MOW (Medis Operatif Wanita)

31
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN TEORI 1. Kontrasepsi a. Pengertian Kontrasepsi Kontrasepsi berasal dari kata kontra yang berarti mencegah dengan konsepsi yang berarti pertemuan antara sel telur dan sel sperma yang mengakibatkan kehamilan dengan cara mengusahakan agar tidak terjadi ovulasi, melumpuhkan sperma atau menghalangi pertemuan sel telur dengan sel sperma (Wikjosastro, 2002). Di Indonesia alat konstrasepsi yang telah dikembangkan menjadi program adalah pil, suntik, IUD, implant dan kontap (BKKBN, 2003). Menurut Hartanto (2003, pp.30-31) ) pelayanan kontrasepsi diupayakan untuk menurunkan angka kelahiran yang bermakna. Guna mencapai tujuan tersebut maka ditempuh kebijaksanaan mengkategorikan tiga fase untuk mencapai sasaran ,yaitu : 1) Fase menunda kehamilan bagi PUS dengan usia istri kurang dari 20 tahun dengan menggunakan kontrasepsi pil oral, kondom, IUD mini. 2) Fase menjarangkan kehamilan bagi PUS dengan usia istri antara 20 30 / 35 tahun merupakan periode usia paling baik

description

Tubektomi

Transcript of MOW (Medis Operatif Wanita)

Page 1: MOW (Medis Operatif Wanita)

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. TINJAUAN TEORI

1. Kontrasepsi

a. Pengertian Kontrasepsi

Kontrasepsi berasal dari kata kontra yang berarti mencegah

dengan konsepsi yang berarti pertemuan antara sel telur dan sel

sperma yang mengakibatkan kehamilan dengan cara

mengusahakan agar tidak terjadi ovulasi, melumpuhkan sperma

atau menghalangi pertemuan sel telur dengan sel sperma

(Wikjosastro, 2002). Di Indonesia alat konstrasepsi yang telah

dikembangkan menjadi program adalah pil, suntik, IUD, implant

dan kontap (BKKBN, 2003). Menurut Hartanto (2003, pp.30-31) )

pelayanan kontrasepsi diupayakan untuk menurunkan angka

kelahiran yang bermakna. Guna mencapai tujuan tersebut maka

ditempuh kebijaksanaan mengkategorikan tiga fase untuk

mencapai sasaran ,yaitu :

1) Fase menunda kehamilan bagi PUS dengan usia istri kurang

dari 20 tahun dengan menggunakan kontrasepsi pil oral,

kondom, IUD mini.

2) Fase menjarangkan kehamilan bagi PUS dengan usia istri

antara 20 – 30 / 35 tahun merupakan periode usia paling baik

Page 2: MOW (Medis Operatif Wanita)

8

untuk melahirkan, dengan jumlah anak 2 orang dan jarak antara

kelahiran adalah 2 – 4 tahun, dengan menggunakan kontrasepsi

IUD sebagai pilihan utama.

3) Fase menghentikan / mengakhiri kehamilan / kesuburan

periode umur di atas 20 – 35 tahun, sebaiknya mengakhiri

kesuburan setelah mempunyai 2 orang anak pilihan utama

adalah kontrasepsi mantap

b. Tujuan Kontrasepsi

1) Untuk menunda kehamilan atau kesuburan

2) Untuk menjarang kehamilan

3) Untuk mencegah kehamilan atau kesuburan

c. Syarat – Syarat Kontrasepsi

Syarat syarat kontrasepsi menurut Hartanto (2003, pp.36-37) antara

lain sebagai berikut:

1) Aman atau tidak berbahaya

2) Dapat diandakan

3) Sederhana

4) Harganya murah supaya dapat dijangkau masyarakat luas

5) Dapat menerima oleh orang banyak

6) Pemakaian jangka lama

d. Sasaran Kontrasepsi

1) Pasangan usia subur

2) Ibu yang sudah mempunyai anak

Page 3: MOW (Medis Operatif Wanita)

9

3) Ibu yang mempunyai resiko tinggi terhadap kehamilan.

e. Macam macam metode kontrasepsi

Menurut Hartanto (2001.pp.42-45) macam macam kontrasepsi dapat

dibagi menjadi beberapa metode antara lain:

1) Metode sederhana

a) Tanpa alat

(1) KB alamiah

(a) Metode kalender (Ogino Knaus)

(b) Metode suhu badan basal (Termal)

(c) Metode lendir servik (Billings)

(d) Metode Simpto-Termal

(2) Coitus Interuptus

b) Dengan alat

(1) Mekanis (Barrier)

(a) Kondom Pria

(b) Barrier Intra vaginal

Diafragma

Kap servik (Cervical Cap)

Spons (Sponge)

Kondom Wanita

(2) Kimiawi (Spermisida)

(a) Vaginal Cream

(b) Vaginal Suppositoria

Page 4: MOW (Medis Operatif Wanita)

10

2) Metode modern

a) Kontrasepsi hormonal

(1) Pil oral

(2) Injeksi

(3) Sub cutis (implant)

b) Intra Uterine Devices (IUD/AKDR)

c) Kontrasepsi mantap (MOW/MOP)

2. MOW (Medis Operasi Wanita)/Tubektomi

a. Pengertian

MOW (Medis Operatif Wanita) / Tubektomi atau juga dapat

disebut dengan sterilisasi. MOW merupakan tindakan penutupan

terhadap kedua saluran telur kanan dan kiri yang menyebabkan sel

telur tidak dapat melewati saluran telur, dengan demikian sel telur

tidak dapat bertemu dengan sperma laki laki sehingga tidak terjadi

kehamilan, oleh karena itu gairah seks wania tidak akan turun

(BKKBN, 2006)

Tubektomi adalah prosedur bedah sukarela untuk

menghentikan fertilitas atau kesuburan perempuan dengan

mengokulasi tuba fallopi (mengikat dan memotong atau memasang

cincin) sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan ovum

(Noviawati dan Sujiayatini, 2009, p.162) jadi dasar dari MOW ini

Page 5: MOW (Medis Operatif Wanita)

11

adalah mengokulasi tubafallopi sehingga spermatozoa dan ovum

tidak dapat bertemu (Hanafi, 2004, p.243).

Program MOW sendiri dibagi menjadi 2 yaitu diantaranya:

1) Program rumah sakit

a) Pelaksanaan MOW pasca operasi /pasca melahirkan

b) Mempunyai penyakiot ginekologi

2) Reguler: MOW dapat dilakukan pada masa interval

b. Syarat melakukan MOW(Metode operasi Wanita)

Syarat dilakukan MOW Menurut Saiffudin (2002, p. 486) yaitu

sebagai berikut:

1) Syarat Sukarela

Syarat sukarela meliputi antara lain pengetahuan pasangan

tentang cara cara kontrasepsi lain, resiko dan keuntungan

kontrasepsi mantap serta pengetahuan tentang sifat permanen

pada kontrasepsi ini (Wiknjosastro, 2005, p.933)

2) Syarat Bahagia

Syarat bahagia dilihat dari ikatan perkawinan yang syah dan

harmonis, umur istri sekurang kurangnya 25 dengan sekurang

kurangnya 2 orang anak hidup dan anak terkecil lebih dari 2

tahun (Wiknjosastro,2005,p.933)

3) Syarat Medik

Setiap calon peserta kontrasepsi mantap wanita harus dapat

Page 6: MOW (Medis Operatif Wanita)

12

memenuhi syarat kesehatan, artinya tidak ditemukan hambatan

atau kontraindikasi untuk menjalani kontrasepsi mantap.

Pemeriksaan seorang dokter diperlukan untuk dapat

memutuskan apakah seseorang dapat menjalankan kontrasepsi

mantap. Ibu yang tidak boleh menggunakan metode kontrasepsi

mantap antara lain ibu yang mengalamai peradangan dalam

rongga panggul, obesitas berlebihan dan ibu yang sedang hamil

atau dicurigai sdang hamil(BKKBN.2006)

c. Teknik melakukan MOW

1) Tahap persiapan pelaksanaan

(a) Informed consent

(b) Riwayat medis/ kesehatan

(c) Pemeriksaan laboratorium

(d) Pengosongan kandung kencing, asepsis dan antisepsis

daerah abdomen

(e) anesteri

2) Tindakan pembedahan (2009, pp.162) teknik yang digunakan

dalam pelayanan tubektomi antara lain:

a). Minilaparotomi

Metode ini merupakan penyederhanaan laparotomi

terdahulu, hanya diperlukan sayatan kecil (sekitar 3 cm) baik

pada daerah perut bawah (suprapubik) maupun subumbilikal

Page 7: MOW (Medis Operatif Wanita)

13

(pada lingkar pusat bawah). Tindakan ini dapat dilakukan

terhadap banyak klien, relative murah, dan dapat dilakukan

oleh dokter yang mendapat pelatihan khusus. Operasi ini juga

lebih aman dan efektif (Syaiffudin,2006, pp pk63-pk64)

Baik untuk masa interval maupun pasca persalinan,

pengambilan tuba dilakukan melalui sayatan kecil. Setelah tuba

didapat, kemudian dikeluarkan, diikat dan dipotong sebagian.

Setelah itu, dinding perut ditutup kembali, luka sayatan ditutup

dengan kasa yang kering dan steril serta bila tidak ditemukan

komplikasi, klien dapat dipulangkan setelah 2 - 4 hari.

(Syaiffudin,2006, pp pk63-pk64).

b). Laparoskopi

Prosedur ini memerlukan tenaga Spesialis Kebidanan

dan Kandungan yang telah dilatih secara khusus agar

pelaksanaannya aman dan efektif. Teknik ini dapat dilakukan

pada 6 – 8 minggu pasca pesalinan atau setelah abortus (tanpa

komplikasi). Laparotomi sebaiknya dipergunakan pada jumlah

klien yang cukup banyak karena peralatan laparoskopi dan

biaya pemeliharaannya cukup mahal. Seperti halnya

minilaparotomi, laparaskopi dapat digunakan dengan anestesi

lokal dan diperlakukan sebagai klien rawat jalan setelah

pelayanan. (Syaiffudin,2006, pp pk63-pk64).

Page 8: MOW (Medis Operatif Wanita)

14

3) Perawatan post operasi

(a) Istirahat 2-3 jam

(b) Pemberian analgetik dan antibiotik bila perlu

(c) Ambulasi dini

(d) Diet biasa

(e) Luka operasi jangan sampai basah, menghindari kerja berat

selama 1 minggu, cari pertolongan medis bila demam

(>38), rasa sakit pada abdomen yang menetap, perdarahan

luka insisi.

d. Waktu pelaksanaan MOW

Menurut Mochtar (1998) dalam Wiknjosastro (2005,p.924-925)

pelaksanaan MOW dapat dilakukan pada saat:

1) Masa Interval (selama waktu selama siklus menstrusi)

2) Pasca persalinan (post partum)

Tubektomi pasca persalinan sebaiknya dilakukan dalam 24 jam,

atau selambat lambatnya dalam 48 jam pasca persalinan.

Tubektomi pasca persalinan lewat dari 48 jam akan dipersulit

oleh edema tuba dan infeksi yang akan menyebabkan kegagalan

sterilisasi. Edema tuba akan berkurang setelah hari ke-7 sampai

hari ke-10 pasca persalinan. Pada hari tersebut uterus dan alat

alat genetal lainnya telah mengecil dan menciut, maka operasi

akan lebih sulit, mudah berdarah dan infeksi.

Page 9: MOW (Medis Operatif Wanita)

15

3) Pasca keguguran

Sesudah abortus dapat langsung dilakukan sterilisasi

4) Waktu opersi membuka perut

Setiap operasi yang dilakukan dengan membuka dinding perut

hendaknya harus dipikirkan apakah wanita tersebut sudah

mempunyai indikasi untuk dilakukan sterilisasi. Hal ini harus

diterangkan kepada pasangan suami istri karena kesempatan ini

dapat dipergunakan sekaligus untuk melakukan kontrasepsi

mantap.

Sedangkan menurut Noviawati (2009,pp166-167) waktu pelaksanaan

MOW (Mantap Operasi Wanita) dapat dilaukan pada:

1) Setiap waktu selama siklus menstruasi apabila diyakini secara

rasional klien tersebut tidak hamil

2) Hari ke-6 hingga hari ke-13 dari siklus menstruasi (fase

proliferasi)

3) Pasca persalinan

Minilaparotomi dapat dilakukan dalam waktu 2 hari atau setelah

6 minggu atau 12 minggu pasca persalinan setelah dinyatakan ibu

dalam keadaan tidak hamil.

4) Pasca keguguran

Tubektomi dapat dilakukan dengan cara minilaparatomi atau

laparoskopi setelah triwulan pertama pasca keguguran dalam

waktu 7 hari sepanjang tidak ada bukti infeksi pelvik. Sedangkan

Page 10: MOW (Medis Operatif Wanita)

16

pada triwulan kedua dalam waktu 7 hari sepanjang tidak ada

bukti infeksi pelvik, tubektomi dapat dilakukan dengan cara

minilaparotomi saja.

e. Indiksi MOW

Komperensi Khusus Perkumpulan untuk Sterilisasi Sukarela

Indonesia tahun 1976 di Medan menganjurkan agar tubektomi

dilakukan pada umur 25 – 40 tahun, dengan jumlah anak sebagai

berikut: umur istri antara 25 – 30 tahun dengan 3 anak atau lebih,

umur istri antara 30 – 35 tahun dengan 2 anak atau lebih, dan umur

istri 35 – 40 tahun dengan satu anak atau lebih sedangkan umur

suami sekurang kurangnya berumur 30 tahun, kecuali apabila jumlah

anaknya telah melebihi jumlah yang diinginkan oleh pasangan

tersebut.(Wiknjosastro,2005,p.932)

Menurut Mochtar (1998,pp309-310) indikasi dilakukan

MOW yaitu sebagai berikut:

1) Indikasi medis umum

Adanya gangguan fisik atau psikis yang akan menjadi lebih berat

bila wanita ini hamil lagi.

a) Gangguan fisik

Gangguan fisik yang dialami seperti tuberculosis pulmonum,

penyakit jantung, dan sebagainya.

b) Gangguan psikis

Page 11: MOW (Medis Operatif Wanita)

17

Gangguan psikis yang dialami yaitu seperti skizofrenia

(psikosis), sering menderita psikosa nifas, dan lain lain.

2) Indikasi medis obstetrik

Indikasi medik obstetri yaitu toksemia gravidarum yang

berulang, seksio sesarea yang berulang, histerektomi obstetri, dan

sebagainya.

3) Indikasi medis ginekologik

Pada waktu melakukan operasi ginekologik dapat pula

dipertimbangkan untuk sekaligus melakukan sterilisasi.

4) Indikasi sosial ekonomi

Indikasi sosial ekonomi adalah indikasi berdasarkan beban sosial

ekonomi yang sekarang ini terasa bertambah lama bertambah

berat.

a) Mengikuti rumus 120 yaitu perkalian jumlah anak hidup dan

umur ibu, kemudian dapat dilakukan sterilisasi atas

persetujuan suami istri, misalnya umur ibu 30 tahun dengan

anak hidup 4, maka hasil perkaliannya adalah 120.

b) Mengikuti rumus 100

Umur ibu 25 tahun ke atas dengan anak hidup 4 orang

Umur ibu 30 tahun ke atas dengan anak hidup 3 orang

Umue ibu 35 tahun ke atas dengan anak hidup 2 orang

f. Kontraindikasi MOW

Menurut Mochtar (1989, pp. 318- 319) kontraindikasi dalam

Page 12: MOW (Medis Operatif Wanita)

18

melakukan MOW yaitu dibagi menjadi 2 yang meliputi indikasi

mutlak dan indikasi relative

1) Kontra indikasi mutlak

a) Peradangan dalam rongga panggul

b) Peradangan liang senggama aku (vaginitis, servisitis akut)

c) Kavum dauglas tidak bebas,ada perlekatan

2) Kontraindikasi relative

a) Obesitas berlebihan

b) Bekas laparotomi

Sedangkan menurut Noviawati dan Sujiyati (2009, pp.163) yang

sebaiknya tidak menjalani Tubektomi yaitu:

1) Hamil sudah terdeteksi atau dicurigai

2) Pedarahan pervaginal yang belum jelas penyebabnya

3) Infeksi sistemik atau pelvik yang akut hingga masalah itu

disembuhkan atau dikontrol

4) Kurang pasti mengenai keinginannya untuk fertilitas dimasa

depan

5) Belum memberikan persetujuan tertulis.

g. Keuntungan

Menurut BKKBN (2006) keuntungan dari kontrasepsi mantap ini

antara lain:

1) Perlindungan terhadap terjadinya kehamilan sangat tinggi

2) Tidak mengganggu kehidupan suami istri

Page 13: MOW (Medis Operatif Wanita)

19

3) Tidak mempengaruhi kehidupan suami istri

4) Tidak mempengaruhi ASI

5) Lebih aman (keluhan lebih sedikit), praktis (hanya memerlukan

satu kali tindakan), lebih efektif (tingkat kegagalan sangat

kecil), lebih ekonomis

Sedangkan menurut Noviawati dan Sujiyati (2009, pp.163)

keuntungan dari kontrasepsi mantap adalah sebagai berikut:

1) Sangat efektif (0.5 kehamilan per 100 perempuan selama tahun

pertama penggunaan).

2) Tidak mempengaruhi proses menyusui (breasfeeding).

3) Tidak bergantung pada faktor senggama.

4) Baik bagi klien apabila kehamilan akan menjadi risiko

kesehatan yang serius.

5) Pembedahan sederhana, dapat dilakukan dengan anestesi local.

6) Tidak ada perubahan fungsi seksual (tidak ada efek pada

produksi hormon ovarium)

h. Kerugian

Kerugian dalam menggunakan kontrasepsi mantap (Noviawati dan

Sujiyati,2009,pp 163-164) yaitu antara lain:

1) Harus dipertimbangkan sifat permanen metode kontrasepsi ini

tidak dapat dipulihkan kembali.

2) Klien dapat menyesal dikemudian hari

Page 14: MOW (Medis Operatif Wanita)

20

3) Resiko komplikasi kecil meningkat apabila digunakan anestesi

umum

4) Rasa sakit/ketidaknyamanan dalam jangka pendek setelah

tindakan

5) Dilakukan oleh dokter yang terlatih dibutuhkan dokter spesalis

ginekologi atau dokter spesalis bedah untuk proses laparoskopi.

6) Tidak melindungi diri dari IMS.

i. Komplikasi dan penanganan MOW

Tabel 2.2 mengenai komplikasi dan penanganan MOW

KOMPLIKASI PENANGANAN

Infeksi Luka Apabila terlihat infeksi luka, obati dengan

antibiotik.

Demam pascaoperasi ( > 38 oC) Obati infeksi berdasarkan apa yang

ditemukan

Luka pada kandung kemih.

Intestinal (jarang terjadi).

Mengacu ke tingkat asuhan yang tepat.

Apabila kandung kemih atau usus luka dan

diketahui sewaktu operasi, lakukan reparasi

primer. Apabila ditemukan pasca operasi,

dirujuk kerumah sakit yang tepat bila perlu.

Hematoma (subkutan) Gunakan pack yang hangat dan lembab

ditempat tersebut.

Emboli gas yang dilakukan

oleh laparoskopi (sangat jarang

terjadi)

Ajurkan ke tingkat asuhan yang tepat dan

mulailah resusitasi intensif, termasuk cairan

intravena, resusitasi cardiopulmonary dan

tindakan penunjang kehidupan lainnya.

Rasa sakit pada lokasi

pembedahan

Pastikan adanya infeksi atau abses dan obati

berdasarkan apa yang ditemukan

Perdarahan superficial (tepi tepi

kulit atau subkutan)

Mengontrol perdarahan dan obati

berdasarkan apa yang ditemukan.

Dikutip dari Noviawati dan Sujiyawati(2009,pp 165-166) pada

buku panduan lengkap KB terkini

Page 15: MOW (Medis Operatif Wanita)

21

3. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku

Menurut Lawrence Green (1980 dalam Notoatmodjo 2003, p.27-

28), perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor utama, yaitu :

a. Faktor predisposisi ( predisposing factors )

Faktor predisposisi adalah faktor yang mempermudah dan mendasari

untuk terjadinya perilaku tertentu. Yang termasuk dalam kelompok

ini adalah ilmu pengetahuan, sikap, nilai-nilai budaya, kepercayaan

dari orang tersebut tentang dan terhadap perilaku tertentu, umur,

jenis kelamin, tingkat pendidikan, status pekerjaan, dan status

ekonomi.

1) Tingkat pengetahuan

Pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan

terutama yang positif dapat mempermudah terwujudnya perilaku

tertentu. Menurut Notoatmodjo (2003,pp.31-32) pengetahuan

adalah hasil dari tahu yang terjadi setelah seseorang melakukan

penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan

terjadi melalui indera penglihatan, pendengaran, penciuman,

perasaan dan perabaan. Sebagian besar pengetahuan manusia

diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan

domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan

seseorang. Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa

perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng

daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.

Page 16: MOW (Medis Operatif Wanita)

22

Penelitian Rogers (1974) dalam Notoatmodjo (2003)

mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku

baru (berperilaku baru), didalam diri orang tersebut terjadi

proses yang berurutan, yakni:

a) Awarenes (kesadaran), yaitu orang tersebut menyadari

dalam arti mengetahui stimulus (obyek terlebih dahulu).

b) Interest, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus.

c) Evaluation, yakni menimbang-nimbang baik dan tidaknya

stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap

responden sudah lebih baik lagi.

d) Trial, yakni orang telah mulai mencoba perilaku baru.

e) Adoption, yakni subyek telah berperilaku baru sesuai

dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap

stimulus.

Namun demikian dari penelitian selanjutnya Rogers

menyimpulkan bahwa perubahan perilaku tidak selalu

melewati tahap-tahap di atas

Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif

mempunyai 6 tingkatan:

(1) Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk didalam pengetahuan

tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang

Page 17: MOW (Medis Operatif Wanita)

23

spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan

yang telah diterima. Oleh sebab ini merupakan tingkat

pengetahuan yang paling rendah.

(2) Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui,

dan dapat menginteraksikan materi tersebut secara benar.

Orang yang telah paham terhadap obyek atau materi harus

dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,

meramalkan, dan sebagainya terhadap obyek yang

dipelajari.

(3) Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipalajari pada situasi atau kondisi

sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi

atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip,

dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lalu.

(4) Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan suatu

materi atau suatu obyek kedalam komponen-komponen,

tetapi masih di dalam satu strukur organisasi, dan masih ada

kaitannya satu sama lain.

(5) Sintesis (Syntesis)

Page 18: MOW (Medis Operatif Wanita)

24

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk

meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam

suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain

sistesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun

formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

(6) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk

melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi.

Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang

ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang

telah ada.

Menurut Lukman yang dikutip oleh Hendra (2008), ada

beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan, yaitu:

(a) Umur

Singgih (1998), mengemukakan bahwa makin tua umur

seseorang maka proses-proses perkembangan mentalnya

bertambah baik, akan tetapi pada umur tertentu,

bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak

secepat seperti ketika berumur belasan tahun. Selain itu

Abu Ahmadi (2001), juga mengemukakan bahwa memang

daya ingat seseorang itu salah satunya dipengaruhi oleh

umur. Dari uraian ini, maka dapat kita simpulkan bahwa

bertambahnya umur seseorang dapat berpengaruh pada

Page 19: MOW (Medis Operatif Wanita)

25

pertambahan pengetahuan yang diperolehnya, akan tetapi

pada umur-umur tertentu atau menjelang usia lanjut

kemampuan penerimaan atau mengingat suatu pengetahuan

akan berkurang.

(b) Intelegensi

Intelegensi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

belajar dan berfikir abstrak guna menyesuaikan diri secara

mental dalam situasi baru. Intelegensi merupakan salah satu

faktor yang mempengaruhi hasil dari proses belajar.

Intelegensi bagi seseorang merupakan salah satu model

untuk berfikir dan mengolah berbagai informasi secara

terarah sehingga ia mampu menguasai lingkungan (Khayan,

1997, p.34). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

perbedaan intelegensi dari seseorang akan berpengaruh pula

terhadap tingkat pengetahuan.

(c) Lingkungan

Lingkungan merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi pengetahuan seseorang. Lingkungan

memberikan pengaruh pertama bagi seseorang, dimana

seseorang dapat mempelajari hal-hal yang baik dan juga

hal-hal yang buruk tergantung pada sifat kelompoknya.

Dalam lingkungan seseorang akan memperoleh pengalaman

Page 20: MOW (Medis Operatif Wanita)

26

yang akan berpengaruh pada cara berfikir seseorang.

(Nasution : 1999)

(d) Sosial Budaya

Sosial budaya mempunyai pengaruh pada pengetahuan

seseorang. Seseorang memperoleh suatu kebudayaan dalam

hubungannya dengan orang lain, karena hubungan ini

seeorang mengalami suatu proses belajar dan memperoleh

suatu pengetahuan.

(e) Pendidikan

Menurut Notoatmodjo (1997), pendidikan adalah suatu

kegiatan atau proses pembelajaran untuk mengembangkan

atau meningkatkan kemampuan tertentu sehingga sasaran

pendidikan itu dapat berdiri sendiri. Pendidikan seseorang

juga akan memberikan banyak perubahan terhadap apa

yang mereka berikan dimasa lalu (Sukmadinata,2003)

(f) Informasi

Menurut Wied Hary A (1996), informasi akan memberikan

pengaruh pada pengetahuan seseorang. Meskipun seseorang

memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika ia

mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media

misalnya TV, radio atau surat kabar maka hal itu akan dapat

meningkatkan pengetahuan seseorang (Istiarti, 2000).

(g) Pengalaman

Page 21: MOW (Medis Operatif Wanita)

27

Pengalaman merupakan guru yang terbaik. Pepatah tersebut

dapat diartikan bahwa pengalaman merupakan sumber

pengetahuan, atau pengalaman itu suatu cara untuk

memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu

pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya

untuk memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan

cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam

memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa

lalu.(Notoadmojo 1997, p.13)

2) Kondisi Ekonomi

Kondisi ekonomi keluarga dikatakan baik apabila

mempunyai pendapatan keluarga yang tinggi. Maka untuk

melihat keadaan ekonomi keluarga dapat dilihat dari

pendapatannya. Pendapatan adalah berupa uang maupun barang

yang telah diterima atau dihasilkan. Namun disadari, bahwa

informasi pendapatan ini tidak seperti yang diharapkan, dimana

banyak responden cenderung memberikan informasi pendapatan

yang tidak sebenarnya. Oleh sebab itu, data pendapatan sendiri

diprotes dengan data pengeluaran dengan asumsi bahwa

pengeluaran masyarakat merupakan gambaran dari pendapatan

(BPS, 2003).

3) Pendidikan

Page 22: MOW (Medis Operatif Wanita)

28

Secara umum pendidikan diartikan sebagai segala upaya

yang direncanakan untuk mempengaruhi baik individu,

kelompok atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang

diharapkan oleh perilaku pendidikan (Notoatmodjo, 2003).

4) Paritas

Paritas adalah angka-angka yang menunjukkan jumlah

kehamilan yang pernah dialami ibu serta status ferminasi

kehamilan tersebut. Menurut hartanto (2003) masa menjarangkan

kehamilan yaitu periode usia antara 20 - 35 tahun. Periode

tersebut merupakan periode yang paling baik untuk hamil dan

melahirkan dan kontrasepsi KB MOW.

5) Kepercayaan

Kepercayaan yaitu anggapan atau keyakinan bahwa yang

dipercayai itu benar. Kepercayaan disini terkait dengan mitos

atau anggapan yang keliru dari ibu dan masyarakat tentang KB.

6) Nilai

Nilai yaitu konsep dasar mengenai apa yang

dipandang dan diinginkan.

7) Sikap

Sikap yaitu evaluasi umum yang dibuat manusia terhadap

dirinya sendiri, orang lain, objek atau isu-isu.

b. Faktor Pendukung (enabling factors)

Page 23: MOW (Medis Operatif Wanita)

29

Faktor pendukung adalah faktor yang mendukung untuk

terjadinya perilaku tertentu. Yang termasuk dalam kelompok ini

adalah ketersediaan sumber daya kesehatan, keterjangkauan sumber

daya kesehatan, prioritas dan komitmen pemerintah terhadap

kesehatan dan ketrampilan yang berkaitan dengan kesehatan.

c. Faktor Pendorong (reinforcing factors)

Faktor pendorong atau penguat adalah faktor yang

memperkuat atau kadang memperlunak untuk terjadinya perilaku

tertentu. Yang termasuk faktor ini adalah pendapat, dukungan

suami dan keluarga. Kritik baik dari teman sekerja, tokoh

masyarakat, tokoh agama dan petugas kesehatan sendiri juga

berpengaruh meskipun tidak sebesar pengaruh dari suami dan

keluarga. Menurut Harjanti (1999) orang orang yang mendapatkan

dukungan sosial yang tinggi mengalami hal hal positif dala

kehidupannya dari pada orang orang yang tidak mendapatkan

dukungan sosial.

1) Dukungan dari suami dan keluarga

Dukungan sosial mengacu kepada suatu dukungan yang

dipandang oleh anggota sebagai suatu yang dapat bermanfaat.

Keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan

kebersamaan dan ikatan emosional dan yang mengidentifikasi

sebagai bagian dari keluarga (Friedmen,1998, pp.197). Menurut

Friedmen(1998) dukungan keluarga merupakan salah satu faktor

Page 24: MOW (Medis Operatif Wanita)

30

yang sangat berpengaruh terhadap perilaku positif. Peran

dukungan keluarga sendiri terbagi menjadi peran formal yaitu

peran yang tampak jelas, bersifat eksplisit misalnya peran

suami dan peran informasi seperti bantuan langsung dari

kelaurga.

Dukungan dukungan keluarga mengacu pada dukungan

sosial yang dipandang oleh anggota keluarga. Dukungan

keluarga (suami/ istri) memandang bahwa orang yang bersifat

mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan

jika diperlukan. Baik kelurga ini maupun keluarga besar

berfungsi sebagai system pendukung bagi anggota

anggotanya.(friedmen,1998.pp 196-198)

Dukungan sosial keluarga dapat berupa :

a) Dukungan sosial keluarga internal : seperti dukungan dari

suami, istri / dukungan dari keluarga kandung.

b) Dukungan sosial keluarga eksternal, yaitu dukungan

keluarga eksternal bagi keluarga inti (dalam jaringan kerja

sosial keluarga).

Baik keluarga inti maupun keluarga besar berfungsi

sebagai sistem pendukung bagi angota-anggotanya. Caplan

(1976) dalam Friedman (1998.pp.12) menerangkan bahwa

keluarga memiliki fungsi suportif, termasuk di dalamnya adalah :

(1) Dukungan emosional

Page 25: MOW (Medis Operatif Wanita)

31

Keluarga sebagai sebuah tempat yang aman dan

damai untuk istirahat dan pemulihan emosi. Bentuk

dukungan ini akan memberikan hubungan yang hangat,

sangat perduli, kedekatan dan saling mendengarkan.

Dukungan emosional meliputi ungkapan empati dapat

menguatkan perasaan seseorang akan hal yang dimiliki daan

dicintainya. Semakin tingi dukungan emosional suami

semakin rendah tingkat kecemasan istri begitu juga

sebaliknya, semakin rendah dukungan emosional suami

semakin tinggi tingkat kecemasan istri (Meilawati,2005)

(2) Dukungan instrumental

Keluarga merupakan sumber pertolongan praktis dan

konkrit baik berupa materi/ pertolongan langsung seperti

menemani istri untuk ber KB.

(3) Dukungan informative

Keluarga berfungsi sebagai penyebar informasi

tentang dunia. Keluarga dapat memberikan masukan

kepada ibu mengenai berbagai hal yang berhubungan

dengan KB yang akan digunakan (friedmen,1998,pp.198)

meliputi nasihat, petunjuk petunjuk, saran saran atau umpan

balik. Jenis informasi ini dapat menolong individu untuk

mengenali dan mengatasi masalah dengan mudah (Soesanto

2005)

Page 26: MOW (Medis Operatif Wanita)

32

(4) Dukungan penghargaan

Keluarga bertindak sebagai sebuah bimbingan

umpan balik. membimbing dan menegahi pemecahan

masalah dan sebagia sumber daya validator identitas

anggota. Dukungan ini berupa penghargaan positif terhadap

orang lain.

Menurut Hartanto (2003) keadaan yang paling ideal

adalah bahwa istri dan suami harus bersama sama dalam:

(a) Memilih metode kontrasepsi yang baik

(b) Saling kerjasama dalam pemakaian kontrasepsi

(c) Membiayai pengeluaran untuk kontrasepsi

(d) Memperhatikan tanda bahaya pemakaian kontrasepsi

Menurut Victor (Nindra, 2002) manfaat dukungan

keluarga antara lain individu lebih optimis dalam menghadapi

kehidupan saat ini maupun pada masa yang akan datang , lebih

trampil dalam memenuhi kebutuhan psikologisnya, mempunyai

sistem yang lebih tinggi serta tingkat kecemasan yang lebih

rendah, mempunyai kemampuan untuk mengatasi sesuatu, dan

mempunyai semangat hidup sehingga dengan adanya dukungan

keluarga tersebut dapat memberikan semangat bagi ibu ibu

yang telah menggunakan kontrasepsi. Faktor utama yang

mempengaruhi dukungan keluarga meliputi kelas sosial ,

bentuk keluarga, latar belakang keluarga dan tahap siklus

Page 27: MOW (Medis Operatif Wanita)

33

kehidupan keluarga.Untuk menciptakan keberhasilan dalam

kesejahteraan dan kebahagiaan tergantung pada penyesuaian

antara keluarga itu sendiri yang salah satunya dengan

beradaptasi dengan cara komunikasi antar anggota

keluarga(Gunarso,1999).

Dukungan yang dapat diberikan suami antara lain

memilih kontrasepsi yang cocok, yaitu kontrasepsi yang sesuai

dengan keinginan dan kondisi istrinya, membantu pasangan

dalam menggunakan kontrasepsi dengan benar seperti

mengingat istri kontrol, membantu mencari pertolongan bila

terjadi efek samping maupun komplikasi, mengantarkan jika

akan kontrol atau melakukan rujukan, mencari alternatif lain

jika kontrasepsi tersebut tidak sesuai (Nurcahya,2007)

2) Dukungan Petugas kesehatan

Petugas kesehatan merupakan faktor terpenting dalm

mempengaruhi perubahan perilaku. Dengan adanya promosi

kesehatan yang dilakukan oleh petugas kesehatan maka

masyaakat lebih terdorong dan tertarik sehingga cenderung

dalam merubah tingkahlakunya. Petugas kesehatan yang

memberikan pengetahuan mengenai KB MOW akan lebih

menarik minat masyarakat untuk mengikuti KB MOW karena

Page 28: MOW (Medis Operatif Wanita)

34

dianggap bahwa tenaga kesehatan lebih dipercaya, lebih

berpengalaman dan mempunyai pengetahuan yang lebih.

Dalam meningkatkan kesehatan masyarakat dapat

dilakukan dengan cara health promtion (promosi kesehatan).

promosi kesehatan sendiri dapat dilakukan dengan cara

pelatihan pelatihan pada masyarakat, mentransformasikan

pengetahuan pengetahuan dan memberikan dukungan pada

masyarakat (Notoadmodjo,2005) sedangkan menurut Friedmen

(1998) ada beberapa bentuk dukungan dukungan yang dapat

diberikan, antara lain:

a) Dukungan emosional

Bentuk dukungan dari petugas kesehatan dalam hal

dukungan emosional ini dapat dilakukan dengan

memperlihatkan rasa empati kepada ibu dan ikut merasakan

apa yang telah dirasakan oleh ibu

b) Dukungan Instrumental

Bentuk dukungan ini antara lain mengantar ibu untuk

melakukan MOW dan dapat berupa menyiapkan dana untuk

melakukan MOW.

c) Dukungan Informatif

Petugas kesehaan biasanya dipercaya pada

masyarakat karena petugas kesehatan mempunyai

pengetahuan yang lebih dalam hal kesehatan. Pada dukungan

Page 29: MOW (Medis Operatif Wanita)

35

ini petugas kesehatan dapat mempengaruhi masyarakat

dengan memberikan berbagai informasi mengenai KB

MOW.

d) Dukungan penghargaan

Dukungan penghargaan dapat dilihat apabila petugas

kesehatan ikut memecahkan masalah apabila ada masalah

dalam pemilihan alat kontraspsi

B. Kerangka Teori

Page 30: MOW (Medis Operatif Wanita)

36

Sumber : Lawrence W. Green, Health Education Planninga Diagnostic Approach

Mayfield Publishing, California, 1980 dalam Notoatmodjo 2003

C. Kerangka Konsep

Faktor predisposisi :

1. Pendidikan

2. Paritas

3. Kondisi ekonomi

4. Pengetahuan

5. Sikap

6. Kepercayaan

7. Nilai

Faktor pendukung :

1. Ketersediaan sumber daya

kesehatan

2. Keterjangkauan sumber daya

kesehatan

3. Prioritas dan komitemen

pemerintah terhadap kesehatan

4. Ketrampilan yang berkaitan

dengan kesehatan

Faktor pendorong :

1. Keluarga

2. Petugas kesehatan

Praktek

penggunaan alat

kontrasepsi

Page 31: MOW (Medis Operatif Wanita)

37

.

D. Hipotesis

Adapun hipotesa dalam penelitian ini adalah

1. Hipoesis alternative (Ha)

a. Ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang metode

kontrasepsi MOW dengan penggunaan metode kontrasepsi

MOW.

b. Ada hubungan antara dukungan petugas kesehatan yang

melayani MOW dengan penggunaan metode kontrasepsi

MOW.

c. Ada hubungan antara dukungan suami dalam pemilihan alat

kontrasepsi dengan penggunaan metode kontrasepsi MOW.

Tingkat pengetahuan

Penggunaan

KB MOW Dukungan petugas

kesehatan

Dukungan suami