Kebijakan-kebijakan aktual usaha jasa konstruksi

47
Kebijakan-kebijakan aktual usaha jasa konstruksi

description

Kebijakan-kebijakan aktual usaha jasa konstruksi. Substansi dasar Perubahan Terkait Usaha Dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi. SERTIFIKASI DAN REGISTRASI (PP 4/2010). Unit Sertifikasi Badan Usaha dan Tenaga Kerja. Lisensi. Catatan : - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of Kebijakan-kebijakan aktual usaha jasa konstruksi

Page 1: Kebijakan-kebijakan aktual usaha jasa konstruksi

Kebijakan-kebijakan aktual usaha jasa konstruksi

Page 2: Kebijakan-kebijakan aktual usaha jasa konstruksi

Substansi dasar Perubahan Terkait Usaha Dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi

Page 3: Kebijakan-kebijakan aktual usaha jasa konstruksi

Catatan:Dalam hal Unit Sertifikasi Tingkat Provinsi tidak mendapatkan Lisensi, sertifikasi di provinsi tsb dilaksanakan oleh Unit Sertifikasi Tingkat Nasional

Lisensi

Unit Sertifikasi Badan Usaha dan Tenaga Kerja

SERTIFIKASI DAN REGISTRASI (PP 4/2010)

Page 4: Kebijakan-kebijakan aktual usaha jasa konstruksi

PROSES SERTIFIKASIPermen 10/2011PROSES SERTIFIKASIPermen 10/2011

Badan Usaha Baru

Badan Usaha Baru

Tenaga TerampilTenaga

Terampil

Rapat Pengurus Lembaga

Rapat Pengurus Lembaga

Assessment Oleh Unit Sertifikasi

Assessment Oleh Unit Sertifikasi

KesekretariatanLembaga

KesekretariatanLembaga

Tenaga Ahli/Terampil

Tenaga Ahli/Terampil

ASOSIASI PROFESI(Verifikasi & Validasi

awal)

ASOSIASI PROFESI(Verifikasi & Validasi

awal)

Badan Usaha

Badan Usaha

ASOSIASI Perusahaan (Verifikasi & Validasi

awal)

ASOSIASI Perusahaan (Verifikasi & Validasi

awal)

Penerbitan Sertifikat

Penerbitan Sertifikat

Buku Registrasi

Buku Registrasi

Tenaga Ahli/ Terampil

Tenaga Ahli/ Terampil

Unit Sertifikasi Bentukan

Masyarakat

Unit Sertifikasi Bentukan

Masyarakat

Page 5: Kebijakan-kebijakan aktual usaha jasa konstruksi

0 BLN 1 BLN 2 BLN 3 BLN

Permohonan Sertifikasi (melalui Kesekretariatan Lembaga)Permohonan Sertifikasi (melalui Kesekretariatan Lembaga)

Assessment (Unit

Sertifikasi)

Assessment (Unit

Sertifikasi)

Assessment (Unit

Sertifikasi)

Assessment (Unit

Sertifikasi)

Assessment (Unit

Sertifikasi)

Assessment (Unit

Sertifikasi)

Penerbitan SBU (Melalui

Kesekretariatan)

Penerbitan SBU (Melalui

Kesekretariatan)

Assessment (Unit

Sertifikasi)

Assessment (Unit

Sertifikasi)

Sidang Evaluasi BAK

oleh Lembaga

Sidang Evaluasi BAK

oleh Lembaga

Berita Acara Kelayakan

(BAK)

Berita Acara Kelayakan

(BAK)

Berita Acara Kelayakan

(BAK)

Berita Acara Kelayakan

(BAK)

Berita Acara Kelayakan

(BAK)

Berita Acara Kelayakan

(BAK)

Berita Acara Kelayakan

(BAK)

Berita Acara Kelayakan

(BAK)

Buku Registrasi

Periodisasi

PROSES SERTIFIKASIPermen 10/2011PROSES SERTIFIKASIPermen 10/2011

Page 6: Kebijakan-kebijakan aktual usaha jasa konstruksi

Memenuhi Ketentuan perizinan usaha jasa

konstruksi

Memiliki Sertifikat Badan Usaha

Undang-Undang no 18 tahun 1999

BUJK

Memiliki Izin Usaha Jasa Konstruksi

SBU menjadi syarat penerbitan

Peserta Lelang memenuhi

persyaratan kualifikasi

APABILA

PERPRES 54 tahun 2010

Klasifikasi ASMET Untuk Konsultan dan Kontraktor

Klasifikasi kontraktor: Bangunan Gedung, Sipil,ME, Pelaksana Lainnya dan untuk konsultan: Arsitektural, Rekayasa Enjiner, Penataan Ruang dan konsultansi lainnya

PP 28 Tahun 2000

PP 04 tahun 2010

Masa Transisi

Kualifikasi gred

Perlem 11 A dan 12A

Kualifikasi Kecil, Menengah Besar

Nilai Pekerjaan Untuk usaha kecil sampai dengan Rp 2.5 M

Kekayaan bersih dan penjualan tahunan usaha mikro, kecil dan memengah

PERPRES 54 tahun 2010

UU 20 tahun 2008

SE No. 05/2010SE No. 16/2010Se No. 9/2011

Masa Transisi Menuju PP 04 tahun 2010 dan Peraturan Lain Terkait Jasa Konstruksi

Page 7: Kebijakan-kebijakan aktual usaha jasa konstruksi

Keberadaan LPJKN dan LPJKD

7

1. pengembangan jasa konstruksi dilakukan oleh suatu lembaga yang independen dan mandiri (pasal 31 ayat 3 UUJK)

2. Pasal 34 UUJK mengamanatkan pengaturan lebih lanjut mengenai Lembaga diatur dalam Peraturan Pemerintah

UU Nomor 18 Tahun 1999 tentang

jasa konstruksi

1. Pasal 25 Ayat (3) masa bakti, rincian, tugas pokok dan fungsi serta mekanisme kerja Lembaga ditetapkan dalam AD/ART (pasal 25 ayat 3)

2. Sejak tahun 2000,Lembaga melaksanakaan tugasnya berdasarkan AD/ART.

1. Ketentuan pasal 25 ayat 3 PP 28 / 2000 DIUBAH2. PP 4/2010 mengamanatkan tata cara pemilihan pengurus, masa bakti,

tugas pokok dan fungsi serta mekanisme kerja lembaga diatur dalam Peraturan Menteri

3. Pelaksanaan amanat pasal tersebut dituangkan dalam PERMEN PU 10/2010 j.o PERMEN PU 24/2010

PP 28/2000

PP 04/20100

Page 8: Kebijakan-kebijakan aktual usaha jasa konstruksi

8

1. Pasal 25 PP 04/2010 tersebut tidak dicabut2. Putusan hak uji materiil Nomor: 15P/HUM/2011, atas

PERMEN PU 10/2010 dengan amar putusan menolak keberatan hak uji materiil.

1. Dengan demikian PERMEN PU Nomor 10/PRT/M/2010 junto PERMEN PU Nomor 24/PRT/M/2010 bersifat final dan mengikat.

2. AD/ART LPJK tahun 2008 sudah tidak mempunyai kekuatan yuridis yang mengikat.

Pemilihan Pengurus yang berdasarkan AD/ART merupakan perbuatan melawan hukum karena prosesnya tidak mengindahkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

• Putusan MA Nomor: 11P/HUM/2010

• Putusan hak uji materiil Nomor: 15P/HUM/2011

JUDICIAL REVIEW

Page 9: Kebijakan-kebijakan aktual usaha jasa konstruksi

Pembentukan Unit Sertifikasi

Petunjuk TeknisPetunjuk Teknis

Page 10: Kebijakan-kebijakan aktual usaha jasa konstruksi

Registrasi Badan Usaha Jasa Konstruksi

• Pasal 12 PP 28/20001. Badan usaha baik nasional maupun asing sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 6, yang telah mendapat sertifikat klasifikasi dan sertifikat kualifikasi, wajib mengikuti registrasi yang dilakukan oleh Lembaga.

2. Pemberian tanda registrasi badan usaha sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan dengan cara meneliti/menilai sertifikat klasifikasi dan sertifikat kualifikasi yang dimiliki oleh badan usaha.

3. Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan registrasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ditetapkan oleh Lembaga.

Page 11: Kebijakan-kebijakan aktual usaha jasa konstruksi

REGISTRASI bujk DAN tk kONSTRUKSI

• Pasal 28A PP 4/2010 – Dalam pelaksanaan tugas melakukan registrasi

Tenaga Kerja Konstruksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (1) huruf c, Lembaga Tingkat Nasional membentuk Unit Sertifikasi Tenaga Kerja Nasional dan Lembaga Tingkat Provinsi membentuk Unit Sertifikasi Tenaga Kerja Provinsi.

• Pasal 28B PP 4/2010 – Dalam pelaksanaan tugas melakukan registrasi badan

usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (1) huruf d, Lembaga Tingkat Nasional membentuk Unit Sertifikasi Badan Usaha Nasional

Page 12: Kebijakan-kebijakan aktual usaha jasa konstruksi

Kewenangan dan Tanggung Jawab Lembaga

Pasal 29 PP 4/2010• Lembaga mempunyai kewenangan dan tanggung jawab dalam:

– memberikan lisensi kepada Unit Sertifikasi Badan Usaha dan Unit Sertifikasi Tenaga Kerja;

– memberikan status kesetaraan sertifikat keahlian tenaga kerja asing dan registrasi badan usaha asing;

– menyusun dan merumuskan ketentuan mengenai tanggung jawab profesi berlandaskan prinsip keahlian sesuai dengan kaidah keilmuan, kepatutan, dan kejujuran intelektual dalam menjalankan profesinya dengan tetap mengutamakan kepentingan umum;

– memberikan sanksi kepada asosiasi perusahaan, asosiasi profesi, dan institusi pendidikan dan pelatihan yang mendapat akreditasi dari Lembaga atas pelanggaran yang dilakukan; dan

– Memberikan sanksi kepada penyedia jasa konstruksi atas pelanggaran ketentuan Lembaga.

Page 13: Kebijakan-kebijakan aktual usaha jasa konstruksi

Catatan:Dalam hal Unit Sertifikasi Tingkat Provinsi tidak mendapatkan Lisensi, sertifikasi di provinsi tsb dilaksanakan oleh Unit Sertifikasi Tingkat Nasional

Lisensi

Unit Sertifikasi Badan Usaha dan Tenaga Kerja

SERTIFIKASI DAN REGISTRASI (PP 4/2010)

Page 14: Kebijakan-kebijakan aktual usaha jasa konstruksi

PROSES SERTIFIKASI(Permenpu 10/2010)

PROSES SERTIFIKASI(Permenpu 10/2010)

Badan Usaha Baru

Badan Usaha Baru

Tenaga TerampilTenaga

Terampil

Rapat Pengurus Lembaga

Rapat Pengurus Lembaga

Assessment Oleh Unit Sertifikasi

Assessment Oleh Unit Sertifikasi

KesekretariatanLembaga

KesekretariatanLembaga

Tenaga Ahli/Terampil

Tenaga Ahli/Terampil

ASOSIASI PROFESI(Verifikasi & Validasi awal)

ASOSIASI PROFESI(Verifikasi & Validasi awal)

Badan Usaha

Badan Usaha

ASOSIASI Perusahaan (Verifikasi & Validasi awal)

ASOSIASI Perusahaan (Verifikasi & Validasi awal)

Penerbitan Sertifikat

Penerbitan Sertifikat

Buku Registrasi

Buku Registrasi

Tenaga Ahli/ Terampil

Tenaga Ahli/ Terampil

Unit Sertifikasi Bentukan

Masyarakat

Unit Sertifikasi Bentukan

Masyarakat

Page 15: Kebijakan-kebijakan aktual usaha jasa konstruksi

Ketentuan-ketentuan yang diamanatkan permen 10/2010 kepada lpjkn

• Pedoman pelaksanaan tugas Lembaga Tingkat Nasional dan Provinsi

• Standar Kemampuan Badan Usaha Jasa Konstruksi• Pedoman Pengawasan Pelaksanaan Sistem Sertifikasi dan

Kinerja pada Unit Sertifikasi pada Lembaga Tingkat Nasional• Ketentuan mengenai tanggung jawab profesi• Persyaratan asosiasi yang dapat melakukan verifikasi awal dan

validasi awal dokumen aplikasi sertifikasi.• Mekanisme pengenaan sanksi terhadap asosiasi yang dapat

melakukan verifikasi awal dan validasi awal dan unit sertifikasi• Ketentuan lebih lanjut mengenai unsur pengarah, unsur

pelaksana, dan tata cara pembentukan unit sertifikasi• Ketentuan lebih lanjut mengenai asesor

Page 16: Kebijakan-kebijakan aktual usaha jasa konstruksi

A. PEMBENTUKAN UNIT SERTIFIKASI BADAN USAHA DAN TENAGA KERJA

TINGKAT NASIONAL

Page 17: Kebijakan-kebijakan aktual usaha jasa konstruksi

UNIT SERTIFIKASI BADAN USAHA NASIONAL

UNIT SERTIFIKASI BADAN USAHA NASIONAL

PengarahPengarah

KepalaPelaksana

KepalaPelaksana

BU.PELAK BANGUNAN

GEDUNG

BU.PELAK BANGUNAN

GEDUNG

BU.PELAK BANGUNAN

SIPIL

BU.PELAK BANGUNAN

SIPILBU.PELAK MEKANIKAL/

ELEKTRIKAL dan LAINNYA

BU.PELAK MEKANIKAL/ ELEKTRIKAL dan

LAINNYA

Bidang Administrasi

Bidang Administrasi

Sub Bidang StandarisasiSub Bidang Standarisasi

Sub Bidang Sertifikasi

Sub Bidang Sertifikasi

Sub Bidang StandarisasiSub Bidang Standarisasi

Sub Bidang Sertifikasi

Sub Bidang Sertifikasi

Bidang Manajemen Mutu

Bidang Manajemen Mutu

Sub Bidang StandarisasiSub Bidang Standarisasi

Sub Bidang Sertifikasi

Sub Bidang Sertifikasi

ASESOR BADAN USAHA

ASESOR BADAN USAHA

ASESOR BADAN USAHA

ASESOR BADAN USAHA

ASESOR BADAN USAHA

ASESOR BADAN USAHA

BU. PERENCANAAN DAN PENGAWASANBU. PERENCANAAN DAN PENGAWASAN

Sub Bidang StandarisasiSub Bidang Standarisasi

Sub Bidang Sertifikasi

Sub Bidang Sertifikasi

•Pengarah adalah terdiri dari perwakilan stakeholder yang memerlukan Badan Usaha yang mampu•pengarah bertanggung jawab kepada Lembaga atas keberlangsungan Unit Sertifikasi dengan menetapkan visi, misi, dan tujuan Unit Sertifikasi dan program kerja, anggaran belanja, mengangkat dan memberhentikan pengurus Unit Sertifikasi.

1. Unsur Pengarah

2. Unsur Pelaksana

3. Asesor

Page 18: Kebijakan-kebijakan aktual usaha jasa konstruksi

UNIT SERTIFIKASI TENAGA KERJA NASIONAL

UNIT SERTIFIKASI TENAGA KERJA NASIONAL PengarahPengarah

KepalaPelaksana

KepalaPelaksana

BIDANG ARSITEKTUR

BIDANG ARSITEKTUR BIDANG SIPILBIDANG SIPIL BIDANG MEKANIKAL/

ELEKTRIKALBIDANG MEKANIKAL/

ELEKTRIKAL

Bidang Administrasi

Bidang Administrasi

Sub Bidang StandarisasiSub Bidang Standarisasi

Sub Bidang Sertifikasi

Sub Bidang Sertifikasi

Sub Bidang StandarisasiSub Bidang Standarisasi

Sub Bidang Sertifikasi

Sub Bidang Sertifikasi

Bidang Manajemen Mutu

Bidang Manajemen Mutu

Sub Bidang StandarisasiSub Bidang Standarisasi

Sub Bidang Sertifikasi

Sub Bidang Sertifikasi

ASESOR BADAN USAHA

ASESOR BADAN USAHA

ASESOR BADAN USAHA

ASESOR BADAN USAHA ASESOR

KOMPETENSIASESOR

KOMPETENSI

BIDANG TATA LINGKUNGAN DAN

MANAJEMEN PELAKSANAAN

BIDANG TATA LINGKUNGAN DAN

MANAJEMEN PELAKSANAAN

Sub Bidang StandarisasiSub Bidang Standarisasi

Sub Bidang Sertifikasi

Sub Bidang Sertifikasi

•Pengarah adalah terdiri dari perwakilan stakeholder yang memerlukan Badan Usaha yang mampu•Pengarah bertanggung jawab kepada Lembaga atas keberlangsungan Unit Sertifikasi dengan menetapkan visi, misi, dan tujuan Unit Sertifikasi dan program kerja, anggaran belanja, mengangkat dan memberhentikan pengurus Unit Sertifikasi.

1. Unsur Pengarah

2. Unsur Pelaksana

3. Asesor

Page 19: Kebijakan-kebijakan aktual usaha jasa konstruksi

I. Unsur Pengarah USBU dan USTK:Garis besar Proses Pembentukan

Page 20: Kebijakan-kebijakan aktual usaha jasa konstruksi

i. Unsur pengarah u.s. badan usaha: Struktur Organisasi

Contoh:•Institusi pengguna jasa konst terkait bangunan gedung•Asosiasi properti•Ormas •Aso yg memenuhi persyaratan•Wakil P.T. prodi arsitek & sipil•dst

Contoh:•Institusi pengguna jasa konst terkait bangunan sipil•Ormas pemerhati bangunan sipil•Aso yg memenuhi persyaratan•Wakil P.T. Prodi sipil/lingkungan•dst

Contoh:•Institusi pengguna jasa konst terkait M/E•Ormas•Aso yg memenuhi persyaratan•Wakil P.T prodi M/E•dst

Contoh:•Institusi pengguna jasa konsultan•Ormas•Aso yg memenuhi persyaratan•Wakil P.T prodi terkait•dst

Page 21: Kebijakan-kebijakan aktual usaha jasa konstruksi

i. Unsur Pengarah dlm U.S. Tenaker:Struktur Organisasi

Contoh:• Wakil dari perguruan tinggi dengan program studi terkait jasa konstruksi bidang arsitektur, bidang sipil,

bidang mekanikal/elektrikal, bidang tata lingkungan dan manajemen pelaksanaan;• Instansi Pemerintah yang memiliki tugas pokok dan fungsi terkait tenaga kerja konstruksi ;• Institusi non Pemerintah yang membutuhkan tenaga kerja konstruksi yang kompeten;• Asosiasi Badan Usaha Jasa Konstruksi memenuhi persyaratan menjadi kelompok unsur tingkat nasional.• Organisasi masyarakat atau institusi pemerhati tenaga kerja konstruksi

Page 22: Kebijakan-kebijakan aktual usaha jasa konstruksi

I. Unsur Pengarah USBU dan USTK:

Tim Pembentukan Unsur Pengarah

• Diinisiasi, dibentuk, dan ditetapkan oleh LPJK• Bertanggungjawab kepada LPJK• Tugas:

– Mengumpulkan nama-nama stakeholder per klasifikasi usaha– Memfasilitasi Rapat Penetapan Unsur Pengarah– Menyerahkan Berita Acara Rapat Perdana Unsur Pengarah kepada LPJKN

• Output Tim: Long List stakeholder per klasifikasi usaha dan tenaga kerja

Page 23: Kebijakan-kebijakan aktual usaha jasa konstruksi

I. Unsur Pengarah USBU dan USTK:Tim Pembentukan Unsur Pengarah (Lanj.)

• Keanggotaan Tim Pembentukan Unsur Pengarah USBU terdiri dari 5 (lima) orang, yaitu:– 1 (satu) orang ketua dari Pengurus Lembaga;– 4 (empat) orang anggota yang terdiri dari perwakilan kelompok unsur dengan komposisi

jumlah yang sama, dengan salah satu anggota merangkap sebagai sekretaris;– Masing-masing anggota bertugas menyusun daftar nama calon pemangku kepentingan

dalam unsur pengarah yang terdiri dari pemangku kepentingan pada klasifikasi usaha bangunan gedung, usaha bangunan sipil, usaha mekanikal/elektrikal dan jasa pelaksana lainnya, serta usaha Jasa Perencanaan dan Pengawasan

• Keanggotaan Tim Pembentukan Unsur Pengarah USTK terdiri dari 5 (lima) orang, yaitu:– 1 (satu) orang ketua dari Pengurus Lembaga;– 4 (empat) orang anggota yang terdiri dari perwakilan kelompok unsur dengan komposisi

jumlah yang sama, dengan salah satu anggota merangkap sebagai sekretaris;– Masing-masing anggota bertugas menyusun daftar nama calon pemangku kepentingan

dalam unsur pengarah yang terdiri dari pemangku kepentingan pada klasifikasi arsitek, sipil, mekanikal/elektrikal, tata lingkungan dan manajemen pelaksanaan

Page 24: Kebijakan-kebijakan aktual usaha jasa konstruksi

I. Unsur Pengarah USBU dan USTK:Mekanisme Rapat PENETAPAN Unsur pengarah

Page 25: Kebijakan-kebijakan aktual usaha jasa konstruksi

II. Unsur Pelaksana US. BU & TK:Proses Pembentukan

Page 26: Kebijakan-kebijakan aktual usaha jasa konstruksi

II. Unsur Pelaksana US. BU & TK: Proses dan Rekruitmen

• Proses rekruitmen unsur pelaksana unit sertifikasi badan usaha jasa konstruksi tingkat nasional sekurang-kurangnya meliputi:– Pengumuman proses rekruitmen unsur pelaksana unit sertifikasi melalui media cetak nasional dan

website;– Seleksi administratif;– Uji Psikologi; – Uji pengetahuan substansi;– Wawancara.

• Kriteria unsur pelaksana sekurang-kurangnya meliputi:– Memiliki pengetahuan regulasi jasa konstruksi nasional– Memiliki pengetahuan persyaratan perizinan badan usaha di Indonesia – Memiliki pengetahuan tentang proses sertifikasi dan registrasi– Memiliki kompetensi sesuai bidangnya (bangunan gedung, bangunan sipil, instalasi mekanikal elektrikal

dan jasa perencanaan dan pengawasan konstruksi)– Memiliki pengetahuan tentang tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance )– Memiliki integritas dalam menjaga proses sertifikasi yang adil dan transparan– Penyusunan mekanisme rekruitmen dan kriteria unsur pelaksana berazaskan ketidakberpihakan kepada

satu golongan.

Page 27: Kebijakan-kebijakan aktual usaha jasa konstruksi

iii. ASESOR DALAM UNIT SERTIFIKASI

Page 28: Kebijakan-kebijakan aktual usaha jasa konstruksi

iii. ASESOR DALAM UNIT SERTIFIKASI:Proses Penetapan Asesor

Page 29: Kebijakan-kebijakan aktual usaha jasa konstruksi

• Kritieria Minimal Proses Rekruitmen Asesor– Proses rekruitmen asesor unit sertifikasi badan usaha jasa

konstruksi tingkat nasional sekurang-kurangnya meliputi: • Pengumuman proses rekruitmen asesor unit sertifikasi badan

usaha jasa konstruksi melalui media cetak nasional dan website;• Seleksi administratif;• Uji pengetahuan substansi;• Uji praktik penilaian dan asesment badan usaha jasa konstruksi.• Uji psikologi; dan• Wawancara.

– Penyusunan mekanisme rekruitmen dan kriteria asesor berazaskan ketidakberpihakan kepada satu golongan.

Page 30: Kebijakan-kebijakan aktual usaha jasa konstruksi

III. ASESOR DALAM UNIT SERTIFIKASI:

• Kriteria Minimal Seorang Asesor– Asesor Kemampuan Badan Usaha Jasa Konstruksi

Nasional dan Asesor Penyetaraan Klasifikasi dan Kualifikasi Badan Usaha Jasa Konstruksi Asing adalah asesor yang telah terdaftar di Lembaga dan sekurang-kurangnya memiliki kompetensi sebagai berikut: • mengerti skema sertifikasi yang relevan;• memiliki pengetahuan yang cukup mengenai metode ujian dan

dokumen• ujian yang relevan;• bebas dari kepentingan apapun sehingga dapat melakukan

penilaian (asesment) dengan tidak memihak dan tidak diskriminatif.

– Memenuhi ketentuan tentang asesor yang telah ditetapkan Lembaga

Page 31: Kebijakan-kebijakan aktual usaha jasa konstruksi

B. PEMBENTUKAN UNIT SERTIFIKASI BADAN USAHA DAN TENAGA KERJA TINGKAT PROVINSI BENTUKAN LPJKD

• Proses pembentukan sama dengan proses pembentukan Unit Sertifikasi Tingkat Nasional

• LPJK Tingkat Provinsi mengajukan lisensi kepada LPJK Tingkat Nasional

• Unit Sertifikasi yang dapat beroperasi adalah yang telah mendapatkan lisensi dari LPJK Tingkat Nasional

Page 32: Kebijakan-kebijakan aktual usaha jasa konstruksi

C. PEMBENTUKAN UNIT SERTIFIKASI TENAGA KERJA TINGKAT PROVINSI

BENTUKAN MASYARAKAT

Page 33: Kebijakan-kebijakan aktual usaha jasa konstruksi

UNIT SERTIFIKASI TENAGA KERJA TINGKAT PROVINSI BENTUKAN MASYARAKAT:

Permenpu 10/2010 Pasal 3.1.e

• Masyarakat jasa konstruksi dapat membentuk Unit Sertifikasi Tenaga Kerja, dengan ketentuan:– Unit Sertifikasi Tenaga Kerja bentukan masyarakat jasa

konstruksi hanya melayani sertifikasi Tenaga Ahli Madya, Tenaga Ahli Muda, dan Tenaga Terampil dalam satu wilayah provinsi;

– dalam satu wilayah provinsi dapat dibentuk lebih dari satu Unit Sertifikasi Tenaga Kerja bentukan masyarakat jasa konstruksi.

Page 34: Kebijakan-kebijakan aktual usaha jasa konstruksi

Unit Sertifikasi Tenaker Bentukan Masy.:Proses pembentukan

Mengajukan Permohonan Lisensi kepada LPJKN melalui LPJKD

Page 35: Kebijakan-kebijakan aktual usaha jasa konstruksi

LISENSI OLEH LEMBAGA TINGKAT NASIONAL KEPADA UNIT SERTIFIKASI BADAN USAHA DAN TENAGA KERJA TINGKAT

PROVINSI SERTA UNIT SERTIFIKASI TENAGA KERJA BENTUKAN MASYARAKAT

Petunjuk Teknis

Page 36: Kebijakan-kebijakan aktual usaha jasa konstruksi

Ruang Lingkup Juknis lisensi

• Proses lisensi Unit Sertifikasi Badan Usaha Tingkat Provinsi.

• Proses lisensi Unit Sertifikasi Tenaga Kerja Tingkat Provinsi.

• Proses lisensi Unit Sertifikasi Tenaga Kerja Bentukan Masyarakat

Page 37: Kebijakan-kebijakan aktual usaha jasa konstruksi

Ketentuan umum

• Dalam memberikan lisensi kepada Unit Sertifikasi Badan Usaha Tingkat Provinsi, Unit Sertifikasi Tenaga Kerja Tingkat Provinsi, dan Unit Sertifikasi Tenaga Kerja Bentukan Masyarakat, Lembaga Tingkat Nasional membentuk Komite Lisensi Unit Sertifikasi.

• Tugas Komite Lisensi Unit Sertifikasi meliputi:– Melaksanakan penilaian permohonan lisensi unit sertifikasi badan usaha jasa

konstrusi Tingkat Provinsi, Unit Sertifikasi Tenaga Kerja Tingkat Provinsi, dan Unit Sertifikasi Tenaga Kerja Bentukan Masyarakat;

– Memberikan rekomendasi lisensi unit sertifikasi badan usaha jasa konstrusi Tingkat Provinsi, Unit Sertifikasi Tenaga Kerja Tingkat Provinsi, dan Unit Sertifikasi Tenaga Kerja Bentukan Masyarakat kepada Pengurus Lembaga Tingkat Nasional; dan

– Melaksanakan pengawasan terhadap unit sertifikasi badan usaha jasa konstrusi Tingkat Provinsi, Unit Sertifikasi Tenaga Kerja Tingkat Provinsi, dan Unit Sertifikasi Tenaga Kerja Bentukan Masyarakat.

• Komite Lisensi Unit Sertifikasi terdiri dari Dewan Komite Lisensi dan Asesor Lisensi

Page 38: Kebijakan-kebijakan aktual usaha jasa konstruksi

Ketentuan umum (Lanj.)• Lisensi berlaku untuk 3 (tiga) tahun terhitung sejak penerbitan lisensi dan dapat

diperpanjang melalui mekanisme penilaian yang sama.

• Untuk perpanjangan lisensi, pemberian lisensi berdasarkan penilaian terhadap permohonan perpanjangan lisensi dan mempertimbangkan hasil pengawasan Tim Pelaksana Lisensi

• Bagi Unit Sertifikasi yang belum layak maka Lembaga akan memberikan keputusan penolakannya yang disertai alasan penolakan.

• Jika Unit Sertifikasi Badan Usaha dan/atau Unit Sertifikasi Tenaga Kerja Tingkat Provinsi di suatu provinsi belum mendapatkan lisensi maka tugas dan fungsi Unit Sertifikasi tersebut dilaksanakan oleh Unit Sertifikasi Badan Usaha dan/atau Unit Sertifikasi Tenaga Kerja Nasional.

• Ketentuan lebih lanjut mengenai mekanisme pemberian lisensi diatur oleh Lembaga Tingkat Nasional

Page 39: Kebijakan-kebijakan aktual usaha jasa konstruksi

KOMITE LISENSI UNIT SERTIFIKASI dan komite banding

DALAM LEMBAGA

Pengurus Lembaga Tingkat Nasional

Komite Lisensi Unit Sertifikasi

Dewan Komite Lisensi (5 atau 7 org)

Asesor Lisensi Unit Sertifikasi BUJK

Asesor Lisensi Tenaga Kerja

Rekomendasi lisensi

Keputusan Lisensi

Komite Banding

(Diatur lebih lanjut oleh Lembaga)

Page 40: Kebijakan-kebijakan aktual usaha jasa konstruksi

Pembagian Tugas dalam Komite Lisensi

Page 41: Kebijakan-kebijakan aktual usaha jasa konstruksi

Dewan Komite Lisensi (5 atau 7 org)

Page 42: Kebijakan-kebijakan aktual usaha jasa konstruksi

Kriteria umum anggota Dewan Komite Lisensi

• bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;• tingkat pendidikan paling rendah strata 1;• sehat jasmani dan rohani;• mampu berpikir, bersikap dan bertindak secara independen dan

profesional;• bersedia mencurahkan pikirannya bagi pengembangan jasa konstruksi

dalam bentuk pernyataan tertulis;• memenuhi persyaratan kompetensi yang telah ditetapkan Lembaga;• tidak merangkap sebagai ketua Asosiasi yang bergerak dalam bidang

usaha jasa konstruksi;• tidak merangkap sebagai pengarah atau pelaksana atau asesor dalam

unit sertifikasi tingkat nasional atau provinsi; dan• tidak dalam status terpidana.

Page 43: Kebijakan-kebijakan aktual usaha jasa konstruksi

Asesor Lisensi• Jumlah Asesor Lisensi disesuaikan dengan kebutuhan

yang berkembang.• Asesor Lisensi sekurang-kurangnya memiliki kriteria

sebagai berikut:• Memiliki kompetensi yang memadai mengenai sistem

pengendalian dan penjaminan mutu• Memiliki kompetensi yang memadai mengenai metode

verifikasi dan validasi• Memiliki pengetahuan yang memadai mengenai peraturan

perundangan terkait jasa konstruksi• bebas dari kepentingan apapun sehingga dapat melakukan

penilaian dengan tidak memihak dan tidak diskriminatif

Page 44: Kebijakan-kebijakan aktual usaha jasa konstruksi

Mekanisme Pemberian Lisensi USBU Tkt Provinsi

Memenuhi

Tidak Memenuhi

Unit Sertifikasi menerima putusan?

YA Ajukan banding

Komite Banding Lembaga

TIDAK

Page 45: Kebijakan-kebijakan aktual usaha jasa konstruksi

Mekanisme Pemberian Lisensi USTK Tkt Provinsi

Tidak Memenuhi

Unit Sertifikasi menerima putusan?

YA Ajukan banding

Komite Banding Lembaga

TIDAK

Memenuhi

Page 46: Kebijakan-kebijakan aktual usaha jasa konstruksi

Mekanisme Pemberian Lisensi USTK BENTUKAN MASYARAKAT

Tidak Memenuhi

Unit Sertifikasi menerima putusan?

YA Ajukan banding

Komite Banding Lembaga

TIDAK

Memenuhi

Page 47: Kebijakan-kebijakan aktual usaha jasa konstruksi

Terima kasih