Laporan Eksperimen Fisika II
-
Upload
werwinsyah -
Category
Documents
-
view
276 -
download
11
Transcript of Laporan Eksperimen Fisika II
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan ini berjudul : “ REGULATOR DC WITH OP-AMP ”
Disusun oleh : Kelompok II
1. Muqtakdir NS
2. Sulastri Kakaly
3. Abdul Rasyid
4. Syamsurya
5. Alfian Erwinsyah
Sebagai kelengkapan dari kegiatan mata kuliah Fisika Dasar III Semester I
Pada Program Studi Pendidikan Fisika Program Pascasarjana Universitas Negeri
Makassar.
Makassar, Maret 2012
Dosen Pembimbing
Prof. Dr. Muris, M.Si
Dosen Pengampuh MK
Prof. Dr. Muris, M.Si
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Syukur Alhamdulillah penulis haturkan kehadirat ALLAH SWT atas segala
rahmat dan hidayah-NYA sehingga Laporan Kerja Praktek ini dapat terselesaikan
dengan baik.
Laporan ini berjudul “Regulator DC With Op-Amp”. Laporan ini disusn
berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis serta dari berbagai literatur dan
pengetahuan yang diperoleh selama ini.
Dari awal pelaksanaan praktek kerja lapangan hingga berakhirnya penulisan
laporan ini, telah banyak menerima bantuan dari berbagai pihak, baik berupa
bimbingan, motivasi, pikiran, tenaga dan do’a. untuk itu penghargaan dan ucapan
terima kasih yang setinggi-tingginya penulis samapaikan kepada :
1) Bapak Prof. DR. Muris, selaku dosen penanggung jawab mata kuliah Fisika
Dasar III, serta selaku Dosen Pembimbing Kelompok kami.
2) Bapak Dr. Muhammad Tawil, M.Si, M.Pd, selaku dosen mata kuliah Fisika Dasar
III.
3) Bapak Drs. Abdul Samad, M.Si, selaku Kepala Laboratorium Jurusan Fisika
FMIPA UNM
Akhirnya, tidak ada manusia yang sempurna demikian pula penulis menyadari
bahwa penulisan Laporan Eksperimen Fisika II ini masih terdapat banyak kesalahan
dan kekurangannya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat
diharapkan dari semua pihak demi kesempurnaan laporan ini.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Makassar, Mei 2006
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Pengesahan
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang Masalah
I.2. Rumusan Masalah
I.3. Tujuan Percobaan
I.4. Manfaat Penelitian
BAB II LANDASAN TEORI
BAB III METODE PENELITIAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang Masalah
Pada dasarnya sebuah transformator merupakan sebuah komponen pasif
dengan empat ujung. Sepasang ujung disebut primer dan pasangan ujung yang lain
disebut sekunder. Transformator digunakan untuk mengubah tegangan bolak-balik
pada primer menjadi tegangan bolak-balik pada sekunder, dengan menggunakan fluks
magnetic. Transfomator juga digunakan untuk transformasi atau perubahan
impedansi. Transformator yang digunakan dalam elektronika untuk menurunkan
tegangan bolak-balik atau menaikkan tegangan bolak-balik pada listrik PLN.
Transformator semacam ini disebut transformator daya.
Transformator daya dengan CT lebih baik daripada yang tanpa CT. Suatu
transformator daya biasanya dinyatakan dengan tegangan sekunder yang tersedia
serta arus sekunder maksimum yang dapat diambil dari kumparan sekunder tanpa
menyebabkan jatuh tegangan sekunder oleh arus beban. Suatu transformator daya
dengan keluaran 9V, 3A berarti, jika ditarik arus 3 A maka tegangan tetap bertahan
pada 9V. Pada kenyataannya seringkali didapatkan tegangan keluarannya telah jatuh
50% walaupun baru ditarik arus beban setengah dari arus yang tertulis pada
transformator. Biasanya kemampuan arus yang tertulis berlaku untuk tegangan
sekunder yang terendah. Suatu transformator yang berkualitas baik mempunyai
tegangan keluaran yang bertahan walaupun dibebani arus sesuai spesifikasi. Ini
berhubungan erat dengan impedansi keluaran transformator, yang selanjutnya
berhubungan dengan hambatan jenis kawat lilitan dan diameter kawat kumparan yang
digunakan.
Dioda merupakan suatu komponen elektronik yang dapat melewatkan arus
pada satu arah saja. Ada beberapa macam dioda, yaitu dioda tabung, dioda
sambungan p-n, dioda kontak titik dan sebagainya. Agar tegangan dc yang dihasilkan
penyearah arus bolak-balik dapat lebih rata, digunakan tapis lolos rendah dengan
menggunakan kapasitor. Dengan adanya kapasitor C, tegangan keluaran tak segera
turun walupun tegangan masukan sudah turun. Hal ini disebabkan karena kapasitor
memerlukan waktu untuk mengosongkan muatannya. Sebelum tegangan
pada kapasitor turun banyak, tegangan pada kapasitor akan naik lagi. Tegangan yang
berubah yang terjadi disebut tegangan riak. Jadi kapasitor yang digunakan untuk
sebuah aplikasi penyearah dengan tapis pada sebuah catu daya berfungsi sebagai
penghalus tegangan masukan pada catu daya. Sebuah kapasitor dikatakan memiliki
kapasitansi jika arus yang mengalir di dalamnya ketika tegangan yang berubah-ubah
dengan kecepatan 1 V/s diberikan pada kapasitor tersebut. Arus yang mengalir di
dalam sebuah kapasitor karenanya akan sebanding dengan hasil kali kapasitansi (C)
dengan kecepatan perubahan tegangan. Kecepatan perubahan tegangan seringkali
direpresentasikan oleh persamaan dv/dt dimana dv mempresentasikan perubahan
tegangan yang sangat kecil dan dt mempresentasikan perubahan waktu yang sangat
kecil yang berkaitan. Maka :
Pada persamaan di atas, dapat kita lihat bahwa untuk membuat arus konstan
maka diupayakan perubahan tegangan terhadap waktu juga tetap.
Jika suhu tidak mengalami perubahan, rasio beda potensial pada ujung-ujung
sebuah konduktor terhadap arus yang mengalir dalam konduktor itu adalah sebuah
konstanta. Hubungan ini dikenal sebagai hukum Ohm dan ini menghasilkan
hubungan V/I = konstanta = R, dimana V adalah beda potensial ( atau jatuh tegangan
(voltage drop)) dalam Volt, I adalah arus dalam ampere (A), dan R adalah resistansi
dalam ohm (Ω). Rumus ini dapat disusun kembali dengan V, I, R sebagai subjeknya,
yaitu sebagai berikut :
V = I x R I = V/R R = V/I
Bertolak dari konsep fisika tersebut di atas, maka diangkat judul percobaan
yang diberi judul :” Power Supply Regulated d.c. ”.
I.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka akan
dikemukakan rumusan masalah sebagai berikut :
1) Bagaimana membuat sebuah rangkaian regulator d.c. dengan arus konstan?
2) Bagaimana prinsip kerja sebuah rangkaian regulator d.c.?
3) Bagaimana peranan rangkaian penyearah (rectifier), rangkaian penghalus
(smoothing), rangkaian pengatur tegangan positif serta rangkaian Op-Amp
pada sebuah regulator d.c?
I.3. Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dalam praktikum ini adalah:
1. Menentukan arus konstan pada regulator d.c.
2. Menentukan prinsip kerja sebuah regulator d.c. .
3. Menentukan Rangkaian penyearah, rangkaian penghalus, rangkaian pengatur
tegangan serta rangkaian Op-Amp pada regulator d.c.
I.4. Manfaat Penelitian
Manfaat dari percobaan ini adalah :
1. Membuat rangkaian regulator DC dengan arus konstan
2. Mengetahui dan memahami prinsip kerja sebuah regulator DC.
3. Mengetahui fungsi dari beberapa komponen yang digunakan untuk membuat
sebuah regulator DC.
BAB II
LANDASAN TEORI
Dalam sebagian besar rangkaian elektronik membutuhkan sebuah sumber
tegangan DC (catu daya) yang teratur dengan besar antara 5 V hingga 30 V. Pada
sumber tegangan DC ini digunakan rangkaian penyearah (rectifier) dan rangkaian
penghalus (smoothing). Karena input sumbernya memiliki tegangan yang cukup
tinggi, maka pada rangkaian catu daya ini digunakan sebuah transformator step-down
dengan rasio lilitan yang sesuai untuk mengkonversi tegangan ini ke tegangan rendah.
Output a.c. dari sisi sekunder transformator kemudian disearahkan dengan
menggunakan dioda-dioda rectifier silicon konvensional. Output ini kemudian
dihaluskan dan kemudian difilter sebelum disalurkan ke sebuah rangkaian yang akan
mengatur atau menstabilkan tegangan outputnya agar output ini tetap berada dalam
keadaan yang relative konstan walaupun terdapat fluktuasi baik pada arus beban
maupun pada tegangan input sumber.
Pada gambar di atas, transformator step-down inti-besi memberi umpan ke
susunan rectifier. Output dari rectifier tersebut kemudian diumpankan ke sebuah
reservoir bernilai tinggi. Kapasitor menyimpan muatan dalam jumlah yang cukup
besar dan ditambah terus-menerus oleh susunan rectifier. Kapasitor tersebut juga
Transformator step-down
Rectifier Reservoir/filter penghalus
Pengatur tegangan
a.c.tegangan tinggi
a.c.tegangan rendah
d.c.kasar d.c.halus d.c.teratur
membantu menghaluskan pulsa-pulsa tegangan yang dihasilkan oleh rectifier.
Akhirnya, suatu rangkaian penstabil memberi tegangan output yang konstan. Dalam
rangkaian power supply regulated DC digunakan komponen baik aktif maupun pasif.
Berikut ini akan dijelaskan beberapa komonen yang digunakan dalam rangkaian ini :
1. Komponen Pasif
Beberapa jenis komponen elektronik yang paling umum, di antaranya resistor,
kapasitor, dan inductor. Komponen-komponen ini biasanya disebut komponen pasif
karena tidak dapat, dengan sendirinya, membangkitkan tegangan atau arus.
Resistor
Resistor merupakan komponen elektronik yang berfungsi membatasi arus yang
mengalir pada suatu penghantar. Resistor hampir selalu digunakan pada setiap
rangkaian elektronik. Berdasarkan sifatnya, terdapat dua jenis resistor, yaitu resistor
tetap (disebut resistor saja) dan resistor variable (VR). Satuan dari resistansi resistor
adalah ohm (W).
Pembacaan nilai resistor dilakukan berdasarkan warna pita yang melekat pada
komponen. Setiap warna pada resistor mewakili suatu angka tertentu.
No Warna Pita Nilai
1 Hitam 0
2 Cokelat 1
3 Merah 2
4 Jingga/orange 3
Pita angka ke-1
Pita angka ke-2
Pita 3-angka pangkat dari 10
Pita 4-toleransi (emas/perak)
R
5 Kuning 4
6 Hijau 5
7 Biru 6
8 Nila/Ungu 7
9 Abu-abu 8
10 Putih 9
11 Emas Toleransi 5%
12 Perak Toleransi 10%
Nilai toleransi 5% menyatakan bahwa nilai resistor tersebut tidak selalu persis
10 k ohm, tetapi dapat berkisar antara nilai minimal hingga maksimal.
Kapasitor
Kapasitor merupakan komponen elektronik yang berfungsi untuk menyimpan
muatan listrik. Satuan dari kapasitansi kapasitor adalah Farad (F).
Ada dua jenis kapasitor, yaitu polar dan nonpolar. Pada kapasitor polar, harus
diperhatikan tanda kutub posistif ( + ) dan negative ( - ) dalam pemasangannya.
Kapasitor pun ada yang nilainya tetap dan ada yang berubah-ubah. Kapasitor yang
nilainya dapat diubah dinamakan kapasitor variable (VC/Varco).
Jenis kapasitor antara lain, kapasitor keramik, kapasitor elektrolit (elko), dan
kapasitor tantalum. Kapasitor keramik umumnya memiliki nilai kapasitansi rendah
(pikofarad hingga nanofarad), sedangkan elko umumnya berkapasitas cukup besar
(hingga ribuan microfarad).
Kapasitor keramik Kapasitor variable (Varco)
Kapasitor elektrolit (Elko)
Inductor
Inductor merupakan komponen elektronik yang dapat menyimpan energi listrik
dalam bentuk arus. Bentuk inductor berupa lilitan tertentu. Inductor juga biasa
digunakan untuk menerima atau memancarkan gelombang elektromagnetik pada
sistem frekuensi radio karena di sekitar inductor yang akan terbentuk induksi medan
magnetic. Satuan dari induktansi inductor adalah Henry (H).
Transformator
Transformator atau trafo biasa digunakan untuk menurunkan atau menaikkan
tegangan AC dengan metode induksi. Trafo yang paling umum digunakan sebagai
adaptor, yang berfungsi untuk menghasilkan tegangan DC rendah dari tegangan AC
220 V. Keluaran dari trafo masih berupa tegangan AC sehingga untuk menghasilkan
tegangan DC diperlukan dioda sebagai penyearah dan kapasitor sebagai perata
tegangan.
2. Komponen aktif
Komponen yang kerjanya memerlukan catu daya disebut komponen aktif.
Adapun beberapa komponen yang termasuk kelompok komponen aktif adalah
sebagai berikut :
Dioda
Dioda merupakan kelompok elektronik yang terdiri dari sambungan dua
semikonduktor jenis N dan P. Fungsi dari komponen ini untuk menyearahkan arus
listrik. Arus listrik hanya akan mengalir dari anoda ke katoda. Apabila diberi
Induktor
tegangan maju maka arus akan diteruskan apabila diberi tegangan mundur, arus akan
terhambat.
Agar memudahkan memahami penggunaan dioda, perhatikanlah rangkaian di
atas.
Transistor
Transistor termasuk golongan komponen aktif elektronik karena untuk kerjanya
bersifat dinamis dan berubah terhadap kondisi-kondisi yang melingkupinya.
Transistor merupakan komponen semikonduktor yang biasa digunakan untuk
keperluan penguatan arus dan penyaklaran (switching), yakni NPN atau PNP.
Transistor memiliki tiga kaki, yaitu kolektor ( C ), basis ( B ), dan emitor ( E ).
Basis merupakan kaki yang berfungsi untuk mengendalikan aliran arus yang melalui
emitor dan kolektor.
Transistor NPN akan aktif apabila pada basis diberi arus maju, sedangkan
transistor PNP aktif apabila diberi arus mundur. Besarnya penguatan arus yang
mengalir pada transistor ditentukan oleh koefisien penguatan (ß). Misalnya, pada
transistor NPN berlaku :
B
E
C
Transistor NPN
C
E
B
Transistor PNP
KA
dioda
Ic = ß Ib
Ie = Ib + Ic
Ie = Ib + ßIb = (ß + 1) Ib
IC
Integrated Circuit (IC) merupakan komponen semikonduktor yang di dalamnya
memuat ratusan atau ribuan komponen dasar elektronik. Komponen-komponen yang
ada di dalam IC membentuk suatu sub-sistem terintegrasi yang bekerja untuk suatu
keperluan tertentu. Setiap jenis IC didesain untuk keperluan khusus sehingga setiap
IC akan memiliki rangkaian internal yang beragam. Untuk mengetahui isi dan
lingkungan kerja IC maka perlu dibaca datasheet yang diterbitkan oleh masing-
masing produsennya. Integrated circuit (IC) diproduksi dengan berbagai kemasan
dengan jumlah pin (kaki) bervariasi sesuai dengan fungsinya. Salah satu contohnya,
kemasan DIP (dual in line) yang umum digunakan. Untuk memudahkan pemasangan
dan menghindari kerusakan saat pemasangan, dianjurkan untuk menggunakan soket
apabila membuat rangkaian dengan menggunakan IC.
B
E
C
Transistor NPN
Ic
Ib
Ie
Contoh kemasan IC
BAB III
METODE PENELITIAN
III.1. Alat dan Bahan
Alat Bantu :
Box
Fuse
Saklar
Terminal soket ( + ) ( - )
Heatsink (pendingin)
Alat :
Bor
Tang
Obeng
Bahan :
Resistor :
R1 = 33 Ω
R2 = 200 kΩ (current adjust)
R3 = 22 Ω 5 W
R4 = 680 Ω
R5 = 330 Ω
R6 = 240 Ω
R7 = 220 Ω
R8 = 20 kΩ ( voltage adjust)
Kapasitor
C1 = 1 µF
C2 = 100 pF
C3 = 10 µF
C4 = 75 pF
C5 = 75 pF
C6 = 10 µF
IC
LM 317k
LM 301A
Transistor
2N3055
Trafo CT
III.2. Prosedur Kerja
Masukan AC
Masukan AC haruslah dalam daerah tegangan 220V 10% 50 Hz, apabila
tegangan jala-jala sebesar 127 V AC, 50Hz, maka alat ini dapat disesuaikan
dengan mengubah rangkaian masukan AC di dalam pesawat.
Instalasi
Hindarkan pemakaian pesawat ini pada suhu lingkungan melampaui 50o C.
heatsink yang terletak pada bagian belakang harus mempunyai ruang udara yang
cukup untuk pemancaran panasnya.
Pemasangan instalasi pada beban
Pengukuran untuk arus
Memasang alat ukur dengan posisi seri dengan beban, seperti pada
gambar di bawah ini :
Memasang (hubungkan kutub (+) sumber tegangan yang diukur
dengan kutub (+) alat ukur kutub negative alat ukur terhubung
dengan kutub positif beban.
Menghubungkan kutub negative sumber dengan kutub negative
beban.
Pengukuran untuk tegangan
Memasang alat ukur dengan sumber tegangan, seperti gambar di
bawah ini
+-
beban-
Alat ukur ampere (I)
+-
Alat ukur
Power supply
Sumber +
++-
Alat ukurPower supply
Menghubungkan probe (+) alat ukur ke kutub positif sumber tegangan
dan probe (-) ke kutub negative sumber tegangan
Memperhatikan pemasangan probe dengan benar.
III.3. Prinsip Kerja
Transformator mengubah tegangan dari jala-jala PLN yang berbentuk sinus
dengan frekuensi 50 Hz atau 60 Hz sesuai dengan tegangan yang dikehendaki. Pada
sekunder trafo, bangkit tegangan yang dikehendaki tersebut dengan bentuk
gelombang dan frekuensi yang sama. Dioda membelah gelombang dan meneruskan
hanya bagian positifnya saja. Sedangkan bagian negative tidak diteruskan ( ingat!
dioda bekerja hanya satu arah). Sedangkan kapasitor berfungsi sebagai filter untuk
menyaring keluaran dari dioda.
Setelah trafo menyesuaikan tegangan yang diinginkan misalkan bahwa tap bagian
atas positif dan tap bagian bawah negative, sedangkan CT adalah netral. Karena tap
bagian atas positif maka D1 yang melewatkan arus, sedangkan D2 tidak melewatkan
arus. Pada siklus berikutnya dimana tap bagian atas berganti fase menjadi negative
dan tap bagian bawah menjadi positif, maka D2 kini berganti melewatkan arus dan D1
menahan arus.
Pada penyearah tegangan system jembatan, kerja dioda tidaklah jauh berbeda
pada penyearah setengah gelombang. Hanya saja pada penyearah gelombang penuh
dioda bekerja sekaligus dua. Jika tap pada titik simpul D1 dan D2 positif tentu pula
pada titik simpul D3 dan D4 negatif, maka D2 akan melewatkan arus positif dan
bersamaan dengan itu melewatkan arus negative. Siklus berikutnya, yaitu tap simpul
dari D1 dan D2 menjadi negative dan tap simpul D3 dan D4 menjadi positif, maka kini
D3 yang melewatkan arus positif dan D1 melewatkan arus negative. Selanjutnya
dengan penambahan kondensator diperoleh tegangan DC yang rata.
Penyearah dengan system jembatan dan menggunakan trafo system CT
tidaklah jauh berbeda dengan penyearah yang telah dibahas sebelumnya. Penambahan
CT hanya dilakukan jika kita menggunakan tegangan ganda, yaitu tegangan positif
terhadap bumi dan tegangan negative terhadap bumi, tegangan bumi selamanya
adalah 0 Volt. System ini biasa disebut catu daya system simetris atau ganda.
Rangkaian terpadu IC linear hampir tiap hari terlibat dalam pemakaian
elektronika yang semakin bertambah. Di bidang-bidang seperti komunikasi audio dan
radio, teknologi kedokteran, dan instrumentasi, pengendalian pabrik serta teknologi
automotif. Ukuran yang kecil, mudah digunakan, dapat dipercaya, dan harga murah
merupakan sebab-sebab bertambahnya penggunaannya.
Dengan menambahkan IC LM 317 T dan IC Op-Amp 301A dapat diatur dan
dikuatkan sedemikian rupa. IC LM 317 T merupakan IC yang outputnya dapat diatur.
Pengaturan tegangan positif LM 317 T yang biasa distel hanya mempunyai tiga
terminal saja. Pemasangannya sangat mudah. LM 317 T mempertahankan tetap dari 0
hingga 57 V tergantung dari input masukan. Antara terminal keluarannya dan
terminal penyetelan sebuah tahanan 680 Ω yang dihubungkan diantara terminal-
terminal mengalirkan arus. Arus dan tegangan yang mengalir dapat diatur melalui R2
dan R8.
Sifat LM 317 T akan memberi arus keluaran teratur yang besarnya sampai 1,5
A asalkan tidak mengalami penerapan daya yang lebih besar dari 15 V. Piranti ini
berarti membutuhkan penyerap panas yang besar seperti casis logam dari supply
dayanya. Potongan stok casis aluminium juga dapat memberikan penyerapan panas
yang memadai . LM 317 T memerlukan tegangan minimum yang besarnya 3 V
melintasi terminal masukannya dan terminal keluarannya untuk dapat diatur sesuai
Penyearah setengah gelombang
Penyearah gelombang penuh tanpa CT Penyearah gelombang penuh dengan CT
yang diinginkan. Jadi, batas ambang atas yang diberikan adalah 3 V di bawah
tegangan masukan minimum dari supply yang teratur.
IC LM 301 A merupakan Op-Amp ( operasional amplifier ) yang di sini
berfungsi sebagai penguat tegangan, arus dan daya. Penguat operasional dan
rangkaian terpadu linear mudah digunakan dalam aneka ragam pemakaiannya yang
meliputi instrumentasi, pembangkitan isyarat, filter, dan pengendalian.
III.4. Skema Rangkaian
III.5. Diagram Alir Prinsip Kerja Rangkaian
LM 317 T
OUTPUT
AMPLIFIER 301 A
AC INPUT
TRANSFORMER
MAIN RECTIFIER FILTER
IC LM 317 T
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1. Hasil Pengamatan
Tegangan
(Volt)Hambatan () Arus (mA)
5,00
10,00 1,00
20,00 1,00
30,00 1,00
40,00 1,00
50,00 1,00
60,00 1,00
70,00 1,00
80,00 1,00
90,00 1,00
100,00 1,00
10,00
10,00 2,00
20,00 2,00
30,00 2,00
40,00 2,00
50,00 2,00
60,00 2,00
70,00 2,00
80,00 2,00
90,00 2,00
100,00 2,00
15,00 10,00 3,00
20,00 3,00
30,00 3,00
40,00 3,00
50,00 3,00
60,00 3,00
70,00 3,00
80,00 3,00
90,00 3,00
100,00 3,00
20,00
10,00 7,00
20,00 7,00
30,00 7,00
40,00 7,00
50,00 7,00
60,00 7,00
70,00 7,00
80,00 7,00
90,00 7,00
100,00 7,00
25,00
10,00 7,50
20,00 7,50
30,00 7,50
40,00 7,50
50,00 7,50
60,00 7,50
70,00 7,50
80,00 7,50
90,00 7,50
100,00 7,50
30,00 10,00 8,00
20,00 8,00
30,00 8,00
40,00 8,00
50,00 8,00
60,00 8,00
70,00 8,00
80,00 8,00
90,00 8,00
100,00 8,00
Tegangan
(Volt)Hambatan () Arus (mA)
5,00
100,00 1,00
200,00 1,00
300,00 1,00
400,00 1,00
500,00 1,00
600,00 1,00
700,00 1,00
800,00 1,00
900,00 1,00
1000,00 1,00
10,00
100,00 5,00
200,00 5,00
300,00 5,00
400,00 5,00
500,00 5,00
600,00 5,00
700,00 5,00
800,00 5,00
900,00 5,00
1000,00 5,00
15,00 100,00 6,00
200,00 6,00
300,00 6,00
400,00 6,00
500,00 6,00
600,00 6,00
700,00 6,00
800,00 6,00
900,00 6,00
1000,00 6,00
20,00
100,00 6,50
200,00 6,50
300,00 6,50
400,00 6,50
500,00 6,50
600,00 6,50
700,00 6,50
800,00 6,50
900,00 6,50
1000,00 6,50
25,00
100,00 8,00
200,00 8,00
300,00 8,00
400,00 8,00
500,00 8,00
600,00 8,00
700,00 8,00
800,00 8,00
900,00 8,00
1000,00 8,00
30,00 100,00 12,00
200,00 12,00
300,00 12,00
400,00 12,00
500,00 12,00
600,00 12,00
700,00 12,00
800,00 12,00
900,00 12,00
1000,00 12,00
IV.3. Pembahasan
Rangkaian regulator ini menggunakan trafo CT step-down, rangkaian
penyearah utama, rangkaian pengatur, serta rangkaian penguat Op-Amp. Daya listrik
diumpankan pada transfomator untuk menyuplai penyearah utama. Transformator
step-down, pada sekunder trafo bangkit tegangan yang telah ditentukan. Tegangan
yang penyuplai peyearah utama sebesar 28 Volt, dengan frekuensi 50 – 60 Hz dengan
gelombang sinus. Rangkaian penyearah utama menggunakan system jembatan
dengan dioda IN 4002 dengan kapasitor elco sebesar 2200 μF 50 Volt pada output
penyearah utama menghasilkan tegangan sebesar 29,5 Volt dimasukan dan diatur
oleh rangkaian pengatur dan dikuatkan oleh operasional amplifier. Rangkaian
pengatur digunakan rangkaian IC LM 317 T dan resistor dengan hambatan sebesar
680 Ω dan transistor 2N 3055. Sedangkan rangkaian penguat amplifiernya digunakan
IC LM 301A. Dengan pengatur arus dan tegangan digunakan resistor variable dan
potensiometer. Sehingga tegangan output yang dihasilkan maksimal sebesar 30 Volt
dan minimal 0 Volt dapat diatur sesuai yang diinginkan. Pada tegangan yang
bervariasi diperoleh arus bervariasi sehingga dapat diamati.
Dari hasil pengamatan diperoleh arus konstan sebesar 1 mA pada tegangan 5
Volt dengan hambatan dengan hambatan 10, 20, 30, …,100Ω. Pada saat tegangan
output diubah dengan mengatur potensiometer ke range yang lebih tinggi yaitu 10
Volt diperoleh arus konstan sebesar 2 mA dengan beban yang sama. Pada saat
tegangan output diubah dengan mengatur potensiometer ke range yang lebih tinggi
yaitu 15 Volt diperoleh arus konstan sebesar 3 mA dengan beban yang sama. Pada
saat tegangan output diubah dengan mengatur potensiometer ke range yang lebih
tinggi yaitu 20 Volt diperoleh arus konstan sebesar 7 mA dengan beban yang sama.
Pada saat tegangan output diubah dengan mengatur potensiometer ke range yang
lebih tinggi yaitu 25 Volt diperoleh arus konstan sebesar 7,5 mA dengan beban yang
sama. Pada saat tegangan output diubah dengan mengatur potensiometer ke range
yang lebih tinggi yaitu 30 Volt diperoleh arus konstan sebesar 8 mA dengan beban
yang sama.
BAB V
PENUTUP
V.1. Kesimpulan
Dari beberapa pengamatan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
bahwa :
o Tegangan outputnya maksimal sebesar 30 Volt dan minimal 0 Volt.
o Arus yang diperoleh dari rangkaian maksimal 12 mA dan minimal 1 mA
sesuai dengan besar beban yang diberikan ke alat tersebut.
o Dioda merupakan komponen yang dapat mengubah tegangan AC
menjadi DC, dimna pada rangkaian regulator ini digunakan dioda
pnyearah jembatan.
o Kapasitor yang digunakan pada penyearah utama berfungsi sebagai filter
atau penghalus.
o Dengan menggunakan IC LM 317 T yang mempunyai karakteristik
sebagai berikut :
LM 317 T akan memberi arus keluaran yang teratur yang
besarnya 1 mA.
IC LM 317 T mempunyai tegangan kerja sebesar 3 Volt. Dan
bekerja pada daya dibawah 15 Watt.
IC LM 317 T dibentuk dari beberapa buah transistor dan
resistor sesuai dengan jenis pengaturan tegangannya.
LM 317 T dapat melindungi diri sendiri terhadap pemanasan
berlebih, penyerapan daya dalam yang terlalu banyak dan arus
terlalu besar.
Bila suhu chip mencapai 175oC, 317oC, IC LM tersebut akan
terputus atau rusak.
o Rangkaian penguat operasional yang digunakan adalah IC LM 301 A
berfungsi ganda yaitu sebagai penguat tegangan, arus dan daya.
V.2. Saran
Perhatikan cara penggunaan alat ini.
Jangan memberi beban hambatan yang bernilai sangat rendah, karena akan
mengakibatkan kerusakan pada rangkaian dalam alat.
Regulator ini menghasilkan arus yang rendah dan tegangan yang tinggi yaitu
maksimm 30 Volt dan minimum 0 Volt. Pembebanan arus sesuai dengan arus
ouput yang dihasilkan.
Komponen dalam alat ini sangat peka terhadap suhu luar. Sehingga perhatikan
kondisi lingkungan pada saat menggunakan alat ini.
DAFTAR PUSTAKA
Coughlin , Robert F. , Driscolt, Frederick F. Penguat Operasional dan
Rangkaian Terpadu Linear. Penerbit : Erlangga. Jakarta. 1983.
Tooley, Mike. Rangkaian Elektronik Prinsip dan Aplikasi. Penerbit :
Erlangga. Jakarta. 2002.
Sutrisno. Elektronika Teori Dasar dan Penerapannya. Penerbit : ITB.
Bandung.
Pramono K., Andi. Rangkaian Elektronik Praktis. Penerbit : Puspa Swara.
Jakarta. 2004.
Petunjuk Pemakaian Power Supply regulated DC dan AC Model PS- 303.
http // www.@National. com