Motif motif batik
-
Upload
putri-aisyah -
Category
Education
-
view
245 -
download
12
Transcript of Motif motif batik
Batik Nama Anggota:
Andini Rianti
Ciska Olivia
Dhea Ardhina Krisdamaiyanti
Fathin Fadhilah
Fidia Sucia Sari
Merulgia Agestha
Putri Aisyah
Rizki Permata Hati
Tania Ayu Marcelina
Materi yang Akan di Bahas
Sejarah Batik
Pengertan Batik
Alat dan Bahan Untuk Membatik
Teknik dan Proses Pembuatan Batik
Langkah-langkah Membuat Batik
Jenis-Jenis Batik
Batik Khas Bangka Belitung
Peran dan Fungsi Batik
Sejarah Batik
Seni pewarnaan kain dengan teknik perintang pewarnaan
menggunakan malam adalah salah satu bentuk seni kuno. Ada
beberapa penemuan,seperti:
a. Penemuan di Mesir menunjukkan bahwa teknik ini telah dikenal
semenjak abad ke-4 SM, dengan diketemukannya kain
pembungkus mumi yang juga dilapisi malam untuk membentuk
pola.
b. Di Asia, teknik serupa batik juga diterapkan
di Tiongkok semasa Dinasti T'ang (618-907) serta
di India dan Jepang semasa Periode Nara (645-794).
c. Di Afrika, teknik seperti batik dikenal oleh Suku Yoruba
di Nigeria, serta Suku Soninke dan Suku
Wolof di Senegal.
d. Di Indonesia, batik dipercaya sudah ada semenjak
zaman Majapahit, dan menjadi sangat populer akhir
abad XVIII atau awal abad XIX. Batik yang dihasilkan
ialah semuanya batik tulis sampai awal abad XX dan
batik cap baru dikenal setelah Perang Dunia I atau
sekitar tahun 1920-an.
Walaupun kata "batik" berasal dari bahasa Jawa,
kehadiran batik di Jawa sendiri tidaklah tercatat. G.P.
Rouffaer berpendapat bahwa tehnik batik ini
kemungkinan diperkenalkan dari India
atau Srilangka pada abad ke-6 atau ke-7.
Di sisi lain, J.L.A. Brandes (arkeolog Belanda) dan F.A.
Sutjipto (sejarawan Indonesia) percaya bahwa tradisi batik
adalah asli dari daerah seperti Toraja, Flores, Halmahera,
dan Papua. Perlu dicatat bahwa wilayah tersebut bukanlah
area yang dipengaruhi oleh Hinduisme tetapi diketahui
memiliki tradisi kuna membuat batik.
G.P. Rouffaer juga melaporkan bahwa pola gringsing sudah
dikenal sejak abad ke-12 di Kediri, Jawa Timur. Dia
menyimpulkan bahwa pola seperti ini hanya bisa dibentuk
dengan menggunakan alat canting, sehingga ia
berpendapat bahwa canting ditemukan di Jawa pada masa
sekitar itu.
Dalam literatur Eropa, teknik batik ini pertama kali
diceritakan dalam buku History of Java (London, 1817)
tulisan Sir Thomas Stamford Raffles. Ia pernah menjadi
Gubernur Inggris di Jawa semasa Napoleon menduduki
Belanda. Pada 1873 seorang saudagar Belanda Van
Rijekevorsel memberikan selembar batik yang
diperolehnya saat berkunjung ke Indonesia ke Museum
Etnik di Rotterdam dan pada awal abad ke-19 itulah
batik mulai mencapai masa keemasannya. Sewaktu
dipamerkan di Exposition Universelle di Paris pada tahun
1900, batik Indonesia memukau publik dan seniman.
Semenjak industrialisasi dan globalisasi, yang
memperkenalkan teknik otomatisasi, batik jenis baru
muncul, dikenal sebagai batik cap dan batik cetak,
sementara batik tradisional yang diproduksi dengan
teknik tulisan tangan menggunakan canting dan
malam disebut batik tulis. Hugh Clifford merekam
industri di Pekan tahun 1895 bagi menghasilkan
batik, kain pelangi, dan kain telepok.
Pengertian Batik
Batik adalah salah satu cara pembuatan bahan pakaian.
Selain itu batik bisa mengacu pada dua hal:
a. Yang pertama adalah teknik pewarnaan kain dengan
menggunakan malam untuk mencegah pewarnaan
sebagian dari kain. Dalam literatur internasional, teknik ini
dikenal sebagai wax-resist dyeing.
b. Pengertian kedua adalah kain atau busana yang dibuat
dengan teknik tersebut, termasuk penggunaan motif-motif
tertentu yang memiliki kekhasan.
Batik Indonesia, sebagai
keseluruhan teknik, teknologi, serta
pengembangan motif dan budaya yang
terkait, oleh UNESCO telah ditetapkan sebagai
Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan
Non Bendawi sejak 2 Oktober, 2009.
Teknik dan Proses Pembuatan Batik
Teknik pembuatan batik pada prinsipnya
adalah menutup permukaan kain batik
dengan malam batik cair(wax) agar
ketika kain dicelup kedalam ciran
perwarna, kain yang tertutup malam
batik tersebut tidak ikut terkena warna.
Bahan Untuk Membuat
Batik
1. Kain
Kain yang siap untuk di batik umumnya berwarna
putih, karena untuk mempermudah proses membatik
maka biasanya kain digambar sketsa dengan pensil.
Penggunaan kain inilah yang nantinya akan sangat
mempengaruhi tingkat kesulitan membatik.
Jenis kain yang digunakan untuk membatik
Selendang sutera
Selendang katun
Kain sutera
Mori primisima
Blaco dan santung
Kain untuk kaos:
Kaos (T-shirt):
• Lilin
• Malam adalah Lilin yang terbuat dari sarang lebah (Beeswax)
murni yang telah diolah. lilin ini berwarna putih, dan berbau
sangat khas. jika diaplikasikan pada kain cukup lentur dan
tidak mudah retak atau pecah. Bahan pembuat malam lainnya
adalah paraffin. Jika beeswax memiliki sifat yang lentur, maka
sebaliknya paraffin sangat mudah retak, malam paraffin ini
baik untuk membuat batik remukan.
Jenis – jenis lilin :
• Lilin klowong: untuk membatik
(Klowong/garis motif)
Lilin Tembok: untuk menembok/menutup
bagian yang tidak dikehendaki berwarna
Zat pewarna
• Tidak semua pewarna tekstil dapat digunakan untuk mewarnai
batik karena sifat khusus batik. Batik tidak dapat dipanaskan
pada saat pewarnaan karena akan melarutkan lilin. Lilin batik
tidak kuat terhadap alkali. Sebaliknya, tidak semua pewarna
tahan terhadap rebusan air pada saat pengelupasan lilin. Oleh
karena sifatnya yang khusus ini maka pewarna batik harus
dipilih yang sesuai dengan proses pewarnaan batik yang khas.
Menurut asalnya pewarna batik terdiri dari 2 jenis:
a. Pewarna dari bahan alami, didapat dari bagian-bagian tumbuhan seperti
akar, batang, kayu, kulit, daun dan bunga, atau dari getah buang (Lac
Dye) binatang. Contohnya antara lain: daun pohon nila, kulit pohon soga
tinggi, kunir, daun teh, blendok trembalo (getah buang kutu Tachardia
Iacca yang hidup di pohon kesambi).
b. Pewarna sintetis/buatan. Merupakan pewarna yang dapat digunakan
dalam suhu yang tidak merusak lilin, yang termasuk golongan pewarna
tersebut adalah: indigo, indigosol, naptol dan rapid, cat soga, cat basis,
cat Indanthreen, cat belerang dan procion dingin (cat kreatif).
• Parafin: untuk membuat motif pecahan pada
kain batik
Soda Abu: untuk obat bantu melorod
TRO: untuk pembasah
Kostik: obat bantu zat warna napthol
Natrium nitrit: untuk obat bantu zat warna indigosol
HCl: untuk obat bantu pembangkit warna indigosol
Kertas roti: untuk menggambar pola
batik.
Waterglass: untuk obat bantu nglorod
Alat Untuk Membuat Batik Tulis
A. Bandul PenahanBandul dibuat dari timah, atau kayu, atau batu
yang diletakkan di saku. fungsi utama bandul
adalah untuk menahan kain putih (mori) di mana
batik sedang dibuat agar tidak bergerak ditiup
angin, atau menarik dari pembuat batik dengan
kecelakaan. Tapi tanpa bandul, pembuatan batik
dapat dilakukan.
.
B. Dingklik
Dingklik merupakan tempat pembuat
batik, tingginya disesuaikan dengan
tinggi orang duduk saat membatik.
C. GawanganGawangan terbuat dari kayu atau bambu
yang bergerak dan kuat. Fungsinya adalah
untuk menggantung dan membentangkan
kain mori ketika batik akan dibuat dengan
menggunakan canting.
D. Wajan
Wajan peralatan mencair “Malam” (lilin untuk
membuat batik). Wajan terbuat dari baja atau
tanah liat. Lebih baik memiliki pegangan agar
mudah untuk mengangkat atau turun dari api
tanpa menggunakan peralatan lain. Oleh karena
itu wajan yang dibuat dari tanah liat lebih baik
daripada dari logam karena pegangannya tidak
mudah panas. Tapi wajan dari tanah liat yang
lambat panas “Malam”.
E. Kompor / AngloAnglo dibuat dari tanah liat, atau bahan lain.
Anglo adalah api peralatan untuk mencairkan
“Malam”. Kompor terbuat dari besi di mana
sumbu diberikan. Jika menggunakan anglo, maka
bahan untuk membuat api adalah arang dari
kayu. Jika menggunakan kayu api, anglo diganti
dengan “keren”: keren ini banyak digunakan di
desa-desa. Pada dasarnya keren adalah sama
dengan anglo, tetapi tidak memiliki lapisan atas.
F. Kipas / Tepas
Kipas tidak digunakan jika menggunakan api
kompor. Tepas adalah alat untuk membuat api
semakin besar tergantung pada kebutuhan, dan
terbuat dari bambu. Selain tepas, digunakan
juga ilir. Pada dasarnya tepas dan ilir adalah
sama, hanya bentuk yang berbeda. Tepas
bentuk ‘adalah persegi dan menunjuk ke salah
satu lebar dan pegangan di bagian runcing.
G. Taplak
Fungsinya adalah untuk menutupi dan
melindungi pembuat batik itu dari setetes
Malam (lilin) dari canting.
H. Canting
Canting adalah alat untuk menggambar
atau melukis dengan lilin menggambar
Malam ke mori itu. Canting menentukan
nama batik yang akan dihasilkan menjadi
batik gambar. Alat ini terbuat dari
campuran tembaga dan kayu atau bambu
yang fleksibel dan ringan.
I. Kemplongan
Kemplongan merupakan alat yang
terbuat dari kayu yang berbentuk meja
dan palu pemukul alat ini dipergunakan
untuk menghaluskan kain mori sebelum
di beri pola motif batik dan dibatik.
Alat Untuk Membuat Batik
Cap
A. Kasur (Bantalan)Bantalan Kasur ini terbuat dari kapas yang dibungkus dengan kain,
berfungsi sebagai lapisan bantalan kain mori yang akan dicap.
B. TaplakTaplak ini terbuat dari kain katun yang berfungsi untuk lapisan
kasur
C. KomporTebuat dari besi dengan menggunakan sumbu, berfungsi untuk
perapian saat melelehkan lilin malam
D. Anglo Besar
Anglo ini terbuat dari gerabah yang berfungi untuk tungku
yang didalamnya diletakkan kompor untuk perapian.
Penggunaan Anglo ini untuk melindungi api dari angin
sehingga api dapat menyala lebih tenang.
E. MejaMeja ini terbuat dari kayu yang berfungsi untuk meletakkan kasur
bantalan.
F. Loyang
Loyang terbuat dari besi dan berbentuk seperti wajan dengan dasar
datar dan berdiameter 40 cm, loyang ini berfungsi untuk tempat lilin
malam saat dipanaskan.
G. Angsang
Angsang ini terbuat dari tembaga dengan permukaan
berupa anyaman strimin yang diletakkan pada loyang.
Angsang ini berfungsi untuk lapisan dasar pada
permukaan loyang.
H. Serak Kasar dan Serak HalusSerak kasar dan serak halus ini terbuat dari kain katun dengan bentuk
seperti kain kasa berfungsi sebagai lapisan diatas angsang untuk
meletakkan cap saat pengambilan lilin malam yang sudah meleleh.
I. LondoBerupa jambangan kecil yang berisi air dan abu yang berfungsi untuk
dipergunakan membasahi kasur agar tetap basah saat akan dipergunakan
untuk meletakkan mori saat akan dicap.
J. Alat Cap
Alat cap ini terbuat dari tembaga
dengan kombinasi besi dengan
pemukaan untuk berupa motif batik.
Cap ini berfungsi untuk meletakkan
lilin malam dengan motif batik pada
permukaan kain mori.
Alat Tambahan Untuk Membuat Batik
Timbangan: untuk menimbang warna
Stik besi: untuk menghilangkan tetesan lilin
Dingklik: untuk duduk pada waktu membatik tulis
Kenceng: untuk tempat melorod kain batik.
Scrap: untuk membersihkan lilin yang
menetes di lantai.
Seterika dan meja seterika: untuk
menghaluskan kain
Macam-Macam Teknik Membatik
1. Teknik Canting Tulis
teknik canting tulis adalah teknik membatik
dengan menggunakan alat yang disebut canting.
Membatik dengan canting tulis seperti ini
disebut teknik membatik tradisional.
2. Teknik Celup Ikat
Teknik celup ikat merupakan pembuatan motif
pada kain den cara mengikat sebagian kain,
kemudian kain dicelupkan ke dalam larutan
pewarna. Motif inilah yang disebut motif dalam
bentuk negatif atau klise.
3. Teknik Printing
Teknik printing atau cap merupakan cara
pembuatan motif batik menggunakan canting
cap. Canting cap membuat proses pemalaman
yang cepat. Oleh karna itu, teknik printing dapat
menghasilkan kain batik yang lebih banyak dalam
waktu yang lebih singkat.
4. Teknik Colet
Teknik colet yaitu motif yang dihasilkan dengan
teknik colet tidak berupa klise. Teknik colet
disebut juga teknik lukis, yaitu cara mewarnai
pola batik dengan mengoleskan cat atau
perwarna pada kain jenis tertentu pada pada pola
batik dengan alat khusus atau dengan kuas.
Proses Pembuatan Batik
Langkah-langkah pemmbuatan batik
adalah seperti beikut ini. Proses
Pembuatan Batik berikut ini:
1. Menyiapkan gambar kerja
2. Menjiplak gambar di atas kain atau memola (memberi
pola).
3. Membatik klowong sesuai dengan motif yang
dikehendaki
4. Mencelup kain batik ke dalam larutan TRO
untuk memudahkan warna meresap ke kain.
5. Mewarna pertama menggunakan zat warna
napthol, kemudian meniiriskan,
Celup napthol Celup garam
pembangkit
6. Mencuci dengan air bersih dan mengeringkan dengan
cara diangin-anginkan atau dijemur di tempat yang
teduh
7. Membatik / menutup bagian yang dikehendaki tidak
berwarna dengan menggunakan lilin tembok
8. Menutup dasar batikan dengan menggunakan
parafin.
9. Mewarna kedua dengan zat warna napthol,
kemudian angkat dan tiriskan.
10. Mencuci dan mengeringkan dengan cara diangin-
anginkan atau dijemur di tempat yang teduh.
11. Nglorod / menghilangkan lilin / malam pada kain
yang menempel. Mencuci dengan air bersih
sampai benar-benar bersih, tidak ada lilin atau
bekas noda-noda yang menempel kemudian
mengeringkannya.
12. Menghaluskan kain batik dengan cara disetrika.
Menjahit pada bagian tepi taplak batik.
13. Hasil jadinya
LANGKAH MEMBUAT BATIK
1. Langkah pertama adalah membuat desain batik yang biasa
disebut molani. Dalam penentuan motif, biasanya tiap orang
memiliki selera berbeda-beda. Ada yang lebih suka untuk
membuat motif sendiri, namun yang lain lebih memilih
untuk mengikuti motif-motif umum yang telah ada. Motif
yang kerap dipakai di Indonesia sendiri adalah batik yang
terbagi menjadi 2 :
a. Batik klasik, yang banyak bermain dengan simbol-simbol.
b. Batik pesisiran dengan ciri khas natural seperti gambar
bunga dan kupu
kupu. Membuat design atau motif ini dapat menggunakan
pensil.
2. Setelah selesai melakukan molani, langkah kedua adalah
melukis dengan (lilin) malam menggunakan canting
(dikandangi/dicantangi) dengan mengikuti pola tersebut.
3. Tahap selanjutnya, menutupi dengan lilin malam
bagian-bagian yang akan tetap berwarna putih
(tidak berwarna). Canting untuk bagian halus,
atau kuas untuk bagian berukuran besar.
Tujuannya adalah supaya saat pencelupan bahan
kedalam larutan pewarna, bagian yang diberi
lapisan lilin tidak terkena.
4. Tahap berikutnya, proses pewarnaan pertama pada bagian yang
tidak tertutup oleh lilin dengan mencelupkan kain tersebut pada warna
tertentu.
5. Setelah dicelupkan, kain tersebut di jemur dan dikeringkan.
6.Setelah kering, kembali melakukan proses pembatikan yaitu melukis
dengan lilin malam menggunakan canting untuk menutup bagian yang
akan tetap dipertahankan pada pewarnaan yang pertama.
7. Kemudian, dilanjutkan dengan proses pencelupan warna yang kedua
8. Proses berikutnya, menghilangkan lilin malam dari kain tersebut dengan
cara meletakkan kain tersebut dengan air panas diatas tungku.
9. Setelah kain bersih dari lilin dan kering, dapat dilakukan kembali proses
pembatikan dengan penutupan lilin (menggunakan alat canting)untuk
menahan warna pertama dan kedua.
10. Proses membuka dan menutup lilin malam dapat dilakukan berulangkali
sesuai dengan banyaknya warna dan kompleksitas motif yang diinginkan
11. Proses selanjutnya adalah nglorot, dimana kain yang telah berubah warna
direbus air panas. Tujuannya adalah untuk menghilangkan lapisan lilin,
sehingga motif yang telah digambar sebelumnya terlihat jelas. Anda tidak perlu
kuatir, pencelupan ini tidak akan membuat motif yang telah Anda gambar
terkena warna, karena bagian atas kain tersebut masih diselimuti lapisan tipis
(lilin tidak sepenuhnya luntur). Setelah selesai, maka batik tersebut telah siap
untuk digunakan.
12. Proses terakhir adalah mencuci kain batik tersebut dan kemudian
mengeringkannya dengan menjemurnya sebelum dapat digunakan dan dipakai.
Jenis-Jenis Batik
Menurut teknik
Batik tulis adalah kain yang dihias dengan teksture dan corak batik
menggunakan tangan. Pembuatan batik jenis ini memakan waktu
kurang lebih 2-3 bulan.
Batik cap adalah kain yang dihias dengan teksture dan corak batik
yang dibentuk dengan cap ( biasanya terbuat dari tembaga. Proses
pembuatan batik jenis ini membutuhkan waktu kurang lebih 2-3
hari.
Batik lukis adalah proses pembuatan batik dengan cara langsung
melukis pada kain putih.
Menurut Asal Pembuatan
1. Batik Pekalongan
Batik dari daerah Pekalongan ini memiliki motif yang
indah dan bebas. Warna yang dihasilkan dari malam
bisa mengubah kain putih menjadi batik yang
berkwalitas internasional. Para pengrajin batik
Pekalongan ini memiliki inovasi yang tinggi dengan
pembuatan batik yang selalu mengikuti
perkembangan zaman. Sampai sekarang pun batik
dari kota Pekalongan ini selalu mengedepankan motif
yang berbeda dan sesuai dengan trend mode terbaru.
2. Batik Madura
Batik ini di buat oleh pengrajin yang kebanyakan
dari kota Pamekasan. Ragam batik Madura lebih
kreatif dengan ribuan motif yang berani. Warna
dari batik yang dihasilkan sangat beragam dan
warna yang dipilih kebanyakan warna yang
cerah. Jika dibandingkan dengan batik lainnya,
batik Madura lebih kaya akan ragam motifnya
dan kebebasan adalah ciri dari batik Madura ini.
3. Batik Keris
Batik yang dihasilkan oleh perusahaan batik Keris di
Surakarta satu ini sangat inovatif dan selalu mengikuti
perkembangan zaman. Perusahaan batik yang sudah
memiliki nama tersendiri di hati masyarakat ini
sekarang telah berkembangan menjadi beberapa
model baju yang khas. Batik Keris juga memproduksi
baju batik khusus untuk anak-anak.
4. Batik Cirebon
Kain batik asal Cirebon ini sangat
bagus dan unik. Batik tulis Cirebon
sering digunakan untuk souvenier
dan busana wanita maupun pria.
5. Batik Purbalingga
Batik ini berasal dari Purbalingga, Jawa
Tengah, batik ini memiliki ciri khas yang
membedakannya dengan batik di daerah
lain.
6. Batik Kraton
Batik ini memiliki motif yang unik dan
mengandung makna tersendiri. Batik satu
ini dibuat oleh pengrajin yang berada di
kraton dan juga oleh putri kraton sehingga
hanya orang tertentu saja yang
memakaianya. Motif dari batik ini
diantaranya Parang Rusak dan Parang
Barong.
7. Batik Petani
Batik ini memiliki ciri yang sedikit kasar
dibandingkan dengan batik lainnya. Batik
jenis ini dibuat oleh pengrajin batik yang
sebagian besar adalah petani terutama
adalah ibu rumah tangga di waktu luang
saat mereka tidak di sawah.
Motif-Motif Batik
1. Motif Batik Sawat
Sawat berarti melempar. Pada zaman dulu, orang Jawa percaya
dengan para dewa sebagai kekuatan yang mengendalikan alam
semesta. Salah satu dewa tersebut adalah Batara Indra. Dewa ini
mempunyai senjata yang disebut wajra atau bajra, yang berarti
pula thathit (kilat). Senjata pusaka tersebut digunakan dengan cara
melemparkannya (Jawa: nyawatake).
Bentuk senjata Batara Indra tersebut menyerupai seekor ular yang
bertaring tajam serta bersayap (Jawa: mawa lar). Bila dilemparkan
ke udara, senjata ini akan menyambar-nyambar dan mengeluarkan
suara yang sangat keras dan menakutkan.
Walaupun menakutkan, wajra juga
mendatangkan kegembiraan sebab dianggap
sebagai pembawa hujan. Senjata pusaka
Batara Indra ini diwujudkan ke dalam motif
batik berupa sebelah sayap dengan harapan
agar si pemakai selalu mendapatkan
perlindungan dalam kehidupannya.
2. Motif Batik Ceplok Bentuk pola ceplok sangat kuno adalah pola kawung. Pola dengan
motif-motif ceplok ini terinspirasi oleh bentuk buah kawung (buah
atap atau buah aren) yang dibelah empat. Keempat bagian buah
bersama intinya itu melambangkan empat arah (penjuru) utama
dalam agama Budha.
Pada dasarnya, ceplok merupakan kategori ragam hias
berdasarkan pengulangan bentuk geometri, seperti segi empat,
empat persegi panjang, bulat telur, atau pun bintang. Ada banyak
varian lain dari motif ceplok, misalnya ceplok sriwedari dan ceplok
keci. Batik truntum juga masuk kategori motif ceplok. Selain itu,
motif ceplok juga sering dipadupadankan dengan berbagai bentuk
motif lainnya untuk mendapat corak dan motif batik yang lebih
indah.
3. Motif Batik Gurda
Gurda berasal dari kata garuda. Seperti diketahui, garuda merupakan
burung besar. Dalam pandangan masyarakat Jawa, burung garuda
mempunyai kedudukan yang sangat penting. Bentuk motif gurda ini
terdiri dari dua buah sayap (lar) dan di tengahnya terdapat badan dan
ekor.
Motif gurda ini juga tidak lepas dari kepercayaan masa lalu. Garuda
merupakan tunggangan Batara Wisnu yang dikenal sebagai Dewa
Matahari. Garuda menjadi tunggangan Batara Wisnu dan dijadikan
sebagai lambang matahari. Oleh masyarakat Jawa, garuda selain sebagai
simbol kehidupan juga sebagai simbol kejantanan.
4. Motif Batik Truntum
Motif batik truntum diciptakan oleh Kanjeng Ratu Kencana
(Permaisuri Sunan Paku Buwana III), bermakna cinta yang
tumbuh kembali. Beliau menciptakan motif ini sebagai simbol
cinta yang tulus tanpa syarat, abadi, dan semakin lama terasa
semakin subur berkembang (tumaruntum).
Kain motif truntum biasanya dipakai oleh orang tua pengantin
pada hari pernikahan. Harapannya adalah agar cinta kasih yang
tumoruntum ini akan menghinggapi kedua mempelai. Kadang
dimaknai pula bahwa orang tua berkewajiban untuk menuntun
kedua mempelai untuk memasuki kehidupan baru.
5. Motif Batik Udan Liris Motif ini mengandung makna ketabahan dan harus tahan
menjalani hidup prihatin biarpun dilanda hujan dan panas.
Orang yang berumah tangga, apalagi pengantin baru, harus
berani dan mau hidup prihatin ketika banyak halangan dan
cobaan. Ibaratnya tertimpa hujan dan panas, tidak boleh
mudah mengeluh. Segala halangan dan rintangan itu harus
bisa dihadapi dan diselesaikan bersama-sama.
Suami atau istri merupakan bagian hidup di dalam rumah
tangga. Jika salah satu menghadapi masalah, maka
pasangannya harus ikut membantu menyelesaikan, bukan
justru menambahi masalah.
Misalkan, bila suami sedang mendapat cobaan
tergoda oleh perempuan lain, maka sang istri harus
bisa bijak mencari solusi dan mencari penyelesaian
permasalahan. Begitu pula sebaliknya, jika sang
istri mendapat godaan dari lelaki lain, tentu suami
harus bersikap arif tanpa harus menaruh curiga
yang berlebihan sebelum ditemukan bukti.
6. Motif Batik Parang
KusumaMotif batik Parang Kusuma, bermakna hidup harus dilandasi dengan
perjuangan untuk mencari kebahagiaan lahir dan batin, ibarat keharuman
bunga (kusuma). Contohnya, bagi orang Jawa, yang paling utama dari
hidup di masyarakat adalah keharuman (kebaikan) pribadinya tanpa
meninggalkan norma-norma yang berlaku dan sopan santun agar dapat
terhindar dari bencana lahir dan batin. Mereka harus mematuhi aturan
hidup bermasyarakat dan taat kepada perintah Tuhan.
Kondisi ini memang tidak mudah untuk direalisasikan, tetapi umumnya
orang Jawa berharap bisa menemukan hidup yang sempurna lahir batin.
Mereka akan mengusahakan banyak hal untuk mencapai kehidupan
bahagia lahir dan batin.
Di zaman yang serba terbuka sekarang ini,
sungguh sulit untuk mencapai ke tingkat
hidup seperti yang diharapkan karena
banyak godaan. Orang pun lebih cenderung
mencari nama harum dengan cara membeli
dengan uang yang dimiliki, bukan dari
tingkah laku dan pribadi yang baik.
7. Motif Batik Parang Rusak Barong
Motif batik parang rusak barong ini berasal dari kata batu karang dan barong
(singa). Parang barong merupakan parang yang paling besar dan agung, dan
karena kesakralan filosofinya, motif ini hanya boleh digunakan untuk raja,
terutama dikenakan pada saat ritual keagamaan dan meditasi.
Motif ini diciptakan Sultan Agung Hanyakrakusuma yang ingin
mengekspresikan pengalaman jiwanya sebagai raja dengan segala tugas
kewajibannya dan kesadaran sebagai seorang manusia yang kecil di hadapan
Sang Maha Pencipta.
Kata barong berarti sesuatu yang besar dan ini tercermin pada besarnya
ukuran motif tersebut pada kain. Motif parang rusak barong ini merupakan
induk dari semua motif parang. Motif ini mempunyai makna agar seorang raja
selalu hati-hati dan dapat mengendalikan diri.
8. Motif Batik Tambal
Ada kepercayaan bahwa bila orang sakit menggunakan
kain ini sebagai selimut, maka ia akan cepat sembuh.
Tambal artinya menambah semangat hari. Dengan
semangat baru itu diharapkan harapan baru akan muncul
sehingga kesembuhan mudah didapat. Selain itu, dengan
kehadiran para penjenguk, diharapkan si sakit tidak
merasa ditinggalkan dan memiliki banyak saudara
sehingga keinginan untuk sembuh semakin besar.
9. Motif Batik Ciptoning
Motif ciptoning ini biasanya dipakai oleh orang yang
dituakan maupun pemimpin. Dengan memakai motif ini,
pemakainya diharapkan menjadi orang bijak dan mampu
memberi petunjuk jalan yang benar pada orang lain yang
dipimpinnya. Makna filosofis di balik motif ini sebenarnya
bukan hanya untuk pemimpin, tetapi juga untuk setiap
orang agar mampu memimpin (menempatkan) dirinya
sendiri di tengah masyarakatnya.
10. Motif Batik Sido Mukti
Motif Batik Sido Mukti mengandung makna kemakmuran. Bagi orang Jawa,
hidup yang didambakan selain keluhuran budi, ucapan, dan tindakan,
tentu adalah pencapaian mukti atau kemakmuran, baik di dunia maupun
di akhirat.
Setiap orang pasti mencari kemakmuran dan ketenteraman lahir dan
batin. Kemakmuran dan ketenteraman itu tidak akan tercapai tanpa usaha
dan kerja keras, keluhuran budi, ucapan, dan tindakan.
Setiap orang harus bisa mengendalikan hawa nafsu, mengurangi
kesenangan menggunjing tetangga, berbuat baik tanpa merugikan orang
lain, dan sebagainya agar dirinya merasa makmur lahir batin. Kehidupan
untuk mencapai kemakmuran lahir dan batin itulah yang juga menjadi
salah satu dambaan masyarakat.
11. Motif Batik Cuwiri
Batik motif cuwiri biasa digunakan pada saat
acara mitoni, sebuah tradisi memperingati
tujuh bulan usia bayi. Cuwiri artinya kecil-kecil.
Diharapkan pemakainya terlihat pantas dan
dihormati oleh masyarakat. Sejak kecil,
manusia di Jawa sudah memiliki banyak aturan
sesuai dengan falsafah hidupnya dengan tujuan
mendapatkan kemakmuran dan kebaikan.
12. Motif Batik Kawung Motif kawung bermakna keinginan dan usaha yang keras akan selalu
membuahkan hasil, seperti rejekinya berlipat ganda. Orang yang bekerja keras
pasti akan menuai hasil, walaupun kadang harus memakan waktu yang lama.
Contohnya, seorang petani yang bekerja giat di sawah, jika tidak ada hama
yang mengganggu, tentu dia akan memanen hasil padi yang berlipat di
kemudian hari. Kerja keras untuk menghasilkan rejeki berlipat akan lebih
bermakna jika dibarengi dengan sikap hemat, teliti, cermat, dan tidak boros.
Namun sayang, budaya kerja keras untuk menuai hasil maksimal tidak
dilakukan oleh semua orang. Apalagi di zaman sekarang, di mana banyak
orang ingin serba instan, orang ingin cepat kaya tanpa harus bekerja keras.
Oleh karena itu, ada saja mereka yang melakukan hal-hal tercela untuk
mendapatkan keinginannya.
13. Motif Batik Nitik Karawitan
Kebijaksanaan menjadi inti dari filosofi batik
bermotif nitik karawitan. Dengan demikian, para
pemakainya diharapkan akan menjadi orang yang
bijaksana. Itulah mengapa orang-orang yang
dituakan di lingkungannya banyak menggunakan
batik motif ini.
Batik Khas Bangka
Ternyata selain terkenal akan timah dan pantainya, bangka
belitung juga terkenal akan kainnya yang khas. Nama kain
tersebut adalah kain cual.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cual berarti benang
sutera kasar yang baru dipintal (digantih). Namun seiring
perkembangan waktu, Cual menjadi suatu sebutan masyarakat
Bangka Belitung terhadap kain tradisionalnya karena pada
dasarnya kain Cual masuk dalam kategori tenunan songket
seperti layaknya Ulos di Sumatera Utara atau tenun ikat
Donggala di Sulawesi Tengah.
Kain cual telah berkembang sejak abad ke 16. Kini,
setelah Babel berdiri menjadi provinsi sendiri, kain cual
pun menjadi kain adat kebanggaan. Dulu kain ini
sempat menghilang namun berkat kerja keras pasangan
almarhum Abdul Hadi dan sang istri Isnawati Hadi, kain
ini terangkat kembali. Mereka memamerkan kain cual
yang mereka miliki adalah peninggalan leluhur yang
telah berusia 200 tahun. kerja keras ini mengantarkan
mereka pada kesuksesan sebagai enterpreneur
pengembang tradisi dan khasanah kebudayaan lokal
khas Bangka Belitung.
Jika ditilik secara lebih mendalam, kekhasan tenun Cual ini terletak pada
susunan motifnya. Kita dapat menjumpai motif-motif kain Cual yang
terinspirasi dari tumbuh-tumbuhan, hewan, alam ataupun benda yang
ada di lingkungan sekitar, antara lain pucuk rebung, butiran beras,
ombak, bebek, ayam, naga, burung, dan bunga.
Secara umum, motif pada tenun ikat Cual Muntok dibagi menjadi dua
kategori, yaitu motif susunan bercorak penuh, yang dalam bahasa
Bangka disebut dengan motif Penganten Bekecak, dan motif ruang
kosong, yang dalam bahasa Bangka disebut dengan motif Jande Bekecak.
Seperti jenis kain batik atau songket daerah lain yang menjadi kekayaan
tradisi negeri ini, kain tenun Cual juga memiliki makna filosofi dalam
setiap guratan motifnya. Tingkat kehalusan tenunan, kerumitan motif,
dan padu padan warna yang menarik mengandung semacam simbol yang
menggambarkan perjalanan religius penenunnya.
Lebih lanjut bentuk Kain cual seperti songket. Yang membedakannya adalah kain cual
memiliki warna-warna cerah, khas kain tradisional Melayu. Selain itu juga lebih lembut
dan luwes, serta disertai motif flora atau fauna.
Melihat keindahan dan sejarahnya, kain tenun cual Bangka ini, sangat pantas untuk
dilestarikan dan menjadi salah satu souvenir sepulang dari Bangka. Orang-orang tua di
Bangka bahkan menyebutnya sebagai Pusake Lame yang harus dilestarikan.
Harga yang ditawarkan sangat bervariatif tergantung kualitas dari kain tersebut dan
jumlah benang yang digunakan. Untuk kualitas nomor satu biasanya menggunakan satu
helai benang sehingga pengerjaannya lebih lama, namun kualitas yang dihasilkan
sangat memuaskan. Untuk kain tenun nomor satu, harga yang ditawarkan mulai
berkisar antara 7-18 juta. Untuk kain tenun kualitas nomor dua, harga yang dikenakan
sekitar 2,5-5 juta ke atas. Untuk harga kain tenun nomor tiga harga berkisar 1,2 juta
sampai 1,8 juta. Nah, buat yang berkantong agak minim, jangan terlalu khawatir
dengan harga yang melambung tinggi tersebut. Anda masih bisa mendapatkan kain
tenun Cual yang telah disulap menjadi berbagai pernik khusus seperti selendang,
saputangan, atau syal. Tentunya semua barang itu dapat dibeli dengan harga yang
cukup terjangkau dan berkisar antara 75 ribu hingga 125 ribu rupiah.
Fungsi Batik
• Ada beberapa fungsi batik, yaitu:
1.Sebagai fungsi busana, batik sebagai busana
harian, resmi dan adat. Berbicara masalah busan
adat, tidak akan lepas dengan batik.
2.Sebagai upacara adat dan tradisi, batik selalu ada
dan di butuhkan dalam kegiatan upacara adat/tradisi,
misalnya tradisi pernikahan.
3.Sebagai interior, Interior yang
mengunakan motif batik mempunyai
pesona dan daya tarik yang banyak di
minati, baik di rumah pribadi, kantor
maupun hotel-hotel berbintang.
4.Sebagai cindramata, Berupa dompet,
tas, kipas, pernik-pernik yng menjadi aset
komoditas ekonomi dan pariwisata.
Peran Batik Peran batik dalam kehidupan sehari-hari dapat dikelompokkan menjadi
dua bagian yaitu :
a. Batik yang berfungsi sebagai pakaian untuk keperluan sehari-hari, seperti :
1. kemeja
2. daster
3. sarung
b. Batik sebagai kerajinan, seperti :
1. taplak meja
2. seprai
3. gorden
4. hiasan dinding