Modul Atom

20
MODUL 1 1. Molekul dan Atom Benda padat, cair dan gas terdiri dari molekul-molekul. Molekul merupakan bagian yang terkecil dari bahan dan masih mempunyai sifat-sifat yang sama dengan bahannya. Molekul itu sendiri tersusun dari atom dan atom tersusun dari sebuah inti (nukleus) yang dikitari oleh elektron dengan kecepatan yang amat tinggi. Gambar 1-1 merupakan ilustrasi dari sebuah atom. Gambar 1. Elektron-elektron yang bermuatan negatif mengitari inti yang bermuatan positif. Dilintasan yang terluar terdapat elektron bebas. Elektron merupakan suatu partikel listrik yang mengandung muatan negatif (-). Karena kecepatannya dalam mengitari inti, maka elektron mempunyai tenaga (energi) yang amat besar. Inti atom terdiri ari proton dan elektron. Proton memiliki massa ± 1836 kali massa elektron dan mempunyai muatan listrik positip (+) yang sama besarnya dengan muatan litrik seluruh elektron yang mengitarinya, tetapi arahnya berlawanan sifatnya. Neutron tidak bermuatan listrik (netral). Muatan listrik yang senama (positif dan positif atau negatif dan negatif) mempunyai sifat tolak menolak.

description

Modul Atom

Transcript of Modul Atom

Page 1: Modul Atom

MODUL 11. Molekul dan Atom

Benda padat, cair dan gas terdiri dari molekul-molekul. Molekul merupakan bagian

yang terkecil dari bahan dan masih mempunyai sifat-sifat yang sama dengan

bahannya. Molekul itu sendiri tersusun dari atom dan atom tersusun dari sebuah inti

(nukleus) yang dikitari oleh elektron dengan kecepatan yang amat tinggi. Gambar 1-1

merupakan ilustrasi dari sebuah atom.

Gambar 1. Elektron-elektron yang bermuatan negatif mengitari inti yang bermuatan positif. Dilintasan yang terluar terdapat elektron bebas.

Elektron merupakan suatu partikel listrik yang mengandung muatan negatif (-).

Karena kecepatannya dalam mengitari inti, maka elektron mempunyai tenaga (energi)

yang amat besar. Inti atom terdiri ari proton dan elektron. Proton memiliki massa ±

1836 kali massa elektron dan mempunyai muatan listrik positip (+) yang sama

besarnya dengan muatan litrik seluruh elektron yang mengitarinya, tetapi arahnya

berlawanan sifatnya. Neutron tidak bermuatan listrik (netral).

Muatan listrik yang senama (positif dan positif atau negatif dan negatif) mempunyai

sifat tolak menolak. Muatan listrik yang tidak senama (positif dan negatif)

mempunyai sifat tarik menarik. Proton di dalam inti saling menolak, tetapi dengan

elektron saling tarik menarik. Karena gaya tarikan yang kuat inilah elektron tidak

terlepas dari lintasannya. Tetapi pada lintasan terluar yang terjauh jaraknya dari inti,

tarikan antara elektron dan proton kurang kuat. Elektron pada lintasan terluar dapat

keluar dari ikatan atomnya bila terpengaruh oleh suatu energi. Elektron yang keluar

dari ikatan atomnya disebut elektron bebas. Jumlah proton di dalam atom sama

dengan jumlah elektron yang mengitari inti, maka atom itu netral (tidak bermuatan).

Susunan atom disegala macam zat itu sama. Perbedaannya hanya di dalam jumlah

proton, neutron dan elektronnya. Misalnya atom zat air mempunyai satu proton dan

Page 2: Modul Atom

tidak ada neutron didalam intinya. Hanya ada satu elektron yang mengitari inti

(Gambar 2). Atom Helium mempunyai dua proton dan dua neutron didalam intinya,

dikelilingi oleh dua elektron (Gambar 3). Sedangkan inti atom Lithium tersusun dari

tiga proton dan empat neutron dikelilingi oleh tiga elektron (Gambar 4). Jumlah

protonnya dan elektronnya menunjukkan urutan nomor atau zat. Jadi zat air

mempunyai nomor atom satu, Helium dua, Lithium tiga, begitu seterusnya dengan zat

lainnya.

Gambar 2. Atom Zat Air, Satu Proton, Satu Elektron

Gambar 3. Atom Helium, dua proton, dua neutron, dan dua elektron

Gambar 4. Atom Lithium, tiga proton, empat neutron, tiga elektron

2. Pengertian Tegangan (Beda Potensial) Listrik

Benda yang bermuatan listrik bila dihubungkan dengan tanah (bumi) akan menjadi

netral kembali, karena memberikan kelebihan elektronnya kepada bumi atau

mengambil elektron dari bumi untuk menutup kekurangan elektronnya. Jadi benda

yang bermuatan itu dalam keadaan tidak seimbang muatannya atau tegang, maka

benda yang bermuatan tersebut juga bertegangan atau berpotensial. Dua benda yang

Page 3: Modul Atom

tidak sama muatannya mempunyai tegangan yang tidak sama. Antara dua benda yang

tidak sama besar muatannya atau tidak sama sifat muatannya terdapat beda potensial

listrik (biasa sebagai tegangan listrik).

Ada beberapa cara membangkitkan beda potensial (tegangan) yaitu dengan cara:

a. Induksi

b. Tenaga kimiawi

c. Panas

d. Cahaya

e. Listrik piezo

3. Pengertian Arus Listrik

Perpindahan elektron bebas dalam suatu penghantar yang dihubungkan pada kutub

positif (kekurangan elektron) sebuah batery dan kutub negatif (kelebihan elektron)

sebuah baterai disebut arus elektron. Gambar 5 menunjukkan jalannya elektron bebas

yang berpindah dari atom ke atom di dalam penghantar.

Gambar 5. Atom no 2 yang kekurangan elektron menarik elektron Bebas dari atom pertama. Atom no 3 yang kekurangan elektron menarik elektron bebas tadi dari atom no 2, begitu seterusnya elektron bebas berpindah dari atom ke atom sepanjang penghantar, merupakan arus elektron

Jadi arus elektron terjadi bila ada proses perpindahan elektron. Arus listrik mengalir

dari titik positif ke titik negatif. Arah arus listrik berlawanan dengan arah perpindahan

elektron. Kuat arus listrik tergantung pada banyak sedikitnya elektron bebas yang

pindah melewati suatu penampang dalam satu satuan waktu. Satuan untuk banyaknya

elektron ialah coulomb. Satu coulomb sama dengan 6,28x1018 elektron. Kuat arus

listrik mempunyai satuan amper (coulomb/second).

4. Pengertian hambatan listrik

Page 4: Modul Atom

Perjalanan elektron dalam penghantar (kawat penghantar) amat berliku-liku di antara

berjuta-juta atom. Dalam perjalanannya elektron bertumbukan satu dengan yang

lainnya dan juga bertumbukan dengan atom. Rintangan yang terdapat di dalam

penghantar ini disebut tahanan penghantar itu. Satuan tahanan penghantar ialah ohm

diberi lambang Ω (omega).

Satu ohm ialah satu kolom air raksa yang panjangnya 1,063 m dan berpenampang 1

mm2 pada suhu 0o celcius.

Penghantar yang mempunyai tahanan kecil amat mudah dialiri arus listrik, dikatakan

mempunyai daya hantar listrik yang besar. Penghantar yang mempunyai tahanan

besar, sulit dialiri arus listrik, dan dikatakan mempunyai daya hantar listrik yang

kecil. Jadi kita katakan bahwa besarnya nilai tahanan berbaning terbalik dengan

besarnya nilai arus yang mengalir.

Tahanan suatu penghantar dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

R =

Dimana : R = tahanan dalam satuan ohmL = panjang penghantar dalam satuan meter

ρ = tahanan jenis penghantar dalam satuan ohm-mm2/m

q = luas penampang penghantar dalam satuan mm2

Contoh:

Kawat tembaga yang panjangnya 10 m dengan luas penampang 0,5 mm2 dan tahan

jenisnya 0,0175. Hitunglah besarnya tahanan kawat itu.

Jawab:

R =

10 x 0,0175R = ----------------- R= 0,035 ohm

0,5

Page 5: Modul Atom

5. Manfaat Dasar dari Kelistrikan

Listrik merupakan suatu bentuk tenaga atau energi seperti panas, cahaya, tenaga

mekanik dan tenaga kimiawi. Energi listrik mempunyai kelebihan dibanding dengan

energi lain diantaranya ialah:

Energi listrik lebih mudah disalurkan

Energi listrik lebih mudah didistribusikan kedaerah yang luas

Energi listrik dapat lebih mudah diubah kedalam bentuk energi lain,

misalnya menjadi energi panas, cahaya, tenaga mekanik, kimiawi.

Kita menggunakan istilah listrik apabila listrik itu digunakan untuk menjalankan

motor listrik, menyalakan lampu, menghasilkan panas dan membuat maknit listrik.

Sedangkan istilah elektronik pada umumnya kita pakai apabila listrik itu digunakan

untuk menyalakan pesawat radio, televisi, amplifier, komputer dan lain-lain alat

eletronik yang memakai transistor atau IC.

Penggunaan listrik:

Dalam rumah tangga digunakan untuk menyalakan lampu, memanaskan

seterika listrik, menyalakan kipas angin (Fan), menyalakan radio, TV, tape, amplifier,

coolcas, pompa air, dll.

Dalam dunia perdagangan dan inustri, listrik digunakan untuk pesawat

telepon, alat-alat komunikasi radio, komputer, mesin-mesin produksi seperti mesin

bubut, gerinda, yang menggunakan motor listrik sebagai penggeraknya.

Untuk angkutan listrik digunakan untuk menjalankan kereta api listrik,

mobil listrik.

Page 6: Modul Atom

A. Hukum Ohm

Kalau antara dua kutub positip dan kutub negatip dari sebuah sumber tegangan kita

hubungkan dengan sepotong kawat penghantar, maka akan mengalir arus listrik dari

kutub positip ke kutub negatip. Arus ini mendapat hambatan dalam penghantar itu. Dari

peristiwa di atas dapat diketahui bahwa ada hubungan antara arus yang mengalir dalam

hambatan kawat dan adanya sumber tegangan. Besarnya arus listrik yang mengalir

tergantung dari besarnya hambatan kawat. Semakin besar hambatan kawat, maka

semakin kecil arus yang mengalir. Apabila sumber listrik bertegangan 1 volt

dihubungkan dengan hambatan sebesar 1 Ohm, maka arus yang mengalir sebesar 1

amper.

Gambar 1-1. Tegangan 1 V mengalirkan arus 1 A dalam hambatan 1 Ohm

Dalam penyelidikannya George Simon Ohm (ahli ilmu fisika dari Jerman)

menemukan bahwa arus listrik yang mengalir dalam hambatan akan bertambah besar jika

tegangan dinaikkan, sementara nilai hambatannya tetap. Dari uraian diatas dapat

dituliskan rumus hukum Ohm, yaitu:

dimana: U = tegangan dalam satuan volt

I = arus dalam satuan amper

R = hambatan dalam satuan Ohm

Contoh 1:

Sebuah accu 12 volt dihubungkan dengan sebuah lampu yang mempunyai

hambatan 24 ohm. Berapakah arus yang mengalir didalam lampu.

U 12Jawab: U = I x R I = -------- I = ---------- = 0,5 A

R 24

U = I x R

Page 7: Modul Atom

Contoh 2:

Sebuah hambatan 12 Ohm dihubungkan pada jepit-jepit accu, ternyata arus

yang mengalir 0,5 amper. Berapakah besarnya tegangan accu tersebut?

Jawab: U = I x R U = 0,5 x 12 U = 6 Volt

Contoh 3:

Sebuah accu 24 volt dihubungkan dengan sebuah lampu, ternyata arus yang

mengalir 0,5 amper. Berapakah besarnya resistansi lampu tersebut?

U 24Jawab: U = I x R R = ------ R = -------- = 48 Ohm

I 0,5

B. Energi yang dimasukkan kedalam hambatan

Bila kita hubungkan sebuah battery pada sebuah hambatan, maka hambatan itu

menjadi panas karena adanya arus listrik yang mengalir. Energi yang dimasukkan dalam

hambatan itu sebanding dengan besarnya arus yang mengalir, sebanding dengan besarnya

tegangan listrik yang dipasangkan dan sebanding dengan waktu yang digunakan. Energi

diberi simbol dengan huruf W.

Rumus energi:

W = U x I x t

Dimana: W: energi dalam satuan Joule (J)

U: tegangan dalam satuan volt

I: arus dalam satuan amper

t: waktu dalam satuan detik

Contoh:

Sebuah accu 12 volt setiap detik mengalirkan arus 5 amper. Hitunglah besarnya

energi yang dikeluarkan oleh accu tersebut tiap detiknya.

Jawab: W = U x I x t W = 12 x 5 x 1 W = 60 Joule

Page 8: Modul Atom

C. Daya Listik

Daya listrik yang dimasukkan dalam sebuah hambatan sama dengan energi yang

dikeluarkan tiap detik. Daya diberi simbol huruf P dan dalam satuan joule/detik.

W U x I x tP = ----- P = -------------- P = U x I

t t

Jika U = I x R maka P = I x R x I P = I2 x R

U U U2

Jika I = ------ maka P = U x ------ P = -----R R R

dimana: P = daya dalam satuan watt

R = hambatan dalam satuan ohm

Contoh: Pada hambatan 10 Kilo ohm, terdapat tegangan 12 volt. Hitunglah daya

yang dimasukkan dalam hambatan tersebut.

Jawab:

U2 122

P = ----- P = -------- P = 0,0144 wattR 10000

D. Arus Searah

Jika hambatan disambungkan kepada battery, maka aruspun mengalir pada

hambatan itu. Arus itu akan keluar dari kutub positip battery dan kembali kekutub

negatip battery. Arah arus dan besarnya arus yang mengalir akan tetap setiap waktu

selama hubungan ke battery belum diputus. Arus semacam ini dinamai arus searah atau

arus rata (Direct Current, DC). Jika kita gambarkan dalam grafik, arus searah akan

terlihat seperti gambar 1-2 dibawah ini.

Page 9: Modul Atom

Gambar 1-2. Grafik arus rata. Setiap saat kuat arus tetap sama besar (konstan)

Pada gambar itu sumbu horiontal melukiskan waktu (t) dalam detik, sedangkan

sumbu vertikal melukiskan harga-harga arus atau tegangan dalam satuan amper atau volt.

Pada setiap saat antara t = 0 sampai t5 besarnya arus atau tegangan tidaklah berubah.

E. Arus bolak-balik

Gambar 1-3 dibawah ini memperlihatkan sirkit arus yang bukan arus rata. Kutub-

kutub sumber arus secara terus menerus bertukar-tukar polaritasnya. Pada suatu saat

terminal atas sumber arus adalah positip (sementara terminal bawahnya negatip), maka

arus mengalir keluar dari kutub atas, lewat beban dari A ke B.

Gambar 1-3. Sirkit arus bolak balik

Pada saat berikutnya sumber arus bertukar polaritas, yaitu terminal atas berubah

menjadi negatip sedangkan terminal bawah berubah menjadi positip. Dengan demikian

aliran arus bertukar arah, keluar dari kutub bawah lewat beban dari B ke A dan masuk ke

sumber di kutub atas. Saat berikutnya kutub-kutub bertukar polaritas lagi, sehingga

berakibat aruspun bertukar arah lagi dari A ke B, demikian terus menerus. Arus yang

mengalir dengan selalu berbolak-balik arah dinamai arus bolak balik. Jika arus bolak

balik kita gambarkan dalam grafik, maka akan terlihat seperti gambar 1-4 dibawah ini.

Gambar 1-4. Grafik yang melukikan arus bolak-balik (A) Arus mengalir dari A ke B (B) Arus mengalir dari B ke A

Page 10: Modul Atom

Kalau grafik (A) dan grafik (B) dijadikan dalam satu gambar grafik, maka akan

terlihat seperti gambar dibawah ini.

Gambar 1-5. Gambar grafik arus bolak-balik

Arah arus dari A ke B disebut arah positip dan dilukiskan diatas sumbu

horisontal. Arah arus dari B ke A disebut arah negatip dan dilukiskan dibawah

sumbu horisontal.

1. Arus bolak-balik yang mengalir pada hambatan

Sebuah hambatan R dihubungkan pada tegangan bolak-balik U, arus yang

mengalir pada suatu saat i = e/R dan kalau tegangan dinyatakan dengan e =

Em sin t, maka arus dapat dinyatakan dengan:

Em sin ti = --------------- i = Im sin t

R

Page 11: Modul Atom

Hal ini menyatakan pada hambatan R arus sefase dengan tegangannya.

Gambar 1-6. Pada hambatan R, arus sefase dengan tegangannya

2. Arus bolak-balik yang mengalir pada lilitan

Sebuah lilitan atau induktor mempunyai induksi L dihubungkan pada

tegangan bolak-balik U, maka mengalirlah arus dalam induktor tersebut yang

besarnya i = Im sin t. Menurut hukum induksi didalam induktor akan timbul

ggl induksi. Tegangan U yang disediakan harus dapat mengimbangi tegangan

yang dibangkitkan sehingga arus dapat mengalir. Pada induktor murni yang

tidak mempunyai nilai resistansi (Ohm), arus yang mengalir mengikuti

tegangan dengan geseran fasa 90o.

eL = Im L sin (t-90o)

Gambar 1-7. Pada induktor tegangan mendahului arus 90o

Sesuai dengan hukum Ohm, maka L disebut hambatan induktip atau

induktansi yang dinyatakan dengan simbol XL dalam satuan Ohm, sedangkan

L dinyatakan dalam satuan Henry.

Jadi:

XL = L XL = 2 f L

Dimana: XL = reaktansi induktip dalam ohm = 3,14f = frekuensi dalam Hertz

Page 12: Modul Atom

L = induktansi dalam Henry

Nilai XL sangat tergantung pada besarnya frekuensi, semakin besar nilai

frekuensi, semakin besar pula nilai XL.

Contoh: Sebuah induktor dengan nilai induktansi 100 H dipasang pada

sumber tegangan bolak-balik yang berfrekuensi 1 MHz. Hitunglah besarnya

reaktansi induktipnya (XL).

Jawab: XL = 2 f L XL = 2. 3,14. 1000000. 100.10-6

XL = 6,28. 100 XL = 628 Ohm

3. Arus bolak-balik yang mengalir pada kondensator

Sebuah kondensator C dihubungkan pada tegangan bolak-balik U, tegangan

ini dinyatakan dengan Em sin t. Pada kondensator arus yang mengalir

mendahului tegangan yang disediakan dengan geseran fasa 90o.

Gambar 1-8. Pada kapasitor arus mendahului tegangan 90o

Untuk harga efektip:

1U = -------

C

harga 1/C disebut hambatan kapasitip dan diberi simbol Xc dalam satuan

ohm.

1 1Xc = -------- Xc = ---------- C 2 f C

Page 13: Modul Atom

dimana: Xc = reaktansi kapasitip dalam ohm

= 3,14

f = frekuensi dalam Hertz

C = kapasitansi dalam farad

Contoh: Sebuah kondensator dengan nilai kapasitansi 100 nF dipasang pada

sumber tegangan bolak-balik yang berfrekuensi 1 MHz. Hitunglah besarnya

reaktansi kapasitipnya (XC)

Jawab:

1 1Xc = ----------- Xc = ---------------------------------

2 f C 2. 3,14. 1000000. 100.10-9

1 101

Xc = ------------- Xc = -----------Xc = 1,59 Ohm6,28.10-1 6,28