Modul Immunodefisiensi

30
Modul Immunodefisiensi Kelompok VII B

Transcript of Modul Immunodefisiensi

Page 1: Modul Immunodefisiensi

Modul Immunodefisiensi

Kelompok VII B

Page 2: Modul Immunodefisiensi

SKENARIO Seorang anak laki-laki umur 14 bulan telah 8

kali menderita infeksi virus dan jamur dalam 14 bulan. Infeksi tersebut akhirnya sembuh meskipun sangat lambat dan infeksi jamur berespon baik terhadap antijamur. Pada pemeriksaan radiologi paru baru-baru ini untuk menyingkirkan pneumonia terdapat kelainan yaitu tidak tampak bayangan timus.

Page 3: Modul Immunodefisiensi

KATA SULIT• Pneumonia :

mencakup setiap keadaan radang paru, dengan beberapa atau seluruh alveoli terisi cairan dan sel-sel darah.

• Thymus : organ limfoid simetris bilateral yang terdiri atau dua lobulus berbentuk piramid, terletak di dalam mediastinum anterior superior.

Page 4: Modul Immunodefisiensi

KATA/ KALIMAT KUNCI

• Laki-laki 14 bulan

• 8 kali menderita infeksi virus dan jamur dalam 14

bulan

• Infeksi sembuh meskipun sangat lambat

• Infeksi jamur berespon baik terhadap antijamur

• Pada pemeriksaan radiologi paru, tidak tampak

bayangan thymus

Page 5: Modul Immunodefisiensi

Bagaimana imunodefisiensi primer dan sekunder pada infeksi?

Page 6: Modul Immunodefisiensi

IMUNODEFISIENSI

IMUNODEFISIENSI PRIMER

IMUNODEFIENSI SEKUNDER

Page 7: Modul Immunodefisiensi

IMUNODEFISIENSI PRIMER

.Defisiensi imun primer sel B

X-Linked Hypogamaglobulinemia

Hipogamaglobulinemia yang sementara

Common Variable Hypogamaglobulinemia

Defisiensi imunoglobulin yang selektif (disgama-globulinemia)

Page 8: Modul Immunodefisiensi

Defisiensi imun primer sel T

Aplasi Timus Congenital(Syndrome diGeorge)

Kandidiasis Mokokutan Kronik

Page 9: Modul Immunodefisiensi

Defisiensi Kombinasi sel B dan T yang berat

Severe Combined Immunodeficiency Disease (SCID)

Syndrome Nezelof

Syndrome Wiskott-Aldrich (WAS)

Ataksia telangiektasi (AT)

Defisiensi adenosine deaminase

Page 10: Modul Immunodefisiensi

DEFISIENSI SEKUNDER

MALNUTRISI

INFEKSI

Obat, trauma, tindakan kateterisasi dan bedah

Penyinaran

Penyakit berat

Kehilangan imunoglobulin

Stress

Agamaglobulinemia dengan Timoma

Page 11: Modul Immunodefisiensi

Kelainan apa saja yang dapat menyebabkan infeksi berulang?

Page 12: Modul Immunodefisiensi

... Terdapat empat penyebab utama dari infeksi

berulang pada anak,: paparan dengan lingkungan struktur dan anatomi organ tubuh masalah sistem kekebalan tubuh (mekanisme

system imun yang berlebihan (penderita alergi) atau kekurangan)

penyakit infeksi yang tidak pernah diobati dengan tuntas. Faktor genetik diduga ikut berperanan

Page 13: Modul Immunodefisiensi

Apa yang mendasari anak tersebut sehingga terjadi infeksi

berulang?

Page 14: Modul Immunodefisiensi

... Penderita pada skenario mengalami infeksi

berulang karena aplasia timus. Keadaan ini menyebabkan defisiensi pada sel T karena tidak terjadinya proses maturasi sel T tersebut. Defisiensi sel T ditandai oleh infeksi virus, jamur, dan protozoa yang reccurent.

Page 15: Modul Immunodefisiensi

Kelainan apa saja yang menyebabkan imunodefisiensi

primer dan sekunder?

Page 16: Modul Immunodefisiensi

IMUNODEFISIENSI PRIMER

1. DEFEK RESPONS IMUN BAWAAN

a) Kelainan atau disfungsi fagosit

b) Defek sistem komplemen

2. DEFEK MATURASI DAN AKTIVASI LIMFOSIT

a) Defisiensi limfosit T : Di George, Wiskott-Aldrich dan chronic muco cutaneous candidiasis

b) Defisiensi sel induk (stem cell) ; severe combined immunodeficiency = SICD

c) Defisiensi molekul-molekul yang diperlukan untuk aktivasi dan fungsi sel T ; bare lymphocyte syndrome

d) Defisiensi limfosit B dan produksi antibodi ; Agammaglobulinemia dan autoimunitas

Page 17: Modul Immunodefisiensi

IMUNODEFISIENSI SEKUNDER

1. Usia2. Malnutrisi3. Obat4. Infeksi5. Tumor

Page 18: Modul Immunodefisiensi

Untuk kelainan pada skenario, apakah termasuk imunodefisiensi

primer atau sekunder?

Page 19: Modul Immunodefisiensi

Imunodefisiensi primer

Page 20: Modul Immunodefisiensi

...

Defisiensi primer, karena aplasia

timus yang menyebabkan defisiensi sel T

Page 21: Modul Immunodefisiensi

Virus, atau jamur apa saja yang berhubungan dengan skenario

serta patomekanismenya?

Page 22: Modul Immunodefisiensi

... Semua virus dan jamur memungkinkan

terjadinya infeksi karena adanya imunodefisiensi terutama pada penanganan reaksi imun seluler dengan perantaraan sel T yang ditandai dengan tidak adanya timus.

Virus masuk host:• translokasi, • insersi genom, • fusi membran, • endostosis,

Faktor virus jamur :

ToxinPerubahan fisiologiToleransi suhu

Page 23: Modul Immunodefisiensi

Respon imun apa yang menyebabkan infeksi sembuh

tetapi lambat?

Page 24: Modul Immunodefisiensi

... Respon imun seluler. Penyembuhan lambat

diakibatkan karena penanganan respon imun oleh sel B yang T independen tidak menghasilkan B memory cell sehingga walaupun terjadi paparan ulang oleh antigen yang sama, sistem imun tubuh kembali melakukan respon imun primer yang mempunyai fase lag yang panjang sehingga penyembuhan membutuhkan waktu lama.

Page 25: Modul Immunodefisiensi

Bagaimana cara mendiagnosa imunodefisiensi primer?

Page 26: Modul Immunodefisiensi
Page 27: Modul Immunodefisiensi

Bagaimana penatalaksanaan dari skenario?

Page 28: Modul Immunodefisiensi

...

Tujuan Pengobatan : mengurangi kejadian dan

dampak infeksi dengan menjauhin subyek dengan

menular, memantau degan baik penderita terhadap

infeksi , menggunakan antobiotik/antivial yang

benar, imunisasi aktif tau pasif bila memungkinkan

dan memperbaiki komponen system imun yang

detektif dengan transfer pasif atau transplantasi

Transplantasi timus fetal atau stem cell dari sumsum

tulang untuk memperbaiki kompetensi imun

Page 29: Modul Immunodefisiensi

referensi Guyton, Arthur C., John E. Hall, 2007. Buku Ajar Fisiologi

Kedokteran edisi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC Dorland, W. A. Newman. 2010. Kamus Saku Kedokteran

Dorland Edisi 28. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC Baratawidjaja, Karnen Garna. 2010. Imunologi Dasar edisi

ke-9. Jakarta: Balai Penerbit FKUI Virella, Gabriel. 2007. Medical immunology 6th ed. New

York: Informa Healthcare USA, Inc. Kresno, Siti Boedina. 2001. Imunologi Diagnosis dan

Prosedur Laboratorium ed. ke-4. Jakarta: Balai Penerbit FKUI

Roitt M. Ivan. 2003. Immunology essential ed.8. Jakarta: Widia Medika

Page 30: Modul Immunodefisiensi

Kelompok VII B

nama stambuk

ANDI ROOSDIYANAH M.R.LISNI TRIANAIKA SAPUTRI B.RYNA RADIANTM. TANTHOWI DARWISMUH. YASDAR BAHRIMUHAMMAD RAHMAT NUREMELDA SUGIARTI GUSNINA OCTAVIANTINIRMA RAHAYU H.S.FADIAH FATHANIAH M.

110 208 0102110 209 0103110 211 0003110 211 0009110 211 0087110 211 0022110 211 0030110 211 0037110 211 0046110 211 0054110 211 0060