MRA PKL Seturan 01
-
Upload
xaverius-nanda -
Category
Documents
-
view
17 -
download
4
description
Transcript of MRA PKL Seturan 01
PROPOSAL
A. Latar Belakang
Dalam perkembangannya, kota Yogyakarta dan sekitarnya mengalami
pertumbuhan penduduk yang cukup pesat. Dengan predikat sebagai kota
Pendidikan, kota Yogyakarta dan sekitarnya pun menjadi ladang subur
pertumbuhan sekolah berbagai bidang studi. Salah satu pusat pertumbuhan
sekolah dan perguruan tinggi adalah di perbatasan belahan Utara kota Yogyakarta
dan belahan selatan Kabupaten Sleman. Berbagai perguruan tinggi berdiri di kota
Yogyakarta dan menjadi tujuan pendidikan lulusan SLTA di berbagai wilayah
Nusantara bahkan luar negeri untuk melanjutkan pendidikan tingginya di
Yogyakarta dan sekitarnya. Banyaknya kampus tersebut ikut merangsang
pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui penyediaan berbagai barang dan jasa
dengan sasaran mahasiswa.
Masuknya ribuan pendatang dari berbagai latar belakang budaya dan
pertumbuhan ekonomi masyarakat di luar sektor pertanian membuat keberadaan
Selokan Mataram terpinggirkan. Bahkan, seperti ciri masyarakat urban di berbagai
kota yang bertumbuh di negara berkembang dan negara miskin lainnya, Selokan
Mataram di Yogyakarta dianggap tidak lebih sebagai sekadar tempat sampah. Hal
ini dapat dibuktikan dengan pengamatan di ruas Selokan Mataram yang dihimpit
oleh kelompok masyarakat yang sedang bertumbuh tersebut, yaitu mulai dari sisi
Barat jalan Raya Magelang hingga bagian paling Timur jalan Lingkar (Ring
Road) Utara. Di ruas inilah pertumbuhan kaum urban paling terlihat, begitu pun
dampaknya pada Selokan Mataram dan sungai-sungai alaminya seperti Kali
Winongo, Kali Code dan Kali Gajah Wong, Sampah plastik dan potongan
styrofoam kerap ditemukan mengambang di aliran air cokelat pekat.
KAJIAN PENGGUNAAN RUANG PUBLIK TERHADAP KENYAMANANAN PENGGUNA JALAN
1
Perkembangan sektor informal berupa PKL yang berada di sekitar
kawasan Selokan Mataram mengakibatkan terganggunya sendi-sendi kegiatan
kota, sehingga menyebabkan menurunnya kualitas lingkungan kota. Adanya PKL
menempati ruang-ruang publik mengakibatkan juga terjadinya perubahan fungsi
ruang tersebut. Contohnya pengurangan ruang terbuka hijau, pemanfaatan trotoar
oleh PKL yang mengganggu sirkulasi pejalan, pemanfaatan badan jalan oleh PKL
dapat menimbulkan kemacetan lalulintas, pemanfaatan kawasan tepi Selokan
Mataram dan ruang di atas saluran drainase oleh PKL mengakibatkan
terganggunya aliran air. Proses perencanaan tata ruang, sering kali belum
mempertimbangkan keberadaan dan kebutuhhan ruang untuk PKL pada produk
perencanaannya.
Ruang-ruang kota yang tersedia hanya difokuskan untuk kepentingan
kegiatan dan fungsi formal saja. Kondisi ini yang menyebabkan para pedagang
kaki lima menempati tempat-tempat yang tidak terencana dan tidak difungsikan
untuk mereka, seperti ruang-ruang publik untuk menjalankan usahanya.
Akibatnya mereka selalu menjadi obyek penertiban dan pemera-san para petugas
ketertiban serta menjadikan kota berkesan semrawut.
Ittelson dalam bukunya1, mengatakan lingkungan dapat mengundang atau
mendatangkan perilaku, Dalam hal ini lingkungan pendidikan dan pemukiman di
sekitar kawasan Selokan Mataram Yogyakarta akan menimbulkan perilaku untuk
memenuhi tuntutan akan pemenuhan kebutuhan mahasiswa dan masyarakat di
sekitar kawasan Selokan Mataram tersebut, dalam hal ini keberadaan PKL-lah
menjadi salah satu solusi akan hal tersebut. Kawasan Babarsari merupakan salah
satu kawasan pendidikan yang ada di Yogyakarta, setidaknya ada Sembilan
kampus yang berdiri di kawasan ini2. Keberadaan kampus-kampus tersebut turut
memacu pertumbuhan unit hunian sementara (rumah kos / rumah sewa) dan juga
sektor-sektor komersial dan informal yang turut mendukung dari sektor
pendidikan dan hunian yang berada pada kawasan tersebut.
1 Ittelson, William H., An Introduction to Environmental Psychology, Holt, Rinehart and Winston : California, 1974.
2 Biro Pusat Statistik DIY 2010.
KAJIAN PENGGUNAAN RUANG PUBLIK TERHADAP KENYAMANANAN PENGGUNA JALAN
2
Unit sektor informal yang berada di kawasan Babarsari perkembangannya
cukup pesat, dan perkembangan yang cukup pesat ini nantinya akan berdampak
pula terhadap pola penggunaan ruang publik dan kenyamanan para pengguna
jalan, hal ini dapat di cermati, salah satunya terdapat pada sekitar kawasan
Selokan Mataram (Jl. Inspeksi Selokan Mataram). Dalam kajian penulisan ini area
objek studi yang dijadikan kasus adalah jalan Inspeksi Selokan Mataram dari
penggal Jl. Seturan sampai pada penggal Jl. Perumnas. Dari penggal tersebut
kemudian dicermati kembali kepadatan titik PKL pada kawasan tersebut, titik
PKL yang paling padat terdapat pada bagian tengah pada ruas jalan penggal Jl.
Seturan – Jl. Perumnas.
Gambar 1 : Area Studi KasusSumber : Software GOOGLE Earth v5.00
(proses editing oleh penulis)
B. Latar Belakang Permasalahan
Berdasarkan uraian diatas, keberadaan ruang aktivitas PKL (lokasi dan tata
fisik visual) pada Jalan Inspeksi Selokan Mataram bagi kegiatan informal yang
belum direncanakan, maka timbul permasalahan sebagai berikut :
1. Pedagang Kaki Lima berlokasi menggunakan ruang-ruang publik dan
menempati trotoar yang mengakibatkan timbulnya penurunan fungsi
trotoar sebagai jalur pejalan, karena seluruh ruang sirkulasi pejalan
digunakan oleh PKL.
KAJIAN PENGGUNAAN RUANG PUBLIK TERHADAP KENYAMANANAN PENGGUNA JALAN
3
2. Tidak tertatanya ruang aktivitas PKL, menimbulkan kondisi tata ruang
dualistik dan terkesan tidak teratur dan terkesan kumuh sehingga dapat
berpengaruh terhadap kenyamanan pengguna ruang publik.
3. Isu kunci dari perancangan pedestrian adalah menjaga keseimbangan
antara penggunaan pedestrian area dan fasilitas untuk kendaraan
bermotor3. Adanya PKL dan Activity Support-nya pada jalan Inspeksi
Selokan Mataram, berdampak pada penggunaan ruang publik serta
keseimbangan antara pengguna pedestrian dan pengguna kendaraan
bermotor.
C. Rumusan Permasalahan
Bagaimanakah kajian pola pemanfaatan ruang publik terhadap
kenyamanan pengguna jalan di kawasan Jl. Inspeksi Selokan Mataram Segmen Jl.
Seturan – Jl. Perumnas ?
D. Tujuan dan Sasaran
D.1 Tujuan
Tujuan penelitian adalah mengetahui tentang kajian penggunaan ruang
publik terhadap kenyamanan pengguna jalan, pada jalan Inspeksi Selokan
Mataram, khususnya Penggal Jl. Seturan – Jl. Perumnas.
D.2 Sasaran
Sasaran dari penelitian yang diharapkan bagi penulis adalah masukan dalam
meningkatkan kualitas pedestrian yang saling mendukung dengan fasilitas untuk
kendaraan bermotor dan sektor informal di sekelilingnya. Bagi pemerintah,
sebagai masukan untuk mengetahui upaya-upaya yang harus dilakukan dalam
mengembangkan dan meningkatkan kualitas pedestrian di sekitar Selokan
Mataram, dengan memperhatikan identifikasi karakter aktivitas dan lokasi para
pedagang kaki lima. Bagi masyarakat hasil penelitian ini dapat memberikan
3 Darmawan, Edy. Ruang Publik dalam Arsitektur Kota. Badan Penerbit Universitas Diponegoro : Semarang. 2009.
KAJIAN PENGGUNAAN RUANG PUBLIK TERHADAP KENYAMANANAN PENGGUNA JALAN
4
informasi tentang kajian penggunaan ruang publik terhadap kenyamanan
pengguna jalan, sehingga masyarakat dapat mengambil manfaatnya.
E. Metode Penelitian
E.1 Pelaksanaan Penelitian
Lokasi utama penelitian ini adalah area sekitar Selokan Mataram, Jl.
Inspeksi Selokan Mataram, yang mengambil segmen dari penggal Jl. Seturan –
penggal Jl. Perumnas, yang akan mengkaji bagaimana penggunaan ruang publik
terhadap kenyamanan pengguna jalan.
E.2 Metode yang Digunakan
Metode yang digunakan adalah metode deskriptif yang didasarkan pada
pertanyaan dasar bagaimana. Jadi penelitian deskriptif ini dimaksudkan untuk
menjelaskan kondisi tentang pola penggunaan ruang publik terhadap kenyamanan
para pengguna jalan di sekitar Selokan Mataram yang bersifat faktual secara sis-
tematis dan akurat.
E.2 Data Penelitian
Data penelitian ini lebih banyak menggunakan data primer yang diperoleh
secara langsung dari sumbernya, baik dengan menggunakan cara pengamatan di
lapangan, maupun menggunakan wawancara berupa pertanyaan terbuka. Data
yang di ambil adalah data yang mendukung pencapaian tujuan penelitian tentang
penggunaan ruang publik responden di lapangan, yaitu ; pedagang kaki lima,
konsumen dan pengguna ruang publik. Adapun penentuan kisi-kisi penelitian
bukan bermaksud memberikan batasan-batasan terhadap temuan di lapangan,
tetapi hanya sebatas sebagai acuan (guideline) dalam mencari data informasi,
sehingga alur penelitian dalam mencapai tujuan tidak bias dan meluas.
E.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:
1. Pengamatan. Pengamatan dilakukan langsung oleh peneliti terhadap kondisi
yang berkembang di lokasi studi dan dilakukan pula pengamatan terhadap
sikap dan perilaku pengguna ruang publik, baik dari pedagang, konsumen,
maupun pengguna jalan dalam menyikapi lingkungan pada lokasi objek studi.
KAJIAN PENGGUNAAN RUANG PUBLIK TERHADAP KENYAMANANAN PENGGUNA JALAN
5
Teknik observasi ini juga mengambil foto–foto sebagai bahan dokumentasi di
sekitar lokasi penelitian terkait kualitas area publik berupa foto-foto.
2. Wawancara / Interview. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi
dan opini atau pendapat dari responden langsung terkait respon terhadap
kualitas ruang publik dan kajian penggunaan. Teknik pengumpulan data ini
menggunakan lembar-lembar kuisioner yang nantinya dibagikan kepada para
responden.
3. Audio Visual / Visual Image. Audio visual adalah mengumpulkan atau
menangkap data / informasi yang dilakukan secara visual. Dilakukan dengan
menggunakan alat perekam atau kamera film dan lain-lain. Selanjutnya hasil
dari rekaman langsung diinterpretasikan oleh peneliti dengan melakukan
komentar terhadap hasil visualisasi tersebut. Hasil interpretasi ini digunakan
untuk mendapatkan informasi lain yang kemungkinan bisa berkembang
dilakukan.
4. Studi Kepustakaan. Dalam penelitian ini studi kepustakaan yang dilakukan
adalah mencari rujukan atas aturan-aturan yang berkaitan dengan kualitas
ruang publik, karakteristik aktifitas dan lokasi dari ruang publik, yang nantinya
akan digunakan sebagai acuan dalam penelitian.
E.5 Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Dalam penelitian kualitatif deskriptif, analisis data dilakukan secara terus
menerus sejak melakukan penelitian hingga penelitian selesai. Pengelolaan dan
analisis data dalam skema kerja penelitian kualitatif bersifat kontinyu, sejak
pencarian data dan informasi di lapangan hingga penyusunan laporan pasca
pengambilan data. Analisis Deskriptif Kualitatif dilakukan berdasarkan
pengamatan terhadap sumber data terkait, bersifat deskriptif, yaitu menyusun dan
menginterpretasikan data-data penelitian melalui uraian, penjelasan dan
pengertian-pengertian.
KAJIAN PENGGUNAAN RUANG PUBLIK TERHADAP KENYAMANANAN PENGGUNA JALAN
6