Modul praktikum kimdas ii

42
1 PERCOBAAN I LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT A. Tujuan Mengelompokkan beberapa macam larutan ke dalam larutan elektrolit dan non elektrolit. B. Dasar Teori Berdasarkan daya hantar listrik, larutan dapat digolongkan ke dalam larutan elektrolit kuat, larutan elektrolit lemah, dan larutan non-elektrolit. Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik dengan kuat, ditandai oleh lampu listrik yang menyala dengan terang. Hal ini akibat dari zat terlarut terurai sempurna menjadi ion-ionnya. Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang menghantarkan arus listrik tapi agak lemah, ditandai oleh nyala lampu listrik yang redup. Hal ini akibat dari zat yang dilarutkan hanya terurai sebagian di dalam pelarut. Sedangkan dalam larutan non- elektrolit tidak dapat menghantarkan arus listrik, sebagai akibat zat terlarut tidak terurai menjadi ion-ionnya, melainkan membentuk molekul-molekul. C. Metode Pengelompokkan larutan ke dalam elektrolit dan non elektrolit pada percobaan ini didasarkan kepada kemampuan larutan tersebut menghantarkan arus listrik yang dapat diamati oleh nyala atau tidaknya lampu. D. Alat dan Bahan 1. Alat - Alat uji elektrolit - Botol Semprot 1 buah - Gelas kimia 200 mL 2 buah 2. Bahan Larutan berbagai bahan yang dijumpai sehari-hari seperti: garam dapur; air mineral kemasan; air teh; air kolam; air ledeng, dan air jeruk.

Transcript of Modul praktikum kimdas ii

Page 1: Modul praktikum kimdas ii

1

PERCOBAAN I

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

A. Tujuan

Mengelompokkan beberapa macam larutan ke dalam larutan elektrolit dan non

elektrolit.

B. Dasar Teori

Berdasarkan daya hantar listrik, larutan dapat digolongkan ke dalam larutan

elektrolit kuat, larutan elektrolit lemah, dan larutan non-elektrolit.

Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik

dengan kuat, ditandai oleh lampu listrik yang menyala dengan terang. Hal ini akibat dari

zat terlarut terurai sempurna menjadi ion-ionnya.

Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang menghantarkan arus listrik tapi

agak lemah, ditandai oleh nyala lampu listrik yang redup. Hal ini akibat dari zat yang

dilarutkan hanya terurai sebagian di dalam pelarut. Sedangkan dalam larutan non-

elektrolit tidak dapat menghantarkan arus listrik, sebagai akibat zat terlarut tidak terurai

menjadi ion-ionnya, melainkan membentuk molekul-molekul.

C. Metode

Pengelompokkan larutan ke dalam elektrolit dan non elektrolit pada percobaan

ini didasarkan kepada kemampuan larutan tersebut menghantarkan arus listrik yang

dapat diamati oleh nyala atau tidaknya lampu.

D. Alat dan Bahan

1. Alat

- Alat uji elektrolit

- Botol Semprot 1 buah

- Gelas kimia 200 mL 2 buah

2. Bahan

Larutan berbagai bahan yang dijumpai sehari-hari seperti: garam dapur; air

mineral kemasan; air teh; air kolam; air ledeng, dan air jeruk.

Page 2: Modul praktikum kimdas ii

2

Bahan tersebut harus disediakan oleh mahasiswa, dan dapat menambah dengan

bahan lainnya.

E. Rangkaian Alat

F. Langkah Kerja

1. Rangkailah alat uji elektrolit seperti pada gambar;

2. Isi gelas kimia dengan bahan yang akan diuji

3. Celupkan elektroda ke dalam larutan yang diuji

4. Hubungkan arus listrik (set tegangan pada 5 V DC) dan amati nyala lampu.

5. Catat pengamatan saudara

6. Lakukan langkah 1 sampai 5 untuk bahan selanjutnya.

G. Analisis Data

Berdasarkan data yang diperoleh kelompokkanlah bahan-bahan yang saudara uji

ke dalam larutan elektrolit (kuat/lemah) dan non elektrolit serta kemukakan penyebab

bahan tersebut mempunyai sifat demikian.

H. Pertanyaan dan Tugas

Pra Praktikum

Page 3: Modul praktikum kimdas ii

3

1. Apa yang dimaksud dengan zat elektrolit dan non elektrolit?

2. Sebutkan masing-masing 3 buah contoh larutan elektrolit kuat, elektrolit lemah

dan non elektrolit!

Pasca Praktikum

1. Sebutkan masing-masing 3 contoh elektrolit yang berikatan secara kovalen dan

ion!

I. Referensi

Keenan, et al. 1989. Kimia Untuk Universitas I. (alih bahasa A. Hadyana Pudjaatmaka).

Jakarta: Erlangga.

Page 4: Modul praktikum kimdas ii

4

JURNAL PRAKTIKUM

Judul :

Tanggal :

Tujuan :

Langkah Kerja

Pengamatan :

No. Bahan yang diuji Lampu Gelembung gas

Nyala* Tidak Ada Tidak ada

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

Page 5: Modul praktikum kimdas ii

5

Keterangan *:

X = nyala kuat

Y = nyala sedang

Z = nyala lemah

0 = tidak nyala

Analisis Data dan Pembahasan :

Kesimpulan :

Inderalaya, 2011

Asisten Praktikum

NIP

Page 6: Modul praktikum kimdas ii

6

PERCOBAAN II

SKALA pH DAN PENGGUNAAN INDIKATOR I

A. Tujuan

1. Membuat larutan asam dan basa dalam berbagai konsentrasi

2. Penggunaan indikator untuk menentukan sifat asam atau basa

3. Mengukur pH larutan dengan indikator universal

B. Dasar Teori

Konsep asam basa didasarkan pada beberapa sifat yang ditunjukkan oleh

sekelompok senyawa dalam larutannya pada air. Dalam larutan air, asam akan

menghasilkan ion H+ dan basa menghasilkan ion OH-. Kedua ion tersebut akan bereaksi

membentuk H2O sehingga larutan yang akan terjadi bersifat netral.

Ionisasi air adalah :

H2O H+ + OH-

Berdasarkan percobaan pada air murni diperoleh [H+] atau [OH-] masing-

masing 10-7. Disosiasi air dapat dipandang sebagai suatu reaksi kesetimbangan,

sehingga dapat ditulis :

H2O H+ + OH-

Harga tetapan kesetimbangan air (Kw) diperoleh dengan mengalikan [H+]

dengan [OH-] sehingga diperoleh persamaan:

Kw = [H+] x [OH-] = 10-14

Skala pH adalah logaritma negatif [H+] atau secara matematika ditulis dengan rumus :

pH = - log [H+]

Indikator asam basa merupakan senyawa yang warnanya dalam larutan asam

maupun basa berbeda. Tidak semua indikator berubah pada pH yang sama. Perubahan

indikator tergantung pada [H+] dalam larutan, maka indikator asam basa dapat

digunakan untuk memperkirakan keasaman atau kebasaan suatu larutan.

C. Alat dan Bahan

1. Alat

- Tabung reaksi - Gelas kimia

Page 7: Modul praktikum kimdas ii

7

- Rak tabung reaksi - pipet tetes

2. Bahan

- HCl

- NaOH

- Phenolftalein

- Kertas lakmus

- Indikator universal

D. Langkah Kerja

a. Daerah asam, pH = 2 sampai pH = 6

1. Isi tabung reaksi dengan larutan standar HCl 0,01 M (pH = 2)

2. Buat larutan pH = 3, sampai dengan pH = 6 dengan melakukan pengenceran

larutan mulai dari larutan pH = 3 (untuk mendapatkan pH = 3, ambil 1 ml

larutan pH = 2 encerkan dengan 9 ml air).

b. Daerah basa pH = 8 sampai pH = 12

1. Isi tabung reaksi dengan larutan standar NaOH 0,01 M (pH = 12)

2. Buat larutan pH = 11 sampai pH = 8 dengan melakukan pengenceran larutan

mulai dari pH = 11 (untuk mendapatkan pH = 11, ambil 1 ml larutan pH = 12

encerkan dengan 9 ml air).

c. Perubahan warna pada pH tertentu

1. Beri label setiap larutan dari pH = 2 sampai dengan pH = 12.

2. Gunakan indikator universal untuk mengukur pH masing-masing larutan.

3. Ambil masing-masing 1 ml larutan, masukkan ke dalam tabung reaksi.

4. Tambahkan 3 tetes indikator phenolftalein pada setiap tabung reaksi, amati

dan catat perubahan warna pada setiap pH.

Page 8: Modul praktikum kimdas ii

8

JURNAL PRAKTIKUM

Judul :

Tanggal :

Tujuan :

Langkah Kerja

Hasil Pengamatan :

Perubahan warna setiap indikator

No. pH

Perubahan warna

Indikator

phenolftalein

Kertas Lakmus Indikator

universalMerah Biru

1. 2

2. 3

3. 4

4. 5

5. 6

6. 7

7. 8

8. 9

9. 10

Page 9: Modul praktikum kimdas ii

9

10. 11

11. 12

Analisis Data dan Pembahasan :

Kesimpulan :

Inderalaya, 2011

Asisten Praktikum

NIP

Page 10: Modul praktikum kimdas ii

10

PERCOBAAN III

SKALA pH DAN PENGGUNAAN INDIKATOR II

A. Tujuan

Menentukan trayek pH indikator

B. Dasar Teori

Indikator asam-basa adalah asam lemah, yang asam-tak terionnya (HIn)

mempunyai warna yang berbeda [warna (1)] dengan warna anionnya [warna (2)]. Jika

sedikit indikator dimasukkan ke dalam larutan, larutan akan berubah menjadi warna (1)

atau warna (2), tergantung pada apakah kesetimbangan bergeser ke arah bentuk asam

atau anion. Arah pergeseran kesetimbangan dalam reaksi tergantung pada [H3O+], atau

dengan kata lain, pada pH.

HIn + H2O H3O+ + In-

Warna (1) Warna (2)

Untuk menilai trayek pH yang dapat menunjukkan kerja indikator, dirumuskan

melalui persamaan berikut : = + [ ][ ]Pada umumnya, 90% atau lebih indikator berbentuk

HIn, terdapat dalam larutan dengan warna (1). Jika 90% atau

lebih indikator berbentuk In-, larutan mempunyai warna (2).

Kedua keadaan ini erat hubungannya dengan rasio [In-]/[HIn]

0,10 dan [In]/[HIn-] 10. Logaritma kedua rasio ini

masing-masing -1 dan +1. Jadi, mengubah warna dari warna

(1) menjadi warna (2) terjadi dalam trayek pH sekitar 2 unit.

Pada pertengahan trayek ini, yaitu dengan [HIn] = [In-], pH =

pKa. Pada titik tengah ini, warna larutan adalah “campuran”

dari warna (1) dan warna (2). Indikator dikatakan mengalami

perubahan warna. Warna dan trayek pH untuk beberapa

indikator umum diilustrasikan dalam gambar.

Timol biru adalah asam diprotik lemah dan mengalami perubahan warna dalam

dua selang pH. Salah satu selang pH ialah dari 1,2 ke 2,8 dengan perubahan warna dari

Page 11: Modul praktikum kimdas ii

11

merah menjadi kuning. Selang lain ialah dari pH 8,0 ke 9,6 dengan perubahan warna

dari kuning menjadi biru.

Indikator asam basa biasanya dibuat dalam bentuk larutan (dalam air, etanol,

atau pelarut lain). Dalam titrasi asam basa sejumlah kecil (beberapa tetes) larutan

indikator ditambahkan ke dalam larutan yang sedang dititrasi. Dalam bentuk lain, kertas

berpori direndam dalam larutan indikator, kemudian dikeringkan. Jika kertas ini

dibasahi dengan larutan yang sedang diuji, terjadi warna yang dapat digunakan sebagai

penentu pH larutan. Kertas ini lazim disebut kertas pH (lakmus).

Indikator asam basa umumnya digunakan jika penentuan pH yang teliti tidak

terlalu diperlukan. Misalnya, dalam kolam renang, pH tertentu merupakan syarat agar

senyawa klor dapat bekerja dengan efektif, untuk mencegah pertumbuhan algae,

menghindari pengkaratan pipa, dan sebagainya. pH yang cocok ialah 7,4 dan fenol

merah biasanya digunakan sebagai indikator dalam uji air kolam. Dibandingkan dengan

penggunaan indikator, pengukuran pH yang lebih tepat dapat dilakukan dengan alat

pengukur pH yang disebut pH-meter.

C. Alat dan Bahan

1. Alat

- Tabung reaksi

- Gelas kimia

- Rak tabung reaksi

- pH meter

- pipet tetes

2. Bahan

- Larutan pH 2 – 12

- Indikator metil orange, metil merah, metil biru, phenolftalein

D. Langkah kerja

a. Trayek pH

1. Ambil 1 ml dari setiap larutan (pH 2 – 12), masukan masing-masing ke dalam

tabung reaksi.

2. Tambahkan 2 tetes indikator PP

3. Tentukan trayek pH indikator dengan melihat perubahan warna yang terjadi

setelah penambahan indikator

4. Ulangi dengan menggunakan indikator metil merah, metil biru, dan metil

orange.

Page 12: Modul praktikum kimdas ii

12

JURNAL PRAKTIKUM

Judul :

Tanggal :

Tujuan :

Langkah Kerja

Hasil Pengamatan :

1. Trayek pH indikator

No. Indikator Trayek pH Ket.

Page 13: Modul praktikum kimdas ii

13

Analisis Data dan Pembahasan :

Kesimpulan :

Inderalaya, 2011

Asisten Praktikum

NIP

Page 14: Modul praktikum kimdas ii

14

PERCOBAAN IV

TITRASI ASAM BASA

A. Tujuan

Melakukan titrasi asam basa untuk menentukan konsentrasi suatu larutan asam

B. Dasar Teori

Titrasi merupakan salah satu cara untuk menentukan konsentrasi larutan suatu

zat dengan cara mereaksikan larutan tersebut dengan zat lain yang diketahui

konsentrasinya secara tepat. Prinsip dasar titrasi asam basa didasarkan pada reaksi

netralisasi asam basa.

Titik eqivalen pada titrasi asam basa adalah pada saat dimana sejumlah asam

tepat dinetralkan oleh sejumlah basa. Selama titrasi berlangsung terjadi perubahan pH.

pH pada titik eqivalen ditentukan oleh sejumlah garam yang dihasilkan dari netralisasi

asam basa. Indikator yang digunakan pada titrasi asam basa adalah yang memiliki

rentang pH dimana titik eqivalen berada. Pada umumnya titik eqivalen tersebut sulit

diamati, yang mudah diamati adalah titik akhir yang dapat terjadi sebelum atau sesudah

titik eqivalen tercapai. Titrasi harus dihentikan pada saat titik akhir titrasi dicapai, yang

ditandai dengan perubahan warna indikator. Titik akhir titrasi tidak selalu berimpit

dengan titik eqivalen. Dengan pemilihan indikator yang tepat, kita dapat memperkecil

kesalahan titrasi.

Pada titrasi asam kuat dan basa kuat, asam kuat dan basa kuat dalam air akan

terurai dengan sempurna. Oleh karena itu ion hidrogen dan ion hidroksida selama titrasi

dapat langsung dihitung dari jumlah asam atau basa yang ditambahkan. Pada titik

eqivalen dari titrasi asam kuat dan basa kuat, pH larutan pada temperatur 25oC sama

dengan pH air, yaitu sama dengan 7.

C. Metode

Pada percobaan kali ini ditentukan konsentrasi larutan asam menggunakan

metode titrasi asam basa.

Page 15: Modul praktikum kimdas ii

15

D. Alat dan Bahan

1. Alat

- Buret 1 buah

- Botol semprot 1 buah

- Corong 1 buah

- Gelas kimia 250 ml 1 buah

- Gelas erlenmeyer 250 ml 2 buah

- Pipet gondok 10 ml 1 buah

2. Bahan

- NaOH 0,05 N

- CH3COOH

- Phenolftalein

- Aquades

- Kertas saring

E. Rangkaian Alat

F. Langkah kerja

1. Bersihkan buret dan bilas dengan NaOH yang akan dipakai sebanyak 3 kali (± 5

ml), kemudian masukkan larutan NaOH ke dalam buret menggunakan corong

sampai volumenya melebihi skala nol buret, kemudian turunkan volume larutan

NaOH pada buret sampai tepat skala nol.

Page 16: Modul praktikum kimdas ii

16

2. Pipet 10 ml larutan asam yang akan ditentukan konsentrasinya dengan

menggunakan pipet gondok dan masukkan ke dalam labu erlenmeyer dengan

teknik yang benar.

3. Tambahkan aquades ke dalam labu erlenmeyer ± 5 ml untuk membilas larutan

yang menempel pada dinding labu erlenmeyer, tambahkan tiga tetes indikator

phenolftalein.

4. Lakukan titrasi dengan cara meneteskan larutan NaOH dari buret secara

perlahan-lahan tetes demi tetes sampai larutan akan berubah warna.

5. Catat keadaan akhir buret yang menunjukkan volum larutan NaOH yang

dipakai, yakni selisih volum semula dengan volum akhir.

6. Ulangi percobaan sebanyak 2 kali (lakukan duplo)

7. Hitung konsentrasi larutan yang telah dititrasi dengan menggunakan rumus.

G. Analisis Data

Untuk menentukan konsentrasi asam gunakan rumus :

V1N1 = V2N2

V1 volum larutan asam dan V2 volum larutan basa

N1 normalitas larutan asam dan N2 normalitas larutan basa

H. Pertanyaan dan Tugas

Pra Praktikum

1. Untuk menetapkan konsentrasi suatu larutan asam/basa digunakan larutan baku.

Apa yang dimaksud dengan larutan baku primer dan larutan baku sekunder,

berikan contohnya

2. Mengapa buret harus dibilas dengan larutan yang akan dimasukkan

3. Apa yang dimaksud dengan titik eqivalen dan titik akhir titrasi, mana yang dapat

diamati langsung dan dirujuk untuk penentuan pH

4. Bagaimana perubahan warna indikator phenolftalein dan berapa rentang pH

nya?

Pasca Praktikum

1. Dapatkah suatu indikator tertentu (misalnya: brom timol biru) digunakan untuk

menentukan pH semua jenis larutan? Jelaskan alasannya!

Page 17: Modul praktikum kimdas ii

17

2. Hitunglah konsentrasi larutan HCl dan larutan NaOH dalam satuan:

a. Normalitas (N)

b. Molaritas (M)

c. Gram/liter

I. Referensi

Brady, J.E. & Holum J.L. 1988. Fundamental of Chemistry, 3 Ed. New York: John

Wiley & Inc.

Brady, J.E. & Humiston, G.E. 1780. General Chemistry, 2 Ed. New York: John

Wiley & Sons Inc.

Keenan, et al. 1984. Kimia Untuk Universitas I, Edisi ke enam. (alih bahas A.

Hadyana Pudjaatmaka). Jakarta: Erlangga.

Firman, H. 1990. Kimia Dasar II. Bandung: IKIP Bandung.

Page 18: Modul praktikum kimdas ii

18

JURNAL PRAKTIKUM

Tanggal :

Judul :

Tujuan :

Pengamatan :

Langkah Kerja Pengamatan

Persamaan Reaksi dan Perhitungan :

Analisis Data dan Pembahasan :

Kesimpulan :

Inderalaya, 2011

Asisten Praktikum

NIP

Page 19: Modul praktikum kimdas ii

19

PERCOBAAN V

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI I

A. Tujuan

Membuktikan pengaruh luas permukaan sebagai faktor yang mempengaruhi laju

reaksi.

B. Dasar Teori

Ada dua hal penting dalam mempelajari suatu reaksi. Pertama, apakah reaksi

tersebut dapat berlangsung atau tidak. Jawaban ini dapat diperoleh secara

termodinamika kimia. Namun demikian, termodinamika tidak membahas bagaimana

laju reaksi itu berlangsung, faktor-faktor apa yang dapat mempengaruhi laju reaksi dan

bagaimana mekanisme reaksinya. Masalah-masalah tersebut dipelajari melalui kajian

lain yang disebut kinetika kimia.

Reaksi-reaksi kimia berlangsung dengan kecepatan yang beragam. Ada reaksi

yang berlangsung sangat cepat seperti reaksi-reaksi ion, ledakan dinamit, dan lainnya.

Ada pula reaksi yang berlangsung lambat bahkan sangat lambat seperti perkaratan besi.

Pada percobaan berikut, yang akan dilakukan adalah reaksi yang dapat diukur pada

waktu percobaan, seperti reaksi sistem H2C2O4- dan MnO4

-.

Pada umumnya laju reaksi dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti luas

permukaan sentuhan dari zat-zat pereaksi, konsentrasi pereaksi, suhu sistem reaksi, dan

katalis. Selain itu, keadaan fisis dan radiasi cahaya dapat juga mempengaruhi laju suatu

reaksi.

Meningkatnya luas permukaan sentuhan suatu zat-zat yang bereaksi cenderung

akan mempercepat laju reaksi. Ditinjau dari teori tumbukan, semakin luas permukaan

zat-zat yang bereaksi semakin besar kecenderungan tumbukan sehingga laju reaksinya

pun cenderung meningkat. Demikian pula halnya dengan suhu sistem reaksi, makin

tinggi derajat suhu cenderung mempercepat laju reaksinya. Kenaikan suhu akan

meningkatkan jumlah fraksi molekul-molekkul yang mempunyai energi lebih besar

daripada energi aktivasi, akibatnya laju reaksi cenderung meningkat.

Disamping itu, laju reaksi dapat juga dipercepat atau diperlambat dengan cara

menambahkan zat lain sebagai media reaksi, yang dapat membantu mempercepat atau

Page 20: Modul praktikum kimdas ii

20

memperlambat suatu reaksi, zat tersebut dinamakan katalis. Dalam pelaksanaannya,

katalis turut serta bereaksi dengan zat-zat pereaksi, tetapi pada akhirnya katalis tersebut

dapat diperoleh kembali.

C. Metode

Pada percobaan ini pembuktian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi laju

reaksi dilakukan dengan membandingkan antara percobaan yang dikondisikan (terhadap

luas permukaan) dengan yang tidak.

D. Alat dan Bahan

1. Alat

- Tabung reaksi 6 buah

- Rak tabung reaksi 1 buah

- Penjepit tabung 1 buah

- Gelas kimia 400 ml 1 buah

- Tabung Y 2 buah

- Sumbat berpipa 1 buah

- Pipet tetes 6 buah

2. Bahan

- CaCO3 serbuk dan butiran

- HCl 0,5 M

E. Rangkaian Alat

Page 21: Modul praktikum kimdas ii

21

F. Langkah Kerja

1. Timbang dua macam CaCO3 yang beratnya relatif sama tetapi bentuknya

berbeda, yakni butiran dan serbuk

2. Sediakan 2 tabung Y, tabung pertama diisi dengan 3 ml HCl 0,5 M pada kaki

kiri dan serbuk CaCO3 pada kaki kanannya. Tabung kedua diisi dengan 3 ml

HCl 0,5 M pada kaki kiri dan butiran CaCO3 pada kaki kanan.

3. Rancang alat-alat seperti pada gambar di bawah dengan cara sebagai berikut:

4. Isi gelas kimia 400 ml dengan air ledeng sampai hampir penuh

5. Tandai tabung reaksi dengan karet/spidol pada jarak 5 cm dari dasar tabung

reaksi

6. Isi tabung reaksi yang telah ditandai itu dengan air ledeng sampai penuh, lalu

masukkan ke dalam gelas kimia dalam keadaan terbalik hingga mulut tabung

terendam air yang terdapat dalam gelas kimia. Usahakan agar dalam tabung

reaksi tidak terdapat gelembung udara.

7. Jepit tabung reaksi agar tegak dan tidak jatuh

8. Sumbat tabung Y pertama dengan sumbat berpipa pengalir. Masukkan ujung

lain dari pipa pengalir ke mulut tabung reaksi yang terdapat dalam gelas kimia

9. Putar tabung Y sedemikian sehingga larutan HCl pada kaki kiri mengalir ke kaki

kanan yang berisi CaCO3.

10. Catat waktu yang diperlukan sejak terjadinya gelembung gas yang ditampung

dalam tabung reaksi sampai tepat pada tanda spidol/karet.

11. Lakukan hal yang sama untuk tabung Y kedua.

12. Bandingkan kecepatan laju reaksi pada percobaan di atas, dan simpulkan mana

yang lebih cepat bereaksi (serbuk atau butiran).

G. Analisis Data

Analisislah data yang saudara hasilkan dan hubungkan dengan teori yang ada.

H. Pertanyaan dan Tugas

Pra Praktikum

1. Tuliskan persamaan reaksi dari percobaan yang dilakukan?

Page 22: Modul praktikum kimdas ii

22

2. Perubahan apa yang dapat diamati dari percobaan di atas untuk menyimpulkan

cepat atau lambatnya reaksi-reaksi tersebut?

Pasca Praktikum

1. Banyaknya gas yang terbentuk tiap satuan waktu menjadi petunjuk untuk

menentukan laju reaksinya. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa dengan

bertambahnya waktu, kelajuan reaksinya menurun. Jelaskan mengapa muncul

gejala seperti ini?

I. Referensi

Beran & Brady. 1978. Laboratory Manual for General Chemistri. New York: John

Wiley & Sons, Inc.

Keenan, et al. 1984. Kimia Untuk Universitas I, Edisi ke enam. (alih bahas A.

Hadyana Pudjaatmaka). Jakarta: Erlangga.

Sunarya, Yayan, dkk. 1998. Petunjuk Praktikum Kimia Dasar 2. Bandung; Kimia

IKIP Bandung

Page 23: Modul praktikum kimdas ii

23

JURNAL PRAKTIKUM

Tanggal :

Judul :

Tujuan :

Pengamatan :

Langkah Kerja Pengamatan

Reaksi :

Analisis Data dan Pembahasan :

Kesimpulan :

Inderalaya, 2011

Asisten Praktikum

NIP

Page 24: Modul praktikum kimdas ii

24

PERCOBAAN VI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI II

A. Tujuan

Membuktikan pengaruh suhu, konsentrasi, dan katalis sebagai faktor yang

mempengaruhi laju reaksi.

B. Dasar Teori

Ada dua hal penting dalam mempelajari suatu reaksi. Pertama, apakah reaksi

tersebut dapat berlangsung atau tidak. Jawaban ini dapat diperoleh secara

termodinamika kimia. Namun demikian, termodinamika tidak membahas bagaimana

laju reaksi itu berlangsung, faktor-faktor apa yang dapat mempengaruhi laju reaksi dan

bagaimana mekanisme reaksinya. Masalah-masalah tersebut dipelajari melalui kajian

lain yang disebut kinetika kimia.

Reaksi-reaksi kimia berlangsung dengan kecepatan yang beragam. Ada reaksi

yang berlangsung sangat cepat seperti reaksi-reaksi ion, ledakan dinamit, dan lainnya.

Ada pula reaksi yang berlangsung lambat bahkan sangat lambat seperti perkaratan besi.

Pada percobaan berikut, yang akan dilakukan adalah reaksi yang dapat diukur pada

waktu percobaan, seperti reaksi sistem H2C2O4- dan MnO4

-.

Pada umumnya laju reaksi dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti luas

permukaan sentuhan dari zat-zat pereaksi, konsentrasi pereaksi, suhu sistem reaksi, dan

katalis. Selain itu, keadaan fisis dan radiasi cahaya dapat juga mempengaruhi laju suatu

reaksi.

Meningkatnya luas permukaan sentuhan suatu zat-zat yang bereaksi cenderung

akan mempercepat laju reaksi. Ditinjau dari teori tumbukan, semakin luas permukaan

zat-zat yang bereaksi semakin besar kecenderungan tumbukan sehingga laju reaksinya

pun cenderung meningkat. Demikian pula halnya dengan suhu sistem reaksi, makin

tinggi derajat suhu cenderung mempercepat laju reaksinya. Kenaikan suhu akan

meningkatkan jumlah fraksi molekul-molekkul yang mempunyai energi lebih besar

daripada energi aktivasi, akibatnya laju reaksi cenderung meningkat.

Disamping itu, laju reaksi dapat juga dipercepat atau diperlambat dengan cara

menambahkan zat lain sebagai media reaksi, yang dapat membantu mempercepat atau

Page 25: Modul praktikum kimdas ii

25

memperlambat suatu reaksi, zat tersebut dinamakan katalis. Dalam pelaksanaannya,

katalis turut serta bereaksi dengan zat-zat pereaksi, tetapi pada akhirnya katalis tersebut

dapat diperoleh kembali.

C. Metode

Pada percobaan ini pembuktian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi laju

reaksi dilakukan dengan membandingkan antara percobaan yang dikondisikan (terhadap

suhu, konsentrasi dan katalis) dengan yang tidak.

D. Alat dan Bahan

1. Alat

- Tabung reaksi 6 buah

- Rak tabung reaksi 1 buah

- Penjepit tabung 1 buah

- Gelas kimia 400 ml 1 buah

- Pipet tetes 6 buah

2. Bahan

- KMnO4 0,01 M

- H2SO4 2 M

- H2C2O4 0,05 M

E. Langkah Kerja

a. Pengaruh Suhu

1. Sediakan dua buah tabung reaksi bersih. Masukkan ke dalam masing-masing

tabung sebanyak 2 ml H2C2O4 0,05 M dan 1 ml H2SO4 2,0 M.

2. Tambahkan 5 tetes KMnO4 0,01 M pada tabung pertama. Catat waktu sejak

penambahan KMnO4 sampai warnanya tidak nampak lagi.

3. Rendam tabung reaksi kedua dalam air panas (± 50oC) selama 1 menit.

Kemudian tambahkan 5 tetes KMnO4 0,01 M. Catat waktu yang diperlukan

sejak penambahan KMnO4 sampai warnya tidak tampak lagi.

4. Bandingkan kedua percobaan tersebut, mana yang lebih cepat reaksinya.

b. Pengaruh Konsentrasi I

1. Sediakan dua buah tabung reaksi bersih. Masukkan ke dalam masing-masing

tabung sebanyak 2 ml H2C2O4 0,05 M dan 1 ml H2SO4 2,0 M.

Page 26: Modul praktikum kimdas ii

26

2. Tambahkan 1 tetes KMnO4 0,01 M ke dalam tabung pertama dan 5 tetes KMnO4

0,01 M ke dalam tabung kedua. Catat waktu sejak penambahan KMnO4 sampai

warnanya tidak nampak lagi.

3. Bandingkan kedua percobaan tersebut, mana yang lebih cepat reaksinya.

c. Pengaruh Konsentrasi II

1. Sediakan dua buah tabung reaksi bersih. Tambahkan sebanyak 1 ml H2C2O4 0,05

M ke dalam tabung reaksi pertama dan 2 ml H2C2O4 0,05 M ke dalam tabung

kedua.

2. Masukkan ke dalam masing-masing tabung sebanyak 1 ml H2SO4 2,0 M

3. Kemudian tambahkan 5 tetes KMnO4 0,01 M ke dalam masing-masing tabung.

Catat waktu sejak penambahan KMnO4 sampai warnanya tidak nampak lagi.

4. Bandingkan kedua percobaan tersebut, mana yang lebih cepat reaksinya.

d. Pengaruh Katalis

1. Sediakan dua buah tabung reaksi bersih. Masukkan sebanyak 2 ml H2C2O4 0,05

M ke dalam masing-masing tabung.

2. Tambahkan 1 ml H2SO4 2,0 M ke dalam tabung pertama dan 2 ml H2SO4 2,0 M

ke dalam tabung kedua.

3. Tambahkan 5 tetes KMnO4 0,01 M ke dalam masing-masing tabung. Catat

waktu sejak penambahan KMnO4 sampai warnanya tidak nampak lagi.

4. Bandingkan kedua percobaan tersebut, mana yang lebih cepat reaksinya.

F. Analisis Data

Analisislah data yang saudara hasilkan dan hubungkan dengan teori yang ada.

G. Pertanyaan dan Tugas

Pra Praktikum

1. Tuliskan persamaan reaksi dari percobaan yang telah dilakukan?

2. Perubahan apa yang dapat diamati dari percobaan di atas untuk menyimpulkan

cepat atau lambatnya reaksi-reaksi tersebut?

Page 27: Modul praktikum kimdas ii

27

Pasca Praktikum

Jelaskan mengapa pada percobaan, warna larutan KMnO4 tidak tamfpak lagi sejalan

dengan bertambahnya waktu?

H. Referensi

Beran & Brady. 1978. Laboratory Manual for General Chemistri. New York: John

Wiley & Sons, Inc.

Keenan, et al. 1984. Kimia Untuk Universitas I, Edisi ke enam. (alih bahas A.

Hadyana Pudjaatmaka). Jakarta: Erlangga.

Sunarya, Yayan, dkk. 1998. Petunjuk Praktikum Kimia Dasar 2. Bandung; Kimia

IKIP Bandung

Page 28: Modul praktikum kimdas ii

28

JURNAL PRAKTIKUM

Tanggal :

Judul :

Tujuan :

Pengamatan :

a. Pengaruh Suhu terhadap Laju Reaksi

Langkah Kerja Pengamatan

Reaksi :

Pengaruh suhu terhadap waktu reaksi

No. UlanganWaktu Reaksi

25oC 50oC

1. 1

2. 2

Rata-Rata

b. Pengaruh Konsentrasi terhadap Laju Reaksi (I)

Langkah Kerja Pengamatan

Page 29: Modul praktikum kimdas ii

29

Reaksi :

Pengaruh konsentrasi KMnO4 0,01 M terhadap waktu reaksi

No. UlanganWaktu Reaksi

1 tetes 5 tetes

1. 1

2. 2

Rata-Rata

c. Pengaruh Konsentrasi terhadap Laju Reaksi (II)

Langkah Kerja Pengamatan

Reaksi :

Pengaruh konsentrasi H2C2O4 0,05 M terhadap waktu reaksi

No. UlanganWaktu Reaksi pada Volume H2C2O4 0,05 M

1 ml 2 ml

1. 1

2. 2

Rata-Rata

Page 30: Modul praktikum kimdas ii

30

d. Pengaruh Katalis terhadap Laju Reaksi

Langkah Kerja Pengamatan

Reaksi :

Pengaruh konsentrasi H2SO4 2,0 M terhadap waktu reaksi

No. UlanganWaktu Reaksi pada Volume H2SO4 2,0 M

1 ml 2 ml

1. 1

2. 2

Rata-Rata

Analisis Data dan Pembahasan :

Page 31: Modul praktikum kimdas ii

31

Kesimpulan :

Inderalaya, 2011

Asisten Praktikum

NIP

Page 32: Modul praktikum kimdas ii

32

PERCOBAAN VII

SEL VOLTA

A. Tujuan

Menentukan besarnya Daya Gerak Listrik (DGL) suatu sel

B. Dasar Teori

Reaksi elektrokimia dapat dikategorikan menjadi dua, yakni yang menghasilkan

energi listrik (proses yang terjadi dalam baterai) dan yang dihasilkan oleh energi listrik

elektrolisis.

Sel volta atau sel galvani adalah sel elektrokimia yang dirancang untuk

menghasilkan energi listrik akibat terjadinya reaksi kimia (redoks) yang spontan.

Contoh sel galvani yang paling sederhana adalah sel Daniell. Sel ini disusun dari

setengah sel elektroda Zn yang dicelupkan ke dalam larutan elektrolit Zn2+ dan setengah

sel elektroda Cu dicelupkan pada larutan elektrolit Cu2+. Persamaan reaksi redoksnya :

Anoda : Zn Zn2+ + 2e E0 = 0,761 V

Katoda : Cu2+ + 2e Cu E0 = 0,340 V

Zn + Cu2+ Zn2+ + Cu E0 = 1,100 V

Pada proses spontan tersebut, elektron yang dihasilkan pada peristiwa oksidasi

Zn akan berantaraksi dengan ion Cu2+ sehingga mereduksi ion-ion Cu2+ menjadi

endapan Cu.

C. Metode

Pada percobaan sel volta pengukuran potensial yang dihasilkan pada reaksi

redoks spontan diukur dengan menggunakan voltmeter. Percobaan ini didasarkan pada

reaksi redoks yang terjadi pada anoda dan katoda.

D. Alat dan Bahan

1. Alat

- Gelas kimia 100 ml 2 buah

- Gelas kimia 400 ml 1 buah

- Tabung reaksi dan rak 6 buah

- Tabung U 1 buah

- Kertas saring 1 buah

- Voltmeter 1 buah

Page 33: Modul praktikum kimdas ii

33

- Adaptor 6 volt 1 buah

- Kabel 1 m

- Lempeng tembaga (Cu) 2 buah

- Lempeng seng (Zn) 2 buah

2. Bahan

- Larutan ZnSO4 0,1 M

- Larutan CuSO4 0,1 M

E. Rangkaian Alat

F. Langkah Kerja

Penentuan DGL Sel

1. Sediakan dua buah gelas kimia 100 ml yang bersih dan kering, kemudian isi

gelas kimia pertama dengan 50 ml larutan CuSO4 0,1 M dan gelas kimia kedua

dengan 50 ml larutan ZnSO4 0,1 M.

2. Siapkan 2 lempeng tembaga (Cu) dan dua lempeng seng (Zn) lalu bersihkan

dengan cara menggosong permukaannya dengan ampelas lalu di lap.

3. Celupkan lempeng tembaga ke dalam gelas kimia I dan lempeng seng ke dalam

gelas kimia II.

4. Celupkan potongan kertas saring yang berukuran 1 x 15 cm ke dalam larutan

KNO3 atau NaNO3 1 M, dan gunakan sebagai jembatan garam.

Page 34: Modul praktikum kimdas ii

34

5. Setelah rangkaian tersusun, hubungkan kedua batang/lempeng tersebut dengan

kabel ke voltmeter seperti gambar. Lalu tentukan DGL sel dengan voltmeter

untuk selang waktu 2 menit sebanyak 5 kali.

G. Analisis Data

Pada percobaaan sel volta, analisis data dilakukan dengan cara mencatat

potensial yang dihasilkan selama reaksi berlangsung dengan cara membaca dan

mencatat potensial yang terukur pada voltmeter.

H. Pertanyaan dan Tugas

Pra Praktikum

1. Tuliskan notasi sel dan reaksi sel yang terdiri atas:

a. Elektroda Ag/AgNO3 (0,1 M) dan Cu/CuSO4 (0,1 M)

b. Elektroda Pb/PbNO3 (0,1 M) dan Sn/SnSO4 (0,1 M)

2. Jelaskan fungsi jembatan garam pada sel volta

Pasca Praktikum

1. Jelaskan perbedaan antara dua istilah atau lambang berikut :

a. Anoda dan katoda

b. Sel volta dan sel elektrokimia

c. Potensial sel dan potensial sel standar

I. Referensi

Brady, J.E. & Humiston, G.E. 1780. General Chemistry, 2 Ed. New York: John

Wiley & Sons Inc.

Keenan, et al. 1984. Kimia Untuk Universitas I, Edisi ke enam. (alih bahasa A.

Hadyana Pudjaatmaka). Jakarta: Erlangga.

Firman, H. 1990. Kimia Dasar II. Bandung: IKIP Bandung.

Sunarya, Yayan, dkk. 1998. Petunjuk Praktikum Kimia Dasar 2. Bandung; Kimia

IKIP Bandung

Page 35: Modul praktikum kimdas ii

35

JURNAL PRAKTIKUM

Tanggal :

Judul :

Tujuan :

Pengamatan :

Penentuan DGL Sel

Langkah Kerja Pengamatan

Reaksi dan Perhitungan:

Analisis Data dan Pembahasan :

Kesimpulan :

Inderalaya, 2011

Asisten Praktikum

NIP

Page 36: Modul praktikum kimdas ii

36

PERCOBAAN VIII

SEL ELEKTROLISIS

A. Tujuan

Mengamati perubahan-perubahan yang terjadi pada elektrolisis KI

B. Dasar Teori

Reaksi elektrokimia dapat dikategorikan menjadi dua, yakni yang menghasilkan

energi listrik (proses yang terjadi dalam baterai) dan yang dihasilkan oleh energi listrik

elektrolisis.

Elektrolisis adalah suatu peristiwa reaksi kimia oleh arus listrik. Dalam sel

elektrolisis, suatu reaksi redoks tak spontan akibat adanya arus listrik yang dialirkan ke

dalam zat tersebut. Susunan sel elektrolitik meliputi elektroda positif dan elektroda

negatif yang berfungsi sebagai anoda dan katoda, yang dicelupkan ke dalam larutan atau

leburan elektrolit. Pada anoda terjadi peristiwa oksidasi sedangkan pada katoda terjadi

reaksi reduksi.

Pada sel elektrolisis, reaksi yang terjadi pada anoda dan katoda, bergantung pada

kondisi atau suasana sistem yang mengalami elektrolisis. Misalnya pada elektrolisis

larutan NaCl encer, NaCl pekat, dan lelehan NaCl. Pada elektrolisis larutan NaCl encer,

di anoda terbentuk gas O2 dan di katoda terbentuk gas H2, pada elektrolisis NaCl pekat,

di anoda terbentuk gas Cl2 dan di katoda terbentuk gas H2, sedangkan pada elektrolisis

lelehan NaCl, di anoda terbentuk gas Cl2 dan di katoda terbentuk logam Na. Pada

peristiwa ini Faraday menemukan hubungan kuantitatif antara jumlah arus listrik yang

dialirkan ke dalam sel elektrolitik dengan massa yang dihasilkan := =Dengan :

W = jumlah zat yang diendapkan (gram)

I = arus listrik yang mengalir selama elektrolisis (ampere)

T = lamanya waktu elektrolisis (detik)

Q = jumlah arus listrik (coulomb)

n = perubahan elektron

Ar/n = massa ekivalen

Page 37: Modul praktikum kimdas ii

37

C. Metode

Pada percobaan elektrolisis KI, mahasiswa menerapkan potensial dari luar untuk

melangsungkan reaksi redoks tak spontan. Percobaan ini didasarkan pada reaksi redoks

yang terjadi pada anoda dan katoda.

D. Alat dan Bahan

1. Alat

- Gelas kimia 100 ml 2 buah

- Gelas kimia 400 ml 1 buah

- Tabung reaksi dan rak 6 buah

- Tabung U 1 buah

- Batang karbon 2 buah

- Adaptor 6 volt 1 buah

- Kabel 1 m

2. Bahan

- Larutan KNO3 / NaNO3 1 M

- Larutan KI 0,25 M

- Larutan FeCl3 0,1 M

- Larutan CHCl3

- Phenolftalein

E. Rangkaian Alat

Page 38: Modul praktikum kimdas ii

38

F. Langkah Kerja

Elektrolisis larutan KI

1. Pasang tabung U pada statif, kemudian isi dengan larutan KI 0,25 M sampai ± 2

cm dari mulut tabung (lihat gambar)

2. Bersihkan elektroda karbon lalu celupkan ke mulut tabung sebelah kanan dan

elektroda karbon lainnya ke sebelah kiri hingga kedua elektroda tersebut

terendam setinggi ±2 cm. Selanjutnya, hubungkan elektroda karbon sebelah

kanan dengan kutub negatif pada sumber arus searha (adaptor 6 V). Dan

elektroda sebelah kiri dengan kutub positifnya.

3. Amati dan catat setiap perubahan yang terjadi sebelum dan setelah terjadi proses

elektrolis selama ± 5 menit. Jika selesai, hentikan aliran arus listrik.

4. Ambil dari ruang katoda 2 ml larutan hasil elektrolisis dengan menggunakan

pipet dan masukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian tambahkan beberapa

tetes phenolftalein dan 2 ml FeCl3 0,1 M. Catat peristiwa yang terjadi! Mengapa

demikian?

5. Ambil dari ruang anoda 2 ml larutan hasil elektrolisis dengan menggunakan

pipet dan masukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian tambahkan 1 ml CHCl3.

Kocok dan catat perubahan yang terjadi! Mengapa demikian?

G. Analisis Data

Pada percobaan sel elektrolisis analisis dilakukan dengan cara membandingkan

setiap perubahan yang terjadi dengan tinjauan teoritisnya. Serta menuliskan reaksi-

reaksi yang terjadi.

H. Pertanyaan dan Tugas

Pra Praktikum

1. Tuliskan reaksi yang terjadi pada elektrolisis larutan KI!

2. Jelaskan cara mengidentifikasi zat-zat yang terbentuk pada elektrolisis larutan

KI!

Pasca Praktikum

1. Salah satu pembuatan NaOH adalah dengan cara mengelektrolisis larutan NaCl.

Tuliskan reaksi yang terjadi pada anoda maupun katoda.

Page 39: Modul praktikum kimdas ii

39

2. Bagaimana kecenderungan pembentukan gas oksigen dibanding gas hidrogen

pada elektrolisis air? Jelaskan mengapa demikian!

3. Pada suatu eksperimen, dua sel elektrolitik dihubungkan secara seri. Suatu sel

berisi larutan tembaga (II) sulfat, dan yang lain berisi larutan garam yang belum

diketahui. Diketahui bahwa 1,25 gram tembaga diendapkan selama perioda

waktu yang dapat mengendapkan 3,42 gram logam dari garam yang belum

diketahui. Berapa massa ekivalen logam tersebut?

I. Referensi

Brady, J.E. & Holum J.L. 1988. Fundamental of Chemistry, 3 Ed. New York: John

Wiley & Inc.

Brady, J.E. & Humiston, G.E. 1780. General Chemistry, 2 Ed. New York: John

Wiley & Sons Inc.

Keenan, et al. 1984. Kimia Untuk Universitas I, Edisi ke enam. (alih bahas A.

Hadyana Pudjaatmaka). Jakarta: Erlangga.

Firman, H. 1990. Kimia Dasar II. Bandung: IKIP Bandung.

Sunarya, Yayan, dkk. 1998. Petunjuk Praktikum Kimia Dasar 2. Bandung; Kimia

IKIP Bandung

Page 40: Modul praktikum kimdas ii

40

JURNAL PRAKTIKUM

Tanggal :

Judul :

Tujuan :

Pengamatan :

Elektrolisis Larutan KI

Langkah Kerja Pengamatan

Warna larutan sebelum elektrolisis :

Di anoda :

Di katoda :

Warna larutan setelah elektrolisis :

Di anoda :

Di katoda :

Peristiwa yang terjadi pada ruang katoda setelah ditambah phenolftalein dan FeCl3?

Peristiwa yang terjadi pada ruang anoda setelah ditambah CHCl3?

Reaksi dan Perhitungan:

Page 41: Modul praktikum kimdas ii

41

Analisis Data dan Pembahasan :

Kesimpulan :

Inderalaya, 2011

Asisten Praktikum

NIP

Page 42: Modul praktikum kimdas ii

42