MOTIVASI

19
MOTIVASI (Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan) Disusun oleh: Abdul Muis Kurniawan Nita Nurtafita Okta Miadi Semester V (lima) PROGRAM STUDI IPA JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)

Transcript of MOTIVASI

Page 1: MOTIVASI

MOTIVASI

(Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan)

Disusun oleh:

Abdul Muis

Kurniawan

Nita Nurtafita

Okta Miadi

Semester V (lima)

PROGRAM STUDI IPA

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2009

Rabu, 25 November 2009

Page 2: MOTIVASI

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT atas segala

curahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat

pada waktunya. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi

Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, dan para pengikutnya hingga akhir

zaman.

Dalam pembuatan makalah ini, penyusun sudah berusaha semaksimal

mungkin untuk menghasilkan sebuah karya ilmiah yang dapat bermanfaat dengan

sebaik-baiknya.

Penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun

agar lebih baik lagi untuk selanjutnya.

Akhir kata, terima kasih penyusun ucapkan kepada pihak-pihak yang telah

membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Jakarta, 25 November 2009

Tim Penyusun

Page 3: MOTIVASI

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ……………………………………………………………..........i

Daftar Isi …………………………………………………………………………ii

BAB I. Pendahuluan …………………………………………………………….1

a. Latar Belakang ………………………………………………………..1

b. Rumusan Masalah …………………………………………………….1

c. Tujuan yang dicapai …………………………………………………..1

d. Metode yang digunakan ………………………………………………2

e. Sistematika ……………………………………………………………2

BAB II. ISI ……………………………………………………………………….3

a. Pengertian Motivasi …………………………………………………..3

b. Teori Motivasi ………………………………………………………...4

c. Jenis-Jenis Motivasi …………………………………………………..5

d. Motivasi Berprestasi dan Karakteristiknya …………………………...6

e. Peranan Motivasi dalam Belajar ……………………………………...7

f. Usaha Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar ………………….7

BAB III. PENUTUP

a. Kesimpulan …………………………………………………………...9

b. Saran …………………………………………………………………..9

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………..10

Page 4: MOTIVASI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kehidupan, sering didapatkan banyak manusia yang melakukan

pekerjaan dengan gigih, dan banyak pula yang santai, bahkan tidak sedikit yang

tidak berbuat apa-apa. Di suatu waktu dijumpai seorang petani yang bermandikan

keringat mencangkul sawahnya dari pagi sampai petang. Ditempat lain, didapati

ibu-ibu rumah tangga yang berkumpul hanya untuk ngerumpi. Disaat yang sama,

ada pemuda pengangguran yang hanya duduk-duduk merenungi nasib.

Secara psikologis ada persoalan yang harus dipecahkan, kenapa dalam satu

waktu ada orang yang bekerja, ada yang santai dan ada yang terbuai dalam

lamunan. Mengapa mereka melakukan perbuatan-perbuatan itu? Apa yang

mempengaruhi jiwa mereka sehingga terlahir perilaku yang berbeda-beda? Dari

sudut pandang psikologi, sesuatu yang terdapat dibalik dilakukannya sebuah sikap

atau perilaku manusia adalah sesuatu yang dikenal dengan istilah motivasi.

B. Rumusan Masalah

Untuk mengkaji makalah ini, penyusun merumuskan masalah sebagai

berikut:

a. Apakah pengertian motivasi?

b. Jelaskan teori-teori motivasi!

c. Uraikan jenis-jenis motivasi!

d. Jelaskan motivasi berprestasi dan karakteristiknya!

e. Apa peran motivasi dalam belajar?

f. Bagaimana usaha guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa?

C. Tujuan yang dicapai

Mengetahui pengertian motivasi.

Mengetahui teori-teori motivasi.

Mengetahui jenis-jenis motivasi.

Page 5: MOTIVASI

Mengetahui motivasi berprestasi dan karakteristiknya.

Mengetahui peran motivasi dalam belajar.

Mengetahui usaha guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa.

D. Metode yang dipergunakan

Untuk melengkapi data yang diperlukan dalam penyusunan makalah ini,

penyusun menggunakan metode:

Metode keperpustakaan, yaitu pengambilan data melalui buku-buku,

internet dan lain-lain. Tujuan dari metode tersebut yaitu untuk

memperoleh data-data yang teoritis sebagai pembanding data yang

aktual.

Metode kuantitatif yaitu menarik kesimpulan berdasarkan kualitas atau

intensitas ini dari informasi data yang kami peroleh.

E. Sistematika

BAB I : PENDAHULUAN

Pada pendahuluan berisi tentang latar belakang, rumusan masalah,

tujuan yang akan dicapai., dan metode yang dipergunakan serta

sistematika.

BAB II : ISI

Dalam bab ini, kami mencoba membahas tentang bahan yang kami

angkat sebagai rujukan dalam pembuatan makalah ini.

BAB III : PENUTUP

Penutup berisi kesimpulan dan saran tentang masalah-masalah yang

diuraikan dalam makalah ini.

Page 6: MOTIVASI

BAB II

ISI

A. Pengertian Motivasi

Motivasi dalam bahasa Inggris-nya “Motive” berasal dari kata “Motion”,

yang berarti gerakan atau sesuatu yang bergerak. Yaitu gerakan yang dilakukan

untuk manusia atau disebut juga perbuatan atau tingkah laku. Dalam kata lain,

kata “Motivum” menunjuk pada alasan tertentu mengapa sesuatu itu bergerak.

Motif dalam psikologi berarti rangsangan, dorongan, pembangkit tenaga bagi

terjadinya suatu tingkah laku.

Motivasi menurut Mc. Donald, adalah Perubahan energi dalam diri

seseorang yang ditandai dengan munculnya “Feeling” dan didahului dengan

tanggapan terhadap adanya tujuan. Motivasi dapat didefinisikan dengan:

“Serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu sehingga

seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu dan bila ia tidak suka, maka akan

berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu

(Suardiman; 2006).

Menurut James O. Whittaker mengatakan bahwa motivasi adalah kondisi-

kondisi atau keadaan yang mengaktifkan atau memberi dorongan kepada makhluk

untuk bertingkah laku mencapai tujuan yang ditimbulkan oleh motivasi tersebut.1

Dalam psikologi, motivasi diartikan sebagai segala sesuatu yang menjadi

pendorong timbulnya suatu tingkah laku.2

Motivasi dalam kegiatan belajar adalah keseluruhan daya penggerak di

dalam diri siswa yang menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan yang

memberikan arah pada kegiatan belajar. Motivasi belajar merupakan faktor psikis

yang bersifat nonintelektual, karena berperan sebagai menumbuhkan gairah,

merasa senang dan menyemangati belajar.

1 Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan (Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan), (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), h. 205

2 Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2007), h. 85

Page 7: MOTIVASI

B. Teori-teori Motivasi

Dalam buku Psikologi Pendidikan karangan Ngalim Purwanto, menyatakan

beberapa teori motivasi sebagai berikut:3

1. Teori Hedonisme. Semua orang cenderung menghindari diri dari sesuatu yang

sulit dan yang menyusahkan dan lebih cenderung suka melakukan sesuatu

yang mendatangkan kesenangan. Contohnya, siswa di suatu kelas merasa

gembira dan bertepuk tangan mendengar pengumuman dari kepala sekolah

bahwa guru matematika mereka tidak dapat mengajar karena sakit. Menurut

teori hedonisme, para siswa harus diberi motivasi secara tepat agar tidak

malas dan mau bekerja dengan baik, dengan memenuhi kesenangannya.4

2. Teori Naluri. Pada dasarnya manusia memiliki tiga dorongan naluri pokok,

yakni naluri mempertahankan diri, naluri mengembangkan diri dan naluri

mempertahankan dan mengembangkan jenis. Kebiasaan-kebiasaan ataupun

tindakan-tindakan dan tingkah laku manusia yang diperbuatnya sehari-hari

mendapat dorongan atau digerakkan oleh ketiga naluri tersebut. Teori ini

menjelaskan tentang prilaku manusia yang memilki motivasi, didasarkan oleh

naluri.

3. Teori Reaksi Yang Dipelajari. Perilaku manusia berdasarkan pada pola-pola

dari tingkah laku yang dipelajari dari kebudayaan diminati tempat orang itu

hidup.

4. Teori Daya Pendorong. Teori ini merupakan perpaduan antara teori naluri

dengan teori reaksi yang dipelajari. Seorang pemimpin yang ingin

memotivasi bawahannya, ia mendasarkannya kepada daya pendorong naluri

dan reaksi yang dipelajari dari kebudayaan lingkungan dimana dia berada.

5. Teori Kebutuhan. Tindakan yang dilakukan oleh manusia pada hakekatnya

adalah untuk memenuhi kebutuhannya. Teori kebutuhan ini dapat dijelaskan

dengan teori Abraham Maslaw, yakni Kebutuhan Fisiologis, Kebutuhan Rasa

Aman dan Perlindungan, Kebutuhan Rasa Memiliki dan Cinta, Kebutuhan

3 Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, (Jakarta:Kizi Brother’s, 2008), h. 46-47

4 M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1990), h. 74

Page 8: MOTIVASI

Harga Diri, Kebutuhan akan Aktualisasi Diri. Kebutuhan Fisiologis.

Kebutuhan ini merupakan kebutuhan dasar yang bersifat primer dan vital

yang menyangkut fungsi-fungsi biologis, seperti kebutuhan pangan, sandang

dan papan, kesehatan fisik serta kebutuhan seks, dsb. Kebutuhan Rasa

Aman dan Perlindungan. Rasa ingin terjaminnya keamanan, terlindung dari

bahaya dan ancaman penyakit, perang, kemiskinan, kelaparan dan perlakuan

tidak adil, dsb. Kebutuhan Rasa Memiliki dan Cinta. Kebuthan akan cinta,

rasa setia kawan dan kerjasama. Kebutuhan Harga Diri. Kebutuhan dihargai

karena prestasi, kemampuan dan kedudukan serta status atau pangkat, dsb.

Kebutuhan Aktualisasi Diri. Kebutuhan mempertinggi potensi-potensi yang

dimiliki, pengembangan diri secara maksimum, kreatifitas, dan ekspresi diri.

C. Jenis-jenis Motivasi

Pendapat mengenai klasifikasi motivasi itu ada beberapa jenis. Beberapa yang

terkenal diantaranya adalah yang dikemukakan berikut.

Menurut Chaplin, motivasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu physiological

drive dan social motives. Physiological drives ialah dorongan-dorongan yang

bersifat fisik, seperti lapar, haus, seks, dan sebagainya. Sedangkan yang dimaksud

dengan social motives ialah dorongan-dorongan yang berhubungan dengan orang

lain, seperti estetis, dorongan ingin selalu berbuat baik, dan etis.5

Motivasi menurut Woodworth & Marquis, yang terdiri dari Motif Organis,

Motif Darurat dan Motif Objektif. 6

a. Motif atau Kebutuhan Organis, meliputi kebutuhan makan, minum, seksual

dan kebutuhan untuk beristirahat.

b. Motif Darurat, adalah dorongan untuk menyelamatkan diri, dorongan untuk

membalas, dorongan untuk berusaha.

c. Motif Objektif, adalah menyangkut kebutuhan untuk melakukan eksplorasi

dan melakukan manipulasi.

5 Abdul Rahman Shaleh, Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), h.192

6 Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, (Jakarta:Kizi Brother’s, 2008), h. 44

Page 9: MOTIVASI

Selain kedua tokoh di atas, beberapa psikologi ada yang membagi

motivasi menjadi dua:

1. Motivasi intrinsik, ialah motivasi yang berasal dari diri seseorang itu sendiri

tanpa dirangsang dari luar . Misalnya: orang yang gemar membaca, tidak usah

ada yang mendorong, ia akan mencari sendiri buku-bukunya untuk dibaca.

2. Motivasi ekstrinsik, ialah motivasi yang datang karena adanya perangsang

dari luar, seperti: seorang mahasiswa rajin belajar karena akan ujian.

D. Motivasi Berprestasi dan Karakteristiknya

Manusia pada hakikatnya mempunyai kemampuan untuk berprestasi diatas

kemampuan orang lain. Teori ini memiliki sebuah pandangan (asumsi) bahwa

kebutuhan untuk berprestasi itu adalah suatu yang berbeda dan dapat dibedakan

dari kebutuhan-kebutuhan yang lainnya.

Menurut Mc Clelland, seseorang dianggap memiliki motivasi untuk

berprestasi jika ia mempunyai keinginan untuk melakukan suatu karya berprestasi

lebih baik dari prestasi karya orang lain. Ada tiga jenis kebutuhan manusia

menurut Mc Clelland, yaitu kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan untuk

kekuasaan, dan kebutuhan untuk berafiliasi.7

Mc Clelland mengatakan bahwa ciri-ciri individu yang memiliki motivasi

beprestasi yang tinggi adalah:

1. Berprestasi yang dihubungkan dengan seperangkat standar.

2. Memiliki tanggungjawab pribadi terhadap kegiatan-kegiatan yang

dilakukannya.

3. Adanya kebutuhan untuk mendapatkan umpan balik atas pekerjaan yang

dilakukannya sehingga dapat diketahui dengan cepat bahwa hasil yang

diperoleh dari kegiatannya lebih baik atau buruk.

4. Menghindari tugas-tugas yang terlalu sulit atau terlalu mudah, tetapi akan

memilih tugas-tugas yang tingkat kesulitannya sedang.

5. Inovatif yaitu dalam melakukan suatu pekerjaan dilakukan dengan cara yang

berbeda, efisien, dan lebih baik daripada sebelumnya. Hal ini dilakukan agar

7 Irwanto, Psikologi Umum, (Jakarta: Prenhallindo, 2002), h.206

Page 10: MOTIVASI

individu mendapatkan cara-cara yang lebih menguntungkan dalam

pencapaian tujuan.

6. Tidak menyukai keberhasilan yang bersifat kebetulan atau karena tindakan

orang lain dan ingin merasakan sukses atau kegagalan disebabkan tindakan

individu itu sendiri.

E. Peran Motivasi dalam belajar

Motivasi sangat berperan dalam belajar. Dengan motivasi inilah siswa

menjadi tekun dalam proses belajar, dan dengan motivasi itu pulalah kualitas hasil

belajar siswa juga kemungkinannya dapat diwujudkan. Siswa yang dalam proses

belajar mempunyai motivasi yang kuat dan jelas pasti akan tekun dan berhasil

belajarnya. Kepastian itu dimungkinkan oleh sebab adanya ketiga fungsi motivasi

sebagai berikut:8

1. Pendorong orang untuk berbuat dalam mencapai tujuan.

2. Penentu arah perbuatan yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.

3. Penseleksi perbuatan sehingga perbuatan orang yang mempunyai motivasi

senantiasa selektif dan tetap terarah kepada tujuan yang ingin dicapai.

Berdasarkan arti dan fungsi di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi itu

bukan hanya berfungsi sebagai penentu terjadinya suatu perbuatan tetapi juga

merupakan penentu hasil perbuatan.

F. Usaha Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar

Guru-guru sangat menyadari pentingnya motivasai di dalam membimbing

belajar murid. Berbagai macam teknik misalnya kenaikan tingkat, penghargaan,

peranan-peranan, kehormatan, piagam-piagam prestasi, pujian, dan celaan

dipergunakan untuk mendorong murid-murid agar mau belajar.9

Guru-guru sering menggunakan incentives untuk memotivasi murid-murid

agar berusaha mencapai tujuan yang diinginkan. Incentives, apapun wujudnya

8 M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2007), h. 869 Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan (Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan), (Jakarta:

Rineka Cipta, 2003), h. 200

Page 11: MOTIVASI

akan berguna hanya apabila incentives itu mewakili tujuan yang akan dicapai

yang kiranya memenuhi kebutuhan psikologis murid-murid. Konsekuensinya,

guru harus kreatif dan imajinasinya di dalam menggunakan incentives untuk

memotivasi anak agar berusah mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan.

Untuk mengembangkan motivasi yang baik pada anak-anak didik,

disamping guru harus menjauhkan saran-saran atau sugesti yang negative yang

dilarang oleh agama, atau yang bersifat asocial dan dursila, yang lebih penting

lagi adalah membina pribadi anak didik agar dalam diri anak-anak terbentuk

adanya motif-motif yang mulia, luhur, dan dapat diterima masyarakat. Untuk itu

guru dapat menyediakan dan mengatur situasi-situasi yang memungkinkan

timbulnya persaingan atau kompetisi yang sehat antar anak didik,

membangkitkan self-competition dengan jalan menimbulkan perasaan puas

terhadap hasil-hasil dan prestasi yang telah mereka capai. Membiasakan anak

didik mendiskusikan suatu pendapat atau cita-cita mereka masing-masing, dapat

pula memperkuat motivasi yang baik pada diri mereka.

Pada umumnya motivasi intrinsik lebih kuat dan lebih baik daripada

motivasi ekstrinsik, oleh karena itu, bangunkanlah motivasi intrinsik pada anak-

anak didik. Jangan hendaknya anak mau belajar dan bekerja hanya karena takut

dimarahi, dihukum, mendapat angka merah, atau takut tidak lulus dalam ujian.

BAB III

PENUTUP

Page 12: MOTIVASI

A. Kesimpulan

Dalam psikologi, motivasi diartikan sebagai segala sesuatu yang menjadi

pendorong timbulnya suatu tingkah laku.

Motivasi dalam kegiatan belajar adalah keseluruhan daya penggerak di

dalam diri siswa yang menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan yang

memberikan arah pada kegiatan belajar. Motivasi belajar merupakan faktor psikis

yang bersifat nonintelektual, karena berperan sebagai menumbuhkan gairah,

merasa senang dan menyemangati belajar.

Dalam buku Psikologi Pendidikan karangan Ngalim Purwanto,

menyatakan beberapa teori motivasi, yaitu Teori Hedonisme, Teori Naluri, Teori

Reaksi yang Dipelajari, Teori Daya Pendorong, dan Teori Kebutuhan.

Motivasi merupakan pendorong bagi perbuatan seseorang. Ia menyakut

soal mengapa seseorang berbuat demikian dan apa tujuannya sehingga ia berbuat

demikian. Mungkin ia didorong oleh nalurinya, oleh keinginannya memperolah

kepuasan, atau mungkin juga karena kebutuhan hidupnya yang sangat mendesak.

B. Saran

Dari beberapa teori yang telah diuraikan, kita mengetahui bahwa tiap-tiap

teori memiliki kelemahan dan kekurangan masing-masing. Namun jika kita

hubungkan dengan manusia sebagai pribadi dalam kehidupannya sehari-hari,

teori-teori motivasi yang telah dikemukakan ternyata memiliki hubungan yang

komplementer yang berarti saling melengkapi satu sama lain. Oleh karena itu, di

dalam penerapannya kita tidak perlu terpaku atau hanya cenderung kepada salah

satu teori saja. Kita dapat mengambil manfaat dari beberapa teori sesuai dengan

situasi dan kondisi seseorang pada saat kita melakukan tindakan motivasi.

DAFTAR PUSTAKA

Page 13: MOTIVASI

Irwanto. Psikologi Umum. Jakarta: Prenhallindo, 2002.

Neni Iska, Zikri. Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan. Jakarta:

Kizi Brother’s, 2008.

Purwanto, Ngalim. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya, 1990.

Sabri, M. Alisuf. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2007.

Shaleh, Abdul Rahman. Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam.

Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008.

Soemanto, Wasty. Psikologi Pendidikan (Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan).

Jakarta: Rineka Cipta, 2003.