PENGELOLAAN DANA ZAKAT DI BAITUL MAAL...
Transcript of PENGELOLAAN DANA ZAKAT DI BAITUL MAAL...
PENGELOLAAN DANA ZAKAT
DI BAITUL MAAL HUDATAMA SEMARANG
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna
Memperoleh Gelar Ahli Madya Dalam Ilmu Perbankan Syari’ah
Oleh :
SITI FATIMAH
NIM : 092503062
PROGRAM STUDI D3 PERBANKAN SYARI’AH
FAKULTAS SYARI’AH
IAIN WALISONGO SEMARANG
2011 / 2012
iv
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan
bahwa Tugas Akhir ini tidak berisi materi yang telah pernah ditulis
oleh orang lain atau diterbitkan. Demikian juga Tugas Akhir ini tidak
berisi satu pun pikiran - pikiran orang lain, kecuali informasi yang
terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Semarang, 01 Mei 2012
Siti Fatimah
v
ABSTRAK
Undang-Undang Nomor 23 tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat
menyebutkan bahwa pengelolaan zakat harus sesuai dengan syari’at islam,
amanah, kemanfaatan, keadilan, kepastian hukum, terintegrasi, dan akuntabilitas.
Penelitian ini menggunakan penelitian “field research” atau penelitian
lapangan. Peneliti melakukan wawancara secara langsung dengan pengurus Baitul
Maal Hudatama dan dilengkapi dengan observasi serta dokumentasi.
Hasil penelitian di Baitul Maal Hudatama menunjukkan bahwa pengelolaan
dana zakat sudah melalui mekanisme yang profesional. Untuk mencapai tujuan
lembaga, Baitul Maal Hudatama mengawali aktivitas sebagai sebuah lembaga
pengelola zakat dengan menyusun perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,
serta pengawasan. Dengan adanya peran dan tanggung jawab oleh masing-masing
elemen yang terstruktur dan terkoordinir dengan baik, Baitul Maal Hudatama
mampu menunjukkan kualitasnya sebagai amil zakat yang amanah. Hal tersebut
dibuktikan dengan program Pemberdayaan Hudatama Peduli yang tetap berjalan
sampai sekarang.
vi
MOTTO
Artinya: “Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka
bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak
supaya kamu beruntung”. (Al-jumuah:10)
vii
PERSEMBAHAN
Ku persembahkan Tugas Akhir ini kepada
Orang-orang yang telah memberi cahayanya dalam hidupku
Puji syukurku kepada Allah SWT atas anugerah dan nikmat yang selalu
terlimpah untukku
Orang tuaku, terima kasih ibu & bapak atas do’a yang selalu tercurah
untuk anakmu ini
Kakak-kakakku tercinta, tak ada kata yang bisa mengungkapkan perasaan
menjadi adik kalian
Keponakan-keponakan ante tersayang (kakak Qiela, inok Naura, dhe’
Mada) senyum kalian is everything.
Luvlyku terkasih, tanpamu tak ada “sesuatu” dalam hidupku. Thanx you
so much beloved
Teman-teman seperjuangan D3 PBS “bermimpilah, karena mimpi itu
semangat untuk kita mewujudkannya” cause nothing impossible in the
world.
Dan untuk semua pihak yang telah memberi motivasi, dukungan, serta
do’a yang penulis tidak dapat menyebutkannya satu persatu. Penulis
mengucapkan beribu-ribu terima kasih.
Akhir kata ....
Kupersembahkan karya ini untuk cinta & ketulusan kalian
Semoga mimpi yang sekian lama dirajut tak hanya sekedar menjadi asa
Amin........
Penulis
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji bagi Allah yang maha pengasih dan maha penyayang, bahwa atas
taufiq dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Ahir
yang berjudul “Pengelolaan Dana Zakat di Baitul Maal Hudatama Semarang.
Tugas akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh
gelar Ahli Madya Fakultas Syari’ah Institut Agama Islam Negeri Walisongo
Semarang .
Dalam penulisan laporan ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak yang
telah memberikan bimbingan serta saran yang sangat membantu penulis untuk
dapat menyelesaikan penyusunan laporan ini. Dengan rasa hormat penulis
menyampaikan rasa terima kasih kepada :
1. Yang terhormat Bapak Prof. Dr. H. Muhibbin, M.Ag., selaku Rektor IAIN
Walisongo.
2. Bapak Dr. H. Imam Yahya, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Syari’ah IAIN
Walisongo.
3. Bapak Drs. H. Wahab Zaenuri, M.M. selaku Ketua Program D3 Perbankan
Syari’ah Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang.
4. Bapak Johan Arifin, M.M. selaku Sekretaris Program D3 Perbankan Syari’ah
Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang
ix
5. Bapak H. Muchamad Fauzi, SE., MM. selaku Dosen Pembimbing yang telah
memberikan saran serta bimbingan terhadap penyusunan tugas akhir ini
6. Kepada seluruh Dosen Pengajar Prodi D3 Perbankan Syari’ah yang telah
menularkan ilmunya kepada mahasiswa dan mahasiswinya
7. Bapak Bubun Hoerudin, SE selaku Kepala Cabang KJKS BMT Hudatama
cabang Tumpang Semarang yang telah memberikan kami kesempatan dan
tempat untuk belajar dan mengaplikasikan teori yang telah kami dapat
dibangku kuliah
8. Seluruh staf dan karyawan KJKS BMT Hudatama Semarang
9. Teman – teman seperjuangan D3 Perbankan Syari’ah khususnya PBS B
Angkatan 2009, “Kita menuntut ilmu bersama-sama dan semoga meraih
sukses bersama-sama pula”, Amin
10. Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu penyusunan tugas akhir ini.
Akhirnya hanya kepada Allah SWT penulis berserah diri. Karena
kesempurnaan hanya milik Allah dan kekurangan ada pada penulis. Semoga apa
yang tertulis dalam tugas akhir ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis
sendiri dan para pembaca pada umumnya.
Semarang, 01 Mei 2012
Penulis
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
PERSETUJUAN PEMBIMBING
HALAMAN PENGESAHAN
DEKLARASI
ABSTRAK
MOTTO
HALAMAN PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Perumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Manfaat Penelitian
1.5 Telaah Pustaka
1.6 Metode Penelitian
1.7 Sistematika Penulisan
BAB II GAMBARAN UMUM KJKS BMT HUDATAMA
2.1 Sejarah dan Perkembangan
2.1.1 Sejarah Berdirinya BMT Hudatama
2.1.2 Visi dan Misi BMT Hudatama
2.1.3 Legalitas Badan Usaha
2.1.4 Struktur Organisasi BMT Hudatama
2.2 Pengelolaan Usaha Syari’ah
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
x
xii
xiii
1
7
7
7
8
9
11
13
13
14
xi
2.2.1 Produk-produk Simpanan
2.2.2 Produk-produk Pembiayaan
2.2.3 Perhitungan Bagi Hasil Pembiayaan
2.3 Persoalan Yang Dihadapi BMT Hudatama
2.3.1 Bidang Operasional
2.3.2 Bidang Pemasaran
2.3.3 Bidang Sosialisasi
2.3.4 Bidang SDM
2.3.5 Bidang Keuangan
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Profil dan Gambaran Singkat Obyek Penelitian
3.1.1 Sejarah Baitul Maal Hudatama
3.1.2 Visi, Misi dan Tujuan Baitul Maal
Hudatama
3.1.3 Struktur Organisasi Baitul Maal Hudatama
3.1.4 Cakupan Wilayah Baitul Maal Hudatama
3.2 Pengelolaan Dana Zakat Baitul Maal Hudatama
3.2.1 Perencanaan Baitul Maal Hudatama
3.2.2 Pengorganisasian Baitul Maal Hudatama
3.2.3 Pelaksanaan Baitul Maal Hudatama
3.2.4 Pengawasan di Baitul Maal Hudatama
3.3 Pendistribusian Dana Zakat Baitul Maal
Hudatama
3.3.1 BIKMAS (Bina Kemakmuran Masjid)
3.3.2 BIKUM (Bina Ekonomi Umat)
3.3.3 BIPUM (Bina Pendidikan Umat)
15
15
23
23
25
28
29
29
29
29
29
30
31
31
31
32
34
34
35
37
38
41
42
xii
3.3.4 BIKES (Bina Kesehatan dan Sosial)
3.4 Analisis
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
TABEL
LAMPIRAN
42
43
45
47
47
49
49
51
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel a.1: Data Donatur Baitul Maal Hudatama
Tabel a.2: Data Mustahiq Penerima Beasiswa
Tabel a.3: Data Mustahiq Pembiayaan Qordhul Hasan
Tabel b.1: Data Penerimaan Wakaf Operasional Mobil Ambulans
Tabel b.2 : Data Penerimaan Zakat
Tabel b.3 : Data Penerimaan Beasiswa
Tabel b.4 : Data Penerimaan Infaq dan Shadaqoh
Tabel c.1 : Data Pendistribusian Qordhul Hasan
Tabel c.2 : Data Pendistribusian Beasiswa
Tabel c.3 : Data Pendistribusian BIKMAS
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Tanda Bukti Bimbingan
Lampiran 2 : Surat Keterangan Penelitian dari Baitul Maal Hudatama
Lampiran 3 : Contoh Formulir Beasiswa
Lampiran 4 : Contoh Formulir Pengajuan Pinjaman Qordhul Hasan
Lampiran 5 : Contoh Formulir Pelatihan Keterampilan
Lampiran 6 : Contoh Tanda Terima Pembayaran ZISWAF
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
BMT atau Baitul Maal wa Tamwil merupakan dua lembaga yang
berbeda namun memiliki kedudukan yang setara dalam menjalankan
kegiatan operasionalnya. Artinya, bidang sosial dan bisnis harus dapat
berjalan dengan seimbang. Atau bisa juga dikatakan sebagai organisasi bisnis
yang juga berperan sosial.
Baitul tanmwil adalah lembaga bisnis yang bermotif laba atau
memiliki fungsi seperti bank yaitu sebagai perantara antara pemilik dana
dengan orang yang membutuhkan dana dan mendapatkan bagi hasil dari
kegiatan operasional tersebut.
Sedangkan baitul maal atau rumah sosial kegiatannya adalah
mengelola dana-dana sosial dari anggota atau dari masyarakat untuk
didistribusikan kepada kaum dhuafa yang membutuhkan dan hanya untuk
kepentingan umat.
Sejarah pendirian baitul maal pertama adalah pada jaman Rasulullah
Saw. Kemiskinan yang dirasakan oleh umat menjadi faktor utama dari
pendirian baitul maal pada masa itu. Karena sumber-sumber pendapatan
kerajaan hanya dirasakan oleh raja-raja yang berkuasa dan kepentingan
kerajaan. Baitul maal berfungsi sebagai tempat penyimpanan yaitu proses
penerimaan pendapatan (revenue collection) dan pembelanjaan (expenditure)
2
yang secara transparan bertujuan seperti apa yang disebut sekarang dengan
“walfare oriented”.
Namun ada sedikit perbedaan pendapat dikalangan para ahli ekonomi
islam dan sarjana ekonomi Islam dalam menafsirkan baitul maal ini.
Sebagian berpendapat bahwa baitul maal berfungsi seperti bank sentral
seperti pada masa sekarang, sedangkan pendapat lain mengatakan baitul maal
pada jaman nabi merupakan semacam menteri keuangan atau bendahara
negara. Mengingat fungsinya sebagai penyeimbang antara kas dan belanja
negara.
Terlepas dari perbedaan pendapat di kalangan para ahli ekonomi islam
baitul maal terbukti mampu menyelesaikan masalah perekonomian umat
islam pada saat itu. Karena arahan - arahan dari beliau mengenai pemungutan
dan pendistribusian kekayaan negara memberikan bentuk kesucian dari baitul
maal.1
Dari perkembangan baitul maal sampai saat ini, baitul maal memiliki
kesaman fungsi dan peran dengan Lembaga Amil Zakat. Oleh karenanya
baitul maal harus didorong agar mampu berperan secara profesional menjadi
LAZ yang mapan. Fungsi tersebut paling tidak meliputi upaya pengumpulan
dana zakat dan upaya pendistribusian kepada golongan yang berhak sesuai
dengan ketentuan asnabiah.
Dalam Undang-undang No.23 tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat
disebutkan bahwa pengelolaan zakat melalui amil zakat bertujuan untuk :
1 Muhammad Ridwan, Manajemen BMT, Yogyakarta: UII Press, 2004 hlm. 57.
3
Meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan
Meningkatkan manfaat zakat untuk mewujudkan kesejahteraan
masyarakat dan penanggulangan kemiskinan.2
Landasan syari‟ah untuk mengelola dana zakat tertera dalam dalil-dalil Al-
qur‟an maupun dari hadist serta sumber lainnya, seperti ijma‟. Adapun dalil
yang dimaksud adalah sebagai berikut :
a. Dalil Al-qur‟an
Artinya:
“Ambilah (himpunlah, kelola) dari sebagian harta mereka sedekah/
zakat; dengan sedekah itu kamu membersihkan mereka dan mensucikan
mereka, dan berdoalah untuk mereka, karena sesungguhnya doa kamu itu
menjadi ketentraman bagi mereka; dan Allah Maha Mendengar dan Maha
Mengetahui.” (Q.S. At-Thaubah: 103)
b. Hadist Rasulullah saw
“Dari Abu Ma‟bad dari Ibbnu „Abbas ridla Allah kepada keduanya
bahwa sesungguhnya Rasulullah saw telah bersabda ketika mengutus
Mu‟adz ra, ke Yaman. Ajaklah mereka untuk bersaksi bahwa tidak ada Tuhan
selain Allah dan sesungguhnya aku adalah utusan Allah. Maka jika ini telah
mereka taati, maka beritahukanlah kepada mereka bahwa Allah telah
mewajibkan bagi mereka shalat lima waktu dalam sehari semalam. Maka
jika ini telah mereka taati, sampaikanlah bahwa Allah telah mewajibkan
zakat kepada mereka pada harta benda mereka, diambil dari orang kaya
diantara mereka, lalu dikembaliukan kepada yang fakir diantara
mereka”.(HR.Bukhari)
2 UU No.23 Tahun 2011 pasal 3 Tentang Pengelolaan Zakat
4
c. Ijma‟
Rasulullah saw pernah mengutus Umar ra dan Mu‟az bin Jabbal untuk
memungut dan membagikan zakat kepada mereka yang berhak. Rasulullah
saw juga mengangkat pegawai zakat, yaitu: Ibn Lutabiyah, Abu Mas‟ud, Abu
Jahm, „Uqbah bin Amir, Dahhaq Ibn Qais dan „Ubadah Ibn Samit.
Dari hal tersebut dapat dilihat bahwa islam sangat menganjurkan
pengelolaan dana zakat bukan semata-mata dari muzaki dan secara langsung
diterima oleh para mustahiq atau dikelola secara individual. Tetapi
dilaksanakan oleh suatu lembaga khusus yang dinamakan amil zakat. Baitul
maal sebagai amil zakat memiliki tugas untuk dapat bersosialisasi kepada
masyarakat, melakukan penghimpunan dana, kemudian dikelola sedemikian
rupa sehingga tercapai manfaat dalam pendistribusiannya.
Adanya lembaga khusus yang mengelola zakat seperti baitul maal
diharap mampu untuk memaksimalkan manfaat dana zakat sebagai salah satu
alat bantu pemerintah dalam menyelesaikan permasalahan ekonomi yang
dihadapi oleh masyarakat miskin. Manajemen zakat yang lebih modern
mengubah peranan zakat konsumtif menjadi zakat produktif. Penerapan
sistem zakat akan mempunyai berbagai implikasi diberbagai segi kehidupan,
antara lain :
Memenuhi kebutuhan masyarakat yang kekurangan;
Memperkecil jurang kesenjangan ekonomi;
Menekan jumlah permasalahan sosial; kriminalitas; pelacuran;
5
gelandangan; pengemis; dan lain-lain;
Menjaga kemampuan beli masyarakat agar dapat memelihara sektor
usaha;
Mendorong masyarakat untuk berinvestasi, tidak menumpuk hartanya
(idle).3
Dengan adanya mekanisme zakat, aktivitas ekonomi dalam kondisi
terburuk sekalipun dipastikan akan dapat berjalan paling tidak pada tingkat
yang minimal untuk memenuhi kebutuhan primer. Oleh karena itu, instrumen
zakat dapat digunakan sebagai perisai terakhir dari perekonomian agar tidak
terpuruk pada kondisi krisis dimana kemampuan konsumsi mengalami
stagnasi (underconsumption). Zakat memungkinkan perekonomian terus
berjalan pada tingkat yang minimum, karena kebutuhan konsumsi minimum
dijamin oleh dana zakat.4
Untuk dapat mencapai tujuan dari visi dan misi baitul maal, maka
dibutuhkan manajemen yang profesional dan tidak mengutamakan
kepentingan pribadi atau anggota namun secara bersama-sama memiliki satu
tujuan yaitu mensejahterakan dan mengentaskan kemiskinan umat Islam.
Dana zakat dalam baitul maal harus dikelola dengan sistem manajemen
yang transparan dan terpisah, tidak boleh dicampuradukan dengan
manajemen baitul tamwil. Karena pengelolaan bisnis dengan sistem sosial
akan berdampak negatif bagi lembaga bisnis. Sebaliknya mengelola kegiatan
3 Ascarya, Akad & Produk Bank Syari‟ah, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persadar, 2007
hlm. 9. 4 Ascarya, Akad & Produk Bank Syari‟ah, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persadar, 2007
hlm. 11.
6
sosial dengan pendekatan bisnis akan mengurangi makna sosialnya.5
Namun pada saat saya magang di KJKS BMT Hudatama saya
menemukan bahwa dalam penyampaian dana zakat yang dihimpun oleh
Baitul Maal Hudatama tidak bersifat transparan. Indikator dari masalah
tersebut mengacu pada pernyataan dari salah seorang pengelola baitul maal
bahwa laporan keuangan baitul maal hanya boleh diketahui oleh pihak
lembaga. Secara umum masyarakat hanya mengetahui dari buletin yang salah
satu isinya memuat tabel laporan penerimaan dan penggunaan dana selama 1
bulan yang dibuat oleh pengelola Baitul Maal Hudatama. Padahal dalam
Undang-undang No.23 Tahun 2011 jelas disebutkan bahwa pengelolaan
zakat harus sesuai dengan syari‟at islam, amanah, kemanfaatan, keadilan,
kepastian hukum, terintegrasi, dan akuntabilitas. Apalagi untuk masyarakat
Indonesia khususnya, pengelolaan zakat adalah masalah kepercayaan kepada
pengelola bukan urusan kepatuhan kepada khalifah seperti dalam sejarah
awal islam.
Dari uraian diatas menarik minat penulis untuk dapat mengetahui
bagaimana pengelolaan yang dijalankan oleh Baitul Maal Hudatama dalam
mengelola dana zakat. Oleh karena itu penulis mengambil judul
“PENGELOLAAN DANA ZAKAT DI BAITUL MAAL HUDATAMA
SEMARANG.”
5 Muhammad Ridwan, Manajemen BMT, Yogyakarta: UII Press, 2004 hlm. 188.
7
1.2 Perumusan Masalah
Permasalahan merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan
jawabannya melalui pengumpulan data.6 Bertitik tolak pada keterangan itu,
maka yang menjadi pokok permasalahan :
1. Bagaimana pengelolaan dana zakat di Baitul Maal Hudatama?
2. Bagaimana pendistribusian dana zakat kepada mustahiq di Baitul Maal
Hudatama?
Dengan adanya batasan masalah, maka pembahasan yang dipaparkan
oleh penulis akan menjadi terarah, sehingga sesuai dengan tujuan penulisan
tugas akhir ini.
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini sebagai berikut :
1. Untuk memahami dan mengetahui pengelolaan dana zakat di Baitul Maal
Hudatama Semarang.
2. Untuk memahami dan mengetahui pelaksanaan program pemberdayaan
Hudatama Peduli sebagai wujud dari pendistribusian dana zakat kepada
mustahiq.
1.4 Manfaat Penelitian
Beberapa manfaat yang dapat diambil dari pemaparan dalam penulisan
tugas akhir ini adalah :
6 Prof. Dr.Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta, Cet. Ke-3, 2007,
hlm. 55.
8
1. Sebagai tambahan ilmu bagi pembaca maupun penulis mengenai
manajemen pengelolaan dana zakat.
2. Sebagai salah satu sarana sosialisasi kepada masyarakat terhadap
lembaga sosial Baitul Maal Hudatama.
3. Sebagai tambahan informasi atau referensi khususnya bagi mahasiswa
mengenai pengelolaan dana zakat.
1.5 Telaah Pustaka
Dalam penelitian di perpustakaan tidak di jumpai skripsi yang judul
atau materi bahasannya sama dengan penelitian saat ini. Adapun penelitian
yang dimaksud adalah :
Skripsi yang disusun oleh Nurkamdi dengan judul “Pengelolaan Zakat
Fitrah Di Desa Mojokerto Kecamatan Krangan Kabupaten Rembang” dalam
skripsi ini pengelolaan zakat fitrah di Desa Mojokerto telah sesuai dengan
syari‟at agama Islam.
Ahmad Rulmiyadi dengan skripsi yang berjudul “Prinsip-Prinsip
Pengelolaan Baitul al-Maal (Studi Analisis Terhadap Pendapatan Dan
Belanja Kas Pemerintah Islam Di Masa Khalifah Umar Ibn Khatab)”.
Kesimpulan yang ditarik dalam skripsi ini adalah bahwa prinsip-prinsip
Khalifah Umar dalam mengelola baitul maal pada masa pemerintahannya
dapat diterapkan dalam masa sekarang. Namun ada beberapa hal yang harus
disesuaikan dengan perkembangan jaman dan teknologi, salah satu contoh
dalam hal pendistribusian.
Berdasarkan uraian diatas dapat ditegaskan bahwa sepengetahuan
9
penulis, beberapa skripsi yang telah dikemukakan diatas belum membahas
tentang Pengelolaan Dana Zakat di Baitulmaal Hudatama Semarang. Dengan
demikian penelitian saat ini berbeda dengan penelitian sebelumnya sehingga
tidak mungkin ada upaya pengulangan.
1.6 Metode Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto metode penelitian adalah cara yang
dipakai dalam mengumpulkan data, sedangkan instrument adalah alat bantu
yang digunakan dalam mengumpulkan data itu,7 dapat dijelaskan sebagai
berikut :
1. Sifat dan Jenis Penelitian
Penulisan ini menggunakan jenis penelitian lapangan (field
research), dan untuk melengkapinya peneliti melakukan wawancara
(interview) atau tanya jawab secara langsung dengan informan namun
sebelumnya peneliti telah menyusun daftar pertanyaan yang akan
diajukan. Informan yang dimaksud adalah pengelola atau pengurus Baitul
Maal Hudatama.
2. Metode dan Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif
analisis yaitu menggambarkan dan menganalisis kegiatan dari pengelola
atau pengurus Baitul Maal Hudatama tentang pengelolaan dana zakat dari
para anggota maupun masyarakat umum. Dengan metode ini
7 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Cet.ke-12, Jakarta:
PT Rineka Cipta, 2002, hlm. 194.
10
dimaksudkan untuk dapat menjawab perumusan masalah yang
merupakan hasil pengembangan dari tema penelitian ini yang berjudul :
Pengelolaan Dana Zakat Di Baitul Maal Hudatama Semarang.
3. Sumber Data Penelitian
a. Sumber Primer, yaitu sumber data yang langsung memberikan data
kepada pengumpul data,8 seperti hasil wawancara. Dalam hal ini
penulis memperoleh informasi melalui wawancara secara langsung
dengan salah satu pengurus Baitul Maal Hudatama yang bernama
Sdri. Nur Leli Dwi Lia Sari, S.Pd.
b. Sumber Sekunder, yaitu literature lainnya yang relevan dengan judul
diatas, seperti buletin dari Baitul Maal Hudatama, buku perundang-
undangan tentang pengelolaan zakat, buku-buku tentang manajemen.
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data berupa observasi atau pengamatan
secara langsung terhadap kejadian-kejadian yang terjadi dilapangan.
Dilengkapi dengan teknik wawancara dengan pengurus atau pengelola
Baitul Maal Hudatama. Serta menggunakan teknik dokumentasi atau
studi dokumenter. Yang dimaksud dokumentasi dalam tulisan ini yaitu
sejumlah teks tertulis atau gambar yang terdiri dari hasil penelitian
lapangan (field research).
5. Teknik Analisis Data
Dalam menganalisis laporan ini, peneliti menggunakan analisis
8 Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta, Cet. Ke-3, 2007,
hlm. 308
11
data kualitatif, yaitu data yang tidak bisa diukur atau dinilai
menggunakan angka secara langsung. Dalam hal ini hendak diuraikan
bagaimana pengelolaan dana zakat, baik itu pengelolaan dana itu sendiri
maupun penyalurannya kepada para mustahiq.
1.7 Sistematika Penulisan
Untuk dapat dipahami urutan dan pola berpikir dari tulisan ini, peneliti
menyusunnya dalam empat bab. Setiap bab menggambarkan isi satu sama
lain agar saling melengkapi. Untuk itu, disusun sistematika sedemikian rupa
sehingga dapat tergambar kemana arah dan tujuan dari tulisan ini.
Bab pertama, berisi pendahuluan yang merupakan garis besar dari
keseluruhan pola pikir dan dituangkan dalam konteks yang jelas serta padat.
Atas dasar itu deskripsi tulisan ini diawali dengan latar belakang masalah
yang terangkum didalamnya tentang apa yang menjadi alasan memilih judul,
dan bagaimana pokok permasalahannya. Dengan penggambaran secara
sekilas sudah dapat ditangkap materi yang peneliti ingin sampaikan.
Selanjutnya untuk lebih memperjelas maka dikemukakan pula tujuan
penelitian yang mengacu pada perumusan masalah. Penjelasan ini akan
mengungkap seberapa jauh tujuan tulisan ini. Kemudian agar tidak terjadi
pengulangan dan penjiplakan maka dipaparkan pula berbagai hasil penelitian
terdahulu yang dituangkan dalam tinjauan pustaka. Demikian pula metode
penulisan diungkap apa adanya dengan harapan dapat diketahui apa yang
menjadi sumber data, teknik pengumpulan data dan analisis data.
12
Pengembangannya kemudian tampak dalam sistematika penulisan. Dengan
demikian, dalam bab pertama ini tampak penggambaran isi tulisan secara
keseluruhan namun dalam satu kesatuan yang ringkas dan padat guna
menjadi pedoman untuk bab kedua, ketiga, dan bab keempat.
Bab kedua berisi tentang gambaran umum KJKS BMT Hudatama
Semarang. Dimulai dengan sejarah berdirinya KJKS BMT Hudatama,
kemudian visi dan misi KJKS BMT Hudatama. Visi dan misi ini menjadi
landasan KJKS BMT Hudatama mampu bertahan hingga sekarang dan telah
memiliki beberapa cabang di Semarang. Dalam bab ini penulis juga
menyuguhkan informasi berupa kelembagaan dan struktur organisasi KJKS
BMT Hudatama Semarang serta tugas dan tanggung jawab para pengurus
dan pengelola. Ulasan terakhir dalam bab ini adalah tentang produk-produk
simpanan maupun produk pembiayaan yang ditawarkan oleh KJKS BMT
Hudatama.
Bab ketiga berisi tentang pembahasan mengenai pengelolaan dana
zakat di Baitul Maaal Hudatama serta uraian tentang pendistribusian dana
zakat di Baitul Maal Hudatama disertai dengan data-data yang diperoleh dari
dokumen Baitul Maal Hudatama maupun dari wawancara langsung dengan
pengurus Baitul Maal Hudatama.
Bab keempat merupakan penutup yang berisi kesimpulan penutup
yang didasari dari hasil penelitian. Dari kesimpulan tersebut maka akan
diperoleh hasil kesesuaian antara teori dan praktek yang terjadi dilapangan.
13
BAB II
GAMBARAN UMUM KJKS BMT HUDATAMA
2.1 Sejarah dan Perkembangan
2.1.1 Sejarah Berdirinya BMT Hudatama
BMT Hudatama didirikan dengan pelaksanaan prinsip syari‟ah
yang operasionalnya didasarkan atas dasar prinsip islam. Diawali
dengan memulai menyusun calon pendiri yang dilakukan oleh tim
SPESIAL (Studi Pembangunan Ekonomi dan Sosial) memberikan
penyuluhan di Masjid A1-Huda, sehingga terbentuklah tim kecil yang
terdiri dari para pemuda yayasan Al-Huda.
Dan yayasan Al-Huda merekomendasikan beberapa orang untuk
menjadi pengurus dengan persyaratan tertentu, seperti berakhlaq
nubuwah (siddiq, amanah, fathonah, dan tabligh) serta pengurus
memiliki visi dan misi untuk bekerja keras mengembangkan BMT.
Calon pengurus dan pengelola melakukan pertemuan untuk
mematangkan persiapan, mulai dari calon pendiri, modal, dan tempat
perijinan.
BMT Hudatama merupakan gabungan dari beberapa nama
pengelola yang berarti “petunjuk utama”. BMT Hudatama berharap
dapat memberikan pencerahan kepada masyarakat pada umumnya dan
khususnya kepada pihak-pihak yang terlibat didalamnya. BMT
Hudatama pertama berdiri di Jl. Tumpang Raya No.50 Semarang dan
mulai beroperasi sejak tanggal 02 Oktober 1998. Dengan Surat
14
Keputusan Nomor : 1233/BH/KWK.11.30/III/99 BMT Hudatama
dinyatakan secara menjadi lembaga usaha yang legal.
Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian
disusun untuk mempertegas jati diri, kedudukan, permodalan, dan
pembinaan koperasi sehingga lebih dapat menjamin kehidupan
koperasi sebagaimana diamanatkan oleh pasal 33 UUD 1945. Dengan
dikeluarkanya Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1995 tentang
Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi serta
Kepmen Koperasi dan UKM No.91/Kep/M.KUKM/IX/2004 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha KJKS maka semakin jelas
bahwa kegiatan Usaha Jasa Keuangan Syari‟ah perlu ditumbuh
kembangkan.
2.1.2 Visi dan Misi BMT Hudatama
Visi BMT Hudatama :
Adapun visi dari BMT Hudatama adalah menjadi lembaga keuangan
syari‟ah kebanggaan umat yang amanah, sehat, dan, profesional
dengan mengembangkan pola kemitraan untuk pemberdayaan ekonomi
umat dalam kerangka dakwah. Misi BMT Hudatama :
a. Memberikan layanan jasa keuangan jasa syari‟ah dengan amanah
dan profesional
b. Meningkatkan peran pemberdayaan ekonomi umat
c. Mengokohkan peran Dakwah Bilhaal kepada masyarakat
15
2.1.3 Legalitas Badan Usaha
Badan Hukum : 0233/BH/KWK.11-30/III/99
NPWP : 1.997.283.5-503
SIUP : 1218/11.01/PK/X/2000
TDP : 11.01.2.52.00.547
Ijin Domisili : 500/151 Tanggal 25 Oktober 2000
2.1.4 Struktur Organisasi BMT Hudatama
a. Kekuasaan tertinggi berada pada RAT (Rapat Anggota Tahunan)
b. Pengurus dan Pengawasan
c. Dewan Pengurus
Ketua : Ir. H. Mohammad Saleh, Msi
Wakil Ketua : Ir. Hj. Lies Herawati
Sekretaris : H. Nursodik, S.Pd
Bendahara : Dra. Hj. Suhermini, Msi
Wakil Bendahara : Sri Hastuti, BA
d. Dewan Pengawas Keuangan
Ketua : Drs. Mahono Rahardjo, MM
Anggota : 1. Drs. H. Soeronto HS, M.Si
2. Ir. H. Suharto MS
e. Dewan Pengawas Syari‟ah
Ketua : DR. Drs. H. Haeruddin, MT
Anggota : Samsudin, S.Ag, M.Ag
16
f. Managemen, terdiri dari :
Manager Utama : Khoiridin, S.Pd
Manager Pemasaran : Robi Aryanto, SE
Manager Operasional : Bancol, SE
Kepala Cabang : 1. Bubun Hoerudin, SE
2. Dayanaji Gati Pambudi, SE
3. Nur Malik Saefudin, S.Ag
4. Tri Wiyanto, S.
Kepala Bagian : 1. Indah Kusumastuti, A.Md. Kom
2. Nur Leli Dwi Lia Sari, S.Pd.
Berdasarkan pasal 33 UUD 1945, kedudukan koperasi sebagai
model badan usaha dianggap paling sesuai dengan karakteristik bangsa
Indonesia, yang dalam pelaksanaanya telah diatur dan dikembangkan
dalam berbagai peraturan. Sesuai dengan pasal 3 UU No.25 Tahun
1992 Tentang Perkoperasian. Fungsi koperasi adalah memajukan
kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya, serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional
dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur
berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.
Selaras dengan UU tersebut, dan dalam rangka memberikan
kesempatan kepada masyarakat lapisan bawah untuk mengembangkan
usaha produktifnya terjadi peningkatan kemandirian, peranan lembaga
koperasi, serta merujuk pada Keputusan Menteri Negara Koperasi dan
17
Usaha Kecil dan Menengah Repulik Indonesia Nomor :
91/Kep/Men/M.KUKM/IX/2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan Usaha
Koperasi Jasa Keuangan Syari‟ah/ Unit Jasa Keuangan Syari‟ah.
Kepengurusan Organisasi BMT Hudatama Semarang adalah sebagai
sebagai berikut :
2.1.4.1 Pengurus
Pengurus BMT Hudatama mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Menentukan arah kegiatan dan mengelola keseluruhan
proses Baitul Maal wat Tamwil (BMT) dalam rangka
mengemban visi dan misi koperasi serta pencapaian tujuan
BMT
b. Melakukan pengawasan dan monitoring terhadap
pelaksanaan kebijakan atas pengelolaan usaha BMT yang
dijalankan manager
c. Memproses penentuan anggota dan meneliti berhentinya
anggota untuk selanjutnya meminta persetujuan Rapat
Anggota
d. Mengatur mekanisme pembinan terhadap sistem organisasi
keanggotaan secara menyeluruh dan terpadu antara bidang
spiritual dan material.
Tugas Pengurus BMT Hudatama
a. Menyelenggarakan Rapat Anggota
b. Mengajukan Rencana Kerja (RK) dan Rencana Aggaran
18
Pendapatan dan Belanja (RAPB) BMT untuk dimintakan
dalam persetujuan Rapat Anggota
c. Menerima laporan keuangan yang dapat dipertanggung
jawabkan pelaksanaan tugas yang dijalankan Manager
setiap bulan
d. Menyelenggarakan dan memelihara buku daftar anggota,
buku daftar pengurus, dan buku lainnya yang diperlukan
e. Memutuskan penerimaan dan penolakan calon anggota baru
serta memperhatikan anggota sesuai dengan ketentuan
dalam Anggaran Dasar
f. Memelihara kerukunan diantara anggota dan mencegah
segala hal yang dapat menyebabkan perselisihan.
2.1.4.2 Pengawas
Pengawas BMT Hudatama mempunyai fungsi untuk
mengawasi jalannya kegiatan usaha BMT agar tetap berjalan
sesuai dengan ketentuan, arah, dan kebijakan yang telah
ditentukan oleh Rapat Anggota. Tugas pengawas yaitu :
a. Memberikan penilaian terhadap keputusan-keputusan
kegiatan BMT
b. Mengawasi dan menjaga agar operasional kegiatan BMT
sesuai dengan ketentuan, arah, dan kebijakan yang telah
ditentukan oleh Rapat Anggata
19
c. Memberikan saran atau pendapat kepada pengurus dan
pengelola atau manager untuk kemajuan BMT
d. Melakukan pemeriksaan (audit) terhadap pengelolaan BMT
e. Membuat hasil laporan pcngawasan BMT kepada Rapat
Anggota.
2.1.4.3 Pengelola, terdiri dari :
A. Manager
Fungsi Manager yaitu :
a. Memimpin organisasi dan mengelola keuangan Baitul
Maal Wat Tanwil (BMT)
b. Melakukan evaluasi dan memutuskan permohonan
pembiayaan melalui mekanisme atau forum komite
pembiayaan
c. Menandatangani berbagai berkas atau dokumen
transaksi keuangan BMT
d. Melakukan survei tcrhadap calon penerima
pembiayaan, baik menyangkut kelayakan usaha,
jaminan dan lain-lain.
B. Kabag Operasional
Fungsi Kabag Operasional yaitu :
a. Memimpin kegiatan BMT pada bagian tata usaha sesuai
dengan garis kebijakan yang digariskan oleh
20
manajemen BMT
b. Melakukan koordinasi seluruh staf operasional BMT
c. Melaksanakan sistem dan prosedur akuntansi atau
pembukuan yang efisien dan efektif.
Tugas Kabag Operasional
a. Menyusun budget (rencana anggaran) bulanan, triwulan
dan tahunan perusahaan
b. Membuat laporan realisasi budget
c. Membuat laporan realisasi rekonsiliasi
d. Mengatur cash flow
e. Mengadministrasikan jaminan
f. Melakukan pembayaran angsuran kepada pihak ketiga
dan asuransi
g. Membantu bagian pembiayaan mencetak akad
pembiayaan
h. Membuat laporan keuangan harian, bulanan, triwulan,
dan tahunan perusahaan
i. Menghitung bagi hasil seluruh simpanan anggota (calon
anggota)
j. Menilai prestasi kerja karyawan Bagian Tata Usaha dan
mengatur kerumah-tanggaan
k. Mengintegrasikan atau konsolidasi neraca.
21
C. Adminstrasi
Fungsi bagian administrasi yaitu melakukan
pendokumentasian (kearsipan) dan bertanggung jawab atas
kelengkapan data bukti transaksi untuk kebenaran
pencatatan transaksi sesuai dengan prinsip akuntansi
syari‟ah yang berlaku. Tugas bagian administrasi :
a. Melakukan tugas-tugas khusus yang diberikan manager
b. Memonitor pengadaan alat tulis kantor barang-barang
percetakan dan peralatan kantor lainnya.
c. Membuat laporan aset BMT
d. Melakukan proses pencairan pembiayaan
e. Mencatat addendum pembiayaan
f. Membuat laporan analisis keuangan neraca atau
laba/rugi untuk dilaporkan kepada manager BMT
D. Teller
Fungsi teller yaitu memberikan pelayanan terbaik kepada
nasabah baik penabung ataupun peminjam.
Tugas teller yaitu :
a. Memberikan pelayanan kepada nasabah baik penarikan
maupun penyetoran (simpanan maupun pembiayaan)
b. Menghitung keadaan keuangan atau transaksi setiap
hari
c. Mengatur dan menyiapkan pengeluaran uang tunai baik
22
pembiayaan ataupun simpanan yang telah disetujui oleh
Manager
d. Menghitung uang tunai dari staf pemasaran lending
(kolektor angsuran), maupun staf pemasaran funding
(simpanan)
e. Membuat laporan transaksi harian
f. Mengirim dan menyerahkan laporan transaksi kebagian
administrasi dan keuangan
g. Mencatat atas pembiayaan yang disetujui maupun yang
tidak disetujui.
E. Marketing
Fungsi marketing yaitu mempromosikan dan menawarkan
produk-produk pembiayaan BMT Hudatama Semarang,
baik di BMT maupun terjun langsung kelapangan. Bagian
marketing ini juga membawahi jangkar yaitu petugas
lapangan yang melaksanakan sistem jemput bola, dimana
petugas mendatangi langsung nasabah untuk meminta
angsuran yang telah jatuh tempo atau nasabah yang tidak
bisa datang langsung ke BMT.
Tugas Marketing :
a. Membuat terobosan mencari sumber-sumber dana
alternatif
b. Membuat / mengevaluasi produk-produk BMT agar
23
sesuai dengan kebutuhan pasar
c. Menyusun strategi sosialisasi, promosi, untuk
meningkatkan penjualan produk
d. Melakukan survei terhadap calon penerima pembiayaan
e. Menagih angsuran yang terlambat bayar
2.2 Pengelolaan Usaha Syari’ah
2.2.1 Produk-Produk Simpanan
2.2.1.1 Simpanan Pokok (Simpok)
Diwajibkan bagi semua orang yang ingin melakukan
kegiatan simpanan maupun pembiayaan di BMT Hudatama.
Setoran Simpok sebesar Rp. 50.000,00 (bisa diangsur) dan
tidak bisa ditambah atau dikurangi karena sesuai dengan
Anggara Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) BMT
yang diputuskan lewat RAT (Rapat Anggota Tahunan). Simpok
tidak bisa diambil selama anggota masih memiliki simpanan /
pembiayaan di BMT. Dapat diambil jika anggota
mengundurkan diri.
2.2.1.2 Simpanan Wajib (Simwa)
Diwajibkan bagi anggota yang sudah menyetorkan
Simpok, yaitu sebesar Rp. 5.000,00/bulan atau dapat
dibayarkan Rp. 60.000,00 untuk 1 tahun. Dapat diambil jika
anggota sudah mengundurkan diri dan sudah mengambil
Simpok.
24
2.2.1.3 Simpanan Khusus (Simsus)
Adalah simpanan yang bentuknya penyertaan modal
kepada koperasi. Dalam istilah awam biasa disebut saham.
Setoran minimal Simsus adalah sebesar Rp.1.000.000,00 dan
hanya dapat disetorkan saat awal tahun. Simsus tidak dapat
diambil sebelum l tahun dan harus memberitahu pihak BMT
sebelum penyelenggaraan Rapat Khusus Pendiri dan Pemodal
(RKPP) untuk dicarikan pengganti apabila akan mengundurkan
diri sebagai anggota. Simsus dapat diwariskan kepada ahli
waris yang ditunjuk.
2.2.1.4 Sahabat (Simpanan Banyak Manfaat) atau SiRela
(Simpanan Sukarela)
Adalah simpanan sukarela anggota dengan akad
mudharabah yang bisa diambil sewaktu-waktu dan
mendapatkan bagi hasil setiap bulan. Anggota akan
mendapatkan buku simpanan. Saldo minimum Rp. 10.000,00
dan administrasi untuk penutupan rekening sebesar
Rp.2.000,00. Setoran awal Sahabat sebesar Rp. 10.000,00.
2.2.1.5 Sisuka (Simpanan Berjangka)
Simpanan yang dirancang untuk investasi jangka
panjang atau deposito dalam istilah konvensional. Jangka
25
waktu minimal penarikan adalah 3 bulan dengan setoran
minimal Rp. 1.000.000,00 dan akan mendapatkan bukti warkat
serta souvenir.
2.2.1.6 Sisuqur (Simpanan untuk Qurban)
Simpanan dengan akad Wadiah Yad-Dhamanah yang
ditujukan untuk mempersiapkan ibadah Qurban.
2.2.1.7 SiRencana (Simpanan Untuk Perencanaan)
Adalah simpanan dimana anggota dapat merencanakan
sendiri akan dipergunakan untuk apa simpanan tersebut dan
kapan waktu pengambilannya. Namun sebelumnya harus
memberitahukannya kepada pihak BMT. Syarat membuka
simpanan :
Mengisi formulir pcrmohonan menjadi anggota
Melampirkan fotocopy identitas diri (KTP/SIM)
Membayar Simpanan Pokok dan Simpanan Wajib (Simwa)
Mengisi aplikasi pembukaan rekening
2.2.2 Produk-Produk Pembiayaan
2.2.2.1 Murabahah (Jual Beli)
Dalam akad ini BMT dapat membantu anggotanya
dengan membiayai pembeliaan barang yang dibutuhkan
26
sebagai modal usaha. Harga jual kepada anggota adalah sebesar
harga beli atau harga pokok barang ditambah margin
keuntungan yang disepakati sebelumnya antara BMT dengan
anggota.
2.2.2.2 Mudharabah (Bagi Hasil)
Dimana pembiayaan dilakukan dengan BMT sebagai
pemilik dana (shahibul maal) dan anggota sebagai pengelola
modal (mudharib) untuk melakukan suatu kegiatan usaha.
Pembiayaan mudharabah ini bersifat Trusty Finance
(kepercayaan penuh) artinya bahwa BMT memberikan
kepercayaan penuh kepada mudharib untuk menjalankan
usahanya berdasarkan modal yang diberikan, dan BMT tidak
ikut campur dalam pengelolaannya.
2.2.2.3 Musyarakah
Pembiayan dengan akad musyarakah hampir sama
dengan pembiayaan mudharabah.Yang berbeda adalah dalam
investasi yang dilakukan BMT ikut serta dalam pengelolaan
usaha yang dijalankan oleh anggota.
2.2.2.4 Bai Bitsaman Ajil (BBA)
Prinsip akad pembiayaan ini hampir sama dengan
27
murabahah, hanya saja pada BBA ini pembayaran dilakukan
secara diangsur. Adanya unsur penangguhan waktu
menyebabkan perlunya jaminan pembayaran. Dalam konsep ini
dapat mengunakan surat-surat transaksi sebagai jaminan
sampai pembayaran lunas.
2.2.2.5 Bai Salam (BS)
Merupakan kebalikan dari jual beli BBA, dimana
pembayaran dalam jual beli dilakukan secara tunai pada waktu
perjanjian, tetapi penyerahan ditangguhkan sampai waktu yang
telah disepakati.
2.2.2.6 Qardhul Hasan (QH)
Adalah suatu pinjaman lunak yang diberikan atas dasar
kewajiban sosial dan peminjam tidak dituntut untuk
mengembalikan kecuali pinjaman pokok.
Syarat Pengajuan Pembiayaan
Mengisi formulir pengajuan pembiayaan
Fotocopy KTP Suami/Istri
Fotocopy Kartu Keluarga (KK)
Fotocopy Surat Nikah
Fotocopy jaminan (BPKB, Sertifikat)
Surat Kuasa (Jaminan yang Bukan Miliknya Sendiri)
28
Fotocopy SK, Kartu Pegawai, Taspen (bagi PNS)
Surat PBB (untuk di lampirkan di Sertifikat jaminan)
2.2.3 Perhitungan Bagi Hasil Pembiayaan
Margin bagi hasil yang ada adalah setara dengan 2% / bulan
dengan tarif flat. Namun akad ikut menentukan margin bagi hasil yang
akan diberikan.
Jangka waktu pembiayaan maksimal 2 tahun untuk pembiayaan
baru. Pembiayaan baru akan dikenai biaya administrasi sebesar 2%
dari jumlah pencairan.
Perhitungan angsuran untuk pembiayaan bru sbb :
Angsuran pokok = jumlah pencairan : jangka waktu pembiayaan = Rp xxx
Bagi hasil = 2% x jumlah pencairan = Rp xxx +
Jumlah angsuran per bulan = Rp xxx
Perhitungan pelunasan pembiayaan yang dipercepat
Angsuran pokok Rp xxx
Bagi hasil s/d bulan terakhir yang dilunasi Rp xxx
Setengah bagi basil bulan berikutnya Rp xxx +
Jumlah pelunasan Rp xxx
29
2.3 Persoalan Yang Dihadapi BMT Hudatama
2.3.1 Bidang Operasional
Berbeda dengan Bank Umum atau Bank Syari‟ah pada umumnya yang
sudah menggunakan sistem komputer atau program komputer yang
canggih. Pada BMT masih menggunakan sistem komputer sederhana.
Masalah yang dihadapi biasanya saat pembuatan penutupan buku kasir
dan penghitungan saldo kas, apabila ada selisih antara jumlah uang
dalam transaksi dengan jumlah uang dalam brankas.
2.3.2 Bidang Pemasaran
Keterbatasan tenaga kerja marketing menjadi hambatan bagi BMT
Hudatama dalam memasarkan produk yang ditawarkan.
2.3.3 Bidang Sosialisasi
Permasalahan dalam bidang ini adalah bahwa masyarakat belum
memahami produk-produk syari‟ah dan mengetahui eksistensi BMT
sebagai salah satu lembaga keuangan syari‟ah. Hal ini membuat
masyarakat lebih tertarik untuk menyimpan dananya di bank.
2.3.4 Bidang SDM
Kurangnya tenaga kerja terdidik dan berpengalaman yang
berkompeten. Karena dalam sebuah lembaga keuangan syari‟ah
memerlukan tenaga kerja yang berpengetahuan luas, memahami
prinsip-prinsip syari‟ah, serta memiliki komitmen untuk
menerapkannya secara konsisten.
30
2.3.5 Bidang Keuangan
Permasalahan dibidang ini adalah bahwa sebagian besar masyarakat
masih menaruh kepercayaan terhadap bank-bank syari‟ah untuk
menyimpan dana, atau untuk berinvestasi. Hal ini membuat BMT
Hudatama sulit untuk berkembang.
Dan uraian yang telah disampaikan sebelumnya tentang KJKS BMT
Hudatama dalam aktivitasnya sebagai salah satu lembaga keuangan syari‟ah,
bagian yang tak kalah penting dari KJKS BMT Hudatama adalah perannya
dalam kegiatan sosial yang dikelola oleh Baitul Maal Hudatama. Baitul Maal
Hudatama merupakan bagian dari KJKS BMT Hudatama. Pengelola Baitul
Maal Hudatama sebagian besar merangkap sebagai pegawai di KJKS BMT
Hudatama. Meski demikian Baitul Maal Hudatama memiliki organisasi
kepengurusan secara terpisah dari KJKS BMT Hudatama dan dibawah
naungan Yayasan Al-Huda. Baitul Maal Hudatama mengkhususkan diri pada
kegiatan sosial yang non profit margin. Kegiatan utamanya adalah adalah
menghimpun dan menyalurkan zakat yang diterima dari masyarakat. Untuk
lebih mengetahui bagaimana pola pengelolaan dana zakat yang dilakukan oleh
Baitul Maal Hudatama, penulis akan lebih banyak menguraikannya dalam
pembahasan berikut.
31
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Profil dan Gambaran Singkat Obyek Penelitian
3.1.1 Sejarah Baitul Maal Hudatama
Baitul Maal Hudatama berdiri pada bulan April 2009. Baitul Maal
Hudatama adalah lembaga zakat dan mitra pemberdayaan ummat yang
merupakan bagian dari KJKS BMT Hudatama dengan Badan Hukum
No.0233/BH/KWK.II-30/III/1999 yang secara prosedural di bawah
naungan Yayasan Al Huda. Yayasan Al Huda berdiri pada tanggal 11
Juli 1990 dengan Akte Notaris oleh Juliana Kartini Soejendro S.H.
dengan nomor 31 dan di sahkan oleh Departemen Kehakiman tanggal 31
Juli 1990 dengan nomor 227/1990/11.
3.1.2 Visi, Misi dan Tujuan Baitul Maal Hudatama
1) Visi dari Baitul Maal Hudatama adalah menjadi Baitul Maal
kebanggaan ummat yang melakukan pemberdayaan berbasis masjid.
2) Misi Baitul Maal Hudatama adalah:
Membangun Amil Ziswaq (Zakat, Infaq, Shodaqoh, dan Wakaf)
yang profesional, amanah dan inovatif
Membangun tata kelola Ziswaq yang sehat dan akuntabel
Memberikan informasi dan layanan Ziswaq yang prima kepada
umat
Melakukan pemberdayaan yang berbasis masjid
32
3) Tujuan dibentuknya Baitul Maal Hudatama, adalah:
Terciptanya pemberdayaan ekonomi dengan masjid sebagai
basisnya
Meningkatkan taraf hidup dari mustahiq menjadi muzaki
Membantu pemerintah dalam program-program pengentasan
kemiskinan
3.1.3 Struktur Orgaisasi Baitul Maal Hudatama
a. Dewan Penasehat
Prof. Dr. H. Rifki Muslim, Sp. B, Sp. U
Drs. H. Suyadi
b. Dewan Pengurus
Ir. H. Mohammad Saleh, M.Si
Ir. Hj. Lies Herawati
Dra. Hj. Suhermini, M.Si
c. Dewan Pengawas
K.H. Zairi Rosyid
H. Nur Shodiq,S.Pd
H. Zaedun, M.H
Nur Malik Syaifudin, S. Ag
d. Direktur Hudatama Peduli
Edi Sugiharto, S.Pd, M.M.
e. Pengelola
Kepala Bidang Baitulmaal : Indah Kusumastuti, Amd
33
Administrasi : Nur Lely Dwi Lia Sari, S.Pd
Pendamping : Ahmad Daim, S.Ag
Pendamping : Muhammad Lugito, S.Ag
Pendamping : Widodo, SP
Selain pengurus diatas Baitul Maal Hudatama memiliki tenaga kerja
pembantu yang tidak termasuk dalam struktural resmi yang disebut dengan
“fi sabilillah”. Fi sabilillah merupakan ta’mir masjid dan mushola binaan
Baitul Maal Hudatama.
NAMA MASJID / MUSHOLA BINAAN
BAITUL MAAL HUDATAMA
NO MASJID/MUSHOLA
BINAAN NAMA PETUGAS
1 AL IKHLAS Khoirul Anwar,SHI
2 NURUL HUDA Mardi Waluyo
3 Miftahul Huda Alek Budi Santoso
4 Al Hidayah Sutedjo
5 Baitul Muttaqien Slamet Riyadi
6 Nurul Amal Thohir
7 As Salam Turmuji
8 AL IKHLAS Sukri
9 Nurul Islam M. Ali Ahyar
10 Baitussalam Khotibul Umam
11 Al Awwabin Musta'in
12 An Nur Rasiman
13 Nurul Iman Farukhi
14 At Tohirin Mukri
15 Darussalam Diana Sisworo
16 Al Faruqi Sukardji
17 Al Khudhori Nor giyanto
18 Ar Rochim Supangat
19 At Taubah A Karim
20 As Salam Yanto
21 Ar Rohman Suyarti
22 Nur Iman Wiyono
23 Baiturrohmah Sudiyono Arif
34
24 Al Hidayah Joko Susilo
25 Attaqwa Wakimin
26 Ar rifa'i Nur huda
27 Al Marhamah Muhammad Tarlih
28 Al hikmah Suparmin
3.1.4 Cakupan wilayah Baitul Maal Hudatama
Semarang I : daerah Sampangan dan sekitarnya
Semarang II : daerah Simongan dan sekitarnya
Semarang III : daerah Mangkang dan sekitarnya
Semarang IV : daerah Tembalang dan sekitarnya
3.2 Pengelolaan Dana Zakat Baitul Maal Hudatama
Pengelolaan zakat menurut UU No.23 tahun 2011 adalah kegiatan
perencanaan, pelaksanaan, pengoordinasian dalam pengumpulan, pendistribusian
dan pendayagunaan zakat. 1 Sedangkan arti zakat dari istilah fiqih adalah sejumlah
harta tertentu yang diwajibkan Allah diserahkan kepada orang-orang yang berhak
menerimanya, disamping mengeluarkan berarti mengeluarkan jumlah tertentu itu
sendiri’.2 Adapun dasar hukum yang menguatkan bahwa perintah zakat itu wajib
tercantum dalam QS. Al Baqarah : 43 dan hadist yang diriwayatkan oleh Al-
Bazzar.
Al-qur’an
“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah beserta orang-orang
yang ruku’.” (QS. Al Baqarah: 43)
1 UU No.23 th.2011 Tentang Pengelolaan Zakat bab 1 pasal 1
2 Drs. Muhammad M. Ag, Zakat Profesi, Jakarta: Salemba Diniyah, 2002, hlm. 10.
35
Al-Hadist
“Sesungguhnya kesempurnaan Islam kalian adalah bila kalian menunaikan zakat
bagi harta kalian.” (HR. Al Bazzar).
Untuk dapat mencapai visi, misi serta tujuan sebagai lembaga pengelola zakat,
maka pengelolaan zakat di Baitul Maal Hudatama meliputi:
3.2.1 Perencanaan Baitul Maal Hudatama
Untuk mencapai tujuan lembaga maka diperlukan perencanaan yang
baik. Sebuah perencanaan biasanya terkait dengan waktu, yakni
perencanaan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Yang
dimaksud perencanaan jangka pendek adalah perencanaan yang dibatasi
waktunya dalam kisaran satu tahun, sedangkan perencanaan jangka
menengah adalah biasanya dilakukan dalam kisaran satu sampai tiga
tahun, untuk jangka panjang biasanya dibutuhkan waktu lima tahun.
Kisaran waktu tersebut bisa berubah sesuai dengan kebutuhan lembaga. .
1. Program Jangka Pendek
a. Kelengkapan organisasi
1) Penyediaan kantor dan perlengkapannya
2) Penetapan prosedur teknis administrasi
3) Deskripsi kerja tugas dan tanggung jawab
4) Penyusunan program kerja tiap unit
5) Pemasyarakatan Baitul Maal Hudatama
6) Pendataan muzaki
36
b. Pendayagunaan hasil zakat, infaq, shadaqah dan wakaf
1) Bantuan pinjaman Qordhul Hasan
2) Insentif ta’mir masjid
3) Beasiswa prestasi anak asuh
4) Bantuan kemanusiaan
5) Pelatihan keterampilan gratis
6) Pendataan mustahiq
c. Meningkatkan kerjasama sistem administrasi
1) Kerjasama pengelolaan dengan bank (transfer zakat)
2) Kerjasama dengan lembaga lain yang melaksanakan kegiatan
yang sama (Dompet Dhuafa)
3) Kerjasama dengan masjid dan mushola
2. Program Jangka Menengah
a. Program sosialisasi Baitul Maal Hudatama
b. Peningkatan profesionalisme dan kinerja Baitul Maal Hudatama
c. Peningkatan kesadaran umat terhadap zakat
d. Inventarisasi dan monitoring mustahiq untuk setiap kelompok
masyarakat
e. Pembukaan penerimaan zakat di tiap tempat (masjid dan mushola
yang ditunjuk)
f. Kerjasama dengan perusahaan-perusahaan, yayasan, dan lain-lain
yang potensial
g. Penetapan model-model penitipan dan pendayagunaan zakat
37
h. Pelatihan dan lokakarya intensifikasi dan pendayagunaan zakat
Dalam perencanaan kerja Baitul Maal Hudatama tidak menetapkan
perencanaan untuk program jangka panjang. Hal ini dikarenakan
adanya pergantian kepengurusan setiap 2 tahun sekali.
3.2.2 Pengorganisasian Baitul Maal Hudatama
1.Pemilihan struktur organisasi
Susunan Pengurus Baitul Maal Hudatama periode 2011-2013 telah
disebutkan sebelumnya. Dari hal tersebut bisa dikatakan bahwa
pengorganisasian Baitul Maal Hudatama telah terkonsep dan
terorganisir dengan baik. Hal tersebut dapat dilihat dari komposisi
susunan pengurus Baitul Maal Hudatama. Namun pengorganisasian
Baitul Maal Hudatama belum sempurna karena belum ada Unit
Pengumpul Zakat.
2.Pemilihan sistem operasional
Untuk menunjang kegiatan operasional Baitul Maal Hudatama
menggunakan Standar Laporan Keuangan Lembaga Pengelola Zakat
sesuai dengan PSAK. Dimana laporan keuangan tersebuat dibuat
dalam periode bulanan dan tahunan.
3.2.3 Pelaksanaan Baitul Maal Hudatama
Pelaksanaan adalah bentuk realisasi dari perencanaan program
kerja yang telah dibuat. Baitul Maal Hudatama bekerjasama dengan
38
ta’mir masjid binaan dalam pendataan muzaki dan mustahiq. Yaitu
dengan membuat database kemiskinan dan kesejahteraan para
jamaahnya. Dari database keluarga yang surplus dengan keluarga
defisit ini diperoleh data yang valid dan realibel untuk dimanfaatkan
oleh lembaga. Pemanfaatan tersebut direalisasikan dalam bentuk
pelaksanaan penghimpunan dan pendistribusian dana zakat.
1.Pelaksanaan penghimpunan dana zakat
Baitul Maal Hudatama tidak hanya menghimpun dana zakat
melainkan dana sosial lain seperti infaq, shadaqah dan wakaf.
Metode penghimpunan dana yang dilakukan oleh Baitul Maal
Hudatama yaitu dengan cara menerima atau mengambil langsung
dari muzaki atas dasar pemberitahuan muzaki (layanan jemput
zakat). Baitul Maal Hudatama juga bekerjasama dengan bank dalam
pengumpulan zakat serta dana sosial lainnya. Adapun bank-bank
tersebut adalah :
Nama Bank Zakat Infaq Kemanusiaan
Bank Muamalat 501.00292015 501.00293.15 501.00294.15
BSM 161.00049.50 161.00049.63
BNI Syari’ah 016.43567.66 016.43577.15
Sumber:Buletin Hudatama Peduli
39
Baitul Maal Hudatama memiliki kurang lebih 80 donatur, jumlah ini
dapat bertambah pada moment-moment tertentu. Seperti pada bulan
Ramadhan atau bulan Dzulhijah. Data donatur Baitul Maal Hudatama
dapat dilihat pada lampiran tabel a.1.
2.Pelaksanaan pendistribusian dana zakat
Berdasarkan wawancara dengan salah satu pengurus Baitul Maal
Hudatama bagian administrasi, diperoleh data bahwa dalam
pelaksanaan pendistribusian dana zakat Baitul Maal Hudatama
membaginya dalam 4 kelompok program pemberdayaan, antara lain:
a. BIKMAS (Bina Kemakmuran Masjid)
b. BIKUM (Bina Ekonomi Umat)
c. BIPUM (Bina Pendidikan Umat)
d. BIKES (Bina Kesehatan & Sosial)
Penjelasan mengenai pendistribusian dana zakat Baitul Maal Hudatama
akan lebih banyak dipaparkan pada sub bab Pendistribusian Dana
Zakat Baitul Maal Hudatama.
Sebelum pendistribusian dilakukan pendamping meninjau secara
langsung keadaan ekonomi calon mustahiq. Pendataan mustahiq
dilakukan oleh pengurus masjid dan mushola binaan. Setiap bulan
jumlah mustahiq dapat berubah sesuai dengan dana sosial yang
terkumpul. Data mustahiq dapat dilihat pada lampiran tabel a.2.
3.Laporan Keuangan Baitul Maal Hudatama
40
Dalam pelaporan keuangan Baitul Maal Hudatama membagi dalam
dua periode, yaitu :
a. Laporan keuangan bulanan
Laporan bulanan ini disajikan dengan sederhana berisi data
tentang jumlah dana yang berhasil dihimpun oleh Baitul Maal
Hudatama dalam 1 bulan. Dan juga laporan dana yang dipakai
untuk pendistribusian. Laporan ini bisa dilihat di Buletin
Hudatama Peduli.
Contoh laporan administrasi bulanan
Pengelolaan Dana bulan Maret 2012
No Keterangan Penerimaan Pendayagunaan Saldo
1 Zakat Rp. 7.784.514 Rp. 8.029.400 Rp. (244.886)
2 Infaq & Shadaqah Rp. 4.789.436 Rp. 2.151.900 Rp. 2.637.536
3 Beasiswa Rp. 1.870.000 Rp. 1.790.000 Rp. 80.000
4 Wakaf Mobil Rp. 250.000 Rp. 230.000 Rp. 20.000
Jumlah Rp.14.693.950 Rp.12.201.300 Rp.2.492.650 Sumber data: Buletin Baitul Maal Hudatama
b.Laporan keuangan tahunan
Adalah laporan keuangan Baitul Maal Hudatama dalam kurun
waktu satu tahun. Komponen dari laporan keuangan ini adalah:
(1) neraca (laporan posisi keuangan);
a. Aset
b. Kewajiban
c. Saldo Dana
(2) laporan perubahan dana;
a. Dana zakat
b. Dana infak / sedekah
41
c. Dana amil
d. Dana non halal
(3) laporan perubahan aset kelolaan;
a.Aset kelolaan yang termasuk aset lancar
b. Aset kelolaan yang termasuk tidak lancar
dan akumulasi penyusutan
c. Penambahan dan pengurangan
d. Saldo awal
e. Saldo akhir
(4) laporan arus kas; dan
(5) catatan atas laporan keuangan
3.2.4 Pengawasan di Baitul Maal Hudatama
Pengawasan dalam organisasi merupakan aktivitas positif yang
bertugas untuk mengawal dan mengawasi aktifitas dalam organisasi
agar terhindar dari perbuatan yang menyalahi aturan yang berlaku,
serta tujuan dalam organisasi bisa tercapai.
Pengawasan terhadap kinerja Baitul Maal Hudatama dilakukan
secara internal oleh Dewan Pengawas dan secara eksternal oleh
masyarakat. Kegiatan pengawasan dilakukan terhadap rancangan
program kerja, pelaksanaan program kerja berjalan dan setelah tahun
buku berakhir. Hasil pengawasan disampaikan oleh Dewan
Penasihat dan Dewan Pengurus untuk dibahas tindak lanjutnya,
42
sebagai bahan pembinaan dan bahan penjatuhan sanksi apabila
terjadi pelanggaran. Ruang lingkup pengawasan meliputi
pengawasan terhadap keuangan, kinerja Baitul Maal Hudatama, dan
pelaksanaan disesuaikan dengan hukum syari’ah.
3.3 Pendistribusian Dana Zakat Baitul Maal Hudatama
Aktivitas yang dilakukan oleh Baitul Maal Hudatama dalam
mendistribusikan dana zakat yang telah dihimpun adalah melalui program
Pemberdayaan Hudatama Peduli, diantaranya :
3.3.1 BIKMAS (Bina Kemakmuran Masjid)
BIKMAS adalah program pemberdayaan berbasis masjid agar
rumah Allah senantiasa hidup dan terkumandangkan adzan serta terjaga
kebersihannya. Program ini diwujudkan dalam bentuk :
Penempatan tenaga muadzin
Penempatan tenaga kebersihan untuk masjid dan mushola
Membantu/ mensubsidi operasional ustadz TPQ (Rp.100.000-
Rp.150.000) per bulan
43
3.3.2 BIKUM (Bina Ekonomi Umat)
BIKUM adalah program pemberdayaan dimana diharapkan
mustahiq bisa mandiri secara ekonomi. Program ini diwujudkan dalam
bentuk pelatihan-pelatihan seperti; menjahit busana, pangkas rambut
pria, serta pembinaan pedagang kecil dengan pembiayaan kebajikan
(Qordhul Hasan).
NO MASJID/MUSHOLA BINAAN NAMA PETUGAS JUMLAH BISYAROH
CABANG PL Pengeluaran
1 AL IKHLAS Khoirul Anwar,SHI 100.000 MANGKANG A.DAIM 1.200.000
2 NURUL HUDA Mardi Waluyo 100.000 MANGKANG A.DAIM 1.200.000
3 Miftahul Huda Alek Budi Santoso 150.000 MANGKANG A.DAIM 1.800.000
4 Al Hidayah Sutedjo 100.000 MANGKANG A.DAIM 1.200.000
5 Baitul Muttaqien Slamet Riyadi 150.000 MANGKANG A.DAIM 1.800.000
6 Nurul Amal Thohir 100.000 MANGKANG A.DAIM 1.200.000
7 As Salam Turmuji 100.000 MANGKANG A.DAIM 1.200.000
8 AL IKHLAS Sukri 100.000 MANGKANG A.DAIM 1.200.000
9 Nurul Islam M. Ali Ahyar 150.000 MANGKANG A.DAIM 1.800.000
10 Baitussalam Khotibul Umam 150.000 MANGKANG A.DAIM 1.800.000
11 Al Awwabin Musta'in 100.000 MANGKANG A.DAIM 1.200.000
12 An Nur Rasiman 100.000 MANGKANG A.DAIM 1.100.000
13 Nurul Iman Farukhi 150.000 MANGKANG A.DAIM 1.650.000
14 At Tohirin Mukri 100.000 MANGKANG A.DAIM 1.100.000
15 Darussalam Diana Sisworo 100.000 TUMPANG M. LUGITO 1.200.000
16 Al Faruqi Sukardji 100.000 TUMPANG M. LUGITO 1.200.000
17 Al Khudhori Nor giyanto 100.000 TUMPANG M. LUGITO 1.200.000
18 Darussalam Wanto 100.000 TUMPANG M. LUGITO 1.200.000
19 Al Hidayah Darmawan 150.000 TUMPANG M. LUGITO 1.800.000
2O Nurul Hidayah Subaryadi 100.000 TUMPANG M. LUGITO 1.200.000
21 Al Hidayah Bambang Santoso 100.000 TUMPANG M. LUGITO 1.200.000
22 Ar Rochim Supangat 100.000 TUMPANG M. LUGITO 1.200.000
23 At Taubah A Karim 100.000 TUMPANG M. LUGITO 1.200.000
24 As Salam Yanto 100.000 TUMPANG M. LUGITO 1.200.000
25 Ar Rohman Suyarti 100.000 TUMPANG M. LUGITO 1.200.000
26 Nur Iman Wiyono 100.000 TUMPANG M. LUGITO 1.200.000
27 Baiturrohmah Sudiyono Arif 100.000 TUMPANG M. LUGITO 1.200.000
28 Al Hidayah Joko Susilo 100.000 TUMPANG M. LUGITO 1.200.000
29 Attaqwa Wakimin 150.000 TUMPANG M. LUGITO 150.000
30 Ar rifa'i Nur huda 100.000 SAMBIROTO NUR MALIK 900.000
31 Al Marhamah Muhammad Tarlih 100.000 SAMBIROTO NUR MALIK 900.000
32 Al hikmah Suparmin 100.000 SAMBIROTO NUR MALIK 900.000
33 Jami' Al Ikhlas Pak Riyanto 100.000 SEMBAR PAK TRI 700.000
34 Nurul Jannah Pak Sapariman 100.000 SEMBAR PAK TRI 700.000
41.100.000
Januari-Desember 2011
DATA BIKMAS BAITULMAAL HUDATAMA
19.450.000
17.550.000
4.100.000
TOTAL PENGELUAARAN
44
Persyaratan untuk mendapatkan pelatihan menjahit ataupun pangkas
rambut adalah dengan membuka tabungan minimal Rp. 50.000,00 di
Baitul Tamwil Hudatama. Kemudian mengisi formulir dan menyerahkan
uang sebesar Rp. 100.000,00 sebagai jaminan dan uang tersebut akan
diserahkan kembali pada saat telah mengikuti pelatihan hingga selasai.
Selain mendapatkan sertifikat pelatihan peserta juga akan dibantu
melalui penyaluran tenaga kerja.
Sedangkan untuk penerima program pembiayaan kebajikan atau
Qordhul Hasan ditunjuk langsung oleh pendamping Baitul Maal
Hudatama. Pembiayaan kebajikan ini adalah pembiayaan sektor usaha
kecil diperuntukan bagi kaum dhuafa yang membutuhkan modal usaha.
Maksimal peminjaman sebesar Rp.2.000.000,00 dengan jangka waktu 1
tahun. Peminjam hanya wajib mengembalikan pokok pinjaman dan
selebihnya bersifat infaq.
DATA EKONOMI PRODUKTIF BAITULMAAL HUDATAMA
PER OKTOBER 2011
NO NAMA NILAI JENIS USAHA PENDAMPING
1 AMIR CHUSYAIN 2.000.000 BENGKEL Pak Lugito
2 MUHAMMAD YAMIN 1.500.000 SOL SEPATU Pak Lugito
3 AMAT NURMANI 2.000.000 JUAL GAS LPG Pak Lugito
4 AHMAD SIDIK 2.000.000 COUNTER HP Pak Lugito
5 SAPARIMAN 1.000.000 PEDAGANG AYAM Pak Lugito
6 BUNALI 2.000.000 POTONG RAMBUT Pak Lugito
7 MULYONO 2.000.000 PENJAHIT Pak Lugito
8 WIDYASTUTI 850.000 TOKO MESIN JAHIT Pak Lugito
TOTAL PEMANFAATAN 13.350.000
Sumber: Dokumen Baitul Maal Hudatama
45
3.3.3 BIPUM (Bina Pendidikan Umat)
BIPUM adalah program pemberdayaan pendidikan untuk kaum
dhuafa yang diberikan mulai dari tingkat SD sampai dengan Perguruan
Tinggi, berwujud pemberian beasiswa prestasi sebesar Rp. 30.000,00
untuk setiap anak asuh. Kegiatan ini juga meliputi pelatihan gratis dan
bersertifikat seperti seminar. Baitul Maal Hudatama juga menyediakan
Sekolah Ceria atau praktek pembelajaran yang edukatif.
46
NO NAMA ANAK ASUH BEASISWA PL 1 Achmad Rofii 30.000,00 Rp
Pak Lugito
2 Gayung panuluh 30.000,00 Rp
Pak Lugito 3 Wahyu Galuh Saputro 30.000,00 Rp
Pak Lugito
4 Prabowo Andi Saputro 30.000,00 Rp
Pak Lugito 5 Yuliani 30.000,00 Rp
Pak Lugito
6 Dzuhria Sya'bana 30.000,00 Rp
Pak Lugito 7 Nur Arifin 30.000,00 Rp
Pak Lugito
8 Zinedine Yasid Zidane 30.000,00 Rp
Pak Lugito 9 Taufik Hidayat 30.000,00 Rp
Pak Lugito
10 Rayvaldo Asy'ari Wibawa 30.000,00 Rp
Pak Lugito 11 Ahmad Riski 30.000,00 Rp
Pak Lugito
12 Tri Ningsih Wahyu 30.000,00 Rp
Pak Lugito 13 Achmad Jumadi 30.000,00 Rp
Pak Lugito
14 Nada Sahrul 30.000,00 Rp
Pak Lugito 15 Rivangga Maulana 30.000,00 Rp
Pak Lugito
16 Vadila Estu Rahmalia 30.000,00 Rp
Pak Lugito 17 Adinda Dewi Anggraeni 30.000,00 Rp
Pak Lugito
18 Dito Wahyu Saputro 30.000,00 Rp
Pak Lugito 19 Chory Oktaviana 30.000,00 Rp
Pak Lugito
20 syilvia rahmawati 30.000,00 Rp
Pak Lugito 21 Rina Apita Fatma 30.000,00 Rp
pak lugito
22 Tiara Armanda Putri 30.000,00 Rp
Pak Daim 23 Zaim Zulkaisi 30.000,00 Rp
Pak Daim
24 Sabrina Intan Nuraini 30.000,00 Rp
Pak Daim 25 Dinda Oktaviarosa 30.000,00 Rp
Pak Daim
26 Agrippa Tri Cahyo 30.000,00 Rp
Pak Daim 27 Siti Kholifah 30.000,00 Rp
Pak Daim
28 Ricky Ardi Setiawan 30.000,00 Rp
Pak Daim 29 Nesa Ahnasyah 30.000,00 Rp
Pak Daim
30 Hulwun afra firlyalni 30.000,00 Rp
Pak Daim 31 Abizar Pratama Putra 30.000,00 Rp
Pak Daim
32 Azka Nabila 30.000,00 Rp
Pak Daim 33 A Taufikul H ALWI 30.000,00 Rp
Pak Daim
34 Kristin 30.000,00 Rp
Pak Lugito 35 Linda Nungki Aprilia 30.000,00 Rp
Pak Lugito
36 Dhea Septiana Hapsari 30.000,00 Rp
Pak Lugito 37 Yunika Restu Az-Zahro 30.000,00 Rp
Pak Daim
38 Ahmad Nur Fauzan 30.000,00 Rp
Pak Daim 39 Fachrul Rohman Ritongga 30.000,00 Rp
Pak Daim
40 Wisnu adi istiyono 30.000,00 Rp
Pak Lugito 41 Dani Hapsari 30.000,00 Rp
Pak Daim
42 Rizka Arifianti 30.000,00 Rp
Pak Daim 43 Nurhalisa 30.000,00 Rp
Pak Lugito
44 Fernando Aditya Putra 30.000,00 Rp
Pak Daim 45 Fitria Ayuningtyas 30.000,00 Rp
Pak Daim
46 Agum Indra Prastianto 30.000,00 Rp
Pak Daim 47 Ahmad Nur Afif 30.000,00 Rp
Pak Daim
48 Moh. Zaenal Afroni 30.000,00 Rp
Pak lugito 49 Mahda Saniyah 30.000,00 Rp
Pak Lugito
50 Fahaddits 30.000,00 Rp
Pak Daim 51 Maghfirotul Maulana N. 30.000,00 Rp
Pak Daim
52 Achmad Jauhari 30.000,00 Rp
Pak Daim 53 Usman Alwi Bachtiar 30.000,00 Rp
Pak Lugito
54 Dina Fitriana Utami 30.000,00 Rp
Pak Daim 55 Mochammad Farhan Mahardika N 30.000,00 Rp
Pak Lugito
56 Griantani Reggy 30.000,00 Rp
Pak Daim 57 Nurani Mutiara Hafizhah 30.000,00 Rp
Pak Daim
58 Mareta Siska Wardhani 30.000,00 Rp
Pak Daim 59 Indah Setyowati 30.000,00 Rp
Pak Daim
60 Zainul Lutfiah 30.000,00 Rp
Pak Daim 61 Syam Aba Farau Yauma 30.000,00 Rp
Pak Daim
62 Tiara Nuraini 30.000,00 Rp
Pak Daim TOTAL PENERIMAAN 1.860.000,00 Rp
DATA PENERIMA BEASISWA BINAAN BAITULMAAL HUDATAMA
47
3.3.4 BIKES (Bina Kesehatan & Sosial)
BIKES adalah program pemberdayaan kaum dhuafa yang
diwujudkan dalam bentuk pelayanan kesehatan dan sosial kemanusiaan.
Seperti pengobatan gratis, medical chek up dll. Serta Bantuan
kemanusiaan pada saat bencana seperti bencana Merapi dan Mentawai.
Baitul Maal Hudatama juga menyediakan layanan mobil kemanusiaan
atau mobil ambulans gratis untuk masyarakat tidak mampu yang
membutuhkan. Layanan ini tidak mensyaratkan apapun, hanya imbauan
untuk berinfaq sebagai dana operasional mobil.
3.4 Analisis
Untuk mengetahui kondisi Baitul Maal Hudatama kedepan dapat
diperkirakan dengan analisa dari berbagai segi, antara lain sebagai berikut :
1. Kekuatan
Dari segi kekuatan Baitul Maal Hudatama memiliki donatur-donatur setia
dan juga memilki beberapa masjid & mushola binaan yang tersebar diseluruh
Semarang. Hal ini sangat membantu untuk proses sosialisasi kepada
masyarakat.
KJKS BMT Hudatama sendiri memiliki 4 cabang di Semarang, dimana
setiap cabang juga berperan dalam penghimpunan dana ziswaf baik itu
bersumber dari anggota maupun pengurus Baitul Tamwil Hudatama.
48
2. Kelemahan
Baitul Maal Hudatama tidak memiliki UPZ (Unit Pengumpul Zakat).
Melainkan pengurus yang bertugas sebagai pendamping saat program
pemberdayaan berlangsung dan mensurvei calon mustahiq.
3. Strategi
Untuk memperbaiki kekurangan baik secara operasional maupun
finansial, Baitul Maal Hudatama berencana memperluas jaringan sosial
untuk menarik donatur baru dengan membuat situs website dan saat ini
sudah dalam proses pembuatan. Baitul Maal Hudatama juga akan bekerja
sama dengan Dompet Dhuafa dalam pengelolaan dana ziswaf mengingat
keterbatasan pengurus.
4. Solusi
Baitul Maal Hudatama perlu menambah jumlah pengurus sebagai
pengumpul dana ziswaf dan membuat program acara penggalangan dana
baik yang bersifat keagamaan maupun sosial.
49
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan data yang diperoleh penulis melalui sumber primer
maupun sumber sekunder selama melakukan penelitian di Baitul Maal
Hudatama penulis menarik kesimpulan dari pembahasan yang telah
diuraikan untuk menjawab pertanyaan dalam perumusan masalah, yaitu:
1. Baitul Maal Hudatama dalam mengelola dana zakat dari muzaki
melalui baberapa tahapan, yaitu :
a. Perencanaan
Program jangka pendek; program jangka pendek adalah
perencanaan yang dibatasi waktunya dalam kisaran satu
tahun.
Program jangka menengah adalah program yang biasanya
dilakukan dalam kisaran satu sampai tiga tahun.
b. Pengorganisasian
Pemilihan struktur organisasi; terdiri dari Dewan
Penasehat, Dewan Pengurus, Dewan Pengawas, Direktur,
dan Pengelola.
Pemilihan sistem operasioanal; menggunakan Standar
Laporan Keuangan Lembaga Pengelola Zakat sesuai
dengan PSAK.
50
c. Pelaksanaan
Pelaksanaan penghimpunan dana zakat; yaitu dengan
menerima atau mengambil langsung dari muzaki. Serta
melalui transfer rekening bank yang telah bekerjasama
dengan Baitul Maal Hudatama.
Pelaksanaan pendistribusian dana zakat; pendistribusian
dana zakat melalui program Pemberdayaan Hudatama
Peduli antara lain BIKMAS, BIKUM, BIPUM, BIKES.
Laporan Keuangan; laporan keuangan bulanan dan laporan
keuangan tahunan.
d. Pengawasan
Pengawasan internal; pengawasan yang dilakukan secara
langsung oleh Dewan Pengawas.
Pengawasan eksternal; pengawasan yang dilakukan oleh
masyarakat.
2. Pendistribusian dana zakat yang dilakukan oleh Baitul Maal
Hudatama melalui program Pemberdayaan Hudatama Peduli,
meliputi:
a. BIKMAS ( Bina Kemakmuran Masjid )
Penempatan tenaga muadzin
Penempatan tenaga kebersihan untuk masjid dan mushola
Membantu/ mensubsidi operasional ustadz TPQ
(Rp.100.000-Rp.150.000) per bulan
51
b. BIKUM (Bina Ekonomi Umat)
Pelatihan menjahit busana
Pelatihan pangkas rambut pria
Pembiayaan Qardhul Hasan
c. BIPUM (Bina Pendidikan Umat)
Pemberian beasiswa prestasi
Mengadakan kegiatan Sekolah Ceria
d. BIKES (Bina Kesehatan & Sosial)
Pengobatan gratis
Medical chek up
Bantuan bencana alam
4.2. Saran
Agar mampu bersaing dengan semakin banyaknya lembaga pengelola
zakat lain, saran untuk Baitul Maal Hudatama adalah agar secara terus
menerus melakukan perbaikan – perbaikan operasional dan selalu
berinovasi dengan program-program pelaksanaan baik pelaksanaan
penghimpunan dana maupun pendistribusiannya. Karena tonggak
keberlangsungan sebuah lembaga pengelola zakat adalah kepercayaan
muzaki.
DAFTAR PUSTAKA
Ridwan, Muhammad, Manajemen BMT, Yogyakarta: UII Press, 2004
Ascarya, Akad & Produk Bank Syari’ah, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2007
Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta, Cet. ke-3,
2007
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Cet. ke-12,
Jakarta: PT Rinaka Cipta, 2002
Drs. Muhammad M. Ag, Zakat Profesi, Jakarta: Salemba Diniyah, 2002
UU No.23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat