Modul Isi - Analisis Kasus 2014

57
RANCANGAN PEMBELAJARAN Nama Mata Kuliah : Analisis Kasus dan Praktek Beracara SKS : 2 Program Studi : Ilmu Hukum/Hukum Acara Fakultas: HUKUM CAPAIAN PEMBELAJARAN: Mampu menganalisis kasus Hukum berdasarkan Filosofi,Teori, aturan dan kasus yang dihadapi dan menyusun legal memorandum/opinium berdasarkan hasil analisis, serta mampu mendemonstrasikannya. Matriks Pembelajaran : Minggu Kemampuan akhir yang diharapkan Materi/Pokok Bahasan Strategi Pembelaja ran Latihan yang dilakukan Kriteria Penilaia n (Indikat or) Bobot 1 Termotivasi untuk menguasai capaian pembelajara n yang diharapkan Rancangan Pembelajaran Penjelasa n oleh dosen mengenai proses pembelaja ran yang akan dilakukan Menuliskan harapan yang akan dicapai; menyepakat ai kontrak belajar; Menyampaik an rancangan pembelajar an; 2 – 3 Menjelaskan defenisi, ruang lingkup dan dasar analisis kasus serta tahapan analisis kasus Defenisi, ruang lingkup dan dasar analisis kasus;, Problem Based aproach (Proba); Penugasa n; Disko Menemukan defenisi, runag lingkup dan dasar ; Mencari kasus dan merancang tahapan analisis kasus ; dibuat dalam bentuk paper Ketepata n mendeskr ipsikan; Ketepata n menganal isis berdasar kan tahapan analisis kasus 10 1

description

oi

Transcript of Modul Isi - Analisis Kasus 2014

BAB I

1[6]

RANCANGAN PEMBELAJARAN

Nama Mata Kuliah: Analisis Kasus dan Praktek BeracaraSKS: 2

Program Studi

: Ilmu Hukum/Hukum Acara

Fakultas: HUKUMCAPAIAN PEMBELAJARAN: Mampu menganalisis kasus Hukum berdasarkan Filosofi,Teori, aturan dan kasus yang dihadapi dan menyusun legal memorandum/opinium berdasarkan hasil analisis, serta mampu mendemonstrasikannya.

Matriks Pembelajaran :

MingguKemampuan akhir yang diharapkanMateri/Pokok BahasanStrategi PembelajaranLatihan yang dilakukanKriteria Penilaian (Indikator)Bobot

1Termotivasi untuk menguasai capaian pembelajaran yang diharapkan Rancangan Pembelajaran

Penjelasan oleh dosen mengenai proses pembelajaran yang akan dilakukanMenuliskan harapan yang akan dicapai; menyepakatai kontrak belajar; Menyampaikan rancangan pembelajaran;

2 3Menjelaskan defenisi, ruang lingkup dan dasar analisis kasus serta tahapan analisis kasusDefenisi, ruang lingkup dan dasar analisis kasus;, Problem Based aproach (Proba);Penugasan;Disko

Menemukan defenisi, runag lingkup dan dasar ;

Mencari kasus dan merancang tahapan analisis kasus ;dibuat dalam bentuk paper maksimal 10 lembar;Presentasikan di depan kelas

Ketepatan mendeskripsikan;

Ketepatan menganalisis berdasarkan tahapan analisis kasus 10

4-6

Mendeskripsikan dan Mengidentifikasi tahapanTahap-tahap Analisis Kasus :

Identifikasi kasus posisiProblem Based aproach (Proba);Penugasan;Disko

Menemukan tahapan analisis ;

Mencari kasus dan merancang tahapan analisis kasus ;dibuat dalam bentuk paper maksimal 10 lembar;

Presentasikan di depan kelas

Ketepatan mendeskripsikan;

Ketepatan menganalisis berdasarkan tahapan analisis kasus 20

7-8

Mampu menelusuri fakta hukum dan identifikasi isu hukumungkapkan fakta hukum;

identifikasi isu hukum;Problem Based aproach (Proba);Penugasan;Disko

Menemukan kasus, dibuat dalam bentuk paper maksimal 10 lembar;

Presentasikan di depan kelas

Ketepatan mendeskripsikan;

Ketepatan menganalisis berdasarkan tahapan analisis kasus 20

9-10

Mampu Mencari dan menggali sumber hukum yang dijadikan acuan analisisTelusuri sumber-sumber hukum yang relevan; Rumuskan Pendapat hukum/legal opinium Problem Based aproach (Proba);Penugasan;Disko

Menemukan sumber hukum primer maupun sekunder ;dibuat dalam bentuk paper maksimal 10 lembar;

Presentasikan di depan kelas

Ketepatan mendeskripsikan;

Ketepatan menganalisis berdasarkan tahapan analisis kasus 20

11-13Mengidentifikasi faktor yang menjadi acuan menganalisis kasusArgumentasi hukum

Dasar-dasar argumentasi hukum

Struktur argumentasi hukum

Small group discussionMenelusuri semua sumber yang menjelaskan ruang lingkup argumentasi hukum dan hubungannya dengan analisis kasus/isu hukumKetepatan mengungkapkan/menjelaskan dan kreativitas dalam menelusuri sumber20

14Praktek beracaraTinjauan umum tentang AdvokatCeramah, penugasan,

FGDMembuat paper

Presentasikan hasil di nkelasKetepatan dalam mengidentifikasi 10

15Jasa hukumJasa hukum yang diberikanWhy Justice FilesCeramah, penugasan,

FGDMembuat paper

Presentasikan hasil di nkelasKetepatan dalam mengidentifikasi 10

16evaluasi

Sumber :

Hukum Pidana Materil Dan Formal; Yurisprudensi;

Prof Dr.Peter Mahmud : Penelitian Hukum

Prof .Dr.Philipus M Hadjon dan Prof.Dr.Tatiek Sri Djatmiati : Argumentasi Hukum

M. Syamsudin : Mahir Menulis Legal MemorandumHerbert L Packer ,The Limits of The Criminal Sanction (Stanford California: Stanford University Press, 1968

Modul Bahan Ajar : Reny R masu,SH.MHBAB I

PENGERTIAN, RUANG LINGKUP DAN DASAR

ANALISIS KASUS HUKUMTujuanPeserta mampu memahami konsep analisis kasus, dan mampu menyampaikannya dalam perkuliahan.

Indikator

1. Peserta mampu menjelaskan pengertian analisis kasus 2. Peserta mampu menjelaskan ruang lingkup analisis kasus3. Peserta mampu mendiskripsikan dasar analisis kasus hukum Metoda pembelajaran1. Brainstorming2. Diskusi Kelompok

3. Ceramah

4. Tanya jawab

Alat belajarLCD, OHP, kertas manila, spidol, metaplanWaktu yang dipergunakan 90 menit/1,30 menitLangkah-langkah kegiatan1. Diskusi kelompok :

a. Peserta dikelompokkan dalam 6 kelompok ( sesuai dengan jumlah bagian )

b. Setiap peserta dalam kelompok bediskusi tentang pengertian, ruang lingkup dan dasar analisis kasus hukum

c. Setelah selesai berdiskusi, peserta menuliskan hasil diskusi pada kertas manila dan memaparkannya 2. Penguatan oleh Dosen Dosen menjelaskan tentang konsep, ruang lingkup dan dasar analisis kasus dan praktek beracara Dosen mendiskusikan dan memberikan penguatan tentang konsep, ruang lingkup dan dasar analisis kasus dan praktek beracara.Refleksi Dua orang mahasiswa laki-laki dan perempuan menyampaikan hikmah tentang materi yang telah dibahas. MATERIA. Pengertian dan Ruang Lingkup

Analisis kasus merupakan proses menganalisis fakta dan informasi secara sistimatis tentang suatu kejadian/masalah hukum untuk mengidentifikasi dan mengungkapkan fakta hukum dan fakta sosial dari kejadian tersebut serta faktor yang mempengaruhinya.Analisis merupakan bagian dari keseluruhan upaya mencari dan menemukan kebenaran melalui kajian ilmiah/penelitian hukum.

Pada penelitian hukum strategi yang sangat penting dan dominant adalah studi/analisis kasus hukum. Pada dasarnya seorang yang belajar hukum berarti mempelajari kasus hukum (di Amerika serikat). Kasus hukum. Dikonsepkan sebagai peristiwa hukum yang berupa perilaku nyata dan produk hukum.

Studi kasus hukum/analisis kasus dapat dipergunakan dalam kajian penelitian hukum baik penelitian hukum normative, penelitian hukum normative-empirik atau peelitian empirik. Misalnya alam peristiwa hukum perkawinan, perjanjian jual-beli, pembunuhan,pencurian sedangkan produk hukum misalnya putusan pengadilan, perundang-undangan, naskah kontrak kerja

Ruang lingkup penelitian hukum yang dapat mempergunakan studi kasus/analisis kasus hukum adalah :

Dalam penelitian hukum normative : analisis kasus dalam penelitian ini (normative-legal case study) yaitu mengkaji produk hukum

Dalam penelitian hukm normative empiris/terapan menggunakan studi kasus applied legal case studi yaitu mengkaji implementasi perjanjian jual-beli, wanprestasi

Penelitian hukum empiris mempergunakan sosio-legal case study yaitu mengkaji pembagian harta warisan,penyerobotan tanah, pencurian, pembunuhan dll

Kajian analisis kasus/studi kasus meliputi :

Hukum Adat

Hukum Perdata

Hukum Pidana

Hukum Administrasi Negara

Hukum Internasional

Hukum Tata Negara

Hukum Acara

Hukum Pidana Militer

Dll

B. Tiga Tipe Studi Analisis Kasus Hukum

1. Studi/analisis kasus hukum nonyudicial (non yudicial case study) yaitu studi kasus hukum tanpa konflik yang tidak melibatkan pengadilan. Kalaupun ada konflik diselesaikan oleh pihak-pihak secara damai

2. Studi kasus/analisis hukum yudicial (yudicial Case study) yaitu studi kasus hukum karena konflik yang diselesaikan melalui putusan pengadilan disebut juga studi yurisprudensi

3. studi kasus hukum langsung (Life-legal case study) yaitu studi kasus yang masih berlangsung dari awal kegiatan hingga akhir misalnya pengangkutan niaga yang berlangsung diteliti proses berlakunya sejak pemberangkatan hingga berakhir di tempat tujuan

C. Karakteristik kasus yang menjadi obyek analisis/kajian :

Berdasarkan obyek kajian, studi kasus hukum/analisis kasus hukum dapat digolongkan menjadi 2 bagian:

1. Studi/Analisis Kasus tunggal ( single case study), digunakan apabila terdapat beberapa kasus hukum namun memiliki criteria atau karakteristik yang sama sehingga dipilih salah satu kasus hukum saja untuk dikaji. Studi kasus ini memiliki keunggulan yaitu dapat menghemat waktu, tenaga dan biaya. Misalnya kasus perjanjian kredit bagi ekonomi mikro antara usaha kecil dengan BNI.

2. Studi kasus ganda (multiple case studi) , digunakan apabila terdapat beberapa kasus hukum yang mempunyai karakteristik berbeda sehingga diambil semua kasus untuk dianalisis satu persatu, atau diambil beberapa kasus sejenis secara purposive Studi ini memakan banyak waktu, tenaga dan biaya misalnya menganalisis kasus pembiayaan melalui kredit yang disalurkan oleh Bank kepada pengusaha (berdasarkan perjanjian kredit biasa dan mikro) dan studi kasus pembiayaan melalui modal ventura yang disalurkan oleh perusahaan modal ventura kepada pengusaha

D. Dasar Analisis Kasus/Studi Kasus Hukum

Untuk meneropong kegiatan menganalisis sebuah kasus hukum dipergunkan beberapa alasan mendasar :

1. Dasar filosofi (Prof.Abdulkadir Muhammad)

a. Kebenaran dan Keadilan .

Dasar filosofi dari setiap kajian hukum adalah kebenaran,keadilan, kejujuran dan obyektifitas menurut logika, peraturan dan fakta. Konkritnya adalah kebenaran adalah hal atau keadaan yang dapat diterima oleh akal sehat, yang sesuai dengan perintah dan larangan yang diatur dalam undang-undang ataupun norma-norma yang berlaku didalam masyarakat dan yang sesuai dengan kenyataan, fakta yang dapat dibuktikan.

Filosofi (Theo Huijbers) adalah kegiatan intelektual yang metodis dan sistimatis dan secara hakiki menangkap makna yang hakiki dari keseluruhan yang ada.metode pemikiran filosofi adalah refleksi atas pengalaman dan pengertian tentang suatu hal dalam cakrawalayang universal untuk mencapai kesejahteraan dankebahagiaan manusia.

Aliran filsafat ini kemuadian berkembang dalam cabang ilmu sosial dan ilmu hukum. Dalam positivisme sosial hukum dipandang sebagai gejala sosial semata. Dalam positivisme hukum hukum dipandang sebagai gejala normatif.. keduanya secara eksis diakui sebagai aliran positivisme karena dua alasan :

a. diakuinya kajian/analisis ilmiah sebagai dasar pembentukan kebenaran dan diutamakannya kenyataan/fakta sebagai kebenaran. Adapun prinsip dasar positivisme hukum adalah :

Suatu tata hukum negara berlaku bukan karena mempunyai dasar dalam kehidupan sosial (menurut Comte dan Spencer), bukan pula karena bersumber pada jiwa bangsa (menurut savigny) bukan pula karena dasar-dasar hukum alam, melainkan karena mendapat bentuk positifnya suatu instansi yang berwewenang

Hukum harus dipandang semata-mata dalam bentuk formalnya; bentuk hukum formal dipisahkan dari bentuk material

Isi Hukum (material) diakui ada, tetapi bukan bahan ilmu hukum karena dapat merusak kebenaran ilmiah ilmu hukum.

Menurut Jhon Austin dan Hans kelsen :

Hukum dipandang sebagai perintah penguasa yang harus ditaati

Hukum merupakan sisim logika yang bersifat tetap dan tertutup

Hukum positif harus memenuhi beberapa unsur yaitu unsure perintah, sanksi,kewajiban dan kedaulatan

Menurut Hans Kelsen : hukum termasuk dalam sollenskatagori (hukum sebagai keharusan) bukan seinskategori (hukum sebagai kenyataan) sehingga pelalaian atas perintah mendapatkan sanksi. Selainitu Kelsen mengajarkan tentang Stufentheory bahwa sistim hukum pada hakekatnya merupakan sistim hierarkhis yang tersusun dari peringkat terendah sampai tertinggi.

Sedangkan paradigma hukum sosiologis dengan pendekatan sociological yurisprudence merupakan aliran filsafat hukum yang memberi perhatian sama kuatnya terhadap masyarakat dan hukum. Pada prinsipnya sociological yurisprudence menekankan pada masalah kalifikasi hukum ang baik, kedudukan hukum tertulis dan tidak tertulis,fungsi hukum sebagai sarana rekayasa social dengan cara pembentukan hukum yang baik dan cara penerapan hukum

Berdasarkan pandangan tentang kajian analisis hukum diatas maka dari sudut filosofi terdapat unsur-unsur penting yang mendasari kajian tersebut :

1. Kegiatan analisis merupakan kegiatan intelektual (pemikiran logis)

2. Mencari makna yang hakiki

3. Segala gejala yuridis dan fakta empiris

4. Dengan mempergunakan metode yang sistimatis

5. Dengan tujuan mencapai kesejahteraan dan kedamaian dalam masyarakat

b. Kejujuran dan ObyektifitasKejujuran merupakan hal atau keadaan sikap ingin berbuat baik sesuai dengan kewajibandan hak, perintah dan larangan,tidak curang, tidak bohong dan tidak merugikan orang lain. Kejujuran diwujudkan melalui perbuatan hukum dan menjadi pedoman perilaku kmanusia. Dalam pasal 1338 BW, kejujuran dirumuskan dengan itikad baik (in good faith). Kejujuran tidak dapat dilepaskan dari obyektifitas yaitu keadaan yang sesuai dengan apa adanya,menurut keadaan sebenarnya, bebas dari prasangka

c. Keteraturan

Keteraturan merupakan hal atau keadaan teratur yang sesuai dengan aturan hukum, etika dan norma dalam masyarakat, kesepakatan, pelaksanaan sesuai dengan rencana, sesuai dengan langkah-langkah yang telah ditetapkan.

Terdapat 2 kategori keteraturan (Harsja Bachtiar)

1. Keteraturan yang bersifat tetap, tidak berubah, berkualitas 100% yaitu keteraturan alam sehingga metode penelitiannyapun tetap (Ilmu eksakta)

2. Keteraturan hubungan antara manusia dalam hidup bermasyarakat yang bersifat tidak tetap dapat berubah sesuai dengan situasi dan kondisi masyarakat sebagaimana menjadi obyek kajian ilmu social, hukum, ekonomi dll.

2. Dasar berpikir Logis

Dalam kegiatan kajian hukum dikenal 3 proses berpikir yaitu

a. Proses berpikir Induktif : proses berpikir untuk menarik satu kesimpulan yang bersifat umum dari berbagai kasus yang bersifat khusus.

b. Proses berpikir deduktif : menggunakan pola berpikir yang disusun dari dua buah pernyataan serta sebuah kesimpulan (silogismus). Pernyataan yang mendukung silogisme disebut premis yang dibedakan sebagai premis mayor dan premis minor berdasarkan kedua premis tersebut ditarik kesimpulan.

Contoh : dalam pasal 1365 BW ditentukan: setiap orang yang melakukan perbuatan yang merugikan orang lain wajib mengganti kerugian kepada pihak yang dirugikan (premis mayor). Amat melakukan perbuatan curang yang merugikan orang lain (premis minor) jadi amat wajib mengganti kerugian kepada orang lain yang dirugikannya (kesimpulan). Jadi ketepatan menarik kesimpulan dalam proses beroikir deduktif tergantung dari 3 hal :

1. kebenaran premis mayor

2. kebenaran premis minor

3. kesahihan penarikan kesimpulan

c. Proses berpikir kausalitas: pada prinsipnya proses berpikir menghasilkan unsur sebab dan akibat. Sebab adalah peristiwa atau keadaan yang menyatakan mengapa sesuatu terjadi atau timbul; akibat adalah peristiwa atau keadaan baru yang terjadi atau timbul dari peristiwa atau keadaan yang sudah ada terlebih dahulu atau akibat adalah hasil dari sebab

BAB II

TAHAPAN ANALISIS KASUS HUKUMTujuan

Mahasiswa mampu memahami konsep dan tahap tahap analisis kasus mulai dari tahapan identifikasi kasus posisi sampai perumusan legal memorandum/legal opinion;

Memahami dan Merancang/mendesain Legal Memorandum/Opinion dari kasus/masalah/isu hukum

Mendeskripsikan dan mendesian legal opinion Desain kasus untuk disimulasikan di kelas

Indikator

Peserta mampu:

1. Menjelaskan tahapan analisis kasus.

2. Mengidentifikasi kasus posisi3. Mengidentifikasi dan merumuskan fakta hukum4. Mengidentifiksi dan merumuskan isu hukum5. KesimpulanMetode Pelatihan

1. Ceramah dan Tanya jawab

2. Diskusi Kelompok (Focus Group Discussion)3. Curah pendapat/ide (Brainstorming)

4. Bermain peran (role play) : Advokat, Klien dan aparat penegak hukum (lakonkan isu hukum sebagaimana materi/ kasus di bawah)Alat Dan Media Pelatihan

Metaplan, Spidol, Note Book, LCD, Silotip, Double Silotip, Kertas Plano, Papan Plano

Waktu yang diperlukan

Pada bagian ini diperlukan waktu 1.30 Menit (1,5 jam pelajaran )

Langkah-langkah Pembelajaran

RINCIAN LANGKAHWAKTUMETODE

Pembukaan : apersepsi

Mahasiswa di distribusi menurut bagian (Bagian Acara, Pidana, Perdata, HTN,HAN,Internasional)

Membagikan kartu metaplan kepada Mahasiswa Mahasiswa memilih satu kasus Menempelkan kasus yang akan dibahas dalam kelompok pada papan white board.

Dosen Menjelaskan tujuan, tahapan analisis dan manfaat memahami tahapan analisis Mahasiswa mendiskusikan tahapan analisis kasus yang dipilih dalam kelompok50Brainstorming

Diskusi kelompok

Kegiatan inti : Eksplorasi-elaborasi

Mahasiswa membentuk kelompok, setiap kelompok mewakili masing bagian.

Masing-masing kelompok diminta berdiskusi untuk mengindentifikasi tentang : Deskripsikan Kasus Posisi

Identifikasi Fakta hukum dari kasus yang dipilih/dalam bentuk pernyataan atau pertanyaan Identifikasi sumber/dasar hukum diperoleh Dari aturan perundangan dan dokumen peradilan ataupun pendapat ahli yang berkembang, asas, adagium Identifikasi isu-isu hukum dalaam bentuk pertanyaan Analisis kasus berdasarkan isu-isu hukum yang telah dirumuskan/analisis per isu Semua kelompok mempelkan hasil diskusi di papan atau di tempat yang disepakati

Di buka kesempatan kepada masing2 kelompok untuk mendatangi tempat hasil kerja kelompok ditempelkan: memperhatikan, menanyakan, memberikan masukan dan kelompok yang didatangi memberikan jawaban (membuka cafe analisis kasus Hukum)

Revisi hasil kerja sesuai masukan dari kelompok lainnya

Satu persatu wakil kelompok mempresentasikan hasil diskusinya, peserta lainnya mengkritisi presentasi temannya.

Dosen memberikan penguatan dalam bentuk menjelaskan tentang tahapan, kasus posisi, fakta hukum dan isu hukum, kesimpulan serta rekomendasi yang dikemukakan. 90

Ceramah, penugasan, Diskusi kelompok, Tanya jawab, pengamatan

Penutupan : Refleksi

Dosen bersama mahasiswa membuat kesimpulan tentang Tahapan analisis kasus Mahasiswa menyampaikan apa yang telah diperoleh dan kesan mengenai materi dan proses pembelajaran yang berlangsung20Brainstorming

MATERI:

Tahapan analisis : Deskripsikan kasus posisi mempergunakan pertanyaan 5 W 1 H

Identifikasi fakta hukum, mengeliminir hal-hal yang tidak relevan dan menetapkan isu hukum

Analisis kasus hukum untuk kegiatan praktek hukum akan menghasilkan argumentasi hukum

Ahli hukum menuangkan argumentasi hukum dalam legal Memorandum (LM) yang dibuat untuk sesama ahli hukum Jika untuk klien dibuat dalam bentuk legal opinion (LO) dengan bahasa yang lebih dimengerti oleh klien

Untuk keperluan beracara di pengadilan, argumentasi hukum dituangkann dalam bentuk eksepsi, replik,duplik, kesimpulan, purusan hakim dsb. Bagan Alir Analisis Kasus Hukum

Tahap pertama : Deskripsikan kasus posisiPengertian kasus posisi : Uraian secara lengkap dan obyektif tentang kasus yang akan dikaji, yang nantinya akan dijadikan dasar untuk merumuskan fakta hukum dan isu-isu atau masalah hukumCara menguaraikan kasus posisi

Bantuan 5 w 1 h; Tujuannya; Runtut; Obyektif; Dapat memilah mana yang relevan dan Untuk memudahkan menentukan isu-isu atau masalah hukum yang akan dirumuskan

Tahap kedua : kumpulkan fakta hukum :Pada langkah ini perlu diperhatikan fakta yang relevn dan tidak relevan :

Eliminir fakta yang tidak relevan Seringkali fakta yang dikemukakan oleh klien bercampur antara keinginan,pendapat klien

Harus membedakan mana yang fakta hukum dan mana pendapat/keinginan klien Menanyakan kasus dan mengidentifikasi yang relevan dan tidak Tidak relevan sebagai fakta hukum dan dikesampingkan dari analisis Dengan demikian :

Membedakan secara tegas :

Mana fakta yang relevan dan tidak/ pendapat para pihak saja

Fakta hukum dan bukan fakta hukumUngkapkan fakta hukum melalui metode

investigasi/kajian mendalam atas fakta hukum tersebut

dengan tehnik:

observasi, wawancara mendalam kepada pihak yang terlibat dalam kasus tersebut

Studi dokumen atas kasus yang bakan dikaji : hasil rekaman kasus dalam bentuk tertulis,rekaman suara, gambar hidup/CD dapat diperoleh : internet, televisi/buser

Bersifat netral dan obyektif

Tujuan murni untuk mendapatkan kebenaran hukum

Bukan semata-mata untuk kepentingan pembelaan klien dan memenangkan perkara

Fakta hukum bisa berupa

Perbuatan hukum

Peristiwa hukum

Keadaan hukum

@ Disebut fakta hukum apabila perbuatan, peristiwa atau keadaan tersebut adalah relevan atau terkait dengan hukum yang berlaku@ Peristiwa, perbuatan, keadaan yang dikualifikasikan oleh hukum dan membawa akibat hukum; Yang tidak membawa akibat hukum disebut fakta sosial saja. Misalnya jual beli adalah peristiwa sosial biasa, akan tetapi dalam jual beli tsb ada pihak yang ingkar janji (wan prestasi) maka peristiwa tersebut membawa akibat hukum yaitu ada pihak yang dirugikan dan kewajiban untuk mengganti rugi.

@ Akibat hukum yang timbul berhubungan langsung dengan hak dan kewajiban dari subyek hukum terkait. Akibat hukum yang timbul dapat berhubungan dengan 3 hal :

Kedudukan hukum

Hubungan hukum

Pertanggungjawaban/dapat berupa sanksiTahap ke-3 : ISU HUKUMPengertian : Isu atau masalah hukum adalah pertanyaan hukum yang akan dijawab untuk dipecahkan atau diselesaikan berdasarkan nbahan-bahan hukum yang tersedia atau relevan terkait fakta hukumnya

@ Isu hukum berhubungan dengan keadilan didalam ketentuan hukum

@ Isu hukum pada hakekatnya adalah pertanyaan hukum yang akan dijawab untuk dipecahkan atau diselesaikan berdasarkan bahan-bahan hukum yang tersedia dan relevan terkait fakta hukumnya@ Isu hukum berhubungan dengan 2 proposisi yang mempunyai hubungan kausalitas.memuat proposisi yang satu dipikirkan sebagai penyebab yang lain

Dua proposisi itu dapat berupa fakta hukum disatu sisi dan norma hukum atau peraturan hukum disisi lainnya

Misalnya terjadi perbuatan mengambil barang milik orang lain sebagai sebab maka mengakibatkan norma atau perbuatan hukum itu terkait dengan unsur-unsur pasal 362KUHP dilanggar

@ Isu hukum membutuhkan pemahaman mengenai ilmu hukum

Jeli melihat apakah masalah yang dihadapkan benar-benar isu hukum atau bukan

Misalnya : pengaduan oleh seorang wanita terhadap majikan suaminya, yang sering mengata-ngatai suaminya. sikap itu dianggap menyebabkan suaminya mengambil sikap bunuh diri. Terdapat fakta hukum matinya orang

Akan tetapi adakah ketentuan hukum yang dilanggar majikan orang yang minum obat serangga sehingga menyebakan terjadinya kematian?

Atau apakah ada hubungan sebab akibat antara orang yang minum obat serangga dan meninggal dengan ancaman oleh majikan?

@ Dogmatik hukum : sesuatu menjadi isu hukum apabila dalam masalah tersebut tersangkut ketentuan hukum yang relevan dengan fakta yang dihadapi

@ Teori hukum: isu hukum mengandung konsep hukum

@ Tataran filosofis: isu hukum menyangkut asas-asas hukumTAHAP KE-4 : Penemuan hukum yang berkaitan dengan Isu hukum

Disadur dari : Prof. Philipus Hadjon dan Prof. Tatiek Sri Djatmiati (Argumentasi hukum)Dalam pola civil law, hukum utamanya adalah Legislasi, Sehingga langkah dasar/ utama pola nalar yang dikenal adalah penelusuran peraturan perundang-undangan (Reasoning based on rules) :Langkah pertama : statute approach. Peraturan perundang-undangan adalah : produk hukum tertulis yang dibuat oleh lembaga negara tau pejabat yang berwewenang yang isinya mengikat umum

Langkah kedua : Mengidentifikasi norma; Rumusan norma merupakan suatu proposisi; norma terdiri atas rangkaian konsep; Untuk memahami norma diawali dengan memahami konsep

Langkah ketiga = conceptual approach

Contoh norma pasal 1365 BW : setiap perbuatan melanggar hukum yang menimbulkan kerugian, mewajibkan yang menimbulkan kerugian itu untuk mengganti kerugian

Konsep utama dalam norma tersebut

Perbuatan, apakah kerugian karena gempa bumi dapat digugat, apakah termasuk konsep perbuatan, perbuatan siapa,pada akhirnya siapa yang bertanggungjawab?

Melanggar hukum, unsur melanggar hukum? Melanggar hak orang lain,bertentangan dengan kewajiban hukum,melanggar kepatutan,melanggar kesusilaan

Kerugian, unsur kerugian : kerusakan yang diderita,keuntungan yang diharapkan,biaya yang dikeluarkan

Tidak cukup berdasarkan norma hukum yang tertulis langsung diterapkan kepada fakta hukum

Norma bersifat abstrak, Jadi harus dikonkritkan melalui penggaliian konsep

Contoh lain : Korupsi

Unsur utama penyalahgunaan wewenang

Perlu kejelasan konsep penyalah gunaan wewenang

Parameter untuk apakah suatu perbuatan atau tindakan merupakan tindakan penyalah gunaan wewenang, dst TAHAP KE- 5 : PENERAPAN HUKUM Menemukan norma konkrit maka terapkan pada fakta hukum

Contoh berkaitan dengan tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh pejabat; unsur pertama adalah penyalah gunaan wewenang. Tanpa kejelasan konsep penyalah gunaan wewenaang dengan sendirinya sulit dijadikan prameter untuk mengukur apakah suatu perbuatan atau tindakan penyalahgunaan wewenaang; salah konsep mengakibatkan kesalahan mengambil kesimpulan dalam logika dikenal rumus Ex Falso Quo Libet artinya dari yang bpalsu/salah sesenaknya bisa benar bisa salah. Faktor kebetulan berperan dalam hukum bisa terjadi kesewenng-wenangan dan bahkan muncul penyalahgunaan wewenang baru misalnya oleh Jaksa, atau Hakim atau Pengacara ( Halaman .44)Contoh kasus : sadur dari Prof Dr. Peter Mahmud Marzuki Ms.LL.M( penelitian Hukum;h.173-175)KASUS 1.KASUS POSISI :

Pada hari jumad legi riswanto memasang water treatmen di pabrik tahu saya, saya membeli water treatmen tersebut karena ditawari oleh salesmen bernama yongki. Orang itu minta isin untuk mendemnonstrasikan alat itu diperusahaan saya. Saya kabulkan dan ternyata kemudia saya tertarik, lalu minta alamat perusahannya, saya dikasih alamat dan saya pesan Setelah itu yongki telepon saya bahwa akan memasang pada hari jumad,saya sebenarnya keberatan karena jumad pertama bulan lalu itu jumad legi. Tetapi yongki mengatakan bahwa waktu itu adalah waktu yang tepat karena dia akan ke Kediri untuk memasang di perusahaan lain jadi lebih baik sekalian.itu sebabnya lalu hari itu alat itu dipasang Yang memasang bukan yongki walaupun yang mengantarkan adalah dia. Kata yongki dirinya bukan orang yang ditugasi memasang alat, ia hanya seorang salesmen yang pasang adalah orang lain, saya menurut saja. Pada waktu memasang alat itu riswanto mengatakan kepada saya bahwa dirinya bukan orang dari pwerusahan yongki tetapi selalu dipakai oleh perusahaan itu nuntuk memasang water treatmen

Ia juga nmendapat bayaran setiap kali melakukan pemasangan. Sudah lima tahun ia dipakai oleh perusahaan itu dan katanya tidak pernah terjadi apa-apa

Sekarang belum sebulan penuh alat itu saya pakai telah tidak berfungsi sebagaimana yang diharapkan

Saya sudah tidak enak ketika alat itu dipasang pada hari jumad legi

Saya sebenarnya sudah diwanti-wanti oleh leluhur saya bahwa tidak boleh melakukan suatu hal penting pada hari jumad legi tetapi yongki mendesak dan saya setuju Oleh karena saya melanggar larangan leluhur atas desakan yongki itulah saya sangat dirugikan Pertama, Saya rugi telah beli alat itu

Kedua, semua saluran air telah dihubungkan dengan alat itu sehingga saya tidak bisa produksi tahu selama beberapa hari

Ketiga, pada waktu hari pertama kejadian saya diklaim para pengecer karena tidak memasok tahu kepada mereka

Keempat, pengecer telah pindah ke perusahaan lain sehingga saya kehilangan pelanggan dan ini secara bisnis yang paling berat

Waktu yongki saya lapori kejadian itu, ia datang bersama teman-temannya dan memeriksa alat itu

Katanya alat itu tidak rusak tetapi pemasangannya yang salah dan ia akan berhubungan dengan riswanto

Tetapi sampai sekarang riswanto tidak muncul dan begitu juga yongki

Sekarang apa yang harus saya lakukan dan bagaimana melakukannya saya tidak tahu, sehingga saya datang kekantor ini

FAKTA HUKUM :

FAKTA YANG RELEVAN : Pengusaha tahu membeli water treatmen dari perusahaan salesmen yongki bekerja

Yongki adalah seorang salesmen

Riswanto bukan karyawan perusahaan yang menjual water treatmen

Yang menunjuk riswanto untuk memasang water treatmen adalah yongki salesmen perusahaan water treatmen Terjadi kesalahan pemasangan water treatmen

Pengusaha tahu tidk dapat melakukan kegiatan produksi karena nwater treatmen sudah dihubungkan dengan semua saluran

FAKTA YANG TIDAK RELEVAN :

Hari jumad lewi dan amanat para leluhur

Ia diklaim pengecer dan pelanggan telah pindah ke perusaahaan lain sehingga mendatangkan rugi besar???

Apabila dapat dibuktikan : data jumlah pengecer, jumlah yang dibeli setiap hari kerugian dapat dikatakan fakta Dikalim pengecer dan pindah ke perusahaan lain bukan fakta/tapi kalau bisa dibuktikan kadang-kadang dipergunakan oleh pengacara sebagai pertimbangan untuk minta ganti rugi yang di negara anglo amerika disebut incidental damages , sangat jarang bdikabulkan.

FORMULASI/RUMUSAN FAKTA HUKUM :

Adanya jual beli antara pengusaha tahu dan perusahaan yang memproduksi water treaatmen Adanya pekerjaan pemasangan water treatment oleh orang yang bukan dari perusahaan water treatment tetapi diajukan oleh orang dari perusahaan water treatmen

Adanya wan prestasi Adanya kerugian karena wan prestasi

ISU HUKUM :

Apakah didalam perjanjian jual beli antara penjual water treatment dengan klien dituangkan klausul mengenai garansi (warranty) dan jika nya, apakah bentuk garansi itu

Mengingat menurut salesmen tidak ada kerusakan melainkan salah pemasangan apakah hal itu masuk kedalam garansi

Apakah bentuk hubungan hukum antara riswanto dan penjual water treatment

Apakah penjula water treatment bertanggunggugat atas kerugian yang diderita

KESIMPULAN :

Setelah menelaah ketentuan BW terutama pasal 1320, 1337, dan 1338 dn berdasarkan bahan hukum sekunder yang dikaji maka sampailah pada kesimpulan bahwa garansi itu harus disediakan oleh produsen abik tertuang atau tidak didalam kontrak

.hanya saja apabila memang terdapat kalusule mengenai garansi pada umumnya garansi tersebut bersifat memperbaiki kerusakanatau mengganti suku cadang atau paling tidak mengganti dngan barang yang baruAdanya klausule garansi sekalipun tidak dapat diterapkan untuk isu ini karena dalam kasus ini barang tersebut tidak rusakIsu kedua, kesimpulannya bahwa penjual harus melakukan pemasangan secara benar alat yang dijualnya.

Kesalahan pemasngan dengan demikian merupakan sesuatu dalam cakupan garansi

Produsen water treatmen bertanggung gugat atas kerugian materill yang diderita pengusaha tahu

Ada tidaknya hubungan hukum anatar pihak produsen dengan tukang pasang alat itu merupakan penentu . dari bahan hukum sekunder dari kasus earl V St Louis University 1994. dapat ditarik kesimpulan bahwa tukang pasang water treatmen itu merupakan apparent agent produsen alat tersebut. Oleh karena itu ia bertanggung gugat atas kerugian yang diderita oleh pengusaha tahu.

KASUS KE 2: Prof.Dr Peter Mahmud Marzuki, SH.MS.LL.M: penelitian Hukum,h. 175-182KASUS POSISI KONFIDENCIAL :

Informasi yang diperoleh sebelum penggalian Informasi dari Klien/tersangka /tidak berkualifikasi confidential diperoleh fakta bahwa:

1. Seorang wanita dokter bernama Farida arianti telah tewas didekat mobilnya yang berada di garasi rumahnya yang terletak dikawasan perumahan mewah

2. berdasarkan visum Dokter, Farida diduga tewas karena tercekik tanpa ada tanda-tanda perlawanan

3. dokter memperkirakan farida telah tewas sekitar pukul 18.00 WIB pada hari Sabtu tanggal 4 Oktober 2004

4. informasi kematian bermula dari seorang pasien yang akan berobat dan datang pukul 5 sore lebih dua belas menit tetapi pintu pagar halaman rumah dokter itu masih di gembok 5. dlam pikirannya pasien yang bernama suroto itu berpikir dokter itu tidak keluar kota sehingga suroto memukulkan gembok ke pintu sebagai bel namun tidak ada sahutan apapun

6. ia mencium bau kurang enak tetapi ia tidak dapat menjumpai siapapun disekitar rumah itu karena memang di perumahan itu hubungan antar tetangga tidak saling mengurusi

7. kemudia datang lagi seorang pasien wanita setengah baya bernama Rukhaya yang diantar becak. Wanita itu juga mencium bau tidak enak. Kemudian suroto dan rukhayah meminta tukang becak untuk minta bantuan tetangga kanan kiri mendobrak rumah itu

8. para tetangga dengan bantuan satpam kompleks kemudian mendobarak pintu pagar halaman dan menjumpai bahwa rumah dokter itu tidak terkunci9. mereka dibimbing bau tidak sedap ke tempat diduga sumber bau dan mendapati Dokter farida telah tewas

10. Polisi di telepon dan datang di TKP , polisi tidak menemukan adany sidik jari di leher korban yang tercekik dan tidak ada benda-benda lain yang ditemukan begitu juga harta korban tidak ada yang hilang11. keesokan harinya, dini hari, klien yang bernama Sarwono ditangkap di bandung di rumah temannya

12. dari informasi yang dikumpulkan advokat dari koran, tetangga, teman dekat frida, laki-laki lajang yang bernama sarwono itu telah lima tahun menjalin hubungan dengan janda kaya itu yaitu dua tahun sebelum suaminya meninggal

13. farida anak tunggal, orang tuanya juga dokter telah meninggal,

14. semasa hidup suaminya farida juga dikenal mesrah dengan suaminya walaupun ia punya pria idaman lain

15. suami farida , herman susanto, meninggal karena kecelakaan bersama dua orang temannya

CERITA VERSI TERSANGKA :Saya ditangkap waktu dini hari, di rumah teman saya di Bandung tanggal 5 Oktober 2004, saya masih enak-enak tidur tiba-tiba disergap polisi dan teman saya juga kaget, gemetar serta ketakutan sampai terkencing-kencing, bahkan ketika mau menanyakan apa urusannya teman saya dibentak oleh polisi dan diancam aakan ditangkap juga karena menyembunyikan pembunuh, polisi lalu menunjukkan surat perintah penangkapan dan penahanan atas diri saya , saya lalu di borgol, saya begitu terkejut dan shok ketika polisi menyetakan bahwa saya disangka membunuh dokter farida. Saya mengatakan pada polisi bahwa saya benar-benar tidak mengetahui bahwa farida tewas, tetapi polisi tidak percaya dan saya dipukuli sampai pingsan. Saya tetap tidak mau mengaku sebagai pembunuh karena memang saya tidak melakukannya. Saya juga katakan pada polisi bahwa untuk apa saya membunuh orang yang ngasih uang dan mencukupi seluruh keperluan saya. Kalau ia mati, khan tidak ada lagi yang ngasih saya uang, yang menghidupi saya. Padahal saya ke bandung ini akan ketemu teman untuk bisnis yang dimodali farida, saya dulu detailer dan sekarang saya tidak punya pekerjaan. Akan tetapi polisi ntidak mau mendengar bdan menyiksa dn menghujani saya dengan pukulan, bahkan sampai saya dikirimkan ke tempat ini.aya dipaksa mengaku telah melakukan pembunuhan saya tolak, bagaimana saya akan mengakui kalau saya tidak melakukan, biar mati saya jalani. Saya juga tidak punya siapa-siap farida sudah meninggal, orang tua sudah meningggal, kaka dan adik tidak mau menerima saya karena saya kumpul kebo dengan farida yang mereka anggap perbuatan tidak pantas. Untuk membayar Bapakpun, mengharapkan kebaikan hati wandi teman saya yang di bandung itu.

FAKTA HUKUM YANG DIGALI ADVOKAD :Dilihat dari segi pembelaan, Advokat itu tidak harus mempercayai kliennya, untuk menggali informasi lebih lanjut advokat tersebut kembali menemui tersangka. Sebagai masalah pertama advokat menanyakan kapan terakhir kali bertemu Farida

Menurut Klien :

Pada pukul lima sore ia masih berjumpa dengan farida dirumahnya ketika ia berpamitan ke Bandung naik kereta turangga bahkan ketika melintasi depan perusahaan PDAM surabaya, ia mendapat SMS dari Farida jangan lupa membawa oleh-oleh kripik talas dari karya umbi. Di HP sarwono waktu terekam sms tersebut pukul 17.23. kemudian ketika sampai di bandung ia menghubungi korban lewat telepon rumahnyan tapi tidak ad yang menjawab karena memang korban seorang diri, ia juga menghubungi lewat hp namun tidak diangkat. Hari senin ia coba juga menelepon tapi tidak ada jawaban sampaai dini hari selasa ia ditangkap petugas.Ia datang ke bandung menumpang kereta api turangga dan ia dapat menyebutkan dengan tepat bahwa ia duduk di kelas eksekutif -3 kursi nomor 5B, meskipun karcis kereta tidak disimpannya karena telah diminta petugas di stasiun.

Keterangan ini lalau diuji silang dengan keterangan wandi, teman tersangka. Wandi menyatakan bahwa pada hari minggu tanggal 3 oktober 2004 memang klien datang ke bandung menumpang kereta api turangga yang pada hari itun terlambat masuk ke bandung, advokad perlu menanyakan apakah benar kereta api turangga pada hari minggu memang terlambat masuk ke stasiun bandung

FAKTA HUKUM :

FAKTA YANG RELEVAN :

1. adanya seorang wanita yang tewas yang diduga karena pembunuhan2. menurut visum dokter kematian wanita itu dicekik tanpa tanda-tanda perlawanan

3. diperkirakan wanita itu tewas sekitar pukul 18.00 tanggal 2 oktober 2004

4. tidak ada perampokan

FAKTA YANG TIDAK RELEVAN :

Farida anak tunggalPerselingkuhannya dengan tersanhgka

Cara meninggal suami farid

Orang tua farida telah meninggal

ISU HUKUM :

1. dapatkah seorang yang sedang berada dalam kereta api atau setidak-tidaknyan di stasiun menghilangkan nyawa orang lain di tempat yang lain denganjalan di cekik2. apakah ada hubungan kausalitas antara fakta hukum terbunuhnya seseorang yang ada dirumahnya dan tersangka yang pada saat bersamaan atau hampir bersamaan berada dalam kereta api atau setidak-tidaknya di stasiun

KESIMPULAN MENJAWAB ISU HUKUM :

Setelah meneliti pasal 340, 338 atau 339 KUHP, dan mempelajari ajaran kausalitas yaitu masalah hubungan kausalitas perlu ditelaah dasar ontologisdan ratio legis adanya ketentuan yang tertuang dalam KUHP tersebut.

Dasar ontologis dan ratio legis dapat di ketahui dari tulisan sarjana indonesia, Mulyatno, Wiryono Prodjodikoro; sarjana belanda, simon, pompe, Hazewinkel Suringa, Noyon-Langemeyer.Pandangan mulyatno bahwa dalam delik-delik yangdirumuskan secara materill dan delik-delik yang dikualifisir penentuan hubungan kausal diperlukan, dalam kedua delik diatas dimana unsur akibat ditentukan dalam rumusan maka penentuan elemen melakukan yang menimbulkan akibat tersebut diadakan dengan menggunakan ajaran tentang hubungan kausal. Tanpa adanya hubungan kausal antara akibat yang tertentu dengan kelakuan orang yang didakwa menimbulkan akibat tadi maka tidak dapat dibuktikan bahwa orang itu melakukan delikn tersebut, apalagi dipertanggungjawabkan.

Untuk memahami lebih jelas mengenai Langkah-langkah Analisis Kasus Hukum dapat pula di kemukakan tahapan-tahapan yang di rumuskan oleh (Prof.DR.Philipus M Hadjon, Prof Dr. Tatiek Sri Djatmiati, SH.M.S) dalam Bukunya : Argumentasi Hukum.LANGKAH LANGKAH

ANALISIS KASUS (Prof.DR.Philipus M Hadjon, et.al)1. Mengidentifikasi fakta/peristiwa hukum : fakta hukum dapat berupa perbuatan, peristiwa atau keadaan misalnya, pembunuhan adalah perbutan hokum, kelahiran peristiwa hukum, dibawah umur adalah suatu keadaan. Seorang lawyer ketika berhadapan dengan kliennya maka akan mengajukan pertanyaan yang beranjak dari fakta hukum yang dilami klien (kasus Posisi) Mengacu pada pertanyaan : apa, mengapa, bagaimana, kapan, dimana dan siapa.2. Mengklasifikasikan permasalahan hukum berdasarkan pembagian hukum positif. Kasus yang dianalisis apakah termasuk dalam hukum public atau hukum privat. Hakekat permasalahan hukum berdasarkan lingkungan peradilan dalam penegakkan hukum adalah kompetensi absolute dari pengadilan.3. Identifikasi pemilihan isu hukum yang relevan. Identifikasi isu hukum berkaitan dengan konsep hukum yang kemudian dipilah-pilah menurut elemen-elemen pokok, contoh: permasalahan mal praktekdokter apakah merupakan tindakan wanprestasi atau perbuatan melanggar hukumLangkah untuk menganalisis masalah tersebut yaitu :

Pertama : rumuskan isu hukum yang berkaitan dengan konsep wanprestasi dengan acuan pada pertanyaan: adakah hubungan kontraktual dalam hubungan dokter pasien?; adakah cacat prestasi dalam tindakan dokter terhadap pasien?

Rumuskan isu hukum yang berkaitan dengan perbuatan melanggar hukum dengan acuan pertanyaan : apakah tindakan dokter merupakan perbuatan hukum, perbuatan melanggar hukum, apa criteria melanggar hukum,apa kerugian yang diderita pasien?

Kedua : masing-masing isu dibahas denganmendasarkan pada fakta dikaitkan dengan asas, teori dan hukum yang berlaku.

Ketiga : setelah dibahas, diambil kesimpulan untuk setiap isu : ada tidaknya perbuatan melanggar hukum dan ada tidaknya wanprestasi antara dokter dan pasien.

4. Penemuan Hukum yang berkaitan dengan isu hukum. Contoh : Norma pasal 1365 BW menegaskan bahwa setiap perbuatan melanggar hukum yang menimbulkan kerugian, mewajibkan yang menimbulkan kerugian itu untuk mengganti kerugian. Dalam norma tersebut konsep utama yang harus dijelaskan adalah :1. Perbuatan

2. Konsep Melanggar Hukum

3. Konsep Kerugian

5. Penerapan Hukum: setelah menemukan norma konkrit langkah berikutnya penerapan pada fakta hukum.Menurut Prof Hadjon, hasil analisis kemudian di buat dalam bentuk legal opinion dengan melalui tahap-tahap :

1. buat summary

2. fakta hukum dirumuskan

3. rumuskan isu hukum

4. analisis isu hukum : - mulai dengan isu pertama misalnya wanprestasi, - kemudian pada tiap isu telusuri ketentuan hukum, yurisprudensi, pendapat akademik, - tuliskan ketentuan hukum dan yurisprudensi yang ditemukan, - identifikasi problematic hukum yang relevan dengan kasus yang dianalisis, - berikan pendapat dan bagaimana ketentuan hukum tersebut diterapkan dalam kasus tersebut

5. Kesimpulan : rumuskan pendapat hukum yang berkenaan dengan fakta hukum tersebut CONTOH KASUS 2.

Pendapat Hukum tentang status pegawai PDAM (BUMN) dalam rangka UU AdvokatKasus Posisi :Seorang advokat melakukan her-registrasi sesuai ketentuan UU No. 18 Th 2003 tentang Advokat. Permohonan her yang bersangkutan ditolak dengan alasana yang bersangkutan sebagai pegawai perusahaan daerah air minum. Permohonan didasarkan atas ketentuan pasal 3 ayat 1 huruf c UU Advokat yang menentukan syarat bagi seorang advokat ialah tidk berstatus sebagai seorang pegawai negeri atau pejabat Negara.

Isu Hukum :Apakah pegawai PDAM termasuk pengertian PNS menurut UU Advokat

Legal Opinion :

Berdasarkan isu hukum tersebut disusun pendapat hukum (legal opinion) sbb:

1. Ketentuan UU Advokat (UU No.18 Th.2003), pasal 3 :1 huruf c: tidak berstatus sebagai pegawai negeri atau pejabat negara

2. Pertanyaan Hukum : apakah berdasarkan ketentuan tersebut pegawai PDAM (BUMD) termasuk pengertian pegawai negeri?

3. Analisis

a. Dasar hukum :

1. UU No. 18 tahun 2003 tentang advokat

2. UU No. 8 tentang Kepegawaian

3. Peraturan Kepegawaian PDAM

Kepmendagri No. 34 tahun 2000

Perda KMS No. 15 tahun 1986

b. Pengertian PNS menurut UU No.8 tahun 1974, pasal 1 huruf a: Pegawai Negeri adalah mereka yang . Diangkat oleh pejabat yang berwewenang dan diserahi tugas dalam satu jabatan negeri..; pasal 1 huruf c : jabatan negeri adalah jabatan dalam bidang eksekutif., berdasarkan ketentuan tersebut, pertanyaan yang muncul adalah : apakah pegawai PDAM menjalankan jabatan negeri dalam arti jabatan dalam bidang eksekutif. Dalam menjawab pertanyaan tersebut, perlu dijelaskan :

Apa arti jabatan dalam bidang eksekutif

Apakah pegawai pdam menjalankan jabatan dalam bidang eksekutif

Bidang eksekutif adalah bidang kekuasaan negara diluar kekuasaan legislatif dan yudiciil

Karakter hukum kekuasaan termasuk kekuasaan eksekutif adalah hukum publik

Dengan demikian hubungan hukum pegawai negeri adalah hubungan hukum publik

Menjawab pertanyaan apakah pegawai pdam menjalankan jabatan dalam bidang eksekutif, ketentuan hukum yang dapat dijadikan pijakan adalah : pasal 1 huruf h. Perda kms no. 15 tahun 1986 : pegawai adalah pegawai perusahaan daerah

Pasal 3 ayat 1 Kepmendagri No.34 tahun 2000: untuk dapat diangkat menjadi pegawai harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : huruf i :tidak boleh merangkap menjadi pegawai negeri. Berdasarkan ketentuan tersebut jelas pegawai PDAM tidak menjalankan jabatan dalam bidang eksekutif. Menurut pasal 3 ayat 1 huruf i Kepmendagri No. 34 tahun 2000, jelas pegawai PDAM bukan pegawai negeri. Hubungan kepegawaian PDAM bukan hubungan hukum public tetapi hubungan hukum perdata.

c. Apakah Pegawai PDAM dapat disamakan dengan pegawai negeri menurut UU Advokat? Terhadap hal tertentu misalnya isin perkawinan dan perceraian bagi PNS, namun prinsip hukum yang harus diperhatikan dalam hal ini :

1. Pegawai BUMN/BUMD bukan pegawai negeri

Ada ketentuan bagi pegawai negeri yang juga diberlakukan bagi pegawai BUMN/BUMD namun tidak berarti pegawai BUMN/BUMD adalah pegawai negeri. Prinsip hukum yang harus diperhatikan adalah : pemberlakuan ketentuan yang berlaku bagi pegawai negeri terhadap pegawai BUMN/BUMD harus jelas dasar hukumnya dan bukan sekedar interpretasi ekstensif yang memperluas daya berlakunya suatu ketentuan hukum. Setiap ketentuan bagi pegawai negeri tidak otomatis berlaku bagi pegawai BUMN/BUMD. Dengan demikian sepanjang tidak ada ketentuan khusus yang menyatakan bahwa ketentuan larangan PNS menjadi advokat menurut UU Advokat berlaku juga bagi pegawai BUMN/BUMD atau pengertian pegawai negeri menurut UU Advokat. Jadi tidak ada larangan bagi pegawai PDAM menjadi advokat.

KESIMPULAN :

5. Tidak ada ketentuan dalam UU Advokat bahwa termasuk pengertian pegawai negeri adalah pegawai BUMN/BUMD

2. Pegawai PDAM (BUMD) bukanlah pegawai negeri dalam makna pegawai negeri menurut UU Advokat

BAB IIIArgumentasi hukum

Dasar-dasar argumentasi hukum

Struktur argumentasi hukum

Tujuan:

Memahami konsep Konsep Argumentasi Hukum, Dasar-Dasar Argumentasi Hukum dan Struktur Argumentasi HukumIndikator :

Peserta mampu:

1. Menjelaskan Konsep Argumentasi Hukum2. Menjelaskan Dasar-Dasar Argumentasi Hukum3. Menjelaskan Struktur Argumentasi HukumMetode Pembelajaran

1. Ceramah dan Tanya jawab

2. Diskusi kelompok (focus group discussion) 3. Curah pendapat/ide (brainstorming)

Alat Dan Media PembelajaranMetaplan, Spidol, Note Book, LCD, Silotip, Double Silotip, Kertas Plano, Papan Plano

Waktu yang diperlukan

Pada bagian ini diperlukan waktu 1,30 jam pelajaran Langkah-langkah Pembelajaran RINCIAN LANGKAHWAKTUMETODE

Pembukaan : Apersepsi

1. Dosen mengajukan pertanyaan mengenai kejahatan apa saja yang terdapat dalam KUHP

2 . 6 Orang mahasiswa (L dan P) diberikan kesempatan untuk menyebutkan kejahatan yang terdapat di Buku II KUHP

3. Dosen dan Mahasiswa menyepakati kejahatan yang akan dibahas menurut konsep

20Brain storming

Kegiatan inti : Eksplorasi-elaborasi

1. Menyusun premis mayor : yang dikutip dari rumusan pasal Buku II dan unsure-unsurnya:

pembunuhan (nyawa)

perkosaan(tubuh)

pelecehan seksual

pencurian (harta benda)

penadahan

Pencemaran nama baik 2. Kelompok Menyusun premis minor , di peroleh dari kasus posisi dan fakta hukum mengenai pembunuhan, perkosaan, pelecehan seksual, pencurian, penadahan dan pencemaran nama baik

3. Mahasiswa memberikan kesimpulan dan diskusi dalam kelompok

4. Kelompok presentasikan di depan kelas dan ditanggapi oleh kelompok lainnyaDosen memberikan penguatanPenutupan : Refleksi

1. Dosen berama mahasiswa membuat kesimpulan tentang logika dan argumentasi hukum, dasar dan struktur2. Dosen meminta mahasiswa untuk menyampaikan apa yang telah diperoleh dan kesan mengenai proses pembelajaran yang telah berlangsung.60

20Diskusi keompok

Ceramah

Tanya jawab

Brainstorming

MATERI : Logika dan Argumentasi hukum

Dasar-dasar argumentasi hukum

Struktur argumentasi hukum1. Logika dan Argumentasi hukum @ Pengertian Argumentasi HukumArgumentasi hukum berasal dari istilah argumenteren atau argumentation, selanjutnya diterjemahkan ke dalam argumentasi hukum atau nalar hukum. diartikan sebagai suatu proses penalaran, proses mempergunakan akal untuk membangun dan memberikan reasioning dalam praktek hukum@ Giving ReasioningArgumentasi hukum merupakan suatu proses berpikiryang terkait dengan lapisan ilmu hukum. Dalam hal ini terkait dengan Dogmatik hukum, teori hukum dan filsafat hukum; ketiga lapisan ilmu hukum ini pada akhirnya harus diarahkan kepada praktek hukum yang menyangkut dua aspek yaitu 2. pembentukan hukum

3. penerapan hukum

permasalahan penerapan hukum antara lain mengenai interpretasi hukum, kekosongan hukum dan norma yang kabur,(h.10). selanjutnya Prof Philipus Hadjon mengatakan bahwa dogmatik hukum (ilmu hukum positif) adalah ilmu hukum praktis, fungsin ilmu praktis adalah problem solving, dengan demikian dogmatik hukum sebagai ilmu hukum praktis tujuannya adalah Legal Problem solving. Untuk tujuan tersebut dibutuhkan ars, yang merupakan ketrampilan ilmiah. Ars itu dibutuhkan para yuris untuk menyusun legal opinion sebagai out put dari langkah legal problem solving. Ars yang dimaksud adalah legal reasioning atau legal argumentation yang hakekatnya adalah giving reasion (h.12)untuk itulah dibutuhkan argumentasi hukum yang merupakan merupakan satu kesatuan bentuk pemikiran. Adapun bentuk pemikiran adalah :1.pengertian (konsep),2.proposisi ( pernyataan) 3.penalaran ( ratio cinium , reasoning)

Tidak ada proposisi tanpa pengetian (konsep) dan tidak ada penalaran tanpa proposisi. Untuk memahami penalaran maka ketiga bentuk pemikiran harus dipahami bersama-sama (h.14). jadi yang penting dalam argumentasi hukum adalah membangun bentuk pemikiran dan meramunya menjadi bermanfaat dalam Giving reasioning@ Pendekatan Formal Logis

Prof Philipus Hadjon, teori argumentasi bertujuan :

mengkaji bagaimana menganalisis, merumuskan suatu argumentasi; mengembangkan kriteria yang dijadikan dasar untuk suatu argumentasi yang jelas dan rasional

yang menjadi dasar rasionalitas argumentasi bhukum adalah kriteria universal dan kriteria yuridis

pendekatan yang dipergunakan adalah Formal logis

untuk analisa rasionalitas proposisi dikembangkan 3 model logika :

1. logika silogistis

2. logika proposisi

3. logika predikat.

untuk analisa penalaran dikembangkan logika diontis (h. 13) @ Kesesatan (Fallacy) (Prof Philipus Hadjon, Prof tatiek ,h. 15)Fallacy adalah proses penalaran atau argumentasi yg sebenarnya tidak logis,salah arah, dan menyesatkan. Fallacy adalah suatu gejala berpikir yg salah yg disebabkan oleh pemaksaan prinsip-prinsip logika tanpa memperhatikan relevansinya.Ada 2 Faktor Kegagalan Argumentasi:

1. Argumentasi tsb memuat premis yg terbentuk dari proposisi yg keliru. Artinya, Jika sebuah argumen memuat satu premis yg keliru, maka argumen tersebut akan gagal dlm menetapkan kebenaran kesimpulan. 2. Argumentasi memuat premis-premis yg tidak berhubungan dgn kesimpulan yg akan dicari. Artinya, sebuah argumen yg premis-premisnya tidak berhubungan dgn kesimpulannya merupakan argumen yg sesat

http://memberfiles.freewebs.com/46/49/74544946/documents/Filmu_04%20Logika.pdfPremis Keliru

Contoh I:

Premis 1: ABRI harus menjalankan dwifungsi sipil-militer.

Premis 2: Tentara bayaran tidak memperhatikan fungsi sipil.

Kesimpulan: Jadi, ABRI tanpa dwifungsi akan sama dengan tentara bayaran.

Contoh II:

Premis 1: PP dibuat untuk menjalankan UU

Premis 2: UU No. 2 Thn 2002 ttg Kepolisian belum ada PP-nya.

Kesimpulan: UU No. 2 Thn 2002 ttg Kepolisian belum dapat dilaksanakan Kesesatan dalam penalaran :

apabila orang mengemukakan sebuah penalaran yang sesat dan ia sendiri tidak melihat kesesatannya disebut paralogis apabila penalaran yang sesat digunakan untuk menyesatkan orang lain disebut sofisme penalaran sesat karena bentuknya tidak sahih. Hal tersebut akibat pelanggaran atas kaidah-kaidah logika

penalaran dapat sesat karena tidak ada hubungan logis antara premis dan konklusi disebut kesesatan relevansi mengenai materi penalaran

kesesatan karena bahasa

terdapat 5 model kesesatan hukum :

1. argumentum Ad ignorantian : *apabila orang mengargumentasikan suatu proposisi sebagai benar karena tidk terbukti salah atau karena satu proposisi salah karena tidak terbukti benar. = Dalam bidang hukum argumentasi ini dapat dilakukan apabila hal itu dimungkinkan oleh hukum acara dalam bidang bhukum tersebut. Misalnya pasal 1865 BW penggugat harus membuktikan kebenaran dalilnya sehingga apabila dia tidak dapat mengemukakan bukti yang cukup gugatan dapat ditolak dengan alasan bahwa si penggugat tidak dapat membuktikan dalil gugatannya. Dalam Hukum acar peradilan tata usaha negara hal tersebut tidak berlaku karena pasal 107 UU peratun menetapkan bahwa hakim yang menetapkan beban pembuktian. Dengan demikian tidak tepat menolak suatu gugatan atas dasarpenggugat tidak dapat membuktikan dalil-dalilnya karena beban pembuktian dialihkan pada tergugat2. argumentitum ad verecundiam :menolak atau menerima argumentasi bukan karena nilai penalarannya melainkan karena orangnya berwibawa, ahlli,berkuasa, dapat dipercaya; dalam bidang hukum argumentasi ini tidak sesat jika suatu yurisprudensi menjadi yurisprudensi yang tetap

3. argumentasi ad hominem : menolak atau menerima suatu argumentasi bukan karena penalaran tetapi karena keadaan orangnya. Menolak pendapat karena dia orang negro; dalam bidang hukum argumentasi ini bukan kesesatan apabila digunakan untuk mendiskreditkan seorang saksi yang pada daarnya tidak mengetahui secara pasti kejadian sebenarnya

4. argumentasi ad misericordiam: suatu argumentasi yang bertujuan untuk menimbulkan belas kasihan; dalam bidang hukum argumentasi ini tidak sesat apabila digunakan untuk meringankan hukuman akan tetapi apabila digunakan untuk pembuktian tidak bersalah maka hal itu merupakan kesesatan

5. argumentasi ad baculum : menerima atau menolak suatu argumentasi hanya karena suatu ancaman. Ancaman itu membuat orang takut. Dalam bidang hukum cara itu tidak sesat apbila digunakan untuk mengingatkan orang tentang suatu ketentuan hukum. Contoh. Di surabaya diseluruh pojok kota di pasang papaan kuning yang berisi ancaman bagi pelanggar perda kebersihan.

@ Kekhususan Logika Hukum (Prof Philipus Hadjon, Prof tatiek ,h.17)Pentingnya makna logika bagi hukum, dengan dalil satu argumentasi bermakna hanya dibangun atas dasar logika. Argumentasi Yuridis merupakan satu model argumentasi khusus : ada dua hal menjadi dasar kekhususan argumentasi hukum :1. tidak ada satu pengacara atau hakim yang memulai argumentasi dari suatu keadaan hampa, selalu dimulai dari hukum positif. Yurisprudensi untuk menentukan norma baru, Orang bernalar ketentuan hukum positif dan asasnya, untuk mengambil keputusan-keputusan baru 2. penalaran atau argumentasi hukum berhubungan dengan keraangka prosedural yang didalamnya berlangsung argumentasi dan diskusi rasional

terdapat 3 lapisan argumentasi hukum yang rasional :

a. lapisan logika (logiche niveau) merupakan bagian dari logika tradisional beranjak dari premis yang digunakan untuk mengambil kesimpulan logis. Langkah- langkah menarik kesimpulan : deduksi dan analogi

b. lapisan dialektik (dialectische niveau), membandingkan argumentasi baik pro maupun kontra c. lapisan prosedural (procedurele niveau), sutu aturan dialog berdasarkan prosedur, dengan aturan main, syarat2prosedure yang rasional dan syarat penyelesaian sengketa jelas3. Dasar Argumentasi Hukum (Prof Philipus Hadjon, Prof tatiek, h.20-37)Rasionalitas dan argumentasi :Criteria argumentasi rasional dengan pendekatan fungsional berkaitan dengan :

1.Bentuk argumentasi : deduksi model argumentasi yang lasim - argumentasi deduksi yaitu penerapan suatu aturan hukum pada suatu kasus.

Misalnya : norma = pencuri harus dihukum ; fakta : johan adalah pencuri

Dasarnya adalah =UU

Langkah-langkah :

-Tentukan prenis major/UU-Terapkan pada kasus/kasus- Bagaimana hasil putusan/putusanJenis argumentasi ini populer dalam civil law yang disebut rule based reasoning (argumentation based on rules);

dalam system common law. Argumentasi beranjak dari case studi. Model ini di sebut principle based reasoning2.Substansi : isi argumentasi3.Prosedur atau hukum acara :misalnya beban pembuktianRecht Vinding

Aturan hukum yang dirumuskan kadang kala rumusan yang kabur, seringkali merupakan rumusan yang terbuka, hanya dapat diterapkan apabila kekaburan dan kebinggungan telah teratasi. Demikianlah dibutuhkan langkah Recht vinding

3 tipe rechtvinding : a. hakim adalah corong hukum

b. undang-undang yang menjadi pedoman untuk hakim tidak ada c. Interpretasi menurut jiwa UUMontesquieu : hakim corong UU, UUmenjadi jiwa/spirit, Interpretasi menurut UU

3 model yang ditawarkan

1.interpretasi

2.Penalaran / konstruksi terbuka

3.Konflik norma4. struktur argumentasi hukum (Prof Philipus Hadjon, Prof Tatiek.h.38-44)struktur argumentasi hukum menjadi titik tolak dalam langkah pemecahan masalah hukum. Terdapat tiga lapisan argumentasi hukum yang rasional :

1. Lapisan logika : langkah penalaran deduksi , dimana membedakan pendekatan Undang-undang dan pendekatan preseden berbeda, dalam civil law sistem pendekatan undangf-undang yang didahulukan :

hadapi fakta hukum

telusuri ketentuan hukum yang relevan, yang terdapat dalm pasal yang berisi norma, norma dalam logika merupakan proposisi normatif jelaskan norma harus dimulai dari pendekatan konseptual, norma sebagai bentuk proposisi tersusun atas rangkaian konsep. (kesalahan konsep menyebabkan alur nalar sesat dan kesimpulan sesat)2. Lapisan dialektika; proses dialektika menguji kekuatan nalar suatu argumentasi, kekuatan nalar terletak dalam kekuatan logikaContoh : pengumuman suatu surat penolakan program penjaminan oleh BI di gugat (yang digugat pengumuman bukan surat penolakan)

Para pihak menghadirkan ahli :argumentasi pro-kontra dikemukakan oleh para ahli:

Ahli pemnggugat : berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku ,pengumuman bukan keputusan TUN tapi futuristik, pengumuman merupakan K TUNAhli tergugat : pengumuman sifatnya bekend making (publikasi) berdasarkan pasal 13 UU No 1 tahun 1986 yo UU No.9 tahun 2004.Pertanyaan : apakah futuristik merupakan hukum positif ; apakah hakim memutuskan berdasarkan iuscontitutum ataukah berdasarkan futuristik?

Dua pertanyaan tersebut dijawab tidak. Dengan demikian argumentasi tersebut tidak logis.3. Lapisan prosedur : hukum acara merupakan aturan main dalam proses argumentasi dalam penanganan perkara di pengadilan dengan demikkian proses dialektika din pengadilan diatur oleh hukum acaraContoh : Beban pembuktian siapa

Kesimpulan :

Argumentasi Hukum merupakan suatu art yang dapat dimanfaatkan oleh para ahli hukum sebagai dassar memperoleh dan mengatasi masalah hukum dan memberikan solusi hukum. dijadikan pijakan oleh para ahli hukum dalam mendapatkan dan memberikan solusi hukum.

Argumentasi Hukum dapatdigunakan untuk membangun suatu peraturan perundang-undangan yang dapat diterima karena rasional dan dapat diterima oleh seluruh komponen sehingga dapat memberikan jaminan adanya kehidupan yang lebih tentram dan sejahtera serta tujuan pembentukan dan penegakkan hukum dapat tercapai

BAB IVADVOKAT : PRAKTEK BERACARATujuan :

Mahasiswa mampu memahami konsep Advokat, dan mampu menyampaikannya pada proses pembelajaran yang berlangsungIndikator

Mahasiswa mampu

1. Menjelaskan pengertian advokat

2. Menjelaskan syarat menjadi advokat3. Mendeskripsikan jasa hukum yang diberikan oleh advokad4. Simulasi pemberian konsultasi hukum bagi klienMetode Pelatihan

1. Ceramah dan Tanya jawab

2. Focus Group Discussion/diskusi kelompok

3. Brainstorming ( curah pendapat/ide )4. bermain peranAlat Dan Media Pelatihan

Metaplan, Spidol, Note Book, LCD, Silotip, Double Silotip, Kertas Plano, Papan Plano

Waktu yang diperlukan

Pada bagian ini diperlukan waktu 120 menit Langkah-langkah PembelajaranKEGIATANWAKTUMETODE

Pembukaan : apersepsi

1. Dosen mengemukakan pertanyaan tentang pentingnya advokat bagi mahasiswa FH2. Empat orang (2 laki-laki, 2 perempuan) secara bergiliran mengemukakan pendapatnya 20 MenitBrainstorming

Kegiatan : Eksplorasi, elaborasi, klarifikasi

1. Peserta membentuk 4 kelompok

2. Masing-masing kelompok mendapatkan amplop yang berisi: (a) pentingnya advokad dalam proses peradilan, (b) syarat menjadi advokad(c) ruang lingkup jasa hukum yang diberikan advokad; d) etika provesi Advokat.

3. Peserta dalam kelompok mendiskusikan tema-tema sesuai dengan pesan dalam amplop.

4. Salah satu perwakilan kelompok menyajikan hasil diskusi kelompoknya. Kelompok lain mengkritisi, memberikan tanggapan, dan melengkapinya.

5. Dosen memberikan penguatan hal-hal yang terkait dengan tema yang didiskusikan.6. Bermain peran sebagai konsultan hukum

70Diskusi kelompok

Ceramah

Tanya jawab, bermain peran

Penutup :

Dosen bersama mahasiswa membuat kesimpulan tentang topic masing-masing kelompok 20Brainstorming

Refleksi

Dosen meminta dua mahasiswa ( laki-laki dan perempuan ) untuk menyampaikan apa yang telah diperoleh dan kesan mengenai proses pembelajaran yang telah berlangsung.

10Sharing

MATERI

Pengangkatan advokat dilakukan oleh organisai Advokat. Adapun seorang yang menjadi advokat harus memenuhi syarat :1. Warga negara Indonesia2. Bertempat tinggal di Indonesia

3. Tidak menjabat sebagai pejabat negara, penyelenggara negara, pegawai negeri, anggota Dewan perwakilan Rakyat (pusat dan daerah), kepala desa, atau pejabat lain yang gaji atau honorariumnya dibiayai oleh anggaran pendapatan dan belanja daerah secara periodik dalm jangka waktu dua tahun secara berturut-turut 4. Berijasah sarjana yang berlatar belakang pendidikan tinggi hukum5. Mengikuti pendidikan Khusus Profesi Advokat dan Lulus ujian profesi advokat

6. Magang paling singkat 2 (dua) tahun secara terus menerus pada advokat yang telah berpraktik paling singkat 5 (lima) tahun

7. Tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih dan

8. Berperilaku baik, jujur, bertanggungjawab dan berintegritas

Bagi para mantan jaksa, Polisi, penyidik pegawai negeri sipil atau hakim dapat diangkat menjadi advokat dengan memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada point 1 sampai dengan 8 diatas dan telah berhenti dan atau diberhentikan dengan hormat secara tetap paling singkat 5 (lima) tahun darri jabatannya.

Sehubungan dengan point 8, dapat dikutip pendapat Jr. W.N.Seymour dalam Topik Why Justice Fails mengungkapkan sifat Lawyers yang senior :

1. Memperhatikan Orang lain

2. Menekankan kejujuran

3. Memiliki kehangatan dalam berkomunikasi dengan klien

4. Menyenangkan

5. Memiliki rasa keadilan yang besar

6. Peduli terhadap Klien

7. Perkara tidak dibawa ke pengadilan melainkan di musyawarahkan dahulu, dalam hal ini diusahakan dan dianjurkan untuk berdamai sebelum proses peradilan.Why Justice Files

Pada akhir abad ke- 19 terjadi perubahan perubahan dalam masyarakat diantaranya : peledakan pendudukdidunia; industrialisasi; semakin besar peranan pemerintah

Perubahan dalam masyarakat tidak selamanya membawa kebaikan, dalam hal ini berpengaruh kepada kedudukan lawyers dimana :

1. lawyers mencari perusahan-perusahan yang besar sebagai kliennya :

saat itu dikenal : criminal lawyer dan economic lawyer

2. terdapat berbagai upaya dalam memenangkan kliennya . semua upaya dilakukan demi memberikan dan memenangkan kliennya

pada tahun 1970, American Bar Asociation menetapkan dasar-dasar kewajiban seorang sarjana hukum sebagai lawyer profesional (h. 108)

Setiap penasehat hukum mempunyai tugas utama untuk :

1. Meningkatkan integritas dan kehormatan profesinya

2. Mendorong penghormatan terhadap nhukum, pengadilan dan hakim-hakimnya

3. Mencermati Code tanggungjawab profesionalitas agar bertindak sebagai anggota profesi yang didedikasikan bagi pelayanan masyarakat4. Bekerjasama dengan semua penasehat hukum dalam mendukung Organisasi BAR dengan menyediakan nwaktu, usaha-usaha dengan dukungan keuangannya sesuai dengan kedudukan profesional dan kemampuannya

5. Tingkah lakunya menghormati profesi hukum, dan untuk merahasiakan, menghormati dan mempercayai kliennya dan masyarakat6. Bekerja keras untuk memberantas ketidak adilan dan hal-hal yang terlihat tidak adil.

DAFTAR RUJUKANHadjon, Philipus M, 1994, Pengkajian Ilmu Hukum Dogmatik (Normatif), dalam Yuridika, Nomor 6 Tahun IX, November-Desember 1994. -------, dan Tatiek Sri Djatmiati, Argumentasi Hukum, Gajah Mada University Press, Yogyakarta, 2005.

Simorangkir, J.C.T., et al., Kamus Hukum, Aksara Baru, Jakarta. 1980, Sumaryono, , Dasar-dasar Logika, Kanisius, Yogyakarta, 1999.

Sutiyoso, Bambang, 2006, Metode Penemuan Hukum, UII Press, YogyakartaHukum Pidana Materil Dan Formal; Yurisprudensi;

Prof Dr.Peter Mahmud : Penelitian Hukum

Prof .Dr.Philipus M Hadjon dan Prof.Dr.Tatiek Sri Djatmiati : Argumentasi Hukum

M. Syamsudin : Mahir Menulis Legal Memorandum

Herbert L Packer ,The Limits of The Criminal Sanction (Stanford California: Stanford University Press, 1968

Modul Bahan Ajar : Reny R masu,SH.MH

Advokat biasanya di sebut pengacara; pembela; penasehat hukum.

Tentunya semua istilah tersebut ada konsekuensi hukumnya,

Istilah tersebut didasarkan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku : KUHAP,UU Mahkamah Agung, UU Peradilan Umum; namun setelah dikeluarkannya Undang-Undang Advokat No 18 tahun 2003, maka penyebutan penasehat hukum menjadi Advokat

Jasa yang diberikan berupa :

@ Konsultasi hukum

@ Menjalankan kuasa

@ Mewakili

@ Membela

@ Melakukan tindakan hukum lain untuk kepentingan hukum klien

MENULIS LEGAL OPINION

PENERAPAN HUKUM

PENELUSURAN PERUNDANG-UNDAANGAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN ISU HUKUM

ISU HUKUM

FAKTA HUKUM

KASUS POSISI

ANALISIS KASUS

Pengertian Advokat : advokat adalah orang yang berprofesi memberikan jasa hukum baik didalam maupun di luar pengadilan yang memenuhi persyaratan berdasarkan ketentuan undang-undang advokat

PAGE 4