PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING … · Hasil analisis deskriptif setelah penerapan...
Transcript of PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING … · Hasil analisis deskriptif setelah penerapan...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY
LEARNING DENGAN SCIENTIFIC APPROACH
UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN
PROSES SAINS SISWA SMA
SKRIPSI
disajikan sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Kimia
oleh
Naila Ayadiya
4301410015
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2014
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi dengan judul: Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning
dengan Scientific Approach untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains
Siswa SMA telah disetujui untuk diajukan dalam sidang Panitia Ujian Skripsi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang
pada:
hari : Senin
tanggal : 11 Agustus 2014.
Semarang, Agustus 2014
Pembimbing
Dra. Woro Sumarni, M. Si.
NIP. 196507231993032001
iii
PENGESAHAN
Skripsi dengan judul
Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning dengan Scientific
Approach untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa SMA
disusun oleh
Naila Ayadiya
4301410015
telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi FMIPA UNNES pada
hari Senin, tanggal 11 Agustus 2014.
Panitia Ujian
Ketua, Sekretaris,
Prof. Dr. Wiyanto, M. Si. Dra. Woro Sumarni, M. Si.
NIP. 196310121988031001 NIP. 196507231993032001
Penguji I, Penguji II,
Dr. Sri Susilogati Sumarti, M. Si. Drs. Eko Budi Susatyo, M. Si.
NIP. 195711121983032002 NIP. 19651111199031003
Anggota Penguji/
Pembimbing,
Dra. Woro Sumarni, M. Si.
NIP. 196507231993032001
iv
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam skripsi ini benar-benar hasil karya
sendiri, bukan jiplakan dari temuan orang lain, baik sebagian atau seluruhnya.
Pendapat atau temuan orang lain dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk
berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, Agustus 2014
Naila Ayadiya
NIM. 4301410015
v
MOTTO
“Ikhlas, semangat, keep fight, do the best (Naila Ayadiya).”
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada:
1) Ibu Rianah, Bapak Isnaeni, Mas Amif,
dan Zaida. Terima kasih atas dukungan
material dan spiritual sebagai keluarga
yang luar biasa.
2) Sahabat – sahabatku, Diana, Dita, Selly,
dan Keluarga Sastro Agastya. Terima
kasih telah menjadi teman sekaligus
keluarga yang selalu memberikan
motivasi.
3) Seluruh teman-teman Jurusan Kimia
Unnes angkatan tahun 2010.
4) Almamaterku.
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai syarat
memperoleh gelar sarjana pendidikan di Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam dan
Matematika, Universitas Negeri Semarang.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu baik dalam penyusunan maupun penelitian skripsi ini.
Ucapan terima kasih penulis terutama disampaikan pada:
1. Rektor Universitas Negeri Semarang
2. Dekan FMIPA Universitas Negeri Semarang
3. Ketua Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Semarang
4. Dra. Woro Sumarni, M. Si., selaku pembimbing utama yang telah
memberikan ilmu, petunjuk dan bimbingannya sehingga sehingga penelitian ini
dapat terselesaikan.
5. Kepala SMA N 1 Kendal yang telah memberikan ijin dalam penelitian ini.
6. Dra. Wiwik Sri Lestari, selaku guru mata pelajaran kimia kelas XI SMA N 1
Kendal yang telah banyak membantu terlaksananya penelitian ini.
7. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Kimia FMIPA UNNES yang telah memberikan
ilmu yang berharga kepada penulis.
8. Ibu, Bapak dan keluarga yang selalu memberikan dukungan baik material
maupun spiritual dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Sahabat-sahabatku yang selalu memberikan inspirasi dalam menyelesaikan
skripsi ini.
Tidak sanggup rasanya penulis untuk membalas budi dan jasa beliau. Hanya
doa terpanjat semoga Allah SWT memberikan balasan yang sesuai dengan amal
kebaikan beliau.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan perkembangan
penelitian yang lebih baik.
.
Semarang, Agustus 2014
Penulis
vii
ABSTRAK
Ayadiya, Naila. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning
dengan Scientific Approach untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains
Siswa SMA. Skripsi, Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Semarang. Dosen
Pembimbing: Dra. Woro Sumarni, M.Si.
Kata kunci: discovery learning; keterampilan proses sains siswa; scientific
approach
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan
proses sains siswa SMA melalui model pembelajaran discovery learning dengan
scientific approach. Model pembelajaran discovery learning memberikan
kesempatan kepada siswa untuk dapat mengembangkan keterampilan proses sains
secara mandiri. Scientific approach digunakan agar pengembangan keterampilan
sains siswa lebih terarah dan dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.
Penelitian terlaksana dalam dua siklus dimana masing-masing siklus terdiri atas
perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah teknik dokumentasi dan observasi. Penilaian keterampilan
proses sains siswa dilakukan dengan menggunakan instrumen lembar observasi.
Hasil analisis deskriptif setelah penerapan model pembelajaran discovery learning
dengan scientific approach ditunjukkan adanya peningkatan nilai keterampilan
proses sains siswa sebesar 17,44% dari siklus I ke siklus II. Kesepuluh indikator
keterampilan proses sains yang dinilai adalah mengamati, mengelompokkan atau
mengklasifikasikan, menafsirkan, meramalkan, mengajukan pertanyaan,
merumuskan hipotesis, merencanakan percobaan, menggunakan alat dan bahan,
menerapkan konsep, dan mengkomunikasikan hasil. Berdasarkan hasil penelitian,
dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran discovery learning
dengan scientific approach dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa
SMA.
viii
ABSTRACT
Ayadiya, Naila. 2014. Applying Discovery Learning with Scientific Approach to
Improve High School Students’ Science Process Skills. Skripsi, Departement of
Chemistry, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Semarang State
University. Supervisor: Dra. Woro Sumarni, M.Si.
Keywords: discovery learning; scientific approach; the students’ science process
skills
The purpose of this classroom action research is to improve highschool
students’ science process skills through the applying of discovery learning model
with scientific approach. Discovery learning give the opportunity to student to
develop the science process skill by themselves. Scientific approach used to
manage the development of science process skill more guided and be responsible.
The research conducted in two cycles which each cycle consist of planning,
acting, observing, and reflecting. The assessment technique for students’ science
process skills is conducted by using observation sheet. Based on the observation
results, it is showed that there is significant increases of students’ science process
skill values by 17,44% from first cycle to second cycle. The science process skill
indicators that be observed are observing, grouping or classifying, interpretating,
predicting, asking question, formulating hypotheses, planning experiments, using
tools and materials, applying concepts, and communicating results. Based on the
research results, it can be inferred that applying discovery learning model with
scientific approach is able to improve the highschool students’ science process
skills.
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................................................... ii
PENGESAHAN ..................................................................................................... iii
PERNYATAAN ................................................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ......................................................................... v
KATA PENGANTAR ............................................................................................ vi
ABSTRAK ....................................................................................................... ......... vii
ABSTRACT ....................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xii
BAB
1. PENDAHULUAN.............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ......... .............................................................................. 1
1.2 Identifikasi Masalah ............................................................................... 5
1.3 Rumusan Masalah ......... .......................................................................... 6
1.4 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 6
1.5 Manfaat Penelitian .................................................................... ................. 6
1.6 Pembatasan Masalah .............................................................................. 7
2. TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................... 9
2.1 Model Pembelajaran Discovery Learning ................................................ 9
2.2 Scientific Approach (Pendekatan Ilmiah) ................................................. 12
2.3 Keterampilan Proses Sains ...................................................................... 16
x
2.4 Hubungan antara Model Pembelajaran Discovery Learning
dengan Scientific Approach dan Keterampilan Proses Sains .................... 18
2.5 Kajian Penelitian yang Relevan ............................................................... . 19
2.6 Analisis Materi Pokok ............................................................................. . 21
2.7 Kerangka Berpikir .................................................................................. 28
2.8 Hipotesis Tindakan ................................................................................. 30
3. METODE PENELITIAN ................................................................................... 31
3.1 Lokasi dan Subjek Penelitian ................................................................... 31
3.2 Sumber Data .......................................................................................... 31
3.3 Teknik dan Alat Pengumpul Data ............................................................ 31
3.4 Validasi Data .......................................................................................... 32
3.5 Hasil Uji Coba Instrumen ....................................................................... 38
3.6 Analisis Data ........................................................................................... 40
3.7 Indikator Kinerja ..................................................................................... 43
3.8 Prosedur Tindakan................................................................................... 43
4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................................... 46
4.1 Hasil Penelitian ....................................................................................... 46
4.1.1 Pra-penelitian .......................................................................................... 46
4.1.2 Siklus I .................................................................................................... 48
4.1.3 Siklus II .................................................................................................. 55
4.2 Pembahasan ............................................................................................ 61
5. SIMPULAN DAN SARAN ................................................................................ 66
5.1 Simpulan ................................................................................................. 66
5.2 Saran ...................................................................................................... 66
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 67
LAMPIRAN .......................................................................................................... 70
xi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1. Indikator dan Sub-indikator KPS .................................................................. 16
2.2. Perbandingan Sifat Larutan, Koloid, dan Suspensi ........................................ 22
2.3. Jenis-jenis Sistem Koloid ............................................................................. 23
3.1 Format Data Analisis Faktor Uji Coba Instrumen ......................................... 33
3.2 Format Tabel Perhitungan Validitas Butir .................................................... 34
3.3 Format Tabel Perhitungan Reliabilitas KPS ................................................. 34
3.4 Ringkasan Anava untuk Perhitungan Reliabilitas Rating ............................. 36
3.5 Format Tabel Perhitungan Reliabilitas Instrumen Penilaian Kognitif ........... 37
3.6 Ketentuan Kategori Nilai KPS Siswa ........................................................... 42
4.1 Analisis Nilai Ulangan Harian Siswa Kelas XI IPA 1 .................................. 47
4.2 Analisis Hasil Pretest dan Tes Akhir Siklus I................................................ 53
4.3 Analisis Hasil Afektif Siswa pada Siklus I ................................................... 53
4.4 Analisis Hasil Tes Akhir Siklus II dan Post-test ............................................ 60
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Kerangka Berpikir .......................................................................................... 29
3.1 Urutan Pelaksanaan PTK ................................................................................ 44
4.1 Nilai Tiap Indikator KPS Siklus I ................................................................... 52
4.2 Nilai Tiap Indikator KPS Siklus II ................................................................. 59
4.3 Peningkatan Nilai Tiap Indikator KPS pada Siklus I dan II ............................. 62
4.4 Piramida Belajar atau Efektivitas Model Pembelajaran ................................... 64
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tahun ajaran 2013/2014 adalah awal penerapan kurikulum baru oleh
pemerintah di bidang pendidikan. Kurikulum yang dimaksud adalah
kurikulum 2013 sebagai pengganti dari KTSP yang telah digunakan selama
enam tahun terakhir. Perubahan kurikulum dilakukan sebagai upaya untuk
memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia agar dapat bersaing di tingkat
internasional dan juga sebagai usaha untuk mengatasi perubahan yang
terjadi akibat arus globalisasi. Hal ini sesuai dengan pendapat Mulyasa
(2004: 4) yang menyatakan bahwa sistem pendidikan nasional senantiasa
harus dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan yang
terjadi baik di tingkat lokal, nasional, maupun global.
Proses pembelajaran dalam kurikulum 2013 diselenggarakan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik
untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Penyusunan perencanaan
pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, serta penilaian proses
pembelajaran dengan strategi yang benar harus dipersiapkan dengan cermat
agar dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian standar
2
kompetensi lulusan. Standar kompetensi lulusan adalah kriteria mengenai
kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Seluruh ilmu yang dipelajari dalam tiap satuan pendidikan
harus mampu memenuhi standar kompetensi lulusan yang diamanatkan oleh
pemerintah.
Pelaksanaan pembelajaran kurikulum 2013 mengamanatkan
penggunaan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah (scientific approach)
adalah pendekatan yang menonjolkan dimensi pengamatan, penalaran,
penemuan, pengabsahan, dan penjelasan mengenai suatu kebenaran.
Pendekatan ini memberi kesempatan untuk meningkatkan kemampuan
siswa dalam melakukan observasi, bertanya, menalar, dan
mengkomunikasikan pengetahuan yang diperoleh dari proses pembelajaran.
Melalui tahapan-tahapan dalam pembelajaran yang berpendekatan scientific,
siswa dibimbing secara bertahap untuk mengorganisasikan dan melakukan
penelitian. Proses pembelajaran dengan scientific approach meliputi ranah
kognitif, psikomotorik, dan afektif sehingga dapat membentuk siswa yang
produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi.
Ilmu kimia sebagai salah satu mata pelajaran dalam satuan pendidikan
juga harus mampu melaksanakan amanat tersebut. Kimia merupakan ilmu
yang diperoleh dan dikembangkan berdasarkan eksperimen untuk mencari
jawaban atas pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam
berlangsung, khususnya yang berkaitan dengan zat (Diknas, 2003: 7).
3
Pengenalan ilmu kimia dimulai sejak tingkat SMP, bergabung dengan
biologi dan fisika dalam mata pelajaran IPA. Pembelajaran kimia kemudian
dilanjutkan di tingkat SMA dan menjadi mata pelajaran mandiri yakni mata
pelajaran kimia.
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, terlihat bahwa
pembelajaran kimia di SMAN 1 Kendal sudah cukup baik, yakni guru sudah
mengaitkan materi dengan hal-hal yang dialami dan mudah ditemukan siswa
dalam kehidupan sehari-hari. Sistem pembelajaran yang dilakukan guru
membuat hasil belajar kognitif siswa cukup tinggi, terlihat dari rata-rata
nilai siswa kelas XI pada semester ganjil tahun ajaran 2013/2014 adalah
80,75 dimana nilai tersebut lebih dari KKM yang hanya 77.
Peneliti juga telah melakukan wawancara dengan Dra. Wiwik Sri
Lestari sebagai salah satu guru kimia di SMAN 1 Kendal. Menurut Dra.
Wiwik Sri Lestari meskipun sudah dikaitkan dengan hal-hal yang ada dalam
kehidupan sehari-hari siswa masih pasif dalam proses pembelajaran. Guru
berfungsi sebagai sumber belajar utama yang menyajikan pengetahuan
kimia kepada siswa kemudian siswa hanya memperhatikan penjelasan dan
contoh yang diberikan oleh guru tanpa terlibat langsung dalam penemuan
dan pengonstruksian pengetahuan. Kegiatan pembelajaran masih kurang
mengembangkan proses interaksi antar peserta didik, antara peserta didik
dengan guru, dan sumber belajar pada suatu lingkungan. Selain itu,
berdasarkan wawancara dengan siswa, pembelajaran di laboratorium selama
kelas X dan XI hanya pernah dilakukan sebanyak tiga kali. Hal ini
4
dibenarkan oleh guru mata pelajaran kimia yang menyatakan bahwa
kegiatan praktikum hanya dilakukan pada materi-materi tertentu saja.
Kurangnya kegiatan praktikum menyebabkan rendahnya keterampilan
proses sains siswa.
Berdasarkan permasalahan yang ada, peneliti menerapkan model
pembelajaran discovery learning sebagai upaya meningkatkan keterampilan
proses sains. Model ini mengedepankan peran aktif siswa dalam
pembelajaran, sedangkan guru hanya sebagai fasilitator dalam membantu
siswa menemukan dan mengonstruksikan pengetahuan yang dipelajari.
Siswa bertugas untuk menyimpulkan suatu karakterisitik berdasarkan
simulasi yang telah dilakukan (De Jong & Joolingen, 1998: 180).
Menurut Roestiyah (2001: 20), discovery learning ialah suatu cara
mengajar yang melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental melalui
tukar pendapat, dengan diskusi, seminar, membaca sendiri dan mencoba
sendiri, agar anak dapat belajar sendiri. Siswa secara aktif menemukan
sendiri konsep-konsep dalam pembelajaran dengan pengarahan secukupnya
dari guru. Proses penemuan ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah
satunya dengan melakukan kegiatan praktikum di laboratorium. Hal ini
sesuai dengan yang disampaikan oleh Kolb (1984), bahwa pengetahuan
secara terus-menerus diperoleh dari pengalaman dan pengujian oleh
individu. Pembelajaran discovery learning memungkinkan proses
pembelajaran yang lebih bermakna sehingga tertanam dengan baik dalam
pengetahuan yang diperoleh siswa (De Jong & Joolingen, 1998: 194).
5
Penelitian yang berjudul The Effect of Discovery Learning on
Students’ Success and Inquiry Learning Skills yang dilakukan oleh Ali
Gunay Balim (2009) menunjukkan bahwa penerapan discovery learning
dapat meningkatkan keterampilan inkuiri, kemampuan kognitif, dan daya
ingat siswa. Berdasarkan kajian yang telah dilakukan dalam penelitian
tersebut dengan mendasarkan kegiatan siswa pada discovery learning dalam
pembelajaran sains penting untuk hasil belajar yang lebih bermakna.
Melalui kegiatan praktikum, siswa memperoleh pengalaman serta
bukti yang melalui proses pengujian oleh dirinya sendiri sehingga mereka
senantiasa mengetahui konsep dari pembelajaran yang dilaksanakan. Proses
menemukan sendiri konsep yang dipelajari akan memberikan motivasi
kepada siswa untuk melakukan penemuan-penemuan lain sehingga minat
belajarnya semakin meningkat. Oleh karena itu, model pembelajaran
discovery learning sesuai jika diterapkan dalam kegiatan praktikum karena
di dalamnya terdapat proses merencanakan, melaksanakan, dan melaporkan
hasil praktikum. Serangkaian keterampilan dalam praktikum ini dikenal
dengan Keterampilan Proses Sains (KPS).
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan observasi dan wawancara yang telah dilakukan, peneliti
mengidentifikasi masalah yang terkait kekurangan dalam proses
pembelajaran kimia:
(1) Siswa cenderung menunggu materi dari guru sehingga pembelajaran
kurang berkembang.
6
(2) Keterlibatan siswa selama proses pembelajaran masih kurang.
(3) Guru cenderung memprioritaskan penyampaian materi di kelas daripada
melaksanakan pembelajaran di laboratorium.
(4) Kegiatan praktikum jarang dilaksanakan sehingga keterampilan proses
sains siswa rendah.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah disampaikan, maka permasalahan yang
akan diteliti adalah:
Apakah keterampilan proses sains siswa dapat meningkat dengan penerapan
model pembelajaran discovery learning dengan scientific approach?
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
Mengetahui adanya peningkatan keterampilan proses sains siswa dengan
penerapan model pembelajaran discovery learning dengan scientific
approach.
1.5 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:
1.5.1 Manfaat bagi Siswa
(1) Meningkatkan keterampilan proses sains siswa.
(2) Melatih kemampuan siswa untuk berinteraksi dengan siswa lain, guru,
dan lingkungan.
(3) Meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran.
7
1.5.2 Manfaat bagi Guru
(1) Memberikan informasi atau wacana mengenai model pembelajaran
discovery learning.
(2) Memberikan informasi atau wacana mengenai scientific approach.
(3) Sebagai alternatif bagi guru dalam pembelajaran kimia untuk upaya
peningkatan KPS siswa.
1.5.3 Manfaat bagi Sekolah
Dapat memberikan sumbangan bagi sekolah dalam rangka perbaikan sistem
pembelajaran kimia dan sebagai bentuk inovasi pembelajaran yang dapat
diterapkan pada mata pelajaran lain.
1.5.4 Manfaat bagi Peneliti
Penelitian ini dapat digunakan oleh peneliti untuk menambah wawasan dan
sebagai acuan untuk mengembangkan penelitian berikutnya.
1.6 Pembatasan Masalah
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang
didasarkan pada masalah belajar yang muncul di kelas XI IPA 1, SMAN 1
Kendal. Berdasarkan identifikasi masalah, keterampilan siswa rendah dan
perlu adanya peningkatan.
Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan keterampilan praktikum
berdasarkan sepuluh indikator KPS. Indikator-indikator tersebut meliputi
keterampilan mengamati, mengelompokkan atau mengklasifikasi,
menafsirkan, meramalkan, merumuskan hipotesis, mengajukan pertanyaan,
8
merencanakan percobaan, menggunakan alat dan bahan, menerapkan
konsep, dan mengkomunikasikan hasil.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada semester genap tahun
ajaran 2013/2014, materi koloid. Materi ini dipilih karena banyak
diaplikasikan dan dimanfaatkan untuk keperluan hidup manusia dan
pemanfaatan serta produk-produknya sering digunakan dalam kehidupan
sehari-hari.
9
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Model Pembelajaran Discovery Learning
Dewasa ini sudah banyak dikembangkan model-model pembelajaran
yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Pemilihan model
pembelajaran yang tepat sangat berperan dalam meningkatkan minat dan
semangat belajar siswa agar lebih aktif dan mencapai pemahaman konsep
yang maksimal.
Model pembelajaran discovery learning pertama kali diperkenalkan
oleh Jerome Bruner yang menekankan bahwa pembelajaran harus mampu
mendorong peserta didik untuk mempelajari apa yang telah dimiliki (Rifa’I
& Anni, 2011: 233). Menurut pandangan Bruner dalam Markaban (2008:
10) belajar dengan penemuan adalah belajar untuk menemukan, di mana
seorang siswa dihadapkan dengan suatu masalah atau situasi yang
tampaknya ganjil sehingga siswa dapat mencari jalan pemecahan.
Pembelajaran discovery learning memberikan kesempatan kepada siswa
untuk ikut serta secara aktif dalam membangun pengetahuan yang akan
mereka peroleh. Keikutsertaan siswa mengarahkan pembelajaran pada
proses pembelajaran yang bersifat student-centered, aktif, menyenangkan,
dan memungkinkan terjadinya informasi antar-siswa, antara siswa dengan
guru, dan antara siswa dengan lingkungan.
10
Model pembelajaran discovery learning berlandaskan pada teori-teori
belajar konstruktivis (Anyafulude, 2013: 2). Menurut pandangan
kostruktivisme, belajar adalah proses aktif siswa dalam mengonstruksi arti,
wacana, dialog, dan pengalaman fisik dimana di dalamnya terjadi proses
asimilasi dan menghubungkan pengalaman atau informasi yang sudah
dipelajari (Rifa’i & Anni, 2011: 199).
Dalam pembelajaran discovery learning siswa tidak diberikan konsep
dalam bentuk finalnya, melainkan siswa diajak untuk ikut serta dalam
menemukan konsep tersebut. Siswa membangun pengetahuan berdasarkan
informasi baru dan kumpulan data yang mereka gunakan dalam sebuah
pembelajaran penyelidikan (De Jong & Joolingen, 1998: 193).
Keikutsertaan menemukan konsep dalam pembelajaran memberikan kesan
yang lebih mendalam kepada siswa sehingga informasi disimpan lebih lama
dalam memori para siswa. Proses menemukan sendiri konsep yang
dipelajari juga memberikan motivasi kepada siswa untuk melakukan
penemuan-penemuan lain sehingga minat belajarnya semakin meningkat.
Menurut Syah dalam Kemendikbud (2013: 5), prosedur yang harus
dilaksanakan dalam proses pembelajaran disvovery learning adalah:
(1) Stimulation (Stimulasi/Pemberian Rangsangan )
Kegiatan pertama yang harus dilakukan adalah memberikan
permasalahan yang menimbulkan rasa ingin tahu siswa untuk
melakukan penyelidikan yang lebih mengenai permasalahan tersebut.
Selain itu, siswa juga dapat diberikan kegiatan berupa jelajah pustaka,
11
praktikum, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan
pemecahan masalah.
(2) Problem Statement (Pernyataan/Identifikasi Masalah)
Langkah selanjutnya adalah memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang ditemukan pada kegiatan
awal. Memberikan kesempatan siswa untuk mengidentifikasi dan
menganalisis permasalahan yang mereka hadapi, merupakan teknik
yang berguna dalam membangun siswa agar mereka terbiasa untuk
menemukan suatu masalah. Masalah yang telah ditemukan kemudian
dirumuskan dalam bentuk pertanyaan atau hipotesis.
(3) Data Collection (Pengumpulan Data)
Hipotesis yang telah dikemukakan, dibuktikan kebenarannya
melalui kegiatan eksplorasi yang dilakukan oleh siswa dengan
bimbingan guru. Pembuktian dilakukan dengan mengumpulkan data
maupun informasi yang relevan melalui pengamatan, wawancara,
eksperimen, jelajah pustaka, maupun kegiatan-kegiatan lain yang
mendukung dalam kegiatan membuktikan hipotesis.
(4) Data Processing (Pengolahan Data)
Data-data yang telah diperoleh selanjutnya diolah menjadi suatu
informasi yang runtut, jelas, dan bermakna. Pengolahan data dapat
dilakukan dengan berbagai cara, seperti diacak, diklasifikasikan,
maupun dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat
kepercayaan tertentu.
12
(5) Verification (Pembuktian)
Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk
membuktikan kebenaran hipotesis awal yang telah dikemukakan.
Pembuktian didasarkan pada hasil pengolahan data yang telah
dilakukan pada tahap sebelumnya.
(6) Generalization (Menarik Simpulan/Generalisasi)
Tahap generalisasi atau penarikan simpulan adalah proses menarik
sebuah simpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk
semua kejadian atau masalah yang sama dengan memperhatikan hasil
verifikasi. Setelah penarikan simpulan, siswa harus memperhatikan
proses generalisasi yang menekankan pentingnya penguasaan pelajaran
atas makna dan kaidah atau prinsip-prinsip yang luas yang mendasari
pengalaman seseorang, serta pentingnya proses pengaturan dan
generalisasi dari pengalaman-pengalaman itu.
2.2 Scientific Approach (Pendekatan Ilmiah)
Sains bukanlah pengetahuan yang statis melainkan sebuah proses yang
terus menerus tentang penjelajahan dunia dan pencarian untuk mendapatkan
sebuah pengertian yang terpercaya mengenai hal tersebut (Jarrard, 2001: 2).
Sifat dinamis yang dimiliki oleh sains mengharuskan adanya pendekatan
yang sesuai dalam membelajarkan sains kepada siswa. Pendekatan
merupakan langkah-langkah yang diciptakan berorientasi pada pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan (Saptorini, 2011: 50).
13
Pelaksanaan kurikulum 2013 mengamanatkan pendekatan ilmiah
dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Pendekatan ilmiah adalah suatu
pendekatan yang menonjolkan dimensi pengamatan, penalaran, penemuan,
pengabsahan, dan penjelasan tentang suatu kebenaran. Oleh karena itu,
proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah harus dilaksanakan
berdasarkan nilai-nilai, prinsip-prinsip, dan atau kriteria ilmiah. Menurut
Komara (2013) terdapat beberapa kriteria suatu proses pembelajaran disebut
ilmiah, yakni :
(1) Materi pembelajaran berbasis fakta atau fenomena yang dapat
dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu.
(2) Penjelasan guru, respon peserta didik, dan interaksi edukatif guru-
peserta didik terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran
subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis.
(3) Mendorong dan menginspirasi peserta didik berpikir secara kritis,
analitis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan
masalah, dan mengaplikasikan substansi atau materi pembelajaran.
(4) Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu berpikir hipotetik
dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari
substansi atau materi pembelajaran.
(5) Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu memahami,
menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan
objektif dalam merespon substansi atau materi pembelajaran.
14
(6) Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat
dipertanggungjawabkan.
(7) Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun
menarik sistem penyajiannya.
Hasil pembelajaran yang dilakukan dengan pendekatan scientific
(Scientific Approach) diperoleh melalui kegiatan proses mengamati,
menanya, mencoba atau mengumpulkan data dan atau informasi,
mengasosiasi, dan mengkomunikasikan (Kemendikbud, 2013: 5).
Penjelasan masing-masing proses adalah sebagai berikut:
(1) Kegiatan mengamati bertujuan agar pembelajaran berkaitan erat dengan
konteks situasi nyata yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
Proses mengamati fakta atau fenomena mencakup mencari informasi,
melihat, mendengar, membaca, dan atau menyimak.
(2) Kegiatan menanya dilakukan sebagai salah satu proses membangun
pengetahuan siswa dalam bentuk konsep, prinsip, prosedur, hukum dan
teori, hingga berpikir metakognitif. Tujuannnya agar siswa memiliki
kemapuan berpikir tingkat tinggi (critical thingking skill) secara kritis,
logis, dan sistematis. Proses menanya dilakukan melalui kegiatan
diskusi dan kerja kelompok serta diskusi kelas. Praktik diskusi
kelompok memberi ruang kebebasan mengemukakan ide/gagasan
dengan bahasa sendiri, termasuk dengan menggunakan bahasa daerah.
(3) Kegiatan mencoba bermanfaat untuk meningkatkan keingintahuan
siswa untuk memperkuat pemahaman konsep dan prinsip/prosedur
15
dengan mengumpulkan data, mengembangkan kreativitas, dan
keterampilan kerja ilmiah. Kegiatan ini mencakup merencanakan,
merancang, dan melaksanakan eksperimen, serta memperoleh,
menyajikan, dan mengolah data. Pemanfaatan sumber belajar termasuk
mesin komputasi dan otomasi sangat disarankan dalam kegiatan ini.
(4) Kegiatan mengasosiasi bertujuan untuk membangun kemampuan
berpikir dan bersikap ilmiah. Data yang diperoleh dibuat klasifikasi,
diolah, dan ditemukan hubungan-hubungan yang spesifik. Kegiatan
dapat dirancang oleh guru melalui situasi yang direkayasa dalam
kegiatan tertentu sehingga siswa melakukan aktivitas antara lain
menganalisis data, mengelompokkan, membuat kategori,
menyimpulkan, dan memprediksi/mengestimasi dengan memanfaatkan
lembar kerja diskusi atau praktik. Hasil kegiatan mencoba dan
mengasosiasi memungkinkan siswa berpikir kritis tingkat tinggi (high
order thinking skills) hingga berpikir metakognitif.
Pembelajaran dengan pendekatan ilmiah harus mengikuti beberapa
prinsip. Prinsip ini dibuat untuk membimbing guru dalam menyusun
langkah-langkah pembelajaran sehingga pendekatan yang digunakan terarah
dan sesuai. Menurut Kemendikbud (2013: 10) prinsip-prinsip tersebut
adalah sebagai berikut:
(1) Pembelajaran berpusat pada siswa;
(2) Pembelajaran membentuk students’ self concept;
(3) Pembelajaran terhindar dari verbalisme;
16
(4) Pembelajaran memberikan kesempatan pada siswa untuk mengasimilasi
dan mengakomodasi konsep, hukum, dan prinsip;
(5) Pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berpikir
siswa;
(6) Pembelajaran meningkatkan motivasi belajar siswa dan motivasi
mengajar guru;
(7) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih kemampuan
dalam komunikasi;
(8) Adanya proses validasi terhadap konsep, hukum, dan prinsip yang
dikonstruksi siswa dalam struktur kognitifnya.
2.3 Keterampilan Proses Sains
Keterampilan Proses Sains (KPS) merupakan keterampilan-
keterampilan yang dimiliki oleh para ilmuwan untuk memperoleh dan
mengembangkan produk sains (Anitah, 2007: 8). KPS menekankan pada
pembentukan keterampilan memperoleh pengetahuan dan
mengkomunikasikan perolehannya. Keterampilan diartikan kemampuan
menggunakan pikiran, nalar, dan perbuatan secara efisien dan efektif untuk
mencapai suatu hasil tertentu, termasuk kreativitas.
Indikator dan sub-indikator keterampilan proses sains dapat dilihat
pada Tabel 2.1.
17
Tabel 2.1 Indikator dan Sub-indikator KPS
No. Indikator Keterampilan
Proses Sains Sub-indikator Keterampilan Proses Sains
1 Mengamati - Menggunakan sebanyak mungkin alat indera
- Mengumpulkan dan menggunakan fakta yang relevan
2
Mengelompokkan atau
klasifikasi
- Mencatat setiap pengamatan secara terpisah
- Mencari perbedaan dan persamaan
- Mengontraskan ciri-ciri
- Membandingkan
- Mencari dasar pengelompokkan atau penggolongan
3 Menafsirkan - Menghubungkan hasil-hasil pengamatan
- Menemukan pola dalam suatu seri pengamatan
- Menyimpulkan
4
Meramalkan - Menggunakan pola-pola hasil pengamatan
- Mengungkapkan apa yang mungkin terjadi pada keadaan
yang belum diamati
5 Mengajukan pertanyaan - Bertanya apa, mengapa, dan bagaimana.
- Bertanya untuk meminta penjelasan.
- Mengajukan pertanyaan yang berlatar belakang hipotesis.
6 Merumuskan hipotesis - Mengetahui bahwa ada lebih dari satu kemungkinan
penjelasan dari suatu kejadian.
- Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu diuji kebenarannya dengan memperoleh bukti lebih banyak
atau melakukan cara pemecahan masalah.
7
Merencanakan
percobaan
- Menentukan alat, bahan dan sumber yang akan
digunakan
- Menentukan variabel atau faktor penentu.
- Menentukan apa yang akan diukur, diamati, dicatat.
- Menentukan apa yang akan dilaksanakan berupa langkah
kerja
8 Menggunakan alat dan
bahan
- Memakai alat dan bahan
- Mengetahui alasan mengapa menggunakan alat/bahan.
- Mengetahui bagaimana menggunakan alat dan bahan.
9 Menerapkan konsep - Menggunakan konsep yang telah dipelajari dalam situasi
baru
- Menggunakan konsep pada pengalaman baru untuk
menjelaskan apa yang sedang terjadi
10
Mengkomunikasikan
hasil
- Mengubah bentuk penyajian
- Menggambarkan data empiris hasil percobaan atau
pengamatan dengan grafik atau tabel atau diagram - Menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis
- Menjelaskan hasil percobaan atau penelitian
- Membaca grafik atau tabel atau diagram
- Mendiskusikan hasil kegiatan mengenai suatu masalah
atau suatu peristiwa.
(Widodo, 2009: 1)
18
2.4 Hubungan antara Model Pembelajaran Discovery Learning
dengan Scientific Approach dan Keterampilan Proses Sains
Discovery learning adalah suatu model pembelajaran dimana siswa
tidak diberikan pengetahuan dalam bentuk akhir, melainkan siswa berperan
aktif dalam menemukan dan membangun suatu konsep. Proses penemuan
konsep tersebut menggunakan langkah-langkah yang berorientasi pada
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Pendekatan ilmiah (Scientific
Approach) yang berdasar atas kinerja para ilmuwan dalam menemukan
sesuatu, merupakan pendekatan yang sesuai untuk membimbing siswa
dalam proses penemuan layaknya seorang ilmuwan sehingga apa yang
ditemukan benar-benar terpercaya dan teruji.
Penemuan konsep dalam discovery learning dapat dilakukan melalui
berbagai kegiatan, salah satunya praktikum. Pelaksanaan praktikum yang
dimaksud tidak hanya kegiatan yang membuat siswa memiliki keterampilan
dalam melaksanakan praktikum saja, melainkan keterampilan yang
melibatkan 10 indikator keterampilan proses sains. Siswa dituntut untuk
terlibat dalam proses penemuan sebuah jawaban dari permasalahan yang
diberikan, sehingga keterampilan praktikum siswa dapat disebut sebagai
keterampilan proses sains. Oleh karena itu, dengan menerapkan model
pembelajaran discovery learning dengan scientific approach diharapkan
dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa dalam lingkup materi
pokok.
19
2.5 Kajian Penelitian yang Relevan
2.5.1 Scientific Discovery Learning with Computer Simulations of Conceptual
Domains
Penelitian yang dilakukan oleh Ton de Jong dan Wouter R. van
Joolingen (1998) membahas mengenai penggunaan simulasi komputer
dalam pembelajaran dengan model Scientific Discovery Learning. Dalam
penelitiannya, De Jong dan Van Joolingen menyampaikan efektivitas dan
efisiensi pembelajaran discovery learning. Menurut mereka, tugas utama
siswa dalam pembelajaran discovery learning adalah mengetahui
karakteristik suatu model berdasarkan simulasi. Berdasarkan hasil penelitian
dapat disimpulkan bahwa discovery learning dengan simulasi dapat
menumbuhkan inisiatif siswa dalam proses pembelajaran.
2.5.2 The Effect of Discovery Learning on Students’ Success and Inquiry
Learning Skill
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang dilakukan oleh Ali
Gunay Balim (2009) bertujuan untuk mengetahui pengaruh discovery
learning pada kemampuan inkuiri, pencapaian akademik, dan ingatan
mengenai pengetahuan siswa. Objek penelitian adalah siswa kelas VII.
Balim menyatakan bahwa discovery learning adalah sebuah model yang
mendorong siswa untuk menarik simpulan berdasarkan aktivitas dan
pengamatan yang dilakukan oleh dirinya sendiri. Hasil dan simpulan dari
penelitian ini adalah model discovery learning dapat meningkatkan
pencapaian dan kemampuan inkuiri siswa.
20
2.5.3 Studying the Effect of Guided Discovery Learning on Reinforcing the
Creative Thinking of Sixth Grade Girl Students in Qom during 2012-2013
Academic Year
Tujuan utama dalam penelitian yang dilakukan oleh Ali Gholamian
(2013) adalah mempelajari pengaruh guided discovery learning sebagai
salah satu model aktif membelajarkan siswa yang memiliki keterampilan
berpikir kreatif. Penelitian ini dilakukan kepada siswa perempuan kelas VI
yang berjumlah 50 orang. Siswa tersebut kemudian dibagi menjadi kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen diberi perlakuan dengan
guided discovery learning, sedangkan kelas kontrol dengan pembelajaran
tradisional. Setelah dilakukan analisis data dapat disimpulkan bahwa guided
discovery learning adalah sebuah langkah yang efisien untuk meningkatkan
keterampilan berpikir kreatif siswa.
2.5.4 Secondary School Students’ Assessment of Innovative Teaching Strategies
in Enhancing Achievement in Physics and Mathematics
Penelitian yang dilakukan oleh Agommuoh dan Ifeanacho (2013)
adalah sebuah penelitian deskriptif untuk meneliti penilaian siswa SMA
terhadap strategi pembelajaran inovatif dalam meningkatkan pencapaian
dalam fisika dan matematika. Pencapaian yang dimaksud meliputi
pengembangan keterampilan proses (mengobservasi, mengklasifikasikan,
mengkomunikasikan, mengukur, mengestimasi, dan memprediksi),
keterampilan pemecahan masalah dan penyelidikan, berpikir logis,
menghubungkan, dan kreatif. Penelitian dilakukan dengan memilih 190
siswa dari 394 sekolah dengan teknik purposive sampling. Hasilnya adalah
para siswa setuju bahwa strategi pembelajaran inovatif yang meliputi model
21
inkuiri, discovery learning, diskusi, bermain peran, simulasi, permainan,
kelompok belajar, brainstorming, dan strategi sejenis dapat meningkatkan
pencapaian dalam fisika dan matematika. Peneliti merekomendasikan
strategi pembelajaran inovatif yang telah diteliti untuk digunakan dalam
proses pembelajaran fisika dan matematika di sekolah.
2.6 Analisis Materi Pokok
Materi koloid memiliki beberapa sub-materi yang harus dipahami
dengan baik oleh siswa. Sub-materi dalam materi pokok koloid adalah
sistem koloid, sifat koloid, dan pembuatan koloid. Pemahaman yang baik
akan diperoleh siswa melalui proses pembelajaran yang efektif. Oleh karena
itu, peneliti menganalisis hal tersebut.
2.6.1 Sistem Koloid
2.6.1.1 Pengertian Sistem Koloid
Campuran adalah penggabungan dua atau lebih zat di mana di
dalam penggabungan ini zat-zat tersebut mempertahankan identitasnya
masing-masing (Chang, 2008: 7). Berdasarkan ukuran partikel terlarut
dalam campuran, campuran dibagi menjadi 3, yaitu larutan, koloid, dan
suspensi (Davis, 2006: 425).
Koloid adalah campuran yang tidak mengendap atau memisah
menjadi fase yang berbeda (Jespersen et all, 2012: 264). Koloid terdiri
atas fase terdispersi dalam ukuran tertentu dalam medium pendispersi.
Zat yang didispersikan disebut fase terdispersi (terlarut), sedangkan
22
medium atau zat yang digunakan untuk mendispersikan disebut medium
pendispersi (pelarut).
Sistem koloid banyak dijumpai dalam bidang kimia terapan dan
kimia industri, baik dalam proses pembuatan maupun hasilnya (Kasmadi
& Gatot, 2008: 253). Hasil-hasil industri ini banyak kita gunakan dan
mudah kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari seperti kosmetik,
detergen, margarin, susu, dan lain sebagainya.
Sistem koloid berbeda dengan larutan maupun suspensi.
Meskipun ketiganya merupakan campuran tetapi ketiganya mempunyai
sifat yang berbeda antar satu dan lainnya. Perbedaan antar campuran
tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Perbandingan Sifat Larutan, Koloid, dan Suspensi
Larutan Koloid Suspensi
Homogen, tidak
dapat dibedakan
walaupun
menggunakan
mikroskop ultra
Homogen secara
makroskopis tetapi
heterogen jika dilihat
dengan mikroskop
ultra
Heterogen, baik secara
makroskopis maupun
mikroskopis
Ukuran partikelnya
< 1 nm
Ukuran partikelnya
antara 1 nm s.d 1000
nm
Ukuran partikelnya
> 1000 nm
Terdiri atas satu fase Terdiri atas dua fase Terdiri atas dua fase
Stabil Pada umumnya stabil
(tidak memisah
apabila didiamkan)
Tidak stabil
Tidak dapat disaring
menggunakan
penyaring biasa
maupun penyaring
ultra
Hanya dapat disaring
menggunakan
penyaring ultra
Dapat disaring
(Purba, 2004: 283)
23
2.6.1.2 Jenis-jenis Koloid
Penggolongan sistem koloid didasarkan pada jenis fase terdispersi
dan medium pendispersinya. Koloid yang mengandung fase terdispersi
padat disebut sol, koloid yang mengandung fase terdispersi cair disebut
emulsi, dan koloid yang mengandung fase terdispersi gas disebut buih
(Parning et all, 2006: 161). Jenis-jenis koloid disajikan pada Tabel 2.3
Tabel 2.3 Jenis-jenis Sistem Koloid
Jenis Fase
terdispersi
Medium
pendispersi Contoh
Busa Gas Cair Buih sabun, krim kocok
Busa padat Gas Padat Batu apung, marshmallow
Aerosol cair Cair Gas Kabut, awan
Aerosol padat Padat Gas Asap, debu di udara, asbut
Emulsi Cair Cair Krim, mayonais, susu
Emulsi padat Cair Padat Mentega, keju
Sol Padat Cair Cat, jelli (agar-agar)
Sol padat Padat Padat Panduan logam, mutiara
(Jespersen et all, 2012: 624)
Selain digolongkan berdasarkan fase terdispersi dan medium
pendispersinya koloid juga dibedakan berdasarkan sifatnya terhadap
pelarutnya. Koloid yang “suka” terhadap pelarutnya disebut koloid liofil,
contohnya adalah kanji, sabun, dan tepung. Sedangkan koloid yang takut
pelarutnya disebut koloid liofob, contohnya adalah sol emas, besi (II)
hidroksida, arsen (III) sulfat, dan lain-lain (Kasmadi & Gatot, 2008: 26).
2.6.2 Sifat-sifat Koloid
Koloid memiliki sifat khas yang berbeda dengan larutan sejati dan
suspensi (Purba, 2004: 287). Sifat-sifat koloid, yaitu:
24
(1) Efek Tyndall
Efek Tyndall adalah terhamburnya cahaya oleh partikel koloid.
Efek ini sering digunakan untuk membedakan larutan sejati dengan
koloid karena larutan sejati tidak menghamburkan cahaya.
(2) Gerak Brown
Gerak Brown adalah gerak zig-zag partikel koloid. Gerak ini dapat
diamati menggunakan mikroskop ultra. Gerak Brown terjadi akibat
tumbukan yang tidak seimbang antara fase terdispersi dengan medium
pendispersi. Gerak Brown merupakan salah satu faktor yang
menstabilkan koloid karena dengan adanya gerak Brown partikel koloid
dapat mengimbangi gaya gravitasi sehingga tidak terjadi sedimentasi
(Purba, 2004: 288).
(3) Muatan Koloid
a. Elektroforesis
Partikel koloid ada yang bermuatan dan ada yang tidak
bermuatan. Muatan suatu partikel koloid dapat diketahui melalui
elektroforesis. Elektroforesis adalah pergerakan partikel koloid
dalam medan listrik.
b. Adsorpsi
Partikel koloid yang bermuatan dapat menyerap berbagai
macam zat pada permukaan. Penyerapan pada permukaan ini
disebut adsorpsi. Zat yang diadsorpsi bukan hanya ion maupun zat
lain yang bermuatan, tetapi juga molekul-molekul netral.
25
Kemampuan adsorpsi partikel koloid dimanfaatkan dalam bidang
industri dan kehidupan sehari-hari, antara lain pemutihan gula tebu,
pembuatan norit, penjernihan air, pembuatan deodoran, dan lain-
lain.
(4) Koagulasi
Penggumpalan partikel koloid disebut koagulasi. Koagulasi dapat
terjadi jika terdapat dua sol yang bermuatan bercampur, penetralan
elektroforesis muatan sol oleh elektroda, pemanasan sol, dan
penambahan elektrolit pada sol. Semakin besar valensi suatu elektrolit
semakin mudah menggumpalkan sol (Kasmadi & Gatot, 2008: 27).
Sifat partikel koloid yang dapat terkoagulasi (menggumpal)
dimanfaatkan dalam berbagai proses, contohnya penjernihan air,
penggumpalan karet dalam lateks, dan pembuatan mesin Cotrell pada
pembuangan gas di pabrik-pabrik. Selain itu fenomena pembentukan
delta di muara sungai juga merupakan salah satu contoh peristiwa
koagulasi di alam.
(5) Koloid Pelindung
Pada beberapa proses, suatu koloid perlu untuk dipecahkan. Akan
tetapi, di lain pihak koloid perlu dijaga supaya tidak menggumpal.
Perlindungan ini dilakukan dengan menambahkan suatu koloid
pelindung, yakni suatu koloid yang ditambahkan dalam sistem koloid
lainnya untuk menstabilkan sistem koloid tersebut. Contoh pemanfaatan
26
sifat koloid yang dapat digunakan sebagai koloid pelindung adalah
dalam pembuatan es krim, cat, dan tinta.
(6) Dialisis
Dialisis adalah suatu proses untuk menghilangkan ion-ion yang
mengganggu kestabilan koloid. Sistem kerja dialisis adalah dengan
memasukkan sistem koloid ke dalam suatu membran semipermeabel,
yakni membran yang dapat dilewati oleh partikel-partikel kecil seperti
ion dan molekul sederhana tetapi tidak dapat dilewati oleh partikel
koloid. Proses dialisis secara alamiah terjadi dalam proses pemisahan
hasil-hasil metaboliseme dalam darah oleh ginjal. Adaptasi proses ini
dilakukan dalam proses cuci darah bagi penderita penyakit ginjal.
2.6.3 Pembuatan Koloid
Suatu sistem koloid dapat dibuat dari larutan sejati maupun
suspensi (et all, 2006: 170). Pembuatan koloid dari larutan sejati dilakukan
dengan mengelompokkan partikel larutan sejati sehingga berukuran seperti
partikel koloid, cara ini disebut cara kondensasi. Cara kondensasi Parning
pada dasarnya adalah proses pembuatan koloid melalui reaksi kimia terlebih
dahulu (Kasmadi & Gatot, 2008: 27). Sedangkan pembuatan koloid dari
suspensi dilakukan dengan memperkecil partikel suspensi sehingga
berukuran seperti partikel koloid, cara ini disebut cara dispersi. Adapun
penjelasan masing-masing cara pembuatan sistem koloid adalah sebagai
berikut:
27
(1) Cara kondensasi
a. Reaksi hidrolisis
Hidrolisis adalah reaksi suatu zat dengan air. Reaksi ini umumnya
digunakan dalam pembuatan koloi-koloid basa dari suatu garam.
b. Reaksi redoks
Reaksi redoks adalah reaksi yang disertai dengan perubahan
bilangan oksidasi. Koloid yang terjadi merupakan hasil oksidasi
atau reduksi.
c. Pertukaran ion
Reaksi pertukaran ion umumnya dilakukan untuk membuat koloid
dari zat-zat yang sukar larut (endapan) yang dihasilkan pada reaksi
kimia.
(2) Cara dispersi
a. Cara mekanik (dispersi langsung)
Cara ini dilakukan dengan memperkecil ukuran partikel fase
terdispersi. Biasanya dilakukan dengan penggilingan atau
penggerusan menggunakan lumpang atau penggiling koloid. Hasil
penggerusan atau penggilingan kemudian diaduk dengan medium
pendispersi.
b. Homogenisasi
Dilakukan dengan menggunakan mesin homogenisasi.
28
c. Peptisasi
Cara ini dilakukan dengan memecah partikel besar dari suspensi
menjadi partikel koloid dengan bantuan zar pemeptisasi (pemecah).
d. Busur Bredig
Mekanisme Busur Bredig merupakan gabungan dari cara dispersi
dan kondensasi. Biasanya digunakan dalam pembuatan sol-sol
logam.
2.7 Kerangka Berpikir
Materi kimia SMA memang membutuhkan pemahaman cukup tinggi
sehingga membuat siswa menjumpai banyak kesulitan dalam memahami
dan mendalaminya. Materi koloid berisi konsep-konsep yang banyak
dijumpai dalam kehidupan sehari-hari akan tetapi memerlukan pemahaman
yang tinggi dalam mempelajari konsep-konsep tersebut. Pembelajaran yang
cenderung bersifat verbalisme kurang cocok diterapkan dalam materi ini
karena siswa akan cenderung menghafal sehingga lebih mudah lupa. Siswa
akan lebih paham jika melakukan praktikum karena mereka dapat
menemukan dan menguji sendiri konsep yang dipelajari. Berdasarkan
masalah pembelajaran tersebut, peneliti menyusun suatu kerangka berpikir
mengenai penerapan model pembelajaran discovery learning dengan
scientific approach untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa
SMA. Penerapan model dan pendekatan ini mendorong siswa untuk aktif
dalam memahami konsep kimia sekaligus meningkatkan keterampilan
29
psikomotorik siswa karena siswa diajak untuk menemukan konsep melalui
berbagai kegiatan.
Masalah pembelajaran kimia di SMAN 1
Kendal
- Hasil belajar kognitif sudah baik ( > KKM 77)
- Siswa kurang aktif dalam pembelajaran
- Kegiatan praktikum jarang dilakukan
- Hasil belajar psikomotorik kurang
Keterampilan psikomotorik siswa perlu ditingkatkan
Penerapan model pembelajaran discovery learning
dengan scientific approach untuk meningkatkan
ketrampilan psikomotorik siswa melalui sepuluh
indikator KPS
Keterampilan psikomotorik
siswa meningkat
Penelitian
Tindakan
Kelas
Observasi Wawancara
XI IPA 1
Gambar 2.1 Kerangka berpikir
30
2.8 Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teoretis dan kerangka berpikir, maka hipotesis
tindakan penelitian ini adalah penerapan model discovery learning dengan
scientific approach dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa.
31
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas yang
dilakukan di kelas XI IPA 1 SMAN 1 Kendal tahun ajaran 2013/2014.
Teknik pemilihan kelas berdasarkan pertimbangan dari guru pengampu dan
pengamatan peneliti selama kegiatan PPL karena siswa kelas XI IPA 1
kurang aktif dalam pembelajaran dan KPS yang rendah sehingga perlu
ditingkatkan. Siswa kelas XI IPA 1 berjumlah 36 orang, terdiri atas 16 siswa
laki-laki dan 20 siswa perempuan.
3.2 Sumber Data
Data dalam penelitian ini meliputi penilaian psikomotorik siswa pada
keterampilan proses sains, penilaian afektif yang didasarkan pada hasil
pengamatan selama pembelajaran, dan penilaian kognitif siswa setelah
pembelajaran yang diperoleh melalui ulangan pada akhir bab.
3.3 Teknik dan Alat Pengumpul Data
3.3.1 Dokumentasi
Teknik dokumentasi dilakukan untuk mengumpulkan dokumen atau
data-data yang mendukung penelitian. Pengumpulan data meliputi daftar
nama siswa kelas XI IPA 1, nilai ulangan harian semester I, dan wawancara
dengan guru mata pelajaran kimia.
32
3.3.2 Observasi
Observasi atau pengamatan dilakukan untuk mengetahui kinerja siswa
dalam melaksanakan praktikum di laboratorium dan sikap siswa dalam
pembelajaran. Observasi dilaksanakan dengan menggunakan lembar
pengamatan yang telah melalui tahap validasi dan dilakukan oleh tiga
pengamat. Kisi-kisi lembar pengamatan kinerja di laboratorium
dikembangkan berdasarkan sepuluh indikator KPS dalam lingkup materi
koloid.
3.3.3 Tes
Metode tes digunakan untuk mengetahui pencapaian siswa dalam
aspek kognitif setelah pembelajaran. Tes yang diberikan berupa soal uraian
yang diberikan setiap akhir siklus.
3.4 Validasi Data
3.4.1 Validitas Instrumen Penilaian Keterampilan Proses Sains
Pengujian validitas instrumen non-tes dilakukan secara expert validity
yaitu validitas yang disesuaikan dengan kurikulum dan dikonsultasikan serta
disetujui oleh ahli (Widodo, 2009: 60). Dalam hal ini ahli yang dimaksud
yaitu dosen dan guru pengampu.
Instrumen lembar observasi yang telah disetujui oleh para ahli
diujicobakan untuk mendapatkan validitas instrumen dan validitas butirnya.
Data yang telah ditabulasikan dilanjutkan dengan analisis faktor, yaitu
dengan mengkorelasikan antar skor item instrumen. Analisis faktor
dilakukan dengan beberapa langkah sebagai berikut:
33
(1) Mengklasifikasikan faktor-faktor sesuai instrumen yang digunakan.
Pada lembar observasi yang telah dibuat dengan 18 butir,
diklasifikasikan butir-butir tersebut kedalam 3 (tiga) faktor yaitu:
persiapan praktikum (faktor 1), pelaksanaan praktikum (faktor 2), dan
pelaporan praktikum (faktor 3). Dimana faktor 1 terdiri atas lima butir,
faktor 2 terdiri atas tujuh butir, dan faktor 3 terdiri atas lima butir.
(2) Membuat tabel analisis faktor berdasarkan pengklasifikasian faktor
yang telah dibuat sebelumnya.
Tabel 3.1 Format Data Analisis Faktor Uji Coba Instrumen
No.
Res.
Skor Faktor 1
untuk Butir No: Jml
1
(X1)
Skor Faktor 2 untuk
Butir No: Jml
2
(X2)
Skor Faktor 3
untuk Butir No: Jml
3
(X3)
Jml
Skor
Total
(Y) 1 2 3 4 5 6 7 8 ... 12 13 14 ... 18
R-01
R-02
R-03
R-04
R-05
(3) Menghitung korelasi antara jumlah faktor 1 (X1) dengan jumlah total
(Y) sebagai ry1, jumlah faktor 2 (X2) dengan jumlah total (Y) sebagai
Ry2 dan jumlah faktor 3 (X3) dengan jumlah total (Y) sebagai Ry3. Bila
korelasi tiap faktor tersebut positif dan besarnya lebih dari 0,3 maka
faktor tersebut merupakan konstruk yang kuat (Sugiyono, 2010: 178).
(4) Menghitung korelasi antara skor butir dengan skor total (Y) untuk
mendapatkan validitas butir. Sesuai jumlah butir, maka ada 17 koefisien
korelasi yang perlu dihitung. Bila harga korelasi dibawah 0,30 maka
34
dapat disimpulkan bahwa butir instrumen tersebut tidak valid sehingga
harus diperbaiki (Sugiyono, 2010: 179).
Perhitungan korelasi sederhana dihitung menggunakan rumus:
∑ (∑ ) ∑
√{ ∑ ∑
} { ∑ ∑
}
(Sudjana, 2005: 369)
Keterangan :
ryi = korelasi antara Xi dengan Y
N = jumlah responden ∑ = jumlah total Xi.Y
∑ = jumlah total Xi
∑ = jumlah total Y
∑ = jumlah kuadrat total Xi
∑ = jumlah kuadrat total Y
= 1, 2, 3
Tabel 3.2 Format Tabel Perhitungan Validitas Butir
No. Item Rhitung Rkritis Keputusan
R1y 0,3 Valid/ Tidak valid
R2y
0,3 Valid/ Tidak valid
R3y
0,3 Valid/ Tidak valid
...
0,3 Valid/ Tidak valid
R17y
0,3 Valid/ Tidak valid
R18y 0,3 Valid/ Tidak valid
3.4.2 Reliabilitas Instrumen Penilaian Keterampilan Proses Sains
Pengujian reliabilitas lembar observasi menggunakan pengujian
reliabilitas Raters dengan tiga observer. Data kemudian ditabulasikan
seperti dalam Tabel 3.3,
Tabel 3.3 Format Tabel Perhitungan Reliabilitas KPS
Responden Nilai Observer
ΣXp (ΣXp)2
Rater 1 Rater 2 Rater 3 Rater 4
R1 x1 x10 x19 X28 ΣX1 (ΣX1)2
R2 x2 x11 x20 X29 ΣX2 (ΣX2)2
R3 x3 x12 x21 X30 ΣX3 (ΣX3)2
35
R4 x4 x13 x22 X31 ΣX4 (ΣX4)2
R5 x5 x14 x23 X32 ΣX5 (ΣX5)2
R6 x6 x15 x24 X33 ΣX6 (ΣX6)2
R7 x7 x16 x25 X34 ΣX7 (ΣX7)2
R8 x8 x17 x26 x35 ΣX8 (ΣX8)2
R9 x9 x18 x27 x36 ΣX9 (ΣX9)2
ΣXp ΣXA ΣXB ΣXC Σ(ΣXp) Σ(ΣXp)
2 (ΣXp)
2 (ΣXA)2 (ΣXB)2 (ΣXC)2
(Mardapi, 2000: 18)
Keterangan:
R1/ 2/ 3.. = responden atau subjek
A/ B/ C = observer
x1/ 2/ 3... = nilai dari para observer
np = jumlah responden
nr = jumlah raters atau observer
kemudian dihitung dengan rumus:
(1) Jumlah Kuadrat Total (JKT)
JKT = (
∑ ∑
dbt = (np x nr) – 1
(2) Jumlah Kuadrat antar Raters (JKt)
JKt = ∑
∑
∑
∑ ∑
dbt = nr – 1
(3) Jumlah Kuadrat antar Subjek (JKs)
JKs = ∑ ∑
∑ ∑
dbt = np – 1
(4) Jumlah Kuadrat Residu (JKr)
JKr = JKT ─ JKt ─ JKs
dbs = (np - 1) x 2
36
Tabel 3.4 Ringkasan Anava untuk Perhitungan Reliabilitas Rating
Variasi JK Db MK
JKT ... (np × nr) - 1 ─
JK antar raters ... nr - 1 ─
JKs ... np - 1
(Vp)
JKr ... (np - 1) × 2
(Ve)
(Mardapi, 2000: 19)
Reliabilitas instrumen penilaian untuk seorang rater atau observer:
Sedangkan untuk besarnya reliabilitas rerata dari tiga rater atau observer
adalah:
Keterangan:
R11 = reliabilitas penilaian untuk seorang rater atau observer
Rkk = reliabilitas rerata dari ketiga rater atau observer
Vp = varian untuk responden
Ve = varian untuk kesalahan
k = jumlah rater atau observer
3.4.3 Validitas Instrumen Penilaian Kognitif dan Afektif
Perangkat tes dikatakan telah memenuhi validitas konstruk setelah
diuji secara construct validity yaitu validitas yang disesuaikan dengan
kurikulum dan dikonsultasikan serta disetujui oleh ahli (Sugiyono, 2010:
177). Dalam hal ini, ahli yang dimaksud adalah dosen dan guru pengampu.
37
3.4.4 Reliabilitas Instrumen Penilaian Kognitif
Penilaian dalam ranah kognitif menggunakan soal essay. Reliabilitas
instrumen dihitung dengan menggunakan Cronbach Alpha. Data yang
diperoleh ditabulasikan seperti dalam Tabel 3.5,
Tabel 3.5 Format Tabel Perhitungan Reliabilitas Instrumen
Penilaian Kognitif
No.
Responden
Skor Jawaban TOTAL TOTAL
2
1 2 3 ... 25
R-01
R-02
…
…
R-36
Jumlah
Jumlah2
Kemudian dihitung dengan rumus:
[
] [
∑
]
Keterangan:
r = koefisien reliabilitas instrumen (cronbach alpha)
k = banyaknya butir soal
∑ = total varians butir
= total varians
a) Varians butir dihitung dengan cara sebagai berikut:
∑ ∑
∑
38
b) Total varians dihitung dengan cara sebagai berikut:
∑ ∑
3.4.5 Reliabilitas Instrumen Penilaian Afektif
Reliabilitas untuk instrumen lembar observasi menggunakan rumus
Spearman Rank yaitu dengan pemberian rangking pada variabel yang akan
diukur, rumus yang digunakan yaitu :
Keterangan:
: reliabilitas instrumen
: jumlah objek yang diamati
: beda peringkat pengamat 1 dan 2
(Sugiyono, 2006: 229)
3.5 Hasil Uji Coba Instrumen
3.5.1. Validitas Instrumen Penilaian Keterampilan Proses Sains
Instrumen yang telah disetujui para ahli diuji cobakan pada kelas uji
coba. Data yang telah ditabulasikan dilanjutkan dengan analisis faktor, yaitu
dengan mengkorelasikan antar skor item instrumen dengan menggunakan
rumus: ∑ (∑ ) ∑
√{ ∑ ∑
} { ∑ ∑
}
.
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh:
1) Koefisien korelasi antara X1 dengan Y (ry1) = 0,733392
2) Koefisien korelasi antara X2 dengan Y (ry2) = 0,351835
3) Koefisien korelasi antara X3 dengan Y (ry3) = 0,515157.
39
Karena ry1, ry2, dan ry3 ≥ 0,3 maka instrumen lembar observasi dapat
dikatakan memiliki konstruk yang kuat.
Validitas butir didapat dengan menghitung korelasi antara skor butir
dengan skor total (Y). Sesuai jumlah butir, maka ada 18 koefisien korelasi
yang perlu dihitung. Bila harga korelasi dibawah 0,30 maka dapat
disimpulkan bahwa butir instrumen tersebut tidak valid sehingga harus
diperbaiki (Sugiyono, 2009: 179).
Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh nomor butir 5, 8, 12, 14
dan 15 memiliki koefisien korelasi < 0,3 sehingga dinyatakan tidak valid.
Butir yang tidak valid ini diperbaiki karena mewaliki indikator KPS yang
diajarkan.
3.5.2. Reliabilitas Instrumen Penilaian Keterampilan Proses Sains
Pengujian reliabilitas lembar observasi menggunakan pengujian
reabilitas Raters dengan tiga observer (Mardapi, 2000: 18). Setelah
dilakukan analisis data terhadap nilai KPS pada kelas uji coba, diketahui
reliabilitas untuk seorang rater atau observer sebesar 0,704083 dan
reliabilitas dari tiga observer sebesar 0,92246. Dengan α = 5% pada n = 36,
diperoleh rtabel = 0,32. Nilai rhitung ≥ rtabel sehingga dapat dikatakan bahwa
instrumen sudah reliabel. Reliabilitas raters menunjukkan kesepahaman
antar tiga observer sehingga dengan menggunakan instrumen ini hasil
penelitian atau penarikan kesimpulan bisa dipertanggungjawabkan.
40
3.5.3. Reliabilitas Instrumen Penilaian Kognitif
Penilaian dalam ranah kognitif menggunakan soal essay. Reliabilitas
instrumen dihitung dengan menggunakan Cronbach Alpha.
Data yang diperoleh ditabulasikan kemudian dihitung dengan rumus
reliabilitas Cronbach-Alpha. Hasil perhitungan pada α=5% dengan n=36
diperoleh rhitung = 0,794. Karena rhitung > 0,6 jadi instrumen reliabel.
3.5.4 Reliabilitas Instrumen Penilaian Afektif
Reliabilitas untuk instrumen lembar observasi afektif menggunakan
rumus Spearman Rank yaitu dengan pemberian rangking pada variabel yang
akan diukur. Perhitungan menunjukkan rho hitung=0,556. Nilai rho hitung >
0,399 sehingga lembar pengamatan reliabel dan terjadi kesepakatan antara
pengamat I dan II.
3.6 Analisis Data
Analisis data digunakan untuk mengolah data yang diperoleh setelah
mengadakan penelitian, sehingga didapat suatu kesimpulan tentang keadaan
yang sebenarnya dari obyek yang diteliti. Analisis data yang digunakan pada
penelitian ini adalah sebagai berikut:
3.6.1. Uji Normalitas Nilai Keterampilan Proses Sains Siswa
Uji kenormalan dilakukan untuk mengetahui apakah data
berdistribusi normal atau tidak sehingga langkah selanjutnya tidak
menyimpang dari kebenaran dan dapat dipertanggungjawabkan. Uji statistik
yang digunakan adalah uji chi-kuadrat dengan rumus :
41
∑
(Sudjana, 2005: 273)
Keterangan :
X2
= chi kuadrat
Oi = frekuensi hasil pengamatan
Ei = frekuensi yang diharapkan
K = banyaknya kelas
Harga X2
hitung yang diperoleh dikonsultasikan dengan X2
tabel dengan
taraf signifikan 5% dan derajat kebebasan (dk) = k – 3. Data berdistribusi
normal jika X2 hitung < X
2tabel (Sudjana, 2005: 273).
Setelah perhitungan diketahui bahwa data berdistribusi normal,
maka dilakukan uji statistika parametrik.
3.6.2. Uji Peningkatan Nilai Keterampilan Proses Sains Siswa
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah nilai KPS siswa
telah mengalami peningkatan secara signifikan. Rumus yang digunakan
sebagai berikut:
√
⁄
(Sugiyono, 2010: 96)
Keterangan:
Sd = standar deviasi
n = banyaknya siswa
B = selisih rata-rata
Hipotesis yang diuji dalam analisis ini yaitu :
Ho : µ2 < µ1 (nilai KPS belum meningkat secara signifikan)
42
Ha : µ2 ≥ µ1 (nilai KPS meningkat secara signifikan)
Melalui uji pihak kiri, apabila thitung > ttabel dengan dk = n-1, maka
peningkatan nilai keterampilan proses sains siswa signifikan atau berarti.
3.6.3. Analisis Presentase Peningkatan Nilai Keterampilan Proses Sains Siswa
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui presentase peningkatan
nilai KPS siswa dari siklus I ke siklus II, dihitung dengan rumus berikut ini:
Keterangan:
= rata-rata nilai KPS siswa siklus I
= rata-rata nilai KPS siswa siklus II
3.6.4. Kategorisasi Nilai Keterampilan Proses Sains Siswa
Nilai KPS siswa dikonversikan pada skala 0 – 100 terlebih dahulu
dengan rumus sebelum nilai dikategorisasi:
(Sudjana, 2005: 47)
Kemudian nilai yang sudah dikonversikan, dikategorisasi sesuai ketentuan
pada Tabel 3.6.
Tabel 3.6 Ketentuan Kategori Nilai KPS Siswa
Rentang Nilai Kategori
85 ≤ x Sangat Baik
75 ≤ x < 85 Baik
65 ≤ x < 75 Cukup
x < 65 Kurang
43
3.6.4 Analisis Ketercapaian Indikator Keberhasilan
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui presentase ketercapaian
klasikal (keberhasilan kelas). Rumus yang digunakan untuk mengetahui
presentase ketercapaian indikator keberhasilan yaitu:
Keterangan:
n = jumlah seluruh siswa
X = jumlah siswa
(Anonim dalam Melly, 2009: 40)
3.7 Indikator Kinerja
Indikator kinerja dalam penelitian tindakan kelas ini adalah lebih dari
sama dengan 70% dari jumlah siswa kelas XI IPA 1 mendapat nilai
keterampilan proses sains siswa dalam kategori minimal baik. Hal ini berarti
minimal 22 dari 36 siswa kelas XI IPA 1 mendapat nilai keterampilan
proses sains lebih dari sama dengan 75.
3.8 Prosedur Tindakan
Prosedur penelitian tindakan kelas pada penelitian ini didasarkan pada
pendekatan yang dikembangkan oleh Lewin yang terdiri atas perencanaan,
tindakan, pengamatan, dan refleksi (Arikunto, 2006: 92). Adapun rancangan
penelitian dalam bentuk bagan adalah sebagai berikut:
44
Gambar 3.1 Urutan Pelaksanaan PTK
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan
dalam dua siklus dimana setiap siklus terdiri atas empat langkah yaitu
perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan
refleksi (reflecting). Berikut penjelasan mengenai empat tahap tersebut:
1. Perencanaan (Planning)
Langkah perencanaan merupakan skenario yang dilakukan untuk
melakukan tindakan, dimana di dalamnya dilakukan kolaborasi antara
peneliti dengan guru pengampu. Perencanaan tindakan meliputi
pembuatan RPP, persiapan bahan ajar, persiapan media pembelajaran,
dan instrumen penilaian.
Observasi Permasalahan Perencanaan
Tindakan
Pengamatan
Refleksi Perencanaan
Tindakan
Pengamatan
Refleksi
Siklus
I
Siklus
II
45
2. Tindakan (Acting)
Langkah tindakan merupakan implementasi dari apa yang telah
direncanakan. Dalam penelitian ini tindakan untuk tiap siklus adalah
mengajarkan keterampilan praktikum sebagai keterampilan proses sains
dengan model pembelajaran discovery learning dengan scientific
approach.
3. Pengamatan (Observing)
Pelaksanaan tindakan dan pengamatan dilakukan secara bersamaan, dan
pengamatan dilakukan oleh tiga pengamat untuk menghindari
subjektivitas. Pengamatan dilakukan dengan instrumen lembar
observasi beserta panduan penilaian.
4. Refleksi (Reflecting)
Langkah refleksi merupakan langkah dimana pada tahap ini dianalisis
kemajuan keterampilan proses sains siswa dan kendala-kendala yang
muncul ketika dilaksanakan tindakan untuk perbaikan pada siklus
berikutnya.
46
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini terlaksana dalam dua siklus dan
dilakukan pada 6 Mei 2014 sampai 30 Mei 2014 pada materi koloid.
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti memperoleh data hasil penelitian
berupa angka-angka yang dianalisis untuk mengetahui ada atau tidaknya
peningkatan KPS siswa setelah model pembelajaran discovery learning
dengan scientific approach diterapkan dalam pembelajaran. Data-data
tersebut meliputi hasil observasi KPS siswa, hasil tes kognitif, dan hasil
observasi afektif yang dilaksanakan selama penelitian.
4.1.1 Pra-penelitian
Penelitian ini diawali dengan kegiatan pra-penelitian sebelum masuk
ke siklus I. Kegiatan pra-penelitian bertujuan untuk mengetahui masalah
belajar siswa secara spesifik. Kolaborasi dengan guru pengampu dilakukan
dalam kegiatan ini karena guru pengampu merupakan pihak yang paling
mengetahui keadaan siswa.
Identifikasi masalah belajar siswa dilakukan melalui dokumentasi
nilai, observasi, dan wawancara dengan guru dan beberapa siswa. Data nilai
kognitif disajikan pada Tabel 4.1.
47
Tabel 4.1 Analisis Nilai Ulangan Harian Siswa kelas XI IPA 1
Hasil Tes Pencapaian
Nilai tertinggi 92
Nilai terendah 60
Rata-rata nilai 79
Jumlah siswa yang tuntas 31
Jumlah siswa yang tidak tuntas 5
Presentase ketuntasan 86,11%
Berdasarkan Tabel 4.1, diketahui nilai kognitif siswa kelas XI IPA 1
sudah mencapai ketuntasan klasikal. Namun, berdasarkan observasi dan
wawancara yang telah dilakukan kegiatan praktikum hanya dinilai hasil
akhirnya saja dan selama 2 semester hanya dilakukan sebanyak tiga kali.
Keterampilan praktikum siswa rendah dan menurut guru pengampu perlu
adanya upaya peningkatan. Keterampilan praktikum yang dimaksud tidak
hanya keterampilan dalam melaksanakan kegiatan praktikum di
laboratorium, tetapi juga keterampilan dalam proses merencanakan dan
melaporkan praktikum. Serangkaian keterampilan ini disebut sebagai
keterampilan proses sains (KPS). Selain itu, partisipasi siswa dalam
pembelajaran masih rendah. Dalam rangka mengatasi masalah tersebut,
maka diterapkan model pembelajaran discovery learning dengan scientific
approach.
Setelah mengetahui masalah belajar yang dialami oleh siswa dan
menetapkan cara mengatasi masalah tersebut, peneliti mempersiapkan
instrumen penelitian yang akan digunakan. Instrumen-instrumen yang telah
dipersiapkan kemudian diujicobakan terlebih dahulu kepada siswa kelas XII
48
IPA 4 yang telah menerima materi koloid sebelumnya. Instrumen yang diuji
meliputi lembar observasi penilaian KPS, soal pretest, tes akhir siklus, dan
post-test, serta lembar observasi afektif. Uji coba dilaksanakan untuk
mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen sebelum digunakan. Soal-
soal untuk menguji aspek kognitif dan lembar pengamatan afektif siswa
telah dinyatakan valid oleh ahli dan berdasarkan analisis data seluruh
instrumen dinyatakan reliabel.
Berdasarkan hasil kegiatan pra-penelitian, peneliti mengembangkan
tahap kegiatan penelitian tindakan yang didasarkan pada pendekatan yang
dikembangkan oleh Lewin yang terdiri atas perencanaan, tindakan,
pengamatan, dan refleksi (Suharsimi, 2006: 92). Berikut pemaparan hasil
penelitian dalam siklus I dan II :
4.1.2 Siklus I
1. Perencanaan Siklus I
Perencanaan siklus I didasarkan pada identifikasi masalah yang
telah dilakukan. Perencanaan tindakan disusun untuk menguji secara
empiris hipotesis tindakan yang ditentukan (Elfanany, 2013: 55). Pada
penelitian ini perencanaan tindakan meliputi penyusunan rencana
pelaksanaan pembelajaran yang mencakup model pembelajaran
discovery learning dengan scientific approach dan mempersiapkan
instrumen penelitian berupa lembar observasi penilaian KPS, soal-soal
untuk mengetahui ketercapaian kognitif siswa, lembar pengamatan
afektif siswa, dan bahan ajar dengan materi pokok koloid.
49
2. Tindakan Siklus I
Tahap tindakan merupakan implementasi dari perencanaan
tindakan, yaitu realisasi model pembelajaran discovery learning dengan
scientific approach untuk meningkatkan KPS siswa. Sebelum masuk ke
pertemuan pertama siklus I, siswa dibagi menjadi sembilan kelompok
dan tiap kelompok diberi tugas untuk merancang praktikum pengamatan
larutan, koloid, dan suspensi.
Siklus I dilaksanakan dalam tiga pertemuan. Pada pertemuan
pertama diawali dengan kegiatan presentasi alur kerja yang sudah
ditugaskan oleh guru pada pertemuan sebelumnya. Presentasi dilakukan
oleh perwakilan kelompok, dilanjutkan dengan diskusi kelas untuk
menentukan alur kerja yang paling mungkin dilakukan dengan
bimbingan guru.
Berdasarkan hasil diskusi diperoleh satu rancangan yang digunakan
pada kegiatan praktikum. Dalam kegiatan praktikum yang dilaksanakan
di laboratorium siswa mempraktikkan cara menentukan jenis-jenis
campuran, mengetahui perbandingan sifat antara larutan, koloid, dan
suspensi, dan efek Tyndall.
Kegiatan presentasi dan diskusi kelas dilakukan setelah siswa
melaksanakan praktikum. Kegiatan ini membahas tentang hasil
praktikum dan materi-materi lain pada koloid yang tidak
dipraktikumkan. Materi tersebut adalah jenis-jenis koloid dan sifat-sifat
50
koloid. Tes akhir siklus I dilakukan setelah siswa berdiskusi. Laporan
praktikum I tiap individu dikumpulkan pada akhir pembelajaran.
3. Pengamatan Siklus I
Tahap pengamatan dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan
tindakan. Teknik pengamatan dilaksanakan menggunakan format lembar
observasi terstruktur dan teruji, serta penilaian dilakukan oleh tiga
observer. Kisi-kisi lembar observasi dikembangkan berdasarkan 10
indikator keterampilan proses sains dalam lingkup materi pokok koloid.
Butir-butir KPS yang meliputi : (1) mampu merancang praktikum
sesuai dengan sistematika yang tepat dan jelas, (2) membuat bagan alur
kerja yang mudah dibaca dan sesuai prosedur, (3) memprediksi suatu
campuran yang memiliki sifat-sifat tertentu didasarkan pada konsep
yang telah dipelajari, dan (4) mengajukan hipotesis awal mengenai hasil
percobaan melalui tafsiran ilmiah (dugaan sementara) diamati pada saat
siswa melakukan diskusi menentukan alur kerja yang akan digunakan
pada praktikum pengamatan larutan, koloid, dan suspensi. Adapun butir
(5) mematuhi prosedur keselamatan kerja, (6) mengecek kebersihan dan
kesiapan alat dan bahan sebelum melaksanakan praktikum, (7)
menimbang bahan dengan tepat, (8) mengukur volume larutan dengan
benar, (9) mencampur bahan, (10) mengamati sifat-sifat campuran
dengan teliti, (11) memasukkan campuran berdasarkan pengamatan, (12)
membersihkan dan merapikan kembali alat dan meja praktikum diamati
ketika siswa melaksanakan praktikum di laboratorium. Laporan siswa
51
dan diskusi kelompok pada akhir pertemuan siklus I dinilai dengan
lembar penilaian KPS siswa pada butir-butir sebagai berikut: (13)
mengelompokkan berdasarkan data pengamatan, (14) menganalisis hasil
praktikum berdasarkan konsep yang dipelajari, (15) menyimpulkan data
dari praktikum yang telah dilaksanakan, (16) menuliskan hasil
praktikum pada laporan praktikum dengan sistematika yang benar, (17)
mempresentasikan hasil praktikum dengan komunikatif, kreatif, dan
menarik, dan (18) mengajukan suatu permasalahan ketika diskusi kelas
berlangsung.
4. Refleksi Siklus I
Tahap refleksi merupakan tahap evaluasi terhadap pembelajaran
yang telah dilakukan. Refleksi dilakukan peneliti berkolaborasi dengan
guru pengampu. Peneliti bersama guru pengampu mengidentifikasi
kekurangan berdasarkan nilai siswa pada setiap indikator KPS untuk
memperbaiki proses pembelajaran pada siklus I. Nilai per indikator KPS
siklus I ditunjukkan pada Gambar 4.1.
52
Gambar 4.1 Nilai Tiap Indikator KPS Siklus I
Berdasarkan Gambar 4.1, nilai rata-rata tiap butir secara umum
sudah cukup baik ditunjukkan oleh dua dari sepuluh indikator
memperoleh nilai rata-rata baik (75 ≤ x < 85), tiga indikator
memperoleh nilai rata-rata cukup (65 ≤ x < 75), dan lima indikator
memperoleh nilai rata-rata kurang. Kelima indikator yang mendapat
nilai rata-rata kurang yakni: (1) merencanakan percobaan, (2)
mengajukan hipotesis, (3) mengamati, (4) mengkomunikasikan hasil,
dan (5) mengajukan pertanyaan sehingga dibutuhkan perbaikan.
Rendahnya nilai pada kelima indikator tersebut disebabkan
kurangnya pengetahuan siswa dalam membuat bagan alur kerja
berdasarkan langkah kerja yang mereka peroleh dan bagaimana
seharusnya sebuah hipotesis dirumuskan. Selain itu, siswa merasa takut
dan kurang percaya diri untuk menyampaikan pendapat dalam diskusi
kelas.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Keterangan:
1. Merencanakan percobaan 6. Mengamati
2. Meramalkan 7. Menafsirkan
3. Mengajukan hipotesis 8. Menerapkan konsep
4. Menggunakan alat dan bahan 9. Mengkomunikasikan hasil
5. Mengelompokkan 10. Mengajukan pertanyaan
53
Selain mengevaluasi hasil penilaian KPS, peneliti dan guru
pengampu juga mengevaluasi aspek kognitif dan afektif siswa. Data
analisis hasil pretest dan tes akhir siklus I disajikan pada Tabel 4.2.
Adapun data analisis afektif siswa disajikan pada Tabel 4.3.
Tabel 4.2 Analisis Hasil Pretest dan Tes Akhir Siklus I
Data Pretest Tes Akhir Siklus I
Nilai tertinggi 80 84
Nilai terendah 30 63
Rata-rata nilai 71,86 75,22
Jumlah siswa yang tuntas 21 26
Jumlah siswa yang tidak
tuntas 15 10
Berdasarkan data pada Tabel 4.2, rata-rata nilai dari pretest ke tes
akhir siklus mengalami peningkatan dari 71,86 menjadi 75,22. Proporsi
ketuntasan pada pretest adalah 52, 78% dan meningkat menjadi 72,22 %
pada tes akhir siklus I. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran yang
dilakukan memberikan pengaruh positif pada aspek kognitif siswa.
Tabel 4.3 Analisis Hasil Afektif Siswa pada Siklus I
Kriteria Proporsi Siswa
Sangat Baik 7/36 siswa
Baik 18/36 siswa
Cukup 8/36 siswa
Kurang 3/36 siswa
Sangat Kurang 0/36 siswa
Dari Tabel 4.3 diketahui bahwa 25 siswa aspek afektifnya sudah baik
dan 11 siswa masih memerlukan bimbingan dan motivasi tambahan dari
guru.
54
Berdasarkan hasil penilaian pada siklus I rata-rata nilai KPS siswa
sebesar 62,89. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah siswa yang
memperoleh nilai KPS dalam kategori minimal baik kurang dari 70%
dan indikator keberhasilan dalam penelitian belum tercapai.
Setelah melakukan refleksi dan berdiskusi dengan guru pengampu,
maka rancangan untuk dilakukan pada siklus II agar terjadi peningkatan
KPS adalah dengan: (1) memberikan tugas tambahan kepada siswa
untuk menggambarkan alur kerja di kertas manila sehingga alur kerja
yang dibuat lebih jelas, (2) jelajah pustaka mengenai bagian-bagian
neraca o’hauss dan gelas ukur, (3) jelajah pustaka mengenai perumusan
hipotesis dan ciri-ciri hipotesis yang baik sehingga hipotesis yang dibuat
selanjutnya lebih baik, (4) guru memberikan motivasi kepada siswa
untuk meningkatkan daya jelajah mengenai materi dan berani
menyampaikan pendapat ketika diskusi kelas berlangsung sehingga
pengetahuan yang diperoleh semakin berkembang.
Tindakan yang direncanakan untuk dilakukan pada siklus II sesuai
dengan pendapat Roestiyah (2001: 22), yang menyatakan bahwa dalam
discovery learning siswa dibiarkan menemukan sendiri atau mengalami
proses mental itu sendiri, guru hanya membimbing dan memberikan
instruksi. Hal ini juga sesuai dengan yang disampaikan oleh Aktamis &
Ergin (2008 : 5), bahwa tujuan dalam pembelajaran sains adalah untuk
membuat seseorang menggunakan keterampilan proses sains.
55
4.1.3 Siklus II
1. Perencanaan Siklus II
Perencanaan siklus II didasarkan pada hasil refleksi siklus I.
Perencanaan pada pembelajaran siklus II, dilakukan dengan revisi pada
RPP kemudian dilakukan pembelajaran yang sama seperti pada siklus I
dengan penekanan pada lima indikator yang nilainya masih rendah.
2. Tindakan Siklus II
Siklus II dilakukan dalam dua pertemuan. Sebelum masuk pada
pertemuan pertama siklus II, siswa diberi tugas membuat rancangan
praktikum pembuatan koloid lengkap dengan alur kerja yang dibuat
pada kertas manila. Selain itu, siswa juga ditugaskan untuk
menggambar bagian-bagian neraca o’hauss dan gelas ukur. Siswa juga
melaporkan jelajah pustaka mengenai ciri-ciri hipotesis yang baik
dalam penelitian.
Pertemuan pertama dilaksanakan di kelas dengan kegiatan
presentasi alur kerja praktikum pembuatan koloid oleh kelompok
terpilih. Kegiatan dilanjutkan dengan diskusi menentukan cara kerja
yang paling mungkin dilaksanakan dengan bimbingan guru.
Penugasan oleh guru kepada siswa untuk membuat alur kerja di
kertas manila memberikan efek positif pada pembelajaran, yakni alur
kerja yang dibuat lebih mudah dipahami. Selain itu, kelompok terpilih
tidak perlu menggambar kembali alur kerja di papan tulis sehingga
waktu yang digunakan lebih efektif untuk berdiskusi.
56
Jelajah pustaka mengenai ciri-ciri hipotesis yang baik memberikan
pengetahuan baru kepada siswa mengenai penyusunan hipotesis. Siswa
mendapat pengetahuan baru bahwa hipotesis menggunakan kalimat
negatif dan terdapat hubungan antar-variabel dalam hipotesis tersebut.
Berdasarkan hasil diskusi diperoleh suatu rancangan yang
digunakan pada kegiatan praktikum. Pada siklus II siswa melakukan
praktikum pembuatan koloid secara berkelompok. Pembuatan koloid
yang dipraktikkan oleh siswa meliputi pembuatan koloid secara
kondensasi dan dispersi. Kelompok praktikum pada siklus II sama
dengan siklus I. Pengulangan kegiatan yang dilakukan sebagai upaya
penguatan keterampilan praktikum yang telah dipelajari sebelumnya.
Jelajah pustaka yang dilakukan siswa mengenai bagian-bagian
neraca o’hauss dan gelas ukur menyebabkan pekerjaan siswa lebih
teratur dan tidak gaduh. Masing-masing siswa sudah mengetahui cara
penggunaan alat dan bahan sehingga suasana kelas lebih kondusif.
Siswa diminta menyampaikan laporan sementara secara lisan
setelah siswa selesai melaksanakan praktikum kepada guru. Kemudian
guru menunjukkan beberapa hasil percobaan dan memulai diskusi.
Setelah diskusi selesai guru memberikan tugas kepada siswa agar
menyelesaikan dan mengumpulkan laporan praktikum secara individu
pada pertemuan selanjutnya. Selanjutnya dilakukan tes akhir siklus II
untuk mengukur aspek kognitif siswa setelah model pembelajaran
discovery learning dengan scientific approach diterapkan pada siklus II.
57
3. Pengamatan Siklus II
Tahap pengamatan atau observasi dilaksanakan bersamaan dengan
pelaksanaan tindakan sama seperti pada siklus I. Teknik pengamatan
dilaksanakan menggunakan format lembar observasi terstruktur dan
teruji, serta penilaian dilakukan oleh tiga observer. Kisi-kisi lembar
observasi dikembangkan berdasarkan 10 indikator keterampilan proses
sains dalam lingkup materi pokok koloid.
Butir-butir KPS yang meliputi : (1) mampu merancang praktikum
sesuai dengan sistematika yang tepat dan jelas, (2) membuat bagan alur
kerja yang mudah dibaca dan sesuai prosedur, (3) memprediksi suatu
campuran yang memiliki sifat-sifat tertentu didasarkan pada konsep
yang telah dipelajari, dan (4) mengajukan hipotesis awal mengenai hasil
percobaan melalui tafsiran ilmiah (dugaan sementara) diamati pada saat
siswa melakukan diskusi menentukan alur kerja yang akan digunakan
pada praktikum pembuatan koloid. Adapun butir (5) mematuhi prosedur
keselamatan kerja, (6) mengecek kebersihan dan kesiapan alat dan bahan
sebelum melaksanakan praktikum, (7) menimbang bahan dengan tepat,
(8) mengukur volume larutan dengan benar, (9) mencampur bahan, (10)
mengamati sifat-sifat campuran dengan teliti, (11) memasukkan
campuran berdasarkan pengamatan, (12) membersihkan dan merapikan
kembali alat dan meja praktikum diamati ketika siswa melaksanakan
praktikum di laboratorium. Laporan sementara siswa dan diskusi kelas
pada akhir kegiatan praktikum siklus II dinilai dengan lembar penilaian
58
KPS siswa pada butir-butir sebagai berikut: (13) mengelompokkan
berdasarkan data pengamatan, (14) menganalisis hasil praktikum
berdasarkan konsep yang dipelajari, (17) mempresentasikan hasil
praktikum dengan komunikatif, kreatif, dan menarik, dan (18)
mengajukan suatu permasalahan ketika diskusi kelas berlangsung. Butir
KPS (15) menyimpulkan data dari praktikum yang telah dilaksanakan,
(16) menuliskan hasil praktikum pada laporan praktikum dengan
sistematika yang benar diamati setelah siswa menyelesaikan laporan
praktikum.
4. Refleksi Siklus II
Tahap refleksi merupakan tahap dimana peneliti mengevaluasi
tindakan dengan melihat ketercapaian indikator keberhasilan. Nilai
setiap indikator KPS siswa pada siklus II juga diidentifikasi untuk
mengetahui apakah solusi pada refleksi siklus I dapat mengatasi
kekurangan-kekurangan yang muncul. Nilai per indikator KPS siklus II
dapat dilihat pada Gambar 4.2.
59
Gambar 4.2 Nilai Tiap Indikator KPS Siklus II
Data yang ditunjukkan oleh Gambar 4.2 menunjukkan adanya
peningkatan pada lima indikator yang berada pada kategori kurang di
siklus I. Indikator-indikator tersebut adalah : (1) merencanakan
percobaan, (2) mengajukan hipotesis, (3) mengamati, (4)
mengkomunikasikan hasil, dan (5) mengajukan pertanyaan.
Tugas yang diberikan kepada siswa untuk meningkatkan daya
jelajah membuat siswa lebih tertarik dan memahami materi praktikum
yang dilaksanakan sehingga berdampak baik pada kemampuan siswa
dalam merencanakan percobaan, mengajukan hipotesis, mengamati, dan
mengkomunikasikan hasil.
Motivasi yang diberikan oleh guru mampu meningkatkan
keberanian siswa dalam menyampaikan pendapat. Siswa menjadi lebih
percaya diri dalam menyampaikan gagasan dan berperan aktif dalam
pembelajaran.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Keterangan:
1. Merencanakan percobaan 6. Mengamati
2. Meramalkan 7. Menafsirkan
3. Mengajukan hipotesis 8. Menerapkan konsep
4. Menggunakan alat dan bahan 9. Mengkomunikasikan hasil
5. Mengelompokkan 10. Mengajukan pertanyaan
60
Berdasarkan data hasil observasi, diperoleh rata-rata nilai KPS
siswa adalah 76,17. Dari data tersebut diketahui 75% atau sebanyak 27
dari 36 siswa mendapat nilai lebih dari sama dengan 75 dan berada pada
kategori minimal baik. Hal ini berarti indikator keberhasilan dalam
penelitian telah tercapai.
Selain mengevaluasi hasil penilaian KPS, peneliti dan guru
pengampu juga mengevaluasi aspek kognitif dan afektif siswa. Data
analisis tes akhir siklus II dan post-test disajikan pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Analisis Hasil Tes Akhir Siklus II dan Post-test
Data Tes Akhir
Siklus II
Post-test
Nilai tertinggi 92 91
Nilai terendah 67 70
Rata-rata nilai 79,77 80
Jumlah siswa yang tuntas 34 31
Jumlah siswa yang tidak tuntas 2 5
Berdasarkan data pada Tabel 4.4, proporsi ketuntasan tes akhir
siklus II dan post-test sekurang-kurangnya 85%. Hal ini menunjukkan
bahwa aspek kognitif telah mencapai ketuntasan klasikal dan
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran discovery
learning dengan scientific approach memberikan pengaruh positif bagi
kemampuan kognitif siswa.
Hasil identifikasi nilai KPS, tes akhir siklus II, dan ulangan harian
siswa dapat disimpulkan bahwa kekurangan-kekurangan pada siklus I
dapat diatasi dengan baik dan indikator keberhasilan PTK sudah
tercapai pada siklus II.
61
4.2 Pembahasan
Tujuan utama dari penelitian tindakan kelas adalah melakukan
perbaikan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil belajar siswa
melalui sejumlah tindakan yang dirancang sebaik-baiknya. Untuk mencapai
perbaikan dan peningkatan kualitas secara maksimal, rumusan tindakan itu
tidak cukup hanya dilakukan satu kali saja melainkan bersiklus secara spiral.
Jumlah siklus yang muncul pada penelitian tindakan kelas tergantung pada
tingkat ketercapaian perbaikan dan peningkatan kualitas. Ketika indikator
keberhasilan yang dipatok sudah tercapai, maka siklus penelitian dapat
dihentikan (Elfanany, 2013: 98). Pada penelitian ini karena pada siklus I
indikator keberhasilan belum tercapai, maka tindakan dilanjutkan ke siklus
II dengan beberapa perbaikan dari siklus I. Pada siklus II indikator
keberhasilan sudah tercapai, maka siklus pada penelitian ini dihentikan pada
siklus II.
Berdasarkan proses tindakan yang dilaksanakan dalam dua siklus
tersebut, dapat diidentifikasi peningkatan nilai KPS siswa dari nilai rata-rata
kelasnya. Nilai rata-rata kelas yang diperoleh pada siklus I sebesar 62,89 dan
siklus II sebesar 76,17. Hasil perhitungan diperoleh peningkatan rata-rata
nilai KPS siswa sebesar 13,28 %.
Data yang diperoleh dari penilaian tiap siklus menunjukkan nilai KPS
siswa pada siklus I dan siklus II berdistribusi normal sehingga analisis data
yang digunakan adalah analisis statistika parametrik. Berdasarkan uji
peningkatan menggunakan uji t dengan derajat kebebasan 5% dan dk = 35,
62
diperoleh peningkatan yang signifikan dari nilai KPS pada siklus I ke siklus
II. Hal ini sesuai dengan pernyataan diFuccia (2012 : 64), bahwa praktikum
yang dilakukan secara berkelanjutan dimana pengembangan kurikulum
sains dikembangkan berdasarkan kegiatan praktikum dan penilaian
didasarkan pada proses aktivitas siswa mampu meningkatkan keterampilan
praktikum siswa. Peningkatan nilai KPS juga sejalan dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Oloyede (2010) dan Balim (2009), yang menyatakan
bahwa guided discovery mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam
kimia.
Guru mengidentifikasi peningkatan nilai KPS siswa pada setiap
indikator KPS. Identifikasi nilai setiap indikator KPS bertujuan untuk
mengetahui kekurangan pembelajaran dan langkah perbaikannya agar
indikator keberhasilan tercapai. Peningkatan nilai per indikator KPS pada
siklus I dan II dapat dilihat pada Gambar 4.3.
Gambar 4.3 Peningkatan Nilai Tiap Indikator KPS Pada Siklus I dan II
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Keterangan:
1. Merencanakan percobaan 6. Mengamati
2. Meramalkan 7. Menafsirkan
3. Mengajukan hipotesis 8. Menerapkan konsep
4. Menggunakan alat dan bahan 9. Mengkomunikasikan hasil
5. Mengelompokkan 10. Mengajukan pertanyaan
63
Dari Gambar 4.3, ditunjukkan bahwa peningkatan yang tinggi terjadi pada
indikator merencanakan percobaan, meramalkan, dan mengajukan hipotesis.
Indikator ini meningkat karena siswa mulai terbiasa untuk melakukan jelajah
pustaka dan memahami pembuatan diagram alur kerja. Selain itu, siswa juga
mengetahui perumusan hipotesis yang baik setelah mendapat masukkan dari guru
untuk mencari informasi mengenai perumusan hipotesis.
Indikator menggunakan alat dan bahan, mengamati, mengelompokkan, dan
menerapkan hasil tidak mengalami peningkatan yang terlalu tinggi karena
menurut guru pengampu indikator-indikator tersebut adalah indikator yang dinilai
pada tahap pelaksanaan praktikum yang memerlukan pembiasaan untuk
meningkatkannya. Namun, peningkatan ini dinilai baik karena dapat dicapai
dalam dua siklus.
Indikator nilai KPS secara keseluruhan menunjukkan bahwa penerapan
model pembelajaran discovery learning dengan scientific approach efektif untuk
meningkatkan keterampilan proses sains siswa. Penjelasan mengenai keberhasilan
penelitian yang telah dilakukan sesuai dengan piramida belajar pada Gambar 4.4
yang disampaikan Dale dalam Ambarjaya (2012: 115), bahwa dalam
pembelajaran discovery learning dengan scientific approach siswa melakukan
beberapa kegiatan sekaligus yang terdapat dalam piramida belajar. Kegiatan
jelajah pustaka adalah kegiatan dalam bentuk verbal, kegiatan diskusi kelompok
sebagai pembelajaran dalam bentuk partisipasi, dan melakukan eksperimen
sebagai bentuk melaksanakan. Kegiatan-kegiatan tersebut dapat meningkatkan
pencapaian dalam pembelajaran. Selain itu ilmu dikembangkan atas dasar bukti
64
dan yang paling utama bukti tersebut diperoleh melalui percobaan yang dilakukan
dengan hati-hati (Reid, 2008: 53).
Gambar 4.4 Piramida Belajar atau Efektivitas Model Pembelajaran
(Ambarjaya, 2012: 115 )
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa keterampilan proses
sains siswa meningkat secara signifikan setelah penerapan model pembelajaran
discovery learning dengan scientific approach. Peningkatan tersebut terjadi
karena model pembelajaran discovery learning berlandaskan pada teori-teori
belajar konstruktivis (Anyafulude,2013: 2). Menurut pandangan kostruktivisme,
belajar adalah proses aktif siswa dalam mengonstruksi arti, wacana, dialog, dan
pengalaman fisik dimana di dalamnya terjadi proses asimilasi dan
menghubungkan pengalaman atau informasi yang sudah dipelajari (Rifa’i & Anni,
2011: 199). Selain itu, scientific approach yang digunakan dalam pembelajaran
menyebabkan pengetahuan yang diperoleh siswa lebih bermakna karena
pengetahuan tersebut diperoleh melalui kegiatan proses mengamati, menanya,
65
mencoba atau mengumpulkan data dan atau informasi, mengasosiasi, dan
mengkomunikasikan (Kemendikbud, 2013: 5).
Penelitian dengan keberhasilan tindakan yang telah tercapai bukan berarti
penelitian berlangsung tanpa adanya kendala. Berdasarkan evaluasi dari peneliti,
kendala yang muncul berasal dari kondisi siswa dan fasilitas sarana dan prasarana
di sekolah.
Siswa yang tidak terbiasa mengenal alat-alat di laboratorium dengan benar
menyebabkan siswa kesulitan dalam melaksanakan praktikum sesuai rancangan
praktikum. Siswa belum dapat membedakan alat-alat laboratorium kimia yang
tercantum dalam rancangan praktikum seperti gelas kimia, gelas ukur, batang
pengaduk, spatula, dan gelas arloji sehingga membutuhkan waktu tersendiri untuk
mengenalkan dan siswa pada alat-alat laboratorium.
Kegiatan jelajah pustaka yang dilakukan oleh siswa membutuhkan fasilitas
yang memadai. Fasilitas seperti perpustakaan yang lengkap dan adanya jaringan
internet dibutuhkan agar siswa dapat memperoleh informasi yang luas. Hal ini
menyebabkan ketergantungan siswa pada ketersediaan sarana dan prasarana yang
memadai dari sekolah.
Beberapa kendala yang muncul digunakan sebagai dasar pemberian saran
untuk perbaikan penelitian berikutnya. Pemberian saran diharapkan mampu
memperbaiki hasil penelitian tindakan kelas berikutnya sehingga bermanfaat
dalam perbaikan kualitas pembelajaran dan hasil belajar kedepan.
66
BAB 5
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan penelitian dan pembahasan dapat ditarik beberapa simpulan
sebagai berikut:
1. Aspek kognitif siswa mendapat pengaruh positif dari pembelajaran dengan model
pembelajaran discovery learning dengan scientific approach dengan
meningkatnya rata-rata nilai dari 75,22 tes akhir siklus I menjadi 79,77 pada
siklus II.
2. Penerapan model pembelajaran discovery learning dengan scientific approach
dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa dengan peningkatan
signifikan sebesar 13,28%.
5.2 Saran
Dari beberapa kendala yang muncul dalam penelitian, peneliti memberikan
saran untuk pelaksanaan model pembelajaran discovery learning dengan scientific
approach sebagai berikut:
1. Guru setidaknya sudah memastikan bahwa siswa telah mengenal alat-alat yang
dipakai dalam praktikum dengan baik sebelum melaksanakan kegiatan praktikum,
sehingga tidak perlu mengenalkan alat-alat praktikum setiap melaksanakan
kegiatan praktikum dan alokasi waktu untuk KBM pun menjadi lebih efisien.
2. Sarana dan prasarana yang lengkap meliputi perpustakaan dan jaringan internet
perlu diperhatikan untuk memaksimalkan jelajah pustaka yang dilakukan siswa.
67
DAFTAR PUSTAKA
Agommuoh, P.C. & Ifeanacho A.O. 2013. Secondary School Students’ Assessment of
Innovative Teaching Strategies in Enhancing Achievement in Physics and
Mathematics. ARPN Journal of Science and Technology. 3: 200-206
Aktamis, H. & Ergin, Ö. 2008. The Effect of Scientific Process Skill Education on
Students’ Scientific Creativity, Science Attitude, and Academic Achievement. Asia-
Pacific Forum on Science Learning and Teaching Journal of Science and Technology.
9 (1): 1-21
Ambarjaya, B.S. 2012. Psikologi Pendidikan dan Pengajaran. Jakarta: Center for Academic
Publishing Service
Anitah. 2007. Pendekatan Keterampilan Proses Sains. Diunduh di
http://www.modelpembelajaran.org/ tanggal 10 Juni 2012
Anyafulude, Joy Chinelo. 2013. Effects of Problem-Based and Discovery-Based
Instructional on Students’ Academic Achievement in Chemistry. Asia-Pacific Forum
on Science Learning and Teaching Journal of Science and Technology. 3: 151-156
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Balim, A.G. 2009. The Effect of Discovery Learning on Students’ Success and Inquiry
Learning Skills. Eurasian Journal of Educational Research. 35 : 1-20
Chang, Raymond. 2008. Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti (3rd
ed) Jilid 1. Jakarta: Erlangga
Davis, Raymond. 2006. Modern Chemistry. USA: Holt, Rinehart, and Winston
diFuccia, D. 2012. Trends in Practical Work in German Science Education. Eurasia Journal
of Mathematics, Science & Technology Education. 8(1): 59-72
Diknas. 2003. Acuan Kurikulum Mata Pelajaran Kimia. Jilid 1 dan 2. Jakarta: Depdiknas
De Jong, Ton & Wuter R. van Joolingen. 1998. Scientific Discovery Learning With
Computer Simulation of Conceptual Domains. Review of Educational Research. 68
(2): 179-201
Elfanany, B. 2013. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Araska
Gholamian, Ali. 2013. Studying the Effect of Guided Discovery Learning on Reinforcing
the Creative Thinking of Sixth Grade Girl Students in Qom during 2012-2013
Academic Year. Journal of Applied Science and Agriculture. 8(5):576-584
Jarrard, D. 2001. Scientific Methods. Tersedia di www. google.com/books (diakses 8
Januari 2014)
68
Jespersen, Neil D., James E. Brady, & Alison Hyslop. 2012. Chemistry: The Molecular
Nature of Matter(6th
ed). USA: john Wiley and Sons
Kasmadi, I.S & Gatot Luhbandjono. 2008. Kimia Dasar II. Semarang: FMIPA Universitas
Negeri Semarang
Kemendikbud. 2013. Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning). Jakarta :
Kemendikbud
Kolb, D.A. 1984. Experimental Learning Experience as the Source of Learning and
Development. New Jersey: Prentice Hall. Inc
Komara, Endang. 2013. ENDANG_KOMARA_Guru_Besar_Pendidikan Scientific dalam
Kurikulum 2013. Tersedia di http:// www. academia.edu/ (diakses pada 19 Desember
2013 )
Mardapi, Djemari. 2000. Azas Performance-Based Evaluation. Yogyakarta. Universitas
Negeri Yogyakarta
Markaban. 2008. Model Penemuan Terbimbing pada Pembelajaran Matematika SMK.
Yogyakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan Matematika
Melly. 2009. Dasar-dasar Psikometri. Jakarta: Balai Pustaka
Mulyasa. 2004. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya
Oloyede, O.I. 2010. Comparative Effect of the Guided Discovery and Concept Mapping
Teaching Strategies on Sss Students’ Chemistry Achievement. Humanity & Social
Sciences Journal. 5(1) : 01-06
Parning, Horale, & Tiopan. 2006. Kimia SMA Kelas XI Semester Kedua. Jakarta: Yudhistira
Purba, M. 2004. Kimia Untuk SMA kelas XI. Jakarta: Erlangga
Reid, N. 2008. A Scientific Approach to the Teaching of Chemistry. Chemistry Education
Research and Practice. 9: 51-59
Rifa’i, Ahmad & Catharina Anni. 2011. Psikologi Pendidikan. Semarang: Universitas
Negeri Semarang
Roestiyah, N.K. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Saptorini. 2011. Strategi Pembelajaran Kimia. Semarang: Universitas Negeri Semarang
Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
69
Widodo, A.T. 2009. Pengembangan Assesmen Pembelajaran Pendidikan Kimia. Semarang:
PPG LP3 UNNES
Widodo, Wahono. 2009. Keterampilan Proses Sains. Tersedia di http://
www.wordpress.com/ (diakses 20 Desember 2013)
70
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Silabus ........................................................................................................... 72
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ................................................................. 77
3. Soal Pre-test .................................................................................................... 96
4. Kunci Jawaban Soal Pre-test ............................................................................ 97
5. Panduan Penilaian Pre-test ............................................................................... 98
6. Soal Tes Akhir Siklus I ................................................................................... 99
7. Kunci Jawaban Tes Akhir Siklus I ................................................................... 100
8. Panduan Penilaian Tes Akhir Siklus I .............................................................. 101
9. Soal Tes Akhir Siklus II .................................................................................. 102
10. Kunci Jawaban Tes Akhir Siklus II .................................................................. 103
11. Panduan Penilaian Tes Akhir Siklus II ............................................................. 104
12. Soal Ulangan Koloid ........................................................................................ 105
13. Kunci Jawaban Ulangan Harian Koloid ............................................................ 106
14. Kisi-kisi Instrumen Lembar Observasi KPS ..................................................... 108
15. Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains .................................................. 110
16. Petunjuk Pengisian Lembar Observasi KPS...................................................... 111
17. Panduan Penilaian Observasi KPS ................................................................... 112
18. Perbaikan Butir Instrumen KPS ....................................................................... 116
19. Data Nilai KPS Siswa pada Kelas Uji Coba ..................................................... 117
20. Validitas Instrumen Lembar Observasi KPS ..................................................... 119
21. Validitas Butir Instrumen Lembar Observasi KPS ............................................ 121
22. Data Nilai KPS Per-rater pada Kelas Uji Coba ................................................ 122
23. Reliabilitas Instrumen Lembar Observasi KPS ................................................. 125
24. Data Nilai Ulangan Harian Siswa Kelas XI IPA ............................................. 128
25. Data Nilai KPS Per-rater pada Kelas Eksperimen Siklus I ................................ 129
26. Data Nilai KPS Per-rater pada Kelas Eksperimen Siklus II ............................... 132
27. Daftar Nilai KPS dalam Skala 0 s.d 100 ........................................................... 135
28. Uji Normalitas Data KPS Siklus I ................................................................... 136
29. Uji Normalitas Data KPS Siklus II ................................................................... 138
30. Uji Peningkatan Nilai KPS ............................................................................... 140
71
31. Lembar Penilaian Afektif Siswa ...................................................................... 141
32. Acuan Penilaian Afektif Siswa ......................................................................... 142
33. Uji Reliabilitas Lembar Observasi Afektif ........................................................ 145
34. Nilai Afektif Siswa Kelas Eksperimen ............................................................. 147
35. Uji Reliabilitas Soal ........................................................................................ 149
36. Data Hasil Kognitif Siswa Kelas Eksperimen ................................................... 153
37. Dokumentasi Penelitian ................................................................................... 155
38. Batas Nilai r’ pada Korelasi Spearman-Rank .......................................... 157
39. Tabel r Kritik Product Moment .............................................................. 158
72
SILABUS
Nama Sekolah : SMAN 1 Kendal
Mata Pelajaran : KIMIA
Kelas/Semester : XI/ 2
StandarKompetensi : 5. Menjelaskan sistem koloid dan sifat koloid serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
AlokasiWaktu : 12 x 45 menit (12 JP)
Kompetensi Dasar Materi
Pembelajaran Indikator
Kegiatan
Pembelajaran
Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber/
Alat/ Bahan Teknik Bentuk
Instrumen
5.1 Membuat berbagai
sistem koloid dengan bahan-
bahan yang ada di
sekitarnya
- Merancang dan
melakukan percobaan
pembuatan
koloid dan jenis-jenis
koloid dalam
kerja kelompok di laboratorium
- Mengelompok
kan larutan, koloid, dan
suspensi
dengan bertanggung
jawab,
berpikir kritis dalam
menganalisis
data, dan teliti
- Siswa
mengeksplor pengetahuan awal
mengenai materi
koloid melalui kegiatan jelajah
pustaka dengan
penuh rasa ingin tahu dan berpikir
kritis (Stimulasi)
- Siswa
mengidentifikasi permasalahan
yang ditemukan
pada kegiatan jelajah pustaka
dengan teliti dan
berpikir kritis
(Identifikasi
Masalah) - Siswa merancang
- Penilaian
aspek psikomotorik
siswa/ KPS
dengan melakukan
praktikum di
laboratorium kimia
- Penilaian
aspek afektif
dengan melakukan
presentasi dan
diskusi - Penilaian
aspek kognitif
dengan
melakukan ulangan harian
pada akhir bab
- Soal pre-
test - Lembar
Observasi
KPS - Lembar
Observasi
Afektif - Soal
ulangan
harian
12 x 45
menit
- Internet
- Slide presentasi
- Buku
Kimia Kelas XI
72
Lam
pira
n 1
73
Kompetensi Dasar Materi
Pembelajaran Indikator
Kegiatan
Pembelajaran
Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber/
Alat/ Bahan Teknik Bentuk
Instrumen
- Mengkomuni-
kasikan jenis-
jenis sistem koloid dan
contohnya
dengan
komunikatif, bertanggung
jawab,
berpikir kritis dalam
menentukan
kredibilitas sumber, dan
penuh rasa
ingin tahu
- Mengkomuni-
kasikan proses
dan melakukan
percobaan
pengelompokkan koloid dalam
kerja kelompok
di laboratorium dengan terampil,
bertanggung
jawab, dan teliti
(Pengumpulan
Data) - Siswa presentasi
dan berdiskusi mengenai sistem
koloid, jenis-jenis
sistem koloid dan contohnya
dengan
komunikatif,
bertanggung jawab, berpikir
kritis, dan penuh
rasa ingin tahu
(Verifikasi dan
Generalisasi)
- Siswa
mengeksplor
73
74
Kompetensi Dasar Materi
Pembelajaran Indikator
Kegiatan
Pembelajaran
Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber/
Alat/ Bahan Teknik Bentuk
Instrumen
pembuatan
koloid melalui
percobaan dengan teliti,
terampil,
bertanggung jawab, dan
penuh rasa
ingin tahu
pengetahuan awal
mengenai materi
koloid melalui kegiatan jelajah
pustaka dengan
penuh rasa ingin tahu dan berpikir
kritis (Stimulasi)
- Siswa
mengidentifikasi permasalahan
yang ditemukan
pada kegiatan jelajah pustaka
dengan teliti dan
berpikir kritis
(Identifikasi
Masalah) - Siswa merancang
dan melakukan percobaan
pembuatan koloid
dalam kerja kelompok di
laboratorium
dengan terampil, bertanggung
jawab, dan teliti
(Pengumpulan
Data) - Siswa presentasi
dan berdiskusi
mengenai sistem
74
75
Kompetensi Dasar Materi
Pembelajaran Indikator
Kegiatan
Pembelajaran
Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber/
Alat/ Bahan Teknik Bentuk
Instrumen
koloid, jenis-jenis
sistem koloid dan
contohnya dengan
komunikatif,
bertanggung jawab, berpikir
kritis, dan penuh
rasa ingin tahu
(Verifikasi dan
Generalisasi)
5.2 Mengelompokkan sifat-sifat koloid
dan penerapannya
dalam kehidupan
sehari-hari
- Sifat-sifat koloid dan
penerapannya
dalam
kehidupan sehari-hari
- Mengkomuni-kasikan sifat-
sifat sistem
koloid dengan
komunikatif, bertanggung
jawab,
berpikir kritis dalam
menentukan
kredibilitas sumber, dan
penuh rasa
ingin tahu
- Menjelaskan pemanfaatan
sifat koloid
dalam kehidupan
sehari-hari
dengan
- Siswa mengeksplor
pengetahuan awal
mengenai materi
koloid melalui kegiatan jelajah
pustaka dengan
penuh rasa ingin tahu dan berpikir
kritis (Stimulasi)
- Siswa mengidentifikasi
permasalahan
yang ditemukan
pada kegiatan jelajah pustaka
dengan teliti dan
berpikir kritis
(Identifikasi
Masalah,
Pengumpulan
- Penilaian aspek afektif
dengan
melakukan
presentasi dan diskusi
- Penilaian
aspek kognitif dengan
melakukan
ulangan harian pada akhir bab
- Lembar Observasi
Afektif
- Soal
ulangan harian
-
75
76
Kompetensi Dasar Materi
Pembelajaran Indikator
Kegiatan
Pembelajaran
Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber/
Alat/ Bahan Teknik Bentuk
Instrumen
komunikatif,
bertanggung
jawab, berpikir kritis
dalam
menentukan ketepatan
fakta
pernyataan,
dan penuh rasa ingin
tahu
Data, dan
Pengolahan
Data) - Siswa presentasi
dan diskusi kelas
mengenai sifat-sifat koloid dan
pemanfaatan-nya
dalam kehidupan
sehari-hari dengan
komunikatif,
bertanggung jawab, berpikir
kritis, dan penuh
rasa ingin tahu
(Verifikasi dan
Generalisasi)
76
77
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SMAN 1 Kendal
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/ Semester : XI/ 2
Materi Pokok : Koloid
Alokasi Waktu : 12 x 45 menit
A. STANDAR KOMPETENSI
Menjelaskan sistem dan sifat koloid serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
B. KOMPETENSI DASAR
1. Membuat berbagai sistem koloid dengan bahan-bahan yang ada di sekitarnya.
2. Mengelompokkan sifat-sifat koloid dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
C. INDIKATOR
1. Kognitif
Produk
a. Menjelaskan jenis-jenis sistem koloid dengan tepat dan bertanggung jawab.
b. Mencontohkan jenis-jenis koloid yang ada di kehidupan sehari-hari dengan cermat, kreatif,
dan bertanggung jawab.
c. Menjelaskan sifat-sifat sistem koloid dengan benar dan bertanggung jawab.
d. Mencontohkan pemanfaatan sifat-sifat koloid dalam bidang industri dan kehidupan sehari-
hari dengan cermat, kreatif, dan bertanggung jawab.
e. Menjelaskan pembuatan sistem koloid dengan tepat dan bertanggung jawab.
Proses
a. Mampu mengolah informasi dari kegiatan jelajah pustaka mengenai koloid secara mandiri,
berpikir kritis, dan penuh rasa ingin tahu.
b. Mampu menjawab pertanyaan pada LKS mengenai koloid dengan mandiri, cermat dan
bertanggung jawab.
c. Mampu melakukan diskusi mengenai koloid dengan komunikatif, bertanggung jawab,
berpikir kritis dalam menentukan fakta yang tepat serta menentuka kekuatan argument
atau pernyataan, dan penuh rasa ingin tahu.
d. Mampu menarik simpulan dari kegiatan diskusi dan praktikum mengenai koloid dengan
bertanggung jawab dan cermat.
Lampiran 2
78
2. Psikomotor
a. Melaksanakan praktikum secara berkelompok untuk menentukan suatu campuran termasuk
larutan, koloid, atau suspensi dengan teliti, cermat, bekerjasama dengan baik, dan
bertanggung jawab berdasarkan data hasil pengamatan.
b. Melaksanakan praktikum secara berkelompok untuk memahami cara pembuatan koloid
baik secara kondensasi, maupun dispersi dengan teliti, cermat, bekerjasama dengan baik,
dan bertanggung jawab.
3. Afektif
a. Karakter :
- Kerja sama
- Teliti
- Cermat
- Mandiri
- Kreatif
- Berani
- Bertanggung jawab
b. Keterampilan Sosial
- Memperhatikan penjelasan orang lain
- Menghargai pendapat orang lain
- Mengemukakan pendapat
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Kognitif
Produk
a. Siswa dapat menjelaskan jenis-jenis sistem koloid dengan tepat dan bertanggung jawab.
b. Siswa dapat mencontohkan masing-masing jenis koloid yang ada di kehidupan sehari-hari
dengan cermat, kreatif, dan bertanggung jawab.
c. Siswa dapat menjelaskan sifat-sifat sistem koloid dengan benar dan bertanggung jawab.
d. Siswa dapat mencontohkan pemanfaatan sifat-sifat koloid dalam bidang industri dan
kehidupan sehari-hari dengan cermat, kreatif, dan bertanggung jawab.
e. Siswa dapat menjelaskan pembuatan sistem koloid dengan tepat dan bertanggung jawab
Proses
Dengan melaksanakan tugas untuk mempelajari media pembelajaran berupa slide presentasi
dan pustaka-pustaka lainnya, maka siswa dapat:
79
a. Mengolah informasi dari kegiatan jelajah pustaka mengenai koloid secara mandiri, berpikir
kritis, dan penuh rasa ingin tahu.
b. Menjawab pertanyaan pada hand-on mengenai koloid dengan mandiri, cermat dan
bertanggung jawab.
c. Mampu melakukan diskusi mengenai koloid dengan komunikatif, bertanggung jawab,
berpikir kritis dalam menentukan fakta yang tepat serta menentukan kekuatan argument
atau pernyataan, dan penuh rasa ingin tahu.
d. Mampu menarik simpulan dari kegiatan diskusi dan praktikum mengenai koloid dengan
bertanggung jawab dan cermat
2. Psikomotor
Dengan melaksanakan praktikum secara berkelompok di laboratorium, maka siswa dapat:
a. Menentukan suatu campuran termasuk larutan, koloid, atau suspensi dengan teliti, cermat,
dan bertanggung jawab berdasarkan data hasil pengamatan.
b. Memahami cara pembuatan koloid baik secara kondensasi maupun dispersi dengan teliti,
cermat, dan bertanggung jawab.
3. Afektif
a. Karakter
Kegiatan belajar-mengajar ini berpusat pada siswa, sehingga siswa dapat mengembangkan
karakter sebagai berikut:
- Kerja sama
- Teliti
- Cermat
- Mandiri
- Kreatif
- Berani
- Bertanggung jawab
b. Keterampilan Sosial
Proses pembelajaran ini berpusat pada siswa sehingga siswa dapat mengembangkan
perilaku sosial yang positif, antara lain:
- Memperhatikan penjelasan orang lain
- Menghargai pendapat orang lain
- Mengemukakan pendapat
80
E. MATERI PEMBELAJARAN
1. SISTEM KOLOID
1.1 Pengertian Sistem Koloid
Campuran adalah penggabungan dua atau lebih zat di mana di dalam penggabungan
ini zat-zat tersebut mempertahankan identitasnya masing-masing (Chang, 2008: 7).
Berdasarkan ukuran partikel terlarut dalam campuran, campuran dibagi menjadi 3, yaitu
larutan, koloid, dan suspensi (Davis et all, 2006: 312).
Sistem koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara larutan
dan suspensi (Purba, 2004: 282). Koloid terdiri atas fase terdispersi dalam ukuran tertentu
dalam medium pendispersi. Zat yang didispersikan disebut fase terdispersi (terlarut),
sedangkan medium atau zat yang digunakan untuk mendispersikan disebut medium
pendispersi (pelarut).
Suatu campuran ada yang sudah terbentuk menjadi koloid secara alamiah dan ada
yang diproses sedemikian rupa sehingga menjadi suatu sistem koloid. Hal ini disebabkan
sistem koloid merupakan satu-satunya cara untuk menyajikan suatu campuran dari zat-zat
yang tidak saling melarutkan menjadi campuran yang “homogen” dan stabil pada tingkat
makroskopis (Purba, 2004: 287).
Sistem koloid berbeda dengan larutan maupun suspensi. Meskipun ketiganya
merupakan campuran tetapi ketiganya mempunyai sifat yang berbeda antar satu dan lainnya.
Perbedaan antar campuran tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1 Perbandingan Sifat Larutan, Koloid, dan Suspensi
Larutan Koloid Suspensi
Homogen, tidak dapat
dibedakan walaupun menggunakan mikroskop
ultra
Homogen secara
makroskopis tetapi heterogen jika dilihat
dengan mikroskop ultra
Heterogen, baik
secara makroskopis maupun
mikroskopis
Ukuran partikelnya
< 1 nm
Ukuran partikelnya antara
1 nm s.d 1000 nm
Ukuran partikelnya
> 1000 nm
Terdiri atas satu fase Terdiri atas dua fase Terdiri atas dua
fase
Stabil Pada umumnya stabil (tidak memisah apabila
didiamkan)
Tidak stabil
Tidak dapat disaring menggunakan penyaring
biasa maupun penyaring
ultra
Hanya dapat disaring
menggunakan penyaring
ultra
Dapat disaring
(Purba, 2004: 283)
81
1.2 Jenis-jenis Koloid
Penggolongan sistem koloid didasarkan pada jenis fase terdispersi dan medium
pendispersinya. Koloid yang mengandung fase terdispersi padat disebut sol. Koloid yang
mengandung fase terdispersi cair disebut emulsi. Koloid yang mengandung fase terdispersi
gas disebut buih (Parning et all, 2006: 161).
Tabel 1.2 Jenis-jenis Sistem Koloid
Jenis Fase
terdispersi
Medium
pendispersi Contoh
Busa Gas Cair Buih sabun, krim
kocok
Busa padat Gas Padat Batu apung,
marshmallow
Aerosol cair Cair Gas Kabut, awan Aerosol padat Padat Gas Asap, debu di udara
Emulsi Cair Cair Krim, mayonais, susu
Emulsi padat Cair Padat Mentega, keju
Sol Padat Cair Cat, jelli (agar-agar) Sol padat Padat Padat Paduan logam, mutiara
(Sutresna, 2007: 298)
2. SIFAT-SIFAT KOLOID
Koloid memiliki sifat khas yang berbeda dengan larutan dan suspensi (Purba, 2004:
287). Sifat-sifat koloid , yaitu:
(1) Efek tyndall
Efek tyndall adalah terhamburnya cahaya oleh partikel koloid. Efek ini sering digunakan
untuk membedakan larutan sejati dengan koloid karena larutan sejati tidak
menghamburkan cahaya.
(2) Gerak brown
Gerak brown adalah gerak zig-zag partikel koloid. Gerak ini dapat diamati menggunakan
mikroskop ultra. Gerak Brown terjadi akibat tumbukan yang tidak seimbang antara fase
terdispersi dengan medium pendispersi. Gerak Brown merupakan salah satu faktor yang
menstabilkan koloid karena dengan adanya gerak Brown partikel koloid dapat
mengimbangi gaya gravitasi sehingga tidak terjadi sedimentasi (Purba, 2004: 288).
(3) Muatan Koloid
a. Elektroforesis
Partikel koloid ada yang bermuatan dan ada yang tidak bermuatan. Muatan suatu
partikel koloid dapat diketahui melalui elektroforesis. Elektroforesis adalah
pergerakan partikel koloid dalam medan listrik.
82
b. Adsorpsi
Partikel koloid yang bermuatan dapat menyerap berbagai macam zat pada
permukaan. Penyerapan pada permukaan ini disebut adsorpsi. Zat yang diadsorpsi
bukan hanya ion maupun zat lain yang bermuatan, tetapi juga molekul-molekul
netral. Kemampuan adsorpsi partikel koloid dimanfaatkan dalam bidang industri
dan kehidupan sehari-hari, antara lain pemutihan gula tebu, pembuatan norit,
penjernihan air, pembuatan deodoran, dan lain-lain.
(4) Koagulasi
Suatu campuran yang berupa koloid dapat digumpalkan dengan menggunakan sel
elektroforesis atau dengan penambahan elektrolit. Penggumpalan partikel koloid ini
disebut koagulasi. Sifat partikel kolid yang dapat terkoagulasi (menggumpal)
dimanfaatkan dalam proses penjernihan air, penggumpalan karet dalam lateks, dan
pembuatan mesin Cotrel pada pembuangan gas di pabrik-pabrik. Selain itu fenomena
pembentukan delta di muara sungai juga merupakan salah satu contoh peristiwa koagulasi
di alam.
(5) Koloid Pelindung
Pada beberapa proses, suatu koloid perlu untuk dipecahkan. Akan tetapi, di lain pihak
koloid perlu dijaga supaya tidak menggumpal. Perlindungan ini dilakukan dengan
menambahkan suatu koloid pelindung, yakni suatu koloid yang ditambahkan dalam
sistem koloid lainnya untuk menstabilkan sistem koloid tersebut. Contoh pemanfaatan
sifat koloid yang dapat digunakan sebagai koloid pelindung adalah dalam pembuatan es
krim, cat, dan tinta.
(6) Dialisis
Dialisis adalah suatu proses untuk menghilangkan ion-ion yang mengganggu kestabilan
koloid. Sistem kerja dialisis adalah dengan memasukkan sistem koloid ke dalam suatu
membran semipermeabel, yakni membran yang dapat dilewati oleh partikel-partikel kecil
seperti ion dan molekul sederhana tetapi tidak dapt dilewati oleh partikel koloid. Proses
dialisis secara alamiah terjadi dalam proses pemisahan hasil-hasil metaboliseme dalam
darah oleh ginjal. Adaptasi proses ini dilakukan dalam proses cuci darah bagi penderita
penyakit ginjal.
(7) Koloid Liofil dan Liofob
Koloid yang medium pendispersinya cair dibedakan menjadi koloid liofil dan liofob.
Koloid liofil adalah koloid yang suka dengan cairan, sedangkan koloid liofob adalah
koloid yang tidak suka cairan. Jika medium pendispersinya berupa air maka menjadi
83
koloid hidrofil (suka air) dan koloid hidrofob (takut air). Pemanfaatan sifat ini diadaptasi
untuk membuat suatu emulgator, yakni suatu koloid yang mempunyai sifat liofil pada
salah satu ujungnya dan sifat liofob pada ujung lainnya sehingga dapat menstabilkan
suatu emulsi, contohnya sabun, detergen, putih telur.
3. PEMBUATAN KOLOID
Suatu sistem koloid dapat dibuat dari larutan sejati maupun suspensi (Parning et all,
2006: 170). Pembuatan koloid dari larutan sejati dilakukan dengan mengelompokkan partikel
larutan sejati sehingga berukuran seperti partikel koloid, cara ini disebut cara kondensasi.
Sedangkan pembuatan koloid dari suspensi dilakukan dengan memperkecil partikel suspensi
sehingga berukuran seperti partikel koloid, cara ini disebut cara dispersi. Adapun penjelasan
masing-masing cara pembuatan sistem koloid adalah sebagai berikut:
(1) Cara kondensasi
a. Reaksi hidrolisis
Hidrolisis adalah reaksi suatu zat dengan air. Reaksi ini umumnya digunakan dalam
pembuatan koloi-koloid basa dari suatu garam.
b. Reaksi redoks
Reaksi redoks adalah reaksi yang disertai dengan perubahan bilangan oksidasi.
Koloid yang terjadi merupakan hasil oksidasi atau reduksi.
c. Pertukaran ion
Reaksi pertukaran ion umumnya dilakukan untuk membuat koloid dari zat-zat yang
sukar larut (endapan) yang dihasilkan pada reaksi kimia.
(2) Cara dispersi
a. Cara mekanik (dispersi langsung)
Cara ini dilakukan dengan memperkecil ukuran partikel fase terdispersi. Biasanya
dilakukan dengan penggilingan atau penggerusan menggunakan lumpang atau
penggiling koloid. Hasil penggerusan atau penggilingan kemudian diaduk dengan
medium pendispersi.
b. Homogenisasi
Dilakukan dengan menggunakan mesin homogenisasi.
c. Peptisasi
Cara ini dilakukan dengan memecah partikel besar dari suspensi menjadi partikel
koloid dengan bantuan zat pemeptisasi (pemecah).
84
d. Busur bredig
Mekanisme Busur Bredig merupakan gabungan dari cara dispersi dan kondensasi.
Biasanya digunakan dalam pembuatan sol-sol logam.
4. METODE, MODEL, DAN PENDEKATAN
Metode : Penugasan, praktikum, diskusi kelompok.
Model : Discovery Learning
Pendekatan : Scientific Approach
5. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
1. Pertemuan/ Siklus : 1/ I
Materi : Sistem Koloid dan Sifat-sifat Koloid
Waktu : 2 x 45 menit
Sintak
Discovery
Learning
Kegiatan Pembelajaran Waktu Metode
Stimulus
Problem
Statement
Pendahuluan
1. Guru membuka kelas dan memeriksa kehadiran siswa.
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa.
3. Guru menstimulus ingatan dan rasa ingin tahu siswa dengan
meminta siswa mengamati demonstrasi campuran yang dibuat
oleh temannya kemudian guru memberikan pertanyaan:
- Apa yang kalian rasakan ketika minum air yang
ditambahkan gula?
- Bagaimana jika hanya gula saja?
- Bagaimana bila dalam campuran air dan gula ditambahkan
kopi? Apa yang kalian rasakan?
- Apa yang dimaksud dengan campuran?
- Apa saja jenis-jenis campuran?
4. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengidentifikasi masalah dengan mengacu pada tujuan
pembelajaran.
10
menit
Tanya
Jawab
85
Sintak
Discovery
Learning
Kegiatan Pembelajaran Waktu Metode
Kegiatan Inti
Eksplorasi
1. Guru mengkondisikan siswa untuk berkelompok sesuai
dengan kelompok yang telah dibentuk pada pertemuan
sebelumnya.
5 menit Prakti-
kum
Data
Collection
Data
Processing
Elaborasi
1. Siswa dalam kelompok dengan teliti dan bertanggung jawab
mempresentasikan dan menggambarkan alur kerja praktikum
berdasarkan diskusi kelompok
2. Siswa dengan bimbingan guru berdiskusi untuk menentukan
alur kerja yang sesuai untuk pelaksanaan praktikum pada
pertemuan selanjutnya.
25
menit
Verifica-tion
and
Generali-
zation
Konfirmasi
1. Guru memberikan komentar terhadap pertanyaan dan
memberikan penjelasan jika terdapat miskonsepsi.
2. Bersama-sama siswa menyimpulkan pembelajaran yang telah
dilaksanakan.
5 menit
Penutup
1. Siswa mengutarakan kesimpulan setelah melakukan diskusi
dengan bantuan guru.
2. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk membuat laporan
praktikum sementara untuk dikumpulkan pada pertemuan
berikutnya dan mempersiapkan praktikum pada pertemuan
selanjutnya.
5 menit Diskusi
Tugas
Siswa melaksanakan pre-test untuk persiapan praktikum pada
siklus I
40
menit
86
2. Pertemuan/ Siklus : 2/ I
Materi : Sistem Koloid dan Sifat-sifat Koloid
Waktu : 2 x 45 menit
Sintak
Discovery
Learning
Kegiatan Pembelajaran Waktu Metode
Stimulus
Problem
Statement
Pendahuluan
1. Guru membuka kelas dan memeriksa kehadiran siswa.
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa.
3. Guru menstimulus ingatan dan rasa ingin tahu siswa dengan
menyajikan campuran teh, kopi, dan susu kemudian
memberikan pertanyaan:
Sebutkan jenis campuran berdasarkan ukuran partikelnya!
4. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengidentifikasi masalah dengan mengajukan pertanyaan:
Apakah semua koloid menguntungkan bagi manusia?
10
menit
Tanya
Jawab
Kegiatan Inti
Eksplorasi
1. Guru mengkondisikan siswa untuk berkelompok sesuai
dengan kelompok yang telah dibentuk pada pertemuan
sebelumnya.
2. Guru membagikan lembar kerja praktikum kepada masing-
masing kelompok.
3. Siswa mempersiapkan diri untuk praktikum dengan
mengambil alat dan bahan yang diperlukan sesuai lembar
praktikum.
10
menit
Prakti-
kum
87
Sintak
Discovery
Learning
Kegiatan Pembelajaran Waktu Metode
Data
Collection
Data
Processing
Verification
Generali-
zation
Elaborasi
1. Siswa dalam kelompok dengan teliti dan bertanggung jawab
melaksanakan kegiatan praktikum berdasarkan petunjuk yang
diberikan.
2. Siswa dalam kelompok diberikan kesempatan untuk
mengembangkan keterampilan proses sains dalam percobaan
yang dilakukan.
3. Siswa dalam kelompok secara aktif, teliti, dan cermat mencatat
hasil pengamatan pada lembar kerja yang telah disediakan.
4. Siswa dalam kelompok secara aktif, jujur, dan bertanggung
jawab mengisi dan mengumpulkan laporan sementara kepada
guru.
45
menit
Konfirmasi
1. Guru dan observer menilai kondisi keterampilan proses sains
siswa pada tahap pelaksanaan praktikum
2. Siswa mengevaluasi hasil praktikum dengan dipandu oleh
guru.
20
menit
Penutup
1. Siswa mengutarakan kesimpulan setelah melakukan praktikum
dengan bantuan guru.
5 menit Diskusi
Tugas
88
3. Pertemuan/ Siklus : 3/ I
Materi : Sistem Koloid dan Sifat-sifat Koloid
Waktu : 2 x 45 menit
Sintak
Discovery
Learning
Kegiatan Pembelajaran Waktu Metode
Stimulus
Problem
Statement
Pendahuluan
1. Guru membuka kelas dan memeriksa kehadiran siswa.
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa.
3. Guru menstimulus ingatan dan rasa ingin tahu siswa dengan
menayangkan beberapa contoh koloid kemudian memberikan
pertanyaan:
Apa yang dimaksud dengan sistem koloid?
Apakah semua koloid sama?
Guru menayangkan efek tyndall kemudian mengajukan
pertanyaan:
Apakah koloid mempunyai sifat lain selain efek tyndall?
4. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengidentifikasi masalah dengan mengajukan pertanyaan:
Mengapa sistem koloid penting bagi kehidupan?
10
menit
Tanya
Jawab
Kegiatan Inti
Eksplorasi
1. Guru mengkondisikan siswa untuk berkelompok sesuai
dengan kelompok yang telah dibentuk pada pertemuan
sebelumnya.
2. Siswa mempersiapkan diri untuk melaksanakan kegiatan
presentasi.
5 menit
Presen-
tasi
89
Sintak
Discovery
Learning
Kegiatan Pembelajaran Waktu Metode
Data
Collection
Data
Processing
Verifica-tion
Generali-
zation
Elaborasi
1. Siswa dalam kelompok dengan berani dan bertanggung jawab
melaksanakan kegiatan presentasi sub-bab yang telah
ditentukan.
2. Siswa dalam kelas diberikan kesempatan untuk
mengembangkan keterampilan bertanya dan berdiskusi dengan
bimbingan guru.
3. Siswa dalam kelompok secara aktif, teliti, dan cermat mencatat
hasil diskusi.
4. Siswa dalam kelompok secara aktif, jujur, dan bertanggung
jawab mengisi dan mengumpulkan laporan akhir kepada guru.
25
menit
Konfirmasi
1. Guru memberikan komentar terhadap pertanyaan dan
memberikan penjelasan jika terdapat miskonsepsi.
2. Bersama-sama siswa menyimpulkan pembelajaran yang telah
dilaksanakan.
5 menit
Penutup
1. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempersiapkan
praktikum pada pembelajaran selanjutnya. 5 menit Diskusi
Tugas
Siswa melaksanakan test akhir siklus I 40
menit
90
4. Pertemuan/ Siklus : 4/ II
Materi : Pembuatan Sistem Koloid
Waktu : 2 x 45 menit
Sintak
Discovery
Learning
Kegiatan Pembelajaran Waktu Metode
Stimulus
Problem
Statement
Pendahuluan
1. Guru membuka kelas dan memeriksa kehadiran siswa.
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa.
3. Guru menstimulus ingatan dan rasa ingin tahu siswa dengan
memberikan pertanyaan:
Apa saja hasil industri yang berupa koloid yang sering kita
gunakan dalam kehidupan sehari-hari?
4. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengidentifikasi masalah dengan mengacu pada tujuan
pembelajaran.
10
menit
Tanya
Jawab
Data
Collection
Data
Processing
Verifica-tion
Generali-
zation
Kegiatan Inti
Eksplorasi
1. Guru mengkondisikan siswa untuk berkelompok sesuai
dengan kelompok yang telah dibentuk pada pertemuan
sebelumnya.
5 menit
Presen-
tasi
Elaborasi
1. Siswa dalam kelompok dengan teliti dan bertanggung jawab
mempresentasikan dan menggambarkan alur kerja praktikum
berdasarkan diskusi kelompok
2. Siswa dengan bimbingan guru berdiskusi untuk menentukan
alur kerja yang sesuai untuk pelaksanaan praktikum pada
pertemuan selanjutnya.
25
menit
Konfirmasi
1. Guru memberikan komentar terhadap pertanyaan dan
memberikan penjelasan jika terdapat miskonsepsi.
2. Bersama-sama siswa menyimpulkan pembelajaran yang telah
dilaksanakan.
5 menit
91
Sintak
Discovery
Learning
Kegiatan Pembelajaran Waktu Metode
Penutup
1. Siswa mengutarakan kesimpulan setelah melakukan diskusi
dengan bantuan guru.
2. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk membuat laporan
praktikum sementara untuk dikumpulkan pada pertemuan
berikutnya dan mempersiapkan praktikum pada pertemuan
selanjutnya.
5 menit Diskusi
Tugas
Siswa melaksanakan pre-test untuk persiapan praktikum pada
siklus II
40
menit
92
5. Pertemuan/ Siklus : 5/ II
Materi : Pembuatan Koloid
Waktu : 2 x 45 menit
Sintak
Discovery
Learning
Kegiatan Pembelajaran Waktu Metode
Stimulus
Problem
Statement
Pendahuluan
1. Guru membuka kelas dan memeriksa kehadiran siswa.
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa.
3. Guru menstimulus ingatan dan rasa ingin tahu siswa dengan
memberikan pertanyaan:
Sebutkan jenis campuran berdasarkan ukuran partikelnya!
4. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengidentifikasi masalah dengan mengajukan pertanyaan:
Apakah semua koloid menguntungkan bagi manusia?
10
menit
Tanya
Jawab
Kegiatan Inti
Eksplorasi
1. Guru mengkondisikan siswa untuk berkelompok sesuai dengan
kelompok yang telah dibentuk pada pertemuan sebelumnya.
2. Guru membagikan lembar kerja praktikum kepada masing-
masing kelompok.
3. Siswa mempersiapkan diri untuk praktikum dengan
mengambil alat dan bahan yang diperlukan sesuai lembar
praktikum.
10
menit
Prakti-
kum
93
Data
Collection
Data
Processing
Verifica-tion
Generali-
zation
Elaborasi
1. Siswa dalam kelompok dengan teliti dan bertanggung jawab
melaksanakan kegiatan praktikum berdasarkan petunjuk yang
diberikan.
2. Siswa dalam kelompok diberikan kesempatan untuk
mengembangkan keterampilan proses sains dalam percobaan
yang dilakukan.
3. Siswa dalam kelompok secara aktif, teliti, dan cermat mencatat
hasil pengamatan pada lembar kerja yang telah disediakan.
4. Siswa dalam kelompok secara aktif, jujur, dan bertanggung
jawab mengisi dan mengumpulkan laporan sementara kepada
guru.
45
menit
Konfirmasi
1. Guru dan observer menilai kondisi keterampilan proses sains
siswa pada tahap pelaksanaan praktikum
2. Siswa mengevaluasi hasil praktikum dengan dipandu oleh
guru.
20
menit
Penutup
1. Siswa mengutarakan kesimpulan setelah melakukan praktikum
dengan bantuan guru.
5 menit Diskusi
Tugas
94
6. Pertemuan/ Siklus : 6/ II
Materi : Pembuatan Sistem Koloid
Waktu : 2 x 45 menit
Kegiatan Pembelajaran : Ulangan Harian
6. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR
a. Media
Buku Kimia SMA Kelas XI Semester II
Lembar Kerja Siswa
Alat praktikum
Bahan praktikum
Laptop
LCD Proyektor
Spidol dan white board
b. Sumber Belajar
Buku Kimia yang relevan
a. Chang, Raymond. 2008. Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti (3rd
ed) Jilid 1. Jakarta:
Erlangga
b. Davis, Raymond. 2006. Modern Chemistry. USA: Holt, Rinehart, and Winston
c. Parning, Horale, & Tiopan. Kimia SMA Kelas XI Semester Kedua. Jakarta: Yudhistira
d. Purba, Michael. 2002. Kimia SMA Kelas XI 2B. Jakarta: Erlangga
e. Sutresna, Nana. 2007. Cerdas Belajar Kimia untuk Kelas XI Jilid 2. Bandung: Grafindo
Media Utama
Internet
Slide presentasi
7. PENILAIAN
a. Ranah kognitif
Prosedur : Tes tertulis
Jenis tagihan : Tugas individu
Bentuk soal : Soal essai
Instrumen : rubrik penilaian kognitif
b. Ranah afektif
Prosedur : Observasi
Jenis tagihan : Diskusi
Instrumen : Lembar Pengamatan
95
c. Ranah Psikomotorik
Prosedur : Observasi langsung
Jenis tagihan : Tugas kelompok
Instrumen : Lembar Pengamatan KPS
96
SOAL PRE-TEST
Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan jelas dan tepat !
1. Apa yang dimaksud dengan campuran?
2. Suatu campuran terdiri atas dua fase, tetapi campuran ini nampak homogen jika dilihat
dengan mata biasa, dan keruh. Apakah jenis campuran tersebut? Sebutkanlah tiga contoh
jenis campuran tersebut dalam kehidupan sehari-hari!
3. Data dari beberapa larutan sebagai berikut:
Larutan Warna Larutan Setelah Penyaringan Berkas Cahaya
1 Cokelat Keruh Terlihat
2 Biru Jernih Tak terlihat
3 Kuning Agak keruh Terlihat
4 Kuning Jernih Tak terlihat
5 Cokelat Jernih Tak terlihat
Berdasarkan data tersebut, pasangan larutan yang tergolong koloid adalah...
Jelaskan jawaban kalian!
4. Efek Tyndall adalah salah satu cara untuk membedakan larutan sejati dengan koloid.
Bagaimana perbedaanya?
5. Sistem koloid adalah cara yang digunakan untuk menyajikan suatu campuran dari zat-zat
yang tidak saling melarutkan secara “homogen” dan stabil pada tingkat makroskopis.
Sebagai contoh suatu sistem koloid adalah mayonaise. Mayonaise adalah sistem koloid cair
dalam cair, yakni emulsi air dalam minyak. Pada umumnya, air dan minyak tidak dapat
bercampur, namun karena penambahan suatu emulgator (zat pengemulsi) kedua zat
tersebut dapat membentuk campuran yang lebih stabil (koloid). Apakah yang disebut
dengan emulgator?
6. Ada berapa cara pembuatan koloid?Sebutkan!
7. Sebutkan perbedaan mendasar antara cara dispersi dan kondensasi!
8. Suatu sistem koloid dibuat dengan menggerus suatu zat sehingga partikelnya berukuran
seperti partikel koloid.
a. Disebut apakah mekanisme pembuatan koloid tersebut?
b. Mekanisme tersebut termasuk cara dispersi atau kondensasi? Jelaskan!
----oSELAMAT MENGERJAKANo----
Lampiran 3
97
KUNCI JAWABAN SOAL PRE-TEST
1. Campuran adalah penggabungan dua zat atau lebih di mana dalam penggabungan ini zat-
zat tersebut mempertahankan identitasnya masing-masing.
2. Koloid: susu, santan, agar-agar, awan, kabut, asap,dll
3. Larutan yang termasuk koloid adalah larutan 1 dan 3, karena setelah penyaringan masih
keruh atau agak keruh dan berkas cahaya terlihat.
4. Pada larutan sejati berkas sinar tidak terlihat, sedangkan pada koloid berkas sinar terlihat.
5. Emulgator adalah suatu koloid yang mempunyai sifat liofil pada salah satu ujungnya dan
sifat liofob pada ujung lainnya sehingga dapat menstabilkan suatu emulsi.
6. Terdapat dua cara pembuatan koloid, yakni cara dispersi dan kondensasi.
7. Perbedaan cara dispersi dan kondensasi:
- cara dispersi adalah pembuatan koloid dengan cara pemecahan partikel besar
(suspensi) menjadi partikel koloid.
- cara kondensasi adalah pembuatan koloid dengan cara menggumpalkan larutan
sehingga berukuran menjadi partikel koloid
8. Jawaban:
a. Mekanisme pembuatan koloid adalah dengan cara mekanik
b. Mekanisme tersebut tersebut cara dispersi karena memecah partikel berukuran suspensi
menjadi partikel yang berukuran koloid
Lampiran 4
98
PANDUAN PENILAIAN PRE-TEST
1. Campuran adalah penggabungan dua zat atau lebih (skor 1) di mana dalam penggabungan
ini zat-zat tersebut mempertahankan identitasnya masing-masing (skor 2).
2. Koloid (skor 1)
susu, santan, agar-agar, awan, kabut, asap,dll (skor 2 jika ketigs contoh benar, skor 1 jika
dua contoh benar, skor 0,5 jika satu contoh benar).
3. Larutan yang termasuk koloid adalah larutan 1 dan 3(skor 1), karena setelah penyaringan
masih keruh atau agak keruh (skor 1) dan berkas cahaya terlihat (skor 1).
4. Pada larutan sejati berkas sinar tidak terlihat (skor 1,5), sedangkan pada koloid berkas sinar
terlihat (skor 1,5).
5. Emulgator adalah suatu koloid yang mempunyai sifat liofil pada salah satu ujungnya dan
sifat liofob pada ujung lainnya (skor 1,5) sehingga dapat menstabilkan suatu emulsi (skor
1,5).
6. Terdapat dua cara pembuatan koloid (skor 1), yakni cara dispersi (skor 1) dan kondensasi
(skor 1).
7. Perbedaan cara dispersi dan kondensasi:
- cara dispersi adalah pembuatan koloid dengan cara pemecahan partikel besar
(suspensi) menjadi partikel koloid. (skor 1,5)
- cara kondensasi adalah pembuatan koloid dengan cara menggumpalkan larutan
sehingga berukuran menjadi partikel koloid (skor 1,5)
8. Jawaban:
- Mekanisme pembuatan koloid adalah dengan cara mekanik (skor 1)
- Mekanisme tersebut tersebut cara dispersi(skor 1) karena memecah partikel berukuran
suspensi menjadi partikel yang berukuran koloid (skor 1)
Lampiran 5
99
SOAL TES AKHIR SIKLUS I
Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan jelas dan tepat !
1. Terdapat beberapa campuran sebagai berikut:
a. cuka + air
b. air + susu
c. obat batuk sirup
d. air + minyak
e. air + minyak + sabun
Identifikasi campuran tersebut dan kelompokkan menjadi larutan, koloid, atau suspensi!
2. Sebutkan fase terdispersi dan medium pendispersi koloid-koloid berikut ini:
a. sol
b. emulsi
c. buih
3. Sebutkan nama dan contoh sistem koloid yang terbentuk dari :
a. zat padat yang terdispersi dalam gas
b. zat gas yang terdispersi dalam padatan
c. zat cair yang terdispersi dalam padatan
4. Sebutkan fase terdispersi dan medium pendispersi sistem koloid berikut:
a. stirofoam
b. buih sabun
c. stainless steel
5. Sebutkan sifat koloid dalam peristiwa berikut:
a. cahaya lampu yang menerobos kabut
b. obat norit yang digunakan untuk mengobati orang yang sakit perut
c. penjernihan air menggunakan tawas
----oSELAMAT MENGERJAKANo----
Lampiran 6
100
KUNCI JAWABAN TES AKHIR SIKLUS I
1. cuka + air : larutan
air + susu, air+minyak+sabun : koloid
obat batuk sirup, air+minyak : suspensi
2. Sol : padat dalam cair
Emulsi : cair dalam cair
Buih : gas dalam cair
3. Nama dan contoh sistem koloid
a. Sol gas, contoh asap, udara yang berdebu
b. Buih padat, contoh: batu apung, styrofoam, sponge, busa, kue apem
c. Emulsi padat, contoh agar-agar, tahu, mentega, keju
4. Fase terdispersi dan mendium pendispersi
Sistem Koloid Fase terdispersi Medium Pendispersi
Stirofoam Gas Padat
Buih sabun Gas Cair
Stainless steel Padat Padat
5. Efek koloid:
a. efek Tyndall
b. Adsorpsi
c. Koagulasi
Lampiran 7
101
PANDUAN PENILAIAN TES AKHIR SIKLUS I
1. cuka + air, alkohol + air : larutan
air + susu, air+minyak+sabun : koloid
obat batuk sirup, air+minyak : suspensi
(tiap jawaban yang benar skornya 0,5 )
2. Sol : padat dalam cair (skor 1)
Emulsi : cair dalam cair (skor 1)
Buih : gas dalam cair (skor 1)
3. Nama dan contoh sistem koloid
a. Sol gas (skor 0,5); contoh asap, udara yang berdebu (skor 0,5)
b. Buih padat (skor 0,5); contoh: batu apung, styrofoam, sponge, busa, kue apem (skor 0,5)
c. Emulsi padat (skor 0,5); contoh agar-agar, tahu, mentega, keju (skor 0,5)
4. Fase terdispersi dan mendium pendispersi
Sistem Koloid Fase terdispersi Medium Pendispersi
Stirofoam Gas (skor 0,5) Padat (skor 0,5)
Buih sabun Gas (skor 0,5) Cair (skor 0,5)
Stainless steel Padat (skor 0,5) Padat (skor 0,5)
5. Efek koloid:
a. Efek Tyndall (skor 1)
b. Adsorpsi (skor 1)
c. Koagulasi (skor 1)
Lampiran 8
102
SOAL TES AKHIR SIKLUS II
Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan jelas dan tepat !
1. Apa perbedaan pembuatan koloid secara dispersi dan kondensasi?
2. Tentukan termasuk cara dispersi atau kondensasi pembuatan koloid berikut:
No. Proses pembuatan koloid Cara pembuatan
a. Mencampurkan larutan AgNO3 dan HCl encer
b. Menambahkan larutan jenuh FeCl3 ke dalam air panas.
c. Memasukkan serbuk belerang yang sudah digerus ke dalam
air.
d. Mengalirkan gas H2S ke dalam larutan NiS
e. Mereaksikan CuSO4 dengan Na2S dalam air
f. Sol emas dibuat dengan melompatkan bunga api listrik dari
elektrode Au dalam air
----oSELAMAT MENGERJAKANo----
Lampiran 9
103
KUNCI JAWABAN TES AKHIR SIKLUS II
1. Perbedaan pembuatan koloid dengan cara kondensasi dan dispersi adalah:
- Kondensasi : Pembuatan koloid dengan menggumpalkan partikel-partikel larutan menjadi
partikel berukuran koloid, biasanya dilakukan dengan cara kimia
- Dispersi : Pembuatan koloid dengan memecah partikel-partikel suspensi sehingga
berukuran seperti partikel koloid, biasanya dilakukan dengan cara fisika
2. Tabel
No. Proses pembuatan koloid Cara pembuatan
a. Mencampurkan larutan AgNO3 dan HCl encer Kondensasi
b. Menambahkan larutan jenuh FeCl3 ke dalam air panas. Kondensasi
c. Memasukkan serbuk belerang yang sudah digerus ke dalam
air.
Dispersi
d. Mengalirkan gas H2S ke dalam larutan NiS Dispersi
e. Mereaksikan CuSO4 dengan Na2S dalam air Kondensasi
f. Sol emas dibuat dengan melompatkan bunga api listrik dari
elektrode Au dalam air
Dispersi
Lampiran 10
104
PANDUAN PENILAIAN TES AKHIR SIKLUS II
1. Perbedaan pembuatan koloid dengan cara kondensasi dan dispersi adalah:
- Kondensasi : Pembuatan koloid dengan menggumpalkan partikel-partikel larutan menjadi
partikel berukuran koloid (skor 1), biasanya dilakukan dengan cara kimia (skor 0,5)
- Dispersi : Pembuatan koloid dengan memecah partikel-partikel suspensi sehingga
berukuran seperti partikel koloid (skor 1), biasanya dilakukan dengan cara fisika (skor 0,5)
2. Tabel
No. Proses pembuatan koloid Cara pembuatan
a. Mencampurkan larutan AgNO3 dan HCl encer Kondensasi (skor 0,5)
b. Menambahkan larutan jenuh FeCl3 ke dalam air panas. Kondensasi (skor 0,5)
c. Memasukkan serbuk belerang yang sudah digerus ke dalam
air.
Dispersi (skor 0,5)
d. Mengalirkan gas H2S ke dalam larutan NiS Dispersi (skor 0,5)
e. Mereaksikan CuSO4 dengan Na2S dalam air Kondensasi (skor 0,5)
f. Sol emas dibuat dengan melompatkan bunga api listrik dari
elektrode Au dalam air
Dispersi (skor 0,5)
Lampiran 11
105
SOAL ULANGAN KOLOID
Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan jelas dan tepat !
1. Sebutkan perbedaan dari larutan, koloid, dan suspensi!
2. Lengkapilah daftar berikut:
No Fase
Terdispersi
Medium
Pendispersi
Nama
Sistem
Koloid
Contoh
1. Sol
2. Gas Cair
3. Mentega
4. Aerosol
padat
Asap
5. Cair Gas
3. Jelaskan mengapa tidak terdapat sistem koloid gas dalam gas?
4. Mengapa koloid penting bagi kehidupan kita?
5. Efek Tyndall adalah salah satu sifat koloid yang dapat digunakan untuk membedakan
sistem koloid dengan larutan sejati. Apa yang dimaksud dengan efek Tyndall? Sebutkan
salah satu contoh peristiwa efek Tyndall yang dapat kita temukan dalam kehidupan sehari-
hari!
6. Sebutkan faktor-faktor yang menstabilkan koloid!
7. Sebutkan pemanfaatan dari sifat-sifat koloid berikut:
a. Koagulasi
b. Koloid Pelindung
c. Dialisis
8. Pabrik-pabrik pada suatu industri pada umumnya menggunakan pengendap Cottrel pada
cerobong asapnya. Apa fungsi pengendap Cottrel pada cerobong asap tersebut? Apa sifat
koloid yang dimanfaatkan dalam peristiwa tersebut?
9. Jelaskan mengapa keringat yang ada di baju tidak dapat hilang ketika hanya dicuci
menggunakan air tetapi dapat dibersihkan saat dicuci menggunakan detergen!
10. Agar-agar adalah makanan yang kaya akan serat dan baik bagi kesehatan. Agar-agar
adalah salah satu sistem koloid yang dibuat secara dispersi. Mekanisme apakah yang
digunakan dalam pembuatan agar-agar? Berikan contoh lain pembuatan koloid dengan cara
dispersi!
----oSELAMAT MENGERJAKANo----
Lampiran 12
106
KUNCI JAWABAN ULANGAN HARIAN KOLOID
1. Perbedaan larutan, koloid, dan suspensi
Larutan Koloid Suspensi
Homogen, tidak dapat
dibedakan walaupun menggunakan mikroskop
ultra
Homogen secara
makroskopis tetapi heterogen jika dilihat
dengan mikroskop ultra
Heterogen, baik
secara makroskopis maupun
mikroskopis
Ukuran partikelnya < 1 nm
Ukuran partikelnya antara 1 nm s.d 1000 nm
Ukuran partikelnya > 1 nm
Terdiri atas satu fase Terdiri atas dua fase Terdiri atas dua
fase
Stabil Pada umumnya stabil (tidak memisah apabila
didiamkan)
Tidak stabil
Tidak dapat disaring menggunakan penyaring
biasa maupun penyaring
ultra
Hanya dapat disaring
menggunakan penyaring ultra
Dapat disaring
- dapat menyebutkan 8 atau lebih sifat dengan benar : skor 3
- dapat menyebutkan 5 – 7 sifat dengan benar : skor 2
- dapat menyebutkan kurang dari 5 sifat dengan benar : skor 1
2. Masing-masing jawaban yang benar nilainya 0,25
No Fase
Terdispersi
Medium
Pendispersi
Nama
Sistem
Koloid
Contoh
1. Padat Cair Sol Cat, tinta
2. Gas Cair Buih Gelembung
sabun,
whipped
cream
3. Cair Padat Emulsi padat Mentega
4. Padat Gas Aerosol
padat
Asap
5. Cair Gas Aerosol cair Kabut, awan,
hair spray
3. Gas dalam gas akan membentuk suatu campuran homogen (skor 1,5) jadi campuran
tersebut adalah larutan bukan koloid (skor 1,5).
4. Karena koloid merupakan satu-satunya cara untuk membuat dua zat yang tidak saling
melarutkan(skor 1,5) menjadi lebih stabil (skor 1,5).
5. Efek Tyndall adalah peristiwa penghamburan cahaya oleh koloid. (skor 1,5)
Lampiran 13
107
Contoh: lampu kendaraan pada cuaca berkabut, asap rokok yang tertangkap lampu
proyektor di bioskop terlihat lebih terang, cahaya matahari yang masuk melalui celah kecil
(skor 1,5)
6. Faktor-faktor yang menstabilkan koloid:
- muatan koloid (skor 1,5)
- gerak brown (skor 1,5)
7. a. Koagulasi :penjernhan air (skor 1)
b. Koloid Pelindung : es krim (skor 1)
c. Dialisis : cuci darah bagi penderita gagal ginjal (skor 1)
8. Fungsi pengendap Cottrell adalah untuk menarik partikel debu (skor 1) pada asap agar gas
buangan yang dikeluarkan oleh pabrik lebih bersih (skor 0,5) dan untuk mendapatkan
kembali partikel-partikel yang masih dapat dimanfaatkan (skor 0,5), seperti bijih-bijih
logam berharga.
Sifat koloid yang dimanfaatkan: adsorpsi (skor 0,5), koagulasi (skor 0,5).
9. Karena keringat merupakan minyak yang tidak dapat bercampur dengan air (skor 1).
Penambahan detergen berfungsi sebagai emulgator (skor 2) yang dapat membuat minyak
dan air menggumpal dan larut ketika dibersihkan.
10. Pembuatan agar-agar dilakukan dengan mekanisme peptisasi (skor 2) yang termasuk dalam
cara pembuatan koloid secara dispersi. Contoh lain pembuatan koloid dengan cara dispersi
adalah pembuatan sol belerang (skor 1).
108
109
KISI-KISI INSTRUMEN LEMBAR OBSERVASI
KETERAMPILAN PROSES SAINS
No. Indikator KPS Kinerja yang dinilai dalam lembar observasi Nomor
1. Mengamati
Mengamati sifat-sifat campuran dengan teliti 10
Memasukkan campuran berdasarkan data atau
fakta yang diperoleh ke dalam tabung reaksi 11
2. Mengelompokkan atau
klasifikasi Mengelompokkan berdasarkan hasil pengamatan 13
3. Menafsirkan Menuliskan simpulan dari praktikum yang
telah dilaksanakan 15
4. Meramalkan
Memprediksi suatu campuran yang memiliki sifat-
sifat tertentu didasarkan pada konsep yang telah
dipelajari.
3
5. Merumuskan hipotesis
Mengajukan hipotesis awal mengenai hasil
percobaan melalui tafsiran ilmiah (dugaan
sementara).
4
6. Mengajukan pertanyaan Mengajukan suatu permasalahan ketika diskusi
kelas berlangsung. 18
7. Merencanakan
percobaan
Mampu merancang praktikum sesuai dengan
sistematika yang tepat dan jelas 1
Membuat bagan alur kerja yang mudah dibaca dan
sesuai prosedur 2
Mematuhi prosedur keselamatan kerja dengan
minimal menggunakan alas kaki dan jas
praktikum.
5
8. Menggunakan alat dan
bahan
Mengecek kebersihan dan kesiapan alat dan bahan
sebelum melaksanakan praktikum 6
Menimbang bahan dengan tepat menggunakan
timbangan yang sudah dikalibrasi 7
Mengambil larutan dengan volume yang benar
menggunakan gelas ukur. 8
Mencampur bahan sesuai dengan petunjuk di LKS
pada gelas beker dengan label yang sesuai. 9
Lampiran 14
109
Membersihkan dan merapikan kembali alat
yang digunakan dan membersihkan meja
praktikum
12
9. Menerapkan konsep Menganalisis hasil praktikum berdasarkan
teori yang sudah ada 14
10. Mengkomunikasikan
hasil
Menuliskan hasil praktikum pada laporan
praktikum dengan sistematika yang benar 16
Mempresentasikan hasil praktikum dengan
komunikatif, kreatif, dan menarik. 17
110
LEMBAR OBSERVASI KETERAMPILAN PROSES SAINS
Nama Observer : ..............................
Siklus : ..............................
Kinerja yang Dinilai Nilai
1. Mampu merancang praktikum sesuai dengan sistematika yang tepat dan jelas
2. Membuat bagan alur kerja yang mudah dibaca dan sesuai prosedur
3. Memprediksi suatu campuran yang memiliki sifat-sifat tertentu didasarkan pada
konsep yang telah dipelajari.
4. Mengajukan hipotesis awal mengenai hasil percobaan melalui tafsiran ilmiah (dugaan
sementara).
5. Mematuhi prosedur keselamatan kerja dengan minimal menggunakan alas kaki dan
jas praktikum.
6. Mengecek kebersihan dan kesiapan alat dan bahan sebelum melaksanakan praktikum
7. Menimbang bahan dengan tepat menggunakan timbangan yang sudah dikalibrasi.
8. Mengambil larutan dengan volume yang benar menggunakan gelas ukur.
9. Mencampur bahan sesuai dengan petunjuk di LKS pada gelas beker dengan label
yang sesuai.
10. Mengamati sifat-sifat campuran dengan teliti.
11. Memasukkan campuran berdasarkan data atau fakta yang diperoleh ke dalam tabung
reaksi
12. Membersihkan dan merapikan kembali alat yang digunakan dan
membersihkan meja praktikum.
13. Mengelompokkan berdasarkan data pengamatan
14. Menganalisis hasil praktikum berdasarkan teori yang sudah ada
15. Menuliskan simpulan dari praktikum yang telah dilaksanakan
16. Menuliskan hasil praktikum pada laporan praktikum dengan sistematika yang benar
17. Mempresentasikan hasil praktikum dengan komunikatif, kreatif, dan menarik.
18. Mengajukan suatu permasalahan ketika diskusi kelas berlangsung.
Lampiran 15
111
PETUNJUK PENGISIAN LEMBAR OBSERVASI KPS
Berikut ini petunjuk pengisian lembar observasi:
1. Observer mengisi kolom nama observer dan siklus terlebih dahulu.
2. Pastikan observer sudah memahami panduan penilaian pada setiap butir dalam lembar observasi.
3. Nilai ditulis pada kolom nilai dengan skala nilai 1 s.d 4 dengan ketentuan sebagai berikut :
4 = sangat baik
3 = baik
2 = cukup
1 = kurang
4. Butir nomor 1 s.d 5 merupakan tahap perencanaan praktikum sehingga nilai pada butir ini diisi
sebelum siswa melakukan praktikum.
5. Butir nomor 6 s.d 12 merupakan tahap pelaksanaan praktikum sehingga nilai pada butir ini diisi
saat siswa melakukan praktikum.
6. Butir nomor 13 s.d 18 merupakan tahap pelaporan praktikum sehingga nilai pada butir ini diisi
setelah siswa melakukan praktikum.
Lampiran 16
112
PANDUAN PENILAIAN OBSERVASI KETERAMPILAN PROSES SAINS
No Tingkat Ketercapaian Keterampilan Proses Sains Nilai
1
Membuat rancangan praktikum yang sesuai dengan:
tujuan praktikum
alat dan bahan yang digunakan
sistematika yang tepat
4
Sesuai dengan tujuan praktikum serta alat dan bahan yang
digunakan, tetapi sistematika kurang tepat 3
Hanya sesuai dengan tujuan praktikum 2
Tidak ada yang sesuai 1
2
Membuat bagan alur kerja dengan:
jelas
sesuai prosedur
4
Cukup jelas dan sesuai prosedur 3
Tidak jelas tetapi sesuai prosedur 2
Tidak jelas dan tidak sesuai prosedur 1
3
Dapat menjawab Soal Pretest pada butir soal nomor 2
dengan skor = 3 4
Dapat menjawab Soal Pretest pada butir soal nomor 2
dengan skor = 2 3
Dapat menjawab Soal Pretest pada butir soal nomor 2
dengan skor = 1 2
Dapat menjawab Soal Pretest pada butir soal nomor 2
dengan skor = 0 1
4
Hipotesis yang diajukan:
Sesuai dengan tujuan
Memuat hubungan antar variabel
Menggunakan kalimat negatif
4
Hanya sesuai dengan tujuan dan memuat hubungan antar
variabel 3
Hanya memuat hubungan antar variable dan menggunakan
kalimat negatif 2
Tidak ada yang memenuhi 1
Lampiran 17
113
No Tingkat Ketercapaian Keterampilan Proses Sains Nilai
5
Mematuhi prosedur keselamatan kerja dengan minimal
menggunakan:
alas kaki
jas praktikum
4
*)Hanya menggunakan jas praktikum dan alas kaki 3
*)Hanya menggunakan alas kaki 2
*)Tidak ada yang memenuhi 1
6
Mengecek kebersihan dan kesiapan alat
Alat lengkap dan bersih 4
Alat dan bahan lengkap tetapi ada yang kurang bersih 3
Alat bersih tetapi ada yang tidak lengkap 2
Alat tidak bersih dan tidak lengkap 1
7
Mengkalibrasi timbangan sebelum digunakan
Menimbang kaca arloji sebelum menimbang bahan
Menimbang bahan dengan tepat
4
*)Hanya mengkalibrasi dan menimbang bahan 3
*)Hanya menimbang bahan 2
*)Tidak ada yang memenuhi 1
8
Meletakkan gelas ukur pada bidang datar untuk
mengetahui volume larutan
Membaca volume berdasarkan lengkung meniskus
Mengukur volume dengan tepat menggunakan gelas
ukur
4
*)Hanya meletakkan gelas ukur pada bidang datar dan
mengukur volume 3
*)Hanya mengukur volume 2
*)Tidak ada yang memenuhi 1
9
Melabeli gelas beker sesuai dengan campuran yang akan
diisikan
Mencampur bahan sesuai dengan prosedur
Memasukkan bahan ke dalam gelas beker dengan label
yang sesuai
4
114
No Tingkat Ketercapaian Keterampilan Proses Sains Nilai
*)Hanya melabeli gelas beker dan mencampur bahan sesuai
dengan prosedur 3
*)Hanya mencampur bahan sesuai dengan prosedur 2
*)Tidak ada yang memenuhi 1
10
Mengocok campuran sebelum diamati sifat-sifatnya
Mengamati sifat efek Tyndall dari samping tabung reaksi
Mengamati sifat-sifat campuran sesuai dengan prosedur
4
*)Hanya mengocok campuran dan mengamati sifat-sifat
campuran sesuai dengan prosedur 3
*)Hanya mengamati sifat-sifat campuran 2
*)Tidak ada yang memenuhi 1
11
Melabeli tabung reaksi sesuai dengan campuran yang
akan diisikan
Memasukkan bahan yang sesuai dengan ketentuan
dalam prosedur
Memasukkan bahan ke dalam tabung reaksi dengan
label yang sesuai
4
*)Hanya melabeli tabung reaksi dan memasukkan bahan
yang sesuai ketentuan dalam prosedur 3
*)Hanya memasukkan bahan yang sesuai dengan ketentuan
dalam prosedur 2
*)Tidak ada yang memenuhi 1
12
Membersihkan alat yang digunakan
Merapikan alat yang digunakan
Membersihkan meja praktikum
4
*)Hanya membersihkan dan merapikan alat yang digunakan 3
*)Hanya membersihkan alat yang digunakan 2
*)Tidak ada yang memenuhi 1
13
Mengelompokkan hasil praktikum dengan tepat 4
*)Hanya 75 % yang tepat 3
*)Hanya 50 % yang tepat 2
*)Tidak ada yang tepat 1
115
No Tingkat Ketercapaian Keterampilan Proses Sains Nilai
14
Menganalisis hasil praktikum dengan 100% tepat 4
*)Hanya 75 % yang tepat 3
*)Hanya 50 % yang tepat 2
*)Hanya 25 % yang tepat 1
15 Berdasarkan panduan penilaian laporan praktikum, siswa
mendapat skor =20
4
Berdasarkan panduan penilaian laporan praktikum, siswa
mendapat skor: 15 < skor ≤19
3
Berdasarkan panduan penilaian laporan praktikum, siswa
mendapat skor: 10 < skor ≤14
2
Berdasarkan panduan penilaian laporan praktikum, siswa
mendapat skor: 5 < skor ≤9
1
16 Berdasarkan panduan penilaian laporan praktikum, siswa
mendapat skor =20
4
Berdasarkan panduan penilaian laporan praktikum, siswa
mendapat skor: 15 < skor ≤19
3
Berdasarkan panduan penilaian laporan praktikum, siswa
mendapat skor: 10 < skor ≤14
2
Berdasarkan panduan penilaian laporan praktikum, siswa
mendapat skor: 5 < skor ≤9
1
17 Mempresentasikan hasil praktikum dengan:
Sistematis
Lengkap
Komunikatif dan kreatif
4
*)Hanya 2 (dua) yang memenuhi 3
*)Hanya 1 (satu) yang memenuhi 2
*)Tidak ada yang memenuhi 1
18 Pertanyaan berupa analisis atau penerapan yang sesuai
materi
4
Pertanyaan berupa pemahaman tentang materi 3
Pertanyaan berupa pengetahuan tentang materi 2
Pertanyaan tidak berhubungan dengan materi 1
116
PERBAIKAN BUTIR INSTRUMEN KPS
No.
Butir
Pertanyaan yang belum
diperbaiki
Pertanyaan yang sudah diperbaiki
5 Mematuhi prosedur keselamatan
kerja dengan minimal menggunakan alas kaki, jas
praktikum, dan sarung tangan.
Mematuhi prosedur keselamatan
kerja dengan minimal menggunakan
alas kaki dan jas praktikum
8 Mengukur volume larutan dengan
benar menggunakan gelas ukur.
Mengambil larutan dengan
volume yang benar menggunakan
gelas ukur
12 Menjaga meja praktikum tetap rapi
dan bersih serta menyimpan sisa
bahan yang tidak terpakai pada
tempatnya.
Membersihkan dan merapikan
kembali alat yang digunakan dan
membersihkan meja praktikum
14 Menganalisis hasil praktikum
berdasarkan konsep yang sudah
dipelajari
Menganalisis hasil praktikum
berdasarkan teori yang sudah ada
15 Menyimpulkan data dari praktikum
yang telah dilaksanakan
Menuliskan simpulan dari
praktikum yang telah
dilaksanakan
Lampiran 18
117
DATA NILAI KPS SISWA PADA KELAS UJI COBA
Responden
Faktor 1 Jumlah (X1)
Faktor 2 Jumlah (X2)
Faktor 3 Jumlah (X3)
Skor (Y) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
R-01 2,0 2,0 2,0 4,0 3,0 13,0 3,3 2,3 3,3 2,3 3,7 2,3 3,0 20,3 3,3 2,0 3,0 3,0 3,3 1,0 15,7 49,0
R-02 2,0 2,0 3,0 4,0 3,3 14,3 3,7 2,7 3,3 2,7 3,3 2,3 3,0 21,0 3,3 2,0 3,0 3,0 3,3 1,0 15,7 51,0
R-03 2,0 2,0 3,0 4,0 3,0 14,0 3,3 2,7 3,3 2,3 3,7 2,3 3,3 21,0 3,3 2,0 3,0 3,0 3,3 1,0 15,7 50,7
R-04 2,0 2,0 3,0 4,0 3,0 14,0 3,0 2,3 2,3 2,3 2,3 2,3 2,7 17,3 3,3 2,0 3,0 3,0 3,3 1,0 15,7 47,0
R-05 3,0 3,0 1,0 4,0 3,0 14,0 2,7 2,0 2,3 2,3 2,0 2,0 2,0 15,3 3,0 2,0 3,0 3,0 2,7 1,0 14,7 44,0
R-06 3,0 3,0 1,0 4,0 3,0 14,0 3,3 2,0 2,3 2,3 2,0 2,0 2,7 16,7 2,7 2,0 3,0 3,0 2,7 1,0 14,3 45,0
R-07 3,0 3,0 1,0 4,0 3,0 14,0 3,3 2,3 2,3 2,3 2,3 2,0 2,3 17,0 3,7 2,0 3,0 3,0 2,7 1,0 15,3 46,3
R-08 3,0 3,0 1,0 4,0 3,0 14,0 3,3 3,3 2,7 2,3 3,7 2,3 2,7 20,3 4,0 2,0 3,0 3,0 2,7 3,7 18,3 52,7
R-09 2,0 2,0 1,0 4,0 3,0 12,0 3,3 3,7 2,7 2,3 3,3 2,7 3,0 21,0 3,3 1,0 3,0 3,0 2,0 1,0 13,3 46,3
R-10 2,0 2,0 1,0 4,0 2,0 11,0 4,0 4,0 3,7 2,7 3,3 3,0 3,3 24,0 3,7 1,0 3,0 3,0 2,0 1,0 13,7 48,7
R-11 2,0 2,0 1,0 4,0 3,0 12,0 3,7 3,7 3,3 2,7 3,3 2,3 3,0 22,0 3,7 1,0 3,0 3,0 2,0 1,0 13,7 47,7
R-12 2,0 2,0 1,0 4,0 3,0 12,0 4,0 4,0 2,7 2,0 3,3 2,3 3,0 21,3 4,0 1,0 3,0 3,0 2,0 1,0 14,0 47,3
R-13 2,0 2,0 3,3 1,0 3,0 11,3 4,0 4,0 3,3 2,7 3,7 2,3 3,0 23,0 1,3 1,0 3,0 2,0 1,7 1,0 10,0 44,3
R-14 2,0 2,0 3,3 1,0 3,3 11,7 4,0 4,0 3,7 2,7 3,3 3,0 3,0 23,7 1,0 1,0 3,0 2,0 1,7 1,0 9,7 45,0
R-15 2,0 2,0 2,7 4,0 3,0 13,7 3,3 3,7 3,0 2,3 3,7 3,0 3,0 22,0 1,0 1,0 3,0 2,0 2,3 1,0 10,3 46,0
R-16 2,0 2,0 3,3 4,0 3,0 14,3 3,7 3,7 3,0 2,3 3,7 2,3 3,3 22,0 1,0 1,0 3,0 2,0 2,3 1,0 10,3 46,7
R-17 3,0 3,0 3,3 2,0 2,0 13,3 3,3 3,0 3,0 2,3 2,7 3,3 3,3 21,0 3,3 1,0 3,0 2,0 2,3 1,0 12,7 47,0
R-18 3,0 3,0 1,3 2,0 3,0 12,3 3,3 3,3 3,3 2,7 3,3 3,7 3,0 22,7 3,3 1,0 3,0 2,0 2,3 3,7 15,3 50,3
R-19 3,0 3,0 4,0 4,0 3,0 17,0 3,3 2,3 2,3 2,3 2,3 2,3 2,7 17,7 3,3 1,0 3,0 3,0 2,3 1,0 13,7 48,3
R-20 3,0 3,0 4,0 2,0 3,0 15,0 3,3 3,0 2,7 2,3 3,0 2,3 2,3 19,0 3,0 1,0 3,0 3,0 2,3 1,0 13,3 47,3
R-21 3,0 3,0 4,0 4,0 3,0 17,0 3,7 3,3 2,3 2,3 3,0 2,0 3,3 20,0 3,0 2,0 3,0 3,0 3,3 1,0 15,3 52,3
R-22 3,0 3,0 4,0 4,0 3,0 17,0 3,0 2,7 2,0 2,3 2,7 2,3 3,3 18,3 3,0 2,0 3,0 3,0 3,3 1,0 15,3 50,7
R-23 3,0 3,0 4,0 4,0 3,0 17,0 3,3 3,3 2,0 2,3 2,7 3,0 3,3 20,0 3,0 2,0 3,0 3,0 3,3 1,0 15,3 52,3
R-24 3,0 3,0 4,0 4,0 3,0 17,0 3,7 3,3 2,7 2,7 3,7 2,7 3,3 22,0 3,3 2,0 3,0 3,0 3,3 1,0 15,7 54,7
R-25 2,0 2,0 2,0 4,0 2,7 12,7 2,3 2,3 2,3 2,0 2,7 2,0 2,3 16,0 3,0 2,0 3,0 3,0 3,0 1,0 15,0 43,7
R-26 2,0 2,0 2,0 4,0 3,0 13,0 2,7 2,7 2,3 2,0 2,7 2,3 3,0 17,7 3,0 2,0 3,0 3,0 3,0 1,0 15,0 45,7
11
7
7
Lam
pira
n 1
9
Responden Faktor 1 Jumlah
(X1)
Faktor 2 Jumlah
(X2)
Faktor 3 Jumlah
(X3)
Skor
(Y) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
R-27 2,0 2,0 2,0 1,0 2,7 9,7 3,0 2,3 2,0 2,3 2,3 2,0 3,0 17,0 3,0 2,0 3,0 2,0 3,0 1,0 14,0 40,7
R-28 2,0 2,0 2,0 1,0 3,0 10,0 3,7 3,3 3,0 2,0 3,3 2,7 3,0 21,0 3,0 2,0 3,0 2,0 3,0 1,0 14,0 45,0
R-29 2,0 2,0 1,0 1,0 3,0 9,0 3,7 2,7 3,0 2,0 3,3 2,0 3,3 20,0 3,0 2,0 3,0 2,0 2,3 1,0 13,3 42,3
R-30 2,0 2,0 1,0 1,0 3,0 9,0 3,3 2,7 3,0 2,3 3,3 2,7 3,7 21,0 3,0 2,0 3,0 2,0 2,3 1,0 13,3 43,3
R-31 2,0 2,0 1,0 1,0 3,0 9,0 3,3 2,7 3,0 2,3 3,7 2,7 3,3 21,0 3,0 2,0 3,0 2,0 2,3 1,0 13,3 43,3
R-32 2,0 2,0 1,0 1,0 3,0 9,0 2,7 2,3 2,0 2,0 2,7 2,0 3,3 17,0 2,7 2,0 3,0 2,0 2,3 1,0 13,0 39,0
R-33 3,0 3,0 2,0 3,3 2,7 14,0 2,7 2,7 3,3 2,3 2,7 2,0 3,3 19,0 3,0 1,0 2,0 2,0 2,3 1,0 11,3 44,3
R-34 3,0 3,0 2,0 3,3 2,3 13,7 2,3 3,3 3,7 2,3 2,7 2,0 3,3 19,7 3,0 1,0 2,0 2,0 2,3 1,0 11,3 44,7
R-35 3,0 3,0 2,0 1,0 3,0 12,0 2,7 2,7 3,7 2,3 2,7 2,0 3,3 19,3 3,0 1,0 2,0 2,0 2,3 1,0 11,3 42,7
R-36 3,0 3,0 2,0 4,0 3,0 15,0 3,7 3,7 3,7 2,3 3,3 2,3 3,3 22,3 3,0 1,0 2,0 2,0 2,3 1,0 11,3 48,7
118
119
VALIDITAS INSTRUMEN LEMBAR OBSERVASI KPS
Validitas yang digunakan untuk menentukan keabsahan instrumen ini adalah validitas konstruk
dengan analisis faktor. Berdasarkan data nilai dari kelas uji coba didapatkan data sebagai berikut:
Responden X1 X2 X3 Y Y2 X1.Y X2.Y X3.Y X12 X2
2 X32
U-01 13,0 20,3 15,7 49,0 2401,0 637,00 996,33 767,67 169,0 413,4 245,4
U-02 14,3 21,0 15,7 51,0 2601,0 731,00 1071,00 799,00 205,4 441,0 245,4
U-03 14,0 21,0 15,7 50,7 2567,1 709,33 1064,00 793,78 196,0 441,0 245,4
U-04 14,0 17,3 15,7 47,0 2209,0 658,00 814,67 736,33 196,0 300,4 245,4
U-05 14,0 15,3 14,7 44,0 1936,0 616,00 674,67 645,33 196,0 235,1 215,1
U-06 14,0 16,7 14,3 45,0 2025,0 630,00 750,00 645,00 196,0 277,8 205,4
U-07 14,0 17,0 15,3 46,3 2146,8 648,67 787,67 710,44 196,0 289,0 235,1
U-08 14,0 20,3 18,3 52,7 2773,8 737,33 1070,89 965,56 196,0 413,4 336,1
U-09 12,0 21,0 13,3 46,3 2146,8 556,00 973,00 617,78 144,0 441,0 177,8
U-10 11,0 24,0 13,7 48,7 2368,4 535,33 1168,00 665,11 121,0 576,0 186,8
U-11 12,0 22,0 13,7 47,7 2272,1 572,00 1048,67 651,44 144,0 484,0 186,8
U-12 12,0 21,3 14,0 47,3 2240,4 568,00 1009,78 662,67 144,0 455,1 196,0
U-13 11,3 23,0 10,0 44,3 1965,4 502,44 1019,67 443,33 128,4 529,0 100,0
U-14 11,7 23,7 9,7 45,0 2025,0 525,00 1065,00 435,00 136,1 560,1 93,4
U-15 13,7 22,0 10,3 46,0 2116,0 628,67 1012,00 475,33 186,8 484,0 106,8
U-16 14,3 22,0 10,3 46,7 2177,8 668,89 1026,67 482,22 205,4 484,0 106,8
U-17 13,3 21,0 12,7 47,0 2209,0 626,67 987,00 595,33 177,8 441,0 160,4
U-18 12,3 22,7 15,3 50,3 2533,4 620,78 1140,89 771,78 152,1 513,8 235,1
U-19 17,0 17,7 13,7 48,3 2336,1 821,67 853,89 660,56 289,0 312,1 186,8
U-20 15,0 19,0 13,3 47,3 2240,4 710,00 899,33 631,11 225,0 361,0 177,8
U-21 17,0 20,0 15,3 52,3 2738,8 889,67 1046,67 802,44 289,0 400,0 235,1
U-22 17,0 18,3 15,3 50,7 2567,1 861,33 928,89 776,89 289,0 336,1 235,1
U-23 17,0 20,0 15,3 52,3 2738,8 889,67 1046,67 802,44 289,0 400,0 235,1
U-24 17,0 22,0 15,7 54,7 2988,4 929,33 1202,67 856,44 289,0 484,0 245,4
U-25 12,7 16,0 15,0 43,7 1906,8 553,11 698,67 655,00 160,4 256,0 225,0
U-26 13,0 17,7 15,0 45,7 2085,4 593,67 806,78 685,00 169,0 312,1 225,0
U-27 9,7 17,0 14,0 40,7 1653,8 393,11 691,33 569,33 93,4 289,0 196,0
U-28 10,0 21,0 14,0 45,0 2025,0 450,00 945,00 630,00 100,0 441,0 196,0
U-29 9,0 20,0 13,3 42,3 1792,1 381,00 846,67 564,44 81,0 400,0 177,8
U-30 9,0 21,0 13,3 43,3 1877,8 390,00 910,00 577,78 81,0 441,0 177,8
U-31 9,0 21,0 13,3 43,3 1877,8 390,00 910,00 577,78 81,0 441,0 177,8
U-32 9,0 17,0 13,0 39,0 1521,0 351,00 663,00 507,00 81,0 289,0 169,0
U-33 14,0 19,0 11,3 44,3 1965,4 620,67 842,33 502,44 196,0 361,0 128,4
U-34 13,7 19,7 11,3 44,7 1995,1 610,44 878,44 506,22 186,8 386,8 128,4
U-35 12,0 19,3 11,3 42,7 1820,4 512,00 824,89 483,56 144,0 373,8 128,4
U-36 15,0 22,3 11,3 48,7 2368,4 730,00 1086,89 551,56 225,0 498,8 128,4
Jumlah 471,0 719,7 493,3 1684,0 79212,9 22247,8 33762,0 23203,1 6358,8 14561,9 6896,9
Lampiran 20
120
Dengan menggunakan rumus ∑ (∑ ) ∑
√{ ∑ ∑
} { ∑ ∑
}
, didapatkan:
1. Koefisien korelasi antara X1 dengan Y (ry1) = 0,733392
2. Koefisien korelasi antara X2 dengan Y (ry2) = 0,351835
3. Koefisien korelasi antara X3 dengan Y (ry3) = 0,515157
Karena ry1, ry2, dan ry3 ≥ 0,3 maka instrumen lembar observasi dapat dikatakan memiliki konstruk
yang kuat.
121
VALIDITAS BUTIR INSTRUMEN LEMBAR OBSERVASI KPS
Validitas butir instrumen didapat dari menghitung korelasi antara skor butir dengan skor total
(Y). Untuk mendapatkan validitas butir digunakan rumus:
∑ (∑ ) ∑
√{ ∑ ∑
} { ∑ ∑
}
.
Sesuai jumlah butir, maka ada 22 koefisien korelasi yang perlu dihitung. Bila harga korelasi
dibawah 0,30 maka dapat disimpulkan bahwa butir instrumen tersebut tidak valid sehingga harus
diperbaiki. Berikut hasil perhitungan validitas butir berdasarkan hasil uji coba :
Nomor
Item
Nomor
Korelasi Rhitung Rkritis Validitas Keputusan
1 U(1-Y) 0,366365 0,3 valid diterima
2 U(2-Y) 0,366365 0,3 valid diterima
3 U(3-Y) 0,464144 0,3 valid diterima
4 U(4-Y) 0,612544 0,3 valid diterima
5 U(5-Y) 0,115108 0,3 tidak valid diperbaiki
6 U(6-Y) 0,383507 0,3 valid diterima
7 U(7-Y) 0,306053 0,3 valid diterima
8 U(8-Y) 0,020356 0,3 tidak valid diperbaiki
9 U(9-Y) 0,422518 0,3 valid diterima
10 U(10-Y) 0,317582 0,3 valid diterima
11 U(11-Y) 0,341819 0,3 valid diterima
12 U(12-Y) 0,057044 0,3 tidak valid diperbaiki
13 U(13-Y) 0,308304 0,3 valid diterima
14 U(14-Y) 0,049797 0,3 tidak valid diperbaiki
15 U(15-Y) 0,171532 0,3 tidak valid diperbaiki
16 U(16-Y) 0,561997 0,3 valid diterima
17 U(17-Y) 0,434475 0,3 valid diterima
18 U(18-Y) 0,327934 0,3 valid diterima
Dari hasil perhitungan koefisien korelasi tiap butir, didapatkan butir pertanyaan nomor 5, 8, 12,
14 dan 15 tidak valid. Karena butir-butir yang tidak valid tersebut mewakili indikator penilaian KPS,
maka butir-butir tersebut diperbaiki untuk penelitian.
Lampiran 21
122
DATA NILAI KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PER-RATER PADA KELAS UJI COBA
Responden Raters 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Skor
U-01
Rater 1 2 2 2 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 1 48
Rater 2 2 2 2 4 3 3 2 3 3 4 2 3 3 2 3 3 4 1 49
Rater 3 2 2 2 4 3 4 2 4 2 4 2 3 4 2 3 3 3 1 50
U-02
Rater 1 2 2 3 4 3 3 2 4 2 3 3 3 3 2 3 3 3 1 49
Rater 2 2 2 3 4 4 4 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 4 1 52
Rater 3 2 2 3 4 3 4 3 3 3 4 2 3 4 2 3 3 3 1 52
U-03
Rater 1 2 2 3 4 3 3 3 3 2 3 2 3 4 2 3 3 3 1 49
Rater 2 2 2 3 4 3 3 3 4 3 4 2 3 3 2 3 3 4 1 52
Rater 3 2 2 3 4 3 4 2 3 2 4 3 4 3 2 3 3 3 1 51
U-04
Rater 1 2 2 3 4 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 1 48
Rater 2 2 2 3 4 3 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 4 1 47
Rater 3 2 2 3 4 3 3 2 2 2 2 3 2 4 2 3 3 3 1 46
U-05
Rater 1 3 3 1 4 3 3 2 3 2 2 2 2 4 2 3 3 2 1 45
Rater 2 3 3 1 4 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 1 43
Rater 3 3 3 1 4 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 3 3 1 44
U-06
Rater 1 3 3 1 4 3 3 2 3 2 2 2 2 4 2 3 3 2 1 45
Rater 2 3 3 1 4 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 1 44
Rater 3 3 3 1 4 3 4 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 3 1 46
U-07
Rater 1 3 3 1 4 3 3 2 3 3 3 2 2 4 2 3 3 2 1 47
Rater 2 3 3 1 4 3 3 2 2 2 2 2 3 4 2 3 3 3 1 46
Rater 3 3 3 1 4 3 4 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 1 46
U-08
Rater 1 3 3 1 4 3 3 3 3 3 3 3 2 4 2 3 3 2 3 51
Rater 2 3 3 1 4 3 3 3 3 2 4 2 3 4 2 3 3 3 4 53
Rater 3 3 3 1 4 3 4 4 2 2 4 2 3 4 2 3 3 3 4 54
U-09
Rater 1 2 2 1 4 3 3 4 3 2 4 3 3 3 1 3 3 3 1 48
Rater 2 2 2 1 4 3 3 3 2 3 3 3 3 4 1 3 3 2 1 46
Rater 3 2 2 1 4 3 4 4 3 2 3 2 3 3 1 3 3 1 1 45
U-10
Rater 1 2 2 1 4 2 4 4 3 2 4 3 3 4 1 3 3 3 1 49
Rater 2 2 2 1 4 2 4 4 4 3 3 3 4 3 1 3 3 2 1 49
Rater 3 2 2 1 4 2 4 4 4 3 3 3 3 4 1 3 3 1 1 48
U-11
Rater 1 2 2 1 4 3 4 4 3 2 4 3 3 3 1 3 3 3 1 49
Rater 2 2 2 1 4 3 3 3 4 3 3 2 3 4 1 3 3 2 1 47
Rater 3 2 2 1 4 3 4 4 3 3 3 2 3 4 1 3 3 1 1 47
U-12
Rater 1 2 2 1 4 3 4 4 3 2 4 3 3 4 1 3 3 3 1 50
Rater 2 2 2 1 4 3 4 4 2 2 3 2 3 4 1 3 3 2 1 46
Rater 3 2 2 1 4 3 4 4 3 2 3 2 3 4 1 3 3 1 1 46
Lampiran 22
123
Responden Raters 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Skor
U-13
Rater 1 2 2 2 1 3 4 4 4 3 3 3 3 1 1 3 2 1 1 43
Rater 2 2 2 4 1 3 4 4 3 3 4 2 3 2 1 3 2 2 1 46
Rater 3 2 2 4 1 3 4 4 3 2 4 2 3 1 1 3 2 2 1 44
U-14
Rater 1 2 2 2 1 3 4 4 4 3 3 3 3 1 1 3 2 1 1 43
Rater 2 2 2 4 1 4 4 4 4 2 3 2 3 1 1 3 2 2 1 45
Rater 3 2 2 4 1 3 4 4 3 3 4 4 3 1 1 3 2 2 1 47
U-15
Rater 1 2 2 2 4 3 3 4 4 3 3 3 3 1 1 3 2 3 1 47
Rater 2 2 2 3 4 3 3 3 2 2 4 4 3 1 1 3 2 2 1 45
Rater 3 2 2 3 4 3 4 4 3 2 4 2 3 1 1 3 2 2 1 46
U-16
Rater 1 2 2 2 4 3 4 4 4 3 3 3 3 1 1 3 2 3 1 48
Rater 2 2 2 4 4 3 3 3 2 2 4 2 4 1 1 3 2 2 1 45
Rater 3 2 2 4 4 3 4 4 3 2 4 2 3 1 1 3 2 2 1 47
U-17
Rater 1 3 3 2 2 2 3 3 4 3 3 3 3 3 1 3 2 2 1 46
Rater 2 3 3 4 2 2 3 2 2 2 3 4 4 3 1 3 2 3 1 47
Rater 3 3 3 4 2 2 4 4 3 2 2 3 3 4 1 3 2 2 1 48
U-18
Rater 1 3 3 2 2 3 3 3 4 3 3 3 3 4 1 3 2 2 4 51
Rater 2 3 3 1 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 1 3 2 3 3 49
Rater 3 3 3 1 2 3 4 4 3 2 4 4 3 3 1 3 2 2 4 51
U-19
Rater 1 3 3 4 4 3 3 3 2 2 3 3 2 4 1 3 3 2 1 49
Rater 2 3 3 4 4 3 3 2 2 2 2 2 3 3 1 3 3 3 1 47
Rater 3 3 3 4 4 3 4 2 3 3 2 2 3 3 1 3 3 2 1 49
U-20
Rater 1 3 3 4 2 3 3 3 2 2 3 2 2 3 1 3 3 2 1 45
Rater 2 3 3 4 2 3 3 2 3 2 4 3 3 3 1 3 3 3 1 49
Rater 3 3 3 4 2 3 4 4 3 3 2 2 2 3 1 3 3 2 1 48
U-21
Rater 1 3 3 4 4 3 4 4 2 2 3 2 4 3 2 3 3 3 1 53
Rater 2 3 3 4 4 3 3 3 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 1 49
Rater 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 2 3 3 2 3 3 4 1 55
U-22
Rater 1 3 3 4 4 3 4 4 2 2 3 2 4 3 2 3 3 3 1 53
Rater 2 3 3 4 4 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 1 47
Rater 3 3 3 4 4 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 4 1 52
U-23
Rater 1 3 3 4 4 3 4 4 2 2 3 2 4 3 2 3 3 3 1 53
Rater 2 3 3 4 4 3 3 3 2 3 3 4 3 3 2 3 3 3 1 53
Rater 3 3 3 4 4 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 4 1 51
U-24
Rater 1 3 3 4 4 3 4 4 2 2 3 2 4 3 2 3 3 3 1 53
Rater 2 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 1 54
Rater 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 2 3 3 4 1 57
U-25
Rater 1 2 2 2 4 3 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 1 46
Rater 2 2 2 2 4 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 3 3 3 1 42
Rater 3 2 2 2 4 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 1 43
124
Responden Raters 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Skor
U-26
Rater 1 2 2 2 4 3 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 1 46
Rater 2 2 2 2 4 3 3 3 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 1 45
Rater 3 2 2 2 4 3 2 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 1 46
U-27
Rater 1 2 2 2 1 3 4 3 2 2 3 2 3 3 2 3 2 3 1 43
Rater 2 2 2 2 1 2 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 1 40
Rater 3 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 1 39
U-28
Rater 1 2 2 2 1 3 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 2 3 1 42
Rater 2 2 2 2 1 3 4 4 3 2 4 3 3 3 2 3 2 3 1 47
Rater 3 2 2 2 1 3 4 3 4 2 3 3 3 3 2 3 2 3 1 46
U-29
Rater 1 2 2 1 1 3 3 3 2 2 3 2 4 3 2 3 2 3 1 42
Rater 2 2 2 1 1 3 4 3 3 2 4 2 3 3 2 3 2 2 1 43
Rater 3 2 2 1 1 3 4 2 4 2 3 2 3 3 2 3 2 2 1 42
U-30
Rater 1 2 2 1 1 3 3 3 2 2 3 2 4 3 2 3 2 3 1 42
Rater 2 2 2 1 1 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 2 2 1 44
Rater 3 2 2 1 1 3 4 2 4 2 4 3 3 3 2 3 2 2 1 44
U-31
Rater 1 2 2 1 1 3 3 3 2 2 3 2 4 3 2 3 2 3 1 42
Rater 2 2 2 1 1 3 3 3 3 3 4 2 3 3 2 3 2 2 1 43
Rater 3 2 2 1 1 3 4 2 4 2 4 4 3 3 2 3 2 2 1 45
U-32
Rater 1 2 2 1 1 3 3 3 2 2 3 2 4 3 2 3 2 3 1 42
Rater 2 2 2 1 1 3 3 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 1 38
Rater 3 2 2 1 1 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 1 37
U-33
Rater 1 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 2 4 3 1 2 2 2 1 47
Rater 2 3 3 2 3 2 2 2 4 2 3 2 3 3 1 2 2 2 1 42
Rater 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 1 2 2 3 1 44
U-34
Rater 1 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 2 4 3 1 2 2 2 1 47
Rater 2 3 3 2 3 2 2 3 4 2 3 2 3 3 1 2 2 2 1 43
Rater 3 3 3 2 3 2 2 4 4 2 2 2 3 3 1 2 2 3 1 44
U-35
Rater 1 3 3 2 1 3 3 3 3 3 3 2 4 3 1 2 2 2 1 44
Rater 2 3 3 2 1 3 3 3 4 2 3 2 3 3 1 2 2 2 1 43
Rater 3 3 3 2 1 3 2 2 4 2 2 2 3 3 1 2 2 3 1 41
U-36
Rater 1 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 2 4 3 1 2 2 2 1 47
Rater 2 3 3 2 4 3 4 4 4 2 3 2 3 3 1 2 2 2 1 48
Rater 3 3 3 2 4 3 4 4 4 2 4 3 3 3 1 2 2 3 1 51
125
RELIABILITAS INSTRUMEN LEMBAR OBSERVASI KPS Pengujian reliabilitas lembar observasi menggunakan pengujian reabilitas menggunakan Raters dengan
tiga observer. Berdasarkan data nilai KPS pada kelas uji coba, diperoleh nilai sebagai berikut :
Responden Rater 1 Rater 2 Rater 3 ΣXp (ΣXp)2
U-01 48 49 50 147 21609
U-02 49 52 52 153 23409
U-03 49 52 51 152 23104
U-04 48 47 46 141 19881
U-05 45 43 44 132 17424
U-06 45 44 46 135 18225
U-07 47 46 46 139 19321
U-08 51 53 54 158 24964
U-09 48 46 46 140 19600
U-10 49 49 48 146 21316
U-11 49 47 47 143 20449
U-12 50 46 46 142 20164
U-13 43 46 44 133 17689
U-14 43 45 47 135 18225
U-15 47 45 46 138 19044
U-16 48 45 47 140 19600
U-17 46 47 48 141 19881
U-18 51 49 51 151 22801
U-19 49 47 49 145 21025
U-20 45 49 48 142 20164
U-21 53 49 55 157 24649
U-22 53 47 52 152 23104
U-23 53 53 51 157 24649
U-24 53 54 57 164 26896
U-25 46 42 43 131 17161
U-26 46 45 46 137 18769
U-27 43 40 39 122 14884
U-28 42 47 46 135 18225
U-29 42 43 42 127 16129
U-30 42 44 44 130 16900
U-31 42 43 45 130 16900
U-32 42 38 37 117 13689
U-33 47 42 44 133 17689
U-34 47 43 44 134 17956
U-35 44 43 41 128 16384
U-36 47 48 51 146 21316
ΣXr 1692 1668 1693 5053 713195
(ΣXr)2 2862864 2782224 2866249
Lampiran 23
126
(1) Menghitung Jumlah Kuadrat Total (JKT)
JKT
∑ ∑
dbt ( )
(2) Menghitung Jumlah Kuadrat antar Raters (JKt)
JKt ∑
∑
∑
∑ ∑
dbt
(3) Menghitung Jumlah Kuadrat antar Subjek (JKs)
JKs ∑ ∑
∑ ∑
dbt
(4) Menghitung Jumlah Kuadrat Residu (JKr)
JKr
dbs ( )
Tabel Ringkasan Anava untuk Perhitungan Reliabilitas Rating
Variasi JK db MK
JKT 1532,102 107 -
JKt 11,12963 2 -
JKs 1316,769 35 37,62196 (Vp)
JKr 204,2037 70 2,917196 (Ve)
127
Maka reliabilitas instrumen penilaian untuk seorang rater atau observer:
Sedangkan untuk besarnya reliabilitas rerata dari tiga rater atau observer adalah:
Dengan α = 5% pada n = 36, diperoleh rtabel = 0,32.
Berdasarkan perhitungan rhitung ≥ rtabel, maka dapat disimpulkan bahwa instrumen
reliabel.
128
DATA NILAI ULANGAN HARIAN SISWA KELAS XI IPA 1 SEMESTER 1
No Nama Siswa No. Subjek UH 1 UH 2 UH 3 UH 4
1 Agastyasa Ghea Amarta R-01 83 77 60 79
2 Andin Siwi Sejati R-02 89 77 50 87
3 Anggie Widagdo R-03 89 82 80 83
4 Annisa Novi Rahmatika R-04 72 82 77 78
5 Ardy Bagus Septian Pratama R-05 80 80 93 87
6 Daffa Joko Nur Wahid R-06 77 84 93 87
7 Danang Afa Septiawan R-07 77 77 93 85
8 Devi Eristiana R-08 85 88 77 80
9 Dian Ambarwati R-09 80 77 80 80
10 Dima Nirmalasari R-10 86 80 50 50
11 Dina Oktavia Putri R-11 91 80 94 94
12 Firda Ferry Sanjaya R-12 85 77 89 89
13 Ginda Nabila Choirunnisa R-13 82 77 80 80
14 Isnia Sekar Sari R-14 84 68 77 79
15 Kartika Sari R-15 77 60 77 84
16 Laily Fidya R-16 91 88 94 92
17 M. Hasanudin Ramadhanu R-17 67 80 83 81
18 M. Nur Irsyad R-18 80 86 77 80
19 Mahatma Tirta Wiguna R-19 77 80 63 84
20 Matahari Nurohmah Adifitri R-20 85 77 83 82
21 Meida Mustika Mahesi Pertiwi R-21 80 60 67 84
22 Moh. Faridh Luthfi R-22 72 77 83 80
23 Mohammad Affan Dwica Putra R-23 92 70 77 81
24 Muhamad Rizky Setiawan R-24 77 80 90 84
25 Muhammad Ary Hendrawan R-25 81 77 90 85
26 Nabella Permatasari R-26 84 92 97 93
27 Natasya Widyasari R-27 87 84 77 78
28 Puspa Siwi Wulandari R-28 80 62 80 79
29 Rafika Rahma Dewi R-29 80 82 77 81
30 Ratu Essanoviea Hariawan R-30 90 77 63 80
31 Reza Pahlevi Wirananta R-31 77 80 77 78
32 Rizal Damar Sasangka R-32 77 88 83 83
33 Rizki Agung Wicaksono R-33 87 84 80 83
34 Setiyowati R-34 94 80 91 89
35 Tutik Nur Faizah R-35 94 80 83 85
36 Wisnu Bayu Aji R-36 66 86 83 82
Rata-rata 82 79 80 82
Nilai tertinggi 94 92 97 94
Nilai terendah 66 60 50 50
Lampiran 24
129
DATA NILAI KPS SISWA PER-RATER PADA KELAS EKSPERIMEN SIKLUS I
Responden Raters 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Skor
R-01
Rater 1 2 1 3 1 3 3 3 3 4 3 2 3 2 2 3 2 2 1 43
Rater 2 2 1 3 1 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 1 39
Rater 3 2 1 3 1 3 3 2 3 2 4 2 3 2 2 3 2 3 1 42
R-02
Rater 1 2 1 1 1 3 3 3 3 4 3 2 3 1 2 3 2 2 1 40
Rater 2 2 1 1 1 3 3 2 2 2 3 2 3 1 2 3 2 2 1 36
Rater 3 2 1 1 1 3 3 2 3 2 4 2 3 1 2 3 2 3 1 39
R-03
Rater 1 2 1 4 1 3 3 3 3 4 3 2 3 2 2 3 2 2 1 44
Rater 2 2 1 4 1 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 1 40
Rater 3 2 1 4 1 3 3 2 3 2 4 2 3 2 2 3 2 3 1 43
R-04
Rater 1 2 1 4 1 3 3 3 3 4 3 2 3 2 2 3 2 2 1 44
Rater 2 2 1 4 1 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 1 40
Rater 3 2 1 4 1 3 3 2 3 2 4 2 3 2 2 3 2 3 1 43
R-05
Rater 1 2 1 1 1 3 4 3 3 4 3 2 3 3 2 3 2 3 1 44
Rater 2 2 1 1 1 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 1 40
Rater 3 2 1 1 1 3 3 4 2 2 4 2 3 3 2 3 2 2 1 41
R-06
Rater 1 2 1 3 1 3 4 3 3 4 3 2 3 3 2 3 2 3 2 47
Rater 2 2 1 3 1 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 43
Rater 3 2 1 3 1 3 3 4 2 2 4 2 3 3 2 3 2 2 3 45
R-07
Rater 1 2 1 4 1 3 4 3 3 4 3 2 3 3 2 3 2 3 1 47
Rater 2 2 1 4 1 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 1 43
Rater 3 2 1 4 1 3 3 4 2 2 4 2 3 3 2 3 2 2 1 44
R-08
Rater 1 2 1 1 1 3 4 3 3 4 3 2 3 3 2 3 2 3 1 44
Rater 2 2 1 1 1 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 1 40
Rater 3 2 1 1 1 3 3 4 2 2 4 2 3 3 2 3 2 2 1 41
R-09
Rater 1 2 1 2 1 3 3 4 3 4 3 2 3 3 4 3 2 3 1 47
Rater 2 2 1 2 1 3 3 3 2 2 2 2 3 3 4 3 2 3 1 42
Rater 3 2 1 2 1 3 4 4 3 2 4 2 3 3 4 3 2 4 1 48
R-10
Rater 1 2 1 4 1 3 3 4 3 4 3 2 3 3 4 3 2 3 1 49
Rater 2 2 1 4 1 3 3 3 2 2 2 2 3 3 4 3 2 3 1 44
Rater 3 2 1 4 1 3 4 4 3 2 4 2 3 3 4 3 2 4 1 50
R-11
Rater 1 2 1 1 1 3 3 4 3 4 3 2 3 3 4 3 2 3 1 46
Rater 2 2 1 1 1 3 3 3 2 2 2 2 3 3 4 3 2 3 1 41
Rater 3 2 1 1 1 3 4 4 3 2 4 2 3 3 4 3 2 4 1 47
R-12
Rater 1 2 1 3 1 3 3 4 3 4 3 2 3 3 4 3 2 3 1 48
Rater 2 2 1 3 1 3 3 3 2 2 2 2 3 3 4 3 2 3 1 43
Rater 3 2 1 3 1 3 4 4 3 2 4 2 3 3 4 3 2 4 1 49
R-13
Rater 1 3 1 4 1 3 3 4 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 1 46
Rater 2 3 1 4 1 3 3 2 2 2 4 2 3 3 2 3 2 2 1 43
Rater 3 3 1 4 1 3 3 4 3 2 4 2 3 3 2 3 2 2 1 46
Lampiran 25
130
Responden Raters 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Skor
R-14
Rater 1 3 1 4 1 3 3 4 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 1 46
Rater 2 3 1 4 1 3 3 2 2 2 4 2 3 3 2 3 2 2 1 43
Rater 3 3 1 4 1 3 3 4 3 2 4 2 3 3 2 3 2 2 1 46
R-15
Rater 1 3 1 3 1 3 3 4 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 1 45
Rater 2 3 1 3 1 3 3 2 2 2 4 2 3 3 2 3 2 2 1 42
Rater 3 3 1 3 1 3 3 4 3 2 4 2 3 3 2 3 2 2 1 45
R-16
Rater 1 3 1 4 1 3 3 4 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 1 46
Rater 2 3 1 4 1 3 3 2 2 2 4 2 3 3 2 3 2 2 1 43
Rater 3 3 1 4 1 3 3 4 3 2 4 2 3 3 2 3 2 2 1 46
R-17
Rater 1 1 1 4 1 3 3 2 4 2 4 4 3 4 3 3 2 3 1 48
Rater 2 1 1 4 1 3 3 2 2 2 2 4 3 4 3 3 2 3 1 44
Rater 3 1 1 4 1 3 3 4 3 2 3 4 3 4 3 3 2 3 1 48
R-18
Rater 1 1 1 1 1 3 3 2 4 2 4 4 3 4 3 3 2 3 1 45
Rater 2 1 1 1 1 3 3 2 2 2 2 4 3 4 3 3 2 3 1 41
Rater 3 1 1 1 1 3 3 4 3 2 3 4 3 4 3 3 2 3 1 45
R-19
Rater 1 1 1 2 1 3 3 2 4 2 4 4 3 4 3 3 2 3 1 46
Rater 2 1 1 2 1 3 3 2 2 2 2 4 3 4 3 3 2 3 1 42
Rater 3 1 1 2 1 3 3 4 3 2 3 4 3 4 3 3 2 3 1 46
R-20
Rater 1 1 1 1 1 3 3 2 4 2 4 4 3 4 3 3 2 3 1 45
Rater 2 1 1 1 1 3 3 2 2 2 2 4 3 4 3 3 2 3 1 41
Rater 3 1 1 1 1 3 3 4 3 2 3 4 3 4 3 3 2 3 1 45
R-21
Rater 1 3 1 3 1 3 4 2 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 1 48
Rater 2 3 1 3 1 3 3 3 2 2 3 4 3 3 3 3 3 2 1 46
Rater 3 3 1 3 1 3 3 2 4 2 3 4 3 3 3 3 3 3 1 48
R-22
Rater 1 3 1 4 1 3 4 2 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 1 49
Rater 2 3 1 4 1 3 3 3 2 2 3 4 3 3 3 3 3 2 1 47
Rater 3 3 1 4 1 3 3 2 4 2 3 4 3 3 3 3 3 3 1 49
R-23
Rater 1 3 1 4 1 3 4 2 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 1 49
Rater 2 3 1 4 1 3 3 3 2 2 3 4 3 3 3 3 3 2 1 47
Rater 3 3 1 4 1 3 3 2 4 2 3 4 3 3 3 3 3 3 1 49
R-24
Rater 1 3 1 3 1 3 4 2 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 1 48
Rater 2 3 1 3 1 3 3 3 2 2 3 4 3 3 3 3 3 2 1 46
Rater 3 3 1 3 1 3 3 2 4 2 3 4 3 3 3 3 3 3 1 48
R-25
Rater 1 3 1 4 1 3 3 2 4 2 3 4 3 3 3 3 3 3 1 49
Rater 2 3 1 4 1 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 4 1 50
Rater 3 3 1 4 1 3 4 3 4 2 3 4 3 3 3 3 3 3 1 51
R-26
Rater 1 3 1 1 1 3 3 2 4 2 4 4 3 3 3 3 3 3 1 47
Rater 2 3 1 1 1 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 4 1 47
Rater 3 3 1 1 1 3 4 3 4 2 3 4 3 3 3 3 3 3 1 48
131
Responden Raters 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Skor
R-27
Rater 1 3 1 1 1 3 3 2 4 2 4 4 3 3 3 3 3 3 1 47
Rater 2 3 1 1 1 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 4 1 47
Rater 3 3 1 1 1 3 4 3 4 2 3 4 3 3 3 3 3 3 1 48
R-28
Rater 1 3 1 4 1 3 3 2 4 2 4 4 3 3 3 3 3 3 1 50
Rater 2 3 1 4 1 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 4 1 50
Rater 3 3 1 4 1 3 4 3 4 2 3 4 3 3 3 3 3 3 1 51
R-29
Rater 1 2 1 2 1 3 3 2 4 2 4 2 3 3 4 3 3 2 1 45
Rater 2 2 1 2 1 3 3 3 2 2 3 2 3 3 4 3 3 2 1 43
Rater 3 2 1 2 1 3 3 2 3 2 3 4 3 3 4 3 3 3 1 46
R-30
Rater 1 2 1 3 1 3 3 2 4 2 3 2 3 2 4 3 2 2 1 43
Rater 2 2 1 3 1 3 3 3 2 2 3 2 3 2 4 3 2 2 1 42
Rater 3 2 1 3 1 3 3 2 3 2 3 4 3 2 4 3 2 3 1 45
R-31
Rater 1 2 1 3 1 3 3 2 4 2 3 2 3 2 4 3 2 2 1 43
Rater 2 2 1 3 1 3 3 3 2 2 3 2 3 2 4 3 2 2 1 42
Rater 3 2 1 3 1 3 3 2 3 2 3 4 3 2 4 3 2 3 1 45
R-32
Rater 1 2 1 3 1 3 3 2 4 2 3 2 3 2 4 3 2 2 1 43
Rater 2 2 1 3 1 3 3 3 2 2 3 2 3 2 4 3 2 2 1 42
Rater 3 2 1 3 1 3 3 2 3 2 3 4 3 2 4 3 2 3 1 45
R-33
Rater 1 3 1 4 1 3 3 3 3 2 3 2 3 2 4 3 3 2 1 46
Rater 2 3 1 4 1 3 3 3 4 2 3 2 3 2 4 3 3 3 1 48
Rater 3 3 1 4 1 3 3 4 4 2 3 2 3 2 4 3 3 2 1 48
R-34
Rater 1 3 1 4 1 3 3 3 3 2 3 2 3 3 4 3 3 2 1 47
Rater 2 3 1 4 1 3 3 3 4 2 3 2 3 3 4 3 3 3 1 49
Rater 3 3 1 4 1 3 3 4 4 2 3 2 3 3 4 3 3 2 1 49
R-35
Rater 1 3 1 1 1 3 3 3 3 2 3 2 3 3 4 3 3 2 1 44
Rater 2 3 1 1 1 3 3 3 4 2 3 2 3 3 4 3 3 3 1 46
Rater 3 3 1 1 1 3 3 4 4 2 3 2 3 3 4 3 3 2 1 46
R-36
Rater 1 3 1 4 1 3 3 3 3 2 3 2 3 3 4 3 3 2 1 47
Rater 2 3 1 4 1 3 3 3 4 2 3 2 3 3 4 3 3 3 1 49
Rater 3 3 1 4 1 3 3 4 4 2 3 2 3 3 4 3 3 2 1 49
132
DATA NILAI KPS SISWA PER-RATER PADA KELAS EKSPERIMEN SIKLUS II
Responden Raters 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Skor
R-01
Rater 1 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 2 3 4 2 2 1 55
Rater 2 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 2 3 4 2 2 1 53
Rater 3 4 3 3 3 3 4 2 3 4 4 3 3 2 3 4 2 3 1 54
R-02
Rater 1 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 2 3 4 2 2 1 56
Rater 2 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 2 3 4 2 2 1 54
Rater 3 4 3 4 3 3 4 2 3 4 4 3 3 2 3 4 2 3 1 55
R-03
Rater 1 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 2 3 4 2 2 1 56
Rater 2 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 2 3 4 2 2 1 54
Rater 3 4 3 4 3 3 4 2 3 4 4 3 3 2 3 4 2 3 1 55
R-04
Rater 1 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 2 3 4 2 2 1 55
Rater 2 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 2 3 4 2 2 1 53
Rater 3 4 3 3 3 3 4 2 3 4 4 3 3 2 3 4 2 3 1 54
R-05
Rater 1 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 2 3 1 55
Rater 2 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 2 3 1 55
Rater 3 3 3 3 3 3 4 3 4 2 3 4 3 3 3 3 2 2 1 52
R-06
Rater 1 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 1 57
Rater 2 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 1 57
Rater 3 3 3 4 3 3 4 3 4 2 3 4 3 3 3 3 3 2 1 54
R-07
Rater 1 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 1 57
Rater 2 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 1 57
Rater 3 3 3 4 3 3 4 3 4 2 3 4 3 3 3 3 3 2 1 54
R-08
Rater 1 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 1 58
Rater 2 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 1 58
Rater 3 3 3 4 3 3 4 3 4 2 3 4 3 3 3 4 3 2 1 55
R-09
Rater 1 2 2 4 3 3 4 4 2 4 3 2 3 2 3 2 3 3 1 50
Rater 2 2 2 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 2 3 3 1 53
Rater 3 2 2 4 3 3 4 3 3 2 3 4 3 3 3 2 3 4 1 52
R-10
Rater 1 2 2 4 3 3 4 4 2 4 3 2 3 2 3 2 3 3 1 50
Rater 2 2 2 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 2 3 3 1 53
Rater 3 2 2 4 3 3 4 3 3 2 3 4 3 3 3 2 3 4 1 52
R-11
Rater 1 2 2 4 3 3 4 4 2 4 3 2 3 2 3 2 3 3 1 50
Rater 2 2 2 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 2 3 3 1 53
Rater 3 2 2 4 3 3 4 3 3 2 3 4 3 3 3 2 3 4 1 52
R-12
Rater 1 2 2 4 3 3 4 4 2 4 3 2 3 2 3 2 3 3 1 50
Rater 2 2 2 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 2 3 3 1 53
Rater 3 2 2 4 3 3 4 3 3 2 3 4 3 3 3 2 3 4 1 52
R-13
Rater 1 2 2 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 2 2 3 1 53
Rater 2 2 2 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 2 2 2 1 50
Rater 3 2 2 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 2 2 2 1 50
Lampiran 26
133
Responden Raters 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Skor
R-14
Rater 1 2 2 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 2 3 3 1 55
Rater 2 2 2 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 2 3 2 1 52
Rater 3 2 2 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 2 3 2 1 52
R-15
Rater 1 2 2 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 2 2 3 1 53
Rater 2 2 2 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 2 2 2 1 50
Rater 3 2 2 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 2 2 2 1 50
R-16
Rater 1 2 2 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 2 3 3 1 55
Rater 2 2 2 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 2 3 2 1 52
Rater 3 2 2 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 2 3 2 1 52
R-17
Rater 1 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 1 57
Rater 2 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 1 59
Rater 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 1 58
R-18
Rater 1 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 1 57
Rater 2 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 1 59
Rater 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 1 58
R-19
Rater 1 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 2 3 1 55
Rater 2 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 2 3 1 58
Rater 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 2 3 1 57
R-20
Rater 1 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 1 57
Rater 2 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 2 3 1 59
Rater 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 2 3 1 58
R-21
Rater 1 3 3 4 3 3 4 4 3 3 2 3 3 2 3 4 3 3 1 54
Rater 2 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 2 3 4 3 2 1 56
Rater 3 3 3 4 3 3 4 2 3 3 3 3 4 2 3 4 3 3 1 54
R-22
Rater 1 3 3 3 3 3 4 4 3 3 2 3 3 2 3 4 2 3 3 54
Rater 2 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 2 3 4 2 2 3 56
Rater 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 4 2 3 4 2 3 2 53
R-23
Rater 1 3 3 4 3 3 4 4 3 3 2 3 3 2 3 4 3 3 2 55
Rater 2 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 2 3 4 3 2 3 58
Rater 3 3 3 4 3 3 4 2 3 3 3 3 4 2 3 4 3 3 2 55
R-24
Rater 1 3 3 3 3 3 4 4 3 3 2 3 3 2 3 4 2 3 1 52
Rater 2 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 2 3 4 2 2 1 54
Rater 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 4 2 3 4 2 3 1 52
R-25
Rater 1 4 4 4 3 3 4 3 2 4 3 3 4 2 3 4 2 3 1 56
Rater 2 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 2 3 4 2 4 1 58
Rater 3 4 4 4 3 3 4 4 2 3 4 3 4 2 3 4 2 3 1 57
R-26
Rater 1 4 4 4 3 3 4 3 2 4 3 3 4 2 3 4 2 3 1 56
Rater 2 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 2 3 4 2 4 1 58
Rater 3 4 4 4 3 3 4 4 2 3 4 3 4 2 3 4 2 3 1 57
134
Responden Raters 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Skor
R-27
Rater 1 4 4 4 3 3 4 3 2 4 3 3 4 2 3 4 2 3 1 56
Rater 2 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 2 3 4 2 4 1 58
Rater 3 4 4 4 3 3 4 3 2 3 4 3 4 2 3 4 2 3 1 56
R-28
Rater 1 4 4 4 3 3 4 3 2 4 3 3 4 2 3 4 2 3 1 56
Rater 2 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 2 3 4 2 4 1 58
Rater 3 4 4 4 3 3 4 3 2 3 4 3 4 2 3 4 2 3 1 56
R-29
Rater 1 4 4 4 3 3 4 3 2 3 4 3 4 2 3 4 2 2 1 55
Rater 2 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 2 3 4 2 2 1 58
Rater 3 4 4 4 3 3 4 3 3 2 3 2 3 2 3 4 2 3 1 53
R-30
Rater 1 4 4 4 3 3 4 3 2 3 4 3 4 2 3 4 2 2 1 55
Rater 2 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 2 3 4 2 2 1 58
Rater 3 4 4 4 3 3 4 3 3 2 3 2 3 2 3 4 2 3 1 53
R-31
Rater 1 4 4 3 3 3 4 4 2 3 4 3 4 2 3 4 2 2 3 57
Rater 2 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 2 3 4 2 2 4 60
Rater 3 4 4 3 3 3 4 3 3 2 3 2 3 2 3 4 2 3 4 55
R-32
Rater 1 4 4 4 3 3 4 3 2 3 4 3 4 2 3 4 2 2 1 55
Rater 2 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 2 3 4 2 2 1 58
Rater 3 4 4 4 3 3 4 3 3 2 3 2 3 2 3 4 2 3 1 53
R-33
Rater 1 4 4 4 3 3 4 3 2 3 4 4 3 3 3 4 3 2 1 57
Rater 2 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 1 58
Rater 3 4 4 4 3 3 4 3 3 2 3 2 2 3 3 4 3 2 1 53
R-34
Rater 1 2 2 4 3 3 4 3 2 3 4 4 3 3 3 4 3 2 1 53
Rater 2 2 2 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 1 54
Rater 3 2 2 4 3 3 4 3 3 2 3 2 2 3 3 4 3 2 1 49
R-35
Rater 1 3 3 4 3 3 4 3 2 3 4 4 3 3 3 4 3 2 1 55
Rater 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 1 56
Rater 3 3 3 4 3 3 4 3 3 2 3 2 2 3 3 4 3 2 1 51
R-36
Rater 1 3 3 3 3 3 4 3 2 3 4 4 3 3 3 2 3 2 1 52
Rater 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 2 3 3 1 53
Rater 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 2 1 48
135
DAFTAR NILAI KPS DALAM SKALA 0 S.D 100
Responden Nilai KPS Siswa
Peningkatan Siklus I Siklus II
R-01 57,41 75,46 18,06
R-02 53,24 76,85 23,61
R-03 58,80 76,85 18,06
R-04 58,80 75,46 16,67
R-05 57,87 75,00 17,13
R-06 62,50 77,78 15,28
R-07 62,04 77,78 15,74
R-08 57,87 79,17 21,30
R-09 63,43 70,37 6,94
R-10 66,20 70,37 4,17
R-11 62,04 70,37 8,33
R-12 64,81 70,37 5,56
R-13 62,50 72,22 9,72
R-14 62,50 75,00 12,50
R-15 61,11 72,22 11,11
R-16 62,50 75,00 12,50
R-17 64,81 81,02 16,20
R-18 60,65 81,02 20,37
R-19 62,04 79,17 17,13
R-20 60,65 81,02 20,37
R-21 65,74 76,85 11,11
R-22 67,13 76,39 9,26
R-23 67,13 78,70 11,57
R-24 65,74 74,07 8,33
R-25 69,44 77,78 8,33
R-26 65,74 77,78 12,04
R-27 65,74 77,31 11,57
R-28 69,91 77,31 7,41
R-29 62,04 77,78 15,74
R-30 60,19 77,78 17,59
R-31 60,19 80,56 12,96
R-32 60,19 77,78 17,59
R-33 65,74 78,70 12,96
R-34 67,13 73,15 6,02
R-35 62,96 75,93 12,96
R-36 67,13 71,76 4,63
Jumlah 2263,89 2742,13 478,24
Rata-rata 62,89 76,17 13,28
Lampiran 27
136
UJI NORMALITAS DATA KPS SIKLUS I
Hipotesis
Ho : Data berdistribusi normal
Ha : Data tidak berdistribusi normal
Pengujian Hipotesis:
Rumus yang digunakan:
Kriteria yang digunakan
Ho diterima jika χ2 < χ
2 tabel
Pengujian Hipotesis
Nilai maksimal = 69,91 Panjang Kelas = 3,00
Nilai minimal = 53,24 Rata-rata ( x ) = 62,89
Rentang = 16,67 s = 3,66
Banyak kelas = 6 n = 36
Kelas Interval Batas
Kelas
Z untuk batas
kls.
Peluang
untuk Z
Luas Kls.
Untuk Z
Ei Oi (Oi-Ei)²
Ei
52,74 -2,77 0,4972
53,24 - 55,24 0,0227 0,8173 1 0,041
55,74 -1,95 0,4745
56,24 - 58,24 0,1033 3,7185 3 0,139
58,74 -1,13 0,3712
59,24 - 61,24 0,2484 8,9441 8 0,100
61,74 -0,31 0,1228
62,24 - 64,24 0,3166 11,3961 10 0,171
64,74 0,51 0,1938
65,24 - 67,24 0,2138 7,6964 12 2,406
67,74 1,33 0,4076
68,24 - 70,24 0,0765 2,7524 2 0,206
70,74 2,15 0,4840
χ² = 3,0625
Untuk a = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh χ² tabel = 7,81
Lampiran 28
137
3,0625 7,81
Karena χ² berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal.
Daerah penerimaan Ho
Daerah penolakan Ho
138
UJI NORMALITAS DATA KPS
SIKLUS II
Hipotesis
Ho : Data berdistribusi normal
Ha : Data tidak berdistribusi normal
Pengujian Hipotesis:
Rumus yang digunakan:
Kriteria yang digunakan
Ho diterima jika χ2 < χ
2 tabel
Pengujian Hipotesis
Nilai maksimal
= 81,02
Panjang Kelas = 2,00
Nilai minimal
= 70,37
Rata-rata ( x ) = 76,17
Rentang
= 10,65
s
= 3,15
Banyak kelas
= 6
n
= 36
Kelas Interval
Batas
Kelas
Z untuk
batas kls.
Peluang
untuk Z
Luas
Kls.
Untuk Z
Ei Oi (Oi-Ei)²
Ei
69,87 -2,00 0,4774
70,37 - 71,37
0,0633 2,2773 4 1,3032
71,87 -1,37 0,4141
72,37 - 73,37
0,1465 5,2750 4 0,3082
73,87 -0,73 0,2676
74,37 - 75,37
0,2296 8,2660 4 2,2016
75,87 -0,10 0,0380
76,37 - 77,37
0,2435 8,7645 9 0,0063
77,87 0,54 0,2055
78,37 - 79,37
0,1747 6,2884 11 3,5303
79,87 1,18 0,3802
80,37 - 81,37
0,0848 3,0525 4 0,2941
81,87 1,81 0,4650
χ² = 7,6437
Untuk a = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh χ² tabel = 7,81
Lampiran 29
139
7,6437
7,81
Karena χ² berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal.
Daerah penerimaan Ho
Daerah penolakan Ho
140
UJI PENINGKATAN NILAI KPS
Nilai KPS siswa telah diuji normalitasnya dan dari perhitungan ditunjukkan bahwa
data berdistribusi normal. Selanjutnya untuk mengetahui apakah nilai KPS siswa mengalami
peningkatan secara signifikan, data dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
√
⁄
√
⁄
Pada taraf signifikansi 5% dan dk= 36 – 1= 35, diperoleh ttabel sebesar 1,687. Karena thitung >
ttabel, maka dapat disimpulkan bahwa nilai KPS siswa meningkat secara signifikan.
Lampiran 30
141
LEMBAR PENILAIAN AFEKTIF SISWA
Jenis Penilaian : Afektif
Mata Pelajaran : Kimia
Materi Pokok : Sistem Koloid
A. Tujuan
Mengamati dan menilai sikap serta keterampilan siswa dalam kegiatan
pembelajaran di kelas
B. Form Penilaian
No Nama Siswa Aspek Afektif
1 2 3 4 5 6 7 8
Mengetahui.
Observer
Lampiran 31
142
ACUAN PENILAIAN AFEKTIF SISWA
Jenis Penilaian : Afektif
Mata Pelajaran : Kimia
Materi Pokok : Koloid
A. Tujuan
Mengamati dan menilai sikap serta keterampilan siswa dalam kegiatan
pembelajaran di kelas
B. Kriteria Penilaian
No Aspek Kriteria
Penilaian Keterangan
1. Kehadiran di
kelas
4 Selalu hadir dalam pembelajaran
3 Pernah satu kali tidak mengikuti pembelajaran
2 Pernah dua kali tidak mengikuti pembelajaran
1 Pernah tiga kali atau lebih tidak mengikuti
pembelajaran
2. Kedisipilan
hadir dikelas
4 Masuk dan tidak terlambat
3 Masuk tetapi terlambat < 10 menit
2 Msuk tetapi terlambat antara 10 s.d 15 menit
1 Masuk tetapi terlambat > 15 menit
3. Tanggung
Jawab
4 Selesai melaksanakan tugas dari guru dengan
baik dan dikumpulkan tepat waktu
3 Tidak selesai melaksanakan tugas dari guru
dengan baik tetapi dikumpulkan tepat waktu
2 Selesai melaksanakan tugas dari guru dengan
baik tetapi tidak dikumpulkan tepat waktu
1 Tidak selesai melaksanakan tugas dari guru dan
tidak dikumpulkan tepat waktu
Lampiran 32
143
No Aspek Kriteria
Penilaian Keterangan
4.
Berani
mengemukakan
pertanyaan atau
pendapat
4 Siswa mengemukakan pendapat atau
pertanyaan dan pendapat atau pertanyaannya
sesuai dengan pokok bahasan
3 Siswa mengemukakan pendapat atau
pertanyaan tetapi kurang sesuai dengan pokok
bahasan
2 Siswa mengemukakan pendapat atau
pertanyaan tetapi tidak sesuai dengan pokok
bahasan
1 Siswa tidak bertanya atau mengemukakan
pendapat
5. Menghargai
pendapat orang
lain
4 Menghargai pendapat orang lain, tidak ramai
sendiri, dan mendengarkan pendapat orang lain
3 Menghargai pendapat orang lain dan
mendengarkan pendapat orang lain tetapi ramai
sendiri
2 Tidak menghargai pendapat orang lain tetapi
mendengarkan pendapat orang lain dan ramai
sendiri
1 Tidak menghargai pendapat orang lain, ramai
sendiri, dan tidak mendengarkan pendapat
orang lain
6.
Perhatian dalam
mengikuti
pelajaran
4 Siswa serius mendengarkan dan memperhatikan
penjelasan guru dengan seksama selama
pembelajaran
3 Siswa serius mendengarkan dan memperhatikan
penjelasan guru dengan seksama selama ½ jam
pelajaran
144
2 Siswa serius mendengarkan dan memperhatikan
penjelasan guru dengan seksama selama ¼ jam
pelajaran
1 Siswa tidak mendengarkan dan memperhatikan
penjelasan guru dengan seksama selama
pembelajaran.
7. Kreatif dalam
membuat media
presentasi
4 Media yang dibuat menarik, kreatif, dan materi
yang disampaikan tepat
3 Media yang dibuat kurang menarik dan kreatif,
tetapi materi yang disampaikan tepat
2 Media yang dibuat menarik dan kreatif, tetapi
materi yang disampaikan kurang tepat
1 Media yang dibuat tidak menarik dan kreatif,
materi yang disampaikan kurang tepat.
8. Komunikatif 4 Siswa menggunakan bahasa yang baik dan
sopan pada saat mengemukakan pendapat atau
bertanya
3 Siswa menggunakan bahasa yang baik tetapi
kurang sopan pada saat mengemukakan
pendapat atau bertanya
2 Siswa menggunakan bahasa yang tidak baik
tetapi sopan pada saat mengemukakan pendapat
atau bertanya
1 Siswa tidak menggunakan bahasa yang baik
dan sopan saat mengemukakan pendapat atau
bertanya.
145
UJI RELIABILITAS LEMBAR OBSERVASI AFEKTIF
Subjek Observer Penilaian Aspek
Jumlah Peringkat B B2
I II III IV V VI VII VIII
U-1 Observer 1 4 4 4 1 2 2 3 3 23 9,5
0,5 0,25 Observer 2 4 4 4 1 2 2 3 3 23 10
U-2 Observer 1 4 4 4 1 3 2 4 3 25 4
1 1 Observer 2 4 4 4 1 3 3 3 3 25 5
U-3 Observer 1 4 4 4 1 3 3 3 3 25 4
1 1 Observer 2 4 4 4 1 3 3 3 3 25 5
U-4 Observer 1 4 4 4 1 3 3 4 3 26 2
0 0 Observer 2 4 4 4 1 3 4 3 3 26 2
U-5 Observer 1 4 3 3 1 3 3 2 3 22 13,5
1,5 2,25 Observer 2 4 3 3 1 2 3 3 3 22 15
U-6 Observer 1 4 3 3 1 3 2 4 3 23 9,5
0,5 0,25 Observer 2 4 3 3 1 3 3 3 3 23 10
U-7 Observer 1 4 4 3 1 2 2 3 3 22 13,5
1,5 2,25 Observer 2 4 4 3 1 2 2 4 2 22 15
U-8 Observer 1 4 3 3 4 3 3 3 3 26 2
0 0 Observer 2 4 3 3 3 3 3 4 3 26 2
U-9 Observer 1 4 4 3 1 2 2 3 3 22 13,5
1,5 2,25 Observer 2 4 4 3 1 2 3 2 3 22 15
U-10 Observer 1 4 4 3 1 3 2 2 3 22 13,5
1,5 2,25 Observer 2 4 4 3 1 2 3 2 3 22 15
U-11 Observer 1 4 4 3 1 3 3 2 2 22 13,5
1,5 2,25 Observer 2 4 4 3 1 3 3 2 2 22 15
U-12 Observer 1 4 4 3 1 3 3 2 3 23 9,5
0,5 0,25 Observer 2 4 4 3 1 3 3 2 3 23 10
U-13 Observer 1 4 4 4 1 3 3 3 3 25 4
1 1 Observer 2 4 4 4 1 3 3 3 3 25 5
U-14 Observer 1 4 4 4 1 2 3 4 3 25 4
1 1 Observer 2 4 4 4 1 3 3 3 3 25 5
U-15 Observer 1 4 3 4 1 3 2 2 3 22 13,5
1,5 2,25 Observer 2 4 3 4 1 2 2 3 3 22 15
U-16 Observer 1 4 3 4 1 2 2 3 3 22 13,5
1,5 2,25 Observer 2 4 3 4 1 2 2 3 3 22 15
U-17 Observer 1 4 3 3 1 3 3 4 2 23 9,5
0,5 0,25 Observer 2 4 3 3 1 3 4 3 2 23 10
U-18 Observer 1 4 4 3 4 3 3 3 3 27 1
0 0 Observer 2 4 4 3 4 3 4 3 3 28 1
20,75
Lampiran 33
146
Perhitungan: Keputusan:
Rho tabel = 0,399 Rho hitung = 0,556
∑
Lembar pengamatan reliabel jika rho hitung > 0,399
Pengamat I dan Pengamat II Sepakat
Rho = 0,566
147
NILAI AFEKTIF KELAS EKSPERIMEN
Subjek Observer Penilaian Aspek
I II III IV V VI VII VIII
R-1 Observer 1 4 4 3 1 2 2 3 3
Observer 2 4 4 3 1 2 2 4 3
R-2 Observer 1 4 4 3 1 3 2 3 3
Observer 2 4 4 3 1 3 3 4 3
R-3 Observer 1 4 4 3 1 3 3 3 3
Observer 2 4 4 3 1 3 3 4 3
R-4 Observer 1 4 4 3 1 3 3 3 3
Observer 2 4 4 3 1 3 4 4 3
R-5 Observer 1 4 4 4 1 3 3 2 3
Observer 2 4 4 4 1 2 3 3 3
R-6 Observer 1 4 4 4 1 3 2 2 3
Observer 2 4 4 4 1 3 3 3 3
R-7 Observer 1 4 4 4 1 2 2 2 3
Observer 2 4 4 4 1 2 2 3 2
R-8 Observer 1 4 4 4 1 3 3 2 3
Observer 2 4 4 4 1 3 3 3 3
R-9 Observer 1 4 4 4 1 2 2 3 3
Observer 2 4 4 4 1 2 3 2 3
R-10 Observer 1 4 4 4 1 3 2 3 3
Observer 2 4 4 4 1 2 3 2 3
R-11 Observer 1 4 4 4 1 3 3 3 2
Observer 2 4 4 4 1 3 3 2 2
R-12 Observer 1 4 4 4 1 3 3 3 3
Observer 2 4 4 4 1 3 3 2 3
R-13 Observer 1 4 4 4 1 3 3 3 3
Observer 2 4 4 4 1 3 3 3 3
R-14 Observer 1 4 4 4 1 2 3 3 3
Observer 2 4 4 4 1 3 3 3 3
R-15 Observer 1 4 4 4 1 3 2 3 3
Observer 2 4 4 4 1 2 2 3 3
R-16 Observer 1 4 4 4 1 2 2 3 3
Observer 2 4 4 4 1 2 2 3 3
R-17 Observer 1 4 4 4 1 3 3 4 2
Observer 2 4 4 4 1 3 4 3 2
R-18 Observer 1 4 4 4 1 3 3 4 3
Observer 2 4 4 4 1 3 4 3 3
Lampiran 34
148
Subjek Observer Penilaian Aspek
I II III IV V VI VII VIII
R-19 Observer 1 4 4 4 1 3 3 4 3
Observer 2 4 4 4 1 3 4 3 4
R-20 Observer 1 4 4 4 1 2 3 4 3
Observer 2 4 4 4 1 3 2 3 4
R-21 Observer 1 3 4 3 4 3 2 3 3
Observer 2 3 4 3 3 2 2 3 4
R-22 Observer 1 3 4 3 1 3 3 3 3
Observer 2 3 4 3 1 3 3 3 4
R-23 Observer 1 3 4 3 1 3 3 3 3
Observer 2 3 4 3 1 3 4 3 4
R-24 Observer 1 4 4 3 1 3 2 3 3
Observer 2 4 4 3 1 3 3 3 4
R-25 Observer 1 4 4 3 1 3 3 4 3
Observer 2 4 4 3 1 2 2 3 3
R-26 Observer 1 4 4 3 1 3 2 4 3
Observer 2 4 4 3 1 3 2 3 3
R-27 Observer 1 2 4 3 1 3 3 4 3
Observer 2 2 4 3 1 3 3 3 3
R-28 Observer 1 4 4 3 1 3 3 4 3
Observer 2 4 4 3 1 3 3 3 3
R-29 Observer 1 4 4 4 1 3 3 4 3
Observer 2 4 4 4 1 3 4 3 4
R-30 Observer 1 4 4 4 1 3 3 4 3
Observer 2 4 4 4 1 3 2 3 4
R-31 Observer 1 4 4 4 1 2 2 4 3
Observer 2 4 4 4 1 2 3 3 4
R-32 Observer 1 4 4 4 1 3 3 4 2
Observer 2 4 4 4 1 3 3 3 3
R-33 Observer 1 4 4 4 1 2 2 3 2
Observer 2 4 4 4 1 2 2 3 3
R-34 Observer 1 4 4 4 1 3 2 3 3
Observer 2 4 4 4 1 3 2 3 2
R-35 Observer 1 4 4 4 1 3 3 3 3
Observer 2 4 4 4 1 3 3 3 3
R-36 Observer 1 3 4 4 3 3 3 3 3
Observer 2 3 4 4 3 3 3 3 2
149
No. Kode Nomer Soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 UC_01 0,5 1,5 1 1,5 1,5 2 0 1 2 1 0,5 1 1
2 UC_02 1 3 1 1,5 1,5 2 0 1 2 1 0,5 1 1
3 UC_03 1 3 3 3 1,5 3 3 2 2 1 0,5 2 2
4 UC_04 1 3 3 3 1,5 3 3 2 3 2 0,5 2 2
5 UC_05 0,5 0,5 3 3 1,5 3 3 2 3 1 0 3 2
6 UC_06 0,5 0,5 3 3 1,5 3 3 2 3 2 0 3 2
7 UC_07 0,5 0,5 3 3 1,5 3 3 2 3 3 0 3 2
8 UC_08 1 0,5 3 3 1,5 3 3 2 3 3 0 3 3
9 UC_09 0,5 0 3 3 1,5 3 3 2 3 2 1 1 3
10 UC_10 1 0,5 1 0 1,5 2 0 1 1 2 1 1 3
11 UC_11 0,5 0 3 3 1,5 3 3 3 3 1 1 1 2
12 UC_12 1 0,5 2 3 1,5 2 1 1 3 2 1 1 2
13 UC_13 1 1 1 1,5 1,5 2 0 1 2 1 0,5 2 1
14 UC_14 1 1,5 1 1,5 1 2 0 1 1 1 0,5 2 1
15 UC_15 1 1 2 3 1,5 3 1 1 1 2 1 2 1
16 UC_16 1 1 3 3 1 3 3 2 3 2 1 2 1
17 UC_17 1 2 0,5 1,5 0 1 1 1 2 2 0 1 2
18 UC_18 1 2 0,5 1,5 0 1 1 1 2 1 0 1 3
19 UC_19 0,5 3 1 1,5 0 1 1 1 1 2 0 1 3
20 UC_20 1 3 0,5 1,5 1,5 1 1 1 1 2 0,5 1 2
21 UC_21 0,5 0 2 3 0,5 3 0 2 2 1 1 2 1
22 UC_22 0,5 0 2 3 0,5 2 0 2 2 1 1 2 1
23 UC_23 1 3 2 3 1 2 1,5 2 1 1 1 1 1
24 UC_24 1 3 2 3 1 2 1,5 2 1 1 1 1 1
25 UC_25 0,5 1 3 3 1,5 3 3 2 3 2 0 1 1
26 UC_26 0,5 1 2 3 1,5 3 1,5 2 2 2 0 1 1
27 UC_27 1 1 1 1,5 1,5 2 0 1 2 2 0 1 1
28 UC_28 0,5 0,5 1 1,5 1 2 0 1 2 1 0 1 1
29 UC_29 0,5 0 0 0 1,5 1 0 1 2 1 0,5 2 2
30 UC_30 0,5 0 0 0 0,5 1 0 1 1 1 0,5 1 2
31 UC_31 0,5 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0,5 1 2
32 UC_32 0,5 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0,5 1 2
33 UC_33 1 1,5 2 3 1,5 2 1,5 1 2 1 0,5 2 2
34 UC_34 1 1 1 0 1 1 1,5 1 2 1 0,5 2 1
35 UC_35 0,5 1 0 0 0,5 1 0 1 2 1 0,5 2 1
36 UC_36 0,5 1 2 3 0,5 2 1,5 1 2 2 0,5 2 1
∑x 27 42 58,5 72 38,5 75 45 52 72 54 17,5 57 60
∑x² 22,5 88,5 135,8 193,5 52,3 179,0 109,5 86,0 164,0 94,0 13,8 107,0 118,0
∑sb2 0,06 1,10 1,13 1,38 0,31 0,63 1,48 0,30 0,56 0,36 0,15 0,47 0,50
UJI RELIABILITAS SOAL
Lampiran 35
150
No. Kode Nomer Soal Skor
Total
Kuadrat Skor
Total 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
1 UC_01 1 1 1 0 0 1 1,5 0 1 0,5 1 0 22,5 506,25
2 UC_02 1 1 1 0 0 0 1,5 0 1 0,5 1 0 23,5 552,25
3 UC_03 1 1 1 0 0 0 1,5 0 1 0,5 1 0 34 1156
4 UC_04 2 1 1 0 0 1 1,5 0 1 0,5 1 0 38 1444
5 UC_05 2 1 1 0 0 1 3 0 1 0,5 1 0 36 1296
6 UC_06 3 1 2 0 0 0 3 0 1 0,5 1 0 38 1444
7 UC_07 3 0,5 2 0,5 0 1,5 3 0 1 0,5 1 0 40,5 1640,25
8 UC_08 3 0,5 2 0,5 0 1,5 3 0 1 0,5 0 0 41 1681
9 UC_09 3 0,5 2 0,5 0 1,5 3 0 2 0,5 0 0 39 1521
10 UC_10 3 1 2 0,5 0 1,5 1,5 0 2 0,5 0 0 27 729
11 UC_11 3 1 2 0,5 0 0 1,5 0 2 0,5 0 0 35,5 1260,25
12 UC_12 2 0,5 2 0,5 0 0 1,5 0 1 0,5 0 0 29 841
13 UC_13 3 1 2 0,5 0 1 1 0 1 0,5 1 0 26,5 702,25
14 UC_14 3 0,5 2 0,5 0 1 1 0 2 0,5 1 0 26 676
15 UC_15 3 0,5 1 0,5 0 1,5 1 0 2 0,5 1 0 31,5 992,25
16 UC_16 3 0,5 1 0,5 0 1,5 1 0 2 0,5 1 0 37 1369
17 UC_17 2 0 1 0,5 0 0 1,5 0 1 0,5 0 0 21,5 462,25
18 UC_18 2 0 1 0,5 0 0 1,5 0 1 0,5 0 0 21,5 462,25
19 UC_19 1 0 2 0,5 0 0 1,5 0 1 0,5 0 0 22,5 506,25
20 UC_20 1 0 2 0,5 0 0 1,5 0 2 0,5 0 0 24,5 600,25
21 UC_21 1 0 1 0 0 0 1 0 2 0,5 0 0 23,5 552,25
22 UC_22 2 0 1 0 0 0 1 0 2 0,5 0 0 23,5 552,25
23 UC_23 2 0 2 0 0 0 1 0 2 0,5 0 0 28 784
24 UC_24 3 0,5 2 0 0 0 1 0 2 0,5 0 0 29,5 870,25
25 UC_25 3 1 2 0,75 0 1 3 0 1 0,5 0 0 36,25 1314,0625
26 UC_26 3 1 1 0,75 0 1 3 0 1 0,5 0 0 31,75 1008,0625
27 UC_27 2 1 1 0,75 0 1,5 3 0 1 0,5 1 0 26,75 715,5625
28 UC_28 2 1 1 0,75 0 1,5 3 0 2 0,5 1 0 25,25 637,5625
29 UC_29 1 0,5 2 0,75 0 1,5 1,5 0 2 0,5 1 0 22,25 495,0625
30 UC_30 1 0,5 1 0,75 0 1,5 1,5 0 2 0,5 1 0 18,25 333,0625
31 UC_31 1 1 1 0,5 0 1 1,5 0 2 0,5 1 0 17,5 306,25
32 UC_32 2 1 1 0,5 0 1 1,5 0 1 0,5 1 0 17,5 306,25
33 UC_33 2 0 2 0 0 0 1 0 1 0,5 1 0 28,5 812,25
34 UC_34 3 0 1 0 0 0 1 0 1 0,5 1 0 21,5 462,25
35 UC_35 3 0 2 0 0 0 1 0 2 0,5 0 0 19 361
36 UC_36 3 0 1 0 0 0 1 0 2 0,5 0 0 26,5 702,25
∑x 79 20 53 12,5 0 24 61,5 0 53 18 19 0 1010,5 30053,875
∑x² 197,0 17,5 87,0 7,4 0,0 31,5 126,8 0,0 87,0 9,0 19,0 0,0
∑sb2 0,66 0,18 0,25 0,08 0,00 0,43 0,60 0,00 0,25 0,00 0,25 0,00 11,113
151
Rumus:
Keterangan:
k : banyaknya butir soal
∑ : jumlah varians skor butir
: varians total
Kriteria
Apabila r11 > 0,7 maka instrumen tersebut reliabel.
Berdasarkan data pada analisis ujicoba diperoleh:
∑
∑ ∑
∑ ∑
k = 33
(
) (
)
(
)(
∑
)
(
)(
∑
)
152
Kriteria:
Apabila r11> 0,7 maka instrumen tersebut reliabel.
Pada α = 5% dengan n (jumlah siswa) = 36 diperoleh r11=0,794 jadi instrumen
reliabel.
153
DATA HASIL KOGNITIF SISWA KELAS XI IPA 1
No Nama Siswa Pre-test
Tes Akhir Siklus II
Tes Akhir Siklus I
Post-test
1 Agastyasa Ghea Amarta 73 77 75 79
2 Andin Siwi Sejati 81 77 83 83
3 Anggie Widagdo 77 80 83 85
4 Annisa Novi Rahmatika 81 77 75 78
5 Ardy Bagus Septian Pratama 81 67 75 78
6 Daffa Joko Nur Wahid 77 83 92 90
7 Danang Afa Septiawan 77 80 83 80
8 Devi Eristiana 81 80 83 85
9 Dian Ambarwati 73 67 75 74
10 Dima Nirmalasari 81 80 92 88
11 Dina Oktavia Putri 31 77 83 85
12 Firda Ferry Sanjaya 60 77 83 85
13 Ginda Nabila Choirunnisa 81 70 75 76
14 Isnia Sekar Sari 43 77 75 70
15 Kartika Sari 60 77 83 82
16 Laily Fidya 73 80 75 77
17 M. Hasanudin Ramadhanu 81 63 75 77
18 M. Nur Irsyad 81 80 75 77
19 Mahatma Tirta Wiguna 60 63 67 74
20 Matahari Nurohmah Adifitri 73 77 75 77
21 Meida Mustika Mahesi Pertiwi 77 80 83 78
22 Moh. Faridh Luthfi 73 77 83 83
23 Mohammad Affan Dwica Putra 81 77 83 82
24 Muhamad Rizky Setiawan 81 63 75 70
25 Muhammad Ary Hendrawan 73 77 83 82
26 Nabella Permatasari 81 84 92 90
27 Natasya Widyasari 81 70 83 78
28 Puspa Siwi Wulandari 63 77 83 85
29 Rafika Rahma Dewi 63 73 83 80
30 Ratu Essanoviea Hariawan 81 77 75 73
31 Reza Pahlevi Wirananta 81 80 83 88
32 Rizal Damar Sasangka 77 70 83 78
33 Rizki Agung Wicaksono 44 77 75 82
34 Setiyowati 77 77 83 85
35 Tutik Nur Faizah 81 77 67 77
36 Wisnu Bayu Aji 63 63 75 78
Lampiran 36
154
Nilai rata-rata 72,28 75,22 79,77 80
Nilai tertinggi 81 84 92 90
Nilai terendah 31 63 67 70
Jumlah siswa yang tuntas 21 26 34 31
Jumlah siswa yang tidak tuntas 15 10 2 5
155
DOKUMENTASI PENELITIAN
Lampiran 37
Gambar 2.
Kegiatan pembelajaran di laboratorium
Gambar 4.
Siswa menimbang bahan
Gambar 3.
Siswa mendengarkan penjelasan awal dari guru
sebelum melakukan praktikum
Gambar 1.
Siswa mempresentasikan rancangan
alur kerja
156
Gambar 5.
Siswa mengukur volume bahan
Gambar 6.
Siswa mengamati efek tyndall
Gambar 9.
Hasil praktikum siswa
Gambar 7.
Siswa melaksanakan praktikum didampingi
guru pengampu
Gambar 8.
Siswa menggerus bahan
157
Lampiran 38
Batas Nilai r’ pada Korelasi Spearman-Rank
n α
n α
0,01 0,05 0,01 0,05
4 - 1,000 16 0,601 0,425
5 1,000 0,900 18 0,564 0,399
6 0,943 0,829 20 0,534 0,377
7 0,893 0,714 22 0,508 0,359
8 0,833 0,643 24 0,485 0,343
9 0,783 0,600 26 0,465 0,329
10 0,746 0,564 28 0,448 0,317
12 0,701 0,504 30 0,432 0,306
14 0,645 0,456
(Soeprodjo, 2002: 150)
158
Lampiran 39
Tabel r Kritik Product Moment
N Taraf
Kepercayaan N
Taraf
Kepercayaan N
Taraf
Kepercayaan
95% 99% 95% 99% 95% 99%
3 0,997 0,999 26 0,388 0,496 55 0,266 0,345
4 0,95 0,99 27 0,381 0,487 60 0,254 0,33
5 0,878 0,959 28 0,374 0,478 65 0,244 0,317
6 0,811 0,911 29 0,367 0,47 70 0,235 0,3
7 0,154 0,874 30 0,361 0,463 75 0,227 0,296
8 0,707 0,874 31 0,355 0,456 80 0,22 0,286
9 0,666 0,798 32 0,349 0,449 85 0,213 0,278
10 0,632 0,765 33 0,344 0,441 90 0,207 0,21
11 0,602 0,735 34 0,339 0,436 95 0,207 0,263
12 0,576 0,708 35 0,334 0,43 100 0,195 0,256
13 0,553 0,684 36 0,319 0,424 125 0,176 0,23
14 0,531 0,661 37 0,325 0,418 150 0,159 0,21
15 0,514 0,641 38 0,32 0,413 175 0,148 0,194
16 0,497 0,623 39 0,316 0,403 200 0,138 0,181
17 0,482 0,606 40 0,311 0,403 300 0,113 0,143
18 0,468 0,59 41 0,308 0,396 400 0,098 0,128
19 0,456 0,571 42 0,304 0,393 500 0,084 0,115
20 0,444 0,561 43 0,301 0,385 600 0,08 0,105
21 0,433 0,549 44 0,297 0,384 700 0,074 0,097
22 0,423 0,537 45 0,294 0,38 800 0,07 0,413
23 0,413 0,515 47 0,288 0,312 900 0,065 0,086
25 0,396 0,505 48 0,284 0,368 1000 0,062 0,081
49 0,281 0,364
50 0,297 0,361
(Soeprodjo, 2002: 166)
159
160
161
162
163
164