Pembuatan modul kertas daur ulang

22
BAB I PENDAHULUAN I.1. Analisis situasi Permasalahan lingkungan yang disebabkan oleh pengelolaan sampah banyak ditemui diberbagai daerah. Di kota besar seperti Surabaya, sampah juga menjadi masalah lingkungan. Pada tahun 2000, karena penutupan TPA Sukolilo, sampah selama beberapa hari meumpuk diberbagai wilayah karena TPA Benowo yang menjadi penggantinya belum siap dioperasikan (Anonim, 2003 ). Saat ini, karena peningkatan volume sampah melebihi prediksi ketika TPA Benowo dirancang maka kasus pada tahun 2000 berpotensi terulang kembali. Penanganan masalah sampah ini harus melibatkan masyarakat karena meningkatkannya sampah juga disebabkan oleh perubahan gaya hidup masyarakat dan kurangnya kesadaran masyarakat terhadap dampak timbulnya masalah lingkungan yang disebabkan oleh pengelolaan sampah yang tidak baik. Pengelolaan sampah yang baik dapat dilakukan berdasarkan konsep 3R yaitu Reduce, Reuse dan Recycle ( Shah, 1999 ). Dengan menggunakan konsep 3 R maka penanganan bukan semata-mata terhadap sampah yang sudah ditimbulkan tetapi juga terhadap bahan baku yang digunakan untuk produksi. Hal ini sangat bermanfaat bagi lingkungan karena dapat juga mengurangi eksloitasi sumber daya alam secara berlebihan. Pengenalan mengenai cara pengelolaan sampah yang baik dapat dimulai dari anak-anak melalui pendidikan lingkungan hidup di sekolah. Dengan mengenalkan konsep sejak anak-anak 1

description

Prosedur kertas daur ulang

Transcript of Pembuatan modul kertas daur ulang

Page 1: Pembuatan modul kertas daur ulang

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Analisis situasi

Permasalahan lingkungan yang disebabkan oleh pengelolaan sampah banyak ditemui

diberbagai daerah. Di kota besar seperti Surabaya, sampah juga menjadi masalah lingkungan.

Pada tahun 2000, karena penutupan TPA Sukolilo, sampah selama beberapa hari meumpuk

diberbagai wilayah karena TPA Benowo yang menjadi penggantinya belum siap dioperasikan

(Anonim, 2003 ). Saat ini, karena peningkatan volume sampah melebihi prediksi ketika TPA

Benowo dirancang maka kasus pada tahun 2000 berpotensi terulang kembali. Penanganan

masalah sampah ini harus melibatkan masyarakat karena meningkatkannya sampah juga

disebabkan oleh perubahan gaya hidup masyarakat dan kurangnya kesadaran masyarakat

terhadap dampak timbulnya masalah lingkungan yang disebabkan oleh pengelolaan sampah

yang tidak baik.

Pengelolaan sampah yang baik dapat dilakukan berdasarkan konsep 3R yaitu Reduce,

Reuse dan Recycle ( Shah, 1999 ). Dengan menggunakan konsep 3 R maka penanganan

bukan semata-mata terhadap sampah yang sudah ditimbulkan tetapi juga terhadap bahan baku

yang digunakan untuk produksi. Hal ini sangat bermanfaat bagi lingkungan karena dapat juga

mengurangi eksloitasi sumber daya alam secara berlebihan.

Pengenalan mengenai cara pengelolaan sampah yang baik dapat dimulai dari anak-

anak melalui pendidikan lingkungan hidup di sekolah. Dengan mengenalkan konsep sejak

anak-anak diharapkan penerapan konsep 3 R menjadi suatu kebiasaan hidup. Saat ini, mulai

pendidikan dasar, siswa SD sudah diperkenalkan dengan pendidikan lingkungan. Salah satu

materi pembahasan yang diperoleh siswa sejak kelas 3 adalah mengenai pengolahan sampah.

( Mahanal dkk., 2009 ). Cara pembelajaran mengenai hal ini umumnya masih secara

konvensional dimana siswa hanya membaca dari buku tetapi tidak melihat atau melakukan

secara langsung hal-hal yang diajarkan. Dengan metode ini siswa cenderung hanya

menghafalkan saja. Dalam pembelajaran lingkungan, tujuan yang diharapkan adalah

kesadaran siswa untuk mengelola lingkungan dengan baik. Agar tujuan ini dapat tercapai

sebaiknya dilakukan dengan pembelajaran kontekstual. Pembelajaran kontekstual adalah

pembelajaran yang mengkaitkan materi pembelajaran dengan konteks dunia nyata yang

dihadapi siswa sehari-hari baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat, alam sekitar dan

dunia kerja, sehingga siswa mampu membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya

1

Page 2: Pembuatan modul kertas daur ulang

dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari ( Jumadi, 2004 ). Tidak adanya kegiatan

praktek langsung dalam pendidikan lingkungan hidup membuat pembelajaran menjadi

kurang efektif karena pada tingkat SD, siswa akan lebih tertarik dan lebih memahami dengan

banyak melihat atau melakukan langsung.

Pengenalan konsep 3 R bagi siswa ini dapat dilakukan dalam pengelolaan sampah di

lingkungan sekolah. Sampah yang dihasilkan di lingkungan sekolah cukup beragam jenisnya.

Untuk sampah kering, kertas dan plastik merupakan sampah yang banyak ditemui di sekolah.

Konsep 3 R dapat dikenalkan melalui pengelolaan sampah kertas. Alasan pemilihan sampah

kertas adalah karena pengelolaannya relatif mudah dari sampah plastik sehingga siswa dapat

mencoba melakukannya sendiri. Dengan demikian hal ini mendukung pembelajaran yang

kontekstual. Guru dapat memberikan praktek pembuatan kertas daur ulang bagi siswa atau

bila memungkin membuat suatu program daur ulang kertas disekolah. Program daur ulang

kertas ini dapat juga menjadi sarana pembiasaan siswa untuk melakukan pemilahan sampah

karena bila sampah kertas sudah tercampur dengan sampah yang lain maka pengotor akan

menyulitkan proses daur ulang. Pembuatan program daur ulang kertas di sekolah selain

menjadi media pembelajaran yang nyata bagi siswa mengenai konsep 3 R, juga dapat

sekaligus memberikan sarana belajar mengenai ide wirausaha mengingat penggunaan kertas

daur ulang sebagai kertas seni juga mempunyai nilai ekonomi yang tinggi ( Retnoningtyas,

2010 ). Sehingga melalui kegiatan ini siswa juga memperoleh pembelajaran bahwa

pengeloaan sampah yang baik akan memberikan manfaat bukan hanya bagi lingkungan tetapi

juga dapat menjadi sumber pendapatan.

Agar pembelajaran mengenai konsep 3 R ini lengkap maka harus disusun modul yang

baik sehingga siswa dapat mengetahui terlebih dahulu mengenai cara pembuatan kertas dan

dampaknya terhadap lingkungan. Selanjutnya siswa dapat diajak untuk berdiskusi mengenai

ide untuk mengurangi pengunaan kertas, atau pun mencari ide bahan baku non kayu yang

dapat digunakan untuk pembuatan kertas. Langkah ini merupakan pengenalan konsep Reduce

dari 3 R. Pada pembuatan kertas, alternatif bahan baku selain dari kayu perlu dicari karena

penggunaan kayu dapat mengakibatkan semakin meluasnya lahan hutan yang ditebang. Hal

ini tentunya berdampak tidak baik terhadap lingkungan karena dapat menimbulkan bahaya

banjir dan tanah longsor. Berbagai limbah pertanian dapat digunakan sebagai bahan baku

misalnya tongkol jagung dan bagase (Antaresti, 2004 ). Selain bahan tersebut, baku non kayu

lain yang dapat digunakan sebagai campuran dalam pembuatan kertas daur ulang untuk kertas

seni adalah eceng gondok ( Pasaribu, 2007 ) dan jerami.

2

Page 3: Pembuatan modul kertas daur ulang

Pada pelatihan ini bahan yang dipilih adalah eceng gondok karena bahan ini

merupakan gulma yang banyak ditemui di sungai kota Surabaya. Jerami juga digunakan

karena jerami merupakan limbah pertanian yang banyak ditemui di Indonesia. Untuk

memberikan contoh nyata mengenai konsep Reuse dan Recycle maka pada tahap akhir siswa

dapat dapat diajak untuk membuat kertas daur ulang. Kertas daur ulang yang dibuat dapat

menggunakan bahan dari kertas bekas saja maupun kertas bekas yang dicampur dengan serat

dari eceng gondok dan jerami. Pembuatan kertas daur ulang dari kertas bekas relatif lebih

mudah daripada pembuatan kertas daur ulang yang dicampur dengan serat eceng gondok

sehingga dapat diberikan pada siswa kelas 3 atau 4, sedangkan untuk kelas 5 dan 6 dapat

digunakan tambahan serat eceng gondok dan jerami.

I.2. Perumusan Masalah

Untuk mengenalkan konsep 3 R dalam pembelajaran pendidikan lingkungan bagi siswa SD

permasalahan yang harus diselesaikan adalah :

- Bagaimana membuat kertas daur ulang dari kertas bekas dan eceng gondok

- Bagaimana mengenalkan konsep 3 R melalui pembuatan kertas daur ulang dalam

pembelajaran pendidikan lingkungan bagi siswa SD

I.3. Tujuan Kegiatan

Tujuan kegiatan pelatihan Pembuatan Kertas Daur Ulang Bagi Guru SD Sebagai Media

Pengenalan Konsep 3 R dalam Pembelajaran Pendidikan Lingkungan adalah :

1. Memberikan wawasan dan ketrampilan kepada guru SD mengenai cara pembuatan

kertas daur ulang

2. Memberikan wawasan kepada guru SD dalam menyusun modul pengenalan konsep

3 R dengan menggunakan pembuatan kertas daur ulang sebagai contoh penerapan

I.4. Manfaat Kegiatan

1. Guru dapat membuat kertas daur ulang sebagai salah satu contoh penerapan langsung

dari konsep 3R.

2. Siswa lebih tertarik untuk mempelajari konsep 3 R dan menerapkan dalam kehidupan

sehari-hari

3

Page 4: Pembuatan modul kertas daur ulang

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Pengelolaan sampah dengan konsep 3R

Pengelolaan sampah yang baik dapat dilakukan berdasarkan konsep 3R yaitu Reduce,

Reuse dan Recycle ( Shah, 1999 ). Prinsip dari konsep 3 R ini adalah dari awal sebaiknya

pengunaan bahan yang dapat menambah jumlah sampah maupun yang merusak lingkungan

harus dikurangi (Reduce). Selanjutnya apabila sudah digunakan, apabila masih

memungkinkan bahan tersebut sebaiknya digunakan kembali walaupun untuk fungsi yang

berbeda dari awalnya (Reuse). Yang terakhir apabila idak dapat digunakan kembali maka

bahan tersebut sebaiknya didaur ulang (Recycle). Agar daur ulang dapat lebih efektif maka

salah satu langkah penting dalam pengelolaan sampah adalah melakukan pemilahan sampah

berdasarkan jenisnya. Dengan menggunakan konsep 3 R maka penanganan bukan semata-

mata terhadap sampah yang sudah ditimbulkan tetapi juga terhadap bahan baku yang

digunakan untuk produksi. Hal ini sangat bermanfaat bagi lingkungan karena dapat juga

mengurangi eksloitasi sumber daya alam secara berlebihan.

Sampah kertas merupakan sampah yang jumlahnya cukup banyak. Kebutuhan akan

kertas dapat dijadikan sebagai indikator tingkat kemajuan suatu negara, karena kertas

merupakan salah satu sarana dalam dunia pendidikan dan komunikasi (media cetak). Kayu

merupakan bahan baku utama yang umum digunakan untuk pembuatan kertas. Dengan

peningkatan penggunaan kertas, maka penebangan hutan untuk memperoleh bahan baku

pembuatan kertas juga meningkat. Hal ini tentunya kurang baik pengaruhnya bagi lingkungan

karena fungsi hutan sebagai penyerap utama gas CO2 semakin berkurang. Kondisi ini

semakin memperburuk pemanasan global yang terjadi karena emisi gas CO2 yang tinggi.

Agar penebangan hutan dapat dikurangi, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah

mengurangi penggunaan kertas sehingga penggunaan bahan baku produksi dapat dikurangi.

Bahan baku produksi juga dapat dikurangi dengan melakukan daur ulang kertas. Alternatif

lain yang dapat dilakukan untuk mengurangi penggunaan kayu sebagai bahan baku kertas

adalah dengan mencari bahan baku non kayu sebagai bahan pembuat kertas misalnya dengan

menggunakan eceng gondok, jerami, ampas tebu atau sampah pertanian lain yang banyak

mengandung selulosa.

4

Page 5: Pembuatan modul kertas daur ulang

II.2. Pembuatan kertas

Pada pembuatan kertas dari bahan baku kayu maupun bahan non kayu, mula-mula

bahan harus diproses menjadi pulp terlebih dahulu. Proses pembuatan pulp ini meliputi:

proses penghancuran bahan dasar, proses penghilangan lignin dan bahan nonselulosa lain

yang tidak diperlukan untuk proses pembuatan kertas. Lignin ini mengikat selulosa dan

hemiselulosa. Karena senyawanya yang kompleks, lignin sukar untuk diuraikan. Untuk

memisahkan lignin dari selulosa, perlu dilakukan pemecahan ikatan lignin terlebih dahulu.

Adanya kandungan lignin yang tinggi dalam kertas akan menyebabkan kertas berwarna

coklat.

Ada berbagai macam proses pembuatan pulp yang sudah dikenal. Proses pulping

dapat dilakukan secara mekanis, tetapi proses ini kurang optimal sehingga dikembangkan

proses pulping secara kimia yang saat ini paling banyak digunakan. Proses pulping secara

kimia cukup banyak jenisnya misalnya proses soda, proses sulfite dan proses kraft. Pada

proses kimia masalah yang dihadapi adalah sukarnya penanganan limbah cair yang dihasikan.

Untuk mengatasi masalah ini maka salah satu metode yang dilakukan adalah melakukan

proses biopulping. Biopulping adalah proses pembuatan pulp dengan menggunakan fungi

pendegradasi lignin.

Setelah proses pulping selesai, langkah selanjutnya adalah proses pencetakan pulp

menjadi kertas. Pada tahap pembuatan kertas ini berbagai aditif ditambahkan untuk

menghasilkan kertas sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan. Aditif yang ditambahkan

pada tahap pencetakan kertas dapat dikelompokkan berdasarkan keguanaan. Bahan aditif

filler berfungsi untuk meningkatkan kemampuan cetak dan kecerahan dari kertas. Filler yang

umum digunakan antara lain kaolin, kalsium karbonat dan titanium oksida. Selain filler, aditif

lain yang ditambahkan adalah aditif untuk memperkuat kertas misalnya pati atau polimer

sintetis yang dapat memperkuat ikatan antar serat. Sizing agent juga merupakan aditif yang

ditambahkan agar daya absorptivitas kertas terhadap cairan tidak terlalu besar. Bahan yang

digunakan untuk sizing agent misalnya rosin. Apabila diinginkan zat warna dapat juga

ditambahkan pada pembuatan kertas.

II.3. Pembuatan kertas daur ulang

Berbagai jenis kertas bekas dapat diolah kembali atau didaur ulang untuk

dipergunakan kembali sebagai kertas tulis maupun kertas yang lain. Tahapan pertama dari

pembuatan kertas daur ulang adalah pengecilan ukuran dari kertas bekas dan

5

Page 6: Pembuatan modul kertas daur ulang

menguraikannnya kembali menjadi serat-serat halus penyusunnya. Setelah terurai dan

menjadi buburan kertas, tahapan selanjutnya adalah proses pencetakan kembali menjadi

kertas. Pada tahap ini serat dari kertas bekas dapat dicampur dengan serat yang masih baru

dan aditif untuk menghasilkan kertas sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan.

Proses pembuatan kertas daur ulang dapat dilakukan pada skala industri maupun skala

kecil. Pada skala kecil, tahapan proses yang dilakukan pada dasarnya sama dengan yang

dilakukan di skala industri. Untuk mengolah kembali kertas bekas menjadi kertas tulis

memerlukan proses yang cukup rumit untuk menghilangkan warna dari kertas bekas. Oleh

karena itu untuk skala kecil biasanya kertas bekas tidak diolah menjadi kertas tulis tetapi

diolah menjadi kertas seni yang berwarna. Kertas seni ini selanjutnya dapat digunakan

sebagai media untuk berbagai produk seni misalnya untuk hiasan dinding, hiasan

pembungkus kado dan lain-lain.

6

Page 7: Pembuatan modul kertas daur ulang

BAB III

METODE PELAKSANAAN KEGIATAN

III.1. Metode kegiatan

Metode kegiatan dalam pelaksanaan kegiatan pelatihan Pembuatan Kertas Daur Ulang

Bagi Guru SD Sebagai Media Pengenalan Konsep 3 R dalam Pembelajaran Pendidikan

Lingkungan :

1. Survei awal ke SD dengan metode peninjauan langsung ke lapangan dan diskusi guru

sebagai masukan materi yang digunakan dalam pelatihan agar sesuai dengan

kebutuhan sekolah dan guru.

2. Rapat-rapat koordinasi dalam persiapan penyusunan materi, serta pembuatan alat

peraga pengolahan kertas daur ulang serta detail teknis pelaksanaan.

3. Pembuatan alat dan contoh modul pembelajran

4. Penyebaran informasi untuk menghimpun peserta pelatihan yang menjadi sasaran

kegiatan tentang kegiatan penyuluhan ini kepada warga masyarakat.

5. Setelah persiapan matang dilakukan, diadakan kegiatan pelatihan di lab PTK II,

Jurusan Teknik Kimia, UKWMS Kampus Kalijudan. Metode yang digunakan dalam

penyuluhan ini adalah sebagai berikut :

a. Ceramah, digunakan untuk menyampaikan informasi mengenai :

- Metode pembuatan kertas dan dampaknya terhadap lingkungan

- Penerapan konsep 3 R dalam pengelolaan sampah kertas

- Contoh modul pembelajaran pengenalan konsep 3 R

- Prosedur pembuatan kertas daur ulang dari kertas bekas dan eceng gondok

b. Demonstrasi dan latihan, digunakan untuk memperlihatkan langkah kerja

pembuatan kertas daur ulang dari kertas bekas dan eceng gondok, dengan

memanfaatkan alat peraga yang telah dibuat.

c. Tanya jawab, digunakan selama proses penyuluhan dan pelatihan, atau setelah

proses tersebut.

III.2. Pembuatan kertas daur ulang

7

Page 8: Pembuatan modul kertas daur ulang

a. Bahan Baku

- Eceng Gondok / Jerami

- Kertas Koran

- Tepung Kanji

- Soda Api (NaOH)

- Air

b. Prosedur pembuatan kertas daur ulang

Ada 3 tahap dalam pembuatan kertas daur ulang :

1. Pembuatan pulp dari eceng gondok / jerami

- Eceng gondok / jerami dipotong-potong untuk mempermudah perendaman

- Rendam potongan dalam larutan NaOH dengan perbandingan 1 kg eceng

gondok / jerami : 4 lt air : 10 gr NaOH selama 24 jam

- Blender rendaman eceng gondok / jerami hingga menjadi pulp ( bubur )

- Pisahkan pulp dari cairan perendam

- Bilas pulp dengan air

2. Pembuatan bubur kertas dari kertas bekas

- Kertas bekas dipotong kecil-kecil

- Rendam dalam air dengan perbandingan 1 kg kertas : 2 lt air selama 1 hari

- Blender bubur kertas

- Pisahkan bubur kertas dari air perendam

3. Pencetakan kertas daur ulang

- Taburkan 10 gram kanji ke dalam 4 lt air

- Tambahkan pulp eceng gondok / jerami dan bubur kertas

- Aduk hingga campuran rata

- Ambil campuran dengan menggunakan cetakan kertas

- Balik cetakan kertas pada papan yang sudah dilapisi dengan kertas keras

- Angkat cetakan secara perlahan

- Jemur kertas sampai kering

8

Page 9: Pembuatan modul kertas daur ulang

BAB IV

HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN

IV.1. Hasil kegiatan

IV.1.1. Tahap persiapan kegiatan

Tahap persiapan didahului dengan mencari data SD yang ada di kecamatan

Mulyorejo, Suarabaya. Pencarian data dilakukan melalui website Dinas Pendidikan Kota

Surabaya. Dari website tersebut diperoleh data 20 SD yang ada di kecamatan Mulyorejo.

Selanjutnya beberapa SD yang terdekat dari kampus Kalijudan dihubungi terlebih dahulu

untuk mendiskusikan topik dan waktu pelaksanaan yang tepat. Berdasarkan hasil diskusi, tim

pelaksana kemudian menetapkan tanggal kegiatan

Untuk menyebarluaskan informasi kegiatan yang akan dilaksanakan, dikirimkan surat

undangan ke semua SD yang ada di kecamatan Mulyorejo sesuai dengan data yang diperoleh

dari website. Dari undangan yang disebarkan, ternyata ada beberapa alamat yang tidak valid.

Dua hari menjelang hari pelaksanaan, jumlah peserta yang mendaftar mencapai 15 orang dari

target sebanyak 20 orang peserta. Agar target terpenuhi maka undangan juga disampaikan ke

beberapa SD diluar kecamatan Mulyorejo. Jumlah peserta yang mendaftarkan sebanyak 19

orang.

IV.1.2. Pelaksanaan kegiatan

Kegiatan pengabdian masyarakat pelatihan pembuatan kertas daur ulang sebagai

sarana pengenalan konsep 3 R bagi guru SD diselengggarakan pada:

Hari / Tanggal : Rabu / 19 Juni 2013

Tempat : Ruang pelatihan B 301, Kampus Kalijudan

Waktu : 08.30 – 12.00

Adapun jadwal acara pelatihan adalah sebagai berikut:

Waktu (WIB) Kegiatan Petugas

08.30 - 08.45 Daftar ulang peserta Dra. Adriana Anteng A., MSi

08.45 - 09.00 Pembukaan Dr. Ir. Suratno L., MT 9

Page 10: Pembuatan modul kertas daur ulang

09.00 - 10.00 Penyampaian Materi :

- Konsep 3R

- Pembuatan Kertas dan daur ulang kertas

Antaresti, ST, M EngSc

Dra. Adriana Anteng A., MSi

Waktu (WIB) Kegiatan Petugas

10.00 – 11.00 Praktek pembuatan kertas daur ulang

Dr. Ir. Suratno L., MT

Ery Susiani R, ST , MT

Ir. Setiyadi MT

Dibantu 3 orang mahasiswa :

Aditama

Soegiharto

Harris

11.00 – 11.45 Penyampaian materi :

- Contoh modul pembelajaran

Antaresti ST.,MEngSc

11.45 – 12.00 Umpan balik pelatihan dari peserta dan penutupan

Dra. Adriana Anteng A., MSi

Pada hari pelaksanaan kegiatan, jumlah peserta yang hadir sebanyak 18 orang dari 7 SD. Dari

7 SD tersebut 6 berasal dari kecamatan Mulyorejo yaitu: SDK Theresia, SDK Theresia 2,

SDK Yohanes Gabriel, SD YBPK, SDN Mulyorejo, SD Kalisari dan 1 SD dari kecamatan

Rungkut yaitu SDK Maria Regina. Satu orang peserta dari SD Kartika Nasional

mengundurkan diri karena ada kepentingan yang tidak dapat ditinggalkan.

Pelatihan ini diawali dengan penyampaian materi mengenai konsep 3R sebagai cara

untuk menangani masalah lingkungan. Melalui materi ini diharapkan guru dapat memperoleh

tambahan pengetahuan mengenai berbagai permasalahan lingkungan yang terjadi saat ini.

Salah satu permasalahan lingkungan yang sangat besar dampaknya adalah pemanasan global.

Dalam materi pelatihan ini dibahas mengenai penyebab pemanasan global dan bagaimana

pengelolaan sampah dengan konsep 3 R dapat membantu mengurangi pemanasan global.

Selanjutnya disampaikan materi mengenai pembuatan kertas dan daur ulang kertas.

Dari materi ini peserta dapat mengetahui bahan baku dan proses pembuatan kertas serta

10

Page 11: Pembuatan modul kertas daur ulang

bagaimana konsep 3 R pada pengelolaan sampah kertas akan mengurangi pemanasan global.

Dalam materi ini peserta juga mempelajari cara pembuatan kertas daur ulang untuk skala

industri dan skala rumah tangga.

Setelah itu peserta mempraktekkan pembuatan kertas daur ulang. Dalam praktek

pembuatan kertas daur ulang ini digunakan eceng gondok dan jerami sebagai campuran.

Sebagai materi akhir disampaikan contoh modul pembelajaran untuk mengenalkan konsep 3

R dengan menggunakan daur ulang kertas sebagai contoh penerapannya.

IV.2. Pembahasan

Pembelajaran mengenai lingkungan dan pengelolaan sampah sudah diberikan kepada

siswa SD sejak kelas 1. Guru-guru sebenarnya sudah mengetahui berbagai permasalahan

lingkungan dan konsep 3R. Pada pelatihan ini, permasalahan lingkungan yang terkait dengan

pemanasan global dibahas lebih mendalam sehingga memberikan tambahan wawasan bagi

para guru. Selama penyampaian materi, peserta antusias mendengarkan pemaparan yang

disampaikan. Pertanyaan yang diajukan peserta terkait dengan topik ini antara lain mengenai

pengelolaan sampah plastik dan cara pemilahan sampah yang dapat dilakukan di sekolah.

Untuk topik pembuatan kertas, juga diberikan cuplikan film mengenai proses di

industri. Proses pembuatan kertas di industri merupakan topik yang menarik bagi peserta

karena merupakan hal yang baru. Beberapa istilah yang terkait dengan proses banyak

ditanyakan oleh peserta. Untuk pembuatan kertas daur ulang, peserta yang mengajar untuk

kelas rendah, yaitu kelas 3 ke bawah, juga menanyakan bagaimana agar praktek yang

dilakukan aman bagi anak-anak. Terkait dengan hal tersebut maka bagi murid kelas 3 ke

bawah disarankan agar hanya membuat kertas daur ulang dari kertas bekas tanpa campuran

eceng gondok atau jerami sehingga tidak perlu menggunakan soda api.

Setelah praktek pembuatan kertas, dilakukan diskusi dengan peserta mengenai

rencana peserta untuk mempraktekkan pengetahuannya di kelas. Salah seorang guru yang

mengajar di kelas 2, merencanakan untuk membuat kertas daur ulang dari kertas bekas dan

membuatnya menjadi media dalam pelajaran kesenian karena siswa kelas 2 biasanya senang

apabila menghasilkan produk yang bisa digunakan dan dibawa pulang. Sedangkan peserta

lain yang mengajar di kelas 4 merencanakan untuk mempraktekkan pembuatan kertas daur

ulang dalam mata pelajaran IPA. Sebagai tambahan wacana, dalam pelatihan ini juga

diberikan contoh modul pembelajaran yang dapat diterapkan untuk pembelajaran

pengetahuan lingkungan bagi siswa SD yang sudah duduk minimal di kelas 3.

11

Page 12: Pembuatan modul kertas daur ulang

Dari diskusi umpan balik peserta di akhir pelatihan, diketahui bahwa peserta merasa

puas dengan pelaksanaan pelatihan. Peserta juga merasa bahwa pengetahuan yang diperoleh

dari pelatihan bermanfaat untuk menunjang proses pembelajaran. Untuk mengembangkan

materi pembelajaran lingkungan, salah satu peserta juga mengusulkan agar diadakan

pelatihan mengenai pengelolaan sampah plastik mengingat sampah tersebut juga banyak

dijumpai.

12

Page 13: Pembuatan modul kertas daur ulang

BAB V

KESIMPULAN

Dari hasil kegiataan dan evaluasi umpan balik dari peserta dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut :

1. Waktu pelatihan sudah mencukupi.

2. Kegiatan ini sesuai dengan kebutuhan peserta.

3. Penjelasan dan praktek pembuatan kertas daur ulang membantu dalam peningkatan

wawasan dan gagasan baru bagi guru SD untuk mengenalkan konsep 3R.

4. Contoh-contoh untuk pengelolaan sampah yang lain dibutuhkan untuk memperkaya

wawasan agar dapat menyusun modul pembelajaran pengenalan konsep 3R yang

menarik bagi siswa SD.

13

Page 14: Pembuatan modul kertas daur ulang

BAB VI

ORGANISASI PELAKSANA

1. Pelindung : Dekan Fakultas Teknik, UKWMS

2. Penanggung jawab : Ketua Jurusan Teknik Kimia, UKWMS

3. Ketua Pelaksana : Antaresti ST.,MEngSc

4. Anggota pelaksana : Dr. Ir. Suratno Lourentius, MS

Ir. Setiyadi, MT

Dra. Adriana Anteng A., MSi

Ery Susiany Retnoningtyas, ST.,MT

14

Page 15: Pembuatan modul kertas daur ulang

DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim, (2003), Profil Kabupaten / Kota Surabaya Jawa Timur, http://ciptakarya.pu.go.id/profil/profil/barat/jatim/surabaya.pdf, diakses 29 Oktober 2012

2. Antaresti, N. Christina, E. Selviana, M. Indrawati, Yosanto E., (2004), Organosolv dan Proses Biokimia Sebagai Alternatif Proses Pulping yang Ramah Lingkungan, Seminar Nasional Fundamental dan Aplikasi Teknik Kimia 2004, Surabaya

3. Retnoningtyas, Ery Susiany dan Antaresti, 2010, Penumbuhan Minat Berwirausaha Melalui Pelatihan Pembuatan Kertas Komposit, Humaniora , vol 7 no 2 , hal 79 – 84

4. Jumadi , (2004) , Pembelajaran Kontekstual dan Implementasinya, Workshop Sosialisasi dan Implementasi Kurikulum 2004, UNY, Yogya

5. Mahanal S., Utaya S., Rohman F., Hartono R., Utomo Y. Zakia N., Hidayat S., (2009) Pendidikan Lingkungan Hidup untuk Sekolah Dasar Kelas III , Malang, Pusat Penelitian Lingkungan Hidup – Lembaga Penelitian Universitas Negeri Malang

6. Shah, Kanti L., (1999) , Basic of Solid Waste and Hazardous Waste Management Technology, New Jersey, Prentice Hall

15