Moralisme Dan Hukum
-
Upload
ahmad-hanafi -
Category
Documents
-
view
155 -
download
0
Transcript of Moralisme Dan Hukum
5/16/2018 Moralisme Dan Hukum - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/moralisme-dan-hukum 1/17
1
Hukum
A. Pengertian Hukum
Hukum adalah sistem yang terpenting dalam pelaksanaan atas rangkaian
kekuasaan kelembagaan.Dari bentuk penyalahgunaan kekuasaan dalam bidang
politik, ekonomi dan masyarakat dalam berbagai cara dan bertindak, sebagai
perantara utama dalam hubungan sosial antar masyarakat terhadap kriminalisasi
dalam hukum pidana, hukum pidana yang berupayakan cara negara dapat menuntut
pelaku dalam konstitusi hukum menyediakan kerangka kerja bagi penciptaan hukum,
perlindungan hak asasi manusia dan memperluas kekuasaan politik serta cara
perwakilan di mana mereka yang akan dipilih. Administratif hukum digunakan untuk
meninjau kembali keputusan dari pemerintah, sementara hukum internasional
mengatur persoalan antara berdaulat negara dalam kegiatan mulai dari perdagangan
lingkungan peraturan atau tindakan militer. filsuf Aristotle menyatakan bahwa
"Sebuah supremasi hukum akan jauh lebih baik dari pada dibandingkan dengan
peraturan tirani yang merajalela.
B. Bidang – bidang Hukum
Hukum dapat dibagi dalam berbagai bidang, antara lain hukum pidana/ hukum
publik, hukum perdata/ hukum pribadi, hukum acara, hukum tata negara, hukum
administrasi negara/ hukum tata usaha negara, hukum internasional, hukum adat,
hukum islam, hukum agraria, hukum bisnis, dan hukum lingkungan.
1. Hukum pidana
Hukum pidana termasuk pada ranah hukum publik. Hukum pidana adalah
hukum yang mengatur hubungan antar subjek hukum dalam hal perbuatan - perbuatan
yang diharuskan dan dilarang oleh peraturan perundang - undangan dan berakibat
5/16/2018 Moralisme Dan Hukum - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/moralisme-dan-hukum 2/17
2
diterapkannya sanksi berupa pemidanaan dan/atau denda bagi para pelanggarnya.
Dalam hukum pidana dikenal 2 jenis perbuatan yaitu kejahatan dan pelanggaran.
Kejahatan ialah perbuatan yang tidak hanya bertentangan dengan peraturan
perundang - undangan tetapi juga bertentangan dengan nilai moral, nilai agama dan
rasa keadilan masyarakat. Pelaku pelanggaran berupa kejahatan mendapatkan sanksi
berupa pemidanaan, contohnya mencuri, membunuh, berzina, memperkosa dan
sebagainya. Sedangkan pelanggaran ialah perbuatan yang hanya dilarang oleh
peraturan perundangan namun tidak memberikan efek yang tidak berpengaruh secara
langsung kepada orang lain, seperti tidak menggunakan helm, tidak menggunakan
sabuk pengaman dalam berkendaraan, dan sebagainya. Di Indonesia, hukum pidana
diatur secara umum dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP), yangmerupakan peninggalan dari zaman penjajahan Belanda, sebelumnya bernama
Wetboek van Straafrecht (WvS). KUHP merupakan lex generalis bagi pengaturan
hukum pidana di Indonesia dimana asas-asas umum termuat dan menjadi dasar bagi
semua ketentuan pidana yang diatur di luar KUHP (lex specialis)
Hukum pidana dalam Islam dinamakan qisas, yaitu nyawa dibalas dengan
nyawa, tangan dengan tangan, tetapi di dalam Islam ketika ada orang yang
membunuh tidak langsung dibunuh, karena harus melalui proses pemeriksaan
apakah yang membunuh itu sengaja atau tidak disengaja, jika sengaja jelas
hukumannya adalah dibunuh jika tidak disengaja wajib membayar di dalam Islam
wajib memerdekakan budak yang selamat, jika tidak ada membayar dengan 100
onta, jika mendapat pengampunan dari si keluarga korban maka tidak akan terkena
hukuman."
2. Hukum perdata
Salah satu bidang hukum yang mengatur hubungan-hubungan antara individu-
individu dalam masyarakat dengan saluran tertentu. Hukum perdata disebut juga
hukum privat atau hukum sipil. Salah satu contoh hukum perdata dalam masyarakat
adalah jual beli rumah atau kendaraan .
5/16/2018 Moralisme Dan Hukum - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/moralisme-dan-hukum 3/17
3
Hukum perdata dapat digolongkan antara lain menjadi:
1. Hukum keluarga
2.
Hukum harta kekayaan3. Hukum benda
4. Hukum Perikatan
5. Hukum Waris
3. Hukum acara
Untuk tegaknya hukum materiil diperlukan hukum acara atau sering juga
disebut hukum formil. Hukum acara merupakan ketentuan yang mengatur bagaimanacara dan siapa yang berwenang menegakkan hukum materiil dalam hal terjadi
pelanggaran terhadap hukum materiil. Tanpa hukum acara yang jelas dan memadai,
maka pihak yang berwenang menegakkan hukum materiil akan mengalami kesulitan
menegakkan hukum materiil. Untuk menegakkan ketentuan hukum materiil pidana
diperlukan hukum acara pidana, untuk hukum materiil perdata, maka ada hukum
acara perdata. Sedangkan, untuk hukum materiil tata usaha negara, diperlukan hukum
acara tata usaha negara. Hukum acara pidana harus dikuasai terutama oleh para polisi,
jaksa, advokat, hakim, dan petugas Lembaga Pemasyarakatan.
Hukum acara pidana yang harus dikuasai oleh polisi terutama hukum acara
pidana yang mengatur soal penyelidikan dan penyidikan, oleh karena tugas pokok
polisi menrut hukum acara pidana (KUHAP) adalah terutama melaksanakan tugas
penyelidikan dan penyidikan. Yang menjadi tugas jaksa adalah penuntutan dan
pelaksanaan putusan hakim pidana. Oleh karena itu, jaksa wajib menguasai terutama
hukum acara yang terkait dengan tugasnya tersebut. Sedangkan yang harusmenguasai hukum acara perdata. termasuk hukum acara tata usaha negara terutama
adalah advokat dan hakim. Hal ini disebabkan di dalam hukum acara perdata dan juga
hukum acara tata usaha negara, baik polisi maupun jaksa (penuntut umum) tidak
diberi peran seperti halnya dalam hukum acara pidana. Advokatlah yang mewakili
5/16/2018 Moralisme Dan Hukum - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/moralisme-dan-hukum 4/17
4
seseorang untuk memajukan gugatan, baik gugatan perdata maupun gugatan tata
usaha negara, terhadap suatu pihak yang dipandang merugikan kliennya. Gugatan itu
akan diperiksa dan diputus oleh hakim. Pihak yang digugat dapat pula menunjuk
seorang advokat mewakilinya untuk menangkis gugatan tersebut.
Tegaknya supremasi hukum itu sangat tergantung pada kejujuran para
penegak hukum itu sendiri yang dalam menegakkan hukum diharapkan benar-benar
dapat menjunjung tinggi kebenaran, keadilan, dan kejujuran. Para penegak hukum itu
adalah hakim, jaksa, polisi, advokat, dan petugas Lembaga Pemasyarakatan. Jika
kelima pilar penegak hukum ini benar-benar menegakkan hukum itu dengan
menjunjung tinggi nilai-nilai yang telah disebutkan di atas, maka masyarakat akan
menaruh respek yang tinggi terhadap para penegak hukum. Dengan semakin
tingginya respek itu, maka masyarakat akan terpacu untuk menaati hukum.
C. Sistem – sistem Hukum
1. Sistem hukum Anglo-Saxon
Sistem Anglo-Saxon adalah suatu sistem hukum yang didasarkan pada
yurisprudensi, yaitu keputusan-keputusan hakim terdahulu yang kemudian menjadi
dasar putusan hakim-hakim selanjutnya. Sistem hukum ini diterapkan di Irlandia,
Inggris, Australia, Selandia Baru, Afrika Selatan, Kanada (kecuali Provinsi Quebec)
dan Amerika Serikat (walaupun negara bagian Louisiana mempergunakan sistem
hukum ini bersamaan dengan sistim hukum Eropa Kontinental Napoleon). Selain
negara-negara tersebut, beberapa negara lain juga menerapkan sistem hukum Anglo-
Saxon campuran, misalnya Pakistan, India dan Nigeria yang menerapkan sebagian
besar sistem hukum Anglo-Saxon, namun juga memberlakukan hukum adat dan
hukum agama.
Sistem hukum anglo saxon, sebenarnya penerapannya lebih mudah terutama
pada masyarakat pada negara-negara berkembang karena sesuai dengan
5/16/2018 Moralisme Dan Hukum - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/moralisme-dan-hukum 5/17
5
perkembangan zaman.Pendapat para ahli dan prakitisi hukum lebih menonjol
digunakan oleh hakim, dalam memutus perkara.
2. Sistem hukum adat/kebiasaan
Hukum Adat adalah seperangkat norma dan aturan adat/kebiasaan yang
berlaku di suatu wilayah. misalnya di perkampungan pedesaan terpencil yang masih
mengikuti hukum adat. dan memiliki sanksi sesuai dengan aturan hukum yang
berlaku di wilayah tertentu.
3. Sistem hukum agama
Sistem hukum agama adalah sistem hukum yang berdasarkan ketentuan
agama tertentu. Sistem hukum agama biasanya terdapat dalam Kitab Suci.
D. Hukum Indonesia
Hukum di Indonesia merupakan campuran dari sistem hukum hukum Eropa,
hukum Agama dan hukum Adat. Sebagian besar sistem yang dianut, baik perdata
maupun pidana, berbasis pada hukum Eropa kontinental, khususnya dari Belanda
karena aspek sejarah masa lalu Indonesia yang merupakan wilayah jajahan dengan
sebutan Hindia Belanda ( Nederlandsch-Indie). Hukum Agama, karena sebagian besar
masyarakat Indonesia menganut Islam, maka dominasi hukum atau Syari'at Islam
lebih banyak terutama di bidang perkawinan, kekeluargaan dan warisan. Selain itu, di
Indonesia juga berlaku sistem hukum Adat yang diserap dalam perundang-undangan
atau yurisprudensi,yang merupakan penerusan dari aturan-aturan setempat dari
masyarakat dan budaya-budaya yang ada di wilayah Nusantara.
a. Hukum perdata Indonesia
Hukum adalah sekumpulan peraturan yang berisi perintah dan larangan yang
dibuat oleh pihak yang berwenang sehingga dapat dipaksakan pemberlakuannya
5/16/2018 Moralisme Dan Hukum - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/moralisme-dan-hukum 6/17
6
berfungsi untuk mengatur masyarakat demi terciptanya ketertiban disertai dengan
sanksi bagi pelanggarnya.
Salah satu bidang hukum yang mengatur hak dan kewajiban yang dimilikipada subyek hukum dan hubungan antara subyek hukum. Hukum perdata disebut
pula hukum privat atau hukum sipil sebagai lawan dari hukum publik. Jika hukum
publik mengatur hal-hal yang berkaitan dengan negara serta kepentingan umum
(misalnya politik dan pemilu (hukum tata negara), kegiatan pemerintahan sehari-hari
(hukum administrasi atau tata usaha negara), kejahatan (hukum pidana), maka hukum
perdata mengatur hubungan antara penduduk atau warga negara sehari-hari, seperti
misalnya kedewasaan seseorang, perkawinan, perceraian, kematian, pewarisan, harta
benda, kegiatan usaha dan tindakan-tindakan yang bersifat perdata lainnya.
Ada beberapa sistem hukum yang berlaku di dunia dan perbedaan sistem
hukum tersebut juga memengaruhi bidang hukum perdata, antara lain sistem hukum
Anglo-Saxon (yaitu sistem hukum yang berlaku di Kerajaan Inggris Raya dan negara-
negara persemakmuran atau negara-negara yang terpengaruh oleh Inggris, misalnya
Amerika Serikat), sistem hukum Eropa kontinental, sistem hukum komunis, sistem
hukum Islam dan sistem-sistem hukum lainnya. Hukum perdata di Indonesiadidasarkan pada hukum perdata di Belanda, khususnya hukum perdata Belanda pada
masa penjajahan.
Bahkan Kitab Undang-undang Hukum Perdata (dikenal KUHPer.) yang
berlaku di Indonesia tidak lain adalah terjemahan yang kurang tepat dari Burgerlijk
Wetboek (atau dikenal dengan BW)yang berlaku di kerajaan Belanda dan
diberlakukan di Indonesia (dan wilayah jajahan Belanda) berdasarkan azas
konkordansi. Untuk Indonesia yang saat itu masih bernama Hindia Belanda, BW
diberlakukan mulai 1859. Hukum perdata Belanda sendiri disadur dari hukum perdata
yang berlaku di Perancis dengan beberapa penyesuaian. Kitab undang-undang hukum
perdata (disingkat KUHPer) terdiri dari empat bagian, yaitu:
5/16/2018 Moralisme Dan Hukum - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/moralisme-dan-hukum 7/17
7
Buku I tentang Orang; mengatur tentang hukum perseorangan dan hukum
keluarga, yaitu hukum yang mengatur status serta hak dan kewajiban yang
dimiliki oleh subyek hukum. Antara lain ketentuan mengenai timbulnya hak
keperdataan seseorang, kelahiran, kedewasaan, perkawinan, keluarga,
perceraian dan hilangnya hak keperdataan. Khusus untuk bagian perkawinan,
sebagian ketentuan-ketentuannya telah dinyatakan tidak berlaku dengan di
undangkannya UU nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan.
Buku II tentang Kebendaan; mengatur tentang hukum benda, yaitu hukum
yang mengatur hak dan kewajiban yang dimiliki subyek hukum yang
berkaitan dengan benda, antara lain hak-hak kebendaan, waris dan
penjaminan. Yang dimaksud dengan benda meliputi (i) benda berwujud yangtidak bergerak (misalnya tanah, bangunan dan kapal dengan berat tertentu);
(ii) benda berwujud yang bergerak, yaitu benda berwujud lainnya selain yang
dianggap sebagai benda berwujud tidak bergerak; dan (iii) benda tidak
berwujud (misalnya hak tagih atau piutang). Khusus untuk bagian tanah,
sebagian ketentuan-ketentuannya telah dinyatakan tidak berlaku dengan di
undangkannya UU nomor 5 tahun 1960 tentang agraria. Begitu pula bagian
mengenai penjaminan dengan hipotik, telah dinyatakan tidak berlaku dengan
di undangkannya UU tentang hak tanggungan.
Buku III tentang Perikatan; mengatur tentang hukum perikatan (atau kadang
disebut juga perjanjian (walaupun istilah ini sesunguhnya mempunyai makna
yang berbeda), yaitu hukum yang mengatur tentang hak dan kewajiban antara
subyek hukum di bidang perikatan, antara lain tentang jenis-jenis perikatan
(yang terdiri dari perikatan yang timbul dari (ditetapkan) undang-undang dan
perikatan yang timbul dari adanya perjanjian), syarat-syarat dan tata cara
pembuatan suatu perjanjian. Khusus untuk bidang perdagangan, Kitab
undang-undang hukum dagang (KUHD) juga dipakai sebagai acuan. Isi
KUHD berkaitan erat dengan KUHPer, khususnya Buku III. Bisa dikatakan
KUHD adalah bagian khusus dari KUHPer.
5/16/2018 Moralisme Dan Hukum - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/moralisme-dan-hukum 8/17
8
Buku IV tentang Daluarsa dan Pembuktian; mengatur hak dan kewajiban
subyek hukum (khususnya batas atau tenggat waktu) dalam mempergunakan
hak-haknya dalam hukum perdata dan hal-hal yang berkaitan dengan
pembuktian.
Sistematika yang ada pada KUHP tetap dipakai sebagai acuan oleh para ahli
hukum dan masih diajarkan pada fakultas-fakultas hukum di Indonesia.
b. Hukum pidana Indonesia
Berdasarkan isinya, hukum dapat dibagi menjadi 2, yaitu hukum privat dan
hukum publik (C.S.T Kansil).Hukum privat adalah hukum yg mengatur hubunganorang perorang, sedangkan hukum publik adalah hukum yg mengatur hubungan
antara negara dengan warga negaranya. Hukum pidana merupakan bagian dari hukum
publik. Hukum pidana terbagi menjadi dua bagian, yaitu hukum pidana materiil dan
hukum pidana formil. Hukum pidana materiil mengatur tentang penentuan tindak
pidana, pelaku tindak pidana, dan pidana (sanksi). Di Indonesia, pengaturan hukum
pidana materiil diatur dalam kitab undang-undang hukum pidana (KUHP). Hukum
pidana formil mengatur tentang pelaksanaan hukum pidana materiil. Di Indonesia,
pengaturan hukum pidana formil telah disahkan dengan UU nomor 8 tahun 1981
tentang hukum acara pidana (KUHAP).
c. Hukum tata negara
Hukum tata negara adalah hukum yang mengatur tentang negara, yaitu antara
lain dasar pendirian, struktur kelembagaan, pembentukan lembaga-lembaga negara,
hubungan hukum (hak dan kewajiban) antar lembaga negara, wilayah dan warga
negara. Hukum tata negara mengatur mengenai negara dalam keadaan diam artinya
bukan mengenai suatu keadaan nyata dari suatu negara tertentu (sistem pemerintahan,
sistem pemilu, dll dari negara tertentu) tetapi lebih pada negara dalam arti luas.
Hukum ini membicarakan negara dalam arti yang abstrak.
5/16/2018 Moralisme Dan Hukum - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/moralisme-dan-hukum 9/17
9
d. Hukum tata usaha (administrasi) negara
Hukum tata usaha (administrasi) negara adalah hukum yang mengatur
kegiatan administrasi negara. Yaitu hukum yang mengatur tata pelaksanaanpemerintah dalam menjalankan tugasnya . hukum administarasi negara memiliki
kemiripan dengan hukum tata negara.kesamaanya terletak dalam hal kebijakan
pemerintah ,sedangkan dalam hal perbedaan hukum tata negara lebih mengacu
kepada fungsi konstitusi/hukum dasar yang digunakan oleh suatu negara dalam hal
pengaturan kebijakan pemerintah,untuk hukum administrasi negara dimana negara
dalam "keadaan yang bergerak". Hukum tata usaha negara juga sering disebut HTN
dalam arti sempit.
e. Hukum acara perdata Indonesia
Hukum acara perdata Indonesia adalah hukum yang mengatur tentang tata
cara beracara (berperkara di badan peradilan) dalam lingkup hukum perdata. Dalam
hukum acara perdata, dapat dilihat dalam berbagai peraturan Belanda dulu(misalnya;
Het Herziene Inlandsh Reglement/HIR, RBG, RB,RO).
f. Hukum acara pidana Indonesia
Hukum acara pidana Indonesia adalah hukum yang mengatur tentang tata cara
beracara (berperkara di badan peradilan) dalam lingkup hukum pidana. Hukum acara
pidana di Indonesia diatur dalam UU nomor 8 tahun 1981.
Asas di dalam hukum acara pidana di Indonesia adalah:
Asas perintah tertulis, yaitu segala tindakan hukum hanya dapat dilakukanberdasarkan perintah tertulis dari pejabat yang berwenang sesuai dengan UU.
Asas peradilan cepat, sederhana, biaya ringan, jujur, dan tidak memihak, yaitu
serangkaian proses peradilan pidana (dari penyidikan sampai dengan putusan
hakim) dilakukan cepat, ringkas, jujur, dan adil (pasal 50 KUHAP).
5/16/2018 Moralisme Dan Hukum - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/moralisme-dan-hukum 10/17
10
Asas memperoleh bantuan hukum, yaitu setiap orang punya kesempatan,
bahkan wajib memperoleh bantuan hukum guna pembelaan atas dirinya (pasal
54 KUHAP).
Asas terbuka, yaitu pemeriksaan tindak pidana dilakukan secara terbuka untuk
umum (pasal 64 KUHAP).
Asas pembuktian, yaitu tersangka/terdakwa tidak dibebani kewajiban
pembuktian (pasal 66 KUHAP), kecuali diatur lain oleh UU.
g. Hukum antar tata hukum
Hukum antar tata hukum adalah hukum yang mengatur hubungan antara dua
golongan atau lebih yang tunduk pada ketentuan hukum yang berbeda.
h. Hukum adat di Indonesia
Hukum Adat di IndonesiaHukum adat adalah seperangkat norma dan aturan
adat yang berlaku di suatu wilayah.
i. Hukum Islam di Indonesia
Hukum Islam di Indonesia belum bisa ditegakkan secara menyeluruh, karena
belum adanya dukungan yang penuh dari segenap lapisan masyarakat secara
demokratis baik melalui pemilu atau referendum maupun amandemen terhadap UUD
1945 secara tegas dan konsisten. Aceh merupakan satu-satunya provinsi yang banyak
menerapkan hukum Islam melalui Pengadilan Agama, sesuai pasal 15 ayat 2 Undang-
Undang RI No. 4 Tahun 2004 Tentang Kekuasaan Kehakiman yaitu : Peradilan
Syariah Islam di Provinsi Nanggroe Aceh Darrussalam merupakan pengadilan
khusus dalam lingkungan peradilan agama sepanjang kewenangannya menyangkut
kewenangan peradilan agama, dan merupakan pengadilan khusus dalam lingkungan
peradilan umum sepanjang kewenangannya menyangkut kewenangan peradilan
umum.
5/16/2018 Moralisme Dan Hukum - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/moralisme-dan-hukum 11/17
11
E. Istilah – istilah Dalam Hukum
a. Advokat
Sejak berlakunya UU nomor 18 tahun 2003 tentang advokat, sebutan bagi
seseorang yang berprofesi memberikan bantuan hukum secara swasta - yang semula
terdiri dari berbagai sebutan, seperti advokat, pengacara, konsultan hukum, penasihat
hukum - adalah advokat.
b. Advokat dan pengacara
Kedua istilah ini sebenarnya bermakna sama, walaupun ada beberapa pendapat
yang menyatakan berbeda. Sebelum berlakunya UU nomor 18 tahun 2003, istilah
untuk pembela keadilan plat hitam ini sangat beragam, mulai dari istilah pengacara,
penasihat hukum, konsultan hukum, advokat dan lainnya. Pengacara sesuai dengan
kata-kata secara harfiah dapat diartikan sebagai orang yang beracara, yang berarti
individu, baik yang tergabung dalam suatu kantor secara bersama-sama atau secara
individual yang menjalankan profesi sebagai penegak hukum plat hitam di
pengadilan. Sementara advokat dapat bergerak dalam pengadilan, maupun bertindak
sebagai konsultan dalam masalah hukum, baik pidana maupun perdata. Sejak
diundangkannya UU nomor 18 tahun 2003, maka istilah-istilah tersebut distandarisasi
menjadi advokat saja.
Dahulu yang membedakan keduanya yaitu Advokat adalah seseorang yang
memegang izin ber"acara" di Pengadilan berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Kehakiman serta mempunyai wilayah untuk "beracara" di seluruh wilayah Republik
Indonesia sedangkan Pengacara Praktek adalah seseorang yang memegang izin
praktik / beracara berdasarkan Surat Keputusan Pengadilan Tinggi setempat dimana
wilayah beracaranya adalah "hanya" diwilayah Pengadilan Tinggi yang
mengeluarkan izin praktik tersebut. Setelah UU No. 18 th 2003 berlaku maka yang
berwenang untuk mengangkat seseorang menjadi Advokat adalah Organisasi
5/16/2018 Moralisme Dan Hukum - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/moralisme-dan-hukum 12/17
12
Advokat.(Pengacara dan Pengacara Praktek/pokrol dst seteah UU No. 18 tahun 2003
dihapus)
c. Konsultan hukum
Konsultan hukum atau dalam bahasa Inggris counselor at law atau legal
consultant adalah orang yang berprofesi memberikan pelayanan jasa hukum dalam
bentuk konsultasi, dalam sistem hukum yang berlaku di negara masing-masing.
Untuk di Indonesia, sejak UU nomor 18 tahun 2003 berlaku, semua istilah mengenai
konsultan hukum, pengacara, penasihat hukum dan lainnya yang berada dalam ruang
lingkup pemberian jasa hukum telah distandarisasi menjadi advokat.
d. Jaksa dan polisi
Dua institusi publik yang berperan aktif dalam menegakkan hukum publik di
Indonesia adalah kejaksaan dan kepolisian. Kepolisian atau polisi berperan untuk
menerima, menyelidiki, menyidik suatu tindak pidana yang terjadi dalam ruang
lingkup wilayahnya. Apabila ditemukan unsur-unsur tindak pidana, baik khusus
maupun umum, atau tertentu, maka pelaku (tersangka) akan diminta keterangan, dan
apabila perlu akan ditahan. Dalam masa penahanan, tersangka akan diminta
keterangannya mengenai tindak pidana yang diduga terjadi. Selain tersangka, maka
polisi juga memeriksa saksi-saksi dan alat bukti yang berhubungan erat dengan tindak
pidana yang disangkakan. Keterangan tersebut terhimpun dalam berita acara
pemeriksaan (BAP) yang apabila dinyatakan P21 atau lengkap, akan dikirimkan ke
kejaksaan untuk dipersiapkan masa persidangannya di pengadilan. Kejaksaan akan
menjalankan fungsi pengecekan BAP dan analisa bukti-bukti serta saksi untuk
diajukan ke pengadilan. Apabila kejaksaan berpendapat bahwa bukti atau saksikurang mendukung, maka kejaksaan akan mengembalikan berkas tersebut ke
kepolisian, untuk dilengkapi. Setelah lengkap, maka kejaksaan akan melakukan
proses penuntutan perkara. Pada tahap ini, pelaku (tersangka) telah berubah statusnya
5/16/2018 Moralisme Dan Hukum - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/moralisme-dan-hukum 13/17
13
menjadi terdakwa, yang akan disidang dalam pengadilan. Apabila telah dijatuhkan
putusan, maka status terdakwa berubah menjadi terpidana.
Moralitas
Pengertian Moralitas
Moralitas (dari "cara, karakter, perilaku yang tepat" moralitas Latin) adalah rasa
melakukan perilaku yang membedakan niat, keputusan, dan tindakan antara mereka
yang baik (atau kanan) dan buruk (atau salah). Kode moral merupakan sistem moralitas
(misalnya, sesuai dengan filsafat tertentu, agama, budaya, dll) dan moral adalah setiap
praktek satu atau mengajar dalam kode moral. Imoralitas adalah oposisi aktif untuk moralitas, sementara amoralitas yang beragam didefinisikan sebagai ketidaksadaran,
ketidakpedulian terhadap, atau tidak percaya dalam setiap set standar moral atau
prinsip.Menurut Oxford Dictionary Inggris, moral kata pertama kali digunakan oleh
Paus Gregorius Agung dalam Moralitas karyanya dalam Kitab Ayub Etika, di sisi lain,
tradisional dibagi ke sekolah-sekolah Aristoteles, Kant dan utilitarian.Etika kata tidak
pertama kali digunakan sampai sekitar tahun 1400-an. Dengan demikian, kita dapat
mengkategorikan moral sebagai kode perilaku yang berasal dari beberapa sumber
wahyu ilahi, sedangkan etika berasal dari hukum manusia atau social atau costum.
Dalam "deskriptif" arti, moralitas mengacu pada nilai-nilai pribadi atau budaya,
kode etik atau adat-istiadat sosial yang membedakan antara benar dan salah dalam
masyarakat manusia. Menggambarkan moralitas dalam cara ini tidak membuat klaim
tentang apa yang secara objektif benar atau salah, tetapi hanya mengacu pada apa yang
dianggap benar atau salah oleh seorang individu atau sekelompok orang (seperti
agama).
Dalam arti yang "normatif", moralitas merujuk langsung ke apa yang benar dan
salah, terlepas dari apa yang individu-individu tertentu berpikir. Hal ini dapat
didefinisikan sebagai perilaku orang yang ideal "moral" dalam situasi tertentu. Ini
penggunaan istilah itu dicirikan oleh "definitif" pernyataan seperti "Orang itu adalah
bertanggung jawab secara moral" daripada pernyataan deskriptif seperti "Banyak orang
5/16/2018 Moralisme Dan Hukum - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/moralisme-dan-hukum 14/17
14
percaya orang yang bertanggung jawab secara moral." Ide-ide dieksplorasi dalam etika
normative. Rasa normatif moralitas sering ditantang oleh nihilisme moral (yang
menolak keberadaan dari setiap kebenaran moral) dan didukung oleh realisme moral
(yang mendukung keberadaan kebenaran moral).Etika (juga dikenal sebagai filsafat
moral) adalah cabang filsafat yang membahas pertanyaan tentang moralitas.'Etika'
adalah "umum digunakan bergantian dengan 'moralitas' berarti subjek penelitian ini, dan
kadang-kadang digunakan lebih sempit berarti prinsip-prinsip moral, kelompok individu
tradisi tertentu, atau."Demikian juga , jenis tertentu dari teori-teori etika, etika terutama
deontologis, terkadang membedakan antara 'etika' dan 'moral': "Meskipun moralitas
orang dan etika mereka jumlah untuk hal yang sama, ada penggunaan yang membatasi
moralitas untuk sistem seperti yang dari Kant, didasarkan pada gagasan seperti tugas,kewajiban, dan prinsip-prinsip perilaku, sisakan etika untuk pendekatan yang lebih
Aristotelian untuk penalaran praktis, didasarkan pada gagasan suatu kebajikan, dan
umumnya menghindari pemisahan "moral" pertimbangan dari pertimbangan praktis
lainnya
Hubungan dan Perbedaan Moralitas dengan Hukum
Antara hukum dan moral terdapat hubungan yang erat sekali. Ada pepatah roma
yang mengatakan “quid leges sine moribus?” (apa artinya undang-undang jika tidak
disertai moralitas?). dengan demikian hukum tidak akan berarti tanpa disertai
moralitas. Oleh karena itu kualitas hukum harus selalu diukur dengan norma moral,
perundang-undangan yang immoral harus diganti. Disisi lain moral juga
membutuhkan hukum, sebab moral tanpa hukum hanya angan-angan saja kalau tidak
di undangkan atau di lembagakan dalam masyarakat.
Meskipun hubungan hukum dan moral begitu erat, namun hukum dan moral
tetap berbeda, sebab dalam kenyataannya „mungkin‟ ada hukum yang bertentangan
dengan moral atau ada undang-undang yang immoral, yang berarti terdapat
ketidakcocokan antara hukum dan moral. Untuk itu dalam konteks ketatanegaraan
indonesia dewasa ini. Apalagi dalam konteks membutuhkan hukum.Kualitas hukum
terletak pada bobot moral yang menjiwainya. Tanpa moralitas hukum tampak kosong
5/16/2018 Moralisme Dan Hukum - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/moralisme-dan-hukum 15/17
15
dan hampa (Dahlan Thaib,h.6). Namun demikian perbedaan antara hukum dan moral
sangat jelas.
Perbedaan antara hukum dan moral menurut K.Berten :
1. Hukum lebih dikodifikasikan daripada moralitas, artinya dibukukan secara
sistematis dalam kitab perundang-undangan. Oleh karena itu norma hukum
lebih memiliki kepastian dan objektif dibanding dengan norma moral.
Sedangkan norma moral lebih subjektif dan akibatnya lebih banyak
„diganggu‟ oleh diskusi yang yang mencari kejelasan tentang yang harus
dianggap utis dan tidak etis.
2. Meski moral dan hukum mengatur tingkah laku manusia, namun hukum
membatasi diri sebatas lahiriah saja, sedangkan moral menyangkut juga sikap
batin seseorang.
3. Sanksi yang berkaitan dengan hukum berbeda dengan sanksi yang berkaitan
dengan moralitas. Hukum untuk sebagian besar dapat dipaksakan,pelanggar
akan terkena hukuman. Tapi norma etis tidak bisa dipaksakan, sebab paksaan
hanya menyentuh bagian luar, sedangkan perbuatan etis justru berasal dari
dalam. Satu-satunya sanksi dibidang moralitas hanya hati yang tidak tenang.
4. Hukum didasarkan atas kehendak masyarakat dan akirnya atas kehendak
negara. Meskipun hukum tidak langsung berasal dari negara seperti hukum
adat, namun hukum itu harus di akui oleh negarasupaya berlaku sebagai
hukum.moralitas berdasarkan atas norma-norma moral yang melebihi pada
individu dan masyarakat. Dengan cara demokratis atau dengan cara
lainmasyarakat dapat mengubah hukum, tapi masyarakat tidak dapat
mengubah atau membatalkan suatu norma moral. Moral menilai hukum dan
tidak sebaliknya.
Sedangkan Gunawan Setiardja membedakan hukum dan moral :
5/16/2018 Moralisme Dan Hukum - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/moralisme-dan-hukum 16/17
16
1. Dilihat dari dasarnya, hukum memiliki dasar yuridis, konsesus dan uhkum
alam sedangkan moral berdasarkan hukum alam.
2. Dilihat dari otonominya hukum bersifat heteronom (datang dari luar diri
manusia), sedangkan moral bersifat otonom (datang dari diri sendiri).
3. Dilihat dari pelaksanaanya hukum secara lahiriah dapat dipaksakan,
4. Dilihat dari sanksinya hukum bersifat yuridis. moral berbentuk sanksi kodrati,
batiniah, menyesal, malu terhadap diri sendiri.
5. Dilihat dari tujuannya, hukum mengatur kehidupan manusia dalam kehidupan
bernegara, sedangkan moral mengatur kehidupan manusia sebagai manusia.
Dilihat dari waktu dan tempat, hukum tergantung pada waktu dan tempat,
sedangkan moral secara objektif tidak tergantung pada tempat dan waktu.
5/16/2018 Moralisme Dan Hukum - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/moralisme-dan-hukum 17/17
17
DAFTAR PUSAKA.
Fabri, Marco. The challenge of change for judicial systems,IOS Press 2000
Hamilton, Marci. God vs. the Gavel,Cambridge:Cambridge University Press, 2005.
Kamus Besar Bahasa Indonesia 1997
Luban, Law's Blindfold , 23
Wikipedia bahasa Indonesia,
www.ensiklopedia bebas.com
http://id.shvoong.com