & Nusa Tenggara antara lain menyajikan stalaktit dan stalagmit dari Gua Inten,

Karangbolong, Jawa Tengah. Galeri Sulawesi menjelaskan proses terbentuknya Pulau

Sulawesi. Sisi sebelah barat pulau berbentuk K besar ternyata berasal dari Pulau Kalimantan

yang copot karena pergerakan lempeng sekitar 50-20 juta tahun lalu. Galeri Papua memiliki

koleksi cebakan tembaga dari bumi Papua.

Galeri Survei Geologi menampilkan koleksi alat dan bahan yang digunakan dalam

penyelidikan dan penelitian geologi seperti peta topografi, citra satelit, serta peralatan

lapangan seperti kompas, palu, dll.

Galeri Gunungapi Indonesia menjelaskan gunungapi dan berbagai hal yang berkaitan

dengannya seperti lava, magma, hingga jalur tektonik seperti Jalur Mediteran dan Jalur

Lingkar Pasifik, serta Lempeng Indo-Australia maupun Lempeng Eurasia. Juga ditampilkan

contoh-contoh batuan hasil letusan gunungapi.

Galeri Batuan dan Mineral menampilkan ragam koleksi batuan, dikategorikan

sebagai batuan beku(contoh: andesit yang banyak digunakan untuk memahat arca), batuan

sedimen (batulempung, batugamping, batubara), batuan malihan (marmer).

Page 6: Museum Geologi

MINERAL GRAFIT

GEOLOGI UNTUK KEHIDUPAN MANUSIA, terletak di lantai dua, terdiri dari galeri

Pemanfaatan Batuan dan Mineral, Eksplorasi dan Eksploitasi, Mineral dalam Kehidupan

Sehari-hari, Bahan Galian Komoditas Nasional, Gempabumi dan Gerakan Tanah, Bahaya dan

Manfaat Gunungapi, Air dan Lingkungan.

Galeri Mineral dalam Kehidupan Sehari-hari seperti satu halaman catatan harianku saat

kecil. Ketika itu aku kok bingung, bertanya darimana asalnya pensil. Hitamnya pensil itu apa

dan berasal dari mana, dan bagaimana pohon bisa diolah menjadi batang pensil. Tadinya aku

mengira semua orang tahu tetapi ternyata malah kebanyakan orang dewasa tak tahu loh.

Galeri Mineral untuk Kehidupan Sehari-hari menyajikan asal-usul berbagai peralatan yang

digunakan sehari-hari, seperti piring, gelas, cangkir, kaca lemari berasal dari mineral kuarsa.

Panci, rantang, ketel berasal dari mineral bauksit. Sendok, garpu, pisau berasal dari mineral

nikel. Tabung gas dan kompor berasal dari mineral besi/baja. Lengkap dengan contoh

mineralnya.

http://www.museumindonesia.com/museum/2/1/Museum_Geologi_Bandung