Modul 4 Beberapa Teknik Untuk Menganalisis Rangkaian
-
Upload
susilawati-es-se -
Category
Documents
-
view
11 -
download
0
description
Transcript of Modul 4 Beberapa Teknik Untuk Menganalisis Rangkaian
MODUL 4
Beberapa Teknik untuk Menganalisis Rangkaian (Bagian ke-1)
1. Pendahuluan
Salah satu tujuan utama dari bab ini menggunakan metode untuk
menyederhanakan analisis dari rangkaian-rangkaian yang lebih sukar. Di antara
metode-metode ini adalah superposisi, analisis simpul, loop dan mesh. Kita akan
mencoba juga mengembangkan kemampuan untuk memilih metode-metode analisis
yang lebih cocok dan mudah. Sering kita hanya berminat di dalam hasil pekerjaan
terinci dari bagian terpisah auatu rangkaian kompleks; jika diinginkan metode untuk
mengganti sisa dari rangkaian tersebut dengan ekivalen yang sangat
disederhanakan. Ekivalen tersebut merupakan sebuah tahanan yang paralel atau
seri dengan sebuah sumber ideal. Teorema Thevenin dan teorema Norton akan
memungkinkan kita melakukan hal ini.
2. Analisis Simpul (Nodal Analysis)
Di dalam bab terdahulu kita meninjau analisis sederhana yang hanya
mengandung dua simpul. Kemudian telah kita dapatkan bahwa langkah utama dari
analisis diselenggarakan sewaktu kita mendapatkan sebuah persamaan tunggal di
dalam sebuah kuantitas yang tak diketahui, yakni tegangan di antara pasangan
simpul. Kita sekarang akan membiarkan banyaknya simpul bertambah, dan
berpadanan dengan itu terdapat satu kuantitas tambahan yang tak diketahui serta
satu persamaan tambahan bagi tiap simpul yang ditambahkan. Jadi, sebuah
rangkaian bersimpul tiga seharusnya mempunyai dua tegangan yang tak diketahui
dan dua persamaan; sebuah rangkaian bersimpul sepuluh akan mempunyai
sembilan tegangan yang tak diketahui dan sembilan persamaan; dan sebuah
rangkaian bersimpul N akan memerlukan (N – 1) tegangan dan (N – 1 ) persamaan.
Sebagai contoh, kita tinjau rangkaian bersimpul tiga pada Gambar 1a. Kita
dapat menegaskan tempat-tempat ketiga simpul tersebut dengan menggambarkan
kembali rangkaian, seperti yang diperlihatkan pada Gambar 1b, dimana setiap
simpul diidentifikasikan dengan sebuah bilangan. Kita kaitkan sekarang, sebuah
tegangan dengan setiap simpul, tetapi harus diingat bahwa sebuah tegangan harus
didefinisikan di antara dua simpul di dalam sebuah jaringan. Jadi kita pilih sebuah
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Dian Widiastuti
RANGKAIAN LISTRIK 1
simpul sebagai simpul referensi, dan kemudian mendefinisikan sebuah tegangan di
antara setiap simpul lain dan simpul referensi. Kita lihat bahwa akan ada hanya (N –
1) tegangan yang didefinisikan di dalam sebuah rangkaian bersimpul N.
Gambar 1: (a) Sebuah rangkaian bersimpul tiga yang diketahui. (b)
Rangkaian tersebut digambarkan kembali untuk menegaskan ketiga
simpul, dan setiap simpul dinomori. (c) Sebuah tegangan referensi
kekutuban, ditetapkan diantara setiap simpul dan simpul referensi. (d)
Penunjukan tegangan disederhanakan dengan mengeliminasi
referensi kekutuban; di sini diartikan bahwa setiap tegangan
diarahkan positif relatif terhadap simpul referensi.
Kita pilih simpul 3 sebagai simpul referensi. Salah satu di antara simpul lain
dapat juga dipilih, tetapi akan didapat sedikit penyederhanaan dalam persamaan-
persamaan yang dihasilkan, jika simpul yang paling banyak dihubungkan dengan
cabang, diidentifikasi sebagai simpul referensi. Di dalam beberapa rangkaian praktis
mungkin banyak sekali elemen yang dihubungkan kepada sebuah kotak logam atau
casis pada mana rangkaian tersebut dibuat; casis tersebut seringkali dihubungkan
melalui sebuah konduktor yang baik ke bumi. Jadi kotak logam itu dapat disebut
“bumi”, dan disimpul bumi ini menjadi simpul referensi yang sangat memudahkan.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Dian Widiastuti
RANGKAIAN LISTRIK 2
5 Ω
1 Ω2 Ω3 A -2 A1 Ω2 Ω
3 A-2 A
5 Ω1
3
2
+
3 A-2 A
0,2 mho 21
v2v1
0,5 mho 1 mho
+
- -
Simpul acuan
3 A-2 A
0,2 mhov1
0,5 mho 1 mho
Acuan
v2
(c)
(b)
(d)
(a)
Lebih sering dari itu, simpul referensi tersebut timbul sebagai penyambung bersama
melalui alas sebuah diagram rangkaian.
Tegangan simpul 1 relatif terhadap simpul referensi 2 didefinisikan sebagai
v1, dan v2 didefiniskan sebagai tegangan simpul 2 terhadap simpul referensi. Kedua
tegangan ini sudah cukup, dan tegangan di antara setiap pasangan simpul lain dapat
dicari di dalam kedua tegangan tersebut. Misalnya, tegangan simpul 1 terhadap
simpul 2 adalah (v1-v2). Tegangan-tegangan v1 dan v2 dan tanda-tanda referensinya
diperlihatkan dalam Gambar 1c. Dalam gambar ini harga-harga tahanan telah pula
diganti dengan harga-harga konduktansi.
Diagram rangkaian tersebut akhirnya disederhanakan dalam Gambar 1d
dengan melenyapkan semua simbol referensi tegangan. Sebuah simpul referensi
ditandai dengan jelas, dan tegangan yang ditempatkan pada setiap seimpul lainnya
dimengerti sebagai tegangan dari simpul tersebut terhadap simpul referensi.
Kita sekarang harus menggunakan hukum arus Kirchoff terhadap simpul 1
dan simpul 2. Hal ini kita lakukan dengan menyamakan arus total yang
meninggalkan simpul melalui beberapa konduktansi dengan arus sumber total yang
memasuki simpul, jadi
atau
Pada simpul dua kita dapatkan
Persamaan-persamaan diatas adalah persamaan dalam dua besaran yang
tak diketahui, yang diinginkan, dan persamaan-persamaan tersebut dapat
dipecahkan dengan mudah. Hasilnya adalah :
v1 = 5 V
v2 = 2,5 V
Juga, tegangan pada simpul 1 relatif terhadap simpul 2 adalah (v1-v2), atau 2,5 V,
dan setiap arus atau daya di dalam rangkaian sekarang dapat dicari dalam satu
langkah. Misalnya, arus yang diarahkan ke bawah melalui konduktansi 0,5 adalah
0,5v1, atau 2,5 A.
Kita masih harus melihat bagaimana sumber-sumber tegangan dan sumber-
sumber tak bebas mempengaruhi analisis simpul. Kita selidiki sekarang konsekuensi
dari diikutsertakannya sebuah sumber tegangan.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Dian Widiastuti
RANGKAIAN LISTRIK 3
Sebagai contoh khusus, tinjualah rangkaian yang diperlihatkan dalam
Gambar 2. Kita masih menetapkan tegangan di antara simpul dan referensi yang
sama, v1, v2, dan v3. Pada bab-bab sebelumnya langkah berikut adalah pemakaian
hukum arus Kirchoff pada masing-masing dari ketiga simpul yang bukan simpul
referensi. Jika kita mencoba mengerjakan ini sekali lagi, kita lihat bahwa kita akan
mengalami kesukaran pada simpul 2 dan simpul 3, karena kita tidak mengetahui
berapa arus di dalam cabang dengan sumber tegangan. Tidak ada cara yang dapat
digunakan untuk menyatakan arus sebagai fungsi tegangan, karena definisi sebuah
sumber tegangan adalah justru bahwa tegangan tak tergantung pada arus.
Ada dua jalan keluar dari kesukaran-kesukaran ini. Metode yang lebih sukar
ialah menetapkan sebuah arus yang tak diketahui pada cabang dengan sumber
tegangan, diteruskan dengan menggunakan hukum arus Kirchoff tiga kali, dan
kemudian menggunakan hukum tegangan Kirchoff sekali di antara simpul 2 dan 3,
hasilnya adalah empat persamaan dengan empat yang tak diketahui untuk contoh
ini.
Metode yang lebih mudah adalah untuk menyepakati bahwa kita terutama
berminat dalam tegangan simpul, sehingga kita dapat menghindarkan arus pada
cabang sumber tegangan yang menyebabkan kesukaran kita. Hal ini dilakukan
dengan memperlakukan simpul 2, simpul 3 dan sumber tegangan bersama-sama
seperti semacam simpul-super dan dengan memakaikan hukum arus Kirchoff
kepada kedua simpul pada waktu bersamaan. Tentu hal ini mungkin, karena jika
arus total yang meninggalkan simpul 2 adalah nol dan arus total yang meninggalkan
simpul 3 adalah nol, maka arus yang meninggalkan keseluruhan kedua simpul
adalah nol.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Dian Widiastuti
RANGKAIAN LISTRIK 4
Gambar 2: Hukum arus Kirchoff digunakan pada simpul-super yang
dicakup oleh garis putus-putus, dan tegangan sumber diambil sama
dengan v3 – v2.
Simpul super ditunjukkan oleh daerah lebih gelap yang dibatasi oleh garis
putus-putus pada Gambar 2, dan kita buat jumlah keenam arus yang meninggalkan
simpul super sama dengan nol. Dimulai dengan cabang konduktansi 3 mho dan
bekerja menurut arah jarum jam, didapat
Persamaan hukum arus Kirchoff pada simpul 1 didapat
Kita memerlukan satu persamaan tambahan karena kita mempunyai tiga besaran
yang tidak diketahui, dan persamaan tersebut harus menggunakan kenyataan bahwa
sebenarnya terdapat sebuah sumber 22-V di antara simpul 2 dan 3,
Dengan menuliskan kembali ketiga persamaan yang terakhir ini,
maka penyelesaian determinan untuk v1 adalah
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Dian Widiastuti
RANGKAIAN LISTRIK 5
-8 A
-3 A
-25 A
1mho
22 V
5 mho
3 mho
v2v1 v3
4 mho
Acuan
- +
V
Perhatikan tidak adanya simetri terhadap diagonal utama dalam determinan
penyebut seperti halnya dengan kenyataan bahwa tidak semua elemen di luar
diagonal yang negatif. Ini adalah hasil dari terdapatnya sumber tegangan. Perhatikan
juga bahwa tidak ada artinya untuk menamai determinan penyebut sebagai
determinan matriks konduktansi, karena baris bawah berasal dari persamaan –v2 +
v3 = 22, dan persamaan ini tidak tergantung pada konduktansi.
Jadi, kehadiran sumber tegangan memperkecil sebesar satu jumlah simpul
bukan acuan di mana kita harus menerapkan KCL, tanpa perduli apakah sumber
tegangan menjangkau antara dua simpul bukan acuan atau dihubungkan di antara
sebuah simpul dan acuan.
Kita simpulkan metode yang dipakai untuk mendapatkan seperangkat
persamaan simpul untuk setiap rangkaian penahan :
1. Buatlah sebuah diagram rangkaian yang bersih dan sederhana. Tunjukkan
semua harga elemen dan harga sumber. Setiap sumber harus mempunyai
simbol referensinya.
2. Angaplah bahwa rangkaian mempunyai N simpul, pilih satu diantara simpul
sebagai simpul refrensi. Kemudian tuliskan tegangan simpul v1, v2, … , vN-1 pada
simpul yang bersangkutan, dengan mengingat bahwa setiap tegangan simpul
diukur terhadap referensi yang dipilih.
3. Jika rangkaian hanya mengandung sumber arus, gunakanlah hukum arus
Kirchoff pada setiap simpul nonreferensi. Untuk mendapatkan matriks
konduktansi jika sebuah rangkaian hanya mempunyai sumber arus bebas,
samakan arus total yang meninggalkan setiap simpul melalui semua konduktansi
dengan arus sumber total yang memasuki simpul tersebut, dan buatlah urutan
suku-suku dari v1 ke vN-1. Untuk setiap sumber arus tak bebas yang ada,
nyatakan arus sumber dan kuantitas pengontrol dalam variabel-variabel v1, v2,
……. , vN-1, jika mereka belum berada dalam bentuk tersebut.
4. Jika rangkaian tersebut mengandung sumber tegangan, bentuklah suatu simpul
super sekitar masing-masing sumber dengan mengelilingi sumber dan kedua
terminalnya dengan garis putus-putus, yang berarti mereduksi banyaknya simpul
dengan satu simpul untuk setiap sumber tegangan yang ada. Tegangan-
tegangan simpul yang diterapkan tersebut seharusnya tak berubah. Dengan
menggunakan tegangan simpul ke-referensi yang ditetapkan ini, pakailah hukum
arus Kirchoff pada setiap simpul atau simpul super (yang tidak berisi simpul
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Dian Widiastuti
RANGKAIAN LISTRIK 6
referensi) di dalam rangkaian yang diubah ini. Nyatakan setiap tegangan sumber
dalam variabel-variabel v1, v2, ……, vN-1, jika belum berada dalam bentuk
tersebut.
Soal Contoh
1 Gunakan analisis simpul untuk mencari υx di dalam rangkaian yang diperlihatkan
pada Gambar 3 jika elemen A adalah: (a) sebuah sumber arus 2 A, dengan
panah menuju ke kanan; (b) sebuah tahanan 8 Ω; (c) sebuah sumber arus 10 V,
dengan referensi positif sebelah kanan.
Gambar 3: Lihat Contoh Soal 1.
Jawab
(a) Jika elemen A adalah sebuah sumber arus 2 A,
Gambar 4a: Gambar 3 dengan mengganti elemen A
dengan sebuah sumber arus 2 A.
Dengan mempergunakan KCL pada simpul υ1,
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Dian Widiastuti
RANGKAIAN LISTRIK 7
A
+
_
υx6 Ω 4 Ω 2 Ω17 A9 A
+
_
υx6 Ω 4 Ω 2 Ω17 A9 A
υ1 υ2
Acuan
(b) Jika elemen A adalah sebuah tahanan 8 Ω
Gambar 4b: Gambar 3 dengan mengganti elemen A
dengan sebuah tahanan 8 Ω.
Dengan mempergunakan KCL pada simpul υ1,
Dengan mempergunakan KCL pada simpul υ2,
Untuk mendapatkan variabel υ1, kita dapat mempergunakan metode
eliminasi pada persamaan i dan ii,
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Dian Widiastuti
RANGKAIAN LISTRIK 8
+
_
υx6 Ω 4 Ω 2 Ω17 A9 A
υ1 υ2
Acuan
8 Ω
(c) Jika elemen A adalah sebuah sumber tegangan 10 V
Gambar 4c: Gambar 3 dengan mengganti elemen A
Dengan sebuah sumber tegangan 10 V
Dengan mempergunakan KCL pada simpul super υ1 dan υ2,
Kemudian kita lihat sifat sumber tegangan 10 V, yaitu
Untuk mendapatkan nilai υ1, kita bisa mensubstitusikan persamaan ii
ke persamaan i,
Soal Latihan
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Dian Widiastuti
RANGKAIAN LISTRIK 9
+
_
υx6 Ω 4 Ω 2 Ω17 A9 A
υ1 υ2
Acuan
10 V
− +
1. Buatlah analisis rangkaian pada Gambar 5 dengan menggunakan tegagnan
simpul dan tentukan daya yang diberikan oleh sumber 6 A.
Gambar 5: Lihat Latihan Soal 1.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Dian Widiastuti
RANGKAIAN LISTRIK 10
− +
20 V
2 A4 A 6 A
30 Ω6 Ω
9 Ω15 Ω3 Ω