MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK …digilib.unila.ac.id/54405/3/SKRIPSI TANPA BAB...

73
MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA SMA NEGERI 1 KASUI KABUPATEN WAY KANAN (Skripsi) Oleh Prayoga Desta Riama FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

Transcript of MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK …digilib.unila.ac.id/54405/3/SKRIPSI TANPA BAB...

Page 1: MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK …digilib.unila.ac.id/54405/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan. Di dalam kurikulum

MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR

GEOGRAFI SISWA SMA NEGERI 1 KASUI

KABUPATEN WAY KANAN

(Skripsi)

Oleh

Prayoga Desta Riama

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 2: MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK …digilib.unila.ac.id/54405/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan. Di dalam kurikulum

ABSTRAK

MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR

GEOGRAFI SISWA SMA NEGERI 1 KASUI

KABUPATEN WAY KANAN

Oleh

PRAYOGA DESTA RIAMA

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh bagaimana pengaruh penerapan model

pembelajaran discovery learning untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar

siswa di kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Kasui Tahun 2018. Metode yang digunakan

dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas atau PTK dengan

menggunakan tiga siklus. Subyek penelitian dalam penelitian ini yaitu 32 siswa di

kelas X IPS 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran

discovery learning memiliki pengaruh dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa

hal ini terbukti pada siklus I aktivitas belajar siswa yang masuk kategori aktif

sebesar 21,88% kemudian pada siklus II meningkat sebesar 50% dan pada siklus

III meningkat hingga 71,88%. Selain itu model pembelajaran discovery learning

juga memiliki pengaruh dalam meningkatkan hasil belajar siswa hal ini terbukti

pada pada siklus I hasil belajar siswa yang masuk kategori tuntas sebesar 6,25%

kemudian pada siklus II meningkat sebesar 34,38% dan pada siklus III meningkat

hingga 71,88%.

Kata kunci: aktivitas belajar, discovery learning, hasil belajar

Page 3: MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK …digilib.unila.ac.id/54405/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan. Di dalam kurikulum

ABSTRACT

DISCOVERY LEARNING MODEL TO IMPROVE ACTIVITIES AND

RESULTS OF GEOGRAPHIC LEARNING STUDENTS OF 1 KASUI

STATE 1ST SCHOOL WAY KANAN REGENCY

OLEH

PRAYOGA DESTA RIAMA

This research behind by how the influence of the application of discovery

learning learning model to improve student activity and learning outcomes in

class X IPS 1 Kasui State 1 High School in 2018. The method used in this study is

Classroom Action Research or PTK using three cycles. The research subjects in

this study were 32 students in class X IPS 1. The results showed that discovery

learning learning model had an influence in improving student learning activities

this was evident in the first cycle of student learning activities that entered the

active category by 21.88% then in the cycle II increased by 50% and in the third

cycle increased to 71.88%. In addition discovery learning learning models also

have an influence in improving student learning outcomes this is evident in the

first cycle student learning outcomes that are categorized as complete by 6.25%

then in the second cycle increased by 34.38% and in the third cycle increased to

71 , 88%.

Keywords: discovery learning, learning activities, learning outcomes

Page 4: MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK …digilib.unila.ac.id/54405/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan. Di dalam kurikulum

MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNINGUNTUK

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR

GEOGRAFI SISWA SMA NEGERI 1 KASUI

KABUPATEN WAY KANAN

Oleh

PRAYOGA DESTA RIAMA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar

SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Geografi

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 5: MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK …digilib.unila.ac.id/54405/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan. Di dalam kurikulum
Page 6: MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK …digilib.unila.ac.id/54405/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan. Di dalam kurikulum
Page 7: MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK …digilib.unila.ac.id/54405/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan. Di dalam kurikulum
Page 8: MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK …digilib.unila.ac.id/54405/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan. Di dalam kurikulum

RIWAYAT HIDUP

` Penulis dilahirkan di Kasui pada 09 Desember 1996,

merupakan anak ketiga dari empat bersaudara pasangan

Bapak Azhari dengan Ibu Komala Sari. Penulis beralamat

di Jl. Danau Maninjau No.35 Blok B, Kecamatan Kedaton,

Penengahan, Bandar Lampung.

Nomor HP 082176660604. Pendidikan yang ditempuh penulis adalah SD

Negeri 02 Kasui Pasar Way Kanan (2003-2008), SMP Negeri 01 Kasui (2009-

2011), SMA Negeri 01 Kasui (2011-2013). Pada tahun 2014, penulis terdaftar

sebagai Mahasiswa Pendidikan Geografi FKIP Unila melalui jalur Ujian

Masuk Lokal (UML). Penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan

(PPL) di SMP Negeri 3 Kasui dan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik di Desa

Talang Wates, Kecamatan Kasui, Kabupaten Way Kanan (Tahun 2017) dan

penelitian pendidikan di SMA Negeri 1 Kasui, Kecamatan Kasui, Kabupaten

Way Kanan (Tahun 2018).

Page 9: MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK …digilib.unila.ac.id/54405/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan. Di dalam kurikulum

MOTTO

“Tidak ada perjuangan yang berhasil tanpa sebuah pengorbanan”

(Azhari S.E.)

“Barang siapa memberi kemudahan kepada orang yang kesulitan maka Allah memberi kemudahan padanya di dunia dan akhirat”

(HR. Muslim)

“Untuk mendapatkan apa yang di inginkan, kau harus bersabar dengan apa yang kau tidak

suka”

(Imam Alghazali)

“Setiap kita merasa kesulitan dengan hal yang kita kerjakan saat ini, coba ingat kembali saat kita berada pada titik terendah dalam hidup, yang pada akhirnya kita mampu melewati nya”

(Ayu. R)

Page 10: MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK …digilib.unila.ac.id/54405/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan. Di dalam kurikulum

Dengan menyebut nama Allah yang Maha pengasih lagi Maha penyanyang

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirabbil „aalamiin

Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat teriring salam semoga

terlimpah kepada Rasulullah, keluarga, para sahabat, dan seluruh umat islam.

Ku persembahkan karya sederhana ini sebagai tanda bakti dan cintaku yang tulus

kepada kedua orang tuaku.

Ayahku (Azhari, S.E.) dan Ibuku (Komala Sari)

yang telah merawat dan memberikan didikan terbaik hingga aku dapat tumbuh

dengan sehat, berakal, dan bermimpi besar. Terima kasih banyak atas doa yang

dipintakan pada tiap sujud panjangmu, dukungan untuk menguatkan aku disaat

aku jatuh, dan membangkitkanku disaat aku rapuh.

Kakak-kakakku (Nia Okta Riama, S. Kep dan Desmon Riama S.E.)

dan Adikku (Maretha Agnesa Riama)

yang telah memberikan dukungan, semangat dan motivasi.

Pendidik TK, SD, MTs, SMA dan Dosenku, serta semua Pendidik

yang berjuang untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, semoga dedikasimu untuk

pendidikan menjadi amal sholeh di akhirat kelak.

Sahabat dan teman-teman seperjuangan yang senantiasa memberi semangat dan

inspirasi, yang banyak mengajari arti setia kawan, ketulusan, dan pantang

menyerah.

serta

Almamater tercinta, Universitas Lampung

Page 11: MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK …digilib.unila.ac.id/54405/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan. Di dalam kurikulum

SANWACANA

Bismillaahirahmaanirahiim,

Alhamdulillahi rabbil”aalamiin, puji syukur kepada Allah SWT atas limpahan

rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Model Pembelajaran Discovery Learning Untuk Meningkatkan

Aktivitas dan Hasil Belajar Geografi Siswa SMA Negeri 1 Kasui Kabupaten Way

Kanan.” Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi, Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Lampung.

Dalam kesempatan ini tidak lupa pula mengucapkan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Keguruan Dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung.

2. Drs. Zulkarnain, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3. Drs. I Gede Sugiyanta, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

4. Irma Lusi Nugraheni, S.Pd., M.Si. selaku Pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan dan motivasi hingga skripsi ini dapat selesai.

Page 12: MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK …digilib.unila.ac.id/54405/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan. Di dalam kurikulum

5. Dr. Sugeng Widodo, M.Pd. selaku Pembahas atas saran-saran, perbaikan dan

motivasi yang sangat berharga.

6. Bapak dan Ibu Dosen serta staff Program Studi Pendidikan Geografi, Jurusan

P.IPS, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung, yang

telah mendidik dan membimbing saya selama menyelesaikan studi.

Terimakasih atas ilmu yang telah diberikan kepada penulis.

7. Drs. Nurwana, S.Pd., M.Si selaku Kepala Sekolah SMAN 1 Kasui Kabupaten

Way Kanan yang telah memberi izin untuk melakukan penelitian.

8. Sahabat yang selalu mendukungku serta menyemangatiku tiada henti demi

mencapai gelar sarjanaku Ayu Rahmawati.

9. Teman-teman seperjuangan (Suhendro, Ferly Apriansyah, Ganda Aulia, Maria

Ulfa Rara A, Resty Aprilia U., Dian Novita Sari, Dwi Mustofa, Mustaman

Archam) terimakasih atas dukungan dan semangatnya yang telah membantu

dalam menyelesaikan skripsi.

Semoga skripsi sederhana ini dapat memberi manfaat bagi semua pihak. Aamiin

Yarabbal „aalamiin

Bandarlampung, Oktober 2018

Prayoga Desta Riama

Page 13: MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK …digilib.unila.ac.id/54405/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan. Di dalam kurikulum

xiii

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xv

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xvi

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1

1.2 Identifikasi Masalah ................................................................................. 6

1.3 Batasan Masalah ...................................................................................... 6

1.4 Rumusan Masalah ................................................................................... 6

1.5 Tujuan Penelitian ..................................................................................... 7

1.6 Manfaat Penelitian ................................................................................... 7

1.7 Ruang Lingkup Penelitian ....................................................................... 8

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS

2.1 Tinjauan Pustaka....................................................................................... 10

2.1.1 Pengertian Belajar ............................................................................ 10

2.1.2 Pengertian Pembelajaran ................................................................ 12

2.1.3 Model Pembelajaran ....................................................................... 13

2.1.4 Pembelajaran Geografi .................................................................... 14

2.1.5 Teori Konstruktivisme ..................................................................... 15

2.1.6 Model Discovery Learning .............................................................. 16

2.1.7 Aktivitas Belajar .............................................................................. 23

2.1.8 Hasil Belajar .................................................................................... 25

2.1.9 Penelitian Tindakan Kelas .............................................................. 27

2.2 Penelitian Relevan .................................................................................... 28

2.3 Kerangka pikir .......................................................................................... 29

2.4 Hipotesis ................................................................................................... 30

BAB III. METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitan ......................................................................................... 31

3.2 Subjek dan Objek Penelitian .................................................................. 32

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................. 33

Page 14: MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK …digilib.unila.ac.id/54405/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan. Di dalam kurikulum

xiv

3.4 Operasional Tindakan ............................................................................. 33

3.5 Prosedur penelitan tindakan .................................................................... 36

3.6 Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 39

3.7 Instrumen Penelitian................................................................................ 42

3.8 Teknik Analisis Data ............................................................................... 50

3.9 Indkator Keberhasilan ............................................................................. 52

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...................................................... 53

4.2 Hasil Penelitian ...................................................................................... 63

4.2.1 Siklus I ......................................................................................... 66

4.2.2 Siklus II ........................................................................................ 70

4.2.3 Siklus III ....................................................................................... 76

4.3 Pembahasan ............................................................................................ 82

4.3.1 Aktivitas Pembelajaran ................................................................. 82

4.3.2 Hasil belajar Siswa ........................................................................ 87

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan ................................................................................................ 93

5.2 Saran ...................................................................................................... 93

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ............................................ 99

2. Instrumen Observasi ............................................................................... 117

3. Instrumen Tes ......................................................................................... 120

4. Daftar Nama Siswa Kelas X IPS SMAN 1 Kasui .................................. 126

5. Daftar Hasil Observasi Setiap siklus ...................................................... 127

6 . Daftar Nilai Setiap Siklus ...................................................................... 136

7. Hasil Uji Coba instrument Lembar Observasi ........................................ 137

8. Hasil Uji Coba Instrumen Hasil Belajar ................................................. 138

9. Foto Penelitian ........................................................................................ 145

10.Animasi Bahan Belajar ........................................................................... 150

11.Peta Lokasi Penelitian ............................................................................ 153

12.Surat-surat Penelitian .............................................................................. 154

Page 15: MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK …digilib.unila.ac.id/54405/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan. Di dalam kurikulum

xv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Persentase Nilai Ulangan Harian Mata Pelajaran Geografi Kelas X IPS

SMAN 1 Kasui Kabupaten Way Kanan Tahun Pelajaran 2016/2017 .. 4

2. Penelitaian Relevan ............................................................................... 28

3. Subjek Penelitian Siswa Kelas X IPS SMAN 1 Kasui ......................... 32

4. Kisi-kisi Observasi Aktivitas Siswa Siklus I-III. ................................. 39

5. Kisi-Kisi Tes ......................................................................................... 41

6. Validitas Butir Soal ............................................................................... 45

7. Daya Pembeda Soal .............................................................................. 47

8. Hasil Rekapitulasi Instrumen Soal ........................................................ 48

9. Tingkat Kesuakaran Soal ...................................................................... 49

10. Kategori Penilaian Aktivitas Siswa ..................................................... 50

11. Jumlah Rombongan Belajar SMAN 1 Kasui ....................................... 57

12. Jumlah Siswa SMA Negeri 1 Kasui Tahun 2018 ................................. 57

13. Daftar Guru di SMA Negeri 1 Kasui Tahun 2018 ................................ 58

14. Jumlah dan Jenis Pembagian Ruang SMA Negeri 1 Kasui

Tahun 2018 ........................................................................................... 62

15. Data Aktivitas Belajar Siswa Setiap Siklus .......................................... 83

16. Hasil Belajar Siswa Setiap Siklus Penelitian ........................................ 88

Page 16: MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK …digilib.unila.ac.id/54405/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan. Di dalam kurikulum

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Pikir ...................................................................................... 30

2. Prosedur Penelitian Tindakan ............................................................... 37

3. Perhitungan Validitas Instrumen Lembar Observasi ............................ 43

4. Reliabilitas Instrumen Aktivitas Belajar ............................................... 46

5. Reliabilitas Butir Soal ........................................................................... 47

6. Grafik Perkembangan Aktivitas Belajar Siswa Setiap siklus .............. 86

7. Grafik Perkembangan Hasil Belajar Siswa Setiap siklus .................... 91

Page 17: MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK …digilib.unila.ac.id/54405/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan. Di dalam kurikulum

1

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pendidikan memberikan kemungkinan pada siswa untuk memperoleh

“kesempatan”, “harapan”, dan pengetahuan agar dapat hidup secara lebih baik.

besarnya kesempatan dan harapan sangat bergantung pada kualitas pendidikan

yang ditempuh. Pendidikan juga dapat menjadi kekuatan untuk melakukan

perubahan agar sebuah kondisi menjadi lebih baik. Pendidikan yang

berkualitas tentunya melibatkan siswa untuk aktif belajar dan mengarahkan

terbentuknya nilai-nilai yang dibutuhkan oleh siswa dalam menempuh

kehidupan.

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Untuk

mengembangkan potensi yang ada didalam diri manusia maka tidak lepas dari

dunia pendidikan (UU SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003 Bab1 Pasal 1 butir 1).

Kegiatan pembelajaran dalam kurikulum 2013 diarahkan untuk

memberdayakan semua potensi yang dimiliki peserta didik agar mereka dapat

Page 18: MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK …digilib.unila.ac.id/54405/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan. Di dalam kurikulum

2

memiliki kompetensi yang diharapkan melalui upaya menumbuhkan serta

mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan. Di dalam kurikulum

2013 peserta didik didorong untuk menemukan sendiri dan

mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan

yang sudah ada dalam ingatannya, melakukan pengembangan menjadi

informasi atau kemampuan yang sesuai dengan lingkungan dan zaman tempat

dan waktu ia hidup.

Dalam kurikulum 2013 menganut pandangan bahwa pengetahuan tidak dapat

dipindahkan begitu saja dari guru ke peserta didik. Peserta didik adalah

subjek yang memiliki kemampuan untuk secara aktif mencari, mengelola,

mengkonstruksi, dan menggunakan pengetahuan. Untuk itu, pembelajaran

harus berkenaan dengan kesempatan yang diberikan kepada peserta didik

untuk mengkonstruksi pengetahuan dalam proses kognitif.

Masalah yang terjadi pada Pengajar konvensional dapat diatasi yakni dengan

model Discovery Learning yang merupakan salah satu model yang harus

dilakukan oleh guru dalam pelaksanaan kurikulum 2013. Berikut ini kutipan

wawancara guru mata pelajaran Geografi yang dilakukan pada tanggal 24

April 2017 yakni :

“Pembelajaran Geografi yang dilakukan dalam proses pembelajaran

masih konvensional, masih menggunakan metode ceramah dan tanya

jawab saja, belum ada variasi metode-metode yang digunakan, dan siswa

belum sepenuhnya aktif bertanya dalam proses pembelajaran dan guru

belum sepenuhnya tahu mengenai teori dalam pelaksanaan pembelajaran

dengan menggunakan model Discovery Learning”.

Page 19: MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK …digilib.unila.ac.id/54405/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan. Di dalam kurikulum

3

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, diketahui bahwa aktivitas dan hasil

belajar siswa masih tergolong rendah meskipun sebelumnya sudah

menggunakan metode lain seperti ceramah sehingga belum sepenuhnya bisa

membuat suasana kelas menjadi lebih aktif. Berdasarkan hasil observasi

aktivitas siswa yang dilakukan di kelas X IPS 1 tahun pelajaran 2017-2018,

pada saat pembelajaran berlangsung, yaitu siswa kurang berperan aktif.

Pembelajaran di dominasi oleh guru. Sebagian siswa hanya mendengarkan

dan mencatat penjelasan dari guru. Siswa kelas X IPS 1 berjumlah 30 orang.

Siswa yang berkemampuan tinggi dan sedang ada 11 orang, sedangkan 19

orang lainnya adalah siswa yang berkemampuan rendah. Siswa yang

berkemampuan tinggi dan sedang inilah yang terlihat dominan selama proses

belajar mengajar di kelas berlangsung. Semua siswa cenderung

memperhatikan penjelasan guru. Namun untuk bekerjasama dengan teman

dalam menyelesaikan tugas kelompok hanya beberapa siswa saja yang dapat

bekerjasama dengan baik, siswa yang bertanya pada guru serta menanggapi

pertanyaan guru dan temannya hanya 3 orang dari 11 orang siswa yang

berkemampuan tinggi dan sedang, siswa tersebut juga mampu

mempertahankan pendapatnya saat kegiatan diskusi berlangsung. Sementara

siswa yang memiliki kemampuan yang rendah tidak terlibat aktif dalam

pembelajaran di kelas, akibatnya hasil belajar yang diperoleh pun rendah.

Berdasarkan masalah yang telah dijabarkan di atas, berikut ini terdapat

beberapa data yang menyatakan bahwa hasil belajar siswa masih tergolong

rendah dengan menggunakan metode konvensional yakni sebagai berikut :

Page 20: MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK …digilib.unila.ac.id/54405/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan. Di dalam kurikulum

4

Tabel 1. Persentase Nilai Ulangan Harian Mata Pelajaran Geografi

Kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Kasui Kabupaten Way Kanan

Tahun Pelajaran 2016/2017.

No. KKM

X IPS 1

Keterangan Jumlah

siswa (n)

Persentase

(%)

1. Nilai 75 19 59,37 Tidak Tuntas

(< rata-rata)

2. Nilai 75 13 40,63 Tuntas

(> rata-rata)

Jumlah 32 100

Sumber : Dokumentasi Guru Mata Pelajaran Geografi Tahun Pelajaran

2016/2017.

Data yang diuraikan pada tabel di atas yaitu data presentase hasil belajar

siswa untuk mata pelajaran Geografi, yang menyatakan bahwa pada kelas X

IPS 1 diperoleh data yaitu sebanyak 36,67 % siswa telah tuntas pada materi

Hidrosfer, sedangkan 63,33 % siswa lainnya belum tuntas pada materi

tersebut. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah untuk

mata pelajaran Geografi adalah sebesar 75, kelas dinyatakan tuntas belajar

apabila di kelas tersebut terdapat 100% siswa yang telah mencapai nilai ≥ 75.

Kondisi tersebut menunjukkan adanya permasalahan yaitu rendahnya hasil

belajar siswa kelas X IPS 1 di SMA Negeri 1 Kasui Kabupaten Way Kanan.

Adapun solusi untuk mengatasi permasalahan di atas, yaitu perlu

dilakukannya pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran

Discovery Learning atau model menemukan suatu konsep pada proses

pembelajaran yang bertujuan untuk menggali potensi peserta didik, agar

peserta didik dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran. Dan

memudahkan guru untuk menciptakan pembelajaran yang aktif dan suasana

kelas yang kondusif.

Page 21: MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK …digilib.unila.ac.id/54405/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan. Di dalam kurikulum

5

Pengimplementasian model discovery learning ke dalam pembelajaran telah

dilakukan oleh peneliti lain di daerahnya. Penelitian yang relevan dengan

penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Gusmalisa (2015: 8)

menyatakan bahwa rata-rata post-test hasil belajar Geografi pada kelas yang

diberi perlakuan model pembelajaran discovery learning cukup baik. Hal ini

dapat dilihat dari hasil penelitian rata-rata nilai post-test model discovery

learning adalah 79,06. Penelitian relevan lainnya dilakukan oleh Feriana

(2016: 115) yaitu pelaksanaan model discovery learning sangat baik untuk

diterapkan dalam pembelajaran di kelas, hal tersebut terlihat dari aktivitas

belajar siswa selama proses pembelajaran lebih aktif dan kondisi kelas setiap

pertemuan semakin kondusif. Penerapan model discovery learning pada mata

pelajaran Geografi berpotensi membantu siswa mencapai ketuntasan belajar.

Pada kelas eksperimen dalam nilai post-test dengan rata-rata sebesar 78,16%

dan ketuntasan klasikal sebesar 86,11%.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, dengan

mempertimbangkan solusi, peneliti menganggap bahwa penerapan model

discovery learning ke dalam pembelajaran sangatlah penting, sehingga perlu

dilakukan penerapan model tersebut ke dalam pembelajaran melalui

penelitian yang berjudul “Model Discovery Learning untuk Meningkatkan

Aktivitas dan Hasil Belajar Geografi Siswa di SMA Negeri 1 Kasui

Kabupaten Way Kanan”.

Page 22: MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK …digilib.unila.ac.id/54405/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan. Di dalam kurikulum

6

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, identifikasi masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Metode yang digunakan guru masih konvensional atau dalam arti masih

menggunakan metode ceramah dan tanya jawab.

2. Belum ada variasi model pembelajaran yang digunakan oleh guru.

3. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran masih pasif.

4. Hasil belajar siswa dan akitivitas dalam pembelajaran Geografi masih

rendah.

5. Belum pernah diterapkan model pembelajaran Discovery Learning.

1.3. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, adapun batasan masalah pada

penelitian ini yakni masalah pada aktivitas dan hasil belajar siswa, penelitian

ini didasarkan pada aktivitas siswa di dalam kelas yang tergolong rendah, hal

tersebut merupakan salah satu faktor penentu hasil belajar siswa pada mata

pelajaran Geografi dan guru belum pernah menerapkan pembelajaran

Discovery Learning.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, rumusan masalah pada penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1.4.1 Bagaimanakah penerapan Model pembelajaran Discovery Learning

dapat Meningkatkan Aktivitas Belajar Geografi Siswa Kelas X IPS

di SMA Negeri 1 Kasui Kabupaten Way Kanan

Page 23: MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK …digilib.unila.ac.id/54405/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan. Di dalam kurikulum

7

1.4.2 Apakah penerapan Model pembelajaran Discovery Learning dapat

Meningkatkan Hasil Belajar Geografi Siswa Kelas X IPS di SMA

Negeri 1 Kasui Kabupaten Way Kanan

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dilakukannya penelitian ini

adalah untuk :

1.5.1. Mengetahui apakah penerapan Model pembelajaran Discovery

Learning dapat Meningkatkan Aktivitas Belajar Geografi Siswa

Kelas X IPS di SMA Negeri 1 Kasui Kabupaten Way Kanan

1.5.2. Mengetahui apakah penerapan Model pembelajaran Discovery

Learning dapat Meningkatkan Hasil Belajar Geografi Siswa Kelas X

IPS di SMA Negeri 1 Kasui Kabupaten Way Kanan

1.6. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:

1.6.1. Untuk Siswa

Meningkatkan aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran di kelas

sehingga nantinya akan mempengaruhi hasil belajar siswa diakhir

pembelajaran.

1.6.2. Untuk Guru

Memberikan pengetahuan mengenai pembelajaran Discovery

Learning yang mendetail baik langkah-langkah dalam

pelaksanaannya, kelebihan dan kekurangan dari model Discovery

Learning.

Page 24: MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK …digilib.unila.ac.id/54405/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan. Di dalam kurikulum

8

1.6.3. Untuk Kepala Sekolah

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan untuk meningkatkan mutu

sekolah dan kualitas pendidikan di SMA Negeri 1 Kasui Kabupaten

Way Kanan.

1.7. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.7.1. Ruang lingkup obyek penelitian

Ruang lingkup obyek pada penelitian ini adalah penerapan metode

discovery learning untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar

siswa.

1.7.2. Ruang lingkup subyek penelitian

Ruang lingkup subyek pada penelitian ini adalah siswa kelas X IPS

1 di SMA Negeri 1 Kasui Kabupaten Way Kanan yang berjumlah

30 siswa.

1.7.3. Ruang lingkup waktu penelitian

Ruang lingkup waktu pada penelitian ini dilaksanakan pada

semester genap pada tahun pelajaran 2017/2018.

1.7.4. Ruang lingkup tempat penelitian

Ruang lingkup tempat pada penelitian ini akan dilaksanakan di

SMA Negeri 1 Kasui Kabupaten Way Kanan.

1.7.5. Ruang lingkup Ilmu

Ruang lingkup ilmu pada penelitian ini adalah Pembelajaran

Geografi. Pembelajaran Geografi merupakan pembelajaran yang

memberikan pengetahuan tentang aspek-aspek keruangan

Page 25: MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK …digilib.unila.ac.id/54405/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan. Di dalam kurikulum

9

permukaan bumi yang merupakan keseluruhan gejala alam dan

kehidupan umat manusia dengan variasi kewilayahan, yang

diajarkan di sekolah dan disesuaikan dengan tingkat perkembangan

mental anak pada jenjang pendidikan masing-masing.

Page 26: MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK …digilib.unila.ac.id/54405/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan. Di dalam kurikulum

10

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS

2.1.Tinjauan Pustaka

2.1.1. Pengertian Belajar

Belajar menurut Suprihatiningrum (2016: 13) merupakan suatu proses

perubahan kegiatan dan reaksi terhadap lingkungan. Perubahan tersebut

tidak dapat disebut belajar apabila dapat disebabkan oleh pertumbuhan

atau keadaan, sementara seseorang seperti kelelahan atau di bawah

pengaruh obat-obatan. Perubahan kegiatan yang dimaksud pengetahuan,

kecakapan, dan tingkah laku. Perubahan itu diperoleh melalui pengalaman

(latihan) bukan dengan sendirinya berubah karena kematangan atau

keadaan sementara.

Menurut Klein dalam Suprihatiningrum (2016: 14) belajar dapat

didefinisikan sebagai hasil proses eksperimental dalam perubahan tingkah

laku yang relatif permanen yang tidak dapat diucapkan dengan pernyataan

sesaat. Pendapat lainnya, menurut Budiningsih dalam Suprihatiningrum

(2016: 15), belajar merupakan suatu proses pembentukan pengetahuan,

yang mana siswa aktif berfikir, menyusun konsep, dan memberi makna

tentang hal-hal yang sedang dipelajari.

Page 27: MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK …digilib.unila.ac.id/54405/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan. Di dalam kurikulum

11

Belajar menurut Burton dalam Hosnan (2014: 3) yaitu merupakan suatu

perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara

individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya sehingga

mereka dapat berinteraksi dengan lingkungannya. Kata kunci pendapat

Burton adalah “interaksi”. Interaksi ini memiliki makna sebagai sebuah

proses. Seseorang yang sedang melakukan kegiatan secara sadar untuk

mencapai tujuan perubahan tertentu, maka orang tersebut dikatakan sedang

belajar. Kegiatan atau aktivitas tersebut disebut aktivitas belajar.

Cronbach dalam Hosnan (2014: 3) memberi batasan bahwa learning is

shown by change in behavior as a result of experience (belajar sebagai

suatu aktivitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil

pengalaman). Makna dari definisi yang dikemukakan Cronbach ini lebih

dalam lagi, yaitu belajar bukanlah semata-mata perubahan dan penemuan,

tetapi sudah mencakup kecakapan yang dihasilkan akibat perubahan dan

penemuan tadi. Setelah terjadi perubahan dan menemukan sesuatu yang

baru, maka akan timbul suatu kecakapan yang memberikan manfaat bagi

kehidupannya, intinya belajar outcome.

Menurut Sumiati & Asra (2008: 38) secara umum belajar dapat diartikan

sebagai proses perubahan perilaku, akibat interaksi individu dengan

lingkungan. Jadi perubahan perilaku adalah hasil belajar. Artinya,

seseorang dikatakan telah belajar, jika ia dapat melakukan sesuatu yang

tidak dapat dilakukan sebelumnya. dengan demikian, belajar merupakan

suatu proses usaha yang dilakukan individu secara sadar untuk memproleh

Page 28: MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK …digilib.unila.ac.id/54405/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan. Di dalam kurikulum

12

perubahan tingkah laku tertentu, baik yang dapat diamati secara langsung

sebagai pengalaman (latihan) dalam interaksinya dengan lingkungan.

2.1.2. Pengertian Pembelajaran

Kata pembelajaran menurut Sanjaya dalam Suprihatiningrum (2016: 76)

adalah terjemahan dari instruction, yang diasumsikan dapat mempermudah

siswa mempelajari segala sesuatu melalui berbagai macam media, seperti

bahan-bahan cetak, program televisi, gambar, audio, dan lain sebagainya

sehingga semua itu mendorong terjadinya perubahan peranan guru dalam

mengelola proses belajar mengajar, dari guru sebagai sumber belajar

menjadi guru sebagai fasilitator dalam belajar mengajar. Media

pembelajaran merupakan sarana pembelajaran yang digunakan sebagai

perantara dalam proses pembelajaran untuk mempertinggi efektivitas dan

efisiensi dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Pembelajaran menurut Corey dalam Hosnan (2014: 4) adalah suatu proses

dimana lingkungan seseorang secara sengaja dikelola untuk

memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-

kondisi khusus.

Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah sebagaimana definisi di

atas maka pembelajaran merupakan aktivitas yang paling utama. Ini berarti

bahwa keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung

pada bagaimana proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif.

Pemahaman seorang guru terhadap pengertian pembelajaran cukup

mempengaruhi kompetensi dan cara guru itu dalam proses pembelajaran.

Page 29: MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK …digilib.unila.ac.id/54405/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan. Di dalam kurikulum

13

2.1.3. Model Pembelajaran

Menurut Sagala (2010: 77), Model diartikan sebagai kerangka konseptual

yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan. Model dapat

dipahami sebagai: (1) suatu tipe atau desain; (2) suatu deskripsi atau

analogi yang dipergunakan untuk membantu proses evaluasi sesuatu yang

tidak dapat dengan langsung diamati; (3) suatu sistem asumsi-asumsi,

data-data yang dipakai untuk menggambarkan suatu obyek atau peristiwa;

(4) suatu desain yang disederhanakan dari suatu sistem kerja; (5) suatu

deskripsi suatu sistemm yang mungkin; (6) penyajian yang diperkecil agar

dapat menjelaskan dan menunjukkan sifat bentuk aslinya

Konsep model pembalajaran menurut Trianto (2010: 51), menyebutkan

bahwa model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang

digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas

atau pembelajaran tutorial. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan

pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan

pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan

pembelajaran, dan pengelolaan kelas.

Menurut Arends (dalam Suprijono, 2013: 46) model pembelajaran

mengacu pada pendekatan yang digunakan termasuk di dalamnya tujuan-

tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran,

lingkungan pembelajaran dan pengelolaan kelas. Menurut Joice& Weil

(dalam Isjoni, 2013: 50) model pembelajaran adalah suatu pola atau

rencana yang sudah direncanakan sedemikian rupa dan digunakan untuk

Page 30: MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK …digilib.unila.ac.id/54405/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan. Di dalam kurikulum

14

menyusun kurikulum, mengatur materi pelajaran, dan memberi petunjuk

kepada pengajar di kelasnya. Sedangkan Istarani (2011: 1) model

pembelajaran adalah seluruh rangkaian penyajian materi ajar yang

meliputi segala aspek sebelum, sedang dan sesudah pembelajaran yang

dilakukan guru serta segala fasilitas yang terkait yang digunakan secara

langsung atau tidak langsung dalam proses belajar.

Dari pendapat ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa model

pembelajaran adalah suatu pola atau perencanaan yang di rancang untuk

menciptakan pembelajaran di kelas secara efektif dan efisien untuk

mencapai tujuan pembelajaran. Model pembelajaran dapat dijadikan

sebagai salah satu cara untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di

kelas.

2.1.4. Pembelajaran Geografi

Menurut IGI persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut

pandang kewilayahan dan kelingkungan dalam konteks keruangan.

Pembelajaran Geografi adalah serangkaian tindakan yang dilakukan guru

untuk menerangkan kepada peserta didik dalam memahami tentang gejala

yang terjadi di permukaan bumi manusia dengan lingkungan fisiknya.

Pembelajaran Geografi membahas fenomena-fenomena yang terjadi di

bumi seperti interaksi antara manusia dengan manusia dan interaksi

manusia dengan lingkungannya. Aspek Geografi dibedakan menjadi dua

yaitu aspek material dan aspek formal. Aspek material adalah geosfer.

Page 31: MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK …digilib.unila.ac.id/54405/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan. Di dalam kurikulum

15

Geosfer terdiri dari atmosfer, litosfer, biosfer, hidrosfer, dan antroposfer.

sedangkan aspek formal adalah pendekatan yang digunakan untuk

mengkaji geosfer. Pendekatan tersebut meliputi keruangan, kelingkungan

dan kewilayahan. Pembelajaran Geografi pada hakikatnya adalah

pembelajaran tentang aspek keruangan permukaan bumi yang merupakan

keseluruhan gejala alam dan kehidupan umat manusia dengan variasi

kewilayahan.

Jadi pembelajaran Geografi adalah suatu pembelajaran yang menerangkan

kepada siswa fenomena-fenomena yang terjadi di bumi serta interaksi

antara manusia dengan lingkungannya sehingga siswa dapat lebih

memperhatikan dan memahami tentang gejala-gejala geosfer yang ada di

muka bumi dalam sudut pandang kelingkungan, kewilayahan dan

keruangan.

2.1.5. Teori Konstruktivisme

Proses belajar menurut Budiningsih (2012: 64) merupakan sebagai suatu

usaha pemberian makna oleh siswa kepada pengalamannya melalui proses

asimilasi dan akomodasi akan membentuk suatu konstruksi pengetahuan

yang menuju pada kemutakhiran struktur kognitifnya. Guru-guru

konstruksivistik yang mengakui dan menghargai dorongan diri

manusia/siswa untuk mengkonstruksikan pengetahuannya sendiri, kegiatan

pembelajaran yang dilakukannya akan diarahkan agar terjadi aktivitas

konstruksi pengetahuan oleh siswa secara optimal. Karakteristik

pembelajaran yang dilakukannya adalah :

Page 32: MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK …digilib.unila.ac.id/54405/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan. Di dalam kurikulum

16

1) Membebaskan siswa dari belenggu kurikulum yang berisi fakta-fakta

lepas yang sudah ditetapkan, dan memberikan kesempatan kepada

siswa untuk mengembangkan ide-idenya secara lebih luas.

2) Menempatkan siswa sebagai kekuatan timbulnya interes, untuk

membuat hubungan di antara ide-ide atau gagasannya, kemudian

memformulasikan ide-ide tersebut, serta membuat kesimpulan-

kesimpulan.

3) Guru bersama siswa mengkaji pesan-pesan penting bahwa dunia

adalah kompleks, dimana terdapat bermacam-macam pandangan

tentang kebenaran yang datangnya dari berbagai interpretasi.

4) Guru mengakui bahwa proses belajar serta penilaiannya merupakan

suatu usaha yang kompleks, sukar dipahami, tidak teratur, dan tidak

mudah dikelola.

Menurut Thobroni (2015: 91-92) teori yang memberikan kebebasan

terhadap manusia yang ingin belajar atau mencari kebutuhannya dengan

kemampuan untuk menemukan keinginan atau kebutuhan tersebut dengan

bantuan fasilitas orang lain. Hal ini memberikan arti bahwa manusia yang

belajar membutuhkan bantuan orang lain.

2.1.6. Model Discovery Learning

Menurut Ilahi (2012: 29) apabila ditinjau dari katanya, discover yang

berarti menemukan, sedangkan discovery adalah penemuan. Dalam

kaitannya dengan pendidikan, discovery adalah proses pembelajaran yang

menitik beratkan pada mental intelektual para anak didik dalam

Page 33: MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK …digilib.unila.ac.id/54405/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan. Di dalam kurikulum

17

memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi, sehingga menemukan

suatu konsep atau generalisasi yang dapat diterapkan di lapangan. Dengan

kata lain kemampuan intelektual.

a) Pengertian Model Discovery Learning

Menurut Wilcox dalam buku Hosnan (2014: 280) penemuan

(discovery) merupakan suatu model pembelajaran yang dikembangkan

berdasarkan pandangan konstruktivisme. Model ini menekankan

pentingnya pemahaman struktur atau ide-ide penting terhadap suatu

disiplin ilmu melalui keterlibatan siswa secara aktif dalam proses

pembelajaran.

Menurut Nur dalam Suprihatiningrum (2016: 241) pembelajaran

dengan penemuan merupakan suatu komponen penting dalam

konstruktivis yang telah memiliki sejarah panjang dalam dunia

pendidikan. Ide pembelajaran penemuan (discovery learning) muncul

dari keinginan untuk memberi rasa senang kepada siswa dalam

“menemukan” sesuatu oleh mereka sendiri, dengan mengikuti jejak

para ilmuwan.

Menurut Budiningsih (2012: 43) model Discovery Learning adalah

memahami konsep, arti, dan hubungan, melalui proses intuitif untuk

akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan.

b) Tujuan Discovery Learning

Tujuan Pembelajaran Discovery Learning yang dikemukakan oleh

Kemendikbud No. 58 (2014) yaitu untuk meningkatkan keterampilan

Page 34: MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK …digilib.unila.ac.id/54405/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan. Di dalam kurikulum

18

berpikir kritis siswa. Berpikir kritis ini dengan cara melatih siswa

untuk mengamati, menanya, mencoba, menalar dan

mengkomunikasikan melalui sintaksnya seperti pada tahap stimulation

(stimulasi) siswa diajak untuk mengamati dan menanya, tahap problem

statement (perumusan masalah) siswa diajak untuk menanya dan

mengumpulkan informasi, tahap data collection (pengumpulan data)

siswa diajak untuk mencoba dan mengamati, tahap data processing

(pengolahan data) siswa diajak untuk menalar dan menanya dan tahap

terakhir verification (verifikasi) siswa diajak untuk menalar, dan

mengkomunikasikan.

Bell (1978) dalam buku Hosnan (2014: 284) mengemukakan beberapa

tujuan spesifik dari pembelajaran dengan penemuan, yakni sebagai

berikut:

a) Dalam penemuan siswa memiliki kesempatan untuk terlibat secara

aktif dalam pembelajaran. Kenyataan menunjukkan bahwa

partisipasi banyak siswa dalam pembelajaran meningkat ketika

penemuan digunakan.

b) Melalui pembelajaran dengan penemuan, siswa belajar menemukan

pola dalam situasi konkrit maupun abstrak, juga siswa banyak

meramalkan (extrapolate) informasi tambahan yang diberikan.

c) Siswa juga belajar merumuskan strategi tanya jawab yang tidak

rancu dan menggunakan tanya jawab untuk memperoleh informasi

yang bermanfaat dalam menemukan.

Page 35: MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK …digilib.unila.ac.id/54405/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan. Di dalam kurikulum

19

d) Pembelajaran dengan penemuan membantu siswa membentuk cara

kerja bersama yang efektif, saling membagi informasi, serta

mendengar dan menggunakan ide-ide orang lain.

e) Terdapat beberapa fakta yang menunjukkan bahwa keterampilan-

keterampilan, konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang dipelajari

melalui penemuan lebih bermakna.

Keterampilan yang dipelajari dalam situasi belajar penemuan dalam

beberapa kasus, lebih mudah ditransfer untuk aktifitas baru dan

diaplikasikan dalam situasi belajar yang baru.

c) Karakteristik Discovery Learning

Tiga ciri utama belajar menemukan menurut Herdian dalam Hosnan,

(2014: 284) yaitu: (1) mengeksplorasi dan memecahkan masalah

untuk menciptakan, menggabungkan dan menggeneralisasi

pengetahuan; (2) berpusat pada siswa; (3) kegiatan untuk

menggabungkan pengetahuan baru dan pengetahuan yang sudah ada.

Berdasarkan ciri-ciri pembelajaran konstruktivisme tersebut,

penerapannya di dalam kelas menurut Hosnan (2014: 287) adalah

sebagai berikut:

1) Mendorong kemandirian dan inisiatif siswa dalam belajar.

2) Guru mengajukan pertanyaan terbuka dan memberikan kesempatan

beberapa waktu kepada siswa untuk merespon.

3) Mendorong siswa berpikir kritis.

Page 36: MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK …digilib.unila.ac.id/54405/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan. Di dalam kurikulum

20

4) Siswa terlibat aktif dalam dialog atau diskusi dengan guru atau

siswa lainnya.

5) Siswa terlibat dalam pengetahuan yang mendorong dan menantang

terjadinya diskusi.

6) Guru menggunakan data mentah, sumber-sumber utama, dan

materi-materi interaktif.

Dari teori belajar kongnitif serta ciri dan penerapan teori

konstruktivisme tersebut dapat melahirkan strategi discovery learning.

d) Kelebihan dan Kekurangan Discovery Learning

Menurut Marzano (1992: 280) dalam Hosnan (2014: 287) selain

kelebihan yang diuraikan di atas, masih ditemukan beberapa kelebihan

dari model penemuan itu yaitu sebagai berikut:

a) Siswa dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran yangdisajikan.

b) Menumbuhkan sekaligus menanamkan sikap inquiry (mencari-

temukan).

c) Mendukung kemampuan problem solving (pemecahan masalah)

siswa.

d) Memberikan wahana interaksi antar siswa, maupun siswa dengan

guru. Dengan demikian siswa juga terlatih menggunakan bahasa

Indonesia yang baik dan benar.

e) Siswa belajar sebagaimana belajar.

f) Belajar menghargai diri sendiri.

g) Memotivasi diri dan lebih mudah untuk mentransfer.

h) Pengetahuan bertahan lama dan mudah diingat.

Page 37: MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK …digilib.unila.ac.id/54405/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan. Di dalam kurikulum

21

i) Hasil belajar discovery learning mempunyai efek lebih baik karena

materi yang dipelajari dapat mencapai tingkat kemampuan yang

tinggi dan lebih lama membekas karena siswa dilibatkan dalam

proses penemuan.

j) Meningkatkan penalaran siswa dan kemampuan untuk berfikir

bebas.

k) Melatih keterampilan-keterampilan kognitif siswa untuk

menemukan dan memecahkan masalah tanpa pertolongan orang

lain.

Menurut Hamalik dalam Hosnan (2014: 286) kekurangan dari model

pembelajaran Discovery Learning yaitu:

1) Menyita waktu banyak. Guru dituntut mengubah kebiasaan

mengajar yang umumnya sebagai pemberi informasi menjadi

fasilitator, motivator, dan pembimbing siswa dalam belajar. Untuk

seorang guru ini bukan pekerjaan yang mudah karena itu guru

memerlukan waktu yang banyak. Dan sering kali guru merasa

belum puas kalau tidak banyak memberi motivasi dan

membimbing siswa belajar dengan baik.

2) Tidak semua siswa mampu melakukan penemuan karena bagi

siswa yang kurang pandai, akan mengalami kesulitan abstrak atau

berfikir atau mengungkapkan hubungan antara konsep-konsep,

yang tertulis atau lisan, sehingga pada gilirannya akan

menimbulkan frustasi. Di pihak lain justru menyebabkan akan

timbulnya kegiatan diskusi.

Page 38: MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK …digilib.unila.ac.id/54405/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan. Di dalam kurikulum

22

3) Pengajaran discovery lebih cocok untuk mengembangkan

pemahaman, sedangkan mengembangkan aspek konsep,

keterampilan dan emosi secara keseluruhan kurang mendapat

perhatian.

4) Pada beberapa disiplin ilmu, misalnya IPA kurang fasilitas untuk

mengukur gagasan yang dikemukakan oleh para siswa.

5) Tidak menyediakan kesempatan-kesempatan bagi berpikir yang

akan ditemukan oleh siswa telah dipilih lebih dahulu oleh guru,

dan proses penemuannya adalah dengan bimbingan guru.

e) Langkah-langkah Discovery Learning

Permendikbud No.59 Kurikulum 2013 mengemukakan bahwa untuk

mengubah kondisi pembelajaran yang pasif menjadi efektif dan kreatif

pembelajaran yang awalnya teacher oriented to student oriented (guru

berorientasi pada orientasi siswa), serta siswa dapat menemukan

informasi sendiri, maka diperlukan langkah-langkah pengaplikasian

model discovery learning yang dilakukan oleh seorang guru dalam

proses pembelajaran. Langkah awal dimulai dari perencanaan,

dilanjutkan dengan persiapan, pelaksanaan dan evaluasi.

Adapun langkah-langkah persiapan Discovery Learning menurut

Hosnan (2014: 289) adalah sebagai berikut:

1) Menentukan tujuan pembelajaran.

2) Melaksanakan identifikasi karakter peserta didik (kemampuan awal,

minat, gaya belajar, dan sebagainya).

3) Memilih materi pelajaran yang akan dipelajari.

Page 39: MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK …digilib.unila.ac.id/54405/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan. Di dalam kurikulum

23

4) Menentukan topik-topik yang harus dipelajari peserta didik secara

induktif.

5) Mengembangkan bahan ajar yang berupa contoh - contoh, ilustrasi,

tugas, dan sebagainya untuk dipelajari peserta didik.

6) Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks,

dari yang kongkrit ke abstrak.

7) Melakukan penilaian proses dari hasil belajar peserta didik.

Berdasarkan beberapa teori metode discovery learning dapat

disintesakan bahwa metode discovery learning merupakan suatu

metode penemuan untuk mengembangkan kinerja siswa dalam belajar

dengan menggunakan metode ini siswa diharapkan mampu dalam

mengeksplorasi pengetahuan siswa dalam belajar.

2.1.7. Aktivitas Belajar

Aktivitas belajar menurut Sadirman (2001: 100) adalah aktivitas yang

bersifat fisik maupun mental. Dalam proses belajar kedua aktivitas itu

harus saling berkaitan. Lebih lanjut lagi Piaget menerangkan bahwa jika

seorang anak berfikir tanpa berbuat sesuatu, berarti anak itu tidak berfikir.

a) Jenis-jenis aktivitas belajar

Paul B. Diedrich yang dikutip dalam Hanafiah dan Suhana (2009: 24)

menyatakan, aktivitas belajar dibagi ke dalam delapan kelompok, yaitu

sebagai berikut:

1) Kegiatan-kegiatan visual (visual activities), yaitu membaca,

melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi,

pameran dan mengamati orang lain bekerja atau bermain.

Page 40: MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK …digilib.unila.ac.id/54405/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan. Di dalam kurikulum

24

2) Kegiatan-kegiatan lisan (oral activities), yaitu mengemukakan

suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian

mengajukan pertanyaan, memberi sarian, mengemukakan

pendapat, berwawancara diskusi dan interupsi.

3) Kegiatan-kegiatan mendengarkan (listening activities), yaitu

mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau

diskusi kelompok, atau mendengarkan radio.

4) Kegiatan-kegiatan menulis (writing activities), yaitu menulis cerita,

menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan copy,

membuat outline atau rangkuman, dan mengerjakan tes serta

mengisi angket.

5) Kegiatan-kegiatan menggambar (drawing activities), yaitu

menggambar, membuat grafik, diagram, peta dan pola.

6) Kegiatan-kegiatan motorik (motor activities), yaitu melakukan

percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat

model, menyelenggarakan permainan, serta menari dan berkebun.

7) Kegiatan-kegiatan mental (mental activities), yaitu merenungkan

mengingat, memecahkan masalah, menganalisa faktor-faktor,

melihat hubungan-hubungan, dan membuat keputusan.

8) Kegiatan-kegiatan emosional (emotional activities), yaitu minat,

membedakan, berani, tenang, merasa bosan dan gugup.

Dengan adanya pembagian jenis aktivitas di atas, menunjukkan bahwa

aktivitas di sekolah cukup kompleks dan bervariasi. Jika kegiatan-

kegiatan tersebut dapat tercipta di sekolah, pastilah sekolah-sekolah

Page 41: MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK …digilib.unila.ac.id/54405/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan. Di dalam kurikulum

25

akan lebih dinamis, tidak membosankan dan benar-benar menjadi

pusat aktivitas belajar yang maksimal.

Jadi dapat disintesakan dari beberapa teori mengenai aktivitas belajar

bahwa aktivitas belajar merupakan suatu tindakan siswa untuk

berinteraksi dalam proses pembelajaran baik secara fisik maupun

mental.

2.1.8. Hasil Belajar

Penilaian yang dilakukan oleh guru dikelas terkait dengan kegiatan belajar

mengajar menurut Sani (2015: 201) merupakan sebuah proses

menghimpun fakta dan dokumen belajar siswa untuk melakukan perbaikan

program pembelajaran. Oleh sebab itu, kegiatan penilaian proses dan hasil

belajar membutuhkan informasi yang bervariasi dari setiap siswa atau

kelompok siswa. Guru dapat melakukan penilaian dengan mengumpulkan

catatan pertemuan, observasi, portofolio, catatan harian, produk, ujian,

data hasil interview, survei dan lain sebagaianya. Penilaian yang tepat

dapat memberikan cerminan atau refleksi peristiwa pembelajaran yang

dialami siswa.

Penilaian Keberhasilan Belajar

Untuk mengukur dan mengevaluasi tingkat keberhasilan belajar tersebut

menurut Bahri (2008: 106) dapat dilakukan melalui tes prestasi belajar

dapat digolongkan kedalam jenis penilaian sebagai berikut :

Page 42: MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK …digilib.unila.ac.id/54405/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan. Di dalam kurikulum

26

1) Tes Formatif

Penilaian ini digunakan untuk mengukur satu atau beberapa pokok

bahasan tertentu dan bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang

daya serap siswa terhadap pokok bahasan tersebut. Hasil tes ini

dimanfaatkan untuk memperbaiki proses belajar mengajar bahan

tertentu dalam waktu tertentu.

2) Tes Subsumatif

Tes ini meliputi sejumlah bahan pengajaran tertentu yang telah

diajarkan dalam waktu tertentu. Tujuannya adalah untuk memperoleh

gambaran daya serap siswa untuk meningkatkan hasil prestasi

belajar. Hasil tes ini dimanfaatkan untuk memperbaiki proses belajar

mengajar dan diperhitungkan dalam menentukan nilai rapor.

3) Tes Sumatif

Tes ini diadakan untuk mengukur daya serap siswa terhadap bahan

pokok-pokok bahasan yang telah diajarkan selama satu semester,

satu atau dua tahun pelajaran. Tujuannya adalah untuk menetapkan

tingkat atau taraf keberhasilan belajar siswa dalam suatu periode

belajar tertentu. Hasil tes ini dimanfaatkan untuk kenaikan kelas,

menyusun peringkat (ranking) atau sebagai ukuran mutu sekolah.

Jadi berdasarkan beberapa teori mengenai hasil belajar yang telah

dijabarkan di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan

suatu akhir dari prose pembelajaran yang tujuannya untuk mengetahui

apakah pemblajaran yang dilakukan berhasil atau tidak.

Page 43: MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK …digilib.unila.ac.id/54405/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan. Di dalam kurikulum

27

2.1.9. Penelitian Tindakan Kelas

David Hopkins dalam (Kunandar, 2011: 45) mendefinisikan penelitian

tindakan kelas adalah suatu bentuk penelaahan atau inkuri melalui refleksi

diri yang dilakukan oleh peserta kegiatan pendidikan tertentu dalam situasi

sosial termasuk pendidikan untuk memperbaiki rasionalitas dan kebenaran

dari praktek-praktek sosial atau kependidikan yang mereka lakukan

sendiri, pemahaman mereka terhadap praktek-praktek tersebut dan situasi

di tempat praktek itu dilaksanakan.

Penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian reflektif dan kolektif

yang dilakukan peneliti dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran

praktik sosial mereka (Sanjaya 2011: 24).

Mengapa PTK penting dan strategis bagi guru? Hopkins (dalam

Wiriaatmadya, 2007: 11) menyatakan bahwa PTK adalah penelitian yang

mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif, suatu

tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri atau suatu usaha seseorang

untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlihat dalam sebuah

proses perbaikan dan perubahan. Pernyataan Hopkins tersebut

mengisyaratkan, bahwa guru adalah pihak yang sangat berkepentingan

dengan pelaksanaan PTK.

Berdasarkan definisi penelitian tindakan kelas dapat disimpulkan bahwa

hakikat penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) adalah

bentuk penelitian tindakan yang diterapkan dalam aktivitas pembelajaran

Page 44: MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK …digilib.unila.ac.id/54405/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan. Di dalam kurikulum

28

di kelas dengan upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh

sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam

pembelajaran.

2.2.Penelitian Relevan

Tabel 2. Penelitian Relevan

No Nama

Penulis

Jurnal/

Skripsi

Judul

Metode Hasil

1 Debi

Gusmalisa

Jurnal. Penelitian

pendidikan

Geografi

,Vol 3, No

5

Tahun 2015

Penerapan model discovery learning terhadap hasil Belajar siswa pada mata pelajaran Geografi

Penelitian deskriptif

dengan

metode

Penelitia

n

Tindakan

Kelas.

Hasil penelitian ini menunjukan

bahwa rata-

rata hasil

belajar

Geografi pada

kelas yang

diberi model

pembelajaran

Discovery

Learning

cukup baik

hal ini dapat

dilihat dari

hasil post-test

2 Tri Feriana Jurnal. Penelitian Ilmu Sosial , Vol 1, No 1, Tahun 2016

Efektivitas penerapan model pembelajaran Discovery based learning dan group Investigation pada mata pelajaran Geografi Kelas x di sma negeri 12 semarang

Penelitian deskriptif dengan metode Penelitian Tindakan Kelas.

Hasil Penelitian ini adalah pelaksanaan pembelajaran Discovery Learning sangat baik diterapkan dikelas, Hal tersebut terlihat dengan aktivitas belajar siswa saat proses belajar mengajar berlangsunglebih aktif dan kondusif.

3 Noviyani Penelitian

Geografi

Penggunaan

Model

Penelitian

deskriptif

Hasil

penelitian

Page 45: MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK …digilib.unila.ac.id/54405/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan. Di dalam kurikulum

29

Vol 6 No 4

Tahun 2018

Pembelajara

n

Kooperatif

Tipe SAVI

Untuk

Meningkatk

an Aktifitas

dan Hasil

Belajar

Geografi

dengan

pengunaan

metode

Penelitian

Tindakan

Kelas

disini adalah

terjadinya

peningkatan

aktifitas

maupun hasil

yang ada

menggunakan

metode

kooperatif

tipe SAVI

2.3.Kerangka Pikir

Berdasarkan masalah yang terjadi dalam penerapan kurikulum 2013, terdapat

beberapa metode yang harus diterapkan oleh guru, salah satunya adalah

metode Discovery Learning atau metode menemukan suatu konsep pada

proses pembelajaran. Masalah yang terjadi pada lokasi yang akan diteliti yakni

di SMA Negeri 1 Kasui Kabupaten Way Kanan yaitu guru Geografi di sekolah

tersebut masih menggunakan metode yang konvensional, belum menerapkan

model discovery learning dengan kemungkinan yang menyebabkan aktivitas

siswa di dalam kelas masih tergolong pasif, sehingga hasil belajar pun dapat

dikatakan tergolong rendah jika dilihat dari nilai ulangan harian siswa. Oleh

sebab itu, berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas peneliti akan

mengkaji mengenai “Model Discovery Learning untuk Meningkatkan

Aktivitas dan Hasil Belajar Geografi Siswa di SMA Negeri 1 Kasui

Kabupaten Way Kanan”.

Bagaimanakah penerapan pembelajaran dengan model discovery learning

untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran Geografi

kelas X IPS di SMA Negeri 1 Kasui Kabupaten Way Kanan. Apakah

Page 46: MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK …digilib.unila.ac.id/54405/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan. Di dalam kurikulum

30

penerapan pembelajaran dengan model discovery learning ini dapat

meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran Geografi kelas X IPS di SMA

Negeri 1 Kasui Kabupaten Way Kanan tahun pelajaran.

Berikut adalah bagan kerangka pikir pada penelitian ini:

Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian

2.4. Hipotesis

H1 = Penerapan model pembelajaran Discovery Learning dapat meningkat

kan aktivitas belajar siswa kelas X SMAN 1 Kasui.

H2 = Penggunaan model Discovery Learning dapat meningkatkan

aktivitas dan hasil belajar Geografi siswa kelas X SMAN 1 Kasui.

(Penerapan Model Discovery Learning).

Proses penerapan model

Discovery Learning aktivitas

belajar siswa.

Hasil belajar dengan

menerapkan pembelajaran

kooperatif model Discovery

Learning melalui hasil tes.

Output

(Peningkatan Aktivitas dan Hasil belajar Siswa)

Page 47: MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK …digilib.unila.ac.id/54405/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan. Di dalam kurikulum

31

BAB III. METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan

kelas (classroom action research). Menurut Kunandar (20011:45) penelitian

tindakan kelas terdiri dari tiga kata “penelitian”, “tindakan” dan “kelas”.

Jadi dalam penelitian tindakan kelas ada tiga unsur atau konsep, yakni

sebagai berikut:

1. Penelitian adalah aktivitas mencermati suatu objek tertentu melalui

metodologi ilmiah dengan mengumpulkan data-data dan dianalisis untuk

menyelesaikan suatu masalah.

2. Tindakan adalah suatu aktivitas yang sengaja dilakukan dengan tujuan

tertentu yang berbentuk siklus kegiatan dengan tujuan untuk

memperbaiki atau meningkatkan mutu atau kualitas proses belajar

mengajar.

3. Kelas adalah sekolompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima

pelajaran yang sama dari seorang guru.

Pada dasarnya penelitian tindakan kelas (action research) dalam penelitian

ini jenis penelitian kelas kolaboratif yang dilakukan peneliti dengan guru

mitra yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu (kualitas)

proses pembelajaran di kelasnya melalui suatu tindakan (treatment) tertentu

Page 48: MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK …digilib.unila.ac.id/54405/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan. Di dalam kurikulum

32

dalam suatu siklus. Jadi ciri khusus dari penelitian tindakan kelas (PTK)

adalah adanya tindakan yang nyata. Tindakan tersebut merupakan suatu

yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu.

3.2. Subjek dan Objek Penelitian

3.2.1.Subjek penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X IPS SMA N 1 Kasui dengan

mempertimbangkan kondisi kelas yang siswanya banyak tidak tuntas pada

mata pelajaran Geografi. Berikut ini adalah tabel daftar ketuntasan siswa

setiap kelas pada mata pelajaran Geografi.

Tabel 3. Subjek Penelitian Siswa Kelas X IPS, SMA N 1 Kasui

No Kelas Keterangan

Jumlah Tuntas Tidak Tuntas

1. X IPS 1 13 19 32

2. X IPS 2 14 16 30

3. X IPS 3 17 14 31

Sumber : Hasil Pengolahan Penelitian Tahun 2018

Berdasarkan data diatas maka kelas menjadi tempat untuk dilakukan

tindakan kelas adalah siswa kelas X IPS 1.

3.2.3. Objek penelitian

Dalam penelitian ini objek yang menjadi variabel peneltian adalah

Penerapan Model Discovery Learning untuk Meningkatkan Aktivitas dan

Hasil Belajar Geografi di SMAN 1 Kasui Kabupaten Way Kanan.

Page 49: MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK …digilib.unila.ac.id/54405/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan. Di dalam kurikulum

33

3.3. Tempat dan Waktu Penelitian

3.1.1. Tempat penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMAN 1 Kasui

Kabupaten Way Kanan.

3.1.2. Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran

2018/2019.

3.4. Operasional Tindakan

3.4.1. Discovery Learning

Menurut Wilcox dalam buku Hosnan (2014: 280) penemuan (discovery)

merupakan suatu model pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan

pandangan konstruktivisme. Model ini menekankan pentingnya

pemahaman struktur atau ide-ide penting terhadap suatu disiplin ilmu

melalui keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran.

Menurut Nur dalam Suprihatiningrum (2012: 241) pembelajaran dengan

penemuan merupakan suatu komponen penting dalam konstruktivis yang

telah memiliki sejarah panjang dalam dunia pendidikan. Ide pembelajaran

penemuan (discovery learning) muncul dari keinginan untuk memberi rasa

senang kepada siswa dalam “menemukan” sesuatu oleh mereka sendiri,

dengan mengikuti jejak para ilmuwan.

Menurut Budiningsih (2005: 43) model Discovery Learning adalah

memahami konsep, arti, dan hubungan, melalui proses intuitif untuk

akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan.

Page 50: MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK …digilib.unila.ac.id/54405/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan. Di dalam kurikulum

34

Tujuan Pembelajaran Discovery Learning yang dikemukakan oleh

Kemendikbud No. 58 (2014) yaitu untuk meningkatkan keterampilan

berpikir kritis siswa. Berpikir kritis ini dengan cara melatih siswa untuk

mengamati, menanya, mencoba, menalar dan mengkomunikasikan melalui

sintaksnya seperti pada tahap stimulation (stimulasi) siswa diajak untuk

mengamati dan menanya, tahap problem statement (perumusan masalah)

siswa diajak untuk menanya dan mengumpulkan informasi, tahap data

collection (pengumpulan data) siswa diajak untuk mencoba dan

mengamati, tahap data processing (pengolahan data) siswa diajak untuk

menalar dan menanya dan tahap terakhir verification (verifikasi) siswa

diajak untuk menalar, dan mengkomunikasikan.

Bell (1978) dalam buku Hosnan (2014: 284) mengemukakan beberapa

tujuan spesifik dari pembelajaran dengan penemuan, yakni sebagai

berikut:

a) Dalam penemuan siswa memiliki kesempatan untuk terlibat secara

aktif dalam pembelajaran. Kenyataan menunjukkan bahwa partisipasi

banyak siswa dalam pembelajaran meningkat ketika penemuan

digunakan.

b) Melalui pembelajaran dengan penemuan, siswa belajar menemukan

pola dalam situasi konkrit maupun abstrak, juga siswa banyak

meramalkan (extrapolate) informasi tambahan yang diberikan.

Page 51: MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK …digilib.unila.ac.id/54405/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan. Di dalam kurikulum

35

c) Siswa juga belajar merumuskan strategi tanya jawab yang tidak rancu

dan menggunakan tanya jawab untuk memperoleh informasi yang

bermanfaat dalam menemukan.

d) Pembelajaran dengan penemuan membantu siswa membentuk cara

kerja bersama yang efektif, saling membagi informasi, serta

mendengar dan menggunakan ide-ide orang lain.

Terdapat beberapa fakta yang menunjukkan bahwa keterampilan-

keterampilan, konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang dipelajari melalui

penemuan lebih bermakna.

3.4.2. Aktivitas Belajar

Data aktivitas siswa diperoleh dari observasi yang dilakukan pada setiap

siklus selama proses pembelajaran berlangsung. Pengamatan dilakukan

dengan cara mengamati aktivitas yang dilakukan oleh siswa, aktivitas

yang diamati adalah aktivitas yang relevan dengan proses pembelajaran

atau peserta didik yang aktif mengikuti pelajaran (on task). Jenis kegiatan

yang diamati mengacu pada pembagian kegiatan peserta didik menurut

Paul D. Dierich dalam Hamalik Oemar (2015: 90) yang ditetapkan

sebagai dasar indikator antara lain:

a. Kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran (kegiatan visual).

b. Siswa mendengarkan penjelasan guru (kegiatan mendengarkan).

c. Siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru (kegiatan menulis).

d. Siswa menggambar dalam bentuk drawing (kegiatan menggambar).

Page 52: MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK …digilib.unila.ac.id/54405/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan. Di dalam kurikulum

36

e. Siswa menanggapi ataupun bertanya pada saat presentasi (kegiatan

lisan).

f. Sikap emosional siswa pada saat mengikuti pembelajaran (kegiatan

mental).

Dalam penelitian ini, lembar observasi partisipasi siswa diamati oleh

observer. Setiap siswa diamati aktivitasnya dalam setiap pertemuannya

dengan memberikan tanda “√” pada lembar observasi jika aktivitas yang

dilakukan siswa sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan.

3.4.3. Hasil Belajar

Untuk memperoleh data tentang hasil belajar siswa setelah diterapkannya

model Discovery Learning dalam pembelajaran, diambil dari persentase

ketuntasan belajar siswa setelah diadakan tes pada setiap akhir siklus. Tes

yang diberikan berupa tes formatif dalam bentuk pilihan ganda dan essai,

disesuaikan dengan materi pembelajaran. Menurut Kriteria Ketuntasan

Minimum (KKM) yang ditetapkan di SMA N 1 Kasui, siswa dikatakan

tuntas jika memperoleh nilai 75 atau lebih.

3.5. Prosedur Penelitian Tindakan

Prosedur yang ditempuh dalam melakukan penelitian ini terdiri dari beberapa

siklus. Pada siklus I jika aktivitas dan hasil pembelajaran belum mencapai

indikator keberhasilan maka akan dilanjutkan dengan refleksi untuk

pelaksanaan siklus II. Jika pada siklus II masih belum terjadi peningkatan

Page 53: MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK …digilib.unila.ac.id/54405/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan. Di dalam kurikulum

37

aktivitas dan hasil belajar maka dilakukan refleksi untuk melanjutkan ke

siklus berikutnya sampai mencapai indikator keberhasilan.

Gambar 2. Prosedur Penelitian Tindakan

(Sumber: Sanjaya, 2009:93)

1. Tahap Rencana Tindakan

Pada tahap ini dilakukan perencanaan tindakan dengan rincian sebagai

berikut:

SIKLUS I

Refleksi Pelaksanaan

Tindakan

Perencanaan

Perencanaan

Observasi/Analisis

Refleksi

SIKLUS II

Pelaksanaan

Tindakan

Perencanaan

Observasi/Analisis

Hasil Penelitian

SIKLUS n

Pelaksanaan

Tindakan

Observasi/Analisis

Page 54: MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK …digilib.unila.ac.id/54405/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan. Di dalam kurikulum

38

a. Membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) sesuai dengan

materi yang akan diajarkan dengan menggunakan metode

pembelajaran Discovery Learning. RPP ini akan disusun secara

kolaboratif antara peneliti dengan guru. RPP disesuaikan dengan

silabus yang ada.

b. Mempersiapkan materi yang akan disampaikan kepada siswa.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini diterapkan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan

model Discovery Learning, Adapun langkah-langkah persiapan

Discovery Learning menurut Hosnan (2014: 289) adalah sebagai berikut:

a) Menentukan tujuan pembelajaran.

b) Melaksanakan identifikasi karakter peserta didik (kemampuan awal,

minat, gaya belajar, dan sebagainya).

c) Memilih materi pelajaran yang akan dipelajari.

d) Menentukan topik-topik yang harus dipelajari peserta didik secara

induktif.

e) Mengembangkan bahan ajar yang berupa contoh - contoh, ilustrasi,

tugas, dan sebagainya untuk dipelajari peserta didik.

f) Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks,

dari yang kongkrit ke abstrak.

g) Melakukan penilaian proses dari hasil belajar peserta didik.

Page 55: MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK …digilib.unila.ac.id/54405/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan. Di dalam kurikulum

39

3. Tahap Observasi

Pada tahap ini dilakukan observasi pembelajaran kepada siswa dengan

pencatatan terhadap gejala yang terjadi di indikator penelitian. Pada

tahap ini guru mitra mengamati apa yang menjadi kendala sehingga

diketahui adanya masalah yang terjadi pada proses pembelajaran.

4. Tahap Refleksi

Pada tahap refleksi ini, kegiatan yang dilakukan peneliti dan guru mitra

adalah melihat seberapa jauh indikator keberhasilan suatu tindakan dan

dampak suatu tindakan yang terjadi dan merekomendasikan untuk siklus

tindakan selanjutnya.

3.6. Teknik Pengumpulan Data

1. Teknik Observasi

Observasi dilakukan oleh observer. Lembar observasi memuat data

aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan

menggunakan daftar checklist. Observasi dilakukan oleh guru mitra.

Adapun kisi-kisi observasi sebagai berikut:

Tabel 4. Kisi-Kisi Observasi Aktivitas Siswa Siklus I-III

No Nama

Aspek yang diamati

A B C D E

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

1

2

3

4

Dst

Jumlah skor

Skor Maksimum

Persentase (%)

kriteria

Catatan : Berilah tanda checklist (√) pada setiap item yang sesuai

(Sudjana, 2005: 69).

Page 56: MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK …digilib.unila.ac.id/54405/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan. Di dalam kurikulum

40

Keterangan:

A : Memperhatikan penjelasan guru saat proses pembelajaran.

1. Siswa tidak memperhatikan penjelasan guru.

2. Siswa memperhatikan penjelasan guru, namun tidak mencatat materi

yang dijelaskan.

3. Siswa memperhatikan penjelasan guru dan mencatat materi yang

dijelaskan.

B : Bekerjasama dengan teman dalam menyelesaikan tugas kelompok.

1. Siswa tidak bekerja sama dengan teman dalam menyelesaikan tugas

kelompok.

2. Siswa bekerja sama mengerjakan tugas kelompok, tetapi tidak sesuai

dengan materi yang dipelajari.

3. Siswa bekerja sama mengerjakan tugas kelompok sesuai dengan

materi yang dipelajari.

C : Siswa mengajukan pertanyaan saat proses pembelajaran.

1.Siswa tidak mengajukan pertanyaan saat proses pembelajaran.

2.Siswa mengajukan pertanyaan, tetapi tidak mengarah pada materi

yang dipelajari.

3.Siswa mengajukan pertanyaan yang mengarah dan sesuai dengan

materi yang dipelajari.

D : Siswa memberikan tanggapan pada kelompok lain saat diskusi.

1. Siswa tidak memberikan tanggapan saat diskusi.

2. Siswa memberikan tanggapan, tetapi tidak disertai dengan alasan

yang logis.

3. Siswa memberikan tanggapan disertai dengan alasan yang logis.

E : Siswa mempertahankan pendapatnya saat diskusi

1. Siswa tidak mempertahankan pendapat saat diskusi.

2. Siswa memberikan tanggapan, tetapi tidak konsisten.

3. Siswa konsisten mempertahankan pendapat.

Page 57: MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK …digilib.unila.ac.id/54405/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan. Di dalam kurikulum

41

2. Teknik Tes

Teknik tes dilakukan untuk mengetahui dan memperoleh data hasil

belajar Geografi siswa setelah proses pembelajaran dengan tujuan untuk

mengetahui tingkat keberhasilan dari pembelajaran setelah diterapkannya

model discovery learning pada tes formatif siklus I, siklus II, dan

seterusnya. Tes ini berupa tes tertulis yang diberikan pada setiap akhir

siklus. Jenis tes yang digunakan berupa tes pilihan ganda.

Tabel 5. Kisi-Kisi Tes

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Materi

Pokok C1 C2

3. memahami,

menerapkan,

menganalisis

pengetahuan

faktual,

konseptual,

prosedural

berdasarkan rasa

ingin tahunya

tentang ilmu

pengetahuan,

teknologi, seni,

budaya, dan

humaniora

dengan wawasan

kemanusiaan,

kebangsaan,

kenegaraan, dan

peradaban terkait

3.6.2. Menjelaskan

siklus hidrologi

dan

mengidentifikasi

jenis-jenis

perairan.

3.6.3. Menjelaskan

perairan darat,

DAS, air

permukaan, dan

air tanah berserta

potensi nya.

3.6.4. Menjelaskan

dampak banjir dan

usaha

menanggulangi

banjir.

3.6.5. Mendeskripsikan

pantai, pesisir,

dan laut berserta

ekosistemnya.

3.6.6. Menjelaskan

perairan laut, zona

laut, morfologi

dasar laut, arus

laut, dan kualitas

air laut.

3.6.7. Menjelaskan

pemanfaatan dan

Hubungan

Manusia

dan

Lingkungan

Akibat

Dinamika

Hidrosfer

Page 58: MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK …digilib.unila.ac.id/54405/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan. Di dalam kurikulum

42

penyebab

fenomena dan

kejadian, serta

menerapkan

pengetahuan

prosedural pada

bidang kajian

yang spesifik

sesuai dengan

bakat dan

minatnya untuk

memecahkan

masalah

pelestarian

perairan darat dan

laut.

Keterangan:

C1 : Soal pengetahuan

C2 : Soal pemahaman

3.7. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini berupa observasi dan tes. Menurut Sudijino

(2012: 67) tes adalah cara mengukur dan menilai dalam bidang pendidikan

yang berbentuk pertanyaan-pertanyaan sehingga dapat diperoleh nilai yang

melambangkan hasil belajar siswa. Soal tes diberikan dalam bentuk pilihan

jamak yang berjumlah 30 butir soal. Jika siswa menjawab benar maka diberi

skor 1 dan jika jawaban siswa salah maka diberi skor 0, skor total bagi 30

soal yang dijawab dengan benar adalah 30. Sebelum tes diberikan, terlebih

dahulu diuji cobakan pada siswa IPS kelas X SMAN 1 Kasui. Setelah soal

diuji cobakan, maka langkah selanjutnya adalah melakukan uji validitas,

reliabilitas, daya pembeda, dan taraf kesukaran soal.

Page 59: MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK …digilib.unila.ac.id/54405/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan. Di dalam kurikulum

43

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkatan-tingkatan

kevalidan atau kesahihan suatu intrumen (Arikunto, 2007: 160). Sebuah

tes dikatakan valid apabila tes tersebut dapat mengukur apa yang hendak

diukur. Suatu soal dikatakan memiliki validitas yang baik apabila

mempunyai nilai korelasi yang tinggi.

a. Pengukuran validitas aktifitas dari lembar observasi dilakukan untuk

melihat seberapa besar tingkat akurasi dari lembar observasi yang

digunakan untuk mengukur daripada kegiatan aktivitas siswa dalam

pembelajaran Geografi. Uji coba instrumen untuk validitas lembar

observasi dihitung dengan menggunakan rumus korelasi product

moment dengan menggunakan aplikasi SPSS dimana yang dilihat

adalah tingkat akurasi mengukur setiap indikator instrumen. Dimana

indikaor instrumen observasi dalam penelitian ini berjulam 5 indikator.

Berikut ini adalah validitas lembar observasi yang diuji cobakan pada

30 responden.

Gambar 3. Hasil Perhitungan Validitas Instrumen Lembar

Observasi.

Page 60: MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK …digilib.unila.ac.id/54405/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan. Di dalam kurikulum

44

Berdasarkan hasil perhitungan pada gambar diatas maka kita dapat

mengetahui bahwa indikator pertama pada lembar observasi

menunjukkan nilai sebesar 0,386 hal tersebut menunjukkan kriteria

item instrumen tersebut adalah valid karena nilai rhitung lebih besar dari

rtabel (0,361) kemudian pada indikator kedua lembar observasi

menunjukkan nilai sebesar 0,642 hal tersebut menunjukkan kriteria

item instrumen tersebut adalah valid karena nilai rhitung lebih besar dari

rtabel (0,361), kemudian pada indikator ketiga lembar observasi

menunjukkan nilai sebesar 0,554 hal tersebut menunjukkan kriteria

item instrumen tersebut adalah valid karena nilai rhitung lebih besar dari

rtabel (0,361), kemudian pada indikator keempat lembar observasi

menunjukkan nilai sebesar 0,418 hal tersebut menunjukkan kriteria

item instrumen tersebut adalah valid karena nilai rhitung lebih besar dari

rtabel (0,361), kemudian pada indikator kelima lembar observasi

menunjukkan nilai sebesar 0,559 hal tersebut menunjukkan kriteria

item instrumen tersebut adalah valid karena nilai rhitung lebih besar dari

rtabel (0,361).

Nilai rtabel sebesar 0,361 diambil dari tabel r product moment dengan

jumlah sampel n=30 siswa. hasili suatu indikator pernyataan item

pada lembar observasi dinyatakan valid jika nilai rhitung lebih besar

dari rtabel.

Page 61: MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK …digilib.unila.ac.id/54405/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan. Di dalam kurikulum

45

b. Validitas yang digunakan untuk melihat ketepatan mengukur soal

yang dipakai yang dengan menggunakan rumus korelasi product

moment. Validitas butir soal yang dilihat ini melihat seberapa besar

ketepatan dari instrumen yang digunakan untuk mengukur sesuai

dengan tujuan yang diinginkan. Keberadaan validitas soal ini

dilihat dari sebaran data hasil uji coba terhadap 30 siswa diluar

sampel. Berdasarkan hasil ujicoba yang dilakukan pada 30

responden maka dapat dilihat hasil pengukurannya yaitu sebagai

berikut.

Tabel 6. Validitas Butir Soal

Soal Valid Soal Tidak Valid

1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14,

15, 16, 17, 18, 19, 21, 22, 24, 25, 26,

28, 29, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 39,

40

4, 20, 23, 27, 30 dan 38

Sumber: Hasil Perhitungan Penelitian Tahun 2018

Berdasarkan data diatas maka dapat dikatakan bahwa rata-rata soal

yang dipakai adalah soal yang valid dan memiliki nilai rhitung lebih

besar dari rtabel. Hasil perhitungan dari setiap butir soal dapat dilihat

pada tabel di lampiran. Pada penelitian ini untuk instrumen hasil

belajar soal dikatakan valid jika nilai rhitung lebih besar dari rtabel

dimana nilai dari rtabel nya adalah sebesar 0,361.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah ketetapan hasil tes apabila diteskan kepada subjek

yang sama dalam waktu yang berbeda. Suatu tes dikatakan reliable jika

Page 62: MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK …digilib.unila.ac.id/54405/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan. Di dalam kurikulum

46

tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap terhadap subjek yang

sama. Pada dasarnya reliabilitas soal yang baik adalah yang memiliki

nilai tinggi.

a. Adapun uji reabilitas dalam aktivitas dalam penelitian ini

dimaksudkan untuk melihat seberapa ajeg instrumen yang digunakan

untuk mengukur aktivitas belajar siswa walaupun instrumen tersebut

digunakan secara berulang pada objek yang sama. Pengukuran

reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Alpha

Cronbach dengan menggunakan aplikasi SPSS yang di ujicobakan

terhadap 30 responden. Berikut ini adalah hasil perhitungan

reliabilitas intrumen aktivitas belajar.

Gambar 4. Reliabilitas Instrumen Aktivitas Belajar

Berdasarkan informasi dalam tabel diatas maka dapat dikatakan

instrumen penelitian yang digunakan dalam melihat aktivitas belajar

siswa menunjukkan nilai yang tinggi yaitu sebesar 0,703. Suatu

instrumen dikatakan reliabel jika lebih dari 0,60 ( Sugiyono, 2008:

78).

b. Untuk reliabilitas hasil belajar, Reliabilitas soal dalam penelitian ini

dihitung dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach dengan

menggunakan aplikasi SPSS yang diujicobakan terhadap 30

Page 63: MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK …digilib.unila.ac.id/54405/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan. Di dalam kurikulum

47

responden. Berikut ini adalah hasil perhitungan reliabilitas intrumen

hasil belajar.

Gambar 5. Reliabilitas Butir Soal

Berdasarkan data diatas maka dapat kita ketahui bahwa soal yang

diguanakan dalam penelitian ini adalah soal yang reliabel hal

tersebut karena nilai reliabilitas soal yang ada sebesar 0,955 hal

tersebut merupakan suatu kriteria soal yang memiliki tingkat

reliabilitas yang sangat tinggi.

3. Uji Daya Pembeda

Menurut arikunto (2007: 211) daya pembeda soal adalah kemampuan

suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai dengan siswa

yang kurang pandai. Butir-butir soal yang baik adalah butir-butir soal

yang memiliki indeks daya pembeda 41% sampai 70%.

Berikut ini adalah hasil rekapitulasi dari perhitungan daya pembeda yang

terlampir pada tabel di lampiran.

Tabel 7. Daya Pembeda Soal

No Keterangan Jumlah Soal Item Soal

1 Baik Sekali 10 Soal 1, 5, 6, 8, 19, 24, 28, 31,

33 dan 37

Page 64: MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK …digilib.unila.ac.id/54405/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan. Di dalam kurikulum

48

2 Baik 24 Soal

2, 3, 7, 9, 10, 11, 12, 13,

14, 15, 16, 17, 18, 21,

22, 25, 26, 29, 32, 34,

35, 36, 39 dan 40

3 Cukup 1 Soal 23,

4 Jelek 5 Soal 4, 20, 27, 30, dan 38

5 Negatif 0 Soal -

Sumber: Hasil Penelitian Peneliti Tahun 2018

Berdasarkan data diatas maka dapat diketahui bahwa soal-soal yang

digunakan dalam penelitian ini adalah soal-soal yang rata-rata memiliki

daya pembeda soal yang baik.

Rekapitulasi Instrumen Soal

Berdasarkan hasil perhitungan ujicoba instrumen hasil belajar maka dapat

disimpulkan beberapa soal yang digunakan dalam proses penelitian

diantaranya yaitu dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 8. Hasil Rekapitulasi Instrumen Soal

Soal dipakai Soal Tidak dipakai

1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13,

14, 15, 16, 17, 18, 19, 21, 22, 24,

25, 26, 28, 29, 31, 32, 33, 34, 35,

36, 37, 38, 39, dan 40

4, 20, 23, 27, dan 30,

Sumber: Hasil Penelitian Peneliti Tahun 2018

Soal yang dapat digunakan dalam penelitian berdasarkan hasil ujicoba

adala sebanyak 35 soal namun yang dipakai dalam penelitian ini yaitu

hanya 30 soal.

Page 65: MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK …digilib.unila.ac.id/54405/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan. Di dalam kurikulum

49

4. Uji Taraf Kesukaran

Suatu soal yang baik adalah jika soal tersebut tidak terlalu mudah atau

terlalu sukar. Taraf kesukaran soal yang baik jika memiliki taraf

kesukaran sedang. Teknik yang digunakan untuk menghitung taraf

kesukaran soal adalah membagi banyaknya siswa yang menjawab soal itu

dengan benar dengan jumlah seluruh siswa.

Pada dasarnya dalam penelitian ini konsep validitas terkait dengan data

yang dikumpulkan peneliti selalu berusaha agar data yang terkumpul

harus otentik. Peneliti juga berusaha agar data yang terkumpul merupakan

gambaran fenomena dari subjek penelitiannya secara jujur dan

menghindari keberpihakkan yang merugikan subjek yang diteliti secara

sederhana istilah otentisitas lebih tepat digunakan sebagai pengganti

validitas.

Berdasarkan hasil perhitungan tingkat kesukaran soal yang dapat dilihat

pada tabel di lampiran berikut ini adalah rekapitulasi soal yang telah

dikategorikan menjadi beberapa klasifikasi.

Tabel 9. Tingkat Kesukaran Soal

No Keterangan Jumlah Soal Item Soal

1 Soal Mudah 0 -

2 Soal Sedang 38 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11,

13, 14, 15, 16, 18, 19, 20, 21,

22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29,

30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37,

38, 39, 40

3 Soal Sukar 2 12 dan 17

Sumber : Hasil Penelitian Peneliti Tahun 2018

Page 66: MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK …digilib.unila.ac.id/54405/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan. Di dalam kurikulum

50

Berdasarkan data diatas maka dapat dikatakan bahwa semua soal yang

digunakan dalam tes kebanyakan adalah soal yang berada pada tingkat

kesukaran klasifikasi sedang, hal tersebut sesuai dan selaras dengan

kriteria soal yang baik yaitu berada pada tingkat kesukaran yang sedang

(Sudaryono, 2012:78).

3.8. Teknik Analisis Data

1. Data Aktivitas Belajar Siswa

Data aktivitas belajar siswa diperoleh dari hasil observasi. Setelah selesai

observasi dihitung jumlah aktivitas yang dilakukan siswa dinyatakan

dalam bentuk persen dengan menggunakan rumus seperti yang

dikemukakan oleh Sudjana (2002: 67) yaitu:

Rumus :

X =

Keterangan :

X = Rata-rata persentase aktivitas siswa

∑X = Jumlah skor yang diperoleh

n = Jumlah skor maksimum

Siswa dikategori aktif apabila presentase aktivitasnya mencapai ≥ 70%

atau lebih. Selanjutnya, untuk menentukan rata-rata persentase setiap jenis

aktivitas pada setiap siklus digunakan rumus sebagai berikut:

Rumus:

%As= ×100%

∑ X

n x 100%

Page 67: MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK …digilib.unila.ac.id/54405/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan. Di dalam kurikulum

51

Keterangan:

%As = Persentase siswa aktif.

As = Banyaknya siswa yang aktif.

= Banyaknya siswa yang hadir.

Tabel 10. Kategori Penilaian Aktivitas Siswa

Nilai Kategori

76-100% Sangat aktif

56-75% Aktif

40-55% Cukup aktif

< 40% Kurang aktif

Sumber: Arikunto, Suharsimi (2008:210)

2. Data Hasil Belajar Siswa

Untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah menerapkan pembelajaran

dengan mode discovery learning diperoleh dari ketuntasan belajar siswa

setelah diadakan tes pada setiap akhir siklus untuk mengukur tingkat

keberhasilan siswa. Tes yang diberikan berupa tes pilihan ganda yang

terdiri dari 10 soal. Menurut KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) yang

diterapkan di SMAN 1 Kasui, siswa dikatakan tuntas jika memperoleh

nilai 75 atau lebih. Selanjutnya, untuk menentukan persentase siswa tuntas

setiap siklusnya digunakan rumus seperti yang dikemukakan oleh Sudjana

(2001: 69) sebagai berikut:

Rumus:

Keterangan:

%At = Persentase siswa yang tuntas belajar.

∑At = Banyaknya siswa yang tuntas belajar.

N = Banyaknya siswa yang hadir.

%At = ×100%

Page 68: MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK …digilib.unila.ac.id/54405/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan. Di dalam kurikulum

52

Selanjutnya, untuk menentukan rata – rata kelas digunakan:

Rumus:

Keterangan :

x = Nilai rata – rata siswa pada siklus ke-n

∑Ns = Jumlah nilai tes seluruh siswa.

N = Banyaknya siswa yang hadir

.

3.9. Indikator Keberhasilan

Siklus dihentikan jika:

1. Aktivitas Belajar Siswa

Adanya peningkatan aktivitas yang mendukung proses pembelajaran

pada setiap siklusnya yang meliputi kesiapan siswa dalam mengikuti

pembelajaran, siswa mendengarkan penjelasan guru, siswa mengerjakan

tugas yang diberikan guru, siswa menanggapi ataupun bertanya pada saat

presentasi, dan sikap emosional siswa pada saat mengikuti pembelajaran.

Terjadi peningkatan persentase aktivitas siswa dari siklus I ke siklus II

dan seterusnya serta telah mencapai ≥ 70 % dari siswa yang hadir secara

aktif dalam mengikuti pembelajaran.

2. Hasil Belajar Siswa

Siswa yang tuntas mencapai hasil belajar tuntas dengan nilai 75 atau

lebih, dan siswa tidak tuntas jika nilai tes < 75 atau tidak mencapai KKM

yaitu 75. Persentase 70% atau lebih ini diberlakukan untuk hasil belajar

siswa sebelum diadakan remedial.

X =

Page 69: MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK …digilib.unila.ac.id/54405/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan. Di dalam kurikulum

93

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian tentang model pembelajaran

discovery learning untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa

maka dapat disimpulkan yaitu sebagai berikut:

1. Penerapan pembelajaran discovery learning berpengaruh terhadap

peningkatkan aktivitas belajar siswa, dimana hal tersebut dapat dilihat dari

pengamatan pada siklus I aktivitas belajar siswa yang masuk kategori aktif

sebesar 21,88% kemudian pada siklus II meningkat sebesar 50% dan pada

siklus III meningkat hingga 71,88%.

2. Model pembelajaran discovery learning memiliki dapat meningkatkan

hasil belajar siswa dimana hal tersebut dapat dilihat dari tes pada siklus I

hasil belajar siswa yang masuk kategori tuntas sebesar 6,25% kemudian

pada siklus II meningkat sebesar 34,38% dan pada siklus III meningkat

hingga 71,88%.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka peneliti maka dapat

diberikan saran dan masukan sebagai berikut :

Page 70: MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK …digilib.unila.ac.id/54405/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan. Di dalam kurikulum

94

1. Model pembelajaran discovery learning yang telah diterapkan di kelas X

IPS 1 SMA Negeri 1 Kasui dapat digunakan dalam proses pembelajaran

guna meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa di kelas.

2. Pendidik dapat secara aktif kreatif membuat kondisi kelas yang

menyenangkan dan responsif guna meningkatkan gairah pembelajaran

yang akan diikuti oleh para siswa.

3. Pendidik dan siswa agar selalu melakukan kerjasama dalam proses

pembelajaran guna mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan

sebelumnya.

4. Dalam menerapkan model pemebelajaran discovery learning memerlukan

keuletan yang dalam baik dari siswa maupun pendidik guna menciptakan

suasaana belajar yang lebih efektif dan efisien.

5. Masih butuh banyak waktu dalam proses penerapan model pembelajaran

discovery learning pada mata pelajaran Geografi guna menumbuhkan

aktivitas siswa dan daya tangkan siswa dalam memahami pengetahuan

yang diamati.

Page 71: MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK …digilib.unila.ac.id/54405/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan. Di dalam kurikulum

95

DAFTAR PUSTAKA

Agus Suprijono 2013 Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Pustaka

Pelajar. Yogyakarta.

Arika Istiana, Galuh. 2015. Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning

Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Pokok Bahasan Larutan

Penyangga Pada Siswa Kelas XI IPA SMA negeri Ngemplak Tahun 2014.

Universitas Sebelas Maret. Solo.

Arikunto, Suharsimi. 2008. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Bumi

Aksara. Jakarta.

________________. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. PT

Rineka Cipta. Jakarta.

Azhari. 2015. Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning Terhadap

Peningkatan Hasil Belajar Siswa XIIPA 1 Pada Materi Sistem Pernapasan

di SMA Negeri Unggul Sigli. Universitas Syiah Kuala. Aceh.

Bahri, Syaiful. 2008. Psikologi Belajar. Rineka Cipta. Jakarta.

Budiningsih, Asri. 2012. Belajar & Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta.

Chandra, Rega Irawan. 2017. Implementasi Model Pembelajaran Discovery

Learning Guna Meningkatkan Keaktifan Belajar dan Minat Baca Siswa

Kelas X Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 1 Sedayu. UNY:

Yogyakarta.

Feriana, Tri. 2016. Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Discovery

Learning dan Group Investigation pada Mata Pelajaran Geografi Kelas X

di SMA Negeri 12 Semarang (Skripsi). Semarang (ID). UNM. Semarang.

Gusmalisa, Debi. 2015. Penerapan Model Discovery Learning Terhadap Hasil

Belajar dan Aktivitas Siswa pada Mata Pelajaran Geografi (Skripsi). Bandar

Lampung (ID). Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Hamalik, Oemar. 2015. Kurikulum dan Pembelajaran. Bumi Aksara. Jakarta.

Hanafiah, dan Suhana. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. PT Refika Aditama.

Bandung.

Page 72: MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK …digilib.unila.ac.id/54405/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan. Di dalam kurikulum

96

Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad

21. Ghalia Indonesia. Bogor.

Ilahi, Takdir. 2003. Pembelajaran Discovery Strategy & Mental Vocational Skill,

Diva Press. Jakarta.

Isjoni 2013 Pembelajaran Kooperatif. Pustaka Pelajar. Bandung.

Istarani. 2011. Model Pemblajaran Inovatif. Media Persada. Medan.

Kunandar. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

_______. 2011. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas. Rajawali Pers.

Jakarta.

Noviyani, 2018. Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe SAVI Untuk

Meningkatkan Aktifitas dan Hasil Belajar Geografi. Universitas Lampung.

Bandar Lampung.

Purwatiningsih, Sri. 2013. Penerapan Metode Penemuan Terbimbing Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Luas Permukaan dan

Volume Balok. Universitas Tadulako. Palu.

Putri, Ihdi Shabrona. 2017. Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Learning

Terhadap Hasil Belajar Siswa dan Aktifitas Siswa. Universitas Negeri

Medan. Medan.

Rosarina, Gina. 2016. Penerapan Model Discovery Learning Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Perubahan Wujud Benda.

Universitas Pendidikan Indonesia. Subang.

Sadirman. 2001. Ilmu pendidikan. Remaja Rosda Karya. Bandung.

Sani, Abdulah. 2015. Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum

2013. Bumi Aksara. Jakarta.

Sanjaya, Wina. 2009. Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Kencana Prenada Media

Group. Jakarta.

Sistari. 2018. Metode Mind Mapping dalam Meningkatkan Aktifitas dan hasil

Belajar IPS Terpadu SMP Xaverius. Universitas Lampung. Bandar

Lampung.

Siswanto, Budi Tri. 2016. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Siswa Pada Pembelajaran Praktik Kelistrikan Otomotif SMK di Kota

Yogyakarta. Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.

Sudijono, Anas. 2009. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Rajawali Press. Jakarta.

Page 73: MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK …digilib.unila.ac.id/54405/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan. Di dalam kurikulum

97

Sudjana, Nana. 2005. Metode Statistika. Tarsito. Bandung.

___________. 2002. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Remaja

Rosdakarya. Bandung.

___________ 2001. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Remaja

Rosdakarya. Bandung.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D). Alfabeta. Bandung.

Sumiati dan Asra. 2008. Metode Pembelajaran. CV Wacana Prima. Bandung.

Suprihatiningrum, Jamil. 2016. Strategi Pemblajaran. Ar-ruzz Media.

Yogyakarta.

Syaiful, Sagala. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran. Alfabeta. Bandung,

Thobroni, M. 2015. Belajar dan Pembelajaran : Teori dan Praktik. Ar-Ruzz

Media. Yogyakarta.

Trianto. 2007. Model–Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.

Prestasi Pustaka. Jakarta.

Wahyudi, Eko. 2015. Penerapan Discovery Learning Dalam pembelajaran IPA

Sebagai Upaya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IX 1 SMP

Negeri 1 Kalianget. Jurnal Lentera Sains.

Widayati, Ani. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jurnal Pendidikan Akuntansi

Indonesia.

Wiriatmadya, Rochmiati. 2007. Metode Penelitian Tindakan Kelas untuk

Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen Program Pascasarjana Universitas

Pendidikan Indonesia bekerjasama. PT Remaja Rosdakarya. Bandung.