Modul 1 Print Ulang
-
Upload
gisti-ayu-pratiwi -
Category
Documents
-
view
54 -
download
0
Transcript of Modul 1 Print Ulang
MODUL I LINGKUNGAN KERJA FISIK
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam merencanakan sistem kerja, manusia perlu memperhatikan lingkungan kerja fisik tempat mereka
bekerja. Lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan yang terdapat di sekitar tempat kerja, yang memiliki
dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal, dimana dalam hal ini akan berpengaruh secara signifikan
terhadap hasil kerja manusia tersebut. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri manusia itu
sendiri. Contohnya adalah daya ingat pendek, kelelahan kerja, kelelahan otot, kewaspadaan, dan rasa bosan.
faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar tubuh manusia. Contohnya adalah pencahayaan,
kebisingan, temperatur, kelembapan udara, sirkulasi udara, getaran mekanis, bau-bauan, warna dan lain-lain.
Terdapat hubungan antara lingkungan kerja fisik dengan performansi dan produktifitas para pekerja.
Performansi dan produktifitas para pekerja dinilai menurun saat kondisi lingkungan kerja mereka tidak sesuai
dengan yang mereka harapkan, sehingga memungkinkan untuk terjadinya human error. Human error adalah
tindakan manusia yang melampaui batas penerimaan manusia yang ditentukan oleh suatu sistem.
Oleh karena itu dalam praktikum lingkungan kerja fisik membahas tentang hubungan antara faktor-fak
tor dalam lingkungan kerja fisik dengan performansi dan produktivitas para pekerja yang dalam hal ini
bertujuan untuk menghindari atau meminimalisir adanya human error.
1.2 Tujuan Praktikum
Berikut adalah tujuan dilaksanakannya praktikum lingkungan kerja fisik:
1. Memahami faktor-faktor lingkungan yang dapat memberikan pengaruh terhadap produktivitas operator.
2. Mengetahui faktor-faktor kesalahan manusia (human error) dalam melakukan segala aktivitasnya.
3. Meneliti pengaruh kebisingan, pencahayaan dan suhu terhadap performasi kerja manusia.
4. Mampu melakukan analisa pengaruh lingkungan kerja terhadap performasi operator.
5. Mampu memberikan rekomendasi perbaikan lingkungan kerja fisik.
1.3 Batasan Praktikum
Batasan dari praktikum Lingkungan kerja fisik ini adalah:
1. Menggunakan faktor suhu sebesar 27ºC
2. Menggunakan faktor kebisingan sebesar 50,4 dB , 96,7 dB dan 124 dB
3. Menggunakan faktor pencahayaan sebesar 124 lux.
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA
1
MODUL I LINGKUNGAN KERJA FISIK
1.4 Diagram Alir Praktikum
Berikut ini adalah diagram alir dari praktikum Lingkungan kerja fisik:
Gambar 1.1 Diagram Alir Praktikum Lingkungan Kerja Fisik
1.5 Alat dan Bahan Praktikum
Berikut ini adalah alat dan bahan yang digunakan pada saat praktikum Lingkungan Kerja Fisik, yaitu :
1. Set game mencocokkan gambar lengkap
2. Audio System
3. CD dan audio kebisingan
4. Dimmer Lamp
5. Air Conditioner (AC)
6. Ruang Iklim (Climate Chamber)
7. Stopwatch
1.6 Prosedur Pelaksanaan Praktikum
Berikut ini adalah prosedur pelaksanaan praktikum Lingkungan Kerja Fisik, yaitu :
1. Menyiapkan game mencocokkan gambar dalam climate chamber
2. Menyiapkan kondisi lingkungan kerja masing-masing sesuai lembar pengamatan
1 = Suhu ruangan (270), bising rendah (50,4 dB), cahaya rendah (5 lux)
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2
MODUL I LINGKUNGAN KERJA FISIK
2 = Suhu ruangan (270), bising rendah (50,4 dB), cahaya sedang (124lux)
3 = Suhu ruangan (270), bising rendah (50,4 dB), cahaya tinggi (264 lux)
4 = Suhu ruangan (270), bising sedang (96,7 dB), cahaya rendah (5 lux)
5 = Suhu ruangan (270), bising sedang (96,7 dB), cahaya sedang (124 lux)
6 = Suhu ruangan (270), bising sedang (96,7 dB), cahaya tinggi (264 lux)
7 = Suhu ruangan (270), bising tinggi (124 dB), cahaya rendah (5 lux)
8 = Suhu ruangan (270), bising tinggi (124 dB), cahaya sedang (124 lux)
9 = Suhu ruangan (270), bising tinggi (124 dB), cahaya tingg (264 lux)
3. Jumlah praktikan dalam pelaksanaan praktikum ini dibagi menjadi :
a. 2 orang menjadi objek pengamatan/operator (1 orang pria dan 1 orang wanita)
b. 2 orang sebagai pengamat
c. 1 orang sebagai pengatur kondisi lingkungan dan timer
4. Operator akan mencari gambar dengan prosedur berikut ini :
a. Terdapat 35 gambar yang harus dicari oleh operator dengan 9 perlakuan yang berbeda tiap kali
pengambilan.
b. Operator diharuskan menemukan 35 gambar - gambar tersebut tanpa melakukan pengembalian dan
melakukan pencocokan dengan gambar yang sudah tersedia di meja.
c. Apabila dalam pengerjaan terjadi kesalahan pencocokan gambar, maka kesalahan tersebut akan
dihitung sebagai error.
5. Mencatat hasil pengamatan pada lembar pengamatan.
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA
3
MODUL I LINGKUNGAN KERJA FISIK
BAB IIHASIL DAN PEMBAHASAN
2.1 Pengumpulan Data
Data yang sudah didapatkan pada saat praktikum kemudian dikumpulkan untuk selanjutnya diuji. Berikut
adalah data yang didapatkan dari hasil praktikum lingkungan kerja fisik dari beberapa kelompok.
2.1.1Pengumpulan Data Pria
Berikut merupakan data yang didapatkan dari operator pria dari beberapa kelompok, antara lain:
2.1.1.1 Pengumpulan Data Error Pria
Berikut merupakan data error yang dilakukan oleh operator pria dari beberapa kelompok saat praktikum
lingkungan kerja fisik:
Tabel 2.1 Data error operator priaOperator
(pria)Perlakuan
50,4 db 96,7 db 124 db jumlah1 2 2 0 42 1 1 2 43 0 2 2 44 0 0 0 05 0 2 2 46 2 2 0 47 0 2 4 68 2 2 0 49 6 7 6 1910 0 0 2 211 2 0 0 212 0 0 2 213 1 2 0 314 3 4 0 7
2.1.1.2 Pengumpulan Data Waktu Pengerjaan Pria
Berikut merupakan data waktu pengerjaan yang didapatkan dari operator pria dari beberapa kelompok
saat praktikum lingkungan kerja fisik:
Tabel 2.2 Data waktu pengerjaan operator pria
Operator (pria)
Perlakuan
50,4 db 96,7 db124
db
jumlah
1 3,36 3,25 2,26 8,872 3,28 2,45 2,11 7,843 3,16 3,11 2,36 8,634 3,20 3,20 2,37 8,775 3,5 2,3 2,07 7,876 3,06 3,25 2,41 8,727 4,33 4,09 2,59 11,018 2,5 3,52 3,1 9,129 2,48 2,21 2,11 6,810 1,4 1,07 2,04 4,5111 3 3 3 912 2,58 3,14 2,59 8,3113 3,42 3,20 2,45 9,0714 3,49 2,39 2 7,88
2.1.2Pengumpulan Data Wanita
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA
4
MODUL I LINGKUNGAN KERJA FISIK
Berikut merupakan data yang didapatkan dari operator wanita dari beberapa kelompok, antara lain:
2.1.2.1 Pengumpulan Data Error Wanita
Berikut merupakan data error yang dilakukan oleh operator pria dari beberapa kelompok saat praktikum
lingkungan kerja fisik:
Tabel 2.3 Data error operator wanitaOperator (wanita)
Perlakuan50,4 db 96,7 db 124 db jumlah
1 3 2 0 52 3 7 10 203 4 0 3 74 0 6 0 65 2 0 0 26 3 6 1 107 5 6 8 198 1 0 2 39 5 8 5 1810 0 0 10 1011 3 1 2 612 2 2 0 413 3 0 0 314 3 4 0 7
2.1.2.2 Pengumpulan Data Waktu Pegerjaan Wanita
Berikut merupakan data waktu pengerjaan yang didapatkan dari operator wanita dari beberapa
kelompok saat praktikum lingkungan kerja fisik:
Tabel 2.4 Data waktu pengerjaan operator wanita
Operator (wanita)
Perlakuan
50,4 db 96,7 db
124 db jumlah
1 2,14 2,20 2,22 6,562 3,32 3,17 2,42 8,913 4,10 3,11 3,17 10,384 3,01 2,52 2,32 7,855 3,5 2,3 2,07 7,876 3,24 3,27 2,36 8,877 5,24 4,3 3,44 12,988 3,2 4,27 3,59 11,069 2,48 2,21 2,11 6,810 1,33 1,07 2,36 4,7611 4 4 4 1212 3,20 2,40 2,34 7,9413 3,44 3,04 2,48 8,9614 2,50 2,41 2,11 7,02
2.2 Perhitungan dan Analisis Data
Data yang sudah terkumpul kemudian akan dilakukan pengolahan data, yang terdiri dari analisis data
jumlah error dan desain eksperimen yang menggunakan ANOVA one way.
2.2.1Perhitungan dan Analisis Data Pria
Perhitungan dan analisis dilakukan dari data yang diperoleh dari operator pria.
2.2.1.1 Perhitungan dan Analisis Data Error Pria
Berikut adalah perhitungan dan analisis data error operator pria :
1. Penentuan formulasi hipotesis
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA
5
MODUL I LINGKUNGAN KERJA FISIK
a. H0 : α1 = α2 = α3 = 0 (pengaruh baris nol)
Rata – rata jumlah error antar operator sama (Tidak terdapat pengaruh signiikan perubahan tingkat
kebisingan terhadap kesalahan error oleh operator)
b. H1 : µ1 ≠ µ2 ≠ µ3
Rata – rata jumlah error antar operator tidak sama (Terdapat pengaruh signiikan perubahan tingkat
kebisingan terhadap kesalahan error oleh operator)
2. Menentukan taraf signifikansi (α)
α = 0,05
3. Menentukan F tabel
Fα(v1);(v2)
v1 = k – 1 = 3 – 1 = 2
v2 = (n – 1) k = (14 – 1) 3 = 39
Maka F tabel = Fα(2)(39) = 3,23
4. Daerah Pengujian
Daerah Kritis (Daerah Penolakan H0) untuk faktor B: Fhitung > 3,23
5. Uji statistik
Tabel 2.5 Perhitungan data error operator priaOperator
(pria)Perlakuan
Rata – rata50,4 db 96,7 db 124 db jumlah
1 2 2 0 4 1,32 1 1 2 4 1,33 0 2 2 4 1,34 0 0 0 0 05 0 2 2 4 1,36 2 2 0 4 1,37 0 2 4 6 28 2 2 0 4 1,39 6 7 6 19 6,310 0 0 2 2 0,6711 2 0 0 2 0,6712 0 0 2 2 0,6713 1 2 0 3 114 3 4 0 7 2,3
Jumlah 19 26 20 65 3
Rata-rata1.35714
3 1.8571431.42857
1 4.642857 1
6. Perhitungan jumlah kuadrat:
a. ∑i=1
k
∑j=1
¿
xi j2=22+12+…+02=229
b. T2
N=65
2
42=100,59
c. JKT=∑i=1
k
∑j=1
¿
xi j2−¿ T2
N=229−100,59=128,41¿
d.JKK=
∑i=1
k
T i2
n−T
2
nk=19
2+262+202
14−100,59=102,6−100,59=2,01
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA
6
MODUL I LINGKUNGAN KERJA FISIK
e. JKE=JKT−JKK=128,41−2,01=126,4
f. Fhitung=
JKK(k−1)JKEk (n−1)
=
2,012
126,439
=1,0053,24
=0,31
Tabel 2.6 Hasil perhitungan ANOVASumber Variasi Db JK Rata-rata Kuadrat F hitung
Rata- rata Kolom 2 2,01 1,005
0,31Error 39 126,4 3,24
Total 41 128,41 - -7. Kesimpulan
Karena Fhitung = 0,31 < Fα(2)(39) = 3,23 maka H0 diterima. Artinya tidak terdapat pengaruh signiikan
perubahan tingkat kebisingan terhadap kesalahan error oleh operator.
2.2.1.2 Perhitungan dan Analisis Data Kecepatan Pria
Berikut adalah data perhitungan kecepatan operator pria, dimana:
Kecepatan = Total gambar(35gambar)
waktu
maka dari perhitungan menggunakan rumus tersebut didapatkan data pada tabel 2.7 berikut ini:
Tabel 2.7 Perhitungan data kecepatan priaOperator
(pria)Perlakuan
50,4 db 96,7 db 124 db jumlah
1 10.41666667 10.76923
15.48673
36.67262
2 10.67073171 14.28571
16.58768
41.54412
3 11.07594937 11.25402
14.83051
37.16048
4 10.9375 10.9375 14.76793
36.64293
5 10 15.21739
16.90821 42.1256
6 11.4379085 10.76923
14.52282
36.72996
7 8.083140878 8.557457
13.51351
30.15411
8 14 9.943182
11.29032 35.2335
9 14.11290323 15.8371 16.58768
46.53769
10 25 32.71028
17.15686
74.86714
11 11.66666667 11.66667
11.66667 35
12 13.56589147 11.1465 13.51351 38.2259
13 10.23391813 10.9375 14.28571
35.45713
14 10.0286533 14.64435 17.5 42.173
Jumlah 171.2299299 188.6761
208.6181
568.5242
Sebagai salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi terjadinya human error, seharusnya kebisingan
mampu mempengaruhi besarnya kecepatan operator dalam menyelesaikan tugasnya. Namun, dari data yang
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA
7
MODUL I LINGKUNGAN KERJA FISIK
sudah terkumpul, dapat disimpulkan bahwa tidak semua kecepatan yang dimiliki oleh operator pria sebanding
dengan besarnya kebisingan. Hal ini dikarenakan adanya faktor internal yang turut mempengaruhi. Ada
sebagian orang yang justru dapat bekerja lebih baik ketika mendengarkan musik dengan suara keras dan ada
juga yang sebaliknya.
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA
8
MODUL I LINGKUNGAN KERJA FISIK
2.2.1.3 Pengaruh Kecepatan Terhadap Error Pria
Berikut adalah tabel kombinasi antara jumlah error dari operator pria dan kecepatan yang didapatkan
saat menyelesaikan pekerjaannya.
Tabel 2.8 Tabel kombinasi error dan kecepatan operator priaJumlah Error Tota Waktu Kecepatan
3 35 3,25 10.769231 35 2,45 14.285712 35 3,11 11.254020 35 3,20 10.93751 35 2,3 15.217392 35 3,25 10.769232 35 4,09 8.5574572 35 3,52 9.9431827 35 2,21 15.83710 35 1,07 32.710280 35 3 11.666670 35 3,14 11.14652 35 3,20 10.93751 35 2,39 14.64435
Data yang sudah terkumpul kemudian diolah dengan menggunakan SPSS. Berikut adalah pengujian
data dengan menggunakan SPSS:
a. Uji Kenormalan Data
Pengujian kenormalan data ini dapat dilakukan dengan menggunakan bantuan software SPSS. Berikut
adalah langkah-langkah untuk menguji kenormalan data menggunakan SPSS:
1. Buka Aplikasi SPSS.
2. Klik Variable View yang terletak di kiri bawah.
3. Klik Analyze – Non Parametric Test – legacy dialogs – One Sample K-s
4. Pindahkan semua variabel ke kotak test variable list
5. Kik OK
6. Akan muncul output berikut :
Tabel 2.9 Output uji kenormalan datakecepata
n errorN 14 14Normal Parametersa,b Mean 13.4769 1.6429
Std. Deviation
5.93838 1.82323
Most Extreme Differences
Absolute .274 .279Positive .274 .279Negative -.204 -.184
Kolmogorov-Smirnov Z 1.026 1.046Asymp. Sig. (2-tailed) .244 .224a. Test distribution is Normal.b. Calculated from data.
H0 : Data berdistribusi normal
H1 : Data tidak berdistribusi normal
Nilai sig untuk error 0,224 dan sig untuk kecepatan sebesar 0,244. Kedua nilai sig tersebut lebih dari
0,05, maka data berdistribusi normal.b. Uji Homogenitas Varians
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA
9
MODUL I LINGKUNGAN KERJA FISIK
Data dikatakan homogen jika variansinya sama. Berikut adalah langkah-langkah untuk menguji
homogenitas varians data menggunakan SPSS :
1. Klik Analyze – Compare Means – Anova One Way
2. Pindahkan variabel kecepatan ke kotak Dependent dan error ke kotak Independent. Klik options,
centang pada Test of homogenity variances. Klik Continue – OK.
3. Akan muncul output sebagai berikut:
Tabel 2.10 Test of homogeneity of variancesKecepatan
Levene Statistic df1 df2 Sig.7.497 2 9 .012
H0 : Variansi data homogen
H1 : Variansi data tidak homogen
Dari tabel di atas diketahui nilai sig sebesar 0,012 > 0,05, maka Ho diterima sehingga variansi data
bersifat homogen.
c. Uji Linieritas Data
Linieritas adalah keadaan dimana hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen
bersifat linier (garis lurus) dalam range variabel independen tertentu. Berikut adalah langkah uji linieritas
data pada SPSS:
1. Klik Analyze – Regression – Linear
2. Pindahkan variabel kecepatan ke kotak Dependent dan error ke kotak Independent
3. Klik Plots, isi kotak Y dengan *ZRESID dan X dengan *ZPRED, klik Continue.
4. Klik Statistics, lalu centang Descriptives. Klik Continue, klik OK.
5. Akan muncul output sebagai berikut:
Grafik 2.1 Output Uji Linieritas Data
Berdasarkan output diatas dapat diketahui bahwa persebaran datanya mendekati garis linear. Maka
dapat disimpulkan bahwa data yang diuji merupakan bersifat linear.
d. Uji Regresi Linier Sederhana
Setelah diuji asumsi dan data memenuhui asumsi regresi linier, maka selajutnya dilakukan pengujian
pengaruh antara kecepatan operator dan jumlah error yang dihasilkan. Dalam kasus ini, jumlah error
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA
10
MODUL I LINGKUNGAN KERJA FISIK
merupakan variabel independen (bebas) sedangkan kecepatan operator merupakan variabel dependen
(terikat).
Tabel 2.11 Desceiptive Statistics
Mean Std. Deviation NKecepatan 13.4769 5.93838 14
Error 1.6429 1.82323 14
Tabel 2.12 Correlationskecepatan error
Pearson Correlation kecepatan 1.000 -.140error -.140 1.000
Sig. (1-tailed) kecepatan . .316error .316 .
N kecepatan 14 14error 14 14
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai pearson correlation antara kecepatan dan jumlah error
sebesar -0,140. Artinya kedua variable tersebut tidak memiliki korelasi. Ada tidaknya korelasi antara
kecepatan dan jumlah error dapat dilihat dari nilai signifikansinya, sebagai berikut:
H0 : tidak ada korelasi antara kecepatan dan jumlah error
H1 : ada korelasi antara kecepatan dan jumlah error
Nilai Sig. (0,316) > 0,05; H0 diterima.
Kesimpulannya, tidak ada korelasi antara kecepatan dan jumlah error.
Tabel 2.13 Model SummaryModel R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
.140a .020 -.062 6.11984a. Predictors: (Constant), errorb. Dependent Variable: kecepatan
Dari tabel dapat diketahui bahwa nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,140. Artinya hubungan antara
variabel kecepatan dan jumlah error sangat lemah. Nilai koefisien determinasi (R Square) sebesar
0,020. Artinya variabel bebas (jumlah error) berpengaruh terhadap variabel terikat (kecepatan operator)
sebesar 2% dan sebesar 98% dipengaruhi oleh variabel bebas lain yang tidak ditentukan dalam
pengujian ini, seperti faktor internal dalam diri operator itu sendiri (kelelahan, kejenuhan, kewaspadaan,
daya ingat pendek, dan lain-lain).
Tabel 2.14 Coefficients
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.B Std. Error Beta(Constant)
14.227 2.239 6.353 .000
Error -.457 .931 -.140 -.490 .633a. Dependent Variable: kecepatan
Untuk melihat signifikansi hubungan dua variabel dapat dilihat berdasarkan pada angka signifikansi
yang dihasilkan dari perhitungan. Interpretasi ini akan membuktikan apakah hubungan kedua variabel
tersebut signifikan atau tidak.
1. H0 : koefisien konstanta tidak signifikan terhadap model regresi.
H1 : koefisien konstanta signifikan terhadap model regresi.
Nilai Sig. (0,000) < 0,05; H0 ditolak.
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA
11
MODUL I LINGKUNGAN KERJA FISIK
Kesimpulannya, koefisien konstanta signifikan terhadap model regresi.
2. H0 : koefisien jumlah error tidak signifikan terhadap model regresi.
H1 : koefisien jumlah error signifikan terhadap model regresi.
Nilai Sig. (0,633) > 0,05; H0 diterima.
Kesimpulannya, koefisien jumlah error tidak signifikan terhadap model regresi.
2.2.2Perhitungan dan Analisis Data Wanita
Perhitungan dan analisis dilakukan dari data yang diperoleh dari operator wanita.
2.2.2.1 Perhitungan dan Analisis Data Error Wanita
Faktor pencahayaan sebagai kolom, sehingga k = 3
Pengambilan sampel sebanyak 14 operator, sehingga n = 14
1. Penentuan Hipotesis
a. H0 : α1 = α2 = α3 = 0 (pengaruh baris nol)
Tidak terdapat pengaruh tingkat kebisingan terhadap kesalahan error operator.
b. H1 : µ1 ≠ µ2 ≠ µ3
Terdapat pengaruh tingkat kebisingan terhadap kesalahan error operator.
2. Penetuan Tingkat Signifikansi (α)
α = 0,05 Fα(v1);(v2)
v1 = k – 1 = 3 – 1 = 2
v2 = (n – 1) k = (14 – 1) 3 = 39
Fα(2)(39) = 3,23
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA
12
MODUL I LINGKUNGAN KERJA FISIK
3. Daerah Pengujian
Daerah Kritis (Daerah Penolakan H0) untuk faktor B: Fhitung > 3,23
Berikut adalah perhitungan dan analisis data error operator wanita:
Tabel 2.15 Perhitungan data error operator wanita
Operator (wanita)
Perlakuan
50,4 db 96,7 db
124 db jumlah
Rata-rata
1 3 2 0 5 1,672 3 7 10 20 6,673 4 0 3 7 2,334 0 6 0 6 25 2 0 0 2 0,676 3 6 1 10 3,337 5 6 8 19 6,338 1 0 2 3 19 5 8 5 18 610 0 0 10 10 3,3311 3 1 2 6 212 2 2 0 4 1,3313 3 0 0 3 114 3 4 0 7 2,33
Jumlah 37 42 41 120 39,99Rata-rata 2,64 3 2,92 8,57 2,86
4. Berikut ini adalah perhitungan manual:
a. JKR ( Jumlah Kuadrat Rata-rata)
∑i=1
k
∑j=1
¿
xi j2=32+32+…+72=682
b. T2
N=120
2
42=342,85
c. JKT ( Jumlah Kuadrat Total)
JKT=∑i=1
k
∑j=1
¿
xi j2−T 2
N=682−342,85=339,15
d. JKK ( Jumlah Kuadrat Kolom)
JKK=∑i=1
k
T i2
n−T
2
nk=37
2+422+412
14−342,85=343,85−342,85=1
e. JKE ( Jumlah Kuadrat Eror)
JKE=JKT−JKK=339,15−1=338,15
f. Fhitung
Fhitung=
JKK(k−1)JKEk (n−1)
=
12
338,1539
= 0,58,67
=0,057
Tabel 2.16 Hasil perhitungan ANOVASumber Variasi Db JK Rata-rata Kuadrat F hitung
Rata- rata Kolom 2 1 0,50,057Error 39 338,15 8,67
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA
13
MODUL I LINGKUNGAN KERJA FISIK
Total 41339,15
- -
5. Kesimpulan
Karena Fhitung = 0,057 < Fα(2)(39) = 3,23 maka H0 diterima. Artinya tidak ada pengaruh tingkat pencahayaan
terhadap kesalahan error operator.
2.2.2.2 Perhitungan dan Analisis Data Kecepatan Wanita
Berikut adalah data perhitungan kecepatan operator wanita, dimana:
Kecepatan = total gambar (35gambar )
waktu
maka dari perhitungan menggunakan rumus tersebut didapatkan data pada tabel 2.17 berikut ini:
Tabel 2.17 Perhitungan data kecepatan operator wanitaOperator
(pria)Perlakuan
50,4 db 96,7 db 124 db jumlah
1 16.35514
15.90909
15.76577 48.03
2 10.54217
11.04101
14.46281 36.04599
3 8.536585
11.25402
11.04101 30.83161
4 11.62791
13.88889
15.08621 40.603
5 1015.2173
916.9082
1 42.1256
6 10.80247
10.70336
14.83051 36.33634
7 6.679389
8.139535
10.17442 24.99334
8 10.93758.19672
19.74930
4 28.88352
9 14.1129 15.837116.5876
8 46.53769
10 26.31579
32.71028
14.83051 73.85658
11 8.75 8.75 8.75 26.25
12 10.937514.5833
314.9572
6 40.4781
13 10.17442
11.51316 14.1129 35.80048
14 1414.5228
216.5876
8 45.1105
jumlah 169.7718
192.2667
193.8443 555.8828
Sebagai salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi terjadinya human error, seharusnya kebisingan
mampu mempengaruhi besarnya kecepatan operator dalam menyelesaikan tugasnya. Namun, dari data yang
sudah terkumpul, dapat disimpulkan bahwa tidak semua kecepatan yang dimiliki oleh operator pria sebanding
dengan besarnya kebisingan. Hal ini dikarenakan adanya faktor internal yang turut mempengaruhi. Ada
sebagian orang yang justru dapat bekerja lebih baik ketika mendengarkan musik dengan suara keras dan ada
juga yang sebaliknya.
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA
14
MODUL I LINGKUNGAN KERJA FISIK
2.2.2.3 Pengaruh Kecepatan Terhadap Error Wanita
Berikut adalah tabel kombinasi antara jumlah error dari operator wanita dan kecepatan yang didapatkan
saat menyelesaikan pekerjaannya.
Tabel 2.18 Tabel kombinasi error dan kecepatan operator wanita
Jumlah Error Jumlah yang benar Waktu Kecepatan
2 35 2.20 15.909097 35 3.17 11.041010 35 3.11 11.254026 35 2.52 13.888890 35 2.30 15.217396 35 3.27 10.703366 35 4.30 8.1395350 35 4.27 8.1967218 35 2.21 15.83710 35 1.07 32.710281 35 4.00 8.752 35 2.40 14.583330 35 3.04 11.513164 35 2.41 14.52282
Data yang sudah terkumpul kemudian diolah dengan menggunakan SPSS. Berikut adalah pengujian
data dengan menggunakan SPSS:
a. Uji Kenormalan Data
Pengujian kenormalan data ini dapat dilakukan dengan menggunakan bantuan software SPSS. Berikut
adalah langkah-langkah untuk menguji kenormalan data menggunakan SPSS:
1. Buka Aplikasi SPSS.
2. Klik Variable View yang terletak di kiri bawah.
3. Klik Analyze – Non Parametric Test – legacy dialogs – One Sample K-s
4. Pindahkan semua variabel ke kotak test variable list
5. Kik OK
6. Akan muncul output berikut :
Tabel 2.19 Output uji kenormalan datakecepata
n error14 14
Normal Parametersa,b Mean 13.7333 3.0000Std. Deviation
6.12147 3.03822
Most Extreme Differences
Absolute .290 .200Positive .290 .200Negative -.180 -.195
Kolmogorov-Smirnov Z 1.084 .750Asymp. Sig. (2-tailed) .191 .627a. Test distribution is Normal.b. Calculated from data.
H0 : Data berdistribusi normal
H1 : Data tidak berdistribusi normal
Nilai sig untuk error 0,627 dan nilai sig pada kecepatan adalah 0,191, dimana keduanya lebih dari 0,05,
maka data berdistribusi normalb. Uji Homogenitas Varians
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA
15
MODUL I LINGKUNGAN KERJA FISIK
Data dikatakan homogen jika variansinya sama. Berikut adalah langkah-langkah untuk menguji
homogenitas varian data menggunakan SPSS :
1. Klik Analyze – Compare Means – Anova One Way
2. Pindahkan variabel kecepatan ke kotak Dependent dan error ke kotak Independent. Klik options,
centang pada Test of homogenity variances. Klik Continue – OK.
3. Akan muncul output sebagai berikut:
Tabel 2.20 Test of homogeneity of variancesKecepatan
Levene Statistic df1 df2 Sig.1.606 2 7 .267
H0 : Variansi data homogen
H1 : Variansi data tidak homogen
Dari tabel di atas diketahui nilai sig sebesar 0,267> 0,05, maka Ho diterima sehingga variansi data
bersifat homogen.
c. Uji Linieritas Data
Linieritas adalah keadaan dimana hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen
bersifat linier (garis lurus) dalam range variabel independen tertentu. Berikut adalah langkah uji linieritas
data pada SPSS:
1. Klik Analyze – Regression – Linear
2. Pindahkan variabel kecepatan ke kotak Dependent dan error ke kotak Independent
3. Klik Plots, isi kotak Y dengan *ZRESID dan X dengan *ZPRED, klik Continue.
4. Klik Statistics, lalu centang Descriptives. Klik Continue, klik OK.
5. Akan muncul output sebagai berikut:
Grafik 2.2 Output Uji Linieritas DataBerdasarkan output diatas dapat diketahui bahwa persebaran datanya mendekati garis linear. Maka
dapat disimpulkan bahwa data yang diuji merupakan bersifat linear. Sehingga dapat dinyatakan antara
variabel independen dan dependen memiliki hubungan.
d. Uji Regresi Linier Sederhana
Setelah diuji asumsi dan data memenuhui asumsi regresi linier, maka selajutnya dilakukan pengujian
pengaruh antara kecepatan operator dan jumlah error yang dihasilkan. Dalam kasus ini, jumlah error
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA
16
MODUL I LINGKUNGAN KERJA FISIK
merupakan variabel independen (bebas) sedangkan kecepatan operator merupakan variabel dependen
(terikat).
Tabel 2.21 Descriptive statistics
Mean Std. Deviation Nkecepatan 13.7333 6.12147 14
Error 3.0000 3.03822 14
Tabel 2.22 Correlations
kecepatan errorPearson Correlation kecepatan 1.000 -.201
error -.201 1.000Sig. (1-tailed) kecepatan . .245
error .245 .N kecepatan 14 14
error 14 14
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai pearson correlation antara kecepatan dan jumlah error
sebesar -0.201. Artinya kedua variable tersebut tidak memiliki korelasi. Ada tidaknya korelasi antara
kecepatan dan jumlah error dapat dilihat dari nilai signifikansinya, sebagai berikut:
H0 : tidak ada korelasi antara kecepatan dan jumlah error
H1 : ada korelasi antara kecepatan dan jumlah error
Nilai Sig. (0,245) > 0,05; H1 ditolak.
Kesimpulannya, tidak ada korelasi antara kecepatan dan jumlah error.
Tabel 2.23 Model summaryb
Model R R Square Adjusted R SquareStd. Error of the
Estimate.201a .040 -.040 6.24138
a. Predictors: (Constant), errorb. Dependent Variable: kecepatan
Dari tabel dapat diketahui bahwa nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,201. Artinya hubungan antara
variabel kecepatan dan jumlah error sangat lemah. Nilai koefisien determinasi (R Square) sebesar
0.040. Artinya variabel bebas (jumlah error) berpengaruh terhadap variabel terikat (kecepatan operator)
sebesar 4% dan sebesar 96% dipengaruhi oleh variabel bebas lain yang tidak ditentukan dalam
pengujian ini, seperti faktor internal dalam diri operator itu sendiri (kelelahan, kejenuhan, kewaspadaan,
daya ingat pendek, dan lain-lain).
Tabel 2.24 Coefficients
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.B Std. Error Beta(Constant)
14.948 2.388 6.259 .000
error -.405 .570 -.201 -.711 .491a. Dependent Variable: kecepatan
Untuk melihat signifikansi hubungan dua variabel dapat dilihat berdasarkan pada angka signifikansi
yang dihasilkan dari perhitungan. Interpretasi ini akan membuktikan apakah hubungan kedua variabel
tersebut signifikan atau tidak.
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA
17
MODUL I LINGKUNGAN KERJA FISIK
1. H0 : koefisien konstanta tidak signifikan terhadap model regresi.
H1 : koefisien konstanta signifikan terhadap model regresi.
Nilai Sig. (0,000) < 0,05; H0 ditolak.
Kesimpulannya, koefisien konstanta signifikan terhadap model regresi.
2. H0 : koefisien jumlah error tidak signifikan terhadap model regresi.
H1 : koefisien jumlah error signifikan terhadap model regresi.
Nilai Sig. (0,491) > 0,05; H0 diterima.
Kesimpulannya, koefisien jumlah error tidak signifikan terhadap model regresi.
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA
18
MODUL I LINGKUNGAN KERJA FISIK
BAB IIIPENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berikut adalah kesimpulan yang didapatkan dari praktikum lingkungan kerja fisik:
1. Faktor – faktor lingkungan adalah kondisi lingkungan di sekitar tempat kerja yang dapat memberikan
pengaruh terhadap produktivitas operator atau biasa disebut faktor eksternal yaitu meliputi temperatur,
kelembaban, sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan, bau, getaran, warna,dll.
2. Human error adalah tindakan manusia yang melampaui batas penerimaan manusia yang ditentukan
oleh suatu sistem. Pada praktikum faktor dari human error meliputi faktor pencahayaan, temperatur,
kebisingan, dan kesamaan gambar yang dicocokkan. Semua faktor tersebut dapat mempengaruhi
kinerja manusia dan memicu adanya human error.
3. Pada teori yang kami pelajari, tingkat kebisingan berpengaruh terhadap banyaknya jumlah error dalam
suatu kegiatan. Namun,dari perhitungan dan analisis data yang telah dilakukan pada operator pria
diketahui bahwa tingkat kebisingan tidak berpengaruh terhadap jumlah error yang dilakukan pada
operator pria. Hal dibuktikan dengan hasil perhitungan Anova error pria Fhitung = 0.31 < Fα(2)(39) 3.23.
Sedangkan pada operator wanita, tingkat kebisingan juga tidak mempengaruhi jumlah error yang
dihasilkan. Hal dibuktikan dengan hasil perhitungan Anova error wanita Fhitung = 0,057 < Fα(2)(39) = 3,23.
Perbedaan hasil ini dikarenakan adanya factor internal dari dalam diri operator yang ikut mempengaruhi
kinerja.
4. Pada dasarnya kecepatan dan banyaknya error yang dihasilkan tidak begitu berpengaruh karena hal
tersebut dipengaruhi oleh perbedaan kualitas yang dimiliki oleh setiap operator. Dari hasil perhitungan
pada uji regresi linier sederhana, pada operator wanita didapatkan hasil nilai sig 0,316>0,05 sehingga H1
ditolak yang berarti tidak ada korelasi antara kecepatan dan jumlah error. Selain itu didapatkan nilai
koefisien korelasi (R) sebesar 0,140 yang berarti bahwa hubungan antara kecepatan dan jumlah error
adalah sangat lemah. Sedangkan pada operator pria nilai sig 0,245>0,05 sehingga H1 ditolak yang
berarti tidak ada korelasi antara kecepatan dan jumlah error. Nilai koefisien korelasi (R) pada operator
pria diketahui sebesar 0,040 yang berarti bahwa hubungan antara kecepatan dan jumlah error adalah
sangat lemah.
5. Dari praktikum yang sudah dilakukan, diketahui bahwa lingkungan fisik mempunyai pengaruh terhadap
kinerja operator. Sehingga untuk mendapatkan kinerja optimal sebaiknya lingkungan fisik diatur dengan
sebaik mungkin. Suhu ruangan dibuat standar yaitu 27ºC, pencahayaan disesuaikan dengan tingkat
kesulitan jenis pekerjaan yang dilakukan, begitu pula dengan kebisingan yang diatur sesuai dengan
batasan suara yang boleh diperdengarkan.
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA
19
MODUL I LINGKUNGAN KERJA FISIK
3.2 Saran
Saran untuk praktikum lingkungan kerja fisik, yaitu:
1. Pada saat praktikum diharapkan lebih memperhatikan faktor yang digunakan khususnya tingkat
kebisingan. Sebaiknya variasi tingkat kebisingan lebih signifikan perbedaannya.
LABORATORIUM PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA
20