14. Rangkaian Listrik II Rangkaian Rangkaian Berfasa Banyak1
-
Author
asepta-surya-wardhana -
Category
Documents
-
view
255 -
download
19
Embed Size (px)
Transcript of 14. Rangkaian Listrik II Rangkaian Rangkaian Berfasa Banyak1

14. Rangkaian Listrik IIRANGKAIAN - RANGKAIAN BERFASA BANYAK
14.1 Pendahuluan
Sistem Berfasa Banyak adalah :
Suatu sistem yang terdiri dari dua atau lebih tegangan yang sama, dengan
perbedaan fasa yang tetap, yang mensuplai daya ke beban-beban yang
dihubungkan dengan jaringan.
Dari definisi diatas, sistem berfasa banyak adalah suatu sistem yang terdiri dari
sumber-sumber tegangan befasa banyak, dan sistem ini mensuplai daya ke beban-
beban.
Jadi rangkaian berfasa banyak terdiri dari :
- sistem berfasa banyak
- beban berfasa banyak
Sistem-sistem berfasa banyak :
a. sistem 2 fasa : terdiri dari dua tegangan yang sama dan berbeda fasa
sebesar 900. Sistem ini pada umumnya digunakan pada
generator dan transmisi daya.
b. sistem 3 fasa : terdiri dari tiga tegangan yang sama dan berbeda fasa
sebesar 1200.
c. sistem 6 fasa : kadang-kadang digunakan pada penyearah ( rectifier )
berfasa banyak untuk mendapatkan tegangan yang di
searahkan dengan riak yang kecil.
Sistem berfasa banyak yang paling umum digunakan untuk pembangkitan dan
transmisi daya listrik adalah : “ sistem tiga fasa seimbang “.
Sistem tiga fasa ini merupakan sistem yang paling baik ditinjau dari sudut efisiensi,
kegunaan dan ekonominya.
Penambahan jumlah fasa memang selalu akan menambah efisiensi, akan tetapi jika
dilihat, kenaikan efisiensi ini tidaklah sebanding dengan kesukaran yang dihadapi
untuk menambah fasa.
Pemilihan frekuensi 50 Hz atau 50 Hz merupakan kompromi. Jika ditinjau dari segi
efisiensi, maka frekuensi tersebut cukup tinggi untuk mesin-mesin dan jika ditinjau
dari segi transmisinya, maka frekuensi tersebut cukup rendah untuk mengurangi
reaktansi.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. S.O.D. Limbong
RANGKAIAN LISTRIK II 1

14.1.1 Notasi Berindeks Ganda
Sistem berfasa banyak dalam prakteknya mengandung sistem-sistem yang dapat
diaproksimasikan dekat sekali dengan sumber-sumber tegangan ideal atau
dengan sumber tegangan ideal yang seri dengan impedansi internal kecil.
Sumber arus berfasa tiga jarang sekali ada.
Akan lebih mudah untuk menjelaskan tegangan dan arus berfasa banyak dengan
menggunakan notasi berindeks ganda.
Dengan notasi ini, tegangan dan arus, seperti Vab atau IaA, mempunyai arti yang lebih
banyak daripada jika dinyatakan seperti V3 atau Ix.
Menurut definisi, misalkan tegangan dari titik a ke titik b adalah Vab. Jadi tanda
positip ditempatkan di titik a, seperti ditunjukkan pada gambar 1a.
Kita tinjau kedua indeks bawah sebagai ekivalen terhadap pasangan tanda plus
minus ( positip - negatif ).
Dengan referensi gambar 1b, sekarang jelaslah bahwa : Vad = Vab + Vcd
Keampuhan dari notasi berindeks bawah ganda terletak pada kenyataan bahwa
hukum tegangan Kirchhoff menghendaki tegangan diantara dua titik adalah sama,
tak perduli mengenai jalan yang dipilih diantara kedua titik tersebut, sehingga :
Vad = Vab + Vcd = Vab + Vbc + Vcd
Jelaslah, bahwa hukum tegangan Kirchhoff dapat dipenuhi tanpa referensi pada
diagram rangkaian ; persamaan-persamaan yang benar dapat dituliskan walau-pun
dimasukkan sebuah titik, atau huruf indeks bawah, yang tidak ditandai dalam
diagram. Misalnya, kita bisa juga menuliskan persamaan diatas :Vad = Vax + Vxd,
dimana x menyatakan tempat sebarang titik yang menarik dari pilihan kita.
Pada gambar 2, ditunjukkan satu representasi yang menarik yang mungkin untuk
sistem tiga fasa ( sebuah jaringan yang digunakan sebagai contoh numerik dari
notasi berindeks ganda ).
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. S.O.D. Limbong
RANGKAIAN LISTRIK II 2
Vab
+
-
+
-
a
b
~
a
a
b
c
d b
Gambar 1

Dari gambar 2, dianggap bahwa tegangan-tegangan Van, Vbn, dan Vcn diketahui :
Van = 100 00 Vrms ; Vbn = 100 -1200 Vrms ; Vcn = 100 1200 Vrms
Tegangan Vab dapat dicari, dengan memperhatikan indeks bawahnya, yaitu :
Vab = Van + Vnb = Van - Vbn = 100 00 - 100 -1200 =
= 100 - ( - 50 - j 86,6 ) = 173,2 300 Vrms
Ketiga tegangan yang diketahui dan pembuatan fasor tegangan Vab ditunjukkan pada
gambar 3 ( Diagram fasor untuk mendapatkan tegangan Vab dari jaringan pada
gambar 2 ).
Notasi indeks bawah ganda dapat juga digunakan untuk arus. Kita definisikan arus
Iab sebagai arus yang mengalir dari a ke b dengan jalan langsung.
Di dalam setiap rangkaian lengkap yang ditinjau, tentu ada paling sedikit dua jalan
diantara titik a dan titik b, dan sependapat bahwa kita tidak akan menggunakan
notasi indeks bawah ganda, kecuali jika sudah jelas bahwa salah satu jalan adalah
jauh lebih pendek, atau jauh lebih langsung, dan biasanya jalan ini melalui sebuah
elemen tunggal.
Pada gambar 4, ditunjukkan sebuah gambaran mengenai penggunaan dan
penyalahgunaan dari konvensi berindeks bawah ganda untuk notasi arus.
Jadi, dari gambar 4 dapat dilihat bahwa arus Iab ditunjukkan dengan benar, akan
tetapi identifikasi arus seperti Icd akan menimbulkan kekacauan.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. S.O.D. Limbong
RANGKAIAN LISTRIK II 3
Gambar 2 Gambar 3
a
Iab~+-
bc
d
Icd ? Icd ?
Gambar 4

14.2 Sistem-Sistem Berkawat Tiga Berfasa Tunggal
Sebelum meninjau sistem berfasa banyak, notasi berindeks bawah ganda akan
digunakan untuk membantu menganalisis sistem berfasa tunggal (sistem satu fasa ).
Sebuah sumber berkawat tiga satu fasa didefinisikan sebagai sebuah sumber yang
mempunyai tiga terminal keluaran, seperti a, n, dan b dalam gambar 5a, dimana
tegangan fasor Van dan Vbn adalah sama, maka sumber dapat dinyata-kan sebagai
kombinasi dari dua sumber tegangan.yang identik didalam gambar 5b, dimana Van
= Vbn = V1, jadi Vab = 2 Van = 2 Vnb, sehingga kita mempunyai sebuah sumber dimana
beban-beban yang beroperasi pada salah satu dari kedua tegangan dapat
dihubungkan.
Sistem-sistem didalam rumah biasanya berkawat tiga berfasa tunggal, yang
memungkinkan operasi dari peralatan-peralatan dengan tegangan 115 V dan 230 V.
Nama fasa tunggal muncul, karena tegangan-tegangan Van dan Vbn adalah tega-ngan
diantara kawat-kawat luar dan kawat tengah ( yang biasanya dinyatakan sebagai
netral ), yang berbeda fasa 1800, yaitu Van = - Vbn dan Van + Vbn = 0.
Dalam penjelasan selanjutnya akan terlihat bahwa sistem berfasa banyak yang
setimbang mempunyai ciri memiliki sekumpulan tegangan yang besarnya sama dan
jumlah fasornya nol.
Dari segi ini, maka sistem berkawat tiga berfasa tunggal sebenarnya adalah sistem
berfasa dua yang setimbang.
Tinjau sebuah sistem berkawat tiga berfasa tunggal yang mengandung beban-beban
identik Zp diantara setiap kawat luar dan kawat netral, seperti ditunjukkan pada
gambar 6.
Catatan : kawat-kawat yang menghubungkan
sumber dengan beban adalah kon-
duktor sempurna.
Van Vnb
Van = Vnb,maka : IaA = ---- = IBb = -----, sehingga
Zp Zp
InN = IBb + IAa = IBb - IaA
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. S.O.D. Limbong
RANGKAIAN LISTRIK II 4
Sumber berkawat tiga satu fasa
a
n
b
a Gambar 5
a
~+-
b
n
V1
~+-
V1
b
Gambar 6
a
~+-
b
n
Van
~+-
Vnb
A
N
B
Zp
Zp

Catatan :
- Jika arus InN = 0, maka kawat netral dapat dipindahkan tanpa mengubah arus
atau tegangan dalam sistem.
- Jika saluran aA dan bB masing-masing mempunyai impedansi yang sama, maka
impedansi ini dapat ditambahkan ke Zp, menghasilkan dua beban yang sekali lagi
sama dan arus netral InN = 0.
- Jika saluran nN memiliki impedansi Zn, superposisi akan memperlihatkan bahwa
simetri dari rangkaian akan menyebabkan arus netral InN = 0.
- Arus netral InN = 0 adalah konsekuensi dari beban setimbang atau beban simetris,
dan setiap impedansi di dalam kawat netral tidak merusak simetris.
Sistem berkawat tiga, berfasa tunggal yang paling umum akan mengandung beban-
beban yang tidak sama diantara tiap-tiap saluran luar dan netral serta beban lain
yang langsung diantara kedua saluran luar.
Impedansi dari kedua saluran luar dapat diharapkan kira-kira sama, akan tetapi
impedansi netral mungkin lebih besar sedikit.
Contoh 1 : untuk setiap sistem yang diperlihatkan pada gambar 7 ( sistem ber
kawat tiga berfasa tunggal ).
Ditanya : a. IaA, IbB, InN.
b. daya yang diserap oleh tahanan 50 Ω, 100 Ω dan 20 + j 10 Ω.
c. rugi-rugi total transmisi, daya yang diberikan oleh sumber dan
efisiensi transmisi.
Penyelesaian : dengan menggunakan analisis mesh.
Mesh I1 : 54 I1 - 50 I2 - 3 I3 = 115
Mesh I2 : - 50 I1 + ( 170 + j 10 ) I2 - 100 I3 = 0
Mesh I3 : - 3 I1 - 100 I2 + 104 I3 = 115
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. S.O.D. Limbong
RANGKAIAN LISTRIK II 5
a
~+-
b
n
A
Gambar 7
~+-
N
B
115 00 Vrms
115 00 Vrms
1 Ω
3 Ω
1 Ω
50 Ω
100 Ω
20 Ω
j 10 Ω
Ia
Ib
I1
I2
I3

Persamaan-persamaan diatas dalam bentuk determinan :
54 - 50 - 3 I1 115
- 50 ( 170 + j 10 ) - 100 I2 = 0
- 3 - 100 104 I3 115
115 - 50 - 3
0 ( 170 + j 10 ) - 100
115 - 100 104
I1 = 54 - 50 - 3
- 50 ( 170 + j 10 ) - 100
- 3 - 100 104
( 170 + j 10 ) - 100 - 50 - 3 - 50 - 3
115 - 0 +115
- 100 104 -100 104 ( 170 + j 10 - 100
I1 =
( 170 + j 10 ) - 100 - 50 - 3 - 50 - 3
54 + 50 - 3
- 100 104 -100 104 ( 170 + j 10 - 100
115 [( 170 + j 10 ) ( 104 ) - 10000 ] + 115 [ ( 5000 + 510 + j30 ) ]
I1 =
54 [( 170 + j 10 )( 104 ) -10000 ] + 50 ( 5200 - 300 ) - 3 ( 5000 + 510 + j 30 )
2033200 + j 119600 - 1150000 + 633650 + j 3450 1516850 + j 123050
= =
954720 + j 56160 - 540000 - 275000 16530 – j 90 123190 + j 56070
dibagi 1000 menjadi :
1516,85 + j 123,05 1521,83 4,640
I1 = = = 11,24 -19,830 Arms
123,19 + j 56.07 135, 35 24,470
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. S.O.D. Limbong
RANGKAIAN LISTRIK II 6

54 115 - 3
- 50 0 - 100
- 3 115 104
I2 = 54 - 50 - 3
- 50 ( 170 + j 10 ) - 100
- 3 - 100 104
- 50 - 100 54 - 3 54 - 3
115 - 0 + 115
- 3 104 - 3 104 - 50 - 100
=
123190 + j 56070
115 ( - 5200 – 300 ) + 115 ( - 5400 - 150 ) 1270750
= = ( : 1000 )
123190 + j 56070 123190 + j 56070
1270,750 1270,75 00
I2 = = = 9,39 - 24,470 Arms
123,190 + j 56,070 135,35 24,470
54 50 115
- 50 ( 170 + j 10 ) 0
- 3 - 100 115
I3 =
54 - 50 - 3
- 50 ( 170 + j 10 ) - 100
- 3 - 100 104
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. S.O.D. Limbong
RANGKAIAN LISTRIK II 7

- 50 ( 170 + j 10 ) 54 - 50 54 - 50
115 - 0 + 115
- 3 - 100 - 3 - 100 - 50 ( 170 + j 10 )
=
123190 + j 56070
115 ( 5000 + 510 + j 30 ) + 115 ( 9180 + j 540 – 2500 )
=
123190 + j 56070
633650 + j 3450 + 768200 + j 62100 1401850 + j 65550
= = ( : 1000 )
123190 + j 56070 123190 + j 56070
1401,85 + j 65,55 1403, 38 2,670
= = = 10,37 - 21,80 Arms
123,19 + j 56,07 1 35,35 24,470
a. Menghitung IaA, IbB, InN
Dari gambar 7, dapat dilihat bahwa arus-arus didalam saluran luar adalah :
IaA = I1 = 11,24 - 19,830 Arms
IbB = - I3 = - 10,37 - 21,80 = 10,37 158,20 Arms
Arus netral :
InN = I3 - I1 = 10,37 - 21,80 - 11,24 - 19,830
= 10,37 ( cos - 21,80 + j sin - 21,80 ) - 11,24 ( cos -19,830 + j sin -19,830 )
= 10,37 ( 0,928 - j 0,37 ) - 11,24 ( 0,94 - j 0,339 )
= ( 9,63 - j 3,83 ) - ( 10,57 + j 3,81 ) = - 0,94 - j 0,02 Arms
InN = 0,94 1,230 = 0,94 -177,70 Arms
b. Menghitung daya yang diserap tahanan 50 Ω, 100 Ω dan 20 + j 10 Ω.
Tahanan 50 Ω : P50 Ω = I Ia I 2 50
Ia = I1 - I2 = 11,24 -19,830 - 9,39 -24,470
= 11,24 ( cos -19,830 + j sin -19,830 ) - 9,39 ( cos -24,470 + j sin -24,470 )
= ( 10,57 - j 3,81 ) - ( 8,55 - j 3,85 ) = 2,03 - j 0,04 = 2,03 -1,130 Arms
P50 Ω = ( 2,03 )2 . 50 = 206 W
Tahanan 100 Ω : P100 Ω = I Ib I 2 100
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. S.O.D. Limbong
RANGKAIAN LISTRIK II 8

Ib = I3 - I2 = 10,37 -21,80 - 9,39 -24,470
= 10,37 ( cos -21,80 + j sin -21,80 ) - 9,39 ( cos -24,470 + j sin -24,470 )
= ( 9,63 - j 3,83 ) - ( 8,55 - j 3,85 ) = 1,08 - j 0,02 = 1,08 -1,130 Arms
P100 Ω = ( 1,08 )2 . 100 = 117 W
Impedansi 20 + j 10 Ω atau tahanan 20 Ω : P20 Ω = I I2 I 2 20
P20 Ω = ( 9,39 )2 20 = 1763 W
Total daya beban : P50 Ω + P100 Ω + P20 + j 20 Ω = 206 + 117 + 1763 = 2086 W
c. Rugi-rugi total transmisi, daya yang diberikan oleh sumber, dan efisiensi
transmisi :
PaA ( 1 Ω ) = I I1 I 2 1 = ( 11,24 )2 1 = 126 W
PbB ( 1 Ω ) = I I3 I 2 1 = ( 10,37 )2 1 = 108 W
PaA ( 3 Ω ) = I InN I 2 3 = ( 0,94 )2 3 = 3 W
Rugi-rugi total pada saluran transmisi PST = PaA + PbB + PnN = 237 W
Jelaslah, bahwa kawat tersebut agak panjang, jika tidak, rugi-rugi daya yang relatif
tinggi di dalam kedua kawat luar ( aA dan bB ) akan menyebabkan kenaikan
temperatur yang berbahaya .
Daya total yang dihasilkan oleh sumber :
PS = Pbeban + Prugi-rugi = 2086 + 237 = 2323 W
Hasil ini dapat dibuktikan dengan mencari daya yang diberikan oleh sumber PS
sebagai berikut :
Pan = Van Ian cos [ 00 - ( -19,830 ) ] dimana ( Ian = I1 = 11,24 -19,830 Arms )
= 115 ( 11,24 ) cos 19,830 = 1216 W
Pbn = Vbn Ibn cos [ 00 - ( -21,80 ) ] dimana ( Ibn = I3 = 10,37 -21,80 Arms )
= 115 ( 10,37 ) cos 21,80 = 1107 W
PS = Pan + Pbn = 1216 + 1107 = 2323 W
Efisiensi Transmisi :
daya output Pbeban 2086
η = ----------------- x 100 % = ------------ x 100 % = ------- x 100 % = 89,8 %
daya input PS 2323
Catatan :
- Nilai efisiensi ini tinggi sekali untuk sebuah mesin uap atau mesin pembakar
internal ( internal combustion engine ), akan tetapi terlalu rendah untuk sebuah
sistem distribusi.
- Kawat - kawat berdiameter lebih besar harus digunakan, jika sumber dan beban
tidak dapat ditempatkan lebih dekat satu sama lain.
14.3 Sistem Tiga fasa ( Sistem Berfasa Tiga ) Seimbang
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. S.O.D. Limbong
RANGKAIAN LISTRIK II 9

Sistem berfasa banyak yang paling umum digunakan untuk pembangkitan dan
transmisi daya listrik adalah : “ Sistem Tiga Fasa Seimbang “.
Sistem tiga fasa seimbang ini terdiri dari : 3 buah sumber tegangan yang sama
besarnya dan masing-masing berbeda fasa 1200, dan mempunyai 3 atau 4 terminal
keluaran yang dihubungkan ke beban.
Ketiga sumber tegangan pada sistem tiga fasa seimbang ini, dihubungkan dalam
bentuk :
1. Hubungan Bintang ( Y ) atau wye, terdiri dari :
a. Hubungan Bintang 4 ( empat ) kawat
b. Hubungan Bintang 3 ( tiga ) kawat
2. Hubungan Delta ( Δ ) atau Segitiga.
14.3.1 Hubungan Bintang ( Y ) atau Wye
Gambar 8a : menunjukkan hubungan bintang 4 ( empat kawat )
Gambar 8b : menujukkan hubungan bintang 3 ( tiga ) kawat.
A. Tegangan -Tegangan Hubungan Bintang
Pada gambar 8, diperlihatkan sebuah sistem tiga fasa seimbang hubungan bintang
( Y ), dimana :
a, b, dan c adalah terminal-terminal
n adalah titik netral
Van, Vbn, dan Vcn = tegangan antara line ( saluran ) dengan netral,
(VAN, VBN, dan VCN ) disebut tegangan fasa dan masing-masing berbeda
fasa 1200.
I Van I, I Vbn I, dan I Vcn I = Amplitudo dari tegangan Van,Vbn, dan Vcn dalam harga
efektif ( Vrms ).
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. S.O.D. Limbong
RANGKAIAN LISTRIK II 10
ba
c
~+- a
~+
- a
~+
- a
n
A
B
C
N
Van Vbn
Vcn
a
ba
c
~+- a
~+
- a
~+
- a
n
A
B
C
Van Vbn
Vcn
bGambar 8

Vab, Vbc, dan Vca = tegangan antara line ( saluran ) dengan line disebut
( VAB, VBC, dan VCA ) tegangan line dan masing - masing berbeda fasa
1200.
I Vab I, I Vbc I, dan I Vca I = Amplitudo dari tegangan Vab, Vbc, dan Vca dalam
harga efektif ( Vrms ).
Untuk sistem tiga fasa seimbang hubungan bintang ( Y ), berlaku :
Van + Vbn + Vcn = 0 ……………………..( 14-1 )
I Van I = I Vbn I = I Vcn I = Vp ……………………..( 14-2 )
Vab + Vbc + Vca = 0 ……………………..( 14-3 )
I Vab I = I Vbc I = I Vca I = VL ……………………..( 14-4 )
A1 Tegangan urutan fasa abc atau urutan fasa positip
a. Tegangan fasa V an, Vbn, dan Vcn
Jika dipilih tegangan fasa Van yang mempunyai sudut fasa 00 dan amplitudo Vp
sebagai referensi, maka urutan fasa abc atau urutan positip, seperti ditunjukkan pada
gambar 9a adalah sebagai berikut :
Van = VP 00
Vbn = VP -1200
Vcn = VP -2400
b. Tegangan line Vab, Vbc, dan Vca
dari gambar 8, dapat dilihat bahwa :
Vab = Van + Vnb = Van - Vbn
= Vp 00 - Vp -1200
= √3 Vp 300
Vbc = Vbn + Vnc = Vbn - Vcn
= Vp -1200 - Vp -2400
= √3 Vp -900
Vca = Vcn + Vna = Vcn - Van
= Vp -2400 - Vp 00
= √3 Vp -2100
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. S.O.D. Limbong
RANGKAIAN LISTRIK II 11
Gambar 9b
Gambar 9

Gambar 9b : diagram fasor yang digunakan untuk menentukan tegangan-
tegangan line Vab, Vbc, dan Vca dari tegangan-tegangan fasa Van, Vbn,
dan Vcn yang diketahui, untuk urutan positip.
A2 Tegangan urutan fasa cba atau urutan fasa negatip
a. Tegangan fasa V an, Vbn, dan Vcn
Sama seperti pada urutan fasa positip, memilih Van sebagai referensi, maka urutan
fasa cba atau urutan fasa negatip,seperti ditunjukkan pada gambar10a
adalah sebagai berikut :
Van = VP 00
Vbn = VP 1200
Vcn = VP 2400
b. Tegangan line Vab, Vbc, dan Vca
dari gambar 8, dapat dilihat bahwa :
Vab = Van + Vnb = Van - Vbn
= Vp 00 - Vp 1200
= √3 Vp -300
Vbc = Vbn + Vnc = Vbn - Vcn
= Vp 1200 - Vp 2400
= √3 Vp 900
Vca = Vcn + Vna = Vcn - Van
= Vp 2400 - Vp 00
= √3 Vp 2100
gambar 10b : diagram fasor yang digunakan untuk menentukan tegangan-tegangan
line Vab, Vbc, dan Vca dari tegangan-tegangan fasa Van, Vbn, dan
Vcn yang diketahui, untuk urutan negatip.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. S.O.D. Limbong
RANGKAIAN LISTRIK II 12
Gambar 10b
Van
Vbn
Vcn
Vna
Vnb
Vnc
Vbc
VabVca
Gambar 10a

Catatan : dari hasil yang diperoleh, terlihat bahwa untuk hubungan bintang ( Y ) :
Amplitudo tegangan line = √3 kali Amplitudo tegangan fasa, atau :
VL = √ 3 Vp atau Vp = VL / √ 3 ……………………..( 14-5 )
B. Arus-Arus Hubungan Bintang ( Y )
Jika sistem tiga fasa seimbang hubungan bintang seperti ditunjukkan pada gambar
8, dihubungkan ke beban tiga fasa seimbang, maka akan mengalir arus pada line
( saluran ), dimana :
Ian, Ibn, dan Icn = arus yang mengalir pada fasa, disebut arus fasa dan
untuk beban seimbang masing-masing berbeda fasa
1200.
I Ian I, I Ibn I, dan I Icn I = Amplitudo dari arus Ian, Ibn, dan Icn.
IaA, IbB, dan IcC = Arus yang mengalir pada line ( saluran ), disebut arus
line , dan untuk beban seimbang masing-masing
berbeda fasa 1200.
I IaA I, I IbB I, dan I IcC I = Amplitudo dari arus IaA, IbB, dan IcC.
Untuk beban-beban seimbang, berlaku hubungan :
I Ian I = I Ibn I = I Icn I = Ip ……………………..( 14-6 )
Ian + Ibn + Icn = 0 ……………………..( 14-7 )
I IaA I = I IbB I = I IcC I = IL ……………………..( 14-8 )
IaA + IbB + IcC = InN = 0 ……………………..( 14-9 )
IL = Ip …………………..( 14-10 )
Catatan : Besarnya amplitudo dan sudut fasa dari arus tergantung pada beban
dan urutan fasa dari tegangan ( positip atau negatip ).
B1 Arus urutan fasa abc atau urutan fasa positip
Pada hubungan bintang, arus fasa Ian, Ibn, dan Icn adalah sama dengan arus line IaA,
IbB, dan IcC.
Untuk tegangan urutan fasa abc atau urutan fasa positip :
Van = Vp 00 Vbn = Vp -1200 Vcn = Vp -2400
Jika sistem dihubungkan dengan beban seimbang tiga fasa Z = Z φ , maka
besar arus yang mengalir :
Van Vp 00 Vp
Ian = ------ = ------------ = ------ - φ = Ip - φ
Z Z φ Z
Van
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. S.O.D. Limbong
RANGKAIAN LISTRIK II 13

IaA = ------ = Ip - φ
Z
Vbn Vp -1200 Vp
Ibn = ------ = ------------ = ------ -1200 - φ = Ip -1200 - φ
Z Z φ Z
Vbn
IbB = ------ = Ip -1200 - φ
Z
Vcn Vp -2400 Vp
Icn = ------ = ------------ = ------ -2400 - φ = Ip -2400 - φ
Z Z φ Z
Vcn
IcC = ------ = Ip -2400 - φ
Z
Dari hasil perhitungan diatas, terlihat bahwa untuk beban seimbang, baik arus fasa
maupun arus line berbeda fasa 1200 dan ketiga amplitudonya sama besar, jadi :
amplitudo arus fasa = amplitudo arus line :
Sedangkan untuk beban tidak seimbang, maka arus fasa dan arus line tidak berbeda
fasa 1200 dan ketiga amplitudonya juga tidak sama besar.
B2 Arus urutan fasa cba atau urutan fasa negatip
Pada hubungan bintang, arus fasa Ian, Ibn, dan Icn adalah sama dengan arus line IaA,
IbB, dan IcC.
Untuk tegangan urutan fasa cba atau urutan fasa negatip :
Van = Vp 00 Vbn = Vp 1200 Vcn = Vp 2400
Jika sistem dihubungkan dengan beban seimbang tiga fasa Z = Z φ , maka
besar arus yang mengalir :
Van Vp 00 Vp
Ian = IaA = ----- = ------------ = ------ - φ = Ip - φ
Z Z φ Z
Vbn Vp 1200 Vp
Ibn = IbB = ------ = ------------ = ----- 1200 - φ = Ip 1200 - φ
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. S.O.D. Limbong
RANGKAIAN LISTRIK II 14
IL = Ip

Z Z φ Z
Vcn Vp 2400 Vp
Icn = IcC = ------ = ------------ = ------ 2400 - φ = Ip 2400 - φ
Z Z φ Z
Dari hasil perhitungan diatas, terlihat bahwa untuk beban seimbang, baik arus fasa
maupun arus line berbeda fasa 1200 dan ketiga amplitudonya sama besar, jadi :
amplitudo arus fasa = amplitudo arus line :
Sedangkan untuk beban tidak seimbang, maka arus fasa dan arus line tidak berbeda
fasa 1200 dan ketiga amplitudonya juga tidak sama besar.
14.3.2 Hubungan Delta ( Δ ) atau Segitiga
Pada gambar 11, ditunjukkan sistem hubungan Delta atau Segitiga
Vab, Vbc, dan Vca = tegangan fasa,
masing-masing berbeda fasa
1200 .
I Vab I,I Vbc I, dan I Vca I = Ampli-
tudo dari tegangan Vab, Vbc, dan
Vca.
VAB, VBC, dan VCA = tegangan line, masing-masing berbeda fasa 1200.
I VAB I, I VBC I, dan I VCA I = Amplitudo dari tegangan VAB, VBC, dan VCA.
Untuk sistem tiga fasa seimbang hubungan delta, berlaku hubungan :
Vab + Vbc + Vca = 0 .…………………..( 14-11 )
I Vab I = I Vbc I = I Vca I = Vp .…………………..( 14-12 )
VAB + VBC + VCA = 0 .…………………..( 14-13 )
I VAB I = I VBC I = I VCA I = VL .…………………..( 14-14 )
VL = Vp .…………………..( 14-15 )
Sama seperti pada sistem hubungan bintang ( Y ), sistem hubungan delta ( Δ ), juga
mempunyai urutan fasa abc atau urutan fasa positip, dan urutan fasa cba atau urutan
fasa negatip.
C1 Tegangan urutan fasa abc atau urutan fasa positip
Tegangan fasa Vab, Vbc, Vca dan Tegangan line VAB, VBC, VCA
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. S.O.D. Limbong
RANGKAIAN LISTRIK II 15
IL = Ip
Gambar 11
a
bc
A
B
C

Jika dipilih tegangan fasa Vab dengan sudut fasa 00 dan amplitudo VP sebagai
referensi, maka urutan fasa abc atau urutan fasa positip, seperti ditunjukkan pada
gambar 120, adalah sebagai berikut :
Vab = VP 00 VAB = VP 00
Vbc = VP -1200 VBC = VP -1200
Vca = VP - 2400 VCA = VP -2400
C2 Tegangan urutan fasa cba atau urutan fasa negatip
Sama seperti pada urutan fasa positip, memilih Vab sebagai referensi, maka urutan
fasa cba atau urutan fasa negatip, seperti ditunjukkan pada gambar 12b, adalah
sebagai berikut : tunjukkan sistem tegangan urutan cba atau urutan negatip
Vab = VP 00 VAB = VP 00
Vbc = VP 1200 VBC = VP 1200
Vca = VP 2400 VCA = VP 2400
D Arus - Arus Hubungan Delta ( Δ ) atau Segitiga
Tegangan fasa Vab, Vbc, Vca dan Tegangan line VAB, VBC, VCA
Jika sistem tiga fasa seimbang hubungan delta ( Δ ), seperti ditunjukkan pada
gambar 11, dihubungkan ke beban tiga fasa seimbang, maka akan mengalir arus
pada fasa dan line ( saluran ), dimana :
Iab, Ibc, dan Ica = arus yang mengalir pada fasa, disebut arus fasa dan
untuk beban seimbang masing-masing berbeda fasa
1200.
I Iab I, I Ibc I, dan I Ica I = amplitudo dari arus Iab, Ibc, dan Ica
IaA, IbB, IcC = arus yang mengalir pada line, disebut arus line dan untuk
beban seimbang masing-masing berbeda fasa 1200.
I IaA I, I IbB I, dan I IcC I = amplitudo dari arus IaA, IbB, IcC
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. S.O.D. Limbong
RANGKAIAN LISTRIK II 16
a b
c
A B
C
Gambar 12a
a b
c
A B
C
Gambar 12b

Untuk beban-beban seimbang berlaku hubungan :
Iab + Ibc + Ica = 0 .…………………..( 14-16 )
I Iab I = I Ibc I = I Ica I = IP .…………………..( 14-17 )
IaA + IbB + IcC = 0 .…………………..( 14-18 )
I IaA I = I IbB I = I IcC I = IL .…………………..( 14-19 )
IL = √ 3 IP atau IP = IL / √ 3 .…………………..( 14-20 )
Catatan : besarnya amplitude dan sudut fasa dari arus tergantung dari beban dan
urutan fasa tegangan.
14.4 Beban Tiga Fasa
Beban tiga fasa dapat dihubungkan dalam bentuk Bintang ( Y ) maupun dalam
bentuk delta ( Δ ) atau segitiga.
Sebuah beban tiga fasa akan lebih sesuai apabila dihubungkan dalam bentuk delta
( Δ ) daripada dihubungkan dalam bentuk bintang ( Y ).
Salah satu alasannya adalah : untuk beban tidak seimbang terdapat fleksibilitas
dengan mana beban-beban dapat ditambahkan atau dipindahkan pada sebuah fasa
tunggal, sedangkan untuk sebuah beban dalam bentuk bintang ( Y ) berkawat tiga
hal ini sukar atau tidak mungkin dilakukan.
Beban-beban tiga fasa dapat berupa :
1. Beban Tiga Fasa Seimbang
2. Beban Tiga Fasa Tidak Seimbang
14.4.1 Beban Tiga Fasa Seimbang
Beban tiga fasa seimbang adalah : beban yang besar modulus dan argumennya
sama untuk setiap fasa.
Beban tiga fasa seimbang dapat dihubungkan :
1. Dalam bentuk Bintang ( Y ) atau Wye :
a. berkawat tiga
b. berkawat empat
2. Dalam bentuk Delta ( Δ ) atau segitiga
Beban Tiga Fasa Seimbang Hubungan Bintang ( Y )
Beban tiga fasa seimbang hubungan bintang ditunjukkan pada gambar 13.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. S.O.D. Limbong
RANGKAIAN LISTRIK II 17
A
B
C
ab
c
n
IAa
IBb
ICc
Ibn Ian
Icn Z = Z φ
Z = Z φ Z = Z φ
a
A
B
C
ab
c
n
IAa
IBb
ICc
Ibn Ian
Icn Z = Z φ
Z = Z φZ = Z φ
b
NINn
Gambar 13

Gambar 13a : Beban tiga fasa seimbang, hubungan bintang tiga kawat.
Gambar 13b : Beban tiga fasa seimbang, hubungan bintang empat kawat.
Catatan :
Hubungan tegangan line, tegangan fasa, arus line, dan arus fasa yang berlaku pada
sistem tiga fasa seimbang hubungan bintang ( Y ), juga berlaku pada beban tiga fasa
seimbang hubungan bintang ( Y ).
Beban Tiga Fasa Seimbang Hubungan Delta ( Δ )
Pada gambar 14, ditun-
jukkan beban tiga fasa
hubungan delta.
Hubungan tegangan
line, tegangan fasa,
arus line, dan arus fasa
yang ber-laku pada
sistem tiga fasa
seimbang hubungan
delta ( Δ ), juga berlaku
pada beban tiga fasa
se-imbang hubungan
delta ( Δ ).
14.4.2 Beban Tiga Fasa Tidak Seimbang
Beban tiga fasa tidak seimbang adalah : beban yang besar modulus dan
argumennya tidak sama untuk setiap fasa
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. S.O.D. Limbong
RANGKAIAN LISTRIK II 18
A
B
Cb c
IAa
IBb
ICc
Iab
Ibc
Ica
Z = Z φ Z = Z φ
Z = Z φ
a
Gambar 14

Beban Tiga Fasa Tidak Seimbang Hubungan Bintang ( Y )
Beban tiga fasa tidak seimbang hubungan bintang ditunjukkan pada gambar 15.
Gambar 15a : Beban tiga fasa tidak seimbang, hubungan bintang tiga kawat.
Gambar 15b : Beban tiga fasa tidak seimbang, hubungan bintang empat kawat.
Beban Tiga Fasa Tidak Seimbang Hubungan Delta ( Δ )
Pada gambar 16, ditun-
jukkan beban tiga fasa
hubungan delta.
Catatan :
Untuk beban tiga fasa
tidak seimbang, maka
arus fasa dan arus line
pada sistem dan beban
tidak berbeda fasa 1200
dan amplitudonya ke-
mungkinan bisa sama
dan tidak sama besar.
14.5 Daya Dalam Beban Tiga fasa Seimbang
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. S.O.D. Limbong
RANGKAIAN LISTRIK II 19
A
B
C
ab
c
n
IAa
IBb
ICc
Ibn Ian
Icn Z = Z3 φ3
Z = Z2 φ2Z = Z1 φ1
b
NINn
A
B
C
ab
c
n
IAa
IBb
ICc
Ibn Ian
Icn Z = Z3 φ3
Z = Z2 φ2 Z = Z1 φ1
aGambar 15
A
B
Cb c
IAa
IBb
ICc
Iab
Ibc
Ica
Z = Z1 φ1 Z = Z3 φ3
Z = Z2 φ2
a
Gambar 16
Gambar 17
A
B
C
ab
c
n
IL
IL
IL
IP IP
IP
a
Z = Z φ Z = Z φ
Z = Z φ
A
B
C
b c
IL
IL
IL
IP
a
Z = Z φ
Z = Z φ
Z = Z φ
b

Gambar 17a : Beban tiga fasa seimbang, hubungan bintang tiga kawat.
Gambar 17b : Beban tiga fasa seimbang, hubungan delta.
Karena impedansi fasa dari beban seimbang hubungan bintang atau hubungan delta
mengalir arus yang sama, maka daya satu fasa adalah sepertiga dari daya total.
Untuk Hubungan Bintang ( Y )
Impedansi beban seimbang hubungan bintang mengandung arus line dan tegangan
fasa, dan beda sudut diantara keduanya adalah sudut dari impedansi. Jadi besar
daya satu pasa adalah :
PP = VP IL cos φ atau PP = VP IP cos φ .…………………..( 14-21 )
Dan daya tiga fasa ( daya total ) :
PT = 3 VP IL cos φ atau PT = 3 VP IP cos φ .…………………..( 14-22 )
Karena VL = √3 VP, maka :
PT = √3 VL IL cos φ .…………………..( 14-23 )
Untuk Hubungan Delta ( Δ )
Impedansi beban seimbang hubungan delta mengandung arus fasa dan tegangan
line, dan beda sudut diantara keduanya adalah sudut dari impedansi. Jadi besar
daya satu pasa adalah :
PP = VL IP cos φ atau PP = VP IP cos φ .…………………..( 14-24 )
Dan daya tiga fasa ( daya total ) :
PT = 3 VL IP cos φ atau PT = 3 VP IP cos φ .…………………..( 14-25 )
Karena IL = √3 IP, maka :
PT = √3 VL IL cos φ .…………………..( 14-26 )
Contoh 2 : Pada rangkaian hubungan Y- Y dibawah ini, diketahui :
Van = 200 00 Vrms ; Vbn = 200 -1200 Vrms ; Vcn = 200 -2400 Vrms
Tentukan : a. besar arus dan tegangan
b. daya total
Penyelesaian :
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. S.O.D. Limbong
RANGKAIAN LISTRIK II 20
Sistem 3 fasa Beban 3 fasa
b
a
c
nVanVbn
Vcn
~ +- a
+- a
~
~+- a
IP IP
IP
IaA = IL
N
IBN IAN
ICN
100 600 Ω
AB
C
IbB = IL
IcC = IL

a. Menghitung besaran arus dan tegangan :
Besar arus line :
Van 200 00
IaA = ------ = -------------- = 2 - 600 Arms
Z 100 600
Vbn 200 -1200
IbB = ------ = -------------- = 2 - 1800 Arms
Z 100 600
Vcn 200 -2400
IcC = ------ = -------------- = 2 - 3000 Arms
Z 100 600
Dari gambar dapat dilihat bahwa :
Ina = IAN = IaA = 2 - 600 Arms
Inb = IBN = IbB = 2 - 1800 Arms
Inc = ICN = IcC = 2 - 3000 Arms
Vab = VAB = Van + Vnb = Van - Vbn
= Vp 00 - Vp -1200
= √3 Vp 300
= 346 300 Vrms
Vbc = VBC = Vbn + Vnc = Vbn - Vcn
= Vp -1200 - Vp -2400
= √3 Vp -900
= 346 - 900 Vrms
Vca = VCA = Vcn + Vna = Vcn - Van
= Vp -2400 - Vp 00
= √3 Vp -2100
= 346 -2100 Vrms
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. S.O.D. Limbong
RANGKAIAN LISTRIK II 21

b. Menghitung daya total
daya satu fasa : PAN = Vp IP cos φ = 200 x 2 cos 600 = 200 W
daya tiga fasa : PT = 3 x daya satu fasa = 3 x PAN = 3 x 200 = 600 W
atau : PT = 3 VP IP cos φ = 3 x 200 x 2 x cos 600 = 600 W
atau : PT = √3 VL IL cos φ = √3 x 200 √3 x cos 600 = 600 W
Daftar Pustaka
1. Wiliam H. Hayt Jr, Jack E. Kemmerly, “ Engineering Cicuit Analysis “, McGraw-Hill.
2. Pantur Silaban, “ Rangkaian Listrik “, Penerbit Erlangga.
3. R.J. Smith, “ Circuit, Devices and Systems “, John Wiley & Sons.
4. M.E. Van Valkenburg, “ Network Analysis “, Prentice-Hall, Inc.
Jakarta, September 2008
Ir. S.O.D. Limbong
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. S.O.D. Limbong
RANGKAIAN LISTRIK II 22
Gambar 8