MRA PKL Seturan 01

10
PROPOSAL A. Latar Belakang Dalam perkembangannya, kota Yogyakarta dan sekitarnya mengalami pertumbuhan penduduk yang cukup pesat. Dengan predikat sebagai kota Pendidikan, kota Yogyakarta dan sekitarnya pun menjadi ladang subur pertumbuhan sekolah berbagai bidang studi. Salah satu pusat pertumbuhan sekolah dan perguruan tinggi adalah di perbatasan belahan Utara kota Yogyakarta dan belahan selatan Kabupaten Sleman. Berbagai perguruan tinggi berdiri di kota Yogyakarta dan menjadi tujuan pendidikan lulusan SLTA di berbagai wilayah Nusantara bahkan luar negeri untuk melanjutkan pendidikan tingginya di Yogyakarta dan sekitarnya. Banyaknya kampus tersebut ikut merangsang pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui penyediaan berbagai barang dan jasa dengan sasaran mahasiswa. Masuknya ribuan pendatang dari berbagai latar belakang budaya dan pertumbuhan ekonomi masyarakat di luar sektor pertanian membuat keberadaan Selokan Mataram terpinggirkan. Bahkan, seperti ciri masyarakat urban di berbagai kota yang bertumbuh di negara berkembang dan negara miskin lainnya, Selokan Mataram KAJIAN PENGGUNAAN RUANG PUBLIK TERHADAP KENYAMANANAN PENGGUNA JALAN 1

description

MRA PKL Seturan 01

Transcript of MRA PKL Seturan 01

Page 1: MRA PKL Seturan 01

PROPOSAL

A. Latar Belakang

Dalam perkembangannya, kota Yogyakarta dan sekitarnya mengalami

pertumbuhan penduduk yang cukup pesat. Dengan predikat sebagai kota

Pendidikan, kota Yogyakarta dan sekitarnya pun menjadi ladang subur

pertumbuhan sekolah berbagai bidang studi. Salah satu pusat pertumbuhan

sekolah dan perguruan tinggi adalah di perbatasan belahan Utara kota Yogyakarta

dan belahan selatan Kabupaten Sleman. Berbagai perguruan tinggi berdiri di kota

Yogyakarta dan menjadi tujuan pendidikan lulusan SLTA di berbagai wilayah

Nusantara bahkan luar negeri untuk melanjutkan pendidikan tingginya di

Yogyakarta dan sekitarnya. Banyaknya kampus tersebut ikut merangsang

pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui penyediaan berbagai barang dan jasa

dengan sasaran mahasiswa.

Masuknya ribuan pendatang dari berbagai latar belakang budaya dan

pertumbuhan ekonomi masyarakat di luar sektor pertanian membuat keberadaan

Selokan Mataram terpinggirkan. Bahkan, seperti ciri masyarakat urban di berbagai

kota yang bertumbuh di negara berkembang dan negara miskin lainnya, Selokan

Mataram di Yogyakarta dianggap tidak lebih sebagai sekadar tempat sampah. Hal

ini dapat dibuktikan dengan pengamatan di ruas Selokan Mataram yang dihimpit

oleh kelompok masyarakat yang sedang bertumbuh tersebut, yaitu mulai dari sisi

Barat jalan Raya Magelang hingga bagian paling Timur jalan Lingkar (Ring

Road) Utara. Di ruas inilah pertumbuhan kaum urban paling terlihat, begitu pun

dampaknya pada Selokan Mataram dan sungai-sungai alaminya seperti Kali

Winongo, Kali Code dan Kali Gajah Wong, Sampah plastik dan potongan

styrofoam kerap ditemukan mengambang di aliran air cokelat pekat.

KAJIAN PENGGUNAAN RUANG PUBLIK TERHADAP KENYAMANANAN PENGGUNA JALAN

1

Page 2: MRA PKL Seturan 01

Perkembangan sektor informal berupa PKL yang berada di sekitar

kawasan Selokan Mataram mengakibatkan terganggunya sendi-sendi kegiatan

kota, sehingga menyebabkan menurunnya kualitas lingkungan kota. Adanya PKL

menempati ruang-ruang publik mengakibatkan juga terjadinya perubahan fungsi

ruang tersebut. Contohnya pengurangan ruang terbuka hijau, pemanfaatan trotoar

oleh PKL yang mengganggu sirkulasi pejalan, pemanfaatan badan jalan oleh PKL

dapat menimbulkan kemacetan lalulintas, pemanfaatan kawasan tepi Selokan

Mataram dan ruang di atas saluran drainase oleh PKL mengakibatkan

terganggunya aliran air. Proses perencanaan tata ruang, sering kali belum

mempertimbangkan keberadaan dan kebutuhhan ruang untuk PKL pada produk

perencanaannya.

Ruang-ruang kota yang tersedia hanya difokuskan untuk kepentingan

kegiatan dan fungsi formal saja. Kondisi ini yang menyebabkan para pedagang

kaki lima menempati tempat-tempat yang tidak terencana dan tidak difungsikan

untuk mereka, seperti ruang-ruang publik untuk menjalankan usahanya.

Akibatnya mereka selalu menjadi obyek penertiban dan pemera-san para petugas

ketertiban serta menjadikan kota berkesan semrawut.

Ittelson dalam bukunya1, mengatakan lingkungan dapat mengundang atau

mendatangkan perilaku, Dalam hal ini lingkungan pendidikan dan pemukiman di

sekitar kawasan Selokan Mataram Yogyakarta akan menimbulkan perilaku untuk

memenuhi tuntutan akan pemenuhan kebutuhan mahasiswa dan masyarakat di

sekitar kawasan Selokan Mataram tersebut, dalam hal ini keberadaan PKL-lah

menjadi salah satu solusi akan hal tersebut. Kawasan Babarsari merupakan salah

satu kawasan pendidikan yang ada di Yogyakarta, setidaknya ada Sembilan

kampus yang berdiri di kawasan ini2. Keberadaan kampus-kampus tersebut turut

memacu pertumbuhan unit hunian sementara (rumah kos / rumah sewa) dan juga

sektor-sektor komersial dan informal yang turut mendukung dari sektor

pendidikan dan hunian yang berada pada kawasan tersebut.

1 Ittelson, William H., An Introduction to Environmental Psychology, Holt, Rinehart and Winston : California, 1974.

2 Biro Pusat Statistik DIY 2010.

KAJIAN PENGGUNAAN RUANG PUBLIK TERHADAP KENYAMANANAN PENGGUNA JALAN

2

Page 3: MRA PKL Seturan 01

Unit sektor informal yang berada di kawasan Babarsari perkembangannya

cukup pesat, dan perkembangan yang cukup pesat ini nantinya akan berdampak

pula terhadap pola penggunaan ruang publik dan kenyamanan para pengguna

jalan, hal ini dapat di cermati, salah satunya terdapat pada sekitar kawasan

Selokan Mataram (Jl. Inspeksi Selokan Mataram). Dalam kajian penulisan ini area

objek studi yang dijadikan kasus adalah jalan Inspeksi Selokan Mataram dari

penggal Jl. Seturan sampai pada penggal Jl. Perumnas. Dari penggal tersebut

kemudian dicermati kembali kepadatan titik PKL pada kawasan tersebut, titik

PKL yang paling padat terdapat pada bagian tengah pada ruas jalan penggal Jl.

Seturan – Jl. Perumnas.

Gambar 1 : Area Studi KasusSumber : Software GOOGLE Earth v5.00

(proses editing oleh penulis)

B. Latar Belakang Permasalahan

Berdasarkan uraian diatas, keberadaan ruang aktivitas PKL (lokasi dan tata

fisik visual) pada Jalan Inspeksi Selokan Mataram bagi kegiatan informal yang

belum direncanakan, maka timbul permasalahan sebagai berikut :

1. Pedagang Kaki Lima berlokasi menggunakan ruang-ruang publik dan

menempati trotoar yang mengakibatkan timbulnya penurunan fungsi

trotoar sebagai jalur pejalan, karena seluruh ruang sirkulasi pejalan

digunakan oleh PKL.

KAJIAN PENGGUNAAN RUANG PUBLIK TERHADAP KENYAMANANAN PENGGUNA JALAN

3

Page 4: MRA PKL Seturan 01

2. Tidak tertatanya ruang aktivitas PKL, menimbulkan kondisi tata ruang

dualistik dan terkesan tidak teratur dan terkesan kumuh sehingga dapat

berpengaruh terhadap kenyamanan pengguna ruang publik.

3. Isu kunci dari perancangan pedestrian adalah menjaga keseimbangan

antara penggunaan pedestrian area dan fasilitas untuk kendaraan

bermotor3. Adanya PKL dan Activity Support-nya pada jalan Inspeksi

Selokan Mataram, berdampak pada penggunaan ruang publik serta

keseimbangan antara pengguna pedestrian dan pengguna kendaraan

bermotor.

C. Rumusan Permasalahan

Bagaimanakah kajian pola pemanfaatan ruang publik terhadap

kenyamanan pengguna jalan di kawasan Jl. Inspeksi Selokan Mataram Segmen Jl.

Seturan – Jl. Perumnas ?

D. Tujuan dan Sasaran

D.1 Tujuan

Tujuan penelitian adalah mengetahui tentang kajian penggunaan ruang

publik terhadap kenyamanan pengguna jalan, pada jalan Inspeksi Selokan

Mataram, khususnya Penggal Jl. Seturan – Jl. Perumnas.

D.2 Sasaran

Sasaran dari penelitian yang diharapkan bagi penulis adalah masukan dalam

meningkatkan kualitas pedestrian yang saling mendukung dengan fasilitas untuk

kendaraan bermotor dan sektor informal di sekelilingnya. Bagi pemerintah,

sebagai masukan untuk mengetahui upaya-upaya yang harus dilakukan dalam

mengembangkan dan meningkatkan kualitas pedestrian di sekitar Selokan

Mataram, dengan memperhatikan identifikasi karakter aktivitas dan lokasi para

pedagang kaki lima. Bagi masyarakat hasil penelitian ini dapat memberikan

3 Darmawan, Edy. Ruang Publik dalam Arsitektur Kota. Badan Penerbit Universitas Diponegoro : Semarang. 2009.

KAJIAN PENGGUNAAN RUANG PUBLIK TERHADAP KENYAMANANAN PENGGUNA JALAN

4

Page 5: MRA PKL Seturan 01

informasi tentang kajian penggunaan ruang publik terhadap kenyamanan

pengguna jalan, sehingga masyarakat dapat mengambil manfaatnya.

E. Metode Penelitian

E.1 Pelaksanaan Penelitian

Lokasi utama penelitian ini adalah area sekitar Selokan Mataram, Jl.

Inspeksi Selokan Mataram, yang mengambil segmen dari penggal Jl. Seturan –

penggal Jl. Perumnas, yang akan mengkaji bagaimana penggunaan ruang publik

terhadap kenyamanan pengguna jalan.

E.2 Metode yang Digunakan

Metode yang digunakan adalah metode deskriptif yang didasarkan pada

pertanyaan dasar bagaimana. Jadi penelitian deskriptif ini dimaksudkan untuk

menjelaskan kondisi tentang pola penggunaan ruang publik terhadap kenyamanan

para pengguna jalan di sekitar Selokan Mataram yang bersifat faktual secara sis-

tematis dan akurat.

E.2 Data Penelitian

Data penelitian ini lebih banyak menggunakan data primer yang diperoleh

secara langsung dari sumbernya, baik dengan menggunakan cara pengamatan di

lapangan, maupun menggunakan wawancara berupa pertanyaan terbuka. Data

yang di ambil adalah data yang mendukung pencapaian tujuan penelitian tentang

penggunaan ruang publik responden di lapangan, yaitu ; pedagang kaki lima,

konsumen dan pengguna ruang publik. Adapun penentuan kisi-kisi penelitian

bukan bermaksud memberikan batasan-batasan terhadap temuan di lapangan,

tetapi hanya sebatas sebagai acuan (guideline) dalam mencari data informasi,

sehingga alur penelitian dalam mencapai tujuan tidak bias dan meluas.

E.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:

1. Pengamatan. Pengamatan dilakukan langsung oleh peneliti terhadap kondisi

yang berkembang di lokasi studi dan dilakukan pula pengamatan terhadap

sikap dan perilaku pengguna ruang publik, baik dari pedagang, konsumen,

maupun pengguna jalan dalam menyikapi lingkungan pada lokasi objek studi.

KAJIAN PENGGUNAAN RUANG PUBLIK TERHADAP KENYAMANANAN PENGGUNA JALAN

5

Page 6: MRA PKL Seturan 01

Teknik observasi ini juga mengambil foto–foto sebagai bahan dokumentasi di

sekitar lokasi penelitian terkait kualitas area publik berupa foto-foto.

2. Wawancara / Interview. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi

dan opini atau pendapat dari responden langsung terkait respon terhadap

kualitas ruang publik dan kajian penggunaan. Teknik pengumpulan data ini

menggunakan lembar-lembar kuisioner yang nantinya dibagikan kepada para

responden.

3. Audio Visual / Visual Image. Audio visual adalah mengumpulkan atau

menangkap data / informasi yang dilakukan secara visual. Dilakukan dengan

menggunakan alat perekam atau kamera film dan lain-lain. Selanjutnya hasil

dari rekaman langsung diinterpretasikan oleh peneliti dengan melakukan

komentar terhadap hasil visualisasi tersebut. Hasil interpretasi ini digunakan

untuk mendapatkan informasi lain yang kemungkinan bisa berkembang

dilakukan.

4. Studi Kepustakaan. Dalam penelitian ini studi kepustakaan yang dilakukan

adalah mencari rujukan atas aturan-aturan yang berkaitan dengan kualitas

ruang publik, karakteristik aktifitas dan lokasi dari ruang publik, yang nantinya

akan digunakan sebagai acuan dalam penelitian.

E.5 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Dalam penelitian kualitatif deskriptif, analisis data dilakukan secara terus

menerus sejak melakukan penelitian hingga penelitian selesai. Pengelolaan dan

analisis data dalam skema kerja penelitian kualitatif bersifat kontinyu, sejak

pencarian data dan informasi di lapangan hingga penyusunan laporan pasca

pengambilan data. Analisis Deskriptif Kualitatif dilakukan berdasarkan

pengamatan terhadap sumber data terkait, bersifat deskriptif, yaitu menyusun dan

menginterpretasikan data-data penelitian melalui uraian, penjelasan dan

pengertian-pengertian.

KAJIAN PENGGUNAAN RUANG PUBLIK TERHADAP KENYAMANANAN PENGGUNA JALAN

6