modul neuro

3
4. Bagaimana mekanisme lemah tungkai dan lengan kiri, dan mengapa tungkai lebih lemah daripada tangan kirinya ? Kerusakan pada seluruh korteks piramidialis sesisi menimbulkan kelumpuhan UMN pada belahan tubuh sisi kontralateral. Keadaan tersebut dikenal sebagai hemiparalisis atau hemiplegia. Kerusakan yang menyeluruh, tetapi belum meruntuhkan semua neuron korteks piramidalis sesisi, menimbulkan kelumpuhan pada belahan kontralateral yang ringan sampai sedang. Dalam hal ini digunakan istilah hemiparesis. Hemiparesis dekstra, jika sisi kanan tubuh yang lumpuh dan hemiparesis sinistra jika belahan tubuh kiri yang lumpuh. Berdasarkan skenario, pasien menderita hemiparesis sinistra. Walaupun belahan tubuh kanan atau kiri yang lumpuh, pada umumnya terdapat perbedaan derajat kelumpuhan antara lengan dan tungkai yang terkena. Perbedaan lebih nyata jika hemiplegia disebabkan oleh lesi vascular di tingkat korteks. dan hampir tidak ada perbedaan jika lesi penyebabnya bersifat vascular di kapsula interna. Hal ini dapat dimengerti bila diketahui bahwa pertama : pada umumnya infark disebabkan oleh penyumbatan salah satu arteri belaka, dan kedua : korteks motorik primer dipendarahi oleh cabang kortikal dari dua arteri, yaitu a. serebri anterior dan cabang kortikal a. serebri media, sedangkan di tingkat kapsula interna kawasan serabut kortikospinal yang menyalurkan impuls untuk gerakan lengan dan tungkai dipendarahi oleh satu arteri yang sama, yaitu a. lentikulostriata.

Transcript of modul neuro

Page 1: modul neuro

4. Bagaimana mekanisme lemah tungkai dan lengan kiri, dan mengapa tungkai lebih lemah

daripada tangan kirinya ?

Kerusakan pada seluruh korteks piramidialis sesisi menimbulkan kelumpuhan UMN pada

belahan tubuh sisi kontralateral. Keadaan tersebut dikenal sebagai hemiparalisis atau

hemiplegia. Kerusakan yang menyeluruh, tetapi belum meruntuhkan semua neuron korteks

piramidalis sesisi, menimbulkan kelumpuhan pada belahan kontralateral yang ringan sampai

sedang. Dalam hal ini digunakan istilah hemiparesis. Hemiparesis dekstra, jika sisi kanan tubuh

yang lumpuh dan hemiparesis sinistra jika belahan tubuh kiri yang lumpuh. Berdasarkan

skenario, pasien menderita hemiparesis sinistra.

Walaupun belahan tubuh kanan atau kiri yang lumpuh, pada umumnya terdapat

perbedaan derajat kelumpuhan antara lengan dan tungkai yang terkena. Perbedaan lebih nyata

jika hemiplegia disebabkan oleh lesi vascular di tingkat korteks. dan hampir tidak ada

perbedaan jika lesi penyebabnya bersifat vascular di kapsula interna. Hal ini dapat dimengerti

bila diketahui bahwa pertama : pada umumnya infark disebabkan oleh penyumbatan salah satu

arteri belaka, dan kedua : korteks motorik primer dipendarahi oleh cabang kortikal dari dua

arteri, yaitu a. serebri anterior dan cabang kortikal a. serebri media, sedangkan di tingkat

kapsula interna kawasan serabut kortikospinal yang menyalurkan impuls untuk gerakan lengan

dan tungkai dipendarahi oleh satu arteri yang sama, yaitu a. lentikulostriata.

Arteri serebri media : cabang terbesar arteri carotis interna berjalan ke lateral di dalam

sulcus lateralis serebri. Arteri ini memperdarahi seluruh daerah motorik kecuali area tungkai.

Hemiparesis kontralateral (biasanya mengenai lengan)

Arteri serebri anterior : cabang terminal arteri carotis interna yang kecil. Arteri serebri

anterior berjalan ke depan dan medial, superior terhadap nervus optikus, dan masuk ke fissura

longitudinalis cerebri. Di sini, arteri ini berhubungan dengan arteri serebri anterior sisi

kontralateral melalui arteri communicans anterior. Arteri melengkung ke belakang di atas

corpus collosum, dan akhirnya beranastomosis dengan arteri serebri posterior hingga mencapai

sulcus parieto-occipitalis. Cabang-cabang ini memperdarahi korteks serebri selebar pita 1 inci

pada permukaan lateral yang berdekatan. Dengan demikian, arteri serebri anterior

Page 2: modul neuro

memperdarai “area tungkai” gyrus precentalis. Maka kelumpuhan kontralateral yang lebih

besar di tungkai.

Jika ditinjau lebih teliti, kelumpuhan itu benar-benar melanda seluruh otot skeletal sesisi

tubuh, berikut otot-otot wajah, pengunyah dan penelan. Namun, oleh karena ada otot-otot

yang memiliki hubungan dengan kedua sisi korteks motorik primer, maka pada sisi tubuh yang

lumpuh terdapat otot-otot yang tampaknya tidak lumpuh. Otot-otot tersebut adalah otot-otot

leher, toraks, abdomen, dan selanjutnya otot-otot wajah, rahang bawah, farings dan laring yang

perlu dijelaskan lebih terinci.

Referensi :

Marjono M, Sidharta. 2004. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta : PT. Dian Rakyat