Model Reflektif dalam Pengembangan Profesional Berkelanjutan: Refleksi Pengalaman Praktis Mendesain...

download Model Reflektif dalam Pengembangan Profesional Berkelanjutan: Refleksi Pengalaman Praktis Mendesain Kontrak Perkuliahan

If you can't read please download the document

description

tugas perkembangan ilmu keperawatan

Transcript of Model Reflektif dalam Pengembangan Profesional Berkelanjutan: Refleksi Pengalaman Praktis Mendesain...

Barkah Waladani

220120140020

Peminatan Kritis

Model Reflektif dalam Pengembangan Profesional Berkelanjutan: Refleksi Pengalaman Praktis Mendesain KontrakPerkuliahan

Tuntutan peningkatan profesioanalitas dosen dewasa ini semakin tinggi. Untuk itu, dosen dihadapkan pada persoalan melaksanakan pengembangan profesionalnya secara berkelanjutan. Dari berbagai model pengembangan profesional yang dikembangkan, model reflektif merupakan alternatif yang perludicobakan. Modelreflektif, yaitu pendekatan yang berbasis pada dosen, berupa aktivitas menjadi peneliti, seperti membaca, bertukar pendapat, melakukan observasi, melakukan analisis kritis, dan merefleksikan pengalaman praktis mereka sekaligus meningkatkannya. Suatu contoh hasilnya adalah desain Kontrak Perkuliahan yang inovasi, memotivasi, dan islami yang penulis kembangkan berikut ini.

Dalam pelaksanaannya, model ini dapat mendatangkan hasil yang optimal karena kemampuan belajar mandiri yang telah melekat pada pribadi dosen tersebut. Adapun faktor-faktor lain, seperti: pemilihan informasi berdasarkan kebutuhan; kompetensi yang akan ditingkatkan dapat sesuai dengan tugas yang diemban dosen; tidak melalui prosedur yang berbelit, melelahkan, bahkan sering menyebabkan patah arang.

Pengembangan profesional berkelanjutan dengan model reflektif hanya menuntut kesadaran dari dosen akan profesinya. Oleh sebab itu, sangat disarankan kepada para dosen untuk membina kompetensi tersebut.

Pendahuluan

Dinyatakan pada pasal 27 UU RI No. 14 Th. 2005 tentang Undang-undang Guru dan dan Dosen bahwa salah satu beban kerja dosen yaitu merencanakan pembelajaran. Mendesain Kontrak Perkuliahan atau Kontrak Pembelajaran ( KP ) adalah aktivitas yang harus dilakukan dosen setelah selesai menyusun silabus . Kegiatan setelah ini adalah menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP) dan merancang media pembelajaran.

Pada dasarnya yang dimaksud dengan kontrak perkuliahan atau kontrak pembelajaran adalah rancangan perkuliahan yang disepakati bersama oleh mahasiswa dan dosen (Suciati, 1997b:12-5). Kesepakatan tersebut pelaksanaannya di awal semester, tepatnya pada pertemuan atau perkuliahan pertama. Kesepakatan mencakup seluruh aspek pembelajaran yang akan dilaksanakan dan diberlakukan selama satu semester, seperti kompetensi yang akan dicapai, literatur yang akan digunakan, tugas yang harus dipenuhi mahasiswa dan sistem penilaian yang akan diberlakukan.

STIKES Muhammadiyah Gombong kegiatan kontrak perkuliahan ini dilaksanakan dalam bentuk penyampaian deskripsi mata kuliah, tugas yang harus dikerjakan mahasiswa, literatur yang dipakai, sistem penilaian, serta konsekuensi keterlambatan dan syarat mengikuti ujian akhir semester. Akan tetapi, Kontrak Perkuliahan tersebut tidak tertulis, disampaikan dosen secara lisan. Secara tersirat, pada Jurnal Perkuliahan ( KP ) dosen mencantumkannya sebagai kegiatan awal semester di bawah tajukpengantar perkuliahan, perkenalan dengan mahasiswa atau perkuliahan pendahuluan. Berdasarkan pengamatan penulis, hanya ada dua orang dosen yang menuliskan kegiatan kontrak perkuliahan pada perkuliahan pertama. Satu diantaranya melaksanakan secara lisan saja. Fakta ini menginformasikan bahwa di STIKES Muhammadiyah Gombong menyusun Rancangan Perkuliahan Pembelajaran dalam bentuk teks tertulis, dan membagikannya kepada mahasiswa pada perkuliahan pertama masih sangat jauh dari kodisi ideal.

Model pengembangan profesional yang dipilih dosen akan efektif apabila model tersebut sesuai dengan dirinya. Banyak model pengembangan profesional yang dapat dijadikan alternatif pilihan, seperti model mentoring, model dari teori ke praktik, dan model reflektif atau inkuiri (Danim, 2002:45). Pada tulisan ini, penulis akan mengemukakan refleksi pengembangan profesional berkelanjutan model refleksi yang inovatif, memotivasi, dan islami.

Kontrak Perkuliahan hendaknya tidak hanya diasosiasikan kepada aturan-aturan yang mengikat mahasiswa dan dosen, disamping sanksi-sanksi yang akan diberlakukan apabila pihak tertentu melanggar suatu aturan. Kontrak perkuliahan haruslah dimodifikasi sedemikian rupa dengan harapan dapat membangkitkan motivasi belajar mahasiswa menuju pembelajaran yang berhasil. Hal ini akan tercapai apabila dosen sebagai pengembang kurikulum mempertimbangkan karakteristik lembaga tempat ia mengemban tugas. Dalam hal ini STIKES Muhammadiyah Gombong sebagai lembaga pendidikan amal usaha masyarakat di Muhammadiyah. Religiusitas adalah penciri setiap lini kehidupan kampusnya. Nuansa akademiknya adalah berbasis Al islam dan Kemuhammadiyahan. Salah satu perwujudannya adalah pembelajaran yang Islami.

Berdasarkan pemikiran-pemikiran di atas, pengembangan KP sebagai produk rancangan pembelajaran yang berbasis semangat berinovasi seorang dosen, hendaknya membangkitkan motivasi belajar mahasiswa dan bernuansa islami. Adapun keprofesionalan dosen sebagai pengembangnya dapat diperoleh melalui pengembangan profesional berkelanjutan dengan model reflektif.

Analisa

Berdasarkan pemaparan kasus diatas, penulis akan jabarkan melalui Gibbs reflective cycle. Diketahui bahwa siklus refleksi yang dikembangkan oleh Gibbs merupakan salah satu cara yang paling banyak digunakan dalam upaya refleksi individu/kelompok terhadap pengalaman yang dialaminya. Siklus ini terdiri atas 6 tahap, seperti digambarkan berikut ini:

Deskripsi

Tahap ini menjelaskan latar belakang masalah masalah terjadi. Masalah bisa berasal dari sebuah pengalaman individu yang dijelaskan secara spesifik, memiliki detail yang relevan, dan ringkas.

Dijelaskan dalam kasus bahwa salah satu masalah utama yang terjadi di STIKES Muhammadiyah Gombong adalah terkait kontrak perkuliahan yang disampikan melalui lisan saja tidak disertai kontrak perkuliahan tertulis. Dimana yang masih berjalan disetiap blok pembelajaran.

Feeling

Respon yang ditimbulkan akibat suatu pengalaman dituliskan sebagai berikut: saya merasa jika peristiwa ini tidak ditindaklanjuti atau dilakukan evaluasi bersama, hasil pembelajaran yang diberikan kepada mahasiswa tidak dapat tercapai sesuai tujuan karena hanya disampaikan secara lisan saja.

Tahap ini menjelaskan data relevan yang berkaitan dengan: 1) apa yang persepsi individu tentang suatu masalah sebelum mengalaminya?; 2) apa yang individu rasakan dan fikirkan tentang suatu masalah selama mengalami sebuah pengalaman?; 3) bagaimana respon individu terhadap pengalaman tersebut?; dan 4) bagaimana perasaan individu setelah mengalami pengalaman tersebut?

Evaluation

Evalusi yang dilakukan adalah dengan memasukan agenda evaluasi kontrak perkuliahan disetiap akhir blok, bukan hanya hasil atau kekurangan materi perkuliahan yang belum masuk atau target mahasiswa yang belum tercapai, sehingga ada perbaikan diblok selanjutnya.

Evaluasi yang dapat dilakukan adalah dengan menimbang hal positif dan negatif apa yang didapat dari pengalaman tersebut. Evaluasi juga menjelaskan bagaimana respon tindakan seseorang terhadap pengalamannya dan apakah tindakan tersebut diperkirakan akan mampu menyelesaikan masalah

Analysis

Tahap analisis menjelaskan tentang kemungkinan apa yang dapat menjadi faktor pendukung dan penghambat tindakan yang diambil. Pada tahap ini dimungkinkan untuk membandingkan pengalaman individu dengan sebuah atau beberapa teori yang ada.

Beberapa analisis yang ditetapkan adalah perincian terkait kemungkinan kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan tindakan, sebagai berikut: kontrak perkuliahan yang belum terselesaikan dikarenakan dosen terkait sebagai penanggungjawab sedang melanjutkan studi, kurangnya sumber daya mengakibatkan satu dosen bertanggungjawab dari beberapa blok, selain itu kurangnya koordinasi yang baik terkait pelaksanaan blok.

Kesimpulan

Tahap ini menjelaskan mengenai kesimpulan dari apa yang telah dilakukan, pembelajaran apa yang dapat diperoleh melalui pengalaman tersebut, dan tindakan apa yang dapat dilakukan jika meghadapi kasus yang sama pada masa mendatang.

Kesimpulan yang dapat diperoleh dari pengalaman yang terjadi adalah sebagai berikut:

Terjadi kesepakatan secara bersama melalui evaluasi setiap akhir blok untuk kontrak perkuliahan dilakukan pembaharuan dengan menerapkan pendekatan reflektif yang nantinya terjadi kerjamasa kolaborasi antara mahasiswa dengan dosen terkait kontrak perkuliahan.

Action plan

Rencana aksi merangkum seluruh kebutuhan individu untuk meningkatkan pengetahuannya dalam upaya mengahadapi sebuan situasi tertentu. Rencana aksi dapat diperoleh dari masukan orang yang berpengalaman di bidangnya.

Rencana aksi yang dilakukan adalah dengan penetapan sebuah intervensi untuk mengatasi situasi dalam kasus yang dialami, sebagai berikut:

Hasil akhir dari pertemuan diskusi ini adalah diperlukan intervensi lanjutan berupa dosen sebagai pengampu mata kuliah di perguruan tinggi adalah tenaga kependidikan yang dituntut senantiasa melakukan pengembangan profesional berkelanjutan. Banyak metode efektif yang telah dikembangkan. Akan tetapi, efektivitas itu sangat tergantung pula pada kepribadian dosen tersebut. Salah satu model yang dapat digunakan secara luas adalah model refleksi. Model ini berbasis dosen itu sendiri, dapat dilaksanakan tanpa harus meninggalkan kelas-kelas yang menjadi tanggung jawabnya. Pengembangan profesional berkelanjutan dengan model refleksi hanya menuntut kesadaran dari dosen akan profesinya. Oleh sebab itu, sangat disarankan kepada para dosen untuk membina kompetensi itu.

Referensi

Boud, D., Keogh, R., Walker, D. (1989). Promoting Reflection in Learning: a Model. London: Kogan Page

Danim, Sudarwan. 2002. Inovasi Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.

Suciati. 1997. Kontrak Perkuliahan dalam Depdikbud. Mengajar di Perguruan Tinggi. Jakarta:Depdiknas.

Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005, tentang Guru dan Dosen.