Model Transportasi Makroskopik Analisis

download Model Transportasi Makroskopik Analisis

of 70

Transcript of Model Transportasi Makroskopik Analisis

  • 7/26/2019 Model Transportasi Makroskopik Analisis

    1/70

    LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

    PEMODELAN GEOSPASIAL

    JUDUL

    MODEL TRANSPORTASI MAKROSKOPIK: ANALISIS JARINGAN

    (STUDI KASUS: KOTA SURABAYA)

    Disusun oleh:

    YESI HENDRIANI SUPARTOYO

    H162120101

    PRODI ILMU PERENCANAAN PEMBANGUNAN WILAYAH DAN PERDESAAN

    FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

    INSTITUT PERTANIAN BOGOR

    2014

  • 7/26/2019 Model Transportasi Makroskopik Analisis

    2/70

    2

    PENDAHULUAN

    Latar Belakang

    Transportasi merupakan sarana penting sebagai salah satu faktor pendukung

    berkembangnya suatu kota. Oleh karena itu kebutuhan akan jalur transportasi semakin

    bertambah. Namun perlu disadari bahwa keadaan ini menimbulkan permasalahan baru.Permasalahan lalu lintas tersebut menjadi menarik untuk dibahas. Saat ini penelitian arus

    lalu lintas yang dilihat dari sisi makroskopik sedang banyak dibahas. Pada dasarnya,

    tinjauan secara makroskopik melihat lalu lintas secara global. Hal tersebut digunakan untuk

    mempelajari keterkaitan sifat permasalahan yang sedang diselidiki dengan data yang

    diperoleh untuk menganalisis dan memprediksi keadaan lalu lintas. Analisis dan prediksi dari

    pemodelan tersebut diperlukan untuk menganalisis situasi dan melihat kecenderungan

    dalam suatu situasi dan juga memungkinkan untuk membandingkan hasil dari beberapa

    kondisi dan situasi.Salah satu kategori model arus lalu lintas untuk mendeskripsikan model

    arus lalu lintas yaitu model makroskopik yang memodelkan arus lalu lintas yang terjadi pada

    sejumlah besar kendaraan pada suatu ruas jalan.Sektor transportasi merupakan konsumen yang paling banyak menggunakan BBM,

    sehingga kaitan BBM dengan kegiatan transportasi selayaknya mendapat perhatian. Satu

    hal penting, yang mendapat banyak perhatian ahli transportasi ialah pemenuhan kebutuhan

    BBM. Oleh karena itu, perlu dilakukan efisiensi dalam hal jarak dan waktu tempuh menuju

    lokasi. Penggunaan BBM dipengaruhi oleh pola perjalanan perkotaan. Pola perjalanan

    dipengaruhi oleh tata letak pusat kegiatan.

    Transportasi mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia, karena

    transportasi mempunyai pengaruh besar. Tanpa adanya transportasi sebagai sarana

    penunjang, tidak dapat diharapkan tercapainya hasil yang memuaskan dalam usaha

    pembangunan berbagai aspek dari suatu Negara. Dengan latar belakang yang telahdiuraikan diatas, maka perlu untuk membahas lalu lintas transportasi secara makroskopik.

    Rumusan Masalah

    Pada lingkup makroskopik, transportasi dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling

    berkaitan. Maka, perumusan masalahnya ialah bagaimana hasil analisis jaringan model

    transportasi makroskopik di Kota Surabaya?

    Tujuan Laporan

    Menganalisis jaringan model transportasi makroskopik di Kota Surabaya

    Manfaat Laporan

    Memberikan informasi terkait model transportasi makroskopik melalui analisis jaringan di

    Kota Surabaya

  • 7/26/2019 Model Transportasi Makroskopik Analisis

    3/70

    3

    TINJAUAN PUSTAKA

    Transportasi

    Menurut Morlok (1981), transportasi adalah memindahkan atau mengangkut barang

    atau penumpang dari suatu tempat ke tempat lain. Transportasi dikatakan baik, apabila

    perjalanan cukup cepat, tidak mengalami kemacetan, frekuensi pelayanan cukup, aman,bebas dari kemungkinan kecelakaan dan kondisi pelayanan yang nyaman. Untuk mencapai

    kondisi yang ideal, sangat ditentukan oleh berbagai faktor yang menjadi komponen

    transportasi, yaitu kondisi prasarana (jalan), sistem jaringan jalan, kondisi sarana

    (kendaraan) dan sikap mental pemakai fasilitas transportasi tersebut.

    Konsep dasar transportasi, yakni saling terkait terlaksananya transportasi dan pola

    perjalanan di perkotaan yang dipengaruhi oleh tata letak pusat kegiatan. Dapat disarikan

    bahwa sistem transportasi kota di pengaruhi oleh beberapa faktor, manusia sebagai

    pengguna jalan, barang yang dibutuhkan manusia, kendaraan yang dipakai sebagai sarana,

    jalan sebagai prasarana, dan pengelolaan transportasi kota.

    Karakteristik Arus Lalu Lintas

    Merupakan hasil interaksi yang kompleks dari 4 elemen utama sistem lalu lintas

    (traffic system), yaitu pengemudi, kendaraan, jalan dan lingkungan. Karakteristik diperlukan

    sebagai acuan dalam perencanaan lalu lintas. Parameter arus lalu lintas terbagi 2 kategori :

    1. Parameter makroskopik, yang mencirikan arus lalu lintas sebagai suatu kesatuan

    (sistem), sehingga diperoleh gambaran operasional sistem keseluruhan. Contoh :

    tingkat arus (flow rates), kecepatan rata-rata (average speeds), tingkat kepadatan

    (density rates). Arus, kecepatan dan kepadatan adalah ukuran makroskopik yang

    mana lalu lintas dalam suatu interval waktu tertentu digambarkan dengan nilai

    tunggal dari masing-masing yang membentuk aliran lalu lintas secara keseluruhan.2. Parameter mikroskopik, yang mencirikan perilaku setiap kendaraan dalam arus lalu

    lintas yang saling mempengaruhi. Contoh: waktu antara (time headway), kecepatan

    masing-masing (individual speed), jarak antara (space headway)

    Tabel 1. Karakteristik Dasar Arus Lalu Lintas

    Karakteristik Arus

    Lalu Lintas

    Mikroskopik

    (Individu)

    Makroskopik

    (Kelompok)

    Arus Waktu tempuh Tingkat arus

    Kecepatan Kecepatan individual Kecepatan rata-rata

    Kepadatan Jarak tempuh Tingkat kepadatanSumber: Wahyuni. R (2008)

    Pada analisis mikroskopik dilakukan secara individu sedangkan analisis makroskopik

    dilakukan dengan cara kelompok. Dalam penelitian ini membahas mengenai analisis

    makroskopik, dimana karakteristik ini dapat dinyatakan dengan tingkat arus. Karakteristik

    arus secara makroskopik dapat dinyatakan sebagai kecepatan dari kelompok kendaraan

    yang melintasi suatu titik pengamatan selama periode waktu tertentu. Secara ideal, model

    makroskopik adalah kumpulan dari perilaku yang terlihat pada model mikroskopik. Teori

    makroskopik lebih cenderung pada struktur model arus lalu lintas yang mencakup pada

    sejumlah besar kendaraan. Pada model ini dapat dilihat sifat-sifat seperti kepadatan lalu

    lintas (kendaraan/satuan jarak), arus (kendaraan/satuan waktu) dan kecepatan (satuan

  • 7/26/2019 Model Transportasi Makroskopik Analisis

    4/70

    4

    jarak/satuan waktu). Faktorfaktor yang terkait dengan pengoperasian moda-moda

    transportasi bersifat sangat dinamis karena tingkat gangguannya tergantung dari volume

    penggunaan, jenis moda, dan teknologi yang digunakan.

    Karakteristik arus lalu lintas secara makroskopik pada umumnya terdiri atas :

    a. Volume lalu lintas

    Adalah jumlah kendaraan yang melalui suatu titik pengamatan tertentu pada suaturuas jalan tertentu pada suatu satuan waktu. Pergerakan kendaraan yang terjadi

    terdiri dari berbagai jenis dan berdasarkan faktor koreksi kendaraan PCU

    (Passengger Car Unit) atau SMP (Satuan Mobil Penumpang). Volume (flow rate)

    merupakan karakteristik arus lalu lintas terpenting secara makroskopik.

    b. Kecepatan lalu lintas

    Adalah perbandingan antara jarak yang ditempuh dengan waktu yang diperlukan

    untuk menempuh jarak tersebut.

    c. Kerapatan lalu lintas

    Adalah banyaknya kendaraan yang terdapat pada suatu ruas jalan dengan panjang

    tertentu selama periode waktu tertentu.

    Analisis Jaringan

    Secara umum dapat dikatakan bahwa analisis jaringan digunakan untuk membantu

    menyelesaikan masalah yang muncul dari serangkaian pekerjaan. Analisis ini terdiri dari

    empat analisis yaitu:

    1. Analisis Rute (Route Analysis)

    Analisis ini dapat menentukan rute optimal dimana terdapat dua atau lebih titik yang

    harus dilewati. Penentuan rute optimal tersebut dapat berdasarkan jarak, waktu

    ataupun indikator lainnya. Hasil analisis rute yaitu memberikan informasi semua rute

    yang mungkin dari jalan (start) menuju jalan lain (finish) dengan batasan jaraktertentu dan jumlah frekuensi jalan yang dilalui.

    2. Analisis Area Layanan (Service Area Analysis)

    Analisis ini memperlihatkan area pelayanan fasilitas. Analisis ini memasukkan

    jaringan jalan sebagai dasar perhitungan untuk menentukan batas pelayanan suatu

    fasilitas.

    3. Analisis Fasilitas Terdekat (Closest Facility Analysis)

    Analisis ini merupakan analisis ketiga yang terdapat pada ekstensi Network Analysis

    dimana kita bisa menentukan fasilitas terdekat dari suatu titik. Untuk menjalankan

    analisa ini kita memerlukan dua jenis data yaitu asal dan tujuan (asal dan tujuan

    dapat memiliki data yang sama jika kita ingin mencari fasilitas lain yang terdekat).

    Fasilitas terdekat yang dicari bisa lebih dari fasilitas, tergantung kebutuhan analisa.

    4. Analisis AsalTujuan (OriginDestination Analysis)

    Analisa keempat yang dapat dilakukan pada Network Analysis ialah O D Matrix

    Analysis, jika kita ingin melihat jarak tempuh, waktu yang dibutuhkan dan lainnya

    antara tiap pasangan titik asal dan tujuan.

    Infrastruktur

    Keberhasilan dan kemajuan kelompok masyarakat tergantung pada infrastruktur fisik

    untuk pendistribusian sumber daya dan pelayanan publik. Kualitas dan efisiensi infrastruktur

    mempengaruhi kualitas hidup kesehatan sistem sosial dan keberlanjutan kegiatan

    perekonomian dan bisnis.

  • 7/26/2019 Model Transportasi Makroskopik Analisis

    5/70

    5

    Infrastruktur menurut Grigg (1988) adalah "semua fasilitas fisik yang sering disebut

    dengan pekerjaan umum". AGCA (Associated General Contractor of America)

    mendefinisikan infrastruktur adalah semua aset berumur panjang yang dimiliki oleh

    Pemerintah setempat, Pemerintah Daerah maupun Pusat dan utilitas yang dimiliki oleh para

    pengusaha.

    Seluruh struktur umum ini disebut infrastruktur, fasilitas umum atau terkadangdisebut sebagai fasilitas pelayanan umum, secara umum istilah infrastruktur biasanya

    berhubungan dengan air bersih, fasilitas air limbah, jalan raya, dan transportasi umum,

    sementara fasilitas umum berhubungan dengan sekolah, taman, dan fasilitas lain yang

    sering dikunjungi masyarakat. Terkadang fasilitas umum dapat digunakan secara bergantian

    dengan infrastruktur untuk menunjukan segala sesuatu yang terkandung dalam bangunan

    umum baik secara fisik maupun sistem pelayanannya. Kita sering menggunakan istilah

    fasilitas umum (community facility) guna mempersatukan keduanya, infrastruktur adalah

    struktur dan tempat dimana pelayanan masyarakat dilakukan.

    Sementara merujuk pada pendapat Kodoatie (2003) dalam Manajemen dan

    Rekayasa Infrastruktur, infrastruktur dikatakan merupakan pendukung utama fungsi-fungsisistem sosial dan sistem ekonomi dalam kehidupan sehari-hari masyarakat, maka

    infrastruktur secara lebih jelas merupakan fasilitas-fasilitas dan struktur-struktur fisik yang

    dibangun guna berfungsinya sistem sosial dan sistem ekonomi menunjuk pada suatu

    keberlangsungan dan keberlanjutan aktivitas masyarakat dimana infrastruktur fisik

    mewadahi interaksi antara aktivitas manusia dengan lingkungannya.

    Sistem Jaringan Jalan

    Jalan adalah suatu prasarana darat dalam bentuk apapun, meliputi segala bagian

    jalan termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu

    lintas (Undang-Undang No. 13 tahun 1980). Fungsi jalan adalah untuk pergerakan manusia,barang dan sumber daya lain secara aman dan efisien dalam kehidupan sosial ekonomi.

    Dapat dikatakan bahwa suatu ruang yang disediakan untuk lintasan pergerakan massa lalu

    lintas dari suatu tempat (asal) ke tempat lainnya (tujuan) sedemikian rupa sehingga

    terwujudlah transportasi jalan yang aman, cepat, lancar, tertib dan teratur, nyaman, dan

    efisien. Sementara itu jalan dikategorikan pula dalam klasifikasi berdasarkan hirarki terdiri

    dari;

    1. Jalan Arteri adalah jalan yang melayani angkutan utama dengan ciri-ciri perjalanan

    jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi secara efisien.

    2. Jalan Kolektor adalah jalan yang melayani angkutan pengumpul atau pembagi

    dengan ciri-ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang dan jumlah

    jalan masuk dibatasi.

    3. Jalan Lokal adalah jalan yang melayani angkutan setempat dengan ciri-ciri

    perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah dan jumlah jalan masuk tidak

    dibatasi.

    Jalan Primer adalah sistem jalan yang menghubungkan simpul-simpul jasa distribusi

    yang meliputi hubungan kota jenjang satu, kota jenjang dua, kota jenjang tiga dan kota di

    bawahnya, dan Jalan Sekunder adalah sistem jalan yang menghubungkan kawasan-

    kawasan yang mempunyai fungsi primer, sekunder ke satu, sekunder ke dua, sekunder ke

    tiga dan seterusnya (UndangUndang No. 13 tahun 1980). Jalan merupakan prasarana yang

    paling penting, dimana data menunjukan bahwa pada jalan raya dapat mencapai 80%

    sampai dengan 90% perjalanan masyarakat perkotaan. Jaringan jalan memiliki dan saling

    mempengaruhi terhadap fungsi guna lahan dan aktivitas, perkotaan dimana setiap lahan

  • 7/26/2019 Model Transportasi Makroskopik Analisis

    6/70

    6

    maupun fungsi lahan dan bangunan memiliki akses pada jalan dan setiap aktivitas akan

    selalu terhubung oleh jaringan jalan. Pada jaringan jalan pula terdapat berbagai jaringan

    utilitas umum, seperti; jaringan pipa distribusi air bersih, air limbah dan drainase, jaringan

    listrik dan gas, jaringan telepon dan telekomunikasi lain. Jalan juga merupakan kerangka

    dalam perancangan kota serta memiliki hubungan kesejarahan dan simbolisme perkotaan.

    Tingkat Pelayanan

    Menurut AASHO,A Policy On Design Urban Highway And Arterial Street (1973:108)

    dikatakan bahwa tingkat pelayanan adalah seberapa jauh jalantersebut melayani lalu lintas

    yang terjadi pada suatu ruas jalan tertentu, dimana karakteristik tingkat pelayanan jalan

    seperti pada Tabel, sedangkan faktor-faktoryang mempengaruhi antara lain;

    a. Derajat kejenuhan (degree of saturation)

    b. Jenis permukaan jalan yang ada

    c. Hambatan

    d. Kenyamanan

    e. Mobilitas dan aksesibilitas

    Tabel 2. Karakteristik Tingkat Pelayanan Jalan

    Guna mengoptimalkan pelayanan jalan dalam suatu jaringan harus dibuat suatu

    standar pelayanan, seperti pada tabel berikut ini:

  • 7/26/2019 Model Transportasi Makroskopik Analisis

    7/70

    7

    Tabel 3. Standar Pelayanan Minimal Jaringan Jalan Perkotaan

  • 7/26/2019 Model Transportasi Makroskopik Analisis

    8/70

    8

    METODE PENELITIAN

    Lokasi Penelitian

    Lokasi penelitian di Kota Surabaya. Batas lokasi sebagai berikut:

    1. Sebelah Utara dan Timur: Selat Madura

    2. Sebelah Selatan: Kabupaten Sidoarjo3. Sebelah Barat: Kabupaten Gresik

    Metode Pengumpulan Data

    Jenis data yaitu data sekunder yang dikumpulkan dari instansi-instansi terkait

    dengan hasil data sebagai berikut :

    1. Perundang-undangan, Peraturan Pemerintah Daerah, Bupati dan Wali Kota yang

    berkaitan dengan infrastruktur.

    2. Data Jaringan Jalan dan wilayah kota Surabaya;

    3. Peta Tata Ruang Kota Surabaya;

    a. Peta jaringan jalan4. Data infrastruktur Kota Surabaya

    5. Standar Infrastruktur berdasarkan Rencana Umum Tata Ruang Kota dan

    Rencana Dasar Tata Ruang Kota Surabaya.

    6. Bentuk Dokumen, peraturan-peraturan, surat keputusan dan informasi lain yang

    relevan dengan penelitian.

    Tabel 4.Kebutuhan Data Sekunder

    No. Jenis Data Kebutuhan Data Sumber Bentuk Data

    1 Karakteristik

    Wilayah

    Kondisi fisik alam

    geografi dan peta

    Bappeda Kota

    Surabaya,BPS KotaSurabaya

    Deskriptif

    Data Monografi - Peta- Jumlah

    unitbangunan

    BPS KotaSurabaya

    - Deskriptif- Peta

    3 Jalan - Datajaringanjalan

    DinasPekerjaanUmum

    - Deskriptif- Peta

    Metode Analisis Data

    Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode teknik kualitatif yangdigunakan untuk menjelaskan dan mengetahui hal-hal terkait penelitian. Analisis kualitatif

    berupa;

    a. Deskriptif yaitu keadaan objek studi melalui uraian, pengertian ataupun penjelasan

    baik terhadap analisis terukur maupun tidak terukur.

    b. Normatif yaitu analisis terhadap keadaan yang seharusnya mengikuti suatu aturan

    atau pedoman ideal, untuk memberikan gambaran dan penjelasan verbal terhadap

    informasi, tentang sistem jaringan, kebijakan serta arahan pengembangan kota

    Surabaya.

  • 7/26/2019 Model Transportasi Makroskopik Analisis

    9/70

    9

    Bagan Alir Penelitian

    Penjelasan bagan alir penelitian sebagai berikut :

    1. Penelitian dimulai

    2. Identifikasi masalah merupakan asumsi awal terhadap isu-isu pelayanan jalan

    3. Perumusan masalah ketersediaan setiap infrastruktur yang ada di lokasi penelitian.4. Menggunakan tinjauan pustaka, fakta dan fenomena sebagai dasar teori dalam

    analisis berikutnya.

    5. Inventarisasi kebutuhan data sekunder, menyusun daftar pertanyaan dan pilihan

    jawaban pengguna.

    6. Tinjauan pustaka yang bersumber dari publikasi statistik atau kebijaksanaan yang

    dikeluarkan oleh pemerintah maupun studi literatur dan studi yang terkait serta dari

    penelitian-penelitian sebelumnya.

    7. Menganalisa data hasil terhadap ketersediaan dan kebutuhan infrastruktur.

    8. Kompilasi dan pengolahan data-data hasil analisis terhadap kondisi eksisting,

    kebutuhan dan pemenuhan infrastruktur untuk memperoleh output penelitian sebagaijawaban atas sasaran penelitian.

    Mulai

    IdentifikasiMasalah

    PerumusanMasalah

    Tinjauan Pustaka

    Pengumpulan

    Data

    Data Sekunder

    Pengolahan danAnalisis Data

    UsulanPenanganan dan

    Rekomendasi

    Kesimpulan danSaran

    Selesai

    Fakta danFenomena

  • 7/26/2019 Model Transportasi Makroskopik Analisis

    10/70

    10

    Kerangka Pikir Penelitian

    Penjelasan kerangka pikir penelitian sebagai berikut :

    1. Berdasarkan Teori Infrastruktur, yang mendukung isu-isu yang ada.

    2. Adanya isu-isu peningkatan jumlah user atau pengguna dalam hal ini adalah

    pengguna infrastruktur, meningkatnya perkembangan ekonomi dan lainnya tersebut

    diatas, sehingga berdampak pada terindikasinya problematika pemenuhan

    infrastruktur.

    3. Perumusan masalah ketersediaan dan kapasitas pemenuhan infrastruktur.

    4. Research Question.

    5. Menentukan Tujuan, Sasaran dan Manfaat penelitian.

    6. Analisis ketersediaan dan kapasitas pemenuhan infrastruktur, sesuai dengan

    sasaran penelitian

    Teori

    Issue

    Rumusan Masalah

    Research Question

    Tujuan, Sasarandan Manfaat

    AnalisisPemenuhan

    Infrastruktur Jalan

    Pembahasan HasilAnalisis

    Kesimpulan Hasil

  • 7/26/2019 Model Transportasi Makroskopik Analisis

    11/70

    11

    ANALISIS DAN PEMBAHASAN

    Alat dan Bahan

    Peralatan yang digunakan adalah perangkat keras (hardware) terdiri dari Laptop dan

    Printer. Perangkat lunak (software) terdiri dari Arc GIS versi 9.3 dan MSOffice.

    Pengolahan Data Spasial

    Berikut adalah bagan alir pengolahan data dalam laporan ini:

    Building Network

    Data(Menggunakan

    ArcCatalog)

    Network Analysismenggunakan

    ArcMap RouteAnalysis

    Network AnalysismenggunakanService Area

    Analysis

    Network Analysis

    (MenggunakanArcMap) ClosestFacility Analysis.

    Network Analysis(Menggunakan

    ArcMap) ODMatrix Analysis.

  • 7/26/2019 Model Transportasi Makroskopik Analisis

    12/70

    12

    ANALISIS DATA

    MACROSCOPIC TRANSPORT MODELING: NETWORK ANALYSIS

    Building Network Data (Menggunakan ArcCatalog)

    Klik ikon ArcCatalog seperti tampak pad gambar di bawah ini:

    Pilih folder yang dibutuhkan yaitu folder Network Analysis SBY

    Buat Geo-Database baru dengan tipe File Geodatabase (format Shapefile harus diubah ke

    format yang baru yaitu Geo Database) yaitu dengan cara klik kanan pada ruang yang

    kosong dan pilih NewFile Geodatabase

    Membuat Geo-Database Baru

    Data pada

    C:\Network

    Analysis SBY

  • 7/26/2019 Model Transportasi Makroskopik Analisis

    13/70

    13

    Lalu Rename file tersebut dengan nama Jalan Surabaya

    Maka hasilnya akan tampak seperti di bawah ini:

    Lalu, klik kanan pada file Geo-Database baru tersebut, pilih NewFeature Dataset

  • 7/26/2019 Model Transportasi Makroskopik Analisis

    14/70

    14

    Tuliskan Jalan pada kolom isian nama New Feature Dataset, lalu klik Next.

    Pilih Projected Coordinate SystemsUTMWGS 1984

  • 7/26/2019 Model Transportasi Makroskopik Analisis

    15/70

    15

    Lalu pada WGS 1984, pilih Zone 49S.

    Lalu, klik Next.

  • 7/26/2019 Model Transportasi Makroskopik Analisis

    16/70

    16

    Klik Next lagi.

    Lalu, Finish. Kemudian akan muncul tampilan file Jalan dengan type File Geodatabase

    Feature Dataset seperti di bawah ini.

  • 7/26/2019 Model Transportasi Makroskopik Analisis

    17/70

    17

    Langkah selanjutnya yaitu klik kanan pada Jalan dengan type File Geodatabase Feature

    Dataset lalu pilih ImportFeature Class (single)

    Add Input Features dengan cara buka folder sebelumnya lalu pilih Jalan.shp, setelah diklik

    maka Field Map (optional) dengan otomatis akan terisi.

    Import Shapefile dari

    C:\Network Analysis SBY

  • 7/26/2019 Model Transportasi Makroskopik Analisis

    18/70

    18

    Untuk Output Feature Class, isikan jalan didalamnya

    Setelah itu OK. Maka akan muncul tampilan seperti di bawah ini bila proses telah berhasil.

    Bila proses telah dinyatakan Completed, maka klik Close. Langkah selanjutnya ialah klik file

    Jalan lalu klik ToolsExtensions.

    Aktivasi Ekstensi

    Network Analysis

  • 7/26/2019 Model Transportasi Makroskopik Analisis

    19/70

    19

    Centang Network Analyst lalu pilih Close.

    Lalu, klik kanan di ruang kosong, pilih NewNetwork Dataset

    Membuat

    Network

    Dataset Baru

  • 7/26/2019 Model Transportasi Makroskopik Analisis

    20/70

    20

    Ketik Jalan lalu klik Next.

    Maka, akan muncul tampilan seperti berikut ini. Lalu, klik Next lagi.

    Selanjutnya, akan muncul tampilan New Network Dataset seperti di bawah ini.

  • 7/26/2019 Model Transportasi Makroskopik Analisis

    21/70

    21

    Klik Next.

    Klik Next.

    Klik Next. Lalu muncul tampilan New Network Dataset yang mengharuskan kita mengisi

    Specify the attributes for the network dataset, dengan cara klik Add lalu lengkapi Add New

    Attribute yang ada diantaranya isikan Travel Time pada kolom Name, Cost untuk Usage

    Type, Minutes untuk Units dan Double untuk Data Type, lalu klik OK.

  • 7/26/2019 Model Transportasi Makroskopik Analisis

    22/70

    22

    Maka tampilannya menjadi seperti ini. Lalu klik Evaluators yang berada di sudut kanan

    bawah.

  • 7/26/2019 Model Transportasi Makroskopik Analisis

    23/70

    23

    Tampilan Evaluators menjadi seperti di bawah ini. Lalu, pilih Fielduntuk masing-masing

    Type. Begitupun untuk Value.

    Untuk Value jalan dengan Direction From To, pilih FT dan pilih TF untuk Direction To

    From. Lalu, OK.

    Data Atribut pada File

    jalan.shp

  • 7/26/2019 Model Transportasi Makroskopik Analisis

    24/70

    24

    Tampilan akan muncul seperti ini lalu klik Next.

    Klik Next.

  • 7/26/2019 Model Transportasi Makroskopik Analisis

    25/70

    25

    Setelah muncul tampilan Summary seperti ini, kemudian klik Finish.

    Pilih, Yes.

    Maka, tahapan Building the Network Dataset (dengan menggunakan ArcCatalog) telah

    berhasil.

  • 7/26/2019 Model Transportasi Makroskopik Analisis

    26/70

    26

    Tahap pertama Network Analysisialah mempersiapkan data yang akan digunakan karena

    data GIS standar dalam bentuk shapefile tidak dapat langsung digunakan sebagai input,

    akan tetapi harus diubah ke dalam format khusus. Pada ArcGis, format data yang dapat

    digunakan untuk proses Network Analysis ialah format Geodatabase. Setelah data dalam

    bentuk Shapefile diubah menjadi geodatabase, langkah berikutnya ialah membuat Network

    Dataset dimana kita bisa mensetting data dan parameter yang digunakan untuk NetworkAnalysis.

    Network Analysis menggunakan ArcMap Route and Service Area Analysis

    Pada ArcMap, pilih Add Data.

    Pilih shapefile Batas Surabaya, SPBU dan Locations. Lalu klik Add.

    Maka, tampilannya akan tampak seperti gambar di bawah ini.

  • 7/26/2019 Model Transportasi Makroskopik Analisis

    27/70

    27

    Selanjutnya, klik Add Data. Pilih Jalan Surabaya.gdb (double click)JalanJalan (dengan

    model gambar seperti di bawah ini). Lalu, pilih Add.

    Pilih, Yes.

    Maka, tampilannya tampak seperti gambar di bawah.

  • 7/26/2019 Model Transportasi Makroskopik Analisis

    28/70

    28

    Langkah selanjutnya ialah, uncheckJalan_Junctions lalu klik kananRemove.

    Ubah simbol SPBU dengan cara mengubahnya melalui Symbol Selector. Color: Merah dan

    Size: 12.

    Pilih OK. Maka, tampilannya menjadi seperti di bawah ini.

  • 7/26/2019 Model Transportasi Makroskopik Analisis

    29/70

    29

    Lakukan hal yang sama pula untuk locations. Color: Biru dan Size: 12.

    Langkah berikutnya ialah uncheckSPBU dan Locations.

    Aktifkan Ekstensi Network Analyst

  • 7/26/2019 Model Transportasi Makroskopik Analisis

    30/70

    30

    Aktifkan Ekstensi Network Analyst dengan cara mencentang Network Analyst. Lalu Close.

    Pilih ViewToolbarsNetwork Analyst.

  • 7/26/2019 Model Transportasi Makroskopik Analisis

    31/70

    31

    Route Analysis

    Klik Network Analystpilih New Route.

    Maka, tampilan layer akan menjadi seperti di bawah ini:

    Pilih simbol Create Network Location Tool. Tujuannya ialah untuk menambah titik secara

    manual.

  • 7/26/2019 Model Transportasi Makroskopik Analisis

    32/70

    32

    Tambahkah lima titik secara manual sepanjang garis lurus (jalan).

    Setelah selesai memilih lima titik secara manual, klik Route Properties.

    Tampilan Layer Properties untuk General.

  • 7/26/2019 Model Transportasi Makroskopik Analisis

    33/70

    33

    Tampilan untul Layers.

    Tampilan untuk Source.

  • 7/26/2019 Model Transportasi Makroskopik Analisis

    34/70

    34

    Tampilan untuk Analysis Settings.

    Tampilan untuk Accumulation. Centang/Check Travel Time. Lalu, Apply.

  • 7/26/2019 Model Transportasi Makroskopik Analisis

    35/70

    35

    Centang/Check Middle dan End pada Name: Jalan. Lalu, OK.

    Langkah selanjutnya ialah klik Solve.

    Maka, diperoleh rute optimal seperti tampak pada gambar di bawah ini.

  • 7/26/2019 Model Transportasi Makroskopik Analisis

    36/70

    36

    Tambahkan 3 titik lagi secara manual dengan menggunakan Create Network Location To

    lalu klik Solve.

    Langkah selanjutnya ialah klik kanan di Stops (8)SelectionSelect All.

  • 7/26/2019 Model Transportasi Makroskopik Analisis

    37/70

    37

    Maka, tampilan akan menjadi seperti di bawah ini:

    Lalu, klik kanan kembali di Stopspilih Export Data.

  • 7/26/2019 Model Transportasi Makroskopik Analisis

    38/70

    38

    Ubah output shapefile or feature class dengan nama Lokasi_Manual. Lalu klik OK.

    Pilih Yes.

    Hal yang sama juga dilakukan untuk Routes (1). Dengan cara klik kanan Export Data.

  • 7/26/2019 Model Transportasi Makroskopik Analisis

    39/70

    39

    Ubah namanya menjadi Rute. Lalu pilih OK.

    Langkah selanjutnya ialah klik kanan di Routepilih Remove.

  • 7/26/2019 Model Transportasi Makroskopik Analisis

    40/70

    40

    Maka tampilannya menjadi sepert di bawah ini:

    Ubah simbol Rute dan Lokasi_Manual dengan cara double click untuk memunculkan

    Symbol Selector. Lalu pilih Color dan Size masing-masing untuk layer.

    Tampilan rutenya akan menjadi seperti di bawah ini

  • 7/26/2019 Model Transportasi Makroskopik Analisis

    41/70

    41

    Maka, berikut ialah peta rute dengan menggunakan Route Analysis.

    Analisis rute dapat menentukan rute optimal dimana terdapat dua atau lebih titik yang harus

    dilewati. Penentuan rute optimal tersebut dapat berdasarkan jarak, waktu ataupun indikator

    lainnya. Hasil analisis rute yaitu memberikan informasi semua rute yang mungkin dari jalan

    (start) menuju jalan lain (finish) dengan batasan jarak tertentu dan jumlah frekuensi jalan

    yang dilalui.

    Service Area Analysis

    Klik Network Analyst pilih New Service Area. Maka tampilan layers nya akan tampak

    seperti di bawah ini.

    Lalu klik Show/Hide Network Analyst Window untuk memunculkan Service Area.

  • 7/26/2019 Model Transportasi Makroskopik Analisis

    42/70

    42

    Klik kanan di FacilitiesLoad Locations.

    Pada Load From pilih SPBU. Lalu centang Only show point layers. Untuk Field Name, pilih

    Id. Lalu, OK.

    Klik OK

  • 7/26/2019 Model Transportasi Makroskopik Analisis

    43/70

    43

    Tampilan akan tampak seperti di bawah ini dengan Facilities (86).

    Lalu pilih Service Area Properties.

    Tampilan General akan tampak seperti di bawah ini

  • 7/26/2019 Model Transportasi Makroskopik Analisis

    44/70

    44

    Berikut ialah tampilan Layers.

    Tampilan Source.

  • 7/26/2019 Model Transportasi Makroskopik Analisis

    45/70

    45

    Tampilan Analysis Settings.

    Untuk Polygon Generation, pilih Merge by break value untuk Multiple Facilities Options dan

    Rings untuk Overlay Type. Centang Generate Polygons dan pilih Generalized untuk Polygon

    Type. Uncheck Trim Polygons. Lalu pilih Apply kemudian OK.

    Kemudian klik Network Analyst dan pilih Options.

    Interval Waktu

  • 7/26/2019 Model Transportasi Makroskopik Analisis

    46/70

    46

    Tampilan General.

    Tampilan Location Snap Options, centang Snap to Position Along Network. Maka dengan

    sendirinya akan tercentang pula Offset dan Snap location when.

  • 7/26/2019 Model Transportasi Makroskopik Analisis

    47/70

    47

    Tampilan Location Names. Lalu Apply dan OK.

    Lalu klik Solve.

    Maka, tampilannya menjadi seperti tampak di bawah ini. Disertai pengaktifan label features

    untuk per interval waktu di tiap polygon.

  • 7/26/2019 Model Transportasi Makroskopik Analisis

    48/70

    48

    Analisis Service Area memperlihatkan area pelayanan fasilitas. Analisis ini memasukkan

    jaringan jalan sebagai dasar perhitungan untuk menentukan batas pelayanan suatu fasilitas.

    Network Analysis (Menggunakan ArcMap) Closest Facility and OD Matrix Analysis.

    Closest Facility Analysis

    Klik Network Analyst, pilih New Closest Facility.

  • 7/26/2019 Model Transportasi Makroskopik Analisis

    49/70

    49

    Klik kanan pada Facilitiespilih Load Locations.

    Pilih Load From SPBU dan Field Id untuk Name. Kemudian klik OK.

    Klik OK

  • 7/26/2019 Model Transportasi Makroskopik Analisis

    50/70

    50

    Klik kanan pada Incidents lalu pilih Load Locations.

    Klik OK

  • 7/26/2019 Model Transportasi Makroskopik Analisis

    51/70

    51

    Klik Routes lalu klik Closest Facility Propersties.

    Tampilan General.

  • 7/26/2019 Model Transportasi Makroskopik Analisis

    52/70

    52

    Tampilan Layers.

    Tampilan Source.

  • 7/26/2019 Model Transportasi Makroskopik Analisis

    53/70

    53

    Tampilan Analysis Settings. Facilities To Find bernilai 1 untuk mencari satu fasilitas terdekat.

    Tampilan Accumulation dengan mencentang Travel Time.

    Mencari satufasilitas

    terdekat

  • 7/26/2019 Model Transportasi Makroskopik Analisis

    54/70

    54

    Tampilan Network Locations dengan mencentang Middle dan End pada Name jalan. Lalu

    klik AppplyOK.

    Lalu klik Solve, dan hasilnya ialah.

  • 7/26/2019 Model Transportasi Makroskopik Analisis

    55/70

    55

    Klik kanan di Routes (6) lalu pilih Open Attribute Table.

    Klik Closest Facility Properties.

    Langkah-langkahnya sama saja seperti analisis sebelumnya untuk menghasilkan tampilanGeneral, Layers, Source, Accumulation dan Network Locations. Hanya saja ada perbedaan

    pada Analysis Settings untuk isian Facilities To Find, pilih angka 2 karena akan mencari dua

    fasilitas terdekat. Klik ApplyOK.

    Waktu

    Tempuh ke

    SPBU

    Terdekat

    No/ID

    SPBU

    Terdekat

    Nama

    Lokasi

  • 7/26/2019 Model Transportasi Makroskopik Analisis

    56/70

    56

    Lalu klik Solve. Maka hasil dan tampilannya seperti di bawah ini.

    Mencari Dua

    Fasilitas Terdekat

  • 7/26/2019 Model Transportasi Makroskopik Analisis

    57/70

    57

    Klik kanan di Routes (11)Export Data.

    Maka, Rute SPBU yaitu:

  • 7/26/2019 Model Transportasi Makroskopik Analisis

    58/70

    58

    Closest Facility Analysis merupakan analisis ketiga yang terdapat pada ekstensi Network

    Analysisdimana kita bisa menentukan fasilitas terdekat dari suatu titik. Untuk menjalankan

    analisa ini kita memerlukan dua jenis data yaitu asal dan tujuan (asal dan tujuan dapat

    memiliki data yang sama jika kita ingin mencari fasilitas lain yang terdekat). Fasilitas

    terdekat yang dicari bisa lebih dari fasilitas, tergantung kebutuhan analisa.

    Origin Destination Analysis

    Klik Network Analystpilih New OD Cost Matrix.

    Klik kanan Originspilih Load Locations.

  • 7/26/2019 Model Transportasi Makroskopik Analisis

    59/70

    59

    Pilih locations untuk Load From dan location untuk Field Name. Lalu klik OK.

    Klik kanan Destinationspilih Load Locations.

  • 7/26/2019 Model Transportasi Makroskopik Analisis

    60/70

    60

    Klik OD Cost Matrix properties.

  • 7/26/2019 Model Transportasi Makroskopik Analisis

    61/70

    61

    Centang Travel Time.

    Centang Middle dan End. Lalu OK.

  • 7/26/2019 Model Transportasi Makroskopik Analisis

    62/70

    62

    Klik Solve. Maka hasilnya akan tampak seperti di bawah ini:

    Lalu klik kanan di LinesOpen Attiribute Table.

  • 7/26/2019 Model Transportasi Makroskopik Analisis

    63/70

    63

    Klik kanan di Linespilih Export Data.

    Waktu

    Tempuh

    antar OD

    Origin - Destination

  • 7/26/2019 Model Transportasi Makroskopik Analisis

    64/70

    64

    Analisa keempat yang dapat dilakukan pada Network Analysisialah OD Matrix Analysis,

    jika kita ingin melihat jarak tempuh, waktu yang dibutuhkan dan lainnya antara tiap

    pasangan titik asal dan tujuan.

    PEMBAHASAN

    1. Analisis Rute (Route Analysis)

    Analisis ini dapat menentukan rute optimal dimana terdapat dua atau lebih titik yang

    harus dilewati. Penentuan rute optimal tersebut dapat berdasarkan jarak, waktu

    ataupun indikator lainnya. Hasil analisis rute yaitu memberikan informasi semua rute

    yang mungkin dari jalan (start) menuju jalan lain (finish) dengan batasan jarak

    tertentu dan jumlah frekuensi jalan yang dilalui. Jadi, rute optimal mulai dari titik 16

    (start) hingga titik 48 (finish) dan ada 8 titik yang harus dilewati/dilalui. Total

    perjalanan sekitar 74,05 menit.

  • 7/26/2019 Model Transportasi Makroskopik Analisis

    65/70

    65

    2. Analisis Area Layanan (Service Area Analysis)

    Analisis ini memperlihatkan area pelayanan fasilitas. Analisis ini memasukkan

    jaringan jalan sebagai dasar perhitungan untuk menentukan batas pelayanan suatu

    fasilitas. Jadi, area pelayanan fasilitas terdiri dari 5 lokasi yaitu 05, 510, 1015,

    15 30 dan 30 60 dengan jaringan jalan sebagai dasar perhitungan untuk

    menentukan batas pelayanan suatu fasilitas.

    3. Analisis Fasilitas Terdekat (Closest Facility Analysis)

    Analisis ini merupakan analisis ketiga yang terdapat pada ekstensi Network Analysis

    dimana kita bisa menentukan fasilitas terdekat dari suatu titik. Untuk menjalankan

    analisa ini kita memerlukan dua jenis data yaitu asal dan tujuan (asal dan tujuan

    dapat memiliki data yang sama jika kita ingin mencari fasilitas lain yang terdekat).

    Fasilitas terdekat yang dicari bisa lebih dari fasilitas, tergantung kebutuhan analisa.

    Jadi, analisis ini menghasilkan informasi Nomor/ID SPBU terdekat, nama lokasi dan

    waktu tempuh ke SPBU terdekat. Terlihat bahwa terminal joyoboyo memiliki waktu

    tempuh tercepat ke SPBU Nomor/ID 46 yaitu 4,3 menit.

  • 7/26/2019 Model Transportasi Makroskopik Analisis

    66/70

    66

    4. Analisis AsalTujuan (OriginDestination Analysis)

    Analisa keempat yang dapat dilakukan pada Network Analysis ialah O D Matrix

    Analysis, bertujuan untuk melihat jarak tempuh, waktu yang dibutuhkan dan lainnya

    antara tiap pasangan titik asal dan tujuan. Jadi, analisis ini menghasilkan titik lokasi

    asal dan tujuan serta waktu tempuh antara titik asal dan tujuan. Terlihat bahwa jaraktempuh tercepat dari Rektorat ITS ke Graha ITS, begitupun sebaliknya dengan waktu

    tempuh sekitar 1,1 menit.

  • 7/26/2019 Model Transportasi Makroskopik Analisis

    67/70

    67

  • 7/26/2019 Model Transportasi Makroskopik Analisis

    68/70

    68

    Output akhir:

  • 7/26/2019 Model Transportasi Makroskopik Analisis

    69/70

    69

    PENUTUP

    Kesimpulan

    1. Analisis rute menyimpulkan bahwa rute optimal mulai dari titik 16 (start) hingga titik

    48 (finish) dan ada 8 titik yang harus dilewati/dilalui. Total perjalanan sekitar 74,05

    menit.2. Analisis area layanan menyimpulkan bahwa area pelayanan fasilitas terdiri dari 5

    lokasi yaitu 05, 510, 1015, 1530 dan 3060 dengan jaringan jalan sebagai

    dasar perhitungan untuk menentukan batas pelayanan suatu fasilitas.

    3. Analisis fasilitas terdekat menyimpulkan dan menghasilkan informasi mengenai

    Nomor/ID SPBU terdekat, nama lokasi dan waktu tempuh ke SPBU terdekat. Terlihat

    bahwa terminal joyoboyo memiliki waktu tempuh tercepat ke SPBU Nomor/ID 46

    yaitu 4,3 menit.

    4. Analisis asal tujuan menyimpulkan dan menghasilkan titik lokasi asal dan tujuan

    serta waktu tempuh antara titik asal dan tujuan. Terlihat bahwa jarak tempuh tercepat

    dari Rektorat ITS ke Graha ITS, begitupun sebaliknya dengan waktu tempuh sekitar1,1 menit.

    Saran

    1. Diperlukan pembenahan dan juga kerjasama yang perlu terus dibina dan

    ditingkatkan dari berbagai pihak demi mencapai tingkat efisiensi.

    2. Perlu dilakukan analisis lebih lanjut dengan menggunakan parameter yang lebih

    lengkap, sehingga dapat digunakan sebagai dasar untuk membuat kebijakan

  • 7/26/2019 Model Transportasi Makroskopik Analisis

    70/70

    DAFTAR PUSTAKA

    Aly, Sumarni Hamid. 2012. Model Hubungan Karakteristik Makro Lalu Lintas yang Bersifat

    Heterogen di Kota Makassar. Prosiding Hasil penelitian Fakultas Teknik

    Anonim. 2009. Rekayasa Lalu Lintas. Diktat Kuliah Teknik Sipil Universitas WidyagamaMalang

    Awaludin, Nur. 2010. Geographical Information Systems with ArcGIS 9.x. Penerbit ANDI

    Barus, Baba dan Wiradisastra. 2009. Sistem Informasi Geografi: Sarana Manajemen

    Sumberdaya. Laboratorium Penginderaan Jauh dan Kartografi Jurusan Tanah

    Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor, Bogor.

    Handajani, Mudjiastuti. 2011. Analisis Pengaruh Struktur Kota Sistem Transportasi

    Konsumsi BBM Kota-Kota di Jawa. Jurusan Teknik Sipil Universitas Semarang

    Indriany, Slyvia. 2009. Rekayasa Transportasi. Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil

    dan Perencanaan Universitas Mercu Buana

    Nalarsih, Retno Tri. 2007. Analisis Ketersediaan dan Kapasitas Pemenuhan Infrastruktur di

    Kawasan Bisnis Beteng Surakarta. Tesis. Program Pascasarjana Universitas

    Diponegoro Semarang

    Sjafruddin, Ade. 2011. Pembangunan Infrastruktur Transportasi untuk Menunjang

    Pembangunan Berkelanjutan Berbasis Ilmu Pengetahuan. Kelompok KeahlianRekayasan Transportasi Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan ITB