Modul Bahasa Indonesia

download Modul Bahasa Indonesia

of 106

description

Modul Bahasa Indonesia

Transcript of Modul Bahasa Indonesia

  • 1

    MODUL

    BAHASA INDONESIA

    Tujuan Kuliah

    I. Tujuan Umum

    Agar para mahasiswa memiliki sikap bahasa yang positif terhadap bahasa

    Indonesia dengan cara :

    A. Kesetian bahasa

    Mahasiswa memelihara bahasa Indonesia dan tidak mudah

    terpengaruh dengan bahasa asing.

    B. Kebanggan bahasa

    Mahasiswa mengutamakan bahasanya dan menggunakan sebagai

    lambang identitas bangsa.

    C. Kesadaran akan adanya norma bahasa

    Mahasiswa menggunakan bahasanya sesuai dengan kaidah dan

    aturan yang berlaku.

    II. Tujuan Khusus

    Agar para mahasiswa, calon sarjana, terampil menggunakan bahasa

    Indonesia dengan baik dan benar, secara lisan dan tulisan sebagai sarana

    pengungkapan gagasan ilmiah.

    Materi Kuliah

    1. Pengantar

    2. Fungsi dan Ragam Bahasa

    3. Ejaan yang Disempurnakan

    4. Bentuk dan Makna

    5. Diksi

    6. Kalimat

    7. Paragraf / Alinea

  • 2

    8. Teknik Penulisan Surat

    9. Topik , Tema dan Kerangka Karangan

    10. Penulisan Karangan

    BAB I

    KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA

    A. Kedudukan Bahasa Indonesia

    1. Sebagai Bahasa Nasional

    Sumpah Pemuda.

    Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan,

    bahasa Indonesia.

    Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai :

    a. Lambang kebanggaan nasional

    b. Lambang identitas nasional

    c. Alat pemersatu berbagai masyarakat yang berbeda latar belakang

    sosial budaya dan bahasanya

    d. Alat perhubungan antarbudaya dan antardaerah, antarwarga

    2. Sebagai Bahasa Negara

    UUD 1945 Bab XV, pasal 36.

    Bahasa negara ialah bahasa Indonesia.

    Sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia berfungsi:

    a. Bahasa resmi kenegaraan

    b. Bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga pendidikan

    c. Bahasa resmi di dalam perhubungan pada tingkat nasional untuk

    kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta

    pemerintahan

    d. Bahasa resmi dalam pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan

    iptek

    B. Fungsi Bahasa

    1. Sebagai alat berkomunikasi

  • 3

    2. Sebagai alat untuk mengekspresikan diri

    3. Sebagai alat untuk berintegrasi dan beradaptasi soisal

    4. Sebagai alat kontrol sosial

    C. Hakikat Bahasa

    Bahasa adalah suatu lambang berupa bunyi, bersifat arbitrer, digunakan oleh

    suatu masyarakat tutur untuk bekerjasama, berkomunikasi, dan

    mengidentifikasi diri. Sebagai sebuah sistem, bahasa terbentuk oleh suatu

    aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu baik dalam bidang tata bunyi, tata

    bentuk kata, maupun tata kalimat.

    D. Ragam Bahasa

    Pemilihan corak atau ragam bahasa yang dipakai oleh seseorang

    berkomunikasi tergantung pada tiga hal berikut ini

    1. Cara berkomunikasi / media

    2. Cara pandang penuturnya

    3. Topik/pokok permbicaraan

    KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN BERKOMUNIKASI

    SECARA LISAN DAN TULIS

    Cara Berkomunikasi Keunggulan Kelemahan

    Komunikasi Lisan 1. Berbicara 2. Berpidato 3. Berdiskusi 4. Presentasi 5. dll

    1. Berlangsung cepat 2. Dapat berlangsung

    tanpa alat bantu 3. Dapat

    menggunakan bahasa tubuh, mimik

    4. Kesalahan dapat dikoreksi langsung

    1. Tidak dapat dibuktikan secara autentik

    2. Dasar hukumnya lemah

    3. Sulit disajikan secara mendalam

    4. Mudah dimanipulasi

    Komunikasi Tertulis 1. Surat 2. Laporan 3. Artikel 4. Makalah 5. Skripsi

    1. Bukti autentik 2. Dapat disajikan

    lebih mendalam 3. Tidak dapat

    dimanipulasi datanya

    4. Mempunyai kekuatan hukum yang kuat

    1. Waktunya lambat 2. Menggunakan alat

    bantu 3. Kesalahan tidak dapat

    langsung dikoreksi 4. Tidak dapat dibantu

    dengan bahasa tubuh serta mimik

  • 4

    PEMAKAIAN RAGAM TAKRESMI DAN RAGAM RESMI

    Ragam Takresmi Lisan Ragam Resmi Lisan

    Dipakai untuk 1. Komunikasi sehari-hari dirumah 2. Bergunjing 3. Bercerita 4. Berbicara 5. dll.

    Dipakai untuk 1. Ceramah 2. Pidato 3. Diskusi 4. Presentasi 5. dll.

    Ragam Takresmi Tulis Ragam Resmi Tulis

    1. Surat pribadi 2. Catatan harian / diary 3. dll.

    1. Surat resmi 2. Makalah 3. Artikel 4. Proposal 5. Laporan 6. dll.

    PERBEDAAN PEMAKAIAN RAGAM LISAN DAN TULIS

    RAGAM LISAN RAGAM TULIS

    1. Memerlukan lawan bicara 2. Unsur-unsur funsional gramatikal

    (S,P,O,K) tidak dinyatakan dengan kata-kata , tetapi dengan menggunakan bantuan gerak tubuh dan mimik

    3. Terikat pada situasi, kondisi, ruang, gerak, dan waktu

    4. Makna dipengaruhi oleh tinggi rendah dan panjang pendeknya nada suara

    1. Tidak memerlukan lawan bicara 2. Fungfsi-fungsi gramatikal harus

    dinyatakan secara eksplisit agar pembaca memahami maksudnya

    3. Tulisan dapat dibaca dan dimengerti oleh siapa saja pada situasi, kondisi, waktu dan tempat yang berbeda-beda

    4. Makna ditentukan oleh pemakaian tanda baca

    Ragam Contoh

    Lisan takresmi Tulis formal Dialek Terpelajar Resmi Takresmi

    Sudah saya baca buku itu. Saya sudah membaca buku itu. Gue udah baca buku itu. Saya sudah membaca buku itu. Saya sudah membaca buku itu. Saya sudah baca buku itu.

    Ragam Ilmiah Nonilmiah

    Hukum

    Dia dihukum karena melakukan tindakan pidana.

    Dia dihukum karena melakukan penipuan dan penggelapan.

    Bisnis Setiap agen akan mendapat rabat khusus.

    Setiap agen akan mendapat potongan khusus.

    Sastra Alur cerita sinetron itu membosankan

    Jalan cerita sinetron itu membosankan.

    Kedokteran Epilepsi bukan penyakit menular.

    Ayan bukan penyakit menular

  • 5

    E. Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar

    1. Bahasa yang Baik

    Bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa Indonesia yang

    digunakan sesuai dengan norma kemasyarakatan yang berlaku.

    Misalnya, dalam situasi santai dan akrab, seperti di warung kopi, di

    pasar, di rumah hendakalah digunakan bahasa Indonesia yang santai

    dan akrab yang tidak terlalu terikat oleah patokan. Dalam situasi

    resmi dan formal, seperti lingkungan pendidikan, seminar, pidato,

    hendaklah digunakan bahasa Indonesia yang resmi dan formal, yang

    selalu memperhatikan norma bahasa.

    2. Bahasa yang Benar

    Bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa Indonesia yang digunakan

    sesuai dengan aturan dan kaidah yang berlaku. Meliputi kaidah ejaan,

    kaidah pembentukan kata, kaidah penyusuanan kalimat, kaidah

    penyusunan paragraph, dan lainnya.

    Jadi bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah bahasa

    Indonesia yang digunakan sesuai dengan norma kemasyarakatan

    yang berlaku dan sesuai dengan kaidah bahasa Indoensia yang

    berlaku.

  • 6

    BAB II

    EJAAN YANG DISEMPURNAKAN

    A. PENULISAN HURUF KAPITAL DAN HURUF MIRING

    1. Huruf Kapital

    a. Dipakai sebagai huruf pertama pada awal kalimat

    Misal

    Apa maksudnya?

    b. Dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung

    Misal

    Adik bertanya, Kapan kita pulang?

    c. Dipakai sebagai huruf pertama nama Tuhan, kitab suci

    Misal

    Allah, Alkitab, Yang Maha Kuasa, Kristen, Islam, Weda,

    d. Dipakai sebagai huruf pertama gelar kehormatan, keagamaan, keturunan

    yang diikuti nama orang.

    Misal

    Sultan Hasanudin

    Mahaputra Yamin

    Haji Agus Salim

    Bila tidak diikuti nama orang, maka tidak memakai huruf kapital

    Misal

    Dia baru saja diangkat menjadi sultan.

    e. Dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan, pangkat, instansi, pengganti

    nama orang, dan nama tempat

    Misal

    Wakil Presiden B.J. Habibie.

    Sekretaris Jendral Departemen Pertanian

    Bila tidak diikuti nama orang, penulisannya tidak menggunakan huruf kapital.

    Misal

    Siapa gubernur yang baru dilantik itu?

    Kemarin Brigjen Farsa dilantik menjadi mayor jendral.

    f. Dipakai sebagai huruf pertama nama orang.

    Misal

  • 7

    Finza Nurcahyo.

    Mung Kusumo Ajie

    g. Dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa

    Misal

    bangsa Indonesia

    suku Sunda

    bahasa Inggris

    h. Dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan

    peristiwa sejarah

    Misal

    bulan Agustus

    hari Lebaran

    Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

    i. Dipakai sebagai huruf pertama nama khas geografi

    misal

    Asia Tenggara Selat Lombok

    Bukit Barisan Gunung Semeru

    Danau Toba Pulau Bali

    j. Dipakai sebagai huruf pertama nama negara, nama resmi lembaga

    pemerintahan, nama dokumen resmi

    Misal

    Republik Indonesia

    Majelis Permusyawaratan Rakyat

    k. Dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna pada

    nama badan/lembaga

    Misal

    Perserikatan Bangsa-Bangsa

    Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial

    Rancangan Undang-Undang Kepegawaian

    l. Dipakai sebagai huruf pertama dalam penulisan nama buku, majalah, surat

    kabar, judul karangan, kecuali preposisi yang di tengah.

    Misal

    Bacalah majalah Bahasa dan Sastra

    Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma.

  • 8

    m. Dipakai sebagai huruf pertama hubungan kekerabatan

    Misal

    Kapan Bapak berangkat? Tanya Hanru

    Surat Saudara telah saya terima.

    n. Dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, sapaan

    Misal

    Dr. Doktor

    M.A. Master of Arts

    o. Dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda

    Misal

    Sudahkan Anda tahu?

    Surat Anda telah kami terima.

    2. Huruf Miring atau Cetak Miring

    a. Dipakai untuk menuliskan nama buku, nama majalah, nama surat kabar yang

    dikutip dalam karangan

    Misal

    Buku Negarakertagama karangan Prapanca.

    Surat Kabar Suara Pembaruan.

    b. Dipakai untuk menegaskan huruf, bagian kata, atau kelompok kata

    Misal

    Dia bukan menipu, tetapi ditipu.

    Bab ini tidak membicarakan penulisan huruf kapital.

    c. Dipakai untuk menuliskan nama ilmiah atau ungkapan asing

    Misal

    Nama ilmiah manggis adalah Carsinia Mangostana.

    B. PENULISAN KATA

    1. Kata Dasar

    Semua kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.

    Misal

    Saya kuliah di Universitas Negeri Jakarta.

    Mobil sedan keluaran terbaru itu sangat laris di pasar otomotif.

  • 9

    2. Kata Turunan

    a. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran)

    Misal

    belajar, gerigi, masakan

    b. Bentuk dasar berupa gabungan awalan, akhiran saja, ditulis terpisah

    Misal

    diberi tahu, tanda tangani,

    c. Bentuk dasar jika mendapat awalan dan akhiran sekaligus, penulisannya

    digabung

    Misal

    Pemberitahuan, pertanggungjawaban, mentandatangani

    d. Salah satu unsur jika digabung sebagai kombinasi saja, maka penulisannya

    digabung

    Misal.

    adibusana, antarkota, pascabayar, paripurna, narapidana, biokimia,

    mancanegara

    3. Bentuk Ulang

    Bentuk ulang ditulis lengkap dengan menggunakan kata hubung

    Misal

    buku-buku, anak-anak, porak-poranda, mondar-mandir

    4. Gabungan Kata

    a. Gabungan kata atau kata majemuk, Istilah khusus, unsurnya ditulis terpisah

    Misal

    duta besar, rumah sakit, mata kuliah, terima kasih

    b. Gabungan kata termasuk istilah khusus yang mungkin menimbulkan salah

    pengertian ditulis dengan kata hubung sebagai penegas

    Misal

    anak istri saya, orang tua-muda, kaki-tangan pengusaha,

  • 10

    c. Gabungan kata yang sudah padu ditulis serangkai

    Misal

    bagaimana, barangkali, daripada, olahraga, saputangan, halalbihalal,

    belasungkawa, matahari.

    5. Kata Ganti

    Kata ganti sebagai bentuk singkat ditulis serangkai dengan kata yang

    mengikutinya

    Misal : aku : kubawa, kubaca, bukuku

    Engkau : kaubawa, kauambil

    6. Kata Depan (Preposisi)

    Kata depan ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali yang sudah

    diangap satu kata (kepada, daripada)

    Misal

    Datanglah ke rumahku

    Buku pesananku datang di minggu kedua bulan ini.

    Mereka berasal dari keluarga berada.

    7. Kata Sandang

    Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya

    Misal

    Bulan ini sang diktator negara tersebut dihukum mati.

    8. Partikel

    a. Partikel -lah, -kah, ditulis serangkai dari kata yang mendahuluinya.

    Misal

    Pikirkanlah dengan baik-baik apa yang telah dikatakan oleh ibumu.

    Diakah yang telah membantumu?

    b. Partikel -pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya kecuali kata yang

    sudah dianggap padu atau berupa konjungsi (bagaimanapun, meskipun,

    walaupun, biarpun, dll.)

    Misal

    Jangankan bertatatpan, bertegur sapa pun aku enggan.

  • 11

    Meskipun hujan, aku tetap berangkat ke kampus.

    c. Partikel -per yang berarti tiap atau demi ditulis terpisah dari kata yang

    mendahului dan mengikutinya

    Misal

    Satu per satu kaum duafa itu menerima bingkisan.

    9. Singkatan dan Akronim

    a. Singkatan adalah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau

    lebih. Peraturan penulisannya adalah sebagai berikut.

    1) Setiap menyingkat satu kata dipakai satu tanda titik

    Misal

    nomor disingkat no.

    halaman disingkat hlm. dan h.

    2) Bila menyingkat dua kata dipakai dua titik

    Misal

    atas nama disingkat a.n.

    sampai dengan disingkat s.d.

    3) Bila menyingkat tiga kata atau lebih, pada akhir singkatannya dipakai

    tanda titik.

    Misal

    dan kawan-kawan disingkat dkk.

    yang akan datang disingkat yad.

    4) Penulisan lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan, mata uang

    tidak diikuti titik.

    Misal : sentimeter disingkat cm

    kilogram disingkat kg

    rupiah disingkat Rp

    akan tetapi, singkatan nama diri yang diambil nama huruf awal kata

    disingkat, ditulis tanpa titik.

    Misal :

    BUMN, DKI, RCTI, PT, AS, CV, dll.

    b. Akronim adalah singkatan yang berupa gabungan huruf awal kata atau

    gabungan suku kata dari deret kata yang disingkat. Akronim dibaca dan

    diperlakukan sebagai kata

  • 12

    1) Akronim nama diri berupa gabungan huruf awal dari kata yang disingkat,

    ditulis seluruhnya dengan huruf kapital.

    Misal

    FISIP, KONI,

    2) Akronim nama diri berupa gabungan suku kata atau huruf dan suku kata,

    huruf awalnya ditulus dengan kapital dan tidak diakhiri oleh tanda titik.

    Misal

    Bappenas, Kadin, Seskoal

    3) Akronim bukan nama diri berupa gabungan huruf, suku kata, ataupun

    gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang disingkat, seluruhnya

    ditulis dengan huruf kecil dan tidak diakhiri dengan tanda titik.

    Misal

    rapim, munas, rudal

    10. Angka dan Lambang Bilangan

    a. Dipakai untuk menyatakan lambang bilangan nomor. Lazimnya digunakan

    angka Arab atau angka Romawi.

    Misal :

    1,2,3,4,5

    I, II, III, L (50), C (100).

    b. Angka digunakan untuk menyatakan (i) ukuran panjang, berat, luas, dan isi,

    (ii) satuan waktu, (iii) nilai ruang, dan (iv) kuantitas.

    Misal

    19 meter, pukul 15.30, 65 liter

    c. Dipakai untuk melambangkan nomor jalan, rumah, apartemen atau kamar

    pada alamat.

    Misal

    Jalan Merah Putih II Blok F2 Nomor 235

    d. Angka digunakan untuk menomori bagian karangan dan ayat kitab suci

    Misal

    Bab X, Pasal 5, halaman 354, Surat Annisa: 9

    e. Penulisan lambang bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut

    a) Bilangan utuh

  • 13

    Misal : dua belas 12

    b) Bilangan pecahan

    Misal : setengah 1/2

    f. Penulisan lambang bilangan tingkat dilakukan dengan cara

    Misal:

    Lihat Bab II, pasal 5 dalam bab ke-2 buku itu;

    Ditingkat ke-2 itu ; kantor di tingkat II itu.

    g. Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf

    Misal:

    Lima puluh orang tewas akibat bencana alam itu.

    50 orang tewas akibat bencana alam itu ( salah )

    h. Angka yang menunjukan bilangan utuh yang besar dapat dieja supaya mudah

    dibaca

    Misal

    Perusahaan kami mendapat pinjaman 250 juta rupiah.

    i. Bilangan tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus dalam teks,

    keculai dalam dokumen resmi seperti akta dan kuitansi.

    Misal

    Kami memiliki 20 unit komputer.

    Kami memiliki 20 (dua puluh ) unit komputer. (salah)

    C. PEMAKAIAN TANDA BACA

    1. Tanda Titik ( . )

    a. Dipakai pada akhir kalimat

    Misal

    Bapak memimpin rapat di kantor.

    b. Dipakai di belakang angka atau huruf pengkodean judul bab atau subbab

    Misal

    a. Departemen Dalam Negeri

    A. Direktorat Jendral Pembangunan Masyarakat Desa

    B. Direktorat Jendral Agraria

    1. Subdit . . .

    2. Subdit . . .

  • 14

    b. Isi Karangan

    A. uraian Umum

    B. Ilustrasi

    1. Gambar

    2. Tabel

    3. Grafik

    c. Isi Karangan

    1.1 Uraian Umum

    1.2 Ilustrasi

    1.2.1 Gambar

    1.2.2 Tabel

    1.2.3 Grafik

    c. Dipakai untuk memisahkan angka, jam, menit, dan detik

    Misal

    Pukul 12.10.20

    d. Dipakai di antara nama penulis, judul tulisan dalam daftar pustaka

    Misal

    Siregar, Marari. 1992. Azab dan Sengsara. Jakarta: Balai Pustaka.

    e. Dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.

    Misal

    Calon mahasiswa yang mendaftar mencapai 20.590 orang.

    f. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan,

    kepala tabel, ilustrasi, dan lainnya.

    Misal

    Salah Asuhan

    g. Tanda titik tidak dipakai dibelakang alamat surat dan tanggal surat.

    Misal

    Jakarta , 1 April 2009

    Yth. Sdr. M Faraby

    Jalan Arcadia Nomor 43

    Palembang

  • 15

    h. Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatan

    yang tidak menunjukan jumlah

    Misal

    Paman lahir pada tahun 1956 di Bandung.

    Nomor gironya 56456784

    2. Tanda Koma

    a. Dipakai di antara unsur- unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.

    Misal

    Saya membeli karcis, pena, dan tinta.

    b. Dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dengan kalimat

    setara berikutnya.

    Misal

    Saya ingin datang, tetapi hari hujan.

    Dia bukan anak saya,melainkan anak Pak Ello.

    c. Dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak

    kalimat itu mendahului induk kalimatnya

    Misal

    Karena sibuk, ia lupa akan janjinya.

    Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induknya

    jika anak kalimat tersebut mengiringi induk kalimatnya.

    Misal

    Saya tidak akan datang kalau hari hujan

    d. Dipakai dibelakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang

    terdapat pada awal kalimat

    Misal

    Oleh karena itu, kita harus hati-hati.

    Jadi, soalnya tidak semudah itu.

    e. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata ungkapan perasaan

    Misal

    Wah, bukan main!

  • 16

    f. Dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam

    kalimat

    Misal

    Kata ibu, Saya gembira sekali.

    g. Dipakai untuk (1) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian alamat, (iii) tempat

    dan tanggal, (iv) nama tempat dan wilayah yang ditulis berurutan

    Misal

    Surat-surat ini dialamatkan kepada Dekan Fakultas Ekonomi,

    Universitas Darma Persada, Jalan Radin Inten, Jakarta Timur.

    h. Dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunanya dalam

    daftar pustaka

    Misal

    Rusli, Marah. 1990. Siti Nurbaya. Jakarta : Balai Pustaka.

    i. Dipakai di antara bagian-bagian catatan kaki.

    Misal

    W.J.S. Poerwadarminta, Bahasa Indonesia untuk Karang Mengarang

    (Yogyakarta: UP Indonesia. 1976), hlm. 4.

    j. Dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya

    untuk membedakan dari singkatan dan nama diri, keluaraga, atau marga.

    Misal

    C Ratrulangi, S.E.

    k. Dipakai di muka angka per sepuluhan atau antara rupiah dan sen yang

    dinyatakan dengan angka .

    Misal

    12,5 m

    l. Dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak

    membatasi.

    Misal

    Guru saya Pak Ratyo, pandai sekali.

    m. Dipakai untuk menghindari salah baca di belakang keterangan yang

    terdapat pada awal kalimat.

    Misal

  • 17

    Dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, kita memerlukan sikap

    yang bersungguh-sungguh.

    Bandingkan dengan ;

    Kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh dalam pembinaan

    dan pengembangan bahasa.

    n. Tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain jika

    petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru.

    Misal

    Di mana Saudara tinggal? tanya Aisha.

    3. Tanda Titik koma ( ; )

    a. Dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan

    setara.

    Misal

    Malam makin larut ; pekerjaan belum selesai juga.

    b. Dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat

    yang setara di dalam kalimat majemuk.

    Misal

    Ibu mengurus tanaman di kebun itu ; ayah sibuk bekerja di garasi

    mobil ; saya sendiri asyik mendengarkan siaran radio.

    4. Tanda Titik Dua ( : )

    a. Dipakai pada akhir pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian atau

    pemerian.

    Misal

    Kita sekarang memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja, dan

    lemari.

    Tidak dipakai jika rangkaian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri

    pernyataan.

    Misal

    Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.

    b. Dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.

    Misal

  • 18

    Ketua : Enindita Sih Listiyani

    Sekretaris : Mutia Sekar Wangi

    Bendahara : Gyscha Revita Rendy

    c. Dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukan pelaku dalam

    percakapan.

    Misal

    Ibu : (meletakan beberapa kopor) Bawa kopor ini , Mir!

    Amir : Baik, Bu ( mengangkat kopor dan masuk )

    d. Dipakai (i) di antara jilid atau nomor halaman, (ii) di antara bab dan ayat

    dalam kitab suci, (iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan, (iv)

    nama kota dan penerbit buku acuan dalam karangan.

    Misal

    Tempo, I (1971), 34:7

    Surah Yassin: 9

    Ali Hakim, Pendiidkan Seumur Hidup : Sebuah Studi, sudah terbit.

    Tjakranegara, Soetomo, 1968. Tjukupkah Saudara Membina Bahasa

    Persatuan kita? Djakarta: Eresco.

    5. Tanda Hubung ( - )

    a. Dipakai untuk menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh

    pergantian baris.

    Misal

    Di samping cara-cara lama itu ada ju-

    ga cara yang baru.

    b. Menyambung awalan dengan bagian kata dibelakangnya atau akhiran

    dengan bagian kata di depannya pada pergantian baris

    Misal

    Kini ada cara yang baru untuk meng-

    ukur panas.

    c. Menyambung unsur-unsur kata ulang.

    Misal

  • 19

    anak- anak

    d. Menyambung huruf kata yang dieja satu dan bagian-bagian tunggal

    Misal

    p-a-n-i-t-i-a

    e. Dipakai untuk memperjelas (i) hubungan bagian-bagian kata atau

    ungkapan, dan (ii) penghilangan bagian kelompok kata.

    Misal

    ber-evolusi

    dua puluh lima- ribuan. (25.000)

    Bandingkan dengan :

    be-revolusi

    dua-puluh-lima ribuan (25.000)

    f. Dipakai untuk merangkaikan (i) se dengan kata berikutnya yang dimulai

    dengan huruf kapital, (ii) ke dengan angka, (iii) angka dengan an, dan (iv)

    singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata, dan (v) nama

    jabatan rangkap.

    Misal

    se-Indonesia

    hadiah ke-2

    tahun 50-an

    mem-PHK-kan

    Menteri-Sekretaris Negara

    g. Dipakai untuk merangkai unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa

    asing.

    Misal

    di-smash

    6. Tanda Pisah ( )

    a. Membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar

    bangun kalimat.

    Misal

    Kemerdekaan bangsa itu saya yakin akan tercapai diperjuangkan

    oleh bangsa itu sendiri.

  • 20

    b. Menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan yang lain

    sehingga kalimat menjadi lebih jelas.

    Misal

    Rangkaian temuan evolusi, teori kenisbian, dan kini juga pembelahan

    atom telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.

    c. Dipakai di antara dua bilangan atau tanggal yang artinya sampai

    Misal

    1998 2008

    Jakarta Bandung

    7. Tanda Elips ( . . . )

    a. Dipakai dalam kalimat yang terputus-putus.

    Misal

    Kalau begitu ya, marilah kita bergerak.

    b. Menunjukan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang

    dihilangkan.

    Misal

    Sebab-sebab kemerosotan akan diteliti lebih lanjut.

    8. Tanda Tanya ( ? )

    a. Dipakai pada akhir kalimat tanya.

    Misal

    Kapan ia berangkat?

    Saudara tahu, bukan?

    b. Dipakai dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang

    disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.

    Misal

    Ia dilahirkan pada tahun 1987 (?)

    9. Tanda Seru ( ! )

    Dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau

    perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, rasa

    emosi yang kuat.

    Misal

  • 21

    Alangkah seramnya peristiwa itu!

    10. Tanda Kurung ( () )

    a. Mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.

    Misal

    Bagian Perencanaan sudah selesai menyusun DIK (Daftar Isian

    Kegiatan) kantor tersebut.

    b. Mengapit keterangan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan.

    Misal

    Sajak Tranggono yang berjudul Ubud (nama tempat terkenal di Bali)

    ditulis pada tahun 1962.

    c. Mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat

    dihilangkan.

    Misal

    Pejalan kaki itu berasal dari (kota) Surabaya.

    d. Mengapit angka atau huruf yang merinci satu urutan keterangan.

    Misal

    Faktor produksi menyangkut masalah (a) alam, (b) tenaga kerja, dan

    (c) modal.

    11. Tanda Kurung Siku ( [ . . . ] )

    a. Mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan

    pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu

    menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat

    pada naskah.

    Misal

    Kata beliau waktu itu, Kita jangan hanya mau meng[e]ritik, tetapi juga

    mau dikeritik.

    b. Mengapit keterangan dalam kalimat penjelasan yang sudah bertanda

    kurung.

    Misal

    Persamaan kedua proses itu (perbedaannya dibicarakan di dalam Bab

    II [lihat halaman 35-38] buku pertama) perlu dibentangkan di sini.

  • 22

    12. Tanda Petik Ganda ( . )

    a. Dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan

    dan naskah atau bahan tertulis lain.

    Misal

    Saya belum siap, kata Mira, tungggu sebentar!

    Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, Bahasa Negara ialah bahasa

    Indonesia.

    b. Mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam

    kalimat.

    misal

    Sajak Berdiri Aku terdapat pada halaman 5 buku itu.

    Karangan Andi Hakim Nasution yang berjudul Rapor dan Nilai

    Prestasi di SMA diterbitkan dalam Tempo.

    c. Mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau mempunyai arti khusus.

    Misal

    Pekerjaan itu dilaksanakan dengan cara coba dan ralat saja.

    d. Mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung.

    Misal

    Kata Tono, Saya juga minta satu.

    e. Mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung

    kalimat atau bagian kalimat.

    Misal

    Karena warna kulitnya, budi mendapat julukan Si Hitam.

    13. Tanda Petik Tunggal ( )

    1. Mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.

    Misal

    Tanya Faby, Kau dengar bunyi kring-kring tadi?

    2. Mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata ungkapan asing.

    Misal

    Feed-back balikan

    14. Tanda Garis Miring ( / )

  • 23

    a. Dipakai dalam nomor surat dan nomor pada alamat dan penandaan masa

    satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.

    Misal

    No. 7/PK/1998

    Jalan Kramat II / 70

    Tahun anggaran 2001/2002

    b. Sebagai pengganti kata dan, atau, atau tiap.

    Misal

    Mahasiswa/mahasiswi

    Harganya Rp1.500,00/lembar

    15. Tanda Penyingkat atau Apostrof ()

    Dipakai untuk menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka

    tahun.

    misal

    Kamu kan kusurati tiap bulan ( kan = akan)

    Latihan dan Tugas Mandiri

    I. Pilihlah pernyataan yang paling tepat, yang penulisannya sesuai dengan EYD!

    1.a. Kelima sahabatku akan melanjutkan studinya keluar negeri besok pagi.

    b. Ke lima sahabatku akan melanjutkan studinya keluar negeri besok pagi.

    c. Kelima sahabatku akan melanjutkan studinya ke luar negeri besok pagi.

    d. Ke lima sahabatku akan melanjutkan studinya ke luar negeri besok pagi.

    2. a. Jangan berhenti dahulu, katanya, sebentar lagi kita tiba.

    b. Jangan berhenti dahulu, katanya: Sebentar lagi kita tiba.

    c. Jangan berhenti dahulu, katanya: sebentar lagi kita tiba.

    d. Jangan berhenti dahulu, katanya, Sebentar lagi kita sampai.

    3. a. Di Surabaya, suku Madura menggunakan bahasa Jawa.

    b. Di Surabaya, suku Madura menggunakan Bahasa Jawa.

    c. Di Surabaya, Suku Madura menggunakan bahasa Jawa.

    d. Di Surabaya, Suku Madura menggunkan Bahasa Jawa.

  • 24

    4. a. Abad ke 21 merupakan tantangan bagi ummat manusia.

    b. Abad ke-21 merupakan tantangan bagi umat manusia.

    c. Abad ke XXI merupakan tantangan bagi ummat manusia.

    d. Abad ke-XXI merupakan tantangan bagi umat manusia.

    5. a. Buku itu ditulis oleh Prof. Dr. Irham Pradipta Fadhli S.E.

    b. Buku itu ditulis oleh Prof. Dr. Irham Pradipta Fadhli, S.E.

    c. Buku itu ditulis oleh Prof. Dr. Irham Pradipta Fadhli, SE.

    d. Buku itu ditulis oleh Prof. Dr. Irham Pradipta Fadhli SE.

    6. a. Pembuatan gula jawa oleh masyarakat di jawa tengah masih secara tradisional.

    b. Pembuatan gula Jawa oleh masyrakat di Jawa Tengah masih secara

    tradisional.

    c. Pembuatan Gula Jawa oleh Masyarakat di Jawa Tengah masih secara

    tradisional.

    d. Pembuatan gula jawa oleh masyarakat di Jawa Tengah masih secara

    tradisional.

    7. a. Silakan Bapak menunggu ayahku di sini!

    b. Silakan bapak menunggu ayahku!

    c. Silakan Bapak menunggu Ayahku di sini!

    d. Silakan bapak menunggu Ayahku di sini!

    8. a. Di pekarangan Pak Agung pohon rambutan Aceh dan jeruk Bali sangat subur.

    b. Di pekarangan Pak Agung pohon rambutan Aceh dan jeruk bali sangat subur.

    c. Di pekarangan Pak Agung pohon Rambutan Aceh dan Jeruk Bali sangat subur.

    d. Di pekarangan Pak Agung pohon rambutan aceh dan jeruk bali sangat

    subur.

    9. a. KTP dan Simnya hilang di Pasar Baru.

    b. KTP dan SIM-nya hilang di Pasar Baru.

    c. K.T.P. dan S.I.M. nya hilang di Pasar Baru.

    d. KTP dan SIM nya hilang di Pasar Baru

  • 25

    10. a. Persatuan Renang se-Jawa Barat mendaftarkan atletnya.

    b. Persatuan renang seJawa Barat mendaftarkan atletnya.

    c. Persatuan Renang se-Jawa Barat mendaftarkan atlitnya.

    d. Persatuan renang se-Jawa Barat mendaftarkan atlitnya.

    11. a. Mahasiswa lama/baru mendaftar diloket 2.

    b. Ujian akan berlangsung dari pukul 13.00 s/d 14.30.

    c. Nomor surat tersebut adalah 17/UP/VII/2004.

    d. Upah yang diterimanya Rp 500.000,00/minggu.

    12. a. FISIP, RCTI, tilang, rapim

    b. FISIP, RCTI, TILANG. RAPIM

    c. FISIP, RCTI, Tilang, Rapim

    d. fisip, rcti, tilang, rapim

    13. a. Untuk lebih jelasnya, coba Anda perhatikan Tabel 2 berikut ini.

    b. Untuk lebih jelasnya, coba anda perhatikan tabel 2 berikut ini.

    c. Untuk lebih jelasnya, coba Anda perhatikan tabel 2 berikut ini.

    d. Untuk lebih jelasnya, coba anda perhatikan Tabel 2 berikut ini.

    14. a. Karena cerdiknya, Aksana dijuluki Kancil.

    b. Karena cerdiknya, Aksana mendapat julukan Kancil.

    c. Karena cerdiknya Aksana mendapatkan julukan Kancil.

    d. Karena cerdiknya Aksana mendapat julukan Kancil.

    15. a. Terima kasih, Bapak telah membantu saudara saya.

    b. Terima kasih, Bapak telah membantu Saudara saya.

    c. Terima kasih, bapak telah membantu saudara saya.

    d. Terima kasih, bapak telah membantu Saudara saya.

    II. 2nd PART (Thursday Saturday)

    Tulislah kata berikut sesuai dengan EYD dan berikan penjelasan tentang

    jawaban anda!

  • 26

    1. danau toba

    2. perang di ponegoro

    3. hari selasa

    4. tanggal dua belas maret tahun 2005

    5. pupuk kujang

    6. apel malang

    7. bulan pebruari

    8. seribu lima ratus korban tidak dikenali lagi

    9. karena hari hujan saya terpaksa berteduh di halte bis

    10. Buku kumpulan cerpen cerita untuk rumput karangan inggrid wijanarko

    kembali di cetak ulang

    Due: Group presidents to submit answer by 1800pm WIB Saturday afternoon

    BAB III

    BENTUK DAN MAKNA

    A. FONEM

    Bunyi terkecil yang membedakan arti.

    Dapat juga disebut dengan bunyi dari huruf

    Huruf lambang bunyi atau lambang fonem.

    B. MORFEM

    Satuan bentuk terkecil yang dapat membedakan arti.

    Bentuk morfem dapat berupa imbuhan, partikel, dan kata dasar.

    Morfem dibedakan atas

    1. Morfem Bebas

  • 27

    Morfem yang dapat berdiri sendiri. Semua kata dasar dapat digolongkan

    sebagai morfem bebas.

    Misal

    saya, rumah, biru, hampir, kaki.

    2. Morfem Terikat

    Morfem yang tidak dapat berdiri sendiri. Morfem ini akan mempunyai makna

    bila dihubungkan dengan morfem yang lainnya.

    Semua imbuhan, partikel, dan bentuk lain yang tidak dapat berdiri termasuk

    kepada morfem terikat.

    Misal

    a. Saya terlatih untuk tidak manja.

    b. Tolong ambilkan diktat itu.

    c. Mobil antarkota melaju dengan mulus.

    C. KATA

    Satuan bentuk terkecil dari kalimat yang mempunyai makna

    Misal

    sepeda, kursi, mobil, pohon, belajar

    Berdasarkan bentuknya kata dibedakan atas

    1. Kata dasar (bermorfem tunggal)

    Misal

    Buku, cerdas, mulia, kantor

    2. Kata turunan (kata berimbuhan)

    Misal

    pembukuan, dibukukan, mencerdaskan

    D. KELAS KATA

    Kelas kata/jenis kata secara tradisional kata dapat dibedakan atas

    1. kata benda (nomina)

    2. kata kerja (verba)

    3. kata sifat (adjektiva)

    4. kata keterangan (adverbia)

  • 28

    5. kata ganti (pronomina)

    6. kata bilangan (numeralia)

    7. kata sambung ( konjungsi)

    8. kata depan (preposisi)

    9. kata sandang (artikel)

    10. kata seru (interjeksi)

    Menurut Moeliono, dkk. Dalam buku Tata Bahasa Baku Indonesia,

    mengelompokkan kata ke dalam lima jenis yaitu

    1. kata kerja (verba)

    2. kata sifat (adjektiva)

    3. kata keterangan (adverbia)

    4. rumpun kata benda, yang terdiri atas

    a. kata benda (nomina)

    b. kata ganti (pronominal)

    c. kata bilangan (numeralia)

    5. rumpun kata tugas yang terdiri atas

    a. kata depan (preposisi)

    b. kata sambung (konjungsi)

    c. kata seru (interjeksi)

    d. kata sandang (artikel)

    e. partikel

    1. KATA KERJA (VERBA)

    Kata yang menyatakan perbuatan atau tindakan, proses, dan keadaan yang

    bukan merupakan sifat.

    Kata kerja umumnya berfungsi sebagai predikat dalam kalimat.

    Kata kerja dapat dibuktikan dengan mengujinya dengan menambahkan

    dengan + KB (kata benda) / KS (kata sifat) dibelakang kata yang diujikan.

    Misal

    tulis + dengan pena (KB)

    menulis + dengan cepat (KS)

    pergi + dengan adik (KB)

  • 29

    berpergian + dengan gembira (KS)

    bicara + dengan ibu (KB)

    berbicara + dengan lancar (KS)

    Kata kerja dapat dibedakan atas dua bentuk

    a. kata kerja asal

    kata kerja yang dapat berdiri sendiri.

    Misal

    tulis, pergi, makan, bicara

    b. kata kerja turunan

    kata kerja yang mempunyai afiks/imbuhan

    misal

    menulis, berpergian, memakan, berbicara

    c. kata kerja berulang (verba reduplikasi)

    misal

    makan-makan, batuk-batuk, berlari-lari, tembak-menembak.

    d. kata kerja majemuk (verba majemuk)

    verba yang terbentuk melalui proses penggabungan kata, namun

    penggabungan ini bukan idiom.

    Misal

    terjun payung, tatap muka, siap tempur, temu wicara

    e. kata kerja berpartikel (verba berpreposisi)

    kata kerja yang selalu diikuti oleh preposisi.

    Misal

    berbicara tentang, terdiri dari, cinta pada, tergolong sebagai,

    tahu akan, cinta akan, sejalan dengan, dll

    2. KATA SIFAT (ADJEKTIVA)

    Kata yang menerangkan sifat, keadaan, watak, suatu benda.

    Kata sifat umumnya berfungsi sebagai predikat, objek, dan penjelas dalam

    kalimat.

    Kata sifat dapat dibuktikan dengan ciri-ciri berikut

    a. Dapat diberi keterangan pembanding di awal kata tersebut : sama,

    imbuhan se-, kurang, lebih, paling, imbuhan ter-

    Misal

  • 30

    lebih baik, paling baik, kurang baik, sebaik, terbaik.

    b. Dapat diberi keterangan penguat diawal atau diakhir kata tersebut :

    benar, sekali, amat, terlalu, tidak, agak, dll.

    Misal

    amat senang, senang sekali, senang benar.

    c. Dapat diulang dengan memberikan imbuhan se-+-nya.

    Misal

    secantik-cantiknya, sebenar-benarnya, sehalus-

    halusnya.

    Kata sifat berdasarkan bentuknya dapat dibedakan

    a. Kata sifat berbentuk tunggal

    Misal

    Sakit, indah, luas

    b. Kata sifat berimbuhan

    Misal

    Sesakit-sakitnya, kesakitan, egois

    3. KATA KETERANGAN (ADVERBIA)

    Kata yang memberikan keterangan pada verba, adjektiva, nomina atau kalimat.

    Adeverbia sebagai kategori

    Misal

    Saya ingin segera melukis.

    adverbia yang menerangkan verba.

    Ayah saya hanya pegawai biasa.

    adverbia yang menerangkan nomina.

    Lukisannya sangat indah.

    adverbia yang menerangkan adjektiva.

    Kata keterangan/adverbia di dalam kalimat terdiri atas

    a. menyatakan waktu

    saat, ketika, sejak, sedari, tatkala, semenjak, sewaktu,

  • 31

    pagi, sore, besok, sekarang, hari ini,dll..

    b. menyatakan tempat/arah

    (preposisi:dari, di, ke), kampus, sekolah, timur, dll..

    c. menyatakan tujuan

    demi, untuk, kepada, buat, bagi,kepada, dll..

    d. menyatakan cara

    dengan, tanpa.

    e. menyatakan saling

    satu sama lain.

    f. menyatakan kesertaan

    bersama, dengan, tanpa.

    g. menyatakan alat

    dengan, tanpa

    h. menyetakan sebab/akibat

    karena, sebab, maka, sehingga, akibat, sampai-sampai,

    akibatnya, dll..

    i. menyatakan syarat

    jika, bila, asalkan, asal, andai, andaikan, kalau, dll..

    4. KATA BENDA (NOMINA)

    Kata yang mengacu kepada sesuatu benda (abstrak atau konkret).

    Kata benda dalam kalimat dapat berfungsi sebagai subjek, objek, pelengkap dan

    keterangan

    Kata benda dapat dibuktikan dengan mengujinya dengan cara menambahkan

    yang yang + KS (kata sifat) atau yang sangat + KS (kata sifat) dibelakang kata

    yang diuji.

    Misal

    buku + yang mahal (KS)

    pohon + yang rindang (KS)

    orang + yang baik (KS)

  • 32

    pengetahuan + yang sangat penting (KS)

    kekasih + yang sangat cantik (KS)

    pikiran + yang sangat cemerlang (KS)

    5. KATA GANTI (PRONOMINA)

    Kata yang dipakai untuk mengacu ke nomina (benda) lain, berfungsai untuk

    menggantikan nomina (benda). Kata ganti dapat dibedakan atas

    a. Pronomina persona (kata ganti orang)

    Bentuk Orang Kedudukan Contoh

    Tunggal ke-1

    ke-2

    ke-3

    yang

    berbicara

    diajak

    berbicara

    yang

    dibicarakan

    aku, saya

    Anda,

    kamu,

    engkau

    dia, ia, nya

    Jamak ke-1

    ke-2

    ke-3

    yang

    berbicara

    diajak

    berbicara

    yang

    dibicarakan

    kami, kita

    kalian, kita

    mereka

    b. Pronomina penunjuk (kata ganti penunjuk)

    1. penunjuk umum : ini, itu

    2. penunjuk tempat : sini, sana

    c. Pronomina penanya (kata ganti tanya)

    apa, siapa, mengapa, bagaimana, kapan, dll..

  • 33

    6. KATA BILANGAN (NUMERALIA)

    Dapat dibedakan atas

    a. Numeralia tentu/ kata bilangan utama/pokok

    satu, sepuluh, dua lima, seribu, sejuta, dll..

    b. Numeralia tidak tentu

    seberapa, beberapa, banyak, puluhan, ribuan, jutaan,

    semua, berbagai, segenap, dll.

    c. Numeralia tingkat

    kedua, kelima, kesepuluh, dll..

    d. Numeralia kumpulan/kelompok

    kedua, kelima, kedupuluh, dll..

    e. Numeralia bantu atau kata bilangan bantu

    sehelai, selembar, seikat, sebungkus, dll..

    7. KATA DEPAN (PREPOSISI)

    Kata tugas yang selalu berada di depan kata benda, kata sifat, atau kata kerja.

    Kata depan dapat dibedakan atas

    a. Kata depan dasar/utama : di, ke, dari, pada, dengan, oleh, tentang,dll..

    b. Kata depan turunan : di antara, kepada, daripada, dll..

    8. KATA SAMBUNG (KONJUNGSI)

    Kata tugas yang berfungsi menghubungkan bagian-bagian kalimat atau kalimat

    lainnya dalam wacana. Kata sambung disebut juga konjungtor karena berfungsi

    sebagai penghubung dalam kata atau kalimat.

    Konjungsi dapat dikelompokkan atas

    a. Konjungsi intrakalimat

    dan, serta, sambil, atau, supaya, agar, seperti, sebab, kalau, untuk, bagai,

  • 34

    tetapi, kemudian, bahkan, dll..

    1) Saya belajar sungguh-sungguh supaya lulus ujian.

    2) Ia kaya raya tetapi hidupnya sederhana.

    3) Aku yang datang kerumahmu atau kamu yang datang ke rumahku.

    b. Konjungsi ekstrakalimat

    jadi, di samping itu, oleh karena itu, oleh sebab itu, dengan demikian,

    walaupun demikian, tambahan pula, selain itu, akan tetapi, bertalian

    dengan itu, dll..

    a. Pengusaha itu kaya raya dan dermawan. Oleh karena itu, ia

    dihormati oleh tetangga di sekitar rumahnya.

    b. Kreativitas barunya berakar pada tradisi kehidupannya. Dengan

    demikian, ia tidak pernah kehabisan sumber kreativitas baru.

    c. Ia selalu mengembangkan karakternya. Di samping itu, ia juga

    memperluas wawasan bisnisnya.

    9. KATA SERU (INTERJEKSI)

    Kata seru adalah kata tugas yang dipakai untuk mengungkapkan perasan

    atau seruan hati: kagum, sedih heran, jijik, benci marah, dll.. kata seru dipakai

    di dalam kalimat seruan, imbauan, atau kalimat perintah (imperatif)

    Misal

    a. Wah saya sangat tersanjung dengan sambutan ini.(kagum)

    b. Astaga, dia bukannya berjaga, malahan pergi! (heran)

    c. Amboi, alangkah indahnya panoramnya. (kagum)

    d. Sial, memancing seharian, Cuma dapat sedikit! (marah)

    e. Asyik, jagoanku akhirnya terpilih. (senang)

    10. KATA SANDANG (ARTIKEL)

    Kata sandang merupakan kata tugas yang membatasi makna jumlah orang

    atau benda. Kata sandang terdiri atas

    a. artikel yang menyatakan makna tunggal

  • 35

    sang guru, sang suami, sang juara, sang putri, baginda raja, sri ratu,

    hang tuah, dang tuanku.

    b. artikel yang menyatakan banyak

    para siswa, para pemirsa

    c. artikel yang menyatakan netral

    si cantik, si hitam manis, si dia

    E. FRASA

    Merupakan kelompok kata yang tidak mengadung predikat dan belum

    membentuk klausa atau kalimat serta mengandung kesatuan makna yang

    jelas. Unsur frasa tidak terbatas pada dua atau tiga kata, tetapi dapat

    beberapa kata asalkan gabungan kata itu tidak membentuk predikat.

    Ciri frasa

    1. konstruksinya tidak mempunyai predikat

    2. proses pemaknaannya berbeda dengan idom

    3. susunan katanya berpola tetap

    1. Konstruksinya tidak mempunyai predikat

    Misal

    a. bahasa Indonesia

    b. di balik awan putih bersih

    c. air mineral dari pegunungan

    d. dua minggu yang lalu

    e. sejumlah persoalan yang pelik

    Gabungan kata yang sudah membentuk predikat dan tidak dapat dikatakan

    frasa misal

    a. belajar bahasa Indonesia

    b. menghilang di balik awan

    c. meminum air mineral

    d. datang berkunjung dua minggu yang lalu

    e. membawa sejumlah persoalan yang pelik

  • 36

    2. Proses pemaknaannya berbeda dengan idiom

    Frasa berbeda dengan idiom walaupun keduanya berupa gabungan kata.

    Idiom dapat terdiri dari dua kata atau lebih yang membentuk makna baru,

    dan makna itu sudah sudah bergeser jauh dengan makna sebenarnya.

    Frasa cakupan maknanya masih disekitar makna sebenarnya atau inti

    maknanya tetap.

    Contoh idiom

    Misal

    a. tipis kuping = tak tahan sindiran

    b. gulung tikar = bangkrut

    c. main api = menyerempet bahaya

    contoh frasa

    a. haus kekuasaan = haus akan kekuasaan

    b. siap tempur = siap untuk bertempur

    c. jumpa pers = berjumpa dengan pers

    3. Susunan katanya berpola tetap

    Susunan kata dalam frasa bersifat tetap, tegar, tidak tergoyahkan, dan tidak

    boleh dibalik. Kalau posisinya berpindah, kelompok kata itu berpindah secara

    utuh.

    Misal

    a. Hari ini akan diadakan jumpa pers.

    b. Jumpa pers akan diadakan hari ini.

    Berbeda dengan idiom yang penulisannya masih bisa dibalik tanpa

    mengubah maknanya.

    Misal

    a. tipis kuping kuping tipis

    b. besar kepala kepala besar

    c. panjang tangan tangan panjang

    Bandingkan dengan frasa bila susunan katanya dipertukarkan.

    Misal

  • 37

    a. haus kekuasaan kekuasaan haus

    b. siap tempur tempur siap

    c. temu wicara wicara temu

    Frasa dapat dikelompokkan atas lima macam

    1. frasa verbal (artinya sama dengan kata kerja)

    a. mengetik dengan sepuluh jari (intinya: mengetik)

    b. asyik belajar (intinya: belajar)

    c. tidak harus pergi (intinya: pergi)

    d. sedang berpikir keras (intinya: berpikir)

    e. sudah melarikan diri (intinya: melarikan)

    2. frasa adjectival (artinya sama dengan kata sifat)

    a. sudah tidak layak

    b. sama sekali tidak sombong

    c. makin lama makin panas

    d. malu sekali

    e. lebih dari cukup

    3. frasa adverbial (artinya sama dengan kata keterangan)

    a. pada zaman jepang

    b. dengan kereta api cepat

    c. karena cinta yang membara

    d. untuk mencerdaskan bangsa

    e. sebelum azan subuh

    4. frasa nominal (artinya sama dengan kata benda)

    a. anak cucu

    b. penyakit yang sangat berbahaya

    c. formulir pendaftaran calon mahasiswa baru

    d. manajer pemasaran yang terampil

    e. lima lembar kuitansi tanda bukti pembayaran

    5. frasa partikel (artinya sama dengan kata depan)

    a. selain dari

    b. sampai dengan

    c. di belakang

  • 38

    d. dari samping

    e. oleh karena

    Makna setiap frasa ditentukan oleh intinya.

    F. KLAUSA

    Klausa adalah kelompok kata yang berpotensi menjadi kalimat.

    1. Klausa Kalimat Majemuk Setara

    Dalam kalimat majemuk setara (koordinatif) setiap klausa mempunyai

    kedudukan yang sama. Kalimat majemuk koordinatif ini dibangun dengan dua

    klausa atau lebih yang tidak saling menerangkan.

    Misal

    a. Rima pergi ke kampus atau ke rumah temannya.

    Klausa pertama Rima pergi ke kampus.

    Klausa kedua Rima ke rumah temannya.

    b. Rima membaca Kompas sedangkan adiknya menonton televisi.

    Klausa pertama Rima membaca Kompas.

    Klausa kedua adiknya menonton televisi.

    2. Klausa Kalimat Majemuk Bertingkat

    Kalimat majemuk bertingkat (subordinat) dibangun dengan klausa yang

    berfungsi menerangkan klausa lainnya.

    Misal

    a. Tetanggaku pindah ke Jakarta setelah suaminya bekerja di Bank

    Indonesia.

    Tetanggaku pindah ke Jakarta sebagai klausa utama (lazimnya disebut

    induk kalimat)

    setelah suaminya bekerja di Bank Indonesia sebagai klausa sematan

    (lazimnya disebut anak kalimat)

    b. Mereka mengolah kekayaan alam secara kreatif karena itu sangat

    makmur. (klausa utama + klausa sematan)

    3. Klausa Kalimat Majemuk Gabungan Setara dan Bertingkat

  • 39

    Klausa ini digabung dari kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk

    bertingkat (kalimat subordinat-koordinat) terdiri atas tiga klausa atau

    lebih.

    a. Dia pindah ke Jakarta setelah ayahnya meninggal dan ibunya kawin

    lagi.

    dia pindah ke Jakarta (klausa utama)

    setelah ayahnya meninggal (klausa sematan)

    ibunya kawin lagi (klausa sematan)

    G. MAKNA DAN PERUBAHANNYA

    Makna adalah hubungan antara bentuk bahasa dengan objek atau sesuatu

    hal yang diacunya. Makna tersebut dibagai atas dua, yaitu

    1. Makna leksikal (makna denotasi)

    Makna lugas yang tidak mempunyai kaitan dengan kata lain. Makna ini

    sering juga disebut dengan makna yang tertera dalam kamus

    Misal

    Belah dapat mempunyai makna (1) celah, (2) pecah menjadi dua, (3) sisi,

    (4) setengah, dst..

    2. Makna gramatikal / struktural (makna konotasi)

    Makna yang timbul akibat pergesaran dari makna leksikal ke gramatikal.

    Makna yang timbul akan bergantung kepada struktur tertentu

    Misal

    hitam (makna leksikal warna yang gelap) makna gramatikalnya dapat

    menjadi penuh kegetiran.

    a. Dia hampir terjerumus ke lembah hitam (daerah/tempat mesum)

    b. Kuhitamkan negeri ini. (kutinggalkan untuk selamanya)

    c. Dia tidak ingin membicarakan masa lalunya yang hitam.

    H. PERTALIAN MAKNA KATA

    Dalam kaitannya dengan makna ada beberapa makna yang mempunyai

    pertalian makna

  • 40

    1. Sinonim

    Kata yang mempunyai persamaan makna.

    Misal

    muda, nasib = takdir, sunyi = senyap , pemirsa = pirsawan = penonton

    2. Antonim

    Kata yang mempunyai perlawanan makna.

    Misal

    atas dan bawah, menjual dan membeli

    3. Homonim

    Kata yang mempunyai persamaan bunyi, persamaan tulisan tetapi

    mempunyai makna yang berbeda.

    Misal

    bandar = pelabuhan

    = parit

    = pemegang uang dalam perjudian

    4. Homofon

    Kata yang mepunyai persamaan bunyi, tetapi penulisan dan maknanya

    berbeda.

    Misal

    sangsi dan sanksi ( ragu dan hukuman)

    5. Homograf

    Kata yang mempunyai persamaan tulisan, tetapi membaca dan maknanya

    berbeda.

    Misal

    Ia makan apel (buah) sesudah apel (upacara) di lapangan

    6. Polisemi

    Kata yang mempunyai makna yang beragam sesuai dengan konteks

    katanya.

    Misal

    kaki

    kaki tangan

    kaki bukit

    kaki meja

    catatan kaki

  • 41

    7. Hipernim

    Kata yang mempunyai cakupan makna yang lebih luas atau lebih umum.

    Misal

    bunga

    warna

    8. Hiponim

    Kata yang mempunyai cakupan yang lebih khusus atau lebih sempit.

    Misal

    anyelir, melati, mawar, anggrek

    merah, kuning, hitam, biru, putih

    I. PERGESERAN MAKNA / PERUBAHAN MAKNA

    1. Makna Meluas

    Perubahan makna kata yang cakupan makna sekarang lebih luas dari makna

    sebelumnya.

    Misal

    Putri = dahulu dipakai untuk anak raja-raja sekarang dipakai untuk menyebut

    semua anak permpuan.

    2. Makna menyempit

    Perubahan makna kata yang cakupan makna sekarang lebih sempit dari

    makna sebulumnya.

    Misal

    Sarjana = dahulu dipakai untuk kaum cerdik pandai sekarang hanya untuk

    gelar akademis.

    3. Ameliorasi

    Perubahan makna kata yang mengakibatkan makna sekarang lebih tinggi

    nilai rasanya dari makna sebelumnya.

    Misal

    istri lebih tinggi/halus dari bini

    4. Peyorasi

    Perubahan makna kata yang cakupan makna sekarang lebih rendah atau

    lebih kasar dari makna sebelumnya.

  • 42

    Misal

    Gerombolan dahulu maknanya halus, sekarang bermakna pada bentuk

    negatif

    5. Sinestesia

    Perubahan makna yang terjadi karena pertukaran dua alat indra yang

    berlainan.

    Misal

    Kopi ini manis (indra pengecap)

    Wajahnya manis untuk dilihat. (indra penglihatan)

    6. Asosiasi

    Perubahan makna kata karena persamaan sifat.

    Misal

    Belikan saya amplop (pembungkus surat)

    Berikan saja amplop ini biar urusan cepat selesai (sogokan)

    Latihan dan Tugas Mandiri

    1. Tuliskan jenis kelas kata yang bercetak miring pada kalimat berikut!

    a. Itulah sebabnya, Pemda DKI berupaya mengatasi kemacetan lalu

    lintas ini.

    b. Kemacetan di Jakarta menghabiskan ribuan ton bahan bakar secara

    sia-sia.

    c. Pemerintah dapat memfasilitasi proyek ini bersama pengusaha

    perikanan dan transportasi laut.

    2. Tuliskanlah jenis frasa bercetak miring dalam kalimat berikut!

    a. Potensi ekonomi masyarakat harus dikembangkan.

    b. Oleh karena itu, masyarakat Indonesia bertekad menegakkan hukum.

    c. Bangsa kita akan menjadi bangsa yang makmur bukan?

  • 43

    3. Tuliskanlah jenis klausa yang bercetak miring pada kalimat berikut!

    a. Mahasiswa tidak hanya demonstrasi, tetapi juga mencermati koruptor

    itu.

    b. Ketika duduk di bangku taman, mereka mengamati kendaraan di muka

    rumah itu.

    BAB IV

    DIKSI

    A. DIKSI (PILIHAN KATA)

    1. Diksi atau pilihan kata mencakup pengertian kata-kata mana yang dipakai

    untuk menyampaikan suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokan

    kata-kata yang tepat atau menggunakan ungkapan-ungkapan yang tepat, dan

    gaya mana yang paling baik digunakan dalam suatu situasi.

    2. Diksi atau pilihan kata adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa-

    nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk

    menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang

    dimiliki kelompok masyarakat pendengar.

  • 44

    3. Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasaan

    sejumlah besar kosa kata atau perbendaharaan kata bahasa tersebut.

    Diksi adalah ketepatan pilihan kata. Penggunaan ketepatan pilihan kata ini

    dipengaruhi oleh kemampuan mengetahui, memahami, menguasai, dan

    menggunakan sejumlah kosa kata secara aktif yang dapat mengungkapkan gagasan

    secara tepat sehingga mampu mengomunikasikannya secara efektif kepada

    pembaca atau pendengarnya.

    Indikator ketepatan kata ini, antara lain

    1. Mengomunikasikan gagasan berdasarkan pilihan kata yang tepat dan sesuai

    berdasarkan kaidah bahasa Indonesia

    2. Menghasilkan komunikasi yang paling efektif tanpa salah penafsiran atau

    salah makna

    3. Menghasilkan respon pembaca atau pendengar sesuai dengan harapan

    penulis atau pembicara

    4. Menghasilkan target komunikasi yang diharapkan

    B. FUNGSI DIKSI

    1. Melambangkan gagasan yang diekspresikan secara verbal

    2. Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi, resmi, semi

    resmi, tidak resmi) sehingga menyenangkan pendengar/pembaca

    3. Menciptakan komunikasi yang baik dan benar

    4. Menciptakan suasana yang tepat

    5. Mencegah perbedaan penafsiran

    6. Mencegah salah pemahaman

    7. Mengefektifkan pencapaian target komunikasi

    C. SYARAT KETEPATAN PEMILIHAN KATA

    1. Dapat membedakan antara denotasi dan konotasi

    Misal

    a. Bunga edelwise hanya tumbuh di tempat yang tinggi.

    b. Jika bunga bank tinggi, orang enggan mengambil kredit bank.

    c. Megawati dan Susilo Bambang Yudoyono berebut kursi presiden.

    d. Kursi tua peninggalan kakek masih terlihat kokoh di sudut ruangan.

  • 45

    2. Dapat membedakan kata-kata yang hampir bersinonim dan kata yang

    bersinonim.

    Misal

    a. Siapa pengubah peraturan yang memberatkan pengusaha.

    b. Pembebasan bea masuk untuk jenis barang tertentu adalah peubah

    peraturan yang selama ini memberatkan pengusaha.

    c. Kucing adalah binatang buas.

    d. kucing merupakan binatang buas.

    3. Dapat membedakan kata-kata yang hampir mirip dalam ejaannya.

    Misal

    intensif - insentif

    karton - kartun

    interferensi - inferensi

    preposisi - proposisi

    4. Dapat memahami dengan tepat makna kata-kata abstrak dam konkret

    secara cermat

    Misal

    Abstrak : keadilan, kebahagiaan, keluhuran

    kebajikan, kebijakan, kebijaksanaan

    Konkret : mangga, sarapan, lima belas persen

    5. Dapat memakai kata penghubung yang berpasangan dengan tepat.

    Benar antara . . . dan . . .

    sesuai . . . dengan . . .

    tidak . . . tetapi . . .

    baik . . . maupun . . .

    bukan . . . melainkan . . .

    Salah antara . . . dengan . . .

    sesuai . . . bagi . . .

    tidak . . . melainkan . . .

    bukan . . . tetapi . . .

    Berikut beberapa kata berpasangan (termasuk kata kerja berpartikel)

  • 46

    berawal dari disebabkan oleh

    berdasarkan pada sampai ke

    bergantung pada sehubungan dengan

    berjumpa dengan sejalan dengan

    berkenaan dengan sesuai dengan

    bertalian dengan terbuat dari

    dibacakan oleh terdiri atas/dari

    diperuntukan bagi tergantung pada

    6. Dapat membedakan antara kata-kata yang umum (hipernim) dan kata yang

    khusus (hiponim)

    Hipernim : Melihat

    Hiponiom : melotot, membelalak, melirik, mengerling, mengintai, mengintip,

    memandang, menatap, melotot,

    memperhatikan, mengamati, mengawasi, melirik, menonton,

    meneropong, dll.

    D. GAYA BAHASA Gaya bahasa ditentukan oleh ketepatan dan kesesuaian pilihan kata. Kalimat,

    paragraf, atau wacana menjadi efektif jika diekspresikan dengan gaya bahasa

    yang tepat. Gaya bahasa mempengaruhi terbentuknya suasana, kejujuran,

    kesopanan, kemenarikan, tingkat keresmian, atau gaya percakapan. Gaya

    resmi misalnya akan membawa pembaca/pendengar ke suasana serius dan

    penuh perhatian. Suasana tidak resmi mengarahkan pembaca/pendengar ke

    dalam situasi rileks tetapi efektif. Gaya percakapan membawa suasana ke

    dalam situasi realistis.

    Gaya bahasa berdasarkan nada yang dihasilkan oleh pilihan kata ini ada tiga

    macam

    1. Gaya bahasa sederhana berdasarkan nada rendah

  • 47

    Melalaui rangkaian kata ini penulis/pembicara dapat menghasilkan

    ekspresi pesan yang mudah dipahami oleh berbagai lapisan pembaca,

    misalnya dalam buku-buku pelajaran, penyajian fakta, dan pembuktian.

    2. Gaya menengah

    Gaya bahasa menengah dibangun berdasarkan rangkaian kaidah

    sintaksis dengan maksud untuk menimbulkan suasana damai dan

    kesejukan, misalnya dalam seminar, kekeluargaan, dan kesopanan

    3. Gaya mulia

    Gaya bahasa yang penuh dengan tenaga menggunakan pilihan kata yang

    penuh vitalitas, energi dan tenaga, serta kebenaran universal. Gaya ini

    dapat menghanyutkan emosi pembaca/pendengar. Gaya ini sering

    digunakan untuk menggerakan masa dalam jumlah yang sangat banyak.

    Ada enam faktor yang mempengaruhi tampilan bahasa seorang komunikator

    dalam berkomunikasi dengan komunikannya, yaitu

    1. cara dan media komunikasi lisan atau tulisan, langsung atau tidak

    langsung, media cetak atau elektronika

    2. bidang ilmu ekonomi, sastra, hukum, kedokteran, filsafat, dll.

    3. Situasi resmi, tidak resmi, setengah resmi

    4. ruang atau konteks seminar, kuliah, ceramah, pidato

    5. khalayak usia (anak-anak, remaja, dewasa), jenis kelamin (laki - laki,

    perempuan), tingkat pendidikan ( rendah,menengah, tinggi), status

    sosial

    6. tujuan diplomasi, humor, informasi, persuasi, membangkitkan emosi

  • 48

    BAB V

    KALIMAT

    A. UNSUR-UNSUR KALIMAT

    1. SUBJEK

    Fungsi

    a. Membentuk kalimat dasar, kalimat luas, kalimat tunggal, kalimat

    majemuk.

    b. Mejadi pokok pikiran.

    c. Memperjelas makna

    d. Menegaskan atau memfokuskan makna.

    e. Memperjelas pikiran atau ungkapan.

    f. Membentuk kesatuan pikiran.

    Ciri-ciri

  • 49

    a. Jawaban apa dan siapa.

    b. Dapat didahului kata bahwa.

    c. Dapat berupa kata atau frasa benda.

    d. Dapat disertai kata ini, atau itu.

    e. Dapat disertai kata pewatas yang.

    f. Tidak dapat didahului oleh preposisi : di, dalam, kepada, bagi, untuk,

    dari, menurut, berdasarkan, dan lain-lain.

    g. Tidak dapat diingkarkan dengan kata tidak, atau bukan

    Misal

    a. Saya sudah mulai mengantuk.

    b. Malam sudah sangat larut.

    c. Air sungai kecil itu terus menggericik.

    d. Seekor kelinci tiba-tiba keluar dari segerombolan tanaman dekat rel

    kereta api.

    2. PREDIKAT

    Fungsi

    a. Membentuk kalimat tunggal, kalimat luas, kalimat majemuk.

    b. Memperjelas pikiran atau gagasan yang diungkapkan dan menentukan

    kejelasan makna kalimat.

    c. Menegaskan makna.

    d. Membentuk kesatuan pikiran.

    Ciri-ciri

    a. Jawaban mengapa, bagaimana

    b. Dapat diingkarkan dengan kata tidak, bukan

    c. Dapat didahulukan dengan keterangan aspek: akan, sudah, sedang,

    selalu, hampir

    d. Dapat didahului keterangan modalitas: sebaiknya, seharusnya,

    seyogyanya, mesti, selayaknya, dan lain-lain.

    e. Tidak dapat didahului oleh kata yang, jika didahului yang, maka

    predikat akan berubah menjadi perluasdan subjek.

    f. Dapat didahului kata adalah, ialah, yaitu, yakni

    g. Dapat berupa kata benda, kata kerja, kata sifat, atau kata bilangan

    Misal

  • 50

    a. Pengusaha sukses itu menemukan peluang bisnis baru

    b. Dia sukses

    c. Bisnisnya berkembang

    d. Manusia adalah makhluk yang berakal budi

    e. Bisnisnya berkembang sangat pesat setelah menggunakan bahan

    baku lokal.

    3. OBJEK

    Fungsi

    a. Membentuk kalimat dasar pada kalimat berpredikat transitif

    b. Memperjelas makna kalimat

    c. Membentuk kesatuan atau kelengkapan pikiran

    Ciri-ciri

    a. Dapat berupa kata benda

    b. Tidak didahului kata depan

    c. Mengikuti secara langsung dibelakang predikat transitif

    d. Merupakan jawaban apa atau siapa yang terletak dibelakang predikat

    transitif

    e. Dapat menduduki fungsi subjek apabila dipasifkan

    Misal

    a. Mahasiswa itu menerangkan kerangka berpikirnya

    b. Mereka mendiskusikan anti korupsi

    4. PELENGKAP

    Ciri-ciri

    a. Bukan unsur utama, tetapi tanpa pelengkap kalimat tersebut tidak jelas

    dan tidak lengkap informasinya

    b. Terletak dibelakang prediakat yang bukan kata kerja transitif

    Misal

    a. Negara Republik Indonesia berdasarkan Pancasila

    b. Ia menjadi rektor

    c. Ibu membawakan saya oleh-oleh

  • 51

    5. KETERANGAN

    Fungsi

    a. Menjelaskan atau melengkapi informasi pesan-pesan kalimat.

    Ciri-ciri

    a. Bukan unsur utama kalimat, tetapi kalimat tanpa keterangan, pesan

    menjadi tidak jelas, tidak lengkap

    b. Tempat tidak terikat posisi pada awal, tengah, akhir kalimat

    c. Dapat berupa keterangan waktu, tujuan, sebab, akibat, syarat, cara,

    posesif (ditandai kata meskipun, walaupun, biarpun) dan penganti

    nomina (menggunakan kata bahwa )

    d. Dapat berupa keterangan tambahan(keterangan tambahan subjek,

    tetapi tidak dapat menggantikan subjek), dapat berupa aposisi (dapat

    menggantikan subjek)

    Misal

    a. Kemarin rektor berangkat ke Tokyo

    b. Karena malas belajar, mahasiswa itu tidak lulus.

    c. Megawati, yang menjabat Presiden RI 2001-2004, adalah putra Bung

    Karno. (keterangan tambahan)

    d. Megawati, Presiden RI 2001-2004, adalah putra Bung Karno. (aposisi)

    B. POLA KALIMAT

    1. POLA KALIMAT DASAR

    Pola kalimat dasar sekurang-kurangnya terdiri atas subjek (S) dan predikat

    (P)

    Pola kalimat dasar mempunyai ciri-ciri

    a. Berupa kalimat tunggal (satu S, satu P, satu O, satu Pel, satu K)

    b. Sekurang-kurangnya terdiri dari satu S dan satu P

    c. Selalu diawali dengan subjek

    d. Berbentuk kalimat aktif

    e. Dapat berupa kata dan frasa

    f. Dapat dikembangkan menjadi kalimat luas dengan memperluas

    subjek, predikat, objek, dan keterangan.

  • 52

    FUNGSI

    TIPE

    SUBJEK

    PREDIKET

    OBJEK

    PELENGKAP

    KETERANGAN

    1. S P Kami berdiskusi ~ ~ ~

    2. S - P- O Aku mendapatkan hadiah ~ ~

    3. S - P-

    Pel

    Ketua

    partai itu

    menjadi ~ calon

    presiden

    ~

    4. S - P -

    Ket

    Para

    kepala

    negara

    Asean

    sedang

    bersidang

    ~ ~ di Bali

    5. S - P-

    O- Pel

    Kami menjuluki Dia sang

    penyelamat

    ~

    6. S P- O-

    Ket

    Beberapa

    karyawan

    sedang

    membahas

    kasus

    bisnis

    di ruang rapat

    Contoh kalimat luas

    a. Kami yang mengharapkan kedamaian di Papua selalu berdiskusi

    tentang masalah ini.

    b. Mahasiswa unggulan itu sedang mempelajari struktur cahaya matahari.

    c. Mereka yang menginginkan prestasi atlet menyediakan sarana latihan.

    d. Para siswa yang kehilangan gedung sekolah itu sedang belajar bahasa

    Indonesia dengan sarana seadanya.

    e. Beberapa karyawan yang sangat kreatif itu sedang membahas secara

    serius masalah kasus bisinis properti di ruang rapat pimpinan.

    Catatan :

    Kata yang dicetak miring merupakan kalimat dasar.

    2. POLA KALIMAT MAJEMUK

  • 53

    a. Kalimat Majemuk Setara

    1) Kalimat majemuk setara gabungan menggunakan : dan, serta,

    sambil.

    Dosen dan mahasiswa bekerja secara kreatif dan inofatif.

    2) Kalimat majemuk setara memilih menggunakan : atau

    Anda pergi ke kampus atau menghadiri seminar?

    3) Kalimat majemuk setara berurutan menggunkan : lalu, lantas,

    kemudian, setelah itu, mula-mula

    Kami menabung setiap bulan lalu mengawali bisnis ini.

    4) Kalimat majemuk setara perlawanan menggunakan : tetapi,

    melainkan, sedangkan, namun,

    Sahabatku tidak pandai melainkan rajin.

    5) Kalimat majemuk setra menguatkan : bahkan, lagipula.

    Buku itu bagus lagipula murah harganya.

    b. Kalimat Majemuk Bertingkat

    Kalimat majemuk bertingkat disusun berdasarkan jenis anak

    kalimatnya. Anak kalimat tersebut merupakan perluasan dari

    kalimat asalnya atau sering disebut induk kalimat.

    Macam-macam kalimat majemuk berdasarkan jenis anak

    kalimatnya

    1) Anak kalimat keterangan waktu : ketika, waktu, saat, setelah,

    sebelum, sejak, dll.

    Misal

    Mereka segera mencari peluang kerja, setelah menyelesaikan

    studinya.

    2) Anak kalimat keterangan sebab : sebab, karena, lantaran, dll

    Misal

    Orang itu meninggal karena menderita sakit jantung.

    3) Anak kalimat keterangan akibat : hingga, sehingga, maka, dll.

  • 54

    Misal

    Pengusaha itu bekerja keras sehingga berhasil mendapat

    untung besar.

    4) Anak kalimat keterangan syarat : jika, apabila, kalau, andai, dll.

    Misal

    Andaikata Anda mampu memenangkan pertandingan tersebut,

    bagaimana perasaan Anda?

    5) Anak kalimat keterangan tujuan : agar, supaya, demi, untuk,

    guna, dll.

    Misal

    Kita harus bekerja keras demi masa depan yang gemilang.

    6) Anak kalimat keterangan cara : dengan, tanpa, dalam.

    Misal

    Dosen itu menerangkan masalah tersebut dengan pendekatan

    ilmiah.

    7) Anak kalimat perluasan objek : bahwa

    Misal

    Presiden menegaskan bahwa bangsa Indonesia harus

    menegakan hukum.

    8) Anak kalimat keterangan posesif : meskipun, walaupun, biarpun,

    dll.

    Misal

    Saya akan berupaya meningkatkan kualitas kerja meskipun

    sulit diujudkan.

    c. Kalimat Majemuk Gabungan (campuran)

    Misal

    1) Bangsa Indonesia bekerja keras mengejar ketinggalan ekonomi

    setelah krisis politik berkepanjangan dan krisis keamanan

    mulai membaik.

    2) Kinerja bisnis mulai membaik dan perkembangan ekonomi mulai

    stabil setelah berhasil melangsungkan pemilu secara

    demokratis.

  • 55

    Latihan dan Tugas Mandiri

    1. Perbaiki kalimat berikut agar menjadi kalimat efektif! Variasi perbaikan setiap

    nomor minimal dua kalimat.

    a. Para duta-duta besar sudah pada berdatangan untuk hadir pada upacara

    peringatan 100 tahun Bung Hatta.

    b. Dengan mengucapkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan YME, maka

    selesailah makalah ini tepat pada waktunya.

    c. untuk meningkatkan mutu akademis, memerlukan sarana yang harus dibiayai

    dengan SPP.

    d. Hipotesis nol adalah berarti tidak membedakan variabel x dan variabel y

    e. Adalah merupakan tanggung jawab kita semua untuk menciptakan rasa aman

    dan tenteram di masyarakat kita.

    2. Tentukan subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan kalimat berikut!

    a. Persatuan dapat dilaksanakan dengan menciptakan perasaan senasib.

    b. Budaya bangsa merupakan modal pembangunan.

    c. Dalam pembangunan dituntut kreativitas baru, kerja keras, dan efesiensi.

    d. Presiden RI berupaya menarik simpati bangsa pemodal untuk berinvestasi di

    Indonesia.

    e. Menteri Negara beranggapan bahwa kasus ini hanya dibesar-besarkan media

    massa saja.

    3. Tuliskanlah contoh kalimat majemuk setara

    a. kalimat majemuk setara gabungan

    b. kalimat majemuk setara pemilihan

    4. Tuliskanlah contoh kalimat majemuk bertingkat

    a. kalimat majemuk anak kalimat keterangan sebab

    b. kalimat majemuk anak kalimat keterangan tujuan

    c. kalimat majemuk anak kalimat keterangan cara

  • 56

    BAB VI

    ALINEA / PARAGRAF

    A. Struktur Alinea

    1. Kalimat Topik / Kalimat Utama

    Kalimat yang berisi ide pokok

    Ciri-cirinya

    a. mengandung permasalahan yang potensial untuk dirinci dan diuraikan

    lebih lanjut.

    b. merupakan kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri dan diuraikan lebih

    lanjut

    c. mempunyai arti yang cukup jelas tanpa harus dihubungkan dengan

    kalimat lain.

    2. Kalimat Penjelas

    Kalimat yang berfungsi menjelaskan atau mendukung ide utama kaliamat.

  • 57

    Ciri-cirinya

    a. sering merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri

    b. arti kalimat ini baru jelas setelah dihubungkan dengan kalimat lainnya.

    c. Isinya berupa rincian, keterangan, contoh,dan data tambahan lain yang

    bersifat mendukung kalimat topik.

    B. Syarat Alinea

    1. Kesatuan Alinea

    Seluruh kalimat yang ada hanya membicarakan satu ide pokok, satu

    topik/masalah

    2. Kepaduan Alinea (koherensi)

    Antarkalimat terdapat keterpaduan dan logis. Penggunaan repetisi, kata

    ganti, serta frasa penghubung dapat melengkapi keterpaduan antarkalimat

    C. Jenis Alinea

    1. Jenis Alinea Menurut Posisi Kalimat Topiknya

    a. Alinea Deduktif

    Alinea yang kalimat utamanya terletak diawal kalimat, diikut oleh

    kalimat penjelas.

    b. Alinea Induktif

    Alinea yang kalimat utamanya terletak diakhir. Alinea ini diawali

    dengan kalimat-kalimat penjelas dan diakhiri dengan kalimat utama.

    c. Alinea Deduktif-Induktif (Gabungan)

    Alinea yang kalimat utamanya terletak diawal paragraf dan

    ditampilkan kembali diakhir paragraf untuk penegasan.

    d. Alinea Penuh Kalimat Topik

    Alinea yang kalimat utamanya terletak disemua kalimat. Alinea ini bisa

    berupa uraian yang berupa deskripsi atau karangan bersifat narasi.

    2. Jenis Alinea Menurut Sifat Isinya

  • 58

    a. Persuasif/Persuasi

    Alinea yang berisi ajakan, mempengaruhi pembaca.

    b. Argumentatif/Argumentasi

    Alinea yang berisikan pembahasan tentang sesuatu yang berisikan

    bukti-bukti yang berisikan bukti-bukti dan alasan-alasan yang

    mendukung.

    c. Deskriptif/Deskripsi

    Alinea yang berisikan tentang gambaran objek atau lukisan objek

    secara rinci

    d. Eksposisitoris/Eksposisi

    Alinea yang memaparkan suatu bentuk kejadian atau peristiwa yang

    berupa fakta-fakta, atau lukisan peristiwa.

    e. Narataif/Narasi

    Alinea yang berisikan penceritaan atau berbentuk cerita.

    3. Jenis Alinea Menurut Fungsinya dalam Karangan

    a. Alinea Pembuka

    Berfungsi sebagai

    a. menghantar pokok pembicaraan

    b. menarik minat dan perhatian pembaca

    c. menyiapkan pikiran pembaca untuk mengetahui isi seluruh

    karangan.

    d. Bentuk-bentuk yang dapat dipakai sebagai bahan menulis

    alinea pembuka, yaitu

    1) kutipan, peribahasa, anekdot

    2) uraian bagaimana pentingnya pokok pembicaraan

    3) suatu tantangan atas pendapat atau pernyataan

    seseorang

    4) uraian tentang pengalaman pribadi

    5) uraian mengenai maksud dan tujuan penulisan

    6) sebuah pernyataan

    b. Alinea Pengembang / Isi

    Berfungsi sebagai

    1) mengemukakan inti persoalan

  • 59

    2) memberi ilustrasi atau contoh

    3) menjelaskan hal yang diuraikan pada alinea berikutnya

    4) meringkas alinea sebelumnya

    5) mempersiapkan dasar atau landasan untuk simpulan

    c. Alinea Penutup

    Alinea ini berisikan simpulan bagian karangan. Merupakan pernyataan

    kembali maksud penulis. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah

    a. Sebagai penutup, alinea ini tidak boleh terlalu panjang.

    b. Isi alinea berisi simpulan sebagai cerminan inti seluruh uraian

    c. Alinea ini hendaknya memberikan kesan yang mendalam bagi

    pembaca.

    D. Pengembangan Alinea

    1. Metode Defenisi

    Penulis menerangkan pengertian/konsep istilah tertentu.

    2. Metode Proses

    Alinea ini menguraikan suatu proses dapat berupa urutan tindakan atau

    perbuatan, yang diurutkan secara runut.

    3. Metode Contoh

    Alinea yang menampilkan contoh dan ilustrasi secara terurai dan

    terperinci.

    4. Metode Sebab-Akibat

    Alinea yang menerangkan sebab kejadian atau akibat yang ditimbulkan.

    5. Metode Umum-Khusus

    Alinea yang mengembangkan gagasan umum menuju kegagasan khusus.

    6. Metode Klasifikasi

    Alinea yang mengelompokkan persamaan atau perbedaan ciri benda,

    sifat, bentu, ukuran, dan lainnya. Pengelompokan ini dapat menjadikan

    perbandingan atau pertentangan suatu ciri, sifat yang diklasifikasikan

    tesebut

    E. Contoh-Contoh Pargaraf

  • 60

    1. Contoh Paragraf Deduktif

    Semua isi alam ciptaan Tuhan. Ciptaan Tuhan yang paling berkuasa di dunia

    ini ialah manusia. Manusia diizinkan oleh Tuhan memanfaatkan isi alam ini

    sebaik-baiknya. Akan tetapi, tidak diizinkan menyiksa, mengabaikan, dan

    menyia-nyiakannya.

    2. Contoh Paragraf Induktif

    Harga beras minggu yang lalu Rp 1.000,00/kg, kini sudah menjadi Rp1.100,00.

    Gula pasir biasanya Rp1.250,00/kg telah berubah menjadi Rp1.300,00/kg.

    Minyak goreng, susu bubuk, dan tepung terigu juga mengalami kenaikan

    meskipun tidak terlalu besar. Kelihatannya harga sebagian barang pokok

    terus bergerak naik.

    3. Contoh Paragraf Deduktif-Induktif

    Pemerintah menyadari bahwa rakyat Indonesia memerlukan rumah murah,

    sehat dan kuat. Depertemen PU sudah lama menyelidiki bahan rumah yang

    murah , tetapi kuat. Agaknya bahan perlit yang diperoleh dari batu-batuan

    gunung berapi sangat menarik perhatian para ahli. Bahan ini tahan api dan tahan

    air. Lagi pula, bahan perlit dapat dicetak menurut keinginan seseorang. Usaha

    ini menunjukan bahwa pemerintah berusaha membangun rumah murah,

    sehat, dan kuat untuk memenuhi keperluan rakyat.

    4. Contoh Paragraf Kalimat Topik diseluruh Kalimat (Penuh)

    Pagi hari aku duduk di bangku panjang dalam taman di belakang rumah.

    Matahari belum tinggi benar, baru sepenggalah. Sinar matahari pagi

    menghangatkan badan. Didepanku bermekaran bunga beraneka warna.

    Kuhirup hawa pagi yang segar sepuas-puasnya.

    5. Contoh Paragraf Persuasi

    Deterjen ini tidak hanya cocok dipakai untuk mencuci bahan yang kasar, tetapi

    cocok juga untuk mencuci bahan yang halus seperti sutra. Selain itu, deterjen

  • 61

    baru ini dapat juga dipakai untuk mencuci perabot dapur. Lagi pula, perabotan

    yang dicuci dengan bubuk deterjen ini warnanya tidak akan pudar.

    6. Contoh Paragraf Argumentasi

    Tenaga kerja di Pulau Jawa, Bali, Madura dan Lombok kelebihan, sedangkan di

    pulau-pulau lain kekurangan. Oleh sebab itu, sebagian tenaga kerja dari keempat

    pulau tersebut dipindahkan ke pulau-pulau lain yang kekurangan tenaga kerja.

    Dengan demikian, akan terjadi pemerataan tenaga kerja di Indonesia.

    7. Contoh Paragraf Deskripsi

    Tempat pensil kesukaan adikku. Setiap hari tak pernah lupa dibawanya.

    Warnanya biru dihiasi motif bulan sabit yang tersenyum berwarna kuning.

    Segala macam perelengkapan tulis-menulis disimpan rapi di sana. Terkadang

    kepingan uang receh pun juga diletakkannya di tempat pensil hadiah ulang

    tahunnya itu. Lucunya tempat perlengkapan alat tulis ini ada kaca kecilnya.

    8. Contoh Paragraf Eksposisi

    Panen padi di beberapa desa di Jawa Tengah terancam gagal. Musim kemarau

    yang berkepanjangan membuat padi yang ditanam mengalamai kekeringan.

    Ditambah lagi hama tikus juga menambah kendala terancamnya gagal panen ini.

    Kekeringan ini mulai terasa semenjak usai tanam, hujan tidak pernah turun

    mengakibatkan debit air di beberapa irigasi di bawah batas ambang normal,

    bahkan ada yang benar-benar kering.

    9. Contoh Paragraf Narasi

    Libur semester kemarin aku ke Bali. Senangnya dapat menikmati liburan di Pulau

    Seribu Pura tersebut. Tidak disangka-sangka aku bertemu dengan teman SMA

    yang berlibur bersama keluarganya. Semakin asyik saja suasana liburanku.

    10. Contoh Metode Definisi

  • 62

    Istilah organisasi dalam bahasa Indonesia berasal dari kata kerja bahasa Latin

    organizare yang berarti membentuk sebagaian atau menjadi keseluruhan dari

    bagian-bagian yang satu dan unsur yang lainnya saling bergantung atau

    terorganisasi. Jadi secara harafiah organisasi itu berarti paduan dari bagian-

    bagian yang satu sama lain saling bergantung. Di antara para ahli ada yang

    menyebut paduan itu sistem, ada yang menamakan sarana.

    11. Contoh Paragraf Metode Proses

    Proses pembuatan kue donat adalah sebagai berikut. Mula-mula dibuat adonan

    terigu dicampur dengan telur dan gula dengan perbandingan tertentu yang ideal

    sesuai dengan banyaknya kue donat yang akan dibuat. Kemudian, adonan

    dicetak dalam bentuk gelang-gelang. Setelah itu, gelang-gelang tadi digoreng

    sampai berwarna kuning kecoklatan. Lalu, gorengan itu diolesi mentega, diberi

    butiran coklat warna-warni, atau ditaburi tepung gula. Kini kue donat siap untuk

    disantap.

    12. Contoh Paragraf Metode Contoh

    Ini seperti acara pesta kesenian di Indonesia. Lagu-lagu diperdendangkan, mulai

    dari Indonesia Raya hingga Bintang Kecil. Alat musik tradisional terdengar

    bergantian. Busana yang dikenakan juga busana dari Sabang sampai Merauke.

    Dengan gerakan lentur dan lucu, para penari seusia SD itu meperlihatkan

    keterampilan membedakan tarian nusantara. Tetapi ada yang mebedakan

    dengan pesta di sekolah Indonesia. Para penarinya tidak berkulit sawo matang

    karena mereka adalah bocah-bocah bule dengan mata biru atau coklat dan

    berambut pirang. Mereka murid SD Benalla East, kira-kira 120 km dari Melbourn,

    Australia. Para murid sekolah itu tertarik belajar bahasa Indonesia, termasuk

    keseniannya.

    13. Contoh Paragraf Sebab Akibat

  • 63

    Kecelekaan beruntun terjadi di jalur Jakarta-Cikampek Km 68. Menurut saksi

    mata, truk tangki dari arah Jakarta melaju dengan kecepatan tinggi dan tiba-tiba

    oleng sehingga menyeruduk dua kendaraan lain yang berlawanan. Api

    diperkirakan timbul akibat gesekan antara badan mobil dan bahu jalan.

    Tumpahan minyak tanah memicu timbulnya nyala api sehingga kobaran api tidak

    dapat dikendalikan lagi. Akibat kecelakaan ini, lalu lintas Jakarta-Cikampek

    sempat tersendat beberapa jam.

    14. Contoh Paragraf Metode Umum - Khusus

    Kedudukan beras sebagai bahan makanan pokok sangat penting. Dalam beras

    terdapat zat makanan yang disebut hidrat arang. Hidrat arang itulah yang

    menjadi sumber tenaga manusia. Menurut penyelidikan para ahli, dalam 100

    gram beras terdapat tenaga sebanyak 300 kalori.

    15. Contoh Paragraf Metode Klasifikasi

    Sebanyak lima dari sepuluh kota termahal di dunia berada di Asia, dengan Tokyo

    dan Osaka tercatat sebagai kota termahal di dunia. Kedua kota besar di Jepang

    itu ternyata 20% lebih mahal dibandingkan tempat ketiga yang diduduki

    Hongkong bersama Singapura dan Taipe. London yang sangat berusaha keras

    menarik wisatawan, tampil menjadi kota keenam termahal bagi pelancong

    internasional dan sebagai kota termahal di Uni Eropa. New York tetap

    merupakan kota termahal di Amerika Serikat, sedangkan Chicagho, San

    Francisco, dan Los Angeles termasuk dalam kelompok 20 teratas.

    Latihan dan Tugas Mandiri

    1. Buatlah sebuah contoh paragraf induktif.

    2. Buatlah sebuah contoh paragraf deduktif induktif

    3. Buatlah contoh paragraf argumentasi

    4. Buatlah paragraf deduktif dengan pola deskripsi.

  • 64

    5. Buatlah sebuah karangan yang terdiri dari beberapa paragraf. Topik sesuai

    dengan bidang Anda. Perhatikan penulisan paragraf pembuka, penghubung

    penutup, serta penggunaan unsur keterpaduan paragraf.

    BAB VII

    TOPIK, TEMA, DAN KERANGKA KARANGAN

    A. TOPIK

    Topik berarti pokok pembicaraan atau pokok permasalahan.Topik karangan adalah

    suatu hal yang akan digarap menjadi sebuah karangan. Topik karangan

    permasalahannya masih bersifat umum

    Fungsi topik

    1. mengikat keseluruhan isi

    2. menjiwai seluruh pembahasan (pendahuluan, pembahasan, simpulan)

  • 65

    3. memudahkan pengembangan ide bagi penulis, dan memudahkan

    pemahaman bagi pembaca

    4. memberikan daya tarik pembaca

    B. JUDUL

    Judul merupakan perincian atau penjabaran dari topik. Judul karangan sedapatnya

    singkat dan padat, menarik perhatian serta dapat menggambarkan inti pembahasan.

    Syarat judul yang baik

    1. sesuai dengan topik

    Topik : Analisis fungsi penjualan produk terhadap kinerja bisnis

    Judul : Analisis fungsi penjualan terhadap kinerja bisnis PT Semen

    Cibinong pada 2004

    2. sesuai dengan isi karangan

    3. berbentuk frasa bukan kalimat

    1. Upaya mengembangkan inovasi kabel listrik dengan serat optik (benar)

    2. Inovasi baru mengubah kabel listrik dengan serat optik (salah)

    4. singkat

    5. jelas

    1. Pengembangan sumber daya laut terhadap peningkatan pendapatan

    daerah (kurang jelas)

    2. Upaya meningkatkan pendapatan daerah melalui sektor perikanan laut

    pada pemerintahan DKI Jakarta (lebih jelas)

    Misal

    Topik : Putus Sekolah

    Judul : 1. Kiat Menekan Tingginya Angka Putus Sekolah

    2. Tingginya Angka Putus Sekolah Merupakan Problema

    Pendidikan

    3. Masalah Tingginya Angka Putus Sekolah, PR bagi Ahli

    Pendidikian

    C. TEMA

  • 66

    Ide atau gagasan yang akan dituangkan dalam karangan atau sering disebut pokok

    pemikiran. Tema berupa pengungkapan maksud dan tujuan dari penulisan.

    Tujuan yang dirumuskan secara singkat dan berupa satu kalimat, disebut tesis.

    Kalimat tesis adalah rumusan singkat gagasan sentral sebuah karangan.

    Rumusan tema boleh lebih dari satu kalimat

    Misal

    Topik : Kemacetan Lalu Lintas

    Subtopik : Upaya Mengatasi Kemacetan Lalu Lintas

    Tesis : Menuntun pembaca un