MOTIVASI Olahraga Study Pustaka

download MOTIVASI Olahraga Study Pustaka

of 23

Transcript of MOTIVASI Olahraga Study Pustaka

  • 7/31/2019 MOTIVASI Olahraga Study Pustaka

    1/23

    MOTIVASI OLAHRAGA

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Meningkatnya stres dalam pertandingan dapat menyebabkan atlet bereaksi secara negatif, baik

    dalam hal fisik maupun psikis, sehingga kemampuan olahraganya menurun. Mereka dapat menjadi

    tegang, denyut nadi meningkat, berkeringat dingin, cemas akan hasil pertandingannya, dan mereka

    merasakan sulit berkonsentrasi. Keadaan ini seringkali menyebabkan para atlet tidak dapat

    menampilkan permainan terbaiknya. Para pelatih pun menaruh minat terhadap bidang psikologi

    olahraga, khususnya dalam pengendalian stres.

    Apakah Psikologi Olahraga?

    Psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam hubungan dengan lingkungannya,

    mulai dari perilaku sederhana sampai yang kompleks. Perilaku manusia ada yang disadari, namun

    ada pula yang tidak disadari, dan perilaku yang ditampilkan seseorang dapat bersumber dari luar

    ataupun dari dalam dirinya sendiri.

    Ilmu psikologi diterapkan pula ke dalam bidang olahraga yang lalu dikenal sebagai psikologi

    olahraga. Penerapan psikologi ke dalam bidang olahraga ini adalah untuk membantu agar bakat

    olahraga yang ada dalam diri seseorang dapat dikembangkan sebaik-baiknya tanpa adanya

    hambatan dan faktor-faktor yang ada dalam kepribadiannya. Dengan kata lain, tujuan umum dari

  • 7/31/2019 MOTIVASI Olahraga Study Pustaka

    2/23

    psikologi olahraga adalah untuk membantu seseorang agar dapat menampilkan prestasi optimal,

    yang lebih baik dari sebelumnya.

    Mengapa Psikologi Olahraga Diperlukan dalam Olahraga?

    Meningkatnya stres dalam pertandingan dapat menyebabkan atlet bereaksi secara negatif, baik

    dalam hal fisik maupun psikis, sehingga kemampuan olahraganya menurun. Mereka dapat menjadi

    tegang, denyut nadi meningkat, berkeringat dingin, cemas akan hasil pertandingannya, dan mereka

    merasakan sulit berkonsentrasi. Keadaan ini seringkali menyebabkan para atlet tidak dapat

    menampilkan permainan terbaiknya. Para pelatih pun menaruh minat terhadap bidang psikologi

    olahraga, khususnya dalam pengendalian stres.

    Psikologi olahraga juga diperlukan agar atlet berpikir mengenai mengapa mereka berolahraga dan

    apa yang ingin mereka capai? Sekali tujuannya diketahui, latihan-latihan ketrampilan psikologis

    dapat menolong tercapainya tujuan tersebut.

    Mental yang tegar, sama halnya dengan teknik dan fisik, akan didapat melalui latihan yang

    terencana, teratur, dan sistematis. Dalam membina aspek psikis atau mental atlet, pertama-tama

    perlu disadari bahwa setiap atlet harus dipandang secara individual, yang satu berbeda dengan

    yang lainnya. Untuk membantu mengenal profil setiap atlet, dapat dilakukan pemeriksaan

    psikologis, yang biasa dikenal dengan psikotes, dengan bantuan psikometri.

    Profil psikologis atlet biasanya berupa gambaran kepribadian secara umum, potensi intelektual.

    dan fungsi daya pikirnya yang dihubungkan dengan olahraga. Profil atlet pada umumnya tidak

    berubah banyak dari waktu ke waktu. Oleh karenanya, orang sering beranggapan bahwa calon atlet

    berbakat dapat dilihat semata-mata dari profil psikologisnya. Anggapan semacam ini keliru, karena

  • 7/31/2019 MOTIVASI Olahraga Study Pustaka

    3/23

    gambaran psikologis seseorang tidak menjamin keberhasilan atau kegagalannya dalam prestasi

    olahraga, karena banyak sekali faktor lain yang mempengaruhinya. Beberapa aspek psikologis

    dapat diperbaiki melalui latihan ketrampilan psikologis yang terencana dan sistematis, yang

    pelaksanaannya sangat tergantung dari komitmen si atlet terhadap program tersebut

    Penampilan seorang atlet tidak bisa dilepaskan dari daya dorong yang dia miliki. Sederhananya,

    semakin besar daya dorong yang dimiliki, maka penampilan akan semakin optimal, tentu saja jika

    ditunjang dengan kemampuan teknis dan kemampuan fisik yang memadai. Daya dorong itulah

    yang biasa disebut dengan motivasi. Menurut Hodgetts dan Richard (2002) motif adalah sesuatu

    yang berfungsi untuk meningkatkan dan mempertahankan serta menentukan arah dari perilaku

    seseorang. Sedang motivasi adalah motif yang tampak dalam perilaku. Motiflah yang memberi

    dorongan seseorang dalam melakukan suatu aktivitas. Hampir semua aktivitas manusia didorong

    oleh motif-motif tertentu yang bersifat sangat individualis.

    B. Rumusan Masalah

    1. Apa yang dimaksud motivasi?

    2. Apa tujuan dan fungsi motivasi?

    3. Apa saja faktor yang mempengaruhi motivasi?

    4. Apa aplikasi motivasi terhadap kegiatan olahraga?

    C. Tujuan Makalah

  • 7/31/2019 MOTIVASI Olahraga Study Pustaka

    4/23

    Makalah ini bertujuan untuk menginspirasi kita akan pentingnya motivasi dalam kegiatan olahraga.

    Serta kita dapat mengetahui apa saja faktor dan cara meningkatkan motivasi para pelaku olahraga

    khususnya bagi para atlet.

    BAB II

    PEMBAHASAN

    Manusia adalah makhluk berkembang, makhluk yang aktif. Tindakan atau perbuatan manusia

    selain ditentukan oleh faktor-faktor yang datang dari luar, juga ditentukan oleh faktor yang datang

    dari dalam diri sendiri.

    Istilah motivasiberasal dari bahasa latin yaitu kata movere yang berarti bergerak. Dalam konteks

    sekarang, motivasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses psikologi yang menghasilkan suatu

    intensitas, arah, dan ketekunan individual dalam usaha untuk mencapai satu tujuan.

    Dalam pembinaan pendidikan jasmani dan olahraga di Indonesia akhir-akhir ini makin dirasakan

    tantangan yang berat terutama untuk menampilkan prestasi yang mengungguli atau setidak-

    tidaknya menyamai prestasi beberapa Negara ASIA yang berciri fisik sama dengan Indonesia.

    Indonesia dengan jumlah penduduk yang cukup besar seharusnya mampu mengorbitkan atlet-atlet

    yang berprestasi.

    Dalam bidang pendidikan jasmani dan olahraga, tidak ada atlet yang dapat menang atau

    menunjukan prestasi yang optimal tanpa motivasi. Meskipun atlet atau tim mempunyai

    keterampilan yang baik, tetapi tidak ada hasrat untuk bermain baik, biasanya mengalami

  • 7/31/2019 MOTIVASI Olahraga Study Pustaka

    5/23

  • 7/31/2019 MOTIVASI Olahraga Study Pustaka

    6/23

    Motivasi adalah kekuatan dari dalam yang menggerakkan dan mengarahkan atau membawa tinkah

    laku ke tujuan. Pada hakikatnya, rumusan ini, bila diteliti dengan cermat, merupakan terminologi

    umum yang mencakup arti daya dorong, keinginan, kebutuhan dan kemauan. Hubungan antara

    kebutuhan,keinginan dan kepuasan digambarkan sebagai mata rantai yang disebut Need want

    satisfaction chain.

    c. E.J Muray (1964 )

    Motivasi adalah kecenderungan yang mengarahkan dan memilih tingkah laku yang terkendali

    sesuai kondisi, dan kecenderungan mempertahankannya sampai tujuan tercapai.

    d. Robert.N. Singer (1986)

    Motivasi adalah sebagai dorongan untuk mencapai tujuan, dorongan dari dalam terhadap aktifitas

    yang bertujuan. Menurut singer motivasi itu terbagi antara dua yaitu, dorongan (drive) fisik, dan

    motif sosial. Dorongan fisik adalah kecenderungan bertingkah laku kearah pemuasan kebutuhan

    biologis. Motif sosial itu kompleks, muncul dan berkembang dari sumber sumber sosia, seperti

    hubungan antar manusia. Dorongan fisik tidak dapat dipelajari, sedangkan motif sosial dapat.

    e. W.S. Winkel (1983), Wahjosumidjo (1985), Kamlesh (1983).

    Motivasi terbagi atas dua bentuk, yakni motivasi ekstrinsik dan intrinsik. Motivasi ekstrinsik itu

    bentuk motivasi yang di timbulkan oleh berbagai sumber dari luar seperti pemberian hadiah,

    penghargaan, sertfikat dan sebagainya. Motivasi intrinsik itu adalah dorongan alamiah yang

    mendorong seseorang mengerjakan sesuatu dan bukan kerena situasi buatan.

  • 7/31/2019 MOTIVASI Olahraga Study Pustaka

    7/23

    Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa : Motivasi Olahraga adalah keseluruhan

    daya penggerak (motif motif) didalam diri individu yang menimbulkan kegiatan berolahraga,

    menjamin kelangsungan latihan dan memberi arah pada kegiatan latihan untuk mencapai tujuan

    yang dikehendaki.

    Olahraga digemari anak anak, pemuda dan para orang tua karena memiliki daya tarik untuk

    mengembangkan berbagain kemampuan, menumbuhkan harapan harapan, memberikan

    pengalaman yang membanggakan, meningkatkan kesehatan jasmani, dapat digunakan untuk

    memenuhi kebutuhan praktis dalam kehidupan sehari hari dan sebagainya.

    Melalui olahraga para pemuda mendaptakan kesempatan yang luas untuk mengembangkan

    kemampuan, mendapatkan pengakuan dan popularitas, menemukan teman teman baru serta

    pengalaman bepergian dan bertanding yang mendatangkan kegembiraan dan kepuasan. Olahraga

    merupakan aktivitas yang unik, dimana sermua memerlukan hubungan yang harmonis dan ideal

    antara proses berfikir, emosi dan gerakan.

    Kompetisi menimbulkan keadaan penuh stres dan dapat menimbulkan kecemasan atau anxiety,

    serta tantangan untuk mengatasi berbagai perasaan, dengan berolahraga timbul bermacam

    macam dorongan untuk bertindak sebaik baiknya yang merupakan sebagian dorongan untuk

    mengembangkan diri sendiri atau self improvement.

    B. Fungsi Motivasi

    Pengalaman nyata di negara-negara berkembang pada umumnya, seperti juga di Indonesia, adalah

    bila atletnya mengalami kegagalan pada suatu turnamen, maka kelemahan teknik dan taktik

    dituding sebagai sebab utama. Di negara-negara yang sudah maju prestasi olahraganya, kurangnya

  • 7/31/2019 MOTIVASI Olahraga Study Pustaka

    8/23

    motivasi dituding sebagai penyebab utama. Anggapan yang berbeda ini sebenarnya disebabkan

    kelemahan teknik masih menonjol di negara-negara berkembang, sedangkan kempuan teknik dan

    fisik bukan masalah di negara-negara maju, sehingga motivasi merupakan kunci yang mentukan

    keberhasilan penampilannya yang prima.

    Peranan motivasi terhadap prestasi olahraga banyak dibicarakan dan diperhatikan oleh ahli-ahli

    psikologi olahraga. Menurut Singgih Gunarsa, prestasi seseorang dihasilkan dari motivasi

    ditambah latihan. Straub menyatakan bahwa prestasi seseorang adalah motivasi ditambah

    ketrampilan. Sedangkan menurut R.N Singer, prestasi dalam olahraga itu sama dengan

    keterampilan yang diperoleh melalui motivasi yang menyebabkan atlet bertahan dalam latihan,

    ditambah dengan motivasi yang menyebabkan atlet bergairah berlatih keras. Memang tidak dapat

    disangkal bahwa motivasi tidak dapat dipisahkan dengan keberhasilan atlet dalam aktifitas

    olahraga.

    Sama halnya pada proses pembelajaran. Pentingnya peranan motivasi dalam proses pembelajaran

    perlu dipahami oleh pendidik agar dapat melakukan berbagai bentuk tindakan atau bantuan kepada

    siswa. Motivasi dirumuskan sebagai dorongan, baik diakibatkan faktor dari dalam maupun luar

    siswa, untuk mencapai tujuan tertentu guna memenuhi / memuaskan suatu kebutuhan. Dalam

    konteks pembelajaran maka kebutuhan tersebut berhubungan dengan kebutuhan untuk pelajaran.

    Peran motivasi dalam proses pembelajaran, motivasi belajar siswa dapat dianalogikan sebagai

    bahan bakar untuk menggerakkan mesin motivasi belajar yang memadai akan mendorong siswa

    berperilaku aktif untuk berprestasi dalam kelas, tetapi motivasi yang terlalu kuat justru dapat

    berpengaruh negatif terhadap kefektifan usaha belajar siswa.

  • 7/31/2019 MOTIVASI Olahraga Study Pustaka

    9/23

    Fungsi motivasi dalam pembelajaran diantaranya :

    1. Mendorong timbulnya tingkah laku atau perbuatan, tanpa motivasi tidak akan timbul suatu

    perbuatan misalnya belajar.

    2. Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan untuk mencapai

    tujuan yang diinginkan.

    3. Motivasi berfungsi sebagai penggerak, artinya menggerakkan tingkah laku seseorang.

    Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.

    Pada garis besarnya motivasi mengandung nilai-nilai dalam pembelajaran sebagai berikut :

    1. Motivasi menentukan tingkat berhasil atau gagalnya kegiatan belajar siswa.

    2. Pembelajaran yang bermotivasi pada hakikatnya adalah pembelajaran yang sesuai dengan

    kebutuhan, dorongan, motif, minat yang ada pada diri siswa.

    3. Pembelajaran yang bermotivasi menuntut kreatifitas dan imajinitas guru untuk berupaya

    secara sungguh-sungguh mencari cara-cara yang relevan dan serasi guna membangkitkan

    dan memeliharan motivasi belajar siswa.

    4. Berhasil atau gagalnya dalam membangkitkan dan mendayagunakn motivasi dalam proses

    pembelajaran berkaitan dengan upaya pembinaan disiplin kelas.

    5. Penggunaan asas motivasi merupakan sesuatu yang esensial dalam proses belajar dan

    pembelajaran.

    C. Sumber Motivasi

    Motivasi olahraga dapat dibagi atas motivasi primer dan sekunder, dapat pula atas motivasi

    biologis dan sosial. Namun banyak ahli membagikannya atas dua jenis, intrinsik dan ekstrinsik.

  • 7/31/2019 MOTIVASI Olahraga Study Pustaka

    10/23

    a) Motivasi Intrinsik

    Motivasi intrinsik adalah dorongan dari dalam yang menyebabkan individu berpartisipasi.

    Dorongan ini sering dikatakan dibawa sejak lahir, sehingga tidak dapat dipelajari. Atlet yang punya

    motivasi intrinsik akan mengikuti latihan peningkatan kemampuan atau ketrampilan, atau

    mengikuti pertandingan, bukan karena situasi buatan (dorongan dari luar), melainkan karena

    kepuasan dalam dirinya. Bagi atlit tersebut, kepuasan diri diperoleh lewat prestasi yang tinggi

    bukan lewat pemberian hadiah, pujian atau penghargaan lainnya. Atlit ini biasanya tekun, bekerja

    keras, teratur dan disiplin dalam menjalani latihan serta tidak menggantungkan dirinya pada orang

    lain.

    Pada umumnya kemenangan yang diperoleh dalam kompetisi merupakan kepuasan dan selalu

    dievaluasi guna lebih ditingkatkan, dan kekalahan akan diterima tanpa kekecewaan melainkan

    akan menjadi sumber analisa terhadap kekuatan lawan dan kelemahan diri sendiri guna diperbaiki

    melalui latihan-latihan yang keras. Biasanya atlit ini mempunyai kepribadian yang matang, sportif,

    tekun, percaya diri, disiplin dan kreatif.

    Motivasi intrinsik memiliki faktor-faktor dari dalam doro manusia itu sendiri. Seperti yang di

    ungkapkan oleh Abraham H. Maslow pada teori kebutuhan. Teori motivasi yang dikembangkan

    oleh Abraham H. Maslow pada intinya berkisar pada pendapat bahwa manusia mempunyai lima

    tingkat atau hierarki kebutuhan, yaitu :

    1. Kebutuhan fisiologikal (physiological needs), seperti : rasa lapar, haus, istirahat dan sex;

    2. Kebutuhan rasa aman (safety needs), tidak dalam arti fisik semata, akan tetapi juga mental,

    psikologikal dan intelektual;

    http://bocah.moratmarit.com/2009/08/teori-abraham-h-maslow-teori-kebutuhan.htmlhttp://bocah.moratmarit.com/2009/08/teori-abraham-h-maslow-teori-kebutuhan.htmlhttp://bocah.moratmarit.com/2009/08/teori-abraham-h-maslow-teori-kebutuhan.htmlhttp://bocah.moratmarit.com/2009/08/teori-abraham-h-maslow-teori-kebutuhan.html
  • 7/31/2019 MOTIVASI Olahraga Study Pustaka

    11/23

    3. Kebutuhan akan kasih sayang (love needs);

    4. Kebutuhan akan harga diri (esteem needs), yang pada umumnya tercermin dalam berbagai

    simbol-simbol status; dan

    5. Aktualisasi diri (self actualization), dalam arti tersedianya kesempatan bagi seseorang untuk

    mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan

    nyata.

    Kebutuhan-kebutuhan yang disebut pertama (fisiologis) dan kedua (keamanan) kadang-kadang

    diklasifikasikan dengan cara lain, misalnya dengan menggolongkannya sebagai kebutuhan primer,

    sedangkan yang lainnya dikenal pula dengan klasifikasi kebutuhan sekunder. Terlepas dari cara

    membuat klasifikasi kebutuhan manusia itu, yang jelas adalah bahwa sifat, jenis dan intensitas

    kebutuhan manusia berbeda satu orang dengan yang lainnya karena manusia merupakan individu

    yang unik. Juga jelas bahwa kebutuhan manusia itu tidak hanya bersifat materi, akan tetapi bersifat

    pskologikal, mental, intelektual dan bahkan juga spiritual.

    Menarik pula untuk dicatat bahwa dengan makin banyaknya organisasi yang tumbuh dan

    berkembang di masyarakat dan makin mendalamnya pemahaman tentang unsur manusia dalam

    kehidupan organisasional, teori klasik Maslow semakin dipergunakan, bahkan dikatakan

    mengalami koreksi. Penyempurnaan atau koreksi tersebut terutama diarahkan pada konsep

    hierarki kebutuhan yang dikemukakan oleh Maslow. Istilah hierarki dapat diartikan sebagai

    tingkatan. Atau secara analogi berarti anak tangga. Logikanya ialah bahwa menaiki suatu tangga

    berarti dimulai dengan anak tangga yang pertama, kedua, ketiga dan seterusnya. Jika konsep

    tersebut diaplikasikan pada pemuasan kebutuhan manusia, berarti seseorang tidak akan berusaha

  • 7/31/2019 MOTIVASI Olahraga Study Pustaka

    12/23

    memuaskan kebutuhan tingkat kedua,- dalam hal ini keamanan- sebelum kebutuhan tingkat

    pertama yaitu sandang, pangan, dan papan terpenuhi; yang ketiga tidak akan diusahakan pemuasan

    sebelum seseorang merasa aman, demikian pula seterusnya.

    Berangkat dari kenyataan bahwa pemahaman tentang berbagai kebutuhan manusia makin

    mendalam penyempurnaan dan koreksi dirasakan bukan hanya tepat, akan tetapi juga memang

    diperlukan karena pengalaman menunjukkan bahwa usaha pemuasan berbagai kebutuhan manusia

    berlangsung secara simultan. Artinya, sambil memuaskan kebutuhan fisik, seseorang pada waktu

    yang bersamaan ingin menikmati rasa aman, merasa dihargai, memerlukan teman serta ingin

    berkembang.

    Dengan demikian dapat dikatakan bahwa lebih tepat apabila berbagai kebutuhan manusia

    digolongkan sebagai rangkaian dan bukan sebagai hierarki. Dalam hubungan ini, perlu ditekankan

    bahwa :

    Kebutuhan yang satu saat sudah terpenuhi sangat mungkin akan timbul lagi di waktu yang

    akan datang;

    Pemuasaan berbagai kebutuhan tertentu, terutama kebutuhan fisik, bisa bergeser dari

    pendekatan kuantitatif menjadi pendekatan kualitatif dalam pemuasannya.

    Berbagai kebutuhan tersebut tidak akan mencapai titik jenuh dalam arti tibanya suatu

    kondisi dalam mana seseorang tidak lagi dapat berbuat sesuatu dalam pemenuhan

    kebutuhan itu.

  • 7/31/2019 MOTIVASI Olahraga Study Pustaka

    13/23

    Kendati pemikiran Maslow tentang teori kebutuhan ini tampak lebih bersifat teoritis, namun telah

    memberikan fundasi dan mengilhami bagi pengembangan teori-teori motivasi yang berorientasi

    pada kebutuhan berikutnya yang lebih bersifat aplikatif.

    b) Motivasi Ekstrinsik

    Motivasi ekstrinsik adalah dorongan yang berasal dari luar diri individu yang menyebabkan

    individu beradaptasi dalam olahraga. Dorongan ini barasal dari pelatih, guru, orngtua, bangsa atau

    berupa hadiah, sertifikat, penghargaan atau uang. Motivasi ekstrinsik itu dapat dipelajari dan

    tergantung pada besarnya nilai penguat itu dari waktu ke waktu. Ini dapat karena mempertaruhkan

    nama bangsa dan negara, karena hadiah besar, karena publikasi lewat media massa. Dorongan

    yang demikian ini biasanya tidak bertahan lama. Perubahan nilai hadiah, tiadanya hadiah akan

    menurunkan semangat dan gairah berlatih. Kurangnya kompetisi menyebabkan latihan kurang

    tekun, sehingga prestasinya merosot.

    Motivasi ekstrinsik dalam olahraga meliputi juga motivasi kompetitif, karena motif untuk bersaing

    memegang peranan yang lebih besar daripada kepuasan karena telah berprestasi baik. Kemenangan

    merupakan satu-satunya tujuan, sehingga dapat timbul kecenderungan untuk berbuat kurang sportif

    atau kurang jujur seperti licik dan curang. Atlet-atlet yang bermotifasi ektrinsik, sering tidak

    menghargai orang lain, lawannya, atau peraturan pertandingan. Agar dapat menang, maka ia

    cenderung berbuat hal-hal yang merugikan, seperti memakai obat perangsang, mudah dibeli atau

    disuap.

    Beberapa ahli mengemukakan bahwa dalam aktifitas olahraga, motivasi intrinsik maupun ekstrisik

    tidak akan berdiri sendiri, melainkan bersama-sama menuntun tingkah laku individu. Mereka

  • 7/31/2019 MOTIVASI Olahraga Study Pustaka

    14/23

    berdasarkan pandangannya bahwa tingkahlaku motivasi intrinsik itu didrong oleh kebutuhan

    kompetisi dan keputusan sendiri dalam kaitannya dengan lingkungan.

    Manusia hidup dengan lingkungannya dan bertingkah laku dengan lingkunganya. Itulah sebabnya

    pengaruh lingkungan tidak akan terlepas dari kehidupan manusia. Motivasi ekstrisik (pengaruh

    lingkungan) selalu menuntun tingkah laku manusia. Dengan demikian tingkah laku individu dalam

    olahraga dipengaruhi oleh motivasi intrinsik maupun motivasi ekstrinsik.

    Peran motivasi intrinsik dan ekstrinsik dapat kita lihat dalam pertandingan. Dalam pertandingan

    atlet atau tim akan bermain dilapangan yang baru, menghadapi penonton yang banyak. Sebelum

    dan selama pertandingan mereka selalu mendapat petunjuk-petunjuk dari pelatih baik teknik,

    strategi maupun dorongan semangat, agar mereka dapat bermain sebaik mungkin dan

    memenangkan pertandingan. Situasi penonton, lapangan yang baru, petunjuk pelatih,

    menyebabkan tingkah laku mereka dalam kendali lingkungan. Artinya, motivasi ekstrinsik

    berfungsi. Dengan demikin dalam diri atlet atau tim berfungsi motivasi intrisik karena adanya

    kebutuhan-kebutuhannya sendiri, dan motivasi ekstrisik karena dipengaruhi keadaan dari luar.

    Weine Halliwell (1978) menyatakan bahwa sebenarnya motivasi dasar tingkahlaku individu dalam

    olahraga adalah motivasi intrinsik, namun selalu ditambah dengan motivasi ekstrinsik. Dorongan

    ekstrinsik dapat meningkatkan motivasi intrinsik, kalau dorongan itu menambah kompetisi dan

    keputusan individu, dan dapat menurunkan motivasi intrinsik, kalau dorongan itu mengurangi

    kompetisi dan keputusan diri individu. Dengan kata lain, kalau kontrol (aspek lingkungan) lebih

    menonjol, maka penguatan yang diberikan akan menurunkan motivasi intrinsik. Tetapi jika

    informasi lebih menonjol dan positif terhadap kompotensi dan keputusan sendiri individu, maka

    motivasi intrinsik akan meningkat.

  • 7/31/2019 MOTIVASI Olahraga Study Pustaka

    15/23

    D. Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi

    Ada banyak sekali faktor yang berpengaruh terhadap tinggi rendahnya motivasi. Gunarsa (2004)

    menjelaskan bahwa ada 4 dimensi dari motivasi. Dimensi-dimensi tersebut adalah:

    1. Atlet Sendiri

    Atlet memegang peranan sentral dari munculnya motivasi. Atlet sendiri yang mengatur dirinya

    untuk mencapai atau mendapatkan sesuatu. Jika atlet sudah merasa puas dengan pencapaian yang

    ada, maka tidak ada lagi usaha keras untuk mendapatkan sesuatu yang baru.

    2. Hasil Penampilan

    Hasil penampilan sangat menentukan motivasi seorang atlet selanjutnya. Kekalahan dalam

    pertandingan sebelumnya akan berdampak negatif terhadap motivasi atlet berikutnya. Atlet akan

    diliputi perasaan tidak berdaya dan seolah-olah tidak mampu lagi untuk bangkit. Terlebih lagi jika

    mengalami kekalahan dari pemain yang dianggap lebih lemah dari dirinya. Sebaliknya, jika

    mendapatkan kemenangan, maka hal itu akan menumbuhkan sikap positif untuk mengulang

    keberhasilan yang berhasil dia raih. Sebagai contoh, permainan tim nasional sepakbola Indonesia

    dalam Piala Asia tahun 2007 yang lalu. Kemenangan pertandingan pertama melawan Bahrain

    membuat para pemain tim nasional begitu bersemangat untuk mendapatkan hasil serupa ketika

    bertanding melawan Arab Saudi pada pertandingan setelahnya.

    3. Suasana Pertandingan

    Suasana pertandingan sangat menentukan emosi seorang atlet. Sebagai contoh, Taufik Hidayat

    kerap mundur dari pertandingan gara-gara merasa dicurangi oleh wasit. Kondisi tersebut tentu saja

  • 7/31/2019 MOTIVASI Olahraga Study Pustaka

    16/23

    tidak menyenangkan. Emosi yang sudah terganggu oleh kondisi pertandingan yang tidak

    menyenangkan akan berdampak pada motivasi atlet dalam menyelesaikan atau memenangkan

    sebuah pertandingan.

    4. Tugas atau Penampilan

    Motivasi juga ditentukan oleh tugas atau penampilan yang dilakukan. Jika tugas berhasil dengan

    baik diselesaikan, keyakinan diri atlet akan meningkat. Dengan keyakinan diri yang tinggi,

    motivasi juga akan mengalami kenaikan. Tugas yang berhasil dilaksanakan akan memberi

    tambahan energi dan motif untuk bekerja lebih giat.

    F. Cara Meningkatkan Motivasi

    Motivasi memegang peranan yang penting dalam olahraga prestasi. Seorang atlet harus mampu

    menjaga motivasinya agar tetap dalam level yang tinggi baik dalam proses latihan maupun pada

    saat menjalani pertandingan. Motivasi memang bukanlah kondisi yang tidak bisa berubah. Setiap

    saat motivasi atlet bisa mengalami perubahan, sehingga diperlukan sebuah upaya agar motivasi

    tetap terjaga pada level yang optimal. Ada beberapa cara untuk meningkatkan motivasi atlet,

    diantara adalah:

    1. Menetapkan Sasaran (Goal Setting)

    Konsep dasar darigoal settingadalah menciptakan tantangan bagi atlet untuk dilewati. Secara

    sederhana,goal settingmerangsang atlet untuk mencapai sesuatu baik dalam proses latihan

    maupun dalam sebuah kompetisi. Ada beberapa batasan tentang metodegoal settingini agar

    berjalan secara efektif.

  • 7/31/2019 MOTIVASI Olahraga Study Pustaka

    17/23

  • 7/31/2019 MOTIVASI Olahraga Study Pustaka

    18/23

    Persuasi Verbal adalah metode yang paling mudah untuk dilakukan. Pelatih, ofisial, atau keluarga

    adalah orang-orang yang sering memberikan persuasi secara verbal ini. Persuasi verbal adalah

    membakar semangat atlet dengan ucapan-ucapan yang memotivasi.

    Selain itu, Persuasi verbal bisa juga dilakukan oleh atlet sendiri atau sering disebut dengan istilah

    Self talk. Self talkadalah metode persuasi verbal untuk atlet sendiri. Prinsip dasar dariself talkini

    sebenarnya adalah membantu atlet untuk mendapatkan gambaran yang positif baik tentang

    kemampuannya atau mengenai suasana pertandingan. Self talkini diyakini mampu menumbuhkan

    keyakinan diri atlet baik sebelum bertanding atau pada saat menjalani pertandingan. Dengan

    mengucapkan kalimat-kalimat yang membakar semangat maka gambaran pesimisme atlet akan

    hilang dari persepsinya.

    3. Imagery Training

    Metode berikutnya yang cukup membantu memacu motivasi para atlet adalah dengan melakukan

    imagery trainingatau latihan pembayangan. Dalam latihan pembayangan ini atlet diajak untuk

    memvisualisasikan situasi pertandingan yang akan dijalani. Secara detil, atlet harus

    menggambarkan keseluruhan pertandingan, mulai dari situasi lapangan, penontong, lawan dan

    segala macam yang terlibat dalam pertandingan itu. Setelah mendapat gambaran yang riil, maka

    atlet diajak untuk mencari solusi atas persoalan yang mungkin muncul dalam pertandingan.

    Sebagian pemain mengembangkan persepsi bahwa di lapangan akan menghadapi lawan yang

    berat, tangguh dan sulit dikalahkan. Persepsi semacam ini terkadang muncul akibat ketegangan

    sebelum pertandingan. Atlet tidak secara objektif menilai kemampuan diri sendiri. Konsentrasi

    atlet terfokus pada kekuatan lawan dan situasi pertandingan yang berat. Situasi inilah yang

  • 7/31/2019 MOTIVASI Olahraga Study Pustaka

    19/23

    melemahkan motivasi atlet sebelum bertanding. MetodeImagery trainingmengajak para pemain

    untuk mencari atas kemungkinan persoalan yang muncul di lapangan. Membayangkan kekuatan

    diri, pukulan andalan atau kelemahan musuh, menciptakan kondisi objektif pada persepsi seorang

    atlet.

    4. Motivasi Supertisi ( Takhayul )

    Adalah suatu bentuk kepercanyaan kepada susuatu yang menrupakan suatu simbul dan yang di

    anggap mempunyai daya kekuatan atu daya dorongan mental, motivasi ini dapat mengubah tngkah

    laku menjadi lebih semangat, ambisius, dan lebih besar kemauanya untk sukses.

    5. Motivasi Dengan Gambar

    Terutama gambar atau poster yang ada berhubungnya dengan cabang olahraga yang di geluti

    misalnya, gambar Ben Johnson yang sedang lari,gambar adegan yang menarik dalam pertandingan

    sepak bola, ganbar Mike Tyson dan alin-lain.

    6. Meningkatkan Kemampuan Atlet

    Kemampuan atlet meliputiskillteknis dan fisik. Skilldan fisik yang bagus, akan mempengaruhi

    keinginan untuk mencapai prestasi yang maksimal. Skillyang prima dapat dilihat dan dievaluasi

    melalui pertandingan yang diikuti oleh atlet. Untuk itu diperlukan metode kepelatihan yang

    modern dan efektif untuk meningkatkan keterampilan seorang atlet. Pelatih juga harus paham

    dengan pencapaian teknik dan fisik yang dimiliki oleh pemainnya.

    7. Motivasi insentif (Reward)

  • 7/31/2019 MOTIVASI Olahraga Study Pustaka

    20/23

    Reward ini adalah metode yang paling banyak digunakan untuk memacu motivasi atlet. Bonus,

    hadiah atau jabatan tertentu digunakan untuk memotivasi atlet. Reward ini ditujukan untuk

    menggugah motivasi ekstrinsik dari atlet. Dengan iming-iming bonus yang besar, diharapkan atlet

    akan terpacu tampil terbaik dan mengalahkan lawannya.

    Salah satu kelemahan dari metode ini adalah kemungkinan menciptakan ketergantungan dari para

    atlet. Banyak atlet hanya termotivasi hanya untuk mendapatkan bonus tersebut daripada alasan

    lain, Sehingga tidak jarang atlet melakukan upaya-upaya kotor untuk menjadi pemenang.

    Penggunaan doping adalah salah satu cara yang paling sering ditempuh oleh seorang atlet demi

    tampil maksimal dan mendapatkan hadiah atas kemenangannya. Untuk itulah, rewardini harus

    diberikan sebagai pelengkap dari metode lain dan harus diberikan secara bijaksana.

    8. Motivasi Karena Takut

    Ketakutan atau takut terhadap sesuatu dapat merupakan motivasi yang kuat bagi seseorang.:

    Perasaan yang takut atau malu jika atlit tidak tau peraturan pertandingan tersebut (sportif).

    Kekuatan atlit dalam porsi latihan yang diberikan.

    Perasaan takut atau malu ketika tidak ikut serta dalam team (diskors).

    Perasaan takut atau malu jika tidak bias mamanuhi harapan-harapan atau sasaran yang di

    tetapkan oleh pelatih. Sehingga atlit akan beruasaha sekuat tenaga dalam batas sportitifitas.

    G. Hal-Hal Yang Mendorong Atlet Berprestasi

    a. Mencari dan mengatasi stress

  • 7/31/2019 MOTIVASI Olahraga Study Pustaka

    21/23

    Agaknya berjuang untuk mengatasi rintangan-rintangan menciptakan stress pada diri sendiri, dan

    berusaha untuk sukses melalui stress merupakan salah satu utama atlet untuk berprestasi. Sebagai

    contoh para pendaki gunung, dan pada dunia olahraga banyak sekali hal-hal yang serupa ( mencari

    stress dan mengatasinya ) yang mana Craty 1973 mengatakan hal tersebut dengan stress seeking

    animals. Banyak atlet memperoleh kepuasan jika mereka mampu melewati atau mengalahkan

    lawan-lawannya atau dapat mengatasi rintangan yang menghalanginya.

    BAB III

    PENUTUP

    Kesimpulan

    Berdasarkan uraian pembahasan diatas, maka penulis dapat menarik kesimpulan yaitu :

    Motivasi Olahraga adalah keseluruhan daya penggerak (motif motif) didalam diri

    individu yang menimbulkan kegiatan berolahraga, menjamin kelangsungan latihan dan

    memberi arah pada kegiatan latihan untuk mencapai tujuan yang dikehendaki. Melalui

    olahraga para pemuda mendaptakan kesempatan yang luas untuk mengembangkan

    kemampuan, mendapatkan pengakuan dan popularitas, menemukan teman teman baru

    serta pengalaman bepergian dan bertanding yang mendatangkan kegembiraan dan

    kepuasan. Olahraga merupakan aktivitas yang unik, dimana sermua memerlukan hubungan

    yang harmonis dan ideal antara proses berfikir, emosi dan gerakan.

  • 7/31/2019 MOTIVASI Olahraga Study Pustaka

    22/23

    Peran motivasi intrinsik dan ekstrinsik dapat kita lihat dalam pertandingan. Dalam

    pertandingan atlet atau tim akan bermain dilapangan yang baru, menghadapi penonton

    yang banyak. Sebelum dan selama pertandingan mereka selalu mendapat petunjuk-

    petunjuk dari pelatih baik teknik, strategi maupun dorongan semangat, agar mereka dapat

    bermain sebaik mungkin dan memenangkan pertandingan. Situasi penonton, lapangan yang

    baru, petunjuk pelatih, menyebabkan tingkah laku mereka dalam kendali lingkungan.

    Artinya, motivasi ekstrinsik berfungsi. Dengan demikin dalam diri atlet atau tim berfungsi

    motivasi intrisik karena adanya kebutuhan-kebutuhannya sendiri, dan motivasi ekstrisik

    karena dipengaruhi keadaan dari luar.

    Saran

    Dari uraian kesimpulan diatas, maka kami memberikan saran semoga makalah ini dapat berguna

    dan bermanfaat bagi setiap pembaca dalam proses pembelajaran ataupun penambahan wawasan

    dalam ilmu pengetahuan. Umumnya dibidang psikologi olahraga dan khususnya dalam materi

    motivasi dalam olahraga.

    DAFTAR PUSTAKA

    Singgih D. GUnarsa (2004), Psikologi Olahraga Prestasi, Jakarta; BPK Gunung Mulia

    Monly P. Satiadarma (2000), Dasar-dasar Psikologi Olahraga, Jakarta; Pustaka Sinar

    Harapan

    Yunus Mahmud dan Uray Johannes (1991/1992), Psikologi Olahraga, malang; Institut

    Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Malang

    http://www.indoskripsi.com

  • 7/31/2019 MOTIVASI Olahraga Study Pustaka

    23/23