Modul Hukum Waris 4 Hukum Dan Sistem Pewarisan Adat
-
Upload
fikri-m-ilyasa -
Category
Documents
-
view
49 -
download
11
description
Transcript of Modul Hukum Waris 4 Hukum Dan Sistem Pewarisan Adat
-
1Hukum Waris - Heru Kuswanto,SH,M.Hum Fakultas Hukum Univ. Narotama Surabaya
BAB IV
HUKUM DAN SISTEM PE WARISAN ADAT
Hukum waris adat ialah aturan-aturan hukum yang, mengenai cara bagaimana
dari abad-kebad penerasan dan peralihan dari haita kekayaan yang berwujud dan
tidak berwujud dari generasi-kegenerasi.
Sifat-sifat hukum waris adat
a. Hukum waris adat tidak dapat digadaikan atau diperalihkan ke lain orang supaya
tidak melanggar hak ketetanggan (Naasting Recht) dalam kerakunan kekerabatan
b. Hukum waris adat tidak mengenal azas-azas "Legitime Portie" atau bagian
mutlak
c. Hukum waris adat tidak mengenal adanya hak bagi waris untuk sewaktu-waktu
menuntut agar harta warisan dibagi, dibagi boleh asalkan ada masyarakat dari
keluarga dulu
Beberapa Istitah Hukum Adat Waris :
1. Warisan ialah menunjukkan harta kekayaan dari pewaris yang telah wafat, baik
harta itu telah dibagi yang belum dibagi 1
2. Peninggalan ialah harta warisan yang belum bisa dibagi atau tidak terbagi-bagi
dikarenakan salah seorang pewaris masih hidup
-
2Hukum Waris - Heru Kuswanto,SH,M.Hum Fakultas Hukum Univ. Narotama Surabaya
3. Pusaka :
- Harta pusaka tinggi
- Harta pusaka rendah
Harta Pusaka Tinggi ialah harta peninggalan dari zaman leluhur yang
sifatnya tidak dapat dibagi dan tidak pantas dibagi-bagi.
Harta Pusaka Rendah ialah harta peninggalan demi beberapa generasi di
atas ajalnya. Misal harta kakek, nenek
4. Harta perkawinan ialah harta yang diperoleh selama seseorang menjalani
perkawinan
5. Harta pemberian ialah harta yang diberi seseorang ke suami-istri yang
melangsungkan perkawinan
6. Pewaris ialah orang yang mewariskan
7. Waris ialah orang yang menerima hak waris
8. Pewarisan ialah tehnik penerusan harta warisan ke ahli warisnya
Azas-Azas Hukum Waris Adat
Pada prinsipnya, azas hukum waris adat adalah azas kerukunan dan azas
kesamaan hukum dalam pewarisan, tetapi juga terdapat azas-azas yang bersifat umum
sebagai berikut :
a. Azas Ketuhanan dan pengendalian diri
b. Azas Kesamaan hak dan kebersamaan hak
-
3Hukum Waris - Heru Kuswanto,SH,M.Hum Fakultas Hukum Univ. Narotama Surabaya
c. Azas Kerukunan dan Kekeluargaan
d. Azas Musyawarah dan Mufakat
e. Azas Keadilan dan Parimirma
Secara Teoritis Sistem Keturunan Dibedakan Menjadi Tiga (3) Yaitu :
1. Sistem Patrilinial ialah suatu keturunan yang ditarik menurut garis bapak, dimana
kedudukan pria lebih menonjol
2. Sistem Matrilinial ialah suatu keturunan yang ditarik menurut garis ibu, dimana
kedudukan perempuan lebih menonjol
3. Sistem Parental suatu keturunan yang ditarik dari kedua-duanya
Sistem Pewarisan
1. Sistem pewarisan individual ialah sistem pewarisan dimana setiap ahli waris
mendapatkan pembagian untuk dapat menguasai/menjual sesuai dengan porsinya
sendiri
Faktor-faktor yang menyebabkan sistem pewarisan individual
Faktor Kebaikannya :
a. Tidak ada lagi yang berhasrat memimpin penguasaan atau pemilikan dari
harta bersama
b. Dengan cara kepemilikan secara pribadi, maka waris dapat bebas menguasai
dan menjual baginya
-
4Hukum Waris - Heru Kuswanto,SH,M.Hum Fakultas Hukum Univ. Narotama Surabaya
Faktor kelemahan:
a. Dengan pecahnya harta warisan dapat merenggangkan tali kekerabatan yang
dapat berakibat timbulnya hasrat ingin memiliki kebendaan secara pribadi
b. Sistem individual dalam pewarisan dapat menjurus kearah nafsu yang bersifat
individual
2. Sistem Pewarisan Kolektif
Dimana harta peninggalan diteruskan dan dialihkan pemiliknya dari penulis
kepada ahli waris sebagai kesatuan yang tidak terbagi-bagi (jadi merupakan satu
kesatuan), harta tersebut digunakan bersama-sama
Kebaikan Sistem Kolektif
Dapat memfungsikan harta kekayaan itu diperuntukkan buat kelangsungan hidup
keluarga bersama
Kelemahan sistem kolektif
Menumbuhkan cara berpikir yang selalu sempit, kurang memikirkan dengan
orang luar.
3. Sistem Pewarisan Mayoret
Merupakan sistem pewarisan kolektif, hanya penerusan harta yang tidak terbagi-
bagi itu ke anak yang "tertua"
-
5Hukum Waris - Heru Kuswanto,SH,M.Hum Fakultas Hukum Univ. Narotama Surabaya
Kelemahan dan kebaikan pewarisan Mayoret, itu terletak pada "Kepemimpinan
anaktertua"
4. Sistem Pewarisan Islam
Dimana sistem pewarisan dari pewaris ke ahli waris di lakukan setelah pewaris
wafat, dan harta warisan harus netto
5. Sistem Pewarisan Barat
- Sebagaimana diatur di B.W pada prinsipnya setelah pewaris meninggal dunia
selekas mungkin harta warisan itu dibagi
- Sendi-sendi hukum waris barat menurut Wirjino Projodikoro terdapat pada
pasal 1066 KUHPdt yang menyatakan sebagai berikut:
1. Pembagian harta benda selalu dapat tuntut meskipun ada suatu perjanjian
yang bertentangan dengan itu
2. Dapat diperjanjikan, bahwa pembagian harta benda dapat ditangguhkan
selama waktu tertentu
3. Perjanjian ini hanya dapat berlaku selama 5 tahun
Mengenai hutang si pewaris, menurut hukum barat ahli waris dapat
menentukan/memilih 3 sikap sebagai berikut yaitu :
1. Sikap menerima secara keseluruhan, berarti waris dapat menerima warisan
termasuk hutang pewaris
-
6Hukum Waris - Heru Kuswanto,SH,M.Hum Fakultas Hukum Univ. Narotama Surabaya
2. Sikap menerima dengan syarat earis menerima harta warisan dan hutang-hutang
pewaris akan dibayar berdasarkan barang-barang warisan yang
diterima
3. Sikap menolak waris menolak harta warisan
Dengan sikap-sikap tersebut diatas berarti hukum waris berat bersifat "individual
murni" dimana hubungan antara pewaris dan ahli waris tidak didasarkan pada "azas
kekeluargaan"
BAB IV
HUKUM DAN SISTEM PE WARISAN ADAT
Hukum waris adat ialah aturan-aturan hukum yang, mengenai cara bagaimana dari abad-kebad penerasan dan peralihan dari haita kekayaan yang berwujud dan tidak berwujud dari generasi-kegenerasi.
Sifat-sifat hukum waris adat
a. Hukum waris adat tidak dapat digadaikan atau diperalihkan ke lain orang supayatidak melanggar hak ketetanggan (Naasting Recht) dalam kerakunan kekerabatan
b. Hukum waris adat tidak mengenal azas-azas "Legitime Portie" atau bagianmutlak
c. Hukum waris adat tidak mengenal adanya hak bagi waris untuk sewaktu-waktumenuntut agar harta warisan dibagi, dibagi boleh asalkan ada masyarakat darikeluarga dulu
Beberapa Istitah Hukum Adat Waris :
1. Warisan ialah menunjukkan harta kekayaan dari pewaris yang telah wafat, baikharta itu telah dibagi yang belum dibagi1
2. Peninggalan ialah harta warisan yang belum bisa dibagi atau tidak terbagi-bagidikarenakan salah seorang pewaris masih hidup
3.Pusaka :
Harta pusaka tinggi
Harta pusaka rendah
Harta Pusaka Tinggi ialah harta peninggalan dari zaman leluhur yang sifatnya tidak dapat dibagi dan tidak pantas dibagi-bagi.
Harta Pusaka Rendah ialah harta peninggalan demi beberapa generasi di atas ajalnya. Misal harta kakek, nenek
4. Harta perkawinan ialah harta yang diperoleh selama seseorang menjalaniperkawinan
5. Harta pemberian ialah harta yang diberi seseorang ke suami-istri yangmelangsungkan perkawinan
6. Pewaris ialah orang yang mewariskan
7. Waris ialah orang yang menerima hak waris
8. Pewarisan ialah tehnik penerusan harta warisan ke ahli warisnya
Azas-Azas Hukum Waris Adat
Pada prinsipnya, azas hukum waris adat adalah azas kerukunan dan azas kesamaan hukum dalam pewarisan, tetapi juga terdapat azas-azas yang bersifat umum sebagai berikut :
a. Azas Ketuhanan dan pengendalian diri
b. Azas Kesamaan hak dan kebersamaan hak
c. Azas Kerukunan dan Kekeluargaan
d. Azas Musyawarah dan Mufakat
e. Azas Keadilan dan Parimirma
Secara Teoritis Sistem Keturunan Dibedakan Menjadi Tiga (3) Yaitu :
1. Sistem Patrilinial ialah suatu keturunan yang ditarik menurut garis bapak, dimanakedudukan pria lebih menonjol
2. Sistem Matrilinial ialah suatu keturunan yang ditarik menurut garis ibu, dimanakedudukan perempuan lebih menonjol
3. Sistem Parental suatu keturunan yang ditarik dari kedua-duanya
Sistem Pewarisan
1. Sistem pewarisan individual ialah sistem pewarisan dimana setiap ahli waris mendapatkan pembagian untuk dapat menguasai/menjual sesuai dengan porsinya
sendiri
Faktor-faktor yang menyebabkan sistem pewarisan individual
Faktor Kebaikannya :
a. Tidak ada lagi yang berhasrat memimpin penguasaan atau pemilikan dariharta bersama
b. Dengan cara kepemilikan secara pribadi, maka waris dapat bebas menguasaidan menjual baginya
Faktor kelemahan:
a. Dengan pecahnya harta warisan dapat merenggangkan tali kekerabatan yangdapat berakibat timbulnya hasrat ingin memiliki kebendaan secara pribadi
b. Sistem individual dalam pewarisan dapat menjurus kearah nafsu yang bersifatindividual
2.Sistem Pewarisan Kolektif
Dimana harta peninggalan diteruskan dan dialihkan pemiliknya dari penulis kepada ahli waris sebagai kesatuan yang tidak terbagi-bagi (jadi merupakan satu
kesatuan), harta tersebut digunakan bersama-sama
Kebaikan Sistem Kolektif
Dapat memfungsikan harta kekayaan itu diperuntukkan buat kelangsungan hidup
keluarga bersama
Kelemahan sistem kolektif
Menumbuhkan cara berpikir yang selalu sempit, kurang memikirkan dengan orang luar.
3.Sistem Pewarisan Mayoret
Merupakan sistem pewarisan kolektif, hanya penerusan harta yang tidak terbagi-bagi itu ke anak yang "tertua"
Kelemahan dan kebaikan pewarisan Mayoret, itu terletak pada "Kepemimpinananaktertua"
4.Sistem Pewarisan Islam
Dimana sistem pewarisan dari pewaris ke ahli waris di lakukan setelah pewaris wafat, dan harta warisan harus netto
5.Sistem Pewarisan Barat
Sebagaimana diatur di B.W pada prinsipnya setelah pewaris meninggal duniaselekas mungkin harta warisan itu dibagi
Sendi-sendi hukum waris barat menurut Wirjino Projodikoro terdapat padapasal 1066 KUHPdt yang menyatakan sebagai berikut:
1. Pembagian harta benda selalu dapat tuntut meskipun ada suatu perjanjianyang bertentangan dengan itu
2. Dapat diperjanjikan, bahwa pembagian harta benda dapat ditangguhkanselama waktu tertentu
3. Perjanjian ini hanya dapat berlaku selama 5 tahun
Mengenai hutang si pewaris, menurut hukum barat ahli waris dapat menentukan/memilih 3 sikap sebagai berikut yaitu :
1. Sikap menerima secara keseluruhan, berarti waris dapat menerima warisan termasuk hutang pewaris
2. Sikap menerima dengan syarat earis menerima harta warisan dan hutang-hutang pewaris akan dibayar berdasarkan barang-barang warisan yangditerima
3. Sikap menolak waris menolak harta warisan
Dengan sikap-sikap tersebut diatas berarti hukum waris berat bersifat "individual murni" dimana hubungan antara pewaris dan ahli waris tidak didasarkan pada "azas kekeluargaan"
6
Hukum Waris - Heru Kuswanto,SH,M.Hum
Fakultas Hukum Univ. Narotama Surabaya