MODUL 5 Routing Statis Dinamis

14
5 ROUTING STATIS DAN DINAMIS 1. TUJUAN 1. Mahasiswa memahami konsep routing. 2. Mahasiswa mampu melakukan konfigurasi static routing. 3. Mahasiswa dapat mengetahui cara kerja routing statis 2. Peralatan : 1. PC dengan software Packet Tracer 3. DASAR TEORI Router bertugas untuk menyampaikan paket data dari satu jaringan ke jaringan lainnya, jaringan pengirim hanya tahu bahwa tujuan jauh dari router. Dan routerlah yang mengatur mekanisme pengiriman selain itu router juga memilih “jalan terbaik” untuk mencapai tujuan. Rute Statis adalah rute atau jalur spesifik yang ditentukan oleh user untuk meneruskan paket

description

gsgsadgadf

Transcript of MODUL 5 Routing Statis Dinamis

Page 1: MODUL 5 Routing Statis Dinamis

5 ROUTING STATIS DAN DINAMIS

1. TUJUAN

1. Mahasiswa memahami konsep routing.

2. Mahasiswa mampu melakukan konfigurasi static routing.

3. Mahasiswa dapat mengetahui cara kerja routing statis

2. Peralatan :

1. PC dengan software Packet Tracer

3. DASAR TEORI

Router bertugas untuk menyampaikan paket data dari satu

jaringan ke jaringan lainnya, jaringan pengirim hanya tahu bahwa tujuan

jauh dari router. Dan routerlah yang mengatur mekanisme pengiriman

selain itu router juga memilih “jalan terbaik” untuk mencapai tujuan.

Rute Statis adalah rute atau jalur spesifik yang ditentukan oleh user

untuk meneruskan paket dari sumber ke tujuan. Rute ini ditentukan oleh

administrator untuk mengontrol perilaku routing dari IP "internetwork".

Rute Static - Rute yang dipelajari oleh router ketika seorang

administrator membentuk rute secara manual. Administrator harus

memperbarui atau meng"update" rute statik ini secara manual ketika

terjadi perubahan topologi antar jaringan (internetwork).

Mengkonfigurasi rute static adalah dengan memasukkan tabel routing

secara manual. Tidak terjadi perubahan dinamik dalam tabel ini selama

jalur/rute aktif.

Page 2: MODUL 5 Routing Statis Dinamis

Tabel Routing

Supaya router bisa melayani permintaan untuk meneruskan

pengiriman data, maka router harus mempunyai tabel yang dipakai

sebagai patokan data ini harus saya kirim ke jaringan yang mana? Tabel

yang dipunyai oleh router disebut sebagai tabel routing yang berisi NET

ID dan Default Gatewaynya.

Berdasarkan gambar 1, berikut ini adalah skenario pengiriman data

dari komputer

192.168.1.5 ke komputer 192.168.2.36 :

1. Komputer 192.168.1.5 ingin mengirim data ke 192.168.2.36,

menyadari bahwa alamat tujuan tidak berada di jaringan lokal, maka

komputer mencari daftar “default gateway” pada property TCP/IP yaitu

192.168.1.13. Paket data kemudian dikirim ke Gateway tersebut.

2. Pada komputer 192.168.1.13 paket data tersebut kembali diperiksa,

dan ditemukan pada tabel routing bahwa paket tersebut dapat dikirim

ke jaringan 192.168.2 lewat IP

192.168.2.43

3. Via IP 192.168.2.43 akhirnya data dapat ditransmisi ke tujuan yaitu

192.168.2.36

Pentingnya Rute Statis

Page 3: MODUL 5 Routing Statis Dinamis

Rute Statis menjadi sangat penting jika software IOS Cisco

tidak bisa membentuk sebuah rute ke tujuan tertentu. Rute Statik juga

sangat berguna untuk membuat "gateway" untuk semua paket yang tidak bisa

di"routing".(default route).

"Stub Network"

Rute Statik, umumnya digunakan untuk jalur/path dari jaringan ke

sebuah "stub network" (jaringan yang dibelakangnya tidak ada jaringan lain).

Gambar 2.

Stub

Network

Sebuah "stub network' (kadang di sebut "leaf node") adalah

jaringan yang hanya dapat diakses melalui satu rute. Seringkali, rute statik

digunakan sebagai jalan satu- satunya untuk keluar masuk jaringan Stub.

"Default route"

“Default route" adalah tipe rute statik khusus. Sebuah "default

route" adalah rute yang digunakan ketika rute dari sumber/source ke tujuan

tidak dikenali atau ketika tidak terdapat informasi yang cukup dalam tabel

routing ke network tujuan.

Pada gambar di bawah, Router B dikonfigurasi untuk

meneruskan/forward semua frame ke network tujuan yang tidak terdaftar

secara eksplisit dalam routing tabel Router A.

Page 4: MODUL 5 Routing Statis Dinamis

Gambar 3.

Default

Route

Mengkonfigurasi static routing

Membangun static routing pada router-router tidak begitu sulit. Anda

tinggal masuk ke global configuration mode dan jalankan formula berikut

pada masing-masing router yang akan dikonfigurasikan :

Ip route <destination><mask><next_hop_address>

Berikut detail untuk masing-masing opsi :

Ip route : perintah untuk membuat static

routing itu sendiri Destination : network yang

hendak ditambahkan ke routing table Mask :

subnet mask yang digunakan dalam network

Next_hop_address : address dari hop router selanjutnya, yakni

yang akan menerima paket dan mem-forward-nya

lagi ke network remote. Tidak lain berupa interface

router dari router dari network yang terkoneksi

secara langsung.

4. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Buat jaringan seperti pada gambar 4 dengan Packet Tracer. Router 0

dan Router 1 dihubungkan dengan kabel Serial DCE

Page 5: MODUL 5 Routing Statis Dinamis

Gambar 4. Konfigurasi 1

2. Berikan IP address, Subnet mask dan Gateway pada masing-masing PC

Gambar 5. Memberi IP address pada PC

Konfigurasi :

PC0 : 192.168.0.2 GW :192.168.0.1

PC1 : 192.168.1.2 GW :192.168.1.1

3. Berikan IP address pada masing-masing Router

Masuk pada command CLI

Page 6: MODUL 5 Routing Statis Dinamis

Gambar 6. Command CLI pada Router

Page 7: MODUL 5 Routing Statis Dinamis

Ketikkan Perintah berikut :

Router 0 :

Router>enable

Router#configure terminal

Router(config) # interface fastethernet 0/0

Router(config-if) # ip address 192.168.0.1 255.255.255.248

Router(config-if) # no

shutdown Router(config-

if) # exit Router(config)

# interface serial2/0

Router(config-if) # ip address 172.16.0.1 255.255.255.252

Router(config-if) # clock rate 64000

Router(config-if) # no shutdown

Router(config-if) # exit

Router 1 :

Router>enable

Router#configure terminal

Router(config) # interface fastethernet 0/0

Router(config-if) # ip address 192.168.1.1 255.255.255.248

Router(config-if) # no

shutdown Router(config-

if) # exit Router(config)

# interface serial2/0

Router(config-if) # ip address 172.16.0.2 255.255.255.252

Router(config-if) # clock rate 64000

Router(config-if) # no shutdown

Page 8: MODUL 5 Routing Statis Dinamis

Router(config-if) # exit

4. Setting Routing static pada masing –

masing Router

Router>enable

Router#configure terminal

Router (config)#ip route

<destination><mask><next_hop_address> Router 0 :

Router0(config)# ip route 192.168.1.0 255.255.255.248 172.16.0.2

Router 1 :

Router0(config)# ip route 192.168.0.0 255.255.255.248 172.16.0.1

5. Lakukan perintah show ip route pada masing-masing router

Gambar 7. Melakukan perintah show IP route

Page 9: MODUL 5 Routing Statis Dinamis

6. Cek koneksi dengan malakukan perintah ping dari PC

Gambar 8. Melakukan perintah ping

7. Buat jaringan seperti pada gambar 9 dengan Packet Tracer

Gambar 9. Konfigurasi 2

8. Berikan IP address, Subnet mask dan Gateway pada masing-masing PC dan

route

Konfigurasi :

PC0 : 192.168.0.2/29 GW :192.168.0.1

PC1 : 176.16.1.2/30 GW :176.16.1.1

Page 10: MODUL 5 Routing Statis Dinamis

Router 0 :

eth0 R0 :

192.168.0.1/29

serial0/0/0 :

172.16.0.1/30

Router 1 :

eth0 R1 :

192.168.2.1/29

serial0/0/0 R1 :

172.16.0.2/30

Router 2 :

eth0 R2 :

192.168.2.2/29

eth1 R2 :

176.16.1.1/30

9. Setting Routing static pada masing –masing Router

Router>enable

Router#configure terminal

Router (config)#ip route

<destination><mask><next_hop_address> Router 0 :

Router(config)# ip route 192.168.2.0 255.255.255.248 172.16.0.2

Router(config)# ip route 176.16.1.0 255.255.255.252 172.16.0.2

Router 1 :

Router(config)# ip route 192.168.0.0 255.255.255.248 172.16.0.1

Router(config)# ip route 176.16.1.0 255.255.255.252 192.168.2.2

Router 2 :

Router(config)# ip route 172.16.0.0 255.255.255.252 192.168.2.1

Router(config)# ip route 192.168.0.0 255.255.255.248 192.168.2.1

Page 11: MODUL 5 Routing Statis Dinamis

10. Lakukan perintah show ip route pada masing-masing router

11. Cek koneksi dengan malakukan perintah ping dari PC