Modul SPR Eksperimen Fisika II 2012
-
Upload
sinthia-rahmanita -
Category
Documents
-
view
70 -
download
9
description
Transcript of Modul SPR Eksperimen Fisika II 2012
-
Modul Praktikum Eksperimen Fisika II (KK-FMF)
Surface Plasmon Resonance
1. Tujuan
a. Mengamati dan menganalisis terjadinya surface plasmon resonance pada perbatasan
logam/dielektrik.
b. Menggambarkan kurva dispersi surface plasmon dari percobaan.
c. Menentukan permitivitas emas sebagai fungsi frekuensi.
2. Konsep Dasar
Plasmon adalah osilasi yang terkuantisasi dari elektron-elektron dalam suatu medium konduktif.
Dalam konsep kuantum, plasmon sering dianggap sebagai quasiparticle yang mirip dengan konsep
foton dan fonon. Surface plasmon resonance (SPR) merupakan fenomena resonansi antara
gelombang cahaya dan elektron-elektron pada permukaan logam yang menghasilkan osilasi
elektron-elektron di permukaan logam yang terkuantisasi.
SPR dapat terjadi pada bidang batas logam/dielektrik ketika sebuah berkas sinar datang dari
medium dielektrik dengan sudut datang yang lebih besar dari sudut kritis. Dalam kondisi seperti itu,
di bidang batas persambungan dielektrik/logam akan terbentuk gelombang evanesen yang
menembus masuk ke dalam medium logam. Jika kondisi resonansi terpenuhi, akan terjadi resonansi
antara gelombang evanesen dan elektron-elektron bebas di permukaan logam yang menghasilkan
medan listrik lokal dan penetrasi gelombang evanesen yang jauh lebih besar. Gambar 1
mengilustrasikan gelombang SPR dan penetrasi gelombang SPR tersebut ke dalam lapisan dielektrik.
Gambar 1. Ilustrasi gelombang SPR dan penguatan medan listrik dari gelombang evanesen, yang
menghasilkan penetrasi gelombang jauh ke dalam medium dielektrik.
Syarat kondisi terjadinya SPR adalah ix spK K , yakni vektor gelombang cahaya yang merambat
sepanjang bidang batas sama dengan vektor gelombang plasmon permukaan (SP). Vektor
gelombang SP hanya ditentukan oleh tetapan dielektrik dari metal dan bahan dielektriknya, yang
diberikan oleh hubungan
2d m d msp
d m d m
Kc
(1)
-
dengan m adalah tetapan dielektrik metal dan d adalah tetapan dielektrik bahan dielektriknya.
Dalam hal penjalaran gelombang dalam ruang bebas, bilangan gelombang akan berbanding
lurus terhadap frekuensi. Dengan kata lain, kurva dispersi penjalaran gelombang ini berupa kurva
linier. Akan tetapi, kurva dispersi gelombang SPR ternyata tidaklah linier, seperti ditunjukkan oleh
Gb. 2. Dari gambar tersebut, jelas terlihat bahwa tidak terjadi perpotongan antara kurva dispersi
gelombang bebas dan kurva dispersi gelombang SPR, yakni kondisi ix spK K tidak pernah terjadi.
Fenomena SPR tidak dapat teramati hanya dengan menyinari suatu bidang batas metal/dielektik.
Oleh karena itu, diperlukan suatu cara agar kedua kurva tersebut dapat berpotongan. Salah satu cara
yang bisa dilakukan adalah dengan menggunakan prisma sehingga kurva dispersi gelombang cahaya
dapat diubah kemiringannya dan menghasilkan suatu perpotongan dengan kurva dispersi
gelombang SPR, seperti diilustrasikan dalam Gb. 2 tadi.
Gambar 2. Kurva dispersi gelombang cahaya dan SPR.
Ada banyak cara untuk membangkitkan SPR, tetapi cara yang paling umum adalah menggunakan
prisma sebagai media pengkopel cahaya datang ke permukaan logam. Ada dua macam cara
konfigurasi yang paling sering digunakan, yaitu konfigurasi Otto dan Kretschmann. Pada konfigurasi
Otto, lapisan dielektrik berada di antara prisma dan lapisan metal. Cahaya datang dari prisma dan
kemudian masuk ke dalam medium dielektrik sehingga menghasilkan gelombang evanesen di bidang
batas lapisan dielektrik/ logam. Gelombang SPR terbentuk pada bidang batas tersebut jika kondisi
resonansi di atas terpenuhi, seperti ditunjukkan dalam Gb. 3. Pada konfigurasi Kretschmann, lapisan
logam berada kontak langsung dengan prisma sedangkan lapisan dielektriknya menutupi lapisan
logam tersebut. Dengan konfigurasi ini, gelombang SPR terbentuk pada bidang batas metal/ lapisan
dielektrik di sisi sebelah luar dari lapisan metalnya, seperti dalam Gb. 4. Konfigurasi Kretschmann ini
sering dipakai untuk keperluan pendeteksian dimana lapisan sampel yang ingin diukur dapat
langsung ditaruh di atas lapisan emas. Dalam hal ini, lapisan sampel tersebut ini dianggap sebagai
lapisan dielektriknya.
-
Gambar 3. Konfigurasi Otto. Gambar 4. Konfigurasi Kretschmann.
Ketika gelombang cahaya datang mengalami pemantulan internal total, gelombang evanesen
menjalar pada bidang batas prisma/lapisan dielektrik dengan vektor gelombang.
sinx p ik nc
(2)
Agar terjadi perpotongan kurva dispersi ( x SPk k ), sudut datang cahaya haruslah memenuhi
1
sin d mip d mn
. (3)
Sistem pembangkitan SPR dan pengukuran spektrumnya ditunjukkan dengan diagram skematik
sederhana dalam Gb. 5. Susunan lengkap untuk pembangkitan SPR dengan menggunakan prisma
pengkopling ini dapat dilihat dalam Gb. 6. Berkas cahaya putih berasal dari lampu tungsten
diarahkan ke prisma melewati polarisator, slit dan pinhole. Setelah melewati prisma, berkas cahaya
ditangkap dengan serat optik dan diukur dengan spektrometer CCD dengan bantuan komputer.
Sudut datang cahaya diatur dengan mengubah sudut goniometer, yang dapat dilakukan secara
manual atau lewat komputer.
Gambar 5. Diagram sederhana sistem pembangkitan gelombang SPR dan pengukuran
spektrumnya.
-
Gambar 6. Susunan alat untuk pembangkitan gelombang SPR dengan menggunakan prisma
pengkopling dan pengukuran spektrumnya dengan spectrometer CCD yang digunakan dalam
praktikum ini.
Terdapat perbedaan sudut antara sudut pantul dari prisma ke detektor dan sudut pantul pada
bidang belakang prisma akibat pembiasan pada bagian depan prisma, dapat dilihat pada Gb.7.
Gambar 7. Skema perambatan dan pemantulan cahaya pada prisma
Alas prisma berbentuk segitiga siku-siku sama kaki. Hubungan antara sudut pantul prisma dan
sudut datang pada bidang batas ditentukan dari persamaan berikut
(4)
3. Metode Percobaan
Tugas praktikum adalah mencoba membangkitkan gelombang SPR pada lapisan emas di atas
kaca dan mengukur spektrumnya. Percobaan terdiri 2 macam, yaitu
Percobaan I: dengan menggunakan laser dan powermeter
-
Percobaan II : dengan menggunakan lampu polikromatik dan spektrofotometer CCD
Lapisan emas ditempelkan pada prisma sesuai dengan konfigurasi Kretschmann pada Gb. 4.
Prisma diletakkan pada meja bermotor yang dapat berputar. Susunan alat diletakkan pada meja
optik sesuai dengan Gb. 6. Motor 1 terhubung dengan detektor dan motor 2 terhuung dengan
prisma.
Perhatian!
a. Setup eksperimen SPR sensitif terhadap guncangan. Hati-hati jangan sampai
menyenggol/ menggeser setup alat di meja optik! Setup ulang peralatan membutuhkan waktu yang lama. Jika terdapat kesalahan praktikan yang menyebabkan
keadaan resonansi menjadi tidak dapat tercapai, maka seluruh anggota kelompok
tersebut mendapat nilai nol untuk praktikum ini. b. Jangan sampai laser masuk ke mata. Lepaskan aksesoris terutama yang berbahan logam
yang dapat memantulkan laser(seperti jam tangan) selama praktikum.
c. Ketika memutar motor detektor, aturlah posisi kabel serat optik agar tidak melengkung
tajam yang dapat menyebabkan serat optik patah.
Percobaan I
(1) Gunakan sumber cahaya laser.
(2) Putar motor 2 sehingga laser mengalami pemantulan internal total pada bagian belakang
prisma (lihat Gb.6)
(3) Putar motor 1 sehingga pantulan laser dari prisma tepat mengenai detektor dan daya
teramati di powermeter.
(4) Catat daya yang teramati pada powermeter beserta posisi angular prisma dan posisi angular
detektor terhadap posisi nol.
(5) Ulangi percobaan untuk berbagai sudut (dalam variasi sudut, perubahan sudut detektor
dua kali perubahan sudut prisma).
Percobaan II
(1) Ganti laser dengan lampu polikromatik, arahkan cahaya ke prisma sama dengan arah laser
menuju prisma pada percobaan sebelumnya.
(2) Atur motor 1 dan motor 2 sehingga cahaya mengalami pemantulan internal total pada
prisma dan pantulannya tepat jatuh di detektor.
(3) Setelah terdeteksi, lepaskan sambungan detektor ke powermeter lalu pasangkan
sambungan detektor ke CCD.
(4) Halangi lampu dengan tangan atau kertas (sehingga tidak terdeteksi di detektor), lalu store
dark.
(5) Tarik kembali pengahalang (tangan atau kertas) sehingga daya terdeteksi kembali, lalu store
reference.
-
(6) Ganti sumbu vertikal menjadi reflectance. (Transmission berarti transmisi cahaya menuju
detektor). Sekarang sumbu vertikal pada grafik di komputer memiliki skala transmisi 0
sampai 100% (dengan noise di kanan dan kirinya).
(7) Putar motor 2 dan motor 1 sampai terdeteksi ada panjang gelombang tertentu yang
memiliki reflektansi rendah.
(8) Pilih menu edit-copy spectral data, lalu paste pada sheet Microsoft Excell.
(9) Catat sudut prisma dan sudut detektor dalam sheet yang sama, lalu save.
(10) Ulangi dengan berbagai variasi sudut.
4. Pengolahan Data
(1) Gambarkan grafik daya terhadap sudut datang untuk data percobaan 1!
(2) Ambil lima data dengan sudut datang berbeda dari data percobaan 2 lalu gambarkan grafik
reflektansi terhadap panjang gelombang. Gambarkan lima data tersebut (tanpa
menyertakan noise) dalam satu grafik!
(3) Dari setiap data percobaan 2, tentukanlah panjang gelombang yang menghasilkan
reflektansi minimum untuk setiap sudut datang , lalu gambarkanlah kurva dispersi
surface plasmon dari data tersebut!
(4) Tentukanlah permitivitas emas sebagai fungsi frekuensi dari data percobaan dan dari
model Drude lalu gambarkan keduanya dalam satu grafik!
Ket: Model Drude dinyatakan dengan .
5. Pembahasan
(1) Jelaskan peristiwa surface plasmon resonance dari grafik daya terhadap sudut datang
percobaan 1. Pada sudut berapakah resonansi terjadi? Apakah yang menyebabkan resonansi
terjadi pada sudut tersebut?
(2) Jelaskan pergeseran resonansi terhadap perubahan sudut datang . Bagaimanakah
perbedaan lebar kurvanya?
(3) Jelaskan kurva dispersi surface plasmon yang diperoleh dari percobaan.
(4) Jelaskan permitivitas logam emas yang diperoleh dari percobaan dan bandingkan dengan
permitivitas dari model Drude.
6. Tugas Pendahuluan
(1) Jelaskan tentang terjadinya surface plasmon resonance.
(2) Apa yang dimaksud gelombang evanesen (evanescent wave)?
(3) Apakah kegunaan prisma pada pembangkitan SPR?
(4) Sebutkan dan jelaskan minimal tiga metode lain pembangkitan SPR pada perbatasan
logam/dielektrik.
(5) Jelaskan tentang model Drude. Carilah nilai referensi frekuensi plasma untuk emas.
(Petunjuk: model Drude dinyatakan dalam bentuk )