modul.mercubuana.ac.id · Web viewKarena itu dibutuhkan pendanaan baru untuk menutupi seluruh...

70
MODUL PERKULIAHAN Manajemen Keuangan Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ekonomi dan Bisnis S1 Manajemen 04 Amyardi, SH, SE, MM

Transcript of modul.mercubuana.ac.id · Web viewKarena itu dibutuhkan pendanaan baru untuk menutupi seluruh...

MODUL PERKULIAHAN

Manajemen Keuangan

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

Ekonomi dan Bisnis S1 Manajemen 04 Amyardi, SH, SE, MM

Abstract Kompetensi

Pertemuan ini membahas tentang konsep umum dari manajemen

Mahasiswa mampu memahami dan

keuangan yang ada dalam suatu perusahaan yang dioprerasikan secara terbuka, dalam hal untuk melakukan sesuatu kompetensi manajerial dari manajemen keuangan dalam suatu organisasi atau perusahaan yang.akan digunakan untuk melakukan , kompetensi manajerial, tingkatan/level dari manajer, fungsi manajemen serta kemampuan-kemampuan umum yang dibutuhkan oleh seorang manajer dalam menjalankan perusahaan

menjelaskan konsep umum dari manajemen keuangan yang terdiri dari penegertian dari manajemen keuangan dan serta pemahaman yang mendasari munculnya ilmu manajemen

Pertumbuhan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan Jangka Panjang

Elemen-elemen Perencanaan Keuangan1.       Pembelian (investasi) dalam aset-aset tetap baru yang ditentukan dalam keputusan penganggaran modal (capital

budgeting)2.       Tingkat pinjaman (financial leverage) yang ditentukan dalam keputusan struktur modal (capital structure)3.       Pembayaran dividen kepada para pemegang saham yang ditentukan dalam keputusan kebijakan dividen (dividend

policy).4.       Persyaratan likuiditas yang ditentukan dalam keputusan modal kerja bersih (net working capital)

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam Proses Perencanaan Keuangan1.       Jangka waktu : dibedakan antara keputusan jangka pendek (biasaya paling lama 12 bulan) dan jangka waktu yang

lebih panjang (lebih dari setahun).2.       Agregasi – kombinasikan keputusan-keputusan penganggaran modal menjadi satu proyek besar.3.       Asumsi dan skenarioa.        Buatlah asumsi-asumsi yang realistic (masuk akal) tentang berbagai variable penting.b.       Jalankan beberapa scenario dengan membuat variasi atas asumsi-asumsi yang dipakai dalam angka yang masuk

akal.

2017 2

Manajemen KeuanganPusat Bahan Ajar dan eLearning

Amyardi, SH, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id

c.        Buatlah sekurang-kurangnya skenario-skenario terburuk, normal dan terbaik.

Peran (Tujuan) Perencanaan Keuangan1.       Membantu manajemen dalam melihat kaitan antara berbagai keputusan.2.       Memberikan kerangka sistematis bagi manajemen dalam mengembangkan dan memanfaatkan berbagai peluang.3.       Membantu manajemen dalam mengantisipasi hal-hal yang sangat tidak diinginkan dengan mengidentifikasi hasil-

hasil yang mungkin terjadi dan membuat rencana-rencana cadangan.4.       Membantu manajemen dalam menentukan apakah tujuan-tujuan yang ingin dicapai layak dan tidak bertentangan

satu dengan yang lain.

Bahan-Bahan Dasar dalam membuat Model Perencanaan Keuangan1.       Proyeksi penjualan karena keluar masuknya kas banyak yang secara langsung tergantung dari tingkat penjualan

(yang sering diperkirakan dengan menggunakan tingkat pertumbuhan penjualan) 2.       Hubungan antara perkiraan-perkiraan neraca dan laba-rugi dengan penjualan.3.       Asumsi-asumsi ekonomi tentang kondisi ekonomi di masa mendatang.

Hasil dari Model Perencanaan Keuangan1.       Proyeksi laporan keuangan (projected / pro forma financial statements) yang : -          Memperlihatkan jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai pembelian aset yang diperlukan. -          Memproyeksikan dana yang bisa dihasilkan dari dalam perusahaan -          Menghitung variable penyeimbang (plug variable atau jumlah dana eksternal yang diperlukan / external funds  

                  needed) guna menutupi kekurangan pendanaan dari dalam perusahaan.2.       Manajemen harus memutuskan jenis pembiayaan yang akan digunakan untuk menyeimbangkan neraca.

Salah satu alat yang digunakan dalam membuat perencanaan keuangan adalah Pendekatan Persentase Penjualan (Percentage of Sales Approach) yang dapat dihitung dengan menggunakan 2 cara yakni : metode neraca proyeksi dan metode rumus.Yang perlu diperhatikan dalam neraca (laporan posisi keuangan) dan rugi laba :

-          Beberapa perkiraan berubah secara langsung dengan berubahnya penjualan (perkiraan spontan)-          Beberapa perkiraan berubah secara tidak langsung dengan berubahnya penjualan (perkiraan non spontan)-          Beberapa perkiraan tidak berubah sama sekali (non spontan)

Perkiraan Spontan dan Non Spontan pada :a.        Laporan Laba Rugi -          Jika semua perkiraan laba-rugi yang berada di atas angka laba bersih dalam laporan laba rugi berubah secara

langsung dengan perubahan penjualan, maka persentase laba terhadap penjualan akan tetap (rasio margin bersih tetap).

-          Jika semua perkiraan di atas angka laba bersih berubah secara langsung dengan perubahan penjualan dan jika rasio retensi (retention ratio / plowback ratio) tetap, maka persentase tambahan laba ditahan terhadap penjualan juga bersifat tetap.

-          Jika beban depresiasi dan bunga tidak berubah secara langsung dengan perubahan penjualan, maka rasio margin bersih tidak tetap)

-          Pembagian dividen merupakan keputusan manajemen dan mungkin tidak terkait langsung dengan perubahan penjualan. Hal ini akan mempengaruhi jumlah laba ditahan.

b.       Neraca (posisi keuangan)-          Awalnya diasumsikan seluruh aset termasuk aset tetap berubah secara langsung dengan perubahan penjualan.-          Utang Usaha akan berubah secara langsung dengan berubahnya penjualan.-          Utang Wesel (Notes Payable), utang jang panjang (long-term debt) dan ekuitas umumnya tidak berubah secara

langsung terkait dengan perubahan penjualan karena mereka tergantung dari keputusan manajemen tentang struktur modal.

-          Perubahan jumlah laba ditahan merupakan hasil dari keputusan pembagian dividen.

2017 3

Manajemen KeuanganPusat Bahan Ajar dan eLearning

Amyardi, SH, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id

Langkah-Langkah Menyusun Proyeksi1.       Amati Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Laba Rugi yang terakhir. Perhatikan hubungan setiap perkiraan

dengan penjualan (apakah spontan atau tidak spontan terhadap perubahan penjualan).2.       Buat proyeksi laba-rugi. Dimulai dengan membuat proyeksi penjualan dengan menggunakan rumus :

Penjualan proyeksi = penjualan saat ini x ( 1 + tingkat kenaikan).Untuk setiap perkiraan spoantan, hitung angka proyeksinya. Jumlah tambahan laba bersih yang ditahan akan tercermin pada laporan posisi keuangan (di bagian ekuitas)

3.       Buat proyeksi posisi keuangan (neraca) untuk setiap perkiraan spontan. Hitung angka proyeksi untuk setiap perkiraan tersebut.

4.       Hitung jumlah dana yang dibutuhkan dari sumber eksternal (EFN)

CV Tetap MencobaLaporan Laba Rugi

Tahun 2012(dalam miliaran rupiah)

                                Penjualan 1.000Beban Pokok Penjualan (80% dari penjualan) 800

---------Laba Sebelum Pajak 200Pajak (34% dari penjualan) 68

----------Laba Bersih (13.2% dari penjualan) 132  

=====Tambahan atas laba ditahan 88Dividen 44

Profit Margin = laba bersih / penjualan = 132/1.000 = 0,132 atau 13,2%Dividend payout ratio = dividend / laba bersih = 44/132 = 0,3333 atau 33,33%Retention ratio = 1 – dividend payout ratio = 1 – 0,333 = 0,6667 atau 66,67% bisa juga dihitung dengan menggunakan rumus = laba yang ditahan / laba bersih = 88/132 = 0,6667

CV Tetap MencobaLaporan Posisi KeuanganPer : 31 Desember 2012(dalam miliaran rupiah)

Aset Liabilitas dan EkuitasAset Lancar % dari Liabilitas Jangka Pendek % dari

                                                                 penjualan penjualanKas & setara kas 160 16% Utang usaha 300 30%Piutang usaha 440 44 Utang wesel 100 t/tPersediaan 600 60 Jumlah Liabilitas Jk Pendek 400 t/tJumlah Aset Lancar 1.200 120%

Utang Jangka Panjang 800 t/tAset Tetap Neto 1.800 180%

EkuitasSaham biasa 800 t/tLaba ditahan 1.000 t/t

Jumlah aset 3.000 300% Jumlah liabilitas & ekuitas 3.000 t/t

2017 4

Manajemen KeuanganPusat Bahan Ajar dan eLearning

Amyardi, SH, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id

Jika penjualan naik Rp 1 maka (lihat perkiraan yang dalam persentase) kas naik Rp 0,16; piutang usaha naik Rp 0,44, persediaan naik Rp 0,60, aset tetap naik Rp 1,8, jumlah aset naik Rp 3 dan utang usaha naik Rp 0,30.

Contoh perhitungan Jumlah Dana Eksternal (EFN) yang dibutuhkan : 1.       Perusahaan beroperasi secara penuh.2.       Setiap jenis aset naik secara proporsional dengan kenaikan penjualan.3.       Utang (usaha dan utang lainnya di luar utang wesel) akan naik secara proporsional dengan kenaikan penjualan.4.       Rasio margin laba 13,2% dan pembayaran dividen 33,33% tetap5.       Penjualan tahun 2013 naik 25% alias 25% x Rp 1.000 miliar = Rp 250 miliar.

CV Tetap MencobaLaporan Laba Rugi Proyeksi

Tahun 2013(dalam miliaran rupiah)

                                Penjualan (proyeksi) 1.250Beban Pokok Penjualan (80% dari penjualan) 1.000

---------Laba Sebelum Pajak 250Pajak (34% dari penjualan) 85

----------Laba Bersih (13.2% dari penjualan) 165  

                                                                                                                                               ======Tambahan atas laba ditahan = 66,67% x 165 = 110 (tercermin di laporan posisi keuangan)Dividen = 33,33% x 165 = 55

CV Tetap MencobaLaporan Posisi Keuangan Proyeksi

Per : 31 Desember 2013(dalam miliaran rupiah)

Aset Liabilitas dan EkuitasAset Lancar Liabilitas Jangka PendekKas & setara kas (16% x 1.250) 200 Utang usaha (30% x 1.250) 375Piutang usaha (44% x 1.250) 550 Utang wesel 100 Persediaan (60% x 1.250) 750 Jumlah Liabilitas Jk Pendek 475 Jumlah Aset Lancar 1.500

Utang Jangka Panjang 800Aset Tetap Neto (180% x 1.250) 2.250

EkuitasSaham biasa 800 Laba ditahan (1.000 + 110) 1.110

Jumlah aset 3.750 Jumlah liabilitas & ekuitas 3.185                                                                              ===== =====

Dengan demikian jumlah dana eksternal (EFN) yang dibutuhkan adalah selisih antara proyeksi jumlah aset (Rp 3.750 miliar) dengan proyeksi jumlah liabilitas & ekuitas (Rp 3.185 miliar) yakni sebesar Rp 565.Dengan demikian, dengan memproyeksikan kenaikan penjualan sebesar 25% (Rp 250 miliar), perusahaan harus mencari dana ekternal (EFN / plug variable) sebesar Rp 565 miliar untuk membiayai kenaikan asetnya.Untuk itu perusahaan dapat menggunakan kombinasi dari variabel-variabel penyeimbang (plug variables) sbb :

-          meminjam utang wesel tambahan-          meminjam utang jangka panjang

2017 5

Manajemen KeuanganPusat Bahan Ajar dan eLearning

Amyardi, SH, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id

-          menerbitkan saham biasa-          mengurangi pembayaran dividen

Misalkan : CV Tetap Mencoba tidak bermaksud menerbitkan saham lagi sehingga semua kebutuhan dana eksternal akan dicari dari pinjaman. CV Tetap Mencoba akan mengeluarkan utang wesel sebesar Rp 225 miliar dan utang jangka panjang sebesar Rp 340 miliar. Dengan demikian proyeksi laporan posisi keuangannya menjadi sbb :

CV Tetap MencobaLaporan Posisi Keuangan Proyeksi

Per : 31 Desember 2013(dalam miliaran rupiah)

Aset Liabilitas dan EkuitasAset Lancar Liabilitas Jangka PendekKas & setara kas (16% x 1.250) 200 Utang usaha (30% x 1.250) 375Piutang usaha (44% x 1.250) 550 Utang wesel (+225) 325 Persediaan (60% x 1.250) 750 Jumlah Liabilitas Jk Pendek 700 Jumlah Aset Lancar 1.500

Utang Jangka Panjang (+340) 1.140Aset Tetap Neto (180% x 1.250) 2.250

EkuitasSaham biasa 800 Laba ditahan (1.000 + 110) 1.110

Jumlah aset 3.750 Jumlah liabilitas & ekuitas 3.750                                                                              ===== =====

Metode Rumus EFN = kenaikan aset – kenaikan liabilitas spontan – kenaikan laba ditahan = kekurangan yang harus dicari dari dana eksternal

= (A* / S) dS - (L* / S) dS - M S1 bDimana :A*/S = aset yang berubah secara spontan terhadap penjualan awal L*/S = liabilitas yang berubah secara spontan terhadap penjualan awalS = penjualan awal S1 = nilai proyeksi penjualan untuk tahun depan dS = kenaikan penjualanM = rasio margin laba b = rasio retensi Catatan : rumus ini harus digunakan secara hati-hati. Periksalah apakah rasio margin laba nya berubah atau tidak. Jika berubah, maka gunakanlah rasio margin laba yang baru.

EFN = (A* / S) dS - (L* / S) dS - M S1 b =(3000 / 1000) x 250 - (300 / 1000) x 250 – 0,132 x (1250) x 0,6667 = 750 - 75 - 110 = 565 Bila EFN bertanda negative, maka jumlah dana internal perusahaan melebihi jumlah kenaikan aset.

Bila perusahaan beroperasi kurang dari kapasitas penuh (misal pada contoh di atas beroperasi pada kapasitas 70%) maka perusahaan harus mencari nilai penjualan dengan kapasitas penuhnya yakni :Penjualan kapasitas penuh = penjualan actual / persentase kapasitas = Rp 1.000 miliar / 70% = Rp 1.429 miliar.Dengan jumlah aset yang ada sekarang, penjualan dapat meningkat sampai RP 1.429 miliar sebelum tambahan aset tetap dibutuhkan. Karena penjualan diproyeksikan hanya sebesar Rp 1.250 miliar, maka tambahan aset tetap baru tidak diperlukan.

2017 6

Manajemen KeuanganPusat Bahan Ajar dan eLearning

Amyardi, SH, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id

Dengan demikian jumlah dana eksternal yang dibutuhkan menjadi berubah. Persahaan tidak perlu menambah aset tetapnya sebesar Rp 450 miliar. Dengan demikian jumlah kebutuhan dana eksternal yang perlu dicari tinggal sebesar Rp 565 miliar – Rp 450 miliar = Rp 115 miliar.

Bagaimana bila penjualan meningkat dari Rp 1.000 miliar menjadi Rp 1.500 miliar? Berapa jumlah tambahan aset tetap yang diperlukan?Target ratio = Aset Tetap / Penjualan Kapasitas Penuh

= 1.800 / 1.429 = 1,26Dengan target ratio tersebut , maka jumlah aset tetap yang diperlukan sebesar 1,26 x Rp 1.500 miliar = Rp 1.890 miliar. Dengan demikian tambahan aset tetap yang dibutuhkan sebesar Rp 1.890 miliar – Rp 1.800 miliar = Rp 90 miliar.

Tingkat Pertumbuhan dan Pendanaan EksternalPada tingkat pertumbuhan rendah, jumlah dana yang tersedia dari sumber internal (yakni dengan menggunakan laba ditahan) mungkin melampaui jumlah investasi dalam aset yang dibutuhkan. Namun saat tingkat pertumbuhan meningkat, sumber dana dari dalam perusahaan tidak akan cukup dan perusahaan harus mencari dana dari pasar uang dan modal.Mengamati hubungan antara tingkat pertumbuhan dengan pendanaan eksternal yang diperlukan merupakan alat yang berguna dalam perencanaan jangka panjang.Terdapat 2 tingkat pertumbuhan yang berguna dalam perencanaan keuangan yakni :

1.       Tingkat Pertumbuhan Internal (Internal growth rate)2.       Tingkat Pertumbuhan Berkelanjutan (Sustainable growth rate)

Tingkat Pertumbuah InternalMerupakan tingkat pertumbuhan dimana perusahaan dapat membiayai kenaikan asetnya dengan menggunakan laba ditahan sebagai satu-satunya sumber dana alias perusahaan sama sekali tidak menggunakan dana dari luar.Rumusnya :

b x ROAInternal Growth Rate = ------------------

1 – b x ROAROA = return on assets (tingkat pengembalian aset) = laba bersih / total aset (pada contoh di atas 132 /3.000 = 0,044)b = retention ratio = plowback ratio = 1- d = laba yang ditahan / laba bersih (pada contoh di atas 0,6667)Sehingga internal growth rate nya = 0,6667 x 0,044 / ( 1 – 0,6667 x 0,044) = 3,02%Artinya bila tingkat pertumbuhan penjualan perusahaan hanya mencapai 3,02%, maka kebutuhan dana untuk membeli asetnya cukup dibelanjai dengan dana internal (laba ditahan).

Tingkat Pertumbuhan Berkelanjutan (sustainable)Merupakan tingkat pertumbuah di mana perusahaan dapat membiayai kenaikan asetnya baik dengan dana internal dan dana eksternal sehingga dapat mempertahankan rasio utangnya.Rumusnya :

b x ROESustainable Growth Rate = ------------------

1 – b x ROEROE = return on equity (tingkat pengembalian ekuitas) = laba bersih / total ekuitas (pada contoh di atas 132 /1.800 = 0,0733)Sehingga sustainable growth rate nya = 0,6667 x 0,0733 / ( 1 – 0,6667 x 0,0733) = 5,14%Artinya bila tingkat pertumbuhan penjualan perusahaan sebesar 5,14%, maka rasio utangnya tidak berubah.

Faktor-Faktor yang Menentukan Tingkat Pertumbuhan1.       Margin laba yang menunjukkan efisiensi dalam operasi perusahaan2.       Perputaran aset yang menunjukkan efisiensi penggunaan aset3.       penggunaan dana pinjaman (financial leverage) yang menunjukkan rasio utang yang optimal

2017 7

Manajemen KeuanganPusat Bahan Ajar dan eLearning

Amyardi, SH, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id

4.       Kebijakan dividen yakni seberapa besar laba yang diberikan kepada pemegang saham dibanding dengan yang ditahan / diinvestasikan kembali dalam perusahaan.

Bab IV. Perencanaan Keuangan dan Pertumbuhan Perusahaan

Keberhasilan sebuah perusahaan dapat terlihat dari kemampuan para pengelola atau pihak

manajemen perusahaan memanfaatkan peluang secara maksimal sehingga menghasilkan return

(imbal hasil) sesuai yang diharapkan, itulah sebabnya tugas yang utama dari pengelola atau

pihak manajemen perusahaan adalah merencanakan masa depan perusahaan agar semua peluang

atau kemungkinan yang diprediksi dapat diambil dan direalisasikan.

Pada dasarnya sebuah perencanaan tentang masa depan merupakan perencanaan jangka

panjang, itulah sebabnya dibutuhkan sebuah koordinasi yang padu tentang perencanaan jangka

panjang dari berbagai fungsi dalam perusahaan. Dalam hal perencanaan keuangan jangka

panjang perusahaan dibutuhkan unsur-unsur dasar dari kebijakan keuangan perusahaan,

membaginya menjadi 4 (empat) unsur yakni :

1. Perusahaan membutuhkan investasi pada asset-aset baru : Unsur ini akan timbul dari

peluang-peluang investasi yang dipilih untuk dilaksanakan perusahaan dan merupakan

hasil dari keputusan penganggaran modal perusahaan.

2. Tingkat Leverage keuangan yang dipilih untuk dipergunakan : Hal ini akan menentukan

jumlah pinjaman yang akan digunakan oleh perusahaan untuk mendanai investasinya

pada asset riil. Hal ini adalah kebijakan struktur modal perusahaan.

3. Jumlah kas yang dirasakan perusahaan perlu dan layak untuk dibayarkan kepada

pemegang saham: hal ini ada kebijakan dividen perusahaan.

4. Jumlah likuiditas dan modal kerja yang dibutuhkan perusahaan dalam operasi sehari-hari:

Ini adalah keputusan modal kerja bersih perusahaan.

2017 8

Manajemen KeuanganPusat Bahan Ajar dan eLearning

Amyardi, SH, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id

Jadi keputusan tentang perencanaan keuangan perusahaan tentang masa depan perusahaan

tersebut akan mencakup ke-empat area ini yang pada gilirannya akan mencakup peluang

pertumbuhan perusahaan yang berimbas pada pemenuhan kebutuhan pendanaan baik melalui

internal maupun eksternal yang akan menentukan profitabilitas perusahaan tersebut.

Adapun proses perencanaan keuangan adalah merupakan kegiatan perencanaan keuangan

yang memperkirakan posisi dan kondisi keuangan di masa depan, sehingga dalam menyusun

rencana keuangan tersebut dipergunakan serangkaian skenario yang merupakan asumsi

terhadap kemungkinan terjadinya kondisi di masa depan. Adapun serangkaian skenario masa

depan tersebut biasanya dibagi dalam 3 (tiga) kondisi:

1. Kondisi Terburuk ( Worst Condition) : Kondisi ini merupakan kondisi yang diperkirakan

terjadi ketika situasi perusahaan dan perekonomian sedang berada dalam situasi yang sulit

sehingga angka-angka yang dipakai dalam perencanaan adalah angka-angka yang pesimistis.

2. Kondisi Normal (Normal Condition): Kondisi ini merupakan kondisi dimana dianggap

situasi perusahaan dan perekonomian yang biasa terjadi dan berjalan seperti sebelumnya.

3. Kondisi Terbaik ( Best Condition): Kondisi ini merupakan kondisi ketika situasi perusahaan

atau perekonomian sedang berada dalam situasi terbaiknya sehingga angka –angka yang

dipakai dalam perencanaan adalah angka –angka yang optimistik.

4.1. Model Perencanaan Keuangan

Ketika sebuah perencanaan keuangan dibuat maka rencana tersebut juga akan

memasukkan laporan keuangan yakni neraca, laporan laba-rugi sebagai bagian dari perencanaan

yang dibuat, adapun laporan keuangan ini disebut juga laporan keuangan pro forma ( “dalam

bentuk”) . Jadi dalam hal ini laporan keuangan pro forma ini akan memasukkan serangkaian

kemungkinan atau skenario yang terjadi di masa depan, sehingga laporan keuangan pro forma

merupakan output dari model perencanaan keuangan.

Andaikan seseorang memberikan data proyeksi penjualan yang sudah diperkirakan maka

model perencanaan keuangan akan menyediakan laporan keuangan berupa neraca dan laba rugi

2017 9

Manajemen KeuanganPusat Bahan Ajar dan eLearning

Amyardi, SH, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id

yang dihasilkan berdasarkan data proyeksi penjualan tersebut. Disini, data proyeksi penjualan

yang sudah diperkirakan tersebut menjadi “penggerak (driver)” yang artinya data proyeksi

penjualan ini akan diberikan terlebih dahulu, lalu data proyeksi laporan keuanganitu akan

dihitung berdasarkan atas data tersebut.

Bisa saja, angka proyeksi penjualan akan diberikan dalam bentuk tingkat pertumbuhan

dalam penjualan, hal ini tidaklah menjadi persoalan karena perhitungan proyeksi penjualan akan

diketahui setelah diketahui tingkat pertumbuhannya. Sesudah dilakukan serangkaian skenario,

maka yang teRp.enting disini bukanlah proyeksi penjualan harus tepat tetapi bagaimana

hubungan atau keterkaitan antara investasi dan kebutuhan pendanaan pada berbagai

kemungkinan tingkat penjualan dapat diketahui untuk dipelajari agar dapat dilakukan keputusan-

keputusan strategis dan berdampak jangka panjang.

Dalam hal investasi, disini akan diperkirakan proyeksi belanja modal, dan akan terlihat

juga disini proyeksi neraca melalui perubahan dalam total asset tetap dan modal kerja bersih,

sedangkan dalam hal keuangan (financing) akan bagaimana mencari dana yang dibutuhkan

terhadap dana investasi yang dibutuhkan, akan ada persoalan tentang kebijakan deviden dan

kebijakan utang agar perusahaan mendapatkan dana yang “siap” untuk dipakai belanja modal.

Setelah data proyeksi penjualan dan perkiraan belanja modal yang dibutuhkan diketahui

maka akan terjadi ketidak-seimbangan dalam neraca, hal ini dikarenakan proyeksi total asset

pasti lebih besar dari proyeksi sisi total pasiva. Karena itu dibutuhkan pendanaan baru untuk

menutupi seluruh proyeksi belanja modal, variable penyeimbang inilah yang disebut “Plug”

yang harus dipilih, Penyeimbang ini adalah sumber dari pendanaan eksternal khusus yang

dibutuhkan untuk mengatasi kekuranagn (kelebihan) dalam pendanaan sehingga dana dapat

menjadi seimbang lagi seperti sebelumnya.

Tentu saja, yang terakhir dan juga sangat penting adalah dalam perencanaan tersebut

haruslah secara jelas menyatakan kondisi perekonomian suatu negara atau wilayah kekuasaan

politik dimana perusahaan tersebut berada, hal ini dikenal sebagai kondisi makro-ekonomi suatu

negara. Kondisi makro- ekonomian tersebut antara lain tentang inflasi, tingkat suku bunga dan

tarif pajak perusahaan.

2017 10

Manajemen KeuanganPusat Bahan Ajar dan eLearning

Amyardi, SH, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id

4.2 Model Sederhana dari Perencanaan Keuangan

Adapun sebuah contoh dari model perencanaan keuangan sederhana sebagai berikut :

PT. CampurLaporan Keuangan

Laporan Rugi Laba NeracaPenjualan Rp.1000 Aset Rp. 500 Hutang Rp.250

Biaya 800Modal Sendiri Rp.250

Laba bersih Rp.200 Total Rp.500 Total Rp.500

Perencanaan keuangan PT.Campur berasumsi bahwa semua variabel terikat pada penjualan dan

hubungan yang sekarang adalah optimal. Artinya semua item akan berkembang dengan

persentase yang sama dengan penjualan. Misalkan penjualan meningkat 20 persen dari Rp.1000

menjadi Rp.1200. Perencana juga akan meramalkan bahwa terdapat peningkatan biaya sebesar

20 persen, dari Rp. 800 menjadi Rp.800X1,2=Rp.960. Laporan Pro forma akan menjadi:

Pro FormaLaporan Laba Rugi

Penjualan Rp. 1200

Biaya 960Laba bersih Rp. 240

Asumsi bahwa seluruh variabel akan meningkat sebesar 20 persen, membuat kita juga dapat

membuat neraca pro forma.

Pro Forma Neraca

Aset Rp.600(+100) Hutang Rp. 300(+50)Modal 300(+50)

2017 11

Manajemen KeuanganPusat Bahan Ajar dan eLearning

Amyardi, SH, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id

SendiriTotal Rp.600(+100) Total Rp.600 (+100)

Sekarang kita harus merekonsiliasi kedua pro forma. Contohnya dapatkah Laba bersih sama

dengan Rp.240 dan Modal Sendiri meningkat hanya Rp.50? Jawabannya adalah bahwa

PT.Campur harus membayar perbedaan sebesar Rp.240-Rp.50=Rp.190,kemungkinan sebagai

dividen. Dalam kasus ini dividen adalah plug variable.

Misalkan PT.Campur tidak membayar Rp.190 tersebut. Dalam kasus ini, tambahan ke Laba

ditahan adalah sejumlah Rp.240. Pos Modal Sendiri PT.Campur akan bertambah menjadi

Rp.490(Rp.250 sebagai starting income+Rp.240 sebagai net income), dan hutang harus dilunasi

untuk menjaga jumlah asset tetap Rp.600.

Dengan Rp.600 di total Aset and Rp.490 di Modal Sendiri, maka Hutang harus Rp.600-

Rp.490=Rp.190. Karena saldo awal Hutang adalah Rp.250, maka PT.Campur harus melunasi

hutang sebesar Rp.250-Rp.110=Rp.140. Maka neraca pro forma akan menjadi:

Pro Forma Neraca

Aset $600(+100) Hutang $ 110(-140)Modal Sendiri 490(+240)

Total $600(+100) Total $600 (+100)

Dalam kasus ini, Hutang adalah plug variable yang digunakan untuk menyeimbangkan proyeksi

total aset dan Kewajiban. Contoh ini menunjukkan interaksi diantara pertumbuhan penjualan dan

kebijakan keuangan. Ketika penjualan meningkat, total aset juga meningkat. Hal ini terjadi

karena perusahaan harus berinvestasi pada modal kerja bersih (net working capital) dan Aset

tetap (fixed asset) untuk mendukung tingkat penjualan yang lebih tinggi. Karena Aset

berkembang, total Modal Sendiri dan Kewajiban (Hutang) juga akan berkembang.

2017 12

Manajemen KeuanganPusat Bahan Ajar dan eLearning

Amyardi, SH, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id

Hal yang harus kita perhatikan dari contoh di atas adalah cara Kewajiban (Hutang) dan Modal

Sendiri berubah berubah bergantung pada pada kebijakan pendanaan dan kebijakan dividen

perusahaan. Pertumbuhan asset ditentukan bagaimana perusahaan mendanai pertumbuhan

tersebut.

Pendekatan Persentase Penjualan (The Percentage of PenjualanApproach)

Pada bagian sebelumnya, kita mendisikripsikan sebuah model perencanaan yang simple

dimana persentase semua pos meningkat secara bersamaan dengan persentase penjualan.Ini

mungkin asumsi yang logis bagi beberapa pos atau akun dalam laporan keuangan. Tetapi untuk

pinjaman jangka panjang mungkin tidak akan sesuai. Jumlah dari pinjaman jangka panjang itu

ditentukan oleh pihak manajemen, dan tidak ada kaitannya dengan tingkat penjualan.

Pada bagian ini, akan dijelaskan tambahan atau perluasan dari model sederhana yang

sebelumnya. Prinsip dasarnya adalah untuk memisahkan Laporan Rugi-Laba dan Neraca menjadi

2 grup, dimana yang satu langsung terkait penjualan dan yang satunya tidak langsung terkait.

Jika suatu ramalan penjualan ditetapkan,maka akan dapat mengitung berapa banyak dana yang

dibutuhkan perusahaan untuk menopang prediksi tingkat penjualan.

Laporan Laba Rugi (The Income Statement)

Dimulai membahas dengan menggunakan laporan Laba -Rugi milik PT.HaLe, seperti

yang ditunjukan dalam tabel 4.1. Disini masih menyederhanakan hal – hal berikut seperti :

biaya, penyusutan, dan bunga dalam satu bentuk pos atau akun : biaya.

PT.HaLe telah memproyeksikan 25% peningkatan dalam Penjualan untuk tahun yang

akan datang, jadi mengantisipasi penjualan sejumlah Rp.1000 x 1.25 = Rp.1250. Untuk

menghasilkan pro forma laporan Rugi Laba, kita asumsikan bahwa total biaya akan terus

berjalan pada level (Rp.800/1000 )= 80% dari penjualan. Dengan asumsi ini, pro forma laoran

Rugi Laba PT.HaLe ditampilkan pada tabel 4.2. Konsekwensi dari mengasumsikan bahwa biaya

itu memiliki persentase yang konstan dengan Penjualan adalah profit margin itu akan konstan.

Untuk memeriksanya,profit marginnya Rp.132/1000 = 13.2%. Di pro forma milik PT.HaLe,

profit marginnya Rp.165/1250 = 13.2%, jadi itu tidak berubah.

2017 13

Manajemen KeuanganPusat Bahan Ajar dan eLearning

Amyardi, SH, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id

Selanjutnya, kita butuh memproyeksikan pembayaran dividen. Jumlahnya tergantung

pihak manajemen PT.HaLe. Kita akan mengasumsikan PT.HaLe memiliki kebijakan untuk

membayar dividen secara tunai.

TABLE 4.1

PT.HaLeLaporan Laba Rugi

Penjualan Rp. 1,000Biaya-biaya Rp. 800Laba kena pajak Rp. 200Pajak (34%) Rp. 68Laba bersih Rp. 132

Dividend Rp. 44

Tambahan Laba ditahan Rp. 88

TABLE 4.2

PT.HaLeLaporan Laba Rugi Pro Forma

Penjualan(proyeksi) Rp. 1,250Costs (80% dari penjualan) Rp. 1,000Laba kena pajak Rp. 250Pajak (34%) Rp. 85Laba bersih Rp. 165

Untuk sebagian besar dari tahun sekarang, dividend payout ratio adalah :

Dividend payout ratio = Cash Dividens/Net Income

= Rp.44/132 = 33 1/3%

Kita juga dapat menghitung ratio dari tambahan laba ditahan terhadap laba bersih :

Tambahan Laba ditahan/Laba ditahan = Rp.88/132 = 66 2/3%

Ratio ini biasa disebut dengan retention ratio atau plowback ratio, dan itu sama dengan 1

dikurangi dengan dividend payout ratio, karena sisa yang tidak dibayarkan menjadi laba yang

2017 14

Manajemen KeuanganPusat Bahan Ajar dan eLearning

Amyardi, SH, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id

ditahan. Dengan asumsi bahwa payout ratio konstan, berikut ini adalah proyeksi dividen dan

tambahan pada Laba yang ditahan:

Proyeksi dividen untuk pemegang saham= Rp.165X1/3= Rp. 55

Proyeksi tambahan Laba yang ditahan =Rp.165X2/3 =Rp.110

Rp.165

Neraca ( The Neraca)

Untuk menghasilkan pro forma Neraca, dimulai dengan statements yang paling baru. Dalam

neracadi asumsikan bahwa beberapa pos atau akunnya dapat mempengaruhi penjualan dan juga

ada yang tidak. Untuk pos atau akun yang memliki hubungan dengan penjualan, dinyatakan

persentase penjualan pada tahun yang baru saja telah selesai.Ketika sebuah pos tersebut tidak

mempengaruhi penjualan secara langsung, dituliskan “n/a” (not applicable).

Tabel 4.3

Rp Persentase Rp Persentase (juta) terhadap (juta) terhadap

Penjualan Penjualan

Aset lancar Kewajiban lancar

Kas 160 16 Utang dagang 300 30% Piutang dagang 440 44 Wesel bayar 100 n/a

Persediaan 600 60 Total 400 n/a

Total 1200 120 Utang jangka panjang 800

Aset tetap Ekuitas pemegang saham Pabrik dan Peralatan bersih 1800 180 Saham biasa dan modal disetor 800 n/a

Saldo laba ditahan 1000 n/a Total 1800 n/a

Total Aset 3000 300% Total kewajiban dan ekuitas pemilik 3000 n/a

PT. HaLeNeraca

Aset Kewajiban dan Ekuitas

Untuk contoh, pada bagian aset, maka persediaan sama dengan 60% dari

Penjualan(Rp.600/1000) untuk akhir tahun. Kita asumsikan persentase diaplikasikan untuk tahun

2017 15

Manajemen KeuanganPusat Bahan Ajar dan eLearning

Amyardi, SH, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id

yang akan datang, jadi setiap peningkatan Rp.1,- dalam penjualan, persaediaan akan naik sebesar

Rp..60. Ratio dari total assets kepada penjualan untuk akhir tahun adalah Rp.3000/1000 = 3,

atau 300%.

Ratio dari total assets kepada penjualan itu disebut sebagai capital intensity ratio.Itu

memberitahukan bahwa jumlah asset yang dibutuhkan untuk menghasilkan Rp.1 pada penjualan.

Jadi semakin tinggi ratio nya, semakin tinggi capital intensity dalam suatu perusahaan.

Selanjutnya disusunlah neraca pro forma untuk PT.HaLe. Lakukan dengan menggunakan

persentase-persentase yang dihitung guna menghitung jumlah yang diproyeksikan. Perlu

diperhatikan, untuk pos-pos yang tidak bergerak langsung mengikuti penjualan, sumsi awalnya

tidak ada perubahan dan hanya menulis saldo aslinya. Dari neraca diatas bahwa aset

diproyeksikan naik sebesar Rp.750. Tetapi tanpa pendanaan tambahan, kewajiban dan ekuitas

(modal sendiri) hanya mengalami kenaikan Rp.185 sehingga terjadi kekurangan sebesar Rp.750-

185= Rp 565. Ini disebut kebutuhan pendanaan eksternal (EFN= External Financing Needed)

Tabel 4.4

Tahun ini Perubahan Tahun ini Perubahan

Rp dari Tahun Rp dari Tahun(Juta) lalu (JutaRp) (juta) lalu ( Juta Rp)

Aset lancar Kewajiban lancar

Kas 200 40 Utang dagang 375 75 Piutang dagang 550 110 Wesel bayar 100 0

Persediaan 750 150 Total 475 75

Total 1500 300 Utang jangka panjang 800 0

Aset tetap Ekuitas pemegang saham

Pabrik dan Peralatan bersih 2250 450 Saham biasa dan modal disetor 800 0

Saldo laba ditahan 1110 110 Total 1910 110

Total Aset 3750 750 Total kewajiban dan ekuitas pemilik 3185 185

Kebutuhan pendanaan eksternal 565 565

PT. HaLeNeraca Pro Forma Parsial

Aset Kewajiban dan Ekuitas

SKENARIO KHUSUS (A PARTICULAR SCENARIO)

Model prencanaan finansial ini mengingatkan pada humor tentang berita bagus danberita buruk.

Berita bagusnya, Perusahaan ternyata mampu memproyeksikan kenaikan penjualan 25%. Berita 2017 16

Manajemen KeuanganPusat Bahan Ajar dan eLearning

Amyardi, SH, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id

buruknya adalah hal itu tidak mungkin terjadi kecuali PT.HaLe entah dengan cara bagaimana

harus mencari pembiayaan sebesar Rp.565.

Selain itu, hal ini merupakan contoh yang bagus bagaimana proses perencanaan dapat

menyelesaikan masalah dan potensi konflik. Mengapa ? kalau kita lihat pada PT.HaLe, misalkan

perusahaan ini punya tujuan tidak mau meminjam sedikitpun untuk dana tambahan dan tidak

mau menjual ekuitas baru, maka kenaikan 25% mungkin tidak bisa dilakukan. Bila kita

menambahkan Rp.565 sebagai pendanaan yang baru maka PT.HaLe mempunyai 3 sumber yang

memungkinkan : Pinjaman jangka pendek, Pinjaman jangka panjang, dan Ekuitas baru. Jadi, ini

tergantung dari keputusan manajemen.

Misalnya PT.HaLe memutuskan untuk meminjam dana yang butuhkan, dalam kasus ini

perusahaan dapat memilih untuk meminjam sebagian pinjaman jangka panjang dan sebagian lagi

pinjaman jangka pendek. Contohnya, aset lancar (current asset ) bertambah Rp.300 dimana

current kewajiban (liabilities) hanya bertambah Rp.75. PT.HaLe juga dapat meminjam Rp.300-

Rp.75=Rp.225 sebagai pinjaman jangka pendek. Dengan Rp.565 yang dibutuhkan maka sisa

Rp.565-Rp.225= Rp.340 bisa didapatkan dengan pinjaman jangka panjang. Tabel 4.5

menunjukan pro forma neraca PT.HaLe.

Table 4.5

Tahun ini Perubahan Tahun ini Perubahan

Rp dari Tahun Rp dari Tahun(juta) lalu ( Juta Rp) (Juta) lalu ( JutaRp)

Aset lancar Kewajiban lancar

Kas 200 40 Utang dagang 375 75 Piutang dagang 550 110 Wesel bayar 325 225

Persediaan 750 150 Total 700 300

Total 1500 300 Utang jangka panjang 1140 340

Aset tetap Ekuitas pemegang saham

Pabrik dan Peralatan bersih 2250 450 Saham biasa dan modal disetor 800 0

Saldo laba ditahan 1110 110 Total 1910 110

Total Aset 3750 750 Total kewajiban dan ekuitas pemilik 3750 750

Aset Kewajiban dan Ekuitas

PT. HaLeNeraca Pro Forma

SKENARIO ALTERNATIF (AN ALTERNATIVE SCENARIO )

2017 17

Manajemen KeuanganPusat Bahan Ajar dan eLearning

Amyardi, SH, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id

Asumsi bahwa asset merupakan presentase tetap dari penjualan adalah benar, tapi mungkin saja

tidak cocok dalam beberapa kondisi riil yang terjadi. Khususnya jika mengasumsikan PT.HaLe

menggunakan 100 persen kapasitas karena setiap peningkatan pada penjualan mengarah pada

peningkatan fixed assets. Bagi sebagian bisnis, mungkin akan terjadi sedikit kelonggaran atau

kelebihan kapasitas, dan produksi mungkin bisa bertambah dengan menjalankan shift tambahan.

.

Jika kita mengasumsikan bahwa PT.HaLe beroperasi pada 70% dari keseluruhan kapasitas,

maka kebutuhan dana eksternal akan sedikit berbeda. Ketika dikatatakan “ 70 persen dari

kapasitas”, hal ini bermaksud bahwa level penjualan saat ini 70 persen dari keseluruhan kapasitas

Penjualan saat ini: Rp.1000 = 70 X Kapasitas penuh

Penjualan dengan kapasitas penuh: Rp.1000/70 = Rp.1429

Ini memberitahukan bahwa penjualan naik hampir 43 persen dari Rp.1000 menjadi Rp.1429

sebelum sedikitpun aset tetap dibutuhkan.

Pada skenario sebelumnya, diasumsikan bahwa penambahan aset tetapRp.450 sangat

dibutuhkan. Sedangkan di skenario yang sekarang, tidak ada aset tetap yang dibutuhkan karena

penjualan hanya diproyeksikan hanya menjadi Rp.1250 yang mana kurang dari Rp.1429 sebagai

level kapasitas penuh. Hasilnya, estimasi awal sebesar Rp.565 pada dana eksternal dinilai terlalu

tinggi. Kita berasumsi bahwa Rp.450 pada aset tetap baru dibutuhkan. Padahal tidak ada

penggunaan dari aset baru tetap dibutuhkan. Sehingga bila beroperasi pada 70 persen kapasitas,

maka hanya memerlukan Rp.115 (Rp.565-Rp.450) pada dana eksternal.

Pendanaan dan Pertumbuhan Eksterna (External Financing and Growth)

Kebutuhan pendanaan eksternal dan pertumbuhan berhubungan.Semakin tinggi tingkat

pertumbuhan penjualan atau assets, maka semakin besar pula pendanaan eksternal yang

dibutuhkan. Bila pada bagian sebelumnya kita tinggal menentukan pendanaan eksternalnya saja,

maka pada bagian ini kita akan mencari tahu hubungan antar kebijakan finansial dan kemampuan

perusahaan untuk mendanai investasi baru dan pertumbuhannya.

2017 18

Manajemen KeuanganPusat Bahan Ajar dan eLearning

Amyardi, SH, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id

EFN dan Pertumbuhan (EFN and Growth)

Hal pertama yang harus dilakukan adalah mengadakan hubungan antara EFN dan Growth. Untuk

melakukannya kita akan menunjukan income statement singkat dan neraca dari PT,HaLe pada

table 4.6

tabel 4.6PT,HaLe

Laporan Rugi LabaPenjualan Rp. 500Biaya Rp. 400Laba kena pajak Rp. 100Pajak (34%) Rp. 34Laba bersih Rp. 66

Deviden Rp. 22Tambahan Laba ditahan Rp. 44

PT.HaLeNeraca

Asset KewajibanRp.

Percentage of Sales

Rp.

Percentage of Sales

Aset lancar200 40% Total Hutang

250 n/a

Aktiva Tetap bersih

300 60% Modal Sendiri

250 n/a

Total Asset500 100%

Total Kewajiban and Modal Sendiri

500 n/a

PT.HaLe memperkirakan level penjualan tahun depan sebesar Rp. 600, meningkat Rp. 100.

Diketahui bahwa persentase kenaikan penjualan sebesar 20% maka pada tabel 4.7

mengilustrasikan dengan tingkat pertumbuhan 20%, PT.HaLe membutuhkan penambahan

Rp.100 pada asset baru (dianggap kapasitas penuh). Proyeksi penambahan pada laba yang

ditahan adalah Rp. 52.8, maka EFN nya adalah Rp.100 - 52.8 = Rp.47.2

2017 19

Manajemen KeuanganPusat Bahan Ajar dan eLearning

Amyardi, SH, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id

tabel 4.7

PT.HaLe

Pro-Forma Income Statement

Penjualan(projected) Rp. 600.0

Biaya (80% of Sales) Rp. 480.0

Laba kena pajak Rp. 120.0

2017 20

Manajemen KeuanganPusat Bahan Ajar dan eLearning

Amyardi, SH, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id

Pajak(34%) Rp. 40.8

Laba bersih Rp. 79.2

Devidend Rp. 26.4

Tambahan Laba yang ditahan Rp. 52.8

Neraca PT HaLeAset Liabilities

Rp. Persentase Penjualan

Rp. Percentage Penjualan

Aset Lancar 240 40% Total Hutang 250 n/aAktiva tetap bersih 360 60% Modal Sendiri 302.8 n/a

Total Asset 600 100%

Total hutang and Modal

Sendiri 552.8 n/aEFN (Kebutuhan pendanaan dari luar) 47.2 n/a

Tabel di atas menunjukkan EFN dari tingkat pertumbuhan yang berbeda. Proyeksi tambahan ke

Laba yang

ditahan dan

proyeksi

ratio Hutang

dan Modal

Sendiri

untuk setiap

scenario juga terdapat di tabel. Dalam menentukan rasio Hutang dan Modal Sendiri, diasumsikan

bahwa dana yang dibutuhkan adalah pinjaman, dan juga berasumsi bahwa dana surplus

digunakan untuk melunasi hutang. Lalu untuk pertumbuhan nol, utang berkurang sebanyak

Rp.44 dari Rp.250 menjadi Rp.206.. Pertambahan asset yang dibutuhkan sama dengan aset asli

2017 21

Manajemen KeuanganPusat Bahan Ajar dan eLearning

Amyardi, SH, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id

Proyeksi Pertumbuhan penjualan(%)

Kebutuhan Peningkatan Aset(Rp.)

Tambahan Laba ditahan (Rp.) EFN

Proyeksi Rasio Utang-Ekuitas

0 0 44 -44 0,75 25 46,2 -21,2 0,77

10 50 48,4 1,6 0,8415 75 50,6 24,4 0,9120 100 52,8 47,2 0,9825 125 55 70 1,05

sebanyak Rp.500 dikalikan dengan tingkat pertumbuhan. Tambahan ke retained earning sama

dengan Rp.44 ditambah dengan Rp.44 dikali tingkat pertumbuhan.

Untuk tingkat pertumbuhan yang relatif rendah, PT.HaLe akan menjalankan surplus dan rasio

Hutang dan Modal Sendirinya akan menurun. Tetapi tingkat pertumbuhan meningkat sampai 10

persen, surplus menjadi berubah defisit. Lebih lanjut, ketika tingkat pertumbuhan melebihi 20

persen, rasio Hutang dan Modal Sendirinya akan melewati nilai 1,0.

Kebijakan keuangan dan pertumbuhan

Berdasarkan pemaparan sebelumnya, sudah dinyatakan bahwa ada sebuah hubungan langsung

antara pertumbuhan dan pembiayaan eksternal. Dalam bagian ini, dua tingkat pertumbuhan yang

khususnya yang berguna dalam perencanaan jarak jauh.

Tingkat pertumbuhan internal, Tingkat Pertumbuhan pertama adalah pertumbuhan

maksimum yang dapatdiraih dengan tidak ada pembiayaan eksternal apapun. disebut tingkat

pertumbuhan internal karena ini adalah tingkat perusahaan dapat mempertahankan dengan

mengandalkan pembiayaan internal. Dalam gambar 4.1, tingkat pertumbuhan internal ini

diwakili oleh titik mana dua garis bertemu..Pada titik ini. peningkatan penambahan aset yang

diperlukan dalam aset adalah persis sama dengan penambahan untuk dipertahankan penghasilan,

dan kebutuhan pertumbuhan external ( external financing needed) adalah nol. Hal ini terjadi

ketika pertumbuhan angka ini sedikit kurang dari 10 persen. dengan sedikit perhitungan

matematis, maka dapat didefinisikan tingkat pertumbuhan ini t =

Tingkat Pertumbuhan Internal (Internal Growth Rate) = (ROA x b)/1-ROA x b

di sini, ROA adalah laba atas aset (Return on Aset), dan b adalah ratio retensi, rasio yang melihat

dana ditanamkan kembali ke perusahaan.

Untuk perusahaan PT.HaLelaba bersihnya sebesar Rp. 66 and total asetnya adalah

Rp.500, Sehingga ROA adalah Rp.66/Rp.500= 13.2%. Dari Laba bersih sebesar Rp.66, Rp.44

adalah bagian laba yang ditanamkan kembali ke perusahaan, jadi plowback ratio adalah

2017 22

Manajemen KeuanganPusat Bahan Ajar dan eLearning

Amyardi, SH, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id

Rp.44/Rp.66= 2/3. Dengan hasil ini, dapat menghitung Tingkat Pertumbuhan Internal (Internal

Growth Rate):

Tingkat Pertumbuhan Internal (Internal Growth Rate): (ROA x b)/ 1- ROA x b

0.132x(2/3)/ 1- .132x (2/3) = 9.65 %

Dengan demikian, perusahaan PT.HaLe dapat memperluas atau ekspansi di tingkat

maximun 9.65 % per tahun tanpa pengeluaran pembiayaan external.

Tingkat Pertumbuhan yang sustain (Sustainable Growth Rate), Jika perusahaan PT.HaLe

berharap untuk berkembang lebih cepat dari 9,65% pertahun, maka pembiayaan eksternal harus

diatur atau diadakan. Pembahasan tentang Tingkat Pertumbuhan yang sustain (Sustainable

Growth Rate) adalah tingkat pertumbuhan maksimal oleh sebuah perusahaan dengan tidak ada

pembiayaan dari ekuitas (Modal Sendiri) tapi tetap mempertahankan rasio utang-ekuitas tersebut

sama.

Untuk Tingkat Pertumbuhan yang sustain (Sustainable Growth Rate ) perushaan

PT.HaLe adalah kira-kira 20 persen karena rasio utang-ekuitas dekat 1.0 pada tingkat

pertumbuhan tersebut.

Tingkat Pertumbuhan yang sustain (Sustainable Growth Rate): ( ROE x b)/ 1 – ROE x b

Perhitungan ini identik dengan tingkat pertumbuhan interna, kecuali rasio profitabilitas yang

digunakan adalah ROE bukan ROA.l

Untuk perusahaan PT.HaLe, Laba bersihnya adalah Rp.66 dan totl ekuitasnya Rp.250,

dengan demikian ROEnya Rp.66/Rp.250 = 26.4 %, sedangkan Plowback rationnya adalah, b,

tetap 2/3, jadi Tingkat Pertumbuhan yang sustain (Sustainable Growth Rate) sebagai berikut :

Tingkat Pertumbuhan yang sustain (Sustainable Growth Rate ) : ROE x b/ 1-ROExb

0.264x (2/3)/ 0.264x (2/3) : 21,36%

2017 23

Manajemen KeuanganPusat Bahan Ajar dan eLearning

Amyardi, SH, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id

Dengan demikian, perusahaan PT.HaLe dapat memperluas usahanya atau ekspansi pada tingkat

maximal sebesar 21.36 persen pertahun tanpa pembiayaan ekuitas dari pihak eksternal.

Determinan dari Pertumbuhan (Determinants of Growth)

Diketahui bahwa ROE ( Return on Equity) bisa disusun dari berbagai komponen menggunakan

persamaan Du Pont Karena ROE sangat menonjol dalam menentukan tingkat pertumbuhan yang

berkelanjutan, jelas bahwa factor penting yang menentukan ROE juga penting menentukan

pertumbuhan

ROE = Profit margin X Total Asset turnover X Modal Sendiri Multiplier

Disini dapat melihat, apapun yang menambah ROE akan menambah tingkat pertumbuhan yang

berkelanjutan dengan cara membuat pembilang semakin besar dan penyebut semakin kecil.

Meningkatkan plowback ratio juga akan menimbulkan efek yang sama. Jikalau semuanya

disatukan dapat diketahui bahwa kemampuan perusahaan menopang pertumbuhan berdasarkan 4

faktor berikut ini :

1. Profit Margin : Penambahan profit margin akan meningkatkan kemampuan perusahaan

untuk menghasilkan dana secara internal serta meningkatkan pertumbuhan yang sustain

atau dipertahankan.

2. Devidend Policy : Pengurangan persentase laba bersih yang dibayarkan untuk deviden

akan meningkatkan retention ratio. Hal ini akan menghasilkan ekuitas secara internal dan

meningkatkan pertumbuhan sustain atau dipertahankan.

3. Financial Policy : Peningkatan pada Hutang-Modal Sendiri ratio akan meningkatkan

leverage keuangan perusahaan. Karena ini membuka peluang tambahan hutang, maka

tentu saja tingkat pertumbuhan yang sustain juga akan meningkat.

4. Total Asset Turnover : Peningkatan pada total asset turnover perusahaan akan

meningkatkan penjualan dihasilkan untuk setiap rupiah aset. Ini akan mengurangi

kebutuhan perusahaan akan aset baru sehingga ada pertumbuhan penjualan dan

bagaimanapun akan meningkatkan tingkat pertumbuhan yang sustain. Ingat, bahwa

peningkatan total asset turnover sama saja mengurangi intensitas modal2017 24

Manajemen KeuanganPusat Bahan Ajar dan eLearning

Amyardi, SH, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id

BAB 4.

1. Lihat laporan keuangan sederhana di bawah ini untuk PT. Sanully (diasumsikan tidak ada

pajak penghasilan) :

Laporan Laba Rugi Neraca

Penjualan PAB 32.000 Aset PAB 17.800 Utang PAB 10.200

Biaya-biaya 25.000 Ekuitas 7.600

Laba bersih PAB 7.000 Total PAB 17.800 Total PAB 17.800

PT. Sanully telah meramalkan kenaikan penjualan sebesar 10 persen. Perusahaan telah

meramalkan bahwa setiap pos pada neraca akan naik sebesar 10 persen juga. Buatlah

laporan pro forma dan lakukanlah rekonsiliasi. Berapakah variabel penyeimbangnya?

2. Di pertanyaan sebelumnya, PT Sanully membayarkan setengah dari laba bersihnya dalam

bentuk dividen tunai. Biaya-biaya dan asset akan mengikuti penjualan, namun utang dan

ekuitas tidak. Buatlah laporan pro forma dan tentukan jumlah pendanaan eksternal yang

dibjutuhkan.

3. Dengan asumsi rasio-rasio berikut ini konstan, berapakah tingkat pertumbuhan yang

dapat dipertahankan ?

Perputaran total asset = 1,60

Margin laba = 7,6%

Multiplier ekuitas = 1,50

Rasio pembayaran = 40%

4. Sebuah perusahaan ingin mempertahankan rasio pertumbuhan sebesar 11 persen dan

rasio pembayaran dividen sebesar 60 persen. Rasio total asset terhadap penjualan adalah

konstan sebesar 0,9 dan margin laba adalah 9,5 persen. Jika perusahaan juga ingin untuk

mempertahankan rasio utang-ekuitas yang konstan, berapakah nilainya?

2017 25

Manajemen KeuanganPusat Bahan Ajar dan eLearning

Amyardi, SH, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id

A.    Definisi Perencanaan Keuangan

            Perencanaan keuangan adalah suatu ilmu yang menempatkan kajian tentang keuangan

dengan menempatkan berbagai atribut keuangan secara terkonsep dan sistematis baik secara

jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam konsep jangka pendek biasanya 1 tahun atau dua

12 saja. Sedangkan jangka panjang beberapa pakar menyatakan  jangka waktunya 2 hingga 5

tahun ke depan, bahkan beberapa pakar juga menyebutkan bahwa jangka waktunya bisa lebih

dari 5 tahun. Periode jangka panjang menurus Ross dkk., disebut sebagai cakrawala perencanaan

(planning horizon). Cakrawala perencanaan (planning horizon) adalah periode waktu jangka

panjang yang menjadi focus perencanaan keuangan.

            Perencanaan keuangan memberikan panduan bagi perubahan dan pertumbuhan yang

terjadi di dalam perusahaan. Memang salah satu tujuan perencanaan keuangan untuk

memberikan arah perubahan dan perkembangan perusahaan secara berkelanjutan. Jika suatu

perusahaan berkeinginan untuk menciptakan perubahan yang bersifat berkelanjutan maka artinya

perencanaan keuangan bersifat jangka panjang. Namun jika ingin mengejar profit jangka pendek

maka perencanaan perusahaan bersifat jangka pendek. Namun harus diingat perencanaan yang

baik adalah perencanaan yang bersifat jangka panjang.

Perencanaan keuangan adalah kegiatan untuk memprakirakan pendapatan dan

pengeluaran perusahaan yang akan datang. Untuk memprakirakan pendapatan, pertama, anda

perlu memprakirakan volume penjualan. Prakiraan volume penjualan harus mencakup

permintaan. Aspek teknis proses pasokan perlu dipikirkan, termasuk tenaga kerja, kebutuhan

alat, dan waktu serta transportasi selama tahapan-tahapan pemasokan. Suatu prakiraan dan

perencanaan keuangan dapat mempengaruhi kinerja suatu perusahaan / organisasi karena,

memuat misi dan tujuan usaha, cara kerja dan rincian keuangan, susunan menajemen dan

bagaimana cara mencapai tujuan usahanya sehingga hal tersebut mempengaruhi kinerja

perusahaan.

            Perencanaan Keuangan menurut Certified Financial Planner, Board of Standards

adalah proses mencapai tujuan hidup seseorang melalui manajemen keuangan secara terencana.

2017 26

Manajemen KeuanganPusat Bahan Ajar dan eLearning

Amyardi, SH, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id

Tujuan hidup itu termasuk membeli rumah, menabung untuk pendidikan anak atau

merencanakan pensiun.

Menurut Senduk (2001) perencanaan keuangan adalah proses merencanakan tujuan-

tujuan keuangan jangka pendek maupun jangka panjang. Yang dimaksud dengan tujuan

keuangan itu adalah keinginan keuangan yang ingin direalisasikan Salah satu perencana

keuangan seperti Gozali (2002) mendefinisikan rencana keuangan sebagai “Sebuah strategi yang

apabila dijalankan bisa membantu anda mencapai tujuan keuangan dimasa datang“. Sedangkan

Dorimulu (2003) dalam artikelnya, menyatakan bahwa perencanaan keuangan atau Financial

planning merupakan “Proses mencapai tujuan hidup yakni masa depan yang sejahtera dan

bahagia lewat penataan keuangan “.

            Bertisch (1994) mengatakan bahwa “ Financial Planning can be defined as the careful

preparation and coordination of plans necessary to prepare for future financial needs and goals.

It is not investment analisys. It involves mapping strategies to achieve your defined goals”. Yang

berarti Perencanaan keuangan dapat diartikan sebagai persiapan atau koordinasi yang hati-hati

terhadap rencana-rencana dalam rangka untuk mempersiapkan keinginan dan tujuan keuangan

dimasa datang. Bukan analisa investasi, tetapi meliputi strategi untuk mendapatkan tujuan-tujuan

yang telah ditentukan.

B.     Arus Kas Dalam Perusahaan

            Sebelum menyusun rencana keuangan, maka ada beberapa hal yang harus dipahami

dalam suatu perusahaan. Salah satu hal penting yang harus dianalisis adalah arus kas suatu

perusahaan. Arus dana yang terjadi di dalam suatu perusahaan sering juga dikatakan sebagai

perputaran modal kerja. Arus dana adalah cerminan bagaimana sistem aliran dana yang terjadi

dalam suatu perusahaan. Sehingga dengan diketahui aliran dana ini, maka bagi pihak pengambil

keputusan akan dapat menentukan dalam menetapkan kebutuhan dana perusahaan, darimana

akan dibiayai serta bagaimana penggunaannya.

            Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi pemakai laporan keuangan

sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dan menilai kebutuhan perusahaan untuk

menggunakan arus kas tersebut. Dalam proses pengambilan keputusan ekonomi, para pemakai

perlu melakukan evaluasi terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas serta

keputusan perolehannya. Perusahaan harus menyusun laporan arus kas dan harus menyajikan 2017 27

Manajemen KeuanganPusat Bahan Ajar dan eLearning

Amyardi, SH, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id

laporan tersebut sebagai bagian yang tidak terpisahkan dilaporan keuangan untuk periode

penyajian laporan keuangan.

            Agar menghasilkan keuntungan tambahan, perusahaan harus mempunyai kas untuk

ditanamkan kembali. Keuntungan yang dilaporkan dalam buku belum pasti dalam bentuk kas.

Sehingga dengan demikian perusahaan dapat mempunyai jumlah kas yang lebih besar atau lebih

kecil daripada jumlah keuntungan yang dilaporkan dalam buku.

Menurut Arthur, J. Keown, David F. Scott Jr, Jhon D. Martin, J. William Petty (2001:678) setiap

usulan pengeluaran modal (capital expenditure) selalu mengandung dua macam arus kas, yaitu:

a.       Arus kas keluar netto (Net outflow of cash), yaitu: arus kas yang diperlukan untuk investasi

baru.

b.      Arus kas masuk netto (Net inflow of cash), yaitu: sebagai hasil dari investasi baru tersebut, yang

sering disebut “Net cash proceeds.”

Pengertian luas mengenai arus kas yang dari kegiatan penjualan atau kegiatan yang sama

dikurangi oleh semua biaya-biaya yang meliputi seluruh pengeluaran-pengeluaran kas. Arus kas

didefenisikan sebagai laba sebelum pajak dari suatu proyek, ditambah dengan biaya penyusutan

dan dikurangi laba bersih sebelum pajak tambahan yang diakibatkan oleh proyek-proyek

tersebut.

Laporan arus kas melaporkan penerimaan kas, pembayaran kas dan perubahan bersih

pada kas yang berasal dari: Aktivitas Operasi, Investasi dan Pendanaan perusahaan selama satu

periode dalam suatu format yang menunjukkan bagaimana melaporkan suatu rugi bersih dan

tetap mengadakan pengeluaran modal yang besar atau membayar deviden, atau akan

menceritakan bagaimana perusahaan mengeluarkan atau menaikkan hutang atau saham biasa

atau keduanya selama periode tersebut. Sedangkan menurut Ikatan Akuntansi Indonesia, arus kas

merupakan arus kas masuk dan arus kas keluar.

Oleh karena suatu perusahaan membuat suatu laporan biasanya secara periodik, maka

ketika menyiapkan laporan arus kas yang berdasarkan pendapatan, akumulasi penyusutan,

pinjaman modal dan pajak harus menunjukkan pemisahan antara kelompok utama penerimaan

kas bruto dan pengeluaran kas bruto yang berasal dari: Aktivitas Operasi, Aktivitas Investasi dan

Aktivitas Pendanaan.

Arus kas adalah istilah yang digunakan untuk mengklasifikasikan arus kas (kas yang

diterima) dari kegiatan operasi. Istilah arus kas juga digunakan untuk menunjukkan dana, dimana 2017 28

Manajemen KeuanganPusat Bahan Ajar dan eLearning

Amyardi, SH, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id

arus kas bersih mewakili perbedaan antara sumber dan penerimaan. Dalam hal kepemilikan kas,

perusahaan juga harus mampu melakukan penyeimbangan. Artinya: apabila perusahaan memiliki

saldo kas yang terlalu besar, maka perusahaan akan mengalami kerugian dalam bentuk

kehilangan kesempatan untuk menginvestasikan dana tersebut pada kesempatan investasi lain

yang lebih menguntungkan. Sebaliknya apabila saldo kas terlalu rendah, kemungkinan

perusahaan mengalami kesulitan likuiditas. Oleh karena itu, ada beberapa model yang digunakan

untuk membantu menentukan target saldo kas.

a. Model Baumol

Model ini dikembangkan oleh William Baumol. Pada prinsipnya model persediaan

(EOQ) yang diterapkan pada manajemen kas. Biaya pesanan diganti dengan biaya administrasi

dan biaya transaksi pada waktu melakukan transfer kas menjadi surat berharga dan sebaliknya.

Untuk dapat menggunakan Model Baumol dengan baik, maka harus didasarkan pada berbagai

asumsi. Asumsi-asumsi tersebut, antara lain adalah:

1) Adanya kepastian jumlah kas yang dibutuhkan setiap saat.

2) Pengeluaran kas perusahaan tetap (konstan) dari waktu ke waktu.

3) Pada saat kas dibutuhkan surat berharga dengan segera dapat dijual.

4) Biaya yang dikeluarkan untuk menjual surat berharga menjadi kas adalah tetap untuk setiap

transaksi, tanpa dipengaruhi oleh jumlah atau nilai surat berharga yang dijual.

Model Baumol memberikan sumbangan penting bagi manjer keuangan dalam mengelola kas

perusahaan. Meskipun demikian ada beberapa keterbatasan dari model tersebut, yaitu:

a). Model tersebut mengasumsikan penggunaan kas yang konstan setiap periodenya. Dalam

prakteknya, pengeluaran kas tidaklah seluruhnya bisa dikendalikan oleh perusahaan.

b). Model tersebut mengasumsikan bahwa selama interval waktu tertentu terdapat adanya kas

masuk. Dalam prakteknya perusahaan ada melakukan penerimaan kas dengan pengeluaran kas

setiap harinya.

c). Tidak mempertimbangkan kemungkinan adanya persediaan kas untuk keamanan, dan

sebagainya.

b. Model Miller-Orr

Model Miller-Orr tepat digunakan untuk kondisi dimana pengeluaran kas ber-fluktuasi

(tidak konstan) dari waktu ke waktu secara random dan tingkat ketidakpastian pembayaran kas

yang cukup besar. Model ini pada dasarnya menentukan batas atas dan batas bawah fluktuasi 2017 29

Manajemen KeuanganPusat Bahan Ajar dan eLearning

Amyardi, SH, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id

kas.Ide dasar model ini adalah apabila jumlah kas mencapai batas atas, maka perusahaan

membeli surat berharga untuk menurunkan kas, sebaliknya apabila mencapai batas bawah maka

perusahaan menjual surat berharga untuk menambah kas. Selama kas berada antara batas atas

dan batas bawah, maka perusahaan tidak melakukan transaksi.

C.    Analisis sumber dan Penggunaan Dana

Dalam suatu periode tertentu dalam perusahaan misalkan jangka waktu dalam satu

periode adalah selama satu tahun, laporan-laporan yang disajikan perusahaan menunjukkan

adanya penambahan atau pengurangan dana atau kas.  Analisis  sumber dan penggunaan dana

merupakan alat penting bagi financial manager, untuk mengetahui bagaimana dana digunakan

dan bagaimana kebutuhan dana tersebut dibelanjai ( dengan analisa aliran dana itu akan dapat

diketahui dari mana datangnya dana dan untuk apa dana itu digunakan). Laporan  sumber –

sumber dan penggunaan dana suatu perusahaan sangat penting artinya bagi bank dalam menilai

permintaan kredit yang diajukan kepadanya, dengan mengadakan analisa terhadap laporan

tersebut dapat diketahui bagaimana perusahaan itu menggunakan dana yang dimilikinya.

            Analisa ini dimulai dari penyusunan neraca yang disusun atas  dasar dua neraca pada saat

yang berbeda, sehingga dapat diketahui perubahan – perubahan yang terjadi pada masing –

masing pos neraca, dari laporan perubahan neraca itulah disusun laporan sumber – suber dana

dan penggunaan dana. Pengertian dana dalam analisis ini di bedakan dalam dua katagori yaitu

dalam pengertian kas  dan  modal kerja.

Penyusunan laporan sumber dan penggunaan dana dalam pengertian kas adalah :

-          Membandingkan kedua neraca untuk menyusun perubahan neraca pada masing - masing elemen

-          Menyusun penggolongan dari unsur – unsur  yang memperbesar kas dan golongan atau unsur –

unsur yang memperkecil kas

-          Mengelompokan unsur – unsur dalam laporan rugi laba, terutama laba ditahan ke dalam

golongan yang memperbesar kas dan memperkecil kas.

-          Mengadakan konsolidasi dari semua informasi tersebut  ke dalam laporan sumber – sumber dan

penggunan dana.

Ada beberapa hal yang perlu dianalisis terkait dengan sumber dan pengunaan dana, diantaranya

meliputi :

Analisis sumber dana yang berasal dari :

2017 30

Manajemen KeuanganPusat Bahan Ajar dan eLearning

Amyardi, SH, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id

1.      Penurunan bersih aktiva, kecuali aktiva tetap tetap dan kas.

2.      Penurunan bruto aktiva tetap.

3.      Kenaikan bersih kewajiban dan hutang.

4.      Penambahan modal sendiri.

5.      Dana yang diperolehdari operasi.

      Analisis pengunaan dana :

1.      Kenaikan bersih aktiva, kecuali aktiva tetap dan kas.

2.      Penambahan bruto aktiva tetap.

3.      Penurunan kewajiban dan hutang.

4.      Pengurangan modal sendiri.

5.      Pembayaran dividen.

            Analisis sumber dan pengunaan dana lebih diarahkan pada penerapan matching principle

dalam pendanaan. Prinsip ini menyatakan pengunaan jangka panjang seharusnya didanai dengan

dana jangka panjang. Sedangkan dana jangka pendek hanya untuk keperluan jangka pendek.

Dengan demikian maka prinsip ini lebih menekankan pada pertimbangan likuiditas.

D.    Implikasi dari Analisis Laporan Dana

            Analisi laporan sumber dan penggunaan dana memberikan wawasan bagi pihak-pihak

yang terkait terutama manajer keuangan dalam hal merencanakan ekspansi perusahaan serta

dampaknya pada likuiditas perusahaan. Ketidakseimbangan dalam penggunaan pendanaan akan

dapat dideteksi dan dilakukan penyesuaian. Jadi laporan sumber dan pengguanaan dana memberi

signal untuk masalah yang akan dianalisis dan secara rinci dalam rangka pengambilan keputusan

yang tepat. Analisi laporan sumber dan pengunaan dana dimasa mendatang akan sangat berguna

dalam merencanakan pembelanjaan jangka menengah dan jangka panjang.

E.     Perencanaan Keuangan

            Perencanaan keuangan merupakan kegiatan untuk memperkirakan posisi dan kondisi

keuangan perusahaan di masa yang akan datang (bisa jangka panjang ataupun jangka pendek).

Untuk menyusun rencana keuangan tersebut dipergunakan serangkaian asumsi, baik yang

menyangkut hubungan antar variable-variabel keuangan, maupun keputusan-keputusan

keuangan.

1.      Perencanaan keuangan jangka panjang2017 31

Manajemen KeuanganPusat Bahan Ajar dan eLearning

Amyardi, SH, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id

            Setiap perusahaan memiliki rencana yang panjang kedepan atau sering disebut dengan

perencanaan strategis, misalnya melakukan investasi modal dalam jumlah yang cukup besar,

disertai dengan keputusan pendanaan tertentu. Oleh karena demikian maka disusun suatu laporan

keuangan yang diproyeksikan (atau laporan keuangan proforma), konsisten dengan keputusan-

keputusan keuangan yang diambil. Dengan mengunakan model-model keuangan tertentu,

perusahaan bisa memperkirakan posisi keuangannya apabila suatu keputusan keuangan diambil.

Terdapat beberapa model peramalan keuangan, yaitu :

            Model presentase penjualan, yaitu suatu model yang sering menggunakan dasar

pemikiran bahwa perusahaan tentunya memerlukan dana yang makin besar kalu akivitasnya

meningkat. Ukuran aktivitas ini adalah penjualan. salah satu asumsi penting dari model ini

adalah bahwa rekening-rekening yang berubah sesuai dengan penjualan, diasumsikan

proporsinya tetap tidak berubah. Karena itulah diberi nama model persentase penjualan (sales

percentage method). Karena untuk menggunakan model tersebut diperlukan :

a.       Identifikasi rekening-rekening yang berubah apabila penjualan berubah.

b.      Kebijakan keuangan yang dianut oleh perusahaan.

Model-model lain. Kritik yang diberikan pada metode presentase penjualan adalah bahwa

rekening-rekening diasumsikan berubah secara proporsional dengan pejualan. Umumnya diakui

bahwa kalu penjualan meningkat, suatu aktiva tentunya meningkat. Masalahnya adalah bahwa

peningkatan tersebut bisa saja tidak proporsional. Sebagai missal, bisa saja dirumuskan bahwa

hubungan hubungan antara suatu aktiva (missal persediaan) dengan penjualan dinyatakan :

            Y=20 + 0,04X

Dalam hal ini Y adalah nilai persediaan dan X adalah penjualan. Apabila penjualan diperkirakan

sebesar Rp100 juta, maka persediaan =20 + 0,04(100)= Rp. 24 Juta. Dinyatakan dalam

persentase, maka persediaan sebesar 24% dari penjualan.

2.      Perencanaan keuangan jangka pendek

            Perencanaan jangka pendek umumnya berdimensi waktu kurang dari 1 tahun. Tujuan

utamanya seringkali untuk menjaga likuiditas perusahaan. Alat yang dipergunakan adalah

dengan menyusun anggaran kas. Anggaran kas merupakan taksiran tentang kas masuk dan kas

keluar pada periode waktu tertentu. 

F.     Perencanaan Keuangan dan Kebutuhan Investasi2017 32

Manajemen KeuanganPusat Bahan Ajar dan eLearning

Amyardi, SH, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id

            Dalam usaha menciptakan suatu perencanaan yang baik maka artinya manajer keuangan

berusaha menempatkan  kajian dari sudut efisiensi dan efektivitas. Efisiensi dilihat dari segi

biaya dan efektivitas dilihat dari segi waktu. Dengan menjadikan kedua kajian ini sebagai base

thinking diharapkan manajer keuangan mampu untuk menciptakan suatu rencana keuangan yang

ekplisit.

            Meurut Stephen  A. Ross dkk., untuk mengenbangkan suatu rencana keuangan yang

ekplisit, manajer harus menentukan beberapa unsur-unsur dasar dari kebijakan keuangan

perusahaan.

1.      Perusahaan membutuhkan investasi pada asset-aset baru. Unsur ini akan timbul dari peluang-

peluang investasi yang dipilih untuk dilaksanakan perusahaan, dan merupakan hail dari

keputusan penganggaran.

2.      Tingkat pengungkitan keuangan yang dipilih untuk dipergunakan perusahaan. Hal ini akan

menentukan jumlah pinjaman yang akan digunakan oleh perusahaan untuk mendanai

investasinya pada asset riil. Hal ini adalah kebijakan struktur modal perusahaan.

3.      Jumlah kas yang dirasakan perlu dan layak untuk dibayarkan kepada pemegang saham. Ini

merupakan suatu kebijakan deviden perusahaan.

4.      Jumlah likuiditas dan modal kerja yang dibutuhkan perusahaan dalam operasi sehari-hari. Ini

adalah keputusan modal kerja bersih perusahaan.

            Setiap manajer keuangan berusaha menciptakan tingkat pertumbuhan yang ekplisit,

terutama secara jangka panjang. Banyak perusahaan yang menempatkan dana pada asset yang

bersifat jangka panjang dan penempatan asset yang bersifat jangka panjang pada umumnya

berjumlah sangat besar. Sebagai contohnya adalah pembelian mesin, tanah, bangunana,

kendaraan, dan sebagainya.

            Investasi pada jumlah asset dengan nilai yang besar menyebabkan perusahaan

memikirkan kapan terjadinya break even point. Bahkan jika break even point tidak tercapai

sesuai dengan standar waktu yang direncanakan maka artinya perencanaan perusahaan tidak

berkualitas.

G.    Kondisi Perencanaan Keuangan

            Dalam pembuatan perencanaan keuangan harus dipikirkan kondisi-kondisi yang mungkin

terjadi di kemuadian hari. Secara umum ada tiga kondisi yang harus diantisipasi dalam

pembuatan perencanaan keuangan, yaitu :2017 33

Manajemen KeuanganPusat Bahan Ajar dan eLearning

Amyardi, SH, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id

1.      Kondisi buruk

Kondisi buruk dalam dunia bisnis bisa dipengaruhi oleh berbagai sebab, seperti resesi ekonomi,

krisis moneter, peperangan dan lain sebagainya. Dalam kondisi buruk ini suatu rencana bisnis

harus dibuatkan asumsi-asumsi dalam rangka mengantisipasi jika kondisi seperti itu akan terjadi

di kemudian hari.

2.      Kondisi normal dan biasa

Pada kondisi normal suatu perusahaan diminta membuat suatu rencana dengan menempatkan

asumsi-asumsi yang akan terjadi dalam kondisi normal. Namun tetap dengan menempatkan

analisa kehati-hatian yang mendalam jika suatu saat terjadi kondisi yang buruk.

3.      Kondisi baik dan bertumbuh

Pada kondisi ini dunia bisnis berkembang dengan baik, karena setiap perencanaan bisnis dapat

dijalankan dengan baik. Pada konteks ini Stephen A. Ross, dkk., mengatakan, “Masing-masing

divisi akan diminta untuk membuat kasus berdasarkan asumsi-asumsi yang optimis. Kasus ini

data melibatkan produk-produk dan ekspansi baru dan kemudian akan merinci pada pendanaan

yang dibutuhkan untuk mendanai eksapansi tersebut.

H.    Model Perencanaan Keuangan

             Suatu model dibuat untuk membantu para manajer dalam memetakan masalah secara

terstruktur dan bersifat sistematis. Model adalah sebuah usaha yang dibangun dengan

berlandaskan berbagai asumsi yang ada, dan asumsi tersebut dibuat serta diilhami dengan

berdasarkan appa yang pernah terjadi di waktu-waktu sebelumnya. Suatu model memiliki

keeratan hubungan yang kuat dengan peramalan, karena suatu model dianggap mampu

memberikan peramalan.

            Menurut Stephen A. Ross dkk., bahwa “Masing-masing model dapat memiliki

kompleksitas yang bervariasi, tetapi hampir semuanya akan memiliki unsur-unsur yang akan

dibahas sebagai berikut :

-    Ramalan penjualan. Hampir semua rencana keuangan meminta adanya ramalan penjualan yang

diberikan secara eksternal.

-    Laporan Pro Forma. Sebuah rencana keuangan akan memiliki ramalan neraca, laporan laba rugi,

dan laporan arus kas.

-    Persyaratan asset. Suatu rencana keuangan kan menguraikan proyeksi belanja modal.

2017 34

Manajemen KeuanganPusat Bahan Ajar dan eLearning

Amyardi, SH, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id

-    Persyaratan keuangan. Suatu rencana keuangan akan memuat satu bagian tentang ketentuan

pendanaan yang dibituhkan. Bagian ini hendaknya mendiskusikan masalah kebijakan dividend

dan kebijakan utang.

-    Penyeimbang (plug). Setelah perusahaan memiliki ramlan penjualan dan estimasi mengenai

belanja asset yang dibituhkan, seringkali akan dibutuhkan sejumlah pendanaan baru karena

proyeksi total asset akan melebihi proyeksi total kewajiban dan ekuitas. Dengan kata lain neraca

telah tidak seimbang lagi.

-    Asumsi-asumsi perekonomian. Rencana tersebut akan harus menyatakan secara ekplisit

lingkungan perekonomoian di mana perusahaan berharap akan berada sepanjang umur rencana.

I. Perencanaan Keuangan dan Perencanaan Strategis

Seringkali dalam melakukan prakiraan dan penyusunan rencana keuangan, analis

cenderung menggunakan model keuangan (financial modeling) yang rumit, lain halnya dengan

model presentase penjualan ataupun penyusunan anggaran kas yang lebih mudah. Perencanaan

keuangan dilakukan bersama-sama dengan penyusunan rencana strategis. Perencanaan strategis

merupakan upaya yang dilakukan secara sadar untuk mempengaruhi posisi perusahaan dalam

persaingan ,baik untuk masa kini dan terutama untuk masa yang akan datang. Misal perusahaan

mungkin ingin memilih salah satu dari tiga strategi berikut dalam pengembangan usahanya

1.  Pertumbuhan agresif. Strategi ini beratri perusahaan akan mencoba merebut pangsa pasar para

pesaing,akibatnya perusahaan akan memerlukan dana dari luar perusahaan dalam jumlah yagn

cukup besar.

2. Pertumbuhan moderat. Strategi ini berate bahwa pertumbuhan penjualan disebabkan karena

pertumbuhan permintaan dalam industri yang bersangkutan. Tudak ada upaya untuk merebut

pangsa pasae pesaing, pertumbuhan diharapkan dapat dibiayai dari hasil operasi perusahaan(dana

intern)

3. Memperkecil bisnis yang dilakukan. Apabila produk yang dihasilkan diperkirakan sedah berada

dalam tahap akhir kedewasaan, maka perusahaan mungkin memutuskan untuk bersiap-siap

menambah dan /atau beralih kebisnis yang lain. Dana dari bisnis saat ini akan diinvestasikan

kebisnis lain.

Dengan demikian pemilihan strategi perusahaan akan membawa dampak pada pembiayaan yang

harus disediakan oleh perusahaan. Masalah pendanaan ekstern dapat dipenuhi bukan hanya dari

2017 35

Manajemen KeuanganPusat Bahan Ajar dan eLearning

Amyardi, SH, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id

hutang tetapi juga menambah modal sendiri. Karena itu alternative penghimpuan dana dari pasar

modal akan menjadi salah satu alternative yang dipertimbangkan.

J.Perencanaan dan Pengendalian Keuangan

Dalam membuat suatu perencanaan dan pengendalian keuangan yang baik, suatu

perusahaan akan berusaha menciptakan semua itu memiliki tujuan dan arti yang jelas. Kejelasan

itu bagi suatu perusahaan akan terlihat dalam perjalanan proses yang berlangsung baik secara

jangka pendek maupun jangka panjang. Suatu konsep perencanaan keuangan yang tidak baik

akan bisa terlihat dalam jangka pendek.

Perencanaan dan pengendalian keuangan melibatkan proyeksi-proyeksi berdasarkan

standar dan perkembangan dari umpan balik dan proses penyesuaian untuk memperbaiki prestasi

kerja. Perencanaan keuangan mencakup penjualan, laba, dan aktiva yang didasarkan pada

alternatif strategi produksi dan pemasaran untuk kemudian bagaimana menentukan kebutuhan

pendanaannya. Perencanaan Keuangan adalah proses dari :

1. Menganalisis pendanaan dan pilihan investasi yang terbuka bagi perusahaan.

2. Memproyeksikan konsekuensi masa yang akan datang akibat keputusan saat ini, guna

menghindari hal-hal yang tidak terduga dan hubungan antara keputusan saat ini dan masa yang

akan datang.

3. Menentukan alternatif mana yang akan dipilih

4. Mengukur hasil selanjutnya terhadap tujuan dalam rencana keuangan.

Sistem pengendalian perencanaan keuangan perlu diterapkan pada berbagai jenis usaha

bisnis. Penerapan pengendalian intern perlu dilakukan pada seluruh kegiatan operasional

perusahaan, termasuk yang paling utama yaitu sistem penjualan tunai dan penerimaan kas.

Sistem pengendalian intern bertujuan untuk mengamankan harta perusahaan.

Dalam pengertian yang lebih luas perusahaan merupakan organisasi yang terdiri dari

bagian yang saling berhubungan dan bekerjasama untuk beberapa maksud atau sasaran.

Perusahaan sebagai adalah satu pelaku ekonomi yang mempunyai tujuan memperoleh laba yang

wajar, perlu memiliki program dalam melaksanakan kegiatan. Bagi perusahaan yang mengejar

keuntungan dan berusaha mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan tentu akan

menghadapi berbagai masalah yang akan timbul sehubungan dengan kegiatan perusahaan.

2017 36

Manajemen KeuanganPusat Bahan Ajar dan eLearning

Amyardi, SH, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id

Salah satu contoh masalah yang dihadapi adalah bagaimana melaksanakan pengendalian

terhadap biaya-biaya yang terjadi dalam perusahaan. Pengendalian secara menyuluruh dalam

perusahaan karena hanya dengan demikian apa yang mungkin dicapai oleh perusahaan dapat

diketahui. Dalam dunia usaha, yang menjadi ukuran keberhasilan perusahaan adalah kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan laba. Semakin besar laba yang dihasilkan oleh perusahaan,

maka dapat diketahui bahwa perusahaan tersebut berhasil dengan baik dalam menjalankan usaha.

Memperbesar jumlah laba dapat diilaksanakan melalui keputusan dengan berbagai

macam cara seperti menaikkan jumlah omset penjualan, meminimalkan biaya atau menaikkan

harga jual yang wajar. Perusahaan harus melaksanakan suatu pengendalian terhadap biaya untuk

menunjang pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan. Pengendalian biaya pada umumnya

mencakup tiga fungsi manajemen antara lain:

1. Fungsi planning melalui penetapan sasaran dan penyusunan rencana.

2. Fungsi organizing pada tingkat operasional.

3. Fungsi controlling melalui evaluasi terhadap tujuan yang telah dicapai.

Setiap perusahaan yang ingin tetap berjalan harus mampu mempertahankan eksistensinya

dituntut untuk dapat bekerja secara maksimal, efisien dan efektif. Untuk itu dibutuhkan tingkat

kemampuan manajemen untuk mengendalikan perusahaan terutama dalam meningkatkan

kualitas. Apabila mekanisme operasi perusahaan relatif masih sederhana, maka sistem

pengendalian dilakukan dengan sistem pengawasan langsung, tetapi jika perusahaan sudah

beroperasi dengan skala besar dan melibatkan beberapa bagian, maka manajemen tidak lagi

mampu mengadakan pengawsan langsung secara efektif.

Dalam hal ini sistem pengendalian perlu dilengkapi dengan sistem pengendalian

wewenang dan sistem pertanggungjawaban dengan menggunakan laporan tertulis. Anggaran

adalah merupakan salah satu alat perencanaan keuangan perusahaan yang sekaligus dipakai

sebagai dasar sistem pengendalian (pengawasan) keuangan perusahaan. Dengan tersusunnya

rencana keuangan tersebut terhadap pimpinan perusahaan dapat lebih mudah melakukan

koordinasi dalam melakukan koordinasi dalam melaksanakan tugasnya.

Dalam proses pelaksanaan kegiatan perusahaan kita dapat menganalisa apakah anggaran

yang telah disusun dapat terlaksana sesuai rencana yang ditetapkan sebelumnya, atau terdapat

varians dalam melaksanakan varians yang terjadi dapat dilihat pada akhir bulan atau akhir tahun

dengan cara membandingkan antara anggaran dan realisasinya. Varians yang selalu mutlak 2017 37

Manajemen KeuanganPusat Bahan Ajar dan eLearning

Amyardi, SH, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id

terjadi pada setiap anggaran perusahaan perlu kita nilai apakah varians itu dapat dianggap

sebagai suatu yang wajar, artinya varians itu mutlak dan wajar tidak dapat dihindari atau varians

itu dianggap suatu yang tidap wajar, yang disebabkan oleh kurangnya pengawsan dan terjadinya

pemborosan.

Perusahaan tidak terlepas dari perencanaan anggaran biaya operasional, mulai dari tahap

persiapan yang diperlukan sebelum penyusunan rencana penyusunan anggaran itu sendiri.

Implementasi dari rencana tersebut sampai akhir tahap pengawsan dan evaluasi dari hasil

rencana tersebut.

HUTANG JANGKA PANJANG1.Pengertian Hutang,Hutang Jangka Pendek dan Hutang Jangka panjangHutang merupakan instrumen yang sangat sensitif terhadap nilaiperusahaan. Nilai perusahaan ditentukan oleh struktur modal. Semakin tinggiproporsi hutang, maka semakin tinggi harga saham. Namun pada titik tertentupeningkatan hutang akan menurunkan nilai perusahaan karena manfaat yang

diperoleh dari penggunaan hutang lebih kecil dari pada biaya yangditimbulkan. Para pemilik perusahaan lebih suka menciptakan hutang padatingkat tertentu yang menaikkan nilai perusahaan.Hutang adalah kewajiban untuk menyerahkan uang, barang, ataumemberikan jasa kepada pihak lain dimasa yang akan datang sebagai akibatdari transaksi yang telah terjadi sebelumnya. Ada juga pengertian hutang adalah sejumlah dana yang diterima dari kreditur. Jika perusahaan membeli barang secara kredit,berarti mempunyai sejumlah utang kepada kreditur. Hutang jangka pendek adalah Hutang poerusahaan kepada pihak ketiga yang harus dilunasi dalam waktu kurang dari satu tahun atau hutang yang jatuh temponya kurang dari satu tahun, sedangkan hutang jangka panjang adalah hutang perusahaan kepada pihak ketiga yang harus dilunasi dalam waktu lebih dari satu tahun atau hutang yang jatuh temponya lebih dari satu tahun. Berikut contoh hutang jangka panjang selain obligasi :1. Hutang hipotik adalah pinjaman yang harus dijamin dengan harta tidakbergerak. Di dalam perjanjian hutang disebutkan kekayaan peminjamyang dijadikan jaminan misalnya berupa tanah atas gedung. Jikapeminjam tidak melunasi pinjaman pada waktunya, maka pemberipinjaman dapat menjual jaminan untuk diperhitungkan dengan pinjamanyang bersangkutan.2. Pengertian Hutang Obligasi dan karatekristik Hutang ObligasiObligasi adalah surat pernyataan hutang perusahaan yang mengeluarkan obligasi tersebut, pengertian lainobligasi adalah hutang jangka panjang secara tertulis dalam kontrak surat obligasi yang dilakukan oleh pihak berhutang yang wajib membayar hutangnya disertai bunga (penerbit obligasi) dan pihak yang menerima pembayaran atau piutang yang dimilikinya beserta bunga (pemegang obligasi) yang pada

2017 38

Manajemen KeuanganPusat Bahan Ajar dan eLearning

Amyardi, SH, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id

umumnya tanpa menjaminkan suatu aktiva. Untuk dapat memahami akuntansi obligasi perlu dipahami dahulubeberapa istilah penting yang berhubungan dengan obligasi.1. Nilai nominal obligasi yaitu jumlah yang akan dibayar pada tanggal jatuhtempo obligasi.2. Tanggal jatuh tempo yaitu tanggal di mana obligasi harus dilunasi.3. Bunga obligasi yaitu bunga pertahun yang diberikan kepada pemegangobligasi. Bunga obligasi dinyatakan dalam persentase tertentu.4. Tanggal bunga yaitu tanggal di mana bunga obligasi akan dibayar.Kadang-kadang bunga obligsi dibayar tiap setengah tahunan sehinggapada tiap tahun terdapat dua tanggal bunga. Misalnya tanggal bunga1/4 dan 1/10 berarti bahwa pada tanggal 1 April dibayar bunga untukperiode 6 bulan dan pada tanggal 1 Oktober dibayar bunga untukperiode 6 bulan lagi. Bunga obligasi biasanya dibayar dibelakang.5. Nilai nominal obligasi, tanggal jatuh tempo, tingkat bunga dan tanggalbunga tercantum dalam perjanjian obligasi dan juga dicetak denganjelas pada tiap-tiap lembar sertifikat obligasi.KarakteristikObligasi1. Nilai obligasi (jumlah dana yang dipinjam)Dalam penerbitan obligasi, maka perusahaan akan dengan jelas menyatakan jumlah dana yang dibutuhkan yang dikenal dengan istilah “jumlah emisi obligasi”. Penentuan besar kecilnya jumlah penerbitan obligasi berdasarkan aliran arus kas perusahaan, Kebutuhan, serta kinerja bisnis perusahaan.2 Jangka waktu obligasiSetiap obligasi mempunyai masa jatuh tempo atau berakhirnya masa pinjaman (maturity). Secara umum masa jatuh tempo obligasi adalah 5 tahun. Ada yang 1 tahun, adapula yang 10 tahun. Semakin pendek jangka waktu obligasi maka akan semakin diminati oleh investor, karena dianggap risikonya kecil.3. Principal dan Coupon rateNilai prinsipal obligasi adalah sejumlah uang yang disetujui oleh penerbit obligasi agar dibayarkan kepada pemegang obligasi pada masa jatuh tempo. Jumlah ini biasa berhubungan dengan redemption value, maturity value, par value or face value. Coupon rate juga disebut nominal rate, nominal rate adalah tingkat bunga yang disetujui penerbit untuk dibayar kepada pemegang obligasi setiap tahun. Besarnya pembayaran bunga setiap tahunkepada pemilik obigasi selama jangka waktu obligasi dinamakan coupon.Tingkat persentase coupon dikali nilai prinsipal obligasi menghasilkan besarnya coupon. Contohnya, obligasi dengan 8% coupon rate dan nilai par nya adalah $1,000 akan membayar bunga per tahun sebesar $80.4. Jadwal pembayaranKewajiban pembayaran kupon obligasi oleh perusahaan penerbit, dilakukan secara berkala sesuai dengan kesepakatan sebelumnya, bisa dilakukan triwulan, semesteran, atau tahunan.5. Diterbitkan oleh perusahaan atau pemerintah.Bentuk-bentuk Obligasi1. Government BondSeperti T-Bills, US Treasury Notes dan US Teasury Bond adalah sekuritas pemerintah yang digunakan untuk pendanaan dalam utang pemerintah. Pembayaran kuponnya bersifat semi-annual. Ketika diterbitkan, US Treasury Notes memiliki masa jatuh tempo 2 (dua) sampai 10 (sepuluh) tahun dan US Treasury-Bond memiliki masa jatuh temponya lebih dari 10 (sepuluh) tahun. Jenis-jenis obligasi pemerintah yaitu pertama, Callable Bond yang biasanya dibeli kembali oleh penerbitnya pada harga

2017 39

Manajemen KeuanganPusat Bahan Ajar dan eLearning

Amyardi, SH, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id

tertentu di masa yang akan datang. Kedua, Federal Agency Bond. Ketiga, Municipal Bond, yang diterbitkan oleh pemerintah lokal untuk mendanai highways, sistem perairan pendidikan dan capital project lainya. Ada 2 (dua) tipe Multicipal Bond yaitu General Obligation Bond dan Revenue Bond.2. Corporate BondCorporate Bond adalah sekuritas yang mencerminkan janji dari perusahaan yang menerbitkan untuk memberikan sejumlah pembayaran berupa pembayaran kupon dan pokok pinjaman kepada pemlik obligasi, selama jangka waktu tertentu. Perusahaan yang menerbitkan obligasi disebut debitur, sedangkan investor yang membeli obligasi disebut kreditur. Jenis-jenis Corporate Bond adalah:a) Secured BondsSecured Bonds adalah obligasi yang penerbitannya dijamin oleh sejumlah aset.b) Mortgage bondsMortgage bonds adalah obligasi yang penerbitannya dijamin oleh aset riil (bukan dalam bentuk finansial).c) Unsecured bonds (Debentures)Unsecured bonds adalah obligasi yang penerbitannya tidak memiliki jaminan. Pembayaran sangat bergantung pada kemampuan dan kemauan dari perusahaan penerbit untuk memberikan bunga yang dijanjikan dan membayar pokok pinjaman sesuai dengan jadwal yang ditetapkan. Jika terjadi gagal bayar, maka pemegang obligasi akan menjadi unsecured creditors. Investor tidak memiliki hak atas harta perusahaan.d) Convertible bondsConvertible bonds adalah salah satu jenis obligasi yang memiliki kekhususan. Obligasi ini dapat dikonversi ketika terdapat keputusan pemilik obligasi menjadi sejumlah sekuritas lain yang diterbitkan oleh perusahaan yang sama. Biasanya sekuritas laine) Putable bondsPutable bonds adalah obligasi yang dapat dicairkan sebelum jatuh tempo sesuai dengan keputusan dari pemilik obligasi.f) Junk bondsJunk bonds biasanya dikenal dengan sebutan high-yield bonds, adalah obligasi yang memiliki peringkat dibawah investment grade. Disebut junk karena obligasi ini lebih berisiko dari obligasi yang berkategori investment grade.g)International bondsInternational bonds adalah obligasi yang dijual di negara lain. Obligasi dapat diperdagangkan dalam satuan mata uang negara lain atau obligasi diperdagangkan di negara lain dalam mata uang perusahaan penerbit biasanya disebut Eurobonds.h) Super Long-Term bondsSuper Long-Term bond obligasi yang memiliki masa jatuh tempo lebih besar atau sama dengan 100 tahun.3. Registered BondRegistered Bonds adalah obligasi yang nama pemiliknya tercantum dalam sertifikat.4. Coupon Bonds atau Bearer BondsCoupon Bonds/Bearer Bonds adalah obligasi yang nama pemiliknya tidak dicantumkan dalam sertifikatnya.5. Term BondsTerm Bonds adalah obligasi yang seluruhnya jatuh tempo pada suatu tanggal tertentu.6. Serial BondsSerial Bonds adalah obligasi yang tanggal jatuh temponya bertahap (pada beberapa tanggal tertentu).OBLIGASI DIKELUARKAN SEBESAR NOMINAL

2017 40

Manajemen KeuanganPusat Bahan Ajar dan eLearning

Amyardi, SH, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id

Misalnya perusahaan telah mengeluarkan pinjaman obligasi untuk 5 tahun dengan bunga 8% per tahun dan suku bunga dipasarkan juga 8%, maka obligasi tersebut berrarti dijual sebesar nilai nominalnya. Bunga dibayar setiap setengah tahun.persemester.Bunga pers semester : 8% X $50,000,000_____________________ = $ 2,000,0002Nilai kontan pembayaraan bunga untuk 10 kali berturut-turut dengan mengalikan daftar bunga, secara ringkas tergambarsebagai berikut :Nilai Kontan obligasi…………………….………………… $33,800,000Nilai kontan 10 kali pembayaran bunga @ 2,000,000……….. 16,200,000_____________Nilai kontan obligasi………………………………………… $50,000,000Jumlah ini adalah nilai pertama dari surat obligasi yaitu sebesar $33,800,000 dari nilai kontan obligasi sebesar $ 50,000,000. Jumlah yang harus dibayarkan 5 tahun kemudian adalah $ 50,000,000 yang akan terpenuhi bila sejumlah $ 33, 800,000 dikumpulkan untuk jangaka waktu 5 tahun. Perhitungan ditas berdasarkan periode perhitungan bunga tengah tahunan sebanayak 10 kali.Berarti bila dalam persetujuan pinjaman obligasi tidak menetapkan pembayaran bunga terpisah, maka obligasi tersebut akan bernilai $ 33,800,000.Perhitungan tersebut dapat digambarkan dalam daftar seperti berikut :Nomor pembayaraan Pembayaran bunga perhitungan bunga tariff 4%Nomor pembayaraan Pembayaraan bunga Perhitungan bunga

tarif 4%/semesterNilai sekarang

1 $ 2,000,000 X 0,962 $ 1,924,0002 $ 2,000,000 X 0,925 $ 1,850,0003 $ 2,000,000 X 0,889 $ 1,778,0004 $ 2,000,000 X 0,855 $ 1,710,0005 $ 2,000,000 X 0,822 $ 1,644,0006 $ 2,000,000 X 0,790 $ 1,580,0007 $ 2,000,000 X 0,760 $ 1,520,0008 $ 2,000,000 X 0,731 $ 1,462,0009 $ 2,000,000 X 0,703 $ 1,406,00010 $ 2,000,000 X 0,676 $ 1,352,000

$ 16,226,000Pos jurnal untuk mencatat pengeluaran obligasi-obligasi adalah :Cash ………………………………………………… $ 50,000,000Bond Payable …………………………………… $ 50,000,000Setiap enam bulan sekali terhitung dari tanggal pengeluaran obligasi ini, maka perusahaan akan membayar bunga sebesar $ 2,000,000 dengan jurnal :Interest expense ……………………………………… $2,000,000Cash ……………………………………………… $2,000,000Selanjutnya pada tanggal jatuh tempo obligasi tersebut, maka jumlah pinjaman pokok sejumlah $ 50,000,000 akan dilunasi dengan jurnal sebagai berikut :Bond payable ………………………………………… $50,000,000Cash ……………………………………………. $50,000,000OBLIGASI DIKELUARKAN DENGAN DISCOUNT (DISAGIO)

2017 41

Manajemen KeuanganPusat Bahan Ajar dan eLearning

Amyardi, SH, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id

Timbulnya pinjaman obligasi yang dikeluarkan dengan discount bila tariff bunga menurut kontrak lebih kecil dengan tarif bunga dipasaran. Misalnya tariff bunga pinjaman obligasi sebesar 8%, sedangkan bunga dipasran sebesar 12%. Perhitungan nilai kontan dari pinjaman tersebut tergambar sebgai berikut :Nilai kontan obligasi …………………………… ………….. $ 27,900,000Nilai kontan 10 kali pembayran bunga tengah tahunan@ $ 2,000,000 dengan bunga majemuk ……………………. 14,720,000______________Jumlah nilai konttan obligasi ………………………………. $ 42,620,000Dikarenakan nilai nominal obligasi dicatat sebesar nilai nominalnya yaitu $ 50,000,000 maka selisih sebesar $ 7,380,000 dianggap sebagai discount on bond payable (disagio pinjaman obligasi). Jurnal untuk mencatat obligasi tersebut adalah :Cash …………………………………………………… $ 42,620,000Discount on Bond payable 7, 380,000Bond payable 8% …………………………………. $ 50,000,000Bila diperhatikan bahwa jumlah disagio tersebut merupakan beban bunga yang akan diamortisasikan untuk janghka waktu lima tahun. Metode perhitungan amortisasi disargio dapat diterapkan 2 metode yaitu :a) Metode garis lurus (straighline) yaitu dengan cara membagi jumlah disagio sebesar $ 7,380,000 dengan jumlah frekuemsi pembayaraan bunga atau setiap amortisasi adalah sebesar $ 738,000. Perhitungan bebean bunga per semester :Bunga tetap per semester : 8% x $ 50,000,000 = $ 2,000,0002Beban amortisasi disagio…………………….. 738,000Beban bunga per semester……………………. $ 2,738,000Jurnal :Interest expense…………………………… $ 2,738,000Discount on bond paybe……………… $ 2,738,000Cash………………………………….. 2,000,000Catatan :Penerapan dengan metode garis lurus jauh lebih mudah, karena itu perhitungannya dapat diterapkan dengan anggapan bahwa tidak banyak selisihnya dengan hasil bila menerapkan metode bunga.b) Metode BungaPenerapan metode ini dengan cara menetapkan suku bunga yang tetap untuk nilai buku pada setiap awal periode. Perhitungan bunga diambil dari nilai nominal di kurangi dengan disagio yang belum di amortisasikan. Gambaran perhitungan tersebut dapat dilihat dalam daftar berikut :AMORTISASI DISAGIO PINJAMAN OBLIGASI.

Pemb. bgn ke :

A Bunga yang Dibanyar 4% dari nilai Nominal

B Biaya bunga 6 % dari jumlah obligasi yang dibukukan

C Amortasi disagio (B-A)

D Disagio yang belum diamortasi (D-C)

D Disagio yang belum diamortisasi (D-C)

2017 42

Manajemen KeuanganPusat Bahan Ajar dan eLearning

Amyardi, SH, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id

7,380 42,6201 2,000 2,557(6% x

42,620)557 6,823 43,177

2 2,000 2,591(6% x 43,177)

591 6,232 43,768

3 2,000 2,625(6% x 43,768)

626 5,606 44,394

4 2,000 2,664(6% x 44,394)

664 4,942 45,058

5 2,000 2,703(6% x 45,058)

703 4,239 45,761

6 2,000 2,746(6% x 45,761)

746 3,493 46,507

7 2,000 2,790(6% x 46,507)

790 2,703 47,297

8 2,000 2,838(6% x 47,297)

838 1,865 48,135

9 2,000 2,888(6% x 48,135)

888 977 49,023

10 2,000 977 50,000

dalam Catatan : Perbedaan perhitungan dikarenakan diadakan pembulatan.Pos jurnal yang dibutuhkan untuk membukukan pembayaran bunga yang pertama dan amortasi disagio adalah sebagai berikut :Interest Expense…………………………… $ 2,557,000Disagio on bond payable…………………… $ 557,000Cash……………………………….. 2,000,000OBLIGASI DIKELUARKAN DENGAN PREMIUM (AGIO)Mungkin saja pengeluaran obligasi perusahaan dengan premium bila tarip menurut kontak lebih tinggi dari tarip bunga di pasaran. Misalkan pinjaman obligasi $ 50,000,000 8%, untuk jangka waktu 5 tahun. Suku bunga di pasaran 7%.PERHITUNGAN NILAI KONTAN.Nilai kontan obligasi $ 50,000,000 yang jatuh tempo dalam 5Tahun, dengan bunga tengah tahunan 7%……………………………….. $ 35,445,000Nilai kontan 10 kali pembayaran bunga tengah tahunan sebesar$ 2,000,000 dengan bunga majemuk 7%…………………………………. 16,633,000Total nilai konta obligasi…………………………………………. $ 52,078,000 Pos jurnal untuk mencatat penerbitan pinjaman obligasi dalam jurnal umum tergambar sebagai berikut :Cash ……………………………………………………… $ 52,078,000Bond Payable…………………………………………….. $ 50,000,000Premium on Bond Payable………………………………. 2,078,000Secara periodik atas premium on bond payable ini akan diadakan amortasi yang caranya sama dengan prosedur yang di gunakan untuk amortasi penerbitan pinjaman obligasi dalam bentuk discount. Perhitungan bunga untuk pembayara pertama sampai kesepuluh dapat dilihat dari daftar berikut.Amortasi Premium Pinjaman Obligasi(dalam ribuan)

2017 43

Manajemen KeuanganPusat Bahan Ajar dan eLearning

Amyardi, SH, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id

Bunga ke :

Bunga yang dibayarkan

Biaya bunga 4 % dari jumlah obligasi yang dibukukan

Amortasi Premi.

premium yang belum diamortasikan

Jumlah obligasi yang dibukukan

2,078 52,0781 2,000 (3,5%x52.078)=1,823 177 1,901 51,9012 2,000 (3,5%x51,901)=1,817 183 1,718 51,7183 2,000 (3,5%x51,718)=1,810 190 1,528 51,5284 2,000 (3,5%x51,518)=1,803 197 1,331 51,3315 2,000 (3,5%x51,331=1,797 203 1,128 51,1286 2,000 (3,5%x51,128)=1,789 211 917 50,9177 2,000 (3,5%x50,917)=1,782 218 699 50,6998 2,000 (3,5%x50,699)=1,774 226 473 50,4739 2,000 3,5%x50,239)=1,760 240 0 50,000Jurnal untuk membukukan pembayaran untuk periode pertama dan premium pinjaman obligasi (jurnal umum) tergambar sebagai berikut :Interest expense………………………………….. $ 1,823,000Premium on Bond Payable………………. 177,000Cash……………………………………… $ 2,000,000PENGELUARAN OBLIGASI DI ANATARA TANGGAL BUNGAJika terdapat sebagian obligasi yang dikeluarakan setelah tanggal pembayaraan bunga, maka waktu yang telah dijalani itu harus diperhitungkan bunganya. Hal ini dikarenakan bunga tersebut hanya dibayar oleh perusahaan secara tahunan atau setengah tahun sehingga waktu yang telah berjalan itu haruslah diperhitungkan.Misalnya perusahaan mengeluarkan pinjaman obligasi sebesar $ 15,000,000 dengan bunga 8% per tahun yang dibayar setiap tanggal 1 juli. Tanggal penegeluaran obligasi 1 oktober, yang berearti 3 bulan setelah tanggal pembayaraan bunga obligasi. Karena itu bunga yang diperhitumgkan oleh perusahaan sebesar 3/12 x 8% x $15,000,000 = $ 300,000.Jurnal unutuk mencatat pengeluaran obligasi ini adalah :Cash……………………………………………. $ 15,300,00Interest Expense…………………………… $ 300,000Bonds Payable ……………………………. 15,000,000

2017 44

Manajemen KeuanganPusat Bahan Ajar dan eLearning

Amyardi, SH, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id

Nanti pada tanggal 1 juli periode berikutnya perusahaan akan membayar bunga obligasi untuk satu tahun sebesar $ 1,200,000 sedangkan jumlah obligasi tersebut baru beredar 9 bulan, karena itulah perhitungan bunga 3 bulan di atas harus dilakukan.Jurnal waktu pembayaraan bunga :Interest Expense ……………………………………. $1,200,000Cash …………………………………………….. $1,200,000BOND SINKING FUND (DANA PELUNASAN OBLIGASI)Obligasi dikeluarkan yang telah jatuh tempo berarti harus dilunasi oleh perusahaan. Agar tersedia dana untuk melunasi pinjaman obligasi tersebut, biasanya perusahaan menyisihkan dari harta-harta lainya yang disebutBond Sinking Fund(Dana pelunasan obligasi). Dibawah ini merupakan contoh pencatatan dana pelunasan obligasi :Januari 1. Mengeluarkan obligasi untuk jangka waktu 10 tahun sebesar $ 25,000,000Dengan ketentuan bahwa pada akhir tahun ke 10 telah diperhitungkan dana pelunasan obligasi sebesar jumlah yang harus dibayar.Dengan catatan diterapkan metode bunga berbunga, berarti setiap tahun harus disisihkan untuk pelunasan obligasi sebesar $ 1,987,500, jumlah ini harus disisihkan setiap tahun selama 10 tahun.Ayat jurnalnya ;Sinking Fund Cash ………………………. $ 1,987,500Cash ……………………………… $ 1,987,500Misalnya dari dana pelunasan obligasi ditanamkan surat-surat berharga yang mempunya nilai tergantung dari keadaan pasar. Dari dana yang disisihkan dibelikan surat-surat berharga dengan nilai $ 1,600,00.Ayat jurnalnya ;Sinking Fund Investment ………………………… $ 1,600,000Sinking Fund Cash …………………………….. $ 1,600,000PELUNASAN OBLIGASI PADA WAKTU JATUH TEMPOJumlah dana yang disisihkan untuk pelunsaan obligasi dalam kenyataannya nanti jarang sekali tepat dengan jumlah obligasi yang harus dilunasi. Hal ini dikarenakan Dana cadangan pelunasan supaya tidak menganggur ditanamkan berupa surat-surat berharga. Keuntungannya dari penanaman ini merupakan suatu jumlah yang sulit ditentukan. Kelebihan atau kekurangan dana pelunasaan obligasi dibandingkan dengan jumlah obligasi yang harus dilunasi dicatat ke dalam perkiraan CASH.Dari contoh diatas , misalnya :Hasil penjualan surat-surat berharga …………………. $ 24,123,600Pendapatan yang dihasilkan pada tahun ke 10 ………… 604,700Penyetoran tahu terakhir ………………………………. 1,987,500_______________Jumlah …………………………………………. $ 26,715,800Dari contoh ini ternyata ada kelebihan sebesar $1,715,800. Ayat jurnal untuk mencatat pelunasaan pinjaman obligasi tersebut adalah :Bond Payable …………………………. $ 25,000,000Cash ……………………………….. 1,715,000Sinking Fund Cash ……………….. $ 26,725,800iJumlah pendapatan dari dana pelunasan obligasi merupakan suatu pendapatan diluar operasi perusahaan, maka jumlah tersebut disajikan dibawah judul Other Income (pendapatan lain-lain). Uang kas dan surat-surat berharga yang berasal dari dana pelunasan pinjaman obligasi diklasifikasikan di Neraca sebagai harta lancer dengan nama Invesment (Penanaman).

2017 45

Manajemen KeuanganPusat Bahan Ajar dan eLearning

Amyardi, SH, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id

Perencanaan Keuangan Jangka Panjang

                     Pertumbuhan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan Jangka Panjang

Elemen-elemen Perencanaan Keuangan

1. Pembelian (investasi) dalam aset-aset tetap baru yang ditentukan dalam keputusan     penganggaran modal (capital).2. Tingkat pinjaman (financial leverage) yang ditentukan dalam keputusan struktur modal     (capital structure) 3. Pembayaran dividen kepada para pemegang saham yang ditentukan dalam keputusan     kebijakan dividen (dividend)4. Persyaratan likuiditas yang ditentukan dalam keputusan modal kerja bersih (net working capital)

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam Proses Perencanaan Keuangan

1. Jangka waktu : dibedakan antara keputusan jangka pendek (biasaya paling lama 12 bulan)     dan jangka waktu yang lebih panjang (lebih dari setahun).2. Agregasi – kombinasikan keputusan-keputusan penganggaran modal menjadi satu proyek besar.  3. Asumsi dan skenario     a. Buatlah asumsi-asumsi yang realistic (masuk akal) tentang berbagai variable penting.     b. Jalankan beberapa scenario dengan membuat variasi atas asumsi-asumsi yang dipakai        dalam angka yang masuk     c. Buatlah sekurang-kurangnya skenario-skenario terburuk, normal dan terbaik.

Peran (Tujuan) Perencanaan Keuangan 1. Membantu manajemen dalam melihat kaitan antara berbagai keputusan. 2. Memberikan kerangka sistematis bagi manajemen dalam mengembangkan dan     memanfaatkan berbagai peluang. 3. Membantu manajemen dalam mengantisipasi hal-hal yang sangat tidak diinginkan     dengan mengidentifikasi hasil-    hasil yang mungkin terjadi dan membuat rencana-rencana cadangan.4. Membantu manajemen dalam menentukan apakah tujuan-tujuan yang ingin dicapai layak dan tidak bertentangan

satu dengan yang lain.

Bahan-Bahan Dasar dalam membuat Model Perencanaan Keuangan

1. Proyeksi penjualan karena keluar masuknya kas banyak yang secara langsung tergantung dari tingkat penjualan

2017 46

Manajemen KeuanganPusat Bahan Ajar dan eLearning

Amyardi, SH, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id

(yang sering diperkirakan dengan menggunakan tingkat pertumbuhan penjualan)

2. Hubungan antara perkiraan-perkiraan neraca dan laba-rugi dengan penjualan.

3. Asumsi-asumsi ekonomi tentang kondisi ekonomi di masa mendatang.

Hasil dari Model Perencanaan Keuangan

1. Proyeksi laporan keuangan (projected / pro forma financial statements) yang :

 - Memperlihatkan jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai pembelian aset yang diperlukan.

 - Memproyeksikan dana yang bisa dihasilkan dari dalam perusahaan

 - Menghitung variable penyeimbang (plug variable atau jumlah dana eksternal yang diperlukan / external funds

 needed) guna menutupi kekurangan pendanaan dari dalam perusahaan.

2. Manajemen harus memutuskan jenis pembiayaan yang akan digunakan untuk menyeimbangkan neraca.

Salah satu alat yang digunakan dalam membuat perencanaan keuangan adalah Pendekatan Persentase Penjualan

(Percentage of Sales Approach) yang dapat dihitung dengan menggunakan 2 cara yakni : metode neraca proyeksi

Yang perlu diperhatikan dalam neraca (laporan posisi keuangan) dan rugi laba :

- Beberapa perkiraan berubah secara langsung dengan berubahnya penjualan (perkiraan spontan)

- Beberapa perkiraan berubah secara tidak langsung dengan berubahnya penjualan (perkiraan non spontan)

- Beberapa perkiraan tidak berubah sama sekali (non spontan)

Perkiraan Spontan dan Non Spontan pada :

- Jika semua perkiraan laba-rugi yang berada di atas angka laba bersih dalam laporan laba rugi berubah secara

langsung dengan perubahan penjualan, maka persentase laba terhadap penjualan akan tetap (rasio margin bersih

2017 47

Manajemen KeuanganPusat Bahan Ajar dan eLearning

Amyardi, SH, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id

- Jika semua perkiraan di atas angka laba bersih berubah secara langsung dengan perubahan penjualan dan jika rasio

retensi (retention ratio / plowback ratio) tetap, maka persentase tambahan laba ditahan terhadap penjualan juga

- Jika beban depresiasi dan bunga tidak berubah secara langsung dengan perubahan penjualan, maka rasio margin

- Pembagian dividen merupakan keputusan manajemen dan mungkin tidak terkait langsung dengan perubahan

penjualan. Hal ini akan mempengaruhi jumlah laba ditahan.

b. Neraca (posisi keuangan)

- Awalnya diasumsikan seluruh aset termasuk aset tetap berubah secara langsung dengan perubahan penjualan.

- Utang Usaha akan berubah secara langsung dengan berubahnya penjualan.

- Utang Wesel (Notes Payable), utang jang panjang (long-term debt) dan ekuitas umumnya tidak berubah secara

langsung terkait dengan perubahan penjualan karena mereka tergantung dari keputusan manajemen tentang struktur

- Perubahan jumlah laba ditahan merupakan hasil dari keputusan pembagian dividen.

Langkah-Langkah Menyusun Proyeksi

1. Amati Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Laba Rugi yang terakhir. Perhatikan hubungan setiap perkiraan

dengan penjualan (apakah spontan atau tidak spontan terhadap perubahan penjualan).

2. Buat proyeksi laba-rugi. Dimulai dengan membuat proyeksi penjualan dengan menggunakan rumus :

Penjualan proyeksi = penjualan saat ini x ( 1 + tingkat kenaikan).

Untuk setiap perkiraan spoantan, hitung angka proyeksinya. Jumlah tambahan laba bersih yang ditahan akan

tercermin pada laporan posisi keuangan (di bagian ekuitas)

2017 48

Manajemen KeuanganPusat Bahan Ajar dan eLearning

Amyardi, SH, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id

2017 49

Manajemen KeuanganPusat Bahan Ajar dan eLearning

Amyardi, SH, SE, MM http://www.mercubuana.ac.id