Mortalitas Rule

19
MORTALITAS RULE Disusun Oleh : Nova Dwi Pawestri G41130982

Transcript of Mortalitas Rule

Page 1: Mortalitas Rule

MORTALITAS RULE

Disusun Oleh : Nova Dwi Pawestri

G41130982

Page 2: Mortalitas Rule

ATURAN UNTUK PEMILIHAN PENYEBAB DASAR KEMATIAN

URUTAN KEJADIAN (SEKUENSI)

PRINSIP UMUM

ATURAN PEMILIHAN (SELECTION RULES)

RULE1

RULE 3

RULE 2

PERTIMBANGAN UNTUK ATURAN SELEKSI

Page 3: Mortalitas Rule

URUTAN KEJADIAN (SEKUENSI) Sekuensi adalah dua kondisi atau lebih yang

diisikan pada baris yang beurutan pada bagian I, setiap kondisi merupakan penyebab kondisi yang ada diatasnya.

I (a) Pendarahan varises esofagus(b) Hipertensi Portal (c) Sirosis Hepatitis (d) Hepatitis BJika terdapat lebih dari satu penyebab kematian pada satu baris, maka ada kemungkinan untuk memiliki lebih dari satu sekuensi.

Page 4: Mortalitas Rule

II (a) Koma (b) Infark Miokard dan Penyakit CVA(c) Atherosklerosis hipertensi

Sekuensi yang terjadi adalah : Atherosklerosis menyebabkan infark miokard,

infark miokard menyebabkan koma Atherosklerosis menyebabkan CVA, CVA

menyebabkan koma Hipertensi menyebabkan infark miokard ,

infark miokard menyebabkan koma Hipertensi menyebabkan CVA, CVA

menyebabkan koma

Page 5: Mortalitas Rule

PRINSIP UMUM Menyatakan bahwa jika lebih dari satu

kondisi terdapat pada sertifikat, maka kondisi yang dimasukkan sendirian dibaris terbawah (bagian I) hanya dipilihh jika ia merupakan penyebab dari seuruh kondisi.

Page 6: Mortalitas Rule

CONTOHI (a) Abses paru-paru

(b) Pneumonia lobusPilih pneumonia lobus (J18.1)II (a) Kegagalan hati

(b) Sumbatan pada saluran empedu(c) Karsinoma kaput pankreas

Pilih karsinoma kaput pankreas (C25.0)

Page 7: Mortalitas Rule

ATURAN PEMILIHAN (SELECTION RULE)

Page 8: Mortalitas Rule

Rule 1Jika prinsip umum tidak bisa diterapkan dan terdapat sekuensi yang berakhir pada kondisi pertama yang dituliskan pada sertifikat, pilih awal sekuensi ini. Jika sekuensi yang berakhir pada kondisi yang pertama lebih dari satu, pilihlah awal dari sekuensi yang pertama disebutkan.

Page 9: Mortalitas Rule

CONTOH RULE 1(a) Bronchopneumonia(b) Infark serebri dan penyakit jantung

hipertensif

Pilih infark serebri (I63.9) . Karena terdapat dua sekuensi yang berujung pada kondisi yang dituliskan pertama kali .

Bronchopneumonia akibat infark serebri dan bronchopneumonia akibat hipertensi

Maka penyebab awal dari sekuensi pertama yang dipilih.

Page 10: Mortalitas Rule

Rule 2Jika tidak terdapat sekuensi yang berakhir pada kondisi yang pertama kali dituliskan di sertifikat, pilihlah kondisi yang pertama kali dituliskan ini.

Page 11: Mortalitas Rule

CONTOH RULE 2(a) Anemia pernisiosa dan gangren kaki(b) Atherosklerosis

Pilih anemia pernisiosa karena tidak terdapat sekuensi yang berujung pada kondisi yang pertama kali dituliskan pada sertifikat

Page 12: Mortalitas Rule

Rule 3Jika kondisi yang dipilih oleh prinsip umum atau rule 1 atau rule 2 jelas merupakan konsekuensi langsung dari kondisi yang dilaporkan, baik terletak di bagian I atau II, pilihlah kondisi primer ini.

Page 13: Mortalitas Rule

CONTOH RULE 3I (a) Bronkopneumonia

(b) Anemia sekunder dan leukimia limfatik kronis

Pilih leukemia limfatik kronis (C91.1) . Bronkopneumonia , dipilih oleh Prinsip Umum, anemia sekunder , keduanya bisa dianggap sebagai sekuel langsung leukemia limfatik kronis.

Page 14: Mortalitas Rule

II (a) Pendarahan otak(b) Hipertensi (c) Pielonefritis kronis dan obstruksi prostat

Pilih obstruksi prostat (N40). Pielonefritis kronis, dipilih oleh Rule 1, bisa dianggap sebagai sekuel langsung obstruksi prostat.

II (a) Toxoplasmosis otak dan herpes zozter (b) Limfoma Burkitt, penyakit HIV

Pilih penyakit HIV yang menyebabkan penyakit ganda yang dapat diklasifikasikan di tempat lain (B22.7). Toxoplasmosis otak, dipilih oleh Rule 2, bisa dianggap sebagai akibat langsung penyakit HIV.

Page 15: Mortalitas Rule

PERTIMBANGAN UNTUK SELECTION RULES

Page 16: Mortalitas Rule

Pada sertifikat dengan kondisi baik, penyebab dasar akan diisi sendirian pada bagian terbawah di bagian I. Kondisi-kondisi yang timbul akibat penyebab dasar ini, kalau ada, dituliskan di atasnya, satu kondisi untuk satu baris, secara meningkat berurutan.

I. (a) Uremia(b) Hydronephrosis(c) Retensio Urin(d) Hipertrofi prostat

Page 17: Mortalitas Rule

Prinsip umum berlaku pada sertifikat yang diisi dengan benar.

Prinsip umum masih bisa digunakan seandainya kondisi yang diisi sendirian di bagian terbawah merupakan kondisi penyebab seluruh kondisi yang ada di atasnya, walaupun kondisi yang diatasnya tidak berurutan.(a) Metastasis Umum(b) Bronkopneumonia(c) Kanker paru-paru

Page 18: Mortalitas Rule

Prinsip Umum tidak berlaku kalau dibaris terbawah terdapat lebih dari satu kondisi, atau kalau kondisi tersebut bukan penyebab kondisi di atasnya.

Jika prinsip umum tidak bisa dipakai, sebisa mungkin untuk mendapat klarifikasi dari dokter yang menulis.

Jika klarifikasi tidak dapat diperoleh gunakan aturan pemilihan.

Page 19: Mortalitas Rule

TERIMA KASIH