model2 kebijakan

20
Modul Matakuliah Kebijakan Publik 2014 MODEL-MODEL KEBIJAKAN PUBLIK I. MEMAHAMI MAKNA MODEL KEBIJAKAN PUBLIK Model adalah representasi sederhana mengenai aspek – aspek yang terpilih dari suatu kondisi masalah yang disusun untuk tujuan tertentu. Model adalah isomorfisme antara dua atau lebih teori empiris, sehingga model seringkali sulit diuji kebenarannya di lapangan Model digunakan karena adanya eksistensi masalah publik yang kompleks. Model kebijakan adalah representasi sederhana mengenai aspek-aspek yang terpilih dari suatu kondisi masalah yang disusun untuk tujuan- tujuan tertentu. Model Kebijakan dapat dinyatakan sebagai konsep, diagram, grafik atau persamaan matematika. Model kebijakan merupakan penyederhanaan sistem masalah dengan membantu mengurangi kompleksitas dan menjadikannya dapat dikelola oleh para analis kebijakan. Walaupun model te3rkadang sulit diuji nkebenarannya namun model tetap dapat digunakan sebagai pedoman dalam penelitian, terutama penelitian yang bertujuan untuk mengadakan penggalian atau penemuan-penemuan baru. Model menjadi pedoman untuk menemukan (to discover) dan Sakinah Nadir Page 1

Transcript of model2 kebijakan

Page 1: model2 kebijakan

Modul Matakuliah Kebijakan Publik 2014

MODEL-MODEL KEBIJAKAN PUBLIK

I. MEMAHAMI MAKNA MODEL KEBIJAKAN PUBLIK

Model adalah representasi sederhana mengenai aspek – aspek yang

terpilih dari suatu kondisi masalah yang disusun untuk tujuan tertentu. Model adalah

isomorfisme antara dua atau lebih teori empiris, sehingga model seringkali sulit diuji

kebenarannya di lapangan Model digunakan karena adanya eksistensi masalah

publik yang kompleks. Model kebijakan adalah representasi sederhana mengenai

aspek-aspek yang terpilih dari suatu kondisi masalah yang disusun untuk tujuan-

tujuan tertentu. Model Kebijakan dapat dinyatakan sebagai konsep, diagram, grafik

atau persamaan matematika. Model kebijakan merupakan penyederhanaan sistem

masalah dengan membantu mengurangi kompleksitas dan menjadikannya dapat

dikelola oleh para analis kebijakan. Walaupun model te3rkadang sulit diuji

nkebenarannya namun model tetap dapat digunakan sebagai pedoman dalam

penelitian, terutama penelitian yang bertujuan untuk mengadakan penggalian atau

penemuan-penemuan baru. Model menjadi pedoman untuk menemukan (to

discover) dan mengusulkan hubungan antara konsep-konsep yang digunakan untuk

mengamati gejala sosial. Model merupakan representasi sebuah realitas. Model

sangat bermanfaat dalam mengkaji kebijakan publik, karena : 1) Kebijakan publik

merupkan proses yang kompleks, dengan sifat model yang menyederhanakan

realitas akan sangat membantu dalam memahami realitas yang kompleks tersebut;

2)      Sifat alamiah manusia yang tidak mampu memahami realitas yang kompleks

tanpa menyederhanakannya terlebih dahulu, maka peran model dalam memperjelas

kebijakan publik akan semakin berguna.

Sakinah Nadir Page 1

Page 2: model2 kebijakan

Modul Matakuliah Kebijakan Publik 2014

Secara garis besar bahwa model dalam kebijakan publik itu memiliki

karakteristik, sifat dan ciri tersendiri. Karakteristik tersebut antara lain ialah:

Model dalam kebijakan publik itu harus Sederhana dan jelas (clear); Ketepatan

dalam indentifikasi aspek penting dalam problem kebijakan itu sendiri (precise);

Menolong untuk pengkomunikasian (communicable); Usaha langsung untuk

memahami kebijakan publik secara lebih baik (manageable); dan Memberikan

penjelasana dan memprediksi konsekuensi (consequences). Menurut Thomas R.

Dye beberapa kriteria yang dapat dipakai untuk melihat kegunaan suatu model di

dalam mengkaji kebijakan publik, yaitu :

1. Apakah model menyusun dan menyederhanakan kehidupan politik

sehingga dapat memahami hubungan-hubungan tersebut dalam dunia

nyata dan memikirkannya dengan lebih jelas.

2. Apakah model mengidentifikasi aspek-aspek penting dalam kebijakan

publik.

3. Apakah model kongruen (sama dan sebangun) dengan realitas.

4. Apakah model mengkomunikasikan sesuatu yang bermakna menurut cara

yang kita semua dapat mengerti.

5. Apakah model mengarahkan penyelidikan dan penelitian kebijakan publik.

6. Apakah model menyarankan penjelasan bagi kebijakan publik.

7. Ketika kita melakukan penyederhanaan dalam rangka memahami

multiplisitas faktor dan kekuatan yang membentuk problem dan proses

sosial kita mesti menyusun model, pemetaan atau berpikir dalam term

metafora. Hal ini mencakup kerangka tempat kita berpikir dan

menjelaskan.

Sakinah Nadir Page 2

Page 3: model2 kebijakan

Modul Matakuliah Kebijakan Publik 2014

II. Model Kebijakan Menurut Thomas R. Dye :

a. Model Kelembagaan (Institusional)

Model kelembagaan pada dasarnya merupakan sebuah model analisis yang

dikembangkan oleh para pakar ilmu politik yang memandang kebijakan publik

sebagai kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh lembaga-lembaga pemerintah.

Struktur-struktur dan lembaga-lembaga pemerintahan sejak lama memang

menjadi pusat perhatian ilmu politik, bahkan ilmu politik sering disebut sebagai

suatu ilmu yang mempelajari lembaga-lembaga pemerintah (government

institusional). Dalam proses pembuatan kebijakan model ini masih merupakan

model tradisional, dimana fokus model ini terletak pada struktur organisasi

pemerintahan. Jadi yang sangat berpengaruh di dalam model ini hanyalah

lembaga-lembaga pemerintah dari tingkat pusat atau daerah. Adapun aktor

eksternal pada model ini seperti media massa, kelompok kepentingan/penekan

(LSM, Kelompok budayawan, kelompok mahasiswa, cendikiawan, tokoh

masyarakat, tokoh agama, dan lain-lain) serta masyarakat hanya berfungsi

memberikan pengaruh dalam batas kewenangannya. Jadi kebijakan yang telah

dibuat akan dijalankan dahulu oleh aktor internal, yaitu lembaga-lembaga

pemerintahan tersebut. Menurut Thomas Dye dalam kebijakan publik lembaga

pemerintahan memiliki tiga hal, yaitu : 1. legitimasi, 2. universalitas dan ke 3.

paksaan. Lembaga pemerintah yang melakukan tugas kebijakan-kebijakan

adalah: lembaga Legislatif, Eksekutif dan Yudikatif. Termasuk juga didalamnya

adalah lembaga pemerintah daerah dan yang ada dibawahnya. Masyarakat

harus patuh karena adanya legitimasi politik yang berhak untuk memaksakan

Sakinah Nadir Page 3

Page 4: model2 kebijakan

Modul Matakuliah Kebijakan Publik 2014

kebijakan tersebut. Kebijakan tersebut kemudian diputuskan dan dilaksanakan

oleh institusi pemerintah. Undang-undanglah yang menetapkan kelembagaan

negara dalam pembuatan kebijkaan. Oleh karenanya pembagaian kekuasaan

melakukan checks dan balances.

b. Model Elit

Model elit adalah sebuah model analisis yang dikembangkan dengan mengacu

pada teori elit. Teori elit pada umumnya menentang keras terhadap pandangan

yang mengatakan bahwa kekuasaan dalam masyarakat itu terdistribusi secara

merata. Dengan mengacu pada hasil karya para teoritisi elit klasik, C. Wirght

Mills (1956) dalam Wahab (2008) mengungkapkan adanya suatu gejala

konsentrasi kekuasaan politik di tangan sekelompok kecil warga masyarakat.

Dalam model elit ini, kebijakan publik dipandang sebagai Preferensi Elit. Model

ini menggambarkan pembuatan kebijakan publik dalam bentuk piramida, dimana

masyarakat berada pada tingkat paling bawah, elit pada ujung piramida dan

aktor internal birokrasi pembuat kebijakan publik (dalam hal ini pemerintah)

berada ditengah-tengah antara masyarakat dan elit. Dalam model ini ada 3

lapisan kelompok sosial:Pertama, Lapisan atas dengan jumlah yang sangat kecil

(elit); Kedua adalah lapisan tengah yakni pejabat dan administrator; dan Ketiga

lapisan bawah yang disebut massa dengan jumlah yang sangat besar sebagai

yang diatur. Dalam model elite lebih banyak mencerminkan kepentingan dan

nilai-nilai elite dibandingkan dengan memperhatikan tuntutan-tuntutan rakyat

banyak. Sehingga perubahan kebijakan publik hanyalah dimungkinkan sebagai

suatu hasil dari merumuskan kembali nilai-nilai elite tersebut yang dilakukan oleh

Sakinah Nadir Page 4

Page 5: model2 kebijakan

Modul Matakuliah Kebijakan Publik 2014

elite itu sendiri. Isu kebijakan yang akan masuk agenda perumusan kebijakan

merupakan kesepakatan dan juga hasil konflik yang terjadi diantara elit politik

sendiri. Masyarakat tidak memiliki kekuatan untuk mempengaruhi dan

menciptakan opini tentang isu kebijakan yang seharusnya menjadi agenda politik

di tingkat atas. Sementara birokrat/administrator hanya menjadi mediator bagi

jalannya informasi yang mengalir dari atas ke bawah. Elit politik selalu ingin

mempertahankan status quo, maka kebijakannya menjadi konservatif.

Perubahan kebijakan bersifat trial and error yang hanya mengubah atau

memperbaiki kebijakan sebelumnya.

c. Model Kelompok

Model kelompok merupakan abstraksi dari proses pembuatan kebijakan. Dimana

beberapa kelompok kepentingan berusaha untuk mempengaruhi isi dan bentuk

kebijakan secara interaktif. Pada model ini pemerintah membuat kebijakan

karena adanya tekanan dari berbagai kelompok. Kebijakan publik merupakan

hasil perimbangan (equilibrium) dari berbagai tekanan kepada pemerintah, dari

berbagai kelompok kepentingan. Besar kecil tingkat pengaruh dari suatu

kelompok kepentingan ditentukan oleh jumla anggotanya, harta kekayaannya,

kekuatan, dan kebaikan organisasi, kepemimpinan, hubungannya yang erat

dengan pembuat keputusan, kohesi intern para anggotanya. Model kelompok

pada dasarnya berangkat dari suatu anggapan bahwa interaksi antar kelompok

dalam masyarakat itulah yang menjadi pusat perhatian politik.  Dalam hal ini

individu-individu yang memiliki latar belakang kepentingan yang sama biasanya

akan bergabung baik secara formal maupun secara informal untuk mendesakkan

Sakinah Nadir Page 5

Page 6: model2 kebijakan

Modul Matakuliah Kebijakan Publik 2014

kepentingan-kepentingan mereka kepada pemerintah. Dalam model ini kebijakan

publik dipandang sebagai hasil keseimbangan kelompok. Dengan demikian

pembuatan kebijakan terlihat sebagai upaya untuk menanggapi tuntutan dari

berbagai kelompok kepentingan dengan cara bargaining, negoisasi dan

kompromi. Tuntutan-tuntutan yang saling bersaing diantara kelompok-kelompok

yang berpengaruh dikelola. Sebagai hasil persaingan antara berbagai kelompok

kepentingan pada hakikatnya adalah keseimbangan yang tercapai dalam

pertarungan antar kelompok dalam memperjuangkan kepentingan masing-

masing pada suatu waktu. Agar supaya pertarungan ini tidak bersifat merusak,

maka sistem politik berkewajiban untuk mengarahkan konflik kelompok. Model

kelompok dapat dipergunakan untuk menganalisis proses pembuatan kebijakan

publik. Menelaah kelompok-kelompok apakan yang paling berkompetensi untuk

mempengaruhi pebuatan kebijakan publik dan siapakan yang memiiki pengaruh

paling kuat terhadap keputusan yang dibuat.

d. Model Rasional

Model rasional adalah model yang mana di dalam pengambilan keputusan

melalui prosedurnya akan mengajak pada pilihan alternatif yang paling efisien

dari pencapaian tujuan kebijakan, yang ditekankan pada penerapan rasionalisme

dan positifisme. Model rasional komprehensif ini menekankan pada pembuatan

keputusan yang rasional dengan bermodalkan pada komprehensivitas informasi

dan keahlian pembuat keputusan. Dalam model ini suatu kebijakan yang

rasional adalah suatu kebijakan yang sangat efisien, dimana rasio antara nilai

yang dicapai dengan nilai yang dikorbankan adalah positif dan lebih tinggi

Sakinah Nadir Page 6

Page 7: model2 kebijakan

Modul Matakuliah Kebijakan Publik 2014

dibandingkan dengan alternatif-alternatif yang lain. Model pembuatan kebijakan

publik rasional barangkali akar-akar pemikirannya dapat dilacak pada karya

Herbert Simon yang berjudul Adminstration Behaviour. Sesuai dengan karya ini

maka dalam model rasional, kebijakan publik pada dasarnya dapat dianggap

sebagai pencapain tujuan secara efisien.

e. Model Inkremantal

Model incremental adalah pembuatan kebijakan yang melalui proses politisi

dimana didalamnya ada tawar menawar dan kompromi untuk kepentingan para

pembuat keputusan sendiri. Model inkremental pada dasarnya memandang

kebijakan publik sebagai kelanjutan dari kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan

pemerintah pada masa lampau dengan hanya melakukan perubahan-perubahan

seperlunya. Model ini lebih bersifat deskritif dalam pengertian, model ini

menggambarkan secara aktual cara-cara yang dipakai para penjabat dalam

membuat keputusan. Dalam pandangan inkrementalis, para pembuat keputusan

dalam menunaikan tugasnya berada dibawah keadaan yang tidak pasti yang

berhubungan dengan konsekuensi dari tindakan mereka di masa depan, maka

keputusan inkrementalis dapat mengurangi risiko atau biaya ketidakpastian itu.

Model inkremental pada hakikatnya memandang kebijakan publik sebagai

kelanjutan dari kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan oleh pemerintah di masa

lampau dengan hanya melakukan perubahan-perubahan seperlunya. Model ini

pertama kali dikembangkan oleh Charles E. Lindblom sebagai kritik terhadap

model rasional komprehensif dalam pembuatan kebijakan publik. Dengan

Sakinah Nadir Page 7

Page 8: model2 kebijakan

Modul Matakuliah Kebijakan Publik 2014

demikian dalam model ini kebijakan publik dapat dipandang sebagai perubahan

kecil-kecilan dari kebijakan-kebijakan sebelumnya.

f. Model Teori Permainan (Game Theory)

Model teori permainan mengacu  pada gagasan, yakni; pertama, formulasi

kebijakan dalam situasi kompetisi yang  intensif. Kedua, para aktor berada dalam

situasi pilihan yang tidak independen ke  dependen melainkan situasi pilihan

yang  sama-sama bebas (independen).  Oleh sebab  itu, konsep penting teori

permainan adalah  strategi defensif, yaitu kebijakan yang paling  aman bukan

yang paling optimum.

g. Model Pilihan Publik

Model pilihan publik dalam membuat formulasi kebijakan berakar dari teori

ekonomi pilihan publik yang berasumsi  manusia adalah  homo economicus yang

memiliki kepentingan-kepentingan yang  harus dipuaskan. Setiap kebijakan

publik yang dibuat pemerintah harus merupakan  pilihan publik yang menjadi

pengguna.  Artinya, proses formulasi kebijakan melibatkan publik melalui

kelompokkelompok kepentingan sehingga model ini  bersifat demokratis.

h. Model Sistem

Model sistem pada awalnya adalah sebuah model yang dikembangkan oleh para

ahli biologi. Model ini kemudian diterapkan pada studi politik atau studi kebijakan

publik oleh ilmuwan politik Amerika David Easton. Easton berpendapat bahwa

kegiatan politik itu dapat dianalisis dari sudut pandang sistem, terdiri dari jumlah

proses-proses yang harus tetap dalam keadaan seimbang kalau kegiatan politik

itu ingin tetap terjaga kelestariannya. Dalam model ini, kebijakan public

Sakinah Nadir Page 8

Page 9: model2 kebijakan

Modul Matakuliah Kebijakan Publik 2014

dipandang sebagai output dari sistem. Pada dasarnya terdapat 3 komponen

utama dalam pendekatans istem, yaitu: input, proses dan output. Model ini

didasarkan pada konsep-konsep kekuatan-kekuatan lingkunang, sosial, politik,

ekonomi, kebudayaan, geografis, dan sebagainya yang ada disekitarnya.

Kebijakan publik merupakan hasil (output) dari sistem politik. Kebijakan model ini

juga melihat dari tuntutan-tuntutan, dukungan, masukan yang selanjutnya di

ubah menjadi kebijakan publik yang otoritatif bagi seluruh anggota masyarakat.

Intinya sistem politik berfungsi mengubah input menjadi output. Proses tidak

berakhir disini, karena setiap hasil keputusan merupakan keluaran sistem politik

akan mempengaruhi lingkungan. Selanjutnya perubahan lingkunagn inilah yang

akan memepengruhi demands dan support dari masyarakat. Salah satu

kelemahan dari model ini adalah terpusatnya perhatian pada tindakan-tindakan

yang dilakukan oleh pemerintah. Seringkali terjadi bahwa apa yang diputusakan

oleh permerintah memberi kesan telah dilakukannya suatu tindakan, yang

sebenarnya hanya untuk memelihara ketenangan/kestabilan. Persoalan yang

muncul dari pendekatan ini adalah dalam proses penentuan tujuan itu sendiri.

III. Model Kebijakan Publik Menurut Willian Dum

a. Model Deskripsi

Tujuan model deskriptif adalah Menjelaskan dan/atau memprediksikan sebab-

sebab dan konsekuensi dari pilihan-pilihan kebijakan. Model ini digunakan untuk

memantau hasil-hasil dari aksi-aksi kebijakan.

b. Model Normatif

Sakinah Nadir Page 9

Page 10: model2 kebijakan

Modul Matakuliah Kebijakan Publik 2014

Tujuan Model Normatif adalah model normatif ini bukan hanya untuk

menjelaskan dan/atau memprediksi tetapi juga memberikan dalil dan

rekomendasi untuk mengoptimalkan pencapaian beberapa utilitas (nilai).

Beberapa jenis model normatif yangdigunakan oleh para analis kebijakan adalah

model normatif yang membantu menentukan tingkat kapasitas pelayanan yang

optimum (model antri); waktu pelayanan dan perbaikan yang optimum (model

pergantian); pengaturan volume dan waktu yang optimum (model inventaris);

dan keuntungan yang optimum pada investasi publik(model biaya-manfaat)

IV. Model Kebijakan Menurut bentuk Ekspresinya :

a. Model Verbal : Diekspresikan dalam bahasa sehari-hari, bukannya bahasa

logika simbolis dan matematika. Dalam menggunakan model verbal, analis

bersandar pada penilaian nalar untuk membuat prediksi dan menawarkan

rekomendasi. Keterbatasan: Masalah yang dipakai untuk memberikan prediksi

dan rekomendasi bersifat implisit atau tersembunyi, sehingga sulit untuk

memahami dan memeriksa secara kritis argumen tersebut

b. Model Simbolis : menggunakan simbol-simbolmatematis untuk menerangkan

hubungan di antaravariabel-variabel kunci yang dipercaya menciri suatu

masalah.Keterbatasan: Sulit dikomunikasikan diantara orang awam dam

hasilnya mungkin tidak mudah diinterpretasikan

c. Model Prosedural : manampilkan hubungan yang dinamis diantara variabel-

variabel yang diyakini menjadi ciri suatu masalah kebijakan. Prediksi- prediksi

dan solusi optimal diperoleh dengan mensimulasikan dan meneliti seperangkat

hubungan yang mungkin tidak dapat diterangkan secara baik karena data-data

Sakinah Nadir Page 10

Page 11: model2 kebijakan

Modul Matakuliah Kebijakan Publik 2014

yang diperlukan tidak tersedia. Kelebihan model prosedural : Memungkinkan

simulasi dan penelitian yang kreatif; Dapat ditulis dalam bahasa nonteknis yang

terpahami, sehingga memperlancar komunikasi di antara orang- orang awam.

Kelemahan model prosedural adalah sering mengalami kesulitan untuk mencari

data atau argumen yang memperkuat asumsi- asumsinya.

DAFTAR BACAAN

Sakinah Nadir Page 11

Page 12: model2 kebijakan

Modul Matakuliah Kebijakan Publik 2014

1. Bambang Sunggono, Hukum dan Kebijaksanaan Publik, Sinar Grafika, Jakarta,

1994.

2. Edi Suharto, Ph.d, Analisis Kebijakan Publik. CV Alfabeta. Bandung, 2008

3. Eddi Wibowo, T. Saiful Bahri, Hessel Nogi S. Tangkisilan, Kebijakan Publik dan

Budaya, Yayasan Pembaharu Administrasi Publik Indonesia, Yogyakarta, 2004.

4. Hessel Nogi S. Tangkilisan, “Teori dan Konsep Kebijakan Publik” dalam

Kebijakan Publik yang Membumi, Konsep, Strategi dan Kasus, Yogyakarta :

Lukman Offset dan YPAPI, 2003.

5. Howlett, Michael dan Ramesh, Studying Public Policy: Policy Cycles and Policy

Subsystem, Toronto: Oxford University Press.1995.

6. Miftah Thoha, Ilmu Administrasi Publik Kontemporer, Kencana Prenada Media

Group. Jakarta 2011

7. Riswandha Imawan, Hubungan Antar Lembaga dan Pemerintahan, Sistem

Politik dan Pemerintahan Indonesia (Kumpulan Tulisan). Program Pasca Sarjana

Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. 2004.

8. Subarsono, AG., Analisis Kebijakan Publik, Konsep, Teori dan Aplikasi, Pustaka

Pelajar, Yogyakarta. 2005.

9. Thomas R. Dye, Understanding Publik Policy, Prentice-Hall, Ne Jersey, 1981.

10.William N. Dunn, Publik Policy Analysis: An Introduction, Prentice-Hall

International, Englewood Cliffs, New Jersey, 1994.

11.Winarno Budi.(2008).Kebijakan Publik Teori & Proses. Yogyakarta: MedPress

(Anggota IKAPI).

12.Wayne Parsons, Public Policy, Pengantar Teori dan Praktik Analisa Kebijakan,

Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2008.

13.William N. Dunn, Pengantar Analisis Kebijakan Publik, Gadjah Mada University

Press, Jogjakarta, 2003.

Sakinah Nadir Page 12

Page 13: model2 kebijakan

Modul Matakuliah Kebijakan Publik 2014

kebijakan publik.

Selain itu ada tiga model yang diusulkan Thomas R. Dye, yaitu:Model Pengamatan Terpadu;Model Demokratis;Model Strategis

kebijakan publik. Dalam merumuskan kebijakan publik Thomas R. Dye merumuskan model kebijakan yaitu:

Sakinah Nadir Page 13

Page 14: model2 kebijakan

Modul Matakuliah Kebijakan Publik 2014

Model Kelembagaan;Model Elit;Model Kelompok;Model Rasional;Model Inkremental;Model Teori Permainan;Model Pilihan Publik;Model Sistem

Selain itu ada tiga model yang diusulkan Thomas R. Dye, yaitu:Model Pengamatan Terpadu;Model Demokratis;Model Strategis

Sakinah Nadir Page 14