MORFODINAMIKA DAN KARAKTERISTIK PANTAI LOJIE...

13
PROSIDING SEMINAR ILMIAH NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI KE-4 TAHUN 2018 Volume 4 : November 2018 219 MORFODINAMIKA DAN KARAKTERISTIK PANTAI LOJIE KECAMATAN BACUKIKI BARAT KOTA PAREPARE PROVINSI SULAWESI SELATAN Haerany Sirajuddin*, Risma Departemen Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin Jl. Poros Malino Km.6, Bontomarannu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan 92171 *E-mail: [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi dan menganalisis morfodinamika pantai daerah penelitian berdasarkan kondisi morfologi, tekstur sedimen pantai dan faktor geologi, disamping mengidentifikasi karakterstik pantai dan hidrodinamika daerah pantai Lojie. Analisis morfodinamika menunjukkan tipe pantai R (reflective) dengan tekstur sedimen dominan berukuran pasir dan kerikil, dan tipe pantai dissipative dengan tekstur sedimen dominan pasir halus, relatif landai serta dicirikan oleh endapan pantai berupa multiple bar. Adapun karakteristik pantai Lojie terbagi atas 2 yaitu pantai tipe berpasir yang terletak di sebelah utara daerah penelitian dimana didominasi oleh material sedimen berukuran pasir halus dengan nilai mean -0.062 Φ -3.526 Φ, sortasi buruk, nilai skewness menunjukkan distribusi material pasir serta nilai kurtosis menunjukkan material sedimen terpilah buruk, sedang pantai tipe bakau dicirikan oleh material berukuran pasir kerikilan dan pecahan terumbu karang. Pengambilan data arus pada beberapa titik menunjukkan kecepatan rata- rata 37.43 cm/dt dengan arah relatif Selatan Barat Daya ke Utara Timur Laut. Adapun hasil pengukuran pasang surut menunjukkan nilai pasang tertinggi pada pukul 05.29 dengan ketinggian muka air 1.38 meter, sedangkan surut terendah terjadi pada pukul 22.44 dengan ketinggian muka air laut 0.61 meter. Berdasarkan genesa pembentukannya, maka pantai pada daerah penelitian tergolong dalam pantai naik (emergence coast) yang dicirikan oleh adanya terumbu karang terangkat dan terumbu karang mati, endapan gosong pasir pada daerah pantai serta proses sedimentasi yang ditandai dengan adanya undak-undak pasir. Kata Kunci: morfodinamika, tekstur sedimen, karakteristik pantai, Lojie PENDAHULUAN Pantai adalah bagian dari permukaan bumi yang paling dinamis (Mukhopaday, 2012). Sekitar 23% dari penduduk dunia bermukim di daerah pantai dan 10% diantaranya hidup dalam wilayah yang ektrim. Kebanyakan dari proses-proses pantai seperti erosi pantai, badai, genangan pantai, tsunami dan kenaikan muka laut memberi dampak yang berbahaya bagi penduduk di sekitar wilayah pantai. Terjadinya proses tersebut adalah berkaitan erat dengan tipe pantai suatu wilayah, sehingga diperlukan suatu kajian untuk membuat suatu batasan mengenai faktor-faktor penyebab perubahan lingkungan pantai. Morfodinamika pantai mengandung pengertian mengenai hubungan antara bentuk, proses dan parameter lainnya yang dapat mengubah bentuk pantai. Variabel yang berpengaruh dapat berupa gelombang, ukuran material sedimen, kemiringan pantai dan fenomena gelombang sekunder (Carter, 1988). Konsep morfodinamika pantai telah diterima secara luas dalam literature teknik pantai sejak diperkenalkan pada pertengahan 1980-an dan diperluas pada tahun 1990-an (Jackson et.al., 2005), dimana ditekankan bahwa faktor-faktor geologi merupakan batasan yang penting dalam menentukan tingkatan pantai secara aktual, yaitu terdiri dari bentuk pantai yang dibatasi pada evolusi morfologi dan sumber asal dari material pantai tersebut. Keragaman morfologi pantai dalam satuan waktu dengan kekuatan perubahan hidrodinamika berupa gelombang dan pasang surut, merupakan modal perubahan morfologi pantai secara spasial sebagai tanggapan terhadap variasi geografi dalam suatu kondisi lingkungan berupa gelombang, pasang surut, sedimen pantai, geologi dan faktor lainnya (Scott et.al., 2011). Khusus untuk peran geologi paling sering disebutkan sebagai faktor penting

Transcript of MORFODINAMIKA DAN KARAKTERISTIK PANTAI LOJIE...

PROS ID ING SEM INAR IL M IAH NAS ION AL S A INS D AN T EKN OL OG I KE - 4 T AHUN 2 018

Volume 4 : November 2018

219

MORFODINAMIKA DAN KARAKTERISTIK PANTAI LOJIE

KECAMATAN BACUKIKI BARAT KOTA PAREPARE PROVINSI

SULAWESI SELATAN

Haerany Sirajuddin*, Risma

Departemen Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin

Jl. Poros Malino Km.6, Bontomarannu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan 92171

*E-mail: [email protected]

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi dan menganalisis morfodinamika pantai

daerah penelitian berdasarkan kondisi morfologi, tekstur sedimen pantai dan faktor geologi,

disamping mengidentifikasi karakterstik pantai dan hidrodinamika daerah pantai Lojie.

Analisis morfodinamika menunjukkan tipe pantai R (reflective) dengan tekstur sedimen

dominan berukuran pasir dan kerikil, dan tipe pantai dissipative dengan tekstur sedimen

dominan pasir halus, relatif landai serta dicirikan oleh endapan pantai berupa multiple bar.

Adapun karakteristik pantai Lojie terbagi atas 2 yaitu pantai tipe berpasir yang terletak di

sebelah utara daerah penelitian dimana didominasi oleh material sedimen berukuran pasir

halus dengan nilai mean -0.062 Φ -3.526 Φ, sortasi buruk, nilai skewness menunjukkan

distribusi material pasir serta nilai kurtosis menunjukkan material sedimen terpilah buruk,

sedang pantai tipe bakau dicirikan oleh material berukuran pasir kerikilan dan pecahan

terumbu karang. Pengambilan data arus pada beberapa titik menunjukkan kecepatan rata-

rata 37.43 cm/dt dengan arah relatif Selatan Barat Daya ke Utara Timur Laut. Adapun hasil

pengukuran pasang surut menunjukkan nilai pasang tertinggi pada pukul 05.29 dengan

ketinggian muka air 1.38 meter, sedangkan surut terendah terjadi pada pukul 22.44 dengan

ketinggian muka air laut 0.61 meter. Berdasarkan genesa pembentukannya, maka pantai

pada daerah penelitian tergolong dalam pantai naik (emergence coast) yang dicirikan oleh

adanya terumbu karang terangkat dan terumbu karang mati, endapan gosong pasir pada

daerah pantai serta proses sedimentasi yang ditandai dengan adanya undak-undak pasir.

Kata Kunci: morfodinamika, tekstur sedimen, karakteristik pantai, Lojie

PENDAHULUAN

Pantai adalah bagian dari permukaan bumi yang paling dinamis (Mukhopaday, 2012). Sekitar 23% dari

penduduk dunia bermukim di daerah pantai dan 10% diantaranya hidup dalam wilayah yang ektrim.

Kebanyakan dari proses-proses pantai seperti erosi pantai, badai, genangan pantai, tsunami dan kenaikan muka

laut memberi dampak yang berbahaya bagi penduduk di sekitar wilayah pantai. Terjadinya proses tersebut

adalah berkaitan erat dengan tipe pantai suatu wilayah, sehingga diperlukan suatu kajian untuk membuat suatu

batasan mengenai faktor-faktor penyebab perubahan lingkungan pantai.

Morfodinamika pantai mengandung pengertian mengenai hubungan antara bentuk, proses dan parameter

lainnya yang dapat mengubah bentuk pantai. Variabel yang berpengaruh dapat berupa gelombang, ukuran

material sedimen, kemiringan pantai dan fenomena gelombang sekunder (Carter, 1988). Konsep morfodinamika

pantai telah diterima secara luas dalam literature teknik pantai sejak diperkenalkan pada pertengahan 1980-an

dan diperluas pada tahun 1990-an (Jackson et.al., 2005), dimana ditekankan bahwa faktor-faktor geologi

merupakan batasan yang penting dalam menentukan tingkatan pantai secara aktual, yaitu terdiri dari bentuk

pantai yang dibatasi pada evolusi morfologi dan sumber asal dari material pantai tersebut.

Keragaman morfologi pantai dalam satuan waktu dengan kekuatan perubahan hidrodinamika berupa gelombang

dan pasang surut, merupakan modal perubahan morfologi pantai secara spasial sebagai tanggapan terhadap

variasi geografi dalam suatu kondisi lingkungan berupa gelombang, pasang surut, sedimen pantai, geologi dan

faktor lainnya (Scott et.al., 2011). Khusus untuk peran geologi paling sering disebutkan sebagai faktor penting

PROS ID ING SEM INAR IL M IAH NAS ION AL S A INS D AN T EKN OL OG I KE - 4 T AHUN 2 018

Volume 4 : November 2018

220

dalam mengendalikan morfologi pantai, seperti kehadiran singkapan ataupun terumbu karang, ukuran material

sedimen dan ketersediaannya.

Secara regional daerah penelitian termasuk dalam Peta Geologi Lembar Pangkajene dan Watampone Bagian

Barat, terletak pada koordinat 1190 36’00” BT - 1190 37’ 05” BT dan 40 04’ 18” LS - 40 05’07” LS (Gambar

1).

Gambar 1. Peta Tunjuk Daerah Penelitian

KONDISI GEOLOGI DI SEPANJANG GARIS PANTAI

Geomorfologi daerah penelitian terbagi atas dua satuan, yaitu satuan geomorfologi bergelombang lemah, dan

satuan geomorfologi pedataran. Adapun dasar pembagian dari satuan geomorfologi daerah penelitian

didasarkan pada kondisi morfografi (bentuk topografi) daerah penelitian. Morfologi pantai pada daerah

penelitian memperlihatkan pedataran yang landai.

Kondisi batuan penyusun merupakan salah satu faktor yang berpengaruhi terhadap distribusi sedimen pantai.

Dalam hal ini dapat menggambarkan material sedimen pantai dengan batuan asalnya. Berdasarkan pengamatan

dilapangan, dijumpai adanya 2 batuan pada daerah penelitian, yaitu breksi dan terumbu koral (batugamping

koral).

Breksi yang dijumpai menunjukkan warna segar abu-abu, warna lapuk merah kecoklatan, tekstur klastik, sotasi

jelek, kemas terbuka, tersusun atas fragmen yang berbentuk menyudut (angular) dengan ukuran butir 6 - 18 cm,

batuan asal andesit, basal, batulempung karbonatan (Gambar 2, 3 dan 4). Matriks berbentuk angular dengan

ukuran butir 0.5 – 3 cm, batuan asal andesit dan basal. Semen yang menyusun breksi memiliki ukuran butir <2

mm dan bersifat karbonatan.

Selain dijumpai adanya litologi breksi juga dijumpai adanya terumbu koral (batugamping koral) yang sudah

mati pada stasiun 2. Terumbu koral mati dijumpai di daerah pesisir yang ditumbuhi oleh tumbuhan bakau.

Daerah ini sebagian besar dimanfaatkan warga sebagai empang (Gambar 5).

PROS ID ING SEM INAR IL M IAH NAS ION AL S A INS D AN T EKN OL OG I KE - 4 T AHUN 2 018

Volume 4 : November 2018

221

Gambar 2. Kenampakan Singkapan Breksi yang Dijumpai pada Stasiun 5 Difoto ke Arah N 40ºE

Gambar 3. Kenampakan Petrografis Fragmen Breksi (Andesit Porfiri) yang Tersusun Oleh Mineral Plagioklas (3G,

2P), Piroksin (5L, 2D), Biotit (6D), Mineral Lempung (2E), Mineral Opak (5C) Difoto dengan Perbesaran 50X

Gambar 4. Kenampakan Petrografis Fragmen Breksi dari Batulempung Karbonatan

yang Tersusun Oleh Material Kalsit (3F), Hornblende (5B), Skeletal Grain (2R), dan Mud (4E). Difoto dengan

Perbesaran 50X

PROS ID ING SEM INAR IL M IAH NAS ION AL S A INS D AN T EKN OL OG I KE - 4 T AHUN 2 018

Volume 4 : November 2018

222

Gambar 5. Tata Guna Lahan Sebagai Area Empang di Foto ke Arah N 164°E

Sedimen pantai Lojie di dominasi oleh material yang berukuran kerikil (Gravel) dan pasir (Sand), sedangkan

material yang berukuraan lempung (Mud) hanya sedikit. Perbandingan konsetrasi dari ukuran butir gravel, sand

dan mud dapat dilihat pada diagram segitiga seperti (Gambar 6). Diagram tersebut juga memperlihatkan tekstur

sedimen yang ada pada daerah penelitian.

Gambar 6. Diagram Segitiga Perbandingan Gravel, Sand dan Mud

Tipe sedimen pantai Lojie menunjukkan tipe sedimen Unimodal – Bimodal, Poorly soted – Moderately Well

Sorted. Tekstur sedimen Gravelly Sand, dengan jenis sedimen Very Fine Gravelly Coarse Sand (Tabel 1).

Berdasarkan klasifikasi besar ukuran butir yang dikemukakan oleh Udden (1989) dan dikembangkan oleh

Wenworth (1922) yang digunakan pada perangkat software Gradistat 8.0, maka kelas ukuran butir terbagi atas

enam belas yaitu mulai dari very coarse sand hingga clay. Untuk pengolahan data maka digunakan metode

multiple sample dalam menginput data tersebut. Pada metode ini, cukup memasukkan semua data stasiun

pengamatan, hingga pengolahannya sangat efisien. Hasilnya berupa tabel persentase ukuran butir dari semua

stasiun pengamatan yang kemudian disederhanakan menjadi ukuran gravel, sand, dan mud (Tabel 2).

Tabel 1. Tipe Sedimen Pantai Lojie

SAMPLE TYPE TEXTURAL

GROUP SEDIMENT NAME

Gravel

(%)

Sand

(%)

Mud

(%)

Unimodal, Very Well

Sorted Sandy Gravel Sandy Very Fine Gravel 70.1 - 78.8 21.2 - 29.7 0.0 - 0.2

PROS ID ING SEM INAR IL M IAH NAS ION AL S A INS D AN T EKN OL OG I KE - 4 T AHUN 2 018

Volume 4 : November 2018

223

SAMPLE TYPE TEXTURAL

GROUP SEDIMENT NAME

Gravel

(%)

Sand

(%)

Mud

(%)

Bimodal, Poorly

Sorted

Muddy Sandy

Gravel

Very Coarse Silty Sandy

Very Fine Gravel 37.3 51.5 11.2

Unimodal,

Moderately Sorted Gravelly Sand

Very Fine Gravelly

Coarse Sand 18.4 - 28.3 68.6 - 80.7 0.8 - 3.0

Unimodal, Poorly

Sorted Gravelly Sand

Very Fine Gravelly

Coarse Sand 18.4 - 28.3 68.6 - 80.7 0.8 - 3.0

Unimodal, Poorly

Sorted Gravelly Sand

Very Fine Gravelly

Medium Sand 10.1 - 12.9 85.2 - 85.5 1.9 - 4.4

Unimodal, Poorly

Sorted

Slightly Gravelly

Muddy Sand

Slightly Very Fine

Gravelly Very Fine Silty

Fine Sand

0.0 - 22.6 63.6 - 94.0 5.9 - 36.2

Tabel 2. Persentase Ukuran Butir yang Telah Disederhanakan Menjadi Ukuran Gravel, Sand dan Mud

Stasiun Gravel Sand Mud

ST 01 70.1 % 29.7 % 0.2 % ST 02 78.8 % 21.2 % 0.0 % ST 03 37.3 % 51.5 % 11.2 % ST 04 28.3 % 68.6 % 3.0 % ST 05 20.5 % 78.6 % 0.8 % ST 06 12.9 % 85.2 % 1.9 % ST 07 10.1 % 85.5 % 4.4 % ST 08 0.0 % 94.0 % 5.9 % ST 09 0.2 % 63.6 % 36.2 % ST 10 0.1 % 84.5 % 15.4 % ST 11 15.1 % 70.9 % 14.0 % ST 12 22.6 % 65.0 % 12.4 %

Material sedimen dengan ukuran butir sand merupakan material yang paling dominan pada daerah penelitian

yaitu 21.2% sampai 94.0% dan merata pada semua stasiun pengambilan sampel.

Selain berupa tabel persentase ukuran butir, software ini juga menyajikan hasil pengolahan data berupa

histogram distribusi ukuran butir setiap sampel pada daerah penelitian (Gambar 7).

PROS ID ING SEM INAR IL M IAH NAS ION AL S A INS D AN T EKN OL OG I KE - 4 T AHUN 2 018

Volume 4 : November 2018

224

PROS ID ING SEM INAR IL M IAH NAS ION AL S A INS D AN T EKN OL OG I KE - 4 T AHUN 2 018

Volume 4 : November 2018

225

Gambar 7. Diagram Histogram Distribusi Ukuran Butir Setiap Sampel

Dari gambar diagram histogram di atas dapat dilihat bahwa secara umum permukaan daerah penelitian tersusun

oleh material sedimen yang berukuran very fine gravel sampai clay. Ukuran butir very fine gravel merupakan

kelas ukuran butir yang memiliki nilai rata-rata paling tinggi.yaitu 24.2%.

ANALISIS MORFODINAMIKA PANTAI

Pembahasan mengenai morfodinamika pantai daerah penelitian mencakup banyak aspek terutama data geologi

sebagai pendukung utama dalam menganalisis morfodinamika. Dalam hal ini mengacu pada hasil penelitian

sebelumnya yang telah peneliti lakukan maupun dari jurnal-jurnal pendukung. Oleh Scott dkk. (2011)

disebutkan bahwa pengaruh geologi utama yang mengontrol adalah ukuran sedimen dan keberadaannya, jadi

dalam hal ini adalah kehadiran singkapan ataupun terumbu karang patut untuk diperhitungkan disamping

tentunya faktor hidrodinamis terutama gelombang. Maka dengan demikian dapat dikatakan bahwa kondisi

gelombang juga pasang surut, karakteristik ukuran sedimen dan peran geologi secara signifikan dapat

mempengaruhi dan mengontrol morfologi pantai. Berdasarkan faktor-faktor tersebut, dibuat klasifikasi pantai

yang selanjutnya menjadi acuan dalam penelitian ini (Gambar 8).

PROS ID ING SEM INAR IL M IAH NAS ION AL S A INS D AN T EKN OL OG I KE - 4 T AHUN 2 018

Volume 4 : November 2018

226

Gambar 8. Kerangka Konsep Morfodinamika Pantai yang Diusulkan Oleh Scott dkk., 2011. Bayangan Hitam dan

Terang Mengindikasikan Pantai Transisi dari Reflective ke Dissipative. Bayangan Hitam Tebal dalam Kotak

Menunjukkan Wilayah Tipe Pantai Intermedit dengan Kondisi Energi Gelombang Tinggi. Tipe Pantai Dalam

Tulisan Tebal Miring Hanya Ada Pada Saat Kondisi Iklim dengan Energi Gelombang Tinggi

Hasil pengolahan data terhadap sampel sedimen pantai menunjukkan nilai parameter statistik ukuran butir

sedimen yang bervariasi, yaitu terdiri dari mean, sorting, skewness dan kurtosis. Nilai yang berbeda tersebut

tentu menunjukkan adanya variasi ukuan butir, distribusi dan kondisi hirodinamika pantai yang bekerja pada

daerah penelitan, sehingga dapat dilakukan analisis terhadap morfodinamika pantai Lojie.

Material sedimen pantai Lojie dicirikan oleh mean very coarse, hingga very fine sand, dengan nilai mean -0.602

ϕ – 3.526 ϕ namun yang mendominasi adalah material dengan ukuran butir coarse sand yang dijumpai pada

stasiun ST 03, ST 06 dan ST 12 – ST 13 (Gambar 9).

Gambar 9. Grafik Mean Ukuran Butir Sedimen Pantai Lojie

Sortasi merupakan keseragaman dari ukuran besar butir material sedimen, artinya bila semakin seragam

ukurannya dan besar butirnya maka, pemilahan semakin baik. Material sedimen pantai Lojie memiliki sortasi

very well sorted, poorly sorted, dan moderately sorted dengai nilai -0.018 ϕ – 1.985 ϕ (Gambar 10). Sedimen

yang tersortir buruk (Poorly sorted) diakibatkan oleh ukuran partikel yang tekumulasi secara acak. Transpor

sedimen oleh arus merupakan faktor utama yang mempengaruhi hal tersebut. Sedangkan sedimen dengan

butiran yang tersortir dengan sangat baik sampai sedang (very well sorted-moderately sorted) mengindikasikan

peran penting gelombang dalam pemilahan sedimennya.

PROS ID ING SEM INAR IL M IAH NAS ION AL S A INS D AN T EKN OL OG I KE - 4 T AHUN 2 018

Volume 4 : November 2018

227

Gambar 10. Grafik Sortasi Ukuran Butir Sedimen Pantai Lojie

Skewness adalah penyimpangan distribusi ukuran butir terhadap distribusi normal. Distribusi normal merupakan

ditribusi ukuran butir dimana bagian tengah dari sampel mempunyai jumlah butir paling banyak dan butiran

yang lebih kasar dan lebih halus tersebar di sisi kanan dan kiri dalam jumlah yang sama (Gambar 11).

Berdasarkan pengolahan data dengan menggunakan software Gradistat 8.0, diperoleh nilai skewness

memperlihatkan nilai negatif yaitu dari -2.911 hingga -0.052 (very coarse – symmetrical) dan nilai positif yaitu

dari 0.154 hingga 0.773 (fine skewed – very fine skewed). Bila skewness berharga positif maka sedimen yang

bersangkutan mempunyai jumlah butir halus lebih banyak dari jumlah butir yang kasar dan sebaliknya jika

berharga negatif maka sedimen tersebut mempunyai jumlah butir kasar lebih banyak dari jumlah butir yang

halus.

Gambar 11. Grafik Skewness Ukuran Butir Sedimen Pantai Lojie

Kurtosis adalah indikator tingkat puncak kurva distribusi sedimen yang dtandai oleh bentukan runcing atau

tumpul (Selley dalam Junet 2013). Kurva tajam-runcing disebut leptokurtik sedangkan kurva runcing-datar

disebut platykurtik. Adapun kurtosis pada daerah penelitian cenderung memperlihatkan puncak grafik yang

very platykurtic, mesokurtic, platykurtic, dan extremely leptokurtic, dengan nilai yang bervariasi yaitu dari -

0.546 ϕ hingga 3.016 ϕ (Gambar 12).

Gambar 12. Grafik Kurtosis Ukuran Butir Sedimen Pantai Lojie

PROS ID ING SEM INAR IL M IAH NAS ION AL S A INS D AN T EKN OL OG I KE - 4 T AHUN 2 018

Volume 4 : November 2018

228

Berdasarkan pengolahan data hidrodnamika pantai, daerah penelitian dipengaruhi oleh arus dengan rata-rata

kecepatan 37.43 cm/s dan arah arus relatif dari Selatan Barat Daya ke Utara Timur Laut. Adapun nilai pasang

surut pada saat pengambilan data memperlihatkan nilai pasang tertinggi terjadi pada pukul 5.29 Wita dengan

ketinggian muka air laut 1.38 meter. Sedangkan surut terendah terjadi pada pukul 22.29 - 22.44 Wita dengan

ketinggian muka air laut 0.61 meter.

Morfodinamika dan karakteristik pantai Lojie dapat dikelompokkan berdasarkan hasil pengolahan data sampel

sedimen dan hidrodinamika. Lokasi penelitian pada bagian utara lebih didominasi oleh material sedimen

berukuran pasir halus, ditemukan adanya multiple bar (Gambar 13) akibat aktifitas gelombang energi

rendah/lemah, morfologi pantai landai dan didominasi daerah pemukiman. Dengan demikian dikategorikan

sebagai pantai tipe dissipative.

Gambar 13. Kenampakan Multiple Bar pada Stasun 10, di Foto ke Arah N 283°E pada Bagian Utara

Adapun di sebelah selatan daerah penelitian lebih didominasi oleh material sedimen berukuran kerikil dan pasir

kasar, ditemukan adanya pecahan terumbu karang (Gambar 14) akibat aktifitas gelombang energi tinggi, pada

daerah pantai ditemukan pohon bakau. Maka pantai ini dapat digolongkan dalam tipe reflective (Gambar 15).

Gambar 14. Kenampakan Terumbu Koral Mati yang Dijumpai pada Stasiun 2 di Foto ke Arah N 178°E

Parameter morfodinamika yang pertama kali diusulkan oleh Wright and Short, 1984 dalam Short, 1996 adalah

dengan berdasarkan nilai dimensi kecepatan jatuh sedimen (Ω), tinggi gelombang pecah (Hb), periode puncak

gelombang (T) dan kecepatan jatuh sedimen (Ws), yaitu melalui persamaan :

Hb

WsT

Morfodinamika pantai tipe reflective di daerah penelitian menghasilkan nilai Ω < 1 yaitu 0.179 sedang untuk

pantai tipe dissipative mempunyai nilai Ω > 6 yaitu 12.743 (Sirajuddin et al., 2015).

PROS ID ING SEM INAR IL M IAH NAS ION AL S A INS D AN T EKN OL OG I KE - 4 T AHUN 2 018

Volume 4 : November 2018

229

Ga

mb

ar

15

. P

eng

elo

mp

ok

an

tip

e p

an

tai

da

era

h p

enel

itia

n b

erd

asa

rka

n m

orf

od

ina

mik

a d

an

kara

kte

rist

ik

pa

nta

i

PROS ID ING SEM INAR IL M IAH NAS ION AL S A INS D AN T EKN OL OG I KE - 4 T AHUN 2 018

Volume 4 : November 2018

230

KESIMPULAN

1. Karakteristik pantai Lojie terbagi atas 2 yaitu pantai tipe berpasir yang terletak di sebelah utara daerah

penelitian dimana didominasi oleh material sedimen berukuran pasir halus dengan nilai mean -0.062 Φ -

3.526 Φ, sortasi buruk, nilai skewness menunjukkan distribusi material pasir serta nilai kurtosis

menunjukkan material sedimen terpilah buruk, sedang pantai tipe bakau dicirikan oleh material berukuran

pasir kerikilan dan pecahan terumbu karang.

2. Pengambilan data arus pada beberapa titik menunjukkan kecepatan rata-rata 37.43 cm/dt dengan arah

relatif Selatan Barat Daya ke Utara Timur Laut. Adapun hasil pengukuran pasang surut menunjukkan nilai

pasang tertinggi pada pukul 05.29 dengan ketinggian muka air 1.38 meter, sedangkan surut terendah terjadi

pada pukul 22.44 dengan ketinggian muka air laut 0.61 meter.

3. Analisis morfodinamika menunjukkan tipe pantai reflective dengan tekstur sedimen dominan berukuran

pasir dan kerikil dengan nilai Ω < 1 yaitu 0.179, dan tipe pantai dissipative dengan tekstur sedimen

dominan pasir halus, relatif landai serta dicirikan oleh endapan pantai berupa multiple bar dengan nilai Ω >

6 yaitu 12.743 (Sirajuddin et al., 2015).

DAFTAR PUSTAKA

Abanades, J., Greaves, D., Iglesias, G., 2015, Wave Farm Impact, on Beach Modal State, Marine Geology 361

(2015) 126-135, Science Direct, www.elsevier.com/locate/margeo

Addo, K.A., 2009, Detection of Coastal Erosion Hotspots in Accra, Ghana, Clarion University of Pennsylvania,

Clarion, Pennsylvania, Journal of Sustainable Development in Africa (Volume 11, No.4, 2009)ISSN:

1520-5509.

Scott, T,. Masselink, G., Russell, P., 2011, Morphodynamic Characteristics and Classification of Beaches in

England and Wales, Marine Geology 286 (2011) 1-20, Science Direct, www.elsevier.com/locate/margeo

Barnes, H., 1969. Oceanography and Marine Biology, Vol 6. London, George Allen, and Unwin Ltd.

Bernawis, Lamona I., 2000. Temperature and Pressure Responses on El-Nino 1997 and La-Nina 1998 in

Lombok Strait. Proc. The JSPS-DGHESymposium on Fisheries Science in Tropical Area.

Blott, S. J., and P., Kenneth, 2001. GRADISTAT: A Grain Size Distribution and Statistics Package for The

Anaysis of Unconsolidated Sediments. Earth Surface Processes and Landforms.Earth Surf.Process.

Landforms 26, 1237–1248. Royal Holloway University: London.

Boggs, S., 1987. Principles of Sedimentology and Stratigraphy. Upper Saddle River:New Jersey.

Budiono, K dan Godwin L., 2012. Karakteristik Pantai Pulau Laut-Sekatung (Salah Satu Pulau Terluar NKRI).

Bandung.

Dahuri, R., Rais, J., Ginting, S.P., dan Sitepu, M.J., 1996. Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Pesisir dan

Lautan Secara Terpadu. PT Pradnya Paramita, Jakarta.

Darlan, Y. 1996. Geomorfologi Wilayah Pesisir. Aplikasi Untuk Penelitian Wilayah Pantai. Pusat

Pengembangan Geologi Kelautan. Bandung.

Dolan, R. Hayde. B.P Hornberger, G.Zieman, J and Vincent, M.K., 1987. Classification of coastal landform of

the Americas Zethschr Geomorphology, In Encyclopedia od Beaches and Coastal Environment.

Folk, R.L., 1974.Petrology of Sedimentary Rocks. Hemphill Publishing Company:Austin, Texas. Friedman

GM, Sanders JE., 1978. Principles of Sedimentology. Wiley: New York.

Kamiludin, U dan Yudi, D., 2012. Karakteristik Pasir di Pantai dan Lepas Pantai Binuangeun, Lebak Banten.

Bandung.

Kennet, J., 1982, Marine Geologi, Prentice-Hall, Englewood Clifis.

Pond, S dan G.L Pickard., 1983. Introductory dynamical Oceanography. Second edition. Pergamon Press. New

York.

PROS ID ING SEM INAR IL M IAH NAS ION AL S A INS D AN T EKN OL OG I KE - 4 T AHUN 2 018

Volume 4 : November 2018

231

Simon, J.Blot and Kennet Pye., 2001. GRADISTAT a grain size Distribution and Statistics Package For the

Analysis of Uncansolidate Sediment.

Sirajuddin, H., Suriamihardja., D.A., Imran., A.M., Thaha, M.A., 2015, Coastal Vulnerability Zonation of

Pinrang District and Parepare City Area Based on Morphodynamic Review, International Journal of

Inventive Engineering and Sciences (IJIES), ISSN : 2319-9598, Volume 3 Issue 12, December 2015.

Sukamto.R., 1982.Geologi Lembar Pangkajene dan Watampone Bagian Barat. Triatmojo, B., 1999.

TeknikPantai. Beta Offset: Yogyakarta.