MODEL PENDIDIKAN KARAKTER DIPONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1691/1/tesis...
Transcript of MODEL PENDIDIKAN KARAKTER DIPONDOK PESANTREN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1691/1/tesis...
i
MODEL PENDIDIKAN KARAKTER DIPONDOK
PESANTREN AL-ITTIHAD DAN SMK AL-ITTIHAD
BRINGIN KABUPATEN SEMARANG
Oleh
SITI AYAMIL CHOLIYAH
NIM. 12010150009
Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan untuk gelar
Magister Pendidikan
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2017
ii
iii
iv
v
ABSTRAK
Judul Tesis: Model Pendidikan Karakter di Pondok Pesantren al-
Ittihad Bringin dan SMK al-Ittihad Bringin
Kata Kunci: Model Pendidikan Karakter
Tesis ini bertujuan untuk mengetahui model pendidikan karakter di
pondok pesantren al-Ittihad Bringin dan di SMK al-Ittihad Bringin serta mencari
perbedaan dan persamaan model pendidikan karakter di pondok pesantren al-
Ittihad Bringin dan SMK al-Ittihad Bringin. Jenis penelitian ini yaitu penelitian
lapangan dengan pendekatan penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data
penelitian ini menggunakan teknik observasi, dokumentasi, dan wawancara.
Teknik analisis datanya yaitu menggunakan analisis Miles dan Hubberman yaitu
dengan mereduksi data.
Hasil Penelitian model pendidikan karakter di pondok pesantren al-Ittihad
Bringin bersifat hidden kurikulum. Sangat terlihat dari tujuan pembelajaran lebih
dominan difokuskan pada karakter religius, berakhlak mulia, mandiri,
bertanggung jawab. Model pendidikan karakter di SMK al-Ittihad Bringin bersifat
hidden kurikulum. Sangat terlihat dari tujuan pembelajaran lebih dominan
difokuskan pendidikan karakter SANTRI MAJU (Santun, terampil, mandiri,
inovatif, jujur). Perbedaan model pendidikan karakter di pondok pesantren : 1.
Usia pengasuh sudah agak sepuh. 2. Standar kelulusan memahami al-Qur’an,
hadis, dan qiyas. 3. Rata rata ustad sudah menikah. 4. Santri yang sangat tawadhu’
kepada kiai. 5. Santri tidak boleh membawa HP/ alat elektronik yang lain. 6. Kyai,
ustad, santri tinggal satu lokasi. Perbedaan model pendidikan karakter di SMK al-
Ittihad Bringin yaitu: 1. Usia kepala SMK belum dewasa.2. Standar kelulusan
siswa memiliki kompetensi penilaian yang baik dan kompetensi sesuai visi dan
misi sekolah. 3. Rata rata guru belum menikah, terpaut usia 3-5 tahun antara guru
dan peserta didik. 4. Peserta didik boleh membawa HP/ alat elektronik yang lain.
5. Kepala SMK, guru, peserta didik tidak tinggal satu lokasi. Persamaan pola
pendidikan karakter di pondok pesantren dan SMK al-Ittihad Bringin yaitu: 1.
Berkecimpung dalam dunia pendidikan yang tujuannya agar peserta didik
memiliki karakter yang baik. 2. Kekurangan sarana prasarana
vi
PRAKATA
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
hidayah-Nya kepada kita semua. Shalawat dan salam kita sanjungkan kepada nabi
Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan para pengikutnya sampai akhir zaman.
Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari kesempurnaan
sebagaimana yang diharapkan. Tanpa adanya bantuan serta dorongan dari
berbagai pihak yanag mendukung baik secara moril dan materil dimungkinkan
tesis ii tidak akan selesai. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya dan menghaturkan ucapan
terimma kasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd, selaku rektor IAIN Salatiga
2. Bapak Dr. H. Zakiyuddin Baidhawy, M.Ag, selaku direktur pascasarjana.
3. Bapak Profesor Dr. H. Mansur, M.Ag selaku pembimbing tesis yang
dengan sabar meluangkan waktu dan memberikan ilmunya kepada penulis.
4. Staf pegawai dan dosen program pascasarjana IAIN Salatiga yang telah
memberikan ilmunya kepada penulis dari awal kuliah hingga selesai tesis
ini.
5. Pimpinan serta staf perpustakaan IAIN Salatiga yang telah membantu
penulis dalam mengumpulkan bahan-bahan referensi penyelesaian tesis
ini.
6. Pengasuh, ustad, santri pondok pesantren al-Ittihad Bringin dan Kepala,
guru, peserta didik, karyawan di SMK al-Ittihad Bringin yang telah
memberikan kesempatan penulis untuk mengadaan penelitian.
7. Ayahanda, ibunda, suami, saudara-saudaraku tercinta yang telah dukungan
baik moril maupun materil sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.
8. Sahabat dan teman satu kelas PAI A pscasarjana IAIN Salatiga 2017 yang
selalu memberikan dorongan kepada penulis.
9. Berbagai pihak yang tidak mungkin disebutkan satu persatu.
vii
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..............................................................................................i
HALAMAN JUDUL..............................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................iii
HALAMAN PERNYATAAN...............................................................................iv
ABSTRAK..............................................................................................................v
PRAKATA.............................................................................................................vi
DAFTAR ISI.........................................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................3
C. Signifikasi Penelitian...................................................................................4
D. Tinjauan Pustaka..........................................................................................5
E. Metode Penelitian.........................................................................................9
F. Sistematika Pembahasan............................................................................11
BAB II PROFIL PONDOK PESANTREN DAN SMK AL –ITTIHAD
BRINGIN.................................................................................................12
A. Profil Yayasan al-Ittihad Bringin...............................................................12
B. Profil SMK al-Ittihad Bringin....................................................................15
BAB III MODEL PENDIDIKAN KARAKTER DI PONDOK PESANTREN
DAN SMK AL-ITTIHADBRINGIN......................................................16
A. Model Pendidikan Karakter di Pondok Pesantren al-Ittihad Bringin.........16
B. Model Pendidikan Karakter di SMK al-Ittihad Bringin.............................22
ix
BAB IV PERBEDAAN DAN PERSAMAAN MODEL PENDIDIKAN
KARAKTER DI PONDOK PESANTREN DAN SMK AL-
ITTIHAD BRINGIN ...................................................................27
A. Perbedaan Model Pendidikan Karakter di Pondok Pesantren Dan SMK al-
Ittihad Bringin............................................................................................27
B. Persamaan Model Pendidikan Karakter di Pondok Pesantren Dan SMK al-
Ittihad Bringin............................................................................................37
BAB V PENUTUP.................................................................................................38
A. Kesimpulan................................................................................................38
B. Saran...........................................................................................................40
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................41
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Gambar
Lampiran 1. Daftar Wawancara Pengasuh Pondok Pesantren al-Ittihad Bringin
Lampiran 2. Daftar Wawancara Ustad Pondok Pesantren al-Ittihad Bringin
Lampiran 3. Daftar Wawancara Santri Pondok Pesantren al-Ittiihad Bringin
Lampiran 4. Daftar Wawancara Kepala SMK al-Ittihad Bringin
Lampiran 5. Daftar Wawancara Guru SMK al-Ittihad Bringin
Lampiran 6. Daftar Wawancara Peserta Didik SMK al-Ittihad Bringin
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Yayasan al-Ittihad merupakan salah satu yayasan pendidikan
formal dan informal yang ada dikecamatan Bringin kabupaten Semarang.
Pondok pesantren al-Ittihad Bringin didirikan pada tahun 1893 masehi
oleh seorang alim ulama yang bernama K.H. Misbah. Prinsip dari pondok
pesantren salah satunya yaitu mendidik santrinya agar seimbang antara
kehidupan dunia dan akhirat.1 Beberapa bulan yang lalu Mujib Rahmad,
kunjungan ke pondok pesantren al-Ittihad Bringin kabupaten Semarang
yang saya tangkap beliau mengatakan bahwa Presiden Jokowi saat ini
membahas tentang pendidikan karakter. Sesungguhnya Jokowi saat ini
telah mengkopy pendidikan yang ada pada pondok pesantren. Beliau juga
mengatakan bahwa banyak orang besar lahir dari seorang santri yang
nyantri di pondok pesantren al-Ittihad Bringin.
Era globalisasi saat ini pasti banyak orang tua menginginkan
anaknya memiliki karakter yang baik. Yang dikutip oleh Thomas Lickona
dalam bukunya “PENDIDIKAN KARAKTER” mengatakan filosof Yunani
Aristoteles mendefinisikan karakter yang baik sebagai hidup dengan
tingkah laku yang benar, tingkah laku benar dalam hal ini berhubungan
1Muhyiddin Khazin, Kalender Pondok Pesantren al-Ittihad Bringin Tahun 2016,
Yogyakarta:L’U Grafika, 2015, 1.
2
dengan diri sendiri.2 Aristoteles mengingatkan kita tentang sesuatu yang di
zaman moderen ini cenderung kita lupakan: hidup dengan budi pekerti
yang berarti menjalani kehidupan dengan berbudi baik untuk diri sendiri
(misalnya kontrol diri dan tidak berlebihan) maupun untuk orang lain
(seperti kedermawanan dan rasa simpati) dan kedua macam budi pekerti
ini saling berhubungan. Kita harus bisa mengontrol diri, hasrah kita, nafsu
kita agar bisa melakukan hal yang benar pada orang lain.
Maka tidak heran jika orang tua memilihkan sekolah/ tempat
menimba ilmu ditempat yang terbaik. Dalam jurnal yang berjudul
“Relationship Between Intructional Supervision And Professional
Development” yang ditulis oleh Roelando H. Hofman:
Schools are the central place where children and youth access formal
education. The fundamental purpose of a school is improvements of
student learning. According to sergiovanni aand starrat (2007), when a
school’s is intructional capasity improves teaching improves, leading to
improvements in student performance. The role of the teacher in the
process of promoting such improvement cannot be underestimated in
order to attain the optimum level of improvement, teachers need to bee
well educated and part of the learning comunity. Supervision of teachers
is one of the function of education al institutions and offer opportunities
for schoolsas a whole to improve teaching and learning and the
professional development teachers.3
Dari keterangan di atas dapatdiketahui bahwa sekolah adalah
tempat di mana anak anak dan peserta didik mendapatkan pendidikan
formal. Tujuan mendasar dari sekolah adalah peningkatan belajar siswa.
2Untuk pemaparan yang menyeluruh dan mencerahkan mengenai pandangan-pandangan
Aristotle tentang karakter, Lihat Jody Palmour On Moral Charakter: A Practical Guide To
Aristotles Virtues And Vices, Washington D.C: The Archon Institute For Leadership Development,
1986, 1. 3 Roelando H. Hofman, “Relationship Beetween Instructional Supervision And
Professional Development”, International Journal Education: Comparative Perspectives, Volume
13, Number 1 (2014), 1-8.
3
Ketika kapasitas intruksional sekolah membaik, mengajar membaik,
mengarah pada perbaikan performa siswa.
Menurut pengamatan penulis selama tiga tahun mengabdi di
yayasan al-Ittihad bringin terlihat perbedaan karakter antara santri yang
mondok dan peserta didik yang sekolah di SMK al-Ittihad Bringin.
Karakter santri terlihat lebih santun dan hormat kepada ustad ataupun kiai.
Akan tetapi karakter peserta didik yang di SMK nampak kurang sopan
terhadap guru. Pada tahun 2015- 2016 di SMK al-Ittihad ada seorang laki
laki yang menonjok kemata guru pramuka yang mengajar di SMK al-
Ittihad hanya karena diingatkan untuk segera naik ke atas karena sebagai
panitia. Pada kasus ini siswa laki laki yang menonjok guru tadi tidak diberi
sanksi apapun. Tidak hanya kasus tersebut banyak sekali akhlak peserta
didik yang salah namun tidak diberi sanksi apapun tapi kesannya kok
malah dibela oleh kepala sekolah dengan alasan nanti kalo siswa kita
keluarkan satu persatu akan habis.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut dapat diidentifikasi bahwa karakter
seseorang itu dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.Asumsi
peneliti kalau di pondok pesantren seorang santri faktor lebih dominan
yang mempengaruhi yaitu kyai, ustad, sesama santri, karena seorang santri
24 jam tinggal dipondok pesantren. Peneliti berasumsi bahwa karakter
peserta didik di SMK al-Ittihad Bringin faktor yang dominan adalah faktor
internal peserta didik tersebut. Dari faktor tersebut peneliti hanya fokus
4
peenelitian pada obyek penelitian:1. Model pendidikan karakter di pondok
pesantren Bringin. 2. Model pendidikan karakter di SMK al-Ittihad
Bringin. 3. Perbedaan pola pendidikan dipondok pesantren dan SMK al-
Ittihad Bringin. Subyek penelitian adalah kiyai, kepala SMK, dokumen
kurikulum pesantren, dokumen kurikulum SMK, santri, peserta didik.
Dari identifikasi masalah dan fokus masalah yang ada maka
peneliti dapat merumuskan tiga masalah yaitu:
1. Bagaimana model pendidikan karakter dipondok pesantren al-Ittihad
Bringin.
2. Bagaimana model pendidikan karakter di SMK al-Ittihad Bringin.
3. Apakah perbedaan dan persamaan model pendidikan karakter dipondok
pesanntren al-Ittihad dan SMK al-Ittihad Bringin.
C. Signifikasi Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah keinginan- keinginan seorang peneliti atas
hasil penelitian yang dilakukannya terutama terkait dengan variabel-
variabel yang diteliti.4 Berdasarkan rumusan masalah yang telah
dikemukakan di atas, maka tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk
mengetahui: pola pendidikan karakter dipondok pesantren dan SMK al-
Ittihad Bringin, perbedaan dan persamaan pendidikan karakter di pondok
pesantren dan di SMK al-Ittihad Bringin.
4 Riduwan, Metode Dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian, Bandung: Alfabeta, 2009,
11.
5
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan yang berguna
bagi peningkatan keilmuan khususnya tentang model pendidikan
karakter pada peserta didik.
b. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber yang akurat untuk
memberikan informasi dan rekomendasi bagi kyai, ustad, kepala
sekolah, guru, orang tua, murid mengenai model pendidikan
karakter.
D. Tinjauan Pustaka
1. Penelitian Terdahulu
Dalam penelitian milik Alex Agboola dan Kaun Chen Tsai
berjudul “Bring Character Education Into Classroom”. Hasil penelitian
dari Alex Agboola yaitu: 1. Membahas tentang pengertian pendidikan
karakter. 2. Sejarah pendidikan karakter. 3. Isu/topik mengenai konteks
pendidikan karakter.5
Dalam penelitian Sue Winton yang berjudul “Character Education:
Implication For Critical Democracy”. Hasil penelitiannya kebijakan
pendidikan karakter dari dewan sekolah Ontario Kanada dilihat dari
perspektif demokrasi kritis. Pendidikan karakter adalah upaya yang
disengaja oleh sekolah untuk mengajarkan nilai kepada siswa. Analisis
5Alex Agboola & Kaun Chen Tsai, “Bring Character Education Into Clasroom”,
Internasional Journal of Environmental & Science Education, Volume 3, Number 1 (July 2008),
1-8.
6
dari 181 dokumen menujukkan bahwa kebijakan pendukung pendekatan
tradisional. Pendidikan karakter dilakukan dengan menanamkan nilai-nilai
yang dianggap universal. Metode pengajaran yang disarankan termasuk
intruksi langsung, permodelan, praktek dan melayani orang lain. “Saya
berpendapat bahwa pendekatan tradisional kebijakan ini membatasi
kesempatan bagi siswa untuk belajar nilai dari beragam perspektif,
mempertimbangkan kompleksitasmoralitas dan pengambilan keputusan,
dan mengembangkan disposisi terhadap berfikir kritis dan pandangan diri
mereka sebagai aktor sosial. Saya menyimpulkan bahwa kebijakan ini dan
pendekatan tradisional lain untuk pendidikan karakter harus ditinggalkan
jika sekolah-sekolah umum untuk mencerminkan komitmen demokratis
untuk kesetaraan, keragaman, partisipasi aktif dalam pengambilan
keputusan, kritis pikiran, keadilan sosial, dan kebaikan bersama.6
Penelitian dari Abir Tannir & Anies Al-Haroub yang berjudul
“Effect Of Character Education On The Self –Estem Of Intelectually Able
And Less Able Eelementary Studens In Kuwait”. Hasil penelitiannya
bahwa Tannir dan al-Haroub melakukan eksperimen yang diperlakukan
program pendidikan karakter dan yang group kedua menjadi kelompok
kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa intelektual baik yang
menerima pendidikan karakter menunjukkan nilai yang lebih tinggi dari
siswa kelompok kontrol daripada siswa dengan intelektual rendah.
6 Sue Winton, “Character Education: Implications For Critical Democracy” International
Critical Childood Policy Studies, Volume 1, Number 1, (2005), 1-22.
7
Program pendidikan karakter telah memberi manfaat lebih siswa dengan
intelektual yang baik dibandingdengan intelektual rendah.7
Dari ketiga penelitian tersebut sebagai peneliti memposisikan
sebagai pelengkap, penyempurna dari penelitian terdahulu. Peneliti saat ini
berpendapat bahwa peneliti terdahulu meneliti tentang pengertian
pendidikan karakter. Peneliti berharap dalam penelitian ini dapat
memberikan kontribusi terhadap dunia pendidikan karena dalam penelitian
saat ini peneliti lebih fokus pada faktor yang mempengaruhi karakter
seseorang.
2. Kerangka Teori
a. Model Pendidikan Karakter Menurut Q.S al-Ankabut ayat 45
45. bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab (Al
Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari
(perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya
mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari
ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu
kerjakan.
7Abir Tannir & Anis al-Haroub, “ Effect of Character Education on The Self Esteem of
Intelectually Able And Less Able Elementary Students In Kuwait”, International Journal of
Special Education,Volume 28, Number 1, (2013), 1-13.
8
Dalam perspektif islam karakter atau akhlak mulia merupakan
buah yang dihasilkan dari proses penerapan syariah (ibadah dan
muamalah) yang dilandasi oleh fondasi akidah yang kokoh.8
b. Model Pendidikan Karakter Menurut Thomas Lickona
Filosof Yunani Aristoteles mendefinisikan karakter yang baik
yang dikutip oleh Thomas Lickona sebagai hidup dengan tingkah laku
yang benar, tingkah laku benar dalam hal berhubungan dengan orang
lain dan berhubungan dengan diri sendiri. Karakter terbentuk dari tiga
macam bagian yang saling berkaitan: pengetahuan moral, perasaan
moral, dan perilaku moral. Karakter yang baik terdiri atas mengetahui
kebaikan,menginginkan kebaikan, dan melakukan kebaikan, kebiasaan
pikiran, kebiasaan hati, kebiasaan perbuatan.9
c. Model Pendidikan Karakter Menurut Been Rafany
Karakter dimulai dari pola pikir yang kemudian diwujudkan
dalam tindakan, yang bila dilakukan secara terus menerus akan
menjadi suatu kebiasaan. Karakter yang baik tidak timbul dengan
sendirinya. Untuk dapat mempertahankan dan mengembangkan
karakter yang baik harus kita lakukan adalah:
1). Membentuk pola pikir, tingkah laku dan kebiasaan pribadi agar
berkarakter baik.
8 M. Qurais Shihab, Tafsir al-Misbah, Jakarta: Lentera Hati, 2012, 64.
9Thomas Lickona, Educating For Character, Terjemahan Lita S, Bandung: Nusa Media,
2014, 71.
9
2). Kita harus berani menentukan pilihan untuk mau berubah, dimana
pilihan itu benar-benar berasal dari dalam diri kita. Perlu diingat
bahwa proses pembentukan ini berlangsung seumur hidup.
Dengan demikian karakter itu berakar dari kebiasaan. Hanya
saja sekarang yang perlu ditanyakan pada diri setiap individu bukanlah
bisa atau tidak bisa, tetapi mau atau tidak anda untuk berubah,
mempertahankan, mengembangkan karakter yang ada pada diri anda
saat ini.10
d. Model Pendidikan Karakter Oleh Kemendikbud
Program pendidikan disekolah untuk memperkuat karakter
siswa melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir dan olah
raga, dengan dukungan pelibatan publik dan kerjasama antara sekolah
dan masyarakat yang merupakan bagian dari Gerakan Nasional
Revolusi Mental (GNRM).11
E. Metode Penelitian
Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan
pendekatan studi kasus. Subjek dalam penelitian adalah kepala SMK, kiyai,
ustad, guru, peserta didik, santri, dokumen kurikulum pondok pesantren dan
SMK.
Teknik pengumpulan data dengan observasi, sumber tertulis,
dokumentasi, trianggulasi. Observasi dilakukan untuk mendapatkan data
10
Been Rafany, Super Personality Plus, Yogyakarta: Araska, 2013, 48. 11
File:///C:/User/Acer/Downloads/Dokuments/konsep_karakter. Pdf. diunduh tanggal 4
Desember 2016.
10
berupa foto kegiatan yang sedang berlangsung yang ada di SMK dan pondok
pesantren al-Ittihad Bringin dan berbagai aktifitas guru dan siswa dalam
pembelajaran, peran kepala sekolah dalam pembentukan karakter peserta didik,
rutinitas santri setiap hari, serta peran kiayi serta ustad dalam pembentukan
karakter santri.
Dokumentasi dilakukan untuk memperoleh data tertulis berupa
dokumen kurikulum, dokumen pembelajaran, dokumen kegiatan-kegiatan yang
berkaitan dengan pola pendidikan karakter yang ada di pondok pesantren dan
SMK al-Ittihad Bringin.
Triangulasi data ada dua yaitu triangulasi teknik dan triangulasi
sumber. Teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data
dari sumber yang sama.12
Untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-
beda dengan teknik yang sama.13
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan analisis data dengan model
Miles and Huberman. Miles and Huberman mengemukakan bahwa aktifitas
dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung
secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas
dalam analisis data yaitu data reduction, data display, dan conclusion
drawing/verication.14
12
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan: Kuantitatif, Kualitatif, dan R &
D, Bandung: Alfabeta, 2014, 330. 13
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan......, 2014, 330. 14
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan......., 2014, 337.
11
F. Sistematika Pembahasan
Dalam penelitian ini ada lima bab. Pada bab I pendahuluan yang
terdiri atas latar belakang masalah, rumusan masalah, signifikasi penelitian,
tinjauan pustaka, kerangka teori, metode penelitian, sistematika pembahasan.
Bab II berisi profil pondok pesantren dan SMK al-Ittihad Bringin.
Bab III berisi model pendidikan karakter pondok pesantren dan SMK
al-Ittihad Bringin.
Bab IV Menjelaskan perbedaan dan persamaan model pendidikan
karakter di pondok pesantren dan SMK al-Ittihad Bringin.
Bab V Terdiri dari simpulan, saran.
BAB II
PROFIL PONDOK PESANTREN DAN SMK
AL-ITTIHAD BRINGIN
A. Profil Yayasan Al-Ittihad
1. Profil Pondok Pesantren al-Ittihad
a. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren al-Ittihad
Pondok pesantren al-Ittihad didirikan pada tahun 1893 M/1310 H
oleh seorang alim ulama yang bernama K. H. Misbah. Beliau merasa
terpanggil dan punya tanggung jawab untukk nasrul ilmi waddin, karena
beliau merupakan keturunan orang-orang yang memperhatikan syariat
agama Allah.
12
Kabar tentang kealiman dan kewira’inya berasal dari popongan
orang yang mewakafkan tanah untuk pondok. Pada tahun keempat
sekembalinya beliau dari perantauannya di Ngawi beliau diminta mbh
sinder untuk mengamankan daerah utara getas yakni wilayah ngrekesan
yang terkenal sangat angker. Letaknya diantara aliran sungai yang bertemu
dan menjorok. Daerah inilah yang disebut dengan poncol.
Berkat dan ijin allah SWT beliau dapat mengamankan daerah
tersebut dari gangguan makhluk halus, sebagai imbalannya daerah tersebut
menjadi milik beliau, namun bkan pekerjaan yang ringan untuk mengubah
hutan belantara menjadi pemukiman dan tempat bercocok tanam.15
Dengan ketabahan, keuletan dan kesabaran juga bantuan dari yadi
dan safran akhirnya beliau mampu menyelesaikan tugas berat itu. Setelah
jadi pemukiman, selanjutnya daerah tersebut dijadikan sebagai basis
dakwah beliau. Karena kearifan dan kealimannya, pengajian beliau banyak
dikunjungi oleh masyarakat sekitar dan dari luar daerah. Maka sebagai
solusinya dibuatlah masjid sebagai pusat pengajian beliau.
Setelah putra beliau Hasan Asy’ari yang dikenal dengan nama
umar pulang dari pesantren, Umar turut membantu ayahnya santri yang
kian bertambah banyak dan sebagai jalan keluarnya dibangunlah kamar
yang berukuran 10 pecak. Dengan demikian makin ramailah poncol
dengan penimba ilmu.
15
Muhyiddin Khazin, Kalender Pondok Pesantren al-Ittihad Bringin Tahun 2016,
Yogyakarta:L’U Grafika, 2015, 1.
13
Kemudian saat K. H. Misbah pergi haji bersama putranya pada
tahun 1332 H mendadak beliau sakit dan bertepatan tanggal 12 dzulhijjah
1332 H dikota Makkah beliau al-Mahfurlah simbah K. H. Misbah sowan
kehadirat Allah SWT.
Sekembalinya K. H. Hasan Asy’ari dari Makkah beliau mulai
menjalankan amanah yang dipercayakan oleh ayahnya yaitu untuk
mengurus para santri dan meneruskan pengajian ayahnya.
Dengan kegigihan, kesabaran dan ketekunan beliau serta dorongan
dari saudara saudaranya, akhirnya beliau mampu menjalankan amanah dar
ayahnya untuk mengurus semua santri yang ada dipondok pesantren
poncol waktu itu.16
Setelah al-Magfurlah simbah K. H. Hasan Asy-ari sowan kehadirat
Allah SWT semua perjuangan beliau diteruskan oleh putranya yaitu K. H.
Achmad Asy’ari (Achmad Afifuddin) dan saudara-saudara beliau yaitu K.
Marzuqi, K. Junaidi, K. Aba Yazid, K. Sajid, K. Tohir, K. H. Fadhil
Asy’ari dan kemudian diteruskan oleh putra-putranya yaitu K. Chabib
Achmad, K. H Makmun Achmad, K. H. Mustain Achmad serta kyai-kyai
yang lain.
Dan sampai sekarang seluruh pengasuh pondok pesantren Al-
Ittihad merupakan keturunan beliau Al-Maghfurlah simbah K. H. Misbah
yang menjadi cikal bakal desa poncol dan pondok pesantren al-Ittihad
16
Muhyiddin Khazin, Kalender Pondok Pesantren al-Ittihad Bringin Tahun 2016,
Yogyakarta:L’U Grafika, 2015, 1.
14
yaitu K. H. Sahli Bidayah, K. H. Nur Cholis Thohir dan K. H.
Fathurrahman Thohir serta kyai kyai lain.
b. Unit Pendidikan Di Pondok Pesantren Al-Ittihad
a. Madrasah Ibtida’iyyah
b. Madrasah Tsanawiyah
c. Madrasah Aliyah
d. SMK Al-Ittihad
e. R.A. Al-Ittihad
f. Paket C
B. Profil SMK al-Ittihad Bringin
1. Identitas Sekolah
Nama SMK al-Ittihad Bringin
Alamat Sekolah Jl. KH. Misbah No 11 Poncol Popongan
kecamatan Bringin
Program Keahlian Agribisnis Tanaman Pangan Dan
Holtikultura
Status Gedung
Sekolah
Milik Sendiri
2. Visi
15
Mewujudkan SMK sebagai pusat unggulan yang mampu
menyiapkan dan mampu mengembangkan SDM yang berkualitas di
bidang IMTAQ dan IPTEK
3. Misi
Menyelenggarakan pendidikan yang berorientasi pada
pembentukan kualitas baik akademik, moral, maupun sosial sehingga
mampu menyiapkan dan mengembangkan SDM dibidang IMTAQ dan
IPTEK dalam rangka ikut membangun manusia seutuhnya.
4. Tujuan
Mengembangkan potensi peserta didik menjadi warga yang beriman
beramal, berakhlak mulia, berilmu, dan bertaqwa kepada Allah SWT,
bertanggung jawab serta berwawasan kebangsaan.17
17
file:///C:/Users/acer/Downloads/Documents/3e15ff1cecde1a07.pdf
16
BAB III
MODEL PENDIDIKAN KARAKTER DI PONDOK
PESANTREN DAN SMK AL-ITTIHAD BRINGIN
A. Model Pendidikan Karakter di Pondok Pesantren Al-Ittihad Bringin
1. Pendidikan Karakter di Pondok Pesantren l-Ittihad Bringin
Ketika peneliti bertanya kaitannya dengan pendidikan karakter
yang menjadi standar di pondok pesantren al-Ittihad sebagaimana salah
seorang informan menjelaskan bahwa:
Harus bisa menjadi teladan bagi masyarakat, bisa mengayomi masyarakat
tanpa membedakan yang kaya dan miskin, menghormati yang lebih tua dan
17
menghargai yang muda sesuai tuntunan nabi muhammad SAW dan
mengutamakan akhlakul karimah.18
Standar diatas dipertegas oleh penjelasan NC yang menuturkan
bahwa standar kompetensi secara umum bagi santriwati lulusan podok
pesantren al-Ittihad bringin adalah:
Memahami Qur’an, Hadis dan Qiyas untuk mewarisi ilmu-ilmu ulama
salafi sholihin dan ditekankan untuk mengamalkan yang sudah diajarkan di
pondok pesantren al-Ittihad Bringin dan mengikuti ahlussunah wal jamaah.19
Meskipun diberikan sebuah target standar lulusan diatas, akan tetapi
temuan dilapangan didapatkan bahwa pendidikan karakter dipondok pesantren
mayoritas santri sudah memiliki karakter yang baik, dan sebagian yang lain
belum, hal ini disampaikan oleh salah seorang informan yang juga sebagai ustad
dipondok pesantren al-Ittihad Bringin menuturkan bahwa pendidikan karakter itu
harus ditanamkan setiap hari, setiap saat dan setiap waktu kepada santri-santri.
Dari awal santri harus diajarkan mengenai iman, islam, ihsan, dan ihlas. 20
Selain
dari ustad seorang santri juga harus mau disiplin dan mau bertanggung jawab apa
yang telah dilakukannya dan menghormati guru serta teman teman.21
Dalam
menginternalisasikan nilai-nilai tersebut ustad berusaha menerangkan semua
pelajaran dengan kenyataan hidup yang terdapat nilai nilai kehidupan yang
baik.22
Dalam pengembangan nilai nilai karakter kesepakatan lembaga melalui
pemahaman kitab kuning seperti tafsir jalalain, kitab hadis bukhori muslim, kitab
18
Lampiran 1/Kiyai/NC pada hari selasa 17/1/2017 19
Lampiran 1/Kiyai/NC pada hari selasa 17/1/2017 20
Lampiran 1/Pengasuh /NC pada hari selasa, 17/1/2017 21
Lampiran 2/Ustad/NH pada hari selasa, 17/ 1/2017 22
Lampiran 2/Ustad/NH pada hari selasa 17/1/2017
18
fiqih seperti fathul qorib, fathul muin dan lain lain. Selain melalui kegiatan
belajar mengajar tersebut pembinaan karakter santri terlihat melalui kegiatan
harian, mingguan, bulanan dan tahunan.23
2. Strategi Model Pendidikan Karakter di Pondok Pesantren al-
Ittihad Bringin
Dalam proses internalisasi nilai-nilai pendidikan karakter melalui
berbagai macam kegiatan keagamaan diantaranya yaitu: ekstra kulikuler,
kegiatan harian, kegiatan mingguan, kegiatan bulanan, kegiatan tahunan.
a. Ekstrakurikuler
1). Khitobah
2). Seni baca al-Qur’an
3). Vocal group
4). Tahfid al-Qur’an
5). Musyawarah kitab
6). Dzibaiyyah
7). Voli
8). Sepakbola
b. Rutinitas Kegiatan Santri
1). Kegiatan Harian
23
Lampiran 1/pengasuh /NC pada hari selasa, 17/1/2017
19
04. 30: Jama’ah subuh
05. 00: Sorogan kitab
07. 00: Masuk sekolah jam 1
09. 00: Jamaah sholat dhuha dan istirahat
09. 30: Masuk sekolah jam ke 2
11. 00: Pulang sekolah
13. 00: Jamaah dhuhur dilanjutkan ngaji bandongan
15. 30: Jamaah ashar dilanjutkan ngaji bandongan
18. 00: Jamaah magrib
18. 30: Sorogan al-Qur’an + bandongan
20. 00: Jamaah isya
20. 30: Takror/musyawarah pelajaran
22. 00: Ngaji bandongan
22. 30: istirahat
2). Kegiatan Mingguan
Senin jam 18. 30 sampai jam 20. 00 : Qiroah
Senin jam 20. 00 sampai jam 23. 00 : khitobah
Rabu jam 20. 30 sampai jam 23. 00 : Musyawarah fathul qarib
Kamis jam 16. 30 : Ziarah makam masyayih
Kamis jam 18. 30 sampai jam 19. 30 : Mujahadah yasinan
Kamis jam 20. 30 : Dzibaiyyah/albarjanji
Jum’at jam 05. 00 : Lalaran kubro
Jum’at jam 06. 00 : Ziarah masyayih
20
Jum’ at jam 07. 00 : Bersih-bersih bersama
Jum’at jam 13. 00 : Mujahadah yasin fadhilah
per komplek
3). Kegiatan Bulanan
Syawir kubro/batsul masail, khitobah kubro, lomba baca kitab dan
pidato, mujahadah al-Qur’an, manaqib.24
4). Kegiatan Tahunan
(a). Pembacaan kitab hadis shohihaini (Bukhori Muslim) secara
bergantian yang dimulai tanggal 1 bulan jumadhil akhir
(b). Haul simbah K. H. Misbah wafurungihi pada hari rabu akhir
pada bulan jumadil akhir
(c). Khataman kilatan kitab hadis pada hari rabu akhir pada bulan
jumadil akhir.
(d). Khataman al-Qur’an bilghoib dan binadhor 2 tahun sekali
(e). Ziarah aulia tiap 2 tahun sekali.25
3. Faktor Pendukung dan Penghambat Proses Pendidikan Karakter
di Pondok Pesantren al-Ittihad Bringin
a. Faktor Pendukung
Beberapa faktor pendukung proses pendidikan karakter sangat
terlihat, sebagaimana pemaparan NC faktor pendukung kaitannya dengan
24
Muhyiddin Khazin, Kalender Pondok Pesantren al-Ittihad Bringin Tahun 2016,
Yogyakarta:L’U Grafika, 2015, 1.
25
Muhyiddin Khazin, Kalender Pondok Pesantren al-Ittihad Bringin Tahun 2016,
Yogyakarta:L’U Grafika, 2015, 1.
21
pendidikan karakter yaitu antara kyai, ustad, dan santri saling semangat
dalam memberi dan menerima dalam proses belajar mengajar.26
Faktor
pendukung lainnya sebagaimana yang dipaparkan oleh NY kyai dan ustad
yang spesial dan istimewa.27
Informan yang lain yang bernama FR
mengatakan faktor pendukung proses pendidikan karakter di ponpes al-
Ittihad yaitu adanya faktor sosial dimana setiap hari saling sapa sehingga
terkontrol perilaku dan akhlaknya dan mebuat terbiasa untuk berprilaku
baik.28
b. FaktorPenghambat
Kaitannya dengan faktor penghambat NC mengatakan santri
sedikit malas untuk diarahkan, terkadang santri tidak memperhatikan apa
yang dikatakan oleh pengasuh pondok pesantren.29
Terjadi pemadaman
listrik disampaikan NH merupakan salah satu penghambat dalam proses
internalisasi nilai-nilai pada santriwan santriwati.30
Selain itu faktor
pribadi santri yang terkadang malas dan mengantuk jadi susah untuk
diajak berkembang bersama.31
Terkadang kecapean karena padatnya
jadwal sehingga terkadang malas dan ngantuk merupakan salah satu faktor
26
Lampiran 1/Pengasuh /NC pada hari selasa, 17/1/2017 27
Lampiran 2/Ustad/NY pada hari selasa 17/1/2017 28
Lampiran 3/Santri FR pada hari selasa 17/1/2017 29
Lampiran 1/Pengasuh/NC pada hari selasa, 17/1/2017 30
Lampiran 2/Ustad/NH pada hari selasa, 17/1/2017 31
Lampiran 3/Santri/DF pada hari selasa 17/1/2017
22
penghambat pada santri.32
Ternyata cuaca ekstrim juga menjadi salah satu
faktor penghambat proses internalisasi nilai-nilai pendidikan karakter
dipondok pesantren melihat tempat belajar mengajar tidak satu atap dan
mayoritas santri tidak mempunyai payung.33
B. Model PendidikanKarakter di SMK al-Ittihad Bringin.
1. Pendidikan Karakter di SMK al-Ittihad Bringin
Sebagaimana dalam visi lembaga ditegaskan oleh informan bahwa
SMK al-Ittihad Bringin: Terwujudnya lembaga pendidikan yang mampu
menyiapkan peserta didik yang siap bekerja, adapun misi dari SMK al-
Ittihad Bringin yaitu: menciptakan suasana belajar mengajar yang
menyenangkan bagi semua warga sekolah, memberikan pelayanan
pendidikan yang profesional dan optimal, mengembangkan unit produksi
sekolah sebagai sarana belajar kewirausahaan yang nyata, meningkatkan
jumlah pengguna jasa pelayanan sekolah dalam upaya ikut membantu
mencapai tujuan pendidikan nasional, memanfaatkan dan melengkapi
sarana belajar secara maksimal.34
Ketika peneliti bertanya kaitannya dengan pendidikan karakter
yang menjadi standar di pondok pesantren al-Ittihad sebagaimana salah
32
Lampiran 3/Santri/FR pada hari selasa 17/1/2017 33
Lampiran 2/Ustad/NY pada hari selasa 17/1/2017 34
Lampiran 4/ Kepala SMK/KA pada hari senin 16/1/2017
23
seorang informan menjelaskan bahwa: siswa memiliki kompetensi
penilaian yang baik dan kompetensi sesuai dengan visi dan misi sekolah.35
Standar diatas dipertegas oleh penjelasan KA yang menuturkan
bahwa standar kompetensi secara umum bagi peserta didik di SMK al-
Ittihad Bringin adalah: pendidikan yang berbasis karakter tertentu
diajarkan kepada siswa, karakter kelulusan yang memiliki karakter santun,
terampil, mandiri, inovatif serta jujur sesuai dengan visi misi dan moto
sekolah (SANTRI MAJU).36
Meskipun diberikan sebuah target standar lulusan diatas, akan tetapi
temuan dilapangan didapatkan bahwa pendidikan karakter di SMK al-Ittihad
Bringin mayoritas peserta didik sudah memiliki karakter yang baik, dan sebagian
yang lain belum, hal ini disampaikan oleh salah seorang informan yang juga
sebagai guru di SMK al-Ittihad Bringin masih banyak siswa yang melanggar tata
tertib sekolah.37
Langkah awal sekolah melakukan observasi dilingkugan dan
menentukan karakter apa yang tepat diterapkan disekolah.38
Dalam
menginternalisasikan nilai-nilai tersebut guru berusaha melatih peserta didik
bersikap mandiri.39
Dalam pengembangan nilai nilai karakter melalui semua
pelajaran dan kegiatan disekolah kita selalu menerapkan pendidikan karakter
kepada peserta didik.40
2. Strategi Model Pendidikan Karakter di SMK al-Ittihad Bringin
35
Lampiran 4/Kepala SMK/KA pada hari senin 16/1/2017 36
Lampiran 4/Kepala SMK/KA pada hari senin, 16/1/2017 37
Lampiran 5/Guru SMK/ ER pada hari senin, 16/1/2017
38
Lampiran 4/Kepala SMK/KA pada hari senin, 16/1/2017 39
Lampiran 5/ Guru SMK/TR pada hari senin, 16/1/2017 40
Lampiran 4/Kepala SMK /KA pada hari senin, 16/1/2017
24
Dalam proses internalisasi nilai-nilai pendidikan karakter di SMK al-
Ittihad Bringin dapat dilihat jadwal pelajaran di SMK al-Ittihad Bringin dibawah
ini:
3. Faktor Pendukung dan Penghambat Proses Pendidikan
Karakter di SMK al-Ittihad Bringin
a. Faktor Pendukung
Beberapa faktor pendukung proses pendidikan karakter sangat
terlihat, sebagaimana pemaparan KA faktor pendukung kaitannya dengan
pendidikan karakter yaitu sebagian peserta didik tinggal diasrama.41
Faktor
pendukung lainnya yaitu guru selalu memotivasi muridnya dalam setiap
kegiatan belajarnya.42
41
Lampiran 4/Kepala SMK/KA pada hari senin 16/1/2017 42
Lampiran 6/Peserta Didik/ SA pada hari senin 16/1/2017
25
Faktor pendukung lainnya sebagaimana yang dipaparkan Informan
yang lain yang bernama NM semangat guru yang tidak pernah kosong
serta kebaikan guru.43
Faktor pendukung lainnya yang disampaikan oleh
ZNH sebagian siswa-siswi adalah santri yang dari pesantren sudah sedikit
banyak mengetahui tentang karakter.44
b.Faktor Penghambat
Kaitannya dengan faktor penghambat yang dikemukakan oleh KA
yaitu perbedaan baground dari siswa.45
Faktor penghambat yang
dikemukakan HB yaitu kesadaran siswa untuk berkarakter baik dan
berperilaku baik belum begitu besar.46
Ketidaktertiban murid, sarana
prasarana kurang memadai faktor penghambat tersebut dipaparkan oleh
NM.47
Faktor penghambat lain yang dipaparkan oleh SA yaitu peserta
didik terlalu sering main hp, peserta didik keluar masuk kelas tanpa seijin
guru.48
Dari hasil penelitian di pondok pesantren dan SMK al-Ittihad
Bringin ditemukan faktor pendukung yang harus dipertahankan agar
kualitas tetap terjaga dan perlu ditingkatkan. Untuk faktor penghambat di
pondok pesantren dan SMK al-Ittihad Bringin langkah awal diperbaiki dan
diatasi agar faktor penghambat tidak berlarut larut.
43
Lampiran 6/ Peserta Didik/ NM pada hari senin 16/1/2017 44
Lampiran 6/ Peserta Didik/ZNH pada hari senin 16/1/2017 45
Lampiran 4/ Kepala SMK/ KA pada hari senin 16/1/2017 46
Lampiran 5/ Guru SMK/HB pada hari senin 16/1/2017 47
Lampiran 6/Peserta Didik/NM pada hari senin 16/1/2017 48
Lampiran 6/ Peserta Didik/ SA pada hari senin 16/1/2017
26
BAB IV
PERBEDAAN DAN PERSAMAAN MODEL PENDIDIKAN
KARAKTER DI PONDOK PESANTREN AL- ITTIHAD DAN
SMK AL- ITTIHAD BRINGIN
A. Perbedaan Model Pendidikan Karakter di Pondok Pesantren
al-Ittihad Bringin Dan SMK al-Ittihad Bringin
1. Model Pendidikan Karakter di Pondok Pesantren al-Ittihad
Bringin
27
Berdasarkan pemaparan data hasil penelitian pada bab muka, pada
bagian ini peneliti sampaikan sebuah desain yang terbangun di pondok
pesantren al-Ittihad Bringin kaitannya terhadap model pendidikan karakter
bagi santri al-Ittihad Bringin.
Dalam konteks membangun karakter calon generasi bangsa
penyiapan lulusan santri yang berkarakter baik harus ada kerjasama yang
baik antara kyai,ustad, dan santri. Sebab setiap lulusan dari pondok
pesantren al-Ittihad dituntut harus bisa menjadi teladan bagi masyarakat
dan mengayomi masyarakat tanpa membedakan yang kaya dan yang
miskin, menghormati yang lebih tua dan menghargai yang muda. Oleh
karena itu pembinaan karakter santri harus merupakan bagian yang tidak
terpisahkan selama santri tinggal dipondok pesantren al-Ittihad Bringin.
Dari hasil wawancara, observasi, dokumentasi dilapangan
didapatkan bahwa pendidikan karakter di pondok pesantren al-Ittihad
Bringin bersifat hidden kurikulum, maksudnya pendidikan karakter
tersebut inklud dalam seluruh mata pelajaran, kegiatan harian, kegiatan
mingguan, kegiatan bulanan, ektra kurikuler, semua saling berkaitan.
Pendidikan karakter bagi santri ketika masih bersifat hiden
kelemahannya akan selamanya tidak ada penekanan yang pasti,
kontroliing sistem pun juga akan mengalami kesulitan apabila
bangunannya semacam hiden itu tidak disusun dengan sistem yang
matang, terarahdan terencana dengan evaluasi yang terstruktur.
28
Berpedoman pada hasil observasi dokumentasi dan wawancara
penulis terhadap beberapa informan khususnya pola pendidikan karakter di
pondok pesantren al-Ittihad Bringin peneliti mendapatkan sebuuah model
kaitannya dengan stratgi atau desain internalisasi pendidikan karakter
dapat ditempuh melalui beberapa cara diantaranya:
1). Komitmen bersama antara kyai, ustad, dan santri.
2). Melalui kegiatan penunjang yang mampu memberikan sentuhan
spritualitas dan pengembangan pendidikan karakter
3). Penegakan kedisiplinan terkait akhlakul karimah terhadap diri
sendiri, ustad, kyai
4). Melalui penciptaan budaya religius dilingkungan pondok
pesantren yang terbangun baik dalam setiap interaksi.
2. Faktor Pendukung dan Penghambat Pendidikan Karakter di
Pondok Pesantren al-Ittihad Bringin
a. Faktor Pendukung
1). Internal
(a). Kyai dan Ustad
Pondok pesantren al-Ittihad Bringin memiliki seorang kyai
dan ustad yang sangat berkualifikasi baik dalam segi kualitas dan
kuantitas. Dari segi kualitasnya faktor pendukung dari seorang kyai
29
yang memiliki ilmu seluas samudra. Selain itu banyak ustad yang
sangat ramah dan perhatian terhadap santri.
(b). Kegiatan
Pondok pesantren al-Ittihad Bringin memiliki tujuan lulusan dari
pondok pesantren al-Ittihad harus bisa menjadi teladan bagi
masyarakat dan bisa mengayomi masyarakat tanpa membedakan
yang kaya dan yang miskin. 49
Dari hasil observasi penulis bahwa kegiatan harian,
kegiatan mingguan, kegiatan bulanan yang diharuskan kumpul
bersama, setiap hari sosialisasi bersama antara yang kaya dan yang
miskin tidak ada perbedaan karena keakraban yang terjalin dari
kegiatan tersebut.
2). Eksternal
(a) Santri
Dari hasil observasi lapangan penulis melihat keadaan santri sangat
mendukung karena zaman globalisasi saat ini masih ada orang tua
yang menitipkan anaknya dipondok pesantren.
(b). Budaya Lingkungan
49
Lampiran 1/Pengasuh/NC pada hari selasa 17/1/2017
30
Kaitannya dengan lingkungan salah satu informan mengatakan
bahwa sudah cukup kondusif dan sangat mendukung.50
Dari hasil
observasi lapangan penulis melihat banyak bangunan gedung untuk
tempat tinggal santri. Selain itu warga sekitar dilingkungan pondok
pesantren tersebut masih satu keluarga sehingga dalam kerjasama
mengawasi akhlak santri bisa kompak karena sudah terbentuk satu
misi.
(c). Kerjasama dengan Stakeholder
Selain itu salah satu hal penting yang sudah dijalankan oleh
pondok pesantren al-Ittihad Bringin adalah kegiatan yang
melibatkan lingkungan masyarakat baik itu dari orang tua wali
santri, ketua RT, RW, ini merupakan sebuah upaya yang juga
diarahkan untuk tujuan pendampingan santri selama mengikuti
pendidikan di pondok pesantren al-Ittihad Bringin. Hal ini dilihat
dari hasil observasi penulis sejak beberapa tahun belakangan.
b. Faktor Penghambat
(a). Santri
Kaitannya dengan pendidikan karakter dipondok pesantren
terdapat faktor penghambat yaitu: Santri sedikit malas untuk
50
Lampiran 3/Santri/pada hari selasa 17/1/2017
31
diarahkan.51
Faktor pribadi yang terkadang beberapa santri ada
yang malas dan ngantukan jadi untuk diajak berkembang
bersama.52
Dari keterangan tersebut faktor penghambat utama yaitu
dari pribadi santri mau tidaknya utuk memiliki karakter yang baik.
(b) Sarana dan prasarana
Kaitannya dengan pendidikan karakter di pondok pesantren yang
disampaikan oleh salah satu informan yaitu: Hujan lebat dan cuaca
ektrem, dan listrik padam.53
Dari keterangan tersebut dipondok
pesantren tersebut belum tersedianya jetset dan gedung yang belum
saling berdampingan.
3. Model Pendidikan Karakter di SMK al-Ittihad Bringin
a. Model Pendidikan Karakter di SMK al-Ittihad Bringin
Berdasarkan pemaparan data hasil penelitian pada bab
muka, pada bagian ini peneliti sampaikan sebuah desain yang
terbangun di SMK al-Ittihad Bringin kaitannya terhadap pola
pendidikan karakter bagi peserta didik di SMK al-Ittihad Bringin.
Dari hasil wawancara, observasi, dokumentasi dilapangan
didapatkan bahwa pendidikan karakter di SMK al-Ittihad Bringin
bersifat hiden kurikulum, maksudnya pendidikan karakter tersebut
inklud dalam seluruh mata pelajaran.
51
Lampiran 1/Kyai/NC pada hari selasa 17/1/2017 52
Lampiran 3/santri/Df pada hari selasa 17/1/2017 53
Lampiran 2/Ustad/NY pada hari selassa 17/1/2017
32
Pendidikan karakter bagi peserta didik ketika masih bersifat
hiden kelemahannya akan selamanya tidak ada penekanan yang
pasti, kontroling sistem pun juga akan mengalami kesulitan apabila
bangunannya semacam hiden itu tidak disusun dengan sistem yang
matang, terarah dan terencana dengan evaluasi yang terstruktur.
Berpedoman pada hasil observasi dokumentasi dan
wawancara penulis terhadap beberapa informan khususnya pola
pendidikan karakter di SMK al-Ittihad Bringin peneliti
mesndapatkan sebuah model kaitannya dengan strategi atau desain
internalisasi pendidikan karakter dapat ditempuh melalui beberapa
cara diantaranya:
1). Komitmen bersama antara kepala sekolah, guru, dan peserta
didik.
2). Melalui kegiatan penunjang yang mampu memberikan sentuhan
semangat belajar dan pengembangan pendidikan karakter
3). Penegakan kedisiplinan terkait akhlakul karimah terhadap diri
sendiri, guru, kepala sekolah.
b. Faktor Pendukung dan Penghambat Pendidikan Karakter
di SMK al-Ittihad Bringin
1). Faktor Pendukung
a). Internal
(1). Kepala Sekolah dan Guru
33
SMK al-Ittihad Bringin memiliki seorang kepala sekolah
dan guru yang sangat berkualifikasi baik dalam segi kualitas dan
kuantitas.
(2). Kegiatan
Dari hasil observasi penulis bahwa dalam menyukseskan
visi misi SMK al-Ittihad Bringin dibutuhkan berbagai kegiatan
yang mendukung agar lulusan dari SMK al-Ittihad Bringin siap
untuk bekerja, diantaranya yaitu praktek produktif pertanian
dibuktikan adanya berbagai macam tanaman hasil praktek peserta
didik.
(3). Kurikulum
Dari hasil observasi lapangan penulis melihat bahwa SMK
al-Ittihad Bringin memiliki visi misi yang jelas, untuk mewujudkan
visi misi tersebut SMK al-Ittihad menyusun jadwal mata pelajaran
sudah memenuhi standar, serta guru yang mengampu pelajaran pun
sesuai dengan jurusannya ketika kuliah.
(4). Kebijakan lembaga tentang tata tertib
Dalam sebuah tatanan masyarakat sekolah sangat penting
dimiliki tata tertib yang jelas dan bisa digunakan untuk
mengkonstruk bangunan peserta didik. Sebagaimana disampaikan
oleh informan:
34
Apabila siswa terlambat berangkat sekolah maka akan
diberi sanksi membersihkan halaman sekolah.54
Hal tersebut juga
diperkuat dari hasil observasi peneliti ditemukan adanya peserta
didik yang telat berangkat sekolah maka dihukum untuk
membersihkan halaman sekolah.
b). Eksternal
(1) Peserta Didik
Melihat keadaan peserta didik sangat mendukung karena
banyak peserta didik yang tinggal diasrama pondok pesantren al-
Ittihad Bringin, sebagaimana salah satu informan mengatakan:
Siswa sebagian besar tinggal diasrama.55
Hal tersebut
dibuktikan hasil observasi lapangan peneliti didapatkan sepertiga
dari peserta didik yang ada di SMK tinggal diasrama.
(2). Budaya Lingkungan
Dari hasil observasi lapangan kaitannya dengan lingkungan
khususnya di SMK al-Ittihad Bringin sangat mendukung
pendidikan karakter karena jauh dari pusat perkotaan dan tidak
dilalui oleh angkutan umum.
54
Lampiran 5/Guru/ER pada hari senin 16/1/2017 55
Lampiran 4/Kepala SMK/KA pada hari senin 16/1/2017
35
(3). Kerjasama dengan Stakeholder
Selain itu salah satu hal penting yang sudah dijalankan oleh
pihak SMK yaitu kegiatan yang melibatkan lingkungan masyarakat
dalam proses penyusunan kurikulum. Faktor tersebut ditegaskan
olehh salah seorang informan: Dalam proses penyusunan karakter
dilibatkan semua stakeholder dilingkungan sekolah baik yayasan,
komite, guru, wali murid dan warga sekitar.56
2). Faktor Penghambat
(a) Peserta didik
Faktor penghambat dalam pendidikan karakter yaitu faktor
dari peserta didik sebagaimana yang disampaikan oleh salah satu
informan yaitu: Ketidak tertiban murid.57
Kesadaran siswa untuk
berkarakter baik dan berperilaku baik belum begitu besar.58
Dari
hasil observasi dilapangan oleh peneliti ketika kegiatan belajar
mengajar ada peserta didik yang masih bermain hp.
(b) Lingkungan
Faktor penghambat pendidikan karakter yaitu faktor
lingkungan sebagaimana KA mengatakan perbedaan baground dari
siswa. Dari hasil observasi peneliti bahwa anak usia SMK itu
56
Lampiran 4/Kepala SMK/KA pada hari senin 16/1/2017 57
Lampiran 6/Peserta didik/NM pada hari senin 16/1/20017 58
Lampiran 5/Guru SMK/HB pada hari senin 16/1/2017
36
sedang mencari jatidiri, dalam mencari jati diri tersebut siswa
mudah terpengaruh oleh lingkungan terutama teman disekolah.
(c) Sarana dan prasarana
Hasil observasi dilapangan oleh peneliti ditemukan sarana
prasarana di SMK al-Ittihad Bringin masih sangat kurang.
Disekolah tersebut baru ada 3 ruang kelas, 1 ruang guru, ruang
kepala sekolah dan tata usaha, ruang perpus. Belum ada LCD,
belum ada alat peraga, belum ada buku buku penunjang.
Dari hasil analisis data diatas penulis dapat menyimpulkan
terjadi perbedaan pola pendidikan karakter antara pondok
pesantren al-Ittihad Bringin dan SMK al-Ittihad Bringin. Perbedaan
pola pendidikan karakter yang diterapkan pada santri atau peserta
didik terlihat pada kebijakan kiyai dan kepala sekolah dalam
kepemimpinannya.
B. Persamaan Model Pendidikan Karakter di Pondok Pesantren Dan
SMK al-Ittihad Bringin
1. Mencetak Generasi Bangsa yang Memiliki Karakter Baik
Hasil observasi dilapangan kaitannya dengan visi misi pondok
pesantren yaitu ditekankan untuk mengamalkan yang sudah diajarkan
dipondok pesantren dan mengikuti ahlussunah wal jamaah, harus bisa
menjadi teladan bagi masyarakat dan bisa mengayomi masyarakat
tanpa membedakan yang kaya dan miskin dan menghormati yang lebih
37
tua dan menghargai yang muda.59
Dari sumber tertulis tersebut dapat
diambil kesimpulan bahwa pendidikan karakter yang ditanamkan
kepada santri yaitu karakter yang baik. Karakter tersebut meliputi
karakter religius, mandiri, demokratis, tanggung jawab, berilmu,
cakap, kreatif.
Hasil observasi di SMK al-Ittihad Bringin kaitannya dengan
pendidikan karakter lebih ditekankan pada karakter santun, terampil,
mandiri, inovatif serta jujur.60
2. Dalam Pelaksanaan Pendidikan Karakter Terkendala Masalah
yang Sama
Hasil observasi di lapangan dalam proses pendidikan karakter
terkendala pada sarana dan prasarana yang kurang memadai. Selain
masalah tersebut pendidikan karakter dipengaruhi oleh santri dan
peserta didik yaitu faktor dari diri sendiri diantaranya yaitu malas.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian model pendidikan karakter di pondok
pesantren dan SMK al-Ittihad Bringin dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Model pendidikan karakter di pondok pesantren al-Ittihad
Bringin bersifat hidden kurikulum. Sangat terlihat dari tujuan
59
Lampiran 1/Kyai/NC/ pada hari selasa 17/1/2017 60
Lampiran 4/Kepala SMK/KA/ pada hari senin 16/1/2017
38
pembelajaran lebih dominan difokuskan pada karakter religius,
berakhlak mulia, mandiri, bertanggung jawab.
2. Model pendidikan karakter di SMK al-ittihad Bringin bersifat
hidden kurikulum. Sangat terlihat dari tujuan pembelajaran
lebih dominan difokuskan untuk membekali peserta didik
SANTRI MAJU (Santun, terampil, mandiri, inovatif, jujur).
3. Perbedaan dan persamaan model pendidikan karakter di
pondok pesantren al-Ittihad Bringin dan SMK al-Ittihad
Bringin: Usia pengasuh pondok pesantren sudah agak sepuh,
usia tersebut sangat berpengaruh kewibawaan seseorang,
pengalamannya sudah banyak. Standar kelulusan memahami
al-Qur’an, hadis, dan qiyas untuk mewarisi ilmu-ilmu ulama
salafi sholihin dan ditekankan untuk mengamalkan yang sudah
diajarkan dan mengikuti ahlussunnah wal jamaah. Rata rata
ustad sudah menikah, dan sangat matang dalam pemikirannya.
Santri yang sangat tawadhu’ kepada kyai. Santri tidak boleh
membawa HP/ alat elektronik yang lain. Kyai, ustad, santri
tinggal satu lokasi sehingga dalam pendidikan karakter lebih
inten, karena setiap hari hidup berdampingan. Perbedaan pola
pendidikan karakter di SMK al-Ittihad Bringin yaitu: Usia
kepala SMK belum dewasa, sehingga pengalamannya dalam
mengatasi peserta didik belum sepenuhnya paham mengenai
anak usia SMK. Standar kelulusan siswa memiliki kompetensi
39
penilaian yang baik dan kompetensi sesuai visi dan misi
sekolah. Rata rata guru belum menikah, terpaut usia 3-5 tahun
antara guru dan peserta didik, sehingga peserta didik lebih
menganggap seperti dengan temannya sendiri.Peserta didik
boleh membawa HP/ alat elektronik yang lain. Kepala SMK,
guru, peserta didik tidak tinggal satu lokasi sehingga dalam
pendidikan karakter hanya kurang lebih 6 jam saja, jadi kurang
intens dan kurang maksimal. Persamaan pola pendidikan
karakter di pondok pesantren dan SMK al-Ittihad Bringin yaitu:
Kekurangan sarana prasarana. Berkecimpung dalam dunia
pendidikan yang tujuannya mencerdaskan kehidupan bangsa
dan penanaman pendidikan karakter baik.
B. Saran
1. Kyai dan kepala sekolah sebaiknya menyamakan visi misi kaitannya
dalam penerapan pola pendidikan karakter yang diterapkan pada santri
ataupun peserta didik.
2. Kyai yang ada di pondok pesantren al-Ittihad sebagai ketua yayasan al-
Ittihad Bringin setiap hari sebaiknya mengawasi kegiatan belajar
mengajar yang ada di SMK al-Ittihad Bringin terutama pada penerapan
pola pendidikan karakter di SMK al-Ittihad Bringin. Setidaknya ketika
40
setiap hari kyai mengawasi kegiatan belajar mengajar peserta didik ada
rasa canggung untuk berbuat yang tidak sopan.
3. Untuk peserta didik seharusnya memiliki rasa malu ketika melakukan
perbuatan yang kurang sopan terhadap diri sendiri ataupun kepada
sekitar, terutama kepada guru, kepala sekolah dan teman sebayanya.
41
DAFTAR PUSTAKA
Agboola, Alex & Kaun Chen Tsai, “Bring Character Education Into
Clasroom”, Internasional Journal Of Environmental & Science
Education, Volume 3, Number 1 (July 2008), 1-8.
File:///C:/User/Acer/Downloads/Dokuments/konsep_karakter. Pdf.
diunduh tanggal 4 Desember 2016.
file:///C:/Users/acer/Downloads/Documents/3e15ff1cecde1a07.pdf.
diunduh tanggal 21 Maret 2017.
Hofman, H.Roelando, “Relationship Beetween Intructional Supervision
And Professional Development”, International Journal Education:
Comparative Perspectives, Volume 13, Number 1 (2014), 1-8.
Khazin, Muhyiddin. Kalender Pondok Pesantren al-Ittihad Bringin Tahun
2016. Yogyakarta:L’U Grafika, 2015.
Lickona, Thomas. Educating For Character. Terjemahan Lita S. Bandung:
Nusa Media, 2014.
Moleong, Lexy J.Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2009.
Palmour, Jody. On Moral Charakter A Practical Guide To Aristotles
Virtues And Vices, Washington D.C: The Archon Institute For
Leadership Development, 1986.
Rafany, Been. Super Personality Plus. Yogyakarta: Araska, 2013.
Riduwan. Metode Dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian. Bandung:
Alfabeta, 2009.
Shihab, M. Quraish.Tafsir al-Misbah. Jakarta: Lentera Hati, 2012.
Strauss, Anselm & Corbin, Juliet.Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007.
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan: Kuantitatif,
Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta, 2014.
42
Tannir, Abir & Anis al-Haroub, “ Effect of Character Education on The
Self Esteem of Intelectually Able And Less Able Elementary Students
In Kuwait”, International Journal of Special Education,Volume 28,
Number 1, (2013), 1-13.
Winton, Sue. “Character Education: Implications For Critical
Democracy” Internatioal Critical Childood Policy Studies, Volume 1,
Number 1, (2005), 1-22.
1
LAMPIRAN GAMBAR
Foto Ustad dan Santri Menulis Jawaban Wawancara
Foto Peneliti Dan Pengasuh Pondok Pesantren Al-Ittihad Bringin
2
Lampiran 1
Daftar Pertanyaan Wawancara Pengasuh Ponpes Al-Ittihad
Bringin
1. Apakah yang paling ditekankan dalam standar kompetensi lulusan dari
pondok pesantren al-Ittihad Bringin?
2. Menurut bapak, apa yang dimaksud pendidikan karakter? Karakter santri
(lulusan) yang seperti apakah yang ingin dihasilkan dari pondok pesantren
al-Ittihad Bringin?
3. Apakah karakter dan kepribadian santri sekarang sudah mencerminkan
kepribadian seorang santri sebagaimana dalam visi misi pondok pesantren
al-Ittihad Bringin?
4. Bagaimanakah langkah dan cara awal dalam penyusunan kurikulum untuk
mewujudkan lulusan santri yang memiliki karakter yang baik?
5. Melalui mata pelajaran apa dan kegiatan seperti apa lembaga berusaha
mengembangkan pendidikan karakter pada santri?
6. Menurut bapak muatan karakter seperti apakah yang selama ini sudah
dimasukkan dalam mata pelajaran dan kegiatan sehari-hari?
7. Khususnya Dalam penyusunan kurikulum yang berisi karakter, siapa
sajakah yang terlibat dalam proses penyusunan kurikulum?
8. Apakah penyusunan dan pengembangan kurikulum yang berisi karakter
sudah menganalisis kebutuhan (need assesment) yaitu membaca,
mempelajari, memahami, mengakomodasi dan mengapresiasi kebutuhan,
3
tuntutan, dan perkembangan yang terjadi ditengah-tengah masyarakat
khususnya dalam masalah moral yang tidak baik?
9. Bagaimana proses pendidikan karakter di pondok pesantren al-Ittihad
Bringin?
10. Apa faktor pendukung dan penghambat proses internalisasi nilai-nilai
karakter bagi para santriwan/santriwati?
4
Lampiran 2
Daftar Pertanyaan Wawancara Ustad Pondok Pesantren Al-
Ittihad Bringin
1. Menurut bapak apakah karakter santriwan/satriwati sudah
mencerminkan karakter yang baik?
2. Sebagai ustad terkait mata pelajaran yang ada dipondok pesantren al-
Ittihad Brinngin. Bagaimana pendidikan karakter yang bapak terapkan
bagi santriwan/ santriwati?
3. Dalam mata pelajaran nilai nilai karakter yang baik seperti apakah
yang bpk sampaikan kepada santriwan/ santriwati?
4. Dalam menginternalisasikan nilai-nilai karakter mata pelajaran
tersebut, bapak menggunakan konsep yang bagaimana? Seperti apakah
contohnya?
5. Menurut bapak, Seberapa pentingkah pendidikan karakter pada
santriwan/ santriwati?
6. Idealnya kapan santriwan/santriwati tersebut diberikan paparan nilai
nilai pendidikan karakter ?
7. Menurut bapak, apakah keadaan lingkungan pondok pesantren sudah
mendukung pendidikan karakter?
8. Bagaimanakah bentuk evaluasi akhir semester yang bapak terapkan?
9. Bagaimana proses pendidikan karakter di pondok pesantren al-Ittihad
Bringin?
5
10. Apakah faktor pendukung dan penghambat proses internalisasi nilai-
nilai tersebut bagi para santriwan/santriwati?
6
Lampiran 3
Daftar Pertanyaan Wawancara Santri Pondok Pesantren Al-
Ittihad Bringin
Nama :
Alamat :
Jawablah instrumen ini dengan sejujur-jujurnya
1. Apa sajakah nilai-nilai yang ditekankan ustad dalam kegiatan
belajar mengajar?
2. Apakah disetiap kegiatan belajar mengajar guru/ustad selalu
memberikan karakter yang baik yang harus dimiliki oleh
santriwan/santriwati?
3. Apakah disetiap kegiatan belajar mengajar ustad menyampaikan
tata tertib santriwan/santriwati?
4. Bagaimana cara bersikap kepada diri sendiri, berhubungan dan
berkomunikasi yang baik dengan pengasuh, ustad, sesama dan
orang lain?
5. Apakah ustad hadir tepat waktu dan menekankan disiplin terhadap
ketentuan peraturan setiap kegiatan belajar mengajar?
6. Bagaimana proses kegiatan belajar mengajar yang selama ini
berjalan dikelas?
7. Bagaimana metode atau strategi pembelajaran yang diterapkan
oleh ustad?
7
8. Sudahkah setiap ustad memberikan contoh dalam bersikap dan
berperilaku yang mencerminkan pendidikan karakter didalam
pondok pesantren al-Ittihad dan kegiatan belajar mengajar?
9. Ketika melihat lingkungan ponpes al-Ittihad apakah sudah
kondusif dan mendukung pendidikan karakter?
10. Apa sajakah faktor pendukung dan penghambat proses pendidikan
karakter yang diterapkan guru/ ustad?
Lampiran 4
Daftar Pertanyaan Wawancara Kepala SMK Al-Ittihad Bringin
1. Apakah yang paling ditekankan dalam standar kompetensi lulusan dari
SMK al-Ittihad Bringin?
2. Menurut bapak, apa yang dimaksud pendidikan karakter? Karakter santri
(lulusan) yang seperti apakah yang ingin dihasilkan dari SMK al-Ittihad
Bringin?
3. Apakah karakter dan kepribadian santri sekarang sudah mencerminkan
kepribadian seorang santri sebagaimana dalam visi misi SMK al-Ittihad
Bringin?
4. Bagaimanakah langkah dan cara awal dalam penyusunan kurikulum untuk
mewujudkan lulusan peserta didik yang memiliki karakter yang baik?
5. Melalui mata pelajaran apa dan kegiatan seperti apa lembaga berusaha
mengembangkan pendidikan karakter pada peserta didik?
8
6. Menurut bapak muatan karakter seperti apakah yang selama ini sudah
dimasukkan dalam mata pelajaran dan kegiatan sehari-hari?
7. Khususnya Dalam penyusunan kurikulum yang berisi karakter, siapa
sajakah yang terlibat dalam proses penyusunan kurikulum?
8. Apakah penyusunan dan pengembangan kurikulum yang berisi karakter
sudah menganalisis kebutuhan (need assesment) yaitu membaca,
mempelajari, memahami, mengakomodasi dan mengapresiasi kebutuhan,
tuntutan, dan perkembangan yang terjadi ditengah-tengah masyarakat
khususnya dalam masalah moral yang tidak baik?
9. Bagaimana proses pendidikan karakter di SMK al-Ittihad Bringin?
10. Apa faktor pendukung dan penghambat proses internalisasi nilai-nilai
karakter bagi para peserta didik?
Lampiran 5
Daftar Pertanyaan Wawancara Guru SMK Al-Ittihad Bringin
1. Menurut bapak/ibu apakah karakter peserta didik sudah
mencerminkan karakter yang baik?
2. Sebagai guru terkait mata pelajaran yang ada di SMK al-Ittihad
Brinngin. Bagaimana pendidikan karakter yang bapak/ibu terapkan
bagi peserta didik?
3. Dalam mata pelajaran nilai nilai karakter yang baik seperti apakah
yang bpk/ibu sampaikan kepada peserta didik?
9
4. Dalam menginternalisasikan nilai-nilai karakter mata pelajaran
tersebut, bapak/ibu menggunakan konsep yang bagaimana? Seperti
apakah contohnya?
5. Menurut bapak/ibu, Seberapa pentingkah pendidikan karakter pada
peserta didik?
6. Idealnya kapan peserta didik tersebut diberikan paparan nilai nilai
pendidikan karakter ?
7. Menurut bapak/ibu, apakah keadaan lingkungan SMK al-Ittihad
Bringin sudah mendukung pendidikan karakter?
8. Bagaimanakah bentuk evaluasi akhir semester yang bapak/ibu
terapkan?
9. Bagaimana proses pendidikan karakter di SMK al-Ittihad Bringin?
10. Apakah faktor pendukung dan penghambat proses internalisasi nilai-
nilai tersebut bagi para peserta didik?
10
Lampiran 6
Daftar Pertanyaan Wawancara Peserta Didik SMK Al-
Ittihad Bringin
Nama :
Alamat :
Jawablah instrumen ini dengan sejujur-jujurnya
1. Apa sajakah nilai-nilai yang ditekankan guru dalam kegiatan belajar
mengajar?
2. Apakah disetiap kegiatan belajar mengajar guru selalu memberikan
karakter yang baik yang harus dimiliki oleh peserta didik?
3. Apakah disetiap kegiatan belajar mengajar guru menyampaikan tata
tertib peserta didik?
4. Bagaimana cara bersikap kepada diri sendiri, berhubungan dan
berkomunikasi yang baik dengan kepala sekolah, guru, sesama dan
orang lain?
5. Apakah guru hadir tepat waktu dan menekankan disiplin terhadap
ketentuan peraturan setiap kegiatan belajar mengajar?
6. Bagaimana proses kegiatan belajar mengajar yang selama ini berjalan
dikelas?
7. Bagaimana metode atau strategi pembelajaran yang diterapkan oleh
guru?
11
8. Sudahkah setiap guru memberikan contoh dalam bersikap dan
berperilaku yang mencerminkan pendidikan karakter didalam pondok
pesantren al-Ittihad dan kegiatan belajar mengajar
9. Ketika melihat lingkungan SMK al-Ittihad apakah sudah kondusif dan
mendukung pendidikan karakter?
10. Apa sajakah faktor pendukung dan penghambat proses pendidikan
karakter yang diterapkan guru?
12