Moralisme Dan Hukum

17
 1 Hukum A. Pengertian Hukum Hukum adalah sistem yang terpenting dalam pelaksanaan atas rangkaian kekuasaan kelembagaan.Dari bentuk penyalahgunaan kekuasaan dalam bidang politik, ekonomi dan masyarakat dalam berbagai cara dan bertindak, sebagai perantara utama dalam hubungan sosial antar masyarakat terhadap kriminalisasi dalam hukum pidana, hukum pidana yang berupayakan cara negara dapat menuntut pelaku dalam konstitusi hukum menyediakan kerangka kerja bagi penciptaan hukum, perlindungan hak asasi manusia dan memperluas kekuasaan politik serta cara perwakilan di mana mereka yang akan dipilih. Administratif hukum digunakan untuk meninjau kembali keputusan dari pemerintah, sementara hukum internasional mengatur persoalan antara berdaulat negara dalam kegiatan mulai dari perdagangan lingkungan peraturan atau tindakan militer. filsuf Aristotle menyatakan bahwa "Sebuah supremasi hukum akan jauh lebih baik dari pada dibandingkan dengan peraturan tirani yang merajalela.  B. Bidang  bidang Hukum Hukum dapat dibagi dalam berbagai bidang, antara lain hukum pidana/ hukum publik, hukum perdata/ hukum pribadi, hukum acara, hukum tata negara,  hukum administrasi negara/ hukum tata usaha negara, hukum internasional,  hukum adat,  hukum islam, hukum agraria, hukum bisnis, dan hukum lingkungan.  1. Hukum pidana Hukum pidana termasuk pada ranah hukum publik. Hukum pidana adalah hukum yang mengatur hubungan antar subjek hukum dalam hal perbuatan - perbuatan yang diharuskan dan dilarang oleh peraturan perundang - undangan dan berakibat

Transcript of Moralisme Dan Hukum

5/16/2018 Moralisme Dan Hukum - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/moralisme-dan-hukum 1/17

 

 

1

Hukum

A. Pengertian Hukum

Hukum adalah sistem yang terpenting dalam pelaksanaan atas rangkaian

kekuasaan kelembagaan.Dari bentuk penyalahgunaan kekuasaan dalam bidang

politik, ekonomi dan masyarakat dalam berbagai cara dan bertindak, sebagai

perantara utama dalam hubungan sosial antar masyarakat terhadap kriminalisasi

dalam hukum pidana, hukum pidana yang berupayakan cara negara dapat menuntut

pelaku dalam konstitusi hukum menyediakan kerangka kerja bagi penciptaan hukum,

perlindungan hak asasi manusia dan memperluas kekuasaan politik serta cara

perwakilan di mana mereka yang akan dipilih. Administratif hukum digunakan untuk 

meninjau kembali keputusan dari pemerintah, sementara hukum internasional

mengatur persoalan antara berdaulat negara dalam kegiatan mulai dari perdagangan

lingkungan peraturan atau tindakan militer. filsuf Aristotle menyatakan bahwa

"Sebuah supremasi hukum akan jauh lebih baik dari pada dibandingkan dengan

peraturan tirani yang merajalela. 

B. Bidang – bidang Hukum

Hukum dapat dibagi dalam berbagai bidang, antara lain hukum pidana/ hukum

publik, hukum perdata/ hukum pribadi, hukum acara, hukum tata negara,  hukum

administrasi negara/ hukum tata usaha negara, hukum internasional,  hukum adat, 

hukum islam, hukum agraria, hukum bisnis, dan hukum lingkungan. 

1. Hukum pidana

Hukum pidana termasuk pada ranah hukum publik. Hukum pidana adalah

hukum yang mengatur hubungan antar subjek hukum dalam hal perbuatan - perbuatan

yang diharuskan dan dilarang oleh peraturan perundang - undangan dan berakibat

5/16/2018 Moralisme Dan Hukum - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/moralisme-dan-hukum 2/17

 

 

2

diterapkannya sanksi berupa pemidanaan dan/atau denda bagi para pelanggarnya.

Dalam hukum pidana dikenal 2 jenis perbuatan yaitu kejahatan dan pelanggaran.

Kejahatan ialah perbuatan yang tidak hanya bertentangan dengan peraturan

perundang - undangan tetapi juga bertentangan dengan nilai moral, nilai agama dan

rasa keadilan masyarakat. Pelaku pelanggaran berupa kejahatan mendapatkan sanksi

berupa pemidanaan, contohnya mencuri, membunuh, berzina, memperkosa dan

sebagainya. Sedangkan pelanggaran ialah perbuatan yang hanya dilarang oleh

peraturan perundangan namun tidak memberikan efek yang tidak berpengaruh secara

langsung kepada orang lain, seperti tidak menggunakan helm, tidak menggunakan

sabuk pengaman dalam berkendaraan, dan sebagainya. Di Indonesia, hukum pidana

diatur secara umum dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP), yangmerupakan peninggalan dari zaman penjajahan Belanda, sebelumnya bernama

Wetboek van Straafrecht (WvS). KUHP merupakan lex generalis bagi pengaturan

hukum pidana di Indonesia dimana asas-asas umum termuat dan menjadi dasar bagi

semua ketentuan pidana yang diatur di luar KUHP (lex specialis) 

 Hukum pidana dalam Islam dinamakan qisas, yaitu nyawa dibalas dengan

nyawa, tangan dengan tangan, tetapi di dalam Islam ketika ada orang yang

membunuh tidak langsung dibunuh, karena harus melalui proses pemeriksaan

apakah yang membunuh itu sengaja atau tidak disengaja, jika sengaja jelas

hukumannya adalah dibunuh jika tidak disengaja wajib membayar di dalam  Islam

wajib memerdekakan budak yang selamat, jika tidak ada membayar dengan 100

onta, jika mendapat pengampunan dari si keluarga korban maka tidak akan terkena

hukuman."

2.  Hukum perdata

Salah satu bidang hukum yang mengatur hubungan-hubungan antara individu-

individu dalam masyarakat dengan saluran tertentu. Hukum perdata disebut juga

hukum privat atau hukum sipil. Salah satu contoh hukum perdata dalam masyarakat

adalah jual beli rumah atau kendaraan .

5/16/2018 Moralisme Dan Hukum - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/moralisme-dan-hukum 3/17

 

 

3

Hukum perdata dapat digolongkan antara lain menjadi:

1.  Hukum keluarga

2. 

Hukum harta kekayaan3.  Hukum benda

4.  Hukum Perikatan

5.  Hukum Waris

3.  Hukum acara

Untuk tegaknya hukum materiil diperlukan hukum acara atau sering juga

disebut hukum formil. Hukum acara merupakan ketentuan yang mengatur bagaimanacara dan siapa yang berwenang menegakkan hukum materiil dalam hal terjadi

pelanggaran terhadap hukum materiil. Tanpa hukum acara yang jelas dan memadai,

maka pihak yang berwenang menegakkan hukum materiil akan mengalami kesulitan

menegakkan hukum materiil. Untuk menegakkan ketentuan hukum materiil pidana

diperlukan hukum acara pidana, untuk hukum materiil perdata, maka ada hukum

acara perdata. Sedangkan, untuk hukum materiil tata usaha negara, diperlukan hukum

acara tata usaha negara. Hukum acara pidana harus dikuasai terutama oleh para polisi,

 jaksa, advokat, hakim, dan petugas Lembaga Pemasyarakatan.

Hukum acara pidana yang harus dikuasai oleh polisi terutama hukum acara

pidana yang mengatur soal penyelidikan dan penyidikan, oleh karena tugas pokok 

polisi menrut hukum acara pidana (KUHAP) adalah terutama melaksanakan tugas

penyelidikan dan penyidikan. Yang menjadi tugas jaksa adalah penuntutan dan

pelaksanaan putusan hakim pidana. Oleh karena itu, jaksa wajib menguasai terutama

hukum acara yang terkait dengan tugasnya tersebut. Sedangkan yang harusmenguasai hukum acara perdata. termasuk hukum acara tata usaha negara terutama

adalah advokat dan hakim. Hal ini disebabkan di dalam hukum acara perdata dan juga

hukum acara tata usaha negara, baik polisi maupun jaksa (penuntut umum) tidak 

diberi peran seperti halnya dalam hukum acara pidana. Advokatlah yang mewakili

5/16/2018 Moralisme Dan Hukum - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/moralisme-dan-hukum 4/17

 

 

4

seseorang untuk memajukan gugatan, baik gugatan perdata maupun gugatan tata

usaha negara, terhadap suatu pihak yang dipandang merugikan kliennya. Gugatan itu

akan diperiksa dan diputus oleh hakim. Pihak yang digugat dapat pula menunjuk 

seorang advokat mewakilinya untuk menangkis gugatan tersebut.

Tegaknya supremasi hukum itu sangat tergantung pada kejujuran para

penegak hukum itu sendiri yang dalam menegakkan hukum diharapkan benar-benar

dapat menjunjung tinggi kebenaran, keadilan, dan kejujuran. Para penegak hukum itu

adalah hakim, jaksa, polisi, advokat, dan petugas Lembaga Pemasyarakatan. Jika

kelima pilar penegak hukum ini benar-benar menegakkan hukum itu dengan

menjunjung tinggi nilai-nilai yang telah disebutkan di atas, maka masyarakat akan

menaruh respek yang tinggi terhadap para penegak hukum. Dengan semakin

tingginya respek itu, maka masyarakat akan terpacu untuk menaati hukum.

C. Sistem – sistem Hukum

1.  Sistem hukum Anglo-Saxon

Sistem Anglo-Saxon adalah suatu sistem hukum yang didasarkan pada

yurisprudensi, yaitu keputusan-keputusan hakim terdahulu yang kemudian menjadi

dasar putusan hakim-hakim selanjutnya. Sistem hukum ini diterapkan di Irlandia, 

Inggris, Australia, Selandia Baru, Afrika Selatan, Kanada (kecuali Provinsi Quebec)

dan Amerika Serikat (walaupun negara bagian Louisiana mempergunakan sistem

hukum ini bersamaan dengan sistim hukum Eropa Kontinental Napoleon). Selain

negara-negara tersebut, beberapa negara lain juga menerapkan sistem hukum Anglo-

Saxon campuran, misalnya Pakistan, India dan Nigeria yang menerapkan sebagian

besar sistem hukum Anglo-Saxon, namun juga memberlakukan hukum adat dan

hukum agama.

Sistem hukum anglo saxon, sebenarnya penerapannya lebih mudah terutama

pada masyarakat pada negara-negara berkembang karena sesuai dengan

5/16/2018 Moralisme Dan Hukum - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/moralisme-dan-hukum 5/17

 

 

5

perkembangan zaman.Pendapat para ahli dan prakitisi hukum lebih menonjol

digunakan oleh hakim, dalam memutus perkara.

2. Sistem hukum adat/kebiasaan

Hukum Adat adalah seperangkat norma dan aturan adat/kebiasaan yang

berlaku di suatu wilayah. misalnya di perkampungan pedesaan terpencil yang masih

mengikuti hukum adat. dan memiliki sanksi sesuai dengan aturan hukum yang

berlaku di wilayah tertentu.

3.  Sistem hukum agama

Sistem hukum agama adalah sistem hukum yang berdasarkan ketentuan

agama tertentu. Sistem hukum agama biasanya terdapat dalam Kitab Suci. 

D. Hukum Indonesia

Hukum di Indonesia merupakan campuran dari sistem hukum hukum Eropa,

hukum Agama dan hukum Adat. Sebagian besar sistem yang dianut, baik perdata

maupun pidana, berbasis pada hukum Eropa kontinental, khususnya dari Belanda

karena aspek sejarah masa lalu Indonesia yang merupakan wilayah jajahan dengan

sebutan Hindia Belanda ( Nederlandsch-Indie). Hukum Agama, karena sebagian besar

masyarakat Indonesia menganut Islam, maka dominasi hukum atau Syari'at Islam

lebih banyak terutama di bidang perkawinan, kekeluargaan dan warisan. Selain itu, di

Indonesia juga berlaku sistem hukum Adat yang diserap dalam perundang-undangan

atau yurisprudensi,yang merupakan penerusan dari aturan-aturan setempat dari

masyarakat dan budaya-budaya yang ada di wilayah Nusantara.

a.  Hukum perdata Indonesia

Hukum adalah sekumpulan peraturan yang berisi perintah dan larangan yang

dibuat oleh pihak yang berwenang sehingga dapat dipaksakan pemberlakuannya

5/16/2018 Moralisme Dan Hukum - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/moralisme-dan-hukum 6/17

 

 

6

berfungsi untuk mengatur masyarakat demi terciptanya ketertiban disertai dengan

sanksi bagi pelanggarnya.

Salah satu bidang hukum yang mengatur hak dan kewajiban yang dimilikipada subyek hukum dan hubungan antara subyek hukum. Hukum perdata disebut

pula hukum privat atau hukum sipil sebagai lawan dari hukum publik. Jika hukum

publik mengatur hal-hal yang berkaitan dengan negara serta kepentingan umum

(misalnya politik dan pemilu (hukum tata negara), kegiatan pemerintahan sehari-hari

(hukum administrasi atau tata usaha negara), kejahatan (hukum pidana), maka hukum

perdata mengatur hubungan antara penduduk  atau warga negara sehari-hari, seperti

misalnya kedewasaan seseorang, perkawinan, perceraian, kematian, pewarisan, harta

benda, kegiatan usaha dan tindakan-tindakan yang bersifat perdata lainnya.

Ada beberapa sistem hukum yang berlaku di dunia dan perbedaan sistem

hukum tersebut juga memengaruhi bidang hukum perdata, antara lain sistem hukum

 Anglo-Saxon (yaitu sistem hukum yang berlaku di Kerajaan Inggris Raya dan negara-

negara persemakmuran atau negara-negara yang terpengaruh oleh Inggris, misalnya

Amerika Serikat), sistem hukum Eropa kontinental, sistem hukum komunis, sistem

hukum Islam dan sistem-sistem hukum lainnya. Hukum perdata di Indonesiadidasarkan pada hukum perdata di Belanda, khususnya hukum perdata Belanda pada

masa penjajahan.

Bahkan Kitab Undang-undang Hukum Perdata (dikenal KUHPer.) yang

berlaku di Indonesia tidak lain adalah terjemahan yang kurang tepat dari  Burgerlijk 

Wetboek  (atau dikenal dengan BW)yang berlaku di kerajaan Belanda dan

diberlakukan di Indonesia (dan wilayah jajahan Belanda) berdasarkan azas

konkordansi. Untuk Indonesia yang saat itu masih bernama Hindia Belanda, BW

diberlakukan mulai 1859. Hukum perdata Belanda sendiri disadur dari hukum perdata

yang berlaku di Perancis dengan beberapa penyesuaian. Kitab undang-undang hukum

perdata (disingkat KUHPer) terdiri dari empat bagian, yaitu:

5/16/2018 Moralisme Dan Hukum - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/moralisme-dan-hukum 7/17

 

 

7

  Buku I tentang Orang; mengatur tentang hukum perseorangan dan hukum

keluarga, yaitu hukum yang mengatur status serta hak dan kewajiban yang

dimiliki oleh subyek hukum. Antara lain ketentuan mengenai timbulnya hak 

keperdataan seseorang, kelahiran, kedewasaan, perkawinan, keluarga, 

perceraian dan hilangnya hak keperdataan. Khusus untuk bagian perkawinan,

sebagian ketentuan-ketentuannya telah dinyatakan tidak berlaku dengan di

undangkannya UU nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan.

  Buku II tentang Kebendaan; mengatur tentang hukum benda, yaitu hukum

yang mengatur hak dan kewajiban yang dimiliki subyek hukum yang

berkaitan dengan benda, antara lain hak-hak kebendaan, waris dan

penjaminan. Yang dimaksud dengan benda meliputi (i) benda berwujud yangtidak bergerak (misalnya tanah,  bangunan dan kapal dengan berat tertentu);

(ii) benda berwujud yang bergerak, yaitu benda berwujud lainnya selain yang

dianggap sebagai benda berwujud tidak bergerak; dan (iii) benda tidak 

berwujud (misalnya hak tagih atau piutang). Khusus untuk bagian tanah,

sebagian ketentuan-ketentuannya telah dinyatakan tidak berlaku dengan di

undangkannya UU nomor 5 tahun 1960 tentang agraria. Begitu pula bagian

mengenai penjaminan dengan hipotik, telah dinyatakan tidak berlaku dengan

di undangkannya UU tentang hak tanggungan.

  Buku III tentang Perikatan; mengatur tentang hukum perikatan (atau kadang

disebut juga perjanjian (walaupun istilah ini sesunguhnya mempunyai makna

yang berbeda), yaitu hukum yang mengatur tentang hak dan kewajiban antara

subyek hukum di bidang perikatan, antara lain tentang jenis-jenis perikatan

(yang terdiri dari perikatan yang timbul dari (ditetapkan) undang-undang dan

perikatan yang timbul dari adanya perjanjian), syarat-syarat dan tata cara

pembuatan suatu perjanjian. Khusus untuk bidang perdagangan, Kitab

undang-undang hukum dagang (KUHD) juga dipakai sebagai acuan. Isi

KUHD berkaitan erat dengan KUHPer, khususnya Buku III. Bisa dikatakan

KUHD adalah bagian khusus dari KUHPer.

5/16/2018 Moralisme Dan Hukum - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/moralisme-dan-hukum 8/17

 

 

8

  Buku IV tentang Daluarsa dan Pembuktian; mengatur hak dan kewajiban

subyek hukum (khususnya batas atau tenggat waktu) dalam mempergunakan

hak-haknya dalam hukum perdata dan hal-hal yang berkaitan dengan

pembuktian.

Sistematika yang ada pada KUHP tetap dipakai sebagai acuan oleh para ahli

hukum dan masih diajarkan pada fakultas-fakultas hukum di Indonesia.

b. Hukum pidana Indonesia

Berdasarkan isinya, hukum dapat dibagi menjadi 2, yaitu hukum privat dan

hukum publik (C.S.T Kansil).Hukum privat adalah hukum yg mengatur hubunganorang perorang, sedangkan hukum publik adalah hukum yg mengatur hubungan

antara negara dengan warga negaranya. Hukum pidana merupakan bagian dari hukum

publik. Hukum pidana terbagi menjadi dua bagian, yaitu hukum pidana materiil dan

hukum pidana formil. Hukum pidana materiil mengatur tentang penentuan tindak 

pidana, pelaku tindak pidana, dan pidana (sanksi). Di Indonesia, pengaturan hukum

pidana materiil diatur dalam kitab undang-undang hukum pidana (KUHP). Hukum

pidana formil mengatur tentang pelaksanaan hukum pidana materiil. Di Indonesia,

pengaturan hukum pidana formil telah disahkan dengan UU nomor 8 tahun 1981

tentang hukum acara pidana (KUHAP).

c.  Hukum tata negara

Hukum tata negara adalah hukum yang mengatur tentang negara, yaitu antara

lain dasar pendirian, struktur kelembagaan, pembentukan lembaga-lembaga negara,

hubungan hukum (hak dan kewajiban) antar lembaga negara, wilayah dan warga

negara. Hukum tata negara mengatur mengenai negara dalam keadaan diam artinya

bukan mengenai suatu keadaan nyata dari suatu negara tertentu (sistem pemerintahan,

sistem pemilu, dll dari negara tertentu) tetapi lebih pada negara dalam arti luas.

Hukum ini membicarakan negara dalam arti yang abstrak.

5/16/2018 Moralisme Dan Hukum - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/moralisme-dan-hukum 9/17

 

 

9

d. Hukum tata usaha (administrasi) negara

Hukum tata usaha (administrasi) negara adalah hukum yang mengatur

kegiatan administrasi negara. Yaitu hukum yang mengatur tata pelaksanaanpemerintah dalam menjalankan tugasnya . hukum administarasi negara memiliki

kemiripan dengan hukum tata negara.kesamaanya terletak dalam hal kebijakan

pemerintah ,sedangkan dalam hal perbedaan hukum tata negara lebih mengacu

kepada fungsi konstitusi/hukum dasar yang digunakan oleh suatu negara dalam hal

pengaturan kebijakan pemerintah,untuk hukum administrasi negara dimana negara

dalam "keadaan yang bergerak". Hukum tata usaha negara juga sering disebut HTN

dalam arti sempit.

e.  Hukum acara perdata Indonesia

Hukum acara perdata Indonesia adalah hukum yang mengatur tentang tata

cara beracara (berperkara di badan peradilan) dalam lingkup hukum perdata. Dalam

hukum acara perdata, dapat dilihat dalam berbagai peraturan Belanda dulu(misalnya;

Het Herziene Inlandsh Reglement/HIR, RBG, RB,RO).

f.  Hukum acara pidana Indonesia

Hukum acara pidana Indonesia adalah hukum yang mengatur tentang tata cara

beracara (berperkara di badan peradilan) dalam lingkup hukum pidana. Hukum acara

pidana di Indonesia diatur dalam UU nomor 8 tahun 1981.

Asas di dalam hukum acara pidana di Indonesia adalah:

 Asas perintah tertulis, yaitu segala tindakan hukum hanya dapat dilakukanberdasarkan perintah tertulis dari pejabat yang berwenang sesuai dengan UU.

  Asas peradilan cepat, sederhana, biaya ringan, jujur, dan tidak memihak, yaitu

serangkaian proses peradilan pidana (dari penyidikan sampai dengan putusan

hakim) dilakukan cepat, ringkas, jujur, dan adil (pasal 50 KUHAP).

5/16/2018 Moralisme Dan Hukum - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/moralisme-dan-hukum 10/17

 

 

10

  Asas memperoleh bantuan hukum, yaitu setiap orang punya kesempatan,

bahkan wajib memperoleh bantuan hukum guna pembelaan atas dirinya (pasal

54 KUHAP).

  Asas terbuka, yaitu pemeriksaan tindak pidana dilakukan secara terbuka untuk 

umum (pasal 64 KUHAP).

  Asas pembuktian, yaitu tersangka/terdakwa tidak dibebani kewajiban

pembuktian (pasal 66 KUHAP), kecuali diatur lain oleh UU.

g.  Hukum antar tata hukum

Hukum antar tata hukum adalah hukum yang mengatur hubungan antara dua

golongan atau lebih yang tunduk pada ketentuan hukum yang berbeda.

h. Hukum adat di Indonesia

Hukum Adat di IndonesiaHukum adat adalah seperangkat norma dan aturan

adat yang berlaku di suatu wilayah.

i.  Hukum Islam di Indonesia

Hukum Islam di Indonesia belum bisa ditegakkan secara menyeluruh, karena

belum adanya dukungan yang penuh dari segenap lapisan masyarakat secara

demokratis baik melalui pemilu atau referendum maupun amandemen terhadap UUD

1945 secara tegas dan konsisten. Aceh merupakan satu-satunya provinsi yang banyak 

menerapkan hukum Islam melalui Pengadilan Agama, sesuai pasal 15 ayat 2 Undang-

Undang RI No. 4 Tahun 2004 Tentang Kekuasaan Kehakiman yaitu : Peradilan

Syariah Islam di Provinsi  Nanggroe Aceh Darrussalam merupakan pengadilan

khusus dalam lingkungan peradilan agama sepanjang kewenangannya menyangkut 

kewenangan peradilan agama, dan merupakan pengadilan khusus dalam lingkungan

 peradilan umum sepanjang kewenangannya menyangkut kewenangan peradilan

umum.

5/16/2018 Moralisme Dan Hukum - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/moralisme-dan-hukum 11/17

 

 

11

E. Istilah – istilah Dalam Hukum

a.  Advokat

Sejak berlakunya UU nomor 18 tahun 2003 tentang advokat, sebutan bagi

seseorang yang berprofesi memberikan bantuan hukum secara swasta - yang semula

terdiri dari berbagai sebutan, seperti advokat, pengacara, konsultan hukum, penasihat

hukum - adalah advokat.

b. Advokat dan pengacara

Kedua istilah ini sebenarnya bermakna sama, walaupun ada beberapa pendapat

yang menyatakan berbeda. Sebelum berlakunya UU nomor 18 tahun 2003, istilah

untuk pembela keadilan plat hitam ini sangat beragam, mulai dari istilah pengacara,

penasihat hukum, konsultan hukum, advokat dan lainnya. Pengacara sesuai dengan

kata-kata secara harfiah dapat diartikan sebagai orang yang beracara, yang berarti

individu, baik yang tergabung dalam suatu kantor secara bersama-sama atau secara

individual yang menjalankan profesi sebagai penegak hukum plat hitam di

pengadilan. Sementara advokat dapat bergerak dalam pengadilan, maupun bertindak 

sebagai konsultan dalam masalah hukum, baik pidana maupun perdata. Sejak 

diundangkannya UU nomor 18 tahun 2003, maka istilah-istilah tersebut distandarisasi

menjadi advokat saja.

Dahulu yang membedakan keduanya yaitu Advokat adalah seseorang yang

memegang izin ber"acara" di Pengadilan berdasarkan Surat Keputusan Menteri

Kehakiman serta mempunyai wilayah untuk "beracara" di seluruh wilayah Republik 

Indonesia sedangkan Pengacara Praktek adalah seseorang yang memegang izin

praktik / beracara berdasarkan Surat Keputusan Pengadilan Tinggi setempat dimana

wilayah beracaranya adalah "hanya" diwilayah Pengadilan Tinggi yang

mengeluarkan izin praktik tersebut. Setelah UU No. 18 th 2003 berlaku maka yang

berwenang untuk mengangkat seseorang menjadi Advokat adalah Organisasi

5/16/2018 Moralisme Dan Hukum - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/moralisme-dan-hukum 12/17

 

 

12

Advokat.(Pengacara dan Pengacara Praktek/pokrol dst seteah UU No. 18 tahun 2003

dihapus)

c. Konsultan hukum

Konsultan hukum atau dalam bahasa Inggris counselor at law atau legal

consultant  adalah orang yang berprofesi memberikan pelayanan jasa hukum dalam

bentuk konsultasi, dalam sistem hukum yang berlaku di negara masing-masing.

Untuk di Indonesia, sejak UU nomor 18 tahun 2003 berlaku, semua istilah mengenai

konsultan hukum, pengacara, penasihat hukum dan lainnya yang berada dalam ruang

lingkup pemberian jasa hukum telah distandarisasi menjadi advokat.

d. Jaksa dan polisi

Dua institusi publik yang berperan aktif dalam menegakkan hukum publik di

Indonesia adalah kejaksaan dan kepolisian. Kepolisian atau polisi berperan untuk 

menerima, menyelidiki, menyidik suatu tindak pidana yang terjadi dalam ruang

lingkup wilayahnya. Apabila ditemukan unsur-unsur tindak  pidana, baik khusus

maupun umum, atau tertentu, maka pelaku (tersangka) akan diminta keterangan, dan

apabila perlu akan ditahan. Dalam masa penahanan, tersangka akan diminta

keterangannya mengenai tindak pidana yang diduga terjadi. Selain tersangka, maka

polisi juga memeriksa saksi-saksi dan alat bukti yang berhubungan erat dengan tindak 

pidana yang disangkakan. Keterangan tersebut terhimpun dalam berita acara

pemeriksaan (BAP) yang apabila dinyatakan P21 atau lengkap, akan dikirimkan ke

kejaksaan untuk dipersiapkan masa persidangannya di pengadilan. Kejaksaan akan

menjalankan fungsi pengecekan BAP dan analisa bukti-bukti serta saksi untuk 

diajukan ke pengadilan. Apabila kejaksaan berpendapat bahwa bukti atau saksikurang mendukung, maka kejaksaan akan mengembalikan berkas tersebut ke

kepolisian, untuk dilengkapi. Setelah lengkap, maka kejaksaan akan melakukan

proses penuntutan perkara. Pada tahap ini, pelaku (tersangka) telah berubah statusnya

5/16/2018 Moralisme Dan Hukum - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/moralisme-dan-hukum 13/17

 

 

13

menjadi terdakwa, yang akan disidang dalam pengadilan. Apabila telah dijatuhkan

putusan, maka status terdakwa berubah menjadi terpidana.

Moralitas

Pengertian Moralitas 

Moralitas (dari "cara, karakter, perilaku yang tepat" moralitas Latin) adalah rasa

melakukan perilaku yang membedakan niat, keputusan, dan tindakan antara mereka

yang baik (atau kanan) dan buruk (atau salah). Kode moral merupakan sistem moralitas

(misalnya, sesuai dengan filsafat tertentu, agama, budaya, dll) dan moral adalah setiap

praktek satu atau mengajar dalam kode moral. Imoralitas adalah oposisi aktif untuk moralitas, sementara amoralitas yang beragam didefinisikan sebagai ketidaksadaran,

ketidakpedulian terhadap, atau tidak percaya dalam setiap set standar moral atau

prinsip.Menurut Oxford Dictionary Inggris, moral kata pertama kali digunakan oleh

Paus Gregorius Agung dalam Moralitas karyanya dalam Kitab Ayub Etika, di sisi lain,

tradisional dibagi ke sekolah-sekolah Aristoteles, Kant dan utilitarian.Etika kata tidak 

pertama kali digunakan sampai sekitar tahun 1400-an. Dengan demikian, kita dapat

mengkategorikan moral sebagai kode perilaku yang berasal dari beberapa sumber

wahyu ilahi, sedangkan etika berasal dari hukum manusia atau social atau costum.

Dalam "deskriptif" arti, moralitas mengacu pada nilai-nilai pribadi atau budaya,

kode etik atau adat-istiadat sosial yang membedakan antara benar dan salah dalam

masyarakat manusia. Menggambarkan moralitas dalam cara ini tidak membuat klaim

tentang apa yang secara objektif benar atau salah, tetapi hanya mengacu pada apa yang

dianggap benar atau salah oleh seorang individu atau sekelompok orang (seperti

agama).

Dalam arti yang "normatif", moralitas merujuk langsung ke apa yang benar dan

salah, terlepas dari apa yang individu-individu tertentu berpikir. Hal ini dapat

didefinisikan sebagai perilaku orang yang ideal "moral" dalam situasi tertentu. Ini

penggunaan istilah itu dicirikan oleh "definitif" pernyataan seperti "Orang itu adalah

bertanggung jawab secara moral" daripada pernyataan deskriptif seperti "Banyak orang

5/16/2018 Moralisme Dan Hukum - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/moralisme-dan-hukum 14/17

 

 

14

percaya orang yang bertanggung jawab secara moral." Ide-ide dieksplorasi dalam etika

normative. Rasa normatif moralitas sering ditantang oleh nihilisme moral (yang

menolak keberadaan dari setiap kebenaran moral) dan didukung oleh realisme moral

(yang mendukung keberadaan kebenaran moral).Etika (juga dikenal sebagai filsafat

moral) adalah cabang filsafat yang membahas pertanyaan tentang moralitas.'Etika'

adalah "umum digunakan bergantian dengan 'moralitas' berarti subjek penelitian ini, dan

kadang-kadang digunakan lebih sempit berarti prinsip-prinsip moral, kelompok individu

tradisi tertentu, atau."Demikian juga , jenis tertentu dari teori-teori etika, etika terutama

deontologis, terkadang membedakan antara 'etika' dan 'moral': "Meskipun moralitas

orang dan etika mereka jumlah untuk hal yang sama, ada penggunaan yang membatasi

moralitas untuk sistem seperti yang dari Kant, didasarkan pada gagasan seperti tugas,kewajiban, dan prinsip-prinsip perilaku, sisakan etika untuk pendekatan yang lebih

Aristotelian untuk penalaran praktis, didasarkan pada gagasan suatu kebajikan, dan

umumnya menghindari pemisahan "moral" pertimbangan dari pertimbangan praktis

lainnya

Hubungan dan Perbedaan Moralitas dengan Hukum

Antara hukum dan moral terdapat hubungan yang erat sekali. Ada pepatah roma

yang mengatakan “quid leges sine moribus?” (apa artinya undang-undang jika tidak 

disertai moralitas?). dengan demikian hukum tidak akan berarti tanpa disertai

moralitas. Oleh karena itu kualitas hukum harus selalu diukur dengan norma moral,

perundang-undangan yang immoral harus diganti. Disisi lain moral juga

membutuhkan hukum, sebab moral tanpa hukum hanya angan-angan saja kalau tidak 

di undangkan atau di lembagakan dalam masyarakat.

Meskipun hubungan hukum dan moral begitu erat, namun hukum dan moral

tetap berbeda, sebab dalam kenyataannya „mungkin‟ ada hukum yang bertentangan

dengan moral atau ada undang-undang yang immoral, yang berarti terdapat

ketidakcocokan antara hukum dan moral. Untuk itu dalam konteks ketatanegaraan

indonesia dewasa ini. Apalagi dalam konteks membutuhkan hukum.Kualitas hukum

terletak pada bobot moral yang menjiwainya. Tanpa moralitas hukum tampak kosong

5/16/2018 Moralisme Dan Hukum - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/moralisme-dan-hukum 15/17

 

 

15

dan hampa (Dahlan Thaib,h.6). Namun demikian perbedaan antara hukum dan moral

sangat jelas.

Perbedaan antara hukum dan moral menurut K.Berten :

1.  Hukum lebih dikodifikasikan daripada moralitas, artinya dibukukan secara

sistematis dalam kitab perundang-undangan. Oleh karena itu norma hukum

lebih memiliki kepastian dan objektif dibanding dengan norma moral.

Sedangkan norma moral lebih subjektif dan akibatnya lebih banyak 

„diganggu‟ oleh diskusi yang yang mencari kejelasan tentang yang harus

dianggap utis dan tidak etis.

2.  Meski moral dan hukum mengatur tingkah laku manusia, namun hukum

membatasi diri sebatas lahiriah saja, sedangkan moral menyangkut juga sikap

batin seseorang.

3.  Sanksi yang berkaitan dengan hukum berbeda dengan sanksi yang berkaitan

dengan moralitas. Hukum untuk sebagian besar dapat dipaksakan,pelanggar

akan terkena hukuman. Tapi norma etis tidak bisa dipaksakan, sebab paksaan

hanya menyentuh bagian luar, sedangkan perbuatan etis justru berasal dari

dalam. Satu-satunya sanksi dibidang moralitas hanya hati yang tidak tenang.

4.  Hukum didasarkan atas kehendak masyarakat dan akirnya atas kehendak 

negara. Meskipun hukum tidak langsung berasal dari negara seperti hukum

adat, namun hukum itu harus di akui oleh negarasupaya berlaku sebagai

hukum.moralitas berdasarkan atas norma-norma moral yang melebihi pada

individu dan masyarakat. Dengan cara demokratis atau dengan cara

lainmasyarakat dapat mengubah hukum, tapi masyarakat tidak dapat

mengubah atau membatalkan suatu norma moral. Moral menilai hukum dan

tidak sebaliknya.

Sedangkan Gunawan Setiardja membedakan hukum dan moral :

5/16/2018 Moralisme Dan Hukum - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/moralisme-dan-hukum 16/17

 

 

16

1.  Dilihat dari dasarnya, hukum memiliki dasar yuridis, konsesus dan uhkum

alam sedangkan moral berdasarkan hukum alam.

2.  Dilihat dari otonominya hukum bersifat heteronom (datang dari luar diri

manusia), sedangkan moral bersifat otonom (datang dari diri sendiri).

3.  Dilihat dari pelaksanaanya hukum secara lahiriah dapat dipaksakan,

4.  Dilihat dari sanksinya hukum bersifat yuridis. moral berbentuk sanksi kodrati,

batiniah, menyesal, malu terhadap diri sendiri.

5.  Dilihat dari tujuannya, hukum mengatur kehidupan manusia dalam kehidupan

bernegara, sedangkan moral mengatur kehidupan manusia sebagai manusia.

Dilihat dari waktu dan tempat, hukum tergantung pada waktu dan tempat,

sedangkan moral secara objektif tidak tergantung pada tempat dan waktu.

5/16/2018 Moralisme Dan Hukum - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/moralisme-dan-hukum 17/17

 

 

17

DAFTAR PUSAKA.

Fabri, Marco. The challenge of change for judicial systems,IOS Press 2000 

Hamilton, Marci. God vs. the Gavel,Cambridge:Cambridge University Press, 2005. 

Kamus Besar Bahasa Indonesia 1997

Luban, Law's Blindfold , 23

Wikipedia bahasa Indonesia,

www.ensiklopedia bebas.com

http://id.shvoong.com