Modul Bahasa Indonesia
-
Upload
elearninglspr -
Category
Documents
-
view
1.915 -
download
0
description
Transcript of Modul Bahasa Indonesia
-
1
MODUL
BAHASA INDONESIA
Tujuan Kuliah
I. Tujuan Umum
Agar para mahasiswa memiliki sikap bahasa yang positif terhadap bahasa
Indonesia dengan cara :
A. Kesetian bahasa
Mahasiswa memelihara bahasa Indonesia dan tidak mudah
terpengaruh dengan bahasa asing.
B. Kebanggan bahasa
Mahasiswa mengutamakan bahasanya dan menggunakan sebagai
lambang identitas bangsa.
C. Kesadaran akan adanya norma bahasa
Mahasiswa menggunakan bahasanya sesuai dengan kaidah dan
aturan yang berlaku.
II. Tujuan Khusus
Agar para mahasiswa, calon sarjana, terampil menggunakan bahasa
Indonesia dengan baik dan benar, secara lisan dan tulisan sebagai sarana
pengungkapan gagasan ilmiah.
Materi Kuliah
1. Pengantar
2. Fungsi dan Ragam Bahasa
3. Ejaan yang Disempurnakan
4. Bentuk dan Makna
5. Diksi
6. Kalimat
7. Paragraf / Alinea
-
2
8. Teknik Penulisan Surat
9. Topik , Tema dan Kerangka Karangan
10. Penulisan Karangan
BAB I
KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA
A. Kedudukan Bahasa Indonesia
1. Sebagai Bahasa Nasional
Sumpah Pemuda.
Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan,
bahasa Indonesia.
Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai :
a. Lambang kebanggaan nasional
b. Lambang identitas nasional
c. Alat pemersatu berbagai masyarakat yang berbeda latar belakang
sosial budaya dan bahasanya
d. Alat perhubungan antarbudaya dan antardaerah, antarwarga
2. Sebagai Bahasa Negara
UUD 1945 Bab XV, pasal 36.
Bahasa negara ialah bahasa Indonesia.
Sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia berfungsi:
a. Bahasa resmi kenegaraan
b. Bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga pendidikan
c. Bahasa resmi di dalam perhubungan pada tingkat nasional untuk
kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta
pemerintahan
d. Bahasa resmi dalam pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan
iptek
B. Fungsi Bahasa
1. Sebagai alat berkomunikasi
-
3
2. Sebagai alat untuk mengekspresikan diri
3. Sebagai alat untuk berintegrasi dan beradaptasi soisal
4. Sebagai alat kontrol sosial
C. Hakikat Bahasa
Bahasa adalah suatu lambang berupa bunyi, bersifat arbitrer, digunakan oleh
suatu masyarakat tutur untuk bekerjasama, berkomunikasi, dan
mengidentifikasi diri. Sebagai sebuah sistem, bahasa terbentuk oleh suatu
aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu baik dalam bidang tata bunyi, tata
bentuk kata, maupun tata kalimat.
D. Ragam Bahasa
Pemilihan corak atau ragam bahasa yang dipakai oleh seseorang
berkomunikasi tergantung pada tiga hal berikut ini
1. Cara berkomunikasi / media
2. Cara pandang penuturnya
3. Topik/pokok permbicaraan
KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN BERKOMUNIKASI
SECARA LISAN DAN TULIS
Cara Berkomunikasi Keunggulan Kelemahan
Komunikasi Lisan 1. Berbicara 2. Berpidato 3. Berdiskusi 4. Presentasi 5. dll
1. Berlangsung cepat 2. Dapat berlangsung
tanpa alat bantu 3. Dapat
menggunakan bahasa tubuh, mimik
4. Kesalahan dapat dikoreksi langsung
1. Tidak dapat dibuktikan secara autentik
2. Dasar hukumnya lemah
3. Sulit disajikan secara mendalam
4. Mudah dimanipulasi
Komunikasi Tertulis 1. Surat 2. Laporan 3. Artikel 4. Makalah 5. Skripsi
1. Bukti autentik 2. Dapat disajikan
lebih mendalam 3. Tidak dapat
dimanipulasi datanya
4. Mempunyai kekuatan hukum yang kuat
1. Waktunya lambat 2. Menggunakan alat
bantu 3. Kesalahan tidak dapat
langsung dikoreksi 4. Tidak dapat dibantu
dengan bahasa tubuh serta mimik
-
4
PEMAKAIAN RAGAM TAKRESMI DAN RAGAM RESMI
Ragam Takresmi Lisan Ragam Resmi Lisan
Dipakai untuk 1. Komunikasi sehari-hari dirumah 2. Bergunjing 3. Bercerita 4. Berbicara 5. dll.
Dipakai untuk 1. Ceramah 2. Pidato 3. Diskusi 4. Presentasi 5. dll.
Ragam Takresmi Tulis Ragam Resmi Tulis
1. Surat pribadi 2. Catatan harian / diary 3. dll.
1. Surat resmi 2. Makalah 3. Artikel 4. Proposal 5. Laporan 6. dll.
PERBEDAAN PEMAKAIAN RAGAM LISAN DAN TULIS
RAGAM LISAN RAGAM TULIS
1. Memerlukan lawan bicara 2. Unsur-unsur funsional gramatikal
(S,P,O,K) tidak dinyatakan dengan kata-kata , tetapi dengan menggunakan bantuan gerak tubuh dan mimik
3. Terikat pada situasi, kondisi, ruang, gerak, dan waktu
4. Makna dipengaruhi oleh tinggi rendah dan panjang pendeknya nada suara
1. Tidak memerlukan lawan bicara 2. Fungfsi-fungsi gramatikal harus
dinyatakan secara eksplisit agar pembaca memahami maksudnya
3. Tulisan dapat dibaca dan dimengerti oleh siapa saja pada situasi, kondisi, waktu dan tempat yang berbeda-beda
4. Makna ditentukan oleh pemakaian tanda baca
Ragam Contoh
Lisan takresmi Tulis formal Dialek Terpelajar Resmi Takresmi
Sudah saya baca buku itu. Saya sudah membaca buku itu. Gue udah baca buku itu. Saya sudah membaca buku itu. Saya sudah membaca buku itu. Saya sudah baca buku itu.
Ragam Ilmiah Nonilmiah
Hukum
Dia dihukum karena melakukan tindakan pidana.
Dia dihukum karena melakukan penipuan dan penggelapan.
Bisnis Setiap agen akan mendapat rabat khusus.
Setiap agen akan mendapat potongan khusus.
Sastra Alur cerita sinetron itu membosankan
Jalan cerita sinetron itu membosankan.
Kedokteran Epilepsi bukan penyakit menular.
Ayan bukan penyakit menular
-
5
E. Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar
1. Bahasa yang Baik
Bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa Indonesia yang
digunakan sesuai dengan norma kemasyarakatan yang berlaku.
Misalnya, dalam situasi santai dan akrab, seperti di warung kopi, di
pasar, di rumah hendakalah digunakan bahasa Indonesia yang santai
dan akrab yang tidak terlalu terikat oleah patokan. Dalam situasi
resmi dan formal, seperti lingkungan pendidikan, seminar, pidato,
hendaklah digunakan bahasa Indonesia yang resmi dan formal, yang
selalu memperhatikan norma bahasa.
2. Bahasa yang Benar
Bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa Indonesia yang digunakan
sesuai dengan aturan dan kaidah yang berlaku. Meliputi kaidah ejaan,
kaidah pembentukan kata, kaidah penyusuanan kalimat, kaidah
penyusunan paragraph, dan lainnya.
Jadi bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah bahasa
Indonesia yang digunakan sesuai dengan norma kemasyarakatan
yang berlaku dan sesuai dengan kaidah bahasa Indoensia yang
berlaku.
-
6
BAB II
EJAAN YANG DISEMPURNAKAN
A. PENULISAN HURUF KAPITAL DAN HURUF MIRING
1. Huruf Kapital
a. Dipakai sebagai huruf pertama pada awal kalimat
Misal
Apa maksudnya?
b. Dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung
Misal
Adik bertanya, Kapan kita pulang?
c. Dipakai sebagai huruf pertama nama Tuhan, kitab suci
Misal
Allah, Alkitab, Yang Maha Kuasa, Kristen, Islam, Weda,
d. Dipakai sebagai huruf pertama gelar kehormatan, keagamaan, keturunan
yang diikuti nama orang.
Misal
Sultan Hasanudin
Mahaputra Yamin
Haji Agus Salim
Bila tidak diikuti nama orang, maka tidak memakai huruf kapital
Misal
Dia baru saja diangkat menjadi sultan.
e. Dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan, pangkat, instansi, pengganti
nama orang, dan nama tempat
Misal
Wakil Presiden B.J. Habibie.
Sekretaris Jendral Departemen Pertanian
Bila tidak diikuti nama orang, penulisannya tidak menggunakan huruf kapital.
Misal
Siapa gubernur yang baru dilantik itu?
Kemarin Brigjen Farsa dilantik menjadi mayor jendral.
f. Dipakai sebagai huruf pertama nama orang.
Misal
-
7
Finza Nurcahyo.
Mung Kusumo Ajie
g. Dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa
Misal
bangsa Indonesia
suku Sunda
bahasa Inggris
h. Dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan
peristiwa sejarah
Misal
bulan Agustus
hari Lebaran
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
i. Dipakai sebagai huruf pertama nama khas geografi
misal
Asia Tenggara Selat Lombok
Bukit Barisan Gunung Semeru
Danau Toba Pulau Bali
j. Dipakai sebagai huruf pertama nama negara, nama resmi lembaga
pemerintahan, nama dokumen resmi
Misal
Republik Indonesia
Majelis Permusyawaratan Rakyat
k. Dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna pada
nama badan/lembaga
Misal
Perserikatan Bangsa-Bangsa
Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial
Rancangan Undang-Undang Kepegawaian
l. Dipakai sebagai huruf pertama dalam penulisan nama buku, majalah, surat
kabar, judul karangan, kecuali preposisi yang di tengah.
Misal
Bacalah majalah Bahasa dan Sastra
Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma.
-
8
m. Dipakai sebagai huruf pertama hubungan kekerabatan
Misal
Kapan Bapak berangkat? Tanya Hanru
Surat Saudara telah saya terima.
n. Dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, sapaan
Misal
Dr. Doktor
M.A. Master of Arts
o. Dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda
Misal
Sudahkan Anda tahu?
Surat Anda telah kami terima.
2. Huruf Miring atau Cetak Miring
a. Dipakai untuk menuliskan nama buku, nama majalah, nama surat kabar yang
dikutip dalam karangan
Misal
Buku Negarakertagama karangan Prapanca.
Surat Kabar Suara Pembaruan.
b. Dipakai untuk menegaskan huruf, bagian kata, atau kelompok kata
Misal
Dia bukan menipu, tetapi ditipu.
Bab ini tidak membicarakan penulisan huruf kapital.
c. Dipakai untuk menuliskan nama ilmiah atau ungkapan asing
Misal
Nama ilmiah manggis adalah Carsinia Mangostana.
B. PENULISAN KATA
1. Kata Dasar
Semua kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
Misal
Saya kuliah di Universitas Negeri Jakarta.
Mobil sedan keluaran terbaru itu sangat laris di pasar otomotif.
-
9
2. Kata Turunan
a. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran)
Misal
belajar, gerigi, masakan
b. Bentuk dasar berupa gabungan awalan, akhiran saja, ditulis terpisah
Misal
diberi tahu, tanda tangani,
c. Bentuk dasar jika mendapat awalan dan akhiran sekaligus, penulisannya
digabung
Misal
Pemberitahuan, pertanggungjawaban, mentandatangani
d. Salah satu unsur jika digabung sebagai kombinasi saja, maka penulisannya
digabung
Misal.
adibusana, antarkota, pascabayar, paripurna, narapidana, biokimia,
mancanegara
3. Bentuk Ulang
Bentuk ulang ditulis lengkap dengan menggunakan kata hubung
Misal
buku-buku, anak-anak, porak-poranda, mondar-mandir
4. Gabungan Kata
a. Gabungan kata atau kata majemuk, Istilah khusus, unsurnya ditulis terpisah
Misal
duta besar, rumah sakit, mata kuliah, terima kasih
b. Gabungan kata termasuk istilah khusus yang mungkin menimbulkan salah
pengertian ditulis dengan kata hubung sebagai penegas
Misal
anak istri saya, orang tua-muda, kaki-tangan pengusaha,
-
10
c. Gabungan kata yang sudah padu ditulis serangkai
Misal
bagaimana, barangkali, daripada, olahraga, saputangan, halalbihalal,
belasungkawa, matahari.
5. Kata Ganti
Kata ganti sebagai bentuk singkat ditulis serangkai dengan kata yang
mengikutinya
Misal : aku : kubawa, kubaca, bukuku
Engkau : kaubawa, kauambil
6. Kata Depan (Preposisi)
Kata depan ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali yang sudah
diangap satu kata (kepada, daripada)
Misal
Datanglah ke rumahku
Buku pesananku datang di minggu kedua bulan ini.
Mereka berasal dari keluarga berada.
7. Kata Sandang
Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya
Misal
Bulan ini sang diktator negara tersebut dihukum mati.
8. Partikel
a. Partikel -lah, -kah, ditulis serangkai dari kata yang mendahuluinya.
Misal
Pikirkanlah dengan baik-baik apa yang telah dikatakan oleh ibumu.
Diakah yang telah membantumu?
b. Partikel -pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya kecuali kata yang
sudah dianggap padu atau berupa konjungsi (bagaimanapun, meskipun,
walaupun, biarpun, dll.)
Misal
Jangankan bertatatpan, bertegur sapa pun aku enggan.
-
11
Meskipun hujan, aku tetap berangkat ke kampus.
c. Partikel -per yang berarti tiap atau demi ditulis terpisah dari kata yang
mendahului dan mengikutinya
Misal
Satu per satu kaum duafa itu menerima bingkisan.
9. Singkatan dan Akronim
a. Singkatan adalah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau
lebih. Peraturan penulisannya adalah sebagai berikut.
1) Setiap menyingkat satu kata dipakai satu tanda titik
Misal
nomor disingkat no.
halaman disingkat hlm. dan h.
2) Bila menyingkat dua kata dipakai dua titik
Misal
atas nama disingkat a.n.
sampai dengan disingkat s.d.
3) Bila menyingkat tiga kata atau lebih, pada akhir singkatannya dipakai
tanda titik.
Misal
dan kawan-kawan disingkat dkk.
yang akan datang disingkat yad.
4) Penulisan lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan, mata uang
tidak diikuti titik.
Misal : sentimeter disingkat cm
kilogram disingkat kg
rupiah disingkat Rp
akan tetapi, singkatan nama diri yang diambil nama huruf awal kata
disingkat, ditulis tanpa titik.
Misal :
BUMN, DKI, RCTI, PT, AS, CV, dll.
b. Akronim adalah singkatan yang berupa gabungan huruf awal kata atau
gabungan suku kata dari deret kata yang disingkat. Akronim dibaca dan
diperlakukan sebagai kata
-
12
1) Akronim nama diri berupa gabungan huruf awal dari kata yang disingkat,
ditulis seluruhnya dengan huruf kapital.
Misal
FISIP, KONI,
2) Akronim nama diri berupa gabungan suku kata atau huruf dan suku kata,
huruf awalnya ditulus dengan kapital dan tidak diakhiri oleh tanda titik.
Misal
Bappenas, Kadin, Seskoal
3) Akronim bukan nama diri berupa gabungan huruf, suku kata, ataupun
gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang disingkat, seluruhnya
ditulis dengan huruf kecil dan tidak diakhiri dengan tanda titik.
Misal
rapim, munas, rudal
10. Angka dan Lambang Bilangan
a. Dipakai untuk menyatakan lambang bilangan nomor. Lazimnya digunakan
angka Arab atau angka Romawi.
Misal :
1,2,3,4,5
I, II, III, L (50), C (100).
b. Angka digunakan untuk menyatakan (i) ukuran panjang, berat, luas, dan isi,
(ii) satuan waktu, (iii) nilai ruang, dan (iv) kuantitas.
Misal
19 meter, pukul 15.30, 65 liter
c. Dipakai untuk melambangkan nomor jalan, rumah, apartemen atau kamar
pada alamat.
Misal
Jalan Merah Putih II Blok F2 Nomor 235
d. Angka digunakan untuk menomori bagian karangan dan ayat kitab suci
Misal
Bab X, Pasal 5, halaman 354, Surat Annisa: 9
e. Penulisan lambang bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut
a) Bilangan utuh
-
13
Misal : dua belas 12
b) Bilangan pecahan
Misal : setengah 1/2
f. Penulisan lambang bilangan tingkat dilakukan dengan cara
Misal:
Lihat Bab II, pasal 5 dalam bab ke-2 buku itu;
Ditingkat ke-2 itu ; kantor di tingkat II itu.
g. Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf
Misal:
Lima puluh orang tewas akibat bencana alam itu.
50 orang tewas akibat bencana alam itu ( salah )
h. Angka yang menunjukan bilangan utuh yang besar dapat dieja supaya mudah
dibaca
Misal
Perusahaan kami mendapat pinjaman 250 juta rupiah.
i. Bilangan tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus dalam teks,
keculai dalam dokumen resmi seperti akta dan kuitansi.
Misal
Kami memiliki 20 unit komputer.
Kami memiliki 20 (dua puluh ) unit komputer. (salah)
C. PEMAKAIAN TANDA BACA
1. Tanda Titik ( . )
a. Dipakai pada akhir kalimat
Misal
Bapak memimpin rapat di kantor.
b. Dipakai di belakang angka atau huruf pengkodean judul bab atau subbab
Misal
a. Departemen Dalam Negeri
A. Direktorat Jendral Pembangunan Masyarakat Desa
B. Direktorat Jendral Agraria
1. Subdit . . .
2. Subdit . . .
-
14
b. Isi Karangan
A. uraian Umum
B. Ilustrasi
1. Gambar
2. Tabel
3. Grafik
c. Isi Karangan
1.1 Uraian Umum
1.2 Ilustrasi
1.2.1 Gambar
1.2.2 Tabel
1.2.3 Grafik
c. Dipakai untuk memisahkan angka, jam, menit, dan detik
Misal
Pukul 12.10.20
d. Dipakai di antara nama penulis, judul tulisan dalam daftar pustaka
Misal
Siregar, Marari. 1992. Azab dan Sengsara. Jakarta: Balai Pustaka.
e. Dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.
Misal
Calon mahasiswa yang mendaftar mencapai 20.590 orang.
f. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan,
kepala tabel, ilustrasi, dan lainnya.
Misal
Salah Asuhan
g. Tanda titik tidak dipakai dibelakang alamat surat dan tanggal surat.
Misal
Jakarta , 1 April 2009
Yth. Sdr. M Faraby
Jalan Arcadia Nomor 43
Palembang
-
15
h. Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatan
yang tidak menunjukan jumlah
Misal
Paman lahir pada tahun 1956 di Bandung.
Nomor gironya 56456784
2. Tanda Koma
a. Dipakai di antara unsur- unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
Misal
Saya membeli karcis, pena, dan tinta.
b. Dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dengan kalimat
setara berikutnya.
Misal
Saya ingin datang, tetapi hari hujan.
Dia bukan anak saya,melainkan anak Pak Ello.
c. Dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak
kalimat itu mendahului induk kalimatnya
Misal
Karena sibuk, ia lupa akan janjinya.
Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induknya
jika anak kalimat tersebut mengiringi induk kalimatnya.
Misal
Saya tidak akan datang kalau hari hujan
d. Dipakai dibelakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang
terdapat pada awal kalimat
Misal
Oleh karena itu, kita harus hati-hati.
Jadi, soalnya tidak semudah itu.
e. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata ungkapan perasaan
Misal
Wah, bukan main!
-
16
f. Dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam
kalimat
Misal
Kata ibu, Saya gembira sekali.
g. Dipakai untuk (1) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian alamat, (iii) tempat
dan tanggal, (iv) nama tempat dan wilayah yang ditulis berurutan
Misal
Surat-surat ini dialamatkan kepada Dekan Fakultas Ekonomi,
Universitas Darma Persada, Jalan Radin Inten, Jakarta Timur.
h. Dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunanya dalam
daftar pustaka
Misal
Rusli, Marah. 1990. Siti Nurbaya. Jakarta : Balai Pustaka.
i. Dipakai di antara bagian-bagian catatan kaki.
Misal
W.J.S. Poerwadarminta, Bahasa Indonesia untuk Karang Mengarang
(Yogyakarta: UP Indonesia. 1976), hlm. 4.
j. Dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya
untuk membedakan dari singkatan dan nama diri, keluaraga, atau marga.
Misal
C Ratrulangi, S.E.
k. Dipakai di muka angka per sepuluhan atau antara rupiah dan sen yang
dinyatakan dengan angka .
Misal
12,5 m
l. Dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak
membatasi.
Misal
Guru saya Pak Ratyo, pandai sekali.
m. Dipakai untuk menghindari salah baca di belakang keterangan yang
terdapat pada awal kalimat.
Misal
-
17
Dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, kita memerlukan sikap
yang bersungguh-sungguh.
Bandingkan dengan ;
Kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh dalam pembinaan
dan pengembangan bahasa.
n. Tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain jika
petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru.
Misal
Di mana Saudara tinggal? tanya Aisha.
3. Tanda Titik koma ( ; )
a. Dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan
setara.
Misal
Malam makin larut ; pekerjaan belum selesai juga.
b. Dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat
yang setara di dalam kalimat majemuk.
Misal
Ibu mengurus tanaman di kebun itu ; ayah sibuk bekerja di garasi
mobil ; saya sendiri asyik mendengarkan siaran radio.
4. Tanda Titik Dua ( : )
a. Dipakai pada akhir pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian atau
pemerian.
Misal
Kita sekarang memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja, dan
lemari.
Tidak dipakai jika rangkaian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri
pernyataan.
Misal
Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.
b. Dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Misal
-
18
Ketua : Enindita Sih Listiyani
Sekretaris : Mutia Sekar Wangi
Bendahara : Gyscha Revita Rendy
c. Dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukan pelaku dalam
percakapan.
Misal
Ibu : (meletakan beberapa kopor) Bawa kopor ini , Mir!
Amir : Baik, Bu ( mengangkat kopor dan masuk )
d. Dipakai (i) di antara jilid atau nomor halaman, (ii) di antara bab dan ayat
dalam kitab suci, (iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan, (iv)
nama kota dan penerbit buku acuan dalam karangan.
Misal
Tempo, I (1971), 34:7
Surah Yassin: 9
Ali Hakim, Pendiidkan Seumur Hidup : Sebuah Studi, sudah terbit.
Tjakranegara, Soetomo, 1968. Tjukupkah Saudara Membina Bahasa
Persatuan kita? Djakarta: Eresco.
5. Tanda Hubung ( - )
a. Dipakai untuk menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh
pergantian baris.
Misal
Di samping cara-cara lama itu ada ju-
ga cara yang baru.
b. Menyambung awalan dengan bagian kata dibelakangnya atau akhiran
dengan bagian kata di depannya pada pergantian baris
Misal
Kini ada cara yang baru untuk meng-
ukur panas.
c. Menyambung unsur-unsur kata ulang.
Misal
-
19
anak- anak
d. Menyambung huruf kata yang dieja satu dan bagian-bagian tunggal
Misal
p-a-n-i-t-i-a
e. Dipakai untuk memperjelas (i) hubungan bagian-bagian kata atau
ungkapan, dan (ii) penghilangan bagian kelompok kata.
Misal
ber-evolusi
dua puluh lima- ribuan. (25.000)
Bandingkan dengan :
be-revolusi
dua-puluh-lima ribuan (25.000)
f. Dipakai untuk merangkaikan (i) se dengan kata berikutnya yang dimulai
dengan huruf kapital, (ii) ke dengan angka, (iii) angka dengan an, dan (iv)
singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata, dan (v) nama
jabatan rangkap.
Misal
se-Indonesia
hadiah ke-2
tahun 50-an
mem-PHK-kan
Menteri-Sekretaris Negara
g. Dipakai untuk merangkai unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa
asing.
Misal
di-smash
6. Tanda Pisah ( )
a. Membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar
bangun kalimat.
Misal
Kemerdekaan bangsa itu saya yakin akan tercapai diperjuangkan
oleh bangsa itu sendiri.
-
20
b. Menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan yang lain
sehingga kalimat menjadi lebih jelas.
Misal
Rangkaian temuan evolusi, teori kenisbian, dan kini juga pembelahan
atom telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.
c. Dipakai di antara dua bilangan atau tanggal yang artinya sampai
Misal
1998 2008
Jakarta Bandung
7. Tanda Elips ( . . . )
a. Dipakai dalam kalimat yang terputus-putus.
Misal
Kalau begitu ya, marilah kita bergerak.
b. Menunjukan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang
dihilangkan.
Misal
Sebab-sebab kemerosotan akan diteliti lebih lanjut.
8. Tanda Tanya ( ? )
a. Dipakai pada akhir kalimat tanya.
Misal
Kapan ia berangkat?
Saudara tahu, bukan?
b. Dipakai dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang
disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Misal
Ia dilahirkan pada tahun 1987 (?)
9. Tanda Seru ( ! )
Dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau
perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, rasa
emosi yang kuat.
Misal
-
21
Alangkah seramnya peristiwa itu!
10. Tanda Kurung ( () )
a. Mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
Misal
Bagian Perencanaan sudah selesai menyusun DIK (Daftar Isian
Kegiatan) kantor tersebut.
b. Mengapit keterangan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan.
Misal
Sajak Tranggono yang berjudul Ubud (nama tempat terkenal di Bali)
ditulis pada tahun 1962.
c. Mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat
dihilangkan.
Misal
Pejalan kaki itu berasal dari (kota) Surabaya.
d. Mengapit angka atau huruf yang merinci satu urutan keterangan.
Misal
Faktor produksi menyangkut masalah (a) alam, (b) tenaga kerja, dan
(c) modal.
11. Tanda Kurung Siku ( [ . . . ] )
a. Mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan
pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu
menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat
pada naskah.
Misal
Kata beliau waktu itu, Kita jangan hanya mau meng[e]ritik, tetapi juga
mau dikeritik.
b. Mengapit keterangan dalam kalimat penjelasan yang sudah bertanda
kurung.
Misal
Persamaan kedua proses itu (perbedaannya dibicarakan di dalam Bab
II [lihat halaman 35-38] buku pertama) perlu dibentangkan di sini.
-
22
12. Tanda Petik Ganda ( . )
a. Dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan
dan naskah atau bahan tertulis lain.
Misal
Saya belum siap, kata Mira, tungggu sebentar!
Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, Bahasa Negara ialah bahasa
Indonesia.
b. Mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam
kalimat.
misal
Sajak Berdiri Aku terdapat pada halaman 5 buku itu.
Karangan Andi Hakim Nasution yang berjudul Rapor dan Nilai
Prestasi di SMA diterbitkan dalam Tempo.
c. Mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau mempunyai arti khusus.
Misal
Pekerjaan itu dilaksanakan dengan cara coba dan ralat saja.
d. Mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung.
Misal
Kata Tono, Saya juga minta satu.
e. Mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung
kalimat atau bagian kalimat.
Misal
Karena warna kulitnya, budi mendapat julukan Si Hitam.
13. Tanda Petik Tunggal ( )
1. Mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.
Misal
Tanya Faby, Kau dengar bunyi kring-kring tadi?
2. Mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata ungkapan asing.
Misal
Feed-back balikan
14. Tanda Garis Miring ( / )
-
23
a. Dipakai dalam nomor surat dan nomor pada alamat dan penandaan masa
satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.
Misal
No. 7/PK/1998
Jalan Kramat II / 70
Tahun anggaran 2001/2002
b. Sebagai pengganti kata dan, atau, atau tiap.
Misal
Mahasiswa/mahasiswi
Harganya Rp1.500,00/lembar
15. Tanda Penyingkat atau Apostrof ()
Dipakai untuk menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka
tahun.
misal
Kamu kan kusurati tiap bulan ( kan = akan)
Latihan dan Tugas Mandiri
I. Pilihlah pernyataan yang paling tepat, yang penulisannya sesuai dengan EYD!
1.a. Kelima sahabatku akan melanjutkan studinya keluar negeri besok pagi.
b. Ke lima sahabatku akan melanjutkan studinya keluar negeri besok pagi.
c. Kelima sahabatku akan melanjutkan studinya ke luar negeri besok pagi.
d. Ke lima sahabatku akan melanjutkan studinya ke luar negeri besok pagi.
2. a. Jangan berhenti dahulu, katanya, sebentar lagi kita tiba.
b. Jangan berhenti dahulu, katanya: Sebentar lagi kita tiba.
c. Jangan berhenti dahulu, katanya: sebentar lagi kita tiba.
d. Jangan berhenti dahulu, katanya, Sebentar lagi kita sampai.
3. a. Di Surabaya, suku Madura menggunakan bahasa Jawa.
b. Di Surabaya, suku Madura menggunakan Bahasa Jawa.
c. Di Surabaya, Suku Madura menggunakan bahasa Jawa.
d. Di Surabaya, Suku Madura menggunkan Bahasa Jawa.
-
24
4. a. Abad ke 21 merupakan tantangan bagi ummat manusia.
b. Abad ke-21 merupakan tantangan bagi umat manusia.
c. Abad ke XXI merupakan tantangan bagi ummat manusia.
d. Abad ke-XXI merupakan tantangan bagi umat manusia.
5. a. Buku itu ditulis oleh Prof. Dr. Irham Pradipta Fadhli S.E.
b. Buku itu ditulis oleh Prof. Dr. Irham Pradipta Fadhli, S.E.
c. Buku itu ditulis oleh Prof. Dr. Irham Pradipta Fadhli, SE.
d. Buku itu ditulis oleh Prof. Dr. Irham Pradipta Fadhli SE.
6. a. Pembuatan gula jawa oleh masyarakat di jawa tengah masih secara tradisional.
b. Pembuatan gula Jawa oleh masyrakat di Jawa Tengah masih secara
tradisional.
c. Pembuatan Gula Jawa oleh Masyarakat di Jawa Tengah masih secara
tradisional.
d. Pembuatan gula jawa oleh masyarakat di Jawa Tengah masih secara
tradisional.
7. a. Silakan Bapak menunggu ayahku di sini!
b. Silakan bapak menunggu ayahku!
c. Silakan Bapak menunggu Ayahku di sini!
d. Silakan bapak menunggu Ayahku di sini!
8. a. Di pekarangan Pak Agung pohon rambutan Aceh dan jeruk Bali sangat subur.
b. Di pekarangan Pak Agung pohon rambutan Aceh dan jeruk bali sangat subur.
c. Di pekarangan Pak Agung pohon Rambutan Aceh dan Jeruk Bali sangat subur.
d. Di pekarangan Pak Agung pohon rambutan aceh dan jeruk bali sangat
subur.
9. a. KTP dan Simnya hilang di Pasar Baru.
b. KTP dan SIM-nya hilang di Pasar Baru.
c. K.T.P. dan S.I.M. nya hilang di Pasar Baru.
d. KTP dan SIM nya hilang di Pasar Baru
-
25
10. a. Persatuan Renang se-Jawa Barat mendaftarkan atletnya.
b. Persatuan renang seJawa Barat mendaftarkan atletnya.
c. Persatuan Renang se-Jawa Barat mendaftarkan atlitnya.
d. Persatuan renang se-Jawa Barat mendaftarkan atlitnya.
11. a. Mahasiswa lama/baru mendaftar diloket 2.
b. Ujian akan berlangsung dari pukul 13.00 s/d 14.30.
c. Nomor surat tersebut adalah 17/UP/VII/2004.
d. Upah yang diterimanya Rp 500.000,00/minggu.
12. a. FISIP, RCTI, tilang, rapim
b. FISIP, RCTI, TILANG. RAPIM
c. FISIP, RCTI, Tilang, Rapim
d. fisip, rcti, tilang, rapim
13. a. Untuk lebih jelasnya, coba Anda perhatikan Tabel 2 berikut ini.
b. Untuk lebih jelasnya, coba anda perhatikan tabel 2 berikut ini.
c. Untuk lebih jelasnya, coba Anda perhatikan tabel 2 berikut ini.
d. Untuk lebih jelasnya, coba anda perhatikan Tabel 2 berikut ini.
14. a. Karena cerdiknya, Aksana dijuluki Kancil.
b. Karena cerdiknya, Aksana mendapat julukan Kancil.
c. Karena cerdiknya Aksana mendapatkan julukan Kancil.
d. Karena cerdiknya Aksana mendapat julukan Kancil.
15. a. Terima kasih, Bapak telah membantu saudara saya.
b. Terima kasih, Bapak telah membantu Saudara saya.
c. Terima kasih, bapak telah membantu saudara saya.
d. Terima kasih, bapak telah membantu Saudara saya.
II. 2nd PART (Thursday Saturday)
Tulislah kata berikut sesuai dengan EYD dan berikan penjelasan tentang
jawaban anda!
-
26
1. danau toba
2. perang di ponegoro
3. hari selasa
4. tanggal dua belas maret tahun 2005
5. pupuk kujang
6. apel malang
7. bulan pebruari
8. seribu lima ratus korban tidak dikenali lagi
9. karena hari hujan saya terpaksa berteduh di halte bis
10. Buku kumpulan cerpen cerita untuk rumput karangan inggrid wijanarko
kembali di cetak ulang
Due: Group presidents to submit answer by 1800pm WIB Saturday afternoon
BAB III
BENTUK DAN MAKNA
A. FONEM
Bunyi terkecil yang membedakan arti.
Dapat juga disebut dengan bunyi dari huruf
Huruf lambang bunyi atau lambang fonem.
B. MORFEM
Satuan bentuk terkecil yang dapat membedakan arti.
Bentuk morfem dapat berupa imbuhan, partikel, dan kata dasar.
Morfem dibedakan atas
1. Morfem Bebas
-
27
Morfem yang dapat berdiri sendiri. Semua kata dasar dapat digolongkan
sebagai morfem bebas.
Misal
saya, rumah, biru, hampir, kaki.
2. Morfem Terikat
Morfem yang tidak dapat berdiri sendiri. Morfem ini akan mempunyai makna
bila dihubungkan dengan morfem yang lainnya.
Semua imbuhan, partikel, dan bentuk lain yang tidak dapat berdiri termasuk
kepada morfem terikat.
Misal
a. Saya terlatih untuk tidak manja.
b. Tolong ambilkan diktat itu.
c. Mobil antarkota melaju dengan mulus.
C. KATA
Satuan bentuk terkecil dari kalimat yang mempunyai makna
Misal
sepeda, kursi, mobil, pohon, belajar
Berdasarkan bentuknya kata dibedakan atas
1. Kata dasar (bermorfem tunggal)
Misal
Buku, cerdas, mulia, kantor
2. Kata turunan (kata berimbuhan)
Misal
pembukuan, dibukukan, mencerdaskan
D. KELAS KATA
Kelas kata/jenis kata secara tradisional kata dapat dibedakan atas
1. kata benda (nomina)
2. kata kerja (verba)
3. kata sifat (adjektiva)
4. kata keterangan (adverbia)
-
28
5. kata ganti (pronomina)
6. kata bilangan (numeralia)
7. kata sambung ( konjungsi)
8. kata depan (preposisi)
9. kata sandang (artikel)
10. kata seru (interjeksi)
Menurut Moeliono, dkk. Dalam buku Tata Bahasa Baku Indonesia,
mengelompokkan kata ke dalam lima jenis yaitu
1. kata kerja (verba)
2. kata sifat (adjektiva)
3. kata keterangan (adverbia)
4. rumpun kata benda, yang terdiri atas
a. kata benda (nomina)
b. kata ganti (pronominal)
c. kata bilangan (numeralia)
5. rumpun kata tugas yang terdiri atas
a. kata depan (preposisi)
b. kata sambung (konjungsi)
c. kata seru (interjeksi)
d. kata sandang (artikel)
e. partikel
1. KATA KERJA (VERBA)
Kata yang menyatakan perbuatan atau tindakan, proses, dan keadaan yang
bukan merupakan sifat.
Kata kerja umumnya berfungsi sebagai predikat dalam kalimat.
Kata kerja dapat dibuktikan dengan mengujinya dengan menambahkan
dengan + KB (kata benda) / KS (kata sifat) dibelakang kata yang diujikan.
Misal
tulis + dengan pena (KB)
menulis + dengan cepat (KS)
pergi + dengan adik (KB)
-
29
berpergian + dengan gembira (KS)
bicara + dengan ibu (KB)
berbicara + dengan lancar (KS)
Kata kerja dapat dibedakan atas dua bentuk
a. kata kerja asal
kata kerja yang dapat berdiri sendiri.
Misal
tulis, pergi, makan, bicara
b. kata kerja turunan
kata kerja yang mempunyai afiks/imbuhan
misal
menulis, berpergian, memakan, berbicara
c. kata kerja berulang (verba reduplikasi)
misal
makan-makan, batuk-batuk, berlari-lari, tembak-menembak.
d. kata kerja majemuk (verba majemuk)
verba yang terbentuk melalui proses penggabungan kata, namun
penggabungan ini bukan idiom.
Misal
terjun payung, tatap muka, siap tempur, temu wicara
e. kata kerja berpartikel (verba berpreposisi)
kata kerja yang selalu diikuti oleh preposisi.
Misal
berbicara tentang, terdiri dari, cinta pada, tergolong sebagai,
tahu akan, cinta akan, sejalan dengan, dll
2. KATA SIFAT (ADJEKTIVA)
Kata yang menerangkan sifat, keadaan, watak, suatu benda.
Kata sifat umumnya berfungsi sebagai predikat, objek, dan penjelas dalam
kalimat.
Kata sifat dapat dibuktikan dengan ciri-ciri berikut
a. Dapat diberi keterangan pembanding di awal kata tersebut : sama,
imbuhan se-, kurang, lebih, paling, imbuhan ter-
Misal
-
30
lebih baik, paling baik, kurang baik, sebaik, terbaik.
b. Dapat diberi keterangan penguat diawal atau diakhir kata tersebut :
benar, sekali, amat, terlalu, tidak, agak, dll.
Misal
amat senang, senang sekali, senang benar.
c. Dapat diulang dengan memberikan imbuhan se-+-nya.
Misal
secantik-cantiknya, sebenar-benarnya, sehalus-
halusnya.
Kata sifat berdasarkan bentuknya dapat dibedakan
a. Kata sifat berbentuk tunggal
Misal
Sakit, indah, luas
b. Kata sifat berimbuhan
Misal
Sesakit-sakitnya, kesakitan, egois
3. KATA KETERANGAN (ADVERBIA)
Kata yang memberikan keterangan pada verba, adjektiva, nomina atau kalimat.
Adeverbia sebagai kategori
Misal
Saya ingin segera melukis.
adverbia yang menerangkan verba.
Ayah saya hanya pegawai biasa.
adverbia yang menerangkan nomina.
Lukisannya sangat indah.
adverbia yang menerangkan adjektiva.
Kata keterangan/adverbia di dalam kalimat terdiri atas
a. menyatakan waktu
saat, ketika, sejak, sedari, tatkala, semenjak, sewaktu,
-
31
pagi, sore, besok, sekarang, hari ini,dll..
b. menyatakan tempat/arah
(preposisi:dari, di, ke), kampus, sekolah, timur, dll..
c. menyatakan tujuan
demi, untuk, kepada, buat, bagi,kepada, dll..
d. menyatakan cara
dengan, tanpa.
e. menyatakan saling
satu sama lain.
f. menyatakan kesertaan
bersama, dengan, tanpa.
g. menyatakan alat
dengan, tanpa
h. menyetakan sebab/akibat
karena, sebab, maka, sehingga, akibat, sampai-sampai,
akibatnya, dll..
i. menyatakan syarat
jika, bila, asalkan, asal, andai, andaikan, kalau, dll..
4. KATA BENDA (NOMINA)
Kata yang mengacu kepada sesuatu benda (abstrak atau konkret).
Kata benda dalam kalimat dapat berfungsi sebagai subjek, objek, pelengkap dan
keterangan
Kata benda dapat dibuktikan dengan mengujinya dengan cara menambahkan
yang yang + KS (kata sifat) atau yang sangat + KS (kata sifat) dibelakang kata
yang diuji.
Misal
buku + yang mahal (KS)
pohon + yang rindang (KS)
orang + yang baik (KS)
-
32
pengetahuan + yang sangat penting (KS)
kekasih + yang sangat cantik (KS)
pikiran + yang sangat cemerlang (KS)
5. KATA GANTI (PRONOMINA)
Kata yang dipakai untuk mengacu ke nomina (benda) lain, berfungsai untuk
menggantikan nomina (benda). Kata ganti dapat dibedakan atas
a. Pronomina persona (kata ganti orang)
Bentuk Orang Kedudukan Contoh
Tunggal ke-1
ke-2
ke-3
yang
berbicara
diajak
berbicara
yang
dibicarakan
aku, saya
Anda,
kamu,
engkau
dia, ia, nya
Jamak ke-1
ke-2
ke-3
yang
berbicara
diajak
berbicara
yang
dibicarakan
kami, kita
kalian, kita
mereka
b. Pronomina penunjuk (kata ganti penunjuk)
1. penunjuk umum : ini, itu
2. penunjuk tempat : sini, sana
c. Pronomina penanya (kata ganti tanya)
apa, siapa, mengapa, bagaimana, kapan, dll..
-
33
6. KATA BILANGAN (NUMERALIA)
Dapat dibedakan atas
a. Numeralia tentu/ kata bilangan utama/pokok
satu, sepuluh, dua lima, seribu, sejuta, dll..
b. Numeralia tidak tentu
seberapa, beberapa, banyak, puluhan, ribuan, jutaan,
semua, berbagai, segenap, dll.
c. Numeralia tingkat
kedua, kelima, kesepuluh, dll..
d. Numeralia kumpulan/kelompok
kedua, kelima, kedupuluh, dll..
e. Numeralia bantu atau kata bilangan bantu
sehelai, selembar, seikat, sebungkus, dll..
7. KATA DEPAN (PREPOSISI)
Kata tugas yang selalu berada di depan kata benda, kata sifat, atau kata kerja.
Kata depan dapat dibedakan atas
a. Kata depan dasar/utama : di, ke, dari, pada, dengan, oleh, tentang,dll..
b. Kata depan turunan : di antara, kepada, daripada, dll..
8. KATA SAMBUNG (KONJUNGSI)
Kata tugas yang berfungsi menghubungkan bagian-bagian kalimat atau kalimat
lainnya dalam wacana. Kata sambung disebut juga konjungtor karena berfungsi
sebagai penghubung dalam kata atau kalimat.
Konjungsi dapat dikelompokkan atas
a. Konjungsi intrakalimat
dan, serta, sambil, atau, supaya, agar, seperti, sebab, kalau, untuk, bagai,
-
34
tetapi, kemudian, bahkan, dll..
1) Saya belajar sungguh-sungguh supaya lulus ujian.
2) Ia kaya raya tetapi hidupnya sederhana.
3) Aku yang datang kerumahmu atau kamu yang datang ke rumahku.
b. Konjungsi ekstrakalimat
jadi, di samping itu, oleh karena itu, oleh sebab itu, dengan demikian,
walaupun demikian, tambahan pula, selain itu, akan tetapi, bertalian
dengan itu, dll..
a. Pengusaha itu kaya raya dan dermawan. Oleh karena itu, ia
dihormati oleh tetangga di sekitar rumahnya.
b. Kreativitas barunya berakar pada tradisi kehidupannya. Dengan
demikian, ia tidak pernah kehabisan sumber kreativitas baru.
c. Ia selalu mengembangkan karakternya. Di samping itu, ia juga
memperluas wawasan bisnisnya.
9. KATA SERU (INTERJEKSI)
Kata seru adalah kata tugas yang dipakai untuk mengungkapkan perasan
atau seruan hati: kagum, sedih heran, jijik, benci marah, dll.. kata seru dipakai
di dalam kalimat seruan, imbauan, atau kalimat perintah (imperatif)
Misal
a. Wah saya sangat tersanjung dengan sambutan ini.(kagum)
b. Astaga, dia bukannya berjaga, malahan pergi! (heran)
c. Amboi, alangkah indahnya panoramnya. (kagum)
d. Sial, memancing seharian, Cuma dapat sedikit! (marah)
e. Asyik, jagoanku akhirnya terpilih. (senang)
10. KATA SANDANG (ARTIKEL)
Kata sandang merupakan kata tugas yang membatasi makna jumlah orang
atau benda. Kata sandang terdiri atas
a. artikel yang menyatakan makna tunggal
-
35
sang guru, sang suami, sang juara, sang putri, baginda raja, sri ratu,
hang tuah, dang tuanku.
b. artikel yang menyatakan banyak
para siswa, para pemirsa
c. artikel yang menyatakan netral
si cantik, si hitam manis, si dia
E. FRASA
Merupakan kelompok kata yang tidak mengadung predikat dan belum
membentuk klausa atau kalimat serta mengandung kesatuan makna yang
jelas. Unsur frasa tidak terbatas pada dua atau tiga kata, tetapi dapat
beberapa kata asalkan gabungan kata itu tidak membentuk predikat.
Ciri frasa
1. konstruksinya tidak mempunyai predikat
2. proses pemaknaannya berbeda dengan idom
3. susunan katanya berpola tetap
1. Konstruksinya tidak mempunyai predikat
Misal
a. bahasa Indonesia
b. di balik awan putih bersih
c. air mineral dari pegunungan
d. dua minggu yang lalu
e. sejumlah persoalan yang pelik
Gabungan kata yang sudah membentuk predikat dan tidak dapat dikatakan
frasa misal
a. belajar bahasa Indonesia
b. menghilang di balik awan
c. meminum air mineral
d. datang berkunjung dua minggu yang lalu
e. membawa sejumlah persoalan yang pelik
-
36
2. Proses pemaknaannya berbeda dengan idiom
Frasa berbeda dengan idiom walaupun keduanya berupa gabungan kata.
Idiom dapat terdiri dari dua kata atau lebih yang membentuk makna baru,
dan makna itu sudah sudah bergeser jauh dengan makna sebenarnya.
Frasa cakupan maknanya masih disekitar makna sebenarnya atau inti
maknanya tetap.
Contoh idiom
Misal
a. tipis kuping = tak tahan sindiran
b. gulung tikar = bangkrut
c. main api = menyerempet bahaya
contoh frasa
a. haus kekuasaan = haus akan kekuasaan
b. siap tempur = siap untuk bertempur
c. jumpa pers = berjumpa dengan pers
3. Susunan katanya berpola tetap
Susunan kata dalam frasa bersifat tetap, tegar, tidak tergoyahkan, dan tidak
boleh dibalik. Kalau posisinya berpindah, kelompok kata itu berpindah secara
utuh.
Misal
a. Hari ini akan diadakan jumpa pers.
b. Jumpa pers akan diadakan hari ini.
Berbeda dengan idiom yang penulisannya masih bisa dibalik tanpa
mengubah maknanya.
Misal
a. tipis kuping kuping tipis
b. besar kepala kepala besar
c. panjang tangan tangan panjang
Bandingkan dengan frasa bila susunan katanya dipertukarkan.
Misal
-
37
a. haus kekuasaan kekuasaan haus
b. siap tempur tempur siap
c. temu wicara wicara temu
Frasa dapat dikelompokkan atas lima macam
1. frasa verbal (artinya sama dengan kata kerja)
a. mengetik dengan sepuluh jari (intinya: mengetik)
b. asyik belajar (intinya: belajar)
c. tidak harus pergi (intinya: pergi)
d. sedang berpikir keras (intinya: berpikir)
e. sudah melarikan diri (intinya: melarikan)
2. frasa adjectival (artinya sama dengan kata sifat)
a. sudah tidak layak
b. sama sekali tidak sombong
c. makin lama makin panas
d. malu sekali
e. lebih dari cukup
3. frasa adverbial (artinya sama dengan kata keterangan)
a. pada zaman jepang
b. dengan kereta api cepat
c. karena cinta yang membara
d. untuk mencerdaskan bangsa
e. sebelum azan subuh
4. frasa nominal (artinya sama dengan kata benda)
a. anak cucu
b. penyakit yang sangat berbahaya
c. formulir pendaftaran calon mahasiswa baru
d. manajer pemasaran yang terampil
e. lima lembar kuitansi tanda bukti pembayaran
5. frasa partikel (artinya sama dengan kata depan)
a. selain dari
b. sampai dengan
c. di belakang
-
38
d. dari samping
e. oleh karena
Makna setiap frasa ditentukan oleh intinya.
F. KLAUSA
Klausa adalah kelompok kata yang berpotensi menjadi kalimat.
1. Klausa Kalimat Majemuk Setara
Dalam kalimat majemuk setara (koordinatif) setiap klausa mempunyai
kedudukan yang sama. Kalimat majemuk koordinatif ini dibangun dengan dua
klausa atau lebih yang tidak saling menerangkan.
Misal
a. Rima pergi ke kampus atau ke rumah temannya.
Klausa pertama Rima pergi ke kampus.
Klausa kedua Rima ke rumah temannya.
b. Rima membaca Kompas sedangkan adiknya menonton televisi.
Klausa pertama Rima membaca Kompas.
Klausa kedua adiknya menonton televisi.
2. Klausa Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat (subordinat) dibangun dengan klausa yang
berfungsi menerangkan klausa lainnya.
Misal
a. Tetanggaku pindah ke Jakarta setelah suaminya bekerja di Bank
Indonesia.
Tetanggaku pindah ke Jakarta sebagai klausa utama (lazimnya disebut
induk kalimat)
setelah suaminya bekerja di Bank Indonesia sebagai klausa sematan
(lazimnya disebut anak kalimat)
b. Mereka mengolah kekayaan alam secara kreatif karena itu sangat
makmur. (klausa utama + klausa sematan)
3. Klausa Kalimat Majemuk Gabungan Setara dan Bertingkat
-
39
Klausa ini digabung dari kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk
bertingkat (kalimat subordinat-koordinat) terdiri atas tiga klausa atau
lebih.
a. Dia pindah ke Jakarta setelah ayahnya meninggal dan ibunya kawin
lagi.
dia pindah ke Jakarta (klausa utama)
setelah ayahnya meninggal (klausa sematan)
ibunya kawin lagi (klausa sematan)
G. MAKNA DAN PERUBAHANNYA
Makna adalah hubungan antara bentuk bahasa dengan objek atau sesuatu
hal yang diacunya. Makna tersebut dibagai atas dua, yaitu
1. Makna leksikal (makna denotasi)
Makna lugas yang tidak mempunyai kaitan dengan kata lain. Makna ini
sering juga disebut dengan makna yang tertera dalam kamus
Misal
Belah dapat mempunyai makna (1) celah, (2) pecah menjadi dua, (3) sisi,
(4) setengah, dst..
2. Makna gramatikal / struktural (makna konotasi)
Makna yang timbul akibat pergesaran dari makna leksikal ke gramatikal.
Makna yang timbul akan bergantung kepada struktur tertentu
Misal
hitam (makna leksikal warna yang gelap) makna gramatikalnya dapat
menjadi penuh kegetiran.
a. Dia hampir terjerumus ke lembah hitam (daerah/tempat mesum)
b. Kuhitamkan negeri ini. (kutinggalkan untuk selamanya)
c. Dia tidak ingin membicarakan masa lalunya yang hitam.
H. PERTALIAN MAKNA KATA
Dalam kaitannya dengan makna ada beberapa makna yang mempunyai
pertalian makna
-
40
1. Sinonim
Kata yang mempunyai persamaan makna.
Misal
muda, nasib = takdir, sunyi = senyap , pemirsa = pirsawan = penonton
2. Antonim
Kata yang mempunyai perlawanan makna.
Misal
atas dan bawah, menjual dan membeli
3. Homonim
Kata yang mempunyai persamaan bunyi, persamaan tulisan tetapi
mempunyai makna yang berbeda.
Misal
bandar = pelabuhan
= parit
= pemegang uang dalam perjudian
4. Homofon
Kata yang mepunyai persamaan bunyi, tetapi penulisan dan maknanya
berbeda.
Misal
sangsi dan sanksi ( ragu dan hukuman)
5. Homograf
Kata yang mempunyai persamaan tulisan, tetapi membaca dan maknanya
berbeda.
Misal
Ia makan apel (buah) sesudah apel (upacara) di lapangan
6. Polisemi
Kata yang mempunyai makna yang beragam sesuai dengan konteks
katanya.
Misal
kaki
kaki tangan
kaki bukit
kaki meja
catatan kaki
-
41
7. Hipernim
Kata yang mempunyai cakupan makna yang lebih luas atau lebih umum.
Misal
bunga
warna
8. Hiponim
Kata yang mempunyai cakupan yang lebih khusus atau lebih sempit.
Misal
anyelir, melati, mawar, anggrek
merah, kuning, hitam, biru, putih
I. PERGESERAN MAKNA / PERUBAHAN MAKNA
1. Makna Meluas
Perubahan makna kata yang cakupan makna sekarang lebih luas dari makna
sebelumnya.
Misal
Putri = dahulu dipakai untuk anak raja-raja sekarang dipakai untuk menyebut
semua anak permpuan.
2. Makna menyempit
Perubahan makna kata yang cakupan makna sekarang lebih sempit dari
makna sebulumnya.
Misal
Sarjana = dahulu dipakai untuk kaum cerdik pandai sekarang hanya untuk
gelar akademis.
3. Ameliorasi
Perubahan makna kata yang mengakibatkan makna sekarang lebih tinggi
nilai rasanya dari makna sebelumnya.
Misal
istri lebih tinggi/halus dari bini
4. Peyorasi
Perubahan makna kata yang cakupan makna sekarang lebih rendah atau
lebih kasar dari makna sebelumnya.
-
42
Misal
Gerombolan dahulu maknanya halus, sekarang bermakna pada bentuk
negatif
5. Sinestesia
Perubahan makna yang terjadi karena pertukaran dua alat indra yang
berlainan.
Misal
Kopi ini manis (indra pengecap)
Wajahnya manis untuk dilihat. (indra penglihatan)
6. Asosiasi
Perubahan makna kata karena persamaan sifat.
Misal
Belikan saya amplop (pembungkus surat)
Berikan saja amplop ini biar urusan cepat selesai (sogokan)
Latihan dan Tugas Mandiri
1. Tuliskan jenis kelas kata yang bercetak miring pada kalimat berikut!
a. Itulah sebabnya, Pemda DKI berupaya mengatasi kemacetan lalu
lintas ini.
b. Kemacetan di Jakarta menghabiskan ribuan ton bahan bakar secara
sia-sia.
c. Pemerintah dapat memfasilitasi proyek ini bersama pengusaha
perikanan dan transportasi laut.
2. Tuliskanlah jenis frasa bercetak miring dalam kalimat berikut!
a. Potensi ekonomi masyarakat harus dikembangkan.
b. Oleh karena itu, masyarakat Indonesia bertekad menegakkan hukum.
c. Bangsa kita akan menjadi bangsa yang makmur bukan?
-
43
3. Tuliskanlah jenis klausa yang bercetak miring pada kalimat berikut!
a. Mahasiswa tidak hanya demonstrasi, tetapi juga mencermati koruptor
itu.
b. Ketika duduk di bangku taman, mereka mengamati kendaraan di muka
rumah itu.
BAB IV
DIKSI
A. DIKSI (PILIHAN KATA)
1. Diksi atau pilihan kata mencakup pengertian kata-kata mana yang dipakai
untuk menyampaikan suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokan
kata-kata yang tepat atau menggunakan ungkapan-ungkapan yang tepat, dan
gaya mana yang paling baik digunakan dalam suatu situasi.
2. Diksi atau pilihan kata adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa-
nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk
menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang
dimiliki kelompok masyarakat pendengar.
-
44
3. Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasaan
sejumlah besar kosa kata atau perbendaharaan kata bahasa tersebut.
Diksi adalah ketepatan pilihan kata. Penggunaan ketepatan pilihan kata ini
dipengaruhi oleh kemampuan mengetahui, memahami, menguasai, dan
menggunakan sejumlah kosa kata secara aktif yang dapat mengungkapkan gagasan
secara tepat sehingga mampu mengomunikasikannya secara efektif kepada
pembaca atau pendengarnya.
Indikator ketepatan kata ini, antara lain
1. Mengomunikasikan gagasan berdasarkan pilihan kata yang tepat dan sesuai
berdasarkan kaidah bahasa Indonesia
2. Menghasilkan komunikasi yang paling efektif tanpa salah penafsiran atau
salah makna
3. Menghasilkan respon pembaca atau pendengar sesuai dengan harapan
penulis atau pembicara
4. Menghasilkan target komunikasi yang diharapkan
B. FUNGSI DIKSI
1. Melambangkan gagasan yang diekspresikan secara verbal
2. Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi, resmi, semi
resmi, tidak resmi) sehingga menyenangkan pendengar/pembaca
3. Menciptakan komunikasi yang baik dan benar
4. Menciptakan suasana yang tepat
5. Mencegah perbedaan penafsiran
6. Mencegah salah pemahaman
7. Mengefektifkan pencapaian target komunikasi
C. SYARAT KETEPATAN PEMILIHAN KATA
1. Dapat membedakan antara denotasi dan konotasi
Misal
a. Bunga edelwise hanya tumbuh di tempat yang tinggi.
b. Jika bunga bank tinggi, orang enggan mengambil kredit bank.
c. Megawati dan Susilo Bambang Yudoyono berebut kursi presiden.
d. Kursi tua peninggalan kakek masih terlihat kokoh di sudut ruangan.
-
45
2. Dapat membedakan kata-kata yang hampir bersinonim dan kata yang
bersinonim.
Misal
a. Siapa pengubah peraturan yang memberatkan pengusaha.
b. Pembebasan bea masuk untuk jenis barang tertentu adalah peubah
peraturan yang selama ini memberatkan pengusaha.
c. Kucing adalah binatang buas.
d. kucing merupakan binatang buas.
3. Dapat membedakan kata-kata yang hampir mirip dalam ejaannya.
Misal
intensif - insentif
karton - kartun
interferensi - inferensi
preposisi - proposisi
4. Dapat memahami dengan tepat makna kata-kata abstrak dam konkret
secara cermat
Misal
Abstrak : keadilan, kebahagiaan, keluhuran
kebajikan, kebijakan, kebijaksanaan
Konkret : mangga, sarapan, lima belas persen
5. Dapat memakai kata penghubung yang berpasangan dengan tepat.
Benar antara . . . dan . . .
sesuai . . . dengan . . .
tidak . . . tetapi . . .
baik . . . maupun . . .
bukan . . . melainkan . . .
Salah antara . . . dengan . . .
sesuai . . . bagi . . .
tidak . . . melainkan . . .
bukan . . . tetapi . . .
Berikut beberapa kata berpasangan (termasuk kata kerja berpartikel)
-
46
berawal dari disebabkan oleh
berdasarkan pada sampai ke
bergantung pada sehubungan dengan
berjumpa dengan sejalan dengan
berkenaan dengan sesuai dengan
bertalian dengan terbuat dari
dibacakan oleh terdiri atas/dari
diperuntukan bagi tergantung pada
6. Dapat membedakan antara kata-kata yang umum (hipernim) dan kata yang
khusus (hiponim)
Hipernim : Melihat
Hiponiom : melotot, membelalak, melirik, mengerling, mengintai, mengintip,
memandang, menatap, melotot,
memperhatikan, mengamati, mengawasi, melirik, menonton,
meneropong, dll.
D. GAYA BAHASA Gaya bahasa ditentukan oleh ketepatan dan kesesuaian pilihan kata. Kalimat,
paragraf, atau wacana menjadi efektif jika diekspresikan dengan gaya bahasa
yang tepat. Gaya bahasa mempengaruhi terbentuknya suasana, kejujuran,
kesopanan, kemenarikan, tingkat keresmian, atau gaya percakapan. Gaya
resmi misalnya akan membawa pembaca/pendengar ke suasana serius dan
penuh perhatian. Suasana tidak resmi mengarahkan pembaca/pendengar ke
dalam situasi rileks tetapi efektif. Gaya percakapan membawa suasana ke
dalam situasi realistis.
Gaya bahasa berdasarkan nada yang dihasilkan oleh pilihan kata ini ada tiga
macam
1. Gaya bahasa sederhana berdasarkan nada rendah
-
47
Melalaui rangkaian kata ini penulis/pembicara dapat menghasilkan
ekspresi pesan yang mudah dipahami oleh berbagai lapisan pembaca,
misalnya dalam buku-buku pelajaran, penyajian fakta, dan pembuktian.
2. Gaya menengah
Gaya bahasa menengah dibangun berdasarkan rangkaian kaidah
sintaksis dengan maksud untuk menimbulkan suasana damai dan
kesejukan, misalnya dalam seminar, kekeluargaan, dan kesopanan
3. Gaya mulia
Gaya bahasa yang penuh dengan tenaga menggunakan pilihan kata yang
penuh vitalitas, energi dan tenaga, serta kebenaran universal. Gaya ini
dapat menghanyutkan emosi pembaca/pendengar. Gaya ini sering
digunakan untuk menggerakan masa dalam jumlah yang sangat banyak.
Ada enam faktor yang mempengaruhi tampilan bahasa seorang komunikator
dalam berkomunikasi dengan komunikannya, yaitu
1. cara dan media komunikasi lisan atau tulisan, langsung atau tidak
langsung, media cetak atau elektronika
2. bidang ilmu ekonomi, sastra, hukum, kedokteran, filsafat, dll.
3. Situasi resmi, tidak resmi, setengah resmi
4. ruang atau konteks seminar, kuliah, ceramah, pidato
5. khalayak usia (anak-anak, remaja, dewasa), jenis kelamin (laki - laki,
perempuan), tingkat pendidikan ( rendah,menengah, tinggi), status
sosial
6. tujuan diplomasi, humor, informasi, persuasi, membangkitkan emosi
-
48
BAB V
KALIMAT
A. UNSUR-UNSUR KALIMAT
1. SUBJEK
Fungsi
a. Membentuk kalimat dasar, kalimat luas, kalimat tunggal, kalimat
majemuk.
b. Mejadi pokok pikiran.
c. Memperjelas makna
d. Menegaskan atau memfokuskan makna.
e. Memperjelas pikiran atau ungkapan.
f. Membentuk kesatuan pikiran.
Ciri-ciri
-
49
a. Jawaban apa dan siapa.
b. Dapat didahului kata bahwa.
c. Dapat berupa kata atau frasa benda.
d. Dapat disertai kata ini, atau itu.
e. Dapat disertai kata pewatas yang.
f. Tidak dapat didahului oleh preposisi : di, dalam, kepada, bagi, untuk,
dari, menurut, berdasarkan, dan lain-lain.
g. Tidak dapat diingkarkan dengan kata tidak, atau bukan
Misal
a. Saya sudah mulai mengantuk.
b. Malam sudah sangat larut.
c. Air sungai kecil itu terus menggericik.
d. Seekor kelinci tiba-tiba keluar dari segerombolan tanaman dekat rel
kereta api.
2. PREDIKAT
Fungsi
a. Membentuk kalimat tunggal, kalimat luas, kalimat majemuk.
b. Memperjelas pikiran atau gagasan yang diungkapkan dan menentukan
kejelasan makna kalimat.
c. Menegaskan makna.
d. Membentuk kesatuan pikiran.
Ciri-ciri
a. Jawaban mengapa, bagaimana
b. Dapat diingkarkan dengan kata tidak, bukan
c. Dapat didahulukan dengan keterangan aspek: akan, sudah, sedang,
selalu, hampir
d. Dapat didahului keterangan modalitas: sebaiknya, seharusnya,
seyogyanya, mesti, selayaknya, dan lain-lain.
e. Tidak dapat didahului oleh kata yang, jika didahului yang, maka
predikat akan berubah menjadi perluasdan subjek.
f. Dapat didahului kata adalah, ialah, yaitu, yakni
g. Dapat berupa kata benda, kata kerja, kata sifat, atau kata bilangan
Misal
-
50
a. Pengusaha sukses itu menemukan peluang bisnis baru
b. Dia sukses
c. Bisnisnya berkembang
d. Manusia adalah makhluk yang berakal budi
e. Bisnisnya berkembang sangat pesat setelah menggunakan bahan
baku lokal.
3. OBJEK
Fungsi
a. Membentuk kalimat dasar pada kalimat berpredikat transitif
b. Memperjelas makna kalimat
c. Membentuk kesatuan atau kelengkapan pikiran
Ciri-ciri
a. Dapat berupa kata benda
b. Tidak didahului kata depan
c. Mengikuti secara langsung dibelakang predikat transitif
d. Merupakan jawaban apa atau siapa yang terletak dibelakang predikat
transitif
e. Dapat menduduki fungsi subjek apabila dipasifkan
Misal
a. Mahasiswa itu menerangkan kerangka berpikirnya
b. Mereka mendiskusikan anti korupsi
4. PELENGKAP
Ciri-ciri
a. Bukan unsur utama, tetapi tanpa pelengkap kalimat tersebut tidak jelas
dan tidak lengkap informasinya
b. Terletak dibelakang prediakat yang bukan kata kerja transitif
Misal
a. Negara Republik Indonesia berdasarkan Pancasila
b. Ia menjadi rektor
c. Ibu membawakan saya oleh-oleh
-
51
5. KETERANGAN
Fungsi
a. Menjelaskan atau melengkapi informasi pesan-pesan kalimat.
Ciri-ciri
a. Bukan unsur utama kalimat, tetapi kalimat tanpa keterangan, pesan
menjadi tidak jelas, tidak lengkap
b. Tempat tidak terikat posisi pada awal, tengah, akhir kalimat
c. Dapat berupa keterangan waktu, tujuan, sebab, akibat, syarat, cara,
posesif (ditandai kata meskipun, walaupun, biarpun) dan penganti
nomina (menggunakan kata bahwa )
d. Dapat berupa keterangan tambahan(keterangan tambahan subjek,
tetapi tidak dapat menggantikan subjek), dapat berupa aposisi (dapat
menggantikan subjek)
Misal
a. Kemarin rektor berangkat ke Tokyo
b. Karena malas belajar, mahasiswa itu tidak lulus.
c. Megawati, yang menjabat Presiden RI 2001-2004, adalah putra Bung
Karno. (keterangan tambahan)
d. Megawati, Presiden RI 2001-2004, adalah putra Bung Karno. (aposisi)
B. POLA KALIMAT
1. POLA KALIMAT DASAR
Pola kalimat dasar sekurang-kurangnya terdiri atas subjek (S) dan predikat
(P)
Pola kalimat dasar mempunyai ciri-ciri
a. Berupa kalimat tunggal (satu S, satu P, satu O, satu Pel, satu K)
b. Sekurang-kurangnya terdiri dari satu S dan satu P
c. Selalu diawali dengan subjek
d. Berbentuk kalimat aktif
e. Dapat berupa kata dan frasa
f. Dapat dikembangkan menjadi kalimat luas dengan memperluas
subjek, predikat, objek, dan keterangan.
-
52
FUNGSI
TIPE
SUBJEK
PREDIKET
OBJEK
PELENGKAP
KETERANGAN
1. S P Kami berdiskusi ~ ~ ~
2. S - P- O Aku mendapatkan hadiah ~ ~
3. S - P-
Pel
Ketua
partai itu
menjadi ~ calon
presiden
~
4. S - P -
Ket
Para
kepala
negara
Asean
sedang
bersidang
~ ~ di Bali
5. S - P-
O- Pel
Kami menjuluki Dia sang
penyelamat
~
6. S P- O-
Ket
Beberapa
karyawan
sedang
membahas
kasus
bisnis
di ruang rapat
Contoh kalimat luas
a. Kami yang mengharapkan kedamaian di Papua selalu berdiskusi
tentang masalah ini.
b. Mahasiswa unggulan itu sedang mempelajari struktur cahaya matahari.
c. Mereka yang menginginkan prestasi atlet menyediakan sarana latihan.
d. Para siswa yang kehilangan gedung sekolah itu sedang belajar bahasa
Indonesia dengan sarana seadanya.
e. Beberapa karyawan yang sangat kreatif itu sedang membahas secara
serius masalah kasus bisinis properti di ruang rapat pimpinan.
Catatan :
Kata yang dicetak miring merupakan kalimat dasar.
2. POLA KALIMAT MAJEMUK
-
53
a. Kalimat Majemuk Setara
1) Kalimat majemuk setara gabungan menggunakan : dan, serta,
sambil.
Dosen dan mahasiswa bekerja secara kreatif dan inofatif.
2) Kalimat majemuk setara memilih menggunakan : atau
Anda pergi ke kampus atau menghadiri seminar?
3) Kalimat majemuk setara berurutan menggunkan : lalu, lantas,
kemudian, setelah itu, mula-mula
Kami menabung setiap bulan lalu mengawali bisnis ini.
4) Kalimat majemuk setara perlawanan menggunakan : tetapi,
melainkan, sedangkan, namun,
Sahabatku tidak pandai melainkan rajin.
5) Kalimat majemuk setra menguatkan : bahkan, lagipula.
Buku itu bagus lagipula murah harganya.
b. Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat disusun berdasarkan jenis anak
kalimatnya. Anak kalimat tersebut merupakan perluasan dari
kalimat asalnya atau sering disebut induk kalimat.
Macam-macam kalimat majemuk berdasarkan jenis anak
kalimatnya
1) Anak kalimat keterangan waktu : ketika, waktu, saat, setelah,
sebelum, sejak, dll.
Misal
Mereka segera mencari peluang kerja, setelah menyelesaikan
studinya.
2) Anak kalimat keterangan sebab : sebab, karena, lantaran, dll
Misal
Orang itu meninggal karena menderita sakit jantung.
3) Anak kalimat keterangan akibat : hingga, sehingga, maka, dll.
-
54
Misal
Pengusaha itu bekerja keras sehingga berhasil mendapat
untung besar.
4) Anak kalimat keterangan syarat : jika, apabila, kalau, andai, dll.
Misal
Andaikata Anda mampu memenangkan pertandingan tersebut,
bagaimana perasaan Anda?
5) Anak kalimat keterangan tujuan : agar, supaya, demi, untuk,
guna, dll.
Misal
Kita harus bekerja keras demi masa depan yang gemilang.
6) Anak kalimat keterangan cara : dengan, tanpa, dalam.
Misal
Dosen itu menerangkan masalah tersebut dengan pendekatan
ilmiah.
7) Anak kalimat perluasan objek : bahwa
Misal
Presiden menegaskan bahwa bangsa Indonesia harus
menegakan hukum.
8) Anak kalimat keterangan posesif : meskipun, walaupun, biarpun,
dll.
Misal
Saya akan berupaya meningkatkan kualitas kerja meskipun
sulit diujudkan.
c. Kalimat Majemuk Gabungan (campuran)
Misal
1) Bangsa Indonesia bekerja keras mengejar ketinggalan ekonomi
setelah krisis politik berkepanjangan dan krisis keamanan
mulai membaik.
2) Kinerja bisnis mulai membaik dan perkembangan ekonomi mulai
stabil setelah berhasil melangsungkan pemilu secara
demokratis.
-
55
Latihan dan Tugas Mandiri
1. Perbaiki kalimat berikut agar menjadi kalimat efektif! Variasi perbaikan setiap
nomor minimal dua kalimat.
a. Para duta-duta besar sudah pada berdatangan untuk hadir pada upacara
peringatan 100 tahun Bung Hatta.
b. Dengan mengucapkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan YME, maka
selesailah makalah ini tepat pada waktunya.
c. untuk meningkatkan mutu akademis, memerlukan sarana yang harus dibiayai
dengan SPP.
d. Hipotesis nol adalah berarti tidak membedakan variabel x dan variabel y
e. Adalah merupakan tanggung jawab kita semua untuk menciptakan rasa aman
dan tenteram di masyarakat kita.
2. Tentukan subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan kalimat berikut!
a. Persatuan dapat dilaksanakan dengan menciptakan perasaan senasib.
b. Budaya bangsa merupakan modal pembangunan.
c. Dalam pembangunan dituntut kreativitas baru, kerja keras, dan efesiensi.
d. Presiden RI berupaya menarik simpati bangsa pemodal untuk berinvestasi di
Indonesia.
e. Menteri Negara beranggapan bahwa kasus ini hanya dibesar-besarkan media
massa saja.
3. Tuliskanlah contoh kalimat majemuk setara
a. kalimat majemuk setara gabungan
b. kalimat majemuk setara pemilihan
4. Tuliskanlah contoh kalimat majemuk bertingkat
a. kalimat majemuk anak kalimat keterangan sebab
b. kalimat majemuk anak kalimat keterangan tujuan
c. kalimat majemuk anak kalimat keterangan cara
-
56
BAB VI
ALINEA / PARAGRAF
A. Struktur Alinea
1. Kalimat Topik / Kalimat Utama
Kalimat yang berisi ide pokok
Ciri-cirinya
a. mengandung permasalahan yang potensial untuk dirinci dan diuraikan
lebih lanjut.
b. merupakan kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri dan diuraikan lebih
lanjut
c. mempunyai arti yang cukup jelas tanpa harus dihubungkan dengan
kalimat lain.
2. Kalimat Penjelas
Kalimat yang berfungsi menjelaskan atau mendukung ide utama kaliamat.
-
57
Ciri-cirinya
a. sering merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri
b. arti kalimat ini baru jelas setelah dihubungkan dengan kalimat lainnya.
c. Isinya berupa rincian, keterangan, contoh,dan data tambahan lain yang
bersifat mendukung kalimat topik.
B. Syarat Alinea
1. Kesatuan Alinea
Seluruh kalimat yang ada hanya membicarakan satu ide pokok, satu
topik/masalah
2. Kepaduan Alinea (koherensi)
Antarkalimat terdapat keterpaduan dan logis. Penggunaan repetisi, kata
ganti, serta frasa penghubung dapat melengkapi keterpaduan antarkalimat
C. Jenis Alinea
1. Jenis Alinea Menurut Posisi Kalimat Topiknya
a. Alinea Deduktif
Alinea yang kalimat utamanya terletak diawal kalimat, diikut oleh
kalimat penjelas.
b. Alinea Induktif
Alinea yang kalimat utamanya terletak diakhir. Alinea ini diawali
dengan kalimat-kalimat penjelas dan diakhiri dengan kalimat utama.
c. Alinea Deduktif-Induktif (Gabungan)
Alinea yang kalimat utamanya terletak diawal paragraf dan
ditampilkan kembali diakhir paragraf untuk penegasan.
d. Alinea Penuh Kalimat Topik
Alinea yang kalimat utamanya terletak disemua kalimat. Alinea ini bisa
berupa uraian yang berupa deskripsi atau karangan bersifat narasi.
2. Jenis Alinea Menurut Sifat Isinya
-
58
a. Persuasif/Persuasi
Alinea yang berisi ajakan, mempengaruhi pembaca.
b. Argumentatif/Argumentasi
Alinea yang berisikan pembahasan tentang sesuatu yang berisikan
bukti-bukti yang berisikan bukti-bukti dan alasan-alasan yang
mendukung.
c. Deskriptif/Deskripsi
Alinea yang berisikan tentang gambaran objek atau lukisan objek
secara rinci
d. Eksposisitoris/Eksposisi
Alinea yang memaparkan suatu bentuk kejadian atau peristiwa yang
berupa fakta-fakta, atau lukisan peristiwa.
e. Narataif/Narasi
Alinea yang berisikan penceritaan atau berbentuk cerita.
3. Jenis Alinea Menurut Fungsinya dalam Karangan
a. Alinea Pembuka
Berfungsi sebagai
a. menghantar pokok pembicaraan
b. menarik minat dan perhatian pembaca
c. menyiapkan pikiran pembaca untuk mengetahui isi seluruh
karangan.
d. Bentuk-bentuk yang dapat dipakai sebagai bahan menulis
alinea pembuka, yaitu
1) kutipan, peribahasa, anekdot
2) uraian bagaimana pentingnya pokok pembicaraan
3) suatu tantangan atas pendapat atau pernyataan
seseorang
4) uraian tentang pengalaman pribadi
5) uraian mengenai maksud dan tujuan penulisan
6) sebuah pernyataan
b. Alinea Pengembang / Isi
Berfungsi sebagai
1) mengemukakan inti persoalan
-
59
2) memberi ilustrasi atau contoh
3) menjelaskan hal yang diuraikan pada alinea berikutnya
4) meringkas alinea sebelumnya
5) mempersiapkan dasar atau landasan untuk simpulan
c. Alinea Penutup
Alinea ini berisikan simpulan bagian karangan. Merupakan pernyataan
kembali maksud penulis. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah
a. Sebagai penutup, alinea ini tidak boleh terlalu panjang.
b. Isi alinea berisi simpulan sebagai cerminan inti seluruh uraian
c. Alinea ini hendaknya memberikan kesan yang mendalam bagi
pembaca.
D. Pengembangan Alinea
1. Metode Defenisi
Penulis menerangkan pengertian/konsep istilah tertentu.
2. Metode Proses
Alinea ini menguraikan suatu proses dapat berupa urutan tindakan atau
perbuatan, yang diurutkan secara runut.
3. Metode Contoh
Alinea yang menampilkan contoh dan ilustrasi secara terurai dan
terperinci.
4. Metode Sebab-Akibat
Alinea yang menerangkan sebab kejadian atau akibat yang ditimbulkan.
5. Metode Umum-Khusus
Alinea yang mengembangkan gagasan umum menuju kegagasan khusus.
6. Metode Klasifikasi
Alinea yang mengelompokkan persamaan atau perbedaan ciri benda,
sifat, bentu, ukuran, dan lainnya. Pengelompokan ini dapat menjadikan
perbandingan atau pertentangan suatu ciri, sifat yang diklasifikasikan
tesebut
E. Contoh-Contoh Pargaraf
-
60
1. Contoh Paragraf Deduktif
Semua isi alam ciptaan Tuhan. Ciptaan Tuhan yang paling berkuasa di dunia
ini ialah manusia. Manusia diizinkan oleh Tuhan memanfaatkan isi alam ini
sebaik-baiknya. Akan tetapi, tidak diizinkan menyiksa, mengabaikan, dan
menyia-nyiakannya.
2. Contoh Paragraf Induktif
Harga beras minggu yang lalu Rp 1.000,00/kg, kini sudah menjadi Rp1.100,00.
Gula pasir biasanya Rp1.250,00/kg telah berubah menjadi Rp1.300,00/kg.
Minyak goreng, susu bubuk, dan tepung terigu juga mengalami kenaikan
meskipun tidak terlalu besar. Kelihatannya harga sebagian barang pokok
terus bergerak naik.
3. Contoh Paragraf Deduktif-Induktif
Pemerintah menyadari bahwa rakyat Indonesia memerlukan rumah murah,
sehat dan kuat. Depertemen PU sudah lama menyelidiki bahan rumah yang
murah , tetapi kuat. Agaknya bahan perlit yang diperoleh dari batu-batuan
gunung berapi sangat menarik perhatian para ahli. Bahan ini tahan api dan tahan
air. Lagi pula, bahan perlit dapat dicetak menurut keinginan seseorang. Usaha
ini menunjukan bahwa pemerintah berusaha membangun rumah murah,
sehat, dan kuat untuk memenuhi keperluan rakyat.
4. Contoh Paragraf Kalimat Topik diseluruh Kalimat (Penuh)
Pagi hari aku duduk di bangku panjang dalam taman di belakang rumah.
Matahari belum tinggi benar, baru sepenggalah. Sinar matahari pagi
menghangatkan badan. Didepanku bermekaran bunga beraneka warna.
Kuhirup hawa pagi yang segar sepuas-puasnya.
5. Contoh Paragraf Persuasi
Deterjen ini tidak hanya cocok dipakai untuk mencuci bahan yang kasar, tetapi
cocok juga untuk mencuci bahan yang halus seperti sutra. Selain itu, deterjen
-
61
baru ini dapat juga dipakai untuk mencuci perabot dapur. Lagi pula, perabotan
yang dicuci dengan bubuk deterjen ini warnanya tidak akan pudar.
6. Contoh Paragraf Argumentasi
Tenaga kerja di Pulau Jawa, Bali, Madura dan Lombok kelebihan, sedangkan di
pulau-pulau lain kekurangan. Oleh sebab itu, sebagian tenaga kerja dari keempat
pulau tersebut dipindahkan ke pulau-pulau lain yang kekurangan tenaga kerja.
Dengan demikian, akan terjadi pemerataan tenaga kerja di Indonesia.
7. Contoh Paragraf Deskripsi
Tempat pensil kesukaan adikku. Setiap hari tak pernah lupa dibawanya.
Warnanya biru dihiasi motif bulan sabit yang tersenyum berwarna kuning.
Segala macam perelengkapan tulis-menulis disimpan rapi di sana. Terkadang
kepingan uang receh pun juga diletakkannya di tempat pensil hadiah ulang
tahunnya itu. Lucunya tempat perlengkapan alat tulis ini ada kaca kecilnya.
8. Contoh Paragraf Eksposisi
Panen padi di beberapa desa di Jawa Tengah terancam gagal. Musim kemarau
yang berkepanjangan membuat padi yang ditanam mengalamai kekeringan.
Ditambah lagi hama tikus juga menambah kendala terancamnya gagal panen ini.
Kekeringan ini mulai terasa semenjak usai tanam, hujan tidak pernah turun
mengakibatkan debit air di beberapa irigasi di bawah batas ambang normal,
bahkan ada yang benar-benar kering.
9. Contoh Paragraf Narasi
Libur semester kemarin aku ke Bali. Senangnya dapat menikmati liburan di Pulau
Seribu Pura tersebut. Tidak disangka-sangka aku bertemu dengan teman SMA
yang berlibur bersama keluarganya. Semakin asyik saja suasana liburanku.
10. Contoh Metode Definisi
-
62
Istilah organisasi dalam bahasa Indonesia berasal dari kata kerja bahasa Latin
organizare yang berarti membentuk sebagaian atau menjadi keseluruhan dari
bagian-bagian yang satu dan unsur yang lainnya saling bergantung atau
terorganisasi. Jadi secara harafiah organisasi itu berarti paduan dari bagian-
bagian yang satu sama lain saling bergantung. Di antara para ahli ada yang
menyebut paduan itu sistem, ada yang menamakan sarana.
11. Contoh Paragraf Metode Proses
Proses pembuatan kue donat adalah sebagai berikut. Mula-mula dibuat adonan
terigu dicampur dengan telur dan gula dengan perbandingan tertentu yang ideal
sesuai dengan banyaknya kue donat yang akan dibuat. Kemudian, adonan
dicetak dalam bentuk gelang-gelang. Setelah itu, gelang-gelang tadi digoreng
sampai berwarna kuning kecoklatan. Lalu, gorengan itu diolesi mentega, diberi
butiran coklat warna-warni, atau ditaburi tepung gula. Kini kue donat siap untuk
disantap.
12. Contoh Paragraf Metode Contoh
Ini seperti acara pesta kesenian di Indonesia. Lagu-lagu diperdendangkan, mulai
dari Indonesia Raya hingga Bintang Kecil. Alat musik tradisional terdengar
bergantian. Busana yang dikenakan juga busana dari Sabang sampai Merauke.
Dengan gerakan lentur dan lucu, para penari seusia SD itu meperlihatkan
keterampilan membedakan tarian nusantara. Tetapi ada yang mebedakan
dengan pesta di sekolah Indonesia. Para penarinya tidak berkulit sawo matang
karena mereka adalah bocah-bocah bule dengan mata biru atau coklat dan
berambut pirang. Mereka murid SD Benalla East, kira-kira 120 km dari Melbourn,
Australia. Para murid sekolah itu tertarik belajar bahasa Indonesia, termasuk
keseniannya.
13. Contoh Paragraf Sebab Akibat
-
63
Kecelekaan beruntun terjadi di jalur Jakarta-Cikampek Km 68. Menurut saksi
mata, truk tangki dari arah Jakarta melaju dengan kecepatan tinggi dan tiba-tiba
oleng sehingga menyeruduk dua kendaraan lain yang berlawanan. Api
diperkirakan timbul akibat gesekan antara badan mobil dan bahu jalan.
Tumpahan minyak tanah memicu timbulnya nyala api sehingga kobaran api tidak
dapat dikendalikan lagi. Akibat kecelakaan ini, lalu lintas Jakarta-Cikampek
sempat tersendat beberapa jam.
14. Contoh Paragraf Metode Umum - Khusus
Kedudukan beras sebagai bahan makanan pokok sangat penting. Dalam beras
terdapat zat makanan yang disebut hidrat arang. Hidrat arang itulah yang
menjadi sumber tenaga manusia. Menurut penyelidikan para ahli, dalam 100
gram beras terdapat tenaga sebanyak 300 kalori.
15. Contoh Paragraf Metode Klasifikasi
Sebanyak lima dari sepuluh kota termahal di dunia berada di Asia, dengan Tokyo
dan Osaka tercatat sebagai kota termahal di dunia. Kedua kota besar di Jepang
itu ternyata 20% lebih mahal dibandingkan tempat ketiga yang diduduki
Hongkong bersama Singapura dan Taipe. London yang sangat berusaha keras
menarik wisatawan, tampil menjadi kota keenam termahal bagi pelancong
internasional dan sebagai kota termahal di Uni Eropa. New York tetap
merupakan kota termahal di Amerika Serikat, sedangkan Chicagho, San
Francisco, dan Los Angeles termasuk dalam kelompok 20 teratas.
Latihan dan Tugas Mandiri
1. Buatlah sebuah contoh paragraf induktif.
2. Buatlah sebuah contoh paragraf deduktif induktif
3. Buatlah contoh paragraf argumentasi
4. Buatlah paragraf deduktif dengan pola deskripsi.
-
64
5. Buatlah sebuah karangan yang terdiri dari beberapa paragraf. Topik sesuai
dengan bidang Anda. Perhatikan penulisan paragraf pembuka, penghubung
penutup, serta penggunaan unsur keterpaduan paragraf.
BAB VII
TOPIK, TEMA, DAN KERANGKA KARANGAN
A. TOPIK
Topik berarti pokok pembicaraan atau pokok permasalahan.Topik karangan adalah
suatu hal yang akan digarap menjadi sebuah karangan. Topik karangan
permasalahannya masih bersifat umum
Fungsi topik
1. mengikat keseluruhan isi
2. menjiwai seluruh pembahasan (pendahuluan, pembahasan, simpulan)
-
65
3. memudahkan pengembangan ide bagi penulis, dan memudahkan
pemahaman bagi pembaca
4. memberikan daya tarik pembaca
B. JUDUL
Judul merupakan perincian atau penjabaran dari topik. Judul karangan sedapatnya
singkat dan padat, menarik perhatian serta dapat menggambarkan inti pembahasan.
Syarat judul yang baik
1. sesuai dengan topik
Topik : Analisis fungsi penjualan produk terhadap kinerja bisnis
Judul : Analisis fungsi penjualan terhadap kinerja bisnis PT Semen
Cibinong pada 2004
2. sesuai dengan isi karangan
3. berbentuk frasa bukan kalimat
1. Upaya mengembangkan inovasi kabel listrik dengan serat optik (benar)
2. Inovasi baru mengubah kabel listrik dengan serat optik (salah)
4. singkat
5. jelas
1. Pengembangan sumber daya laut terhadap peningkatan pendapatan
daerah (kurang jelas)
2. Upaya meningkatkan pendapatan daerah melalui sektor perikanan laut
pada pemerintahan DKI Jakarta (lebih jelas)
Misal
Topik : Putus Sekolah
Judul : 1. Kiat Menekan Tingginya Angka Putus Sekolah
2. Tingginya Angka Putus Sekolah Merupakan Problema
Pendidikan
3. Masalah Tingginya Angka Putus Sekolah, PR bagi Ahli
Pendidikian
C. TEMA
-
66
Ide atau gagasan yang akan dituangkan dalam karangan atau sering disebut pokok
pemikiran. Tema berupa pengungkapan maksud dan tujuan dari penulisan.
Tujuan yang dirumuskan secara singkat dan berupa satu kalimat, disebut tesis.
Kalimat tesis adalah rumusan singkat gagasan sentral sebuah karangan.
Rumusan tema boleh lebih dari satu kalimat
Misal
Topik : Kemacetan Lalu Lintas
Subtopik : Upaya Mengatasi Kemacetan Lalu Lintas
Tesis : Menuntun pembaca un