MODUL PRAKTIKUM EKONOMI PERTANIAN

31
MODUL PRAKTIKUM EKONOMI PERTANIAN Penyusun : Dr. Istis Baroh, MP M. Zul Mazwan, M.Sc NAMA NIM KELOMPOK ASISTEN LABORATORIUM AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN PETERNAKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2020

Transcript of MODUL PRAKTIKUM EKONOMI PERTANIAN

Page 1: MODUL PRAKTIKUM EKONOMI PERTANIAN

MODUL PRAKTIKUM

EKONOMI PERTANIAN

Penyusun :

Dr. Istis Baroh, MP

M. Zul Mazwan, M.Sc

NAMA

NIM

KELOMPOK

ASISTEN

LABORATORIUM AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN PETERNAKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2020

Page 2: MODUL PRAKTIKUM EKONOMI PERTANIAN

1

SAP

PRAKTIKUM PRAKTIKUM EKONOMI PERTANIAN

Pertemuan 1: Pendahuluan (Hakekat Pertanian, Konsep Ilmu Ekonomi dan 10 Prinsip

Ekonomi)

Pertemuan 2: Identifikasi Karakteristik Petani & Faktor-Faktor Produksi Pertanian

Pertemuan 3 & 4: Praktikum Lapang (wawancara ke petani)

Pertemuan 5: Permintaan dan Penawaran Produk Pertanian

Pertemuan 6: Kesimbangan Permintaan dan Penawaran Produk Pertanian

Pertemuan 7: Elastisitas

Pertemuan 8: Praktikum Lapang (wawancara ke pasar tradisonal dan modern)

Pertemuan 9: Kelembagaan Pertanian

Pertemuan 10: Ujian Akhir Praktikum (UAP)

Page 3: MODUL PRAKTIKUM EKONOMI PERTANIAN

2

PRAKTIKUM

1

HAKEKAT PERTANIAN, KONSEP DAN 10 PRINSIP EKONOMI

PENGANTAR

Modul pertama ini merupakan pendahuluan/pengantar, yang disusun sebagai materi

pembelajaran untuk memberikan pemahaman kepada mahasiswa mengenai dasar-dasar

ekonomi pertanian. Ada 2 (dua) bahan kajian utama, yaitu: bagian pertama adalah mengupas

tentang hakekat pertanian dan jenis-jenis pertanian. Bagian kedua, berisi tentang ilmu ekonomi

dan 10 prinsip ekonomi.

TUJUAN KEGIATAN BELAJAR

Dengan mempelajari materi ini, diharapkan mahasiswa

1. Mempunyai gambaran secara umum mengenai mata kuliah Ekonomi Pertanian.

2. Mengetahui kondisi pertanian baik secara sosial, budaya dan ekonomi masyarakatnya.

3. Memahami konsep dasar ilmu ekonomi.

4. Memahami 10 prinsip ekonomi.

BAHAN KAJIAN 1: HAKEKAT PERTANIAN DAN JENIS-JENIS PERTANIAN

Pertanian atau usahatani hakekatnya merupakan proses produksi di mana input alamiah

berupa lahan dan unsur hara yang terkandung di dalamnya, sinar matahari serta faktor

klimatologis (suhu, kelembaban udara, curah hujan, topografi dsb) berinteraksi melalui proses

tumbuh kembang tanaman dan ternak untuk menghasilkan output primer yaitu bahan pangan

dan serat alam.

Ada beberapa jenis pertanian berdasarkan perkembangannya yaitu:

a. Pertanian ekstraktif, yaitu pertanian yang dilakukan dengan hanya mengambil atau

mengumpulkan hasil alam tanpa upaya reproduksi. Pertanian semacam ini meliputi sektor

perikanan dan ekstraksi hasil hutan.

b. Pertanian generatif, yaitu corak pertanian yang memerlukan usaha pembibitan atau

pembenihan, pengolahan, pemeliharaan dan tindakan agronomis lainnya.

Berdasarkan tahapan perkembangannya pertanian generatif dibedakan menjadi dua kelompok

yaitu:

a. Perladangan berpindah (shifting cultivation), merupakan salah satu corak usahatani primitif

di mana hutan ditebang-bakar kemudian ditanami tanpa melalui proses pengolahan tanah.

Corak usahatani ini umumnya muncul wilayah-wilayah yang memiliki kawasan hutan cukup

luas di daerah tropik. Sistem perladangan berpindah dilakukan sebelum orang mengenal cara

mengolah tanah.

Page 4: MODUL PRAKTIKUM EKONOMI PERTANIAN

3

b. Pertanian menetap (settled agricultured) yaitu corak usahatani yang pada awalnya dilakukan

di kawasan yang memiliki kesuburan tanah cukup tinggi sehingga dapat ditanami terus

menerus dengan bera secara periodik.

Selanjutnya berdasarkan ciri ekonomis yang lekat pada masing-masing corak pertanian

dikenal dua kategori pertanian yakni pertanian subsisten dan pertanian komersial. Pertanian

subsisten ditandai oleh ketiadaan akses terhadap pasar. Dengan kata lain produk pertanian yang

dihasilkan hanya untuk memenuhi konsumsi keluarga, tidak dijual. Pertanian komersial

berada pada sisi dikotomis pertanian subsisten. Umumnya pertanian komersial menjadi karakter

perusahaan pertanian (farm) di mana pengelola usahatani telah berorientasi pasar. Dengan

demikian seluruh output pertanian yang dihasilkan seluruhnya dijual dan tidak dikonsumsi

sendiri.

Selain karakteristik pertanian sebagaimana yang telah dipaparkan di atas, berdasarkan

ciri pengelolaannya dikenal adanya konsep pertanian dalam arti luas dan sempit. Pertanian

dalam arti sempit yaitu pertanian rakyat, sedangkan pertanian dalam arti luas mencakup:

1. Perkebunan

2. Kehutanan

3. Peternakan

4. Perikanan

Pertanian dalam makna sempit atau pertanian rakyat adalah usahatani yang dikelola oleh

petani dan keluarganya. Umumnya mereka mengelola lahan milik sendiri atau lahan sewa yang

tidak terlalu luas dan menanam berbagai macam tanaman pangan, palawija dan atau

hortikultura. Usahatani tersebut dapat diusahakan di tanah sawah, ladang dan pekarangan. Hasil

yang mereka panen biasanya digunakan untuk konsumsi keluarga, jika hasil panen mereka lebih

banyak dari jumlah yang mereka konsumsi mereka akan menjualnya ke pasar tradisional.

Jadi pertanian dalam arti sempit dapat dicirikan oleh sifat subsistensi atau semi

komersial. Ciri lain pertanian rakyat adalah tidak adanya spesifikasi dan spesialisasi. Mereka

biasa menanam berbagai macam komoditi. Dalam satu tahun musim tanam petani dapat

memutuskan untuk menanam tanaman bahan pangan atau tanaman perdagangan. Keputusan

petani untuk menanam bahan pangan terutama didasarkan atas kebutuhan pangan keluarga,

sedangkan bila mereka memutuskan untuk menanam tanaman perdagangan faktor-faktor

determinan yang mempengaruhi pengambilan keputusan tersebut antara lain adalah iklim, ada

tidaknya modal, tujuan penggunaan hasil penjualan tanaman tersebut dan ekspektasi harga. Jenis

komoditi perdagangan rakyat meliputi tembakau, tebu rakyat, kopi, lada, karet, kelapa, teh,

cengkeh, vanili, buah-buahan, bunga-bungaan dan sayuran.

Di samping mengusahakan komoditi-komoditi di atas, pertanian rakyat juga mencakup

usahatani sampingan yaitu peternakan, perikanan dan pencarian hasil hutan. Bila pendapatan

seorang petani sebagian besar diperoleh dari sektor perikanan maka ia disebut nelayan. Namun

Page 5: MODUL PRAKTIKUM EKONOMI PERTANIAN

4

demikian ciri subsistensi atau semi komersial tetap lekat pada pertanian rakyat baik usahatani

tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perikanan maupun kehutanan.

Adapun bila usahatani, perkebunanan, peternakan, perikanan dan kehutanan telah

dilakukan secara efisien dalam skala besar dengan menerapkan konsep spesialisasi komoditi

maka karakteristik pertanian bergeser ke arah komersialisasi dan dikenal dengan istilah

perusahaan pertanian atau farm. Perkebunan yang dikelola secara komersial dikenal sebagai

plantation. Dalam peternakan dikenal istilah ranch untuk peternakan sapi yang dikelola secara

profesional, demikian seterusnya.

Dari latar belakang historis dan karakteristik ilmu ekonomi pertanian di atas, maka ilmu

ekonomi pertanian dapat didefinisikan sebagai salah satu cabang ilmu sosial yang mempelajari

perilaku petani tidak saja dalam kehidupan profesionalnya namun juga mencakup persoalan

ekonomi lainnya yang secara langsung maupun tidak langsung berhubungan dengan produksi,

pemasaran dan konsumsi petani atau kelompok-kelompok tani.

BAHAN KAJIAN 2: KONSEP DAN 10 PRINSIP EKONOMI

Apa yang dimaksud dengan ilmu ekonomi? Secara etimologi kata β€œEkonomi” berasal dari

bahasa Yunani, yaitu β€œOikos” yang artinya β€œKeluarga/rumah tangga” dan β€œNomos” yang

artinya β€œtata aturan/ hukum”. Jadi, definisi ekonomi adalah tata aturan rumah tangga atau

pengelolaan rumah tangga. Ilmu ekonomi juga dianggap sebagai kajian terhadap perilaku

manusia dalam upaya pemenuhan kebutuhan hidupnya. Berikut pendapat beberapa ahli terkait

definisi ilmu ekonomi.

1) Adam Smith

Menurut Adam Smith, pengertian ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku

manusia dalam mengelola berbagai sumber daya terbatas atau tidak terbatas untuk mencapai

tujuan-tujuan tertentu dalam hidupnya.

2) Jean-Baptiste Say

Menurut Jean-Baptiste Say, pengertian ilmu ekonomi adalah ilmu yang menjadi cabang dari

kajian-kajian tentang segala peraturan yang dapat menentukan kekayaan seseorang.

3) Karl Marx

Menurut Karl Marx, definisi ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari cara-cara manusia

untuk bertahan hidup dalam sebuah struktur kelas sosial yang hubungannya ditentukan dalam

pemanfaatan sarana produksi.

4) Thorstein Veblen

Menurut Thorstein Veblen, arti ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari kemampuan

manusia untuk menentukan pilihan-pilihan produksi, konsumsi, dan distribusi sesuai

perasaan, selera, dan nilai-nilai kebudayaan dalam lingkungannya.

Page 6: MODUL PRAKTIKUM EKONOMI PERTANIAN

5

5. John Maynard Keynes

Keynes mendefinisikan ilmu ekonomi sebagai ilmu yang mempelajari tingkat kemakmuran

suatu negara yang membutuhkan intervensi pemerintah sehingga mencapai suatu kondisi

perekonomian tertentu.

Pada dasarnya terdapat 10 prinsip Ekonomi adalah salah satu landasan yang digunakan

dalam penerapan ilmu ekonomi yang dikemukakan oleh N.Gregory Mankiw yakni:

1) Setiap orang melakukan trade off (People face trade-off)

Dalam pengambilan keputusan terdapat sesuatu hal yang seharusnya mengorbankan suatu

hal yang lainya. Trade off merupakan suatu kondisi seseorang yang diharuskan untuk

membuat keputusan terhadap dua hal atau lebih, dengan cara mengorbankan atau kehilangan

suatu aspek yang lain dengan sebuah alasan tertentu dan tujuan untuk bisa mendapatkan

aspek lain yang dijadikan sebagai suatu pilihan yang sudah diambil dengan kualitas yang

tidak sama.

2) Pengorbanan biaya untuk memperoleh sesuatu (The cost of something is what you give up to

get it )

Biaya suatu hal yang sudah dikorbankan untuk memperoleh sesuatu yang lainya. Biaya ini

disebut juga dengan biaya peluang atau opportunity cost.

3) Orang berfikir secara rasional (Rational people think at the margin)

Apabila seseorang sudah menetukan pilihan atau keputusan, maka orang tersebut tentunya

akan melakukan pikiran yang rasional. Alasan seseorang lebih memilih untuk berfikir secara

rasional karena untuk memperoleh keuntungan serta apa yang akan menjadi kerugian dari

kesempatan yang dipilih.

4) Orang tanggap terhadap insentif (people respond to incentives)

Pengertian insentif ialah sebuah kemungkinan untuk mendapatkan hadiah atau hukuman

dengan begitu mampu mengajak seseorang untuk bertindak lebih ekstra. Pengetahuan serta

reaksi terhadap insentif begitu penting sekali dalam mengetahui kerja serta gerakan pasar.

Umumnya orang akan lebih aktif bila ia akan mendapatkan keuntungan tambahan dari yang

sudah dikerjakanya.

5) Perdagangan Menguntungkan Semua Pihak (Trade can make everyone better off)

Apabila dari satu pihak unggul dalam memproduksi suatu barang bila dibandingkan dengan

barang yang lainya. Dengan begitu hal ini disebut sebagai keunggulan. Namun untuk pihak

kedua juga tentunya mempunyai keunggulan yang lain antara lain, yaitu mempunyai

keunggulan dalam memproduksi barang yang tidak sama dengan pihak pertama. Sehingga

kedua pihak ini sama-sama memperoleh keuntungan dari hasil jual beli keduanya.

Page 7: MODUL PRAKTIKUM EKONOMI PERTANIAN

6

6) Pasar Sebagai Sarana Terbaik untuk Mengkoordinasikan Kegiatan Ekonomi (Market are

usually a good way to organize economic activity)

Pengertian pasar merupakan sebuah tempat munculnya sebuah interaksi diantara konsumen

dan produsen dalam melakukan tawar menawar mengenai nilai maupun harga atas suatu

barang.

7) Pemerintah kadang bisa meningkatkan faktor produksi (Governments can sometimes

improve market outcomes)

Pada umumnya intervensi dalam bidang ekonomi dilakukan oleh pihak pemerintah. Lewat

pasar pihak pemerintah dapat membantu para pedagang-pedagang yang ada di pasar (floor

price), dengan begitu bisa menguntungkan bagi kedua pihak (pembeli dan penjual).

8) Standar hidup Suatu negara bergantung pada kemampuan dalam memproduksi barang dan

jasa (country’s standard of living depends on its ability to produce goods and services)

Standar mengenai kehidupan sebuah negara berbanding lurus dengan kemampuanya untuk

memproduksi barang dan jasa. Apabila kemampuan sebuah negara ketika memproduksi

barang dasa jasa yang tinggi maka standar akan kehidupan negara itu pun bisa dikatakan

tinggi namun juga sebaliknya.

9) Jika pemerintah mencetak uang dalam jumlah banyak maka harga ikut meningkat (Prices

rise when the government prints too much money)

Tingkat akan peredaran yang saat ini terjadi disebabkan tingginya suatu produksi akan uang

tersebut, sehingga hal tersebut berdampak pada nilai uang tersebut menjadi menurun. Jika

nilai dari uang menjadi turun otomatis harga barang akan meningkat.

10) Masyarakat menghadapi trade-off jangka pendek antara inflasi dan pengangguran (Society

faces a short-run tradeoff between inflation and unemployment)

Trade-off antara inflasi dan pengangguran sifatnya hanyalah sementara, namun dapat

berlangsung bertahun-tahun. Di negara tertentu meningkatnya inflasi akan

mengurangi pengangguran. Namun hal tersebut tampaknya tidak terjadi di Indonesia.

Contoh Prinsip Ekonomi dalam Kegiatan Konsumsi

Pada dasarnya kegiatan konsumsi adalah sebuah aktifitas yang mempunyai tujuan untuk

memperoleh kepuasan dari suatu barang atau jasa dengan mengeluarkan biaya tertentu.

1. Membeli suatu barang dengan kualitas terbaik

2. Membeli sebuah barang dengan harga yang bisa dijangkau

3. Membuat daftar barang yang akan dipakai untuk memenuhi kebutuhan

4. Menawar seuatu barang ataupun jasa sebelum memakainya

5. Mengendalikan pengeluran berdasarkan penghasilan yang didapat

Page 8: MODUL PRAKTIKUM EKONOMI PERTANIAN

7

Jadi, ekonomi pertanian adalah bagian ilmu ekonomi umum yang mempelajari fenomena-

fenomena serta persoalan-persoalan yang berhubungan dengan pertanian baik mikro maupun

makro. Sumberdaya ekonomi pertanian meliputi lahan pertanian, rumah tangga pertanian,

dan pendapatan petani. Ekonomi pertanian merupakan satu-satunya cabang ilmu ekonomi yang

terkait dengan pemanfaatan lahan.

Pre-Test

a. Bagaimanakah corak perladangan berpindah dan pertanian menetap?

b. Apa yang dimaksud dengan pertanian subsisten dan komersial?

c. Apa yang dikaji di dalam ilmu ekonomi?

d. Sebutkan 10 prinsip ekonomi!

e. Apa anda ketahui tentang ilmu ekonomi pertanian?

Page 9: MODUL PRAKTIKUM EKONOMI PERTANIAN

8

PRAKTIKUM

2

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK PERTANI DAN FAKTOR-

FAKTOR PRODUKSI PERTANIAN

PENGANTAR

Modul kedua ini disusun sebagai materi pembelajaran untuk memberikan pemahaman

kepada mahasiswa mengenai karakteristik petani dan faktor-faktor produksi di bidang

pertanian. Hal ini diharapkan mahasiswa mampu mengidentifikasi permasalahan dan potensi

dalam pengembangan pertanian.

TUJUAN KEGIATAN BELAJAR

1. Mengetahui karakteristik petani di Indonesia.

2. Mengetahui faktor-faktor produksi pada pertanian secara nyata.

BAHAN KAJIAN 1: KARAKTERISTIK PETANI

Petani dapat di definisikan sebagai pekerjan pemanfaatan sumber daya hayati yang

dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi,

serta untuk mengelola lingkungan hidupnya guna memenuhi kebutuhan hidup dengan

mengunakan peralatan yang bersifat tradisional dan modern. Secara umum pengertian dari

pertanian adalah suatu kegiatan manusia yang termasuk di dalamnya yaitu bercocok tanam,

peternakan, perikanan dan juga kehutanan.

Ada beberapa jenis petani yang ada di Indonesia, diantaranya:

1. Petani Gurem

Adalah petani kecil yang memiliki luas lahan 0,25 ha. Petani inimerupakan kelompok

petani miskin yang memiliki sumber daya terbatas.

2. Petani Modern

Merupakan kelompok petani yang menggunakan teknologi dan memiliki orientasi

keuntungan melalui pemanfaatan teknologi tersebut. Apabila petani memiliki lahan 0,25 ha tapi

pemanfaatan teknologinya baik dapat juga dikatakan petani modern.

3. Petani Primitif

Adalah petani-petani dahulu yang bergantung pada sumber daya dan kehidupanmereka

berpindah-pindah.

Menurut Wahyudin (2005:39) Golongan petani di bagi menjadi tiga yaitu:

1. Petani kaya, yakni petani yang memiliki luas lahan pertanian 2,5 ha lebih.

2. Petani sedang, petani yang memiliki luas lahan pertanian 1 sampai 2,5 ha.

3. Petani miskin, petani yang memiliki luas lahan pertanian kurang dari 1 ha.

Menurut Mosher (1997:28), setiap petani memegang tiga peranan yaitu:

Page 10: MODUL PRAKTIKUM EKONOMI PERTANIAN

9

1) Petani Sebagai Juru Tani (Cultivator)

Yaitu seseorang yang mempunyai peranan memelihara tanaman dan hewan guna

mendapatkan hasil-hasilnya yang berfaedah.

2) Petani Sebagai Pengelola (Manager).

Yakni segala kegiatan yang mencakup pikiran dan didorong oleh kemauan terutama

pengambilan keputusan atau penetapan pemilihan dari alternatifalternatif yang ada.

3) Petani sebagai manusia

Selain sebagai juru tani dan pengelola, petani adalah seorang manusia biasa. Petani adalah

manusia yang menjadi anggota dalam kelompok masyarakat, jadi kehidupan petani tidak

terlepas dari masyarakat sekitarnya.

BAHAN KAJIAN 2: FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI DI BIDANG PERTANIAN

Faktor produksi adalah faktor yang mutlak diperlukan dalam proses produksi.

Sedangkan sarana produksi adalah saran yang dibutuhkan dalam proses produksi. Faktor

produksi terdiri dari alam, modal, tenaga kerja dan manajemen, sementara sarana produksi

terdiri dari lahan, bibit, pupuk, obat-obatan, dan tenaga kerja.

Alam meliputi 1) iklim, 2) udara dan 3) tanah terkait luas penguasaan tanah, jenis tanah,

fungsi tanah, elevasi dan topografi tanah, status tanah, perpecahan tanah, perpencaran tanah dan

konservasi tanah). Tenaga kerja meliputi 1) manusia terkait peran, produktivitas dan jenis

kelamin, 2) hewan terkait tradisi, agama dan sifat hewan dan 3) mesin terkait penggunaan mesin

pertimbangan secara rasional sesuai dengan kepentingannya. Modal meliputi modal aktif dan

pasif, tetap dan tidak tetap. Manajemen merupakan faktor yang dikuasai petani, meliputi

perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengevaluasian.

Pre-test

a. Sebut dan jelaskan macam-macam karakteristik petani di Indonesia!

b. Uraikan point dibawah ini:

a. Faktor Produksi Alam

b. Faktor Produksi Modal

c. Faktor Produksi Tenaga Kerja

d. Faktor Produksi Pengelolaan/Manajemen

Page 11: MODUL PRAKTIKUM EKONOMI PERTANIAN

10

PRAKTIKUM

3-4

BRIEFING, PENGAMBILAN DATA, ANALISIS DATA

(PRAKTIKUM LAPANG FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI)

PENGANTAR

Modul 3 dan 4 ini berisi teknis pelaksanaan praktikum lapang, sebagai pembelajaran

kepada mahasiswa mengenai karakteristik petani dan faktor-faktor produksi di bidang

pertanian, juga berkaitan dengan faktor ekonomi yaitu pendapatan dan kelayakan usaha

pertanian. Hal ini diharapkan mahasiswa mampu mengidentifikasi dan menganalisis

karakteristik petani, faktor-faktor produksi dan pendapatan petani.

TUJUAN KEGIATAN BELAJAR

1. Mengetahui karakteristik petani dan faktor-faktor produksi yang digunakan petani

responden.

2. Menganalisis penerimaan, biaya produksi, pendapatan dan kelayakan usaha pertanian.

TEKNIS PELAKSANAAN PRAKTIKUM

1. Briefing persiapan pengambilan data lapang

a. Pembagian kelompok (1 kelompok terdiri dari 5-6 peserta)

b. Pembagian kuisioner

c. Pembagian komoditas (padi, jagung, tomat, bawang merah, kol, cabai besar, sawi)

d. Penjelasan teknik pengisian kuisioner

e. Penjelasan umum tentang perlengkapan yang dibutuhkan untuk turun lapang

2. Asistensi kuisioner dengan alokasi waktu 1 hari setelah briefing persiapan

3. Pengambilan data lapang

a. Peserta wajib membawa alat dokumentasi berupa kamera

b. Peserta wajib membawa alat tulis

c. Seluruh peserta wajib mengikuti proses pengambilan data

d. Alokasi waktu selama 1 minggu

4. Analisis data

1. Pendapatan usahatani = penerimaan usahatani – biaya usahatani

2. Biaya usahatani, yaitu pengeluaran usahatani yang pada dasarnya terdiri dari:

1) Biaya penggunaan modal

2) Upah tenaga kerja

3) Bunga kredit

4) Sewa tanah

5) Biaya lain-lain, seperti pajak, selamatan, iuran air, dan sebagainya.

Page 12: MODUL PRAKTIKUM EKONOMI PERTANIAN

11

Oleh karena pengelolaan usahatani mempunyai sifat unik dibandingkan dengan

kegiatan usaha yang lain, maka dalam analisis biaya usahatani perlu dipahami pengertian

di bawah ini:

1) Biaya tetap dan biaya variabel

2) Biaya yang dibayarkan dan biaya yang tidak dibayarkan

3) Biaya langsung dan biaya tidak langsung

3. Penerimaan usahatani, diperoleh dari:

1) Nilai hasil usahatani yang dikonsumsi sendiri

2) Nilai hasil usahatani yang dijual

3) Kenaikan nilai investasi barang usahatani

4. Analisis efisiensi, diperhitungkan dengan rumus:

R/C ratio = TR / TC

5. Pengolahan Data dan Pembahasan

a. Peserta wajib asistensi terkait hasil analisis

b. Deskripsikan karakteristik pertanian

c. Deskripsikan karekateristik petani responden

d. Deskripsikan biaya variabel, biaya tetap, penerimaan, pendapatan dan kelayakan usaha

Page 13: MODUL PRAKTIKUM EKONOMI PERTANIAN

12

PRAKTIKUM

5

PERMINTAAN DAN PENAWARAN

PENGANTAR

Modul kelima ini disusun sebagai materi pembelajaran untuk memberikan pemahaman

kepada mahasiswa mengenai teori dan aplikasi permintaan dan penawaran. Bahan kajian materi

mengupas tentang dasar teori dan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan

penawaran.

TUJUAN KEGIATAN BELAJAR

1. Memahami teori permintaan dan penawaran

2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran

3. Mencari data dan menganalisis jumlah permintaan dan penawaran produk pertanian

BAHAN KAJIAN

Permintaan dan penawaran atas barang-barang atau komoditas produk berkaitan erat

dengan perkembangan harga, atau harga mempengaruhi permintaan dan penawaran hasil

pertanian. Menurut hukum ekonomi, apabila harga naik maka permintaan akan turun dan

apabila harga turun permintaan akan naik. Sebaliknya bila penawaran naik maka harga akan

turun dan bila penawaran turun maka harga akan naik. Keadaan ini selalu berputar sedemikian

rupa sehingga menjadi sebuah mekanisme yang disebut β€œmekanisme pasar”. Harga diatur oleh

ketersediaan barang. Kadang hukum ini tidak berlaku apabila terjadi β€œkebijakan penetapan

harga” atas satu komoditas yang berkaitan erat dengan komoditas yang diperdagangkan.

Permintaan (demand) adalah jumlah barang yang diminta oleh konsumen pada suatu pasar pada

tingkat harga tertentu. Faktor-faktor mempengaruhi permintaan adalah harga barang itu sendiri,

harga barang lain (barang substitusi dan barang komplementer), selera, pendapatan dan jumlah

penduduk. Penawaran (supply) adalah jumlah barang yang ditawarkan oleh produsen/penjual

pada tingkat harga tertentu. Faktor-faktor mempengaruhi penawaran adalah harga barang itu

sendiri, harga input, teknologi, tujuan perusahaan dan cuaca (Miller & Meiners, 2000).

Page 14: MODUL PRAKTIKUM EKONOMI PERTANIAN

13

Teknis Pelaksanaan praktikum

1. Membuat sebuah contoh hipotetis pada kondisi riil proses berlakunya teori permintaan pada

komoditas pertanian.

a. Cari data sekunder terkait konsumsi per kapita komoditas pertanian dan jumlah penduduk

untuk mengetahui permintaan komoditas pertanian.

b. Mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan pada contoh hipotetis

diatas.

2. Membuat sebuah contoh hipotetis pada kondisi riil proses berlakunya teori penawaran pada

komoditas pertanian.

a. Cari data sekunder terkait produksi komoditas pertanian untuk mengetahui penawaran

komoditas pertanian.

b. Mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran pada contoh hipotetis

diatas.

3. Laporan bersifat kelompok (berdasarkan kelompok yang sudah ditetapkan di pertemuan

sebelumnya).

4. Komoditas pertanian tiap kelompok berbeda dan ditentukan oleh asisten praktikum

Page 15: MODUL PRAKTIKUM EKONOMI PERTANIAN

14

PRAKTIKUM

6

KESEIMBANGAN PENAWARAN DAN PERMINTAAN PRODUK

PETANIAN

PENGANTAR

Modul keenam ini disusun sebagai materi pembelajaran untuk memberikan pemahaman

kepada mahasiswa mengenai teori dan aplikasi keseimbangan permintaan dan penawaran

produk pertanian. Bahan kajian materi mengupas tentang keseimbangan dan faktor-faktor yang

mempengaruhi permintaan dan penawaran.

TUJUAN KEGIATAN BELAJAR

1. Memahami konsep keseimbangan permintaan dan penawaran

2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan permintaan dan penawaran

3. Mampu menghitung keseimbangan harga dan jumlah permintaan dan penawaran

BAHAN KAJIAN

Harga dan jumlah barang yang diperjualbelikan di pasar ditentukan oleh permintaan dan

penawaran barang tersebut. Harga pasar atau harga keseimbangan adalah tingkat harga di mana

jumlah barang yang ditawarkan oleh para penjual sama dengan jumlah barang yang diminta oleh

para pembeli. Pada kondisi demikian dikatakan bahwa pasar dalam keadaan keseimbangan atau

ekuilibrium.

Penentuan harga dan jumlah barang yang diperjualbelikan dalam keadaan keseimbangan

dapat dilakukan melalui tiga cara, yaitu dengan menggunakan tabel (angka) atau dengan

menggunakan grafik (kurve) atau dengan matematik.

1. Menentukan Keadaan Keseimbangan dengan Tabel

Untuk menentukan keadaan keseimbangan pasar kita dapat menggabungkan tabel

permintaan dan tabel penawaran menjadi tabel permintaan dan penawaran seperti Tabel 1.1

berikut. Dari tabel 1.1 nampak bahwa, jika harga rendah misalnya Rp.600.000,-, maka jumlah

permintaan jagung tinggi, yaitu 900 kg, tetapi jumlah jagung yang ditawarkan rendah, yaitu

hanya 500 kg, sehingga terjadi kelebihan permintaan (excess demand) 400 kg. Sebaliknya, jika

harga jagung tinggi, misalnya Rp. 1 juta,-, maka permintaannya menjadi rendah, yaitu 500 kg,

tetapi jumlah jagung yang ditawarkan di pasar tinggi, yaitu 900 kg, sehingga terjadi kelebihan

penawaran (excess supply) sebanyak 400 kg. Oleh karena kondisi demikian maka terjadilah

tawar-menawar antara para pembeli dan para penjual sampai akhirnya terbentuk harga

keseimbangan atau harga pasar, yaitu Rp. 800.000,-. Pada harga ini, jumlah jagung yang diminta

oleh para pembeli sama dengan jumlah yang ditawarkan oleh para penjual, yaitu 700 kg.

Page 16: MODUL PRAKTIKUM EKONOMI PERTANIAN

15

Tabel 1.1. Permintaan dan penawaran jagung di suatu pasar

Harga Jumlah Jagung yang

Diminta (kg)

Jumlah Jagung yang

Ditawarkan (kg) Sifat Hubungan

600.000,- 900 500 Kelebihan Permintaan

700.000,- 800 600 Kelebihan Permintaan

800.000,- 700 700 Keseimbangan

900.000,- 600 800 Kelebihan Penawaran

1.000.000,- 500 900 Kelebihan Penawaran

Formula membuat persamaan permintaan dan penawaran:

𝑃 βˆ’ 𝑃1

𝑃2 βˆ’ 𝑃1=

𝑄 βˆ’ 𝑄1

𝑄2 βˆ’ 𝑄1

2. Menentukan Keadaan Keseimbangan Dengan Grafik

Keadaan keseimbangan pasar dapat ditentukan dengan menggabungkan kurve permintaan

dan kurve penawaran menjadi kurve permintaan dan penawaran seperti berikut.

Gambar 1.1 Keseimbangan Permintaan dan Penawaran Jagung

Dari Gambar 1.1 nampak bahwa pada harga di atas Rp. 800.000,-, kurve penawaran terletak di

sebelah kanan kurve permintaan, berarti penawaran melebihi permintaan. Keadaan demikian

disebut kelebihan penawaran (excess supply). Sebaliknya, pada harga di bawah Rp. 800.000,-

kurve permintaan berada di sebelah kanan kurve penawaran, berarti permintaan melebihi

penawaran. Keadaan demikian disebut kelebihan permintaan (excess demand). Pada harga Rp.

800.000,- kurve permintaan berpotongan dengan kurve penawaran, berarti permintaan sama

dengan penawaran. Keadaan demikian disebut keadaan keseimbangan atau ekuilibrium. Jadi,

dengan titik E yang merupakan titik potong kurve permintaan dan kurve penawaran, dapat

ditentukan harga pasar dan jumlah barang yang diperjualbelikan pada harga tersebut. Dalam

contoh ini, harga pasar adalah Rp. 800.000,- dan jumlah barang yang diperjualbelikan pada

harga tersebut adalah 700 kg.

3. Menentukan Keadaan Keseimbangan Dengan Matematik

Harga

Jumlah jagung yang diperjualbelikan

Page 17: MODUL PRAKTIKUM EKONOMI PERTANIAN

16

Keadaan keseimbangan dapat pula ditentukan secara matematik, yaitu dengan

memecahkan persamaan permintaan dan persamaan penawaran secara serentak atau simultan.

Dari contoh di atas, diperoleh persamaan permintaan dan penawaran sebagai berikut:

Persamaan permintaan : Qd = 1.500 – 0,001 P Qd = a – bP

Persamaan penawaran : Qs = -100 + 0,001 P Qs = -a + bp

Kita tahu bahwa syarat keseimbangan adalah permintaan sama dengan penawaran atau

Qd = Qs.

Berarti : 1.500 – 0,001 P = -100 + 0,001 P

1.500 + 100 = 0,001 P + 0,001 P

1.600 = 0,002 P

P = 800.000 (harga keseimbangan / harga pasar).

Selanjutnya dengan memasukkan nilai Pq ke dalam persamaan permintaan atau penawaran akan

diperoleh nilai jumlah barang dalam keadaan keseimbangan. Bukti: QS = -100 + 0,001

(800.000) = - 100 + 800 = 700 kg. Jadi, baik dengan menggunakan tabel, grafik maupun

matematik, diperoleh hasil harga pasar yang sama, yaitu Rp. 800.000,- dan jumlah jagung dalam

keseimbangan, yaitu 700 kg.

5. Pengaruh Faktor-Faktor Selain Harga Barang Itu Sendiri Terhadap Keadaan Keseimbangan

Di atas telah dijelaskan bahwa pengaruh faktor-faktor selain harga itu sendiri terhadap

permintaan dan penawaran ditunjukkan oleh pergeseran kurve permintaan dan penawaran ke

kiri atau ke kanan. Perubahan faktor-faktor tersebut akan mempengaruhi keadaan keseimbangan

pasar. Terdapat empat kemungkinan pergeseran kurve permintaan dan penawaran :

a. Permintaan bertambah (kurve permintaan bergeser ke kanan)

b. Permintaan berkurang (kurve permintaan bergeser ke kiri)

c. Penawaran bertambah (kurve penawaran bergeser ke kanan)

d. Penawaran berkurang (kurve penawaran bergeser ke kiri).

TUGAS INDIVIDU

1. Diketahui fungsi permintaan Qd = 40 - P dan fungsi penawaran Qs = -50 + 4P. Tentukanlah

berapa harga dan jumlah keseimbangannya!

2. Fungsi permintaan Pd = –2Q + 150 dan fungsi penawaran Ps = Q + 60. Tentukanlah harga

dan jumlah keseimbangannya!

3. Dari tabel di bawah ini, tentukan:

a. Persamaan permintaan dan penawarannya!

b. Harga dan jumlah keseimbangannya!

c. Kurva permintaan dan penawarannya!

Page 18: MODUL PRAKTIKUM EKONOMI PERTANIAN

17

Harga Jumlah Tomat yang Diminta (biji) Jumlah Tomat yang Ditawarkan (biji)

200 75 30

250 70 40

300 65 50

450 50 80

500 45 90

Page 19: MODUL PRAKTIKUM EKONOMI PERTANIAN

18

PRAKTIKUM

7

ELASTISITAS

PENGANTAR

Modul ketujuh ini disusun sebagai materi pembelajaran untuk memberikan pemahaman

kepada mahasiswa mengenai teori dan aplikasi elastisitas permintaan dan penawaran produk

pertanian. Bahan kajian materi mengupas tentang koefisisen elastisitas, elastisitas permintaan

dan penawaran dan jenis-jenis elastisitas.

TUJUAN KEGIATAN BELAJAR

1. Mengetahui dan memahami elastisitas permintaan dan penawaran, beserta perhitungannya

2. Mengetahui dan memahami jenis-jenis elastisitas permintaan dan penawaran

3. Mampu memahami, menganalisis dan mengaplikasikan elastisitas permintaan dan

penawaran baik produk pertanian maupun produk non pertanian.

BAHAN KAJIAN

Ketika diperkenalkan tentang konsep permintaan, kita lihat bahwa para konsumen

biasanya membeli lebih dari satu barang ketika harga turun, pendapatan meningkat, harga

barang substitusi naik, atau ketika harga barang komplemen turun. Pembahasan kita mengenai

permintaan sangatlah kualitatif, bukan kuantitatif. Artinya kita membahas arah perubahannya di

mana jumlah yang diminta bergerak, dan bukan seberapa besar perubahannya. Untuk mengukur

seberapa besar para konsumen merespon perubahan dalam variabel-variabel tersebut, para

ekonom menggunakan konsep elastisitas. Konsep tersebut mengukur persentase perubahan

jumlah yang diminta per unit waktu karena adanya persentase perubahan harga tertentu dari

komoditas tersebut.

Apakah yang akan terjadi pada permintaan atau penawaran suatu barang apabila harga

barang itu turun atau naik satu persen? Jawaban pertanyaan ini sangat tergantung kepada derajat

kepekaan masing-masing barang di dalam merespon perubahan harga tersebut. Derajad

kepekaan ini berbeda-beda antara barang yang satu dengan barang yang lain. Ukuran derajat

kepekaan tersebut dinamakan elastisitas. Ukuran derajat kepekaan permintaan suatu barang

terhadap perubahan faktor-faktor yang mempengaruhinya disebut elastisitas permintaan.

Sedangkan derajat kepekaan penawaran suatu barang terhadap perubahan faktor-faktor yang

mempengaruhinya disebut elastisitas penawaran.

Page 20: MODUL PRAKTIKUM EKONOMI PERTANIAN

19

1. Koefisien Elastisitas

Koefisien elastisitas harga dapat dihitung melalui dua cara:

a) Elastisitas busur (arc elasticity)

b) Elastisitas titik (point elasticity).

Rumus Elastisitas busur : πΈβ„Ž =βˆ†π‘„/

1

2 (𝑄1+𝑄2)

βˆ†π‘„/ 1

2 (𝑃1+𝑃2)

di mana βˆ†Q = selisih Q1 dan Q2 dan βˆ†P = selisih

P1 dan P2.

Rumus Elastisitas titik : πΈβ„Ž =πœ•π‘„/Q

πœ•π‘ƒ/P =

πœ•π‘„.P

πœ•π‘ƒ.Q

Elastisitas busur digunakan apabila perubahan harga dianggap cukup berarti atau besar. Apabila

perubahan harga kecil atau diketahui fungsi permintaannya, dapat digunakan rumus elastisitas

titik.

2. Elastisitas Permintaan

Terdapat tiga macam konsep elastisitas permintaan, yaitu : (1) Elastisitas Harga, (2)

Elastisitas Silang, dan (3) Elastisitas Pendapatan.

(1) Elastisitas Harga: yaitu persentase perubahan jumlah barang yang diminta yang disebabkan

oleh perubahan harga barang itu sebesar satu persen, atau secara umum ditulis:

πΈβ„Ž =% π‘π‘’π‘Ÿπ‘’π‘π‘Žβ„Žπ‘Žπ‘› π‘—π‘™π‘š π‘π‘Ÿπ‘” 𝑦𝑔 π‘‘π‘–π‘šπ‘–π‘›π‘‘π‘Ž

% π‘π‘’π‘Ÿπ‘’π‘π‘Žβ„Žπ‘Žπ‘› β„Žπ‘Žπ‘Ÿπ‘”π‘Ž π‘π‘Ÿπ‘” 𝑖𝑑𝑒 π‘ π‘’π‘›π‘‘π‘–π‘Ÿπ‘–

Secara spesifik dapat dirubah menjadi persamaan berikut:

πΈβ„Ž =βˆ†π‘„/

12

(𝑄1 + 𝑄2)

βˆ†π‘ƒ/ 12

(𝑃1 + 𝑃2)

Bila Eh > 1 dikatakan bahwa permintaan elastis.

Bila Eh < 1 dikatakan bahwa permintaan barang inelastis.

Bila Eh = 1 dikatakan elastisitas tunggal (unitary elasticity).

(2) Elastisitas Silang (Elastisitas Harga Silang): yaitu persentase perubahan jumlah barang

yang diminta yang disebabkan oleh perubahan harga barang lain (barang yang mempunyai

hubungan) sebesar satu persen, atau secara umum ditulis:

πΈβ„Žπ‘  =% π‘π‘’π‘Ÿπ‘’π‘π‘Žβ„Žπ‘Žπ‘› π‘—π‘™π‘š π‘π‘Ÿπ‘” 𝑋 𝑦𝑔 π‘‘π‘–π‘šπ‘–π‘›π‘‘π‘Ž

% π‘π‘’π‘Ÿπ‘’π‘π‘Žβ„Žπ‘Žπ‘› β„Žπ‘Žπ‘Ÿπ‘”π‘Ž π‘π‘Ÿπ‘” π‘Œ

Secara spesifik dapat dirubah menjadi persamaan berikut:

πΈβ„Žπ‘  =βˆ†π‘„π‘₯/

12

(𝑄𝑧1 + 𝑄𝑧2)

βˆ†π‘ƒπ‘¦/ 12

(𝑃𝑦1 + 𝑃𝑦2)

Jika X dan Y adalah barang substitusi ( saling bisa mengganti), misalnya kopi dan teh, biasanya

Es positif. Artinya, kenaikan harga barang Y menyebabkan meningkatkan permintaan terhadap

barang X. Jika X dan Y adalah barang komplementer, misalnya kopi dan gula, biasanya Es

negatif.

Page 21: MODUL PRAKTIKUM EKONOMI PERTANIAN

20

(3) Elastisitas Pendapatan: yaitu persentase perubahan jumlah barang yang diminta yang

disebabkan oleh perubahan pendapatan riel konsumen sebesar satu persen, atau secara umum

ditulis:

πΈβ„Ž =% π‘π‘’π‘Ÿπ‘’π‘π‘Žβ„Žπ‘Žπ‘› π‘—π‘™π‘š π‘π‘Ÿπ‘” 𝑦𝑔 π‘‘π‘–π‘šπ‘–π‘›π‘‘π‘Ž

% π‘π‘’π‘Ÿπ‘’π‘π‘Žβ„Žπ‘Žπ‘› π‘π‘’π‘›π‘‘π‘Žπ‘π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘› π‘Ÿπ‘–π‘–π‘™

Secara spesifik dapat dirubah menjadi persamaan berikut:

𝐸𝑝 =βˆ†π‘„/

12

(𝑄1 + 𝑄2)

βˆ†π‘–/ 12

(𝑖1 + 𝑖2)

Untuk barang normal, Ep positif dan untuk barang inferior, Ep negatif. Barang-barang

kebutuhan pokok biasanya mempunyai Ep < 1, sedangkan barang-barang yang bukan pokok

(misal : barang-barang mewah) mempunyai Ep > 1.

3. Elastisitas Penawaran

Elastisitas penawaran mengukur respons penawaran terhadap perubahan harga.

Elastisitas penawaran ini bernilai positif, adapun koefisien Elastisitas Penawaran ( ES ):

𝐸𝑠 =% π‘π‘’π‘Ÿπ‘’π‘π‘Žβ„Žπ‘Žπ‘› π‘—π‘™π‘š π‘π‘Ÿπ‘” 𝑦𝑔 π‘‘π‘–π‘‘π‘Žπ‘€π‘Žπ‘Ÿπ‘˜π‘Žπ‘›

% π‘π‘’π‘Ÿπ‘’π‘π‘Žβ„Žπ‘Žπ‘› β„Žπ‘Žπ‘Ÿπ‘”π‘Ž π‘π‘Žπ‘Ÿπ‘Žπ‘›π‘” 𝑖𝑑𝑒 π‘ π‘’π‘›π‘‘π‘–π‘Ÿπ‘–

Secara spesifik dapat dirubah menjadi persamaan berikut:

𝐸𝑠 =βˆ†π‘„π‘ /

12

(𝑄𝑠1 + 𝑄𝑠2)

βˆ†π‘ƒ/ 12

(𝑃1 + 𝑃2)

4. Jenis-Jenis Elastisitas Permintaan dan Penawaran

Nilai koefisien elastisitas berkisar antara nol dan tak terhingga. Berdasarkan nilai

koefisien tersebut, elastisitas permintaan dikelompokkan menjadi lima macam, yaitu :

1) Inelastis sempurna : Suatu barang dikatakan inelastis sempurna apabila jumlah barang yang

diminta tidak dipengaruhi oleh perubahan harga. Berarti nilai koefisien elastisitasnya adalah

nol.

2) Elastis sempurna : Suatu barang dikatakan elastis sempurna apabila seluruh barang tersebut

yang ada di pasar bisa habis terbeli pada tingkat harga tertentu. Berarti nilai koefisien

elastisitasnya adalah tak terhingga.

3) Elastisitas Tunggal (Unitary Elasticity) : Suatu barang mempunyai elastisitas tunggal, jika

perubahan harga 1% menyebabkan perubahan jumlah barang yang diminta juga sebesar 1%.

Berarti, koefisien elastisitasnya = 1.

4) Elastis : Suatu barang bersifat elastis apabila persentase perubahan jumlah barang yang

diminta melebihi persentase perubahan harganya. Dengan demikian koefisien elastisitasnya

lebih besar dari satu ( > 1).

Page 22: MODUL PRAKTIKUM EKONOMI PERTANIAN

21

5) Tidak elastis (Inelastis) : Suatu barang bersifat inelastis apabila persentase perubahan jumlah

barang yang diminta lebih kecil dari persentase perubahan harganya. Koefisien permintaan

barang tersebut berkisar antara nol dan satu.

TUGAS INDIVIDU

1. Pada waktu harga jagung Rp6.000,- per kg, jumlah jagung yang diminta konsumen sebanyak

1.200 kg; dan pada waktu harga jagung Rp5.000,- , jumlah jagung yang diminta sebanyak

1.700 kg. Hitunglah koefisien elastisitas permintaan jagung tersebut dan interpretasikan!

2. Pada saat harga kopi Rp5.000,- per kg, jumlah teh yang diminta 90 bungkus; ketika harga

kopi naik menjadi Rp5.500,- per kg, jumlah teh yang diminta naik menjadi 115 bungkus.

Berapa koefisien elastisitas silangnya dan interpretasikan!

3. Pada saat pendapatan sebuah rumah tangga sebesar Rp100 juta per bulan, permintaannya

terhadap daging sapi sebanyak 50 kg. Ketika pendapatannya naik menjadi Rp140 juta per

bulan, permintaannya terhadap daging sapi juga naik menjadi 65 kg. Berapa elastisitas

pendapatannya dan interpretasikan!

4. Pada saat harga cabai Rp100.000 per kilogram, jumlah cabai yang ditawarkan 95 kilogram,

ketika harga turun menjadi Rp90.000,-, jumlah cabai yang ditawarkan turun menjadi 75

kilogram. Berapa elastisitas penawarannya dan interpretasikan!

Page 23: MODUL PRAKTIKUM EKONOMI PERTANIAN

22

PRAKTIKUM

8

BRIEFING, PENGAMBILAN DATA, ANALISIS DATA

(PRAKTIKUM SURVEI PASAR TRADISONAL DAN PASAR

MODERN)

PENGANTAR

Modul 8 dan 9 ini berisi teknis pelaksanaan praktikum lapang, sebagai pembelajaran

kepada mahasiswa mengenai permintaan dan penawaran produksi pertanian, beserta elastisitas

permintaan dan penawarannya di pasar tradisional dan pasar modern.

TUJUAN KEGIATAN BELAJAR

1. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan permintaan dan penawaran

2. Mampu menghitung keseimbangan harga dan jumlah permintaan dan penawaran

3. Mampu menganalisis dan mengaplikasikan elastisitas permintaan dan penawaran produk

pertanian di pasar tradisonal dan pasar modern.

TEKNIS PELAKSANAAN SURVEI PASAR

1. Buatlah kelompok yang terdiri 5-6 mahasiswa (kelompok sudah ditentukan di pertemuan

sebelumnya)

2. Masing-masing kelompok melakukan observasi ke pasar tradisional dan pasar modern sesuai

komoditas dan lokasi pasar yang telah ditentukan asisten praktikum.

a. Pasar Tradisional

1) Pasar Blimbing

2) Pasar Pandanwangi

3) Pasar Klojen

4) Pasar Merjosari

5) Pasar Oro-oro Dowo

6) Pasar Tirto, dll

b. Pasar Modern

1) Giant

2) Hypermart

3) Superindo, dll

3. Kegiatan dilaksanakan dengan alokasi waktu 3-6 hari

4. Masing-masing kelompok mengisi form berikut ini:

Page 24: MODUL PRAKTIKUM EKONOMI PERTANIAN

23

KUISIONER SURVEI PASAR TERKAIT PENAWARAN DAN PERMINTAAN

KOMODITAS PERTANIAN

1. Pasar Tradisional

a. Gambaran Umum Pasar

1) Nama pasar : ……………………………………………………

2) Lokasi pasar : …………………………………………………..

3) Komoditas yang terdapat di pasar : …………………………….

4) Fasilitas pendukung pasar : …………………………………….

5) Sarana transportasi yang ada di sekitar pasar : …...…….………

6) Tampilan pasar : ………………………………………………..

b. Gambaran Umum Pedagang

1) Nama pedagang : ………………………………………………

2) Umur : ………………………………………………………

3) Alamat : ………………………………………………………

c. Penawaran dan Permintaan Komoditas di Pasar

1) Jumlah dan harga komoditas di pasar :

Hari

Penawaran Permintaan

Volume

Penjualan Harga Jual/Kg

Volume yang

Terjual

Harga yang ditawar

konsumen

Page 25: MODUL PRAKTIKUM EKONOMI PERTANIAN

24

2) Faktor penentu harga jual : 1. Pasar Induk 2. Pedagang Pengepul

3. Sendiri 4. ...............................

2. Pasar Modern

a. Gambaran Umum Pasar

1) Nama pasar : ……………………………………………………

2) Lokasi pasar : …………………………………………………..

3) Komoditas yang terdapat di pasar : …………………………….

4) Fasilitas pendukung pasar : …………………………………….

5) Sarana transportasi yang ada di sekitar pasar : …...…….………

6) Tampilan pasar : ………………………………………………..

b. Penawaran dan Permintaan Komoditas di Pasar

1) Harga komoditas di pasar :

Hari Harga Harga Naik Harga Turun

2) Faktor penentu harga jual : 1. Pasar Induk 2. Pedagang Pengepul

3. Sendiri 4. ...............................

ACC Instruktur/Asisten

Tgl

Page 26: MODUL PRAKTIKUM EKONOMI PERTANIAN

25

PRAKTIKUM

9

KELEMBAGAAN PERTANIAN

PENGANTAR

Modul pertama ini merupakan pendahuluan/pengantar, yang disusun sebagai materi

pembelajaran untuk memberikan pemahaman kepada mahasiswa mengenai kelembagaan yang

terlibat di bidang pertanian.

TUJUAN KEGIATAN BELAJAR

Dengan mempelajari materi ini, diharapkan mahasiswa:

1. Mengetahui unsur dan macam-macam kelembagaan

2. Mengetahui lembaga-lembaga di bidang pertanian

BAHAN KAJIAN

Ruttan dan Hayami, 1984 Lembaga adalah aturan di dalam suatu kelompok masyarakat

atau organisasi yang menfasilitasi koordinasi antar anggotanya untuk membantu mereka dengan

harapan dimana setiap orang dapat bekerjasama atau berhubungan satu dengan yang lainnya

untuk mencapai tujuan bersama yang diinginkan.

Ada beberapa unsur penting yang terkandung dari pengertian kelembagaan, antara lain:

1. Institusi merupakan landasan untuk membangun tingkah laku sosial masyarakat

2. Norma tingkah laku yang mengakar dalam masyarakat dan diterima secara luasuntuk

melayani tujuan bersama yang mengandung nilai tertentu dan menghasilkaninteraksi

antar manusia yang terstruktur

3. Peraturan dan penegakan aturan/hukum

4. Aturan dalam masyarakat yang memfasilitasi koordinasi dan bekerjasama dengan dukungan

tingkah laku, hak dan kewajiban anggota

5. Kode etik

6. Kontrak

7. Pasar

8. Hak millik

9. Organisasi

10. Insentif untuk menghasilkan tingkah laku yang diinginkan

Adapun macam-macam kelembagaan antara lain:

1. Kelembagaan petani, berupa kelompok tani, gaungan kelompok tani dan koperasi.

2. Kelembagaan pemerintah, berbentuk kelembagaan penyuluhan baik di tingkat nasional,

kabupaten/kota, kecamatan dan desa/kelurahan.

3. Kelembagaan swasta, bergerak di bidang pengadaan sarana produksi, keuangan dan

pengangkutan.

Page 27: MODUL PRAKTIKUM EKONOMI PERTANIAN

26

4. Kelembagaan LSM (lembaga Swadaya Masyarakat), bergerak di bidang pengujian dan

penyuluhan.

Menurut Mosher, di setiap usaha tani diperlukan beberapa kelembagaan pertanian, yaitu:

kelembagaan pemasaran, kelembagaan penelitian dan pengujian, kelembagaan penyuluhan,

kelembagaan penyedia sarana produksi, kelembagaan keuangan (penyedia kredit produksi),

kelembagaan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian dan kelembagaan transportasi. Berikut

ini beberapa lembaga di bidang pertanian:

1. Kelembagaan penyuluhan

2. Kelembagaan penyedia sarana produksi di tingkat nasional dan provinsi, kabupaten dan

kecamatan ditangani oleh BUMN danswasta (produsem, distributor, penyalur) sedang

ditingkat desa/kelurahan ditanganiswasta (pengecer) dan KUD

3. Kelembagaan pengolahan dan pemasaran hasil : BUMN (Bulog), swasta dankoperasi.

4. Kelembagaan keuangan : BRI dan swasta (pedagang, tengkulak, pelepas uang)

5. Kelembagaan pengangkutan (transportasi) : masih ditangani oleh swasta.

Page 28: MODUL PRAKTIKUM EKONOMI PERTANIAN

27

PRAKTIKUM

10

UJIAN AKHIR PRAKTIKUM

Ujian akhir praktikum (UAP) diujikan secara lisan dan tertulis.

Page 29: MODUL PRAKTIKUM EKONOMI PERTANIAN

28

DAFTAR PUSTAKA

Daniel, Moehar, 2004.Pengantar Ekonomi Pertanian. PT. Bumi Aksara. Jakarta

Soekartawi, 1989. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian, Teori dan Aplikasinya. Rajawali Press.

Jakarta.

Tain, Anas, 2005. Ilmu Usahatani. Buku Ajar. Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian UMM

Page 30: MODUL PRAKTIKUM EKONOMI PERTANIAN

29

LABORATORIUM AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN-PETERNAKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

Jl. Raya Tlogomas No. 246 Malang Telp.(0341) 464318-19 psw 116

KARTU KENDALI PRAKTIKUM LAPANG

Nama :

NIM :

Jurusan :

Asisten :

No Hari/Tanggal Materi Praktikum Revisi/ACC TTD

(Ins/Ass)

Nilai Akhir :_____________________

Instruktur Asisten

______________________ ______________________

Page 31: MODUL PRAKTIKUM EKONOMI PERTANIAN

30