MODEL LABORATORIUM LAPANG INOVASI PERTANIAN...

45
1 LAPORAN AKHIR KEGIATAN MODEL LABORATORIUM LAPANG INOVASI PERTANIAN MELALUI PENGEMBANGAN INTEGRASI TANAMAN KELAPA-TERNAK KAMBING DI KABUPATEN ACEH TIMUR BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN ACEH BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 PENELITI UTAMA NANI YUNIZAR

Transcript of MODEL LABORATORIUM LAPANG INOVASI PERTANIAN...

Page 1: MODEL LABORATORIUM LAPANG INOVASI PERTANIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/03-Lapkir LL 2014.pdf · peternak terhadapbudidaya beternak secara intensif juga dapat

1

LAPORAN AKHIR KEGIATAN

MODEL LABORATORIUM LAPANG INOVASIPERTANIAN MELALUI PENGEMBANGANINTEGRASI TANAMAN KELAPA-TERNAKKAMBING DI KABUPATEN ACEH TIMUR

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN ACEHBALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIANKEMENTERIAN PERTANIAN

2014

PENELITI UTAMANANI YUNIZAR

Page 2: MODEL LABORATORIUM LAPANG INOVASI PERTANIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/03-Lapkir LL 2014.pdf · peternak terhadapbudidaya beternak secara intensif juga dapat

2

LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul RDHP : Model laboratorium lapang inovasipertanian melalui pengembanganintegrasi tanaman kelapa-ternakkambing di kabupaten Aceh Timur

2. Unit Kerja : Balai Pengkajian Teknologi PertanianProvinsi Aceh

3. Alamat Unit Kerja : Jalan P. Nyak Makam No. 27Lampineung Banda Aceh – 23125

4. Sumber Dana : DIPA BPTP Aceh TA. 20145. Status Penelitian : Baru6. Penanggung Jawab :

A. Nama : Ir. Nani YunizarB. Pangkat / Golongan : Pembina IV/bC. Jabatan : Penyuluh Madya

7. Lokasi : Aceh Timur8. Agroekosistem : Lahan Kering9. Tahun Mulai : 201410. Tahun Selesai : -11. Output Tahunan : Tersedianya Model Laboratorium

Lapang Integrasi Ternak-Tanaman12. Output Akhir : Teradopsinya Transfer Teknologi

Badan Litbang Pertanian13. Biaya : RP 140.000.000,- (Seratus Empat

Puluh Juta Rupiah)

Mengetahui,Kepala Balai

Ir. Basri AB, M.SiNIP. 19600811 198503 1 001

Koordinator Program,

Ir. T. Iskandar, M.SiNIP. 19580121 198303 1 003

Penanggungjawab Kegiatan,

Ir. Nani YunizarNIP. 19590623 198803 2 001

Page 3: MODEL LABORATORIUM LAPANG INOVASI PERTANIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/03-Lapkir LL 2014.pdf · peternak terhadapbudidaya beternak secara intensif juga dapat

3

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena

dengan karunia-Nya penulis beserta tim telah dapat menyelesaikan laporan

kegiatan Model Laboratorium Lapang Inovasi Pertanian Melalui Pengembangan

Integrasi Tanaman Kelapa-Ternak Kambing di Kabupaten Aceh Timur.

Laporan ini disusun berdasarkan kegiatan yang telah dilaksanakan selama

tahun 2014 bertempat di Kabupaten Aceh Timur. Kegiatan ini didukung oleh

DIPA BPIP Aceh 2014.

Kajian ini merupakan kegiatan lapangan yang bersifat partisipatif dan

kemitraan antara tim kajian/Penyuluh BPTP Aceh, Universitas Syiah Kuala, PPL

dan Kelompok Tani Kooperator. Kagiatan pengkajian ini juga dalam rangka

mendukung program PSDSK 2014 di Provinsi Aceh.

Kami sangat berterima kasih kepada semua pihak terutama para peternak

yang telah berpartisipasi dalam kegiatan ini. Selain itu ucapan terima kasih juga

kami sampaikan kepada semua pihak, dimana atas dukungan dari awal hingga

pengkajian ini selesai dapat berjalan dengan lancar nantinya.

Banda Aceh, Desember 2014

Penanggung jawab Kegiatan,

Ir. Nani YunizarNIP. 19590623 198803 2 001

Page 4: MODEL LABORATORIUM LAPANG INOVASI PERTANIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/03-Lapkir LL 2014.pdf · peternak terhadapbudidaya beternak secara intensif juga dapat

4

RINGKASAN

1. Judul RDHP : Model laboratorium lapang inovasipertanian melalui pengembanganintegrasi tanaman kelapa-ternak kambingdi kabupaten Aceh Timur

2. Unit Kerja : Balai Pengkajian Teknologi PertanianAceh

3. Lokasi ::

Aceh Timur

4. Agroekosistem : Lahan Kering

5. Status : Baru

6. Tujuan : Membangun model diseminasilaboratorium lapang inovasipertanian dalam mempercepatadopsi di tingkat petani

Melaksanakan kegiatan laboratoriumlapang inovasi teknologi pertanianuntuk mempercepat arus diseminasiteknologi yang dihasilkan BadanLitbang

7. Keluaran : Teradopsinya model pembangunanlaboratorium lapang inovasiteknologi pertanian didaerah

Terbangunnya laboratorium lapanginovasi teknologi pertanian

8. Hasil : Tersedianya ajang pertemuan daninformasi teknologi pada kegiatanlaborotorium lapang inovasi teknologimengenai dinamika permasalahanpembangunan pertanian dan pemecahanmasalah dalam suatu daerah gunamemberikan dampak yang positifterhadap pembangunan pertaniankhusus bidang peternakan dalam suatukabupaten/daerah

9. Prakiraan Manfaat : Peningkatan produktivitas unit usahatani didalam kawasan laboratoriumlapang inovasi pertanian akibatteradopsinya teknologi badan litbang

Percepatan penyebaran inovasipertanian yang dihasilkan BadanLitbang Pertanian kepada penggunadalam kawasan laboratorium lapang

Page 5: MODEL LABORATORIUM LAPANG INOVASI PERTANIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/03-Lapkir LL 2014.pdf · peternak terhadapbudidaya beternak secara intensif juga dapat

5

inovasi pertanian.

10. Prakiraan Dampak : Terjadinya perkembangan usaha tanimodel laboratorium lapang inovasipertanian didaerah. Adanya jejaring peningkatan hasil danpeningkatan penerimaan pendapatanpetani akibat beberapa unit usaha tani.

11. Prosedur : 1. Pendampingan model budidayaternak kambing yang berintegrasidengan tanaman perkebunan kelapa.

2. Pendampingan contoh atau demplothijauan pakan rumput gajah seluas 1Ha jarak tanam 30x40 disela-selapohon kelapa.

3. Pendampingan berupa pemberianpupuk organik pada tanaman kelapadalam meningkatkan kesuburantanah.

4. Pengobatan ternak kambing secaramasal.

5. Pemberian urea mineral blok padaternak kambing.

6. Temu lapang dilokasi bekerjasamadengan Dinas Peternakan setempat.

12. Jangka Waktu : 3 Tahun

13. Biaya : RP 140.000.000,-(Seratus Empat PuluhJuta Rupiah)

Page 6: MODEL LABORATORIUM LAPANG INOVASI PERTANIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/03-Lapkir LL 2014.pdf · peternak terhadapbudidaya beternak secara intensif juga dapat

6

SUMMARY

1. Title : Field Laboratory Innovation ofAgriculture model Through CoconutCrop and Goat IntegrationDevelopment in East Aceh District

2. Institution : Assessment Institute for AgricultureTechnology (AIAT Aceh)

3. Location : East Aceh District

4. Agroecosystem : Dry land

5. Status : New

6. Objectives : To develope Field LaboratoryInnovation of agriculture model inacceleration of adoption at farmerlevel

To conduct Field LaboratoryInovation of Agriculture toaccelerate technologydisseminated by IndonesianAgency For Agricultural Researchand Development (IARRD)

7. Output : The Adoption of field laboratoryinnovation of agriculture in localarea was successful

The field laboratory innovation ofagriculture is developed well

8. Outcome : The meeting event and technologicalinformation at field laboratoryinnovation of agriculture concerning onthe development problems andsolutions to agriculture will givebenefits, especialy in livestock issues inan area

9. Expected benefit : There will be an increase in farmenterprises unit productivity in fieldlaboratory inovation of agriculturefrom IAARD adopted technology

There will be an acceleration inagriculture innovation dessiminatedby IAARD to the user in the field

Page 7: MODEL LABORATORIUM LAPANG INOVASI PERTANIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/03-Lapkir LL 2014.pdf · peternak terhadapbudidaya beternak secara intensif juga dapat

7

laboratory innovation of agriculturearea

10. Expected impact : There will be a development of fieldlaboratory innovation of agriculturein the area

There will be an increase inproductivity and in the income offarmers due to some farming units

11. Procedure : Asissting the integration model ofgoat and crops from coconutplantation

Assisting the samples or blockdemonstration containing elephanthay-grass with 30x40 of plantingspace in between of coconut trees

Asissting the organic fertilizerdistribution on coconut trees inorder to improve the soil fertility

Curing goats in large numbers Distributing and feeding the block

urea to the goats Conducting a field meeting

coordinated with the localagricultural agency

12. Duration : 1 Year

13. Budget : IDR 140.000.000 ( One Hundred fourtyMillion )

Page 8: MODEL LABORATORIUM LAPANG INOVASI PERTANIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/03-Lapkir LL 2014.pdf · peternak terhadapbudidaya beternak secara intensif juga dapat

8

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... i

KATA PENGANTAR.................................................................................... ii

RINGKASAN ............................................................................................ iii

DAFTAR ISI ............................................................................................. vii

DAFTAR TABEL ........................................................................................ ix

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xi

I. PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................ 1

1.2 Tujuan.................................................................................... 2

1.3 Perkiraan Keluaran .................................................................. 3

1.4 Perkiraan Hasil ....................................................................... 3

1.5 Perkiraan Manfaat dan Dampak ............................................... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 4

2.1 Kambing Sebagai Komoditi Unggulan......................................... 7

2.2 Teknik Produksi Pada Pendekatan Sistem Integrasi ..................... 8

III. PROSEDUR PELAKSANAAN ................................................................ 9

3.1 Pendekatan Kerangka Pemikiran .............................................. 9

3.2 Ruang Lingkup Kegiatan ......................................................... 9

3.3 Bahan dan Metode Pelaksanaan Kegiatan .................................. 10

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 11

4.1 Pendampingan model budidaya ternak kambing yang

berintegrasi dengan tanaman perkebunan kelapa ...................... 11

4.2 Pendampingan demplot hijauan pakan ...................................... 14

4.3 Pendampingan Berupa Pemberian Pupuk Organik Pada Tanaman

Kelapa .................................................................................... 15

4.4 Pengobatan Ternak Kambing Secara Masal ................................ 16

4.5 Pemberian Urea Blok Pada Ternak Kambing ............................... 17

4.6 Temu Lapang .......................................................................... 18

V. KESIMPULAN DAN SARAN. ................................................................... 21

5.1 Kesimpulan......................………………........................................ 21

5.2 Saran ..................................................................................... 21

Page 9: MODEL LABORATORIUM LAPANG INOVASI PERTANIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/03-Lapkir LL 2014.pdf · peternak terhadapbudidaya beternak secara intensif juga dapat

9

VI. KINERJA HASIL KEGIATAN.................................................................. 22

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 23

Page 10: MODEL LABORATORIUM LAPANG INOVASI PERTANIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/03-Lapkir LL 2014.pdf · peternak terhadapbudidaya beternak secara intensif juga dapat

10

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

1 Komposisi Pakan.................................................................. 13

Page 11: MODEL LABORATORIUM LAPANG INOVASI PERTANIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/03-Lapkir LL 2014.pdf · peternak terhadapbudidaya beternak secara intensif juga dapat

11

DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal

1 Kandang Kambing………………………………………………………………. 12

2 Demplot Kebun Rumput Gajah…………………………………………….. 15

3 Pengobatan Ternak Kambing…………………………………………....... 17

4 Temu Lapang……………………………………………………………….. ….. 19

5 Pelatihan Teknis Budidaya Ternak Kambing………………………….. 20

Page 12: MODEL LABORATORIUM LAPANG INOVASI PERTANIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/03-Lapkir LL 2014.pdf · peternak terhadapbudidaya beternak secara intensif juga dapat

12

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Daftar Resiko................................................................... 25

2 Penanganan Resiko ......................................................... 26

3 Organisasi Pelaksanaan Kegiatan ...................................... 27

4 Rencana Operasional........................................................ 28

5 Demplot Budidaya Ternak Kambing Unngul (Kambing Boerka

Dan Kambing Kacang)...................................................... 29

6 Pakan Hijauan Rumput Gajah............................................ 30

7 Pengobatan Ternak Kambing ............................................ 31

8 Temu Lapang .................................................................. 32

9 Temu Teknis Budidaya Ternak Kambing............................. 33

Page 13: MODEL LABORATORIUM LAPANG INOVASI PERTANIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/03-Lapkir LL 2014.pdf · peternak terhadapbudidaya beternak secara intensif juga dapat

13

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Laboratorium Lapang merupakan salah satu media desiminasi yang cukup

ampuh untuk penyampaian informasi, inovasi teknologi yang dihasilkan.

Laboratorium lapang menjadi ajang pertemuan penyampaian inovasi teknologi

Badan Litbang Pertanian kepada pemerintah daerah sebagai pengguna.

Sebaliknya, laboratorium lapang ini juga menjadi media umpan balik untuk

memperbaiki dan menyempurnakan inovasi teknologi sehingga lebih sesuai

dengan kebutuhan pengguna.Saat ini Badan Litbang Pertanian telah membangun

beberapa laboratorium lapang di beberapa daerah, antara lain, Aceh Timur,

dalam rangka mewujudkan aplikasi inovasi maka badan litbang pertanian

melakukan kerjasama dengan pemerintah daerah guna mewujudkan kemitraan

yang lebih efektif.

Badan Litbang Pertanian telah banyak menghasilkan inovasi teknologi yang

sesuai untuk pengembangan pertanian perdesaan. Sebagian besar teknologi

tersebut telah tersebar di tingkat pengguna dan stakeholder, namun

pengembangannya ke target yang lebih luas perlu dilakukan upaya percepatan.

Dalam rangka mendukung 4 (empat) sukses/ program Kementerian Petanian,

Badan Litbang Pertanian telah menciptakan berbagai upaya terobosan program

untuk percepatan penyebaranluasan inovasi teknologi pertanian kepada

pengguna (petani). Beberapa program terobosan Badan Litbang Pertanian

tersebut antara lain : program Prima Tani, PSDS, m-P3MI, AP2RL, KRPL dan

Laporatorium lapang Inovasi pertanian. Pelaksanaan program tersebut

diharapkan terjadinya peningkatan produksi dan produktivitas usahatani serta

pendapatan petani.

Rendahnya produktivitas tersebut di akibatkan oleh kurangnya

pemeliharaan tanaman secara baik. Beberapa tahun terakhir Badan Litbang

Pertanian telah mengintroduksikan beberapa transfer teknologi yang kerjasama

dengan Pemda Kabupaten Aceh Timur yaitu teknologi pengelolaan pisang sale,

renovasi lahan pisang yang terserang penyakit layu batang, dan introduksi ayam

KUB.

Page 14: MODEL LABORATORIUM LAPANG INOVASI PERTANIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/03-Lapkir LL 2014.pdf · peternak terhadapbudidaya beternak secara intensif juga dapat

14

Pada tahun 2014 Balai Pengkajian Teknologi selaku pendampingan Badan

Litbang di daerah akan melakukan demplot berupa model laboratorium lapang

melalui pengembangan integrasi tanaman kelapa – ternak kambing di KP Paya

Gajah yang mana daerah tersebut sistim budidaya ternak kambing sangat

tradisional dan dibiarkan lepas disekitar kebun tersebut sehingga menganggu

tanaman. Berdasarkan permasalahan tersebut BPTP Aceh sebagai lembaga riset

didaerah ingin memperdayakan peternak yang ada dikawasan tersebut untuk

menanam rumput dikawasan kebun tersebutsebagai upaya menberdayaan

peternak terhadapbudidaya beternak secara intensif juga dapat meningkatkan

sumber ekonomi keluarga. Laboratorium yang dikembangkan oleh Badan Litbang

mendapat dukungan dari pemerintah Kabupaten Aceh Timur.

Badan Litbang Pertanian memiliki tugas untuk mengaplikasikan hasil-hasil

penelitiannya ke tengah masyarakat. Maka untuk itu perlu dicari solusi dalam

memecahkan permasalahan yang ada di tingkat kabupaten guna pemberdayaan

petani di daerah.

Pada tahun 2014 BPTP Aceh dalam upaya mengoptimalisasi

pemberdayaan kebun percobaan Paya Gajah di Aceh Timur berupaya melakukan

kegiatan laboratorium lapang sebagai area pembelajaran bersama antara

peneliti, penyuluh dan steake holder yang pada giliriannya akan memberikan

masukan yang sangat bermanfaat dalam penyempurnaan perencanaan kegiatan

penelitian selanjutnya dapat berkontribusi dalam memecahkan permasalahan

yang dihadapi petani. Laboratorium ini menjadi rujukan pengembangan tanaman

pangan perkebunan dan peternakan di masa yang akan datang dapat

beroreantasi pada pola integrasi kelapa-ternak kambing yang bersinergis unit

usaha tani taerpadu dalam pemanfaatan lahan.Maka untuk itu, perlu di cari solusi

dalam memecahkan permasalahan yang ada ditingkat kabupaten guna

pemberdayaan petani di daerah.

1.2 Tujuan

Membangun model diseminasi laboratorium lapang inovasi pertanian

dalam mempercepat adopsi di tingkat petani.

Melaksanakan kegiatan laboratorium lapang inovasi teknologi pertanian

untuk mempercepat arus diseminasi teknologi yang dihasilkan Badan

Litbang.

Page 15: MODEL LABORATORIUM LAPANG INOVASI PERTANIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/03-Lapkir LL 2014.pdf · peternak terhadapbudidaya beternak secara intensif juga dapat

15

1.3. Perkiraan Keluaran

Teradopsinya model pembangunan laboratorium lapang inovasi teknologi

pertanian didaerah.

Terbangunnya laboratorium lapang inovasi teknologi pertanian.

1.4. Perkiraan Hasil

Tersedianya ajang pertemuan dan informasi teknologi pada kegiatan

laborotorium lapang inovasi teknologi mengenai dinamika permasalahan

pembangunan pertanian dan pemecahan masalah dalam suatu daerah guna

member dampak yang positif terhadap pembangunan pertanian khusus bidang

peternakan dalam suatu kabupaten/daerah.

1.5. Perkiraan Manfaat dan Dampak

Manfaat :

Peningkatan produktivitas unit usaha tani didalam kawasan laboratorium

lapang inovasi pertanian akibat teradopsinya teknologi badan litbang.

Percepatan penyebaran inovasi pertanian yang dihasilkan Badan Litbang

Pertanian kepada pengguna dalam kawasan laboratorium lapang inovasi

pertanian.

Dampak :

Terjadinya perkembangan usaha tani model laboratorium lapang inovasi

pertanian didaerah.

Adanya jejaringpeningkatan hasil dan peningkatan penerimaan

pendapatan petani akibat beberapa unit usaha tani

Page 16: MODEL LABORATORIUM LAPANG INOVASI PERTANIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/03-Lapkir LL 2014.pdf · peternak terhadapbudidaya beternak secara intensif juga dapat

16

I. TINJAUAN PUSTAKA

Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup besar baik secara

langsung maupun tidak langsung dalam pembangunan perekonomian nasional.

Secara langsung, sektor pertanian memiliki peranan dalam pembentukan Produk

Domestik Bruto (PDB), penciptaan ketahanan pangan, perolehan devisa melalui

ekspor hasil pertanian, pengentasan kemiskinan, penyediaan lapangan kerja, dan

penampung (reservoar) tenaga kerja yang kembali ke pedesaan sebagai akibat

dampak krisis, menaggulangi kemiskinan masyarakat yang semakin meningkat,

pengendalian inflasi, dan dengan tingkat pertumbuhan yang positif sektor

pertanian berperan dalam menjaga laju pertumbuhan nasional.

Secara tidak langsung, pembangunan sektor pertanian berperan dalam

penciptaan iklim ekonomi makro melalui pengaruhnya terhadap tingkat inflasi

yang sebagian besar dipengaruhi oleh dinamika harga bahan pangan,

mendukung pembangunan industri hulu melalui permintaan sarana produksi

pertanian, penyediaan bahan baku agroindustri, dan pembangunan industri hilir

memalalui proses pengolahan bahan pangan dan non pangan produk pertanian

yang berkualitas, serta penciptaan sistem pemasarannya (Hendrayana, 2011).

Laboratorium lapangan adalah suatu tempat yang dilengkapi dengan

sarana untuk melakukan uji coba (eksperimen) suatu studi ilmu pengetahuan

atau untuk keperluan menguji dan menganalisis ilmu pengetahuan (Cherysse,

2009). Laboratorium lapangan sangat bermanfaat bagi pembelajaran mahasiswa

dan riset serta masyarakat di sekitarnya (Santoso, 2010). Untuk memantapkan

fungsi laboratorium lapangan (terpadu) sebagai pendukung inovasi teknologi

spesifik lokasi, laboratorium segara bersinergi dengan laboratorium lapangan.

Memalui laboratorium lapang itulah semua paket teknologi akan diterapkan

secara terpadu. Selain itu laboratorium lapang itu juga akan mendapatkan

kawalan langsung dari petugas di lapangan dan peneliti.

Ternak kambing merupakan salah satu komoditi yang memiliki prospek

pengembangan yang cukup luas dan dapat diandalkan untuk substitusi

kebutuhan daging dalam daerah. Usaha peternakan kambing berwawasan

agribisnis membutuhkan lahan yang cukup luas sebagai sumber hijauan untuk

pakan utamnya.Keterbatasan lahan di Indonesia dan harga yang cukup tinggi

saat ini, usaha peternakan kambing secara komersial kearah agribisnis sulit

Page 17: MODEL LABORATORIUM LAPANG INOVASI PERTANIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/03-Lapkir LL 2014.pdf · peternak terhadapbudidaya beternak secara intensif juga dapat

17

dikembangkan dengan system apapun, kecuali diintegrasikan dengan usaha

perkebunan baik dengan atau tanpa pemberian pakan tambahan dikandang.Oleh

karena itu pada decade terakhir ini banyak usaha yang dilakukan oleh Negara –

Negara ASEAN untuk memadukan usaha ternak, khususnya ruminansia kecil

dengan perkebunan kelapa sawit dan karet (Silon, 1988, Iniguez dan Sanchez,

1991).Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa integrasi peternakan

kambing/domba dengan perkebunan kelapa sawit dan karet memberikan efek

saling menguntungkan.Salah satu komponen biaya yang cukup tinggi didalam

pengolahan perkebunan adalah untuk pengendalian gulma.

Pada tanaman yang belum menghasilkan dimana 50-70% dari biaya

pemeliharaan adalah untuk pengendalian gulma, sedangkan pada tanaman

menghasilkan, 20-30% dari biaya pemeliharaan (Reese, A., 1986).Integrasi

usaha peternakan kambing dengan perkebunan merupakan salah satu usaha

untuk menghemat biaya pengendalian gulma. Reese, A., (1986) menunjukkan

bahwa penggembalaan domba diareal perkebunan karet tidak menimbulkan

dampak negatif terhadap tanaman karet, tetapi sebaliknya dapat mengendalikan

kesuburan lahan dan dapat meningkatkan produksi lateks. Harun dan Chen

(1994), melaporkan bahwa integrasi peternakan domba dengan perkebunan

karet dapat menghemat biaya penyiangan 20-50% serta meningkatkan produksi

lateks dan rendemen buah sawit segar. Integrasi kedua usaha ini dapat

meningkatkan efefisiensi penggunaan lahan persatuan luas.Disamping itu juga,

dapat sebagai sumber pendapatan yang sangat berarti bagi petani terutama

pada masa harga karet atau buah sawit anjlok, dimana harga kambing boleh

dikatakan sepanjang masa tidak pernah turun/relatif stabil.

Perkebunan yang cukup luas di Indonesia mempunyai peluang yang

cukup besar untuk mengembangkan system integrasi peternakan kambing

dengan perkebunan karet dan kelapa sawit. Penelitian cukup banyak yang sudah

dilakukan baik didalam negeri maupun diluar negeri untuk menunjang teknologi

sistem integrasi yang bersinergis antara beberapa unit usaha tani dalam satu

kawasan.

Berhasilnya pengembangan teknologi ditentukan oleh mau tidaknya petani

mengadopsi teknologi yang dianjurkan. Sedangkan keputusan untuk mengadopsi

suatu teknologi bagi petani dipengaruhi oleh sifat teknologi itu sendiri, ada 5 sifat

teknologi yaitu : (1) keuntungan relatif, (2) kompabilitas, (3) kompleksitas, (4)

Page 18: MODEL LABORATORIUM LAPANG INOVASI PERTANIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/03-Lapkir LL 2014.pdf · peternak terhadapbudidaya beternak secara intensif juga dapat

18

triabilitas, dan (5) observabilitas. Keuntungan relatif dimaksudkan adalah

tingkatan dimana suatu ide baru dianggap sesuatu yang lebih baik dari pada ide

– ide yang ada sebelumnya.Kompabilitas adalah sejauhmana suatu inovasi

dianggap konsisten dengan nilai – nilai yang ada, pengalaman masa lalu dan

kebutuhan penerima.Kompleksitas adalah tingkat dimana suatu inovasi dianggap

lebih sulit untuk dimengerti dan digunakan. Triabilitas adalah suatu tingkat

dimana suatu inovasi dapat dicoba dengan skala kecil, sedangkan observabilitas

adalah tingkat dimana hasil – hasil suatu inovasi dapat dilihat orang lain

(Tripanji, 1984). Petani akan mengadopsi suatu teknologi itu sudah pernah

dicoba oleh orang lain dan berhasil, karena petani rasional. Petani tidak akan

mengadopsi suatu teknologi jika masih harus menaggung resiko kegagalan atau

ketidakpastian.

Pengertian laboratorium ialah suatu tempat dimana dilakukan kegiatan

kerja untuk mengahasilkan sesuatu. Tempat ini dapat merupakan suatu ruangan

tertutup, kamar, atau ruangan terbuka, misalnya kebun dan lain-

lain.Laboratorium lapangan adalah suatu tempat yang dilengkapi dengan sarana

untuk melakukan uji coba (eksperimen) suatu studi ilmu pengetahuan atau untuk

keperluan menguji dan menganalisis ilmu pengetahuan (Cherysse, 2009).

Laboratorium lapangan sangat bermanfaat bagi pembelajaran mahasiswa dan

riset serta masyarakat di sekitarnya (Santoso, 2010). Untuk memantapkan fungsi

laboratorium lapangan (terpadu) sebagai pendukung inovasi teknologi spesifik

lokasi, laboratorium segara bersinergi dengan laboratorium lapangan. Memalui

laboratorium lapang itulah semua paket teknologi akan diterapkan secara

terpadu. Selain itu laboratorium lapang itu juga akan mendapatkan kawalan

langsung dari petugas di lapangan dan peneliti.

Menurut Irsal dan Hendriadi (2014) Laboratorium Lapang adalah suatu

kegiatan lapang dalam rangka melakukan pengujian dan/atau adaptasi dan

percontohan komponen inovasi dan/atau paket teknologi untuk pengembangan

dan penerapan suatu inovasi pertanian secara holistic dan komprehensif

mendukung sistem litkajibangdiklatluhrap.Suatu kegiatan yang melakukan

pengembangan dan penerapan inovasi teknologi pertanian mendukung sistem

litkajibangdiklatluhrap. Suatu tempat yang digunakan untuk

mengimplementasikan corporate program LITKAJIBANG-DIKLATLUH-RAP

(pengkajian, pengembangan, pendidikan, pelatihan, penyuluhan dan penerapan)

Page 19: MODEL LABORATORIUM LAPANG INOVASI PERTANIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/03-Lapkir LL 2014.pdf · peternak terhadapbudidaya beternak secara intensif juga dapat

19

bidang pertanian dalam sistem usahatani skala luas (partisipatif, adaptif dan

Interdisciplinary Fields) dalam rangka mendukung pencapaian tujuan

pemberdayaan masayarakat dan pembangunan pertanian nasional (peningkatan

provitas, produksi dan kesejahteraan petani). Selanjutnya dijelaskan

Laboratorium Lapang Inovasi Pertanian (LLIP) diartikan sebagai “suatu kegiatan

dan/atau unit percontohan yang mengimplementasikan program korporasi

berskala pengembangan berwawasan agribisnis dengan luasan tertentu, bersifat

holistic dan komprehensif, ajang pengkajian untuk perbaikan teknologi, sekaligus

percontohan dalam rangka promosi dan diseminasi inovasi teknologi kepada

petani/pengguna dengan dukungan perekayasaan kelembagaan”.

Diharapkan fungsi LLIP adalah menjadi ajang kegiatan pengkajian untuk

memperbaiki dan/atau memantapkan teknologi dan rekayasa kelembagaan

pendukung usaha agribisnis untuk mengantisipasi perubahan lingkungan bio-fisik

dan social ekonomi yang berkembang sangat dinamis. Sedangkan wujudnya

berupa unit percontohan berskala demplot atau berskala pengembangan

berwawasan agribisnis, bersifat holistic dan komprehensif yang didalamnya

meliputi aspek penyempurnaan, pengembangan (promosi dan pengenalan), dan

penerapan teknologi pra produksi, produksi, pra-panen, pasca panen,

pemberdayaan petani, penguatan kelembagaan (pemasaran hasil dan pendukung

agribisnis) serta mendorong terjadinya kemitraan.

2.1. Kambing Sebagai Komoditi Unggulan

Ternak kambing mempunyai potensi cukup besar dan tersebar hampir

disebagian besar propinsi di Indonesia. Komoditas ini mempunyai prospek pasar

yang cukup tinggi dan dapat dikembangkan untuk meningkatkan pendapatan

/kesejahteraan petani. Hal ini dapat dilihat dari kebutuhan akan kambing di

Indonesia cukup besar yakni jumlah pemotongan sebanyak 5.108.750 ekor atau

sekitar 38,5% dari populasi (DITJEN BP PETERNAKAN, 2003). Sebagai contoh

Sumatera Utara, kebutuhan akan kambing/domba baru terpenuhi 45%, masih

kekurangan 555 atau sekitar 7900 ekor/bulan (Karo-Karo, et al.,1993). Usaha

ternak kambing bisa berkembang dan sekaligus dapat diandalkan sebagai tiang

penyangga perekonomian rakyat di perdesaan dan salah satu sumber

pendapatan petani peternak.

Page 20: MODEL LABORATORIUM LAPANG INOVASI PERTANIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/03-Lapkir LL 2014.pdf · peternak terhadapbudidaya beternak secara intensif juga dapat

20

Peluang ekspor juga terbuka ke Malaysia, Singapura dan Timur Tengah.

Timur Tengah setiap tahun mengimpor kambing/domba sebanyak lebih kurang 3

juta ekor, terutama pada musim naik haji (Suhaji, 1993).Sumatera Utara pada

tahun 2000, mengekspor kambing sebanyak dua kali (± 300 ekor) ke Malaysia

tetapi kemudian terhenti karena terbatasnya bakalan untuk ekspor. Ekspor

kambing/domba ke Timur Tengah diterima pertama kali 16 tahun yang lalu

(1988) oleh PT Gayung Mas Jakarta dengan jumlah 250 ekor. Ekspor terhenti

disebabkan bobot kambing terlalu rendah (bobot badan sekitar 18 kg; berat

karkas ± 8 kg) dan sulitnya mendapatkan bakalan secara kontinu, karena

umumnya memelihara ternak dalam skala kecil dan terpancar – pancar.

Berdasarkan kebutuhan dan peluang ekspor, maka kambing merupakan

komoditas unggulan untuk dikembangkan sebagai usaha ekonomi rakyat di

perdesaan.

2.2. Teknik Produksi Pada Pendekatan Sistem Integrasi

Teknik produksi usaha kambing pada ekosistem perkebunan kelapa

mempunyai beberapa kekhususan dibanding pada ekosistem lainnya. Teknik

produksi yang meliputi penyediaan pakan, pemuliabiakan, pengendalian penyakit

dan sistem pengelolaan menuntut penyesuaian dengan kondisi perkebunan dan

system pengelolaan perkebunan agar diperoleh hasil yang optimal. Dengan

demikian teknik produksi pada system integrasi memerlukan strategi dalam pola

pengembangan.

Page 21: MODEL LABORATORIUM LAPANG INOVASI PERTANIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/03-Lapkir LL 2014.pdf · peternak terhadapbudidaya beternak secara intensif juga dapat

21

III. PROSEDUR PELAKSANAAN

3.1. Pendekatan Kerangka Pemikiran

Badan Litbang telah menghasilkan inovasi teknologi dalam berbagai

bidang. Upaya perlu dilakukan untuk meningkatkan pemanfaatan inovasi

teknologi oleh masyarakat pengguna khususnya petani. Laboratorium lapang

merupakan salah satu sarana diseminasi Badan Litbang untuk menerakan dan

mengembangkan inovasi tersebut di suatu daerah.

Terkait dengan posisi, peran dan fungsinya, maka LLIP dalam proses

litkajibang-dilkaltluh-rap harus mencakup antara lain: (a) bersifat dinamis yang

dimulai dari aspek penyempurnaan dan validasi, hingga diseminasi dan

penerapan inovasi, baik berupa komponen, maupun paket teknologi atau model,

(b) menjadi media pengkajian dan sekaligus sebagai media promosi (show

window) inovasi pertanian, (c) menjadi media pembinaan, baik bagi peneliti dan

penyuluh (muda) Badan Litbang, maupun bagi widyaiswara, penyuluh, petani

atau pengguna lainnya.

3.2. Ruang Lingkup Kegiatan

Lokasi dan Waktu Kajian

Penempatan lokasi kegiatan Laboratorium Lapang Inovasi Teknologi

Pertanian (LLITP) di Kabupaten Aceh Timur, KP Paya Gajah berdasarkan MoU

kerjasama Badan Litbang Pertanian dan Pemerintah Kabupaten Aceh Timur,

pelaksanaan kegiatan pada bulan Mei – Desember 2014.

Kegiatan ini berupa demplot di lapangan dengan menggunakan unsur

partisipatif dan kemitraan antara penelitian, penyuluh dan petani dalam

pelaksanaannya melibatkan Pemda setempat.

Beberapa lingkup kegiatan yang Dilaksanakan :

- Persiapan

- Koordinasi

- Konsultasi

- Pendampingan

- Demplot inovasi Teknologi:

Page 22: MODEL LABORATORIUM LAPANG INOVASI PERTANIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/03-Lapkir LL 2014.pdf · peternak terhadapbudidaya beternak secara intensif juga dapat

22

- Pelatihan petugas teknis dalam menerima teknologi yang akan

diterapkan.

3.3. Bahan dan Metode Pelaksanaan Kegiatan

Bahan yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan adalah perlengkapan,

kelengkapan/penolong, dan peralatan lapangan.

Bahan pakan untuk ternak kambing, yaitu :

- Rumput alam, rumput gajah, batang gamal

- Kosentrat yang terdiri dari : 60% dedak halus + 40% jagung + feed

supplement

- Obat-obatan

- Peralatan kandang

- Garam mineral.

- Kawat duri, Kawat Bronjong

Dukungan kegiatan inovasi teknologi badan litbang dalam memercepat

pembangunan pertanian, pelaksanaan kegiatan :

7. Pendampingan model budidaya ternak kambing yang berintegrasi dengan

tanaman perkebunan kelapa.

8. Pendampingan contoh atau demplot hijauan pakan rumput gajah seluas 1

Ha jarak tanam 30x40 disela-sela pohon kelapa.

9. Pendampingan berupa pemberian pupuk organik pada tanaman kelapa

dalam meningkatkan kesuburan tanah.

10. Pengobatan ternak kambing secara masal.

11. Pemberian urea mineral blok pada ternak kambing.

12. Temu lapang dilokasi bekerjasama dengan Dinas Peternakan setempat.

Page 23: MODEL LABORATORIUM LAPANG INOVASI PERTANIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/03-Lapkir LL 2014.pdf · peternak terhadapbudidaya beternak secara intensif juga dapat

23

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Pendampingan model budidaya ternak kambing yang berintegrasi

dengan tanaman perkebunan kelapa.

Kambing sebagai salah satu komoditas yang akan dikembangkan dalam

Laboratorium Lapang ini. Usaha ternak kambing dengan sistem integrasi yang

akan dikembangkan ini diharapkan menjadi “pilot project” yang merupakan

media inovasi teknologi yang diharapkan nantinya dapat dikembangkan oleh

masyarakat secara luas.

Jumlah ternak yang terdapat pada Laboratorium Lapang ini berjumlah 28

ekor yang termasuk jenis kambing kacang, kambing boerka milik KP Paya Gajah

yang dibentuk dalam kelompok pada pelaksaan kegiatan tersebut. Sistem

perkandangan yang diaplikasikan adalah sistem perkandangan kreman,

sedangkan pakan yang diberikan berupa gulma yang ada disekitar lokasi dan

rumput gajah yang telah dibudidayakan. Konsentrat yang diberikan berupa

dedak padi, jagung dan feed supplement. Dengan adanya demplot tersebut

diharapkan nantinya akan diaplikasikan oleh petani peternak disekitar lokasi

dalam budidaya ternak kambing-kelapa secara intensif.

Melihat struktur dan tekstur dari lahan di KP Paya Gajah yang berintegrasi

dengan tanaman perkebunan kelapa, yang memiliki tanah berpasir maka

tanaman hijauan yang berpotensi untuk ditanami adalah rumput gajah dan

rumput Brahiaria Humidicola (BH) tanaman ini tergolong memiliki sifat mudah

tumbuh pada kondisi tanah apapun dan agak tahan terhadap kekeringan dan

berproduksi tinggi sekitar 4 ton/Ha/musim. Jarak tanam 30 x 40 cm dengan luas

penanaman 1 Ha, bisa dipanen pada umur 21 hari.

Manajemen Perkandangan

Kandang merupakan aspek yang sangat penting untuk ternak, hal ini

sesuai dengan pendapat Abidin (2008) mengatakan bahwa fungsi kandang

adalah melindungi ternak kambing dari gangguan cuaca, tempat beristirahat

dengan nyaman, mengontrol agar ternak kambing tidak merusak tanaman

disekitar lokasi, tempat pengumpulan kotoran ternak kambing dan melindungi

ternak dari hewan pengganggu dan mudah serta memudahkan pelaksanaan

Page 24: MODEL LABORATORIUM LAPANG INOVASI PERTANIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/03-Lapkir LL 2014.pdf · peternak terhadapbudidaya beternak secara intensif juga dapat

24

pemeliharaan. Pembersihan kandang dilakukan 1 kali sehari pada pagi hari

setelah pemberian pakan.

Kandang yang digunakan oleh kelompok ternak di Paya Gajah berupa

kandang Tipe Tail to Tail (saling bertolak belakang) yang dilengkapi lorong untuk

memudahkan pemberian pakan dan pengontrol ternak setelah direnovasi dengan

ukuran 15 x 5 m dapat menampung ternak sebanyak 28 ekor, dindingnya terbuat

dari papan dengan kandang setengah terbuka agar ternak dapat merasa nyaman

pada waktu siang, atap terbuat dari rumbia yang berfungsi melindungi ternak

dari pengaruh langsung matahari.

Setiap kandang di sekat untuk menentukan dan mengatur perkawinan

terhadap ternak kambing dengan tujuan untuk perbaikan mutu genetik antara

ternak kambing lokal dan kambing boerka dalam meningkatkan produktivitas

ternak kambing.

Gambar 1. Kandang Kambing

Pola Pemberian Pakan

Pakan yang diberikan adalah hijauan berupa rumput alam dan rumput

gajah yang di ambil pada lokasi demplot dengan perbandingan 60 : 40 dan

penambahan kosentrat berupa dedak padi, dedak jagung dan feed supplement

dengan perbandingan (1 : 2 : 1) sebesar 1% dari bobot badan. Hal ini sesuai

dengan pendapat Siregar (2010) yaitu ternak kambing yang akan digemukkan

harus memperoleh pakan yang terdiri dari hijauan dan kosentrat yang harus di

Page 25: MODEL LABORATORIUM LAPANG INOVASI PERTANIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/03-Lapkir LL 2014.pdf · peternak terhadapbudidaya beternak secara intensif juga dapat

25

atur pemberiannya agar tercapai hasil yang memuaskan. Adapun komposisi

pakan dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Komposisi Pakan

BAHAN PAKANSUSUNAN PAKAN

(ekor/kg/hari)

Hijauan Alami 60 % 6 kg

Rumput Gajah 40 % 4 kg

Kosentrat :

Dedak

Jagung

Mineral

Urea Molases Block

0,01 %

0,02 %

0,01 %

-

Setelah dilakukan adaptasi terhadap pakan diketahui bahwa ternak

kambing sangat menyukai mengkonsumsi kosentrat, hal ini dapat dilihat pada

setiap kali pemberian kosentrat tidak ada yang tersisa. Kosentrat yang diberikan

pada setiap ekor ternak sebesar 2 kg/hari/ekor yaitu sekitar 1% berat badan

ternak, bila pemberian kosentrat yang tinggi dapat mengurangi konsumsi hijauan

dan leguminosa. Hal ini disebabkan karena pada kosentrat banyak mengandung

nilai nutrisi tinggi sehingga ternak tersebut tercukupi kebutuhan nutrisinya.

Kosentrat yang diberikan mengandung 16 – 18% protein dengan kandungan

energi (2700 Kkal) dan supplement vitamin A dan D, hal ini untuk menghindari

kekurangan konsumsi kalsium dan fosfor.

Kosentrat merupakan sumber protein bagi ternak, pemberian kosentrat

dapat meningkatkan daya cerna pakan secara keseluruhan dan menambah

palatabilitas. Lebih lanjut, menurut Tilma et,al (1998), palatabilitas pakan di

pengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya rasa, bentuk, dan bau dari pakan itu

sendiri.

Menurut Tangli Hintino (2002) pemberian pakan tambahan (supplement)

berupa kosentrat dapat menjadi salah satu alternatif untuk mengatasi masalah

rendahnya produksi dan memperbaiki tingkat reproduksi pada ternak kambing.

Pada prakteknya penambahan pemberian kosentrat pada ternak kambing

membutuhkan biaya produksi yang tinggi sehingga petani harus membeli dengan

biaya yang mahal.Upaya untuk menanggulangi hal tersebut, maka pada saat ini

Page 26: MODEL LABORATORIUM LAPANG INOVASI PERTANIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/03-Lapkir LL 2014.pdf · peternak terhadapbudidaya beternak secara intensif juga dapat

26

telah ditanami jenis Leguminosa (kacang-kacangan) pengganti kosentrat berupa

batang gamal.

Hal ini sesuai dengan pendapat Siregar (2010) yaitu pemberian kosentrat

akan meningkatkan kecernaan bahan kering dan bahan organik yang dicerna

oleh mikroorganisme rumen pada saat hijauan mulai masuk ke dalam rumen.

4.2. Pendampingan demplot hijauan pakan

Hijauan pakan merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi dalam

menentukan keberhasilan usaha peternakan.Salah satu solusi untuk mengatasi

kekurangan pakan hijauan yang tersedia sepanjang waktu terutama pada lahan

– lahan marginal atau kurang produktif perlu dicari hijauan pakan yang toleran

terhadap kondisi tanah tersebut.Salah satunya adalah rumput gajah (pennisettun

purpureum) merupakan tanaman pakan ternak yang baik untuk memenuhi

kebutuhan pakan ternak ruminansia (mcllroy, 1997), dan tanaman hijauan yang

toleran terhadap kondisi tanah yang kurang produktif.Hal ini dapat dilihat

dikebun percobaan paya gajah dapat tumbuh subur dengan luas 1 ha.

Bibit berasal dari Balai Pembibitan Ternak Sapi Potong Indrapuri sebanyak

10.000 steak dengan jarak tanam 30 x 40 cm. rumput ini termasuk tanaman

tahunan membentuk rumpun yang terdiri dari 20 sampai 50 batang dengan

diameter ± 2, 3 cm, tinggi batang 2 – 2 m, dan produksinya mencapai 4

ton/ha/tahun. Pemanenan dilakukan pada umur 21 hari.

Pada lokasi kegiatan tersebut dilakukan penanaman rumput gajah dan

rumput Brachiaria humidicola dengan luas masing-masing 1 ha, yang nantinya

diharapkan menjadi sentral bibit hijauan pakan bagi petani peternak diwilayah

tersebut. Di samping itu, bila produksi hijauan pakan berlimpah maka salah satu

teknologi pakan yang di aplikasikan adalah teknologi silase dalam menjaga

kualitas hijauan pakan.

Gamal merupakan tanaman yang baik untuk diberikan pada ternak

kambing karena mengandung protein tinggi 23, 5%, pecegah erosi dan penyubur

tanah.Tanaman ini tumbuh subur disepanjang tahun dan produksinya cukup

tinggi bisa tumbuh didaerah panas. Pemotongan batang gamal dilakukan setiap 3

bulan sekali dan akan member produksi sebanyak 1,289 kg/ha, sebelum

diberikan daun gamal sebaiknya dilayukan terlebih dahulu. Penanaman batang

gamal dapat menggunakan batang atau steak dengan ukuran steak 45 cm.

Page 27: MODEL LABORATORIUM LAPANG INOVASI PERTANIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/03-Lapkir LL 2014.pdf · peternak terhadapbudidaya beternak secara intensif juga dapat

27

pemberian daun gamal sampai tingkat 100% dalam pakan dapat menaikan berat

badan harian pada ternak kambing 87,5 gr/ekor.

Batang gamal salah satu jenis Leguminosa yang diberikan kepada ternak

kambing, dan dapat tumbuh dengan curah hujan yang cukup tinggi.Jumlah

batang Gamal yang ditanam di kebun percobaan Paya Gajah berjumlah 1.600

batang dengan jarak tanam 1 x 2 meter.Tanaman ini dimanfaatkan sebagai

pagar hidup tanaman pakan hijauan. Pemberian daun gamal secara bebas

sebagai tambahan pakan dasar rumput.

Gambar 2. Demplot Kebun Rumput Gajah

4.3. Pendampingan Berupa Pemberian Pupuk Organik Pada Tanaman

Kelapa

Lahan kebun kelapa seluas 1 Ha dengan perkiraan jumlah tanaman

kelapa sebanyak 180 batang diberikan pupuk organic dengan dosis pemupukan

sebesar 2-3 kg/batang dengan jarak pemupukan 1,5 – 2 cm. pembuatan pupuk

organik dari campuran kotoran ternak kambing dan urin difermentasi dengan

EM-4 1 liter, molasses 0,1 %, dedak 1%, kotoran ternak 600 kg, sekam padi 100

kg, tanah 300 kg, bahan tersebut didapati disekitar lokasi dan mudah

diaplikasikan oleh petani.

Pupuk organik setelah difermentasikan selama 7 hari kemudian dibuka

dan dikering anginkan selama 15 menit baru dapat diberikan pada tanaman

kelapa, waktu aplikasi pemupukan dianjurkan adalah 2 kali yaitu pada awal

musim penghujan dan akhir musim penghujan.

Page 28: MODEL LABORATORIUM LAPANG INOVASI PERTANIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/03-Lapkir LL 2014.pdf · peternak terhadapbudidaya beternak secara intensif juga dapat

28

Proses pembuatan pupuk organik yang merupakan hasil akhir dari ternak

berupa kotoran ternak yang akan dijadikan pupuk sebagai pengganti sebagian

pupuk anorganik member pengaruh terhadap kesuburan tanah dan peningkatan

produksi bagi tanaman kelapa.

4.4. Pengobatan Ternak Kambing Secara Masal

Selama ini manajemen pemeliharaan yang di praktekkan oleh kelompok

ternak dikebun percobaan Paya Gajah masih cara tradisionaldimana ternak

kambing digembalakan pada lahan perkebunan kelapa pada pagi hari, sehingga

sangat rawan terhadap serangan penyakit cacing Nematoda maupun Trematoda.

Oleh Karena itu, diperlukan strategi penanggulangannya, kepada peternak telah

dianjurkan manajemen pemberian obat cacing dengan cara mendemontrasikan

secara massal.

Pengendalian kesehatan ternak kambing dilakukan juga pemberian

vitamin B Complex setiap 1 (satu) bulan sekali dengan cara intra musseculer

dengan dosis 2 cc yang dilakukan oleh petugas medis, yang bertujuan

menambah nafsu makan ternak sehingga dapat mempercepat pertambahan

berat badan dan mempertahankan daya tahan tubuh terhadap penyakit, selain

itu diberikan juga pengobatan salap mata (Chlorophenicol) untuk mencegah

penyakit pink eye dan dilakukan juga sanitasi lokasi serta kandang untuk

mencegah berkembangnya penyakit baik jenis bakteri maupun virus.

Selama kegiatan dilaksanakan ada 1 ekor pedet kambing boorka yang

baru lahir mati akibat pedet yang baru lahirnya dalam keadaan lemah sehingga

mengalami kematian pada umur 3 hari.

Ternak kambing disekitar lokasi tersebut diberi obat cacing sebagai anti

septic guna pencegahan terhadap penyakit dan pemberian obat Ivomex yang

mencegah terjadinya penyakit kulit.

Page 29: MODEL LABORATORIUM LAPANG INOVASI PERTANIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/03-Lapkir LL 2014.pdf · peternak terhadapbudidaya beternak secara intensif juga dapat

29

Gambar 3. Pengobatan Ternak Kambing

4.5. Pemberian Urea Blok Pada Ternak Kambing

Urea Mineral Block adalah satu bahan yang sangat dibutuhkan oleh ternak

kambing guna pencegahan terhadap kekurangan mineral untuk kebutuhan hidup

pokok yang ditandai dengan gejala – gejala yaitu bulunya kusam, mata kurang

jernih. Akibatnya pemberian mineral blok sangat dibutuhkan oleh ternak

kambing. Bahan – bahan yang dugunakan untuk pembuatan mineral blok terdiri

dari ultra mineral, garam dapur dan semen dengan perbandingan 1 : 7 : 2,

semua bahan tersebut dicampur secara merata selanjutnya ditambah air

secukupnya sampai adonan tersebut siap untuk dicetak. Cetakan yang digunakan

berupa timba kecil yang tujuannya dapat digantung dalam kandang, hasil

cetakan berukuran 1 kg, adonan yang sudah dicetak dikeringkan selama 2 – 3

hari dibawah sinar matahari. Setelah kering baru diberikan pada ternak dengan

jalan menjilat – jilati mineral tersebut.

Untuk meningkatkan sumber protein pakan pada ternak diperlukan

supplement urea molasses blok secara kontinu untuk dapat memelihara kondisi

rumen untuk meningkatkan pencernaan pakan yang berserat tinggi dapat

diberikan secara jilatan agar ternak kambing dapat mengatur sendiri kebutuhan

akan mineral.

Page 30: MODEL LABORATORIUM LAPANG INOVASI PERTANIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/03-Lapkir LL 2014.pdf · peternak terhadapbudidaya beternak secara intensif juga dapat

30

4.6. Temu Lapang

Temu lapang merupakan salah satu ajang untuk percepatan kecepatan

efektivitas inovasi teknologi untuk pengguna dalam menerima asupan teknologi

yang dihasilkan oleh Badan Litbang Pertanian salah satunya transfer teknologi

berupa pengolahan pakan.

Kegiatan temu lapang dilaksanakan pada tanggal 13 November 2014 di

Aula KP Paya Gajah Kecamatan Pereulak. Peserta yang hadir pada acara tersebut

sebanyak 120 orang yang terdiri dari Kepala Dinas Lingkup Pemda Aceh Timur,

Kepala Badan Ketahanan Pangan, Penyuluhan, Mantri Tani, dan Ketua Kelopok

Mantan GAM yang mendapatkan bantuan ternak dari Dinas Peternakan setempat

seluruh Kabupaten Aceh Timur. Tujuan temu lapang adalah untuk meningkatkan

pengetahuan dan keterampilan peternak dalam pengolahan pakan ternak

alternatif berupa silase dan pakan alternative dari jerami padi.Penyampaian

materi dilaksanakan pada pagi hari oleh beberapa narasumber yaitu dari Dinas

Peternakan, Dinas Koperasi, Bank Rakyat Indonesia, dan BPTP Aceh. Kemudian

sore harinya dilanjutkan dengan praktek lapang berupa teknologi jerami

fermentasi dan silase rumput gajah, guna memenuhi standar untuk Nutrisi hidup

pokok.

Silase merupakan rumput segar yang melimpah pada waktu pemanenan.

Agar rumput hijauan tersubut dapat dimanfaatkan dalam waktu tertentu dan

bernilai gizi tinggi, maka perlu dilakukan pengawetan. Adapun caranya : sediakan

tempat silo berupa plastik hitam, kemudian dimasukkan starter berupa molase

dan dedak halus, kemudian dipadatkan dalam silo agar bebas dari udara yang

masuk yang bersifat aerob, dan disimpan selama 3 minggu, yang dilanjutkan

dengan cara diangin-anginkan baru diberikan untuk ternak. Sedangkan jerami

padi merupakan limbah pertanian yang sangat potensi untuk dijadikan sebagai

pakan ternak.

Dampak dan manfaat dari kegiatan ini member pengaruh dalam

mengubah pola pikir dan menambah wawasan pengetahuan terhadap petani

peternak dimana selama ini jerami padi yang potensinya cukup banyak umumnya

dibakar oleh petani.

Page 31: MODEL LABORATORIUM LAPANG INOVASI PERTANIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/03-Lapkir LL 2014.pdf · peternak terhadapbudidaya beternak secara intensif juga dapat

31

Gambar 4. Temu Lapang

PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA

Pelatihan tenaga teknis dilaksanakan di Loka Kambing Potong Sungai

Putih, Galang Sumatera Utara pada tanggal 2 oktober 2014 berjumlah 4 orang

selama 5 hari adapun materi pengkajian berupa budidaya beternak kambing

secara intensif secara keseluruhan dari materi sampai pembuatan pakan

konsentrat dan mineral sapi, disamping cara penanggulangan terhadap penyakit,

salah satu kegiatan pada kegiatan laboratorium lapang inovasi teknologi berupa

pola integrasi antara ternak kambing dan perkebunan kelapa dalam rangka

mengoptimalkan pemanfaat lahan secara seoptimal mungkin dengan

memadukan beberapa unit usaha tani dalam suatu kawasan merupakan salah

satu transfer inovasi teknologi badan litbang dalam rangka komitmen kerja sama

dengan tingkat daerah.

Pada umumnya tingkat pengetahuan petugas teknis yang ada di Kebun

Percobaan Paya Gajah belumlah memiliki tingkat pengetahuan mengenal teknis

budidaya ternak kambing secara intensif, maka peningkatan pengetahuan sangat

diperlukan dalam rangka adopsi teknologi tersebut, guna disampaikan kepada

pengguna dalam kawasan tersebut.

Dalam rangka peningkatan kapasitas Kebun Percobaan Paya Gajah terus

dilakukan untuk memperbaiki kinerja kebun karena lokasi tersebut merupakan

Page 32: MODEL LABORATORIUM LAPANG INOVASI PERTANIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/03-Lapkir LL 2014.pdf · peternak terhadapbudidaya beternak secara intensif juga dapat

32

salah satu lokasi laboratorium lapang badan litbang untuk memberi

contoh/demplot dalam inovasi teknologi badan litbang yang ada di daerah yang

mampu menghasilkan logistik inovasi dan model integrasi pertanian sistem yang

bersaing dan secara langsung dapat memback-up percepatan pengembangan

pertanian di daerah, maka untuk itu dalam rangka percepatan adopsi tersebut

diberi peningkatan sumber daya pengetahuan kepada petugas teknik dengan

melakukan pelatihan teknis selama 5 hari di Balai Penelitian Tanaman Penyegar

dan Industri (BALITRI) pada tanggal 5 Desember 2014. Selama 5 hari dari

kegiatan tersebut diharapkan Kebun Percobaan Paya Gajah nantinya akan

menjadi suatu kawasan inovasi badan litbang di daerah yang dapat menjadi

ajang percontohan media desiminasi dalam penyampaian umpan balik untuk

perbaikan dan penyempurnaan penerapan inovasi teknologi sehingga dalam

rangka mewujudkna aplikasi inovasi tersebut.

Gambar 5. Pelatihan Teknis Budidaya Ternak Kambing

Page 33: MODEL LABORATORIUM LAPANG INOVASI PERTANIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/03-Lapkir LL 2014.pdf · peternak terhadapbudidaya beternak secara intensif juga dapat

33

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Model laboratorium lapang ini diharapkan menjadi wujud bagi petani yang

merupakan suatu media yang efektif dalam merubah perilaku dan kualitas

sumberdaya penyuluh dan petani dalam meningkatkan unit usaha dan

meningkatkan pendapatan sebagai akibat teradopsinya inovasi teknologi

badan litbang di daerah.

2. Model laboratorium lapang dapat dijadikan sebagai ajang tempat belajar

bagi para petani setempat yang dijadikan materi pembelajaran dalam

menerima adopsi inovasi teknologi pertanian.

5.2 Saran

Perlu diupayakan kelanjutan kegiatan laboratorium lapang yang dapat

memberi adopsiinovasi teknologi yang diaplikasikan kepada pengguna secara

luas.

Page 34: MODEL LABORATORIUM LAPANG INOVASI PERTANIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/03-Lapkir LL 2014.pdf · peternak terhadapbudidaya beternak secara intensif juga dapat

34

VI. KINERJA HASIL KEGIATAN

Pelaksanaan kegiatanModelLaboratorium Lapang Inovasi Pertanian

melalui Pengembangan Integrasi Tanaman-Ternak Kambing di Kabupaten Aceh

Timur merupakan suatu kegiatan media deseminasi penyampaian informasi

teknologi Badan Litbang dalam mentransfer teknologi kepada pengguna dan juga

sebagai temu ajang pertemuan penyampaian inovasi terknologi kepada

pemerintah daerah sebagai pengguna. Pola kerja sama ini merupakan metode

kemitraan yang dikembangkan secara luas. Kegiatan kemitraan ini sekaligus

sebagai kegiatan langsung di lapangan. Pihak peneliti dan penyuluh yang terlibat

belajar bersama stake holder, pada gilirannya akan memberi masukan untuk

penyempurnaan perencanaan kegiatan kedepan.

Keluaran yang diperoleh dari hasil kegiatan tersebut tersedianya Model

Pengembangan Laboratorium Lapang di daerah sebagai ajang pertemuan antara

peneliti dan penyuluh dalam mentransfer inovasi teknologi Badan Litbang di

daerah sehingga hasil kegiatan dapat di adopsi oleh pengguna secara luas.

Page 35: MODEL LABORATORIUM LAPANG INOVASI PERTANIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/03-Lapkir LL 2014.pdf · peternak terhadapbudidaya beternak secara intensif juga dapat

35

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, 2008. Pedoman Umum Prima Tani (Program Rintisan dan Akselerasi

Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian).

Anonymous, 1983. Hijauan Makanan Ternak, Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Timur, 2012. Kabupaten Aceh Timur

Dalam Angka, 2011. Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Timur.

Badan Litbang Pertanian, 2009. Model Penerapan Teknologi Litbang Sapi Potong

Mendukung PSDS. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Cherysse, T.R., 2009. Pengembangan Laoratorium Pembelajaran PKOPO.

http://bppsdmk.depkes.go.id/bbpkjakarta/wpcontent/uploads/2011/12/bu

lletin_lab_pkopo.pdf.

Ditjen BP Peternakan, 2003. Direktorat Jenderal Peternakan, 2003 Statistik

Peternakan Dijennak.

Hendrayana, R., 2011. M-P3MI dalam Perspektif Percepatan Pembangunan

Pertanian berawal dari Desa.Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan

Teknologi Pertanian.

Harum dan Chen, 1994. Peranan Penyuluh Pertanian Terhadap Pendapatan

Petani yang Menerapkan Sistem Tanam Jajar Legowo. Jurnal Agri Sistem,

Desember 1994.

Irsal Las dan A. Hendriadi, 2014. Laboratorium Lapang Inovasi Pertanian (LLIP)

Balitbangtan. Makalah disampaikan pada Raker BBP2TP di Bogor, Badan

Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Karo-karo, et, al., 1993. Pemanfataan Jerami Padi untuk Pakan Ternak dan

Strategi Pemberian Pakan Sapi Potong, Materi Pelatihan, Revitalisasi

Keterpaduan Usaha Ternak Sistem Usaha Tani, Pusat Penelitian dan

Pengembangan Peternakan Bogor.

Page 36: MODEL LABORATORIUM LAPANG INOVASI PERTANIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/03-Lapkir LL 2014.pdf · peternak terhadapbudidaya beternak secara intensif juga dapat

36

Reese, A., 1986, Perubahan Sikap Manusia dan Pengukurannya, Balai Aksara ;

Jakarta.

Siregar, 2010. Ragam Cara Penggemukan Sapi. Trubus No. 376

Santoso, U., 2010. Laboratorium Lapang Jurusan Peternakan. Makalah

disampaikan dalam diskusi “Pengembangan Laboratorium Outdoors

Peternakan dan Agribisnis di Fakultas Pertanian, Universitas Islam

Kalimantan Muhammad Arsyad Al banjary (Uniska) tanggal 23 Juni 2010.

Silon, 1988, Ini Guess, Sanchez, 1991. Metode Komunikasi Penyuluhan Pada

Petani Sawah, Jurnal Ilmu Komunikasi. Volume 1 Nomor 1. Maret 2012,

Hal 1-55.

Suhaji, 1993. Limbah Pertanian dan Prospeknya sebagai Sumber Pakan Ternak di

Sulawesi Selatan, Makalah, Ujung Pandang.

Tilma, et, al., 1998. Pengembangan Ternak Berwawasan Agribisnis di Pedesaan

dengan Pemanfaatan Limbah Pertanian dan Pemilihan Bibit yang Tepat,

Penelitian dan Pengembangan Pertanian XV (1) 6-15.

Tangli Hintino, 2002. Dinamika Penelitian Sawit Terhadap Pengembangan

Integrasi dengan Ternak Sapi, Workshop Nasional Pusat Penelitian dan

Pengembangan Peternakan, Bogor.

Page 37: MODEL LABORATORIUM LAPANG INOVASI PERTANIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/03-Lapkir LL 2014.pdf · peternak terhadapbudidaya beternak secara intensif juga dapat

37

Lampiran 1

DAFTAR RISIKO

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

UNIT KERJA/UPT : BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN ACEHNAMA PIMPINAN : Ir. Basri AB, MsiNIP : 19600811 198503 1 001KEGIATAN : Kajian Model Pengembangan Sapi Betina Produktif dalam

Rangka Mendukung Swasembada Daging Sapi 2014 diProvinsi Aceh.

TUJUAN KEGIATAN : 1. Mendapatkan model pengembangan sapi betinaproduktif

2. Meningkatkan ketersediaan bibit yang berkualitasdalam rangka memenuhi kebutuhan bakalan sapilokal untuk mencapai swasembada daging sapi.

No Resiko Penyebab Dampak

1.

2.

3.

4.

Kematian ternak

Tingkatkesehatan ternak

Tidak tersedianyaareal lahanpenanamanrumput unggul

Pertumbuhanternak lamban

Manajemen pakankurang baik danberkualitas

Pemeliharaan masihtradisional

Kurangnya rumputunggul pada musimkemarau

Kekurangan pakansehingga perlupenambahan pakankosentrat

Kematian pada pedet/anakkambing

Kenaikan berat badanberkurang

Peternak harus mencaripakan ternak lebih jauh daritempat usaha

Dapat memanfaatkan limbahhasil tanaman pertanian

Disusun Tanggal : Desember 2014Penjab Kegiatan :

Ir. Nani YunizarNIP: 19590623 198803 2 001

Page 38: MODEL LABORATORIUM LAPANG INOVASI PERTANIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/03-Lapkir LL 2014.pdf · peternak terhadapbudidaya beternak secara intensif juga dapat

38

Lampiran 2

PENANGANAN RESIKOBADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

UNIT KERJA/UPT : BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN ACEHNAMA PIMPINAN : Ir. Basri AB, MsiNIP : 19600811 198503 1 001KEGIATAN : Kajian Model Pengembangan Sapi Betina Produktif dalam

Rangka Mendukung Swasembada Daging Sapi 2014 diProvinsi Aceh.

TUJUAN KEGIATAN : 1. Mendapatkan model pengembangan sapi betinaproduktif

2. Meningkatkan ketersediaan bibit yang berkualitasdalam rangka memenuhi kebutuhan bakalan sapilokal untuk mencapai swasembada daging sapi.

No Resiko Penyebab Dampak Upaya

Penanganan

1.

2.

3.

4.

Kematianternak

TingkatkebuntinganternakTidaktersedianyaareal lahanleguminosa

Pertumbuhanternak lamban

Manajemenpakan kurangbaik danberkualitas.

Ketepatan waktupakan.

Kurangnyarumput unggulpada musimkemarau.

Kekuranganpakan sehinggaperlumenggunakanpemberianhijauan pakanunggul.

Kematian padapedet kambing.

Tingkatpertambahan beratbadan berkurang.Peternak harusmencari pakanternak lebih jauhdari tempat usaha.

Dapatmemanfaatkanlimbah hasiltanaman pertanian.

Perbaikan manajemenpemeliharaan danpakan. Memenuhikebutuhan pakanternak.Perlu pengontrolanterhadap kesehatanternak kambing.Penanaman rumputpada lahan marginaldan kebun HMTkhusus untukketersediaan pakanrumput padangpenggembalaan.Mencukupi kebutuhanpakan yangberkualitas denganintegrasi pakan darilimbah tananam.

Disusun Tanggal : Desember 2014Penjab Kegiatan :

Ir. Nani YunizarNIP: 19590623 198803 2 001

Page 39: MODEL LABORATORIUM LAPANG INOVASI PERTANIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/03-Lapkir LL 2014.pdf · peternak terhadapbudidaya beternak secara intensif juga dapat

39

Lampiran 3. Organisasi pelaksanaan kegiatan

NO NAMA/NIP

JABATANFUNGSIONAL/BIDANGKEAHLIAN

JABATANDALAM

KEGIATANURAIAN TUGAS

ALOKASI

WAKTU(Jam/minggu)

1. Ir. Nani Yunizar/ 19590623198803 2001

PenyuluhMadya /BudidayaPeternakan

PenanggungJawab

Mengkoordinirkegiatan mulaiperencanaansampai pelaporan

20

2. Ir. Elviwirda /19690326200112 2001

PenyuluhPertama /BudidayaPeternakan

Anggota Membantukegiatan mulaiperencanaansampai pelaporan

20

3. Dr. YenniYusriani, MP/19730716199903 2 002

Peneliti Muda/ BudidayaPeternakan

Anggota Membantukegiatan mulaiperencanaansampai pelaporan

20

4. Masykura, S.ST/19851001200912 1 003

Teknisi /BudidayaPeternakan

Anggota Membantukegiatan mulaiperencanaansampai pelaporan

15

5. Nur Aida Fittri,A.Md /19741027200812 2001

Administrasi Anggota Membantukkegiatanadministrasi dankeuangan

10

Page 40: MODEL LABORATORIUM LAPANG INOVASI PERTANIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/03-Lapkir LL 2014.pdf · peternak terhadapbudidaya beternak secara intensif juga dapat

40

Lampiran 4.RENCANA OPERASIONAL

NO URAIANKEGIATAN OUTPUT LOKASI PELAKSANA

KEBUTUHAN BIAYA BULANJenis

belanja VolumeHargaSatuan Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Studi PustakaPenyempurnaanProposal & ROPP,Seminar Proposal

PerbaikanProposal

Tim x x

2 Pembuatan juknis Pedomankegiatanpetanikooperator

Tim x

3 Koordinasi danpenentuan lokasi

Lokasikegiatan

Bireuen Tim x

4 Persiapanpenelitian

Desain plotpercobaan

Bireuen Tim x

5 Pengamatan danPengumpulandata

Sinkronisasi,Kebuntingan,dll

Bireuen Tim x x x x x x x x

6 Pengolahan dananalisis data

Data hasilpengkajian

Tim x

7 Penulisan draftlaporan

1 paketLaporan

Tim x

8 Seminar Tim x9 Perbaikan

Laporan1 paketLaporan

Tim x

10 Penulisan LaporanAkhir

1 paketLaporan

Tim x

11 PenggandaanLaporan

Tim x

Page 41: MODEL LABORATORIUM LAPANG INOVASI PERTANIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/03-Lapkir LL 2014.pdf · peternak terhadapbudidaya beternak secara intensif juga dapat

29

Lampiran 5. Demplot Budidaya Ternak Kambing Unggul (Kambing Boerka danKambing Kacang)

Page 42: MODEL LABORATORIUM LAPANG INOVASI PERTANIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/03-Lapkir LL 2014.pdf · peternak terhadapbudidaya beternak secara intensif juga dapat

30

Lampiran 6. Demplot Pakan Hijauan Rumput Gajah

Page 43: MODEL LABORATORIUM LAPANG INOVASI PERTANIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/03-Lapkir LL 2014.pdf · peternak terhadapbudidaya beternak secara intensif juga dapat

31

Lampiran 7. Pengobatan Ternak Kambing

Page 44: MODEL LABORATORIUM LAPANG INOVASI PERTANIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/03-Lapkir LL 2014.pdf · peternak terhadapbudidaya beternak secara intensif juga dapat

32

Lampiran 8. Temu Lapang

Page 45: MODEL LABORATORIUM LAPANG INOVASI PERTANIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/03-Lapkir LL 2014.pdf · peternak terhadapbudidaya beternak secara intensif juga dapat

33

Lampiran 9. Temu Teknis Budidaya Ternak Kambing