Hubungan antara Motivasi Olahraga dengan Performance pada...

35
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI OLAHRAGA DENGAN PERFORMANCE PADA PADA PEMAIN BASKET DI SALATIGA OLEH SEKARING PAMBAYUN WIDYANINGTYAS 802010 057 TUGAS AKHIR Ditujukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Mememenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi Progam Studi Psikologi FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2015 PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR

Transcript of Hubungan antara Motivasi Olahraga dengan Performance pada...

Page 1: Hubungan antara Motivasi Olahraga dengan Performance pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9295/2/T1_802010057_Full... · Faktor fisik terdiri dari stamina, kekuatan, fleksibilitas,

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI OLAHRAGA DENGAN

PERFORMANCE PADA PADA PEMAIN BASKET DI SALATIGA

OLEH

SEKARING PAMBAYUN WIDYANINGTYAS

802010 057

TUGAS AKHIR

Ditujukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Mememenuhi Sebagian Dari Persyaratan

Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi

Progam Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2015

PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR

Page 2: Hubungan antara Motivasi Olahraga dengan Performance pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9295/2/T1_802010057_Full... · Faktor fisik terdiri dari stamina, kekuatan, fleksibilitas,
Page 3: Hubungan antara Motivasi Olahraga dengan Performance pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9295/2/T1_802010057_Full... · Faktor fisik terdiri dari stamina, kekuatan, fleksibilitas,
Page 4: Hubungan antara Motivasi Olahraga dengan Performance pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9295/2/T1_802010057_Full... · Faktor fisik terdiri dari stamina, kekuatan, fleksibilitas,
Page 5: Hubungan antara Motivasi Olahraga dengan Performance pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9295/2/T1_802010057_Full... · Faktor fisik terdiri dari stamina, kekuatan, fleksibilitas,
Page 6: Hubungan antara Motivasi Olahraga dengan Performance pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9295/2/T1_802010057_Full... · Faktor fisik terdiri dari stamina, kekuatan, fleksibilitas,
Page 7: Hubungan antara Motivasi Olahraga dengan Performance pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9295/2/T1_802010057_Full... · Faktor fisik terdiri dari stamina, kekuatan, fleksibilitas,

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI OLAHRAGA DENGAN PERFORMANCE PADA

PEMAIN BASKET DI SALATIGA

Sekaring Pambayun Widyaningtyas

Berta Esti Ari P.

Jusuf Tjahjo P.

Progam Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2015

Page 8: Hubungan antara Motivasi Olahraga dengan Performance pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9295/2/T1_802010057_Full... · Faktor fisik terdiri dari stamina, kekuatan, fleksibilitas,

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara motivasi olahraga terhadap

performance pemain basket di Salatiga. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif

dengan teknik pengambilan data purposive sampling dan metode analisis korelasi Spearman

rho. Partisipan penelitian ini melibatkan 79 pemain basket di Salatiga dengan kriteria subjek

yaitu laki-laki atau perempuan, berusia 15-30 tahun, tergabung dalam tim, pernah mempunyai

pelatih atau pernah di latih, dan memiliki pengalaman bertanding 2-3 kali baik kejuaraan

antar SMA, antar Universitas, provinsi, kabupaten atau tingkat nasional. Dalam penelitian ini

diskriminasi item yang digunakan adalah 0,25. Kedua alat ukur ini memiliki normalitas yang

baik namun tidak memiliki hubungan yang linear. Skala motivasi olahraga dan penilaian

performance memiliki reliabilitas yang baik. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa

motivasi olahraga terhadap performance tidak ada korelasi negatif yang signifikan.

Kata Kunci : Motivasi olahraga, performance.

Page 9: Hubungan antara Motivasi Olahraga dengan Performance pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9295/2/T1_802010057_Full... · Faktor fisik terdiri dari stamina, kekuatan, fleksibilitas,

Abstract

This study assesses the correlation about the sport motivation towards basketball player’s

performance in Salatiga. The quantitative method is used in this study with purposive

sampling technique as the data collection method and Spearman Rho as data analysis method.

The participant of this study involved 79 basketball players in Salatiga with characteristic i.e

male or female by age about 15-30 years old, incorporeted in team, has a coach or ever has

been trained and has match experience about 2-3 times, whether among high schools,

universities, provinces, districts, or nasional level. In this study aitem discrimination used

0,25. Sport motivation and performance rating have a good normality but no linearity

corellation. Sport motivation and performance rating scale is reliability. The

resultindicatesthatsport motivation has no significant negative corelation towards basketball

player’s performance.

Keywords: Sport motivation, performance.

Page 10: Hubungan antara Motivasi Olahraga dengan Performance pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9295/2/T1_802010057_Full... · Faktor fisik terdiri dari stamina, kekuatan, fleksibilitas,

1

PENDAHULUAN

Dalam berolahraga manusia sering menunjukkan tingkah laku yang

berbeda dengan yang lainnya yang tidak berolahraga (Husdarta, 2011).

Menurut Husdarta (2011) dampak olahraga terhadap individu yang satu

dengan lainnya berbeda, contohnya ada orang yang berolahraga untuk

kesehatan, ada yang untuk kesenangan dan ada orang yang berolahraga

untuk melepaskan atau melampiaskan stres. Hal ini tergantung dan

disebabkan karena sifat-sifat individual yang berbeda. Seperti bakat, minat,

dan motif-motif yang berbeda menyebabkan individu memilih cabang

olahraga tertentu.

Ada berbagai jenis olahraga di dunia, salah satunya adalah olahraga

basket. Permainan bolabasket merupakan permainan yang membutuhkan

teknik agar dalam bermain kita dapat bermain dengan baik dan benar.Dinata

dalam Arifin (2013) dalam penelitiannya menyebutkan beberapa teknik yang

digunakan adalah shooting, dribble,dan passing. Dalam permainan basket ini

tiap pemain harus dapat menempatkan diri sesuai dengan posisinya,

mengkoordinasikan setiap tindakan, dan dituntut untuk dapat bekerjasama

dengan tim.Selain itu pemain juga harus dapat membaca situasi di lapangan

dan mengetahui waktu yang tepat dalam memberi operan kepada

rekannya(Novarida, dkk (2011)).

Dalamolahraga tim, performancesangat penting karena dengan

performance tim dapat mencapai tujuan dan memperbaiki skill sehingga

dapat menghasilkan performance yang tinggi (Starkes & Ericsson, 2003).

Performance yang tinggi tidak dapat ditampilkan tanpa latihan yang keras

Page 11: Hubungan antara Motivasi Olahraga dengan Performance pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9295/2/T1_802010057_Full... · Faktor fisik terdiri dari stamina, kekuatan, fleksibilitas,

2

(Vallerand, 2008). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa variabel

internal dan eksternal memberi efek pada performance pemain.Aspek

psikologis yang menunjang performance adalah motivasi yang tinggi,

aspirasi yang kuat, dan kematangan kepribadian. Sedangkan aspek yang

menggaggu performance adalah ketegangan dan kecemasan, motivasi

rendah, absesi, gangguan emosional, dan keraguan atau takut (Husdarta,

2011).

Performance tidak terlepas dari motivasi,dalam hal ini motivasi yang

digunakan adalah motivasi olahraga. Motivasi olahraga sangat penting

karena motivasi merupakan salah satu kunci keberhasilan yang memfasilitasi

bukan hanya performance namun juga pengalaman positif dalam olahraga

(Vallerand, 2004). Dalam motivasi olahraga ini juga terdapat motivasi yang

ada dalam diri sendiri atau yang biasa disebut dengan motivasi intrinsik dan

motivasi dari luar seperti dari pelatih, teman setim, tim official, penonton,

keluarga atau bisa juga berupa hadiah dan pujian atau yang biasa disebut

dengan motivasi ekstrinsik yakni motivasi yang berasal dari lingkungan.Jadi

motivasi adalah untuk menampilkan suatu perilaku tertentu, dilandasi oleh

adanya keinginan untuk mencapai atau memuaskan suatu kebutuhan

(Gunarsa, 2004).

Sarlito (2006) juga menjelaskan motivasi merupakan istilah umum,

yang menunjukkan kepada seluruh proses gerakan itu, termasuk situasi yang

mendorong, dorongan yang timbul dalam diri individu, tingkah laku yang

ditimbulkan oleh situasi tersebut dan tujuan atau akhir dari gerakan atau

perbuatan. Motivasi dan keikutsertaan individu dalam setting

Page 12: Hubungan antara Motivasi Olahraga dengan Performance pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9295/2/T1_802010057_Full... · Faktor fisik terdiri dari stamina, kekuatan, fleksibilitas,

3

performanceyang berbeda-beda baik untuk dicoba individu agar dapat

meningkatkan hasil dalam olahraga dan musik, dan untuk meningkatkan

hasilnya maka perlu mengandalkan kognitif, afeksi, dan perilaku (Martin,

2007). Menurut George yang dikutip Husdarta (2011), motivasi adalah

keinginan di dalam diri seseorang yang mendorong untuk bertindak. Harold

(Husdarta, 2011) menjelaskan bahwa motivasi menunjukkan dorongan atau

usaha untuk memenuhi atau memuaskan suatu kebutuhan atau untuk

mencapai suatu tujuan. Motivasi intrinsik adalah sumber utama bagi energi

untuk perilaku manusia dan memudahkan perilaku individu untuk

memelihara kehadiran dan kesetiaan dalam mengikuti latihan atau olahraga

tertentu. Dan yang mendasari motivasi ekstrinsik adalah motif seseorang

dalam mengikuti olahraga dan hadiah membuat individu berada dalam

situasi kemungkinan atau ketidakmungkinan untuk memiliki kesetiaan

dalam mengikuti latihan atau olahraga tertentu (Kilpatrick, Herbert, &

Bartholomew, 2005).

Prestasi seringkali tidak dapat tercapai jika tekad diri dalam individu

pemain rendah yang akan menghasilkan motivasi rendah dan pada akhirnya

akan menghasilkan performance yang rendah (Gillet,Vallerand &Rosnet,

2009). Seperti dalam penelitian Gilet dkk, dapat disimpulkan dari hasil study

1 dan study 2 bahwa atlit tenis yang memiliki motivasi yang rendah adalah

karena mereka kurang memiliki tekad diri yang positif dan keahlian yang

cukup sehingga menyebabkan performance menjadi rendah.

Fenomena yang terjadi saat ini adalah kita kurang mengetahui proses

motivasi yang mendasari performance pemain basket, sehingga performance

Page 13: Hubungan antara Motivasi Olahraga dengan Performance pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9295/2/T1_802010057_Full... · Faktor fisik terdiri dari stamina, kekuatan, fleksibilitas,

4

yang ditampilkan tidak selalu mencapai tujuan yang di inginkan (Gillet, dkk

(2009)).

Menurut Husdarta (2011), dalam olahraga setiap atlet selalu

berinteraksi dengan orang lain, yaitu interaksi dengan sesama tim, interaksi

dengan pelatih, interaksi dengan lawan, serta interaksi dengan penonton dan

lingkungan sekitarnya. Hal inilah yang menimbulkan konflik-konflik

psikologis tertentu. Jadi berdasarkan pernyataan di atas dan fenomena yang

ada di lapangan, bahwa prestasi pemain adalah sesuatu yang sangat

diperlukan bukan hanya untuk diri para pemain sendiri tetapi juga untuk

anggota tim dan pelatih. Hal ini membuat peneliti ingin mengetahui apakah

motivasi olahraga dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap

performanceyang nantinya akan memunculkan prestasi pada pemain basket.

TINJAUAN PUSTAKA

Performance

Menurut Gunarsa (2004) performance atau penampilan adalah apa

yang terlihat atau apa yang diperlihatkan pemain dalam suatu permainan

atau pertandingan. Performance merupakan hasil interaksi atau berfungsinya

antara motivasi, kemampuan, dan persepsi pada diri seseorang.

Dalam sebuah studi kasus, performance dapat ditingkatkan dengan

psycho-educational workshops dan dukungan secara psikologi. Dalam studi

ini orang tua diberikan workshop sehingga mereka mengerti apa yang

dibutuhkan anak sebagai atlit dan untuk pelatih diberikan pendidikan

mengenai atlit secara psikologi, agar lebih mengenal latar belakang atlit

Page 14: Hubungan antara Motivasi Olahraga dengan Performance pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9295/2/T1_802010057_Full... · Faktor fisik terdiri dari stamina, kekuatan, fleksibilitas,

5

sehingga dapat memahami atlit. Dan alit juga diberikan pendidikan psikologi

agar lebih berkomitmen, berkomunikasi, memiliki kontrol, kepercayaan dan

konsentrasi (Steptoe, 2013).

Ada beberapa faktor yang berpengaruh besar pada performance atau

penampilan atau kemampuan bermain seorang pemain (Gunarsa, 2004) :

1. Fisik

Faktor fisik terdiri dari stamina, kekuatan, fleksibilitas, dan

koordinasi. Jika membicarakan mengenai faktor fisik, maka tidak

dapat disangkal perlunya proses untuk membentuk suatu kondisi fisik

menjadi seperti apa yang ditargetkan. Hal ini dicapai melalui suatu

prosedur latihan yang baik, teratur, sistematis, dan terencana,

sehingga dapat membentuk kondisi siap untuk bertanding atau untuk

berpenampilan sebaik-baiknya.

Namun demikian, perlu diingat bahwa ada kondisi fisik yang

berkaitan dengan bakat atau kondisi khusus yang ada, yang

merupakan faktor bawaan sejak lahir atau faktor keturunan (gen,

gene factors). Artinya, ada faktor-faktor yang bisa dikembangkan,

tetapi dalam mengembangkan faktor-faktor tertentu, tentu tidak dapat

melewati kerangka batas dari faktor keturunan yang diperoleh sejak

lahir. Misalnya, stamina yang berkaitan dengan kapasitas vital paru-

paru yang dimiliki menjadi sesuatu yang khas bagi diri seorang

pemain atau atlet, yang membedakannya dengan atlet lain.

Page 15: Hubungan antara Motivasi Olahraga dengan Performance pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9295/2/T1_802010057_Full... · Faktor fisik terdiri dari stamina, kekuatan, fleksibilitas,

6

Pada kondisi fisik ini juga, sering kali tampak adanya faktor

dominan yang dimiliki seorang atlet, yang merupakan gabungan

antara bakat dan latihan.

2. Teknik

Penampilan seorang pemain atau atlet juga dipengaruhi oleh

faktor keterampilan khusus yang dimiliki, yang harus dikembangkan

menajdi suatu tampilan sesuai dengan yang diharapkan.

3. Psikis

Seseorang tidak mungkin mencapai prestasi yang luar biasa

apabila tidak memiliki dorongan yang kuat dalam dirinya untuk

berprestasi sebaik-baiknya. Sering kali, kemauan yang kuat saja

masih belum dapat menajmin seorang pemain meraih prestasi yang

baik. Hal ini harus disertai dengan berfungsinya akal sebagai taktik

dan strategi bermain. Ini merupakan faktor kecerdasan atau

kecerdikan yang harus ditampilkan dalam suatu permainan atau

pertandingan yang menjadi faktor penentu untuk meraih prestasi.

Menurut hsu ching-tze (2004), tsai yi-chuan (2004),Trninics ( 2000

), dan john &Joseph (1999), kondisi psikologis pemain, keterampilan dasar,

kondisi fisik, dan kecerdasannya akan lebih terlihat dari catatan ofensif dan

defensif dalam setiap permainan. Maka dari pernyataan di atas maka

dihasilkan kriteria untuk evaluasi performancepadapemain (Kun-Tzu Yu,

Zhong-Xin Su, Rui-Chen Zhuang; 2008)yaitu:

Page 16: Hubungan antara Motivasi Olahraga dengan Performance pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9295/2/T1_802010057_Full... · Faktor fisik terdiri dari stamina, kekuatan, fleksibilitas,

7

1. Poin per musim pertandingan (PPG)

2. Point yang dibuat dalamlapangan(FGM)

3. Rebound yaitu usaha untuk mendapatkan penguasaan bola dari

lawan setelah teman se tim melakukan shoot, lay up, atau free

throw yang gagal

4. Assists yaitu memeberi umpan kepada teman se tim untuk

mencetak poin

5. Blok yaitu menghalau shoot atau passing lawan

6. Steals yaitu mengambil bola dari lawan untuk di kuasai

7. Turnovers yaitu pemain kehilangan pengendalian bola saat

sedang menguasai bola

8. Foul yaitu banyaknya pelanggaran yang dibuat oleh pemain

Motivasi Olahraga

Sarlito (2006)menjelaskan bahwa motivasi merupakan istilah yang

lebih umum, yang menunjukkan kepada seluruh proses gerakan itu,

termasuk situasi yang mendorong, dorongan yang timbul dalam diri

individu, tingkah laku yang ditimbulkan oleh situasi tersebut dan tujuan atau

akhir dari gerakan atau perbuatan.

Menurut George dalam Moekijat (2004), motivasi adalah keinginan

di dalam diri seseorang yang mendorong untuk bertindak. Harold (Moekijat,

2004) menjelaskan bahwa, motivasi menunjukkan doronganatau usaha untuk

memenuhi atau memuaskan suatu kebutuhan atau untuk mencapai suatu

tujuan.

Page 17: Hubungan antara Motivasi Olahraga dengan Performance pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9295/2/T1_802010057_Full... · Faktor fisik terdiri dari stamina, kekuatan, fleksibilitas,

8

Jadi motivasi olahraga adalah keseluruhan daya penggerak (motif-

motif) di dalam diri individu yang menimbulkan kegiatan berolahraga,

menjamin kelangsungan latihan dan memberi arah pada kegiatan latihan

untuk mencapai tujuan yang dikehendaki (Gunarsa, 2004).

Pelletier, dkk (1995) mengemukakan beberapa tipe motivasi atlet, yaitu:

1. Motivasi intrinsik untuk mengetahui adalah motivasi intrinsik yang

melibatkan atlit untuk terlibat dalam aktifitas untuk kesenangan akan

belajar atau berusaha untuk mengetahui hal baru.

2. Motivasi intrinsik untuk mencapai atau menyelesaikan adalah motivasi

intrinsik yang melibatkan atlit dalam aktifitas untuk kesenangan akan

mencoba untuk melampaui diri sendiri untuk mencapai tujuan atau

menyelesaikan masalah.

3. Motivasi intrinsik untuk mendorong pengalaman adalah motivasi

intrinsik yang melibatkan atlit dalam aktifitas yang berhubungan

dengan panca indera dan kesenangan estetis.

4. Motivasi ekstrinsik untuk mengenal regulasi adalah motivasi ekstrinsik

yang melibatkan partisipasi di dalam aktifitas, yang bertujuan untuk

kepentingan hasil dari perilaku.

5. Motivasi ekstrinsik untuk introjected adalah motivasi ekstrinsik yang

memulai atlet berpikir alasan apa yang membuat atlet melakukan aksi

dalam olahraga.

6. Motivasi ekstrinsik untuk regulasi eksternal adalah motivasi ekstrinsik

yang berupa memperoleh hadiah (medali, piala, pujian, uang) dan

Page 18: Hubungan antara Motivasi Olahraga dengan Performance pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9295/2/T1_802010057_Full... · Faktor fisik terdiri dari stamina, kekuatan, fleksibilitas,

9

menghindari paksaan (tekanan sosial, seperti dari pelatih, teman se-tim,

dan penonton).

7. Tidak termotivasi adalah keadaan dimana atlet merasa tidak mampu dan

tidak mampu mengendalikan bakat dan pada akhirnya kehilangan

motivasi yang sangat penting.

METODE PENELITIAN

A. Partisipan

Partisipan dalam penelitian ini adalah pemain basket di Salatiga.

Dalam menentukan jumlah sampel yang akan diambil, peneliti

mengambil sampel yang sesuai dengan kriteria yang ditentukan.

Jumlah populasi pemain basket berjumalah kurang lebih 100 orang

pemain. Maka penelitian ini melibatkan sejumlah 79 pemain, dari tim

SMA 9 pemain, tim Fakultas Psikologi 20 pemain, tim Fakultas Bahasa

dan Sastra 16 pemain, Fakultas Fiskom 17 pemain, dan tim Umum 17

pemain seluruhnya berjenis kelamin pria dan wanita, berusia antara 17

sampai 30 tahun. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah

purposive samplingkarena karakteristik sampelnya sudah ditentukan atau

diketahui lebih dulu berdasarkan ciri dan sifat populasinya.Kriteria

subjek adalah laki-laki atau perempuan, berusia 15-30 tahun, tergabung

dalam tim, pernah mempunyai pelatih atau pernah di latih, dan memiliki

pengalaman bertanding 2-3 kali baik kejuaraan antar SMA, antar

Universitas, provinsi, kabupaten atau tingkat nasional.

Page 19: Hubungan antara Motivasi Olahraga dengan Performance pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9295/2/T1_802010057_Full... · Faktor fisik terdiri dari stamina, kekuatan, fleksibilitas,

10

Dalam penellitian ini subjek yang digunakan sebanyak 79 pemain

basket yang tergabung dalam tim, rata-rata mereka telah mengikuti

pertandingan kurang lebih 5-10 kali. Dan mereka sudah bermain basket

4-7 tahun. Tim-tim ini terdiri dari pemain laki-laki dan perempuan yang

berusia antara 15-27 tahun. Pengambilan data dilakukan pada saat

pemain selesai mengikuti latihan di Gor Putra Abadi dan Gor Hebat

SMA Lab. Untuk penilaian performance pemain di isi oleh pelatih

berlisensi B yaitu Aditya Krisnha P dan asisten pelatih yang berlisensi C

yaitu Putra Pamungkas. Para pelatih dan asisten pelatih ini cukup

berpengalaman dalam dunia basket dan cukup mengenal pemain-pemain

yang dinilai oleh mereka. Pengambilan data ini di lakukan pada tanggal

25 Februari sampai 6 Maret 2015.

B. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode skala

untuk mengungkap respon pribadi subjek dan penilaian kemampuan

dalam bermain basket. Skala yang digunakan yaitu skala motivasi

olahraga, dan skala penilaian performance :

1. Skala Motivasi Olahraga

Untuk mengukur motivasi olahraga peneliti menggunakan The

Sport Motivation Scale (SMS-28) berupa skala likert dari

Pelletier,Fortier, Vallerand, Tuson, Briere, & Blais (1996) dalam

bahasa Inggris yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, yang

Page 20: Hubungan antara Motivasi Olahraga dengan Performance pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9295/2/T1_802010057_Full... · Faktor fisik terdiri dari stamina, kekuatan, fleksibilitas,

11

terdiri dari 28 item. Skala ini terdiri dari 7 pilihan jawaban yang

dapat di pilih oleh responden, yaitu (1) Sangat Tidak Sesuai, (2-3)

Sedikit Sesuai, (4) Agak Sesuai, (5-6) Sesuai, dan (7) Sangat Sesuai.

Karena nilai 2-3 dan 5-6 memiliki skor yang sama maka peneliti

memodifikasi pilihan jawaban menjadi 5 pilihan jawaban menjadi

(1) Sangat Tidak Sesuai, (2) Sedikit Sesuai, (3) Cukup Sesuai, (4)

Sesuai, dan (5) Sangat Sesuai. Berikut ini merupakan aspek-aspek

beserta contoh item untuk tiap-tiap aspeknya. Motivasi intrinsik

untuk mengetahui (Saya merasa puas jika saya berusaha untuk tahu

lebih banyak tentang olahraga basket), motivasi intrinsik untuk

mencapai atau menyelesaikan (Saya merasa puas jika menguasai

teknik latihan yang sulit), motivasi intrinsik untuk mendorong

pengalaman (Saya merasa puas jika saya hidup dalam pengalaman

yang menarik), motivasi ekstrinsik untuk mengenal regulasi

(Menurut saya, bermain basket adalah kebiasaan yang baik untuk

bertemu dengan orang lain), motivasi ekstrinsik untuk introjected

(Saya harus melakukan olahraga untuk merasa baik), motivasi

ekstrinsik untuk regulasi eksternal (Saya merasa dihargai jika orang-

orang yang saya kenal menghormati saya), dan tidak termotivasi

(Saya pernah memiliki alasan yang baik untuk bermain basket, tetapi

sekarang saya bertanya pada diri saya sendiri apakah saya harus

terus bermain basket).

Untuk mengetahui apakah item dalam alat ukur ini memiliki

koefisien diskriminasi item yang memadai dan reliabilitas yang

Page 21: Hubungan antara Motivasi Olahraga dengan Performance pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9295/2/T1_802010057_Full... · Faktor fisik terdiri dari stamina, kekuatan, fleksibilitas,

12

cukup, maka digunakan try out terpakai. Skala ini telah di uji

cobakan pada 10 orang pemain basket yang biasa bermain di

lapangan basket UKSW. Uji coba ini di lakukan untuk mengetahui

apakah bahasa yang digunakan mudah di pahami dan apakah ada

kesulitan untuk menentukan pilihan jawaban. Hasilnya adalah

mereka dapat mengisi skala ini tanpa kesulitan dan 7 orang memiliki

motivasi yang tinggi sedangkan sisanya memiliki motivasi yang

sedang. Dalam penelitian ini standar untuk diskriminasi item adalah

sebesar 0,25. Setelah dilakukan penghitungan menggunakan spss

didapatkan bahwa sebanyak 3 item (no 16, 18 dan 28) gugur karena

memiliki diskriminasi item di bawah 0,25, yaitu untuk no 16 sebesar

0,236, no 18 sebesar 0,162 dan untuk no 28 adalah sebesar -0,054.

Sedangkan yang lain sudah memennuhi standar diskriminasi item

yang digunakan. Dan untuk reliabilitas alat ukur ini adalah sebesar

0,781 > 0,5. Yang berarti bahwa alat ukur ini memiliki reliabilitas

yang tinggi.

2. Skala Performance

Untuk mengukur performance pada pemain, peneliti terdahulu

menggunakan alat ukur yang dimodifikasi antaraAnalytic Hierarchy

Process (AHP)dengantechnical performance Indices (TPI). Dengan

9 pilihan jawaban, karena terlalu banyak pilihan jawaban, maka

peneliti memodifikasi pilihan jawaban menjadi 7 pilihan jawaban.

Pola dasar pengukuran penilaian performance ini mengikuti pola

Page 22: Hubungan antara Motivasi Olahraga dengan Performance pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9295/2/T1_802010057_Full... · Faktor fisik terdiri dari stamina, kekuatan, fleksibilitas,

13

metode skala likert. Pilihan jawaban memiliki 7 alternatif yaitu (1)

Sangat Buruk, (2) Buruk, (3) Agak Buruk, (4) Baik, (5) Sangat Baik,

(6) Hampir Sempurna, (7) Sempurna. Semakin tinggi skor yang

diperoleh subjek berarti semakin baik performance nya dan

sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh subjek berarti

semakin rendah performance nya.

Dalam TPIadabeberapa kriteriaperformance yang

akandinilaiolehpelatihatauasistenpelatihyaitupoin per musim

pertandingan (PPG), point yang dibuat dalamlapangan(FGM),

rebound, assists, blok,steals, turnovers, dan fouls (Kun-Tzu Yu,

Zhong-Xin Su, Rui-Chen Zhuang; 2008).

Forminiakandinilaisesuaidengankemampuanparapemainbasket.

Skala penilaian pemain ini di uji cobakan oleh salah satu

pelatih yang belum mendapatkan lisensi namun sudah pernah

melatih beberapa tim di Salatiga sehingga di anggap mampu untuk

menilai performance pemain. Uji coba ini dilakukan untuk

mengetahui apakah penilaian untuk pemain membingungkan pelatih

atau tidak. Setelah dilakukan uji coba maka didapatkan bahwa

pelatih mampu untuk memahami penilaian yang di modifikasi oleh

peneliti. Setelah dilakukan pengujian diskriminasi item maka

didapatkan bahwa salah satu item gugur yaitu item no 8 dengan hasil

uji diskriminasi item sebesar -0,254< 0,25. Sedangkan untuk

reliabilitas didapatkan sebesar 0,860 > 0,5 yang berarti bahwa alat

ukur ini memiliki reliabilitas yang tinggi.

Page 23: Hubungan antara Motivasi Olahraga dengan Performance pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9295/2/T1_802010057_Full... · Faktor fisik terdiri dari stamina, kekuatan, fleksibilitas,

14

HASIL DAN PEMBAHASAN

Uji Normalitas

Uji normalitas menggunakan uji Kolmogrov-Smirnov. Dari

penelitian ini menunjukkan hasil bahwa kedua variabel berdistribusi dengan

normal, yaitu variabel motivasi olahraga dengan K-S Z 0,860 yang memiliki

signifikansi 0,451 (p>0,05), dan variabel performance dengan K-S Z 0,771

yang memiliki signifikansi 0,592 (p > 0,05).

Uji Linearitas

Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan linear antara variabel

motivasi olahraga dengan performance maka peneliti melakukan uji

linearitas (p<0,05). Dari hubungan tersebut kedua variabel motivasi dengan

performance tidak memiliki hubungan yang bersifat linear, yaitu uji

linearitas antara motivasi olahraga terhadap performance (F = 0.032) yang

memiliki signifikansi sebesar 0,859 (p > 0,05).

Analisis Data Deskriptif

Setelah dilakukan uji normalitas dan uji linearitas. Peneliti menguji

statistik deskriptif setiap variabel. Untuk mengetahui tinggi rendah nilai

sampel, maka dilakukan kategorisasi terhadap skala yang dipakai dalam

penelitian ini.

Page 24: Hubungan antara Motivasi Olahraga dengan Performance pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9295/2/T1_802010057_Full... · Faktor fisik terdiri dari stamina, kekuatan, fleksibilitas,

15

Tabel 1

Kategorisasi Skor Skala Motivasi Olahraga

Kategori Rentang Nilai Frekuensi Presentase Mean SD

Sangat

Tinggi

82 > 125 69 79,7%

Tinggi 63 ≤ X < 82 10 12,6%

Sedang 44 ≤ X < 63 97,32 10,87

Rendah 25 ≤ X < 44

Sangat

Rendah

X <25

Keterangan :

x : skor subjek

Berdasarkan hasil kategori yang telah dilakukan, diketahui

terdapat69 pemain (79,7%) menyatakan bahwa motivasi olahraga dalam

kriteria sangat tinggi dan 10 pemain (12,6%) menyatakan bahwa motivasi

olahraga dalam kriteria tinggi. Rata-rata dari skor motivasi olahraga sebesar

97,32 dengan SD 10,87. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan

bahwa rata-rata subjek memiliki motivasi olahraga yang masuk dalam

kategori sangat tinggi.

Page 25: Hubungan antara Motivasi Olahraga dengan Performance pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9295/2/T1_802010057_Full... · Faktor fisik terdiri dari stamina, kekuatan, fleksibilitas,

16

Tabel 2

Kategori Skor Skala Penilaian Performance

Kategori Rentang Nilai Frekuensi Presentase Mean SD

Sangat

Tinggi

38,5 ≥ 49 6 7,5%

Tinggi 28 ≤ X < 38,5 44 55,6%

Sedang 17,5 ≤ X < 28 29 36,7% 24,83 4,98

Rendah 7 ≤ X < 17,5

Sangat

Rendah

X< 7

Keterangan :

x : skor subjek

Berdasarkan hasil kategori yang telah dilakukan, diketahui terdapat

6 pemain (7,5%) menyatakan bahwa performance pemain dalam kriteria

sangat tinggi, 44 pemain (55,6%) menyatakan bahwa performance dalam

kriteria tinggi. Dan 29 pemain (36,7%) menyatakan bahwa performance

dalam kriteria sedang. Rata-rata dari skor performance sebesar 24,83

dengan SD 4,89. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa rata-

rata subjek memiliki performance yang masuk dalam kategori tinggi.

Page 26: Hubungan antara Motivasi Olahraga dengan Performance pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9295/2/T1_802010057_Full... · Faktor fisik terdiri dari stamina, kekuatan, fleksibilitas,

17

Uji Korelasi

Setelah dilakukannya uji asumsi, peneliti melakukan uji korelasi

dari masing-masing variabel penelitian. Pengujian ini bertujuan untuk

melihat hubungan masing-masing variabel dalam penelitian dengan

menggunakan Spearman correlation. Mengapa menggunakan Spearman

correlation karena hasil dari uji asumsi menunjukkan bahwa ke dua alat

ukur memiliki normalitas yang sesuai namun tidak linearitas. Besarnya

hubungan antara variabel performance dengan motivasi olahraga sebesar r =

-0,50 dengan sig = 0,662 (p < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa hubungan

kedua variabel negatif dan tidak signifikan artinya jika jumlah motivasi

meningkat maka performance tidak meningkat juga.

Correlations

motivasi performance

Spearman's rho motivasi Correlation Coefficient 1.000 -.050

Sig. (2-tailed) . .662

N 78 78

performance Correlation Coefficient -.050 1.000

Sig. (2-tailed) .662 .

N 78 78

Pembahasan

Setelah dilakukan penelitian dan dari hasil uji korelasi penelitianini

di dapatkan bahwa hubungan antara motivasi olahraga dengan

Page 27: Hubungan antara Motivasi Olahraga dengan Performance pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9295/2/T1_802010057_Full... · Faktor fisik terdiri dari stamina, kekuatan, fleksibilitas,

18

performanceadalah tidak ada korelasi negatif yang signifikan, karena r = -

0,50 dengan sig = 0,662 (p < 0,05). Hasil ini tampaknya menunjukkan

bahwa motivasi olahraga saja tidak cukup dalam memunculkan adanya

performancepada individutetapi ada juga hal lain.

Tujuan awal dari dilaksanakannya penelitian ini adalah meneliti

apakah motivasi olahragadapat memunculkanperformance pada pemain

basket di Salatiga.Peneliti sebelumnya mengatakan bahwa adanya hubungan

antara motivasi dengan performance pada atlet (Gillet,Vallerand &Rosnet,

2009).

Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa variabel internal dan

eksternal memberi efek pada performance pemain. Menurut Husdarta

(2011) aspek psikologis yang menunjang performance adalah motivasi yang

tinggi, aspirasi yang kuat, dan kematangan kepribadian. Sedangkan aspek

yang mengganggu performance adalah ketegangan dan kecemasan, motivasi

rendah, absesi, gangguan emosional, dan keraguan atau takut. Jelas bahwa

pada penelitian sebelumnya banyakyang mendukung bahwa motivasi

merupakan faktor munculnya performance.

Namun menurut penelitian sebelumnya yakni Ericsson, Krampe,

dan Romer (1993) bakat yang diimbangi dengan latihan dapat menghasilkan

performance yang baik. Hal ini di dukung juga olehWolstencroft (2002)

bahwabakat merupakan salah satu faktor munculnya performanceselain

motivasi. Dalam penelitiannya di Skotlandia semua atlet-atlet yang memiliki

bakat di latih lebih keras agar dapat mencapai performance yang di inginkan

selain itu dalam penelitiannya disebutkan pentingnya dukungan teman

Page 28: Hubungan antara Motivasi Olahraga dengan Performance pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9295/2/T1_802010057_Full... · Faktor fisik terdiri dari stamina, kekuatan, fleksibilitas,

19

sebaya atau teman se tim serta pentingnya dukungan sosial. Begitu pula

menurut Bush dan Salmela (2001) bahwa motivasi bukanlah satu-satunya

yang menyebabkan performance pemain menjadi lebih baik, tetapi ada hal-

hal yang lebih utama dibandingkan dengan motivasi itu sendiri, seperti

latihan yang keras, dukungan keluarga, pelatih dan guru yang kompeten dan

fisik yang memadai.

Bakat juga membutuhkan komitmen yang kuat pada olahraga

maupun dunia seni yang akan berdampak pada performance. Keputusan

dalam membuat komitmen untuk mengikuti suatu aktifitas berhubungan

dengan tingkat kemampuan dan karakteristik motivasi pada diri individu.

Jika seorang individu memiliki komitmen yang kuat pada kegiatan yang

individu tersebut ikuti maka individu tersebut akan termotivasi agar lebih

giat berlatih sehingga kemampuan dalam diri individu tersebut meningkat

(Patrick, Ryan, Liro, Fredricks, Hruda, dan Eccles(1999)). Banyak juga

penelitian yang mendukung bukan hanya bakat yang menjadi salah satu

faktor muculnya performance namun ada juga latihan. Bahkan banyak orang

sudah mengetahui bahwa latihan merupakan salah satu cara untuk

membantu mengembangkan kemampuan individu agar tampil lebih baik.

Seperti dalam penelitian Plucker (2010) bahwa bakat saja tanpa latihan

adalah tugas yang sangat berat. Karena bakat harus diiringi dengan latihan

agar mencapai performance yang diinginkan. Ericsson (1993) mengatakan

bahwa untuk menjadi pemenang dibutuhkan 10 tahun atau 10.000 jam

latihan. Oleh sebab itu motivasi saja belum cukup untuk meningkatkan

performance, karena motivasi hanya dorongan atau keinginan yang belum

Page 29: Hubungan antara Motivasi Olahraga dengan Performance pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9295/2/T1_802010057_Full... · Faktor fisik terdiri dari stamina, kekuatan, fleksibilitas,

20

terwujud dalam tindakan sehingga jika individu ingin performanceberhasil

maka diperlukan bakat serta latihan yang keras yang nyata. Misalnya saja

pada pemain basket yang ingin menguasai berbagai teknik tetapi tidak

pernah hadir untuk mengikuti latihan dan tidak memiliki bakat, atau pemain

ini hanya menonton video tentang teknik bermain basket atau melihat

temannya bermain basket dan tidak pernah mempraktekannya maka

performance yang baik itu tidak akan muncul hanya karena keinginan atau

dorongan tetapi memang harus diikuti dengan bakat dan komitmen sehingga

menghasillkan performance yang baik.

Menurut Elferink-Gemser & Visscher (2012) regulasi diri juga

berpengaruh pada performance pemain. Dalam masa menuju kedewasan

seseorang akan banyak belajar dan berlatih tentang sesuatu yang ingin di

tekuninya sehingga diharapkan setiap tahunnya individu dapat

meningkatkan performance. Individu dalam “waktu” nya tidak hanya

berkembang dalam hal fisik saja tetapi juga dalam kognitif, emosional dan

sosial. Dalam prosesnya seseorang akan mengalami anthropometry (tinggi

badan, berat badan, dan presentase lemak tubuh), karakteristik fisiologikal

(sistem energi aerobik dan anaerobik), keterampilan teknis (seperti drible,

shooting, passing jika dalam olahraga basket), keterampilan taktis

(keterampilan kognitif untuk membuat keputusan yang tepat di saat yang

tepat), keterampilan psikologis (seperti bagaimana mengelola emosi di

bawah tekanan saat bertanding). Dalam masa perkembangan individu tidak

terlepas dari lingkungan yang mempengaruhi karakteristik individu terutama

dalam tahap belajar dan latihan. Dalam lingkungan ini individu dapat

Page 30: Hubungan antara Motivasi Olahraga dengan Performance pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9295/2/T1_802010057_Full... · Faktor fisik terdiri dari stamina, kekuatan, fleksibilitas,

21

berlatih dan mengembangkan bakat yang dimiliki, pengembangan bakat ini

adalah interaksi antara individu dengan lingkungan yang berarti orang tua

dan pelatih atau guru sangat berperan. Orang tua dan guru atau pelatih harus

sadar akan apa yang mampu di lakukan oleh seorang anak dan apa yang

ingin di pelajari atau apa yang membuat anak tertarik. Dengan begitu

seorang anak dapat meraih kesuksesan dalam performance nya. Untuk

mencapai performance yang sempurna membutuhkan waktu yang sangat

panjang. Ketika mereka menghadapi pertandingan dan apa pun hasilnya

mereka tetap menganggap itu sebagai kesempatan untuk belajar dari

pengalaman, dengan begitu mereka tahu dimana kesalahan mereka dan

memperbaiki kesalahan mereka jika kalah dan jika menang mereka dapat

mempertahankan dan meningkatkan pola permainan mereka. Menurut

Elferink-Gemser (2013) inti dari semua proses untuk mencapai

performanceyaitu proses kedewasaan, belajar dan latihan.

Hal ini membuktikan bahwa antara bakat, motivasi olahraga,

komitmen yang kuat, serta regulasi diri yang baik dapat meningkatkan

kemampuan dan mencapai performance yang diinginkan. Dengan begitu

motivasi yang tinggi namun tidak memiliki bakat, komitmen yang buruk,

dan regulasi diri yang buruk maka belum tentu memiliki performance yang

baik. Tetapi jika di iringi dengan bakat, komitmen, regulasi diri serta

motivasi yang tinggi maka akan menghasilkan performance yang baik.Hal

ini berlaku untuk seluruh jenis cabang olahraga dan dalam dunia seni.

Page 31: Hubungan antara Motivasi Olahraga dengan Performance pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9295/2/T1_802010057_Full... · Faktor fisik terdiri dari stamina, kekuatan, fleksibilitas,

22

Kesimpulan, Kelemahan Penelitian dan Saran

Kesimpulan

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi

olahragaterhadapperformance tidak ada korelasi negatif signifikan. Bukan

berarti motivasi tidak memiliki pengaruh bagi performancepemain, hanya

saja motivasi olahraga bukan merupakan faktor utama untuk performance.

Karena ada faktor lain yang mempengaruhi performance juga seperti bakat,

dukungan dari orang-orang di lingkungan pemain, komitmen, dan regulasi

diri. Namun jika seseorang memiliki bakat dan tidak memiliki motivasi

olahraga maka performance yang diinginkan belum tentu mucul. Jadi antara

motivasi olahraga dengan bakat dan faktor lain harus seimbang sehingga

performance yang diinginkan muncul.

Kelemahan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa kelemahan yaitu kurangnya

subjek yang sesuai dengan kriteria, subjektifitas yang tinggi dari pelatih

sehingga belum tentu pemain yang di nilai tersebut memiliki performance

yang buruk. Karena ada banyak faktor juga yang mempengaruhi

performance yang buruk seperti kelelahan pada pemain karena padatnya

aktifitas dan masalah yang dialami individu.

Page 32: Hubungan antara Motivasi Olahraga dengan Performance pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9295/2/T1_802010057_Full... · Faktor fisik terdiri dari stamina, kekuatan, fleksibilitas,

23

Saran

Penelitian Selanjutnya

Diharapkan pada penelitian selanjutnya untuk mengambil subjek

dengan membedakan antara usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, antar

tim nasional atau budaya.

Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk mengambil atlet

nasional agar mempermudah dalam pengambilan data performance. Karena

jika mengambil atlet nasional biasanya sudah ada statistik performance

untuk setiap pemain yang sudah dinilai oleh pelatih atau asisten pelatih.

Pelatih

Pelatih diharapkan dapat mengidentifikasi dan mengevaluasi

kekurangan-kekuranganperformance pemain di lapangan selanjutnya

memperbaiki cara melatih secara berkelanjutan agar pemain dapat memiliki

performance yang baik.

Pemain Basket

Pemain diharapkan lebih memiliki komitmen agar dapat

menumbuhkan bakat sehingga mampu untuk menunjukkan performance

yang baik di lapangan. Dan pemain juga diharapkan untuk meningkatkan

kemampuan dan menerima teknik-teknik bermain basket dari pelatih serta

belajar dari senior dalam tim. Karena dengan begitu pemain dapat mencapai

tujuan bersama dalam tim.

Page 33: Hubungan antara Motivasi Olahraga dengan Performance pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9295/2/T1_802010057_Full... · Faktor fisik terdiri dari stamina, kekuatan, fleksibilitas,

24

DAFTAR PUSTAKA

Abdin, J. M. (2010). Imagery for sport performance; comprehensive literature review.

Ball State Univeristy. Indiana.

Adler, E. S., Berry, M. J., & Doherty, D. (2012). Pushing “reset”: the conditional Effect

of coaching replacements on college football performance. Review of European

Studies, Vol 4 no 2,124- 137.

Arifin, S. (2012). Pengembangan Model Latihan Shooting (lay up, under ring, jump

shoot) pada mahasiswa JPOK FKIP UNNLAM tahun akademik 2012/2013.

Durand-Bush, N., & Salmela, J. H. (2001). The development of talent in sport.

Handbook of Research on Sport Psychology. Chapter 10, 269-284.

Elferink-Gemser, M. T. (2013). Olympia Exists Pushing Boundaries for Talented

Athletes. Talent Identification and Development in Sports Research Group. ISBN

978-90-820030-1-7.

Ericsson, K. A., Krampe, R. T., & Tesch-Romer, C. (1993). The role of deliberate

practice in the acquisition of expert performance. The American Psychological

Association, Vol. 100. No. 3, 363-406.

Gillet, N., Vallerand, R. J., & Rosnet, E. (2009). Motivational clusters and performance

in a real-life setting. Journal of Sport psychology. 33:49-62. Doi: 10.1007/s11031-

008-9115-z.

Golby, J., Sheard, M., & Van Wersch, A. (2007). Evaluating the factor structure of the

psychological performance inventory. Perceptual & Motor skills, 105, 309-325.

Gray, H. J., & Plucker, J. A. (2010). “She’s a Natural”: Identifying and Developing

Athletic Talent. Journal for the Education of the Gifted. Vol. 33, No. 3, 361-380.

Green, T. D., & Holeman, S. (2004). Athletes’ attributions for team performance: a

theoretical test across sports and gender. Journal ofSocial Behaviour and

Personality, 32(2), 199-206.

Gunarsa, S., Zainuddin S., Henky E., Mudji H., Lidwina B., Mira R., Y. Singgih., Nitya

W., &Abdul H. (1989). Psikologi olahraga. Jakarta: Gunung Mulia.

Gunarsa, S. (2004). Psikologi olahraga prestasi. Jakarta: Gunung Mulia.

Hidayat, Y., & Sukadiyanto. (2012). Instrumen strategi multiteknik mental atlet usia 11-

13 tahun. Jurnl Iptek Olahraga, Volume 14, No 3, 268-287.

Husdarta. (2011). Psikologi Olahraga. Bandung. Alfabeta.

Kilpatrick, M, PhD., Hebert, E, PhD., & Bartholomew, J, PhD. (2005). College

students’ motivation for physical activity: differentiating men’s and women’s

Page 34: Hubungan antara Motivasi Olahraga dengan Performance pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9295/2/T1_802010057_Full... · Faktor fisik terdiri dari stamina, kekuatan, fleksibilitas,

25

motives for sport participation and exercise. Journal of American College Health,

Vol 54, No.2, 87-94.

Mach, M., Dolan, S., & Tzafrir, S. (2010). The differential effect of team members trust

on team performance: the mediation role of team cohesion. Journal of

Occupational and Organizational Psychology, Volume 83 No 771-794.

Martin, A. J. (2007). Motivation and engagement in music and sport: testing a

multidimensional framework in diverse performance settings. Journal of

Personallity, 76:1, 136-170. Doi: 10. 1111/j. 1467-6494.2007.00482.x.

Martono. (2012). Metode penelitian kuantitatif: analisis iai dan analisis data sekunder.

Jakarta: Rajawali Pers.

Massey, W. V., Meyer, B. B., & Hatch, S. J. (2011). Transtheoritical model; examining

readiness for psychological skills training. The Journal of Performance

Psychology, Volume 50, 187-206

Novarida, T., Hardjono., & Agustin, R. W. (2011). Hubungan antara reguasi emosi

dengan komunikasi interpersonal dengan kemampuan bekerjasama pada tim

basket SMA di Surakarta yag mengikuti kompetisi Honda DBL (development

basketball league). Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran, Universitas

Sebelas Maret.

Patrick, H., Ryan, A. M., Alfeld-Liro, C., Fredricks, J. A., Hruda, L. Z., & Eccles, J. S.

(1999). Adolescents' Commitment to Developing Talent:The Role of Peers in

Continuing Motivationfor Sports and the Arts. Journal of Youth and Adolescence,

Vol. 28, No. 6, 741-762.

Pelletier, L., Fortier, M., Vallerand, R., Tuson,K., Briere, N., & Blais, R. (1995).

Toward a new measure of intrinsic motivation, extrinsic motivation, and

amotivation in sports: The Sport Motivation Scale (SMS). Journal of Sport and

Exercise Psychology, 17, 35-53.

Puente-Diaz, R. (2012). The effect of achievment goals on enjoyment, effort,

satisfaction and performance. International Journal of Psychology, Volume 47 No

2, 102-110.

Rmzninezhad, R., Keshtan, M. H., Shahamat, M. D., & Kordshooli, S. S. (2009).The

relationship between collective efficacy, group cohesioin and team performance in

profesionall volleyball teams. Brazilian Journal of Biomotricity. V.3, n.1, p.31-39.

Sinulingga, A. (2011). Dampak olahraga kompetitif di kalangan pelajar dalam kaitannya

dengan motivasi berprestasi (studi komparatif: atlet dan non atlet di PLPP

Sumatra Utara). Edisi khusus No 1, 1-11..

Starkes, J. L., &Ericsson, K. A. (2003). Expert performance in sports: a champaign. IL:

Human Kinetics.

Page 35: Hubungan antara Motivasi Olahraga dengan Performance pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9295/2/T1_802010057_Full... · Faktor fisik terdiri dari stamina, kekuatan, fleksibilitas,

26

Steptoe, K. (2013). Case study 2: Provision of sport psychology services to an

International High Performance Tennis Centre: Models of practice as a function

of primary and secondary client needs. Sport & Exercise Psychology Review, Vol.

9 No. 1

Sugiyono. (2011). Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta.

Trinic, S., & Dizdar, D. (2000). System of the performance evaluation criteria weighted

per positions in the basketball game. Original scientific paper. 1:217-234.

Vallerand, R. J., Megeau, J. A., Elliot, A. J., Dumais, A., Demers, M. A., & Rousseau,

F. (2008). Passion and performance atttainment in sport. Journal of Psychology of

Sport and Exercise, 9 373-392.

Vallerand, R. J. (2004). Intrinsic and extrinsic motivation in sport. Encyclopedia of

Applied Psychology, Volume 2.

Wolstencroft, E. (2002). Talent identification and development: an academic review. A

report for sportscotland by The University of Edinburgh, ISBN 185060 418 5.

Yu, K. T., Su, &Zhuang, Z. X. (2008).An Exploratory Study ofLong-Term Performance

Evaluation for Elite Basketball Players.International Journal of Sports Science and

Engineering, Vol. 02 (2008) No. 04, pp. 195-203.