MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · “mengapa” (filosofi), dan...

40
No Kode : DAR2/Profesional/027/5/2019 MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN KEGIATAN BELAJAR 2 PERSATUAN DAN KESATUAN DALAM KEBERAGAMAN MASYARAKAT MULTIKULTUR Penulis: Dr. MUHAMMAD HALIMI, M.Pd . KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2019

Transcript of MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · “mengapa” (filosofi), dan...

Page 1: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · “mengapa” (filosofi), dan “bagaimana” (penerapan) dalam kehidupan sehari-hari A. Sub Capaian Pembelajaran Setelah mempelajari

No Kode : DAR2/Profesional/027/5/2019

MODUL 5

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

KEGIATAN BELAJAR 2

PERSATUAN DAN KESATUAN DALAM

KEBERAGAMAN MASYARAKAT MULTIKULTUR

Penulis:

Dr. MUHAMMAD HALIMI, M.Pd

.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

2019

Page 2: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · “mengapa” (filosofi), dan “bagaimana” (penerapan) dalam kehidupan sehari-hari A. Sub Capaian Pembelajaran Setelah mempelajari

A. Pendahuluan

Kegiatan belajar ini membahas tentang materi Persatuan dan Kesatuan dalam

Keberagaman Masyarakat Multikultur. Materi ini akan memperkaya wawasan guru

sekolah dasar sebagai bekal untuk menciptakan kondisi pembelajaran PPKN yang

humanis dan interaktif. Sebuah keniscayaan bahwa peserta didik yang dihadapi guru

dalam suatu kelas pembelajaran memiliki karakteristik yang berbeda-beda baik dari sisi

fisik maupun psikis. Hal itu tentunya harus disikapi secara arif oleh setiap guru.

Keberagaman yang terjadi di kelas merupakan miniatur dari keberagaman yang

terjadi di masyarakat. Guru yang baik tentu saja akan menyikapi keberagaman secara

bijaksana dengan tidak menonjolkan perbedaannya, tetapi mencari titik persamaannya.

Sehingga pada akhirnya guru akan mampu untuk merajut persatuan dan kesatuan dalam

keberagaman yang terjadi di kelasnya.

B. Capaian Pembelajaran

Mampu menguasai teori dan aplikasi mencakup muatan materi 5 mata pelajaran

pokok di SD 1) Bahasa Indonesia terdiri atas Ragam Teks; Satuan Bahasa Pembentuk

Teks, Struktur, Fungsi, dan Kaidah Kebahasaan Teks Fiksi; Struktur, Fungsi, dan

Kaidah Kebahasaan Teks Nonfiksi, serta Apresiasi dan Kreasi Sastra Anak; 2)

Matematika terdiri atas Bilangan, Geometri dan Pengukuran, Statistik, dan Kapita

Selekta; 3) Ilmu Pengetahuan Alam terdiri atas Metode Ilmiah, Makhluk Hidup dan

Proses Kehidupan, Benda dan Sifatnya, Energi dan Perubahannya, Bumi dan Alam

Semesta; 4) Ilmu Pengetahuan Sosial terdiri atas Manusia, Tempat dan Lingkungan;

Waktu, Keberlanjutan, dan Perubahan; Sistem Sosial dan Budaya; Perilaku Ekonomi

dan Kesejahteraan; Fenomena Interaksi Dalam Perkembangan IPTEK dan Masyarakat

Global; dan 5) Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang terdiri atas Hak Asasi

Manusia; Persatuan dan Kesatuan Dalam Keberagaman Masyarakat Multikultur;

Konsep Nilai, Moral, dan Norma; Pancasila; serta Kewarganegaraan Global; termasuk

Page 3: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · “mengapa” (filosofi), dan “bagaimana” (penerapan) dalam kehidupan sehari-hari A. Sub Capaian Pembelajaran Setelah mempelajari

advance materials secara bermakna yang dapat menjelaskan aspek “apa” (konten),

“mengapa” (filosofi), dan “bagaimana” (penerapan) dalam kehidupan sehari-hari

A. Sub Capaian Pembelajaran

Setelah mempelajari materi pada kegiatan belajar ini, diharapkan Anda mampu

menguasai materi tentang:

1. Pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia

2. Problema keberagaman masyarakat multikultural

3. Pentingnya nasionalisme

4. Model pembelajaran yang sesuai dengan tema persatuan dan kesatuan dalam

keberagaman masyarakat multikultur di jenjang Sekolah Dasar.

Agar anda memperoleh hasil atau memiliki kompetensi yang diharapkan dalam

mempelajari materi pembelajaran pada kegiatan belajar ini, ikutilah petunjuk belajar

berikut ini.

1. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan ini sampai anda paham betul tentang

apa, untuk apa dan bagaimana mempelajari materi pada kegiatan belajar ini.

2. Bacalah sepintas bagian demi bagian dan temukan kata-kata kunci dan kata-kata

yang anda anggap asing. Pelajarilah kata-kata tersebut dengan mencari makna atau

pengertiannya pada kamus yang anda miliki.

3. Tangkaplah pengertian demi pengertian dari isi kegiatan belajar ini melalui

pemahaman sendiri, dan lakukan sharing pendapat dengan kolega yang juga

memperdalam materi atau dengan instruktur yang ditunjuk oleh lembaga.

4. Mantapkan pemahaman anda melalui diskusi, dan menganalisis berbagai kasus yang

relevan dengan materi pada kegiatan belajar ini.

D. Uraian Materi

Saat ini, Indonesia sebagai negara-bangsa (nation state) menghadapi rawan masalah

dalam upaya menyatukan kebhinekaan yang menjadi unsur pembentuk bangsa. Masalah

Page 4: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · “mengapa” (filosofi), dan “bagaimana” (penerapan) dalam kehidupan sehari-hari A. Sub Capaian Pembelajaran Setelah mempelajari

ini menjadi masalah penting? Pertama, karena Indonesia memiliki karakteristik

multikultural yang rawan terjadi disintegrasi bangsa. Pertalian primordial yang

merupakan kekhasan unsur bangsa Indonesia ini menuntut pengakuan negara. Kesetiaan

etnik bersifat alami dan primer, sedangkan kesetiaan nasional menjadi bersifat

konstruktif dan sekunder. Cobalah anda pahami makna kesetiaan etnik itu bersifat alami

dan primer. Berikan contohnya dalam kehidupan sehari hari. Demikian juga kesetiaan

nasional menjadi bersifat konstruktif dan sekunder. Mengapa demikian? Negara

Indonesia yang ber bhinneka tunggal ika perlu melestarikan dan mengembangkan ikatan

etnik ini menjadi ikon nasional. Bila ikatan etnik diabaikan akan berdampak

melemahnya ikatan komitmen sebagai satu bangsa. Kedua, suatu negara hanya bisa

membangun, jika bangsa yang di dalam wilayah negara tersebut bersatu. Ketiga,

pemerintah kolonial Belanda menanamkan kesetiaan pada penjajah dan melemahkan

semangat kebangsaan pada rakyat Indonesia.

1. Pentingnya Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia

Cobalah anda simak tulisan mengenai fakta luas wilayah Indonesia dari sumber ini:

https://bangka.tribunnews.com/2019/04/21/10-fakta-luas-wilayah-indonesia-yang-

wajib-kamu-ketahui-ternyata-ada-yang-lebih-luas-dari-eropa-ini?page=all

diakses Rabu, 13 November 2019.

Fakta 1 : Kepulauan Indoensia lebih luas dari Eropa Barat

Fakta 2 : Wilayah di Pulau Kalimantan lebih luas dari pada Thailand, Spanyol dan

Inggris Raya

Fakta 3: Luas Pulau Sumatera lebih luas dari keseluruhan wilayah Jepang

Fakta 4: Luas wilayah Bali lebih luas 5 kali daripada Hongkong

Fakta 5: Provinsi Jawa Timur lebih luas dari negara Belanda

Page 5: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · “mengapa” (filosofi), dan “bagaimana” (penerapan) dalam kehidupan sehari-hari A. Sub Capaian Pembelajaran Setelah mempelajari

Fakta 6: Luas Provinsi Papua 30 kali lebih luas dari negara Jamaika

Fakta 7: Luas Kabupaten Merauke 9 kali lebih luas dari Bunei

Fakta 8: Kota Palangkaraya adalah 3 kali luas negara Singapura

Fakta 9: Luas Taman Nasional Lorentz di Papua sama dengan luas negara Siprus

Fakta 10: Luas Danau Toba sama dengan 570 kali luas Monako

Cobalah anda analisis dan simpulkan, makna dari semua perbandingan di atas dengan

keunikan masing masing !

Yang jelas wilayah negara kita sangat luas dengan luas wilayah terbesar no 7 dunia

(https://en.wikipedia.org/wiki/Indonesia). Mari kita bahas wilayah negara Indonesia

Ketika membicarakan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, cobalah anda

renungkan: apa yang dipersatukan (What), dimana persatuan dan kesatuan itu dapat

terwujud (Where), siapa yang dipersatukan (Who), kapan mulai bersatu (When), dan

mengapa perlu bersatu (Why) dan bagaimana mempersatuan (How)? Gunakan 5 W dan

1 H ini untuk menganalisis materi di bawah ini.

Dalam UU No. 43 tentang Wilayah Negara dikatakan Negara Kesatuan Republik

Indonesia sebagai negara kepulauan yang berciri nusantara mempunyai kedaulatan atas

wilayahnya serta memiliki hak-hak berdaulat di luar wilayah kedaulatannya dan

kewenangan tertentu lainnya untuk dikelola dan dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi

kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Indonesia sebagaimana diamanatkan dalam

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Pengaturan mengenai wilayah negara meliputi wilayah daratan, perairan

pedalaman, perairan kepulauan dan laut teritorial beserta dasar laut, dan tanah di

bawahnya, serta ruang udara di atasnya, termasuk seluruh sumber kekayaan yang

terkandung di dalamnya.

Page 6: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · “mengapa” (filosofi), dan “bagaimana” (penerapan) dalam kehidupan sehari-hari A. Sub Capaian Pembelajaran Setelah mempelajari

Ada dua hal yang perlu dicermati disini, yaitu wilayah yang menjadi wadah atau

tempat dan isi dalam hal ini bangsa. Pada hakikatnya ada dua jenis integrasi yaitu

integrasi wilayah dan integrasi bangsa.

a. Integrasi Wilayah.

Menurut UU No. 43 Tahun 2008 tentang wilayah negara. yang dimaksud dengan

wilayah negara NKRI adalah salah satu unsur negara yang merupakan satu kesatuan

wilayah daratan, perairan pedalaman, perairan kepulauan dan laut teritorial beserta dasar

laut dan tanah di bawahnya, serta ruang udara di atasnya, termasuk seluruh sumber

kekayaan yang terkandung di dalamnya. Pengertian dalam UU tersebut diatas

didasarkan atas peristiwa besar dalam penentuan wilayah negara yang terjadi yaitu

Deklarasi Juanda

Pada tanggal 13 Desember 1957, Pemerintah Indonesia melalui Perdana Menteri

Ir. H. Djuanda Kartawidjaja, mengumumkan secara sepihak bahwa bahwa lebar laut

teritorial Indonesia menjadi 12 mil yang diukur dari garis yang menghubungkan titik

ujung pulau terluar Indonesia.

Berdasarkan Deklarasi Djuanda, Indonesia menganut prinsip negara kepulauan

(Archipelagic State) yang pada saat itu mendapat tentangan keras dari beberapa negara

karena laut antar pulau di Indonesia menjadi wilayah Indonesia dan bukan lagi laut

bebas. Integrasi wilayah bermakna menjadikan laut di antara pulau sebagai penghubung

dan menyatukan pulau bukan lagi sebagai pemisah.

Wilayah Indonesia pada jaman Hindia Belanda didasarkan pada Territoriale Zee

en Maritieme Kringen Ordonantie 1939 (TZMKO 1939) atau dikenal Ordonansi 1939.

Inti isi Ordonansi 1939 adalah penentuan lebar laut 3 mil laut diukur dengan menarik

garis pangkal berdasarkan garis air surut pulau. Pulau-pulau di wilayah Nusantara

dipisahkan laut sekelilingnya dan wilayah laut hanya sejauh 3 mil dari garis pantai

sekeliling pulau. Lautan di luar garis merupakan lautan bebas yang berarti kapal asing

bebas melayari laut yang memisahkan pulau-pulau tersebut.

Page 7: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · “mengapa” (filosofi), dan “bagaimana” (penerapan) dalam kehidupan sehari-hari A. Sub Capaian Pembelajaran Setelah mempelajari

Deklarasi Djuanda dikukuhkan dengan Undang-undang No.4/prp/1960 tanggal 18

Februari 1960 tentang perairan Indonesia. Berdasarkan perhitungan 196 garis lurus

(straight baselines) dari titik pulau terluar (kecuali Irian jaya/Papua yang waktu itu

belum diakui secara Internasional) luas wilayah Republik Indonesia berganda 2,5 kali

lipat. (https://id.wikipedia.org/wiki/Deklarasi_Djuanda).

Selanjutnya bangsa Indonesia memperjuangkan konsep integrasi wilayah ini ke

forum internasional agar mendapat pengakuan dunia. Melalui perjuangan diplomasi

yang lama (bahkan hasil negosiasi, negara-negara Afrika akan mengakui asas Negara

Kepulauan (Archipelago State) jika Indonesia bersedia mengubah nama Samudra

Indonesia menjadi Samudra Hindia), akhirnya Deklarasi Djuanda dapat diterima dan

ditetapkan dalam Konferensi PBB tanggal 30 April 1982 dengan dokumen yang

bernama “The United Nation Convention on the Law of the Sea” (UNCLOS).

Berdasarkan Konvensi Hukum Laut PBB ke III Tahun 1982 itu Indonesia diakui

kesatuan wilayahnya berdasar asas Negara Kepulauan (Archipelago State). UNCLOS

1982 tersebut kemudian diratifikasi melalui Undang-Undang No. 17 tahun 1985. Bagi

Indonesia, UNCLOS 1982 merupakan tonggak sejarah yang sangat penting. Mengapa?

Karena merupakan bentuk pengakuan internasional terhadap konsep Wawasan

Nusantara yang telah dimulai sejak tahun 1957.

Sebagai negara kepulauan, wilayah perairan Indonesia dapat dibedakan menjadi 3

macam yaitu : a) Zona laut territorial (12 mil laut), b. Zona tambahan yaitu zona yang

lebarnya tidak melebihi 24 (dua puluh empat) mil laut yang diukur dari garis pangkal

dari mana lebar laut teritorial diukur, c. Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia adalah suatu

area di luar dan berdampingan dengan laut teritorial Indonesia dengan batas terluar 200

(dua ratus) mil laut dari garis pangkal dari mana lebar laut teritorial diukur, serta landas

kontinen Indonesia adalah meliputi dasar laut dan tanah di bawahnya dari area di bawah

permukaan laut yang terletak di luar laut teritorial, sepanjang kelanjutan alamiah wilayah

daratan hingga pinggiran luar tepi kontinen, atau hingga suatu jarak 200 (dua ratus) mil

laut dari garis pangkal dari mana lebar laut teritorial diukur, dalam hal pinggiran luar

Page 8: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · “mengapa” (filosofi), dan “bagaimana” (penerapan) dalam kehidupan sehari-hari A. Sub Capaian Pembelajaran Setelah mempelajari

tepi kontinen tidak mencapai jarak tersebut, hingga paling jauh 350 (tiga ratus lima

puluh) mil laut sampai dengan jarak 100 (seratus) mil laut dari garis kedalaman 2.500

(dua ribu lima ratus) meter.

Gambar 5.1 Batas Wilayah Perairan untuk Negara Kepulauan

Sumber: Sumiarno (2005)

Konsep integrasi wilayah semakin kuat setelah dimasukkannya Pasal 25 A UUD

NRI 1945, yang menyatakan “Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah

negara kepulauan yang berciri Nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan hak-

haknya ditetapkan dengan undang-undang”. Saat ini telah banyak peraturan

perundangan yang disusun untuk memperkuat kesatuan wilayah. Sebagai tindak lanjut,

setelah melalui berbagai peraturan sebelumnya maka akhirnya diputuskan UU No 43

Tahun 2008 tentang Wilayah Negara.

Page 9: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · “mengapa” (filosofi), dan “bagaimana” (penerapan) dalam kehidupan sehari-hari A. Sub Capaian Pembelajaran Setelah mempelajari

Gambar 5.2. Batas Wilayah Negera Kesatuan Indonesia dengan Negara Lain

https://www.digitasisurveyor.com/2019/05/batas-wilayah-nkri-secara-astronomis.html

Wilayah NKRI masih akan mengalami perubahan atau perkembangan sejalan

dengan masih berlangsungnya perundingan perbatasan dengan 10 (sepuluh) negara

tetangga. Di darat, Indonesia berbatasan dengan Malaysia, Papua New Guinea (PNG)

dan dengan Timor-Leste. Sedangkan di laut, Indonesia berbatasan dengan India,

Thailand, Malaysia, Singapura, Vietnam, Filipina, Palau, Papua Niugini, Australia dan

Timor-Leste.

Makna pengertian integrasi wilayah yaitu konsep kesatuan aspek alamiah yang

merupakan :

1) prinsip negara kepulauan (Archipelagic State);

2) manunggalnya tanah-air yang menjadikan laut di antara pulau sebagai

penghubung dan menyatukan pulau bukan lagi sebagai pemisah.

b. Integrasi Bangsa. Jika integrasi wilayah menyangkut tempat maka integrasi

bangsa menyangkut isi. Integrasi bangsa menyangkut kesediaan bersatu bagi kelompok-

kelompok sosial budaya di masyarakat, misal suku, agama, ras dan antar golongan.

Page 10: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · “mengapa” (filosofi), dan “bagaimana” (penerapan) dalam kehidupan sehari-hari A. Sub Capaian Pembelajaran Setelah mempelajari

Integrasi bangsa mencerminkan proses bersatunya orang-orang yang memiliki

perbedaan untuk menjadi satu bangsa (nation).

Rumusan GBHN 1998 menyatakan Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan

sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya, dengan mengutamakan

persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan

kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Ini berarti lahirnya konsep Wawasan Nusantara juga dipengaruhi dan

mempengaruhi kondisi sosio-budaya masyarakat Indonesia. Wawasan nusantara

dilandasi dan disemangati integrasi bangsa, dikokohkan dengan integrasi wilayah dan

berkembang menjadi integrasi bangsa dan wilayah sekaligus.

Untuk memahami integrasi bangsa, berikut ini akan kita telusuri sejarah

pergerakan kebangsaan Indonesia. Sebelum terjadi pergerakan kebangsaan, kita telah

mengenal sejarah kerajaan Kutai, Sriwijaya, Singosari, Majapahit, Demak, Mataram

hingga kedatangan VOC tahun 1602. Wilayah kekuasaan Sriwijaya dan Majapahit

bahkan mencapai negara yang sekarang bersebelahan dengan negara Indonesa. Melalui

Devide et Impera, Belanda yang luas wilayahnya hanya 0,02 % dibandingkan dengan

Indonesia telah mampu menjajah dan mengeruk kekayaan alam yang dimiliki bangsa

Indonesia. Kondisi ini berlanjut dengan perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajah

dalam bentuk perang Diponegoro, perang Padri, Perang Aceh, Perang Patimura, dan

lainnya yang masih bersifat sporadis yang terjadi di seluruh wilayah negara Indonesia.

Berikut ini, kita fokuskan pembahasan pada sejarah pergerakan Indonesia karena

keistimewaannya berupa tumbuhnya kesadaran berbangsa sebagai cikal bakal integrasi

bangsa.

Dalam sejarah pergerakan kebangsaan Indonesia, integrasi bangsa diawali 1)

Masa Perintis yaitu masa mulai dirintisnya semangat kebangsaan melalui pembentukan

organisasi pergerakan. Munculnya pergerakan Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908

menumbuhkan kesadaran berbangsa sebagai dampak logi edukasi dari Trilogi “politik

Page 11: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · “mengapa” (filosofi), dan “bagaimana” (penerapan) dalam kehidupan sehari-hari A. Sub Capaian Pembelajaran Setelah mempelajari

etis van Deventer” yang dilancarkan kelompok oposisi pemerintah kolonial Belanda.

Cobalah Anda renungkan dan diskusikan apa alasan sesungguhnya mengapa yang

didirikan adalah sekolah kedokteran, bukan PGSD? Analisislah mengapa logi edukasi

ini penting dalam melahirkan ide kebangsaan Indonesia. 2) Masa Penegas yaitu masa

mulai ditegaskannya semangat kebangsaan yang ditandai dengan peristiwa Sumpah

Pemuda tanggal 28 Oktober 1928 yang mengikrarkan dan menegaskan bahwa kita

memiliki satu tanah-air, satu bangsa, dan bahasa persatuan yaitu Indonesia. 3) Masa

Percobaan yaitu masa mulai mencobanya bangsa Indonesia menuntut kemerdekaan dari

Belanda melalui organisasi GAPI (Gabungan Politik Indonesia) tahun 1938 dan

mengusulkan Indonesia Berparlemen. Tapi, perjuangan menuntut Indonesia merdeka

tersebut gagal. 4) Masa Pendobrak yaitu masa dimana semangat dan gerakan

kebangsaan Indonesia telah berhasil mendobrak belenggu penjajahan dan menghasilkan

kemerdekaan. Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 dari sisi politik, pada

hakikatnya merupakan “revolusi politik” yaitu perombakan dari kekuasan kolonial

menjadi kekuasaan nasional. Dari sisi hukum merupakan “revolusi hukum” yang berarti

perombakan dan penggantian hukum kolonial menjadi hukum nasional. Dari sisi sosial

budaya, Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 merupakan “revolusi integratifnya”

bangsa Indonesia dari bangsa yang terpisah dengan beragam identitas menuju bangsa

yang satu yakni bangsa Indonesia (tertulis dalam Naskah Proklamasi “atas nama bangsa

Indonesia”). 5) Masa Pengisi Kemerdekaan yaitu masa untuk membenahi ketimpangan,

kekurangan, ketidak adilan dan ketidak merataan kesejahteraan yang ada pada seluruh

bangsa Indonesia (orangnya) dan seluruh wilayah Indonesia (wadahnya).

Setelah membicarakan tentang tinjauan historis, geografis, topologis yang terkait

dengan integrasi wilayah dan integrasi bangsa, kita perlu menganalisis mengenai apa

yang menjadi obyek sasaran Integrasi Nasional. Obyek sasaran integrasi nasional

meliputi, a) integrasi nilai, b) integrasi perilaku.

a) Integrasi nilai. Integrasi nilai menunjuk pada adanya kesepakatan terhadap nilai

yang diperlukan dalam memelihara tertib sosial. Nilai-nilai Pancasila merupakan nilai

Page 12: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · “mengapa” (filosofi), dan “bagaimana” (penerapan) dalam kehidupan sehari-hari A. Sub Capaian Pembelajaran Setelah mempelajari

integratif karena telah menjadi hasil kesepakatan para pendiri bangsa (Pancasila sebagai

perjanjian luhur). Pancasila sebagai perjanjian luhur bangsa ini perlu dilestarikan dan

dikembangkan terus-menerus sebagai nilai integratif melalui Pendidikan, utamanya

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di Sekolah Dasar.

b) Integrasi perilaku. Integrasi perilaku menunjuk pada kesepakatan perilaku

positif yang menekankan perilaku berkebangsaan dan kenegaraan di atas golongan atau

pribadi. Mewujudkan perilaku integratif dilakukan dengan pembentukan lembaga

politik/pemerintahan dan lembaga kemasyarakatan. Pembentukan lembaga-lembaga

politik dan birokrasi di Indonesia diawali dengan hasil sidang I PPKI tanggal 18 Agustus

1945 yakni memilih Presiden dan Wakil Presiden. Sidang PPKI ke-2 tanggal 19 Agustus

1945 memutuskan pembentukan dua belas kementerian dan delapan provinsi di

Indonesia. Pembentukan lembaga-lembaga politik dan birokrasi ini berlanjut dan

berkembang sampai sekarang dan nantinya.

Pelurusan perilaku negatif-menyimpang menjadi tanggung jawab semua elemen

bangsa secara terintegrasi, bukan hanya tanggung jawab guru, ulama, polisi, Komisi

Pemberantasan Korupsi, ataupun Badan Narkotika Nasional. Banyaknya kasus narkoba,

korupsi, pornografi, penggundulan hutan dan lain-lain menjadi contoh permasalahan

integrasi perilaku. Integrasi nilai berkaitan dengan hati dan pikiran, integrasi perilaku

berkaitan dengan tindakan.

Nah, sekarang mari kita kembali pada pertanyaan 5W dan 1 H tentang integrasi

nasional atau persatuan dan kesatuan Negara Bangsa Indonesia. Apa yang dipersatukan

(What)? Yang dipersatukan adalah wilayah yang terdiri dari tanah dan air beserta

kekayaan yang terkandung di dalamnya. Selain wilayah kita juga mempersatukan isinya

yaitu bangsa Indonesia yang mengalami kesamaan sejarah yang mengalami penderitaan

bersama akibat penjajahan, kesamaan tempat yang sama sama tinggal dalam wilayah

Indonesia,

Page 13: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · “mengapa” (filosofi), dan “bagaimana” (penerapan) dalam kehidupan sehari-hari A. Sub Capaian Pembelajaran Setelah mempelajari

Dimana persatuan dan kesatuan itu dapat terwujud (Where) ? Di wilayah negara

Indonesia yang luasnya mencapai 1.904.569 Km2 atau mencapai luas wilayah terbesar

no 7 dunia. Siapa yang dipersatukan (Who)? Seluruh bangsa yang mendiami wilayah

negara Indonesia tanpa terkecuali dan tidak ada yang perlu merasa dikecualikan. Kapan

mulai bersatu (When) ? Dimulai dari kerajaan yang banyak tertebaran di wilayah negara

Indonesia, masa perintis, masa penegas hingga sekarang dan berlanjut selamanya.

Mengapa perlu bersatu (Why) ? Kita perlu bersatu untuk mewujudkan kesejahtaraan dan

keadilan bersama yang dilandasi dan sebagai perwujudan kita sebagai makhluk Tuhan,

makhluk sosial dan makhluk pribadi. Bagaimana mempersatuan (How) ? Menerima dan

menjalankan Nilai nilai Pancasila secara benar, utuh, dan memberantas segala bentuk

upaya memecah belah bangsa yang terdapat di wilayah negara Indonesia.

3. Pentingnya Nasionalisme

Anda mungkin sering mendengar istilah nasionalisme. Akan tetapi apakah Anda

tahu apa makna dari istilah tersebut. Dalam kehidupan sehari-hari Anda mungkin

pernah mengalami peristiwa-peristiwa berikut:

1) Bersuka cita ketika Hendra Setiawan dan Mohammad Ahsan yang

merupakan pebulutangkis andalan negara kita berhasil menjadi Juara Dunia

Bulutangkis yang berlangsung di Swiss pada tahun 2019.

2) Tersinggung ketika melihat bendera merah putih dibakar oleh para

demonstran dalam salah satu aksi demonstrasi di Australia.

3) Kecewa ketika kesebelasan nasional Indonesia dikalahkan oleh kesebelasan

dari negara lain.

4) Bangga ketika mendengar para pelajar dari negara kita merebut juara dunia

dalam kejuaran dunia mata pelajaran Fisika.

Coba Anda renungkan apa makna dibalik peristiwa itu? Peristiwa-peristiwa

tersebut mencerminkan kecintaan kita terhadap bangsa dan negara Indonesia.

Bagaimanapun kondisinya, kita tetap lebih mencintai bangsa dan negara sendiri

daripada bangsa dan negara lain. Anda pasti pernah mendengar ada peribahasa yang

relevan dengan rasa cinta terhadap negara, yaitu “ lebih baik hujan batu di negeri

sendiri, daripada hujan emas di negeri orang”. Peribahasa tersebut menggambarkan

Page 14: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · “mengapa” (filosofi), dan “bagaimana” (penerapan) dalam kehidupan sehari-hari A. Sub Capaian Pembelajaran Setelah mempelajari

begitu besarnya kecintaan terhadap bangsa dan negara, meskipun kesengsaraan tengah

melanda negaranya.

Dari uraian di atas kita dapat merumuskan pengertian dari nasionalisme. Secara

sederhana nasionalisme dapat diartikan sebagai faham atau ajaran untuk mencintai

bangsa dan negara sendiri. Hans Kohn (1961:11) dalam bukunya yang berjudul

Nasionalisme; Arti dan Sejarahnya (Nationalism: Its Meaning and History),

mendefinisikan nasionalisme sebagai berikut:

1) Suatu faham yang berpendapat bahwa kesetiaan tertinggi individu harus

diserahkan kepada negara kebangsaan.

2) Perasaan semangat yang sangat mendalam akan suatu ikatan yang erat dengan

tanah tumpah darahnya, dengan tradisi setempat dan penguasa resmi daerahnya.

Terbentuknya nasionalisme Indonesia melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:

1) Tahap mulai terbentuknya kelompok-kelompok kecil masyarakat Indonesia yang

terikat oleh kesamaan daerah geografis. Masyarakat-masyarakat kecil ini umumnya

masih merupakan tribe) yang umumnya belum mempunyai peradaban maju.

Terbentuknya kerajaan-kerajaan kecil atau suku-suku tradisional adalah wujud

nyata pola kehidupan masyarakat pada saat itu.

2) Terbentuknya masyarakat suku-suku bangsa yang lebih luas yang selanjutnya akan

merupakan bagian dari masyarakat Indonesia. Masyarakat suku bangsa ini terbentuk

karena terjadinya pergeseran makna dengan terlahirnya penciptaan diri akan

keterbatasannya dari ikatan kebersamaan yang mengkungkung mereka.

3) Terbentuknya masyarakat bangsa Indonesia seperti yang kita kenal sekarang ini,

atau yang kita sebut sebagai nation-state Indonesia. Pada tahap inilah lahir bangsa

Indonesia dengan wawasan budaya yang berlandaskan sistem nilai budaya bangsa

Indonesia yang modern.

Page 15: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · “mengapa” (filosofi), dan “bagaimana” (penerapan) dalam kehidupan sehari-hari A. Sub Capaian Pembelajaran Setelah mempelajari

Sekalipun Indonesia telah menjadi negara bangsa yang merdeka, bersatu dan

berdaulat, kualitas nasionalisme diantara elemen bangsa ini harus senantisa dibina dan

ditingkatkan. Karena jika tidak dilakukan proses pembinaan dan peningkatan,

nasionalisme kita akan luntur dan berakibat pada hancurnya bangsa dan negara

Indonesia.

Ada dua hal yang harus kita lakukan untuk membina nasionalisme Indonesia,

yaitu:

1) Mengembangkan kesamaan di antara suku-suku bangsa penghuni Nusantara

2) Mengembangkan sikap toleransi

Bagaimana perwujudan konsep kesatuan bangsa dalam aspek sosial? Dalam aspek

sosial sebagaimana yang diutarakan oleh Bakri (2009:318-321), kesatuan tersebut

diwujudkan dalam beberapa aspek kehidupan, yaitu:

1) Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan politik

a) Bahwa keutuhan wilayah nasional dengan segala isi dan kekayaannya

merupakan satu kesatuan wilayah, wadah, ruang hidup, dan kesatuan mitra

seluruh bangsa, serta menjadi modal dan milik bersama bangsa.

b) Bahwa bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku dan berbicara dalam

berbagai bahasa daerah, memeluk, dan meyakini berbagai agama dan

kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa harus merupakan satu kesatuan

bangsa yang bulat dalam arti yang seluas-luasnya.

c) Bahwa secara psikologis, bangsa Indonesia harus merasa satu, senasib

sepenanggungan, sebangsa dan setanah air, serta mempunyai satu tekad dalam

mencapai cita-cita bangsa.

d) Bahwa Pancasila adalah satu-satunya falsafah serta ideologi bangsa dan negara,

yang melandasi, membimbing dan mengarahkan bangsa menuju tujuannya.

Page 16: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · “mengapa” (filosofi), dan “bagaimana” (penerapan) dalam kehidupan sehari-hari A. Sub Capaian Pembelajaran Setelah mempelajari

e) Kehidupan politik di seluruh wilayah nusantara merupakan satu kesatuan politik

yang diselenggarakan berdasarkan Pancasila dan UUD Negara Republik

Indonesia Tahun 1945.

f) Bahwa seluruh kepulauan nusantara merupakan kesatuan hukum, dalam arti

bahwa hanya ada satu hukum yang mengabdi kepada kepentingan nasional.

g) Bangsa Indonesia hidup berdampingan dengan bangsa lain, ikut menciptakan

ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan

sosial melalui politik luar negeri bebas aktif serta diabadikan untuk kepentingan

nasional.

2) Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan ekonomi

a) Bahwa kekayaan wilayah nusantara baik potensial maupun efektif adalah modal

dan milik bersama bangsa, dan bahwa keperluan hidup sehari-hari harus tersedia

merata di seluruh wilayah tanah air.

b) Tingkat perkembangan ekonomi harus serasi dan seimbang di seluruh daerah,

tanpa meninggalkan ciri-ciri khas yang dimiliki oleh daerah-daerah dalam

mengembangkan ekonominya.

c) Kehidupan perekonomian di seluruh wilayah nusantara merupakan satu

kesatuan ekonomi yang diselenggarakan sebagai usaha bersama berdasar atas

asas kekeluargaan dan ditujukan bagi kemakmuran rakyat.

3) Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan sosial budaya

a) Bahwa masyarakat Indonesia adalah satu, perikehidupan bangsa harus

merupakan kehidupan yang serasi dengan terdapatnya tingkat kemajuan

masyarkat yang sama, merata dan seimbang serta adanya keselarasan kehidupan

yang sesuai dengan kemajuan bangsa.

b) Bahwa budaya Indonesia pada hakikatnya adalah satu, sedangkan corak ragam

budaya yang ada menggambarkan kekayaan budaya yang menjadi modal dan

Page 17: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · “mengapa” (filosofi), dan “bagaimana” (penerapan) dalam kehidupan sehari-hari A. Sub Capaian Pembelajaran Setelah mempelajari

landasan pengembangan budaya bangsa seluruhnya, yang hasil-hasilnya dapat

dinikmati oleh seluruh bangsa Indonesia.

4) Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan pertahanan

keamanan

a) Bahwa ancaman terhadap satu daerah pada hakikatnya merupakan ancaman bagi

seluruh bangsa dan negara.

b) Bahwa tiap-tiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang sama di

dalam pembelaan negara.

Dari uraian di atas semakin jelas tergambar bahwa negara kepulauan Indonesia

dipersatukan bukan hanya dari aspek kewilayahannya saja, tetapi meliputi pula aspek

ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan kemanan. Wawasan

Nusantara bagi Indonesia merupakan suatu politik kewilayahan bangsa dan negara

Indonesia. Sebagai politik kewilayahan, Wawasan Nusantara mempunyai sifat

manunggal dan utuh menyeluruh. Wawasan Nusantara bersifat manunggal artinya

mendorong terciptanya keserasian dan keseimbangan yang dinamis dalam segenap

aspek kehidupan, baik aspek alamiah maupun aspek sosial. Sedangkan utuh menyeluruh

maksudnya menjadikan wilayah nusantara dan rakyat Indonesia sebagai satu kesatuan

yang utuh dan bulat serta tidak dapat dipecah-pecah oleh kekuatan apa pun sesuai

dengan asas satu nusa, satu bangsa dan satu bahasa persatuan Indonesia.

Konsep selanjutnya, yakni konsep keempat yang tercakup dalam substansi

persatuan dan kesatuan bangsa adalah integrasi nasional. Integrasi sendiri dapat

diartikan sebagai suatu proses penyesuaian di antara unsur-unsur yang saling berbeda

yang ada dalam kehidupan sehingga menghasilkan keserasian dalam kehidupan

masyarakat. Dengan demikian integrasi nasional berarti integrasi yang terjadi di dalam

tubuh bangsa dan negara Indonesia.

Page 18: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · “mengapa” (filosofi), dan “bagaimana” (penerapan) dalam kehidupan sehari-hari A. Sub Capaian Pembelajaran Setelah mempelajari

Bangsa Indonesia yang secara sadar ingin bersatu agar hidup kokoh sebagai bangsa

yang berdaulat, memiiiki faktor-faktor integratif bangsa sebagai perekat persatuan,

yaitu:

1) Pancasila.

2) UUD NRI 1945,

3) Sang Saka Merah Putih.

4) Lagu Kebangsaan Indonesia Raya,

5) Bahasa Indonesia, dan

6) Sumpah Pemuda.

Konsep kelima yang tercakup dalam substansi persatuan dan kesatuan bangsa

adalah nasionalisme. Nasionalisme adalah suatu faham yang menganggap bahwa

kesetiaan tertinggi atas setiap pribadi harus diserahkan kepada negara.

Faham nasionalisme mulai dikenal di Indonesia sejak awal abad ke-20, yaitu

saat berdirinya Budi Utomo tanggal 20 Mei 1908. Berdirinya Budi Utomo itu

merupakan awal dari Kebangkitan Nasional dan merupakan awal dari kesadaran

nasional. Tanggal berdirinya orgamsasi pergerakan tersebut hingga kini kita peringati

sebagai hari Kebangkitan Nasional.

Konsep terakhir yang tercakup dalam substansi persatuan dan kesatuan bangsa

adalah patriotisme. Coba Anda pikirkan sejenak, apakah patriotisme berbeda dengan

nasionalisme? Patriotisme merupakan salah satu unsur nasionalisme. Patriotisme

merupakan sikap sudi mengorbankan segala-galanya untuk kejayaan tanah air, bangsa

dan negara. Sedangkan ciri-ciri patriotisme diantaranya:

1) Cinta tanah air

2) Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara

3) Menempatkan persatuan, kesatuan serta keselamatan bangsa dan negara diatas

kepentingan pribadi dan golongan.

4) berjiwa pembaharu

5) Tidak kenal menyerah

Page 19: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · “mengapa” (filosofi), dan “bagaimana” (penerapan) dalam kehidupan sehari-hari A. Sub Capaian Pembelajaran Setelah mempelajari

2. Faktor Pendorong dan Penghambat Persatuan dan Kesatuan Bangsa

Indonesia

Selain penyakit budaya yang dikemukakan sebelumnya, berikut ini akan dikemukakan

faktor pendorong dan penghambat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.

1) Faktor Pendorong Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia

Persatuan dan kesatuan suatu negara merupakan faktor utama yang menentukan

keberhasilan pembangunan yang dijalankannya. Begitu juga dengan Negara Kesatuan

Republik Indonesia yang tengah melaksanakan pembangunan di segala bidang sangat

memerlukan Persatuan dan kesatuan negara yang di dalamnya terdapat semangat

persatuan dan kesatuan di antara rakyat Indonesia. Suatu program pembangunan tidak

akan terlaksana dengan baik dan mencapai suatu keberhasilan jika kondisi negara

terpecah belah atau tidak adanya persatuan dan kesatuan diantara warga negaranya.

Dengan demikian Persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia

mempunyai peranan penting dalam menentukan keberhasilan pembangunan yang

sedang sedang dilaksanakan negara kita.

Selain dalam aspek pembangunan, Persatuan dan kesatuan negara juga

memegang peranan penting dalam meningkatkan harga diri bangsa di hadapan bengsa

dan negara asing. Bangsa dan negara asing menghormati bangsa dan negara kita, serta

tidak akan berani mencampuri urusan negara kita. Bangsa dan negara kita tidak akan

mudah dipecah-belah dan diinjak-injak oleh negara lain, jika seluruh lapisan masyarakat

memperkuat Persatuan dan kesatuan negara. Coba kamu bayangkan, apa yang akan

terjadi jika negara kita terpecah belah? Tentu saja yang akan terjadi adalah negara kita

akan dianggap sepele oleh bangsa dan negara lain, bahkan tidak menutup kemungkinan

bangsa dan negara kita akan dijajah kembali oleh bangsa dan negara asing.

Persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah hal yang

mutlak dipertahankan dan terus diperkuat dalam seluruh aspek kehidupan. Kita harus

Page 20: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · “mengapa” (filosofi), dan “bagaimana” (penerapan) dalam kehidupan sehari-hari A. Sub Capaian Pembelajaran Setelah mempelajari

menghindarkan diri dari perbuatan-perbuatan yang bisa menimbulkan perpecahan

bangsa, misalnya merendahkan suku bangsa lain, mengganggap sukunyalah yang

paling baik dan sebagainya. Kita harus memupuk persaudaraan dengan sesama warga

negara Indonesia supaya persatuan dan kesatuan negara kita senantiasa terjaga.

Ada tiga faktor yang dapat memperkuat Persatuan dan kesatuan Negara

Kesatuan Republik Indonesia. Ketiga faktor tersebut merupakan pemersatu seluruh

bangsa Indonesia. Ketiga faktor tersebut dapat mempersatukan perbedaan dan

keanekaragaman yang telah mewarnai kehidupan bangsa Indonesia. Perbedaan suku

bangsa, agama, bahasa dan sebagainya dapat dipersatukan dengan menjalankan nilai-

nilai yang terdapat dalam ketiga faktor tersebut, sehingga pada akhirnya akan

memperkuat Persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. ketiga faktor

tersebut adalah Sumpah Pemuda, Pancasila dan semboyan Bhineka Tunggal Ika.

Sumpah Pemuda merupakan sumpah yang menunjukkan kebulatan tekad dari

seluruh pemuda Indonesia yang merupakan unsur utama perjuangan bangsa dalam

melawan penjajah untuk mempersatukan seluruh rakyat Indonesia dalam perjuangan

meraih kemerdekaan. Dalam isi rumusan Sumpah Pemuda tersebut terkandung nilai

utama yaitu satu nusa (tanah air), satu bangsa dan satu bahasa, yaitu Indonesia. Ikrar

satu nusa, satu bangsa dan satu bahasa telah menjadi penyemangat bangsa Indonesia

untuk bersatu. Ikrar ini juga telah memberikan manfaat-manfaat lainnya seperti

mempererat hubungan kekeluargaan dan persaudaraan diantara bangsa Indonesia;

membina kerukunan hidup dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara; dan

menumbuhkan kesadaran bahwa ancaman terhadap satu pulau atau daerah berarti

ancaman bagi seluruh tanah air Indonesia. Nah, ikrar inilah yang dapat memperkokoh

Persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pancasila dapat memperkokoh Persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan

Republik Indonesia. Hal itu dikarenakan nilai-nilai Pancasila bersifat universal atau

menyeluruh. Artinya nilai-nilai Pancasila tidak diciptakan hanya untuk satu suku bangsa

saja. Nilai-nilai Pancasila juga tidak hanya diperuntukan untuk penganut agama tertentu

saja, akan tetapi nilai-nilai Pancasila berlaku dan menjadi pedoman hidup Rakyat

Page 21: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · “mengapa” (filosofi), dan “bagaimana” (penerapan) dalam kehidupan sehari-hari A. Sub Capaian Pembelajaran Setelah mempelajari

Indonesia tanpa memandang perbedaan suku bangsa, agama, budaya, bahasa dan

sebagainya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Pancasila dimiliki dan digunakan

oleh semua unsur bangsa Indonesia.

Bhineka Tunggal Ika artinya walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Inti

dari semboyan Bhineka Tunggal Ika adalah adanya persatuan dalam berbagai

perbedaan. Kondisi bangsa Indonesia yang diliputi oleh berbagai perbedaan dapat

dipersatukan salah satunya dengan melaksanakan makna semboyan bhineka tunggal

ika. Semboyan tersebut menjadi penyemangat seluruh rakyat Indonesia untuk

memersatukan bangsa Indonesia di tengah-tengah perbedaan. Persatuan dan kesatuan

Negara Kesatuan Republik Indonesia akan senantiasa terjaga jika nilai-nilai dalam

semboyan bhineka tunggal ika selalu dilaksanakan oleh rakyat Indonesia dalam

pergaulan sehari-hari.

2) Faktor Penghambat Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia

Sebagaimana diuraikan pada bab sebelumnya bahwa persatuan dan kesatuan

bangsa merupakan syarat mutlak untuk memperoleh kemajuan bangsa. Akan tetapi pada

kenyataannya, kita sering melihat berbagai peristiwa yang mencerminkan gejala

perpecahan bangsa seperti kerusuhan antar pendukung klub sepakbola, demonstrasi

yang diwarnai aksi kekerasan, konflik antar suku dan sebagainya. Peristiwa-peristiwa

tersebut apabila tidak segera diatasi akan menyebabkan rusaknya persatuan dan

kesatuan bangsa.

Pada bagian sebelumnya, Anda sudah mengetahui beberapa faktor yang

mendorong semakin kuatnya persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Nah, ternyata

ada juga faktor-faktor yang berpotensi menjadi penghambat kuatnya persatuan dan

kesatuan bangsa Indonesia. Hal tersebut penting Anda ketahui, supaya senantiasa

meningkatkan kewaspadaan akan hal tersebut. Adapun faktor-faktor yang menghambat

persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia diantaranya:

a) Kebhinekaan/keberagaman pada masyarakat Indonesia.

Page 22: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · “mengapa” (filosofi), dan “bagaimana” (penerapan) dalam kehidupan sehari-hari A. Sub Capaian Pembelajaran Setelah mempelajari

Kondisi ini bisa menjadi penghambat persatuan dan kesatuan bangsa apabila tidak

diiringi oleh sikap saling menghargai, menghormati dan toleransi yang telah

menjadi karakter khas masyarakat Indonesia. Hal tersebut dapat mengakibatkan

munculnya perbedaan pendapat yang lepas kendali, tumbuhnya perasaan kedaerah

yang berlebihan bisa memicu terjadinya konflik antar daerah atau antar suku bangsa.

b) Geografis

Letak Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau dan kepulauan memiliki karakteristik

yang berbeda-beda. Daerah yang berpotensi untuk memisahkan diri adalah daerah

yang paling jauh dari ibu kota, atau daerah yang besar pengaruhnya dari negara

tetangga atau daerah perbatasan, daerah yang mempunyai pengaruh global yang

besar, seperti daerah wisata, atau daerah yang memiliki kakayaan alam yang

berlimpah. Kondisi ini akan semakin memperlemah persatuan dan kesatuan bangsa

apabila ketimpangan dan ketidakmerataan pembangunan dan hasil-hasil

pembangunan masih belum bisa di atasi.

a. Munculnya penyakit kultural pada masyarakat Indonesia

Penyakit kultural atau penyakit budaya merupakan sikap atau perilaku seseorang

atau kelompok orang yang dapat menyebabkan kerenggangan sosial atau

perpecahan. Penyakit tersebut diantaranya berupa gejala etnosentrisme, prasangka,

stereotif, rasisme, dan diskriminasi.

c) Melemahnya nilai budaya bangsa

Lemahnya nilai-nilai budaya bangsa akibat kuatnya pengaruh budaya asing yang

tidak sesuai dengan kepribadian bangsa, baik melewati kontak langsung maupun

kontak tidak langsung. Kontak langsung, antara lain melalui unsur-unsur pariwisata,

sedangkan kontak tidak langsung, antara lain melalui media cetak (majalah, tabloid),

atau media elektronik (televisi, radio, film, internet, telepon seluler yang

mempunyai fitur atau fasilitas lengkap).

2. Problema Keberagaman Masyarakat Multikultural

Page 23: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · “mengapa” (filosofi), dan “bagaimana” (penerapan) dalam kehidupan sehari-hari A. Sub Capaian Pembelajaran Setelah mempelajari

Belanda hanya merupakan negara kecil yang luas wilayahnya hanya 42.508 Km2

yang 55% dari wilayahnya itu berada di bawah permukaan laut dibandingkan luas

wilayah Indonesia 1.904.569 Km2. Bagaimana mungkin sebuah negara kecil yang

luasnya 0,02 % mampu menjajah Indonesia yang besar. Hal ini karena kita memiliki

penyakit yang terkait dengan budaya yang dapat dimanfaatkan oleh penjajah atau

siapapun sampai kapanpun untuk menguasai Indonesia. Mari kita membahas satu

persatu.

Perhatikan berita JAYAPURA, HaIPapua.com – Ribuan warga kembali

menggelar unjuk rasa menolak rasisme di Jayapura, Provinsi Papua, Kamis (29/8/2019)

yang dilansir oleh https://haipapua.com/unjuk-rasa-menolak-rasisme-berujung-

kerusuhan-di-jayapura/

Perhatikan foto kerusakan dan kerugian yang diderita semua pihak oleh isu rasisme yang

tidak jelas sumbernya. Sekali lagi hanya isu saja sudah berdampak kerugian materiil

berupa rusaknya dan hancur fasilitas yang dibangun dengan biaya besar, belum lagi

korban nyawa manusia.

Perhatikan berita tragis beberapa tahun lalu yaitu pada tanggal 5 Maret 2001 dari

https://www.liputan6.com/news/read/9010/dan-kepala-bocah-pun-dipenggal (penulis

sengaja tidak menuliskan rincian dari peristiwa biadab ini).

...........

SCTV memperoleh cerita memilukan. Ada pasangan suami istri yang

harus berpisah lantaran keduanya berlainan etnis. Sang istri Madura

dan suami Dayak. Tak lama setelah pertikaian pecah, si istri turut

mengungsi ke Madura. Alih-alih nyaman di kampung sendiri,

kehadirannya malah ditolak lantaran bersuami orang Dayak. Begitu

Page 24: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · “mengapa” (filosofi), dan “bagaimana” (penerapan) dalam kehidupan sehari-hari A. Sub Capaian Pembelajaran Setelah mempelajari

pun ketika ia harus mengikuti si suami, masyarakat Dayak sulit

menerima. Kini, ibu muda yang tengah hamil tua itu terpaksa

diungsikan ke Banjar. Sedangkan suami tetap di kampungnya. Entah

sampai kapan mereka harus berpisah.

Perhatikan isu etnis bisa membuat bangsa ini menjadi terpecah pecah. Berikut ini

dibahas tentang berbagai penyakit budaya yang dapat merusak persatuan dan kesatuan

bangsa Indonesia.

1. Prasangka

Prasangka adalah sikap yang bisa positif maupun negatif berdasarkan

keyakinan stereotipe atau pemberian label kita tentang anggota dari kelompok

tertentu. Prasangka meliputi keyakinan untuk menggambarkan jenis pembedaan

terhadap orang lain sesuai dengan peringkat nilai yang kita berikan. Prasangka

yang berbasis ras kita sebut rasisme, sedangkan yang berbasis etnis disebut

etnisisme. Sementara itu John (1981) menyatakan bahwa prasangka adalah sikap

antipasti yang berlandaskan pada cara menggeneralisasi yang salah dan tidak

fleksibel. Kesalahan ini mungkin saja diungkapkan secara langsung kepada orang

yang menjadi anggota kelompok tertentu. Prasangka merupakan sikap negatif

yang diarahkan kepada seseorang atas dasar perbandingan dengan kelompoknya

sendiri. Jadi prasangka merupakan salah satu rintangan atau hambatan bagi

kegiatan komunikasi karena orang yang berprasangka sudah bersikap curiga dan

menentang komunikator yang melancarkan komunikasi. Dalam prasangka, emosi

memaksa kita untuk menarik kesimpulan atas dasar prasangka buruk tanpa

memakai pikiran dan pandangan kita terhadap fakta yang nyata. Karena itu, bila

prasangka sudah menghinggapi seseorang, orang tidak dapat berpikir logis dan

obyektif dan segala apa yang dilihatnya akan dinilai secra negatif (Dalam Sutarno,

2008: 4-12)

2. Stereotipe

Stereotipe yaitu pemberian sifat tertentu terhadap seseorang berdasarkan

kategori yang bersifat subyektif, hanya karena dia berasal dari kelompok yang

Page 25: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · “mengapa” (filosofi), dan “bagaimana” (penerapan) dalam kehidupan sehari-hari A. Sub Capaian Pembelajaran Setelah mempelajari

lain. Pemberian sifat itu bisa sifat positif maupun negatif (Sutarno, 2008:4-12). Allan

G. Johnson (1986) menegaskan bahwa stereotipe adalah keyakinan seseorang untuk

menggeneralisasikan sifat-sifat tertentu yang cenderung negatif tentang orang lain

karena dipengaruhi oleh pengetahuan dan pengalaman tertentu. Keyakinan ini

menimbulkan penilaian yang cenderung negative atau bahkan merendahkan kelompok

lain. Ada kecenderungan untuk memberi “label” atau cap tertentu pada kelompok

tertentu dan yang termasuk problem yang perlu diatasi adalah stereotipe yang negative

atau memandang rendah kelompok lain (Sutarno, 2008: 4-12).

3. Etnosentrisme

Etnosentrisme yaitu paham yang berpandangan bahwa manusia pada dasarnya

individualistis yang cenderung mementingkan diri sendiri, namun karena harus

berhubungan dengan manusia lain, maka terbentuklah sifat hubungan yang antagonistik

(pertentangan). Supaya pertentangan itu dapat dicegah, perlu ada folkways (adat

kebiasaan) yang bersumber pada pola-pola tertentu. Mereka yang mempunyai folkways

yang sama cenderung berkelompok dalam suatu kelompok yang disebut etnis.

Etnosentrisme adalah kecenderungan untuk menetapkan semua norma dan nilai budaya

orang lain dengan standar budayanya sendiri (Sutarno, 2008:4-10)

4. Rasisme.

Rasisme yaitu suatu sistem kepercayaan atau doktrin yang menyatakan bahwa

perbedaan biologis yang melekat pada ras manusia menentukan pencapaian budaya atau

individu – bahwa suatu ras tertentu lebih superior dan memiliki hak untuk mengatur ras

yang lainnya (Sutarno, 2008: 4-10). Kata ras berasal dari bahasa Perancis dan Italia

“razza”. Pertama kali istilah ras diperkenalkan Franqois Bernier, antropolog Perancis,

untuk mengemukakan gagasan tentang pembedaan manusia berdasarkan kategori atau

karakteristik warna kulit dan bentuk wajah. Setelah itu, orang menetapkan hierarkhi

manusia berdasarkan karakteristik fisik atas orang Eropah berkulit putih yang

diasumsikan sebagai warga masyarakat kelas atas yang berbeda dengan orang Afrika

yang berkulit hitam sebagai warga kelas dua. Atau ada ideologi rasial yang

berpandangan bahwa orang kulit putih mempunyai misi suci untuk menyelamatkan

Page 26: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · “mengapa” (filosofi), dan “bagaimana” (penerapan) dalam kehidupan sehari-hari A. Sub Capaian Pembelajaran Setelah mempelajari

orang kulit hitam yang dianggap sangat primitif. Hal tersebut berpengaruh

terhadap stratifikasi dalam berbagai bidang seperti bidang sosial, ekonomi,

politik, dimana orang kulit hitam merupakan subordinasi orang kulit putih. Ras

sebagai konsep secara ilmiah digunakan bagi “penggolongan manusia” oleh

Buffon, anthropolog Perancis, untuk menerangkan penduduk berdasarkan

pembedaan biologis sebagai parameter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

tidak ada ras yang benar-benar murni lagi. Secara biologis, konsep ras terkait

dengan pemberian karakteristik seseorang atau sekelompok orang ke dalam

kelompok tertentu yang secara genetik memiliki kesamaan fisik seperti warna

kulit, mata, rambut, hidung, atau potongan wajah. Pembedaan seperti itu hanya

mewakili faktor tampilan luar. Karena tidak ada ras yang benar-benar murni,

maka konsep tentang ras seringkali merupakan kategori yang bersifat non-

biologis. Ras hanya merupakan konstruksi ideologi yang menggambarkan

gagasan rasis. Secara kultural, Carus menghubungkan ciri ras dengan kondisi

kultural. Ada empat jenis ras: Eropah, Afrika, Mongol dan Amerika yang

berturut-turut mencerminkan siang hari (terang), malam hari (gelap), cerah pagi

(kuning) dan sore (senja) yang merah. (Sutarno, 2008:4-11). Namun konsep ras

yang kita kenal lebih mengarah pada konsep kultural dan kategori sosial tertentu

yang dikenakan pada kategori biologis.

5. Diskriminasi.

Diskriminasi merupakan tindakan yang membeda-bedakan dan kurang

bersahabat dari kelompok dominan terhadap kelompok subordinasinya.

Jika prasangka lebih mengarah pada sikap dan keyakinan, maka diskriminasi tertuju

pada tindakan. Tindakan diskriminasi biasanya dilakukan oleh orang yang memiliki

prasangka kuat akibat tekanan tertentu, misalnya tekanan budaya, adat istiadat,

kebiasaan, atau hukum. Ada hubungan antara prasangka dan diskriminasi yang saling

menguatkan, selama ada prasangka, di sana ada diskriminasi. Jika prasangka dipandang

Page 27: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · “mengapa” (filosofi), dan “bagaimana” (penerapan) dalam kehidupan sehari-hari A. Sub Capaian Pembelajaran Setelah mempelajari

sebagai keyakinan atau ideologi, maka diskriminasi adalah terapan keyakinan atau

ideologi.

Apabila sikap-sikap negatif atau penyakit budaya itu sangat rawan terjadi pada negara

kita yang bersifat multikulturalisme, yang jika tidak diikat oleh nilai Pancasila yang

berasaskan Bhineka Tunggal Ika, akan menimbulkan perpecahan yang sangat

merugikan persatuan dan kesatuan bangsa dan negara.

a. Makna Multikulturalisme

Istilah “multikultural” jika ditelaah asal-usulnya mulai dikenal sejak tahun 1960-

an, setelah adanya gerakan hak-hak sipil sebagai koreksi terhadap kebijakan asimilasi

kelompok minoritas terhadap melting pot yang sudah berjalan lama tentang kultur

dominan Amerika khususnya di New York dan California (Banks, 1984: 3, 164; Sobol,

1990: 18). Istilah multikultural tersebut selalu melekat dengan pendidikan, yang

mempunyai arti secara luas meliputi any set of processes by which schools work with

rather than against oppressed groups (Sleeter, 1992: 141). Pendapat tersebut sejalan

dengan pernyataan Kymlicka (2002: 8, 24)., profesor filsafat pada Queen University

Canada dalam bukunya Multicultural Citizenship, bahwa multikultural merupakan

suatu pengakuan, penghargaan, dan keadilan terhadap etnik minoritas baik yang

menyangkut hak-hak universal yang melekat pada hak-hak individu maupun

komunitasnya yang bersifat kolektif dalam mengekspresikan kebudayaannya.

Garna (2003; 164), Antropolog Universitas Pajajaran berpendapat bahwa dalam

masyarakat majemuk (plural society), terdapat dua tradisi dalam sejarah pemikiran

sosial. Pertama; bahwa kemajemukan itu merupakan suatu keadaan yang

memperlihatkan wujud pembagian kekuasaan di antara kelompok-kelompok

masyarakat yang bergabung atau bersatu, dan rasa menyatu itu dibangun melalui dasar

kesetiaan (cross-cutting) kepemilikan nilai-nilai bersama dan perimbangan kekuasaan

(Peh, 1985: 77-79). Kedua; dalam masyarakat majemuk dikaitkan dengan relasi antar

ras/etnik, bahwa masyarakat majemuk adalah masyarakat yang terdiri dari berbagai

Page 28: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · “mengapa” (filosofi), dan “bagaimana” (penerapan) dalam kehidupan sehari-hari A. Sub Capaian Pembelajaran Setelah mempelajari

kelompok ras/etnik yang berada dalam satu sistem pemerintahan, oleh karena itu sering

mengalami konflik dan paksaan (Garna, 2003: 164-165).

Implikasi dari adanya masyarakat majemuk tersebut menurut Smith (1965) juga

memiliki berbagai kelompok budaya yang beragam. Masyarakat yang memiliki budaya

beragam ini maka terminologi multikulturalisme sering didiskusikan baik sebagai

respons menghadapi tantangan realitas sosial itu, maupun sebagai pengakuan atas

diversitas budaya majemuk tersebut. Multikulturalisme dalam perkembangannya

sebagai suatu sikap, praktik sosial, dan kebijakan pemerintah, yang sekarang ini telah

meluas ke arah suatu keyakinan atau kebijakan politik pemerintah semacam ‘ideologi’

dalam pengembangan kebudayaan menciptakan masyarakat yang sehat. Berry,

Poortinga, dan Segall (1998: 577-580) dalam karyanya Cross-cultural psychology:

Research and applications, menyebutnya multikulturalisme pada dasarnya bertujuan

untuk menciptakan suatu konteks sosiopolitik yang memungkinkan individu dapat

mengembangkan identitas yang sehat dan secara timbal-balik mengembangkan sikap-

sikap positip antar kelompok.

Multikulturalisme yang sarat dengan penghargaan, penghormatan, dan

kebersamaan dalam suatu komunitas yang majemuk inilah yang oleh Blum (2001:

16), , menyatakan bahwa:

Multikulturalisme meliputi sebuah pemahaman, penghargaan dan penilaian

atas budaya seseorang, dan sebuah penghormatan dan keingintahuan tentang

budaya etnis orang lain. Ia meliputi penilaian terhadap kebudayaan-kebudayaan

orang lain, bukan dalam arti menyetujui seluruh aspek dari kebudayaan-

kebudayaan tersebut, melainkan mencoba melihat bagaimana kebudayaan

tertentu dapat mengekspresikan nilai bagi anggota-anggotanya sendiri.

Kata kunci dalam multikulturalisme tersebut, yakni pengakuan adanya

perbedaan dan penghargaan, dua kata yang selama ini sering dikontraskan. Karena itu

dalam pendekatan multikulturalisme tidak sesungguhnya berlandaskan pada pemilikan

yang mengisaratkan pada memiliki atau dimiliki budaya tertentu, tetapi berlandaskan

Page 29: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · “mengapa” (filosofi), dan “bagaimana” (penerapan) dalam kehidupan sehari-hari A. Sub Capaian Pembelajaran Setelah mempelajari

pada kesadaran untuk menghargai dan menghormati yang mampu bernegosiasi tentang

rumusan-rumusan realitas yang ada. “Ia tak seutuhnya merupakan bagian ataupun sama

sekali terpisah dari budayanya, alih-alih ia berada di perbatasan” (Adler, 1982: 389).

Keanekaragaman budaya bukan faktor penentu pemecah-belah bangsa, melainkan

diharapkan mampu menjadi “bumbu kehidupan” bagi perekat bangsa-bangsa di dunia.

Elemen-elemen multikulturalisme, menurut Blum (2001:19) mencakup tiga

sub-nilai sebagai berikut; (a) menegaskan identitas kultural seseorang, mempelajari dan

menilai warisan budaya seseorang, (b) menghormati dan berkeinginan untuk

memahami dan belajar tentang etnik / kebudayaan-kebudayaan selain kebudayaannya;

(c) menilai dan merasa senang dengan perbedaan kebudayaan itu sendiri; yaitu

memandang keberadaan dari kelompok-kelompok budaya yang berbeda dalam

masyarakat seseorang sebagai kebaikan yang positif untuk dihargai dan dipelihara.

b. Keberagaman Masyarakat Indonesia

1) Faktor Penyebab Keberagaman Masyarakat Indonesia

Keberagaman bangsa Indonesia dapat dibentuk oleh banyaknya jumlah suku

bangsa yang tinggal di wilayah Indonesia dan tersebar di berbagai pulau dan wilayah di

penjuru indonesia. Setiap suku bangsa memiliki ciri khas dan karakteristik sendiri pada

aspek sosial dan budaya.

Keberagaman yang ada pada masyarakat bisa menjadi kekayaan bangsa

Indonesia dan potensi bangsa. Namun, keberagaman juga menjadi tantangan hal itu

disebabkan karena orang yang mempunyai perbedaan pendapat bisa lepas kendali.

Munculnya perasaan kedaerahan serta kesukuan yang berlebihan dan dibarengi tindakan

yang dapat merusak persatuan, hal tersebut dapat mengancam keutuhan NKRI. Karena

itu adanya usaha untuk dapat mewujudkan kerukunan bisa dilakukan dengan

menggunakan dialog dan kerjasama dengan prinsip kesetaraan, kebersamaan,

toleransidan juga saling menghormati satu sama lain.

Page 30: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · “mengapa” (filosofi), dan “bagaimana” (penerapan) dalam kehidupan sehari-hari A. Sub Capaian Pembelajaran Setelah mempelajari

Keberagaman masyarakat Indonesia disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya

adalah sebagai berikut :

a) Keadaan geografis

Indonesia merupakan negara kesatuan yang memiliki 16.056 pulau besar dan kecil

(BPS, 2017) yang “dipisahkan” oleh selat dan laut. Ini merupakan kondisi

lingkungan geografis Indonesia. Lingkungan geografis semacam itu menjadi

sumber adanya keanekaragaman suku, budaya, ras dan golongan Indonesia. Kondisi

geografis yang demikian menimbulkan perbedaan dalam kehidupan masyarakat.

Salah satunya adalah mata pencaharian penduduk. Jenis-jenis pekerjaan yang ada

juga menyebabkan beranekaragamnya peralatan yang diciptakannya, misalnya

bentuk rumah dan bentuk pakaian. Akhirnya sampai pada bentuk kesenian yang ada

di masing-masing daerah berbeda. Keadaan geoografis juga menyebabkan tiap-tiap

pulau memiliki agama dan budaya yang berkembang sendiri-sendiri.

b) Pegaruh kebudayaan asing

Adanya kontak dan komunikasi dengan para pedagang asing yang memiliki corak

budaya dan agama yang berbeda menyebabkan terjadinya proses akulturasi unsur

kebudayaan dan agama.

c) Penerimaan masyarakat terhadap perubahan.

Sikap masyarakat terhadap sesuatu yang baru baik yang datang dari dalam maupun

luar masyarakat membawa pengaruh terhadap perbedaan masyarakat Indonesia.

Ada masyarakat yang mudah menerima orang asing atau budaya lain, seperti

masyarakat perkotaan. Namun ada juga sebagian masyarakat yang tetap bertahan

pada budaya sendiri, tidak mau menerima budaya luar.

d) Keadaan transportasi dan komunikasi

Kemajuan sarana transportasi dan komunikasi juga mempengaruhi perbedaan

masyarakat Indonesia. Kemudahan sarana ini membawa masyarakat mudah

Page 31: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · “mengapa” (filosofi), dan “bagaimana” (penerapan) dalam kehidupan sehari-hari A. Sub Capaian Pembelajaran Setelah mempelajari

berhubungan dengan masyarakat lain, meskipun jarak dan kondisi alam yang sulit.

Sebaliknya sarana yang terbatas juga memjadi penyebab keberagaman masyarakat

Indonesia.

e) Perbedaan kondisi alam

Kondisi alam yang berbeda seperti daerah pantai, pegunungan, daerah subur, padang

rumput, pegunungan, dataran rendah, rawa, laut mengakibatkan perbedaan

masyarakat. Juga kondisi kekayaan alam, tanaman yang dapat tumbuh, hewan yang

hidup di sekitarnya. Masyarakat di daerah pantai berbeda dengan masyarakat

pegunungan, seperti perbedaan bentuk rumah, mata pencaharian, makanan pokok,

pakaian, kesenian, bahkan kepercayaan.

c. Wujud Keberagaman Masyarakat Indonesia

Indonesia sebagai bangsa yang kaya akan keberagaman merupakan suatu

kekayaan tersendiri bagi bangsa Indonesia, hal ini harus dijadikan sebagai dorongan

bagi masyarakat untuk mengenal dan memahami keberagaman yang ada di masyarakat

Indonesia, agar keberagaman yang dimiliki menjadi sebuah kekuatan sehingga bangsa

Indonesia dapat lebih maju dan lebih bermartabat. Keberagaman masyarakat Indonesia

diantaranya suku bangsa, agama, ras dan antargolongan. Berikut ini dipaparkan

berbagai keberagaman masyarakat Indonesia tersebut.

1. Keberagaman Suku Bangsa

Tahukah Anda apa yang dimaksud dengan suku bangsa itu? Suku bangsa adalah

sekelompok manusia yang memiliki kesatuan dalam dan terikat oleh kesadarannya akan

identitasnya tersebut. Kesadaran dan identitas yang dimiliki biasanya diperkuat dengan

kesatuan bahasa (Koentjaraningrat, 1982). Secara sederhana suku bangsa merupakan

kelompok orang yang mempunyai adat istiadat yang sama dan mempunyai keterikatan

kuat yang tidak dibatasi oleh tempat dan waktu. Di mana pun anggota suatu suku itu

berada, ia tetap merasa sebagai anggota suku bangsanya. Misalnya, seseorang yang

Page 32: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · “mengapa” (filosofi), dan “bagaimana” (penerapan) dalam kehidupan sehari-hari A. Sub Capaian Pembelajaran Setelah mempelajari

mengaku berasal dari suku sunda, ia akan tetap merasa sebagai bagian dari suku sunda

meskipun ia bertempat tinggal berada di Kalimantan Selatan.

Suku-suku bangsa yang ada di Indonesia telah ada sebelum bangsa Indonesia

terbentuk. Pada hakekatnya bangsa Indonesia itu merupakan gabungan dari berbagai

suku bangsa yang telah ada sebelumnya. Kondisi ini menjadikan bangsa Indonesia

menjadi bangsa yang beranekaragam suku bangsa. Suku-suku bangsa yang

beranekaragam itu menempati hampir seluruh wilayah Indonesia yang terdiri dari

ribuan pulau. Suku-suku bangsa tersebut mengikatkan diri dalam wadah sebuah negara

yaitu negara kesatuan Republik Indonesia. Jadi semboyan Bhinneka tunggal ika menjadi

faktor pemersatu berbagai suku bangsa yang ada di Indonesia.

Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang paling banyak memiliki suku bangsa.

Saat ini suku bangsa yang menempati wilayah Indonesia terdiri dari 1.340 suku bangsa

(BPS, 2010). Akan tetapi dari sekian banyak suku bangsa yang ada di Indonesia

sebenarnya berasal dari keturunan yang sama, yaitu keturunan bangsa Yunan dan

Dongson. Keduanya berasal dari dataran Tinggi Tibet. Kedatangan bangsa Yunan lebih

awal dibandingkan dengan bangsa Dongson. Bangsa Yunan disebut juga bangsa Proto

Melayu (Melayu Tua). Keturunannya diantaranya adalah suku bangsa Batak, Dayak,

Nias, Kubu dan Toraja. Sedangkan bangsa Dongson disebut juga bangsa Duetero

Melayu (Melayu Muda). Keturunannya diantaranya adalah suku Jawa, Sunda, Madura,

Minangkabau dan Bugis. Sengkan suku-suku bangsa yang ada di Papua dan suku-suku

bangsa yang ada di daerah Maluku bukan dari bangsa Yunan dan Dongson, tapi berasal

dari suku bangsa Aborigin Australia dari ras Melanesoid (Negro Melanesia).

Keanekaragaman suku bangsa di Indonesia merupakan kenyataan yang tidak

dapat dipungkiri. Berbagai kelompok suku bangsa tentunya sering Anda temui. Di

sekolahmu mungkin saja terdiri dari berbagai suku bangsa. Tidak menutup

kemungkinan Anda mempunyai teman yang berbeda suku bangsa dengan Anda. Selain

Page 33: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · “mengapa” (filosofi), dan “bagaimana” (penerapan) dalam kehidupan sehari-hari A. Sub Capaian Pembelajaran Setelah mempelajari

itu ketika Anda pergi ke daerah lain, Anda juga tentunya akan menjumpai orang-orang

yang berasal dari suku bangsa yang berbeda denganmu.

Apa yang harus Anda lakukan ketika menghadapi kondisi lingkungan yang

beraneka ragam ini? Tentu saja keanekaragaman ini jangan dijadikan sebagai alat

pemecah persatuan dan kesatuan, melainkan sebagai faktor yang memperkuat persatuan

dan kesatuan. Sebagai warga negara yang baik, Anda harus menghargai keragaman suku

bangsa. Sikap saling menghargai antar suku bangsa ini sangat penting untuk dilakukan.

Dengan terwujudnya sikap seperti itu maka persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia

tetap terjaga.

1) Keberagaman Agama

Kemerdekaan beragama di Indonesia menyebabkan Indonesia mempunyai

agama yang beraneka ragam. Di sekolah Anda, mungkin saja warga sekolahnya (siswa

dan guru) menganut agama yang berbeda-beda sesuai dengan keyakinannya. Atau

mungkin saja, Anda mempunyai tetangga yang tidak seagama dengan Anda. Hal itu

semua, di negara kita merupakan sesuatu yang wajar.

Agama merupakan satu hal yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat

Indonesia, keanekaragaman suku bangsa, letak geografis dan latar belakang sejarah

merupakan faktor penyebab terjadinya keragaman tersebut. Pemerintah menetapkan

agama Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghuchu merupakan agama

resmi penduduk di Indonesia.

2) Keberagaman Ras

Beberapa pakar mempunyai pendapat berbeda tentang pengertian ras, namun

biasanya ras dapat diartikan sebagai sekelompok besar manusia yang mempunyai ciri-

ciri fisik yang sama. Manusia yang satu mempunyai perbedaan ras dengan manusia laian

sebab adanya perbedaan ciri- ciri fisik, seperti warna kulit, warna dan bentuk rambut,

bentuk muka, ukuran badan, bentuk badan, bentuk dan warna mata, dan ciri fisik yang

lain.

Page 34: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · “mengapa” (filosofi), dan “bagaimana” (penerapan) dalam kehidupan sehari-hari A. Sub Capaian Pembelajaran Setelah mempelajari

Masyarakat Indonesia mempunyai keberagaman ras, disebabkan oleh kehadiran

bangsa asing ke wilayah Indonesia, sejarah penyebaran ras di dunia, letak dan kondisi

geografis wilayah Indonesia. Beberapa ras yang ada dalam masyarakat Indonesia antara

lain:

a) Kelompok ras Papua Melanezoid, mayoritas di Papua, Pulau Aru, dan Pulau Kai.

b) Kelompok ras Negroid, contohnya orang Semang di semenanjung Malaka dan

orang Mikopsi di Kepulauan Andaman.

c) Kelompok ras Weddoid, antara lain orang Sakai di Siak Riau, orang Kubu di

Sumatra Selatan dan Jambi, orang Tomuna di Pulau Muna, orang Enggano di Pulau

Enggano, dan orang Mentawai di Kepulauan Mentawai.

d) Kelompok ras Melayu Mongoloid, yang terdiri dari 2 (dua) golongan, yaitu Ras

Proto Melayu atau Melayu Tua (terdiri dari Suku Batak, Toraja, dan Dayak)

dan Ras Deutro Melayu atau Melayu Muda (beranggotakan antara lain Suku

Bugis, Madura, Jawa, dan Bali)

3) Keberagaman Golongan

Keberagaman golongan atau kelompok dalam masyarakat merupakan suatu

gejala yang selalu ada dalam setiap kehidupan manusia dan kedudukannya sangat

penting. Mungkin Anda tidak menyadari, bahwa sejak kaian lahir sampai meninggal

dunia menjadi anggota kelompok dan terikat dengan kelompok. Sejak lahir Anda

menjadi anggota keluarga, menjadi warga suatu RT, RW, kelurahan, desa, kecamatan,

kabupaten, provinsi dan negara. Ketika menginjak remaja dan dewasa Anda juga akan

menjadi anggota berbagai macam dan jenis kelompok, mulai menjadi kelompok teman

bermain, organisasi sekolah, organisasi bidang sosial, ekonomi, politik seni dan

seterusnya. Jadi jelas sekali bahwa manusia itu sangat terikat dengan kelompok dan

hidup bersama dalam kelompok serta tidak mungkin lepas dari suatu kelompok

(menyendiri tanpa berinteraksi dengan orang lain).

Page 35: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · “mengapa” (filosofi), dan “bagaimana” (penerapan) dalam kehidupan sehari-hari A. Sub Capaian Pembelajaran Setelah mempelajari

Keanekaragaman golongan atau kelompok dalam masyarakat harus dijadikan

potensi untuk mempersatukan bangsa, karena pada prinsipnya antara golongan yang

satu dengan golongan lainnya saling membutuhkan. Dalam perusahaan misalnya

golongan atas (atasan) akan membutuhkan golongan bawah (bawahan atau karyawan).

Begitu pula dalam pemerintahan, pejabat pemerintah membutuhkan rakyat.

4. Model Pembelajaran untuk Materi yang Berkaitan dengan Persatuan dan

Kesatuan Dalam Keberagaman Masyarakat Multikultural di Sekolah Dasar

Dalam tinjauan pedagogik, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)

dapat dikatakan merupakan bidang kajian keilmuan, program kurikuler, dan aktivitas

sosial-kultural yang bersifat multidimensional. Sifat multidimensional ini menyebabkan

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dapat disikapi sebagai: pendidikan nilai

dan moral, pendidikan kemasyarakatan, pendidikan kebangsaan, pendidikan

kewarganegaraan, pendidikan politik, pendidikan hukum dan hak asasi manusia, serta

pendidikan demokrasi.

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di tingkat persekolahan bertujuan

untuk mempersiapkan para peserta didik menjadi warga negara yang cerdas dan baik

(to be smart dan good citizen) berdasarkan nilai-nilai Pancasila. Warga negara yang

dimaksud adalah warga negara yang menguasai pengetahuan (knowledge), sikap dan

nilai (attitudes and values), keterampilan (skills)yang dapat dimanfaatkan untuk

menumbuhkan rasa kebangsaan dan cinta tanah air sebagai wujud implementasi dan

aktualisasi nilai-nilai Pancasila. Konsekuensinya dalam pelaksanaan proses

pembelajaran di sekolah harus dapat membantu siswa dalam mengembangkan potensi

serta kompetensi yang dimilikinya baik potensi kognitif, afektif maupun perilaku dalam

menghadapi lingkungan hidupnya.

Tujuan akhir dari PPKn adalah warga negara yang cerdas dan baik, yakni warga

negara yang bercirikan tumbuh-kembangnya kepekaan, ketanggapan, kritisasi, dan

kreativitas sosial dalam konteks kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara

Page 36: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · “mengapa” (filosofi), dan “bagaimana” (penerapan) dalam kehidupan sehari-hari A. Sub Capaian Pembelajaran Setelah mempelajari

secara tertib, damai, dan kreatif, sebagai cerminan dan pengejawantahan nilai, norma

dan moral Pancasila. Para peserta didik dikondisikan untuk selalu bersikap kritis dan

berperilaku kreatif sebagai anggota keluarga, warga sekolah, anggota masyarakat,

warga negara, dan umat manusia di lingkungannya secara cerdas dan baik. Oleh karena

itulah untuk melaksanakan proses pembelajaran PPKn yang berkenaan dengan tema

“Persatuan dan Kesatuan dalam Keberagaman dalam Masyarakat Multikultural” perlu

dikembangkan model pembelajaran yang dikemas secara interaktif oleh guru.

Langkah pertama yang harus dilakukan oleh guru tentu saja menganalisis

dokumen kurikulum PPKn sekolah dasar yang termaktub dalam Permendikbud Nomor

37 Tahun 2018 tentang Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD). Guru harus

mengklasifikasikan KI dan KD yang terdapat dalam ketentuan tersebut kedalam tema-

tema besar, salah satunya berkaitan dengan Persatuan dan kesatuan dalam keberagaman.

KI dan KD yang menjadi muatan materi di setiap tingkatan, tentunya ada yang berkaitan

dengan tema tersebut seperti tergambarkan dalam tabel berikut.

No Kelas Kompetensi Dasar

1. I 1.4 Menerima keberagaman di rumah sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa di rumah

2.4 Menampilkan sikap kerja sama dalam keberagaman di rumah

3.4 Mengidentifikasi bentuk kerjasama dalam keberagaman di rumah

4.4 Menceritakan pengalaman kerjasama dalam keberagaman di rumah

2. II 1.4 Menerima keberagaman di sekolah sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa

2.4 Menampilkan sikap kerja sama dalam keberagaman di sekolah

3.4 Memahami makna bersatu dalam keberagaman di sekolah

Page 37: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · “mengapa” (filosofi), dan “bagaimana” (penerapan) dalam kehidupan sehari-hari A. Sub Capaian Pembelajaran Setelah mempelajari

No Kelas Kompetensi Dasar

4.4 Menceritakan pengalaman melakukan kegiatan yang

mencerminkan persatuan dalam keberagaman di sekolah

3. III 1.4 Mensyukuri makna bersatu dalam keberagaman di lingkungan sekitar sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa

2.4 Menampilkan sikap kerja sama sebagai wujud bersatu dalam keberagaman di lingkungan sekitar

3.4 Memahami makna bersatu dalam keberagaman di lingkungan sekitar

4.4 Menyajikan bentuk-bentuk kebersatuan dalam keberagaman di lingkungan sekitar

4 IV 1.4 Mensyukuri berbagai bentuk keberagaman suku bangsa, sosial, dan budaya di Indonesia yang terikat persatuan dan kesatuan sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa

2.4 Menampilkan sikap kerja sama dalam berbagai bentuk keberagaman suku bangsa, sosial, dan budaya di Indonesia yang terikat persatuan dan kesatuan

3.4 Mengidentifikasi berbagai bentuk keberagaman suku

bangsa, sosial, dan budaya di Indonesia yang terikat

persatuan dan kesatuan

4.4 Menyajikan berbagai bentuk keberagaman suku bangsa,

sosial, dan budaya di Indonesia yang terikat persatuan

dan kesatuan

5 V 1.4 Mensyukuri manfaat persatuan dan kesatuan sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa

2.4 Menampilkan sikap jujur pada penerapan nilai-nilai

persatuan dan kesatuan untuk membangun kerukunan di

bidang sosial budaya

3.4 Menggali manfaat persatuan dan kesatuan untuk membangun kerukunan hidup

4.4 Menyajikan hasil penggalian tentang manfaat persatuan dan kesatuan untuk membangun kerukunan.

Page 38: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · “mengapa” (filosofi), dan “bagaimana” (penerapan) dalam kehidupan sehari-hari A. Sub Capaian Pembelajaran Setelah mempelajari

No Kelas Kompetensi Dasar

6 VI 1.4 Mensyukuri persatuan dan kesatuan sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa beserta dampaknya

2.4 Menampilkan sikap tanggung jawab terhadap penerapan nilai persatuan dan kesatuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara

3.4 Menelaah persatuan dan kesatuan terhadap kehidupan

berbangsa dan bernegara beserta dampaknya

4.4 Menyajikan hasil telaah persatuan dan kesatuan terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara beserta dampaknya

Langkah berikutnya tentu saja menentukan model pembelajaran yang akan

digunakan. Salah satu model pembelajaran yang dapat dijadikan alternatif untuk materi

persatuan dan kesatuan dalam keberagaman adalah bermain peran. Model ini

dirasakan tepat karena berupaya memberikan pengalaman langsung kepada siswa untuk

memerankan tokoh-tokoh tertentu yang mencermenkan keberagaman masyarakat

Indonesia.

Saripudin (1997:91) menyatakan bahwa bermain peran berarti memainkan satu

peran tertentu sehingga yang bermain tersebut harus mampu berbuat seperti peran yang

dimainkannya. Dengan demikian, dalam bermain peran terdapat situasi tiruan seperti

simulasi.

Menurut Shaftel yang dikutip oleh Sundawa (2010:4.35) metode bermain peran

terdiri dari sembilan tahapan, yaitu:

a. Merangsang semangat kelompok,

b. Memilih peran,

c. Mempersiapkan pengamat,

d. Mempersiapkan tahap-tahap peran,

Page 39: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · “mengapa” (filosofi), dan “bagaimana” (penerapan) dalam kehidupan sehari-hari A. Sub Capaian Pembelajaran Setelah mempelajari

e. Pemeranan,

f. Mendiskusikan dan mengevaluasi peran dan sisinya,

g. Pemeranan ulang,

h. Mendiskusikan dan mengevaluasi pemeranan ulang,

i. Mengkaji kemanfataannya dalam kehidupan nyata melalui saling tukar

pengalaman dan penarikan generalisasi.

Kesembilan langkah pengembangan model bermain peran di atas, dalam

penerapannya di kelas bisa berkembang, dalam arti dapat ditambahkan oleh guru yang

bersangkutan. Jadi sangat tergantung kebutuhan termasuk kemampuan sarana dan

prasarana yang dimiliki oleh sekolah.

Page 40: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · “mengapa” (filosofi), dan “bagaimana” (penerapan) dalam kehidupan sehari-hari A. Sub Capaian Pembelajaran Setelah mempelajari

Daftar Pustaka

Bakri, Noor MS. (2009). Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Banks, James (1984) Teaching Strategies for Ethnic Studies, Newton: Allyn and

Bacon.

Berry, J.W, Ed. (1999) Psikologi Lintas Budaya Riset dan Aplikasi, Alih Bahasa: Edi

Suhardono, Jakarta: PT Gramedia

Blum, A. Lawrence, (2001) Antirasisme, Multikulturalisme, dan Komunitas Antar Ras,

Tiga Nilai yang Bersifat Mendidk Bagi Sebuah Masyarakat Multikultural,

dalam Larry May, dan Shari Colins-Chobanian, Etika Terapan: Sebuah

Pendekatan Multikultura, Terjemahan: Sinta Carolina dan Dadang Rusbiantoro,

Yogyakarta: Tiara Wacana

Dikwar. Tidak dipublikasikan.

Garna, Judistira, K. (2003) Ilmu-ilmu Sosial: Dasar-Konsep-Posisi, Bandung: Primaco

Akademika. hlm.27-30

Koentjaraningrat, (1987) Sejarah Teori Antropologi, Jilid I dan II, Jakarta, Universitas

Indonesia Press

Kohn, Hans.(1961). Nasionalisme; Arti dan Sedjarahnja.Jakarta: PT Pembangunan

Kymlicka, Will (2002) Kewargaan Multikultural, Terjemahan Edlina Hafmini Eddin,

Jakarta: LP3ES.

Sleeter, C.E. (1992) “Restructuring Schools for Multicultural Education”, dalam

Journal of Teacher Education 43, halm. 141-148

Sobol, T. (1990) “Understanding Diversity” dalam Education Leadership, 48 (3),

Sumiarno, S. 2005. Geopolitik Indonesia. Paparan disampaikan pada Penataran Dosen

Sutarno. (2008). Pendidikan Multikultural. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan

Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

https://haipapua.com/unjuk-rasa-menolak-rasisme-berujung-kerusuhan-di-jayapura/