MODUL STEBC – 08 : METODE

46
MyDoc/Pusbin-KPK/Draft1 PEKERJAAN PELATIHAN STRUCTURE ENGINEER OF BRIDGE CONSTRUCTION (AHLI STRUKTUR PEKERJAAN JEMBATAN) DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI (PUSBIN-KPK) MODUL STEBC – 08 : METODE PELAKSANAAN JEMBATAN 2006

Transcript of MODUL STEBC – 08 : METODE

Page 1: MODUL STEBC – 08 : METODE

MyDoc/Pusbin-KPK/Draft1

PEKERJAAN

PELATIHAN STRUCTURE ENGINEER OF BRIDGE CONSTRUCTION (AHLI STRUKTUR PEKERJAAN JEMBATAN)

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA

PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI (PUSBIN-KPK)

MODUL STEBC – 08 : METODE

PELAKSANAAN JEMBATAN

2006

Page 2: MODUL STEBC – 08 : METODE

STEBC-08: Metode Pelaksanaan Jembatan

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) -i-

KATA PENGANTAR

Modul ini berisi bahasan tentang metode pelaksanaan pekerjaan jembatan.

Pengetahuan ini sangat bermanfaat dalam menunjang tugas-tugas ahli struktur

pekerjaan jembatan untuk melaksanakan pekerjaan struktur jembatan

berdasarkan gambar kerja sesuai dengan spesifikasi dan dokumen kontrak yang

berlaku.

Modul ini disusun dalam rangka membekali seorang ahli struktur pekerjaan

jembatan untuk menjelaskan metode pelaksanaan pekerjaan jembatan.

Disadari bahwa buku ini masih cukup banyak kekurangannya, oleh karena itu

berbagai masukan demi sempurnanya buku ini sangat diharapkan. Kepada

siapapun yang berkenan untuk memberikan masukan termaksud, kami ucapkan

banyak terima kasih.

Jakarta, Desember 2006

Penyusun

Page 3: MODUL STEBC – 08 : METODE

STEBC-08: Metode Pelaksanaan Jembatan

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) -ii-

LEMBAR TUJUAN

JUDUL PELATIHAN : Pelatihan Ahli Struktur Pekerjaan Jembatan

(Structure Engineer of Bridge Construction)

MODEL PELATIHAN : Lokakarya terstruktur

TUJUAN UMUM PELATIHAN :

Setelah modul ini dipelajari, peserta mampu melaksanakan pekerjaan struktur jembatan

berdasarkan gambar kerja sesuai dengan spesifikasi dan pengendalian waktu.

TUJUAN KHUSUS PELATIHAN :

Pada akhir pelatihan ini peserta diharapkan mampu:

1. Menerapkan ketentuan UUJK, mengawasi penerapan K3 dan memantau lingkungan

selama pelaksanaan pekerjaan jembatan

2. Melakukan survei lapangan untuk memastikan kesesuaian gambar rencana dengan

lokasi jembatan di lapangan.

3. Melakukan koordinasi dengan petugas/teknisi laboratorium di lapangan dalam

rangka pengujian tanah dan material untuk pekerjaan pondasi, pekerjaan bangunan

bawah dan pekerjaan bangunan atas.

4. Menyusun detail jadwal pelaksanaan pekerjaan struktur jembatan sesuai dengan

urutan pelaksanaannya.

5. Meneliti kesesuaian gambar kerja dengan metode pelaksanaan yang akan

digunakan dalam upaya memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan.

6. Menyiapkan perhitungan volume pekerjaan, penggunaan peralatan, material dan

tenaga kerja yang diperlukan untuk kepentingan pelaksanaan pekerjaan.

7. Memecahkan permasalahan konstruksi yang mungkin timbul sesuai dengan metode

pelaksanaan selama pekerjaan berjalan.

8. Mengorganisasi alat, bahan dan tenaga pekerjaan struktur jembatan dan membuat

laporan.

Page 4: MODUL STEBC – 08 : METODE

STEBC-08: Metode Pelaksanaan Jembatan

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) -iii-

NOMOR : STEBC – 08

JUDUL MODUL : METODE PELAKSANAAN JEMBATAN

TUJUAN PELATIHAN :

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)

Setelah modul ini dipelajari, peserta mampu mengorganisasi alat, bahan dan tenaga

pekerjaan struktur jembatan dan membuat laporan.

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)

Pada akhir pelatihan peserta mampu :

1. Menetapkan tanggung jawab berdasarkan jenis dan lokasi pekerjaan terhadap alat,

bahan dan tenaga yang tersedia

2. Menerapkan metode pelaksanaan dengan menggunakan alat, bahan dan tenaga

yang tersedia dengan optimal

3. Menilai pelaksanaan pekerjaan secara periodik dan menginventarisasi jenis pekerjaan

yang progresnya terlambat

4. Melakukan pemantauan terhadap jadwal bulanan pelaksanaan secara keseluruhan

5. Melakukan koordinasi dengan unit-unit terkait untuk kelancaran pelaksanaan

pekerjaan

Page 5: MODUL STEBC – 08 : METODE

STEBC-08: Metode Pelaksanaan Jembatan

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) -iv-

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ...................................................................................... i

LEMBAR TUJUAN ....................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................... iv

DESKRIPSI SINGKAT PENGEMBANGAN MODUL

PELATIHAN AHLI STRUKTUR PEKERJAAN

JEMBATAN (Structure Engineer of Bridge

Construction) ..................................................................................... viii

DAFTAR MODUL .......................................................................................... viii

PANDUAN INSTRUKTUR ............................................................................. ix BAB I : PENDAHULUAN

BELOEM

BAB II : TANGGUNG JAWAB

2.1 PENANGGUNG JAWAB SETIAP JENIS PEKERJAAN ......... II-1

2.1.1 Struktur Organisasi ........................................................... II-2

2.1.2 Asisten Sebagai Penanggung Jawab Pekerjaan .............. II-3

2.2 PENANGGUNG JAWAB SETIAP PELAKSANAAN

PEKERJAAN ......................................................................... II-4

2.2.1 Tanggung Jawab Pelaksanaan Pekerjaan Pondasi

Jembatan .................................................................... II-4

2.2.2 Tanggung Jawab Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan

Bawah Jembatan ......................................................... II-4

2.2.3 Tanggung Jawab Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan

Atas Jembatan............................................................. II-5

2.2.4 Tanggung Jawab Pelaksanaan Pekerjaan Pekerjaan

Jalan Pendekat, Bangunan Pelengkap Dan

Perlengkapan Jembatan................................................... II-6

2.3 LAPORAN PELAKSANAAN PEKERJAAN ............................. II-7

2.3.1 Laporan Harian/Buku Harian .................................. II-7

2.3.2 Laporan Mingguan ........................................................... II-8

2.3.3 Laporan Bulanan .............................................................. II-9

2.3.4 Laporan Proyek ................................................................ II-10

BAB III : METODE PELAKSANAAN, PENGGUNAAN ALAT, BAHAN DAN

TENAGA KERJA

Page 6: MODUL STEBC – 08 : METODE

STEBC-08: Metode Pelaksanaan Jembatan

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) -v-

3.1 PELAKSANAAN PEKERJAAN PONDASI .............................. III-1

3.1.1 Pondasi Langsung (Spread Footing) .......................... III-2

3.1.1.1 Umum ......................................................... III-2

3.1.1.2 Tanah ......................................................... III-2

3.1.1.3 Batuan .......................................................... III-3

3.1.1.4 Pekerjaan Perapihan (Trimming) Dan

Persiapan ............................................... III-3

3.1.2 Pondasi Tiang ............................................................. III-5

3.1.2.1 Umum .................................................................. III-5

3.1.2.2 Peralatan Pemancangan ................................. III-11

3.1.2.3 Tiang Pancang Beton ........................................ III-20

3.1.2.4 Tiang Pancang Baja ...................................... III-28

3.1.2.5 Tiang Yang Dipancang ...................................... III-31

3.1.2.6 Tiang Yang Dibor Dan Dicor Setempat ................ III-39

3.1.2.7 Tanah Yang Sulit Dan Halangan-Halangan ..... III-41

3.1.3 Pondasi Sumuran ....................................................... III-43

3.1.3.1 Umum .................................................................. III-43

3.1.3.2 Beton Yang Dicor Setempat................................. III-44

3.2 PELAKSANAAN PEKERJAAN BANGUNAN BAWAH ................. III-46

3.2.1 Desain Campuran ........................................................ III-46

3.2.1.1 Umum ........................................................... III-46

3.2.1.2 Metode Desain Campuran ............................... III-47

3.2.1.3 Prosedur Desain Campuran ............................ III-49

3.2.2 Campuran Percobaan ................................................. III-70

3.2.3 Pengendalian Campuran.............................................. III-71

3.2.4 Cara-Cara Batching ..................................................... III-72

3.2.4.1 Umum ................................................................ III-72

3.2.4.2 Penanganan Bahan ........................................... III-72

3.2.4.3 Batching Menurut Volume .................................. III-73

3.2.4.4 Batching Menurut Berat ............................... III-75

3.2.5 Cara-Cara Pengadukan ............................................... III-75

3.2.5.1 Catatan Pengadukan ....................................... III-75

3.2.5.2 Beton Ready Mix ......................................... III-79

3.2.5.3 Pengadukan Di Lokasi ............................................ III-81

3.2.5.4 Pengangkutan Beton .............................................. III-81

3.2.5.5 Re-Tempering Beton ....................................... III-83

3.2.6 Pengendalian Produksi Beton ......................................... III-84

Page 7: MODUL STEBC – 08 : METODE

STEBC-08: Metode Pelaksanaan Jembatan

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) -vi-

3.2.6.1 Umum ...................................................................... III-84

3.2.6.2 Konsistensi (Kekentalan) Beton.............................. III-84

3.3 PELAKSANAAN PEKERJAAN BANGUNAN ATAS ..................... III-85

3.3.1 Jembatan Gelagar Australia ......................................... III-86

3.3.1.1 Umum ................................................................ III-86

3.3.1.2 Komponen-Komponen ................................. III-89

3.3.1.3 Metoda-Metoda Pemasangan ....................... III-89

3.3.1.4 Persoalan-Persoalan Umum .......................... III-92

3.4 PELAKSANAAN PEKERJAAN JALAN PENDEKAT .................... III-94

3.4.1 Bahan-Bahan ............................................................. III-95

3.4.2 Pemadatan ................................................................. III-96

3.4.3 Pelapisan Aspal .......................................................... III-96

3.5 PELAKSANAAN PEKERJAAN BANGUNAN PELENGKAP DAN

PERLENGKAPAN ................................................................... III-96

3.5.1 Umum ........................................................................ III-96

3.5.2 Bronjong ....................................................................... III-97

3.5.3 Penempatan (Penambalan) Batu ................................... III-98

3.5.4 Tiang Turap................................................................... III-98

BAB IV: PELAKSANAAN PEKERJAAN SECARA PERIODIK DAN

INVENTARISASI JENIS PEKERJAAN

4.1 RANGKUMAN HASIL PELAKSANAAN SETIAP JENIS

KEGIATAN ........................................................................... III-1

4.1.1 Menyiapkan Jadwal ...................................................... III-2

4.1.2 Kurva – S ......................................................................... III-6

4.2 IDENTIFIKASI PROGRES SETIAP JENIS KEGIATAN ....... III-6

4.3 TINDAK LANJUT JENIS KEGIATAN YANG TERLAMBAT

PROGRESNYA ............................................................... III-8

4.3.1 Acara Dalam Show Cause Meeting .................................. III-10

4.3.2 Uji Coba Kemampuan (Test Case) ................................... III-11

4.3.3 Komposisi Tim Scm (Contoh Yang Pernah Ada) .............. III-11

4.3.4 Ruang Lingkup Tugas Tim SCM ....................................... III-11

4.3.5 Jenjang Tanggung Jawab Tim SCM ................................ III-12

4.3.6 Jenjang Tanggung Jawab Tim SCM ................................ III-12

BAB V: JADWAL BULANAN PELAKSANAAN PEKERJAAN

5.1 PROGRES HARIAN ............................................................. V-1

5.2 PROGRES MINGGUAN .............................................................. V-2

Page 8: MODUL STEBC – 08 : METODE

STEBC-08: Metode Pelaksanaan Jembatan

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) -vii-

5.3 PROGRES BULANAN ................................................................. V-2

5.4 REALISASI PROGRES ............................................................... V-3

5.5 LAPORAN PROGRES ................................................................. V-3

5.5.1 Syarat Penyusunan Laporan ............................................ V-5

5.5.2 Manfaat Dan Konsekuensi ............................................... V-5

5.5.3 Fungsi Dan Syarat Laporan .............................................. V-5

5.5.4 Fungsi Laporan ................................................................ V-6

5.5.5 Syarat Laporan ................................................................. V-7

BAB VI: KOORDINASI PELAKSANAAN PEKERJAAN

6.1 PENGERTIAN TENTANG KOORDINASI ............................ VI-1

6.1.1 Ciri-Ciri Koordinasi ........................................................... VI-1

6.1.2 Hakikat Koordinasi ........................................................... VI-2

6.1.3 Fungsi Koordinasi............................................................. VI-2

6.1.4 Metode Dan Teknik Koordinasi......................................... VI-3

6.1.5 Jenis-Jenis Koordinasi ..................................................... VI-5

6.2 KOORDINASI DENGAN KONSULTAN SUPERVISI ................ VI-6

6.3 KOORDINASI DALAM INTERNAL UNIT ..................................... VI-9

RANGKUMAN

DAFTAR PUSTAKA

HAND OUT

Page 9: MODUL STEBC – 08 : METODE

STEBC-08: Metode Pelaksanaan Jembatan

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) -viii-

DESKRIPSI SINGKAT PENGEMBANGAN MODUL PELATIHAN AHLI STRUKTUR PEKERJAAN JEMBATAN (Structure Engineer of Bridge Construction)

1. Kompetensi kerja yang disyaratkan untuk jabatan kerja Ahli Struktur Pekerjaan

Jembatan (Structure Engineer of Bridge Construction) dibakukan dalam Standar

Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) yang didalamnya telah ditetapkan

unit-unit kerja sehingga dalam Pelatihan Ahli Struktur Pekerjaan Jembatan

(Structure Engineer of Bridge Construction) unit-unit tersebut menjadi Tujuan

Khusus Pelatihan.

2. Standar Latih Kerja (SLK) disusun berdasarkan analisis dari masing-masing Unit

Kompetensi, Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja yang menghasilkan

kebutuhan pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku dari setiap Elemen

Kompetensi yang dituangkan dalam bentuk suatu susunan kurikulum dan silabus

pelatihan yang diperlukan untuk memenuhi tuntutan kompetensi tersebut.

3. Untuk mendukung tercapainya tujuan khusus pelatihan tersebut, maka berdasarkan

Kurikulum dan Silabus yang ditetapkan dalam SLK, disusun seperangkat modul

pelatihan (seperti tercantum dalam Daftar Modul) yang harus menjadi bahan

pengajaran dalam pelatihan Ahli Struktur Pekerjaan Jembatan (Structure

Engineer of Bridge Construction).

DAFTAR MODUL

Jabatan Kerja : Ahli Struktur Pekerjaan Jembatan

(Structure Engineer of Bridge Construction/STEBC)

Nomor Modul

Kode Judul Modul

1 STEBC – 01 UUJK, K3 dan Pemantauan Lingkungan

2 STEBC – 02 Survei Lapangan Pekerjaan Jembatan

3 STEBC – 03 Pengujian Tanah dan Material

4 STEBC – 04 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Jembatan

5 STEBC – 05 Gambar Kerja Pekerjaan Jembatan

6 STEBC – 06 Kebutuhan Sumber Daya

7 STEBC – 07 Permasalahan Pelaksanaan Jembatan

8 STEBC – 08 Metode Pelaksanaan Jembatan

Page 10: MODUL STEBC – 08 : METODE

STEBC-08: Metode Pelaksanaan Jembatan

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) -ix-

PANDUAN INSTRUKTUR

A. BATASAN

NAMA PELATIHAN : AHLI STRUKTUR PEKERJAAN JEMBATAN (Structure Engineer of Bridge Construction )

KODE MODUL : STEBC - 08

JUDUL MODUL : METODE PELAKSANAAN JEMBATAN

DESKRIPSI : Materi ini membahas tentang tanggung jawab

berdasarkan jenis dan lokasi pekerjaan terhadap alat,

bahan dan tenaga yang tersedia; penerapan metode

pelaksanaan dengan menggunakan alat, bahan dan

tenaga yang tersedia dengan optimal; penilaian

pelaksanaan pekerjaan secara periodik dan

menginventarisasi jenis pekerjaan yang progresnya

terlambat; pemantauan terhadap jadwal bulanan

pelaksanaan secara keseluruhan; koordinasi dengan unit-

unit terkait untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan yang

memang penting untuk diajarkan pada suatu pelatihan

bidang jasa konstruksi sehingga perencanaan,

pelaksanaan, dan pengawasan pekerjaan konstruksi

betul-betul dapat dikerjakan dengan penuh tanggung

jawab yang berazaskan efektif dan efisien, nilai

manfaatnya dapat mensejahteraan bangsa dan negara.

TEMPAT KEGIATAN : Ruangan Kelas lengkap dengan fasilitasnya.

WAKTU PEMBELAJARAN : 10 (Sepuluh) Jam Pelajaran (JP) (1 JP = 45 Menit)

Page 11: MODUL STEBC – 08 : METODE

STEBC-08: Metode Pelaksanaan Jembatan

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) -x-

B. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Instruktur Kegiatan Peserta Pendukung

1. Ceramah Pembelajaran

Pengantar

Menjelaskan TIU dan TIK serta pokok pembahasan

Merangsang motivasi peserta untuk mengerti/memahami dan membandingkan pengalamannya

Bab I Pendahuluan

Waktu = 10 menit

Mengikuti penjelasan, pengantar, TIU,TIK, dan pokok bahasan.

Mengajukan pertanyaan apabila kurang jelas atau sangat berbeda dengan pengalaman

OHT

2. Ceramah Bab II Tanggung Jawab

Tanggung jawab setiap jenis pekerjaan

Tanggung jawab setiap pelaksanaan pekerjaan

Laporan pelaksanaan pekerjaan Waktu = 80 menit

Mengikuti ceramah dengan tekun dan memperhatikan hal-hal penting yang perlu di catat

Mengajukan pertanyaan apabila kurang jelas atau sangat berbeda dengan fakta yang ada di lapangan dan atau pengalaman

OHT

3. Ceramah Bab III Metode

Pelaksanaan, Penggunaan Alat, Bahan dan Tenaga Kerja

Pelaksanaan Pekerjaan Pondasi (Pondasi Langsung, Tiang, Sumuran)

Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan Bawah (Desain Campuran, Campuran Percobaan, Pengendalian Campuran, Cara-cara Batching, Cara-cara Pengadukan, Pengendalian Beton)

Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan Atas (Jembatan Gelagar Austalia,

Pelaksanaan Pekerjaan Jalan Pendekat (Bahan, Pemadatan, Pelapisan Aspal)

Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan Pelengkap dan Perlengkapan (Bronjong, Penempatan Batu, Tiang Turap)

Waktu = 135 menit

Mengikuti ceramah dengan tekun dan memperhatikan hal-hal penting yang perlu di catat

Mengajukan pertanyaan apabila kurang jelas atau sangat berbeda dengan fakta dilapangan dan atau pengalaman

OHT

Page 12: MODUL STEBC – 08 : METODE

STEBC-08: Metode Pelaksanaan Jembatan

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) -xi-

Kegiatan Instruktur Kegiatan Peserta Pendukung

4. Ceramah Bab IV Pelaksanaan

Pekerjaan Secara Periodik dan Inventarisasi Jenis Pekerjaan

Rangkuman hasil pelaksanaan setiap jenis kegiatan (menyiapkan jadwal dan Kurva-S)

Identifikasi Progres setiap kegiatan

Tindak lanjut jenis kegiatan yang terlambat progresnya (Acara Dalam Show Cause Meeting, Uji Coba Kemampuan (Test Case), Komposisi Tim Scm (Contoh Yang Pernah Ada), Ruang Lingkup Tugas Tim SCM, Jenjang Tanggung Jawab Tim SCM, Jenjang Tanggung Jawab Tim SCM)

Waktu = 90 menit

Mengikuti ceramah dengan tekun dan memperhatikan hal-hal penting yang perlu di catat

Mengajukan pertanyaan apabila kurang jelas atau sangat berbeda dengan fakta dilapangan dan atau pengalaman

OHT

5. Ceramah Bab V Jadwal Bulanan

Pelaksanaan Pekerjaan

Progres harian

Progres mingguan

Progres bulanan

Realisasi Progres

Laporan Progres

Waktu = 90 menit

Mengikuti ceramah dengan tekun dan memperhatikan hal-hal penting yang perlu di catat

Mengajukan pertanyaan apabila kurang jelas atau sangat berbeda dengan fakta dilapangan dan atau pengalaman

OHT

6. Ceramah Bab VI Koordinasi

Pelaksanaan Pekerjaan

Pengertian Tentang Koordinasi

Koordinasi Dengan Konsultan Supervisi

Koordinasi dalam Internal Unit

Waktu = 45 menit

Mengikuti ceramah dengan tekun dan memperhatikan hal-hal penting yang perlu di catat

Mengajukan pertanyaan apabila kurang jelas atau sangat berbeda dengan fakta dilapangan dan atau pengalaman

OHT

Page 13: MODUL STEBC – 08 : METODE

STEBC-08: Metode Pelaksanaan Jembatan Bab I: Pendahuluan

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) I -1

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam rangka membekali peserta pelatihan ahli struktur pekerjaan jembatan untuk

melaksanakan pekerjaan struktur jembatan berdasarkan gambar kerja sesuai dengan

spesifikasi dan dokumen kontrak yang berlaku perlu penguasai metode pelaksanaan

pekerjaan jembatan di lapangan. Oleh karena itu dalam pekerjaan pelaksanaan jembatan,

sebenarnya cukup banyak manual, pedoman, ataupun referensi yang dapat digunakan.

Pengalaman menunjukkan bahwa dalam melaksanakan pembangunan jembatan,

seorang ahli struktur pekerjaan jembatan harus menguasai suatu metode dalam

pelaksanaan pekerjaan jembatan.

Modul metode pelaksanaan jembatan ini akan membahas beberapa hal yang mendukung

keahlian seorang Ahli Struktur Pekerjaan Jembatan yang meliputi :

tanggung jawab berdasarkan jenis dan lokasi pekerjaan terhadap alat, bahan dan

tenaga yang tersedia

metode pelaksanaan dengan menggunakan alat, bahan dan tenaga yang tersedia

dengan optimal

penilaian pelaksanaan pekerjaan secara periodik dan menginventarisasi jenis

pekerjaan yang progresnya terlambat

pemantauan terhadap jadwal bulanan pelaksanaan secara keseluruhan

koordinasi dengan unit-unit terkait untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan

Pada akhirnya seorang ahli struktur pekerjaan jembatan yang menguasai metode

pelaksanaan pekerjaan akan mampu untuk mengorganisasi alat, bahan dan tenaga

pekerjaan struktur jembatan dan membuat laporan.

Page 14: MODUL STEBC – 08 : METODE

STEBC-08: Metode Pelaksanaan Jembatan Bab II: Tanggung Jawab

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) II-1

BAB II

TANGGUNG JAWAB

2.1 PENANGGUNG JAWAB SETIAP JENIS PEKERJAAN

Pelaksanaan jembatan mencakup jenis-jenis pekerjaan sebagai berikut :

Penyiapan sumber daya

Survey lapangan dan pengujian tanah & material

Pelaksanaan struktur jembatan

Perencanaan/pelaksanaan keselamatan kerja, kesehatan kerja dan pemantauan

lingkungan

Pelaksanaan struktur jembatan mencakup kegiatan-kegiatan :

Penyiapan jadwal pelaksanaan pekerjaan

Penyiapan gambar kerja

Metode pelaksanaan jembatan

Dari pekerjaan-pekerjaan dan kegiatan-kegiatan tersebut di atas, penyiapan sumber

daya, survey lapangan, pengujian tanah & material, penyiapan jadwal pelaksanaan

pekerjaan, penyiapan gambar kerja dan perencanaan/pelaksanaan keselamatan,

kesehatan kerja dan pemantauan lingkungan diberikan dalam modul tersendiri di luar

cakupan modul metode pelaksanaan jembatan. Selain itu untuk menambah wawasan

tentang peraturann perundang-undangan yang minimal harus diketahui oleh Structure

Engineer of Bridge Construction, juga ditambahkan untuk modul keselamatan kerja,

kesehatan kerja dan pemantauan lingkungan bahan berupa Undang-undang Jasa

Konstruksi.

Modul metode pelaksanaan jembatan ini mencakup pekerjaan-pekerjaan utama seperti

tersebut di bawah :

Pelaksanaan pekerjaan pondasi

Pelaksanaan pekerjaan bangunan bawah

Pelaksanaan pekerjaan bangunan atas

Pelaksanaan pekerjaan jalan pendekat, bangunan pelengkap dan perlengkapan

jembatan

Page 15: MODUL STEBC – 08 : METODE

STEBC-08: Metode Pelaksanaan Jembatan Bab II: Tanggung Jawab

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) II-2

2.1.1 STRUKTUR ORGANISASI

Untuk dapat memahami siapa penanggung jawab setiap jenis pekerjaan, lihat Struktur

Organisasi ” Structure Engineer of Bridge Construction” berikut ini :

Organisasi “Structure Engineer of Bridge Construction”

Asisten

Penyiapan Sumber Daya

Asisten

Survey Lap dan Pengujian

Tanah/ Material

Asisten

Pelaksana Struktur Jembatan

Structure Engineer of

Bridge Construction

Kepala Urusan

Survey Lapangan

Kepala Urusan

Pengujian Tanah & Material

Kepala Urusan

Penyiapan Jadwal

Pelaksanaan Pekerjaan

Kepala Urusan

Penyiapan Gambar Kerja

Kepala Urusan

Metode Pelaks Jembatan

Urusan

Pelaks Pek Pondasi

Urusan

Pelaks Pek Bang Bawah

Urusan

Pelaks Pek Bang Atas

Urusan

Pelaks Pek Jln Pendekat,

Bang Pelengk dan Perlengkp

Asisten

K3 dan Pemantauan Lingk

Page 16: MODUL STEBC – 08 : METODE

STEBC-08: Metode Pelaksanaan Jembatan Bab II: Tanggung Jawab

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) II-3

2.1.2 ASISTEN SEBAGAI PENANGGUNG JAWAB PEKERJAAN

Dari struktur organisasi tersebut di atas, penanggung jawab setiap jenis pekerjaan yang

langsung di bawah kendali Structure Engineer of Bridge Construction adalah para Asisten

sebagai berikut :

Asisten Penyiapan Sumber Daya

Asisten Penyiapan Sumber Daya mempunyai tanggung jawab untuk menyiapkan

perhitungan volume pekerjaan, perencanaan dan penyiapan kebutuhan tenaga kerja

pelaksana konstruksi, perencanan dan penyiapan kebutuhan peralatan, dan

perencanaan maupun penyiapan kebutuhan material untuk pelaksanaan konstruksi.

Asisten Survey Lapangan dan Pengujian Tanah dan Material

Asisten survey lapangan dan pengujian tanah dan material mempunyai tanggung

jawab atas pelaksanaan survey lapangan guna memastikan kesesuaian gambar

rencana dengan lokasi jembatan di lapangan serta koordinasi dengan petugas/teknisi

laboratorium di lapangan dalam rangka pengujian tanah dan material untuk pekerjaan

pondasi, pekerjaan bangunan bawah dan pekerjaan bangunan atas. Untuk

pelaksanaan kedua jenis tanggung jawab tersebut Asisten survey lapangan dan

pengujian tanah dan material dibantu oleh 2 (dua) Sub-Ordinate di bawahnya yaitu

Kepala Urusan Survey Lapangan dan Kepala Urusan Pengujian Tanah dan Material.

Asisten Pelaksana Struktur Jembatan

Asisten pelaksana struktur jembatan mempunyai tanggung jawab atas penyiapan

jadwal pelaksanaan pekerjaan jembatan, penyiapan gambar kerja dan penyiapaan

metode pelaksanaan jembatan. Untuk pelaksanaan ketiga jenis tanggung jawab

tersebut Asisten Pelaksana Struktur jembatan dibantu oleh 3 (tiga) Sub-Ordinate di

bawahnya yaitu Kepala Urusan di bawahnya yaitu Kepala Urusan Penyiapan Jadwal

Pelaksanaan Pekerjaan Jembatan, Kepala Urusan Penyiapan Gambar Kerja, Kepala

Urusan Penyiapan Metode Pelaksanaan Jembatan.

Asisten Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Pemantauan Lingkungan

Asisten Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Pemantauan Lingkungan mempunyai

tanggung jawab untuk mengawasi penerapan K3 dan memantau lingkungan selama

pelaksanaan pekerjaan jembatan

Dalam kaitannya dengan Modul Metode Pelaksanaan Jembatan, fokus modul ini berada

pada cakupan tanggung jawab Kepala Urusan Metode Pelaksanaan Jembatan.

Page 17: MODUL STEBC – 08 : METODE

STEBC-08: Metode Pelaksanaan Jembatan Bab II: Tanggung Jawab

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) II-4

2.2 PENANGGUNG JAWAB SETIAP PELAKSANAAN

PEKERJAAN

Yang dimaksud dengan pelaksanaan pekerjaan dalam Sub Bab ini adalah pelaksanaan

pekerjaan pondasi, pelaksanaan pekerjaan bangunan bawah, pelaksanaan pekerjaan

bangunan atas dan pelaksanaan pekerjaan jalan pendekat, bangunan pelengkap dan

perlengkapan jembatan.

2.2.1 TANGGUNG JAWAB PELAKSANAAN PEKERJAAN PONDASI

JEMBATAN

Kepala Urusan Metode Pelaksanaan Jembatan bertanggung jawab dalam memimpin

kelompok kerja untuk merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan di lapangan

pekerjaan-pekerjaan pelaksanaan pondasi jembatan mencakup kegiatan-kegiatan

sebagaimana tersebut di bawah ini sesuai syarat-syarat teknis yang ditentukan:

Pekerjaan Pondasi Tiang Pancang (baja, beton bertulang, beton prategang), yang

meliputi pekerjaan persiapan lapangan berdasarkan Gambar Kerja (Shop Drawing),

pengoperasian alat pancang, memantau / menetapkan pemenuhan prosedur

pemancangan dan mengevaluasi hasil pemancangan.

Pekerjaan Pondasi Sumuran, yang meliputi pekerjaan persiapan lapangan

berdasarkan Gambar Kerja, penggalian sumuran dengan menggunakan peralatan

berat atau tanpa peralatan berat, pengecoran sumuran, memantau / menetapkan

pemenuhan prosedur pembuatan pondasi sumuran dan mengevaluasi hasilnya.

2.2.2 TANGGUNG JAWAB PELAKSANAAN PEKERJAAN BANGUNAN

BAWAH JEMBATAN

Kepala Urusan Metode Pelaksanaan Jembatan bertanggung jawab dalam memimpin

kelompok kerja untuk merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan di lapangan

pekerjaan-pekerjaan pelaksanaan bangunan bawah jembatan (beton) mencakup

kegiatan-kegiatan sebagaimana tersebut di bawah ini sesuai syarat-syarat teknis yang

ditentukan:

Pekerjan Perancah, yang meliputi pekerjaan:

o Membuat perancah sesuai dengan hasil rancangan / Gambar Kerja.

o Memasang acuan struktur sesuai kepentingannya.

Page 18: MODUL STEBC – 08 : METODE

STEBC-08: Metode Pelaksanaan Jembatan Bab II: Tanggung Jawab

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) II-5

Pekerjaan Baja Tulangan, yang meliputi pekerjaan:

o Membentuk baja tulangan sesuai dengan bentuk dan dimensi berdasarkan

Gambar Kerja.

o Memasang baja tulangan sesuai Gambar Kerja, lengkap dengan ganjal untuk

selimut beton.

Pekerjaan Beton, yang meliputi pekerjaan:

o Pengendalian penerimaan campuran beton termasuk mengecek mutunya.

o Pengecoran beton dengan memperhatikan kondisi cuaca, temperatur,

kelembaban dsb. serta penggunaan bahan tambah (additive / admixture) yang

dianjurkan.

o Pemadatan beton dengan menggunakan alat pemadat (vibrator), dengan

memperhatikan waktu pemadatan.

o Pengambilan sampel beton.

o Penyelesaian akhir permukaan beton.

o Perawatan (curing) beton (waktu dimulainya perawatan, lamanya, caranya, dsb.).

o Pengecoran beton cyclop untuk pondasi.

2.2.3 TANGGUNG JAWAB PELAKSANAAN PEKERJAAN BANGUNAN ATAS

JEMBATAN

Kepala Urusan Metode Pelaksanaan Jembatan bertanggung jawab dalam memimpin

kelompok kerja untuk merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan di lapangan

pekerjaan-pekerjaan pelaksanaan pemasangan bangunan atas jembatan dan bangunan

pelengkap mencakup kegiatan-kegiatan sebagaimana tersebut di bawah ini sesuai syarat-

syarat teknis yang ditentukan:

Pekerjaan Pemasangan Gelagar Beton Prategang, yang meliputi pekerjaan:

o Persiapan dan penyiapan lapangan.

o Penerimaan dan penyimpanan gelagar beton pracetak di lapangan.

o Perekatan gelagar segmental.

o Pengangkutan gelagar dari tempat penyimpanan ke lokasi pemasangan.

o Penyiapan lokasi untuk pemasangan, metode sesuai kondisi dan situasi lapangan

(launching, crane, geser).

Pekerjaan Pemasangan Gelagar Baja Komposit, yang meliputi pekerjaan:

o Persiapan dan penyiapan lapangan.

o Penerimaan dan penyimpanan gelagar baja komposit di lapangan.

Page 19: MODUL STEBC – 08 : METODE

STEBC-08: Metode Pelaksanaan Jembatan Bab II: Tanggung Jawab

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) II-6

o Penyambungan baut antar segmen gelagar baja.

o Pemasangan gelagar baja sesuai dengan kondisi dan situasi lapangan (crane,

launching).

Pekerjaan Pemasangan Rangka Baja, yang meliputi pekerjaan :

o Persiapan dan penyiapan lapangan.

o Penerimaan dan penyimpanan komponen rangka baja di lapangan.

o Pemasangan sesuai pedoman / manual pemasangan, yang disesuaikan dengan

kondisi dan situasi lapangan (perancah, kantilever, semi kantilever, launching).

2.2.4 TANGGUNG JAWAB PELAKSANAAN PEKERJAAN PEKERJAAN

JALAN PENDEKAT, BANGUNAN PELENGKAP DAN PERLENGKAPAN

JEMBATAN

Kepala Urusan Metode Pelaksanaan Jembatan bertanggung jawab dalam memimpin

kelompok kerja untuk merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan di lapangan

pekerjaan-pekerjaan pelaksanaan jalan pendekat (oprit jembatan) dan pasangan batu/

bronjong mencakup kegiatan-kegiatan sebagaimana tersebut di bawah ini sesuai syarat-

syarat teknis yang ditentukan:

Pekerjaan jalan pendekat (oprit jembatan), merupakan pekerjaan yang memerlukan

pengetahuan pelaksanaan pemadatan subgrade yang memadai agar pelaksanaan

lapis-lapis perkerasan di atasnya yang nantinya membentuk oprit jembatan

mempunyai daya pikul yang cukup untuk menahan beban kendaraan yang lewat di

atasnya. Jadi dalam skala kecil, ahli struktur njembatan juga perlu mengetahui

bagaimana membuat jalan oprit yang kualitasnya baik agar jangan sampai terjadi

jembatnannya sendiri sangat kokoh akan tetapi opritnya cepat rusak.

Pekerjaan Pasangan Batu, yang meliputi:

o Persiapan dan penyiapan lapangan.

o Pemilihan jenis batu yang sesuai dengan Spesifikasi.

o Penyiapan lokasi untuk pemasangan batu.

o Pemasangan batu dengan adukan atau pemasangan batu kosong.

Pekerjaan Pemasangan Bronjong, yang meliputi:

o Persiapan lapangan.

o Penyiapan lokasi untuk pemasangan bronjong.

Page 20: MODUL STEBC – 08 : METODE

STEBC-08: Metode Pelaksanaan Jembatan Bab II: Tanggung Jawab

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) II-7

o Pemasangan kawat bronjong, mulai dari persiapan sampai dengan siap untuk diisi

batu.

o Pemilihan jenis batu yang dapat digunakan untuk isian bronjong.

o Pengikatan, pengangkuran dan penyambungan antar bronjong.

o Pembentukan permukaan bronjong yang rata dan rapih.

2.3 LAPORAN PELAKSANAAN PEKERJAAN

Laporan pelaksanaan pekerjaan disiapkan dalam bentuk laporan harian, laporan

mingguan, laporan bulanan

2.3.1 LAPORAN HARIAN / BUKU HARIAN

Laporan harian dibuat untuk mengetahui semua kegiatan yang dilakukan oleh

kontraktor dari hari ke hari, sehingga terpantau secara keseluruhannya.

Kontraktor mempunyai kewajiban untuk membuat dan menyimpan buku harian yang

berisi hal-hal sebagai berikut, dan harus diperiksa oleh inspektor dan disetujui oleh

pengawas utama (Site Engineer)

- Hari dan tanggal

- Lokasi kegiatan

- Jenis pekerjaan

- Waktu mulai dan selesai

- Kuantitas dan macam bahan yang ada dilapangan

- Penempatan tenaga kerja untuk setiap macam tugas dan/atau keterampilan dan

jam kerja hari tersebut.

- Jumlah, jenis dan kondisi peralatan yang tersedia serta jam operasinya

- Jumlah volume cadangan bahan bakar yang tersedia untuk peralatan

- Taksiran kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan

- Jenis dan uraian pekerjaan yang dilaksanakan

- Keadaan cuaca termasuk hujan, banjir dan peristiwa-peristiwa alam lainnya yang

berpengaruh terhadap kelancaran pekerjaan.

- Catatan–catatan lain yang berkenaan dengan pelaksanaan perubahan disain,

gambar kerja (‘shop drawing’) spesifikasi dan lain-lain.

Buku harian dibuat dalam 4 (empat) rangkap dan ditandatangani oleh kontraktor,

diperiksa dan disetujui oleh Direksi Teknik dan diketahui oleh Pimpro/Pejabat

lapangan.

Page 21: MODUL STEBC – 08 : METODE

STEBC-08: Metode Pelaksanaan Jembatan Bab II: Tanggung Jawab

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) II-8

Buku Harian Engineer atau ‘Engineer Daily Report’

Laporan ini dibuat /dilaporkan oleh personil inti (‘key personnel’), mulai dari inspektor,

‘engineer’ (‘Engineer Representative), pemimpin proyek.

Dalam laporan ini dicatat :

- Hari dan tanggal

- Keadaan cuaca

- Aktivitas kegiatan pada hari itu, termasuk instruksi-instruksi dan tindakan turun

tangan dari kontraktor.

- Kegiatan pekerjaan kontraktor di lapangan

- Masalah-masalah yang terjadi di lapangan dan penyelesaiannya

- Diskusi-diskusi dengan kontraktor yang dianggap penting

- Tamu-tamu resmi yang mengadakan inspeksi ke proyek

- Pekerjaan atau material yang ditolak dan alasannya.

- Jam mulai dan selesainya operasi hari itu dari personil dan peralatan

- Kedatangan dan pemindahan peralatan

- Kemajuan survei (‘staking out’) dari pekerjaan

- Dan lain-lain

Laporan tugas inspektor lebih rinci sesuai lingkup tugas yang menjadi tanggung

jawabnya.

Laporan pemimpin proyek atau ‘site engineer’ secara umum serta semua laporan harian

lainnya tersebut merupakan arsip permanen dalam menyelesaikan proyek.

2.3.2 LAPORAN MINGGUAN

Sejalan dengan Buku Harian, Laporan Mingguan dibuat setiap minggu yang berisikan

rangkuman dari laporan harian dan berintikan jenis dan kemajuan fisik kumulatif

pekerjaan dalam periode satu minggu, serta hal-hal atau kejadian-kejadian penting

yang perlu ditonjolkan .

Laporan mingguan adalah ringkasan dari laporan harian. Laporan ini terutama

ditujukan kepada atasan proyek sebagai masukan untuk keperluan pengendalian

proyek dari atasannya. Pada laporan juga dilaporkan kemajuan proyek fisik dan

keuangan, masalah-masalah yang dihadapai serta bagaimana mengatasinya

Masalah-masalah yang masih belum selesai (‘pending’) diusulkan bagaimana

menyelesaikannya dan bantuan apa yang diperlukan.

Page 22: MODUL STEBC – 08 : METODE

STEBC-08: Metode Pelaksanaan Jembatan Bab II: Tanggung Jawab

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) II-9

2.3.3 LAPORAN BULANAN

Laporan Bulanan Kontraktor

Kontraktor juga harus membuat laporan bulanan yang berisikan kemajuan fisik

kumulatif bulanan dari laporan mingguan dan hal-hal serta kejadian-kejadian penting

yang timbul dalam bulan bersangkutan yang nantinya akan dijadikan sebagai dasar

dalam perhitungan yang tercantum di dalam Berita Acara untuk Tagihan Pembayaran

Bulanan atau ‘Termijn’.

Laporan tersebut harus diperiksa oleh Inspektor dan disetujui oleh Site Engineer.

Secara ringkas laporan bulanan memuat setidak-tidaknya :

- Data teknis singkat proyek

- Peta lokasi proyek

- Nilai kontrak asal dan ‘addendum’ terakhir

- Kemajuan proyek secara fisik dan keuangan, dibanding dengan jadwal

pelaksanaan (‘behind atau ahead of schedule’)

- Hambatan-hambatan yang dialami proyek dan usaha-usaha mengatasinya

- Kecelakaan yang terjadi di proyek dengan uraian singkat terjadinya kecelakaan,

kerugian material dan jiwa (luka / meninggal) serta diderita pihak mana

- Sertifikat bulanan untuk pembayaran bulanan

- Keadaan cuaca pada umumnya serta sampai seberapa jauh keadaan operasi

proyek tersebut dipengaruhi.

Laporan Bulanan inspektor

Selain memuat laporan hasil supervisi pekerjaan kontraktor, juga Laporan Bulanan

harus memuat laporan tentang kegiatan konsultan yang memuat setidak-tidaknya hal-

hal sebagai berikut :

- Kegiatan Kontraktor

o Data-data proyek

o Peta / lokasi Proyek

o Peralatan milik Kontraktor

o Personil Kontraktor

o Setifikat Pembayaran Bulanan

o Kemajuan Pekerjaan tiap-tiap Kegiatan

o Kedudukan / status dari Pekerjaan Tambah / Kurang

o Kumpulan dari Tagihan-tagihan Kontraktor

o Penjelasan Mengenai Kemajuan Pelaksanaan Pekerjaan

o Gambar Kemajuan Pekerjaan

Page 23: MODUL STEBC – 08 : METODE

STEBC-08: Metode Pelaksanaan Jembatan Bab II: Tanggung Jawab

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) II-10

o Pencatatan Curah Hujan

o Laporan Mengenai Pekerjaan Tambah / Kurang dan Perubahan (‘Change

Order’)

o Laporan-laporan khusus

o Foto-foto

- Kegiatan Konsultan

o Daftar Personil Konsultan

o Kendaraan

o Perumahan dan Kantor

o Penjelasan Mengenai Kegiatan Tim Supervisi

o Jadwal Pembayaran Supervisi

o Jadwal dan Kemajuan Bulanan untuk tiap-tiap Posisi Tugas

o Laporan Pembayaran Kepada Tim Supervisi

o Dll.

2.3.4 LAPORAN PROYEK

Laporan Triwulanan

Pada tiap akhir triwulan tahun anggaran, Inspektor/pengawas bersama konsultan

harus menyiapkan dan menyerahkan kepada Pemimpin proyek laporan triwulan yang

berisi evaluasi kejadian-kejadian penting selama triwulan yang bersangkutan. Laporan

triwulan yang dibuat oleh konsultan tersebut merupakan ringkasan laporan bulanan

dan dibuat dengan referensi laporan harian dan laporan mingguan yang dibuat oleh

kontraktor.

Pimpinan proyek harus membuat laporan triwulan sesuai dengan yang dituntut dalam

DIK/DIP dan Keppres No. 80/2003, Pasal 47 Ayat (2)

Pimpinan proyek menyampaikan laporan triwulan pelaksanaan proyek selambat-

lambatnya dua minggu setelah berakhirnya triwulan yang bersangkutan kepada :

- Atasan Langsung pada Lembaga yang bersangkutan

- Instansi terkait

Laporan Khusus

Konsultan harus membuat dan menyerahkan kepada Pemimpin Proyek suatu laporan

khusus atas kejadian-kejadian yang tidak terduga seperti :

- Persoalan-persoalan penting mengenai kondisi tanah, antara lain longsoran dan

erosi karena banjir

Page 24: MODUL STEBC – 08 : METODE

STEBC-08: Metode Pelaksanaan Jembatan Bab II: Tanggung Jawab

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) II-11

- Perpanjangan waktu pelaksanaan

- Penyimpangan terhadap spesifikasi

- Hal-hal lain yang dianggap perlu

Laporan Akhir Proyek

Bersama dengan ‘Gambar terlaksana’, ‘Konsultan/R.E’ diwajibkan membuat laporan

akhir proyek sebagai hasil penyelenggaraan proyek dari awal mula terjadinya proyek

sampai dengan proyek selesai.

- Isi Laporan antara lain :

o Sejarah proyek

o Lingkup proyek

o Proses pembebasan tanah dan luas ruang milik jalan yang telah dibebaskan

serta lahan-lahan lainya yang telah dibebaskan untuk keperluan proyek

o Peta lokasi proyek

o Uraian secara teknis pelaksanaan secara fisik proyek, hambatan-hambatan

yang ada dan cara mengatasinya

o Laporan sehubungan dengan analisa dampak lingkungan

o Petunjuk cara pemeliharaan yang perlu mendapat perhatian khusus dalam

pemeliharaan, misalnya daerah yang tanahnya lunak (‘soft soil’) yang

diperkirakan akan adanya penurunan (‘settlement’) di kemudian hari

o Laporan atas terjadinya kecelakaan dan korban-korban yang bersangkutan

- Laporan tersebut hendaknya dilampiri dengan :

o Gambar terlaksana (as-built drawings)

o Buku inventaris dan barang kekayaan milik Negara yang menjadi kekayaan

proyek

o Berita Acara Serah Terima Sementara )’Provisional Hand Over’) dan Serah

Terima Akhir(‘Final Hand Over’)

o Tenaga inti proyek, masing-masing 3 unsur dalam proyek: ‘Employer’ (Pimpro,

‘Engineer’ ( Konsultan Supervisi ) dan Kontraktor

o Dokumen Keuangan (‘Audit’), Penggunaan Anggaran

Laporan akhir proyek tersebut, 1 ‘copy’ lengkap disimpan di “arsip jalan” untuk bahan

Pembina jalan dalam rangka pembinaan jaringan jalan selanjutnya.

- Catatan – catatan

o Buku Perintah Teknik

Page 25: MODUL STEBC – 08 : METODE

STEBC-08: Metode Pelaksanaan Jembatan Bab II: Tanggung Jawab

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) II-12

Untuk keperluan pengaturan pekerjaan, Direksi Teknik dapat menginstruksikan

kepada kontraktor secara tertulis menggunakan surat biasa atau buku harian

atau melalui buku Perintah Direksi

o Untuk mendapatkan data curah hujan yang akurat, bila dipandang perlu di

‘Base Camp’ atau lokasi pekerjaan dapat ditempatkan alat pengukur curah

hujan (‘Rain Gauge’)

o Untuk mencegah timbulnya perbedaan pendapat dengan pihak kontraktor,

agar diperhatikan oleh aparat Pemimpin Proyek, bahwa sebelum

menandatangani semua laporan yang dibuat oleh Kontraktor, agar meneliti

dengan cermat kebenaran laporan tersebut.

Laporan agar tersimpan rapih dan setiap berkas agar tersusun secara teratur sesuai

dengan tanggal dan bulan laporan yang apabila setiap saat diperlukan dapat dicari

dengan mudah.

Untuk merekam dan mendukung pelaksanaan proyek, pimpro supaya membuat arsip

khusus dokumentasi yang berupa album-album foto

Foto pelaksanaan pekerjaan baik pada saat sebelum pelaksanaan, pada saat

pelaksanaan dan setelah selesai pelaksanaan pekerjaan. Pengambilan foto tersebut

dilakukan dari satu titik / posisi pengambilan yang tetap.

Daftar simak buku harian dan laporan dapat dilihat pada Tabel berikut.

Page 26: MODUL STEBC – 08 : METODE

STEBC-08: Metode Pelaksanaan Jembatan Bab II: Tanggung Jawab

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) II-13

PROYEK :………………………………………..

PROPINSI :………………………………………..

TABEL B-1 DAFTAR SIMAK

BUKU HARIAN DAN LAPORAN

No

URAIAN

PERSYARATAN CATATAN SUDAH BELUM

1. Buku harian / Laporan Harian telah dibuat oleh kontraktor sesuai dengan yang disyaratkan dalam dokumen kontrak

2. Buku Harian / Laporan Harian telah diperiksa dan disetujui oleh Direksi Teknik dan diketahui oleh Pimpro / Pejabat Lapangan dan telah didistribusikan sesuai dengan ketentuan

3. Laporan MIngguan telah dibuat oleh Kontraktor sesuai dengan ketentuan dalam dokumen kontrak dan telah disampaikan setiap minggu

4. Kontraktor telah membuat laporan bulanan sesuai ketentuan dalam dokumen kontrak dan disampaikan setiap bulan

5. Buku Laporan Direksi Teknik telah tersedia di kantor lapangan / base camp

6. Alat pengukur curah hujan telah terpasang di ‘Base Camp’ / Lokasi Pekerjaan

7. Laporan-laporan yang telah dibuat tersimpan dengan rapi, tersusun secara teratur sesuai tanggal dan bulan laporan

8. Proyek melaksanakan dokumen berupa foto-foto pelaksanaan saat sebelum, dalam pelaksanaan dan setelah selesai pelaksanaan

………………………………….200 …………….

Yang mengisi Daftar Simak ………………………………

…………………………………..

Page 27: MODUL STEBC – 08 : METODE

STEBC-08: Metode Pelaksanaan Jembatan Bab VI: Koordinasi Pelaksanaan Seluruh Pekerjaan

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) VI-1

BAB VI

KOORDINASI PELAKSANAAN

PEKERJAAN

6.1 PENGERTIAN TENTANG KOORDINASI

Koordinasi adalah usaha menyatukan kegiatan-kegiatan dari satuan-satuan kerja

(unit-unit) organisasi, sehingga organisasi bergerak sebagai kesatuan yang bulat guna

melaksanakan seluruh tugas organisasi, untuk mencapai tujuannya.

Untuk membantu tercapainya koordinasi diperlukan adanya komunikasi administrasi

yang disebut sebagai hubungan kerja.

Dengan demikian koordinasi dan hubungan kerja merupakan dua pengertian yang

saling kait mengait, karena koordinasi hanya dapat dicapai dengan sebaik-baiknya

dengan melakukan hubungan kerja yang efektif.

6.1.1 CIRI-CIRI KOORDINASI

Tanggung jawab koordinasi terletak pada pimpinan. Oleh karena itu koordinasi adalah

menjadi wewenang dan tanggung jawab pimpinan. Dikatakan bahwa pimpinan

berhasil, karena ia telah melakukan koordinasi dengan baik.

Koordinasi adalah suatu usaha kerjasama. Hal ini disebabkan karena kerjasama

merupakan syarat mutlak untuk terselenggarakannya koordinasi dengan sebaik-

baiknya.

Koordinasi adalah proses yang terus menerus. Artinya suatu proses yang bersifat

kesinambungan dalam rangka tercapainya tujuan organisasi.

Adanya pengaturan usaha kelompok secara teratur. Hal ini disebabkan karena

koordinasi adalah konsep yang diterapkan di dalam kelompok, bukan terhadap usaha

individu tetapi sejumlah individu yang bekerjasama di dalam kelompok untuk

mencapai tujuan bersama.

Konsep kesatuan tindakan. Kesatuan tindakan adalah inti daripada koordinasi. Hal ini

berarti bahwa pimpinan harus mengatur usaha-usaha/tindakan-tindakan dari setiap

tindakan individu sehingga diperoleh adanya keserasian di dalam mencapai hasil

bersama.

Page 28: MODUL STEBC – 08 : METODE

STEBC-08: Metode Pelaksanaan Jembatan Bab VI: Koordinasi Pelaksanaan Seluruh Pekerjaan

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) VI-2

Tujuan koordinasi adalah tujuan bersama. Kesatuan usaha/tindakan meminta

kesadaran /pengertian kepada semua individu agar ikut serta melaksanakan tujuan

bersama sebagai kelompok di mana mereka bekerja.

6.1.2 HAKIKAT KOORDINASI

Koordinasi adalah akibat logis daripada adanya prinsip pembagian habis tugas, di

mana setiap satuan kerja (unit), hanyalah melaksanakan sebagian tugas pokok

organisasi secara keseluruhan.

Koordinasi timbul karena adanya prinsip fungsionalisasi, di mana setiap satuan kerja

(unit) hanyalah melaksanakan sebagian fungsi dalam suatu organisasi.

Koordinasi juga akibat adanya span of control, di mana pimpinan wajib membina,

membimbing, mengarahkan dan mengendalikan berbagai kegiatan/usaha yang

dilakukan sejumlah bawahan, di bawah wewenang dan tanggung jawabnya.

Koordinasi sangat diperlukan dalam suatu organisasi yang besar dan kompeks di

mana berbagai fungsi dan kegiatan harus dilakukan oleh berbagai satuan kerja (unit)

yang harus dilakukan secara terpadu dan simultan.

Koordinasi juga sangat diperlukan dalam suatu organisasi yang dibentuk berdasarkan

atas prinsip jalur lini dan staf, karena kelemahan yang pokok dalam bentuk organisasi

ini adalah masalah koordinasi.

Koordinasi hanya dapat berhasil dengan bantuan sarana komunikasi yang baik.Oleh

karena itu komunikasi administrasi yang disebut hubungan kerja memegang peranan

yang sangat penting bagi tercapainya koordinasi.

Pada hakekatnya koordinasi adalah perwujudan dari kerjasama, saling bantu-

membantu dan menghargai atau menghayati tugas dan fungsi serta tanggung jawab

masing-masing. Hal ini disebabkan karena setiap setiap satuan kerja dalam

melaksanakan kegiatannya tergantung atas bantuan satuan kerja yang lain. Jadi

adanya saling ketergantungan atau interdependensi inilah yang mendorong diperlukan

adanya kerjasama.

6.1.3 FUNGSI KOORDINASI

Koordinasi adalah fungsi organik dari pimpinan. Sebagai fungsi organik dari pimpinan,

koordinasi memiliki keunikan tersendiri dibanding dengan fungsi-fungsi lainnya seperti

perencanaan, penyusunan pegawai, pembinaan kerja, motivasi, pengawasan dan

sebagainya.

Page 29: MODUL STEBC – 08 : METODE

STEBC-08: Metode Pelaksanaan Jembatan Bab VI: Koordinasi Pelaksanaan Seluruh Pekerjaan

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) VI-3

Koordinasi merupakan usaha untuk menjamin kelancaran mekanisme prosedur kerja

dari berbagai komponen dalam organisasi. Kelancaran mekanisme prosedur kerja

harus dapat terjamin dalam rangka pencapaian tujuan organisasi dengan menghindari

seminimal mungkin perselisihan yang timbul antar sesama komponen organisasi dan

mengusahakan semaksimal mungkin kerjasama diantara komponen-komponen

tersebut.

Koordinasi adalah merupakan usaha yang mengarahkan dan menyatukan kegiatan

dari satuan kerja organisasi, sehingga organisasi bergerak sebagai kesatuan yang

bulat untuk mencapai tujuannya. Jelasnya koordinasi mengandung makna adanya

integrasi, dan dilakukan secara serasi dan simultan dari seluruh tindakan yang

dijalankan oleh organisasi. Hal in i sesuai dengan prinsip : koordinasi, integrasi dan

koordinasi.

6.1.4 METODE DAN TEKNIK KOORDINASI

Metode dan teknik yang dapat dipakai dalam melakukan kegiatan koordinasi dapat dibagi

atas :

Koordinasi melalui kewenangan

Koordinasi melalui konsensus

Koordinasi melalui pedoman kerja

Koordinasi melalui suatu forum

Koordinasi melalui konferensi

a. Koordinasi melalui kewenangan

Beberapa pendapat mengatakan bahwa penggunaan wewenang merupakan salah

satu cara untuk menjamin terlaksananya koordinasi dengan baik. Hal ini mungkin

benar apabila organisasi tersebut bersifat seragam atau yang disebut integrated type.

Dalam organisasi yang demikian itu koordinasi melalui kewenangan dapat dijalankan

secara efektif. Akan tetapi dalam kenyataannya organisasi yang betul-betul seragam

jarang ditemukan. Adapun yang banyak ditemukan adalah organisasi yang bersifat

heterogen atau disebut holding company type, yaitu suatu organisasi yang

mempunyai keanekaragaman jenis dan fungsi, yang dapat diidentifikasikan pada

struktur organisasinya. Dalam organisasi yang demikian itu perlu dilakukan adanya

integrasi dari seluruh jenis dan fungsi-fungsi yang ada, karena setiap jenis dan fungsi

hanyalah merupakan sub sistem dari seluruh sistem pelaksanaan tugas pokok

organisasi secara keseluruhan.

Page 30: MODUL STEBC – 08 : METODE

STEBC-08: Metode Pelaksanaan Jembatan Bab VI: Koordinasi Pelaksanaan Seluruh Pekerjaan

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) VI-4

b. Koordinasi melalui konsensus

Ada 3 (tiga) pilihan yang ada pada koordinasi melalui konsensus, yaitu konsensus

melalui motivasi, konsensus melalui sistem timbal balik dan konsensus melalui ide.

Para ahli berpendapat bahwa motivasi mempunyai peranan yang sangat penting

dalam meningkatkan usaha-usaha koordinasi, terutama dalamm organisasi besar dan

kompleks yang mempunyai jenis dan fungsi yang beraneka ragam. Pada konsensus

melalui sistem timbal balik, terdapat ciri-ciri keseimbangan antara tuntutan organisasi

(tercapainya koordinasi) dan tuntutan individual baik yang bersifat material maupun

yang bersifat non material. Sedangkan pada konsensus melalui ide, setiap orang yang

bekerja dalam organisasi berusaha mengidentifikasikan dirinya dalam

keanekaragaman tujuan yang hendak dicapai oleh organisasi.

c. Koordinasi melalui Pedoman Kerja

Pada metode ini pedoman kerja dijadikan landasan berpijak dan bertindak bagi setiap

kegiatan, sehingga dapat diharapkan terselenggarakannya koordinasi dengan cara

yang sebaik-baiknya. Pedoman kerja dalam hal ini merupakan sarana pengikat dan

pengarah berbagai kegiatan yang saling berkaitan, sehingga koordinasi dapat

diharapkan berjalan dengan sebaik-baiknya.

d. Koordinasi melalui forum

Pada metode ini koordinasi dilakukan dengan menggunakan suatu wadah tertentu

(wahana) yang dapat dipergunakan sebagai cara mengadakan tukar-menukar

informasi, mengadakan konsultasi, mengadakan kerjasama dalam pemecahan suatu

masalah dan pengambilan keputusan bersama dalam pelaksanaan tugas bersama.

Contoh wahana dimaksud adalah : Tim Kerja, panitia, Satuan Tugas, dapat bersifat

internal organisasi ataupun bersifat eksternal organisasi.

e. Koordinasi melalui konferensi

Pada meode ini koordinasi diartikan dengan rapat-rapat atau sidang-sidang yang

dilakukan baik pada tingkat pimpinan maupun tingkat pelaksana. Rapat-rapat atau

sidang-sidang tersebut dapat digunakan sebagai sarana dalam pengintegrasian

seluruh fungsi yang ada dalam organisasi. Pertanyaannya sekarang ialah, siapa yang

harus memprakarsai konferensi yng demikian itu ? Tentunya pimpinan yang

bertanggungjawab dalam penyelesaian pelaksanaan tugas-tugas organisasi.

Page 31: MODUL STEBC – 08 : METODE

STEBC-08: Metode Pelaksanaan Jembatan Bab VI: Koordinasi Pelaksanaan Seluruh Pekerjaan

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) VI-5

6.1.5 JENIS-JENIS KOORDINASI

Berdasarkan hubungan kerja antara yang mengkoordinasikan dan yang dikoordinasikan,

ada 2 (dua) jenis koordinasi yaitu koordinasi intern dan koordinasi ekstern.

a. Koordinasi intern

Koordinasi internal terdiri atas koordinasi vertikal, koordinasi horizontal dan koordinasi

diagonal

o Koordinasi vertikal atau koordinasi struktural

Pada koordinasi jenis ini antara yang mengkoordinasikan dan yang

dikoordinasikan terdapat hubungan hirarkhis, karena satu dengan yang lainnya

berada pada satu garis komando.

o Koordinasi horizontal (merupakan koordinasi fungsional)

Pada koordinasi jenis ini antara yang mengkoordinasikan dan yang

dikoordinasikan mempunyai kedudukan yang setingkat. Menurut tugas dan

fungsinya, keduanya mempunyai kaitan satu dengan yang lainnya sehingga perlun

dikoordinasi.

o Koordinasi diagonal (merupakan koordinasi fungsional)

Pada koordinasi jenis ini yang mengkoordinasikan mempunyai kedudukan yang

lebih tinggi dibandingkan dengan yang dikoordinasikan, tapi satu dengan yang

lainnya tidak berada pada satu garis komando.

b. Koordinasi ekstern

Koordinasi ekstern termasuk koordinasi fungsional, bisa bersifat horizontal dan

diagonal

o Koordinasi ekstern yang bersifat horizontal

Pada koordinasi jenis ini antara yang mengkoordinasikan dan yang

dikoordinasikan mempunyai kedudukan yang setingkat, akan tetapi satu sama lain

tidak berada pada satu unit organisasi yang sama.

o Koordinasi ekstern yang bersifat diagonal

Pada koordinasi jenis ini yang mengkoordinasikan mempunyai kedudukan yang

lebih tinggi dibandingkan dengan yang dikoordinasikan, tapi satu dengan yang

lainnya tidak berada pada satu unit organisasi yang sama.

Page 32: MODUL STEBC – 08 : METODE

STEBC-08: Metode Pelaksanaan Jembatan Bab VI: Koordinasi Pelaksanaan Seluruh Pekerjaan

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) VI-6

6.2 KOORDINASI DENGAN KONSULTAN SUPERVISI

Untuk dapat menjelaskan bagaimana koordinasi antara structure engineer of bridge

construction dengan konsultan supervisi, perlu dikenali lebih dahulu struktur organisasi

masing-masing agar dapat diketahui dimana posisi masing-masing di dalam melakukan

hubungan kerja.

Berikut ini adalah tipikal organisasi pelaksana (kontraktor) dan konsultan supervisi :

Catatan : KKNI : Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia

TIPIKAL ORGANISASI PELAKSANA PROYEK

KEPALA

PROYEK

MANAJER

PERALATAN/

LOGISTIK

MANAJER

LAPANGAN

MANAJER

ADMINISTRASI

MANAJER

TEKNIK

MANAJER

QUALITY

ASSURANCE

PELAKSANA

…………….. ???

STRUCTURE

ENGINEER

PLANNING

ENGINEER

QUALITY

ENGINEER

QUANTITY

SURVEYOR

KEPALA

MANDOR

STEEL

ERECTOR

MEKANIK MANDOR OPERATOR

BATCH PLANT

TUKANG/

PEKERJA

TUKANG/

PEKERJA

JURU

GAMBAR

SITE

INSPECTOR

QUANTITY

SURVEYING

TECHNICIAN

JURU

UKUR

PELAKSANA

…………….. ???

TEKNISI

LABORATORIUM

OPERATOR WHEEL

LOADER

OPERATOR TRUCK

MIXER

TUKANG/

PEKERJA

OPERATOR

CONCRETE PAVER

Gambar 6.1 – Bagan Alir Tipikal Organisasi Pelaksana Proyek

Pada tipikal organisasi pelaksana di atas, structure engineer of bridge construction berada

pada level ke-3, dimana level ke-1 adalah Kepala Proyek sedangkan level ke-2 adalah

para manajer lapangan. Ditinjau dari segi kualifikasi keahlian, level ke-3 ini sama dengan

Ahli Muda, level ke-2 sama dengan Ahli Madya sedangkan level ke-1 sama dengan Ahli

Utama.

Page 33: MODUL STEBC – 08 : METODE

STEBC-08: Metode Pelaksanaan Jembatan Bab VI: Koordinasi Pelaksanaan Seluruh Pekerjaan

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) VI-7

TIPIKAL ORGANISASI

Gambar 6.2 – Bagan Alir Tipikal Organisasi Pengawasan Konstruksi

Pada tipikal di atas, di kelompok Core Team, Team Leader ada pada level ke-1, Co Team

Leader ada pada level ke-2, sedangkan Quantity Surveyor, Highway Engineer dan Bridge

Engineer juga ada pada level ke-2.

Pada kelompok provincial team, Chief Supervision Team ada pada level ke-1, sedangkan

Pavement Engineer, Geotechnical Engineer maupun Bridge Engineer ada pada level ke-

2. Selanjutnya untuk Field Supervision Team, lihat contoh tipikal struktur organisasi

sebagai berikut :

Struktur Organisasi Pengawasan Konstruksi

Engineer's Representative

Core Team, Provincial Teams dan Field Supervision Teams

(Contoh : Proyek Pemerintah)

Province : A Province : B Province : C

Field Supervison Teams

Team

Leader

Co -

Team Leader

Quantity

Surveyor

Bridge

Engineer

Chief Super-

vision Engineer

Chief Super-

vision Engineer

Chief Super-

vision Engineer

Highway

Engineer

Pavement &

Material Eng.

Pavement &

Material Eng.

Pavement &

Material Eng.

Core Team

Geotechnical

Engineer

Bridge

Engineer

Field

Supervision Teams

(Province A)

Provincial Teams

Field

Supervision Teams

(Province B)

Field

Supervision Teams

(Province C)

Page 34: MODUL STEBC – 08 : METODE

STEBC-08: Metode Pelaksanaan Jembatan Bab VI: Koordinasi Pelaksanaan Seluruh Pekerjaan

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) VI-8

Inspector

(A)

Inspector

(B)

Quantity

Surveyor

Draftman

Quantity

Engineer

Inspector

(C)

Bridge

Engineer

Laboratory

Technician

Quality

Engineer

Site

Engineer

TIPICAL FIELD SUPERVISION TEAM

Gambar 6.3 – Bagan Alir Tipikal Organisasi Field Supervision Team

Pada tipikal di atas, Site Engineer ada pada level ke-2, sedangkan Quantity Engineer,

Bridge Engineer, dan Quality Engineer ada pada level ke-3. Selebihnya ada pada level

ke-4.

Berikut ini diberikan tabel yang menunjukkan jenis hubungan koordinasi yang dapat

dilakukan oleh structure engineer of bridge construction dengan konsultan supervisi :

YANG MENGKOORDINASIKAN YANG DIKOORDINASIKAN JENIS KOORDINASI

Structure Engineer of Bridge Construction

Bridge Engineer dari Field Supervision Team

Koordinasi ekstern - horizontal

Structure Engineer of Bridge Construction

Quality Engineer dari Field Supervision Team

Koordinasi ekstern - horizontal

Structure Engineer of Bridge Construction

Laboratory Technician dari Field Supervision Team

Koordinasi ekstern - diagonal

Structure Engineer of Bridge Construction

Inspector dari Field Supervision Team

Koordinasi ekstern - diagonal

Site Engineer dari Field Supervision Team

Structure Engineer of Bridge Construction

Koordinasi ekstern - diagonal

Bridge Engineer dari Provincial Team

Structure Engineer of Bridge Construction

Koordinasi ekstern - diagonal

Bridge Engineer dari Provincial Team

Structure Engineer of Bridge Construction

Koordinasi ekstern - diagonal

Chief Supervision Team dari Provincial Team

Structure Engineer of Bridge Construction

Koordinasi ekstern - diagonal

Page 35: MODUL STEBC – 08 : METODE

STEBC-08: Metode Pelaksanaan Jembatan Bab VI: Koordinasi Pelaksanaan Seluruh Pekerjaan

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) VI-9

6.3 KOORDINASI DALAM INTERNAL UNIT

Dengan memperhatikan hal-hal yang telah dijelaskan dalam butir 5.1 dan 5.2, maka

menjelaskan butir 5.3 dapat menjadi lebih mudah.

Tabel berikut dapat mengetengahkan jenis koordinasi internal antara unit-unit kerja yang

ada di organisasi pelaksana proyek (kontraktor) :

YANG MENGKOORDINASIKAN YANG DIKOORDINASIKAN JENIS KOORDINASI

Structure Engineer of Bridge Construction

Planning Engineer Koordinasi intern - horizontal

Structure Engineer of Bridge Construction

Quality Engineer Koordinasi intern - horizontal

Structure Engineer of Bridge Construction

Quantity Surveyor Koordinasi intern - horizontal

Structure Engineer of Bridge Construction

Pelaksana Pondasi Jembatan Koordinasi intern - horizontal

Structure Engineer of Bridge Construction

Pelaksana Pondasi Jembatan Koordinasi intern - horizontal

Structure Engineer of Bridge Construction

Kepala Mandor Koordinasi intern - diagonal

Structure Engineer of Bridge Construction

Steel Erector Koordinasi intern - diagonal

Structure Engineer of Bridge Construction

Juru Gambar Koordinasi intern - diagonal

Structure Engineer of Bridge Construction

Site Inspector Koordinasi intern - diagonal

Structure Engineer of Bridge Construction

Teknisi laboratorium Koordinasi intern - diagonal

Structure Engineer of Bridge Construction

Quantity Surveying Technician Koordinasi intern - diagonal

Kepala Proyek Structure Engineer of Bridge Construction

Koordinasi intern - vertikal

Manajer Peralatan/Logisti Structure Engineer of Bridge Construction

Koordinasi intern - diagonal

Manajer Admninistrasi Structure Engineer of Bridge Construction

Koordinasi intern - diagonal

Manajer Teknik Structure Engineer of Bridge Construction

Koordinasi intern - diagonal

Manajer Lapangan Structure Engineer of Bridge Construction

Koordinasi intern - vertikal

Manajer Quality Assurance Structure Engineer of Bridge Construction

Koordinasi intern - diagonal

Page 36: MODUL STEBC – 08 : METODE

STEBC-08: Metode Pelaksanaan Jembatan Rangkuman

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) R-1

RANGKUMAN

TANGGUNG JAWAB

Tanggung jawab ahli struktur Pelaksanaan jembatan jembatan harus mencakup jenis-

jenis pekerjaan sebagai berikut :

Penyiapan sumber daya

Survey lapangan dan pengujian tanah & material

Pelaksanaan struktur jembatan

Perencanaan/pelaksanaan keselamatan kerja, kesehatan kerja dan pemantauan

lingkungan

Dan kegiatan-kegiatan dalam Pelaksanaan struktur jembatan mencakup :

Penyiapan jadwal pelaksanaan pekerjaan

Penyiapan gambar kerja

Metode pelaksanaan jembatan

Dari pekerjaan-pekerjaan dan kegiatan-kegiatan tersebut di atas, penyiapan sumber

daya, survey lapangan, pengujian tanah & material, penyiapan jadwal pelaksanaan

pekerjaan, penyiapan gambar kerja dan perencanaan/pelaksanaan keselamatan,

kesehatan kerja dan pemantauan lingkungan diberikan dalam modul tersendiri di luar

cakupan modul metode pelaksanaan jembatan. Selain itu untuk menambah wawasan

tentang peraturann perundang-undangan yang minimal harus diketahui oleh Structure

Engineer of Bridge Construction, juga ditambahkan untuk modul keselamatan kerja,

kesehatan kerja dan pemantauan lingkungan bahan berupa Undang-undang Jasa

Konstruksi.

METODE PELAKSANAAN, PENGGUNAAN ALAT, BAHAN DAN

TENAGA KERJA

Salah satu pekerjaan yang terpenting dalam pembuatan jembatan adalah membangun

pondasi-pondasi yang kuat, suatu pekerjaan yang memerlukan perhatian khusus pada

tiap tahapan pekerjaan pondasi sebuah jembatan. Semua langkah pencegahan harus

diambil pada saat pelaksanaan, supaya tidak timbul kesalahan pada umur pelayanan

jembatan. Harus diingat bahwa sekali jembatan dibuka untuk lalu-lintas umum,

perbaikan atau perkekuatan pondasi sulit dilaksanakan.

Page 37: MODUL STEBC – 08 : METODE

STEBC-08: Metode Pelaksanaan Jembatan Rangkuman

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) R-2

Kesalahan yang harus dihindari termasuk:

pemancangan tiang pancang geser (friction piles) pada kedalaman yang kurang;

pemancangan tiang secara berlebihan pada batuan;

penggunaan tenaga pemancangan berlebih pada waktu menembus tanah yang

relatif lunak, akan mengakibatkan retaknya tiang beton;

kerusakan terhadap tiang beton yang disebabkan penanganan, penempatan dan

pemancangan yang salah;

karatnya tiang baja tanpa perlindungan disebabkan oleh air tanah yang agresif atau

keadaan tanah itu sendiri;

karat pada tulangan disebabkan kurangnya selimut beton;

ketidak stabilan pada pilar atau kepala lembatan disebabkan oleh air berkecepatan

tinggi yang mengikis material disekitar pilar atau telapak pondasi;

terdapat bagian beton yang lemah pada waktu pelaksanaan atau bahan asing yang

terdapat pada waktu pencetakan tiang setempat (in-situ);

kelalaian dalam perawatan perlindungan pada tiang kayu yang dapat dimakan rayap

dan serangga air;

penggeseran pondasi akibat pergerakan tanah;

penurunan atau perputaran pondasi langsung disebabkan kurangnya daya dukung

atau kurangnya pembuangan material lepas atau material tidak sesuai;

keruntuhan dari tiang yang disebabkan tekanan negatif (down-drag) akibat penurunan

timbunan di belakang kepala jembatan;

keruntuhan oleh tersumbatnya sambungan muai oleh bahan asing, atau kerusakan

(failure) dari landasan jembatan, menyebabkan tegangan yang berlebihan (over

stress) dalam bangunan bawah.

Bangunan bawah jembatan pada umumnya dibuat dari beton, untuk mengurangi

pemeliharaan dan perbaikan beton pada tahun-tahun permulaan umur jembatan

diperlukan kualitas pelaksanaan pekerjaan beton yang secara teknis memenuhi

ketentuan-ketentuan yang dipersyaratkan, seperti mencakup produksi beton untuk

pekerjaan bangunan bawah, dengan menggunakan desain campuran yang sesuai, dan

dengan mempertimbangkan pengangkutan adonan beton ke lokasi pekerjaan.

Campuran beton harus direncanakan untuk mendapatkan kombinasi yang paling

ekonomis dan praktis dari material yang tersedia agar dapat menghasilkan kemampuan

pengerjaan (workability) yang baik dalam pembuatan beton baru, dan memenuhi sifat-

sifat yang disyaratkan pada beton.

Page 38: MODUL STEBC – 08 : METODE

STEBC-08: Metode Pelaksanaan Jembatan Rangkuman

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) R-3

Proses merencana campuran beton dimulai dari dipelajarinya Spesifikasi Teknik hingga

pelaksanaan produksi beton dengan kualitas yang disyaratkan pada pekerjaan.

Semua cara desain campuran, meskipun dalam batas tertentu tergantung pada

pertimbangan teoritis, namun berasal dari informasi empiris. Semua desain campuran

pada dasarnya mengikuti prosedur yang sama meskipun kelihatan rumit atau berbeda.

Tanpa melihat cara yang dipergunakan, campuran percobaan yang pertama biasanya

akan memerlukan beberapa modifikasi.

Ada sejumlah cara berbeda yang digunakan untuk desain campuran. Kebanyakan dari

cara-cara tersebut serupa dan menghasilkan beton yang memuaskan.

Sebelum suatu campuran yang diusulkan oleh Kontraktor dapat disetujui, kekuatan tekan

dan penyusutan pada 28 hari akan diperiksa dari campuran percobaan.

Minimum 20 benda uji harus dibuat dengan maksud memastikan kekuatan tekan

campuran percobaan.

Dalam hal keadaan darurat atau untuk campuran yang mengandung bahan tambahan

atau dirawat uap. Engineer dapat memberikan persetujuan bersyarat berdasarkan

pengujian pada umur lebih awal daripada 28 hari, tetapi pengujian pada umur 28 hari

harus menjadi dasar persetujuan akhir.

Setelah Engineer setuju dengan penggunaan desain campuran tertentu untuk suatu

kelas beton, campuran ini dapat digunakan di dalam pekerjaan. Dalam hal terdapat

perubahan sifat-sifat atau sumber dari material atau pada proporsi relatifnya. Engineer

dapat menginstruksikan perubahan dalam proporsi material serta pengujian lebih lanjut.

Oleh karena keterlambatan pengambilan data mengenai kekuatan tekan, mungkin perlu

menggunakan cara-cara perawatan dan pengujian yang dipercepat.

Untuk menentukan perlu tidaknya penyesuaian campuran pada waktu berlangsungnya

pekerjaan, maka suatu pemeriksaan statistik dapat dibuat mengenai kekuatan tekan

beton, dengan menggunakan hasil pengujian 28 hari berturut-turut yang mewakili beton

yang dipakai dalam pekerjaan, dan membuat pemeriksaan terpisah dari tiap campuran.

Untuk setiap kelas beton yang berbeda, campuran beton dan cara produksinya akan

dianggap memuaskan jika persyaratan berikut dipenuhi:

(i) Tidak boleh lebih dari satu buah benda uji dari dua puluh (20) buah benda uji

secara berurutan pada suatu kelompok mempunyai kekuatan tekan pada 28 hari

kurang dari Kekuatan Karakteristik untuk kelas beton itu.

Page 39: MODUL STEBC – 08 : METODE

STEBC-08: Metode Pelaksanaan Jembatan Rangkuman

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) R-4

(ii) Rata-rata dari kekuatan tekan pada 28 hari dari empat (4) buah benda uji yang

berurutan tidak kurang dari Kekuatan Karakteristik untuk kelas beton itu ditambah

0,82 kali deviasi standar yang terdefinisi di bawah.

(iii) Perbedaan dari nilai kekuatan tekan pada 28 hari di antara nilai tertinggi dan

terendah dari empat (4) benda uji berurutan akan kurang dari 4,3 kali deviasi

standar yang terdefinisi di bawah.

Sebelum batching dimulai, drum pengaduk harus dibasahi dengan air bersih dan semua

air sisa dibuang. Sebelum menuangi pengaduk dengan batch pertama dengan bahan

beton, pengaduk harus dibilas dengan campuran yang sesuai dari agregat halus, semen

dan air, dicampur untuk waktu minimum 2 menit dan cairan tersebut dibuang. Semua

cairan tersebut dan air pembersih harus dibuang seluruhnya dari pengaduk sebelum

dimasukan bahan beton. Ini akan menjamin bahwa pasta semen dari batch menjadi

bagian dari beton dan tidak akan menempel pada dinding pengaduk yang kering.

Agregat, semen dan kuantitas air yang tepat, dengan memperhitungkan untuk kadar air

agregat, kemudian ditambahkan ke drum pengaduk dan diaduk selama waktu yang

ditentukan.

Untuk menyimpan catatan yang baik mengenai semua pengadukan beton dan

penggunaannya didalam bangunan. Laporan pemeriksaan batch dan mixing plant harus

membenarkan dan mendokumentasikan:

Detail penyimpanan semen dan agregat

Kuantitas bahan yang cukup tersedia untuk tiap pengecoran batch kemudian dilepas

untuk pengecoran

penyesuaian dibuat untuk kadar kelembaban agregat halus dan kasar

suhu material

waktu pengadukan untuk memastikan bahwa persyaratan keseragaman dipenuhi

pemakaian air total dibandingkan dengan yang diperbolehkan, untuk

mempertahankan rasio air-semen yang disyaratkan.

Pengendalian pengujian beton pada saat berlangsungnya proyek adalah suatu hal yang

relatif sederhana. Konsultan Supervisi harus memastikan bahwa selalu dibuat catatan-

catatan mengenai material yang dipakai, operasi batching, sifat-sifat beton baru,

pengecoran dan perawatan beton dan kekuatan tekan dari spesimen uji yang diambil.

Keseluruhan keterangan ini akan membentuk gambaran yang lengkap mengenai

produksi beton pada suatu periode waktu. Spesifikasi Teknik akan memberikan batas-

batas pengendalian untuk penerimaan dan penolakan., tetapi Konsultan Supervisi harus

dapat menentukan kecenderungan penurunan kualitas sebelum terjadi kemungkinan

Page 40: MODUL STEBC – 08 : METODE

STEBC-08: Metode Pelaksanaan Jembatan Rangkuman

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) R-5

penolakan mutlak. Jika pengujian agregat dan pemeriksaan batch dilakukan secara

teratur, dapat dibuat suatu korelasi antara kekuatan sekitar 7 hari dan sifat-sifat

material. Sebagai tambahan, korelasi yang balk antara kekuatan beton pada 7 dan 28

hari (atau umur lain) dapat diperoleh.

Tipe standar bangunan atas jembatan yang lazim digunakan di Indonesia bermacam-

macam, antara lain :

Balok T Beton Bertulang

Bangunan Atas Australia

Bangunan Atas Belanda

Bangunan Atas Inggris

Bangunan Atas Belgia

Bangunan Atas Austria

Bangunan Atas Jepang

Bangunan Atas Bailey

Bangunan Atas Prestressed Concrete

Jembatan dibedakan berdasarkan kelas sebagai berikut :

Jembatan kelas A mempunyai 2 jalur dengan suatu jalan kendaraan yang lebarnya

7,0 m dengan 1,0 m untuk pejalan kaki pada tiap sisi;

Jembatan kelas B adalah 2 jalur dengan jalan kendaraan 6,0 m dengan kerb 0,5

meter pada kedua sisi tetapi tanpa pemisah pejalan kaki;

Jembatan kelas C mempunyai jalan kendaraan selebar 4,5 m dengan kerb 0,5 meter

pada kedua sisinya tetapi tanpa pejalan kaki.

Persoalan perlu mendapat perhatian dalam pelaksanaan jembatan gelagar baja, yaitu :

Pengencangan Baut

Penentuan as perletakan

Konstruksi lantai perletakan (bearing plinth) pada pilar dan kepala jembatan

Kualitas beton pada pelat lantai

Kualitas yang rendah dari beton penahan lateral

Penundaan pengecoran beton sampai pemasangan gelagar diselesaikan

Penyebab kerusakan komponen-komponen dari penyimpanan dan penanganan yang

kurang baik

Umumnya kontrak pembangunan jembatan termasuk pembangunan konstruksi jalan

pendekat. Ini umumnya dikerjakankan di bagian akhir pelaksanaan kontrak pekerjaan dan

biasanya dilupakan dalam seluruh proses pengendalian mutu. Material yang digunakan

Page 41: MODUL STEBC – 08 : METODE

STEBC-08: Metode Pelaksanaan Jembatan Rangkuman

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) R-6

untuk penimbunan di belakang kepala jembatan bila tidak lempung plastik tinggi atau

batuan sangat kasar, keduanya sulit dipadatkan.

Dalam pekerjaan jembatan yang dimaksudkan dengan bangunan pelengkap dan

perlengkapan adalah antara lain adalah bronjong, turap, fender. Adalah penting bahwa

suatu struktur yang disiapkan untuk memberikan perlindungan terhadap penggerusan

harus diletakkan di bawah batas penggerusan aliran rencana sungai. Kedalaman ini

harus dijelaskan dalam Gambar-gambar tetapi bila tidak, suatu angka konservatif antara

80 - 100 cm di bawah dasar sungai dapat dipakai. Kemungkinan penggerusan disekitar

ujung bangunan, harus juga dipertimbangkan dan beberapa perlindungan (pasangan

batu kosong, bahan penyaring) perlu dipasang.

konstruksi bronjong dibangun tepat sesuai yang direncanakan dan point-point berikut

harus dicatat/diketahui :

Pastikan bahwa lipatan bronjong dalam posisi yang benar bila dibentuk, satu pada

ujung akhir tiap panel dan tiap sekat.

Bilamana melipat box/kotak diusahakan bahwa bagian atas dari keempat sisi-sisi

kotak adalah rata sebelum pemasangan kawat di sudut-sudut atas.

Gunakanlah ikatan rangkap pada jarak 100 mm untuk pengikatan kawat.

Pastikan tanah di bawah bronjong adalah serata mungkin sebelum dimulainya

penempatan batu.

Letakkan bronjong saling berhadapan dan saling membelakangi sepanjang suatu

baris sehingga pasangan dari penutup permukaan dapat diberi kawat kebawah

dalam satu gerakan (operasi)

Ikatkan ujung dari bronjong pertama memakai tongkat (tangkai) yang dimasukkan

kedalam tanah melalui kedua ujung-ujungnya.

Ketinggian dari penjangkaran harus paling sedikit setinggi bronjong.

Menjamin bahwa ujung yang bertawanan tetap dibentangkan sampai kotak telah

diisi. Ini dapat dilakukan menggunakan batang baja dan suatu tonggak ditempelkan

pada bronjong di baris bawah.

Periksa bahwa penjangkaran tidak menarik terpisah karena pemasangan kawat dari

kotak (box).

Gunakan material pengisi tidak boleh lebih besar daripada 250 mm dan tidak boleh

lebih kecil daripada lubang pada mesh. Bila tidak cukup bahan pengisi dan ukuran

tersebut di atas yang tersedia, gunakan batu-batu yang lebih kecil dalam bronjong

dengan paling tidak 250 mm batuan lebih besar pada setiap permukaan luarnya.

Pastikan bahwa batu dibungkus kuat dan rongga udara diperkecil.

Page 42: MODUL STEBC – 08 : METODE

STEBC-08: Metode Pelaksanaan Jembatan Rangkuman

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) R-7

Bronjong setinggi 1 m memerlukan penguat melintang kawat pada 1/3 dan 2/3 dari

ketinggian kotak.

Pengisi bronjong kira-kira 25 mm atau 50 mm lebih tinggi dari ketinggian puncak

kotak, untuk memungkinkan adanya penurunan.

Hindari menarik penutup berlebih, pada saat pemasangan kawat penutup.

Rujukan harus dibuat terhadap buku pegangan pabrik untuk aspek-aspek konstruksi

tertentu sesuai dengan tipe bronjong.

PELAKSANAAN PEKERJAAN SECARA PERIODIK DAN

INVENTARISASI JENIS PEKERJAAN

Dalam pelaksanaan jembatan mencakup pekerjaan-pekerjaan dan kegiatan-kegiatan

sebagai berikut :

Pekerjaan pondasi jembatan, mencakup kegiatan-kegiatan :

- Pekerjaan Pondasi Tiang Pancang

- Pekerjaan Pondasi Sumuran

Pekerjaan bangunan bawah jembatan, mencakup kegiatan-kegiatan :

- Pekerjan Perancah

- Pekerjaan Baja Tulangan

- Pekerjaan Beton

Pekerjaan bangunan atas jembatan, mencakup kegiatan-kegiatan :

- Pekerjaan Pemasangan Gelagar Beton Prategang

- Pekerjaan Pemasangan Gelagar Baja Komposit

- Pekerjaan Pemasangan Rangka Baja

Pekerjaan jalan pendekat, bangunan pelengkap dan perlengkapan jembatan,

mencakup kegiatan-kegiatan :

- Pekerjaan jalan pendekat (oprit jembatan)

- Pekerjaan Pasangan Batu

- Pekerjaan Pemasangan Bronjong

Sebelum kita dapat merangkum hasil pelaksanaan setiap pekerjaan, perlu dipersiapkan

penyajian data sebagai berikut :

Jadwal yang menunjukkan kelompok pekerjaan, jenis-jenis kegiatan pada masing-

masing kelompok mengikuti pay item yang tercantum di dalam spesifikasi, kapan

masing-masing kegiatan dimulai dan kapan direncanakan akan berakhir;

Page 43: MODUL STEBC – 08 : METODE

STEBC-08: Metode Pelaksanaan Jembatan Rangkuman

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) R-8

Kurva S yang menunjukkan rencana dan realisasi pelaksanaan sesuai item pekerjaan

yang dihitung berdasarkan progres fisik/keuangan bulanan dibandingkan dengan

rencana fisik/keuangan bulanan.

Dengan diketahuinya rencana pelaksanaan untuk setiap kegiatan (kapan dimulai dan

kapan berakhir) dan bobot setiap kegiatan terhadap total biaya proyek, maka untuk setiap

kegiatan dapat dibuat rencana pelaksanaan mingguan. Jadi berarti dapat dibuat rencana

total pelaksanaan mingguan untuk seluruh kegiatan, diperhitungkan terhadap total proyek,

dimulai dari minggu ke-1, minggu ke-2, minggu ke-3 dan seterusnya sampai dengan

minggu terakhir.

Pencatatan progres mingguan basisnya adalah kegiatan atau pay item yang membentuk

suatu pekerjaan. Cara pencatatan seperti ini akan memberikan rekaman data yang relaitif

cukup terinci yaitu bahwa pada suatu jenis pekerjaan akan terdapat pay item yang

kodenya sama, akan tetapi lokasi penggunaannya berbeda.

Yang perlu dipahami oleh Structure Engineer of Bridge Construction adalah mengapa

yang dijadikan patokan adalah perbandingan antara rencana dengan progres (fisik atau

keuangan) berdasarkan pay item. Ini disebabkan karena basis pembayaran pekerjaan

adalah unit price untuk setiap pay item pekerjaan; pekerjaan yang dibayar adalah

merupakan perkalian antara volume item pekerjaan yang diterima dikalikan unit price.

Progres untuk suatu pay item dinyatakan terlambat atau tidak, tolok ukurnya adalah

progres suatu pay item dibandingkan dengan rencana pencapaian pay item.

Jenis kegiatan yang progresnya terlambat perlu dilaporkan kepada atasan

langsung. Harus dilakukan upaya-upaya percepatan pelaksanaan agar

keterlambatan pekerjaan tidak mencapai suatu kondisi yang mengharuskan

kontraktor mempertanggungjawabkan keterlambatannya dalam Show Cause

Meeting.

JADWAL BULANAN PELAKSANAAN SELURUH PEKERJAAN

Dalam keperluan pemantauan pelaksanaan pekerjaan, perlu dibuatkan jadwal bulanan

pelaksanaan seluruh pekerjaan. Ada berbagai jenis pemantauan pelaksanaan terkait

dengan waktu, mulai dari kegiatan harian, rangkuman kegiatan mingguan, dan

rangkuman kegiatan bulanan. Dari data-data yang terkumpul berupa data pelaksanaan

harian, mingguan dan bulanan tersebut dilaporkan kepada atasan langsung dengan

menggunakan format-format yang memudahkan pengolahannya. Berikut ini adalah

penjelasan lebih lanjut tentang data-data pelaksanaan di maksud :

Progres harian

Page 44: MODUL STEBC – 08 : METODE

STEBC-08: Metode Pelaksanaan Jembatan Rangkuman

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) R-9

Progres mingguan

Progres bulanan

Realisasi progress

Laporan Progres

Untuk dapat mendukung maksud dan tujuan pembuatan laporan seperti disebutkan di

atas, maka setiap jenis laporan yang telah ditentukan dalam kontrak, perlu disusun secara

tepat waktu, obyektif, lengkap, akurat, dan akuntabel dalam menggambarkan keseluruhan

informasi mengenai realisasi aktivitas dan pencapaian hasil pelaksanaan pekerjaan,

termasuk di dalamnya semua permasalahan dan penanganan yang diambil.

Agar laporan memberikan daya guna yang optimal, maka laporan harus memenuhi

syarat-syarat dan berisi informasi yang baik, sesuai kebutuhan bagi pimpinan atau pihak

yang berkepentingan untuk pengambil keputusan atau tindakan.

Syarat-syarat tersebut sebagai berikut:

a. Laporan harus benar dan obyektif

b. Laporan harus jelas dan cermat

c. Laporan harus lengkap

d. Laporan harus tepat mengenai sasaran

e. Laporan harus tepat pada waktunya

f. Laporan harus tepat penerimaanya

Untuk keperluan pengendalian dan pengawasan pelaksanaan pekerjaan di lapangan,

maka sesuai ketentuan kontrak perlu dibuat laporan hasil pekerjaan berupa Laporan

Harian, Laporan Mingguan, Laporan Bulanan, Laporan Triwulanan, dan Laporan Akhir.

Untuk dapat memberikan informasi yang lengkap, maka ruang lingkup laporan harus

meliputi aspek-aspek teknis, finansial, dan manajemen proyek agar dapat digunakan

sebagai masukan bagi pengendali dan pengawas proyek dalam pengambilan keputusan

dan tindak turun tangan.

KOORDINASI PELAKSANAAN PEKERJAAN

Koordinasi adalah usaha menyatukan kegiatan-kegiatan dari satuan-satuan kerja (unit-

unit) organisasi, sehingga organisasi bergerak sebagai kesatuan yang bulat guna

melaksanakan seluruh tugas organisasi, untuk mencapai tujuannya.

Untuk membantu tercapainya koordinasi diperlukan adanya komunikasi administrasi yang

disebut sebagai hubungan kerja.

Page 45: MODUL STEBC – 08 : METODE

STEBC-08: Metode Pelaksanaan Jembatan Rangkuman

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) R-10

Dengan demikian koordinasi dan hubungan kerja merupakan dua pengertian yang saling

kait mengait, karena koordinasi hanya dapat dicapai dengan sebaik-baiknya dengan

melakukan hubungan kerja yang efektif.

Metode dan teknik yang dapat dipakai dalam melakukan kegiatan koordinasi dapat dibagi

atas :

Koordinasi melalui kewenangan

Koordinasi melalui konsensus

Koordinasi melalui pedoman kerja

Koordinasi melalui suatu forum

Koordinasi melalui konferensi

Untuk dapat menjelaskan bagaimana koordinasi antara structure engineer of bridge

construction dengan konsultan supervisi, perlu dikenali lebih dahulu struktur organisasi

masing-masing agar dapat diketahui dimana posisi masing-masing di dalam melakukan

hubungan kerja.

Page 46: MODUL STEBC – 08 : METODE

STEBC-08: Metode Pelaksanaan Jembatan Daftar Pustaka

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) DP-1

DAFTAR PUSTAKA

1. Contruction Planning, Equipment and Method, By R.L.Peurifoy.

2. Foundation Design, Wayne C. Teng – 1979.

3. Hand Book Of Soil Mechanics, By Arpad Kezdi.

4. Highway Enggineering Handbook, By Kenneth B Woods

5. Mempersiapkan Lapisan Dasar Konstruksi I & II, Oleh Imam Soekoto

6. Mekanika Tanah, L.D. Wesley – 1988.

7. Mekanika Tanah & Teknik Pondasi, Ir. Suyono sosrodarsono – Kazuto Nakazawa –

Ir. Taulu dkk. 1981.

8. Pondasi Tiang Pancang, Ir. Sardjono HS – 1984.

9. Sifat-sifat Fisis dan Geoteknis Tanah, Joseph E. Bowls/Johan K. Hainim – 1991.

10. Soil Mechanics, Foundation and Earth Structures, Tschebotarioff – 1951.

11. Teknik Fondasi I, Hary Christady Hardiyatmo – 2002

12. Teknik Fondasi II, Hary Christady Hardiyatmo – 2003.