tugas kimdas atik
-
Upload
helpoprayor -
Category
Documents
-
view
247 -
download
0
description
Transcript of tugas kimdas atik
PERANAN ASAM DAN BASA DALAM PERAIRAN
(Tugas individu Kimia Dasar)
Oleh
Atik Musdhalifah
1214111009
JURUSAN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2013
BAB I
PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang
Asam dan basa sudah dikenal sejak zaman dulu. Istilah asam (acid) berasal dari
bahasa Latin acetum yang berarti cuka. Istilah basa (alkali) berasal dari bahasa Arab
yang berarti abu. Basa digunakan dalam pembuatan sabun. Juga sudah lama diketahui
bahwa asam dan basa saling menetralkan. Di alam, asam ditemukan dalam buah-
buahan, misalnya asam sitrat dalam buah jeruk berfungsi untuk memberi rasa limun
yang tajam. Cuka mengandung asam asetat, dan asam tanak dari kulit pohon
digunakan untuk menyamak kulit. Asam mineral yang lebih kuat telah dibuat sejak
abad pertengahan, salah satunya adalah aqua forti (asam nitrat) yang digunakan oleh
para peneliti untuk memisahkan emas dan perak.
Pada tahun 1884, Svante Arrhenius (1859-1897) seorang ilmuwan Swedia yang
memenangkan hadiah nobel atas karyanya di bidang ionisasi, memperkenalkan
pemikiran tentang senyawa yang terpisah atau terurai menjadi bagian ion-ion dalam
larutan. Dia menjelaskan bagaimana kekuatan asam dalam larutan aqua (air)
tergantung pada konsentrai ion-ion hidrogen di dalamnya. Menurut Arrhenius, asam
adalah zat yang dalam air melepakan ion H+, sedangkan basa adalah zat yang dalam
air melepaskan ion OH–. Jadi pembawa sifat asam adalah ion H+, sedangkan
pembawa sifat basa adalah ion OH–. Asam Arrhenius dirumuskan sebagai HxZ, yang
dalam air mengalami ionisasi sebagai berikut.
HxZ ⎯⎯→ x H+ + Zx–
Jumlah ion H+ yang dapat dihasilkan oleh 1 molekul asam disebut valensi asam,
sedangkan ion negatif yang terbentuk dari asam setelah melepaskan ion H+
disebut ion sisa asam.
Basa Kuat
Basa kuat yaitu senyawa basa yang dalam larutannya terion seluruhnya menjadi ion-
ionnya. Reaksi ionisasi basa kuat merupakan reaksi berkesudahan.
Secara umum, ionisasi basa kuat dirumuskan sebagai berikut.
M(OH)x(aq) ⎯⎯→ Mx+(aq) + x OH–(aq)
Bila di hubungkan dengan peranan asam dan basa daam kehidupan sehari-hari
tentunya memiliki banyak peran khususnya dalam bidang perairan, Hal inilah
yang mendorong penulis untuk mengangkat tema peranan asam dan basa dalam
perairan pada penyusunan paper ini.
I.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan paper ini yaitu:
1. Mengetahui sifat-sifat asam dan basa
2. Mengetahui peranan asam dan basa dalam perairan
BAB II
DASAR TEORI/LANDASAN TEORI
Asam berkaitan dengan salah satu tanggapan indra pengecap kita terhadap suatu rasa
masam. Kata asam berasal dari bahasa Latin, yaitu acidus yang berarti masam.
Secara kimia, kita dapat mendefinisikan asam sebagai senyawa yang menghasilkan
ion hidrogen ketika larut dalam pelarut (biasanya air). Senyawa asam banyak kita
temukan dalam kehidupan sehari – hari, seperti pada makanan dan minuman. Selain
itu, senyawa asam dapat pula kita temukan di dalam lambung. Di dalam lambung
terdapat asam klorida yang berfungsi membunuh kuman.
1. Sifat Asam
Bagaimanakah cara kita untuk mengetahui suatu zat bersifat asam atau tidak? Untuk
mengetahuinya, dapat dilihat dari sifat yang dimiliki oleh asam tersebut. Berikut ini
akan dibahas beberapa mengenai sifat asam.
a. Rasa Asam
Pernahkah kamu makan acar mentimun? Ras kecutnya membuat acar terasa segar dan
cocok dipadukan dengan berbagai macam masakan, seperti gulai kambing, opor
ayam, dan nasi goreng. Rasa kecut tersebut berasal dari cuka. Cuka merupakan salah
satu asam yang kita kenal dalam kehidupan sehari – hari. Nama cuka dalam ilmu
kimia adalah asam asetat (asam etanoat).
b. Mengubah Warna Indikator
Selain rasa asam yang kecut, sifat asam yang lain dapat mengubah warna beberapa
zat alami ataupun buatan. Sifat inilah yang selanjutnya akan digunakan untuk
mengidentifikasikan sifat asam dari beberapa senyawa asam. Dengan menggunakan
indicator. Indikator yang sering digunakan adalah kertas lakmus biru menjadi merah,
sedangkan kertas lakmus merah akan tetap berwarna merah.
c. Menghantarkan Arus Listrik
Asam dapat menghantarkan arus listrik. Hal itu dikarenakan asam dapat melepaskan
ion – ion dalam larutannya yang mampu menghantarkan arus listrik. Asam kuat
merupakan elektrolit yang baik. Semakin kuat suatu asam, akan semakin baik pula
daya hantar listriknya. (memiliki sifat elektrolit yang baik). Contohnya adalah asam
sulfat yang terdapat pada aki mobil.
d. Bereaksi dengan Logam Menghasilkan Gas Hidrogen
Asam bereaksi dengan beberapa jenis logam menghasilkan gas hidrogen. Logam
magnesium, besi, tembaga dan seng merupakan contoh logam yang dapat bereaksi
dengan asam sehingga menghasilkan gas hydrogen dan senyawa garam.
Reaksi :
Asam + Logam tertentu Garam + Gas Hidrogen
Bila kita mereaksikan dua asam yang berbeda pada logam yang sama, maka kita akan
memperoleh hasil yang berbeda. Hal itu disebabkan perbedaan kekuatan asam yang
kita gunakan.
2. Kekuatan Asam
Berdasarkan sifat kuat lemahnya asam, kita mengenal adanya asam kuat dan asam
lemah. Kuat lemahnya suatu asam ditentukan oleh jumlah ion hydrogen yang
terionisasi dalam larutan. Asam kuat adalah asam yang banyak menghasilkan air
dalam larutannya (asam yang terionisasi sempurna dalam larutannya), sedangkan
asam lemah adalah asam yang sedikit menghasilkan ion dalam larutannya (terionisasi
sebagian dalam larutan). Konsentrasi larutan berkaitan dengan banyaknya zat yang
terlarut dalam suatu volume pelarut tertentu. Semakin banyak zat yang terlarut,
konsentrasi larutan tersebut semakin tinggi (semakin pekat). Pada larutan encer
terdapat sejumlah kecil zat terlarut dalam pelarutnya. Untuk menyatakan konsentrasi
larutan lazim digunakan istilah molar (M).
3. Peranan Asam dalam Kehidupan
Asam merupakan salah satu senyawa yang mempunyai peranan penting dalam
kehidupan. Dalam bidang industry, asam banyak digunakan, antara lain dalam proses
pembuatan pupuk, obat – obatan, bahan peledak, plastik, dan pembersihan permukaan
logam – logam tertentu. Selain itu, terdapat beberapa asam organic yang digunakan
sebagai pengawet makanan, seperti asam asetat, asam askorbat, asam propanoat, dan
asam benzoate. Kebanyakan asam organik merupakan asam lemah. Meskipun asam
adalah senyawa yang sangat berguna, tetapi asam juga dapat menyebabkan berbagai
kerusakan karena sifatnya yang korosif. Salah satunya adalah peristiwa hujan asam
yang akhir – akhir ini menimbulkan masalah lingkungan yang serius. Asam
merupakan senyawa kimia yang mempunyai rumus senyawa kimia tertentu. Asam
dapat ditemukan sebagai senyawa murni atau terlarut dalam pelarut tertentu. Sehari –
hari, kita sering menjumpai asam sebagai suatu zat yang terlarut dalam suatu pelarut
tertentu (biasanya air) sehingga disebut larutan asam. Bila suatu asam terlarut dalam
sejumlah besar volume air, maka kita katakana bahwa konsentrasi asam tersebut
rendah atau disebut juga sebagai asam encer. Konsentrasi suatu asam meningkat
seiring dengan semakin berkurangnya jumlah air yang melarutkannya.
Basa
Secara kimia, kita dapat mengidentifikasikan basa sebagai senyawa yang
menghasilkan ion hidroksida (OH-) ketika larut dalam pelarut air. Perhatikanlah
bahwa rumus senyawa basa selalu memiliki gugus OH (kecuali untuk ammonium
hidroksida). Adanya gugus OH inilah yang menyebabkan senyawa basa memiliki
sifat – sifat khas sebagai suatu basa.
1. Sifat Basa
Seperti halnya asam, basa pun memiliki beberapa sifat yang dapat kita gunakan untuk
pengidentifikasian. Beberapa sifat basa akan dipelajari berikut ini.
a. Pahit dan Terasa Licin di Kulit
Apa yang kamu rasakan ketika kamu memegang sabun? Mengapa sabun terasa licin
ketika disentuh? Rasa licin pada sabun disebabkan oleh basa yang terdapat pada
sabun tersebut. Basa pembuat sabun adalah natrium hidroksida.
Selain terasa licin, basa pun memiliki rasa yang pahit. Akan tetapi, kamu tidak
dianjurkan untuk memeriksa apakah suatu zat itu suatu basa atau tidak dengan cara
menyentuh atau mencicipinya. Hal itu karena basa kuat bersifat korosif yang dapat
menyebabkan tanganmu teriritasi dan terbakar.
b. Mengubah Warna Indikator
Seperti halnya asam, larutan basa pun akan bereaksi dengan indicator sehingga dapat
mengubah warna indicator tersebut. Basa akan mengubah warna kertas lakmus merah
menjadi biru, sedangkan lakmus biru akan tetap berwarna biru.
c. Menghantarkan Arus Listrik
Seperti halnya asam, senyawa basa pun merupakan penghantar listrik yang baik,
khususnya basa kuat. Basa kuat mudah terionisasi dlam air.
d. Menetralkan Sifat Asam
Salah satu sifat basa adalah meniadakan atau menghilangkan sifat suatu asam yang
direaksikan dengan basa tersebut. Asam yang kita miliki akan berkurang sifat
keasamannya, bahkan dapat berubah menjadi tidak asam. Apabila basa direaksikan
dengan asam, maka akan membentuk garam dan air. Reaksi itu disebut dengan reaksi
penetralan (netralisasi). Sebagai contohnya adalah kalsium hidroksida direaksikan
dengan asam sulfat akan membentuk kalsium sulfat dan air.
Reaksi :
Kalsium Hidroksida + Asam Sulfat Kalsium Sulfat + Air
Ca(OH)2 (aq) + H2SO4 (aq) CaSO4 (aq) + 2H2O (l)
Tahukah kamu, mengapa pada tanah gambut sebelum ditanami terlebih dahulu diberi
kaur? Kapur merupakan salah satu contoh dari basa yang dapat mengurangi tingkat
keasaman tanah. Tablet obat sakit mag terbuat dari basa magnesium hidroksida,
mengapa? Konsentrasi asam lambung yang terlalu tinggi dapat dikurangi dengan
memakan obat sakit mag. Jadi, pada dasarnya konsentrasi asam pada suatu zat dapat
kita kurangi dengan cara menambahkan suatu basa ke dalamnya.
Basa merupakan istilah kimia yang digunakan untuk semua zat yang dapat
menetralkan asam. Selain karena kemampuan basa yang dapat menetralkan asam,
basa pun memiliki kemampuan untuk melarutkan minyak dan debu sehingga basa
digunakan untuk berbagai keperluan. Sebagai contoh, pembersih alat dapur yang ada
di pasaran mengandung natrium hidroksida yang berfungsi membersihkan noda
minyak atau mentega. Pembersih lantai mengandung ammonia yang dapat
membersihkan debu.
2. Kekuatan Basa
Seperti halnya asam, basa pun dapat dibagi menjadi basa lemah dan basa kuat.
Kekuatan basa sangat bergantung pada kemampuan basa tersebut melepaskan ion
OH- dalam larutan dan konsentrasi larutan basa tersebut. Basa kuat bersifat korosif.
Ingatlah jangan menyentuh basa (murni ataupun larutannya) sembarangan. Contoh
senyawa yang tergolong basa kuat adalah natrium hidroksida (NaOH), kalium
hidroksida (KOH), dan kalsium hidroksida (Ca(OH)2), sedangkan ammonia (NH3)
tergolong sebagai basa lemah.
Kaustik merupakan istilah yang digunakan untuk basa kuat. Jadi, kita menggunakan
nama kaustik soda untuk natrium hidroksida (NaOH) dan kalium hidroksida (KOH).
3. Peranan Basa dalam Kehidupan
Coba amati lingkungan sekitarmu! Adakah benda – benda yang mengandung basa?
Basa dapat dengan mudah kita temukan, baik itu di rumah maupun di industri. Ketika
kita membuat rumah, kita menggunakan semen. Semen dibuat
dari basa kalsium hidroksida. Basa pun dapat kita temukan pada aneka bahan
pembersih dan ketika membuat kue. Pada saat membuat kue, kita sering
menambahkan baking soda agar kue yang kita buat mengembang. Baking soda
merupakan suatu basa.
C. Sifat Keasaman dan Kebasaan suatu Zat
Apabila kita memiliki beberapa zat dan kita tidak mengetahui zat tersebut termasuk
asam atau basa, maka bagaimanakah cara kita mengetahui sifat keasaman atau
kebasaan zat tersebut? Kita tidak selalu dapat menggunakan indra kita untuk
memastikan dengan aman suatu zat termasuk asam atau basa.
Ingat, beberapa asam dan bas sangat berbahaya. Skala pH (power of hydrogen)
berkisar dari 10 sampai 14. Nilai 7 menunjukkan suatu zat bersifat netral (tidak asam-
tidak basa). Suatu asam memiliki nilai pH yang lebih kecil dari 7. Semakin nilai pH
mendekati angka 0, maka tingkat keasamannya semakin kuat, sedangkan jika nilai pH
suatu zat mendekati 7, maka tingkat keasamannya semakin lemah (berkurang).
Senyawa basa memiliki nilai pH yang lebih besar dari 7. Semakin nilai pH mendekati
nilai 14, tingkat kebasaannya semakin kuat. Sekarang kamu mengetahui mengapa kita
mengenal asam kuat, asam lemah dan basa kuat, basa lemah.
D. Indikator
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, larutan asam dan basa akan memberikan warna
tertentu apabila direaksikan dengan indicator. Indikator adalah suatu senyawa
kompleks yang dapat bereaksi dengan asam dan basa. Dengan indicator, kita dapat
mengetahui suatu zat bersifat asam dan basa. Indikator juga dapat digunakan untuk
mengetahui tingkat kekuatan suatu asam atau basa. Beberapa indicator terbuat dari
zat warna alami tanaman, tetapi ada juga beberapa indicator yang dibuat secara
sintesis di laboratorium. Indikator yang sering tersedia di laboratorium adalah kertas
lakmus karena praktis dan harganya murah. Kita mengenal dua jenis kertas lakmus,
yaitu lakmus merah dan biru. Pada larutan asam, kertas lakmus selalu berwarna
merah, sedangkan dalam larutan basa kertas lakmus selalu berwarna biru. Jadi,
larutan asam akan mengubah kertas lakmus warna biru menjadi merah dan larutan
basa akan mengubah warna lakmus merah menjadi biru. Beberapa jenis tanaman
dapat pula dijadikan sebagai indicator. Salah satu tanaman yang dapat pula dijadikan
sebagai indicator adalah tanaman bunga hydrangea. Warna bunga hydrangea
bergantung pada keasaman tanah. Bunga hydrangea yang berwarna merah jambu
(pink) akan berubah menjadi biru apabila ditanam di tanah yang terlalu asam.
Lakmus dan bunga hydrangea merupakan salah satu contoh indicator pH. Syarat
dapat tidaknya suatu zat ddijadikan indicator asam basa adalah terjadinya perubahan
warna apabila suatu indicator diteteskan pada larutan asam dan larutan basa. Untuk
menguji sifat asam basa suatu zat selalu digunakan dalam bentuk larutan, karena
dalam bentuk larutan sifat pembawaan asam dan basa lebih mudah dideteksi. Berikut
adalah indicator pH yang sering kita gunakan di laboratorium. Indikator tersebut
menunjukkan perubahan warna lerutan pada rentang pH tertentu.
No Nama Indikator Range pH Perubahan Warna
1. Fenoftalein 8,3 – 10 Tak berwarna – Merah Muda
2. Metil Oranye 3,2 – 4,4 Merah – Kuning
3. Metil Merah 4,8 – 6,0 Merah – Kuning
4. Bromtimol biru 6,0 – 7,6 Kuning – Biru
5. Metil biru 10,6 – 13,4 Biru – Ungu
Salah satu indicator yang memiliki tingkat kepercayaan yang baik adalah indicator
universal. Indikator universal adalah indicator yang terdiri atas berbagai macam
indicator yang memiliki warna berbeda untuk setiap nilai pH 1-14. Indikator
universal ada yang berupa larutan dan ada juga yang berupa kertas. Paket indicator
universal tersebut selalu dilengkapi dengan warna standar untuk pH 1-14.
Cara menggunakan indicator universal adalah sebagai berikut :
1. Celupkan kertas indicator universal pada larutan yang akan diselidiki nilai pH-nya
atau meneteskan indicator universal pada larutan yang diselidiki.
2. Amati perubahan warna yang terjadi
3. Bandingkan perubahan warna dengan warna standar
BAB III
PEMBAHASAN
Derajat Keasaman (pH) Air laut mempunyai kemampuan menyangga yang sangat
besar untuk mencegah perubahan pH. Perubahan pH sedikit saja dari pH alami akan
memberikan petunjuk terganggunya sistem penyangga. Hal ini dapat menimbulkan
perubahan dan ketidak seimbangan kadar CO2 yang dapat membahayakan kehidupan
biota laut. pH air laut permukaan di Indonesia umumnya bervariasi dari lokasi ke
lokasi antara 6.0 – 8,5.
Perubahan pH dapat mempunyai akibat buruk terhadap kehidupan biota laut, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Akibat langsung adalah kematian ikan,
burayak, telur, dan lain-lainnya, serta mengurangi produktivitas primer. Akibat tidak
langsung adalah perubahan toksisitas zat-zat yang ada dalam air, misalnya penurunan
pH sebesar 1,5 dari nilai alami dapat memperbesar toksisitas NiCN sampai 1000 kali.
Ph adalah tingkatan yang menunjukan asam atau basanya suatu larutan yang di ukur
pada skala 0 – 14. Tinggi atau rendahnya pH air dipengaruhi oleh senyawa /
kandungan dalam air tersebut. Faktor yang mempengaruhi pH air yaitu sisa-sisa
pakan dan kotoran yang mengendap di dasar kolam. Selain itu juga berasal dari
kandungan CO2 yang tinggi hasil pernafasan (terjadi menjelang fajar sampai pagi
hari).
Dampak perubahan pH :
Terganggunya proses metabolisme, ikan- Ikan mudah terserang penyakit,
Pertumbuhan menurun, stress.
pH tinggi dapat meningkatkan kandungan ammonia sehingga kualitas air terganggu.
Cara mengatasi pH air, diantaranya yaitu :
Sebelum pengisian air, kolam dikeringkan kemudian diberi kapur secara merata
dilakukan pengendapan sebelum air dimasukkan ke dalam kolam
penggantian air untuk membuang sisa-sisa pakan dan kotoran dari dasar kolam agar
pH kembali normal.
Kisaran pH air tambak udang yang optimum adalah 7,5-8,5. Pengukuran pH
dilakukan pada pagi pukul 05.00 (sebelum matahari terbit) dan sore hari sekitar pukul
16.00. Nilai fluktuasi pH pagi dan sore hari dapat digunakan sebagai indikator proses
kimia dan biologis. Pada waktu malam hari semua biota dalam air melakukan
respirasi menghasilkan CO2 sehingga nilai pH turun. Sebaliknya pada siang hari
terjadi proses fotosintesa oleh phytoplankton, makroalga dan tanaman air lainnya
dengan menggunakan CO2 sehingga menyebabkan nilai pH naik.
Kisaran optimal fluktuasi nilai pH air pagi dan sore adalah 0,2-0,5. Fluktuasi nilai pH
harian yang lebih dari 0,5 menunjukan bahwa karbonat dalam air sebagai penyangga
adalah kurang. Sebaliknya bila fluktuasi kurang dari 0,2 atau bahkan sore hari sama
dengan pagi hari, menunjukkan fotosintesis tidak berjalan normal. Kondisi
lingkungan lebih berbahaya bila nilai pH pagi lebih tinggi dari sore hari.
Fluktuasi harian kandungan oksigen terlarut ditentukan kepadatan biota yang ada
dalam air terutama phytoplankton dan makroalga yang merupakan produsen primer.
Untuk menjaga oksigen terlarut tetap pada kondisi optimal adalah dengan
memanfaatan proses fotosintesa, penggunaan aerasi dan mengatur jumlah densitas
plankton dan tanaman air. Kedalaman air optimal tambak sederhana yang tidak
menggunakan aerasi adalah 2 x nilai kecerahan.
Hubungan pH dengan suhu adalah derajat keasaman air pH = -log (H)+. Ukuran
konsentrasi ion Hidrogen (mol per Liter) menunjukkan suasana asam atau basa suatu
perairan.
Catatan:
- Air (H2O) berasosiasi sempurna – ion H+ dan OH- berimbang,
- pH air murni = 7
- Semakin tinggi konsentrasi ion H+ konsentrasi ion OH- rendah
- pH < CO2 terlarut tinggi pada malam hari (pH cenderung rendah)
Hubungan pH dan kehidupan hewan (ikan) budidaya yaitu air laut umumnya bersifat
alkalis (pH penurunan selera makan - rentang toleransi pH : 6,5 – 9,0 - pH optimal :
7,0 – 8,5 - Fotosintesis (siang hari) menggunakan CO2 - Respirasi (siang – malam)
menghasilkan CO2 peningkatan aktivitas pernapasan konsumsi oksigen terlarut
penurunan oksigen terlarut pH air naik (cenderung basa) - pH rendah (keasaman
tinggi) pH air turun (cenderung asam) - Penurunan / penggunaan CO2 dalam
fotosintesis oleh fitoplankton, maka : pelepasan ion H+ reaksi bergerak ke kanan
2H ++ CO32- - Semakin banyak CO2 yang di hasilkan dari respirasi maka : H + +
HCO3 H2CO3 7, pH asam - Berkaitan dengan proses fotosintesis dan respirasi
organisme CO2 + H2O > 7) karena bergaram, pH air tambak :
- Tanah dasar
- Konsentrasi CO2 terlarut
Pengapuran dapat dilakukan untuk meningkatkan level pH yang terlalu rendah.
Dalam sistem sirkulasi, vitrifikasi dan respirasi pada ikan dan biofilter bakteri dapat
menurunan pH. Buffer seperti natrium bikarbonat ditambahkan untuk mencegah
penurunan pH.
Pada dasarnya, nilai pH menunjukkan apakah air memiliki kandungan padatan rendah
atau tinggi. pH dari air murni adalah 7. Secara umum, air dengan nilai pH lebih
rendah dari 7 dianggap asam dan nilai pH lebih dari 7 dianggap basa. Nilai pH
normal untuk air permukaan biasanya antara 6,5 s/d 8,5 dan air tanah dari 6 s/d 8,5.
Alkalinitas adalah ukuran kapasitas air untuk bertahan dari perubahan pH yang
mungkin terjadi dan membuat air menjadi lebih asam. Ukuran dari alkalinitas dan pH
air diperlukan untuk menilai ke-korosifan dari air. Secara umum, air dengan nilai pH
rendah (<6,5) berupa asam, mengandung padatan rendah, dan korosif. Karena itu, air
seperti ini mengandung ion logam seperti besi, mangan, tembaga, timbal, dan seng ..
atau dengan kata lain logam beracun tingkatan tinggi. Ini dapat menyebabkan
kerusakan dini pada pipa logam, dan memiliki masalah berhubungan dengan rasa
yang asam atau rasa logam, noda pada baju, dan noda pada tempat cucian di dapur
dan pembuangan. Yang lebih penting, ada suatu resiko kesehatan yang berhubungan
dengan racun ini. Cara utama untuk menyelesaikan masalah pH rendah ini adalah
dengan penggunaan penetralisir. Penetralisir menyalurkan suatu larutan dalam air
untuk mencegah air bereaksi dengan sistem perpipaan pada rumah tangga yang
membuat korosi pada barang elektronik. Kimia penetralisir adalah soda api.
Penetralisiran dengan soda api akan menaikkan kandungan natrium dari air. Air
dengan pH >8,5 mengindikasikan air mengandung padatan tinggi. Air padatan tinggi
tidak menyebabkan resiko pada kesehatan, tetapi dapat menimbulkan masalah pada
keindahan. Masalah ini berupa rasa alkali pada air (membuat kopi menjadi lebih
pahit),formasi pada piring, peralatan, wadah pencuci, kesulitan untuk membuat sabun
dan detergen berbusa, dan formasi dari presipirasi yang tidak larut pada baju.
Menurut penelitian Universitas Wilkes, karena hubungan antara pH dengan gas dan
suhu, dianjurkan contoh air diperiksa secepat mungkin. Penelitian ini menyatakan
bahwa pH air bukan sebuah ukuran dari kekuatan asam atau basa, dan tidak dapat
menyediakangambaran yang lengkap tentang karakteristik air(Iskandar:1998).
Penanganan pH
Seperti disebutkan sebelumnya, pengananan atau pengubahan nilai pH akan lebih
efektif apabila alkalinitas ditanganai terlebih dahulu. Berikut adalah beberapa cara
pangananan pH, yang kalau diperhatikan lebih jauh, cenderung mengarah pada
penanganan kesadahan atau alkalinitas.
Penurunan pH
Untuk menurunkan pH, pertama kali harus dilakukan pengukuran KH. Apabila nilai
KH terlalu tinggi (12 atau lebih) maka KH tersebut perlu diturunkan terleibh dahulu,
yang biasanya secara otomatis akan diikuti oleh menurunnya nilai pH. Apabila nilia
pH terlalu tinggi (lebih dari 8) sedangkan KH tergolong bagus ( antara 6 -12)maka
hal ini merupakan petunjuk terjadinya proses keseimbangan yang buruk.
Penurunan pH dapat dilakukan dengan melalukan air melewati gambut (peat),
biasanya yang digunakan adalah peat moss (gambut yang berasal dari moss). bisa
juga dilakukan dengan mengganti sebagaian air dengan air yang berkesadahan
rendah, air hujan atau air yang direbus, air bebas ion, atau air suling (air destilata).
Selain itu bisa juga dapat dilakukan dengan menambahkan bogwood kedalam
akuairum. Bogwood adalah semacam kayu yang dapat memliki kemampuan
menjerap kesadahan. Sama fungsinya seperti daun ketapang, kayu pohon asam dan
sejenisnya.
Peningkatan Ph
Menaikkan pH dapat dilakukan dengan memberikan aerasi yang intensif, melewatkan
air melewati pecahan koral, pecahan kulit kerang atau potongan batu kapur. Atau
dengan menambahkan dekorasi berbahan dasar kapur seperti tufa, atau pasir koral.
Atau dengan melakukan penggantian air(Neil:2003).
Derajat keasaman atau pH menunjukkan kadar asam atau basa dalam suatu larutan,
melalui konsentrasi (aktivitas) ion hidrogen H+. Ion hidrogen merupakan faktor utama
untuk mengerti reaksi kimiawi karena (Alaerts dan Sumestri, 1984):
H+ selalu ada dalam kesetimbangan dinamis dengan air, H2O, yang membentuk
suasana untuk semua reaksi kimiawi yang berkaitan dengan masalah pencemaran air,
dimana sumber ion hidrogen tidak pernah habis.
H+ tidak hanya merupakan unsur molekul H2O saja, tetapi juga merupakan unsur
banyak senyawa lain, hingga jumlah reaksi tanpa H+ dapat dikatakan hanya sedikit
saja.
Seperti halnya dengan temperatur, pH berhubungan juga dengan kemampuan hidup
dari beberapa organisme perairan yang dapat tahan pada kondisi-kondisi dari pH
tersebut. Berdasarkan nilai kisaran pH menurut EPA (Environmental Protection
Agency) untuk kehidupan organisme air adalah 6,5 sampai 8,5. Sebagian besar biota
akuatik sensitif terhadap perubahan pH dan menyukai nilai pH sekitar 7 sampai 8,5.
Derajat keasaman air yang sangat rendah atau sangat asam dapat menyebabkan
kematian biota air (ikan) dengan gejala gerakannya tidak teratur, tutup insang
bergerak sangat aktif dan berenang sangat cepat di permukaan air. Perairan yang
asam juga berpengaruh terhadap nafsu makan ikan, selera makan ikan menjadi
berkurang. Keadaan air yang sangat basa juga dapat menyebabkan pertumbuhan ikan
terhambat. Menurut Hickling (1978) dalam Aria (2009), mengatakan bahwa pH yang
baik atau cocok untuk budidaya ikan adalah antara 6,5 sampai 9,0, sedangkan titik
kematian ikan terjadi pada pH 4,0 untuk asam dan 11,0 untuk basa. Pengaruh nilai pH
terhadap komunitas biologi perairan ditunjukkan dalam Tabel II.3.
Tabel II. 3 Pengaruh pH terhadap Komunitas Biologi Perairan
Nilai pH Pengaruh Umum
6,0-6,5
Keanekaragaman plankton dan bentos sedikit menurun.
Kelimpahan total, biomassa, dan produktivitas tidak mengalami perubahan.
5,0-6,0
Penurunan nilai keanekaragaman plankton dan bentos semakin tampak.
Kelimpahan total, biomassa, dan produktivitas masih belum mengalami perubahan yang berarti.
Algae hijau berfilamen mulai tampak pada zona litoral.
5,0-5,5
Penurunan keanekaragaman dan komposisi jenis plankton, perifiton, dan bentos semakin besar.
Terjadi penurunan kelimpahan total dan biomassa zooplankton dan bentos.
Algae Hijau berfilamen semakin banyak.
Proses nitrifikasi berjalan lambat.
4,5-5,0
Penurunan keanekaragaman dan komposisi jenis plankton, perifiton, dan bentos semakin besar.
Penurunan kelimpahan total dan biomassa zooplankton dan bentos.
Algae Hijau berfilamen semakin banyak.
Proses nitrifikasi terhambat.
Sumber: Modifikasi Baker et al, 1990 dalam Effendi, 2003
Secara alamiah, pH dipengaruhi oleh konsentrasi karbondioksida dan senyawa yang
bersifat asam (Manahan, 2000). Nilai pH sangat mempengaruhi proses biokimiawi
perairan, misalnya proses nitrifikasi akan berakhir jika pH rendah. Selain itu, nilai pH
juga sangat berpengaruh terhadap toksisitas suatu senyawa kimia. Pada pH yang
tinggi, logam akan cenderung membentuk endapan hidroksida, oksida, karbonat
(Begum, dkk., 2009b).
3.3. Kandungan Oksigen
Oksigen terlarut adalah jumlah oksigen dalam miligram yang terdapat dalam satu liter
air (ppm). Oksigen terlarut umumnya berasal dari difusi udara melalui permukaan air,
aerasi, dan hasil dari proses fotosintesis biota air. Oksigen terlarut merupakan
parameter penting karena merupakan indikator yang peka bagi proses-proses kimia
dan biologi.
Kadar oksigen yang terlarut bervariasi tergantung pada temperatur, salinitas,
turbulensi air, dan tekanan atmosfer (Jeffries dan Millis, 1996 dalamEffendi, 2003).
Temperatur sangat mempengaruhi tingkat kelarutan oksigen dalam air. Pada
temperatur tinggi, oksigen yang larut sangat rendah karena molekul-molekul air
mengembang. Kondisi ini tidak memberikan tempat bagi oksigen. Pada temperatur
rendah, kandungan oksigen lebih tinggi karena molekul-molekul air mengerut.
Kadar oksigen terlarut juga berfluktuasi secara harian (diurnal) dan musiman,
tergantung pada pencampuran (mixing) dan pergerakan (turbulence) massa air,
aktivitas fotosintesis, respirasi, dan limbah (effluent) yang masuk ke badan air. Selain
itu, kelarutan oksigen dan gas-gas lain berkurang dengan meningkatnya salinitas
sehingga kadar oksigen di laut cenderung lebih rendah daripada kadar oksigen di
perairan tawar. Peningkatan suhu sebesar 1oC akan meningkatkan konsumsi oksigen
sekitar 10% (Brown, 1987 dalamEffendi, 2003).
Oksigen sangat diperlukan untuk pernafasan dan metabolisme ikan dan jasad- jasad
renik dalam air. Kandungan oksigen yang tidak mencukupi kebutuhan ikan dan biota
lainnya dapat menyebabkan penurunan daya hidup ikan. Konsentrasi oksigen yang
rendah dapat menimbulkan anorexia, stress, dan kematian pada ikan. Menurut Boyd
(1982) dalam Aria (2009), bila dalam suatu kolam kandungan oksigen terlarut sama
dengan atau lebih besar dari 5 mg/l, maka proses reproduksi dan pertumbuhan ikan
akan berjalan dengan baik.
Pernahkah kalian mendengar istilah hujan asam? Apakah itu? Bukankah hujan itu
adalah air yang turun? Atau kali ini air hujan bercampur dengan asam sehingga
rasanya masam? Mengapa itu bisa terjadi? Apakah hujan asam itu berbahaya bagi
kehidupan di bumi?
Air hujan selalu bersifat asam karena di dalamnya terdapat asam karbonat (H2CO3)
hasil reaksi antara air hujan dengan gas karbon dioksida (CO2) di udara.
CO2(g) + H2O(l) → H2CO3(aq)
Sifat asam air hujan akibat adanya asam karbonat adalah bermanfaat bagi tanah
karena dapat membantu melarutkan mineral-mineral di permukaan bumi yang
dibutuhkan oleh tumbuhan dan binatang.
Hujan asam dikaitkan dengan adanya asam-asam dalam air hujan yang merupakan
hasil reaksi dari oksida-oksida belerang dan nitrogen yang terdapat di udara dengan
air hujan. Oksida-oksida belerang yang biasanya menimbulkan hujan asam adalah
belerang dioksida (SO2) dan belerang trioksida (SO3). Oksida-oksida tersebut bereaksi
dengan air membentuk asam sulfit (H2SO3) dan asam sulfat (H2SO4).
SO2(g) + H2O(l) → H2SO3(aq)
SO3(g) + H2O(l) → H2SO3(aq)
Oksida nitrogen yang paling utama dalam menimbulkan hujan asan adalah nitrogen
dioksida (NO2). Oksida ini bereaksi dengan air membentuk asam nitrat (HNO3).
NO2(g) + H2O(l) → N2SO3(aq)
Adanya asam-asam, terutama asam sulfit (H2SO3), asam sulfat (H2SO4) dan
asam nitrat (HNO3) dalam air hujan, mengakibatkan terjadinya hujan asam
(acid rain). Hujan asam ini bila masuk dalam perairan akan meningkatkan keasaman
air sehingga berbahaya bagi organisme air terutama ikan. Hujan asam juga dapat
menyebabkan bertambahnya keasaman tanah sehingga dapat mematikan pohon-
pohon atau merontokkan daun-daun tumbuhan tertentu yang tidak dapat hidup dalam
lahan yang bersifat asam.
Ikan dalam komposisi zat gizinya juga membutuhkan mineral dalam campuran
pakannya agar ikan dapat tumbuh dengan baik. Mineral merupakan unsur anorganik
yang dibutuhkan oleh organisme perairan (ikan) untuk proses hidupnya secara
normal. Ikan sebagai organisme air mempunyai kemampuan untuk menyerap
beberapa unsur anorganik ini, tidak hanya dari makanannya saja tetapi juga dari
lingkungan. Jumlah mineral yang dibutuhkan oleh ikan adalah sangat sedikit tetapi
mempunyai fungsi yang sangat penting. Dalam penyusunan pakan buatan mineral
mix biasanya ditambahkan berkisar antara 2 – 5% dari total jumlah baha baku dan
bervariasa bergantung pada jenis ikan yang akan mengkonsumsinya. Walaupun
sangat sedikit yang dibutuhkan oleh ikan, mineral ini mempunyai fungsi yang sangat
utama dalam tubuh ikan antara lain adalah : Merupakan bagian terbesar dari
pembentukan struktur kerangka, tulang, gigi dan sisik. Mineral tertentu dalam bentuk
ion di dalam cairan tubuh dapat berperan untuk mempertahankan keseimbangan asam
basa serta regulasi pH dari darah dan cairan tubuh lainnya. Adanya keterlibatan
mineral dalam kerja sistem syaraf dan konstraksi otot Merupakan komponen penting
dalam hormon, vitamin, enzim dan pigmen pernafasan atau sebagai kofaktor dalam
metabolisme, katalis dan enzim aktivator. Berperan dalam pemeliharaan tekanan
osmotik dan juga mengatur pertukaran air dan larutan dalam tubuh ikan. Berdasarkan
banyaknya fungsi mineral dalam kehidupan ikan, maka mineral merupakan salah satu
bahan yang harus ada dalam komposisi pakan ikan. Dan unsur mineral ini sangat
essensial bagi kehidupan hewan, ikan dan udang. Unsur mineral essensial ini
biasanya diklasifikasikan menjadi dua grup berdasarkan konsentrasinya di dalam
tubuh ikan, yaitu: mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro adalah mineral
yang konsentrasinya dalam tubuh organisme dibutuhkan dalam jumlah besar (lebih
dari 100 mg/kg pakan kering), yaitu Calsium (Ca), Magnesium (Mg), Sodium (Na),
Potassium (K), Phosphorus (P), Chlorine (Cl) dan Sulphur (S). Mineral mikro adalah
mineral yang konsentrasinya dalam tubuh setiap organisme dalam jumlah
sedikit(kurang dari 100 mg/kg pakan kering),yaitu : Besi (Fe), Tembaga(Cu),
Mangan (Mn), Seng (Zn),Cobalt (Co), Molybdenum (Mo),Cromium (Cr), Selenium
(Se),Fluorine (F), Iodine/Iodium (I), Nickel (Ni) dan lain-lain.
Calsium (Ca)
Kalsium merupakan unsur mineral makro yang didalam tubuh disimpan pada tulang,
gigi dan sebagian besar pada kulit dan kerangka tubuh. Peranan dan fungsi kalsium
didalam tubuh antara lain adalah sebagai komponen utama pembentuk tulang, gigi,
kulit serta sisik dan memelihara ketegaran kerangka tubuh, mengentalkan darah,
sebagai ”intracellular regulator” atau messenger yaitu membantu regulasi aktivitas
otot kerangka, jantung dan jaringan lainnya, konstraksi dan relaksasi otot, membantu
penyerapan vitamin B12, menjaga keseimbangan osmotik. Pengambilan kalsium dari
perairan oleh ikan digunakan atas dasar untuk kegiatan struktural. Transpor Ca dari
air oleh aliran darah ke jaringan tulang dan kulit berlangsung secara cepat. Jumlah
lemak dalam pakan sangat berpengaruh dalam penyerapan Ca oleh usus. Pada kondisi
abnormal, yaitu penyerapan lemak terganggu maka Ca pun akan sedikit yang diserap.
Hal ini dikarenakan asam lemak yang tidak diserap akan berikatan dengan Ca dan
akan terbuang dalam bentuk feses. Kandungan Ca dalam perairan sangat diperlukan
untuk kehidupan ikan. Perairan dengan kandungan Ca rendah akan berdampak buruk
terhadap pertumbuhan dan mengganggu adaptasi pada saat kondisi lingkungan
berubah. Perairan yang kaya akan Ca akan meningkatkan toleransi terhadap
temperatur dan akan mengurangi keracunan akibat menurunnya pH. Untuk perairan
yang kandungan Ca rendah, pH rendah dan kandungan alumunium tinggi tidak akan
dihuni oleh ikan. Kandungan Ca yang harus ada dalam pakan ikan sangat sulit untuk
diterapkan secara pasti. Sebagai contoh, pada ikan rainbowtrout dengan bobot awal
1,2 g, antara ikan yang diberi Ca 0,3 g/kg dengan 3,4 g/kg ternyata tidak
menunjukkan adanya perbedaan dalam pertumbuhannya yang dipelihara pada
perairan dengan kandungan Ca 20 – 30 mg/l (Ogino dan Takeda, 1978). Menurut
Rumsey (1977) kebutuhan Ca untuk ikan rainbowtrout pada perairan dengan kalsium
rendah (3 mg Ca/l) sama saja dengan yang dipelihara pada kandungan kalsium tinggi
(45 mg Ca/l) yaitu sebesar 2 g/kg dalam pakannya. Sedangkan menurut Arai et al
(1975) pemberian Ca sebanyak 2,4 g/kg merupakan kebutuhan minimal yang harus
dipertimbangkan, pemberian Ca sebanyak 11,5 – 14 g/kg akan berakibat buruk
terhadap laju ertumbuhan.
Phosphor (P)
Phosphor adalah komponen pembentuk kerangka tubuh dimana tulang itu disusun
oleh mineral P sebesar 16% dan Ca 37%. Selain itu phosphor berfungsi
dalampengaktifan proses metabolisme, komponen DNA, RNA, ATP dan berbagai
koenzim,pergerakan otot dan memelihara keseimbangan asam basa. Phosphor yang
diserap oleh tubuh berasal dari makanan dalam bentuk ion fosfat. Penyerapan P oleh
tubuh sangat bergantung kepada kandungan P dan Ca dalam pakan. Tingginya
kandungan P dalam pakan akan berkorelasi terhadap peningkatan penyerapan P.
Akan tetapi, penyerapan P akan semakin menurun dengan meningkatnya kandungan
Ca dalam pakan. Sebagian besar kebutuhan P untuk membentuk jaringan struktur
tubuh diperoleh dari pakan. Ketersediaan P dalam air akan mengganggu penyerapan
P dalam pakan oleh tubuh. Pakan dengan kandungan Ca rendah dan P tinggi akan
mendorong ikan untuk mengambil Ca dari lingkungan perairan. Kekurangan mineral
P pada pakan ikan dapat mengakibatkan pertumbuhan terhambat, proses
pembentukan tulang terganggu dan konver i pakan menjadi meningkat. Kekurangan
phosphor pada ikan mas mengakibatkan pertumbuhan terganggu, nafsu makan
menurun, tulang belakang bengkok dan rapuh serta kandungan lemak dalam daging
meningkat. Wilson et al (1982), melakukan penelitian terhadap ikan channel catfish
yang memperlihatkan bahwa peningkatan P yang tersedia dalam makanan dari 0,07%
menjadi 0,54% akan meningkatkan pertambahan bobot relatif dari 135% menjadi
706% dan efisiensi pakan dari 36% menjadi 99%. Tetapi bila kandungan P terus
dinaikkan sampai 1,02% maka pertumbuhan relatif akan turun dari 706% menjadi
620% dan efisiensi pakan akan turun dari 99% mejadi 90%.
Magnesium (Mg)
Magnesium merupakan kofaktor bagi semua enzim yang terlibat di dalam reaksi
pemindahan fosfat (fosfokinase) yang menggunakan ATP dan fosfat nukleotida yang
lain sebagai substrat. Pada hewan vertebrata kurang lebih 60% total magnesium tubuh
berada dalam tulang, sebagian lagi terdapat dalam bentuk mineral yang mengkristal
dan berada dalam sel jaringan lunak. Fungsi magnesium bagi ikan dan udang adalah
sebagai komponen esensial dalam menjaga homeostasis intra dan ekstra seluler.
Magnesium dalam tubuh diserap oleh usus halus dan hanya sedikityang dieksresikan
dan hampir seluruhnya diserap secara sempurna.Penyerapan magnesium dalam tubuh
dipengaruhi oleh masuknya magnesium dalam usus, waktu singgah diusus, kecepatan
penyerapan air, kadar kalsium fosfat dan laktosa dalam pakan, sumber magnesium
dan umur serta jenis ikan. Kandungan magnesium di dalam ikan jumlahnya relatif
rendahdibandingkan dengan hewan darat. Sebagian besar magnesium, kurang lebih
65%, berada dalam kerangka tubuh ikan. Pada ikan mirror carp terdapat 340 – 3300
gram dimana kandungan terbesar terdapat pada vertebrae sebesar 1,0 – 1,6 g/kg, pada
otot 200 – 267 mg/kg dan pada hati terdapat 62 – 203 mg/kg. Konsentrasi magnesium
dalam perairan tawar sering tidak mencukupi untuk kebutuhan metabolisme ikan,
oleh karena itu pemberian mineral magnesium pada pakan untuk pemeliharaan ikan
air tawar sangat penting. Rendahnya suplai magnesium dalam pakan dapat
mengakibatkan nafsu makan berkurang, pertumbuhan dan aktivitas ikan berkurang,
kandungan Ca dan Mg dalam tubuh dan vertebrae akan berkurang. Selain itu ikan
akan memperlihatkan keabnormalan dalam pertumbuhan tulang. Pada ikan trout telah
diteliti oleh Cowey et al (1977) bahwa pertambahan bobot dan penggunaan pakan
pada ikan yang diberi pakan dengan kandungan Mg sebesar 1000 mg/kg jauh lebih
baik dibandingkan dengan ikan trout yang hanya diberi Mg sebesar 26 - 63 mg/kg.
Perbaikan kandungan Mg dalam pakan akan berdampak terhadap peningkatan Mg
dalam serum. Kekurangan Mg pada kandungan Ca 26 dan 40 g/kg akan me yebabkan
penyakit nephacalcinosis dan di dalam jaringan otot akan meningkat kandungan Na
yang dapat meningkatkan cairan ekstraseluler.Pada ikan rainbow trout berukuran 16
gram atau 35 gram memerlukan Mg dalam pakan sebesar 500 mg/kg.Jika kurang dari
500 mg/kg pakan maka dapat mengakibatkan pertumbuhan lambat dan pakan menjadi
tidak efisien. Sedangkan pada ikan yang berukuran 21 gram yang dipelihara selama
delapan minggu, kekurangan Mg dapat mengakibatkan penurunan kandungan Mg
pada plasma, otot dan tulang. Berdasarkan hasil penelitian Satoh et al (1983) , pada
ikan trout yang tidak ditambahkan mineral Mg pada pakan buatannya menunjukkan
adanya gejala katarak sebesar 29%. Pada ikan Mas pemberian Mg sebesar 52 mg/kg
dapat meningkatkan kematian sebesar 16%. Selain itu pada ikan mas yang dipelihara
selama 83 hari dengan pakan kurang Mg menunjukkan peningkatan terjadinya
katarak sebesar 40%. Oleh karena itu pada ikan mas diestimasi kebutuhan Mg dalam
pakan berkisar antara 400 – 500 mg/kg.
Potassium (K)
Ion potassium (K) adalah elektrolit yang banyak dijumpai dalam tubuh dalam bentuk
ion terdisosiasi penuh dan merupakan partikel utama yang bertanggungjawab dalam
osmolaritas. Ion K ini akan mempengaruhi kelarutan protein dan komponen lainnya.
Ion K ini bersama-sama dengan natrium dan klorida berperan secara fisiologis dalam
memelihara keseimbangan air dan distribusinya, memelihara keseimbangan osmotik
normal, memelihara keseimbangan asam basa dan memelihara iritabilitas
otot.Berdasarkan hasil penelitian dari beberapa peneliti diketahui bahwa ikan air
tawar dalam pemenuhan ion K tidak banyak diambil dari lingkungan perairan, namun
lebih banyak diperoleh dari pakan. Apabila ion K dalam pakan kurang dari 1 mg/kg
akan menyebabkan penggunaan pakan tidak efisien, pertumbuhan lambat dan
kematian meningkat. Pertumbuhan ikan dapat dicapai jika pada pakan ikan
mengandung ion K maksimum 800 mg/kg. Konsentrasi K dalam tubuh berkisar
antara 600 – 800 mg/kg pakan.
Sodium (Na)
Sodium seperti halnya potasium sangat penting perannya dalam osmoregulasi dan
keseimbangan asam basa ikan. Pada hewan darat sodium yang berasal dari makanan
akan diserap oleh tubuh secara cepat dan efisien dan hanya sedikit sekali yang
dikeluarkan melalui feses.Kekurangan sodium dapat mengakibatkan dehidrasi,
keletihan, anoeexia dan kram otot. Pemberian sodium sebesar 2200 mg/kg pakan
pada ikan rainbowtrout sudah mencukupi kebutuhan ikan tersebut terhadap sodium.
Tetapi dalam percobaan Salman dan Eddy (1988) pemberian sodium sebesar 1000 –
3000 mg/kg pakantidak memberikan perbedaan pertambahan bobot .
Clorin (Cl)
Clorin berperan besar dalam aktivitasosmoregulasi. Pertukaran klorin sebagian besar
terjadi pada insang. Pada ikan air tawar pengambilan klorin terjadi pada kondisi
medium yang hipotonik, dengan cara memompa NaCl melalui insangnya dan
pengeluaran klorin dilakukan dalam bentuk urin. Pada ikan air laut pengambilan
klorin dilakukan dengan cara melakukan banyak minum air laut sehingga klorin
secara difusi ikut masuk kedalam tubuh ikan. Selain itu ikan air laut bisa melakukan
dengan cara memompa melalui insang epithelium pada kondisi medium hipertonik.
Dalam kondisi normal klorin dikeluarkan dalam bentuk urin pada jumlah yang
sedikit, namun pada kondisi stres ikan banyakmengeluarkan urin sehingga kehilangan
NaCl cukup besar. Klorin keluar dari tubuh melalui urin dan sedikit melalui feses.
Ketersediaan Cl di dalam air sangat menguntungkan untuk kehidupan ikan agar
mempunyai toleransi terhadap perubahan suhu. Pada ikan salmon yang dipelihara
dengan kandungan garam 1 – 1,5% memberikan pengaruh terhadap peningkatan food
intake dan transportasi. Pemberian garam pada bahan pakan dari segi manfaatnya
masih diperdebatkan. Hal ini dikarenakan dari hasil penelitian memberikan hasil yang
menunjukkan bahwa pemberian NaCl pada pakan berakibat buruk pada penambahan
bobot. Pemberian NaCl sebanyak 3% pada pakan mengakibatkan pertambahan bobot
hanya 85% dibandingkan dengan kontrol. Padapenambahan NaCl sebanyak 6%
memberikan pertambahan bobot sebesar 77% sedangkan penambahan sebanyak 12%
mengakibatkan pertambahan bobot sebesar 70%. Hal ini dikarenakan NaCl pada
tingkatan yang tinggi diserap dalam 24 jam yang kelebihannya akan dikeluarkan
kedalam perairan tawar pada sistem osmoregulasi dalam urin hipoosmotik normal,
sedangkan pada ikan laut pengambilan NaCl dalam jumlah besar relatif sering terjadi
pada berbagai kasus.
Besi (Fe)
Zat besi merupakan unsur mineral mikro yang paling banyak terdapat dalam tubuh
ikan dan manusia. Dalam makanan terdapat dua macam zat besi, yaitu dalam bentuk
heme dan non heme. Zat besi heme ditemukan dalam bentuk hemoglobin dan zat besi
non heme dalam otot yang disebut myoglobin.Fungsi dan peranan zat besi dalam
tubuh ikan antara lain adalah :Unsur yang sangat penting dalam pigmen darah
(hemoglobin dan myoglobin) Terlibat dalam pengangkutan oksigen dalam darah dan
urat daging (otot) serta pemindahan/transfer elektron dalam tubuh Unsur yang sangat
penting dari variasi sistem enzim, yang meliputi enzim katalase, enzim peroxidase,
enzim xantin oksidase, enzim aldehyde oxidase dan enzim succinic dehydrogenase.
Ikan dapat menyerap zat besi terlarut dari air melalui insang, sirip dan kulit. Zat besi
dalam bentuk tereduksi, ion Fero (Fe ++) lebih mudah diserap karena lebih mudah
larut dalam cairan-cairan pencernaan. Penyerapan zat besi dalam saluran pencernaan
sangat dipengaruhi oleh kadar keasaman,pH atau keasamn lambung dan bagian atas
usus halus. Kekurangan zat besi pada ikan dapat membawa dampak yang merugikan
bagi ikan. Pada beberapa jenis ikan memberikan dampak yang berbeda, misalnya
pada ikan channel catfish dapat mengakibatkan pertumbuhan terhambat, konversi
pakan rendah, nafsu makan menurun dan abnormalitas. Sedangkan pada ikan salmon,
japanese eel,common carp dan red sea bream dapat mengakibatkan hypochromic
microcytic anemia yaitu sel-sel darah merah berwarna lebih pucat dengan ukuran sel
yang lebih besar.
Seng (Zn)
Ikan mengakumulasi seng dari dua sumber, yaitu pakan dan air, namun seng yang
berasal dari pakan penyerapannya lebih efisien daripada dari air. Seng di dalam tubuh
organisme sangat berperan penting sebagai kofaktor dari beberapa sistem enzim yng
penting dalam proses metabolisme. Ikan dapat menyerap seng dari insang, kulit dan
sirip. Seperti unsur lainnya selain diperoleh dari lingkungan perairan mineral seng
perlu ditambahkan kedalam sumber makanannya agar kebutuhan ikan akan mineral
seng dapat terpenuhi. Mineral seng diserap dengan bantuan proses difusidalam
duodenum dan jejenum bagian atas. Zat-zat yang membantu penyerapan mineral seng
antara lain adalah asam amino terutama histidin dan sistein, asam sitrat,
monosakarida dan komponenkomponen EDTA.Zn untuk setiap jenis ikan berbeda.
Pada ikan channel catfish dapat menyebabkan pertumbuhan menurun, nafsu makan
rendah dan menurunkan tingkat serum alkaline phosphatase. Pada ikan mas
menyebabkan pertumbuhan lambat, nafsu makan menurun, kematian tinggi,
pengikisn pada kulit dan sirip serta menaikkan kadar besi dan tembaga diusus dan
hepatopankreas. Selain itu menurut Watanabe (1988) memperlihatkan bahwa
kekurangan seng pada Rainbow trout dapat menyebabkan pertumbuhan menurun,
mortalitas tinggi, pengikisan pada sirip dan kulit serta katarak pada mata dan bentuk
tubuh menjadi kerdil dan pendek. Pada Japanese eel akan menyebabkan bentuk tubuh
yang kerdil sedangkan pada channel catfish juga menyebabkan pertumbuhan lambat
serta anorexia.
Mangan (Mn)
Mangan pada ikan sangat berperan sebagai enzim aktivator untuk enzim-enzim yang
menjembatani transfer dari grup phosphatase, sebagai komponen essensial dari enzim
piruvate carboxylase, sebagai kofaktor atau komponen kunci dari beberapa sistem
enzim, mangan essensial untuk pembentukan tulang, regenerasi sel darah merah,
metabolisme karbohidrat dan siklus reproduksi. kekurangan mineral mangan pada
komposisi pakan ikan untuk setiap jenis ikan biasanya berbeda, antara lain adalah ;
berkurangnya pertumbuhan, struktur tulang yang tidak normal pada ikan rainbow
trout, carp dan tilapia, rendahnya daya tetas dan jumla telur pada induk ikan, ataxia
yaitu ketidakmampuan tubuh untuk mengkoordinasikan gerakangerakan otot secara
sempurna serta menurunnya penampakan reproduksi. Kekurangan mangan pada
pakan dapat dilakukan dengan menambahkan kandungan mineral mangan dalam
pakan dalam bentuk mangan sulphat MnSO4) dan mangan klorida (MnCl2).
Tembaga (Cu)
Tembaga merupakan unsur essensial dari sistem oksidasireduksi-enzim dan terlibat
dalam metabolisme besi. Oleh karena itu tembaga terlibat dalam sintesis hemoglobin
dan produksi sel darah dan perawatannya. Tembaga dibutuhkan untuk pembentukan
pigmen melanin dan pigmen pada kulit, untuk pembentukan tulang dan penghubung
jaringan serta merawat keseimbangan serabut myelin dari jaringan syaraf. Mineral
tembaga yang diserap oleh hewan dan ikan sangat dipengaruhi oleh jumlah dan
bentuk kimiamineral tembaga yang diterima, kandungan beberapa ion metal lain dan
zat-zat organik serta umur.Dampak kekurangan tembaga pada ikan sebagai organisme
air jarang sekali terjadi karena mineral ini sudah cukup banyak tersedia dalam air.
Pada ikan dampak mineral tembaga yang sudah diamati adalah kalau terjadi
keracunan tembaga akibat terjadinya pencemaran lingkungan perairan yang dapat
mengakibatkan rusaknya insang, mengurangi pigmentasi dan pertumbuhan lambat.
Cobalt (Co)
Mineral cobalt pada ikan diserap dari air disekitarnya dan masuk melalui insang.
Konsentrasi cobalt yang masuk kedalam tubuh ikan sanagt dipengaruhi oleh suhu
lingkungan dan konsentrasi kalsium, dimana dengan meningkatnya suhu dan kalsium
dilingkungan akan meningkatkan konsentrasi cobalt. Cobalt mempunyai fungsi dan
peranan pada ikan antara lain adalah merupakan komponen integral dari
Cyanocobalamin (vitamin B12), sangat dibutuhkan untuk sintesa microflom pada
saluran usus serta sangat penting untuk pembentukan sel darah merah dan perawatan
jaringan syaraf, cobalt juga berfungsi sebagai agen kegiatan untuk sistem variasi
enzim. Penyerapan mineral cobalt oleh ikan akan meningkat jika tubuh
kekurangandan diserap dalam usus halus. Cobalt yang diserap secara normal tidak
selalu dalam bentuk vitamin B12, hanya 1/10 – 1/12 cobalt pada tubuh dalam bentuk
vitamin. Kebutuhan mineral cobalt oleh ikan berkisar antara 1 – 6 mg/kg pakan.
Meningkatnya kandungan cobalt pada tubuh ikan rainbow trout dapat menyebabkan
racun dan meningkatkan haemorrhages pada saluran pencernaan dan pola putih pada
sel darah. Selama masa perkembangan embrio telur ikan rainbow trout kebutuhan
cobalt meningkat.
Yodium (I)
Yodium adalah komponen integral dari hormon thyroid dan sangat penting untuk
sintesis hormon thyroid, yaitu Triiodothyronine (T3) dan thyroxine (Tetra
iodothyronine/ T4). Yodium berfungsi untuk mengatur laju metabolisme seluruh
proses ke dalam tubuh. Ikan memperoleh yodium dari air melalui pompa brachial dan
makanan. Jumlah total yodium yang terkandung dalam kelnjar thyroid adalah 70 –
80%. Yodium terdapat dalam saluran pencernaan dalam bentuk ion I- dan diserap
secara sempurna dalam lambung dan usus,kemudian ditransport ke kelenjar thyroid
dan diubah dalam bentuk yodium inorganik yaitu Monoiodotirosin, Diodotirosin,
Triiodothyronine (T3) dan thyroxine (Tetra iodothyronine/ T4) serta komponen-
komponen organik yang mengandung yodium. Yodium yang tertangkap oleh kelenjar
thyroid akan disimpan dalam bentuk Tiraglobulin merupakan protein yang
mengandung yodium.
Kebutuhan ikan akan yodium berkisar antara 1 – 5 mg/kg pakan. Dampak kekurangan
yodium pada ikan brook trout mengakibatkan thyroid hyperflasia (pembengkakan
pada kelenjar thyroid), bentuk tubuh kerdil dan pertumbuhan terhambat.
Selenium (Se)
Selenium adalah bagian yang melengkapi dari enzim Glutation Peroksidase yaitu
suatu enzim yang merubah hydrogen peroxide dan lemak hydroperoxides ke dalam
air dan lemak alkohol secara berurutan. Enzim ini berfungsi melindungi sel dari
pengaruh peroxides. Enzim ini bersama-sama dengan vitamin E berfungsi sebagai
antioksidan biologis yang melindungipolyunsaturated phospholipid di dalam sel dan
sub sel membran dari kerusakan peroksidatif. Selenium diserap oleh ikan dari
makanan dan lingkungan perairan melalui jalur gastrointestinal. Duodenum
merupakan daerah penyerapan utama mineral ini dan akan berikatan pada protein
dalam bentuk asam amino yang mengandung ikatan sulfur. Selenium yang berikatan
dengan protein ini akan ditransport kedalam plasma darah dan jaringan lainnya. Pada
ikan selenium sangat dibutuhkan untuk mencegah penyakit otot menyusut (muscular
dystrophy). Kebutuhan selenium untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan
memaksimalkan aktivitas glutathione peroxidase adalah 0,15 – 0,28 mg/kg untuk ikan
rainbowtrout dan 0,25 mg/kg untuk ikan channel catfish. Pada ikan rainbow trout dan
channel catfish kekurangan selenium pat mengakibatkan depresi pertumbuhan.
konsentrasi dari fosfat anorganik terlarut dalam kebanyakan peraiaran konstan.
Ikan dalam komposisi zat gizinya juga membutuhkan mineral dalam campuran
pakannya agar ikan dapat tumbuh dengan baik. Mineral merupakan unsur anorganik
yang dibutuhkan oleh organisme perairan (ikan) untuk proses hidupnya secara
normal. Ikan sebagai organisme air mempunyai kemampuan untuk menyerap
beberapa unsur anorganik ini, tidak hanya dari makanannya saja tetapi juga dari
lingkungan. Jumlah mineral yang dibutuhkan oleh ikan adalah sangat sedikit tetapi
mempunyai fungsi yang sangat penting. Dalam penyusunan pakan buatan mineral
mix biasanya ditambahkan berkisar antara 2 – 5% dari total jumlah baha baku dan
bervariasa bergantung pada jenis ikan yang akan mengkonsumsinya. Walaupun
sangat sedikit yang dibutuhkan oleh ikan, mineral ini mempunyai fungsi yang sangat
utama dalam tubuh ikan antara lain adalah : Merupakan bagian terbesar dari
pembentukan struktur kerangka, tulang, gigi dan sisik. Mineral tertentu dalam bentuk
ion di dalam cairan tubuh dapat berperan untuk mempertahankan keseimbangan asam
basa serta regulasi pH dari darah dan cairan tubuh lainnya. Adanya keterlibatan
mineral dalam kerja sistem syaraf dan konstraksi otot Merupakan komponen penting
dalam hormon, vitamin, enzim dan pigmen pernafasan atau sebagai kofaktor dalam
metabolisme, katalis dan enzim aktivator. Berperan dalam pemeliharaan tekanan
osmotik dan juga mengatur pertukaran air dan larutan dalam tubuh ikan. Berdasarkan
banyaknya fungsi mineral dalam kehidupan ikan, maka mineral merupakan salah satu
bahan yang harus ada dalam komposisi pakan ikan. Dan unsur mineral ini sangat
essensial bagi kehidupan hewan, ikan dan udang. Unsur mineral essensial ini
biasanya diklasifikasikan menjadi dua grup berdasarkan konsentrasinya di dalam
tubuh ikan, yaitu: mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro adalah mineral
yang konsentrasinya dalam tubuh organisme dibutuhkan dalam jumlah besar (lebih
dari 100 mg/kg pakan kering), yaitu Calsium (Ca), Magnesium (Mg), Sodium (Na),
Potassium (K), Phosphorus (P), Chlorine (Cl) dan Sulphur (S). Mineral mikro adalah
mineral yang konsentrasinya dalam tubuh setiap organisme dalam jumlah
sedikit(kurang dari 100 mg/kg pakan kering),yaitu : Besi (Fe), Tembaga(Cu),
Mangan (Mn), Seng (Zn),Cobalt (Co), Molybdenum (Mo),Cromium (Cr), Selenium
(Se),Fluorine (F), Iodine/Iodium (I), Nickel (Ni) dan lain-lain.
Calsium (Ca)
Kalsium merupakan unsur mineral makro yang didalam tubuh disimpan pada tulang,
gigi dan sebagian besar pada kulit dan kerangka tubuh. Peranan dan fungsi kalsium
didalam tubuh antara lain adalah sebagai komponen utama pembentuk tulang, gigi,
kulit serta sisik dan memelihara ketegaran kerangka tubuh, mengentalkan darah,
sebagai ”intracellular regulator” atau messenger yaitu membantu regulasi aktivitas
otot kerangka, jantung dan jaringan lainnya, konstraksi dan relaksasi otot, membantu
penyerapan vitamin B12, menjaga keseimbangan osmotik. Pengambilan kalsium dari
perairan oleh ikan digunakan atas dasar untuk kegiatan struktural. Transpor Ca dari
air oleh aliran darah ke jaringan tulang dan kulit berlangsung secara cepat. Jumlah
lemak dalam pakan sangat berpengaruh dalam penyerapan Ca oleh usus. Pada kondisi
abnormal, yaitu penyerapan lemak terganggu maka Ca pun akan sedikit yang diserap.
Hal ini dikarenakan asam lemak yang tidak diserap akan berikatan dengan Ca dan
akan terbuang dalam bentuk feses. Kandungan Ca dalam perairan sangat diperlukan
untuk kehidupan ikan. Perairan dengan kandungan Ca rendah akan berdampak buruk
terhadap pertumbuhan dan mengganggu adaptasi pada saat kondisi lingkungan
berubah. Perairan yang kaya akan Ca akan meningkatkan toleransi terhadap
temperatur dan akan mengurangi keracunan akibat menurunnya pH. Untuk perairan
yang kandungan Ca rendah, pH rendah dan kandungan alumunium tinggi tidak akan
dihuni oleh ikan. Kandungan Ca yang harus ada dalam pakan ikan sangat sulit untuk
diterapkan secara pasti. Sebagai contoh, pada ikan rainbowtrout dengan bobot awal
1,2 g, antara ikan yang diberi Ca 0,3 g/kg dengan 3,4 g/kg ternyata tidak
menunjukkan adanya perbedaan dalam pertumbuhannya yang dipelihara pada
perairan dengan kandungan Ca 20 – 30 mg/l (Ogino dan Takeda, 1978). Menurut
Rumsey (1977) kebutuhan Ca untuk ikan rainbowtrout pada perairan dengan kalsium
rendah (3 mg Ca/l) sama saja dengan yang dipelihara pada kandungan kalsium tinggi
(45 mg Ca/l) yaitu sebesar 2 g/kg dalam pakannya. Sedangkan menurut Arai et al
(1975) pemberian Ca sebanyak 2,4 g/kg merupakan kebutuhan minimal yang harus
dipertimbangkan, pemberian Ca sebanyak 11,5 – 14 g/kg akan berakibat buruk
terhadap laju ertumbuhan.
Phosphor (P)
Phosphor adalah komponenpembentuk kerangka tubuh dimana tulang itu disusun
oleh mineral P sebesar 16% dan Ca 37%. Selain itu phosphor berfungsi
dalampengaktifan proses metabolisme, komponen DNA, RNA, ATP dan berbagai
koenzim,pergerakan otot dan memelihara keseimbangan asam basa. Phosphor yang
diserap oleh tubuh berasal dari makanan dalam bentuk ion fosfat. Penyerapan P oleh
tubuh sangat bergantung kepada kandungan P dan Ca dalam pakan. Tingginya
kandungan P dalam pakan akan berkorelasi terhadap peningkatan penyerapan P.
Akan tetapi, penyerapan P akan semakin menurun dengan meningkatnya kandungan
Ca dalam pakan. Sebagian besar kebutuhan P untuk membentuk jaringan struktur
tubuh diperoleh dari pakan. Ketersediaan P dalam air akan mengganggu penyerapan
P dalam pakan oleh tubuh. Pakan dengan kandungan Ca rendah dan P tinggi akan
mendorong ikan untuk mengambil Ca dari lingkungan perairan. Kekurangan mineral
P pada pakan ikan dapat mengakibatkan pertumbuhan terhambat, proses
pembentukan tulang terganggu dan konver i pakan menjadi meningkat. Kekurangan
phosphor pada ikan mas mengakibatkan pertumbuhan terganggu, nafsu makan
menurun, tulang belakang bengkok dan rapuh serta kandungan lemak dalam daging
meningkat. Wilson et al (1982), melakukan penelitian terhadap ikan channel catfish
yang memperlihatkan bahwa peningkatan P yang tersedia dalam makanan dari 0,07%
menjadi 0,54% akan meningkatkan pertambahan bobot relatif dari 135% menjadi
706% dan efisiensi pakan dari 36% menjadi 99%. Tetapi bila kandungan P terus
dinaikkan sampai 1,02% maka pertumbuhan relatif akan turun dari 706% menjadi
620% dan efisiensi pakan akan turun dari 99% mejadi 90%.
Magnesium (Mg)
Magnesium merupakan kofaktor bagi semua enzim yang terlibat di dalam reaksi
pemindahan fosfat (fosfokinase) yang menggunakan ATP dan fosfat nukleotida yang
lain sebagai substrat. Pada hewan vertebrata kurang lebih 60% total magnesium tubuh
berada dalam tulang, sebagian lagi terdapat dalam bentuk mineral yang mengkristal
dan berada dalam sel jaringan lunak. Fungsi magnesium bagi ikan dan udang adalah
sebagai komponen esensial dalam menjaga homeostasis intra dan ekstra seluler.
Magnesium dalam tubuh diserap oleh usus halus dan hanya sedikityang dieksresikan
dan hampir seluruhnya diserap secara sempurna.Penyerapan magnesium dalam tubuh
dipengaruhi oleh masuknya magnesium dalam usus, waktu singgah diusus, kecepatan
penyerapan air, kadar kalsium fosfat dan laktosa dalam pakan, sumber magnesium
dan umur serta jenis ikan. Kandungan magnesium di dalam ikan jumlahnya relatif
rendahdibandingkan dengan hewan darat. Sebagian besar magnesium, kurang lebih
65%, berada dalam kerangka tubuh ikan. Pada ikan mirror carp terdapat 340 – 3300
gram dimana kandungan terbesar terdapat pada vertebrae sebesar 1,0 – 1,6 g/kg, pada
otot 200 – 267 mg/kg dan pada hati terdapat 62 – 203 mg/kg. Konsentrasi magnesium
dalam perairan tawar sering tidak mencukupi untuk kebutuhan metabolisme ikan,
oleh karena itu pemberian mineral magnesium pada pakan untuk pemeliharaan ikan
air tawar sangat penting. Rendahnya suplai magnesium dalam pakan dapat
mengakibatkan nafsu makan berkurang, pertumbuhan dan aktivitas ikan berkurang,
kandungan Ca dan Mg dalam tubuh dan vertebrae akan berkurang. Selain itu ikan
akan memperlihatkan keabnormalan dalam pertumbuhan tulang. Pada ikan trout telah
diteliti oleh Cowey et al (1977) bahwa pertambahan bobot dan penggunaan pakan
pada ikan yang diberi pakan dengan kandungan Mg sebesar 1000 mg/kg jauh lebih
baik dibandingkan dengan ikan trout yang hanya diberi Mg sebesar 26 - 63 mg/kg.
Perbaikan kandungan Mg dalam pakan akan berdampak terhadap peningkatan Mg
dalam serum. Kekurangan Mg pada kandungan Ca 26 dan 40 g/kg akan me yebabkan
penyakit nephacalcinosis dan di dalam jaringan otot akan meningkat kandungan Na
yang dapat meningkatkan cairan ekstraseluler.Pada ikan rainbow trout berukuran 16
gram atau 35 gram memerlukan Mg dalam pakan sebesar 500 mg/kg.Jika kurang dari
500 mg/kg pakan maka dapat mengakibatkan pertumbuhan lambat dan pakan menjadi
tidak efisien. Sedangkan pada ikan yang berukuran 21 gram yang dipelihara selama
delapan minggu, kekurangan Mg dapat mengakibatkan penurunan kandungan Mg
pada plasma, otot dan tulang. Berdasarkan hasil penelitian Satoh et al (1983) , pada
ikan trout yang tidak ditambahkan mineral Mg pada pakan buatannya menunjukkan
adanya gejala katarak sebesar 29%. Pada ikan Mas pemberian Mg sebesar 52 mg/kg
dapat meningkatkan kematian sebesar 16%. Selain itu pada ikan mas yang dipelihara
selama 83 hari dengan pakan kurang Mg menunjukkan peningkatan terjadinya
katarak sebesar 40%. Oleh karena itu pada ikan mas diestimasi kebutuhan Mg dalam
pakan berkisar antara 400 – 500 mg/kg.
Potassium (K)
Ion potassium (K) adalah elektrolit yang banyak dijumpai dalam tubuh dalam bentuk
ion terdisosiasi penuh dan merupakan partikel utama yang bertanggungjawab dalam
osmolaritas. Ion K ini akan mempengaruhi kelarutan protein dan komponen lainnya.
Ion K ini bersama-sama dengan natrium dan klorida berperan secara fisiologis dalam
memelihara keseimbangan air dan distribusinya, memelihara keseimbangan osmotik
normal, memelihara keseimbangan asam basa dan memelihara iritabilitas
otot.Berdasarkan hasil penelitian dari beberapa peneliti diketahui bahwa ikan air
tawar dalam pemenuhan ion K tidak banyak diambil dari lingkungan perairan, namun
lebih banyak diperoleh dari pakan. Apabila ion K dalam pakan kurang dari 1 mg/kg
akan menyebabkan penggunaan pakan tidak efisien, pertumbuhan lambat dan
kematian meningkat. Pertumbuhan ikan dapat dicapai jika pada pakan ikan
mengandung ion K maksimum 800 mg/kg. Konsentrasi K dalam tubuh berkisar
antara 600 – 800 mg/kg pakan.
Sodium (Na)
Sodium seperti halnya potasium sangat penting perannya dalam osmoregulasi dan
keseimbangan asam basa ikan. Pada hewan darat sodium yang berasal dari makanan
akan diserap oleh tubuh secara cepat dan efisien dan hanya sedikit sekali yang
dikeluarkan melalui feses.Kekurangan sodium dapat mengakibatkan dehidrasi,
keletihan, anoeexia dan kram otot. Pemberian sodium sebesar 2200 mg/kg pakan
pada ikan rainbowtrout sudah mencukupi kebutuhan ikan tersebut terhadap sodium.
Tetapi dalam percobaan Salman dan Eddy (1988) pemberian sodium sebesar 1000 –
3000 mg/kg pakantidak memberikan perbedaan pertambahan bobot .
Clorin (Cl)
Clorin berperan besar dalam aktivitasosmoregulasi. Pertukaran klorin sebagian besar
terjadi pada insang. Pada ikan air tawar pengambilan klorin terjadi pada kondisi
medium yang hipotonik, dengan cara memompa NaCl melalui insangnya dan
pengeluaran klorin dilakukan dalam bentuk urin. Pada ikan air laut pengambilan
klorin dilakukan dengan cara melakukan banyak minum air laut sehingga klorin
secara difusi ikut masuk kedalam tubuh ikan. Selain itu ikan air laut bisa melakukan
dengan cara memompa melalui insang epithelium pada kondisi medium hipertonik.
Dalam kondisi normal klorin dikeluarkan dalam bentuk urin pada jumlah yang
sedikit, namun pada kondisi stres ikan banyakmengeluarkan urin sehingga kehilangan
NaCl cukup besar. Klorin keluar dari tubuh melalui urin dan sedikit melalui feses.
Ketersediaan Cl di dalam air sangat menguntungkan untuk kehidupan ikan agar
mempunyai toleransi terhadap perubahan suhu. Pada ikan salmon yang dipelihara
dengan kandungan garam 1 – 1,5% memberikan pengaruh terhadap peningkatan food
intake dan transportasi. Pemberian garam pada bahan pakan dari segi manfaatnya
masih diperdebatkan. Hal ini dikarenakan dari hasil penelitian memberikan hasil yang
menunjukkan bahwa pemberian NaCl pada pakan berakibat buruk pada penambahan
bobot. Pemberian NaCl sebanyak 3% pada pakan mengakibatkan pertambahan bobot
hanya 85% dibandingkan dengan kontrol. Padapenambahan NaCl sebanyak 6%
memberikan pertambahan bobot sebesar 77% sedangkan penambahan sebanyak 12%
mengakibatkan pertambahan bobot sebesar 70%. Hal ini dikarenakan NaCl pada
tingkatan yang tinggi diserap dalam 24 jam yang kelebihannya akan dikeluarkan
kedalam perairan tawar pada sistem osmoregulasi dalam urin hipoosmotik normal,
sedangkan pada ikan laut pengambilan NaCl dalam jumlah besar relatif sering terjadi
pada berbagai kasus.
Besi (Fe)
Zat besi merupakan unsur mineral mikro yang paling banyak terdapat dalam tubuh
ikan dan manusia. Dalam makanan terdapat dua macam zat besi, yaitu dalam bentuk
heme dan non heme. Zat besi heme ditemukan dalam bentuk hemoglobin dan zat besi
non heme dalam otot yang disebut myoglobin.Fungsi dan peranan zat besi dalam
tubuh ikan antara lain adalah :Unsur yang sangat penting dalam pigmen darah
(hemoglobin dan myoglobin) Terlibat dalam pengangkutan oksigen dalam darah dan
urat daging (otot) serta pemindahan/transfer elektron dalam tubuh Unsur yang sangat
penting dari variasi sistem enzim, yang meliputi enzim katalase, enzim peroxidase,
enzim xantin oksidase, enzim aldehyde oxidase dan enzim succinic dehydrogenase.
Ikan dapat menyerap zat besi terlarut dari air melalui insang, sirip dan kulit. Zat besi
dalam bentuk tereduksi, ion Fero (Fe ++) lebih mudah diserap karena lebih mudah
larut dalam cairan-cairan pencernaan. Penyerapan zat besi dalam saluran pencernaan
sangat dipengaruhi oleh kadar keasaman,pH atau keasamn lambung dan bagian atas
usus halus. Kekurangan zat besi pada ikan dapat membawa dampak yang merugikan
bagi ikan. Pada beberapa jenis ikan memberikan dampak yang berbeda, misalnya
pada ikan channel catfish dapat mengakibatkan pertumbuhan terhambat, konversi
pakan rendah, nafsu makan menurun dan abnormalitas. Sedangkan pada ikan salmon,
japanese eel,common carp dan red sea bream dapat mengakibatkan hypochromic
microcytic anemia yaitu sel-sel darah merah berwarna lebih pucat dengan ukuran sel
yang lebih besar.
Seng (Zn)
Ikan mengakumulasi seng dari dua sumber, yaitu pakan dan air, namun seng yang
berasal dari pakan penyerapannya lebih efisien daripada dari air. Seng di dalam tubuh
organisme sangat berperan penting sebagai kofaktor dari beberapa sistem enzim yng
penting dalam proses metabolisme. Ikan dapat menyerap seng dari insang, kulit dan
sirip. Seperti unsur lainnya selain diperoleh dari lingkungan perairan mineral seng
perlu ditambahkan kedalam sumber makanannya agar kebutuhan ikan akan mineral
seng dapat terpenuhi. Mineral seng diserap dengan bantuan proses difusidalam
duodenum dan jejenum bagian atas. Zat-zat yang membantu penyerapan mineral seng
antara lain adalah asam amino terutama histidin dan sistein, asam sitrat,
monosakarida dan komponenkomponen EDTA.Zn untuk setiap jenis ikan berbeda.
Pada ikan channel catfish dapat menyebabkan pertumbuhan menurun, nafsu makan
rendah dan menurunkan tingkat serum alkaline phosphatase. Pada ikan mas
menyebabkan pertumbuhan lambat, nafsu makan menurun, kematian tinggi,
pengikisn pada kulit dan sirip serta menaikkan kadar besi dan tembaga diusus dan
hepatopankreas. Selain itu menurut Watanabe (1988) memperlihatkan bahwa
kekurangan seng pada Rainbow trout dapat menyebabkan pertumbuhan menurun,
mortalitas tinggi, pengikisan pada sirip dan kulit serta katarak pada mata dan bentuk
tubuh menjadi kerdil dan pendek. Pada Japanese eel akan menyebabkan bentuk tubuh
yang kerdil sedangkan pada channel catfish juga menyebabkan pertumbuhan lambat
serta anorexia.
Mangan (Mn)
Mangan pada ikan sangat berperan sebagai enzim aktivator untuk enzim-enzim yang
menjembatani transfer dari grup phosphatase, sebagai komponen essensial dari enzim
piruvate carboxylase, sebagai kofaktor atau komponen kunci dari beberapa sistem
enzim, mangan essensial untuk pembentukan tulang, regenerasi sel darah merah,
metabolisme karbohidrat dan siklus reproduksi. kekurangan mineral mangan pada
komposisi pakan ikan untuk setiap jenis ikan biasanya berbeda, antara lain adalah ;
berkurangnya pertumbuhan, struktur tulang yang tidak normal pada ikan rainbow
trout, carp dan tilapia, rendahnya daya tetas dan jumla telur pada induk ikan, ataxia
yaitu ketidakmampuan tubuh untuk mengkoordinasikan gerakangerakan otot secara
sempurna serta menurunnya penampakan reproduksi. Kekurangan mangan pada
pakan dapat dilakukan dengan menambahkan kandungan mineral mangan dalam
pakan dalam bentuk mangan sulphat MnSO4) dan mangan klorida (MnCl2).
Tembaga (Cu)
Tembaga merupakan unsur essensial dari sistem oksidasireduksi-enzim dan terlibat
dalam metabolisme besi. Oleh karena itu tembaga terlibat dalam sintesis hemoglobin
dan produksi sel darah dan perawatannya. Tembaga dibutuhkan untuk pembentukan
pigmen melanin dan pigmen pada kulit, untuk pembentukan tulang dan penghubung
jaringan serta merawat keseimbangan serabut myelin dari jaringan syaraf. Mineral
tembaga yang diserap oleh hewan dan ikan sangat dipengaruhi oleh jumlah dan
bentuk kimiamineral tembaga yang diterima, kandungan beberapa ion metal lain dan
zat-zat organik serta umur.Dampak kekurangan tembaga pada ikan sebagai organisme
air jarang sekali terjadi karena mineral ini sudah cukup banyak tersedia dalam air.
Pada ikan dampak mineral tembaga yang sudah diamati adalah kalau terjadi
keracunan tembaga akibat terjadinya pencemaran lingkungan perairan yang dapat
mengakibatkan rusaknya insang, mengurangi pigmentasi dan pertumbuhan lambat.
Cobalt (Co)
Mineral cobalt pada ikan diserap dari air disekitarnya dan masuk melalui insang.
Konsentrasi cobalt yang masuk kedalam tubuh ikan sanagt dipengaruhi oleh suhu
lingkungan dan konsentrasi kalsium, dimana dengan meningkatnya suhu dan kalsium
dilingkungan akan meningkatkan konsentrasi cobalt. Cobalt mempunyai fungsi dan
peranan pada ikan antara lain adalah merupakan komponen integral dari
Cyanocobalamin (vitamin B12), sangat dibutuhkan untuk sintesa microflom pada
saluran usus serta sangat penting untuk pembentukan sel darah merah dan perawatan
jaringan syaraf, cobalt juga berfungsi sebagai agen kegiatan untuk sistem variasi
enzim. Penyerapan mineral cobalt oleh ikan akan meningkat jika tubuh
kekurangandan diserap dalam usus halus. Cobalt yang diserap secara normal tidak
selalu dalam bentuk vitamin B12, hanya 1/10 – 1/12 cobalt pada tubuh dalam bentuk
vitamin. Kebutuhan mineral cobalt oleh ikan berkisar antara 1 – 6 mg/kg pakan.
Meningkatnya kandungan cobalt pada tubuh ikan rainbow trout dapat menyebabkan
racun dan meningkatkan haemorrhages pada saluran pencernaan dan pola putih pada
sel darah. Selama masa perkembangan embrio telur ikan rainbow trout kebutuhan
cobalt meningkat.
Yodium (I)
Yodium adalah komponen integral dari hormon thyroid dan sangat penting untuk
sintesis hormon thyroid, yaitu Triiodothyronine (T3) dan thyroxine (Tetra
iodothyronine/ T4). Yodium berfungsi untuk mengatur laju metabolisme seluruh
proses ke dalam tubuh. Ikan memperoleh yodium dari air melalui pompa brachial dan
makanan. Jumlah total yodium yang terkandung dalam kelnjar thyroid adalah 70 –
80%. Yodium terdapat dalam saluran pencernaan dalam bentuk ion I- dan diserap
secara sempurna dalam lambung dan usus,kemudian ditransport ke kelenjar thyroid
dan diubah dalam bentuk yodium inorganik yaitu Monoiodotirosin, Diodotirosin,
Triiodothyronine (T3) dan thyroxine (Tetra iodothyronine/ T4) serta komponen-
komponen organik yang mengandung yodium. Yodium yang tertangkap oleh kelenjar
thyroid akan disimpan dalam bentuk Tiraglobulin merupakan protein yang
mengandung yodium.
Kebutuhan ikan akan yodium berkisar antara 1 – 5 mg/kg pakan. Dampak kekurangan
yodium pada ikan brook trout mengakibatkan thyroid hyperflasia (pembengkakan
pada kelenjar thyroid), bentuk tubuh kerdil dan pertumbuhan terhambat.
Selenium (Se)
Selenium adalah bagian yang melengkapi dari enzim Glutation Peroksidase yaitu
suatu enzim yang merubah hydrogen peroxide dan lemak hydroperoxides ke dalam
air dan lemak alkohol secara berurutan. Enzim ini berfungsi melindungi sel dari
pengaruh peroxides. Enzim ini bersama-sama dengan vitamin E berfungsi sebagai
antioksidan biologis yang melindungipolyunsaturated phospholipid di dalam sel dan
sub sel membran dari kerusakan peroksidatif. Selenium diserap oleh ikan dari
makanan dan lingkungan perairan melalui jalur gastrointestinal. Duodenum
merupakan daerah penyerapan utama mineral ini dan akan berikatan pada protein
dalam bentuk asam amino yang mengandung ikatan sulfur. Selenium yang berikatan
dengan protein ini akan ditransport kedalam plasma darah dan jaringan lainnya. Pada
ikan selenium sangat dibutuhkan untuk mencegah penyakit otot menyusut (muscular
dystrophy). Kebutuhan selenium untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan
memaksimalkan aktivitas glutathione peroxidase adalah 0,15 – 0,28 mg/kg untuk ikan
rainbowtrout dan 0,25 mg/kg untuk ikan channel catfish. Pada ikan rainbow trout dan
channel catfish kekurangan selenium pat mengakibatkan depresi pertumbuhan.
Senyawa-senyawa nitrogen terdapat dalam keadaan terlarut juga sebagai bahan
tersuspensi. Dalam air senyawa-senyawa ini memegang peranan sangat penting
dalam perairan reaksi-reaksi biologi perairan. Jenis-jenis nitrogen anorganik utama
dalam air adalah ion nitrat (NO3-), dan ammonium (NH4+). Dalam kondisi tertentu
terdapat dalam bentuk nitric (NO2-Nitrogen perairan merupakan penyebab utama
pertumbuhan yang sangat cepat dari ganggang yang menyebabkan eutrofikasi. Pada
umumnya nitrogen anorganik dalam perairan aerobic terdapat dalam keadaan
bilangan oksidasi +5, yaitu sebagai NO). Sebagian besar dari nitrogen total dalam
air terikat sebagai nitrogen organik, yaitu dalam bahan-bahan yang berprotem, juga
dapat berbentuk senyawa/ ion-ion lainnya dari bahan pencemar.
Dalam kondisi tanpa katalis biologi, ion nitrat hanya sedikit bereaksi dalam air.
Kernampuan pertukaran ion dari bahan-bahan yang terjadi secara alamiah tidak
mengikat ion dengan kuat.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
pH adalah tingkatan yang menunjukan asam atau basanya suatu larutan yang di ukur
pada skala 0 – 14. Perubahan pH akan memberikan dampak terhadap pengelolaan
budidaya seperti :
o Pertumbuhan menurun akibat ikan stress
o Mudah terkena penyakit
o Proses metabolism ikan terganggu
o Ketika pH tinggi maupun rendah akan mengurangi kualitas air. Dalam sistem
sirkulasi, vitrifikasi dan respirasi pada ikan dan biofilter bakteri dapat menurunan pH.
Buffer seperti natrium bikarbonat ditambahkan untuk mencegah penurunan pH.