Modul 1 - Penyakit Infeksi Paru

download Modul 1 - Penyakit Infeksi Paru

of 10

Transcript of Modul 1 - Penyakit Infeksi Paru

  • 8/9/2019 Modul 1 - Penyakit Infeksi Paru

    1/10

    1. Pemeriksaan fisik thorax

    Nyeri dada (chest pain)Miokardium : angina pektoris, infark miokardPerikadium : perikarditisAorta : aneurisma aorta disekans (dissecting aortic aneurysm)Trakea dan bronkus primer : bronkitis

    Pleura parietalis : perikarditis, pneumoniaDinding dada yang meliputi sistem DMS : kostokondritis, herpes zoster Esofagus : esofagitis refluks, spasme esofagusStruktur di luar toraks (leher, kantung empedu, lambung) : artritis servikal, kolik bilier gastritis

    DispneaKesulitan bernafas (sesak nafas)Tidak disertai rasa nyeri, menimbulkan rasa tidak nyaman

    Mengi (wheezing)Bunyi pernafasan musikal (periodik), dapat didengar pasien dan orang lain di sekitarnyaMenunjukan obstruksi parsial jalan napas akibat sekret, inflamasi jaringan atau benda asing

    Batuk (ptisis)Respon tubuh berupa refleks terhadap rangsang/stimulus (mukus, pus, darah, debu, benda asing lain)yang mengiritasi reseptor batuk di laring, trakea, bronkus besar Dekompensasio kordis kiri : batuk sistem kardiovaskular Batuk spasmodik kering : pneumonia mycoplasma

    Batuk produktif (sputum/dahak/riak/phlegm) : pneumonia bakterial, viral, bronkitisSputum mukoid : translusen, putih, kelabuSputum purulen : kekuningan/kehijauan (bronkiektasis, abses paru)Sputum berbau busuk : abses paru karena m.o anerobSputum lengket : fibrosis kistik

    Batuk berdarah (hemoptisis)Membatukkan darah dari paru (noda darah sampai darah nyata)Jarang ditemukan pada bayi, anak, remajaDarah dari lambung : warna lebih gelap, dapat bercampur partikel-partikel makanan

    Catatan pemeriksaan fisikPemeriksaan normal

    Toraks simetris dengan ekspansi baikParu sonor Bunyi nafas vesikular, tidak terdengar rales, mengi, atau ronki

    Diafragma turun 4 cm, bilateralPemeriksaan abnormal (misal : PPOK)

    Toraks simetris dengan kifosis sedang dan peningkatan diameter AP, ekspansi berkurangParu hipersonor Bunyi napas terdengar jauh dengan fase ekspiratori terlambat dan bunyi mengi saat ekspirasiistirahatFremitus berkurang, tidak terdapat bronkofoni, egofoni, atau pectoriloquy bisikanDiafragma turun 2 cm, bilateral

    InspeksiNilai warna kulit

    Untuk menemukan sianosis/hipoksia jaringanJari tabuh (clubbing of the nails) : PPOK, kelainan kongenital jantung

    Dengarkan pernafasan pasienMengi (wheezing) : bunyi pernafasan yang terdengar pasien dan orang lain di sekitarnyaStridor : mengi bernada tinggi (tanda serius obstruksi saluran nafas pd laring/trakea)

    Lakukan inspeksi leher Kontraksi m.SCM saat inspirasi keadaan istirahat : indikasi kesulitan nafas beratPergeseran (distensi) trakea ke lateral : pneumotoraks, efusi pleura, atau atelaktasis

    Deformitas atau ketidakseimbangan (asimetris)Barrel chest (dada tong)

    Diameter AP bertambah seiring bertambah usia (sering jg pada bayi normal)PPOK (penyakit paru obstruksi kronis)

    Funnel chest (pektus eksavatum)Lekukan dalam pada inferior sternum

  • 8/9/2019 Modul 1 - Penyakit Infeksi Paru

    2/10

    Kompresi jantung dan pemb.darah besar menyebabkan bising (murmur)Pigeon chest (pektus karinatum)

    Os sternum bergeser ke arah anterior , meningkatkan diameter AP

    Kartilago costae yang berdekatan dgn sternum akan melekuk ke dalamFlail chest (akibat trauma)

    Fraktur tulang iga multipel unilateralKontraksi diafragma ke inferior, menyebabkan tekanan intratorakal menurun saat

    inspirasiPenurunan tekanan intratorakal menarik daerah yang cedera (melekuk) ke arah dalam(seperti terpukul ke arah dalam : flail)

    PalpasiNyeri tekan interkostal : daerah pleura yang mengalami inflamasiTes ekspansi dada

    Ekspansi dada unilateral tertinggal : efusi pleura, pneumonia lobaris, obstruksi bronkial, penyakitfibrotik kronik paru atau pleura

    Fremitus taktilFremitus berkurang/tdk teraba

    Suara yang dikeluarkan pasien kecilTransmisi getaran laring ke perm.dada terhalang

    Obstruksi bronkial, PPOK, efusi pleura (terpisahkan permukaan kedua pleuraoleh cairan), fibrosis pleura (penebalan pleura), pneumotoraks, dinding dadasangat tebal

    Fremitus meningkatTransmisi getaran laring ke perm.dada terfasilitasi oleh eksudat padat : pneumonialobaris

    PerkusiTujuan

    Menentukan jaringan di bawah dinding dada berisi cairan atau padatanPrinsip perkusi

    Bunyi sonor digantikan oleh redup (cairan/padatan menggantikan paru/pleura berisi udara)Pneumonia lobaris (alveoli terisi cairan, sel darah), efusi pleura (eksudasi cairan serosa),hemotoraks (darah), empiema (pus), jaringan fibrosa atau tumor 

    Pekak (flatness)Intensitas : pelanNada : tinggiDurasi : singkatContoh lokasi : paha

     Abnormal : efusi pleura luasRedup (dullness)

    Intensitas : sedangNada : sedangDurasi : sedangContoh lokasi : hepar 

     Abnormal : pneumonia lobarisSonor (resonance)

    Intensitas : kerasNada : rendahDurasi : lamaContoh lokasi : paru normal

     Abnormal : bronkitis kronis simpelHipersonor (hyperresonance)

    Intensitas : sangat kerasNada : lebih rendahDurasi : lebih lamaContoh lokasi : tdk ditemukan pd keadaan normal

     Abnormal : emfisema, pneumotoraksTimpani

    Intensitas : kerasNada : tinggi (bernada musikal)Contoh lokasi : pipi yang digembungkan, gelembung udara lambung

     Abnormal : pneumotoraks luasAuskultasi

  • 8/9/2019 Modul 1 - Penyakit Infeksi Paru

    3/10

    Prinsip auskultasiBunyi pernapasan berkurang jika aliran udara dalam paru menurun (PPOK, kelemahan otot),atau transmisi bunyi buruk (efusi pleura, pneumotoraks, emfisema)

    Eksudat padat atau jaringan paru yang padat (fibrosis) sebagai konduktor bunyi yang baikBunyi napas yang terdengar jauh dari posisi normal, mengindikasikan abnormalitas paruJika bunyi vesikular lapang paru digantikan bunyi bronkial atau bronkovesikular : paru terisi udaradigantikan jaringan paru yang padat

    Bunyi napas (bunyi paru)Vesikular Lama bunyi : inspirasi > ekspirasiIntensitas bunyi ekspirasi : pelanNada bunyi ekspirasi : relatif rendahLokasi normal : hampir di seluruh lapang paru

    Bronkovesikular Lama bunyi : inspirasi = ekspirasiIntensitas bunyi ekspirasi : sedangNada bunyi ekspirasi : sedangLokasi normal : ICS 1 dan 2 anterior, daerah interskapular 

    Bronkial

    Lama bunyi : inspirasi < ekspirasiIntensitas bunyi ekspirasi : kerasNada bunyi ekspirasi : relatif tinggi

    Lokasi normal : manubrium (jika benar-benar terdengar)Trakeal

    Lama bunyi : inspirasi = ekspirasiIntensitas bunyi ekspirasi : sangat kerasNada bunyi ekspirasi : relatif tinggiLokasi normal : trakea leher 

    Bunyi tambahan (adventitious sounds)Bunyi tambahan tumpang tindih dengan bunyi napas normalBunyi crackles, mengi, ronki bila menghilang setelah batuk (setelah sekret dikeluarkan) : adanyasekret yang menimbulkan bunyi tsb (bronkitis, atelektasis)Bunyi diskontinu (crackles/rales) : bunyi intermitten (terputus-putus), nonmusikal, singkat,seperti titik-titik sepanjang waktu

    Crackles halus : bunyi pelan, nada tinggi, singat (5-10 mdet)Crackles kasar : bunyi lebih keras, nada lebih rendah, lebih lama (20-30 mdet)Ditemukan pada : pneumonia, fibrosis, gagal jantung kongestif dini, gangg.saluran napas

    (bronkitis, bronkiektasis)Bunyi kontinu : garis-garis pendek sepanjang waktu (lebih lama >250 mdet), bersifat musikal

    Mengi (wheezing) : nada tinggi, sifat bunyi seperti peluit, bunyi bergetar 

    Penyempitan saluran napas : asma, PPOK, bronkitisRonki : nada rendah, sifat bunyi seperti dengkuran

    Sekret dalam saluran napas yang besar Bunyi suara yang ditransmisikan

    Biasanya dilanjutkan auskultasi pd daerah abnormal yang terdengar bunyi bronkial ataubronkovesikular Bronkofoni : bunyi suara lebih keras dan lebih jelas saat pasien mengucapkan "tujuh-tujuh"Egofoni : perubahan "Ii" menjadi "ei" saat pasien mengucapkan "ii"Pectoriloquy bisikan : bunyi suara bisikan lebih keras dan lebih jelas saat pasien membisikan"tujuh-tujuh"

    2. Pneumonia

    DefinisiInfeksi parenkim paru : distal bronkiolus terminalis, bronkiolus respiratorius, alveoli (dari bronkiolussampai alveoli)Menimbulkan gangguan difusi O2-CO2 setempat, konsolidasi jaringan paru (solidifikasi)

    EtiologiBerdasarkan faktor resikonya

    PK (pneumonia komunitas) : didapat di luar infeksi nosokomial : s.pneumoniae, mycoplasma,

    chlamydophila, h.influenza, viralPN (pneumonia nosokomial) : s.aureus, pseudomonas auriginosa

  • 8/9/2019 Modul 1 - Penyakit Infeksi Paru

    4/10

    HIV-associated : pneumocystis jiroveciAlcoholic : klebsiella (red currant jelly sputum), s.aureus, bakteri anaerob (aspirasi)

    Berdasarkan umur Neonatal (viral) : HSV, enterovirus, CMVBirth - 1 month : GBS, e.coli, h.influenza, b.pertussis1 month - 3 month : s.aureus, h.influenza, chlamydophila pneumonia, b.pertussis3 month - 4 years : rhinovirus, mycoplasma, pneumococcus, parainfluenza

    Age 5+ : TB, pneumococcus, mycoplasma, chlamydophila pneumoniaAll ages : s.pneumonia, s.aureus, mycoplasma, chlamydophila pneumoniaFaktor resiko

    Impaired lung defense

    Poor cough/gag reflex (ex : illness, drug-induced)Impaired mucociliary transport (ex : smoking, cyctic fibrosis)Immunosupresi (kortikosteroid, HIV)

    Increased risk of aspiration (aspirasi kuman ke dalam paru)

    Impaired swallowing mechanism (ex : obstruksi mekanis, disfagia karena stroke/multipelsklerosis/demensia/myasthenia gravis, aspirasi mekonium)

    DiagnosisAnamnesis

    Faktor resiko : alkoholisme, imunosupresif (kortikosteroid), penggunaan AB lama, malnutrisi, usia>65 tahunBatuk (dengan/tanpa sputum)

    Demam (sering tinggi >39 derajat)Pleuritic chest pain : nyeri saat inspirasi maksimal (tepatnya di pleura parietalis)Dyspnea : sesak nafas

    Pada anak, sering dgn chest indrawing (dinding dada inferior depresi saat dindingabdomen superior ekspansi inspirasi)

    Tachypnea : nafas cepat >30x/menit (berbeda dengan kussmaul's breathing : fast and deep)Tachycardia : heart rate 160-190x/menitAtipikal (>65 tahun) : demam, sakit kepala, myalgia (nyeri otot)

    Pemeriksaan fisikTanda-tanda konsolidasi paru (solidifikasi)

    Keadaan paru terisi eksudat akibat respon inflamasi host : input O2 yang masukberkurang (digantikan eksudat padat)Inspeksi

    Gerak pernafasan unilateral sisi terkena tertinggal dibanding sisi normalPalpasi

    Fremitus taktil meningkat (eksudat padat sebagai penghantar bunyi yang baik)Ekspansi dada unilateral sisi terkena tertinggal

    PerkusiDullness/redup (normal : resonance/sonor)Intensitas relatif : sedangNada relatif : sedangDurasi relatif : sedangContoh lokasi : hepar 

    AuskultasiBunyi napas

    Bronkial/bronkovesikular Bronkial : bunyi ekspirasi lebih lama dibanding bunyi inspirasi (posisinormal terdengar : manubrium sterni)Bronkovesikular : lama bunyi inspirasi sama dengan bunyi ekspirasi(posisi normal terdengar : ICS 1 dan 2 anterior )Pneumonia : terdengar jauh dari lokasi normal tersebut

    Bunyi suara yang ditransmisikanJika bunyi napas bronkial/bronkovesikular terdengar pd posisiabnormal, lanjutkan dengan auskultasi daerah tersebut sambil

    meminta pasien :Mengucapkan "tujuh-tujuh" : bronkofoni (terdengar lebih kerasdan lebih jelas)Mengatakan "ii" : terdengar menjadi "ei" (egofoni : perubahan

    "i" menjadi "e")

  • 8/9/2019 Modul 1 - Penyakit Infeksi Paru

    5/10

    Membisikan "tujuh-tujuh" : whisper pectoriloquy (katabisikan terdengar lebih keras dan lebih jelas)

    Pemeriksaan penunjangHematologi

    Urea >7 mmol, BUN >19Leukosit : normal/leukopenia (infeksi virus, mycoplasma, s.aureus), leukositosis (infeksibakteri lainnya)

    Serologi terhadap virus, mycoplasma, legionella : terjadi kenaikan titer 4x titer awalMikrobiologiSpesimen : darah, sputum, aspirasi nasotrakeal/transtrakeal, aspirasi jarum transtorakal,torakosentesis, bronkoskopi, biopsiPewarnaan : gram, ziehl neelsen (BTA), quellung reaction

    Quellung reaction : antibodi spesifik direaksikan dengan bakteri berkapsul(s.pneumonia, h.influenza, klebsiella)Reaksi (+) jika secara mikroskopis tampak kapsul menjadi opaque dan menebal

    Dilanjutkan kultur kuman penyebabRadiologi (foto polos thorax)

    Consolidation signsPatof : inflammatory exudates in alveoli (pneumonia alveolar), bronchus

    (bronchopneumonia)Signs

    Air bronchograms (airspace disease)

     Air-filled bronchus (luscent) dikelilingi oleh fluid-filled airspacealveoli (opaque)Pneumonia alveolar : streptococcus pneumoniae

    Airspace nodules Air-filled alveoli (luscent) dikelilingi oleh fluid-filled airspacebronchus (opaque), menyatu dan tersusun secaralobar/segmentalBronkopneumonia : staphylococcus, virus, mycoplasma

    Interstitial diseasePatof : proses patologis yg melibatkan jar.ikat interlobular (scaffolding of thelung)Linear signs : garis-garis halus terbentuk karena penebalan septat jar.ikatPneumonia interstitial oleh infeksi virus dan mycoplasma

    Tatalaksana

    3. Tuberkulosis paru

    DefinisiPenyakit menular langsung yang disebabkan kuman TB (mycobacterium tuberculosis)Transmisi : airborne route

    Etiologi, epidemiologi, natural historyM.tuberculosis : slow growing aerobe (doubling time : 18 hours)Mampu bertahan dalam sel (intraseluler obligat) karena replikasinya melibatkan makrofag (respon fagositdimanfaatkan bakteri)5% : infeksi primer berlanjut progresif 95% : infeksi primer berlanjut TB latent (1/3 populasi dunia terinfeksi TB latent)5-10% : infeksi TB latent reaktivasi dari penyakit sebelumnya (2 tahun inokulasi)

    Faktor resikoFor exposure/infection

    Bepergian atau lahir di wilayah dgn insidensi TB tinggi (asia, sub-saharian africa) Aboriginal, kondisi hidup yg padat/kumuh, homelessPersonal/occupational contact (penularan langsung dari penderita TB secara airborne route)

    For progression from latent infection to active diseaseImmunocompromised/immunosuppressed (usia tua)Iatrogenik (adalimumab, infliximab, etanercept, kortikosteroid)

    DiagnosisAnamnesis

    Demam >1 bulanBatuk persisten >3 mingguBatuk (+/-) hemoptysis

  • 8/9/2019 Modul 1 - Penyakit Infeksi Paru

    6/10

    Hemoptysis : batuk berdarahMost common cause : bronchitisOther causes : pneumonia, TB, goodpasture's syndrome, mitral stenosis, bronchiectasis90% massive hemoptysis (>600 mL/24h) berasal dari a.bronchialis

    Dyspneu (sesak nafas)Pleuritic chest pain (nyeri saat inspirasi maksimal)Malaise (badan lemah)

    Anorexia (nafsu makan menurun), BB menurunBanyak berkeringat pd malam hari (hiperhidrasi nocturnal), meski tanpa kegiatanPemeriksaan fisik

    Inspeksi : gerak pernafasan unilateral tertinggalPalpasi

    Ekspansi dada unilateral tertinggalFremitus taktil berkurang atau tidak teraba jika diiringi dengan efusi pleura dan/ataupneumotoraksLimfadenitis TB (dapat ada/tidak)

    Benjolan kelenjar limfe yang tidak terasa nyeri → kebanyakan di cervicalbilateralTidak nyeri  → nekrosis perkijuan melumpuhkan reseptor nyeri (nosiseptor)

    Perkusi : redup (tanda paru terisi infiltrat)Auskultasi

    Bunyi napas : bronkial

    Bunyi tambahan (adventitious sounds)Jika batuk disertai dahak : ronki basah/kering (bunyi relatif bernada rendah,sifat seperti dengkuran)Indikasi disertai penyempitan saluran napas : mengi/wheezing (bunyi relatif bernada tinggi, sifat seperti peluit/bunyi bergetar )

    Pemeriksaan penunjangPPD (purified protein derivative) / mantoux skin test / tuberculin test

    (+) hanya membantu memastikan diagnosisTidak dapat menyingkirkan diagnosis banding lainnyaInjeksi intradermal antigen m.tuberculosis  → tunggu reaksi inflamasi 48-72 jamHarus ditunda 4-6 minggu setelah pemberian vaksin BCG → mencegah positif palsuInterpretasi hasil

    Perhatikan ada/tidaknya indurasi (perlebaran wheal) pd area injeksi, termasukukurannyaPositif 

    >15 mm → anak >4 tahun tanpa faktor resiko>10 mm → anak 5 mm → anak dengan riwayat kontak TB, immunosupresi, (+) HIV,sedang dalam terapi anti-TNF blocker 

    Negatif palsuTeknik injeksi intradermal yg salah

     Anergy, malignancyInfeksi

  • 8/9/2019 Modul 1 - Penyakit Infeksi Paru

    7/10

    Right hemidiaphragm : RLLLeft hemidiaphragm : LLL

    Volume loss : displacement dari mediastinal, diaphragma elevasi, deviasi dari

    fissura pulmonalVascular crowding (karena penyempitan/kolaps paru)Air bronchograms (infiltrat yang mengisi alveoli)

    Pleural effusion

    Tampak eksudasi (cairan, darah) masuk ke dalam rongga pleuraPosisi lateral decubitus : volume minimum 25 mL dapat terlihat (palingsensitif)

    Upright lateral : 50 mL (meniskus cairan terlihat di sulcus

    costophrenicus posterior)PA (posterior anterior) : 200 mLSupine : tampak samar (paling tidak disarankan)

    Pneumothorax (udara dalam rongga pleura)Tampak gambaran curvilinear line (garis kurvatura) yang pararel denganrongga dada, memisahkan rongga pleura berisi udara dengan paru yangkolaps

    Pemeriksaan sputum 3 waktu (SPS : sewaktu pagi sewaktu) : lihat "infeksi dan pulmonologi.pdf"Kategori 1

    TB paru baru BTA (+)TB paru BTA (-) rontgen (+) ringan/berat

    TB ekstrapulmonal ringan/beratKategori 2

    TB BTA (+) kambuhTB BTA (+) gagalDrop-out

    Kategori 3TB paru BTA (-) rontgen (+) sakit ringanTB ekstrapulmonal ringan (limfadenitis TB, pleuritis eksudativa unilateral, TBkulit, TB tulang-sendi, TB kelenjar adrenal)

    AMTD test (amplified mycobacterium tuberculosis direct test)Spesimen berupa sputum, BAL (broncho-alveolar lavage), sekret trakeal-bronkial diambil→ diidentifikasi ada/tidaknya rRNA mycobacterium tuberculosis secara genetis

     AMTD → onset infeksi setelah 3.5 jam dapat terdeteksiPositIf  → RLU (relative light unit) dalam DNA probes >30.000 (90% spesifik, sensitif)

    Diagnosis TB ekstrapulmonalTB pleura : +nyeri dadaLimfadenitis TB : pembesaran limfanodi superficialSpondilitis TB : pembengkakan tulang belakang (gibbus)

    TatalaksanaPencegahan

    Vaksin BCGIndikasi

    Neonatus yang orangtuanya positif TB saat dilahirkanKomunitas dengan resiko infeksi TB tinggi  → suku aborigin, health workers at risk

    Hanya diberikan jika hasil (-) untuk TB skin testEfek samping

    Eritem, papul 3-6 minggu setelah injeksi intradermalPembesaran KGB

    4. PPOK (penyakit paru obstruktif kronis)

    Bronkitis kronik

    DefinisiKelainan saluran napas yang ditandai batuk kronik berdahak minimal 3 bulan dalam 1 tahun (sekurang-kurangnya 2 tahun berturut-turut)Obstruksi bronchus  → penyempitan lumen bronchus karena penebalan mukosa dan sekresi mukusberlebih

    Iritasi → merokok (tembakau), polusi

  • 8/9/2019 Modul 1 - Penyakit Infeksi Paru

    8/10

    Alergi  → asma bronkialInfeksi → repetitive acute bronchitis

    Inflamasi akut pd mukosa bronkusMost common : virus, mycoplasma pneumonia (anak-anak)Manifestasi klinis

    Biasanya diawali dengan rinofaringitis → faringitis → laringitis → tracheitisBatuk berulang, kering pd awalnya, kemudian menjadi produktif (berdahak)

    Low-grade fever No tachypneu, no dyspneu Auskultasi thorax : wheezing bronkial

    DiagnosisAnamnesis

    Faktor resikoRiwayat merokok atau bebas perokok dengan/tanpa gejala pernapasanRiwayat terpajan zat iritan bermakna di tempat kerjaTingkat polusi udara yang tinggi di lingkungan sekitar pasien  → lingkungan padatpendudukFaktor demografi : umur, riwayat keluarga, riwayat infeksi saluran nafas saat anak-anak,

    status sosioekonomi rendahBatuk berulang dengan/tanpa dahak putih/mukoidDyspnea (sesak) dengan/tanpa bunyi mengi (wheezing)

    Acute onset  → tanpa sesak

    Setelah beberapa tahun (kronik) → sesak mulai muncul, terutama saat bekerja beratPemeriksaan fisik thorax

    InspeksiPursed-lips breathing : mulut setengah terkatup/mencucuBarrel chest : diameter AP dan transversal sebandingPenggunaan dan/atau hipertorfi otot bantu napas → m.SCM (paling mudah terlihat)Pelebaran ICS (intercostal space)  → akibat hipertrofi m.intercostales externus, internus,

    dan/atau minimus Associated gagal jantung kanan → denyut vena jugularis di leher terlihat, edema tungkaiPenampilan blue bloater  → penderita gemuk, sianosis sentral dan perifer 

    PalpasiEkspansi dada dan fremitus melemah pada sisi paru terkena

    ICS melebar Perkusi

    Batas jantung mengecil

    Letak diafragma lebih rendahHepar terdorong ke bawah

    AuskultasiBunyi napas vesikuler normal atau melemahRonki dan/atau wheezing pd saat bernapas biasa atau ekspirasi paksaEkspirasi memanjang

    Pemeriksaan penunjang (radiologi)Corak bronkovaskuler bertambahGambaran tubular shadow → bayangan garis-garis pararel keluar dari hilus menuju apexpulmonis

    TatalaksanaOksigen 2-3 L/menitMedikamentosa

    Bronkodilator Golongan antikolinergik

    Ipratropium bromida 20  µ gram/semprot → 2-4 semprot/x 3-4x/hariOnset 30-60 menit → bronkodilatasi + mukolitik

    Golongan agonis β2Salbutamol 100  µ gram/semprot → 2-4 semprot/x 3-4x/hari

    Kombinasi antikolinergik + agonis  β2Ipratropium bromida 20  µ gram + salbutamol 100 µ gram → 2-4 semprot/x 3-4x/hari

    Golongan xantinTeofilin 150 mg  → 1 tab 2x/hari

    Kortikosteroid

  • 8/9/2019 Modul 1 - Penyakit Infeksi Paru

    9/10

    Indikasi : eksaserbasi akut untuk menekan inflamasiEksaserbasi akut : terapi memperparah gejala → dyspnea, batuk berdahak sputum lebih

    kental + weight loss, lung hyperinflation (barrel chest)Prednison 5 mg  → 20-40 mg/hari peroral

    AntibiotikaIndikasi : eksaserbasi akut karena infeksi bakteri  → lama 5-7 hari

     Ampisilin 500 mg

    Eritromisin 500 mgCo amoxiclav 750 mgCefodroxil 500 mgCefixim 100 mg

     Azitromisin 500 mg atau 250 mgAntioksidan

    Mengurangi eksaserbasi dan memperbaiki kualitas hidupHanya diberikan jika  → elderly, malnutrisi, severe anemia, penyakit jantung, measlesN-acetil sistein kapsul 200 mg  → 200 mg/8 jam

    MukolitikIndikasi : first line therapy pd eksaserbasi akut  → mempercepat perbaikan eksaserbasi →bronkitis kronik dgn sputum kental (viscous)

     Ambroxol sirup 15 mg/5 ml, tablet 30 mgBromheksin sirup 10 mg/5 ml, kapsul 8 mg

    Emfisema

    DefinisiDilatasi dan destruksi bronkiolus terminalis hingga alveolus → pengurangan kemampuan elastic recoil  →paru collapseDiatasi tanpa destruksi  → overinflation

    EtiologiFaktor genetik

    Hiperaktivitas bronkusPeningkatan kadar IgEDefisiensi protein  α1 antitripsin

    Hipotesis elastase-antielastaseKetidakseimbangan enzim proteolitik elastase dengan anti-elastase  → berperan dalam menjaga

    elastisitas alveolusRokok

    Menghambat pergerakan silia mukosa saluran napasMenghambat fungsi makrofag alveolar Hipertrofi dan hiperplasia kelenjar mukus bronkusMetaplasia epitel skuamosa saluran napas

    InfeksiPneumonia, asma bronkial, bronkiolitis akut, bronkitis kronikMost common : haemophillus influenza, streptococcus pneumonia

    PolusiMenghambat pergerakan silia mukosa saluran napasMenghambat fungsi makrofag alveolar 

    Faktor sosioekonomiPerbedaan pola merokok  → lebih sering pd golongan sosioekonomi rendahTinggal dalam lingkungan padat penduduk

    KlasifikasiPLE (pan lobular emphysema)  → less common

    Destruksi bronkiolus respiratori, ductus alveolaris, saccus alveolaris, alveolusDefisiensi protein α1 antitripsinKlinis → dada hiperinflasi (barrel chest), dyspnea saat aktivitas, weight loss

    CLE (centri lobular emphysema)  → most common in smokersDestruksi bronkiolus respiratorius dominan (terutama lobus superior pulmonis), kantungalveolus tetap bersisaKlinis → cyanosis, edema perifer, gagal napas

    Emfisema paraseptalDestruksi alveolus lobus inferior pulmo  → udara dalam alveolus terisolasi (terperangkap)  →memungkinkan terjadinya pneumothorax spontan

  • 8/9/2019 Modul 1 - Penyakit Infeksi Paru

    10/10

    PatofisiologiPengeluaran CO2 dari dalam alveolus menjadi lebih sulit dari pemasukan O2 → penimbunan CO2

    bertambah pada distal alveolusDestruksi dinding alveolus → overdistensi permanen ruang udara, tetapi tidak recoil karena collapse → O2tertahan dalam alveolus (blebs) dan di antara parenkim paru (bullae) → difusi CO2 keluar kapiler berkurang  → dead space (area nekrosis)  → kerja nafas meningkat  → kesulitan ekspirasiPenyebab collapse : penyempitan saluran napas karena pengurangan elastisitas → defisiensi α1

    antitripsin (AAT) = anti-elastase AAT : protein yang menetralkan enzim proteolitik elastase yang sering dikeluarkan padaperadangan → merusak jaringan paru

     AAT melindungi paru dari kerusakan jaringan oleh enzim proteolitik elastase berlebih karenainflamasiTerdapat keseimbangan antara enzim proteolitik elastase dan anti-elastase → mencegahkerusakan jaringanSumber elastase : pankreas, asap rokok, polusi, dan infeksi → keseimbangan terganggu  →destruksi lebih banyak terjadi oleh hiperproduksi enzim proteolitik elastase

    Normal : ekspirasi maksimal → tekanan yang menarik jaringan paru berkurang → saluran nafas bagianbawah paru tertutupEmfisema : saluran nafas tersebut lebih cepat dan lebih banyak yang tertutup  → O2 segera masuk keparu  → CO2 tertunda keluar  → ventilasi dan perfusi tidak seimbang → hipoksia, dyspnea

    DiagnosisSymtoms

    Dyspnea dengan/tanpa usaha napas tambahanBatuk jarang terjadiTachypneaPenurunan aktivitas kerja  → mudah lelah, mudah kehilangan napas

    SignsPink skin (CO2↓dan O2  ↑ → akral kemerahan)Pursed-lip breathing (mulut setengah mencucu)Penggunaan otot respirasi tambahan (terutama otot ekspirasi tambahan)

     AnorexiaHiperinflasi → barrel chestPerkusi → hipersonor (karena berisi banyak O2)

    Tatalaksana : sama dengan bronkitis kronis