Model Pembelajaran Discovery Learning

12
STRATEGI BELAJAR MENGAJAR MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING Oleh : I Putu Agus Indrawan (1013031035) UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA SINGARAJA

description

Model Pembelajaran

Transcript of Model Pembelajaran Discovery Learning

Page 1: Model Pembelajaran Discovery Learning

STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

MODEL PEMBELAJARAN

DISCOVERY LEARNING

Oleh :

I Putu Agus Indrawan (1013031035)

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA

SINGARAJA

2014

Page 2: Model Pembelajaran Discovery Learning

Model Pembelajaran Berbasis Penemuan (Discovery Learning)

Model pembelajaran Discovery Learning mengarahkan peserta didik untuk

memahami konsep, arti, dan hubungan, melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada

suatu kesimpulan. Penemuan konsep tidak disajikan dalam bentuk akhir, tetapi peserta didik

didorong untuk mengidentifikasi apa yang ingin diketahui dan dilanjutkan dengan mencari

informasi sendiri kemudian mengorganisasi atau mengkonstruksi apa yang mereka ketahui

dan pahami dalam suatu bentuk akhir. Hal tersebut terjadi bila peserta didik terlibat, terutama

dalam penggunaan proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip.

Discovery dilakukan melalui observasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi, penentuan dan

inferring.

Penggunaan Discovery Learning, ingin mengubah kondisi belajar yang pasif menjadi

aktif dan kreatif, pembelajaran yang teacher oriented ke student oriented, dan mengubah

modus ekspository siswa hanya menerima informasi dari guru ke modus Discovery siswa

menemukan informasi sendiri.

Dasar teori model ini merupakan teori belajar konstruktivis, dimana siswa

membangun konsepnya sendiri berdasarkan pengalaman belajar sebelumnya serta

pengalaman belajar baru yang diajarkan. Ada sejumlah ciri-ciri proses pembelajaran yang

sangat ditekankan oleh teori konstruktivisme, yaitu :

1 Menekankan pada proses belajar, bukan proses mengajar

2 Mendorong terjadinya kemandirian dan inisiatif belajar pada siswa.

3 Memandang siswa sebagai pencipta kemauan dan tujuan yang ingin dicapai.

4 Berpandangan bahwa belajar merupakan suatu proses, bukan menekan pada hasil.

5 Mendorong siswa untuk mampu melakukan penyelidikan.

6 Menghargai peranan pengalaman kritis dalam belajar.

7 Mendorong berkembangnya rasa ingin tahu secara alami pada siswa.

8 Penilaian belajar lebih menekankan pada kinerja dan pemahaman siswa.

9 Mendasarkan proses belajarnya pada prinsip-prinsip kognitif.

10 Banyak menggunakan terminilogi kognitif untuk menjelaskan proses

pembelajaran; seperti predeksi, inferensi, kreasi dan analisis.

11 Menekankan pentingnya “bagaimana” siswa belajar.

12 Mendorong siswa untuk berpartisipasi aktif dalam dialog atau diskusi dengan siswa

lain dan guru.

13 Sangat mendukung terjadinya belajar kooperatif.

14 Menekankan pentingnya konteks dalam belajar.

Page 3: Model Pembelajaran Discovery Learning

15 Memperhatikan keyakinan dan sikap siswa dalam belajar.

16 Memberikan kesempatan kepada siswa untuk membangun pengetahuan dan

pemahaman baru yang didasari pada pengalaman nyata.

Berdasarkan ciri-ciri pembelajaran kontruktivisme tersebut diatas, maka dalam

penerapannya didalam kelas sebagai berikut :

1 Mendorong kemandirian dan inisiatif siswa dalam belajar

2 Guru mengajukan pertanyaan terbuka dan memberikan kesempatan beberapa

waktu kepada siswa untuk merespon.

3 Mendorong siswa berpikir tingkat tinggi.

4 Siswa terlibat secara aktif dalam dialog atau diskusi dengan guru atau siswa lainnya.

5 Siswa terlibat dalam pengetahuan yang mendorong dan menantang terjadinya diskusi.

6 Guru menggunakan data mentah, sumber-sumber utama dan materi-materi interaktif.

Model discovery learning dilihat dari aspek situasi sosial yaitu

Peran guru sebagai mengorganisasikan pembelajaran, sebagai stimulator, pemantau

proses belajar, fasilitator, dan evaluator.

Peran peserta didik sebagai problem solver dimana siswa dituntut untuk melakukan

berbagai kegiatan menghimpun informasi, membandingkan, mengkategorikan,

menganalisis, mengintegrasikan, mengorganisasikan bahan serta membuat

kesimpulan-kesimpulan

Langkah-langkah dalam mengaplikasikan model discovery learning di kelas

adalah sebagai berikut

a. Perencanaan

1 Menentukan tujuan pembelajaran

2 Melakukan identifikasi karakteristik siswa (kemampuan awal, minat, gaya belajar,

dan sebagainya)

3 Memilih materi pelajaran

4 Menentukan topik-topik yang harus dipelajari siswa secara induktif (dari contoh-

contoh generalisasi)

5 Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-contoh, ilustrasi, tugas dan

sebagainya untuk dipelajari siswa

6 Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks, dari yang konkret

ke abstrak, atau dari tahap enaktif, ikonik sampai ke simbolik

Page 4: Model Pembelajaran Discovery Learning

7 Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa

b. Pelaksanaan

Dalam mengaplikasikan metode Discovery Learning di kelas, ada beberapa prosedur

yang harus dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran, secara umum sebagai berikut.

1) Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan)

Pertama-tama pada tahap ini siswa dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan

kebingungannya, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi generalisasi, agar timbul

keinginan untuk menyelidiki sendiri. Disamping itu guru dapat memulai kegiatan

pembelajaran dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas

belajar lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah. Stimulasi pada tahap

ini berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi belajar yang dapat mengembangkan

dan membantu siswa untuk melakukan eksplorasi. Dalam hal memberikan stimulasi dapat

menggunakan teknik bertanya yaitu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang

dapat menghadapkan siswa pada kondisi internal yang mendorong eksplorasi. Dengan

demikian seorang Guru harus menguasai teknik-teknik dalam memberi stimulus kepada

siswa agar tujuan mengaktifkan siswa untuk mengeksplorasi dapat tercapai.

2) Problem statement (pernyataan/ identifikasi masalah)

Setelah melakukan stimulasi langkah selanjutya adalah guru memberi kesempatan

kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-agenda masalah yang

relevan dengan bahan pelajaran, kemudian pilih salah satu masalah dan dirumuskan

dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah). Memberikan

kesempatan siswa untuk mengidentifikasi dan menganalisa permasasalahan yang mereka

hadapi, merupakan teknik yang berguna dalam membangun pemahaman siswa agar

terbiasa untuk menemukan masalah.

3) Data collection (pengumpulan data).

Tahap ini berfungsi untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya

hipotesis, dengan memberi kesempatan siswa mengumpulkan berbagai informasi yang

relevan, membaca literatur, mengamati objek, wawancara dengan nara sumber,

melakukan uji coba sendiri dan sebagainya. Konsekuensi dari tahap ini adalah siswa

belajar secara aktif untuk menemukan sesuatu yang berhubungan dengan permasalahan

yang dihadapi, dengan demikian secara tidak disengaja siswa menghubungkan masalah

dengan pengetahuan yang telah dimiliki.

Page 5: Model Pembelajaran Discovery Learning

4) Data processing (pengolahan data)

Pengolahan data merupakan kegiatan mengolah data dan informasi yang telah

diperoleh para siswa baik melalui wawancara, observasi, dan sebagainya, lalu ditafsirkan.

Semua informai hasil bacaan, wawancara, observasi, dan sebagainya, semuanya diolah,

diacak, diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung dengan cara tertentu serta

ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu. Data processing disebut juga dengan

pengkodean coding/ kategorisasi yang berfungsi sebagai pembentukan konsep dan

generalisasi. Dari generalisasi tersebut siswa akan mendapatkan pengetahuan baru tentang

alternatif jawaban/ penyelesaian yang perlu mendapat pembuktian secara logis

5) Verification (pembuktian)

Pada tahap ini siswa memeriksa secara cermat untuk membuktikan benar atau

tidaknya hipotesis yang ditetapkan dengan temuan alternatif, dihubungkan dengan hasil

data yang telah diolah. Verifikasi bertujuan agar proses belajar berjalan dengan baik dan

kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep,

teori, aturan atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya.

Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran, atau informasi yang ada, pernyataan atau

hipotesis yang telah dirumuskan terdahulu itu kemudian dicek, apakah terjawab atau

tidak, apakah terbukti atau tidak.

6) Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi)

Tahap generalisasi adalah proses menarik kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip

umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan

memperhatikan hasil verifikasi.

Kelebihan dari Model Penemuan Terbimbing adalah sebagai berikut (Marzano; 1992):

a. Siswa dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran yang disajikan.

b. Menumbuhkan sekaligus menanamkan sikap inquiry (mencari-temukan).

c. Mendukung kemampuan problem solving siswa.

d. Memberikan wahana interaksi antar siswa, maupun siswa dengan guru, dengan

demikian siswa juga terlatih untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan

benar.

e. Materi yang dipelajari dapat mencapai tingkat kemampuan yang tinggi dan lebih

lamamembekas karena siswa dilibatkan dalam proses menemukanya.

f. Siswa belajar bagaimana belajar (learn how to learn).

Page 6: Model Pembelajaran Discovery Learning

g. Belajar menghargai diri sendiri.

h. Memotivasi diri dan lebih mudah untuk mentransfer.

i. Pengetahuan bertahan lama dan mudah diingat.

j. Meningkatkan penalaran siswa dan kemampuan untuk berpikir bebas.

Sementara itu kekurangannya adalah sebagai berikut :

a. Untuk materi tertentu, waktu yang tersita lebih lama.

b. Tidak semua siswa dapat mengikuti pelajaran dengan cara ini. Di lapangan, beberapa

siswa masih terbiasa dan mudah mengerti dengan model ceramah.

c. Tidak semua topik cocok disampaikan dengan model ini. Umumnya topik-topik

yang berhubungan dengan prinsip dapat dikembangkan dengan Model Penemuan.

Sebagai contoh penerapan metode discovery leraning dalam pembelajaran kimia dengan

topik hukum-hukum dasar kimia

No. Tahap

PembelajaranKegiatan Guru Kegiatan Siswa

1. Stimulation/

Pemberian rangsangan

a. Mengajukan pertanyaan

tentang topik hukum-hukum dasar kimia

b. Menganjurkan siswa untuk membaca buku tentang topik tersebut

c. Menganjurkan siswa mencari informasi di internet tentang topik

d. Memberi persoalan mengenai topik tentang hukum-hukum dasar kimia

a. Memahami pertanyaan

sesuai topik tentang hukum-hukum dasar kimia

b. Membaca buku sesuia dnegan topik yang diberikan oleh guru

c. Mencari informasi melalui internet tentang topik tersebut

d. Mengkaji persoalan yang diberikan oleh guru.

Page 7: Model Pembelajaran Discovery Learning

2. Problem

statement/ide ntifikasi masalah

a. Membantu siswa

mengembangkan hipotesis mengenai hukum-hukum dasar kimia

b. Membantu siswa menguji data yang terkumpul tentang topik tersebut

c. Membantu siswa mencari fakta/bukti atas hipotesis yang diajukan.

a. Mengembangkan

hipotesis terkait hukum-hukum dasar kimia

b. Membantu siswa menguji data yang terkumpul tentang topik tersebut

c. Mencari fakta/bukti atas hipotesis yang diajukan.

3. Pengumpulan

Data

a. Membimbing siswa untuk

mencari informasi yg benar.

b. Membimbing siswa

merumuskan hipotesis

a. Mencari informasi yang

benar b. Merumuskan hipotesis

4. Pengolahan data a. Membimbing siswa untuk

mengumpulkan fakta dan bukti yang dibutuhkan untuk mendukung hipotesis melalui buku, internet,dllb. Membimbing siswa untuk mengolah data yang diperoleh.c. Mendorong siswa melakukan untuk belajar meverivikasi, mengkategorikan data.

a. Melakukan

pengumpulan data, fakta, bukti yang mendukung hipotesis melalui buku, internet, dllb. Mengolah data yang diperoleh dengan benar.

c. Melakukan verifikasi, kategori data.

Page 8: Model Pembelajaran Discovery Learning

5. Verification/

pembuktian

a. Membantu siswa

memperluas hasil hipotesis yg adab. Membantu mengkaji kekurangan hipotesisc. Meyakinkan siswa atas kebenaran/fakta yang menjadi jawaban dari rumusan hipotesis dan dari data-data yang telah terkumpul

a. Memperluas hasil

hipotesis yang ada

b. Mengkaji kekurangan hipotesis.

c. Menerima kebenaran/fakta yang menjadi jawaban rumusan hipotesis dan dari data-data

6. Generalizatio

n/penarikan kesimpulan

a. Membantu siswamengungkapkan penyelesaian masalah yang dipecahkanb. Membimbing siswa untuk menganalisis masing-

a. Mengungkapkan

penyelesaian masalah yang dipecah

b. Melakukan analisis atas masing-masing kesimpulan yang telah

Page 9: Model Pembelajaran Discovery Learning

Referensi

Anonim, 2014. Model Pembelajaran discovery learning.

http://www.academia.edu/6644958/MODEL_PEMBELAJARAN_DISCOVERY_LE

ARNING. Diakses 10 November 2014

Faiq, Muhammad. 2014. Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning) Dalam

Implementasi Kurikulum 2013.

http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2014/06/model-pembelajaran-

discovery- learning-kurikulum-2013.html. diakses 8 oktober 2014

Nosalmathedu, 2012. Model pembelajaran discovery learning.

http://nosalmathedu10.blogspot.com/2012/07/model-pembelajaran-discovery

learning.html. Diakses 10 November 2014)