MPK(manajemen implementasi krklm)-print

28
MAKALAH MANAJEMEN IMPLEMENTASI KURIKULUM Untuk memenuhi tugas matakuliah Manajemen Pendidikan Kejuruan yang dibimbing oleh Bpk. Tri Admadji S OLEH: BAIHAQIE NDARU 109533423250 RIRIS NESWANTARA 209533420397 UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

Transcript of MPK(manajemen implementasi krklm)-print

Page 1: MPK(manajemen implementasi krklm)-print

MAKALAH MANAJEMEN IMPLEMENTASI KURIKULUM

Untuk memenuhi tugas matakuliah

Manajemen Pendidikan Kejuruan

yang dibimbing oleh Bpk. Tri Admadji S

OLEH:

BAIHAQIE NDARU 109533423250

RIRIS NESWANTARA 209533420397

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA

MARET 2011

Page 2: MPK(manajemen implementasi krklm)-print

BAB I

A. Pendahuluan

Tujuan pendidikan Nasional di Indonesia tentu saja bersumber pada pandangan

dan cara hidup manusia Indonesia , yakni Pancasila.Sebagai implikasi dari nilai-nilai

filsafat pancasila yang dianut bangsa Indonesia , dicerminkan dalam rumusan tujuan

pendidikan nasional seperti terdapat dalam UU no.20 tahun 2003, yaitu:Pendidikan

nasional berdasarkan pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia

tahun 1945 .Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa , bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi

manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa , berakhlak mulia ,

sehat , berilmu cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis

serta bertanggung jawab (pasal 2 dan 3)

Menurut Tyler (1946) , Taba (1963) Tanner dan Tanner (1984) menyatakan

tuntutan masyarakat adalah salah satu dasar dalam pengembangan kurikulum . Calhoun ,

Light dan Keller (1997) memaparkan tujuh fungsi social pendidikan , yaitu : (1) mengajar

keterampilan , (2) mentransmisikan budaya , (3) mendorong adaptasi lingkungan , (4)

membentuk kedisiplinan, (5) mendorong adaptasi lingkungan (4) membentuk

kedisiplinan , (5) mendorong bekerja kelompok (6) meningkatkan perilaku etik dan (7)

memilih bakat dan memberi penghargaan prestasi

Tujuan pendidikan pada dasarnya merupakan rumusan yang komprehensif

mengenai apa yang harusnya dicapai . Herbert Spencer dalam Nasution (1982)

mengungkapkan lima kajian sebagai sumber dalam merumuskan tujuan pendidikan ,

yaitu :

1. Self-Preservation :individu harus dapat saling menjaga kelangsungan hidupnya

dengan sehat , mencegah penyakit , hidup secara teratur

2. Securing the necssitties of life : individu harus sanggup mencari nafkah dan

memenuhi kebutuhan hidup dengan melakukan suatu pekerjaan

3. Reaning of family : individu harus mampu menjadi ibu atau bapak dan sanggup

bertanggung jawab terhadap pendidikan anaknya dan kesejahteraan keluarganya

Page 3: MPK(manajemen implementasi krklm)-print

4. Enjoying proper social and political relationships : individu harus sanggup

memanfaatkan waktu senggangnya dengan memilih kegiatan kegiatan yang

menyenangkan dan menambah kenikmatan dan kegairahan hidup

Landasan pengembangan kurikulum tidak hanya dipergunakan bagi para

penyusun kurikulum (makro) atau kurikulum tertulis yang sering dipahami dan dijadikan

dasar pertimbangan oleh para pelaksana kurikulum (mikro) yaitu para guru , kepala

sekolah, pengawas pendidikan dan pihak pihak lain yang terkait dengan tugas tugas

pengelolaan pendidikan sebagai bahan untukdijadikan instrument dalam melakukan

pembinaan terhadap implemntasi kurikulum disetiap jenis dan jenjang pendidikan /

persekolahan

Robert S. Zais (1976) mengemukakan empat landasan, yaitu: philosophy and the

nature of knowledge, society and culture, the individual, dan learning theory. Dengan

berpedoman pada empat landasan tersebut dibuatlah model yang disebut "An eclectic

model of the curriculum and it foundations"

Suatu kurikulum dengan berbagai komponennya yang terdiri atas tujuan (aims,

goals, objectives), isi/bahan (content), aktivitas belajar (learning activities), dan evaluasi,

agar memiliki tingkat relevansi dan fleksibilitas yang tinggi/memadai perlu ditopang oleh

berbagai landasan (foundations). Landasan-landasan tersebut yaitu: landasan filosofis

sebagai landasan utama, epistemologi (sifat-sifat pengetahuan), masyarakat dan

kebudayaan, individu (siswa), dan teori-teori belajar.Senada dengan pendapat Zais di

atas, Ralph W. Tyler (dalam Ornstein, 1988) mengemukakan pandangan yang erat

kaitannya dengan beberapa aspek yang melandasi suatu kurikulum (dalam hal ini disebut

schoolpurposes)

Berdasarkan hasil studi dari beberapa sumber, secara umum terdapat empat aspek

pokok yang mendasari pengembangan kurikulum tersebut, yaitu landasan filosofis,

psikologis, sosial-budaya, dan perkembangan ilmu pengetahuan/teknologi

Page 4: MPK(manajemen implementasi krklm)-print

BAB II

A. Konsep Dasar

1. Pengertian Manajemen Kurikulum

Manajemen kurikulum adalah sebagai suatu sistem pengelolaan kurikulum yang

kooperatif, komprehensif, sistemik, dan sistematik dalam rangka mewujudkan

ketercapaian tujuan kurikulum. Dalam pelaksanaannya, manajemen kurikulum harus

dikembangkan sesuai dengan konteks KBKdan KTSP . Oleh karena itu, otonomi

yang diberikan pada lembaga pendidikan atau sekolah dalam mengelola kurikulum

secara mandiri dengan memprioritaskan kebutuhan dan ketercapaian sasaran dalam

visi dan misi lembaga pendidikan atau sekolah tidak mengabaikan kebijaksanaan

nasional yang telah ditetapkan.

Keterlibatkan masyarakat dalam manajemen kurikulum dimaksudkan agar dapat

memahami, membantu dan mengontrol implementasi kurikulum, sehingga lembaga

pendidikan atau sekolah selain dituntut kooperatif juga mampu mandiri dalam

mengidentifikasi kebutuhan kurikulum, mendesain kurikulum, menentukan prioritas

kurikulum, melaksanakan pembelajaran, menilai kurikulum, mengendalikan serta

melaporkan sumber dan hasil kurikulum baik kepada masyarakat maupun pada

pemerintah.

2. Ruang Lingkup Manajemen Kurikulum

Ruang lingkup manajemen kurikulum meliputi perencanaan , pelaksanaan dan

penilaian kegiatan kurikulum . Pada tingkat sekolah kegiatan kurikulum lebih

mengutamakan untuk merealisasikan dan merelevansikan antara kurikulum nasional

(standar kompetensi / kompetensi dasar)dengan kebutuhan daerah dan kondisi

sekolah yang bersangkutan sehingga kurikulum tersebut merupakan kurikulum yang

integritas dengan peserta didik maupun lingkungan.

3. Prinsip dan Fungsi Manajemen Kurikulum

Terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam melaksanakan manajemen

kurikulum di antaranya :

Page 5: MPK(manajemen implementasi krklm)-print

- Produktivitas, hasil yang akan diperoleh dalam kegiatan kurikulum merupakan

aspek yang harus dipertimbangkan dalam manajemen kurikulum. Pertimbangan

bagaimana agar peserta didik dapat mencapai hasil belajar sesuai dengan tujuan

kurikulum harus menjadi sasaran dalam menejemen kurikulum.

- Demokratisasi, pelaksanaan manajemen kurikulum harus berasaskan pada

demokrasi yang menempatkan pengelola, pelaksana dan subjek didik pada posisi

yang seharusnya dalam melaksanakan tugas dengan penuh tanggungjawab untuk

mencapai tujuan kurikulum.

- Kooperatif, untuk memperoleh hasil yang diharapkan dalam kegiatan manajemen

kurikulum perlu adanya kerjasama yang positif dari berbagai pihak yang terlibat.

- Efektifivitas dan efesiensi, rangkaian kegiatan manajemen kurikulum harus

mempertimbangkan efektivitas dan efesiensi untuk mencapai tujuan kurikulum,

sehingga kegiatan manajemen kurikulum tersebut memberikan hasil yang berguna

dengan biaya, tenaga dan waktu yang relatif singkat.

- Mengarahkan visi, misi dan tujuan yang ditetapkan dalam kurikulum, proses

manajemen kurikulum harus dapat memperkuat dan mengarahkan visi, misi dan

tujuan kurikulum.

Selain prinsip-prinsip tersebut juga perlu mempertimbangkan kebijaksanan

pemerintah maupun Departemen Pendidikan Nasional, seperti UUSPN No20 tahun

2003, kurikulum pola nasional, pedoman penyelenggaraan program, kebijaksanaan

penerapan MBS, kebijaksanaan penerapan KBK, keputusan dan peraturan pemerintah

yang berhubungan dengan lembaga pendidikan atau jenjang/jenis sekolah yang

bersangkutan. Dalam proses pendidikan perlu dilaksanakan manajemen kurikulum

untuk memberikan hasil kurikulum yang lebih efektif, efesien dan optimal dalam

memberdayakan berbagai sumber maupun komponen kurikulum. Ada beberapa

fungsi dari manajemen kurikulum di antaranya :

1) Meningkatkan efesiensi pemanfaatan sumber daya kurikulum, pemberdayaan

sumber maupun komponen kurikulum dapat ditingkatkan melalui pengelolaan yang

terencana dan efektif.

Page 6: MPK(manajemen implementasi krklm)-print

2) Meningkatkan keadilan (equity) dan kesempatan pada siswa untuk mencapai hasil

yang maksimal, kemampuan yang maksimal dapat dicapai peserta didik tidak hanya

melalui kegiatan intarkurikuler, tetapi juga perlu melalui kegiatan ekstra dan

kokurikuler yang dikelola secara integritas dalam mencapai tujuan kurikulum.

3) Meningkatkan relevansi dan efektivitas pembelajaran sesuai dengan kebutuhan

peserta didik maupun lingkungan sekitar peserta didik, kurikulum yang dikelola

secara efektif dapat memberikan kesempatan dan hasil yang relevan dengan

kebutuhan peserta didik maupun lingkungan sekitar.

4) Meningkatkan efektivitas kinerja guru maupun aktivitas siswa dalam mencapai

tujuan pembelajaran, dengan pengelolaan kurikulum yang profesional, efektif dan

terpadu dapat memberikan motivasi pada kinerja guru maupun aktivitas siswa dalam

belajar.

5) Meningkatkan efesiensi dan efektivitas proses belajar mengajar, proses

pembelajaran selalu dipantau dalam rangka melihat konsistensi antara desain yang

telah direncanakan dengan pelaksanaan pembelajaran. Dengan demikian

ketidaksesuaian antara desain dengan implementasi dapat dihindarkan. Di samping

itu, guru maupun siswa selalu termotivasi untuk melaksanakan pembelajaran yang

efektif dan efesien, karena adanya dukungan kondisi positif yang diciptakan dalam

kegiatan pengelolaan kurikulum.

6) Meningkatkan partisipasi masyarakat untuk membantu mengembangkan

kurikulum, kurikulum yang dikelola secara profesional akan melibatkan masyarakat

khususnya dalam mengisi bahan ajar atau sumber belajar perlu disesuaikan dengan

ciri khas dan kebutuhan pembangunan daerah setempat.

4. Komponen-Komponen Manajemen Kurikulum

Dalam komponen kurikulum ada hal yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan,

yaitu: a. tujuan yang ingin dicapai, b. materi yang perlu disiapkan untuk mencapai

tujuan, c. susunan materi/pengalaman belajar dan d. evaluasi apakah tujuan yang

ditetapkan tercapai(Tyler,1949).

Komponen yang satu dengan yang lain saling berkaitan dan membentuk satu kesatuan

yang tidak bisa dipisahkan.

Page 7: MPK(manajemen implementasi krklm)-print

Bagan diatas menggambarkan bahwa system kurikulum terbentuk oleh komponen-

komponen yang menyatu menjadi suatu kesatuan system yang menjadikan saling

keterkaitan antara satu komponen dengan komponen lain dan tidak dapat dipisahkan,

apabila salah satu komponen terganggu atau tidak berkaitan maka system kurikulum

pun akan terganggu juga.

a. Komponen Tujuan

Tujuan kurikulum mengacu kearah pencapaian tujuan pendidikan nasional,

ditetapkan dalam UU No. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Kurikulum menyediakan kesempatan yang luas bagi peserta didik untuk mengalami

proses pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional khususnya dan

menciptakan SDM yang berkualitas umumnya.Secara makro tujuan pendidikan

nasional bertujuan membentuk organisasi pendidikan bersifat otonom sehingga

mampu melaksanakan inovasi untuk menuju lembaga yang beretika, menggunakan

nalar, social yang positif dan SDM yang tangguh.Secara mikro pendidikan nasional

bertujuan membentuk manusia yang beriman dan bertakwa kepada

Tuhan,selanjutnya bertanggung jawab dan berbudi pekerti yang luhur.

Zais (1976), mengandaikan tujuan sebagai target, makin dekat target itu maka makin

mudah dibidik. Tujuan yang dekat dan spesifik itu dengan mudah dapat dicapai guru

waktu pelajaran berlangsung, ini disebut tujuan intruksional.Jadi, tujuan umum

menyangkut hasil proses umum pendidikan seperti berbudi pekerti luhur. Tujuan

umum dijabarkan menjadi tujuan institusional yang mengacu pada tujuan institusi

(sekolah). Tujuan instisusional dijabarkan menjadi tujuan bidang studi tertentu yaitu

tujuan kurikuler. Tujuan kurikuler dijabarkan menjadi lebih spesifik lagi yaitu tujuan

EVALUASI ISI

TUJUAN

METODE

Page 8: MPK(manajemen implementasi krklm)-print

instruksional.

Sebelum memahami istilah tujuan ada dua istilah utama yang harus di pahami yaitu

“Goals” dan “Objectives”. Goals cenderung lebih menekankan pada tujuan yang

bersifat umum dan belum bisa diukur dalam asfek perubahan perilaku peserta didik.

Objectives cenderung mengarah pada pemahaman mengenai tujuan yang sudah

dapat diukur dalam asfek perubahan perilaku peserta didik.

Hirarki tujuan pendidikan dan pembelajaran:

1.    Tujuan Pendidikan Nasional

2.    Tujuan Institusional

3.    Tujuan Kurikuler

4.    Tujuan Pembelajaran Umum

5.    Tujuan Pembelajaran Khusus

Kaitan Tujuan-tujuan Pendidikan

Menurut Bloom, dengan bukunya Taxonomy of Educational Objectives terbitan

1965, bentuk perilaku sebagai tujuan yang harus dirumuskan dapat digolongkan

kedalam 3 domain, yaitu:

1.    Domain Kognitif

Kognitif adalah tujuan pendidikan yang berhubungan dengan kemampuan

intelektual seperti mengingat dan memecahkan masalah. Domain kognitif terbagi

menjadi 6 tingkatan yaitu; pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension),

penerapan (application), analisa, sintesis dan evaluasi.

2.    Domain Afektif

Afektif berkenaan dengan sikaf, nilai-nilai dan afresiasi. Domain ini memiliki

tingkatan, yaitu; penerimaan, merespon, menghargai, mengorganisasi dan

karakterisasi nilai.

3.    Domain Psikomotor

Psikomotor adalah tujuan yang berhubungan dengan kemampuan keterampilan atau

skill seseorang. Dan tingkatannya yaitu ; persepsi (perception), kesiapan, meniru

(imitation), membiasakan (habitual), menyesuaikan (adaption) dan menciptakan

(organization).

Page 9: MPK(manajemen implementasi krklm)-print

b. Komponen Materi

Materi kurikulum pada hakekatnya adalah isi kurikulum yang dikembangkan dan

disusun dengan prinsip-prinsip sebagai berikut :

1)    Materi kurikulum berupa bahan pelajaran terdiri dari bahan kajian atau topik-

topik pelajaran yang dapat dikaji oleh siswa dalam proses pembelajaran.

2)    Mengacu pada pencapaian tujuan setiap satuan pelajaran.

3)    Diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

Isi / materi kurikulum hakikatnya adalah semua kegiatan dan pengalaman yang

dikembangkan dan disusun untuk mencapai tujuan pendidikan. Secara umum isi

kurikulum itu dapat dikelompokan menjadi :

a.    Logika, yaitu pengetahuan tentang benar salah berdasarkan prosedur

keilmuan.

b.    Etika, yaitu pengetahuan tentang baik buruk, nilai dan moral.

c.    Estetika, pengetahuan tentang indah-jelek, yang ada nilai seninya.

Pengembangan materi kurikulum harus berdasarkan prinsif-prinsif sebagai

berikut:

a.    Mengandung bahan kajian yang dapat dipelajari siswa dalam pembelajaran.

b.    Berorientasi pada tujuan, sesuai dengan hirarki tujuan pendidikan.

Hilda Taba (1962:267), kriteria untuk memilih isi materi kurikulum yaitu :

a.    Materi harus sahih dan signifikan, artinya menggambarkan pengetahuan

mutakir.

b.    Relevan dengan kenyataan social dan kultur agar anak lebih memahaminya.

c.    Materi harus seimbang antara keluasan dan kedalaman.

d.    Materi harus mencakup berbagai ragam tujuan.

e.    Sesuai dengan kemampuan dan pengalaman peserta didik.

f.    Materi harus sesuai kebutuhan dan minat peserta didik.

Banyak kegagalan dalam komponen ini karena guru tidak bisa memberikan

pengalaman belajar pada peserta didiknya. Cara untuk mewujudkan pengalaman

peserta didik adalah dengan merancang dan menjabarkan materi pelajaran menjadi

Page 10: MPK(manajemen implementasi krklm)-print

berbagai kegiatan belajar. Menurut Taba (1062), kegiatan belajar menimbulkan

pengalaman belajar (Taba, 1962).

c. Komponen Metode

Metode adalah cara yang digunakan untuk menyampaikan materi ajar dalam

mencapai tujuan kurikulum. Metode lebih menekankan pada kegiatan guru dan

disebut dengan istilah lain strategi pembelajaran.Bagaimanapun idealnya tujuan

tidak akan berhasil tanpa strategi. Strategi meliputi rencana metode dan perangkat

kegiatan yang direncanakan untuk mecapai tujuan tertentu. T. Rakajoni mengartikan

strategi pembelajaran sebagai pola dan urutan umum perbuatan dosen-mahasiswa

dalam mewujudkan kegiatan belajar mengajar untuk mecapai tujuan yang telah

ditentukan.Perlu diperhatikan; Pertama, strategi pembelajaran merupakan rencana

tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk pemanfaatan metode dan pemanfaatan

berbagai sumber daya dalam pembeajaran. Kedua, strategi disusun untuk tujuan

tertentu. Jadi metode adalah upaya untuk mengimplementasikan rencana yang sudah

disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal.

Maka itu satu strategi dapat digunakan beberapa metode.

Metode pmbelajaran mempunyai fungsi penting dalam kurikulum. Karena itu

penyusunannya harus berdasarkan analisis tugas yang mengacu pada tujuan

kurikulumdan berdasarkan perilaku awal siswa (entry behavior).

Dalam kajian ini ada 3 alternatif pendekatan yang dapat digunakan yaitu :

1.   Pendekatan yang berpusat pada mata pelajaran (subject oriented).

2.   Pendekatan yang berpusat siswa (student oriented).

3.   Pendekatan yang berorientasi pada kehidupan masyarakat (social oriented).

Landasan dalam tolak ukur untuk pemakaian jenis metode yaitu bahwa “ tidak ada

metode satupun yang dapat dikatakan lebih baik, namun metode pembelajaran

hendaknya bersipat multi metode”. Untuk memilih metode perlu pendekatan sebagai

pedoman, ada beberapa pendekatan yaiti; Pendekatan Heuristik, adalah pendekatan

yang sifatnya menyampaikan informasi termasuk metode ceramah dan sejenisnya.

Pendekatan Ekspositorik, yaitu pendekatan yang sifatnya praktek, termasuk

Page 11: MPK(manajemen implementasi krklm)-print

percobaan, observasi, discovery inquiri dan sejenisnya.Rowntree (1974), strategi

pembelajaran dibagi atas Strategi Exposition dan Discovery Learning; serta strategi

Groups dan individual learning. Dalam exposition, bahan ajar sudah dikemas

sedemikian rupa sehingga mahasiswa tinggal menguasai saja dan metode yang

banyak digunakan adalam ceramah. Dalam discovery learning, bahan ajar tidak

dikemas dalam bentuk yang sudah jadi, tetapi mahasiawa harus kreativ secara

penuh, mencari dan mengumpulkan informasi, membandingkan, menganalisa, dan

sebagainya maka itu metode yang sering dipakai adalah metode pemecahan masalah.

d. Komponen Organisasi Kurikulum

Komponen organiasi berkaitan dengan bagaimana materi disusun (diorganisasikan)

sehingga peserta didik memperoleh pengalaman belajar untuk mencapai tujuan.

Organisasi materi dan pengalaman belajar memiliki dua dimensi : horizontal dan

vertikal. Organisasi horizontal menyangkut ruang lingkup dan keterpaduan dari

keseluruhan materi. Organisasi horizontal merupakan kaitan antara satu mata

pelajaran dengan pelajaran lain pada kelas yang sama. Organisasi vertikal mencakup

urutan dan kesinambungan materi pelajaran berupa hubungan

longitudinal/pengalaman belajar peserta didik.

Beberapa jenis organisasi kurikulum yaitu:

1.    Mata pelajaran terpisah-pisah (isolated subject).

Kurikulum terdiri dari sejumlah mata pelajaran yang terpisah-pisah sendiri-sendiri

tanpa ada hubungan dengan mata pelajaran lain. Diberikan waktu tertentu tanpa

melihat perbedaan siswa semua dipandang sama.

2.    Mata pelajaran berkorelasi (correlated).

Korelasi berpungsi untuk mengurangi kelemahan-kelemahan akibat pemisahan mata

pelajaran.

3.    Bidang studi (broad field).

Page 12: MPK(manajemen implementasi krklm)-print

Organisasi kurikulum berupa pengumpulan  beberapa mata pelajaran dan

mengkorelasikan beberapa mata pelajaran dan sejenis yang memiliki ciri-ciri yang

sama dan difungsikan disatu bidang mata pelajaran.

4.    Program yang berpusat pada anak (child centered).

Program yang menitikberatkan pada kegiatan-kegiatan siswa, bukan pada mata

pelajaran.

5.    Inti masalah (core programs).

Core program adalah program berupa unit-unut masalah, dimana masalah diambil

dari suatu mata ajar tertentu, disini bermaksud untuk dapat memecahkan masalah.

6.    Eclectic program

Yaitu suatu program mencari keseimbangan antara organisasi kurikulum yang

terpusat pada mata ajar dan peserta didik.

Ada 5 kriteria organisasi materi pelajaran / pengalaman belajat yaitu :

a.    Kriteria ruang lingkup, mencakup materi dan pengalaman belajar. Menyangkut

jawaban atas pertanyaan : “materi dan pengalaman belajar apa yang harus diajarkan?

Berapa jauh ruang lingkup dan organisasi materi itu harus ditetapkan untuk

mencapai tujuan?”

b.    Kriteria integrasi menyangkut mata pelajaran yang satu dengan mata pelajaran

yang lain yang terkait. Bertujuan untuk membantu peserta didik melihat kesatuan

yang ada antara semua materi pelajaran yang terkait.

c.    Kriteria urutan menyangkut usaha untuk menghasilkan belajar kumulatif dan

berkelanjutan secara vertikal.

d.    Kriteria kontinuitas, menyangkut hubungan vertikal materi/kegiatan belajar.

Umpama untuk mengembangkan kemampuan menulis, guru memberikan

kesempatan kepada siswa untuk latihan terus-menerus dan berulang-ulang.

e.    Kriteria keseimbangan, memperhatikan agar ada tekanan yang seimbang pada

semua asfek yang ada. Keseimbangan dicapai kalau semua peserta didik

berkesempatan memahami materi, baik pada asfek personal, sosial maupun

intelektual.

Page 13: MPK(manajemen implementasi krklm)-print

e. Komponen Evaluasi

Evaluasi merupakan komponen untuk melihat efektifitas pencapaian tujuan. Dalam

konteks kurikulum evaluasi dapat berfungsi untuk mengetahui apakah tujuan yang

telah ditetapkan telah tercapai atau belum, juga digunakan sebagai umpan balik

dalam perbaikan strategi yang ditetapkan. Evaluasi merupakan salah satu komponen

kurikulum, dengan evaluasi dapat diperoleh informasi yang akurat tentang

penyelenggaraan pembelajaran, keberhasilah siswa, guru dan proses pembelajaran

itu sendiri. Berdasarkan hasil evaluasi dapat dibuat keputusan kurikulum itu sendiri,

pembelajaran, kesulitan dan upaya bimbingan yang diperlukan. Aspek yang dinilai

bertitik tolak dari tujuan yang akan dicapai. Sedangkan jenis penilaian tergantung

pada tujuan diselenggarakannya penilaian itu sendiri. Jenis-jenis penilaian meliputi :

a) Penilaian awal pembelajaran

b) Penilaian proses pembelajaran

c) Penilaian akhir pembelajaran.

Persyaratan suatu instrument penilaian adalah aspek validitas, realiabilitas,

obyektivitas, kepraktisan dan pembedaan. Penilaian harus bernilai objektif, dilakukan

berdasarkan tanggung jawab kelompok guru, rencana terkait dengan pelaksanaan

kurikulum sesuai tujuan dan materi kurikulum dengan alat ukur yang handal dan

mudah dilaksanakan serta memberikan hasil yang akurat

Dalam evaluasi dapat dukelompokan kedalam dua jenis yaitu:

1. Tes

Tes biasanya digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam asfek kognitif.

Tes memiliki dua kriteria yaitu tes memiliki tingkat validitas seandainya dapat

mengukur yang hendak diukur. Kedua memiliki tingkat reliabilitas/kendalan jika

tes tersebut bisa menghasilkan informasi yang konsisten. Tes berdasarkan jumlah

peserta dibedakan jadi tes kelompok yaitu dilakukan terhadap sejumlah siswa

secara bersama-sama dan tes individu adalah tes yang dilakukan kepada seorang

individu secara perorangan.

Page 14: MPK(manajemen implementasi krklm)-print

Tes dilihat dari cara penyusunannya yaitu tes buatan guru yaitu untuk

menghasilkan informasi yang dibutuhkan oleh guru bersangkutan dan tes standar

adalah tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dan memprediksi

kemampuan siswa pada masa yang akan datang.

Tes dilihat dari pelaksanaannya dibedakan menjadi tes tertulis adalah dengan cara

siswa menjawab sejumlah soal secara tertulis dan tes lisan adalah tes yang

dilakukan langsung komunikasi dengan siswa secara verbal.

2. Non Tes

Non tes adalah alat evaluasi yang biasanya digunakan untuk asfek tingkah laku

termasuk sikap, minat dan motivasi. Beberapa jenis non tes yaitu :

a. Observasi

Observasi adalah penilaian dengan cara mengamati tingkah laku pada situasi

tertentu. Observasi dibedakan jadi observasi partisipatif yaitu dimana

observer ikut kedalam objek yang sedang dia observasi. Observasi non

partisipatif yaitu observasi yang dilakukan dengan cara observer murni

sebagai pengamat.

b. Wawancara Wawancara

adalah komunikasi langsung antara pewawancara dan yang diwawancarai.

Ada dua jenis wawancara yaitu wawancara langsung apabila pewawancara

melakukan komunikasi dengan subjek yang akan dievaluasi. Wawancara

tidak langsung apabila pewawancara mengumpulkan data subjek melalui

perantara.

c. Studi kasus

Studi kasus dilaksanakan untuk mempelajari individu dalam periode tertentu

secara terus menerus.

d. Skala Penilaian

Skala penilaian/rating acale adalah salah satu alat penilaian dengan

mengunakan alat yang telah disusun dari yang negatif sampai positif,

sehingga pada skala tersebut penilai tunggal membubuhi tanda.

Page 15: MPK(manajemen implementasi krklm)-print

B. Kasus

Secara administratif pengelolaan kurikulim sangat terkait dengan pekerjaan guru dan

kepala sekolah. Pengelolaan kurikulum secara administratif ditujukan untuk menunjang

ketercapaian tujuan kurikulum lebih efektif, baik dalam tujuan pembelajaran maupun

tujuan sekolah. Pengelolaan kurikulum dilakukan melalui empat tahap, yaitu tahap

perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi serta pengendalian.

1. Tahap perencanaan

Tahap perencanaan adalah tahap menentukan apa yang akan dilakukan oleh sekolah (guru dan kepala sekolah). Dalam tahapan perencanaan beberapa hal yang harus dilakukan adalah mempelajari Standar kompetensi dan kompetensi dasar (SK-KD) untuk setiap mata pelajaran dan menjabarkannya kedalam silabus, menyusun kalender akademik, menyusun program tahunan, menyusun program semesteran, menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), satuan kegiatan harian (SKH), atau satuan layanan (Satlay). Hasil dari tahapan ini adalah dokumen-dokumen administratif yang merupakan pedoman bagi guru dalam melaksanakan KBM. Karenanya kepala sekolah perlu meluangkan waktu secara khusus untuk memeriksa secara cermat untuk memberikan penilaian dan umpan balik apabila ada yang perlu diperbaiki atau ditambahkan.

2. Tahap Pengorganisasian dan Koordinasi

Pengorganisasian merupakan tahapan untuk mengalokasikan berbgai sumber daya

yang dimiliki sekolah untuk mendukung keterlaksanaan kurikulum yang telah

direncanakan. Sumber daya yang dimaksud dilakukan dalam bentuk penjadwalan

yang setidaknya meliputi jenjang kelas, semester, mata pelajaran, guru,ruangan, dan

waktu. Hasilnya adalah jadwal KBM. Dalam tahap ini yang perlu diperhatikan

kepala sekolah adalah :

a. Kalender akademikdisusun berdasarkan rencana program kegiatan yang akan

berlangsung di sekolah selama setahun kedepan

b. Penyusunan jadwal pelajaran didasarkan pada kepada kewajiban guru mengajar

5 hari/minggu

c. Pengaturan tugas dan kewajiban guru dilandasi oleh kebersamaan , keadilan dan

tidak menimbulkan permasalahan

Page 16: MPK(manajemen implementasi krklm)-print

d. Program kegiatan sekolah di susun berdasarkan kebutuhan nyata untuk

meningkatkan , mengembangkan dan memajukan sekolah

3. Tahap Pelaksanaan

Proses pelaksanaan kurikulum merupakan tahapan inti, yaitu tahap dimana rencana

yang telah disusun diimplementasikan. Pada tahap ini kepala sekolah dan guru

memiliki peran strategis. Sebagus-bagusnya rencana pembelajaran dan penjadwalan

dibuat, namun apabila pelaksanaannya menyalahi rencana yang dibuat atau

melenceng dari rencana maka akan sia-sia saja rencana yang sudah dibuat. Artinya

keberhasilan kurikulum pada intinya akan ditentukan oleh kebermutuan guru dan

kepala sekolah dalam menguasai bidangnya masing-masing.

4. Tahap evaluasi dan pengendalian

Tahap evaluasi dan pengendalian adalah tahapan yang mencoba melihat

ketercapaian pelaksanaan kurikulum dalam mencapai tujuannya. Apabila

pelaksanaan kurikulum belum mencapai tujuan yang ditetapkan, maka langkah

selanjutnya diadakan pengendalian melalui perbaikan atau peningkatan. Proses ini

apabila dilakukan secara akurat dan ajeg (berkesinambungan) akan menghasilkan

jaminan mutu terhadap lulusan yang berkualitas.

Permasalahan yang sering muncul dan harus dipecahkan oleh kepala sekolah dan guru

dalam manajemen kurikulum adalah (1) sejauhmana kepala sekolah dan guru memahami

tugasnya dalam manajemen kurikulum? (2) sejauhmana kepala sekolah memberikan arahan

dan bimbingan kepada guru- guru untuk membuat, menyusun, mengimplementasikan dan

mengembangkan kurikulum yang berorientasi pada pencapaian tujuan pesantren/sekolah?

(3) sejauh mana kurikulum yang diimplementasikan dapat menghasilkan lulusan yang

memiliki keunggulan dan daya saing. Apabila pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat

dipecahkan, maka tujuan Persis untuk mewujudkan organisasi pembaharu melalui

penyediaan para pendakwah untuk disebar kepada masyarakat, bukanlah suatu angan-

angan.

Page 17: MPK(manajemen implementasi krklm)-print

BAB III

A. Kesimpulan

Manajemen kurikulum adalah sebagai suatu sistem pengelolaan kurikulum yang

kooperatif, komprehensif, sistemik, dan sistematik dalam rangka mewujudkan

ketercapaian tujuan kurikulum. Pelakasanaannya dapat terintegritas dan mendukung

terhadap penerapan MBS dan KBK dalam rangka menghasilkan lulusan yang

memiliki kemampuan integritas. Implementasi manajemen kurikulum harus

memperhatikan prinsip-prinsip dan landasan kebijaksanaan pemerintah atau

Departemen Pendidikan nasional yang terkait dengan penerapan kurikulum pada

jenjang/jenis pendidikan/sekolah yang bersangkutan. - Sesuai dengan fungsinya,

bahwa penerapan manajemen kurikulum yang efektif dapat meningkatkan proses dan

hasil berbagai aspek, sumber dan komponen yang terkait dalam kurikulum.

Page 18: MPK(manajemen implementasi krklm)-print

Daftar Pustaka

Anderson, Ronald H, Selecting and Developing Media for Instruction, Van Nastrand Reinhold Company, New York, 1983

AECT Task Force, The Defenition of Educational Technology, Association for Educational Communication and Technology, 1997

Dale Edgar, Audio Visual Methods and Teaching, the Dryden Press, New York, 1949

Dirdjo Soemarto. Sundjojo, Media Pendidikan, Pemilihan dan Penggunaaan Media dalam Proses Belajar Mengajar, P3G Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, 1978

Gerlach. Vernon S. Ely Donald P., Teaching and Media, a Systematic Approach, Prentice Hall inc, Englewood Cliffs, New Jersey, 1980

Heinich. Robert, Molenda, Michel, Russhel. James D, Instructional and the New Technologies of Instruction, John Willey and Sons, New York, 1985

Kemp. Jerrold E, Dayron. Diane K., Panning & Producing Intructional Media, Fifth Edition, Harper & Row Publishers, New York, 1985

In J E.L. Baker and H.F. O’Neil (Ed.), Technology Assesment in Education and Training. Hillsdale, NJ: Lawrence Eribaum

Sadiman, Arief. (1990). Media Pendidikan, Pengertian Pengembangan dan Pemanfaatan. Jakarta: RAjawali

Sukmadinata, Nana Syaodih. (1997). Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik , bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Saylor, G.J et.al. (1981) Curriculum Planning : for Better Teaching and Learning USA : Rinehart and Watson

Tyler, Ralph W. (1975). Basic Principles of Curriculum And Instruction. Chicago : University of Chicago Press

Tim Dosen MKDK. (2002). Kurikulum dan Pembelajaran, Bandung, Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan UPI

Taba, Hilda (1962) Curriculum Development : Theory and Practice . New York. Hartcort Brac & World, Inc

UNESCO, (2001), ICT Development at School Level. Tersedia : http://www.edu.ge.ch

Zais, Robert S. (1976). Curriculum Principles and Foundations, New York, Thomas Y. Crowell Harper & Publisher.