Modul 3 Penilaian Kegiatan Praktikum

44
1 Modul 3 PENILAIAN KEGIATAN PRAKTIKUM Oleh: Suharto, S.Pd. M.T. A. Pendahuluan Telah kita ketahui bersama bahwa kurikulum berkembang pesat mengikuti perkembangan dan tuntutan zaman. Demikian pula pengembangan kurikulum di tingkat sekolah dasar, sehingga sistem pembelajaran tentunya juga menuntut pula adanya perkembangan dalam pemilihan jenis strategi, metode, media maupun sistem penilaian. Sistem penilaian sangat terkait dengan strategi pembelajaran yang digunakan. Sebagai contoh, kurikulum IPA menghendaki pembelajaran secara kontekstual, mengkaitkan materi dengan dunia nyata atau sesuai dengan kehidupan sehari-hari peserta didik. Guru mengajarkan sains kepada siswa melalui pemecahan masalah, inkuiri, keterampilan proses, atau kooperatif. Strategi pembelajaran ini tentunya menuntut siswa aktif, kreatif, kritis sehingga mampu mengembangkan kemampuan nalar agar terjadi integrasi antar materi, pendekatan, dan obyek yang dipelajari. Pada saat siswa menunjukkan kompetensinya dengan berbagai sikap, perilaku, dan keterampilan yang mereka miliki, tentunya ini perlu dinilai sebagai sumber informasi yang sangat berharga untuk menentukan pencapaian kemajuan siswa, maka disinilah perlunya sistem penilaian yang dapat mengukur kompetensi tersebut. Kita mengenal ada berbagai jenis asesmen seperti penilaian klasikal/ tradisional, penilaian alternatif, penilaian kinerja, maupun penilaian yang lainnya. Setiap sistem penilaian mempunyai karakteristik tersendiri yang membedakan satu dengan lainnya. Dalam modul 54 ini Anda akan diantarkan kepada suatu pemahaman mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan penilaian kegiatan praktikum dan bagaimana penerapannya dalam proses pembelajaran. Pada kegiatan belajar 1, akan diuraikan mengenai penilaian klasikal dalam kegiatan praktikum, sedangkan pada kegiatan belajar 2 dan 3, akan diuraikan penilaian alternatif yang diaplikasikan untuk menilain kelompok dan individu

Transcript of Modul 3 Penilaian Kegiatan Praktikum

Page 1: Modul 3 Penilaian Kegiatan Praktikum

1

Modul 3

PENILAIAN KEGIATAN PRAKTIKUM

Oleh: Suharto, S.Pd. M.T.

A. Pendahuluan

Telah kita ketahui bersama bahwa kurikulum berkembang pesat

mengikuti perkembangan dan tuntutan zaman. Demikian pula pengembangan

kurikulum di tingkat sekolah dasar, sehingga sistem pembelajaran tentunya juga

menuntut pula adanya perkembangan dalam pemilihan jenis strategi, metode,

media maupun sistem penilaian. Sistem penilaian sangat terkait dengan strategi

pembelajaran yang digunakan. Sebagai contoh, kurikulum IPA menghendaki

pembelajaran secara kontekstual, mengkaitkan materi dengan dunia nyata atau

sesuai dengan kehidupan sehari-hari peserta didik. Guru mengajarkan sains

kepada siswa melalui pemecahan masalah, inkuiri, keterampilan proses, atau

kooperatif. Strategi pembelajaran ini tentunya menuntut siswa aktif, kreatif, kritis

sehingga mampu mengembangkan kemampuan nalar agar terjadi integrasi antar

materi, pendekatan, dan obyek yang dipelajari. Pada saat siswa menunjukkan

kompetensinya dengan berbagai sikap, perilaku, dan keterampilan yang mereka

miliki, tentunya ini perlu dinilai sebagai sumber informasi yang sangat

berharga untuk menentukan pencapaian kemajuan siswa, maka disinilah

perlunya sistem penilaian yang dapat mengukur kompetensi tersebut.

Kita mengenal ada berbagai jenis asesmen seperti penilaian klasikal/

tradisional, penilaian alternatif, penilaian kinerja, maupun penilaian yang

lainnya. Setiap sistem penilaian mempunyai karakteristik tersendiri yang

membedakan satu dengan lainnya. Dalam modul 54 ini Anda akan diantarkan

kepada suatu pemahaman mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan penilaian

kegiatan praktikum dan bagaimana penerapannya dalam proses pembelajaran.

Pada kegiatan belajar 1, akan diuraikan mengenai penilaian klasikal dalam

kegiatan praktikum, sedangkan pada kegiatan belajar 2 dan 3, akan diuraikan

penilaian alternatif yang diaplikasikan untuk menilain kelompok dan individu

Page 2: Modul 3 Penilaian Kegiatan Praktikum

2

dalam kegiatan praktikum. Semoga Anda dapat memahami secara menyeluruh

apa yang diuraikan dalam modul ini, sebab pemahaman tersebut akan menjadi

bekal dalam melakukan penilaian hasil belajar peserta didik. Setelah mempelajari

modul ini, diharapkan Anda mampu menganalisis penerapan konsep penilaian

kegiatan praktikum. Secara lebih khusus, Anda diharapkan dapat:

1. mengidentifikasi pentingnya kegiatan praktikum dalam pembelajaran IPA;

2. menjelaskan tujuan dan fungsi kegiatan praktikum;

3. mengidentifikasi bentuk-bentuk praktikum IPA;

4. menjelaskan pengertian penilaian klasikal;

5. mengidentifikasi karakteristik butir soal penilaian klasikal keterampilan proses

dasar;

6. mengembangkan penilaian klasikal untuk keterampilan proses IPA;

7. menjelaskan pengertian penilaian kelompok;

8. mengidentifikasi perlunya penilaian alternatif dalam penilaian kelompok;

9. mengidentifikasi karakteristik penilaian kinerja;

10. mengidentifikasi instrumen penilaian kinerja untuk digunakan pada kelompok

praktikum;

11. mengembangkan penilaian kinerja kelompok praktikum;

12. mengembangkan penilaian kinerja individua dalam kelompok.

Untuk mencapai tujuan di atas, sebaiknya Anda telah memahami isi modul

sebelumnya yaitu mengenai penilaian hasil belajar. Hal tersebut diperlukan

sebagai dasar bagi Anda dalam mengembangkan penilaian praktikum dalam

pembelajaran IPA. Kemampuan-kemampuan yang Anda kuasai setelah

mempelajari modul ini akan memperkaya penilaian dalam pembelajaran IPA.

Modul ini terdiri dari tiga kegiatan belajar. Dalam kegiatan belajar 1 disajikan

mengenai konsep dasar penilaian klasikal kegiatan praktikum, sedangkan dalam

kegiatan belajar 2 dan kegiatan belajar 3 disajikan mengenai penerapan penilaian

alternatif dalam penilaian kelompok dan individual kegiatan praktikum. Kegiatan

Belajar 1 dirancang untuk pencapaian tujuan 1 s.d. 6, sedangkan kegiatan

Belajar 2 untuk pencapaian tujuan 7 s.d. 11 dan 12 untuk kegiatan belajar 3.

Page 3: Modul 3 Penilaian Kegiatan Praktikum

3

Untuk membantu Anda dalam mempelajari modul ini, ada baiknya diperhatikan

beberapa petunjuk belajar berikut ini:

1. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan modul ini sampai Anda

memahami secara tuntas tentang apa, untuk apa, dan bagaimana mempelajari

modul ini.

2. Baca sepintas bagian demi bagian dan temukan kata-kata kunci dari kata-kata

yang dianggap baru. Carilah dan baca pengertian kata-kata kunci tersebut

dalam kamus yang Anda miliki.

3. Tangkaplah pengertian demi pengertian dari isi modul ini melalui pemahaman

sendiri dan tukar pikiran dengan teman sejawat atau dengan tutor Anda

4. Untuk memperluas wawasan, baca dan pelajari sumber-sumber lain yang

relevan dengan topik ini dari berbagai sumber, termasuk dari internet.

5. Mantapkan pemahaman Anda dengan mengerjakan latihan dalam modul dan

melalui kegiatan diskusi dalam kegiatan tutorial dengan teman sejawat.

6. Jangan dilewatkan untuk mencoba menjawab soal-soal yang dituliskan pada

setiap akhir kegiatan belajar. Hal ini berguna untuk mengetahui apakah Anda

sudah memahami dengan benar kandungan modul ini.

Selamat belajar !

Page 4: Modul 3 Penilaian Kegiatan Praktikum

4

Kegiatan Belajar 1

PENILAIAN KLASIKAL

Dalam kegiatan belajar 1 ini Anda akan mengkaji beberapa hal yang

berkaitan dengan penilaian klasikal dalam kegiatan praktikum IPA. Setelah

mengikuti kegiatan belajar 1 ini Anda diharapkan dapat: (1) mengidentifikasi

pentingnya kegiatan praktikum dalam pembelajaran IPA, (2) menjelaskan tujuan

dan fungsi kegiatan praktikum, (3) mengidentifikasi bentuk-bentuk praktikum

IPA, (4) Menjelaskan pengertian penilaian klasikal, (5) mengidentifikasi

karakteristik butir soal penilaian klasikal keterampilan proses dasar,

(6) mengembangkan penilaian klasikal untuk keterampilan proses IPA. Dengan

menguasai materi kajian dalam kegiatan belajar 1 ini, Anda akan lebih mantap

dalam penilaian kegiatan praktikul IPA secara klasikal. Oleh karena itu,

seyogyanya Anda pelajari uraian di bawah ini dengan cermat, kerjakan tugas-

tugas dan diskusikan dengan teman, serta kerjakan tes formatif untuk menguasai

tingkat penguasaan Anda terhadap isi modul ini. Kedisiplinan Anda dalam

mengerjakan tugas-tugas yang terintegrasi dalam uraian modul akan sangat

membantu keberhasilan Anda.

A. Pentingnya Kegiatan Praktikum dalam Pembelajaran IPA

Sebelum lebih jauh ke materi, alangkah baiknya Anda renungkan

beberapa pertanyaan berikut atau coba tanyakan pada rekan Anda?

Dalam pendidikan IPA kegiatan praktikum merupakan bagian yang

tidak bisa dilepaskan dari kegiatan belajar mengajar (pembelajaran) IPA

“Pernahkah Anda melakukan kegiatan praktikum pada kelas Anda?”

“Jika pernah, berapa seringkah Anda melakukan kegiatan praktikum? Mengapa

Anda melakukan kegiatan praktikum?

Apakah kegiatan praktikum menambah beban Anda sebagai guru?

Menurut Anda, apakah manfaat kegiatan praktikum bagi siswa?”

“Jika tidak pernah, kendala apa yang Anda hadapi?”

Page 5: Modul 3 Penilaian Kegiatan Praktikum

5

(Rustaman, 2005:136-137) dan pendidikan IPA tidak akan terlepas dari

hakekat IPA itu sendiri. IPA seharusnya tidak hanya dilihat sebagai kumpulan

konsep, penjelasan, deskripsi, generalisasi tentang fenomena alam, tetapi juga

keseluruhan cara, keingintahuan, ketekunan, dan ketelitian seseorang dalam

mengungkap suatu fenomena alam, yang biasanya dilakukan dalam bentuk

aktivitas percobaan atau praktikum. Perilaku guru dalam melaksanakan

pembelajaran IPA merupakan pencerminan terhadap keyakinannya terhadap

hakekat pendidikan IPA itu sendiri.

Woolnough & Allsop (Rustaman, 2005:136), mengemukan empat

alasan mengenai pentingnya kegiatan praktikum IPA. Pertama, praktikum

membangkitkan motivasi belajar IPA. Belajar siswa dipengaruhi oleh

motivasi, siswa yang termotivasi untuk belajar akan bersungguh-sungguh

dalam mempelajari sesuatu. Melalui kegiatan praktikum siswa diberikan

kesempatan untuk memenuhi dorongan rasa ingin tahu dan ingin bisa. Prinsip

ini akan menunjang kegiatan praktikum dimana siswa menemukan

pengetahuan melalui eksplorasinya terhadap alam.

Kedua, praktikum mengembangkan keterampilan dasar melakukan

eksperimen. Eksperimen merupakan kegiatan yang banyak dilakukan oleh

para ilmuan. Untuk melakukan eksperimen ini diperlukan beberapa

keterampilan dasar seperti mengamati, mengestimasi, mengukur, dan

memanipulais peralatan IPA. Dengan kegiatan praktikum, siswa dilatih untuk

mengembangkan kemampuan bereskperimen dengan melatih kemampuan

mereka dalam mengobservasi dengan cermat, mengukur secara akurat

dengan alat ukur yang sederhana atau lebih canggih, menggunakan dan

menangani alat secara aman, merancang, melakukan dan menginterpretasikan

eksperimen.

Ketiga, praktikum menjadi wahana belajar pendekatan ilmiah.

Banyak para pakar pendidikan IPA meyakini bahwa cara yang terbaik untuk

belajar pendekatan ilmiah adalah dengan menjadikan siswa sebagai saintis.

Beberapa pakar pendidikan mempunyai pandangan yang berbeda

terhadap kegiatan praktikum, sehingga melahirkan beberapa model dan

Page 6: Modul 3 Penilaian Kegiatan Praktikum

6

metode praktium, seperti misalnya: model praktikum induktif, model

praktikum verifikasi, dan metode inkuiri.

Keempat, praktikum menunjang materi pelajaran. Kegiatan praktikum

memberi kesempatan bagi siswa untuk menemukan teori dan membuktikan

teori. Selain itu praktikum dalam pelajaran IPA dapat membentuk ilustrasi

bagi konsep dan prinsip IPA. Dari kegiatan-kegiatan tersebut dapat

disimpulkan bahwa praktikum dapat menunjang pemahaman siswa terhadap

materi pelajaran.

B. Tujuan dan Fungsi Kegiatan Praktikum

Kegiatan praktikum mengandung beberapa tujuan pokok. Tujuan

pokok tersebut diantaranya (Gabel, dalam Wulan, 2003:13) adalah

membangun konsep dan mengkomunikasikan berbagai fenomena yang terjadi

dalam pembelajaran IPA, serta mengatasi miskonsepsi karena siswa

memperoleh konsep berdasarkan pengalaman nyata yang dapat

mengembangkan kemampuan berpikirnya.

Berdasarkan tujuan praktikum yang diungkapkan, tergambar bahwa

praktikum (Sutarno, 1995:13-14) memiliki beberapa fungsi sebagai berikut.

1. Memberikan kelengkapan bagi pelajaran teori yang telah diterima,

sehingga antara teori dan praktikum bukan merupakan dua hal yang

terpisah

2. Memberikan keterampilan kerja ilmiah bagi siswa

3. Memupuk keberanian untuk mencari hakekat kebenaran ilmiah dari

suatu objek dari lingkungan alam dan lingkungan sosial

4. Menambah keterampilan dalam menggunakan alat-media yang

tersedia untuk mencari dan menemukan kebenaran.

5. Memupuk rasa ingin tahu siswa sebagai modal sikap ilmiah

seorang ilmuwan.

6. Memupuk dan membina rasa percaya diri sebagai akibat

keterampilan penemuan yang didapat dalam proses kegiatan

laboratorium.

Page 7: Modul 3 Penilaian Kegiatan Praktikum

7

C. Bentuk-Bentuk Praktikum IPA

Woolnough (dalam Nuryani Rustaman, 2000) mengemukakan bahwa

bentuk praktikum bisa berupa latihan, investigasi (penyelidikan) atau bersifat

pengalaman. Bentuk praktikum yang dipilih hendaknya disesuaikan dengan

aspek tujuan dari praktikum yang diinginkan.

Bentuk praktikum latihan digunakan untuk mendukung aspek tujuan

mengembangkan keterampilan dasar. Keterampilan dikembangkan

melalui latihan-latihan menggunakan alat, mengobservasi, mengukur dan

kegiatan lainnya. Contoh kegiatan praktikum IPA yang bersifat latihan

misalnya adalah: menggunakan mata, kaca pembesar, mengukur dengan

mistar dll.

Bentuk praktikum bersifat investigasi (penyelidikan) digunakan untuk

aspek tujuan kemampuan memecahkan masalah. Dalam bentuk ini,

kemampuan bekerja siswa dikembangkan seperti seorang ilmuwan. Melalui

kegiatan praktikum siswa memperoleh pengalaman mengidentifikasi masalah

nyata yang dirasakannya, merumuskan masalah tersebut secara operasional,

merancang cara terbaik untuk memecahkan masalahnya, dan mengevaluasi

hasilnya. Bentuk praktikum investigasi ini memberi kesempatan siswa untuk

belajar divergent thinking dan memberi pengalaman merekayasa suatu proses

yang diperlukan dalam mengembangkan teknologi.

Bentuk praktikum bersifat memberi pengalaman digunakan untuk

aspek tujuan peningkatan pemahaman materi pelajaran. Konstribusi

praktikum dalam meningkatkan pemahaman terhadap materi pelajaran dapat

terwujud apabila siswa diberi pengalaman untuk mengindera fenomena alam

dengan segenap inderanya (peraba, penglihatan, pembau, pengecap, dan

pendengar). Pengalaman langsung siswa terhadap fenomena alam menjadi

prasyarat penting untuk mendalami dan memahami materi pelajaran. Apabila

kegiatan praktikum berformat discovery, maka fakta-fakta yang diamati

menjadi landasan pembentukan konsep atau prinsip dalam pikirannya.

Apabila kegiataan praktikum bersifat verifikasi, maka fakta-fakta yang

diamati menjadi bukti konkrit kebenaran konsep atau prinsip yang

Page 8: Modul 3 Penilaian Kegiatan Praktikum

8

dipelajarinya, sehingga pemahaman siswa lebih mendalam (Nuryani

Rustaman, 2000).

Dalam melaksanakan kegiatan praktikum, tentu saja diperlukan sarana

penunjang yang akan menjadikan kegiatan praktikum berjalan dengan

baik. Sarana penunjang yang dimaksud adalah ruangan yang disebut dengan

laboratorium dan peralatan yang diperlukan dalam kegiatan praktikum.

D. Pengertian Penilaian Klasikal

Gejala umum yang terjadi pada setiap mata pelajaran, termasuk

pembelajaran IPA, telah lama didominasi oleh satu metode/teknik tes yang

disebut paper and pencil test (tes tertulis), yang mengukur kemampuan

kognitif siswa terhadap pengetahuan yang sifatnya faktual atau keterampilan

proses dasar. Tes semacam ini biasa disebut dengan penilaian klasikal atau

tradisional. Penilaian klasikal atau penilaian tradisional (Traditional

assessment) menurut Nur (2001) adalah suatu penilaian yang menggunakan

pertanyaan-pertanyaan jawaban terbuka maupun pertanyaan-pertanyaan

tertutup. Pertanyaan-pertanyaan jawaban terbuka berwujud butir-butir

penilaian yang meminta siswa memberikan penjelasan-penjelasan tertulis,

gambar, atau diagram sesuai dengan pengetahuan yang mereka miliki.

Pertanyaan-pertanyaan dengan jawaban tertutup berwujud butir-butir

penilaian obyektif, yaitu butir-butir dengan suatu jawaban benar yang tidak

terbuka bagi siswa untuk melakukan interpretasi, seperti pilihan ganda, benar-

salah, isian, dan memasangkan/menjodohkan.

Tes klasikal/tradisional mengukur pencapaian dan daya serap siswa

tentang pengetahuan ilmiah dan mengukur kemampuan mereka untuk

menerapkan apa yang telah mereka pelajari dengan pertanyaan-pertanyaan

jawaban terbuka dan obyektif. Bahan-bahan tes tradisional yang

Bentuk praktikum manakah yang sering Anda lakukan di kelas?

Bagaimana respon siswa ketika melakukan kegiatan tersebut?

Apakah ada kendala ketika Anda melakukan praktikumnya?

Apa tindakan Anda untuk mengatasinya?

Bagaimanakah Anda menilai kegiatan praktikum tersebut?

Page 9: Modul 3 Penilaian Kegiatan Praktikum

9

dikembangkan oleh McGraw-Hill dalam Nur (2001) dirancang untuk menilai

hal-hal sebagai berikut.

Pengertian atau pemahaman kata-kata IPA

Pemahaman konsep-konsep IPA dan Tujuan Pembelajaran Khusus

Keterampilan-keterampilan Proses IPA dan berpikir

Kemampuan untuk menganalisis informasi dan memecahkan masalah

Kemampuan untuk menerapkan pengetahuan ilmiah pada situasi-situasi

baru

E. Pengembangan Instrumen Penilaian Klasikal

Untuk mengembangkan instrumen penilaian klasikal yang berkaitan

dengan kegiatan praktikum, keterampilan proses dasar IPA, kita perlu

mengetahui karakteristik butir soal keterampilan proses dasar IPA,

penyusunan butir soal, cara pemberian skor, dan bentuk soalnya.

1. Karakteristik butir keterampilan proses dasar

Terdapat 2 (dua) karakteristik butir soal keterampilan proses dasar IPA,

yaitu karakteristik umum dan karakteristik khusus.

a. Karakteristik Umum

1) Tidak boleh dibebani konsep. Agar tidak rancu dengan pengukuran

penguasaan konsepnya. Konsep yang terlibat harus diyakini oleh

penyusun soal sudah dipelajari siswa atau tidak asing bagi siswa

(dekat dengan keadaan siswa sehari-hari).

2) Mengandung sejumlah informasi yang harus diolah oleh siswa.

Dapat berupa gambar, diagram, grafik, dan dalam tabel atau uraian

atau objek aslinya.

3) Aspek yang akan diukur harus jelas dan hanya mengandung satu

jenis aspek saja.

4) Sebaiknya ditampilkan gambar untuk membantu menghadirkan

objek.

b. Karakteristik khusus

Jenis Karakteristik Khusus

1. Observasi Objek/peristiwa yang sesungguhnya

2. Interpretasi Harus menyajikan sejumlah data utuk

Page 10: Modul 3 Penilaian Kegiatan Praktikum

10

Jenis Karakteristik Khusus

memperlihatkan pola

3. Klasifikasi Harus ada kesempatan mencari/menemukan

persamaan dan perbedaan, atau diberikan kriteria

tertentu untuk melakukan pengelompokkan atau

ditentukan jumlah kelompok yang harus dibentuk.

4. Prediksi Harus jelas pola atau kecenderungan untuk

mengajukan dugaan atau ramalan.

5. Berkomunikasi Harus ada bentuk penyajian tertentu untuk diubah ke

bentuk penyajian lainnya, misalnya bentuk uraian ke

bantuk bagan atau bentuk tabel ke bentuk grafik.

6. Berhipotesis Dapat merumuskan dugaan atau jawaban sementara,

atau menguji pernyataan yang ada dan mengandung

hubungan dua variabel atau lebih, biasanya

mengandung cara kerja untuk menguji atau

membuktikan

7.Merencanakan

percobaan atau

penyelidikan

Harus memberi kesempatan untuk mengusulkan

gagasan berkenaan dengan alat/bahan yang akan

digunakan, urutan prosedur yang harus ditempuh,

menentukan variabel, mengendalikan

variabel/perubah.

8.Menerapkan

konsep/prinsip

Harus memuat konsep/prinsip yang akan diterapkan

tanpa menyebutkan nama konsepnya.

9.Mengajukan

pertanyaan

Harus memunculkan sesuatu yang mengherankan,

mustahil, tidak biasa atau kontradiktif agar responden

atau siswa termotivasi untuk bertanya.

2. Penyusunan Butir Soal

Penyusunan butir soal keterampilan proses dasar menuntut

penguasaan masing-masing jenis keterampilan prosesnya (termasuk

pengembangannya). Pilihlah satu konsep tertentu untuk dijadikan konteks.

Dengan mengingat karakteristik jenis keterampilan proses yang akan

diukur, sajikan sejumlah informasi yang perlu diolah. Setelah itu

ditetapkan pertanyaan atau suruhan yang dimaksudkan untuk memperoleh

respon atau jawaban yang diharapkan. Tentukan pula bagaimana bentuk

respon atau jawaban yang diminta.

Page 11: Modul 3 Penilaian Kegiatan Praktikum

11

3. Bentuk soal

Bentuk soal untuk mengukur keterampilan proses dasar dapat

menggunakan pertanyaan-pertanyaan jawaban terbuka maupun

pertanyaan-pertanyaan tertutup. Pertanyaan-pertanyaan jawaban terbuka

berwujud butir-butir penilaian yang meminta siswa memberikan

penjelasan-penjelasan tertulis, gambar, atau diagram. Pertanyaan-

pertanyaan tertutup berwujud butir-butir penilaian obyektif, yaitu butir-

butir dengan suatu jawaban benar yang tidak terbuka bagi siswa untuk

melakukan interpretasi, seperti pilihan ganda, benar-salah, isian, dan

memasangkan.

4. Pemberian skor butir soal

Sebagaimana butir soal pada umumnya, butir soal keterampilan

proses dasar IPA dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan jawaban

terbuka perlu diberi skor dengan cara tertentu. Setiap respon yang benar

diberi skor dengan bobot tertentu, misalnya masing-masing 1 untuk setiap

soal dan untuk respon yang lebih kompleks, dapat diberi skor bervariasi

berdasarkan tingkat kesulitannya. Misalnya pertanyaan hipotesis diberi

skor 3; pertanyaan apa, mengapa, bagaimana diberi skor 2; pertanyaan

meminta penjelasan diberi skor 1.

F. Contoh Pengembangan Instrumen Penilaian Klasikal

Berikut ini disajikan salah satu contoh pengembangan instrumen untuk

mengukur keterapilan proses dasar

Topik : Suhu

Keterampilan proses dasar : Prediksi

Karakter khusus : Harus jelas pola atau kecenderungan untuk

mengajukan dugaan atau ramalan

Bentuk soal : Pertanyaan dengan jawaban tertutup, pilihan

ganda

Page 12: Modul 3 Penilaian Kegiatan Praktikum

12

Soal

1. Terdapat dua buah gelas, seperti gambar dibawah, berisi masing-masing

50 ml air murni dan 50 ml larutan garam. Jika kedua gelas tersebut

dipanaskan seperti pada gambar.

Menurut Anda apakah yang akan terjadi, jika kedua bejana dipanaskan

secara bersamaan?

A. X akan mendidih terlebih dahulu

B. Y akan mendidih terlebih dahulu

C. X dan Y tidak akan mendidih

D. X dan Y akan mendidih pada waktu yang bersamaan.

G. Latihan/Tugas

Setelah membaca dengan cermat seluruh uraian di atas, serta mengerjakan tugas-

tugas kecil yang diberikan pada setiap bagian, kini tiba saatnya Anda

meningkatkan pemahaman dengan mengerjakan latihan berikut. Anda dapat

mengerjakan latihan secara individual atau bersama dengan teman Anda.

1. Salah satu alasan mengenai pentingnya kegiatan praktikum dalam IPA adalah

dengan praktikum dapat membangkitkan motivasi belajar IPA. Menurut Anda

mengapa hal tersebut dapat terjadi? Jelaskan!

2. Menurut pemahaman Anda, bentuk praktikum-praktikum yang dilakukan

disekolah-sekolah bersifat latihan, investigasi atau pengalaman? Jelaskan!

3. Coba kembangkan soal-soal penilaian klasikal untuk mengetes keterampilan

proses dasar berhipotesis!

Page 13: Modul 3 Penilaian Kegiatan Praktikum

13

Setelah mengerjakan latihan, Anda dapat membaca rambu-rambu jawaban latihan

untuk membandingkan tingkat ketepatan hasil kerja Anda. Jika Anda menganggap

hasil latihan Anda belum sempurna, maka sebaiknya Anda menganalisis

penyebabnya dan kemudian memperbaikinya.

Rambu-rambu Penyelesaian Latihan/Tugas

1. Dengan kegiatan praktikum siswa memperoleh kesempatan untuk memenuhi

dorongan rasa ingin tahu dan ingin bisanya. Hal ini akan menunjang kegiatan

praktikum dimana siswa menemukan pengetahuan melalui eksplorasinya

terhadap alam.

2. Ketiganya memungkinkan tergantung tujuan praktikum yang hendak dipakai

dilakukan!

3. Pengembangan soal-soal tes kemampuan proses dasar mengacu kepada

krakteristik dari jenis keterampilan proses dasar tersebut.

Setelah semua kegiatan latihan Anda kerjakan, ada baiknya Anda membuat

rangkuman dan butir-butir yang telah Anda capai. Anda dapat mencocokkan

rangkuman Anda dengan rangkuman berikut ini.

H. Rangkuman

1. Kegiatan praktikum merupakan bagian yang tidak bisa dilepaskan (integral)

dari kegiatan belajar mengajar (pembelajaran) IPA.

2. Terdapat empat alasan pentingnya kegiatan praktikum dalam pembelajaran

IPA, yaitu praktikum dapat membangkitkan motivasi siswa, mengembangkan

keterampilan dasar melakukan eksperimen, menjadi wahana belajar

pendekatan ilmiah, dan kegiatan praktikum menunjang kegiatan praktikum

3. Tujuan pokok kegiatan praktikum di sekolah adalah membangun konsep dan

mengkomunikasikan berbagai fenomena yang terjadi dalam pembelajaran

IPA, serta mengatasi miskonsepsi karena siswa memperoleh konsep

berdasarkan pengalaman nyata yang dapat mengembangkan kemampuan

berpikirnya.

Page 14: Modul 3 Penilaian Kegiatan Praktikum

14

4. Praktikum-praktikum yang dilakukan di sekolah-sekolah dapat bersifat

latihan, investigasi (penyelidikan) atau pengalaman.

5. Penilaian klasikal atau penilaian tradisional merupakan suatu penilaian yang

menggunakan pertanyaan-pertanyaan jawaban terbuka maupun pertanyaan-

pertanyaan tertutup untuk mengukur kemampuan siswa terhadap pengetahuan

yang sifatnya faktual atau keterampilan proses dasar

6. Tes klasikal/tradisional mengukur pencapaian dan daya serap siswa tentang

pengetahuan ilmiah dan mengukur kemampuan mereka untuk menerapkan apa

yang telah mereka pelajari dengan pertanyaan-pertanyaan jawaban terbuka

dan obyektif

7. Soal-soal keterampilan proses dasar IPA memiliki karakteristik umum dan

khusus.

8. Karakteristik umum soal-soal tes keterampilan proses dasar antara lain adalah

tidak boleh dibebani konsep, mengandung esjumlah informasi yang harus

diolah oleh siswa, aspek yang diukur harus jelas dan hanya mengandung satu

jenis aspek saja, dan untuk menghadirkan objeknya bisanya disertai gambar.

9. Karakteristik khusus soal-soal keterampilan proses dasar berkaitan dengan

karakteristik khusu yang dimiliki oleh jenis ketrampilan proses dasarnya

I. Tes Formatif 1

Bagian A:

Silakan baca dengan cermat pertanyaan atau pernyataan di bawah ini, kemudian

pilih alternatif jawaban yang paling tepat dengan cara membubuhkan tanda silang

(x) pada alternatif jawaban tersebut.

1. Berikut ini merupakan alasan-alasan mengapa kegiatan praktikum penting

dilakukan dalam pembelajaran IPA, kecuali …….

meningkatkan kecepatan siswa menguasai bahan pelajaran yang diberikan

membangkitkan motivasi siswa

mengembangkan keterampilan dasar melakukan eksperimen

menunjang pemahaman siswa terhadap materi pelajaran

Page 15: Modul 3 Penilaian Kegiatan Praktikum

15

2. Tujuan pokok kegiatan praktikum adalah ...

a. Memberikan kelengkapan bagi pelajaran teori yang telah diterima,

sehingga antara teori dan praktikum bukan merupakan dua hal yang

terpisah

b. Memupuk keberanian untuk mencari hakekat kebenaran ilmiah dari

suatu objek dari lingkungan alam dan lingkungan sosial

c. Menambah keterampilan dalam menggunakan alat-media yang tersedia

untuk mencari dan menemukan kebenaran.

d. membangun konsep dan mengkomunikasikan berbagai fenomena yang

terjadi dalam pembelajaran IPA

3. Memupuk dan membina rasa percaya diri sebagai akibat keterampilan

penemuan yang didapat dalam proses kegiatan laboratorium merupakan salah

satu ....

a. Tujuan praktikum

b. Sasaran praktikum

c. Fungsi praktikum

d. Manfaat praktikum

4. Berikut ini merupakan contoh kegiatan praktikum IPA yang bersifat latihan,

yaitu ....

a. Menentukan pengaruh kalor terhadap pemuaian logam

b. Menyelidiki pengaruh gaya terhadap gerak sebuah benda

c. Mengukur ketebalan sebuah benda dengan mistar

d. Menyelidiki pengaruh campuran zat terhadap titik didih air

5. Karakteristik khusus soal tes kemampuan proses dasar berhipotesis adalah ....

a. Harus memberi kesempatan untuk mengusulkan gagasan berkenaan

dengan alat/bahan yang akan digunakan, urutan prosedur yang harus

ditempuh, menentukan variabel, mengendalikan variabel

b. Dapat menguji pernyataan yang ada dan mengandung hubungan dua

variabel atau lebih, biasanya mengandung cara kerja untuk menguji atau

membuktikan

Page 16: Modul 3 Penilaian Kegiatan Praktikum

16

c. Harus ada kesempatan mencari/menemukan persamaan dan perbedaan,

atau diberikan kriteria tertentu untuk melakukan pengelompokkan atau

ditentukan jumlah kelompok yang harus dibentuk.

d. Harus memunculkan sesuatu yang mengherankan, mustahil, tidak biasa

atau kontradiktif agar responden atau siswa termotivasi untuk bertanya.

Bagian B:

Jawablah pertanyaan berikut sesuai dengan pemahaman Anda

1. Jelaskan apakah yang dimaksud dengan penilaian klasikal!

2. Sebutkan ciri-ciri penilaian klasikal!

3. Jelaskan tujuan dan fungsi kegiatan praktikum di sekolah!

4. Sebutkan dan jelaskan tiga alasan mengenai pentingnya kegiatan praktikum

IPA di sekolah!

5. Sebuah praktikum memiliki tujuan menyelidiki pengaruh gaya terhadap

sebuah benda, tentukan keterampilan proses dasar berhipotesis yang tepat

untuk tujuan praktikum tersebut!

Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Setelah menyelesaikan tes formatif 1 ini, Anda dapat memperkirakan tingkat

keberhasilan Anda dengan melihat kunci/rambu-rambu jawaban yang terdapat

pada bagian akhir modul ini. Jika Anda memperkirakan bahwa pencapaian Anda

sudah melebihi 80%, silakan Anda terus mempelajari Kegiatan Belajar 2, namun

jika Anda menganggap pencapaian Anda masih kurang dari 80%, sebaiknya Anda

ulangi kembali kegiatan belajar 1 ini.

Page 17: Modul 3 Penilaian Kegiatan Praktikum

17

Kegiatan Belajar 2

Penilaian Kelompok

Dalam kegiatan belajar 2 ini Anda akan mengkaji mengenai bagaimana

melakukan penilaian untuk menilai pencapaian kompetensi atau hasil belajar

secara kelompok. Setelah mempelajari kegiatan belajar ini, Anda diharapkan

dapat, (1) menjelaskan pengertian penilaian kelompok, (2) mengidentifikasi

perlunya penilaian alternatif dalam penilaian kelompok, (3) mengidentifikasi

karakteristik penilaian kinerja, (4) mengidentifikasi instrumen penilaian kinerja

untuk digunakan pada kelompok praktikum, (5) mengembangkan penilaian

kinerja kelompok praktikum.

Dengan menguasai materi kajian dalam kegiatan belajar 2 ini, diharapkan

Anda akan lebih mantap lagi dalam mengembangkan penilaian kinerja yang

didesain khusus untuk menilai kegiatan praktikum secara kelompok. Oleh karena

itu, seyogyanya Anda pelajari uraian di bawah ini dengan cermat, kerjakan tugas-

tugas dan diskusikan dengan teman, serta kerjakan tes formatif untuk menguasai

tingkat penguasaan Anda terhadap isi modul ini. Kedisiplinan Anda dalam

mengerjakan tugas-tugas yang terintegrasi dalam uraian modul akan sangat

membantu keberhasilan Anda.

A. Pengertian Penilaian Kelompok

Penilaian hasil belajar dapat diklasifikasi berdasarkan cakupan

kompetensi yang diukur dan sasaran pelaksanaannya. Berdasarkan cakupan

kompetensi yang diukur, sebagaimana dijelaskan dalam Peraturan Pemerintah

(PP) Nomor 19 tahun 2005 bahwa penilaian hasil belajar oleh pendidik terdiri atas

ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan

kenaikan kelas. Berdasarkan sasarannya, penilaian hasil belajar dapat diklasifikasi

atas penilaian individual dan penilaian kelompok.

Penilaian individual adalah penilaian yang dilakukan untuk menilai

pencapaian kompetensi atau hasil belajar secara perorangan. Penilaian individual

perlu memperhatikan nilai universal seperti: disiplin, jujur, tekun, cermat, teliti,

Page 18: Modul 3 Penilaian Kegiatan Praktikum

18

tanggungjawab, rendah hati, sportif, etos kerja, toleran, sederhana, bebas, antusias,

kreatif, inisiatif, tanggap dan peduli dan lain-lain.

Penilaian kelompok adalah penilaian yang dilakukan untuk menilai

pencapaian kompetensi atau hasil belajar secara kelompok. Penilaian kelompok

perlu memperhatikan nilai universal seperti: kerjasama, menghargai pendapat

orang lain, kedamaian, cinta dan kasih sayang, toleran, dan lain-lain.

B. Perlunya Penilaian Alternatif dalam Penilaian Kelompok

Dalam melakukan kegiatan praktikum, peserta didik biasanya bekerja

dalam kelompok yang terdiri dari beberapa orang. Ada beberapa manfaat yang

dapat diperoleh dari sistem ini, antara lain:

1. Dalam kegiatan praktikum tertentu, beberapa tugas harus dilakukan secara

serentak dalam waktu yang sama. Misalnya memanaskan, mengamati

kenaikan suhu, mencatat waktu, menghitung jumlah tetes cairan yang

terjadi dalam dalam selang waktu tertentu, dst. Tugas simultan seperti ini

tentunya harus dilakukan oleh beberapa orang.

2. Hasil kerja sama dalam kelompok biasanya lebih baik dari hasil

perorangan.

3. Mengembangkan sikap kooperatif, dst.

Namun bertolak dari definisi bahwa penilaian merupakan proses

mengumpulkan informasi dan membuat keputusan berdasarkan informasi

(Blaustein, D. et al dalam Ibrahim, 2002). Maka mengumpulkan data tentang

ketercapaian suatu tujuan pembelajaran, terutama tujuan pembelajaran IPA,

adalah mustahil dilakukan hanya dengan menggunakan satu model penilaian saja.

Bagaimana kita dapat menilai kerjasama dalam sebuah kelompok praktikum?

Bagaimana kita dapat menilai bahwa setiap anggota kelompok saling menghargai

pendapat orang lain? Bagaimana kita dapat menilai kedamaian, cinta dan kasih

sayang, toleran, dan lain-lain dalam kegiatan praktikum? Tentunya hal ini tidak

bisa dilakukan dengan penilaian klasikal, oleh karena itu diperlukan penilaian

alternatif yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang ingin diukur.

Ketika kita melakukan asesmen menggunakan paper and pencil test,

kemampuan peserta didik yang kita ukur adalah kemampuan kognitif saja sedang

kemampuan afektif dan psikomotor belum terukur, walau demikian guru sudah

Page 19: Modul 3 Penilaian Kegiatan Praktikum

19

dapat menyimpulkan bagaimana kemampuan peserta didik tersebut. Dengan

demikian sungguh kita tidak adil melakukan penilaian dengan cara demikian.

Asesmen alternatif merupakan upaya memperbaiki dan melengkapi tes, sehingga

penilaian hasil belajar tidak hanya berhubungan dengan hasil akhir (end product)

tetapi yang lebih penting merupakan bagian penting dalam proses pembelajaran.

Penilaian alternatif tidak dipersiapkan sebagai pengganti tes obyektif buatan guru

tetapi diharapkan dapat membantu meningkatkan efektifitas proses pembelajaran.

Jadi, penilaian alternatif harus mampu menghilangkan berbagai kelemahan tes,

seperti menimbulkan rasa cemas yang berlebihan, mengkategori peserta didik

secara permanen, menghukum peserta didik yang kreatif, atau mendeskriminasi

peserta didik dari golongan minoritas

Menurut Karim (2004), ada beberapa karakteristik asesmen alternatif yaitu:

(1) Meminta siswa untuk melakukan (perform), menciptakan, menghasilkan, atau

mengerjakan sesuatu, (2) Menuntut siswa untuk berfikir tingkat tinggi, (3)

Menuntut keterampilan dalam memecahkan masalah yang dihadapi atau diberikan

kebebasan untuk memecahkan masalah, (4) Menuntut penerapan dalam

kehidupan sehari-hari, (5) Dalam penyekoran dilakukan oleh manusia dan bukan

mesin, (6) Menuntut peranan pembelajaran yang baru bagi guru, (7) Menuntut

peranan asesmen yang baru bagi guru, (8) Menekankan pentingnya pengujian

proses dan hasil belajar, (9) Mendorong guru untuk pindah dari tugas yang hanya

membutuhkan satu jawaban benar ke tugas- tugas yang memiliki lebih dari satu

jawaban benar, (10) Menantang siswa untuk menyelidiki beberapa kemungkinan

penyelesaian terhadap suatu masalah, dan (11) Menantang siswa untuk menarik

kesimpulan sendiri terhadap suatu tugas atau problem yang dihadapi.

Ada banyak jenis asesmen alternatif, menurut McGraw-Hill School Division

(dalam Ibrahim, 2003), macam asesmen alternatif antara lain adalah:

1. Asesmen kinerja (Performance assessment).

2. Observasi dan pertanyaan (Observation and Questioning).

3. Presentasi dan Diskusi (Presentation and Discussion).

4. Proyek dan Investigasi.

5. Portofolio dan Jurnal.

6. Wawancara (interview) dan konferensi.

Page 20: Modul 3 Penilaian Kegiatan Praktikum

20

7. Evaluasi diri oleh siswa.

8. Tes buatan siswa.

9. Pekerjaan Rumah.

Penilaian alternatif yang dapat digunakan dan akan dijelaskan lebih lanjut

dalam modul ini adalah penilaian/asesmen kinerja.

C. Penilaian Kinerja (Performance assessment)

Standard asesmen pembelajaran sains telah mengalami pergeseran penekanan

dari ”yang mudah dinilai” menjadi ”yang penting untuk dinilai” (National

Research Council/NRC, 1996 dalam Ana Ratna Wulan, 2007). Penelitian

pembelajaran sains dewasa ini lebih dittekankan pada pemahaman dan penalaran

ilmiah. Tes tradisional (objective test) kurang sesuai untuk menilai pencapaian

tujuan penting pembelajaran sains (Marzano, 1994; NRC, 2000 dalam Ana Ratna

W., 2007). Kurikulum KTSP tahun 2006 memasukkan kemampuan inkuiri ke

dalam ruang lingkup bahan kajian. Oleh karena itu para guru sains dituntut untuk

menilai kemampuan inkuiri siswa (PUSKUR, 2006).

Performance assessment direkomendasikan sebagai penilaian yang sesuai

dengan hakikat sains yang mengutamakan proses dan produk (NSTA, 1998;

NRC, 2000 dalam Ana Ratna W., 2007).

1. Pengertian Asesmen kinerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati

kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu (Puskur, 2006),. Penilaian ini

cocok digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta

didik melakukan tugas tertentu seperti: praktik di laboratorium, presentasi,

diskusi, bermain peran, dll. Cara penilaian ini dianggap lebih otentik daripada tes

tertulis karena apa yang dinilai lebih mencerminkan kemampuan peserta didik

yang sebenarnya.

Beberapa pengertian Performance assessment dapat disajikan sebagai berikut.

a. Performance assessment melibatkan siswa dalam aktivitas yang menunjukkan

keterampilan-keterampilan tertentu dan atau menciptakan produk yang

spesifik (Stiggins, 1994)

Page 21: Modul 3 Penilaian Kegiatan Praktikum

21

b. Performance assessment adalah tes yang melibatkan demonstrasi

pengetahuan atau keterampilan yang actual dalam kehidupan nyata (Feuer

dan Fulton, 1993 ; Hambleton 1996 ; dalam Slavin, 2000)

c. Performance assessment merupakan tes yang menginginkan siswa

mendemonstrasikan kinerjanya pada tugas tertentu, seperti : menulis esay,

melakukan eksperimen, memecahkan masalah, menyanyi, atau mewarnai

gambar (Arends, 2001)

Lebih jauh, O’Malley & Pierce (Nur, 2001) menyatakan asesmen kinerja adalah

sebagai berikut.

a. Bentuk asesmen dimana siswa menunjukkan atau mendemonstrasikan suatu

respon secara lisan, tertulis, atau menciptakan suatu karya. Respon siswa

tersebut dapat diperoleh guru dalam konteks asesmen formal atau

informal atau dapat diamati selama pengajaran di kelas atau seting di luar

pembelajaran.

b. Meminta siswa untuk “menyelesaikan tugas-tugas kompleks dan nyata

dengan mengerahkan pengetahuan awal, pembelajaran yang baru diperoleh,

dan keterampilan-keterampilan yang relevan untuk memecahkan masalah

realistik atau autentik”

c. Memungkian siswa menggunakan bahan-bahan atau melakukan kegiatan

hands-on dalam mencapai pemecahan masalah. Contohnya adalah

laporan-laporan lisan, contoh-contoh tulisan, proyek individual atau

kelompok, pameran, atau demonstrasi. Hibbard (1995) menyatakan asesmen

kinerja merupakan:

Suatu realistik yang terkait dengan tujuan pendidikan sains

Komponen utama program pendidikan bertujuan: (1) menanamkan

konsep dan informasi; (2) mengembangkan proses ilmiah, seperti

eksperimen, membuat keputusan, membangun model, dan penemuan

mesin; (3) mengembangkan keterampilan memecahkan masalah yang

melibatkan ilmu pasti dan informasi untuk mendukung metode ilmiah; (4)

mengembangkan keterampilan komunikasi untuk membantu siswa

menanamkan hal-hal lain secara efektif apa yang mereka telah

pelajari atau apa yang menjadi saran mereka sebagai solusi masalah; (5)

Page 22: Modul 3 Penilaian Kegiatan Praktikum

22

menanamkan kebiasaan bekerja dengan baik, seperti bertanggungjawab

secara individu, keterampilan bekerja sama, tekun, memperhatikan

keakuratan dan kualitas, jujur, memperhatikan keamanan, dan rapi.

Suatu sistem untuk menilai proses dan produk

Asesmen kinerja merupakan suatu sistem untuk menilai kualitas

penyelesaian tugas- tugas yang diberikan siswa. Tugas-tugas kinerja

seperti: (1) pentingnya aplikasi konsep sains dan mendukung informasi;

(2) pentingnya kebiasaan bekerja mengkaji atau mencari secara ilmiah; (3)

demonstrasi melek sains. Adapun komponen sistem asesmen kinerja

termasuk: (1) tugas-tugas yang menanyakan siswa untuk menggunakan

dan proses mereka yang telah dipelajari; (2) cheklist untuk

mengidentifikasi elemen kinerja atau hasil pakerjaan; (3) Rubrik

(perangkat yang mendeskripsikan proses dan atau kesatuan penilaian

kualitas) berdasarkan skor total; (4) contoh-contoh terbaik sebagai model

kerja yang akan dikerjakan.

Sebagai partner tes tradisional

Kadang-kadang tes tradisional digunakan untuk menjamin bahwa siswa

telah cukup memiliki informasi akurat untuk menggunakan asesmen

kinerja. Dilain pihak, asesmen kinerja digunakan sebagai strategi untuk

mengaktifkan siswa dalam pembelajaran.

Menurut Hibbard(1995) tugas-tugas kinerja menghendaki: (1) penerapan

konsep-konsep dan informasi penunjang penting lainnya, (2) budaya kerja

yang penting bagi studi atau kerja ilmiah, (3) literasi sains (penampakan

ketidakbutaan ilmiah). Asesmen kinerja (Performance) pada dasarnya

adalah asesmen autentik karena dalam asesmen siswa dituntut untuk

mendemonstrasikan inkuiri ilmiah mereka, melakukan penalaran dan

keterampilan dalam menyelesaikan berbagai tugas menarik dan menantang

dalam konteks kehidupan nyata (NSTA, 2002). Jika dibandingkan dengan

tes konvensional, penilaian kinerja memiliki beberapa penekanan, yaitu:

Page 23: Modul 3 Penilaian Kegiatan Praktikum

23

Tabel 1. Perbandingan antara Asesmen kinerja dengan tes konvensional

Asesmen Kinerja Tes Konvensional

1. Mementingkan kemampuan siswa

dalam menerapkan

pengetahuannya menjadi unjuk

kerja yang dapat diamati atau

produk yang dihasilkan

2. Memfokuskan pembelajaran pada

unjuk kerja siswa

1. Lebih mengutamakan pemahaman

konsep siswa

2. Memfokuskan pembelajaran pada

materi pelajaran

3. Memungkinkan untuk

mendiagnosis dan meremidiasi

kinerja siswa dan memetakan

kemajuan siswa sepanjang waktu

3. Memungkinkan untuk

mendiagnosis dan meremidiasi

kinerja siswa dan memeta-kan

kemajuan siswa sepanjang waktu

4. Membutuhkan waktu yang banyak

untuk membuat dan melaksanakan

tetapi menghasilkan format

penilaian yng dapat digunakan

berulang-ulang pada siswa yang

sama atau siswa baru

4. Membutuhkan waktu yang banyak

untuk pelaksanaannya, lebih cepat

dan dapat digunakan untuk siswa

dengan jumlah banyak secara

serentak, tetapi digunakan hanya

sekali untuk sekelompok siswa

2. Langkah-langkah Implementasi Penilaian Kinerja

Dalam menerapkan asesmen kinerja Anda perlu memperhatikan beberapa

tahapan. Berikut langkah-langkah yang perlu diperhatikan untuk membuat

penilaian kinerja yang baik antara lain:

a. Identifikasi semua langkah-langkah penting yang diperlukan atau yang akan

mempengaruhi hasil akhir yang terbaik;

b. Tuliskan perilaku kemampuan-kemampuan spesifik yang penting dan

diperlukan untuk menyelesaikan tugas dan menghasilkan hasil akhir yang

terbaik;

c. Usahakan untuk membuat kriteria-kriteria kemampuan yang akan diukur

tidak terlalu banyak sehingga semua kriteria tersebut dapat diobservasi selama

siswa melaksanakan tugas;

d. Definisikan dengan jelas kriteria kemampuan yang akan diukur berdasarkan

kemampuan siswa yang harus dapat diamati (observable) atau

karakteristik produk yang dihasilkan;

Page 24: Modul 3 Penilaian Kegiatan Praktikum

24

e. Urutkan kriteria kemampuan yang akan diukur berdasarkan urutan yang

dapat diamati;

f. Kalau ada, periksa kembali dan bandingkan dengan kriteria kemampuan

yang sudah dibuat sebelumnya oleh orang lain di lapangan.

D. Instrumen Penilaian Kinerja Kelompok

Pengamatan kinerja perlu dilakukan dalam berbagai konteks untuk

menetapkan tingkat pencapaian kemampuan tertentu. Untuk menilai kemampuan

berbicara peserta didik, misalnya dilakukan pengamatan atau observasi berbicara

yang beragam, seperti: diskusi dalam kelompok kecil, berpidato, bercerita, dan

melakukan wawancara. Dengan demikian, gambaran kemampuan peserta didik

akan lebih utuh. Untuk mengamati kinerja peserta didik secara kelompok dapat

menggunakan alat atau instrumen berikut:

1. Daftar Cek (Check-list)

Asesmen kinerja dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek (baik-

tidak baik). Dengan menggunakan daftar cek, peserta didik mendapat nilai bila

kriteria penguasaan kompetensi tertentu dapat diamati oleh penilai. Jika tidak

dapat diamati, peserta didik tidak memperoleh nilai. Kelemahan cara ini adalah

penilai hanya mempunyai dua pilihan mutlak, misalnya benar-salah, dapat

diamati-tidak dapat diamati, baik-tidak baik. Dengan demikian tidak terdapat nilai

tengah, namun daftar cek lebih praktis digunakan mengamati subjek dalam jumlah

besar.

2. Skala Penilaian (Rating Scale)

Asesmen kinerja yang menggunakan skala penilaian memungkinkan penilai

memberi nilai tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentu, karena pemberian

nilai secara kontinum di mana pilihan kategori nilai lebih dari dua. Skala penilaian

terentang dari tidak sempurna sampai sangat sempurna. Misalnya:1 = tidak

kompeten, 2 = cukup kompeten, 3 = kompeten dan 4 = sangat kompeten. Untuk

memperkecil faktor subjektivitas, perlu dilakukan penilaian oleh lebih dari satu

orang, agar hasil penilaian lebih akurat. Penilaian dengan “rating scale” dikenal

ada tiga jenis, yaitu: (1) numerical rating scale; (2) graphic rating scale; dan (3)

Page 25: Modul 3 Penilaian Kegiatan Praktikum

25

descriptive rating scale. Dalam pelaksanaan penilaian kinerja guru dapat memilih

apakah hendak menggunakan daftar cek atau skala penilaian.

3. Rubrik

Rubrik biasanya digunakan untuk menskor respon/jawaban siswa terhadap

pertanyaan open ended. Rubrik juga dapat digunakan untuk menilai kinerja siswa.

Menurut Hidden dan Spears, rubrik merupakan skala tingkatan yang digunakan

untuk menilai tulisan siswa terhadap butir open ended. Rubrik menurut klasifikasi

nilai yang dapat diberikan pada siswa sesuai dengan hasil kerja atau kinerja yang

ditunjukkan siswa. Berikut diberikan contoh rubrik untuk jawaban pertanyaan

open ended untuk penilaian kinerja.

E. Pengembangan Penilaian Kinerja Kelompok Praktikum

Berikut langkah-langkah yang perlu diperhatikan untuk membuat penilaian

kinerja:

Tugas (Task) : Melakukan praktikum untuk menentukan hubungan antara

kalor yang diserap dan perubahan suhu zat cair

Masalah : Bagaimana hubungan kalor yang diserap zat cair dengan

perubahan suhu zat cair

2

2

4

7

1 3

3

6 5

1. Statif

2. termometer

3. gelas kimia

4. Zat cair

5. Kasa

6. Kaki tiga

7. Pembakar spirtus

Page 26: Modul 3 Penilaian Kegiatan Praktikum

26

Kinerja (yang diharapkan)

1. Mempersiapkan alat dan bahan praktikum

2. Melaksanakan praktikum

3. Menggunakan hasil pengukuran untuk menarik kesimpulan

Rubrik

1. Mempersiapkan alat dan bahan

skor 4 jika menggunakan komponen: termometer, zat cair (air atau oli),

gelas kimia, statif, lampu spirtus, kaki tiga dan kasa, stop watch

skor 3 jika menggunakan komponen: termometer, zat cair (air atau oli),

gelas kimia, lampu spirtus, kaki tiga dan kasa, stop watch

skor 2 jika menggunakan komponen: termometer, zat cair (air atau oli),

gelas kimia, statif, lampu spirtus, kaki tiga dan kasa

skor 1 jika menggunakan komponen: termometer, zat cair (air atau oli),

gelas kimia, , lampu spirtus, kaki tiga.

2. Pelaksanaan Praktikum

skor 4 jika volume zat cair separoh isi gelas kimia, menggunakan kasa,

termometer digantung tidak menyentuh gelas kimia, lampu dekat

spirtus (tidak menyentuh) kasa.

skor 3 jika volume zat cair separoh isi gelas kimia, mengunakan kasa,

termometer digantung tidak menyentuh gelas kimia, lampu spirtus

terlalu jauh atau menyentuh gelas kimia.

skor 2 jika volume zat cair separoh isi gelas kimia, mengunakan kasa,

termometer menyentuh gelas , lampu spirtus terlalu jauh atau

menyentuh gelas kimia.

skor 1 jika volume zat cair separoh isi gelas kimia, tidak mengunakan

kasa, termometer menyentuh gelas , lampu spirtus terlalu jauh

atau menyentuh gelas kimia.

3. Menggunakan hasil pengukuran untuk menarik kesimpulan

skor 4 jika menggunakan tabel, membuat grafik hubungan antara kalor

yang diserap (lamanya pemanasan) dengan suhu, menyimpulkan

dari bentuk grafik.

Page 27: Modul 3 Penilaian Kegiatan Praktikum

27

skor 3 jika menggunakan tabel, tidak membuat grafik hubungan antara

kalor yang diserap (lamanya pemanasan) dengan suhu,

menyimpulkan dari data dalam tabel.

skor 2 jika tidak menggunakan tabel, membuat grafik hubungan antara

kalor yang diserap (lamanya pemanasan) dengan suhu,

menyimpulkan dari bentuk grafik.

skor 1 jika tidak menggunakan tabel, tidak membuat grafik hubungan

antara kalor yang diserap (lamanya pemanasan) dengan suhu,

menyimpulkan

Format Pengamatan Penilaian Kinerja dengan Skala Penilaian

No

Kinerja

Kelompok

Mempersiapka

n alat dan

Bahan

Pelaksanaan Menggunakan

hasil

pengukuran

untuk menarik

kesimpulan

Total

skor

Nilai

4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1

1 Paskal v v v 11 9,2

2 Black v v v 10

3 Coulomb v v v 9

4 Ampere v v v 10

F. Latihan/Tugas

Setelah membaca dengan cermat seluruh uraian di atas, serta mengerjakan

tugas-tugas kecil yang diberikan pada setiap bagian, kini tiba saatnya Anda

meningkatkan pemahaman dengan mengerjakan latihan berikut. Anda dapat

mengerjakan latihan secara individual atau bersama dengan teman Anda.

“Apakah masalah yang muncul jika menggunakan asesmen kinerja dan

bagaimana mengatasi masalah tersebut?”

Setelah mengerjakan latihan, Anda dapat membaca rambu-rambu jawaban latihan

untuk membandingkan tingkat ketepatan hasil kerja Anda. Jika Anda menganggap

Page 28: Modul 3 Penilaian Kegiatan Praktikum

28

hasil latihan Anda belum sempurna, maka sebaiknya Anda menganalisis

penyebabnya dan kemudian memperbaikinya.

Rambu-rambu Penyelesaian Latihan/Tugas

1. Masalah yang muncul jika menggunakan asesmen kinerja adalah validitas,

reliabilitas, dan fairness. Permasalahan disebabkan kekomplekan dan

kemampuan yang akan di ukur, kemampuan skor siswa dalam merefleksikan

kemampuan siswa yang sebenarnya, dan penulisan, peralatan, dan kesempatan

untuk belajar dan berlatih. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah

tersebut memilih, menentukan, dan mendesain instrumen sesuai indikator

dengan baik. Rubrik dapat merekam kemampuan semaksimal mungkin,

observer secara kualitas dan kuantitas baik.

Setelah semua kegiatan latihan Anda kerjakan, ada baiknya Anda membuat

rangkuman dan butir-butir yang telah Anda capai. Anda dapat mencocokkan

rangkuman Anda dengan rangkuman berikut ini.

G. Rangkuman

Dalam menerapkan asesmen kinerja perlu memperhatikan beberapa tahapan

penilaian kinerja yang baik antara lain: (1) Identifikasi semua langkah- langkah,

(2) Tuliskan perilaku kemampuan-kemampuan spesifik, (3) Usahakan untuk

membuat kriteria-kriteria kemampuan yang akan diukur, (4) Definisikan dengan

jelas kriteria kemampuan yang akan diukur, (5) Urutkan kriteria kemampuan

yang akan diukur berdasarkan urutan yang dapat diamati, (6) Kalau ada, periksa

kembali dan bandingkan dengan kriteria kemampuan yang sudah dibuat

sebelumnya oleh orang lain di lapangan. Beberapa cara menilai atau

menskor keterampilan atau kemampuan kinerja (performance assessment)

peserta tes dengan metode analitik antara lain dengan cara menggunakan (1)

checklist dan (2) rating scale. Penilaian dengan “rating scale” dikenal ada tiga

jenis, yaitu: (1) numerical rating scale; (2) graphic rating scale; dan (3)

descriptive rating scale.

Page 29: Modul 3 Penilaian Kegiatan Praktikum

29

H. Tes Formatif 2

Bagian A:

Silakan baca dengan cermat pertanyaan atau pernyataan di bawah ini, kemudian

pilih alternatif jawaban yang paling tepat dengan cara membubuhkan tanda silang

(x) pada alternatif jawaban tersebut.

1. Apabila guru akan menilai kinerja siswa dalam hal membawa

peralatan untuk percobaan yang digunakan, maka teknik asesmen dan

penskoran yang paling sesuai adalah....

a. Asesmen kinerja dengan skala rentang

b. Asesmen kinerja dengan daftar ceklist

c. Asesmen fortofolio dengan daftar ceklis

d. Asesmen portofolio dengan skal rentang

2. Perbedaan utama asesmen kinerja dengan tes adalah ....

a. dibutuhkan unjuk keterampilan

b. dibutuhkan jawaban tertulis

c. diperlukan waktu tambahan di luar jam pelajaran

d. diperlukan banyak pengamat

3. Seorang guru SD akan membelajarkan topik tentang “Gaya” di kelas VI

dengan menggunakan metode praktikum. Untuk itu beliau membawa

bambu, paku, penggaris, dan tiga buah beban dari kayu dengan ukuran yang

berbeda. Guru tersebut kemudian mengajak siswa membuat model jungkit-

jungkit. Asesmen apakah yang harus dipersiapkan guru untuk menilai

kemampuan siswa merancang model jungkit- jungkit?

a. Asesmen respons terseleksi (Selected response assesment)

b. Asesmen bentuk essay (Essay Assesment)

c. Asesmen kinerja

d. Asesmen portofolio

4. Menurut Anda, bagimana pembelajaran yang harus dipersiapkan guru

agar aspek dalam asesmen di atas dapat ditampilkan oleh siswa

a. demonstrasi

b. diskusi

Page 30: Modul 3 Penilaian Kegiatan Praktikum

30

c. praktikum

d. presentasi siswa

5. Untuk soal no 2 dan 3 Perhatikan contoh asesmen di bawah ini

No Kegiatan Skala

1 2 3

1. Memberi label pada gelas plastik (A, B, C dan D)

2. Memasukkan jenis ikan atau organisme lain pada tiap

gelas sesuai dengan yang dituntut di LKS

3. Membedakan organisme yang ada pada tiap gelas

plastik

4. Kebersihan (memasukan air tanpa berceceran)

5. Kerjasama antar siswa

Asesmen tersebut mengukur kemampuan siswa dalam hal…

a. sikap siswa ketika praktikum

b. kinerja siswa dalam praktikum

c. pemahaman konsep siswa ketika praktikum

d. hasil karya siswa setelah praktikum

Bagian B:

Jawablah pertanyaan berikut sesuai dengan pemahaman Anda

1. Apakah masalah yang muncul jika menggunakan asesmen kinerja dan

bagaimana mengatasi masalah tersebut?

2. Apa perbedaan asesmen kinerja dan konvensional?

3. Jelaskan kriteria tugas kinerja yang valid!

4. Buatlah rubrik untuk menilai kegiatan siswa dalam melakukan percobaan

erosi!

Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Setelah menyelesaikan tes formatif 2 ini, Anda dapat memperkirakan

tingkat keberhasilan Anda dengan melihat kunci/rambu-rambu jawaban yang

terdapat pada bagian akhir modul ini. Jika Anda memperkirakan bahwa

pencapaian Anda sudah melebihi 80%, silakan Anda terus mempelajari Kegiatan

Belajar 3, namun jika Anda menganggap pencapaian Anda masih kurang dari

80%, sebaiknya Anda ulangi kembali kegiatan belajar 1 ini.

Page 31: Modul 3 Penilaian Kegiatan Praktikum

31

Kegiatan Belajar 3

Penilaian Individual

-------------------------------------------------------------------------------------

A. Pendahuluan

Dalam kegiatan belajar 3 ini Anda akan lebih difokuskan pada penilaian

individual dalam praktikum. Setelah mempelajari kegiatan belajar ini, Anda

diharapkan dapat mengembangkan penilaian kinerja untuk menilai individual

dalam kelompok. Dengan menguasai materi kajian dalam kegiatan belajar 3 ini,

diharapkan Anda akan lebih mantap lagi dalam penilaian individual dalam

kegiatan praktikum. Oleh karena itu, seyogyanya Anda pelajari uraian di bawah

ini dengan cermat, kerjakan tugas-tugas dan diskusikan dengan teman, serta

kerjakan tes formatif untuk menguasai tingkat penguasaan Anda terhadap isi

modul ini. Kedisiplinan Anda dalam mengerjakan tugas-tugas yang terintegrasi

dalam uraian modul akan sangat membantu keberhasilan Anda.

B. Pengertian Penilaian Individual

Berbeda dengan penilaian kelompok, penilaian individual lebih

menitikberatkan pada penilaian pencapaian kompetensi atau hasil belajar secara

perorangan atau individu, baik pada ranah kognitif, afektif dan psikomotor.

Penilaian individual perlu memperhatikan nilai-nilai universal seperti: disiplin,

jujur, tekun, cermat, teliti, tanggungjawab, rendah hati, sportif, etos kerja, toleran,

sederhana, bebas, antusias, kreatif, inisiatif, tanggap dan peduli dan lain-lain.

Dalam melakukan kegiatan praktikum, peserta didik biasanya bekerja

dalam kelompok yang terdiri dari beberapa orang, dan setelah selesai

melaksanakan kegiatan praktikum, para siswa biasanya memperoleh nilai atas

penampilannya selama melakukan kegiatan praktikum. Guru bisanya memberi

satu nilai tunggal untuk kelompok, yakni nilai yang berlaku untuk masing-masing

anggota kelompok tersebut. Menilai siswa yang bekerja sendiri secara individual,

tidaklah begitu sulit, setiap siswa akan memperoleh nilai yang sesuai dengan

penampilannya sendiri. Namun, menilai seorang siswa/individu yang bekerja

sama dengan beberapa temannya dalam kelompok, akan menimbulkan masalah,

jika kita ingin penilaian kita lebih adil dan lebih cermat,

Page 32: Modul 3 Penilaian Kegiatan Praktikum

32

Penilaian yang digunakan dalam praktikum bersifat verifikasi biasanya

menggunakan essay assessment, tetapi untuk inkuiri banyak penilaian yang bisa

digunakan. Penilaian yang digunakan dalam kegiatan praktikum antara lain

dengan menggunakan asesmen kinerja (performance assessment), portofolio,

penilaian diri, peer assessment, dst. Dalam modul ini akan lebih difokuskan pada

penilaian kinerja.

C. Pengembangan Penilaian Kinerja Individu

Secara teoritis penilaian kinerja kegiatan praktikum secara individual

sama dengan penilaian kinerja secara kelompok. Oleh karena itu, agar Anda lebih

memahami teori penilaian kinerja sebaiknya dipahami terlebih dahulu pada

kegiatan belajar 2.

Pengamatan kinerja perlu dilakukan dalam berbagai konteks untuk

menetapkan tingkat pencapaian kemampuan tertentu. Untuk menilai kemampuan

berbicara peserta didik, misalnya dilakukan pengamatan atau observasi berbicara

yang beragam, seperti: diskusi dalam kelompok kecil, berpidato, bercerita, dan

melakukan wawancara. Dengan demikian, gambaran kemampuan peserta didik

akan lebih utuh. Untuk mengamati kinerja peserta didik secara individual dapat

menggunakan alat atau instrumen berikut:

1. Daftar Cek (Check-list)

Daftar cek digunakan untuk melihat penguasaan kompetensi tertentu oleh

peserta. Penguasaan kompetensi oleh peserta didik harus bisa diamati, jika tidak

dapat diamati, peserta didik tidak memperoleh nilai.

Contoh:

Penilaian kinerja dalam mengukur volume air menggunakan gelas ukur,

dengan kriteria sebagai berikut.

cara meletakkan gelas ukur

cara menuang air

cara menambahkan volume air

cara membaca ukuran/volume air

cara mencatat hasil pengukuran

Page 33: Modul 3 Penilaian Kegiatan Praktikum

33

Daftar cek kinerja mengukur volume air menggunakan gelas ukur

No Kegiatan Cek

1 Meletakkan gelas ukur di atas tempat yang datar,

skala menghadap pengamat

2 Menuangkan air ke dalam gelas ukur sampai akhir

mencapai 100 ml, penuangan dihentikan

3 Menambah volume air setetes demi setetes

menggunakan pipet sampai mencapai 100 ml

4 Membaca air di dalam gelas ukur dengan posisi

sejajar mata

5 Mencatat hasil pengukuran dengan benar

2. Skala Penilaian (Rating Scale)

Dengan skala penilaian memungkinkan penilai memberi nilai tengah terhadap

penguasaan kompetensi tertentu, karena pemberian nilai secara kontinum di mana

pilihan kategori nilai lebih dari dua.

Contoh:

Tugas (Task)

Ukurlah volume air sebanyak 100 ml menggunakan gelas ukur!

No Aspekyang dinilai Skor

4 3 2 1

1 Gelas ukur diletakkan di atas tempat yang

datar, skala menghadap pengamat

2 Menuang air ke dalam gelas ukur sampai

hampir mencapai 100 ml, penuangan

dihentikan

3 Volume air ditambah setetes demi setetes

menggunakan pipet sampai mencapai

100 ml

4 Permukaan air didalam gelas dibaca dengan

posisi sejajar mata

5 Hasil pengukuran dicatat dengan benar

Page 34: Modul 3 Penilaian Kegiatan Praktikum

34

Petunjuk penskoran:

4 bila aspek tersebut dilakukan dengan benar dan cepat

3 bila aspek tersebut dilakukan dengan benar tapi lama

2 bila aspek tersebut dilakukan selesai tapi salah

1 bila dilakukan tapi tidak selesai

0 bila tidak ada usaha sama sekali

3. Rubrik

Rubrik merupakan skala tingkatan yang digunakan untuk menilai tulisan

siswa terhadap butir open ended. Rubrik menurut klasifikasi nilai yang dapat

diberikan pada siswa sesuai dengan hasil kerja atau kinerja yang ditunjukkan

siswa. Berikut diberikan contoh rubrik untuk jawaban pertanyaan open ended

untuk penilaian kinerja.

Contoh :

Rubrik penilaian kinerja “memiliki perencanaan penyelidikan”

Nilai Kriteria

4 Amat Baik

1. Merumuskan gagasan secara jelas dan memprediksi apa yang akan dikaji

2. Mengumpulkan informasi awal yang relevan.

3. Merencanakan pelaksanaan penyelidikan secara mendetail.

4. Memilih alat dan bahan yang paling tepat.

5. Mengajukan saran perbaikan yang tepat untuk

kebutuhan penyelidikan tersebut.

3 Baik

1. Merumuskan gagasan yang perlu diuji dalam percobaan/penyelidikan

2. Merencanakan suatu urutan pelaksanaan penyelidikan.

3. Memilih alat dan bahan yang cocok. 4. Mengajukan saran perbaikan penyelidikan tersebut

2

Cukup

1. Dengan bimbingan guru dapat mengajukan gagasan sederhana yang akan diuji.

2. Merencanakan percobaan tunggal secara garis besar. 3. Memilih alat dan bahan yang cocok. 4. Dapat menunjukkan adanya kelemahan dari rencana

yang dibuat.

Page 35: Modul 3 Penilaian Kegiatan Praktikum

35

Nilai Kriteria

1 Kurang

1. Dengan bimbingan guru dapat mengajukan gagasan sederhana yanga akan diuji.

2. Terdapat banyak kelemahan dalam rencana penyelidikan yang dibuat.

3. Alat dan bahan yang dipilih kurang sesuai. 4. Tidak menyadari adanya kelemahan dari rencana

yang dibuat

0 Sangat kurang

1. Tidak dapat mengajukan gagasan yang benar. 2. Belum memahami langkah-langkah penyelidikan. 3. Alat dan bahan yang dipilih tidak sesuai.

D. Interpretasi Tes Kinerja

Misalkan dengan menggunakan daftar penilaian guru menilai kinerja

Hudan dan Fauzan dalam mengukur volume air menggunakan gelas ukur. Jika

guru menganggap kelima aktifitas sama sehingga memberikan bobot yang sama,

misalnya 10 untuk kelima aktifitas tersebut. Hasil penilaian kinerja kedua siswa

sebagai berikut.

No Kegiatan Bobot Skor

Hudan Fauzan ,...

1 Meletakkan gelas ukur di atas

tempat yang datar, skala

menghadap pengamat

10 8 7

2 Menuangkan air ke dalam

gelas ukur sampai akhir

mencapai 100 ml, penuangan

dihentikan

10 9 6

3 Menambah volume air setetes

demi setetes menggunakan

pipet sampai mencapai 100 ml

10 8 7

4 Membaca air di dalam gelas

ukur dengan posisi sejajar mata

10 9 7

5 Mencatat hasil pengukuran

dengan benar

10 8 7

Jumlah 50 42 34

Nilai Hudan :

, dan Nilai Fauzan:

Page 36: Modul 3 Penilaian Kegiatan Praktikum

36

Bobot kelulusan 75, maka Hudan lulus dan Fauzan tidak lulus, jika batas

kelulusan 65, maka Hudan dan Fauzan dinyatakan lulus. Artinya, jika batas

kelulusan 65, maka Dedi dan Diana telah dinyatakan memiliki kemampuan

mengukur volume air dengan menggunakan gelas ukur Penilaian yang bersifat

dikotomis seperti di atas kurang dapat memberikan gambaran tentang tingkatan

pencapaian siswa. Untuk mengatasi hal semacam ini kita dapat mambagi

pencapaian siswa dalam beberapa level.

Misalnya dengan membagi 0-50 manjadi 5 kategori, yaitu :

0 – 10 Menyatakan kinerja sangat rendah

11 – 20 Menyatakan kinerja rendah

21 – 30 Menyatakan kinerja sedang

31 – 40 Menyatakan kinerja baik

41 – 50 Menyatakan kinerja sangat baik

E. Latihan/Tugas

Setelah membaca dengan cermat seluruh uraian di atas, serta mengerjakan

tugas-tugas kecil yang diberikan pada setiap bagian, kini tiba saatnya Anda

meningkatkan pemahaman dengan mengerjakan latihan berikut. Anda dapat

mengerjakan latihan secara individual atau bersama dengan teman Anda.

1. Dari uraian mengenai penilaian individu dalam praktikum, menurut Anda

permasalahan apakah yang akan dihadapi guru ketika melakukan penilaian

individual?

Setelah mengerjakan latihan, Anda dapat membaca rambu-rambu jawaban latihan

untuk membandingkan tingkat ketepatan hasil kerja Anda. Jika Anda menganggap

hasil latihan Anda belum sempurna, maka sebaiknya Anda menganalisis

penyebabnya dan kemudian memperbaikinya.

Page 37: Modul 3 Penilaian Kegiatan Praktikum

37

Rambu-rambu Penyelesaian Latihan/Tugas

Permasalahan utama yang biasanya dihadapi guru dalam menilai kegiatan

praktikum bagi masing-masing individu dalam kelompok adalah ketersediaan

instrumen untuk menilai, baik daftar cek atau skala penilaian, dan waktu serta

tenaga untuk menilai.

Setelah semua kegiatan latihan Anda kerjakan, ada baiknya Anda membuat

rangkuman dan butir-butir yang telah Anda capai. Anda dapat mencocokkan

rangkuman Anda dengan rangkuman berikut ini.

F. Rangkuman

Penilaian individu dalam kegiatan praktikum dalam dilakukan dengan

penilaian kinerja. Beberapa cara menilai atau menskor keterampilan atau

kemampuan kinerja (performance assessment) peserta tes dengan metode

analitik antara lain dengan cara menggunakan (1) checklist dan (2) rating scale.

Penilaian dengan “rating scale” dikenal ada tiga jenis, yaitu: (1) numerical

rating scale; (2) graphic rating scale; dan (3) descriptive rating scale.

G. Tes Formatif 3

Bagian A:

Silakan baca dengan cermat pertanyaan atau pernyataan di bawah ini, kemudian

pilih alternatif jawaban yang paling tepat dengan cara membubuhkan tanda silang

(x) pada alternatif jawaban tersebut.

1. Apakah kekhasan dari tes untuk mengukur kinerja?

a. Perlu ada tugas yang harus dikerjakan

b. Perlu ada pertanyaan yang harus dijawab

c. Perlu ada instruksi yang harus direspon

d. Perlu ada kegiatan yang harus ditampilkan

Page 38: Modul 3 Penilaian Kegiatan Praktikum

38

2. Berikut ini adalah instrumen yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja

seorang individu, kecuali ....

a. Daftar cek

b. Skala Penilaian

c. Tes

d. Rubrik

3. Klasifikasi nilai yang dapat diberikan kepada siswa sesuai dengan hasil

kerja atau kinerja yang ditunjukkannya adalah ....

a. Skala Penilaian

b. Rubrik

c. Daftar Cek

d. Skoring

4. Untuk melihat penguasaan kompetensi tertentu, misal dalam menggunakan

alat ukur oleh siswa, seorang guru biasanya menggunakan instrumen

berupa?

a. Tes

b. Rubrik

c. Uraian terbuka

d. Daftar Cek

5. Berikut ini merupakan langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam

menerapkan penilaian kinerja, kecuali ....

a. tuliskan perilaku kemampuan-kemampuan spesifik yang penting dan

diperlukan untuk menyelesaikan tugas dan menghasilkan hasil akhir yang

terbaik;

b. usahakan untuk membuat kriteria-kriteria kemampuan yang akan

diukur tidak terlalu banyak sehingga semua kriteria tersebut dapat

diobservasi selama siswa melaksanakan tugas;

c. menanamkan kebiasaan bekerja dengan baik, bertanggungjawab secara

individu, keterampilan bekerja sama, tekun, memperhatikan keakuratan

dan kualitas, jujur, memperhatikan keamanan, dan rapi.

Page 39: Modul 3 Penilaian Kegiatan Praktikum

39

d. definisikan dengan jelas kriteria kemampuan yang akan diukur

berdasarkan kemampuan siswa yang harus dapat diamati (observable)

atau karakteristik produk yang dihasilkan;

Bagian B:

Jawablah pertanyaan berikut sesuai dengan pemahaman Anda

1. Jelaskan langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan

penilaian kinerja individu dalam kegiatan praktikum!

2. Buatlah rubrik untuk menilai kinerja peserta didik dalam menggunakan

termometer untuk suhu badan!

Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Setelah menyelesaikan tes formatif 3 ini, Anda dapat memperkirakan tingkat

keberhasilan Anda dengan melihat kunci/rambu-rambu jawaban yang terdapat

pada bagian akhir modul ini.

Page 40: Modul 3 Penilaian Kegiatan Praktikum

40

DAFTAR PUSTAKA

Arends, Richard I. 2001. Learning To Teach. Fifth Edition. Singapore : McGraw-

Hill Book Co.

Slavin, Robert E. 2000. Educational Psychology : Theory and Practice. Sixth

Edition. Boston : Allyn and Bacon.

Depdiknas. (2003). Assesmen Autentik, Materi Pelatihan Terintegrasi Kompetensi

Guru Mata Pelajaran Biologi. Jakarta: Dikdasmen.

Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Panduan Penilaian Kelompok Mata

Pelajaran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Jakarta: BSN.

Gronlund, Norman E. (1998). Assesment of Student Achievment Sixth Edition.

Boston :Allyn and Bacon.

Hibbard, M. (1995). Performance Assessment in the Science Classroom. New

York: The McGraw-Hill Companies.

Jutengsih, N. (2006). Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Kemampuan

KerjaIlmiah Siswa di Kelas XII Konsep Bioteknologi dengan pembelajaran

Inkuiri. Tesis Magister pada PPS UPI: Tidak diterbitkan.

Karim, Muchtar A. (2004). Asesmen Otentik dalam Pembelajaran Matematika di

Sekolah. Makalah Seminar dan Workshop Calon Fasilitator Kolaborasi

Margono, H. (2000). Metode Laboratorium. Malang: Jurusan Pendidikan

BiologiFMIPA Universitas Negeri Malang Press.

Marimuthu, T. (2001). Amalan Dan Masalah Pelaksanaan Strategi Inkuiri-

Penemuan Di Kalangan Guru Pelatih Sains Semasa Praktikum: Satu

Kajian Kes. Kedah: Maktab Perguruan Sultan Abdul Halim.

Nur, Mohammad. (2001). Performance Assessment dalam Pendidikan IPA.

Proyek peningkatan Mutu SLTP. Jakarta: Ditjen Dikdasmen Depdiknas.

Pusat Kurikulum Depdiknas. (2006). Model Penilaian Kelas Kurikulum Berbasis

Kompetensi Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. Jakarta: Puskur

Balitbang Depdiknas.

Rustaman, N. (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: IKIP Malang

(UM) Press.

Stiggins, R. J. (1994). Student Centered Classroom Assessment. New York:

Maxwell Macmillan International

Setiadi, H. (2006). Penilaian Kinerja. Jakarta: Pusat Penelitian Balitbang

Depdiknas.

Sutarno, N. (1995). Peranan Laboratotium dalam Mengungkap Pelaksanaan

Kegiatan Praktikum di Jurusan Pendidikan Biologi. Makalah pada Seminar

Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI:

Wulan, A.R. (2003). Permasalahan yang Dihadapi dalam Pemberdayaan

Praktikum Biologi di SMU dan Upaya Penanggulangannya. Tesis Magister

pada PPS UPI :tidak diterbitkan.

Wulan, A. R. (2007). Pembekalan Kemampuan Performance Assessment kepada

Calon Guru Biologi dalam Menilai Kemampuan Inquiry. Disertasi Program

Pendidikan IPA. Bandung: SPs. UPI

Wulan, A.R. (2008). “Skenario Baru bagi Implementasi Asesmen Kinerja pada

Pembelajaran Sains di Indonesia”. Jurnal Kependidikan, Vol XXXII,(3).

Zainul, A. (2001). Alternative Assessment. Jakarta: PAU-PPAI Universitas

Terbuka.

Page 41: Modul 3 Penilaian Kegiatan Praktikum

41

Kunci/Rambu-rambu Jawaban Tes Formatif 1

Bagian A:

1 = A

2 = D

3 = C

4 = C

5 = B

Bagian B:

a. Penilaian klasikal merupakan salah satu metode tes yang dikembangkan untuk

mengukur kemampuan kognitif siswa terhadap pengetahuan yang sifatnya

faktual atau keterampilan proses dasar IPA.

b. Ciri-ciri khusus penilaian klasikal adalah mengukur kemampuan kognitif

dalam pengetahuan yang sifatnya faktual dan mengukur keterampilan proses

dasar dengan pertanyaan-pertanyaan jawaban terbuka maupun tertutup

c. Tujuan pokok praktikum IPA di sekolah adalah membangun konsep dan

mengkomunikasikan berbagai fenomena yang terjadi dalam pembelajaran

IPA dan mengatasi miskonsepsi pada siswa. Sedangkan fungsi praktikum

IPA adalah memberikan kelengkapan bagi pelajaran teori yang telah diterima,

memberikan keterampilan kerja ilmiah bagi siswa, memupuk keberanian

untuk mencari hakekat kebenaran ilmiah dari suatu objek dari lingkungan

alam dan lingkungan sosial, menambah keterampilan dalam menggunakan

alat media yang tersedia untuk mencari dan menemukan kebenaran, dan

memupuk rasa ingin tahu siswa sebagai modal sikap ilmiah seorang

ilmuwan serta memupuk dan membina rasa percaya diri sebagai akibat

keterampilan penemuan yang didapat dalam proses kegiatan laboratorium.

d. Tiga alasan mengenai pentingnya kegiatan praktikum yaitu praktikum

membangkitkan motivasi belajar IPA, praktikum mengembangkan

keterampilan dasar melakukan eksperimen, praktikum menjadi wahana

belajar pendekatan ilmiah.

Page 42: Modul 3 Penilaian Kegiatan Praktikum

42

Bagian A:

a. Hipotesis:

Gaya berpengaruh terhadap perubahan bentuk benda

Gaya berpengaruh terhadap kondisi gerak sebuah benda

Kunci/Rambu-rambu Jawaban Tes Formatif 2

1 = C

2 = B

3 = C

4 = C

5 = D

Bagian B:

1. Masalah yang muncul jika menggunakan asesmen kinerja adalah validitas,

reliabilitas, dan fairness. Permasalahan disebabkan kekomplekan dan

kemampuan yang akan di ukur, kemampuan skor siswa dalam merefleksikan

kemampuan siswa yang sebenarnya, dan penulisan, peralatan, dan

kesempatan untuk belajar dan berlatih. Upaya yang dilakukan untuk

mengatasi masalah tersebut memilih, menentukan, dan mendesain

instrumen sesuai indikator dengan baik. Rubrik dapat merekam kemampuan

semaksimal mungkin, observer secara kualitas dan kuantitas baik

2. Asesmen kinerja pada prinsipnya menekankan tidak hanya kemampuan

kognitif, tetapi juga produk, membutuhkan waktu lama tetapi dapat

dipakai berulang, dapat mendiagnosis dan meremidi, dan fokus pada

pembelajaran unjuk kerja. Sedang asesmen konvensional mengutamkan

pemahaman konsep, waktu tidak efektif, diagnosis dan remidi hanya untuk

soal uraian, fokus pembelajaran pada materi.

3. Kriteria tugas kinerja yang valid: aktivitas berpusat pada siswa dengan sistem

penilaian autentik.

4. Contoh rubrik untuk menilai kegiatan siswa dalam melakukan percobaan

erosi. Tentukan (1) komponen terjadinya erosi seperti air, tanah, tanaman

Page 43: Modul 3 Penilaian Kegiatan Praktikum

43

(rumput); (2) kondisi terjadinya peristiwa erosi meliputi minimnya tanaman

dengan debit air tinggi, (3) pembuatan laporan, (4) pelaksanaan diskusi.

Kunci/Rambu-rambu Jawaban Tes Formatif 3

Bagian A:

1 = D

2 = C

3 = B

4 = D

5 = C

Bagian B:

1. Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan penilaian

kinerja individu:

identifikasi semua langkah-langkah penting yang diperlukan

tuliskan perilaku kemampuan-kemampuan spesifik yang penting dan

diperlukan untuk menyelesaikan kinerja

buat kriteria-kriteria kemampuan yang akan diukur tidak terlalu banyak

sehingga semua kriteria tersebut dapat diobservasi selama siswa

melaksanakan tugas;

definisikan dengan jelas kriteria kemampuan yang akan diukur

berdasarkan kemampuan siswa yang harus dapat diamati (observable)

atau karakteristik produk yang dihasilkan;

urutkan kriteria kemampuan yang akan diukur berdasarkan urutan

yang dapat diamati.

2. Rubrik untuk menilai kinerja siswa dalam menggunakan termometer

Nilai Kriteria

4

Amat

Baik

Merumuskan gagasan secara jelas dan memprediksi apa yang

akan diuji

Mengunpulkan informasi awal yang relevan

Merencanakan pelaksanaan penyelidikan secara detail

Memilih alat dan bahan yang paling tepat

Mengajukan saran perbaikan yang tepat untuk kebutuhan

penyelidikan tersebut

Page 44: Modul 3 Penilaian Kegiatan Praktikum

44

Nilai Kriteria

3

Baik

Merumuskan gagasan yang perlu diuji dalam

percobaan/penyelidikan

Merencanakan suatu urutan pelaksanaan penyelidikan

Menilih alat dan bahan yang cocok

Mengajukan saran perbaikan penyelidikan tersebut

2

Cukup

Dengan bimbingan guru, dapat mengajukan gagasan sederhana

yang akan diuji

Merencanakan percobaan tunggal secara garis besar

Menilih alat dan bahan yang cocok

Dapat menunjukkan adanya kelemahan dari rencana yang dibuat

1

Kurang

Dengan bimbingan guru, dapat mengajukan gagasan sederhana

yang akan diuji

Terdapat banyak kelemahan dalam rencana penyelidikan yang

dibuat

Alat dan bahan yang dipilih kurang sesuai

Tidak menyadari adanya kelemahan dari rencana yang dibuat

0

Sangat

Kurang

Tidak dapat mengajukan gagasan yang secara benar

Belum memahami langkah-langkah penyelidikan

Alat dan bahan yang dipilih tidak sesuai