MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

138
MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN KURIKULUM NASIONAL (Studi di Madrasah Aliyah Jurusan Ilmu Ilmu Keagamaan Pondok Pesantren Al Hidayah Sondriyan Kendal Ngawi) TESIS Oleh: MUHAMMAD MABRUR NIM 502190064 PROGRAM MAGISTER PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM PASCASARJANA INSITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO 2021

Transcript of MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

Page 1: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL

DENGAN KURIKULUM NASIONAL

(Studi di Madrasah Aliyah Jurusan Ilmu Ilmu Keagamaan

Pondok Pesantren Al Hidayah Sondriyan Kendal Ngawi)

TESIS

Oleh:

MUHAMMAD MABRUR

NIM 502190064

PROGRAM MAGISTER

PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

PASCASARJANA

INSITUT AGAMA ISLAM NEGERI

PONOROGO

2021

Page 2: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

vii

MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL

DENGAN KURIKULUM NASIONAL

(Studi di Madrasah Aliyah Jurusan Ilmu Ilmu Keagamaan

Pondok Pesantren Al Hidayah Sondriyan Kendal Ngawi)

ABSTRAK

Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al Hidayah Jurusan Ilmu

Ilmu Keagamaan meracik kurikulumnya dengan komposisi 80

% muatan lokal berupa kitab kuning dan 20 % dari muatan

nasional berupa mata pelajaran umum, hal ini menarik untuk

dijadikan objek penelitian.Ttujuan penelitian ini untuk

mengetahui manajemen kurikulum muatan lokal di Madrasah

Aliyah Pondok Pesantren Al Hidayah lalu menjelaskan model

koneksinya dengan kurikulum nasional. Untuk mencapai tujuan

ini Peneliti menggunakan metode pengumpulan data dan

analisis data yang mengacu pada kaidah-kaidah penelitian

kualitatif. Pengumpulan data penelitian diperoleh dengan

teknik observasi, wawancara dan studi dokumen. Hasil

penelitian mengungkapkan temuan bahwa kurikulum muatan

lokal di Madrasah Aliyah Al Hidayah dilaksanakan dalam

bentuk intrakurikuler, extrakurikuler dan kokurikuler,

manajemen kurikulumnya meliputi: 1) Perencanaan, kurikulum

dilaksanakan sesuai dengan struktur perencanaan yang telah

dibuat, di antaranya seperti persiapan mengajar dan program-

program sekolah lainnya, akan tetapi masih perlu dilakukan

penyelarasan rencana yang telah dibuat supaya dapat terlaksana

dengan baik sesuai dengan rapat perencanaan pada awal tahun

pelajaran. 2) Pelaksanaan kurikulum di realisasikan oleh kepala

madrasah dan guru, hal ini dapat terlihat dari berlangsungnya

kegiatan belajar mengajar setiap harinya. 3) Evaluasi kurikulum

dilakukan dengan mengevaluasi konteks, input, proses dan

outputnya. Adapun model koneksi kegiatan kurikulum muatan

Page 3: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

viii

lokal dengan kurikulum nasional di Madrasah Aliyah Pondok

Pesantren Al Hidayah Jurusan Ilmu Ilmu Keagamaan

ditemukan ada 4 model koneksi yaitu: Model al-Mutarabitah,

model al-Munfasalah, model al-Mihwari dan model al-Nashat.

Page 4: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

ix

LOCAL CONTENT CURRICULUM CONNECTION

MODEL WITH THE NATIONAL CURRICULUM

(Studies at Madrasah Aliyah, majoring in Religious Sciences

Pondok Pesantren Al Hidayah Sondriyan Kendal Ngawi)

ABSTRACT

Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al Hidayah, Department

of Religious Sciences formulates its curriculum with a

composition of 80% local content in the form of yellow books

and 20% of national content in the form of general subjects,

this is interesting to be the object of research. This study

endeavors to discover the local content curriculum's

implementation and its relevance to the national curriculum.

Specifically, qualitative approaches, such as data collection and

data analysis, were invoked to deal with this problem. Also, we

strictly select the interviewees based on their active

involvement with the local content curriculum management.

Research data collection was obtained by observation,

interview, and document study. Simulations reveal that the

local content curriculum at Madrasah Aliyah Islamic Boarding

School Al Hidayah is implemented in intra curricular, extra

curricular, and cocurricular activities, in which the

organizational system is including 1) Planning, the local

curriculum of madrasah inline with the planned strategy, such

as a teaching preparation or other programs. However, some

adjustments are required to achieve the goal that has been

planned before; 2) The head of the madrasah and teachers

carries out the implementation of the curriculum, which can be

seen from the teaching-learning routine; 3) Curriculum

evaluation at Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al Hidayah

is carried out by evaluating its context, input, process, and

output. The connection model for local content

Page 5: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

x

curriculum activities with the national curriculum at Madrasah

Aliyah Islamic Boarding School Al Hidayah Department of

Religious Sciences found four connection models, al-

Mutarabitah, al-Munfasalah, al-Mihwari, and al-Nashat

models.

Page 6: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …
Page 7: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …
Page 8: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …
Page 9: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …
Page 10: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam

pertama di Indonesia.1 Pesantren mempunyai karakternya

yang khas sehingga mampu meletakkan dasar-dasar pendidikan

keagamaan yang kuat. Menurut Karel A. Steenbrink.

Pembaharuan sistem pendidikan Islam meliputi tiga hal, yaitu:

1) usaha menyempurnakan sistem pendidikan pesantren, 2)

penyesuaian dengan sistem pendidikan barat, dan 3) upaya

menjembatani antara sistem pendidikan tradisional pesantren

dan sistem pendidikan Barat.2

Dalam sistem pendidikan nasional, madrasah kini sudah

ditempatkan sejejar dengan pendidikan sekolah. Munculnya

SKB Tiga Menteri menandakan bahwa eksistensi madrasah

sudah cukup kuat beriringan dengan sekolah umum.

Munculnya SKB tiga menteri tersebut juga dinilai sebagai

langkah positif bagi peningkatan mutu madrasah baik dari

1 M. Sarijo, Sejarah Pondok Pesantren di Indonesia (Jakarta:

Dharma Bakti. 1980), 10. 2 Karel A. Steenbrink, Pesantren, Madrasah, Sekolah; Pendidikan

Islam dalam Kurun Modern (Jakarta LP3ES, 1986), 68.

1

Page 11: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

2

status, nilai ijazah maupun kurikulumnya.3

Kurikulum merupakan satu diantara komponen penting

dari sistem pendidikan, karena kurikulum merupakan

komponen pendidikan yang dijadikan acuan oleh setiap satuan

pendidikan, baik oleh pengelola maupun penyelenggara;

khususnya oleh guru dan kepala sekolah. Kurikulum adalah

suatu program pendidikan yang bersisikan berbagai bahan ajar

dan pengalaman belajar yang diprogramkan, direncanakan dan

dirancang secara sistematik atas dasar norma- norma yang

berlaku yang dijadikan pedoman dalam proses pembelajaran

bagi tenaga kependidikan dan peserta didik untuk mencapai

tujuan pendidikan. 4

Masuknya muatan lokal dalam kurikulum nasional

tidak mengubah esensi tujuan pendidikan nasional.

Artinya, tujuan pendidikan nasional dan tujuan

kelembagaan pendidikan (tujuan institusional) tetap menjadi

kerangka acuan bagi pelaksanaan muatan lokal.5 Penyusunan

kurikulum atas dasar acuan keadaan masyarakat disebut

3 Ibid., 90.

4 Dakir, Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum (Jakarta: PT

Rineka Cipta. 2004), 100-101. 5 Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum d i

Sekolah (Bandung: CV. Sinar Baru, 1991), 173.

Page 12: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

3

dengan Kurikulum Muatan Lokal. Dalam menentukan isi dan

bahan pelajaran muatan lokal didasarkan pada keadaan dan

kebutuhan lingkungan, yang dituangkan dalam mata pelajaran

dengan alokasi waktu yang berdiri sendiri. Adapun materi

dan isinya ditentukan oleh satuan pendidikan, yang dalam

pelaksanaannya merupakan kegiatan kurikuler untuk

mengembangkan kompetensi yang sesuai dengan keadaan dan

kebutuhan daerah. Muatan lokal sebagai bahan kajian yang

membentuk pemahaman terhadap potensi di daerah tempat

tinggalnya bermanfaat untuk memberikan bekal sikap,

pengetahuan, dan keterampilan kepada peserta didik agar:

1) mengenal dan menjadi lebih akrab dengan lingkungan alam,

sosial, dan budayanya; 2) memiliki bekal kemampuan

dan keterampilan serta pengetahuan mengenai daerahnya

yang berguna bagi dirinya maupun lingkungan masyarakat

pada umumnya; dan 3) memiliki sikap dan perilaku yang

selaras dengan nilai-nilai/aturan-aturan yang berlaku di

daerahnya, serta melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai

luhur budaya setempat dalam rangka menunjang pembangunan

nasional.

Pendidikan keagamaan merupakan subsistem dari

sistem pendidikan nasional, yang eksistensinya disebut

Page 13: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

4

dalam Pasal 12 ayat 1 (1) Undang- undang Republik

Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional: “Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan

berhak mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan yang

dianut dan diajarkan oleh pendidikan yang seagama.6

Agar penyelenggaraan pendidikan didaerah dapat

sesuai dengan keadaan dan kebutuhan daerah maka perlu

penerapan kurikulum muatan lokal. Hal ini sesuai dengan

upaya peningkatan mutu pendidikan nasional, sehingga

mengembangkan dan implementasi kurikulum muatan lokal

mendukung dan melengkapi KTSP. Secara umum muatan

lokal bertujuan untuk memberikan bekal pengetahuan,

keterampilam, dan sikap hidup kepada peserta didik agar

memiliki wawasan yang mantap tentang lingkungan dan

masyarakat sesuai dengan nilai yang berlaku di daerah masing-

masing dan mendukung kelangsungan pembangunan daerah

serta pembangunan nasional.

Model pendidikan pesantren perlu dikembangkan oleh

sekolah dengan menyesuaikan potensi yang ada disekitar

6 Departemen Pendidikan Nasional, Undang-undang RI no.20

tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Jakarta: Biro Hukum dan

Organisasi Sekretariat Jendral Departemen Pendidikan Nasional, 2003),

cet.1, 14.

Page 14: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

5

sekolah agar anak didik terhindar dari keterasingan terhadap

lingkungan sekitar. Disisi lain madrasah bisa menjadi jembatan

antara model pendidikan pesantren dan model pendidikan

sekolah, madrasah menjadi sangat fleksibel diakomodasikan

dalam berbagai lingkungan. Pada lingkungan pesantren,

madrasah bukanlah barang yang asing, karena memang lahirnya

madrasah merupakan inovasi model pendidikan pesantren.

Pondok Pesantren Al Hidayah di Desa Sondriyan

Kecamatan Kendal Kabupaten Ngawi misalnya, juga

mengutamakan penguasaan pendidikan agama yakni kajian

kitab-kitab salaf dimasukan kedalam pengajaran madrasah.

Pesantren yang didirikan oleh KH. Khoirul Anam, SH. M.HI

pada tahun 1998 M ini telah menampung sekitar 790 santri

(siswa), yang terdiri dari 50 santri yang khusus mendalami

tahfidz al-Quran, 150 orang siswa MI, 290 orang santri MTs

dan 380 orang siswa MA.7

Unit Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al Hidayah

adalah salah satu unit pendidikan dalam naungan pesantren

yang memasukkan kajian kitab-kitab salaf kedalam pengajaran

madrasah. Hal tersebut didasari atas persoalan bahwa

7 Sumber papan data di kantor yayasan Pondok Pesantren Al-

Hidayah Sondriyan Kendal Ngawi Tahun 2020-2021.

Page 15: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

6

pelajaran-pelajaran pesantren (baca: kitab kuning) ternyata

kurang diminati ketika hanya menjadi muatan lokal saja, maka

dibuatlah struktur kurikulum tersendiri khusus untuk jurusan

ilmu ilmu keagamaan dengan mengganti seluruh buku

pegangan dari Kementrian Agama dengan kitab kuning,

sehingga diharapkan pelajaran kitab kuning menjadi pelajaran

utama dan menjadi standar kelulusan di Madrasah Aliyah

Pondok Pesantren Al Hidayah jurusan ilmu ilmu keagamaan.

Kitab-kitab yang diajarkan adalah kitab-kitab yang masih

mempunyai koneksi dengan muatan nasional. Selain itu juga

ramuan kegiatan yang ada di Madrasah Aliyah Pondok

Pesantren Al Hidayah masih mempunyai koneksi keterkaitan

dengan muatan nasional dan mendukung tercapainya

kompetensi materi dari Kementrian Agama.

Lembaga Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al

Hidayah inilah yang akan menjadi objek penelitian peneliti,

yakni model koneksi kurikulum muatan lokal dan kurikulum

nasional. Hal tersebut menurut penulis sangat unik dan menarik

untuk dijadikan objek penelitian. Sebab, kurikulum model

model kurikulum di MA Pondok Pesantren Al Hidayah

merupakan ramuan khusus khas pesantren dimana dalamnya 15

mata pelajaran muatan lokal yang diambil dari pesantren salafi

Page 16: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

7

diantaranya adalah: al-Quran, Ta’lim al muta’allim, al

Khusun al Hamidiyah, Kifayatul Akhyar, Bulughul Marom,

Minhatul Mughiz, al Itqon fi Ulumil Qur’am, Mabadi

Awaaliyah, Tafsir Ayatul Ahkam, Khulashoh Nuril Yaqin, Al

Amtsilah Tashrifyah, Qowaidul ‘Ilal, al ‘Imrithi.

Penentuan lokasi yang tepat merupakan salah satu hal

yang amat urgen dan ikut menentukan berhasil tidaknya suatu

proses penelitian. Pemilihan lokasi penelitian berbagai objek

penelitian senantiasa berdasarkan pada berbagai kreteria.

Penelitian ini telah dilaksanakan di Madrasah Aliyah Jurusan

Ilmu Ilmu Keagamaan Pondok Pesantren Al Hidayah di

Sondriyan Kendal Ngawi Jawa Timur

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas

dapat dirumuskan permasalahan:

1. Bagaimana manajemen kurikulum muatan lokal di

Madrasah Aliyah Jurusan Ilmu-Ilmu Keagamaan Pondok

Pesantren Al Hidayah Sondriyan Kendal Ngawi?

2. Bagaimana model koneksi kurikulum muatan lokal dan

kurikulum nasional di Madrasah Aliyah Jurusan Ilmu Ilmu

Keagamaan Pondok Pesantren Al Hidayah Sondriyan

Page 17: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

8

Kendal Ngawi?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:

1. Manajemen kurikulum muatan lokal di Madrasah Aliyah

Jurusan Ilmu Ilmu Keagamaan Pondok Pesantren Al

Hidayah Sondriyan Kendal Ngawi?

2. Model koneksi kurikulum muatan lokal dan kurikulum

nasional di Madrasah Aliyah Jurusan Ilmu Ilmu Keagamaan

Pondok Pesantren Al Hidayah Sondriyan Kendal Ngawi?

D. Manfaat Penelitian

1. Secara teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi

pemikiran yang sangat berarti dalam dunia pendidikan Islam

dan digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi pengelola

lembaga pendidikan dalam mengelola kurikulum .

2. Secara praktis

Adapun manfaat praktis yang bisa di peroleh dari

penelitian yang Peneliti lakukan yaitu:

a. Bagi Kepala Madrasah, Penelitian ini secara praktis dapat

digunakan kepala madrasah sebagai dasar pengambilan

Page 18: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

9

kebijakan yang berkaitan dengan kurikulum

b. Bagi Guru, Sedangkan bagi guru bisa dijadikan sebagai

untuk melaksanakan kurikulum muatan lokal sekaligus

motivasi dan koreksi bagi peningkatan pelaksanaan kualitas

model kurikulum.

c. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu

referensi bagi peneliti selanjutnya yang tertarik mengkaji

koneksi kurikulum mutan lokal dengan kurikulum nasional

E. Penelitian Terdahulu

Upaya penelusuran terhadap berbagai sumber yang

memiliki relevansi dengan pokok permasalahan dalam

penelitian ini telah Peneliti lakukan. Tujuan pengkajian pustaka

ini antara lain agar fokus penelitian ini tidak merupakan

pengulangan dari penelitian-penelitian sebelumnya, melainkan

untuk mencari sisi lain yang signifikan untuk diteliti dan

dikembangkan.

Berdasarkan penelusuran terhadap berbagai sumber

terutama hasil penelitian sebelumnya berupa tesis maupun

karya ilmiah lain, Peneliti juga melakukan penelusuran di

internet (baca: google schoolar) dan tidak menemukan

penelitian yang membahas tentang Madrasah Aliyah Pondok

Page 19: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

10

Pesantren Al Hidayah Sondriyan Kendal Ngawi, akan tetapi

ada penelitian di tempat lain yang mengarah pada manajemen

kurikulum muatan lokal berbasis pesantren ataupun

pelaksanaan kurikulum muatan lokal. Akan tetapi kebanyakan

dari penelitian sebelumnya lebih terfokus pada implementasi

kurikulum, sedangkan penelitian yang peneliti lakukan lebih

terfokus pada mencari koneksi kurikulum muatan lokal dengan

muatan nasional. Di antara hasil penelitian tersebut yaitu:

Penelitian yang telah di lakukan Kisbiyanto

menjelaskan bagaimana kebijakan penerapan muatan lokal

(secara umum) sehingga mampu meningkatkan mutu siswa MI

BAE Kudus.8 Dengan demikian tesis tersebut memiliki

perbedaan dengan penelitian yang akan peneliti lakukan, yakni

lebih terfokus pada implementasi dan koneksi kurikulum

muatan lokal dan muatan nasioanla di Madrasah Aliyah

Jurusan Ilmu Ilmu Keagamaan Pondok Pesantren Al Hidayah

Sondriyan Kendal Ngawi

Hasil penelitian Masduqi Zain menunjukkan bahwa

implementasi kurikulum di SDIT Assalamah sudah

menerapkan dengan baik sistem pendidikan terpadu, yakni

8 Kisbiyanto, Tesis, Kebijakan Penerapan Muatan Lokal dalam

Peningkatan Mutu Siswa MA di BAE (Kudus), 2007.

Page 20: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

11

integrasi antara kurikulum Kemendikbud dan Kemenag.9

Namun dalam pelaksanaannya masih banyak ditemukan

kekurangan-kekurangan. Penelitian ini lebih banyak

mengkritisi tentang proses pelaksanaan kurikulum terpadu,

sehingga ditemukan beberapa kerancuan-kerancuan dan

hambatan-hambatan yang berarti.

Fokus penelitian di atas berbeda dengan yang akan

Peneliti lakukan, di mana penelitian tersebut hanya

mendeskripsikan bagaimana pelaksanaan kurikulum terpadu

di SDIT secara keseluruhan, sehingga diketahui kekurangan

dan hambatan-hambatan yang dihadapi. Sedangkan penelitian

yang akan Peneliti lakukan lebih terfokus pada implementasi

dan koneksi kurikulum muatan lokal dan muatan nasional di

Madrasah Aliyah Jurusan Ilmu Ilmu Keagamaan Pondok

Pesantren Al Hidayah Sondriyan Kendal Ngawi

Berdasarkan deskripsi mengenai beberapa hasil

penelitian di atas menunjukan bahwa penelitian yang telah ada

belum terfokus pada model koneksi kurikulum muatan lokal

dan kurikulum nasional di Madrasah Aliyah Jurusan

Keagamaan Pondok Pesantren Al Hidayah Sondriyan. Terkait

9 Masduki Zain, Tesis, Implementasi Kurikulum Terpadu Pada

Pendidikan Dasar (Studi Kasus SDIT Asslamah Ungaran), 2014.

Page 21: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

12

dengan hal itu, penelitian yang akan peneliti lakukan

merupakan kajian penting demi terwujudnya sistem pendidikan

madrasah unggul dan memiliki ciri khas di masa mendatang.

F. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif

dengan karakteristik alamiah sebagai sumber langsung. Dalam

pendekatan kualitatif ini Peneliti memusatkan diri pada satu

titik dari berbagai fenomena yang ada. Sehingga penelitian

kualitatif mampu menggali secara netral dalam mengkaji

permasalahan suatu kasus penelitian.

Penelitian jenis ini mampu mengekplorasi dan

memainkan peranan yang sangat penting dalam menciptakan

hipotesis tentang variabel yang dijadikan penelitian. Sehingga

penelitian kualitatif dirasa tepat untuk mengungkap model

koneksi kurikulum muatan lokal dan kurikulum nasional di

Madrasah Aliyah Jurusan Ilmu Ilmu Keagamaan Pondok

Pesantren Al Hidayah Sondriyan Kendal Ngawi

Dalam penelitian ini, Peneliti memiliki peran yang

fundamental ketika mencari data. Sehingga langkah awal

penelitian sampai dengan displai data harus tepat dan akurat

guna memperoleh hasil yang maksimal dan bisa

Page 22: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

13

dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Dalam penelitian ini

Peneliti melakukan wawancara mendalam kepada informan

sebagai kata kunci.

Awal mula penelitian ini pada hari Senin 05 Juli 2020

ketika Peneliti mengetahui adanya kurikulum Madrasah

Diniyah Pondok Pesantren Al Hidayah yang dimasukan ke

dalam pendidikan formal Madrasah Aliyah Pondok Pesantren

Al Hidayah dari Ibu Hj. Sri Endah Wahyuni, M.Pd.I sebagai

Kepala Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al Hidayah, dari

sini diketahui bahwa ada integrasi kurikulum di Madrasah

Aliyah Jurusan Ilmu Ilmu Keagamaan Pondok Pesantren Al

Hidayah.

A. Prosedur Pengumpulan Data

Sesuai dengan jenis penelitiannya, Peneliti

menggunakan sejumlah prosedur pengumpulan data yang

meliputi wawancara mendalam, observasi serta dokumentasi.

Secara rinci penjelasan mengenai prosedur pengumpulan data

pada penelitian ini dapat dipaparkan sebagai berikut:

1. Wawancara Mendalam

Berdasarkan pandangan pertama, Peneliti mengenal

Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al Hidayah dan seringnya

berkunjung baik untuk melihat dan diskusi dengan pengelola

Page 23: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

14

Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al Hidayah, akhirnya

Peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian di Madrasah

Aliyah Jurusan Ilmu Ilmu Keagamaan Pondok Pesantren Al

Hidayah ini dengan cara wawancara mendalam. Prosedur yang

Peneliti lakukan diantaranya:

1. Peneliti melakukan sowan pada hari Senin 05 Juli 2020

kepada kepala Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al

Hidayah untuk meminta izin melakukan penelitian tesis di

Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al Hidayah karena

beliau sebagai kepala madrasah yang mengetahui tentang

kebijakan di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al

Hidayah. Alhamdulillah beliau sangat antusias dan

mempersilahkan untuk melakukan penelitian dan peneliti

di hari berikutnya berjanjian dengan beliau untuk

melakukan wawancara mendalam terkait dengan model

kurikulum di Madrasah Aliyah Jurusan Ilmu Ilmu

Keagamaan Pondok Pesantren Al Hidayah.

2. Peneliti berkomunikasi langsung dengan PKM Kurikulum

Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al Hidayah Ustaz

Turmudi pada hari Senin 2 Agustus 2020, karena beliaulah

yang mengelola kurikulum sehingga memperoleh

informasi yang berkaitan dengan model kurikulum yang

Page 24: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

15

diterapkan di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al

Hidayah dan peneliti memperoleh data yang dikehendaki

dalam penelitian ini.

Setelah wawancara dengan kepala dan wakil kepala

madrasah dirasa cukup, maka Peneliti meminta untuk

ditunjukkan informan selanjutnya yang dirasa memiliki

informasi yang dibutuhkan. Dari informan yang ditunjuk

tersebut dilakukan wawancara secukupnya, serta pada akhir

wawancara peneliti meminta untuk ditunjukkan informan lain

yang memiliki informasi yang dibutuhkan, begitu seterusnya

sehingga dengan wawancara mendalam ini, data-data bisa

terkumpul semaksimal mungkin.

2. Observasi Nonpartisipatif

Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik

atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan

pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung.

Observasi dapat dilakukan secara partisipatif ataupun

nonpartisipatif. Dalam observasi partisipatif (participatory

observation), Peneliti ikut serta dalam kegiatan yang sedang

berlangsung.

Sedangkan dalam observasi nonpartisipatif (non-

participatory observation), pengamat tidak ikut serta dalam

Page 25: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

16

kegiatan. Dalam penelitian ini, Peneliti menempatkan diri

sebagai obsevasi nonpartisipatif. Jadi Peneliti berlaku sebagai

pengamat saja, dengan melakukan pengamatan terhadap

pelaksanaan model kurikulum yang telah dilakukan.

Dalam tahap ini Peneliti mencari data dari dokumen

yang berkaitan dengan: 1) kebijakan kepala sekolah, 2)

dokumen kurikulum, 3) dokumen kegiatan, 4) dokumen

kegiatan belajar mengajar, 5) dokumen buku absensi kegiatan,

6) foto kegiatan dan 7) arsip arsip tentang kebijakan

kurikulum.

3. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini mengambil analisis

miles dan spreadly yang meliputi bab berikut:

a. Reduksi Data

Ketika Peneliti mencari data, peneliti memilah dan

memilih data yang sesuai dengan rumusan masalah. Data yang

tidak sesuai dengan rumusan masalah dihapus, ketika

mereduksi data akan ditemukan data yang sesuai dengan

rumusan masalah. Data tersebut kemudian dianalisis dengan

model analisis spreadly yaitu teori yang sesuai dengan data,

contoh dalam konteks ini adalah muatan lokal yang bentuknya

adalah kitab kuning itu terkait dengan teori al-Mutarabithoh

Page 26: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

17

karena kegiatan pengajian kitab kuning itu terkait dengan mata

pelajaran nasional al-Quran Hadist

b. Dispay Data

Setelah Peneliti menemukan data yang telah dibaca

dengan teori, Peneliti melakukan paparan data secara holistik

menggunakan model analisis spreadly yaitu taksonomi.

c. Konklusi

Dari display data model taksonomi Peneliti

merumuskan kesimpulan.

G. Sistematika Pembahasan

Sistematika penulisan hasil penelitian ini dapat

diklasifikasikan secara sistematis sebagai berikut:

Bagian awal berisi halaman judul, abstrak penelitian,

persetujuan pembimbing, pengesahan, moto, persembahan,

kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, dan daftar lampiran.

Sedangkan bagian inti berisi lima bab dengan perincian sebagai

berikut:

Pada bab satu mendeskripsikan pendahuluan, yang

merupakan rancangan penelitian. Pembahasan pada bab ini

meliputi: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, penelitian terdahulu, metode

Page 27: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

18

penelitian, dan sistematika pembahasan.

Bab dua merupakan kajian teori yang Peneliti gunakan

untuk mengetahui tentang muatan lokal, implementasi dan

koneksinya dengan muatan nasoinal.

Bab tiga merupakan gambaran umum Pondok

Pesantren Al Hidayah dan Madrasah Aliyah Al Hidayah, yang

meliputi; sejarah singkat, visi misi dan tujuan, keadaan

geografis, struktur organisasi, susunan pengurus dan sarana

prasarana.

Bab empat mendeskripsikan pelaksanaan kurikulum

muatan lokal di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al Hidayah

meliputi: bentuk muatan lokal, pelaksanaan manajemen

kurikulum muatan lokal yang terdiri dari perencanaan,

pengorganisasian dan evaluasi.

Pada bab lima menjelaskan koneksi muatan lokal

dengan muatan nasional di Madrasah Aliyah Jurusan Ilmu Ilmu

Keagamaan Pondok Pesantren Al Hidayah

Pada bab enam merupakan kesimpulan dan saran-saran.

Kemudian pada bagian akhir dicantumkan daftar pustaka,

lampiran-lampiran dan daftar riwayat hidup.

Page 28: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

19

BAB II

MANAJEMEN KURIKULUM MUATAN LOKAL,

KURIKULUM NASIONAL DAN MODEL KONEKSI

Pembahasan dalam bab ini meliputi pengerian

kurikulum, pengertian muatan lokal dan pengertian muatan

nasional, Peneliti juga akan menjelaskan mengenai dasar dan

tujuan kurikulum, sumber bahan pelajaran, metode dalam

proses pembelajaran dan evaluasi dalam pelaksanaan

kurikulum.

A. Pengertian Manajemen

Manajemen dalam arti luas, menunjuk pada rangkaian

kegiatan, dari perencanaan akan dilaksanakannya kegiatan

sampai penilaiannya. Manajemen dalam arti sempit, terbatas

pada inti kegiatan nyata, mengatur atau mengelola kelancaran

kegiatannya, mengatur kecekatan personil yang melaksanakan,

pengaturan sarana pendukung, pengaturan dana, dan lain-lain,

tetapi masih terkait dengan kegiatan nyata yang sedang

berlangsung.

B. Pengertian Kurikulum

Kurikulum berasal dari bahasa latin Curriculum,

19

Page 29: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

20

semula berarti a running course, specialy a chariot race

course dan terdapat pula dalam bahasa Prancis Courir artinya

berlari. Istilah ini digunakan untuk sejumlah course atau mata

pelajaran yang harus ditempuh untuk mencapai gelar atau

ijazah.1

Dalam pendidikan islam, kurikulum dikenal dengan

kata Manhaj.2 Manhaj dapat berarti jalan yang terang yang

dilalui oleh pendidik bersama anak didiknya untuk

mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap mereka.

Selain itu kurikulum juga dipandang sebagai suatu

program pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan

untuk mencapai tujuan pendidikan.3 Menurut David Pratt: “a

curriculum is an organized set of formal educational and / or

training intentions artinya Kurikulum adalah suatu bentuk

yang diorganisir dalam pendidikan formal dan atau

pelatihan)”.4

Di dalam UUSPN tahun 2003 Pasal 1 ayat 19

1 Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam

(Jakarta: Ciputat Press, 2002), 29. 2 Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir: Kamus Arab

Indonesia (Surabaya: Pustaka Progresif, 1997), 1468. 3 Arief, Pengantar Ilmu, 30.

4 David Pratt, Curriculum: Design and Development (New York:

Harcourt Brace Jovanovich, 1980), 4.

Page 30: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

21

menjelaskan bahwa “kurikulum adalah seperangkat rencana

dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran

serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan

kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

tertentu”.5

Ditinjau dari segi lain terdapat banyak penafsiran

tentang kurikulum, sehingga diperoleh penggolongan sebagai

berikut:

1. Kurikulum dapat dilihat sebagai produk, yakni sebagai

hasil karya para pengembang kurikulum, biasanya

dalam suatu panitia. Hasilnya dituangkan dalam bentuk

buku atau pedoman kurikulum, yang misalnya berisi

sejumlah mata pelajaran yang harus diajarkan.

2. Kurikulum sebagai program, yakni alat yang dilakukan

oleh sekolah untuk mencapai tujuannya. Ini dapat berupa

mengajarkan berbagai mata pelajaran tetapi dapat juga

meliputi segala kegiatan yang dianggap dapat

mempengaruhi perkembangan siswa misalnya

perkumpulan sekolah, pertandingan, pramuka, dan lain-

lain.

5 Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS

(Bandung: Citra Umbara, 2003), 5.

Page 31: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

22

3. Kurikulum bisa juga sebagai hal-hal yang diharapkan

akan dipelajari siswa, yakni pengetahuan, sikap

ketrampilan tertentu. Apa yang diharapkan akan dipelajari

tidak selalu sama dengan apa yang benar-benar dipelajari.

4. Kurikulum sebagai pengalaman siswa. Ketiga

pandangan di atas berkenaan dengan perencanaan

kurikulum, sedangkan pandangan ini mengenai apa yang

secara aktual menjadi kenyataan pada tiap siswa. Ada

kemungkinan, bahwa apa yang diwujudkan pada diri anak

berbeda dengan apa yang diharapkan menurut rencana.6

Berdasarkan definisi di atas, maka kurikulum sekarang

ini tidak semestinya hanya dipahami sebagai sekumpulan mata

pelajaran, tetapi sebagai suatu program pendidikan yang

direncanakan, dikembangkan dan dilaksanakan secara

sistematis dalam lingkungan suatu institusi pendidikan

dalam keseluruhan program itu terkandung materi

pembelajaran, pengalaman, dan kegiatan pembelajaran.

C. Pengertian Muatan Lokal

Muatan lokal diartikan sebagai program pendidikan

6 S. Nasution, Asas-Asas Kurikulum (Jakarta: Buni Aksara, 1995),

8-9.

Page 32: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

23

yang isi dan media penyampaiannya dikaitkan dengan

lingkungan alam, lingkungan sosial, dan lingkungan budaya

serta kebutuhan pembangunan daerah yang perlu diajarkan

kepada siswa.7

Isi dalam pengertian di atas adalah bahan pelajaran

yang digunakan untuk mencapai tujuan muatan lokal.

Sedangkan media penyampaiannya merupakan metode dan

sarana yang digunakan dalam penyampaian muatan lokal.

Lingkungan alam yang dimaksud di sini adalah

lingkungan hidup dan tidak hidup yang mencakup komponen

hewan dan tanaman beserta tempat tinggalnya, dan hubungan

timbal balik antara komponen tersebut. Jadi dalam lingkungan

alam terdapat ekosistem antara lain: sungai, hutan, sawah, dan

sebagainya.

Lingkungan sosial yang dimaksud adalah lingkungan

yang mencakup hubungan timbal balik (interaksi) antara

manusia satu dengan yang lainnya sesuai dengan peraturan-

peraturan yang berlaku di lingkungan tersebut. Lingkungan

budaya yang dimaksud adalah lingkungan yang mencakup

segenap unsur budaya yang dimiliki masyarakat di suatu

7 Syafruddin Nurdin, Guru Profesional dan Implementasi

Kurikulum (Bandung: Ciputat Press, 2003), 59.

Page 33: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

24

daerah tertentu.8

1. Dasar Dan Tujuan Kurikulum Muatan Lokal

Muatan lokal berlandaskan kekuatan dan kebutuhan

daerah, tetapi yang mendukung tujuan pembangunan nasional

dan berwawasan global, dapat mengantarkan anak yang

mampu bersaing dalam kehidupan global. Gagasan muatan

lokal dulunya merupakan kebijakan baru dalam bidang

pendidikan yang berkenaan dengan kurikulum sekolah. Arti

dari kebijakan itu sendiri adalah hasil pemikiran manusia yang

harus didasarkan pada hukum-hukum tertentu sebagai

landasan. Muatan lokal dalam kurikulum mempunyai landasan

sebagai berikut:

a. Landasan idiil

UUSPN tahun 2003 Pasal yang berbunyi: “Kurikulum

pendidikan dasar dan menengah wajib memuat : pendidikan

agama, pendidikan kewarganegaraan, bahasa, matematika,

ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, seni dan

budaya, pendidikan jasmani dan olahraga,

keterampilan/kejuruan dan muatan lokal.”9

b. Landasan demografik.

8 Ibid., 60-61.

9 Undang-Undang RI Nomor 20 Tentang Tahun 2003 Tentang

SISDIKNAS, 25.

Page 34: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

25

Negara Indonesia mempunyai banyak pulau dan

memiliki banyak ragam seni dan budaya serta kondisi alam dan

sosial adat-istiadat, tata cara dan tata krama pergaulan.

Kekayaan ragam budaya itu penting diupayakan kelestariannya

agar tidak musnah. Salah satu cara untuk mengupayakan

pelestarian tersebut adalah dengan cara melaksanakan

pendidikan.10

Ini menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan muatan

lokal kita harus benar-benar memperhatikan dari

karakteristik lingkungan daerah dan juga kebutuhan daerah

tersebut.

2. Sumber Bahan Pelajaran Muatan Lokal

Dengan adanya kebijaksanaan otonomi daerah,

kemungkinan materi muatan lokalnya lebih besar, lebih

beragam dan sistemnya tidak terpusat lagi. Dengan

kebijaksanaan itu diharapkan daerah dan sekolah dapat

menambahkan kurikulum lokal yang sesuai dengan kebutuhan

daerah atau sekolah serta masyarakat sekitarnya, sehingga

dengan adanya hal itu memungkinkan terjadinya

perbedaan muatan kurikulum muatan lokal antara daerah

10

Idi, Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum (Yogyakarta:

Ar-Ruz Media, 2007), 177-178.

Page 35: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

26

satu dengan daerah yang lainnya.

Muatan lokal bukan suatu mata pelajaran, tetapi lebih

merupakan bahan kajian. Artinya, setelah sekolah berkonsultasi

dengan instansi induknya, sekolah dapat mengisi muatan lokal

dengan beberapa mata pelajaran yang disesuaikan dengan

kebutuhan dan kemampuan daerah.

3. Metode Dalam Proses Pembelajaran Muatan Lokal

Pembelajaran adalah proses komunikasi dua arah antara

guru dan siswa, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai

pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh siswa sebagai

peserta didik. Pembelajaran ialah membelajarkan siswa

menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar yang

merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan..11

Seorang guru sukses dalam pembelajaran

membutuhkan metode yang sesuai dan tepat, metode itu harus

di sesuaikan dengan kemampuan siswa, jangan sampai metode

itu dipaksakan kepada siswa sebagai peserta didik. Seperti

firman Allah surat al-Baqarah ayat 286:

…….

11

Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran: Untuk

Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar (Bandung:

CV. Alfabeta, 2004), 61.

Page 36: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

27

Artinya:

Allah tidak akan membebani seseorang kecuali dengan

kesanggupannya.12

Dalam memilih suatu metode mengajar tergantung

pada:

a. Jumlah siswa

Siswa akan terbagi menjadi beberapa kelompok sesuai

dengan minat mereka. Kemungkinan besar pilihan siswa putri

akan lain dengan pilihan siswa putra.

b. Sifat bahan

Bahan muatan lokal akan mempunyai ciri khas kalau

dibandingkan dengan bahan di luar muatan lokal. Diantaranya

ciri-ciri tersebut adalah: 1) Luas dan urutan bahan tidak kaku.

2) Sebagian besar bahan ajaran pelaksanaannya dapat

diberikan secara ekstra kurikuler. 3) Guru terdiri atas berbagai

nara sumber yang mungkin tidak berprofesi guru. 4) Sebagian

besar bahan muatan lokal dapat dilaksanakan dengan

metode: karya wisata, drill, demonstrasi, learning by doing,

dan dapat dilaksanakan dengan mengikuti kursus di luar

sekolah.

12

Departemen Agama RI, Al-Hikmah: Al-Qur’an dan

Terjemahnya (Bandung: CV Penerbit Diponegoro, 2011), cet. 10.

Page 37: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

28

c. Media yang tersedia

Karena bahan beraneka ragam maka perlu adanya

berbagai media. Misalnya: alat pertukangan, pertanian, bengkel

dan sebagainya. Oleh karenanya perlu ditopang dana yang

cukup.

d. Kesiapan guru

Di lembaga pendidikan guru tidak ada mata kuliah

praktik muatan lokal. Kiranya perlu adanya penataran buat

guru-guru yang akan mengajar bahan muatan lokal.13

e. Waktu pelaksanaan

Muatan lokal tidak lagi disisipkan pada berbagai

bidang studi yang sesuai, tapi lebih diintensifkan yakni

menggunakan pendekatan monolitik berupa bidang studi, baik

bidang studi wajib maupun pilihan.14

f. Situasi

Situasi setempat memang kadang-kadang bersifat

situasional dan kondisional dan kadang-kadang ada daerah

yang kaya akan bahan muatan lokal dan kadang-kadang ada

kota-kota besar yang sulit menentukan bahan muatan

lokalnya, terutama untuk daerah-daerah elit. Sebab ada

13

Ibid, 106-107. 14

E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi dan

Implementasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), 40.

Page 38: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

29

kemungkinan anak-anak pada daerah tersebut tidak akan

tertarik pada bahan muatan lokal.15

Suasana belajar yang diciptakan guru harus melibatkan

mental, fisik dan sosial siswa secara aktif serta memberikan

stimulus kepada siswa untuk berbuat dan berpikir sambil

menghasilkan karya dan pikiran kreatif, Untuk itu, guru perlu

menggunakan beragam metode yang menyediakan beragam

pengalaman belajar melalui contoh dan bukti yang kontekstual.

Pengalaman belajar ini disediakan baik di dalam maupun di

luar ruang kelas. Siswa akan lebih mudah memahami suatu

prinsip dan konsep jika dalam belajar siswa dapat

menggunakan sebanyak mungkin indera untuk berinteraksi

dengan isi pembelajaran.16

Sesuai pernyataan di atas, al-Quran sangat menghargai

panca indera dan menetapkan bahwasanya indera tersebut

adalah menjadi pintu ilmu pengetahuan. Firman Allah dalam

surat An-Nahl ayat 78:

15

Dakir, Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum (Jakarta: PT

Rineka Cipta. 2004), 108. 16

Departemen Pendidikan Nasional, Kurikulum Berbasis kompetensi:

Dalam Menunjang Kecakapan Hidup Siswa ( Jakarta: Depdiknas, 2003),

14.

Page 39: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

30

Artinya:

Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam

keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan dia

memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati,

agar kamu bersyukur.

Dalam proses belajar mengajar, E. Mulyasa

menawarkan metode-metode sebagai berikut:

a. Metode Demonstrasi

Dengan metode ini guru memperlihatkan suatu proses,

peristiwa, atau cara kerja alat kepada siswa.

b. Metode inquiry

Yaitu metode yang mempersiapkan peserta didik pada

situasi untuk melakukan eksperimen sendiri secara luas agar

melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sendiri dan mencari

jawaban sendiri, serta menghubungkan antara penemuan yang

satu dengan penemuan yang lain, membandingkan apa yang

ditemukan dengan yang ditemukan peserta didik yang lain.

c. Metode Penemuan

Penemuan merupakan metode yang menekankan pada

Page 40: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

31

pengalaman langsung, dan lebih mengutamakan proses dari

pada hasil.

d. Metode Eksperimen

Merupakan metode yang melibatkan peserta didik

bekerja dengan benda-benda, bahan-bahan dan peralatan

laboratorium, baik secara kelompok ataupun individual.

e. Metode Karya Wisata

Metode karya wisata merupakan perjalanan yang

dilakukan peserta didik untuk memperoleh pengalaman belajar,

terutama pengalaman secara langsung dan merupakan bagian

integral dari kurikulum sekolah.

f. Metode Ceramah

Dengan metode ini guru menyajikan bahan melalui

penuturan atau penjelasan secara langsung.

g. Metode Problem Solving

Metode pemecahan masalah merupakan suatu

metode pengajaran yang mendorong siswa untuk mencari dan

memecahkan persoalan-persoalan.17

4. Evaluasi Dalam Pelaksanaan Kurikulum Muatan Lokal

Evaluasi dalam pelaksanaan muatan lokal merupakan

17

E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional: Menciptakan

Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2005), 107-116.

Page 41: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

32

kegiatan untuk mengukur perubahan perilaku yang telah terjadi

pada peserta didik. Ada dua macam evaluasi dalam

pelaksanaan muatan lokal, yaitu: a) evaluasi program muatan

lokal. b) evaluasi hasil belajar muatan lokal.

Untuk evaluasi program muatan lokal ada tiga

langkah sebagai berikut:

a. Reflective Evaluation

Reflective evaluation pada muatan lokal yang dievaluasi

program muatan lokal sebelum dilaksanakan di lapangan. Oleh

karena yang dievaluasi adalah konsepnya yang berdasar

landasan teori, pengalaman-pengalaman, berbagai hasil

penelitian, argumentasi, pengarahan para pakar, dan para

pejabat, acuan dari berbagai sumber dan sebagainya.

b. Formative Evaluation

Formative evaluation pada program muatan lokal yaitu

mengevaluasi pada program muatan lokal pada waktu program

tersebut baru dilaksanakan.

c. Summative Evaluation

Summative evaluation dalam muatan lokal ialah

mengevaluasi setelah program tersebut selesai dilaksanakan

secara menyeluruh. Yang dievaluasi ialah berbagai kegiatan

yang ada pada program tersebut disesuaikan dengan tujuan

Page 42: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

33

program muatan lokal yang telah digariskan sebelumnya.18

Untuk evaluasi hasil belajar muatan lokal mencakup

perubahan pengetahuan, sikap dan ketrampilan berkenaan

dengan materi muatan lokal, dampak pengajaran muatan lokal

bagi kepentingan anak dan masyarakat setempat, daya dukung

terhadap pembangunan daerahnya. Penilaian hasil belajar

muatan lokal bisa dilakukan seperti penilaian bidang studi

dalam kurikulum nasional. 19

D. Pengertian Kurikulum Nasional

Kurikulum nasional adalah Kurikulum yang disusun

dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional yaitu

menciptakan para lulusan menjadi manusia indonesia

seutuhnya. tentunya kurikulum nasional selalu memperhatikan

pada kebutuhan siswa dan kesesuaiannya dengan lingkungan,

kebutuhan pembangunan nasional, perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi (iptek) sesuai dengan jenjang

pendidikan yang ditempuh.

Kurikulum inti adalah sebagai berikut: “A continus,

areful planned series of experience which are based on

18

Dakir, Perencanaan, 14-15. 19

Nana Sudjana, Pembinaan Dan Pengembangan Kurikulum Di

Sekolah (Bandung: CV. Sinar Baru, 1991), 178-179.

Page 43: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

34

significant personal and social problems and which involve

learning of common concern to all youth”.20

Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa

ciri-ciri kurikulum inti adalah: 1) Kurikulum inti merupakan

rangkaian pengalaman yang saling berkaitan, 2) Direncanakan

secara terus menerus sebelum dan selama dijalankan, 3)

Berdasarkan pada masalah-masalah yang dihadapi, 4)

Berdasarkan pribadi dan sosial, 5) Diperuntukkan bagi semua

siswa, karena termasuk pendidikan umum.

1. Dasar Pelaksanaan Kurikulum Nasional

Di dalam pelaksanaan kurikulum terdapat banyak faktor

yang harus dipertimbangkan untuk mencapai tujuan dari

kurikulum tersebut adapun di dalam penyusunannya kurikulum

mempunyai landasan yang terdiri dari landasan ideal ,landasan

hukum dan landasan teori. Landasan ideal berupa UUD 1945,

Pancasila dan Tap MPR tentang GBHN dalam rangka

mewujudkan tujuan pembangunan nasional dan tujuan

pendidikan nasional.

Landasan hukum berupa Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia Nomor 29 tahun 1990, tentang pendidikan

menengah, keputusan mendikbud Nomor 060/UU/1993 tentang

20

Caswell, seperti dikutip dalam Nasution (1993), 115.

Page 44: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

35

kurikulum sebagaimana tercantum dalam landasan program

pengembangan kurikulum. Landasan teori berupa buku

landasan program dan pengembangan kurikulum yang memuat

tentang pedoman dalam pengembangan kurikulum dan buku

pelaksanaan kurikulum terdiri atas pedoman kegiatan belajar

mengajar untuk setiap mata pelajaran.

Didalam pelaksanaan kurikulum terdapat banyak faktor

yang harus dipertimbangkan untuk mencapai tujuan dari

kurikulum tersebut adapun di dalam penyusunanya kurikulum

mempunyai landasan yang terdiri dari Landasan Ideal,

Landasan Hukum, Landasan Teori.

a. Landasan Ideal

Berupa UUD 1945, pancasila dan Tap MPR tentang

GBHN dalam rangka mewujudkan tujuan pembangunan

nasional dan tujuan Pendidikan Nasional.

b. Landasan Hukum

Berupa peraturan pemerintah republik Indonesia Nomor

29 tahun 1990, tentang pendidikan menengah, keputusan

Mendikbud nomor 060/U/1993 tentang kurikulum

sebagaimana tercantum dalam landasan, program

pengembangan kurikulum.

c. Landasan Teori

Page 45: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

36

Berupa buku landasan program dan pengembangan

kurikulum yang memuat tentang pedoman dalam

pengembangan kurikulum dan buku pelaksanaan kurikulum

terdiri atas pedoman kegiatan belajar mengajar untuk setiap

mata pelajaran.

2. Komponen-Komponen dalam Kurikulum Nasional

Kurikulum inti atau nasional di dalam penyusunannya

harus sesuai dengan tingkatan pendidikan masing-masing.

Seperti kurikulum nasional pada pendidikan menengah terdiri

dari: Al-Qur’an hadis, aqidah akhlak, fiqih, sejarah kebudayaan

islam, pkn, bahasa indonesia, bahasa arab, seni budaya, PJOK,

matematika, sejarah nasional bahasa indonesia, bahasa inggris.

Komponen-komponen sebagai dasar dalam penyusunan

kurikulum inti terdiri dari tujuan, isi, metode (teknik

menyampaikan dalam proses belajar mengajar), evaluasi

program. Menurut Tyler, kurikulum menyangkut hal-hal

berikut: 1) Tujuan yang akan dicapai, 2) Isi materi apa yang

harus diprogramkan untuk mencapai tujuan tersebut, 3)

Bagaimana isi kurikulum itu diorganisasikan, 4) Bagaimana

mengetahui bahwa tujuan yang akan dicapai dimiliki peserta

didik.

Page 46: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

37

E. Model Koneksi Kurikulum

Model koneksi yang menjadi dasar pijakan peneliti

dalam penelitian ini adalah :

1. Model Koneksi al-Munfashalah (Terpisah)

Model ini dipahami sebagai model yang terpisah satu

sama lainnya. Model ini berbentuk mata pelajaran yang

terpisah-pisah, meskipun terpisah model ini masih mempunyai

keterkaitan antara mata pelajaran satu dengan mata pelajaran

lainnya. Konsekuensinya, anak didik harus semakin banyak

mengambil mata pelajaran.

Tyler dan Alexander menyebutkan bahwa jenis

kurikulum ini digunakan dengan school subject. Hingga saat

ini kurikulum jenis ini masih banyak didapatkan di berbagai

lembaga pendidikan. Kurikulum ini terdiri dari mata-mata

pelajaran yang tujuan pelajarannya adalah anak didik harus

menguasai bahan dari tiap-tiap mata pelajaran yang telah

ditentukan secara logis, sistematis, dan mendalam.

Model al-Munfashalah dapat menetapkan syarat-syarat

minimum harus dikuasai anak sehingga anak didik bisa naik

yang kelas. Biasanya bahan pelajaran dan text book merupakan

alat dan sumber utama pelajaran. Model al-Munfashalah terdiri

dari mata pelajaran (subyek) yang terpisah-pisah, dan subyek

Page 47: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

38

itu merupakan himpunan pengalaman dan pengetahuan yang

diorganisasikan secara logis dan sistematis. Dengan gambar

berikut, diharapkan pendidik akan semakin jelas dengan

kurikulum mata pelajaran ini.

Gambar 2.1

Model Koneksi al-Munfashalah (Terpisah)

Jika kita perhatikan gambar di atas, tampak bahwa

model al-Munfashalah ini menghendaki anak didik untuk

mengambil mata pelajaran yang lebih banyak. Misalnya, dari

gambar di atas mata pelajaran khat, imla, qira`at, sharaf,

nahwu, muhadatsah. dan balaghah.21

21

Abdullah Idi, Pembinaan Dan Pengembangan Kurikulum Teori

& Praktek (Jogjakarta: AR-RUZMEDIA, 2011), 164.

Nahwu

Bulughul

Marom

Fathul

Qorib Tafsir

Mnhatul

Mughiz

Imla’

Khat

Ta’lim

Page 48: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

39

2. Model Koneksi al-Mutarabitah (Terkait)

Adalah model koneksi antara ilmu agama dan ilmu

umum melalui self development activities yang dilaksanakan

melalui proses pembelajaran langsung untuk KI.3 (aspek

pengetahuan), KI.4 (aspek keterampilan) dan melalui proses

pembelajaran tidak langsung untuk KI.1 (aspek spiritual), KI.2

(aspek sosial) yang didukung dengan a) kurikulum kemenag

mapel Bahasa Arab, al-Quran Hadist, Fiqh, SKI dan Akidah

Akhlak; b) kurikulum Kemendikbud; serta didukung oleh a)

guru fak bidang studi Bahasa Arab, al-Quran Hadist, Fiqh, SKI

dan Akidah Akhlak dari Kemenag; dan b) guru fak bidang

studi dari Kemendikbud

Model ini mengandung makna bahwa sejumlah mata

pelajaran dihubungkan antara yang satu dengan yang lain

sehingga ruang lingkup bahan yang tercakup semakin luas.

Sebagai contoh, pada mata pelajaran fiqh dapat dihubungkan

dengan mata pelajaran al-Qur’an Hadis. Pada saat anak didik

mempelajari shalat, dapat dihubungkan dengan pelajaran al-

Quran (Surah Al-Fátihah dan surah lainnya) dan hadis yang

berhubungan dengan shalat, dan lain sebagainya. Gambar di

bawah ini akan menunjukkan model al-Mutarabithah

Page 49: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

40

Al Qur’an

Hadist

Tafsir Ayatul

Ahkam

Fiqh

Kifayatul

AKhyar

SKI

Khulashoh

Nurul Yaqin

Gambar 2.2.

Model Koneksi al-Mutarabitah (Terkait)

Gambar di atas menunjukkan, ada keterkaitan antara

mata pelajaran al-Quran Hadist dengan Tafsir Ayatul Ahkam,

Fiqh terkait dengan Kifayatul Akhyar, SKI terkait dengan

Khulasoh Nurul Yaqin.

Smith, Stanley dan Shores mengatakan bahwa gagasan

pendekatan ini dapat kita amati pada pendapat-pendapat

Marbart yang bersifat pendidikan dan psikologi pada abad yang

lalu, pendapat ini menguatkan untuk fokus yang berarti sibuk

untuk berpikir dan menguatkan ide atau pemikiran tersebut

dengan beberapa pemahaman yang mempunyai hubungan

dengan pemikiran tersebut dan mengaplikasi hubungan atau

koneksi tersebut di dalam beberapa metode kajian yang

Page 50: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

41

mempunyai hubungan antara beberapa materi kemudian

menfokuskannya tentang satu konsep. Pandangan ini yang

menegaskan ingatan akan fokus, yang berarti baginya untuk

disibukkan dengan sebuah gagasan dan memperkuat itu dengan

konsep yang terkait dengannya, atau mendukungnya, yaitu,

penekanan pada hubungan antara ide-ide. Penerapannya dalam

kurikulum adalah untuk menghubungkan materi, fokus pada

topik atau prinsip, dan kemudian mendukung ide dari materi

tersebut.22

Keterkaitan dalam aplikasi modernnya merupakan

upaya untuk menyoroti hubungan antara dua mata pelajaran

(dan terkadang lebih) sambil mempertahankan pembagian

biasa di antara mereka, untuk menghadapi masalah fragmentasi

kurikulum yang terdiri dari mata pelajaran yang terpisah.

Contohnya adalah keterkaitan antara pelajaran bahasa Arab dan

IPS ketika seorang guru bahasa Arab menugaskan siswa untuk

mengungkapkan masalah sosial atau menghubungkan sains dan

matematika.

Matematika dapat menjadi kinerja yang berguna dalam

sains, dan sains serta masalah dan masalah mereka, dapat

menjadi bahan yang melapisi ide-ide abstrak dalam

22

Ibrahim, al-manhaj wa „anashirihi (Darul Ma’arif, 1991), 173.

Page 51: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

42

matematika, dan studi sejarah dapat membantu dalam

memahami dan menikmati sastra, dan mempelajari beberapa

teks sastra juga dapat berkontribusi untuk memahami beberapa

peristiwa dan tokoh sejarah.

Menurut Smith dan Stanley bahwa ada tiga bentuk

metode al-Mutarabithoh yaitu: 1) Keterkaitan melalui fakta:

fakta sejarah yang terkait dengan teks sastra, atau peristiwa

yang diliput oleh novel sejarah, muncul, 2) Keterkaitan

deskriptif: Ketika ide, proses, atau prinsip umum digunakan

antara dua subjek untuk menghubungkannya, faktor ekonomi

dari ekonomi dapat digunakan untuk menjelaskan peristiwa

sejarah, atau faktor psikologis dari ilmu psikologi untuk

menjelaskan beberapa perang dan konflik antar negara dalam

sejarah. fenomena iklim dan geosintetik, 3) Keterkaitan

normatif: hubungan disini melalui prinsip juga, tetapi prinsip

etika dan sosial, bukan deskriptif, seperti menafsirkan beberapa

aspek sejarah dan prinsip keadilan sosial, atau kebebasan dari

ketergantungan.

1. Model Koneksi al-Mihwari (Tematik)

Model al-Mihwari adalah model berdasarkan tematik

dengan pendekatan holistic, yang mengkombinasikan aspek

epistemology, sosial, psikologi, dan pendekatan pedagogic

Page 52: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

43

untuk mendidik anak, yaitu menghubungkan antara otak dan

raga, antara pribadi dan pribadi, antara individu dan komunitas,

dan antara domain-domain pengetahuan.

Model al-Mihwari sebagai suatu konsep dapat diartikan

sebagai pendekatan pembelajaran yang melibatkan beberapa

mata pelajaran untuk memberikan pangalaman yang bermakna

bagi siswa. Dikatakan bermakna karena siswa akan memahami

konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman

langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang

sudah mereka pahami.

Model al-Mihwari merupakan suatu pendekatan yang

berorientasi pada praktik pembelajaran yang sesuai dengan

kebutuhan perkembangan anak. Teori belajar ini dimotori oleh

para tokoh psikologi Gestalt, (termasuk teori Piaget) yang

menekankan bahwa pembelajaran itu haruslah bermakna dan

menekankan juga pentingnya program pembelajaran yang

berorientasi pada kebutuhan perkembangan anak.

Pemikiran metode ini muncul pada sekitar awal abad ini

karena dua alasan berbeda yaitu: 1) Karena dominasi atas

pembelajaran yang terfragmentasi/terbagi-bagi yang terkumpul

dari beberapa mata pelajaran yang berbeda, bahwasanya

merapikan atau menyusul materi keilmuwan di dalam satu

Page 53: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

44

kajian yang memunculkan hubungan-hubungan antara materi

itu yang saling berkaitan dan kita bisa menemukan beberapa

beberapa tema yang berpegangan pada materi pelajara yang

muncul sebagai jawaban, 2) Karena berkembangnya

pemahaman unsur sosial dalam pendidikan, dan menguatkan

atas nilai-nilai sosial, dan konsep-konsep yang memberikan

porsi atau menambah ikatan sosial, dan meningkatkan

tanggung jawab sosial. Begitulah muncul jenis-jenis tema yang

berusahan untuk mengatasi masalah-masalah sosial dan aspek-

aspek kehidupan yang mana hal itu bisa untuk mengatasi

kesulitan-kesulitan sosial dan pemahaman ini semakin

berkembang setelah berkembangnya gerakan pada akhir

puluhun tahun dari abad ini. 23

2. Metode Koneksi al-Nashat (Insidental)

Model al-Nashat adalah sebagai kegiatan insidental

yang terjadi karena kegiatan lain, misalnya siswa yang

melakukan tugas dalam pekerjaannya, secara tidak sadar dia

juga melakukan kegiatan belajar yang lain. Model insidental

disebut bila tidak ada intruksi atau petunjun yang diberikan

pada individu mengenai materi belajar yang akan di lakukan

kelak

23

Ibid., 203.

Page 54: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

45

Model al-Nashat merupakah proses pembelajaran yang

terjadi secara tidak sengaja. Pembelajaran ini bisanya disadari

saat pekerjaan yang dilakukan mendapat evaluasi. Evaluasi ini

menunjukkan hal yang harus diperbaiki dan strategi yang harus

dilakukan dalam memperbaiki keinerja. Ini juga disebut

Pendekatan Pengalaman

Kurikulum ini termasuk jenis kurikulum yang berpusat

di sekitar anak (atau pelajar). Dibandingkan dengan kurikulum

mata pelajaran (dan kurikulum keterlibatan dan inklusi, bidang

yang luas) yang berfokus pada konten. model ini bertujuan

untuk mencapai perkembangan anak melalui pengalaman aktif

yang menarik perhatian.24

24

Ibid., 178.

Page 55: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

46

BAB III

PROFIL MADRASAH ALIYAH PONDOK PESANTREN

AL HIDAYAH SONDRIYAN KENDAL NGAWI

Pada bab ini, Peneliti akan menyajikan gambaran

singkat tentang Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al

Hidayah yang meliputi: sejarah berdirinya, visi dan misi

madrasah, keadaan geografis, kondisi siswa dan guru, sarana

dan prasarana serta kelembagaan dan akses madrasah

A. Sejarah Berdirinya Madrasah Aliyah Pondok

Pesantren Al Hidayah

Madrasah Aliyah Al-Hidayah adalah Lembaga

Pendidikan formal yang merupakan bagian dari Pondok

Pesantren Al-Hidayah yang berlokasi di Dusun Sondriyan Desa

Majasem Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi. Dusun

Sondriyan sendiri memiliki sejarah yang pahit berkaitan

dengan peristiwa G30S/PKI atau Gerakan September Tiga

Puluh pada tahun 1965 yang secara tidak langsung berdampak

pada psikologis masyarakat setempat pada waktu itu. Statistik

menunjukkan 90% masyarakatnya berpihak pada PKI sehingga

menjadikan dusun ini terbelakang di bidang agama, ditandai

46

Page 56: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

47

dengan tidak adanya tokoh agama di dusun ini. Terlebih lagi

aspek ekonomi yang di bawah rata-rata menjadi alasan

pendukung yang memudahkan masyarakat untuk terjebak pada

perilaku yang melanggar norma-norma agama maupun sosial.1

Pada tahun 1990an, seorang dermawan yang juga

merupakan mantan kepala desa setempat tergerak untuk

mendirikan Masjid dan TPA sebagai upaya mengentas

keterbelakangan masyarakat di Dusun Sondriyan. Beliau

adalah H. Zainuddin Nawawi, BA. bin KH. Imam Nawawi bin

KH. Usman. Masjid yang didirikan berfungsi sebagai fasilitas

ibadah dikarenakan hanya terdapat satu Mushola di dusun ini.

Pembangunan Masjid juga ditujukan sebagai tempat

pembinaan shalat dan bacaan Al-Quran, dll, sehingga H.

Zainuddin menugaskan adik beliau bernama Drs. Qomari

Nawawi untuk menjadi ta’mir Masjid sekaligus Imam rowatib.

Mula-mula, kegiatan keagamaan berlangsung dengan cukup

baik, hingga perlahan antusiasme masyarakat untuk

meramaiakan masjid pun menurun.

1 Wawancara dengan Ibu Hj. Sri Endah Wahyuni, M.Pd.I., Kepala

MA Pondok Pesantren Al Hidayah Sondriyan Kendal Ngawi, pada tanggal

07 Nopember 2020 pukul 09.00 WIB.

Page 57: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

48

Beberapa tahun kemudian tercetuslah ide

pembangungan yayasan pondok pesantren dari gagasan

menantu H. Zainuddin yang beranama H. Khoirul Anam

Mu’min, SH, seorang alumnus Pondok Pesantren Bahrul Ulum

Tambakberas Jombang. Dengan latarbelakang tersebut,

pendirian Pondok Pesantren Al-Hidayah mengadopsi pola

pendidikan yang diterapkan di Pondok Pesantren Bahrul Ulum.

Selanjutnya, yayasan Pendidikan Islam Pondok

Pesantren Al-Hidayah dibuka dan diresmikan pada bulan Juni

tahun 1998 bertepatan dengan bakti sosial dan kegiatan

bersama dengan GP. ANSOR. Momen penting ini diperjelas

dengan pembukaan pendaftaran siswa baru MTs Al-Hidayah

pada tanggal 17 Juli 1998. Kelahiran MTs Al-Hidayah

mendapatkan respon yang cukup baik dari masyarakat, terbukti

dari antusiasme pendaftar yang terbilang cukup tinggi untuk

ukuran sekolah baru. MTs Al-Hidayah pun resmi memulai

pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan 74 orang siswa

yang terdiri dari dua rombongan belajar. MTs ini dikategorikan

sebagai MTs plus, yaitu lembaga pendidikan formal yang

selain menawarkan fasilitas sekolah juga menyediakan asrama

pondok pesantren dengan sistem penggabungan antara Salafi

dan Kholafi atau pencampuran sistem pesantren tradisional dan

Page 58: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

49

modern. Hal ini merupakan representasi dari pendapat Imam

al-Ghazali dalal kitab Ihya ’Ulumuddin Juz 1:

صألحأ ديأد الأ ذ بلأ خأ الصالحأ الأمحافظة على الأقديأ والأ

Artinya:

Mempertahankan metode lama yang baik dan

mengambil metode baru yang lebih baik.

Kebutuhan masyarakat sangat mempengaruhi

perkembangan pendidikan formal di pondok pesantren Al-

Hidayah. Dengan adanya MTs Al-Hidayah, wali murid dapat

mengarahkan anak-anak mereka untuk dapat menyelesaikan

wajib belajar sembilan (9) tahun. Akan tetapi, kehidupan

setelahnya tetap menjadi kecemasan tersendiri yang dirasakan

wali murid. Peluang ini dimanfaatkan untuk mendirikan

Madrasah Aliyah Al-Hidayah yang secara resmi dibuka pada

tahun 2000/2001. Sebagai upaya pengembangan berkelanjutan,

pada tahun 2004/2005 diresmikanlah Perguruan Tinggi Al-

Hidayah yang bekerjasama dengan Universitas Nahdatul

Ulama’ Surakarta

Pendiri Pondok Pesantren Al Hidayah, memberi nama

pondok dengan sebutan ”Al -Hidayah”, mempunyai harapan

Page 59: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

50

agar masyarakat sekitar Pondok Pesantren Al Hidayah

mendapat petunjuk dari Allah Swt ke jalan yang benar, jalan

yang di ridlio Allah Swt, sehingga berdirinya pondok pesantren

memberikan efek posotip bagi perkembangan masyarakat

sekitar.

B. Visi dan Misi Madrasah

Visi Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al Hidayah

adalah: Menyiapkan generasi yang memiliki kualitas sumber

daya manusia (SDM) dibidang imtaq dan iptek serta peka

terhadap masalah sosial.2

Sedangkan Misi Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al

Hidayah adalah:

1. Mendidik siswa agar memiliki pemahaman Agama dengan

mendalam serta sanggup mengamalkan,

2. Mendidik siswa agar arif dalam menyongsong masa depan

melalui pemahaman Iptek serta mampu bersosialisasi

dengan masyarakat yang heterogen.

Adapun Indikator Visi Misi Madrasah Aliyah Pondok

Pesantren Al Hidayah adalah:

2 Sumber papan data di kantor Madrasah Aliyah Pondok Pesantren

Al Hidayah,

Page 60: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

51

1. Siswa dapat membaca al-Quran dan Kitab-kitab kuning

serta mampu memahami dan mengamalkannya dalam

kehidupan sehari-hari,

2. Siswa dapat mengembangkan ilmu yang diperoleh sesuai

dengan bakat dan potensinya masing-masing,

3. Siswa memiliki kasadaran untuk beramal sholeh,

4. Siswa dapat melaksanakan kegiatan dalam lingkungan

masyarakat dalam mengembangkan ilmu keagamaannya,

5. Siswa mampu menyampaikan ilmu agama yang dimiliki

kepada lingkungan masyarakat sekitarnya..

Selanjutnya identifikasi tantangan nyata Madrasah

Aliyah Pondok Pesantren Al Hidayah adalah:

1. Siswa madrasah belum dapat menyerap secara maksimal

ilmu yang diberikan oleh guru terutama ilmu agama,

2. Siswa madrasah belum maksimal dalam mengamalkan

ilmunya terutama ibadah sholat,

Dan sasarannya adalah:

1. Setiap siswa mampu membaca dan memberi makna kitab

kuning,

2. Setiap siswa melaksanakan sholat berjamaah setiap sholat

fardlu di masjid atau di mushola,

3. Setiap warga sekolah memiliki akhlaqul karimah,

Page 61: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

52

4. Setiap warga sekolah mampu memberi contoh yang baik

terhadap lingkungannya.

Identifikasi untuk mencapai sasaran di bagi menjadi

empat sasaran yaitu, sasaran I: Mampu membaca dan memberi

makna kitab kuning. sasaran II: Setiap siswa melaksanakan

sholat berjamaah setiap sholat fardhu di masjid atau musholla

terdekat, sasaran III:: Setiap warga sekolah memiliki akhlaqul

karimah. Sasaran IV : Setiap warga sekolah mampu memberi

contoh baik terhadap lingkungan.

C. Keadaan Geografis

Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al Hidayah berada

di Dusun Sondriyan rt/ rw: 01/01 Majasem Kendal Ngawi.

Berdiri sejak tahun 2001. Sedangkan batasan-batasan

Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al Hidayah Sondriyan

Kendal antara lain, sebelah utara: pemukiman penduduk,

sebelah timur: pemukiman penduduk, sebelah selatan: jalan

umum, sebelah barat: pemukiman penduduk

D. Kondisi Siswa dan Guru

Kondisi perkembangan siswa di Madrasah Aliyah

Pondok Pesantren Al Hidayah mengalami perkembangan yang

Page 62: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

53

terus meningkat dari tahun ke tahun sejak berdirinya, peneliti

mencatat terhitung sejak tahun 2017 sampai 2020 siswa di

Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al Hidayah rata- rata

mengalami kenaikan setiap tahunnya, hal menunjukkan

kuantitas siswa yang terus meningkat. Seperti dalam tabel di

bawah ini:

Tabel 3.1

Data Siswa MA Al Hidayah

No

Kela

s

Jumlah Siswa

2017 2018 2019 2020

L P L P L P L P

1 X 27 53 33 55 60 60 65 70

2 XI 30 23 35 58 50 60 50 70

3 XII 30 26 35 60 50 70 50 75

Jumlah 67 87 103 173 160 190 165 215

Sedangkan kondisi dewan guru di Madrasah Aliyah

Pondok Pesantren Al Hidayah adalah dari lulusan perguruan

tinggi dan alumni pesantren, rata – rata strata 1 (S1) dan ada 2

guru yang strata 2 (S2), seperti dalam tabel di bawah ini:

Page 63: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

54

Tabel 3.2.

Data Guru MA Al Hidayah

No

Nama Guru

Jenis

Kelamin

Pendidi

kan

L P

1 Khoirul Anam Mu’min S.H.,

M.H.I

√ S2

2 Umi Syafiqoh M. Pd - √ S2

3 Idham Kholid S. Pd.I √ - S1

4 Fatihin Nuryanto S. Sos.I √ - S1

5 Ahmad Turmudi S. Ag

- S1

6 Ahmad Asy’ari √ - S1

7 Siti Khotimah S. Ag. - √ S1

8 Ulil Afidah S. Si. - √ S1

9 Imam Hambali S. Ag √ - S1

10 Juni Bagus Setiawan S. Pd √ - S1

11 Muttaqin Mu'min S. Pd.

- S1

12 Aris Kurilah √ - S1

13 Rif’an Abdillah √ - S1

14 Muh. Mabrur S. Pd.I

- S1

15 Arie Pratiwi S. Pd - √ S1

16 Mumli’ul Isyati S. Ag - √ S1

17 Nur Ruhana S.E. - √ S1

18 Tri Hadi Ampuniati S.T - √ S1

19 Katmiatun S. Ag. - √ S1

20 Muhammad Harun S.Pd.I √ - S1

Page 64: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

55

E. Sarana dan Prasarana

Sarana Fisik di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al

Hidayah berupa ruang kelas sebanyak 9 lokal, perpustakaan 1

lokal, laboratorium IPA 1 lokal, laboratorium komputer 1

lokal, kamar mandi siswa, kamar mandi guru, kantor TU,

Ruang guru dan ruang kepala, untuk lebih detailnya ada dalam

tabel berikut ini:

Tabel 3.3.

Sarana Fisik MA Al Hidayah

No Sarana Jumlah

1 Ruang Kelas 9

2 Ruang Perpustakaan 1

3 Ruang Labolatorium IPA 1

4 Ruang Labolatorium IPS -

5 Ruang Labolatorium Bahasa -

6 Ruang Labolatorium Komputer 1

7 Ruang Unit Kesehatan Madrasah 1

8 WC 2

9 Masjid 1

Page 65: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

56

Tabel 3.4

Sarana Non Fisik MA Al Hidayah

No Prasarana Jumlah

1 Perpustakaan

a. Buku Pengayaan

2000

b. Buku Referensi 3100

c. Buku Panduan Pendidik 2500

2 Labolatorium IPA 1

3 Labolatorium IPS -

4 Labolatorium Bahasa -

5 Labolatorium Komputer

a. Dekstop

1

b. Laptop 2

c. Multimedia 2

(LCD)

d. Website, E-mail 1

6 Unit Kesehatan Madrasah (UKM) 1

F. Kelembagaan dan Akses Madrasah

Peran dan kegiatan komite madrasah terlibat dalam

penerimaan siswa baru, pembangunan madrasah, perekrutan

guru baru. Sedangkan Peran dan kegiatan MGMP KKG di

Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al Hidayah dilakukan

setiap bulan yang meliputi kegiatan: Pembuatan rencana

Page 66: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

57

pelaksanaan pembelajaran (RPP), pembuatan silabus,

pembuatan prota, pembuatan soal mid/semester.

Untuk mengasah instink bisnis para siswanya, MA Al

Hidayah mengadakan kegiatan/usaha antara lain : Koperasi

madrasah, Rental mobil, Peternakan sapi, Home industri

konveksi. Hubungan Madrasah dengan Perguruan Tinggi

meliputi: Kerja sama dalam pemberian beasiswa kepada siswa-

siswa yang berprestasi antara lain dikirim ke Universitas

Negeri Jogja, Universitas Negeri Malang, IAIN Surabaya,

UNESA dan UNAIR Surabaya. Kerja sama dengan perguruan-

perguruan tinggi swasta di Ngawi untuk dijadikan tempat

magang bagi mahasiswa yang akan mengadakan program PKL.

Program kuliah untuk guru yang belum S1, antara lain ke

UNESA (Universitas Negeri Surabaya) dan UM (Universitas

Negeri Malang).

Hubungan madrasah dengan ormas pendidikan adalah:

TPA/TPQ, sebagai tempat belajar al-Quran, madrasah diniyah,

untuk memperdalam ilmu agama yang duselenggarakan di sore

hari, Selain itu di madrasah diniyah ini juga dijadikan sarana

praktek kerja lapangan bagi siswa kelas X dan XI di akhir

semester.

Page 67: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

58

Hubungan Madrasah dengan lembaga bimbingan

belajar meliputi : BEC (basic english course) Kediri, dilakukan

oleh MA Al Hidayah 3 bulan sekali, mereka mendatangkan

tutor Inggris dari BEC di mana kursus berlangsung selama 1

bulan penuh. Bimbingan Bahasa Arab yang bekerja sama

dengan Lembaga Pondok Pesantren, kegiatan tersebut

dilakukan 2 bulan sekali yang mendatangkan tutor bahasa arab

dalam rangka memberikan bimbingan intensif pada siswa.

Hubungan Madrasah dengan lembaga

internasional/nasional meliputi : lembaga internasional: ADB

(asian development bank), di mana ADB berperan sebagai

penyandang dana untuk kegiatan peningkatan kualitas guru dan

peningkatan kualitas sarana dan prasarana. Lembaga nasional:

PMI (Palang Merah Indonesia), di sini PMI berperan dalam

kegiatan ekstrakurikuler madrasah.

Hubungan madrasah dengan yayasan pendidikan/badan

hukum pendidikan penyelenggara adalah bahwa Pondok

Pesantren Al Hidayah merupakan yayasan pendiri MA Al

Hidayah yang mendukung kegiatan belajar mengajar di MA Al

Hidayah. Dan yang terakhir hubungan madrasah dengan

pemerintah daerah adalah dalam penyetaraan ijasah yang

Page 68: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

59

dikeluarkan oleh pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

Kabupaten Ngawi.3

3 Hasil wawancara dengan Ibu Sri Endah Wahyuni. Kepala MA

Pondok Pesantren Al Hidayah Sondriyan Kendal Ngawi, pada tanggal 07

Nopember 2020 pukul 09.00 WIB.

Page 69: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

60

BAB IV

MANAJEMEN KURIKULUM MUATAN LOKAL

DI MADRASAH ALIYAH JURUSAN ILMU ILMU

KEAGAMAAN PONDOK PESANTREN AL HIDAYAH

Pada bab ini, Peneliti akan mendeskripsikan

pelaksanaan kurikulum muatan lokal di MA Pondok Pesantren

Al Hidayah, kemudian menganalisis manajemen

pelaksanannya.

A. Deskripsi Manajemen Kurikulum Muatan Lokal di

Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al Hidayah

1. Bentuk Intrakurikuler

Kurikulum muatan lokal di Madrasah Aliyah Pondok

Pesantren Al Hidayah di jadikan satu dalam bentuk

intrakurikuler, artinya muatan lokal dimasukkan dalam

kurikulum intra ialah “berupa mata pelajaran tertentu yang

pembelajarannya, alokasi waktunya, dan evaluasinya

sama/sejajar dengan mata pelajaran dari Kemenag. Kepala

Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al Hidayah menuturkan:

Untuk memperdalam pengetahuan anak tentang materi-

materi pesantren, kami sengaja mememasukkan

60

Page 70: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

61

pelajaran-pelajaran yang ada di pesantren ke dalam

sekolah formal, dimana pelajaran pesantrean tersebut

masih sesuai dengan kurikulum dari kementrian

agama.1”

Kurikulum muatan lokal yang berbentuk intrakurikuler

di MA Al Hidayah terdiri dari bermacam-macam mata

pelajaran, sesuai dengan tingkat perkembangan siswa dan

kelasnya. Antara kelas X, XI, dan XII. Berikut ini deskripsi

struktur mata pelajaran MA Al Hidayah untuk jurusan ipa dan

ips yaitu: al-Quran hadis, aqidah akhlak, fiqih, sejarah

kebudayaan islam, pkn, bahasa indonesia, bahasa arab,

matematika, sejarah nasional bahasa indonesia, bahasa inggris.

Penjurusan mia terdiri dari: fisika, kimia, biologi, sejarah,

geografi, ekonomi, sosiologi. Sedangkan untuk penjurusan IIK

(ilmu-ilmu keagamaan) terdiri dari: Tafsir Ilmu Tafsir, Hadist

Ilmu Hadist, Fiqh Ushul Fiqh, Tartil, Tahfidz al-Qur‟an,

Ta‟limul Muta‟alim, al Khusun al Hamidiyah, Kifayatul

Akhyar, Bulughul Marom, Minhatul Mughiz, al Itqon fi Ulum

al Quran, Mabadi Awwaliayah, Tafsir Ayatul Ahkam,

1 Wawancara dengan Ibu Hj. Sri Endah Wahyuni, M.Pd.I pada hari

Rabu, tanggal 07 Nopember 2020 pukul 09.00 WIB, Beliau adalah Kepala

Madrasah Aliyah Al Hidayah sekaligus Pengasuh Pondok Pesantren Al

Hidayah (Ibu Nyai).

Page 71: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

62

Khulashoh Nurul Yaqin, al Amtsilah Tasrifiyah, Qowaidul

„Ilal, „Imrithi. Jadi, secara keseluruhan mata pelajaran muatan

lokal yang diajarkan di MA Al Hidayah dapat dilihat dalam

struktur kurikulum khusus jurusan Ilmu Ilmu Keagamaan

berikut ini :

Tabel 4.1

Struktur kurikulum MA Al Hidayah jurusan ilmu ilmu

keagamaan 2

No Materi Kitab Pegangan

Alokasi

Waktu

Pengetahuan Agama

1 Al-Qur'an Hadist 2 القرآى

2 Akhlaq 2 لين الوتعلنتع

3 Akidah 2 الحصوى الحويديه

4 Fiqih 4 كفاية الآخيار

5 Hadist 2 بلوغ الورام

6 Ilmu Hadist 4 هحة الوغيث

7 Ilmu Tafsir 4 الاتقاى فى علوم القرأى

8 Ushul Fiqih 2 هفتاح الوصول

9 Tafsir 3 تفسيرايات الأحكام

10 Tarikh 2 خلاصة وراليقيي

Gramatika Arab

11 Qiro'atul Kitab 2 فتح القريب

12 Shorof & I'lal 2 الأهثلةالتصريفية

2 Dokumentasi Kurikulum MA Al Hidayah, Peneliti mendapat

dokumen kurikulum dari Bapak Ahmad Turmudi, S.Ag. Beliau adalah PKM

Kurikulum Madrasah Aliyah Al Hidayah.

Page 72: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

63

/قواعدالإعلال

13 Imla' & Insya' 2 قواعدالإهلاء

14 Nahwu 2 ظن العوريطي

15 Al Lughoh Arobiyah 2 دروس اللغة العرابية

Pengetahuan Umum

17 Bahasa Indonesia Buku Paket 3

18 Bahasa Inggris Buku Paket 3

19 Matematika Buku Paket 3

Jumlah 48

2. Bentuk Ekstrakurikuler

Bentuk kegiatan ekstrakurikuler di MA Al Hidayah

berupa kegiatan tertentu, Ibu Hj. Sri Endah Wahyuni, M.Pd.I.,

mengatakan:

“Bentuk kegiatan ekstrakurikuler di MA Al Hidayah

dilakukan secara kelompok/bersama-sama di luar jam

pelajaran intra/resmi. Biasanya dilaksanakan setelah

pulang sekolah pada pukul 14.00 s/d 15.30 WIB, dan

dilanjutkan pada pukul 16.00 s/d 17.15 WIB. Kegiatan

ekstra ini lebih ditekankan pada kegiatan kelompok

yang dilakukan di luar jam pelajaran di kelas, dengan

tetap memperhatikan minat, kemampuan siswa serta

kondisi lingkungan dan sosial budaya masyarakat di

sekitar MA Al Hidayah.3”

3 Hasil wawancara dengan Ibu Hj. Sri Endah Wahyuni, M.Pd.I,

pada hari Rabu 07 Nopember 2020, pukul 09.00 WIB. Di kantor MA Al

Hidayah

Page 73: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

64

Menurut Beliau:

Kegiatan ekstrakurikuler di MA Al Hidayah ini diajar

oleh ustaz/ustazah yang memiliki kompetensi di

bidangnya, terutama ketrampilan dan kesenian. Bentuk

kegiatannya pun bermacam-macam, sehingga siswa

bisa memilih sesuai dengan bakat dan keinginannya.

kegiatan ekstrakurikuler di MA Al Hidayah ini ada

yang wajib dan tidak wajib diikuti oleh siswa mukim,

dan bagi siswa pulang pergi (siswa lajo/santri kalong)

semua kegiatan ekstrakurikuler tidak diwajibkan

Kegiatan yang wajib diikuti oleh siswa/santri mukim

(tidak wajib bagi santri kalong), seperti: belajar al-Quran,

amtsilati dan kajian kitab kuning, komputer, pramuka, seni

bela diri, seni baca al-Quran, mujahadah, kursus bahasa arab

dan bahasa inggris.

Sedangkan kegiatan yang wajib bagi semua santri,

seperti: Muhadharah empat bahasa (Arab, Inggris, Indonesia,

Daerah/Jawa), dan PHBI. Sedangkan yang tidak wajib diikuti

semua santri, seperti: Menjahit, sablon, rebana al Banjari,

keputrian, olahraga.

3. Bentuk Kokurikuler

Bentuk kokurikuler ini merupakan penunjang kegiatan

intrakurikuler, ada kalanya dilakukan secara berkelompok

Page 74: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

65

untuk pengembangan sikap kebersamaan, dan ada kalanya

dilakukan secara perorangan untuk meningkatkan rasa percaya

diri siswa serta menyesuaikan minat dan kemampuan siswa.

Menurut PKM Kurikulum, Bapak Ahmad Turmudi:

“Kegiatan Kokurikuler di MA Al Hidayah tidak memiliki

kurikulum tertulis, namun menjadi sebuah kelaziman

bagi semua santri untuk menjalankannya, dan

dianjurkan untuk mengembangkannya sesuai dengan

minat dan bakat masing-masing santri. Kokurikuler ini

merupakan bentuk ciri khas atau merupakan kegiatan

yang diunggulkan oleh MA Al Hidayah, bentuk

kokurikuler yang wajib diikuti oleh semua siwwa itu

seperti kewajiban berseragam busana muslimah bagi

santriwati dan memakai celana panjang setiap hari

bagi santriwan serta dilengkapi peci/kopiah, membaca

do‟a dan asma‟ al-Husna bersama sebelum dimulainya

pembelajaran di kelas, dan menutupnya dengan do‟a

pula, melaksanakan shalat maktubah secara

berjama‟ah, melaksanakan shalat dhuha secara

berjama‟ah.4

Sedangkan bentuk kokurikuler yang dilakukan oleh

siswa MA Al Hidayah yang mukim di pesantren, berdasarkan

4 Hasil wawancara dengan Bapak Ahmad Turmudi, PKM

Kurikulum MA Al Hidayah, hari rabu, 11 Nopember 2021 Pukul 09.00

WIB.

Page 75: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

66

observasi dan wawancara dengan ustaz Ahmad Turmudi,

antara lain:

a. berbicara dengan bahasa arab,

b. shalat maktubah secara berjama’ah,

c. Kajian al-Qur’an dan kitab kuning setiap pagi dan malam,

d. muhadatsah setiap pagi,

e. pembacaan asma’ al-husna, tahlil, dan yasin berjama’ah

setiap malam Jum’at ba’da maghrib,

f. pembacaan sholawat nabi malam Jum’at ba’da Isya’,

g. Pembacaan al-Barzanji setiap malam Senin,

h. shalat sunat rawatib, dhuha, tahajjud, dan shalat sunnat

lain,

i. Mujahadah pada hari-hari tertentu,

j. peringatan hari besar islam (PHBI), yang didahului

perlombaan sesuai dengan bakat santri dan dilanjutkan

dengan pentas seni dan ceramah agama,

k. dianjurkan menjalankan puasa sunnat (seperti puasa Senin

dan Kamis, puasa Dawud, dan lain-lain).5

5 Hasil wawancara dengan Bapak Ahmad Turmudi, PKM

Kurikulum MA Al Hidayah, hari rabu, 11 Nopember 2021 Pukul 09.00

WIB

Page 76: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

67

Adapun cara hidup di Pondok Pesantren Al Hidayah

adalah sebagai berikut:

a. Kegiatan Harian

Kegiatan harian di MA Al Hidayah terutama bagi santri

yang mukim di pesantren, ialah berupa serangkaian kegiatan

yang dilakukan secara terpadu dan berkesinambungan selama

24 jam. Selain berupa kegiatan pembelajaran intrakurikuler

pada jam pelajaran pagi dan ekstrakurikuler sore, namun yang

lebih penting ialah pembinaan, pembiasaan dan teladan para

ustadz/ustadzah melalui kegiatan kokurikuler pesantren selama

24 jam. Adapun jadwal kegiatan harian di pesantren sebagai

berikut :

Tabel 4.2

Kegiatan Harian Pondok Al Hidayah

NO WAKTU JENIS KEGIATAN

1 04.00 bangun pagi, jama’ah shalat subuh

2 06.00 Mengulang pelajaran pagi, mandi

3 07.00 Belajar di kelas

4 13.00 Jama’ah shalat Dzuhur, makan

5 14.00 Kegiatan ekstrakurikuler

6 15.30 Jama’ah shalat Ashar

7 16.00 Olah raga dan aktifitas luar sekolah

8 17.45 Jama’ah shalat Maghrib, tadarus al-

Qur’an

9 19.30 Jama’ah shalat Isya’

Page 77: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

68

10 20.30 Belajar malam (mengulang pelajaran

pagi)

11 22.00 Tidur

b. Jadwal Kegiatan Mingguan

Selain jadwal harian yang dilakukan secara rutin di

atas, ada juga kegiatan yang bersifat mingguan, yaitu:

Tabel 4.3

Kegiatan Mingguan Pondok Al Hidayah

NO HARI JENIS KEGIATAN

1 Sabtu Persida

2 Ahad Kursus Bahasa Arab & Inggris

3 Senin Seni Baca al-Qur’an, upacara bendera

4 Selasa Kursus Bahasa Arab & Inggris

5 Rabu Pramuka

6 Kamis

Olah raga, Pembacaan Tahlil, al-Asma’

al-Husna,Yasin, latihan pidato bahasa

Indonesia, Arab dan Inggris

7 Jum’at Shalat Dhuha berjamaah dan Shalat

Jum’at (bagi santriwan).

Kegiatan mingguan ini merupakan bentuk muatan

ekstrakurikuler dan kokurikuler yang wajid diikuti oleh semua

Page 78: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

69

santri mukim, dan dianjurkan bagi santri kalong (pulang

pergi).6

c. Kesadaran Berorganisasi

Pesantren Al Hidayah adalah tempat pembenihan

pemimpin organisasi, di mana banyak pembelajaran untuk

berorganisasi, dari Organisasi Pelajar Al Hidayah (OPMA),

Organisasi Siswa Intra Madrasah (OSIM), organisasi

kepramukaan, organisasi daerah, muhadharah, dan organisasi

pada kegiatan ekstrakurikuler lain. Organisasi-organisasi

tersebut, sebagaimana diungkapkan oleh pimpinan pesantren

dalam kegiatan MOCA (masa orieantasi cinta almamater),

bahwa pesantren merupakan tempat persemaian benih–benih

organisatoris yang akan disebar di masyarakat. Masyarakat

bagaikan ladang atau sawahnya. Kalau benih ditanam di tanah

yang subur, insya Allah akan menjadi pohon yang besar dan

rindang daunnya serta dapat dijadikan tempat berteduh.

d. Pramuka

Gerakan pramuka merupakan salah satu kegiatan

ekstrakurikuler di Pondok Pesantren Al Hidayah, dan kegiatan

ini wajib diikuti oleh semua santri.. Kepramukaan di Al

6 Hasil wawancara dengan Ahmad Turmudi, pada Hari Rabu, 11

Nopember 2020. Pukul 09.00 WIB.

Page 79: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

70

Hidayah mempunyai kelebihan dibanding kepramukaan yang

ada di tempat lain, sebab kegiatan dilakukan secara islami,

putra-putri terpisah, dan putri berjilbab.

Kegiatan ini merupakan sarana untuk mendidik santri

agar memiliki kepribadian, watak, mental dan akhlak yang

mulia sebagai bekal hidup di masyarakat dalam upaya

menegakkan agama, bangsa dan negara.

e. Sopan Santun (Etika)

Etika di Pondok Pesantren Al Hidayah ini “selalu

disampaikan secara umum pada kegiatan MOCA (masa

orieantasi cinta almamater) setiap awal tahun pelajaran. Selain

dijelaskan dalam bentuk tulisan, namu juga ditetapkan secara

terperinci dalam tata tertib santri beserta jenis pelanggaran dan

sanksinya.”Aturan mengenai etika pesantren ini meliputi: cara

berpakaian, bersuara, bergaul, kesopanan pada umumnya, serta

tata cara bepergian. Semua ini diperjelas dalam tata tertib

santri.

Page 80: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

71

B. Analisis Manajemen Kurikulum Muatan Lokal di

Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al Hidayah

Sebagaimana deskripsi diatas, diketahui bahwa

pelaksanaan manajemen kurikulum muatan lokal merupakan

suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan, atau inovasi

berbasis pesantren dalam bentuk tindakan praktis sehingga

memberikan dampak, baik berupa perubahan pengetahuan,

keterampilan, maupun nilai dan sikap.

Manajemen kurikulum muatan lokal di Madrasah

Aliyah Pondok Pesantrean Al Hidayah di terapkan dengan

tahapan sebagai berikut: tahap perencanaan, tahap

pengorganisasian, tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi.

1. Perencanaan pelaksanaan kurikulum muatan lokal.

Pada tahap perencanaan ini bertujuan untuk

mengembangkan tujuan operasional yang ingin dicapai. Usaha

ini mempertimbangkan metode dan teknik, sarana dan

prasarana pencapaian yang akan digunakan, waktu yang

dibutuhkan, besar anggaran, personalia yang terlibat, dan

sistem evaluasi, dengan mempertimbangkan tujuan yang ingin

dicapai, situasi, kondisi, serta faktor internal dan eksternal.

Page 81: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

72

Pada setiap penetapan berbagai elemen yang digunakan

dalam proses Pelaksanaan kurikulum oleh tim khusus di MA

Al Hidayah. Tim khusus yang telah dibentuk membuat

keputusan tentang tahapan proses pelaksanaan yaitu: a)

mengidentifikasi masalah yang dihadapi sesuai dengan tujuan

hendak di capai, b) mengembangkan pilihan metode, evaluasi,

personalia, anggaran dan waktu lalu mengevaluasinya dan

terakhir penentuan pilihan metode, evaluasi, personalia,

anggaran dan waktu yang paling tepat. Hasil dari penentuan

tersebut di jadikan pedoman dalam pelaksanaan. Kemudian

dikoordinasikan dengan para guru dan staf lainnya yang

berkompeten.

Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam perencanaan

Pelaksanaan muatan lokal di MA Al Hidayah antara lain:

a. Penentuan Bentuk Muatan Lokal

Kegiatan penentuan kurikulum muatan lokal pada

tingkat satuan pendidikan merupakan bagian dari kegiatan

perencanaan madrasah. Menurut Kepala Madrasah Hj. Sri

Endah Wahyuni, M.Pd.I, menuturkan:

”Proses penentuan muatan lokal di MA Al Hidayah

adalah rapat kerja madrasah oleh tim khusus

berjumlah 8 orang, yang terdiri dari kepala madrasah,

Page 82: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

73

pkm kurikulum dan pengajaran, pkm. kesiswaan,

bendahara, tata usaha, pengurus yayasan, dan komite

madrasah (yakni pimpinan pesantren sendiri). Kegiatan

ini biasanya diselenggarakan setidaknya dua kali

setahun, yakni menjelang awal tahun pelajaran dan

pertengahan. Bisa juga dilaksanakan pada waktu-waktu

tertentu jika dianggap perlu.”

Kegiatan penyusunan kurikulum tingkat MA ini secara

garis besar meliputi: penyiapan dan penyusunan draf, review

dan revisi, serta finalisasi. Langkah yang lebih rinci dari

masing-masing kegiatan diatur dan diselenggarakan oleh tim

khusus.

b. Penyesuaian dengan lingkungan masyarakat sekitar

pesantren

Penentuan muatan lokal yang berbentuk kegiatan

intrakurikuler, seperti mata pelajaran yang mengandung ibadah

amaliah merupakan materi yang harus dikuasai. Sebab,

menurut kepala madrasah:

Praktik ibadah sangat dibutuhkan oleh masyarakat,

ibadah praktis berupa tata cara ibadah mahdhah,

memimpin do‟a, memimpin shalat jenazah, gerhana,

ghaib, idul fitri dan idul adha, shalat dhuha dan

tahajud beserta do‟anya, memimpin yasin dan tahlil,

istighosah, hafalan doa-doa, dan surat-surat pendek

dalam al-Quran.”

Page 83: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

74

c. Disesuaikan dengan Sumber Belajar

Muatan lokal di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al

Hidayah dilaksanakan berdasarkan kebutuhan dan disesuaikan

dengan ketersediaan sumber belajar yang ada. Muatan lokal

yang menganut kurikulum pesantren, seperti kajian kitab

kuning, seni baca al-Quran, menghafal al-Quran, dapat

dilaksanakan karena banyak tersedia kitab-kitabnya di koperasi

pesantren, dan para pengajarnya merupakan alumni dari

berbagai pesantren yang sudah matang di bidangnya.

d. Disesuaikan dengan tuntutan kebutuhan masa

depan/modern

Sebagaimana diungkapkan oleh pimpinan Pondok

Pesantren Al Hidayah, KH. Khoirul Anam Mu’min SH. M.HI.:

Seiring dengan kemajuan zaman di era globalisasi ini,

para santri diharapkan memiliki akhlak yang mulia

serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.

jadilah kalian ulama yang intelek atau menjadi intelek

yang alim.7

7 Di kutip dari pidato pimpinan yayasan Pondok Pesanten Al

Hidayah, KH. Khoirul Anam Mu’min SH. M.HI, saat memimpin upacara

gabungan seluruh unit di Pondok Pesantren Al Hidayah pada tanggal 04

oktober 2021 di halaman utama pondok pesantren.

Page 84: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

75

Oleh karena itu, pantas kalau kurikulum muatan lokal

yang dilaksanakan di MA Al Hidayah ini disesuaikan agar para

santri mampu memenuhi tuntutan masa depan, baik yang

bersifat religius, ekonomi, sosial, politik dan keorganisasian.

e. Perangkat Kurikulum Muatan Lokal

1) Tenaga Pendidik Profesional dan Kompeten

“Para pengajar muatan lokal ini disiapkan berdasarkan

kebutuhan dan ketersediaannya. Para Ustadz di sekitar

pesantren direkrut untuk menjadi pengajar di pesantren, seperti

kajian kitab kuning, tahfidz al-Qur’an dan tilawah al-Qur’an

dan bahkan menguji praktik ibadah setiap akhir tahun

pelajaran.”“Sedangkan para alumni dari berbagai perguruan

tinggi direkrut untuk mengajar muatan lokal lain seperti, kursus

bahasa Inggris sore, sablon, keputrian, kepramukaan, seni baca

Al Qur’an, keorganisasian, pentas seni, dan olah raga.”

2) Sumber Belajar dan Buku Ajar

Sumber belajar berupa buku ajar juga disediakan di

perpustakaan dan koperasi pesantren, baik berupa kitab-kitab

kuning terbitan umum, serta kitab yang diterbitkan pesantren

Al Hidayah sendiri.

Page 85: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

76

“Selain buku ajar dan perpustakaan, terdapat juga

sumber belajar yang lain seperti: suasana pesantren yang

islami, lingkungan alam dan perkebunan milik pesantren,

ulama-ulama dan masyarakat sekitar pesantren, unit usaha

pesantren, serta berbagai bentuk organisasi pelajar.”

3) Media Belajar

“Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al Hidayah

mempunyai banyak sekali media belajar, sebagaimana telah

dideskripsikan sebelumnya, yakni tidak hanya yang

mendukung religiusitas saja, namun juga ketrampilan, kesenian

ilmu pengetahuan dan olah raga. Media belajar selalu

disediakan dan bahkan selalu ditambah setiap tahunnya.

Penambahan media belajar ini selalu menjadi program tiap

tahunnya. Hingga saat ini, media belajar di MA Al

Hidayah“sudah tergolong lengkap, meskipun belum sempurna.

Sebab, sebagai lembaga yang berbasis pesantren.”

4) Silabus, Program Tahunan dan Program Semester

“Silabus, program tahunan dan program semester,

drafnya disiapkan oleh bagian kurikulum untuk dibahas oleh

tim khusus, yang pengembangan selanjutnya diserahkan

kepada masing-masing guru pengampunya.”

Page 86: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

77

2. Pelaksanaan Kurikulum Muatan Lokal

“Pelaksanaan tahapan-tahapan yang disusun dalam fase

perencanaan, dengan menggunakan sejumlah teknik dan

sumber daya yang ada dan telah ditentukan pada tahap

perencanaan sebelumnya. Jenis kegiatan yang dilakukan

meliputi intrakurikuler, ekstrakurikuler dan kokurikuler. Sistem

pelaksanaan pada masing-masing kegiatan ini berbeda-beda.

Adapun teknik yang digunakan, alat bantu yang dipakai,

lamanya waktu pencapaian kegiatan, pihak yang terlibat,

jadwal yang ditetapkan, serta besarnya anggaran yang telah

dirumuskan dalam tahap perencanaan, diterjemahkan kembali

dalam praktik di lingkungan MA Pondok Pesantren Al

Hidayah oleh para pembimbing dan staf yang berkompeten.”

Selanjutnya, Peneliti akan mendeskripsikan lebih rinci

tentang pelaksanaan kurikulum muatan lokal di MA Pondok

Pesantren Al Hidayah, yaitu:

a. Persiapan Guru

1) Kegiatan Intrakurikuler

“Kepala madrasah dan PKM kurikulum berkoordinasi

dengan seluruh guru pengampu, dan kepala madrasah

menginstruksikan kepada masing-masing guru pengampu

Page 87: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

78

untuk menyusun silabus, KI KD, kompetensi dasar,

menentukan metode, media, dan prosedur evaluasi.”

2) Kegiatan Ekstrakurikuler

“Dewan guru yang bertanggung jawab pada kegiatan

ekstrakurikuler tidak harus mengikuti prosedur seperti pada

kegiatan intrakurikuler. Sebab, perencanaan kegiatan

ekstrakurikuler akan berbeda-beda tergantung dari jenis

kegiatannya. Oleh karena itu perencanaan kegiatan ini

diserahkan sepenuhnya kepada guru yang memiliki kompetensi

di bidangnya untuk menyelenggarakan secara baik.”

3) Kegiatan Kokurikuler

“Pada kegiatan kokurikuler ini, biasanya seluruh

rencana dan prosedur kegiatan diatur oleh pimpinan pesantren,

yang selanjutnya dimusyawarahkan dengan tim khusus dan

hasilnya dikoordinasikan dengan seluruh guru atau staf yang

terlibat dalam pelaksanaan.”

b. Pelaksanaan Pembelajaran

1) Kegiatan Intrakurikuler

“Pelaksanaan pembelajaran muatan lokal berupa

intrakurikuler ini sama halnya dengan kegiatan mata pelajaran

umum yang lain. Yakni dilakukan dengan berbagai strategi,

Page 88: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

79

seperti tatap muka di kelas dan kadang kala praktik lapangan

jika dibutuhkan.”

Strategi tatap muka ini dilakukan terutama berkaitan

dengan teori-teori dan latihan yang bisa dilaksanakan di dalam

kelas. Sedangkan strategi praktik lapangan dilakukan apabila

siswa perlu mengetahui, menemukan atau mengalami secara

langsung kegiatan di lapangan. Misalnya saja, praktik shalat

jenazah langsung di masyarakat, membagikan zakat, mengikuti

perlombaan di luar kampus, pentas seni, dan rebana, ceramah

agama di masyarakat, dan sebagainya.

Selain strategi yang bermacam-macam, pemilihan

alternatif metode, media, dan evaluasi juga bermacam-macam,

sesuai dengan kebutuhannya. Metode dan media yang

digunakan juga sama dengan mata pelajaran yang lain, yakni

disesuaikan dengan kebutuhan.

“Evaluasi muatan lokal ini sedikit berbeda dengan

evaluasi mata pelajaran umumnya. Kebanyakan evaluasi

tertulisnya disusun oleh guru sendiri, berbentuk isian, uraian

dan jawaban singkat, sedangkan yang lainnya berupa evaluasi

lisan dan praktik.

Page 89: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

80

2) Kegiatan Ekstrakurikuler

“Pada pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler, strategi

yang digunakan lebih banyak menggunakan strategi praktik

langsung daripada strategi tatap muka (pembahasan teori).

Sebab, kegiatan ini lebih membutuhkan keterampilan (skill)

langsung daripada teori. Seperti pramuka, komputer, seni baca

al-Quran, olahraga, keputrian, dan menjahit.”

3) Kegiatan Kokurikuler

Menurut PKM kurikulum, Bapak Ahmad Turmudi:

metode pembelajaran pada pembelajaran kokurikuler yang

selama ini digunakan berbentuk penemuan (inquiry),

pembiasaan dan teladan. Melalui metode-metode tersebut,

tujuan pembelajaran akan lebih mengena dan benar-benar

menjadi kebiasaan para santri. Sebab, pembelajaran tanpa

dibiasakan dalam kehidupan nyata, akan menjadi mustahil

untuk diraih, lebih-lebih pembelajaran mengenai akhlak al-

karimah dan budaya islami.

3. Evaluasi Pelaksanaan Kurikulum Muatan Lokal

Menurut Kepala MA Al Hidayah, evaluasi pelaksanaan

muatan lokal mempunyai tujuan sebagai berikut: “Pertama,

melihat proses pelaksanaan yang sedang berjalan sebagai

Page 90: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

81

fungsi kontrol, apakah pelaksanaan evaluasi telah sesuai

dengan rencana, dan sebagai fungsi perbaikan jika selama

proses terdapat kekurangan. Kedua, melihat hasil akhir yang

dicapai. Hasil akhir ini merujuk pada kriteria waktu dan hasil

yang dicapai dibandingkan dengan proses perencanaan.

Evaluasi dilaksanakan menggunakan suatu metode, sarana dan

prasarana, anggaran personal, dan waktu yang ditentukan

dalam tahap perencanaan.”

a. Waktu Pelaksanaan Evaluasi

“Evaluasi terhadap pelaksanaan kurikulum selama satu

semester, satu tahun pelajaran maupun pada akhir periode

satuan pendidikan di lakaukan setelah evaluasi terhadap proses

interaksi pelaksanaan pembelajaran pada masing-masing mata

pelajaran di kelas. Evaluasi yang dilakukan oleh masing-

masing guru pengampu di kelas ini bisa berupa penilaian

formatif dan sumatif, yang mencakup penilaian keseluruhan

secara utuh untuk keperluan evaluasi pelaksanaan kurikulum.”

“Evaluasi ini dilakukan oleh tim khusus sebagai usaha

untuk mengetahui pencapaian hasil pembelajaran atau prestasi

yang diperoleh para santri setelah kurun waktu tertentu. Oleh

Page 91: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

82

karena itu akan diketahui kendala-kendala yang dihadapinya,

dan selanjutnya dicari solusi penyelesaian secara tepat.”

b. Pelaksanaan Evaluasi

“Pelaksanan evaluasi terhadap perencanaan dan

pelaksanaan kurikulum di MA Al Hidayah adalah oleh tim

khusus, yang terdiri dari 8 orang anggota yaitu: kepala sekolah,

pkm kurikulum, pkm kesiswaan, pkm humas, BP, tata usaha,

pengurus yayasan dan komite madrasah.”

“Tim khusus tersebut bertugas melakukan perencanaan

program kerja, mengevaluasi kurikulum, serta pengembangan

kurikulum secara menyeluruh. Sebagaimana diungkapkan

Bapak Ahmad Turmudi beliau mengatakan:”

“Sebelum proses pembelajaran dimulai, biasanya pada

awal tahun ajaran baru selalu diadakan rapat oleh tim

khusus untuk membahas segala hal yang berkaitan

dengan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran,

hasil musyawarah tersebut disosialisasikan kepada

para guru.

Page 92: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

83

BAB V

MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL

DENGAN KURIKULUM NASIONAL DI MADRASAH

ALIYAH JURUSAN ILMU ILMU KEAGAMAAN

PONDOK PESANTREN AL HIDAYAH

Setelah Peneliti mendeskripsikan pelaksanaan muatan

lokal di Madrasah Aliyah Jurusan Ilmu Ilmu Keagamaan

Pondok Pesantren Al Hidayah, maka pada tahap ini Peneliti

mendeskripsikan isi kegiatan dan isi materi pelajaran

kurikulum muatan lokal yang menurut Peneliti mempunyai

koneksi dengan dengan materi yang terdapat dalam muatan

nasional.

A. Deskripsi Kurikulum Muatan Lokal di Madrasah

Aliyah Jurusan Ilmu Ilmu Keagamaan Pondok

Pesantren Al Hidayah

Untuk memudahkan pembahasan, Peneliti membagi

kurikulum muatan lokal di Madrasah Aliyah Jurusan Ilmu

Ilmu Keagamaan Pondok Pesantren Al Hidayah menjadi 2

garis besar, yaitu muatan lokal berupa kegiatan dan muatan

lokal berupa materi pelajaran.

83

Page 93: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

84

1. Muatan Lokal dalam Bentuk Kegiatan

a. Kegiatan dziba’iyah

Kegiatan dziba’iyah adalah tradisi membaca atau

melantunkan shalawat kepada Nabi Muhammad, pembacaaan

shalawat dilakukan bersama secara bergantian, ada bagian

dibaca biasa, namun pada bagian-bagian lain lebih banyak

menggunakan lagu. Istilah diba‟an mengacu pada kitab berisi

syair pujian karya al-Imam al-Jaliil as-Sayyid as-Syaikh Abu

Muhammad Abdurrahman ad-Diba‟iy asy-Syaibani az-Zubaidi

al-Hasaniy. Kitab tersebut secara populer dikenal dengan

nama kitab Maulid Diba‟. Pembacaan syair-syair pujian ini

biasanya dilakukan pada bulan maulud (Rabiul Awal) sebagai

rangkaian peringatan maulid Nabi.

b. Kegiatan al Barzanji

Barzanji ialah suatu doa-doa, pujian-pujian dan

penceritaan riwayat Nabi Muhammad saw yang dilafalkan

dengan suatu irama atau nada yang biasa dilantunkan ketika

kelahiran (akikah), khitanan, pernikahan dan maulid Nabi

Muhammad saw. Isi Berzanji bertutur tentang kehidupan Nabi

Muhammad, yang disebutkan berturut-turut yaitu silsilah

keturunannya, masa kanak-kanak, remaja, pemuda, hingga

diangkat menjadi rasul. Di dalamnya juga mengisahkan sifat-

Page 94: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

85

sifat mulia yang dimiliki Nabi Muhammad SAW, serta

berbagai peristiwa untuk dijadikan teladan umat manusia.

Nama "Berzanji" diambil dari nama pengarangnya

yaitu Syekh Ja'far al-Barzanji bin Hasan bin Abdul Karim. Ia

lahir di Madinah tahun 1690 dan meninggal tahun 1766.

Barzanji berasal dari nama sebuah tempat di Kurdistan,

Barzinj. Karya tersebut sebenarnya berjudul 'Iqd al-Jawahir

(Bahasa Arab, artinya kalung permata) yang disusun untuk

meningkatkan kecintaan kepada Nabi Muhammad saw,

meskipun kemudian lebih terkenal dengan nama penulisnya.

c. Kegiatan Muhadatsah

Kegiatan Muhadatsah merupakan sebuah kegiatan

yang melatih keterampilan siswa yang menuntut konsistensi

dari orang yang mempelajari sebuah kemampuan artikulasi

kata, secara benar, detail, dan tetap dari aturan-aturan kata

bahasa, jumlah serta kalimat agar membantunya pada analog

seperti yang diinginkan oleh si pembicara dalam intonasi

komunikasinya. Kegiatan muhadatsah adalah cara yang

dilakukan oleh pendidik untuk menyajikan bahasa Arab

melalui percakapan, baik percakapan itu terjadi antara

peserta didik maupun antara peserta didik dan pendidik yang

disertai dengan penambah mufradat atau kosakata baru dalam

Page 95: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

86

proses percakapan berlangsung. Kegiatan muhadatsah

menekankan adanya interaksi dan komunikasi dua arah, antara

mutakallim (orang pertama) dan mukhaatab (orang kedua).

Dalam prosesnya, percakapan melibatkan orang ketiga atau al-

ghaa‟ib. al-Ghaa‟ib bisa juga berupa benda.

d. Kegiatan Sholat Dhuha

Sholat Dhuha adalah salat sunah yang dilakukan

seorang muslim ketika waktu dhuha. Waktu dhuha adalah

waktu ketika matahari mulai naik kurang lebih 7 hasta sejak

terbitnya (kira-kira pukul tujuh pagi) hingga waktu zuhur.

Jumlah rakaat salat dhuha minimal 2 rakaat dan maksimal 12

rakaat dilakukan dalam satuan 2 rakaat sekali salam. Manfaat

atau faedah salat duha yang dapat diperoleh dan dirasakan oleh

orang yang melaksanakan salat duha adalah dapat

melapangkan dada dalam segala hal terutama dalam hal rizki,

sebab banyak orang yang terlibat dalam hal ini.

e. Kegiatan Qiro‟atil Quran

Kegiatan mulok berupa qiro‟atil quran adalah

kegiatan membaca al-Quran bersama-sama, di MA Pondok

Pesantren Al Hidayah kegiatan dilakukan setiap hari jum‟at

pagi secara tartil.

Page 96: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

87

f. Kegiatan PHBI (Peringatan Hari Besar Islam)

Kegiatan Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) adalah

kegiatan yang dilaksanakan secara insidental, dimana kegiatan

tersebut dilaksankan pada momen-momen tertentu yang

bertepatan hari besar Islam, seperti kegiatan rojabiyah yang

dilaksanakan pada bulan Rojan, kegaiatan mauludan yang

dilaksanakan pada bulan maulud untuk memperingati

kelahiran baginda Nabi Muhammad Saw. kegiatan isro‟ mi‟roj

yang di laksanakan untuk memperingati peristiwa isra mi‟roj

Nabi Muhammad Saw.,

2. Muatan Lokal dalam Bentuk Materi Pelajaran

a. Muatan lokal Kitab Ta‟limul Muta‟allim

Kitab Ta‟lîm al-Muta‟allim Tharîq at-Ta‟allum

merupakan salah satu kitab yang menghimpun tuntunan

belajar, Ada 13 pasal yang disebutkan olehnya dalam Ta‟lîm

al-Muta‟allim, yaitu:

1) hakikat ilmu dan keutamaannya,

2) niat ketika belajar,

3) memilih ilmu, guru, dan teman, serta keteguhan dalam

menuntut ilmu,

4) menghormati ilmu dan ahlinya,

5) sungguh-sungguh, tekun, dan semangat,

Page 97: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

88

6) tawakal kepada Allah,

7) masa produktif,

8) kasih sayang dan nasihat,

9) mengambil faedah pelajaran,

10) bersikap wara‟ ketika belajar,

11) penyebab hafal dan lupa.1

b. Muatan lokal kitab Kifayat al-Akhyar

Kitab Kifayat Al-Akhyar ini adalah kitab fikih yang

cukup ringkas namun sangat detil dalam menerangkan hukum-

hukum fikih seperti bersuci, shalat, puasa, zakat, haji, wasiat,

waris, perkawinan, dan lain sebagainya. Di dalamnya juga

dilengkapi dengan dalil-dalil yang menjadi dasar hukum dari

objek pembahasan tersebut.2

c. Kitab al- Khusun al-Hamidiyah

Kitab al Khusun al Hamidiyah adalah kitab tentang

tauhid yang awal penyusunan kitab ini adalah atas permintaan

Sultan Hamid II, khalifah ke 34 dari Daulah Turki Utsmani

(1845-1948 M) kepada Syaikh Husain ibn Muhammad al-Jasr

1 Peneliti mengambil poin-poin tersebut di dalam kitab kitab

Ta'limul Muta'allim Tariq Al-Ta'allum, karya Burhanul Islam Al-Zarnuji. 2 Lihat kitab Kifayah al-Akhyar fi Hall Ghayah al-Ikhtishar,

karangan Syekh Al-Imam Taqiyuddin Abu Bakr bin Muhammad al-Husaini

al-Hisni ad-Dimasyi asy-Syafii.

Page 98: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

89

(w. 1261 H.) untuk menulis sebuah kitab Tauhid Asyariyah. al-

Hushun al-Hamidiyah (benteng pertahanan Abdul Hamid).

Aliran Asyariah adalah faham resmi kerajaan. Kebijakan satu

aliran ini, untuk stabilitas kondisi keagamaan umat Islam di

kekhalifahan. Khususnya di Istanbul yang masyarakatnya

heterogen dan terbuka dengan pemikiran dan filsafat barat.

Kitab ini dilengkapi dengan beragam argumentasi naqli dan

aqli untuk memperkuat keyakinan masyarakat.3

d. Kitab Bulugh al-Marom

Kitab Bulugh al-Maram merupakan kitab hadis tematik

yang memuat hadis-hadis yang dijadikan sumber pengambilan

hukum fikih (istinbath) oleh para ahli fikih. Kitab ini menjadi

rujukan utama khususnya bagi fikih dari Mazhab Syafi'i. Kitab

ini termasuk kitab fikih yang menerima pengakuan global dan

juga banyak diterjemahkan di seluruh dunia. Kitab Bulughul

Maram memuat 1.371 buah hadis. Kitab Bulughul Maram

memiliki keutamaan yang istimewa karena seluruh hadis yang

termuat di dalamnya kemudian menjadi fondasi landasan fikih

dalam mazhab Syafi'i. Selain menyebutkan asal muasal hadis-

3 Lihat Kitab al-Hushun al-Hamidiyah, karya Syaikh Husain ibn

Muhammad al-Jasr ath-Tharabalisi.

Page 99: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

90

hadis yang termuat di dalamnya.4

e. Kitab Minhat al-Mughiz

Kitab Minhat al-Mughits merupakan salah satu kitab

karya seorang ulama‟ Mesir yaitu Abul Hasan Ali ibnul Husain

ibn Ali Al-Mas'udi (283 H-345 H atau 895 M-956 M), yang

biasa dikenal di berbagai kitab dengan sebutan Syekh Hafidz

Hasan Al-Mas‟udi. Beliau adalah salah satu keturunan dari

Sahabat Ibnu Mas‟ud ra, yang juga sosok ulama‟ yang ahli

dalam bidang sejarah dan geografis.

Kitab Minhatul Mughits ini menjelaskan tentang dasar-

dasar dalam Ilmu Hadits Dirayah (Ilmu Musthalah Hadits),

yang mana ilmu hadits sendiri terbagi menjadi 2 bagian, yaitu

Ilmu Hadits Dirayah (Musthalah Hadits) dan Ilmu Hadits

Riwayah, pengertian hadits, sanad, matan, rawi, pembagian

hadits dan pengertiannya, macam-macam riwayat, metode

menerima dan menyampaikan riwayat hadits, dan yang terakhir

ditutup dengan adab antara penerima dan penyampai hadits.5

f. Kitab al Itqon fi Ulum al-Quran

Kitab al Itqon fi Ulum al-Quran merupakan kitab paling

4 Lihat Kitab Bulugh al-Maram min Adillat al-Ahkam, karya Al-

Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani. 5 Lihat Kitab Minhatul Mughiz, Karya : Syekh Hafizh Hasan Al-

Mas'udi, Penerbit: Pondok Pesantren Petuk.

Page 100: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

91

fenomenal dari sekian banyak kitab yang ditulis Imam al-

Suyuthi. Sebanyak 80 bab yang ada di dalam Al-Itqan

mengandung beberapa tema pembahasan yang jumlahnya jika

dihitung bisa melebihi 300 tema bahasan. Misalnya bab

pertama tentang Makkiyah dan Madaniyah, al-Suyuthi memuat

tema tentang klarifikasi surat-surat al-Quran yang

diperselisihkan tentang Makkiyah atau Madaniyahnya, begitu

juga tentang batasan Makkiyah dan Madaniyah dan beberapa

tema penting lain.6

g. Kitab Tafsir Ayat al-Ahkam

Kitab tafsir ayat al-Ahkam adalah kitab yang khusus

menafsirkan ayat-ayat al­Quran yang berkenaan dengan

hukum yaitu: a) hukum mengenai keyakinan yakni yang

berhubungan dangan kewajiban mukallaf untuk menyakini

Allah, Kitab, Rasul dan Hari akhir. b) hukum mengenai akhlak

yakni berkaitan dengan kewajiban mukallaf untuk meraih

keutamaan dan menghindari kenistaan, c) hukum amaliah

yakni berkaitan dengan apa saja yang di timbulkan oleh

mukallaf baik perkataan, perbuatan, transaksi dan

6 Lihat kitab Al Itqon fi 'Ulumil Qur'an, karya al-Hafidz

Abdurrahman bin Kamal bin Abi Bakr bin Muhammad bin Sabiquddin bin

Fakr Utsman bin Nadziruddin al-Himam al-Khudhairi as-Suyuthi al-Mishri

as-Syafi‟i.

Page 101: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

92

pemanfaatan pendapat orang mukallaf.7

h. Kitab Khulashoh Nurul Yaqin

Kitab Nurul Yaqin karya Syekh Umar Abdul Jabbar

merupakan kitab tentang Sirah Nabawiyah yaitu sejarah

perjalanan kehidupan Rasulullah,8

i. Kitab al Amtsilah Tashrifiyah, Qowaid al „Ilal dan

Nadhom a- „Imrithi

Kitab al Amtsilah Tashrifiyah,9 Qowaid al „Ilal dan

Nadhom al-„Imrithi, semuanya merupakan kitab yang berisi

tentang gramatika bahasa arab.10

7 Lihat kitab Rawai‟u al-Bayan fi Tafsir Ayat al-Ahkam min al-

Qur‟an, karya Muhammad Ali ash-Shabuni. 8 Lihat kitab Khulasoh Nurul Yaqin fi Sirah Sayyid Al-Mursalin,

Umar Abdul Jabbar. Kitab ini ringkasan dari kitab Nurul Yaqin fi Sirati

Sayyidil Mursalin Muhammad saw, karya Muhammad bin Afifi Al-Bajuri

dikenal dengan nama Syaikh Al-Khudri Bek. 9 Lihat kitab Al-Amtsilah at-Tashrifiyyah, karya KH. M. Ma‟shum

bin Ali asal Pesantren Seblak Diwek Jombang. 10 Lihat kitab al-Imrithi, karya Yahya bin Nur ad-Din Abi al-Khoir

bin Musa al- Imrithi as-Syafi‟i al-Anshori al-Azhari.

Page 102: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

93

B. Analisis Model Koneksi Kurikulum Muatan Lokal

dengan Kurikulum Nasional di Madrasah Aliyah

Jurusan Ilmu Ilmu Keagamaan Pondok Pesantren

Al Hidayah

Model koneksi dapat diketahui secara “eksplisit dalam

setiap bidang subjek, yaitu menghubungkan satu topik ke topik

berikutnya, menghubungkan satu konsep kepada konsep yang

lainnya, atau mengubungkan satu keterampilan dengan

keterampilan terkait.”Cara seperti itu disebut juga cara

okasional yaitu bagian dari suatu mata pelajaran dihubungkan

dengan mata pelajaran lain ketika ada kesempatan yang

baik.11

Model koneksi (connected) mempunyai kelebihan

dan kekurangan.

Kelebihan model connected, yaitu dengan

menghubungkan ide-ide dalam satu disiplin tunggal, peserta

didik memiliki keuntungan melihat gambaran besar serta

terlibat dalam studi terfokus dari satu aspek. Kita bisa

melihat gambaran yang mencakup semua dari pada yang

sempit, “menghubungkan ide-ide dalam suatu disiplin

11

M. Ramli, “Integrasi Pendidikan Agama Islam Ke Dalam Mata

Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Di Madrasah Tsanawiyah Negeri

Mulawarman Banjarmasin”, Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI

Kalimantan (2014), 120.

Page 103: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

94

memungkinkan untuk meninjau, merekonseptualisasi,

mengedit dan mengasimilasi ide secara bertahap.”

Kekurangan dari model connected, “yakni berbagai

disiplin dalam model ini tetap terpisah dan tampak tidak

berhubungan, namun koneksi dibuat secara eksplisit dalam

disiplin yang ditunjuk.”

Berdasarkan observasi yang Peneliti lakukan,

ditemukan ada 4 bentuk model koneksi kegiatan kurikulum

muatan lokal dengan kurikulum nasional di Madrasah Aliyah

Pondok Pesantren Al Hidayah:

1. Model Koneksi al-Munfashalah (Terpisah)

Yang di maksud Model koneksi al-Munfashalah

adalah adanya koneksi terpisah antara kegiatan kurikulum

muatan lokal dengan kurikulum nasional. Meskipun terpisah

kegiatan muatan lokal tersebut mendukung tercapainya SKL

(standar kompetensi lulusan) muatan nasional pada dimensi

sikap spiritual

Diantara kegiatan muatan lokal yang Peneliti

paparkan diatas, Terdapat beberapa kegiatan muatan lokal

yang mempunyai koneksi al munfasholah dengan muatan

kurikulum nasional yaitu: kegiatan dziba‟iyah dan kegiatan al

bazanji, karena kegiatan tersebut pada dimensi sikap spiritual

Page 104: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

95

mendukung tercapainya SKL (standar kompetensi lulusan)

muatan nasional.

2. Model Koneksi al-Mutarabitah (Terkait)

Pengertian koneksi al-Mutarabithah adalah model

koneksi antara ilmu agama dan ilmu umum melalui self

development activities yang dilaksanakan melalui proses

pembelajaran langsung untuk KI.3 (aspek pengetahuan), KI.4

(aspek keterampilan) dan melalui proses pembelajaran tidak

langsung untuk KI.1 (aspek spiritual), KI.2 (aspek sosial) yang

didukung dengan: 1) kurikulum kemenag mapel bahasa arab,

qur‟an hadist, fiqh, SKI dan akidah akhlak; 2) kurikulum

Kemendikbud; serta didukung oleh: 1) guru fak bidang studi

bahasa arab, qur‟an hadist, fiqh, SKI dan akidah akhlak dari

Kemenag; dan 2) guru fak bidang studi dari kemendikbud.

Dalam hal ini, Peneliti akan mencari koneksi materi

muatan lokal yang ada dalam kitab-kitab kuning yang diajarkan

di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al Hidayah yang sudah

Peneliti paparkan diatas dengan melihat materi-materi

kurikulum nasional yang terdapat dalam Lihat KMA Nomor

183 Tahun 2019, Tentang Kurikulum PAI dan Bahasa Arab

pada Madrasah.

a. Koneksi kitab ta‟lim al-muta‟allim dengan materi akidah

Page 105: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

96

akhlak

Fasal-fasal atau materi yang ada di dalam kitab ta‟lim

al-muta‟allim mempunyai kaitan langsung dengan muatan

nasional mata pelajaran akidah akhlak, contohnya adalah dalam

fasal tentang adab terhadap orang dan guru di dalam kitab

ta‟lim al-muta‟allim mempunyai kaitan langsung dengan

kompetensi dasar akidah akhlak dibawah ini:

1) Menjelaskan adab terpuji terhadap orang tua

2) Menjelaskan adab terpuji terhadap guru

3) Menunjukkan adab yang baik terhadap orang tua

4) Menunjukkan adab yang baik terhadap guru

5) Menjelaskan manfaat adab terpuji terhadap orang tua

6) Menjelaskan manfaat adab terpuji terhadap guru

Selanjutnya koneksi antara pelajaran akidah akhlak

dengan kitab ta‟lim al-muta‟allim juga dapat dilihat dalam

meterinya, seperti materi adab terhadap orang tua dan guru.

Adab terhadap orang tua yaitu:

1) Hendaklah kita selalu tunduk dan patuh kepada dalam

segala hal yang baik-baik

2) Dilarang berkata kasar, membentak misalnya berkata “hus

/ ah”

3) Apabila orang tua atau salah satunya mencapai usia lanjut

Page 106: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

97

kita harus berbuat baik kepadanya

4) Selalu berusaha menyenangkan hati orang tua

5) Kita dilarang durhaka kepada kedua orang ibu bapak

6) Senantiasa mendoakan, baik kepada orang tua yang

masih hidup, maupun yang sudah wafat

7) Jika orang tua kita sudah wafat, maka kewajiban kita

adalah: memandikan, mengkafani, mensalati,

menguburnya, melaksanakan wasiatnya, melunasi

hutangnya, meneruskan perjuangannya, menjalin

hubungan baik dengan temannya, dan memohonkan

ampun.

Kemudian di dalam materi akidah akhlak juga ada adab

terhadap guru yaitu:

1) Jika bertemu dengan guru ucapkanlah salam

2) Perhatikan ketika guru sedang memberi pelajaran

3) Tunjukkan rasa rendah hati dan hormat serta sopan santun

4) Mentaati perintahnya selama tidak bertentangan dengan

ajaran agama

5) Senantiasa menjaga nama baik guru, tidak

menceritakan aib dan kesalahan guru.

6) Mengunjungi guru jika ia sedang sakit atau mendapat

musibah.

Page 107: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

98

7) Tetap mengakuinya sebagai guru walaupun sudah tidak

mengajar lagi.

8) Patuh terhadap tata tertib sekolah berarti pula patuh

terhadap guru dan sebagainya. 12

b. Koneksi kitab Kifayatul Akhyar dengan materi fiqh

Kitab Kifayatul Akhyar mempunyai koneksi secara al-

Mutarabith dengan muatan nasional fiqh bahkan kitab ini di

jadikan sumber rujukan buku fiqh muatan nasional. Sebagai

contoh adalah dalam bab; Zakat dengan kompetensi dasar dan

materi materi Kompetensi Dasar (KD) sebagai berikut: a)

menjelaskan ketentuan Islam tentang zakat dan hikmahnya, b)

mengidentifikasi undang-undang pengelolaan zakat, c)

menunjukkan contoh penerapan ketentuan zakat, d)

menunjukkan cara pelaksanaan zakat sesuai dengan ketentuan

perundang-undangan.13

Koneksi kitab Kifayatul Akhyar dengan muatan

nasional fiqh juga dapat dilihat dalam isi materinya seperti

tentang zakat, di dalam buku muatan nasional dijelaskkan

bahwa zakat adalah kata bahasa arab “az-zakâh”. Ia adalah

12

Lihat KMA Nomor 183 Tahun 2019, Tentang Kurikulum PAI

dan Bahasa Arab pada Madrasah. 13

Lihat KMA Nomor 183 Tahun 2019, Tentang Kurikulum PAI

dan Bahasa Arab pada Madrasah.

Page 108: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

99

masdar dari fi‟il madli “zakkâ”, yang berarti bertambah,

tumbuh dan berkembang. Ia juga bermakna suci. Harta ini

disebut zakat karena sisa harta yang telah dikeluarkan dapat

berkembang lantaran berkah doa orang-orang yang

menerimanya. Juga karena harta yang dikeluarkan adalah

kotoran yang akan membersihkan harta seluruhnya dari

syubhat dan menyucikannya dari hak-hak orang lain di

dalamnya. Zakat menurut istilah (syara‟) artinya sesuatu yang

hukumnya wajib diberikan dari sekumpulan harta benda

tertentu, menurut sifat dan ukuran tertentu kepada golongan

tertentu yang berhak menerimanya. Hukum mengeluarkan

zakat adalah fardhu „ain, Selain nama zakat, berlaku pula

nama shadaqah. Shadaqah mempunyai dua makna. Pertama

ialah harta yang dikeluarkan dalam upaya mendapatkan ridha

Allah. Makna ini mencakup shadaqah wajib dan shadaqah

sunnah.

Lalu di dalam buku fiqh muatan nasional juga

menjelaskan Macam-macam zakat, seperti: a) Zakat fitrah yang

menurut istilah syara‟ adalah zakat yang wajib dikeluarkan

oleh setiap muslim setahun sekali berupa makanan pokok

sesuai kadar yang telah ditentukan oleh syara‟. Mengeluarkan

sebagian harta yang kita miliki sebagai penyucian diri bagi

Page 109: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

100

orang yang berpuasa dari kebatilan dan kotoran, untuk

memberi makan kepada orang-orang miskin serta sebagai rasa

syukur kepada Allah atas selesainya menunaikan kewajiban

puasa agar kebutuhan mereka tercukupi pada hari raya. b) zakat

mal yang menurut bahasa (etimologi), mal (harta) ialah segala

sesuatu yang diinginkan sekali oleh manusia untuk dimilikinya,

memanfaatkan dan menyimpannya. Menurut syara‟

(terminologi), mal (harta) ialah segala sesuatu yang dimiliki

(dikuasai) dan dapat dipergunakan. Jadi zakat Mal juga disebut

zakat harta yaitu kewajiban umat Islam yang memiliki harta

benda tertentu untuk diberikan kepada yang berhak sesuai

dengan ketentuan nisab (ukuran banyaknya) dan dalam jangka

waktu tertentu. Adapun tujuan dari zakat maal adalah untuk

membersihkan dan menyucikan harta benda mereka dari hak-

hak kaum miskin di antara umat Islam. Syarat-syarat harta

yang wajib dikeluarkan zakatnya: a) harta tersebut harus

didapat dengan cara yang baik dan halal, b) harta tersebut

berkembang dan berpotensi untuk dikembangkan, misal

melalui kegiatan usaha perdagangan dan lain-lain. c) milik

penuh, harta tersebut di bawah kontrol kekuasaan pemiliknya,

dan tidak tersangkut dengan hak orang lain. (4) mencapai

nisab, mencapai jumlah minimal yang menyebabkan harta

Page 110: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

101

terkena kewajiban zakat, misal nisab zakat emas 93,6 gr, nisab

zakat hewan ternak kambing adalah 40 ekor dan sebagainya.

(5) sudah mencapai 1 tahun kepemilikan. (6) sudah terpenuhi

kebutuhan pokok. Semua yang ada di dalam buku muatan

nasional fiqh tersebut terkait langsung dengan kifayatul akhyar.

c. Koneksi kitab al-Khusun al-Hamidiyah dengan materi

ilmu kalam

Koneksi materi ilmu kalam dengan kitab al-khusun al-

khamidiyah bisa dibuktikan dengan kompetensi dasar pada

kelas X semester 1 dalam mata pelajaran ilmu kalam, seperti:

Menganalisis prinsip-prinsip akidah Islam, menganalisis

metode-metode peningkatan kualitas akidah Islam,

membandingkan pengertian tauhid dan isti- lah-istilah yang

terkait, Memahami pengertian, contoh dan dampak syirik,

Memahami pengertian, ruang lingkup dan kedudukan ilmu

kalam dan kajian Islam. Dan juga kompetensi dasar pada kelas

X semester 2 yaitu: membandingkan fenomena ketauhidan

pada masa Nabi Adam as hingga masa Nabi Muhammad Saw,

mengidentifikasi bentuk penyimpangan umat-umat terdahulu

dari dakwah para Nabi, menganalisis perkembangan akidah

pada masa Nabi Muhammad Saw, menganalisis perkembangan

akidah pada masa sahabat, mengidentifikasikan faktor-faktor

Page 111: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

102

penyebab timbulnya aliran-aliran ilmu kalam, menganalisis

aliran Murji‟ah, tokoh-tokoh dan doktrin-doktrinnya,

menganalisis aliran Syi‟ah, tokoh-tokoh dan doktrin-

doktrinnya, menganalisis aliran Jabariyah dan Qadariyah,

tokoh-tokoh serta doktrin-doktrinnya, menganalisis aliran

Mu‟tazilah, tokoh-tokoh dan doktrin-doktrinnya, menganalisis

aliran Asy‟ariyah, tokoh-tokoh dan doktrin-doktrinnya,

menganalisis aliran Maturidiyah, tokoh-tokoh dan doktrin-

doktrinnya, menganalisis perbedaan antara aliran-aliran ilmu

kalam yang satu dengan lainnya.

d. Koneksi kitab kitab bulughul marom dengan materi hadist

Koneksi muatan nasional pelajarn hadist dengan kitab

bulughul marom dapat dilihat dalam kompetensi dasar mata

pelajaran Hadist Kelas XII semester 1 yaitu : mengartikan

hadis tentang taat kepada Allah dan Rasul-Nya, menjelaskan

kandungan hadis tentang taat kepada Allah dan Rasul-Nya,

menunjukkan perilaku orang yang mengamalkan hadis tentang

taat kepada Allah dan Rasul-Nya, menerapkan dalam

kehidupan perilaku untuk taat kepada Allah dan Rasul-Nya

seperti yang terkandung dalam hadis tentang taat kepada Allah

dan Rasul-Nya, mengartikan hadis tentang kebesaran dan

kekuasaan Allah, menjelaskan kandungan hadis tentang

Page 112: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

103

kebesaran dan kekuasaan Allah, menunjukkan perilaku orang

yang mengamalkan hadis tentang kebesaran dan kekuasaan

Allah, menerapkan dalam kehidupan untuk meningkatkan

keimanan dengan adanya kebesaran dan kekuasaan Allah

seperti yang terkandung dalam hadis dalam kehidupan sehari-

hari, Mengartikan hadis tentang syukur, menjelaskan

kandungan hadis tentang syukur, menunjukkan perilaku orang

yang mengamalkan hadis tentang syukur, melaksanakan cara-

cara mensyukuri nikmat Allah seperti yang terkandung dalam

hadis tentang syukur nikmat, mengartikan Hadis tentang hidup

sederhana dan perintah menyantuni para dhuafa, menjelaskan

kandungan hadis tentang hidup sederhana dan perintah

menyantuni para dhu‟afa, mengidentifikasi perilaku orang yang

mengamalkan hadis tentang hidup sederhana. dan perintah

menyantuni para dhuafa, menerapkan perilaku hidup sederhana

dan menyantuni kaum dhu‟afa pada hadis tentang hidup

sederhana dan perintah menyantuni para dhu‟afa dalam

kehidupan sehari-hari, mengartikan hadis tentang pemanfaatan

kekayaan alam, menjelaskan kandungan hadis tentang

pemanfaatan kekayaan alam, menunjukkan perilaku orang

yang mengamalkan hadis tentang pemanfaatan kekayaan alam,

menerapkan cara memanfaatkan kekayaan alam seperti yang

Page 113: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

104

terkandung hadis tentang pemanfaatan kekayaan alam,

mengartikan hadis tentang amar ma'ruf nahi munkar,

menjelaskan kandungan hadis tentang amar ma'ruf nahi

munkar, menunjukkan perilaku orang yang mengamalkan hadis

tentang amar ma'ruf nahi munkar, melaksanakan amar ma'ruf

nahi munkar seperti dalam hadis tentang amar ma'ruf nahi

munkar dalam kehidupan sehari-hari, mengartikan hadis

tentang ujian dan cobaan, menjelaskan kandungan hadis

tentang ujian dan cobaan, menunjukkan perilaku orang yang

mengamalkan hadis tentang ujian dan cobaan, Menerapkan

perilaku tabah dan sabar dalam menghadapi ujian dan cobaan

seperti yang terkandung dalam hadis tentang ujian dan cobaan.

Selanjutnya dalam kompetensi dasar mata pelajaran

Hadist Kelas XII semester 2 yaitu: mengartikan hadis tentang

kewajiban berdakwah. menjelaskan kandungan hadis tentang

kewajiban berdakwah. menunjukkan perilaku orang yang

mengamalkan hadis tentang kewajiban berdakwah.

menerapkan strategi berdakwah seperti yang terkandung dalam

hadis tentang berdakwah dalam kehidupan sehari-hari.

mengartikan hadis tentang tanggung jawab manusia terhadap

keluarga dan masyarakat. menjelaskan kandungan hadis

tentang tanggung jawab manusia terhadap keluarga dan

Page 114: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

105

masyarakat. menunjukkan perilaku orang yang mengamalkan

hadis tentang tanggung jawab manusia terhadap keluarga dan

masyarakat. menerapkan tanggung jawab manusia terhadap

keluarga dan masyarakat seperti yang terkandung dalam hadis

tentang tanggung jawab manusia dalam kehidupan sehari-hari.

mengartikan hadis tentang kepemimpinan. menjelaskan

kandungan hadis tentang kepemimpinan. menunjukkan

perilaku orang yang mengamalkan hadis tentang

kepemimpinan. menerapkan konsep kepemimpinan seperti

yang terkandung dalam hadis tentang kepemimpinan.

mengartikan hadis tentang menyelesaikan perselisihan.

menjelaskan kandungan hadis tentang menyelesaikan

perselisihan. menunjukkan perilaku orang yang mengamalkan

hadis tentang menyelesaikan perselisihan. melaksanakan

langkah-langkah dalam penyelesaikan perselisihan seperti yang

terkandung dalam hadis tentang menyelesaikan perselisihan

dalam kehidupan sehari-hari. mengartikan hadis tentang

berlaku adil dan jujur. menjelaskan kandungan hadis tentang

berlaku adil dan jujur. menunjukkan perilaku orang yang

mengamalkan hadis tentang berlaku adil dan jujur. menerapkan

perilaku adil dan jujur dalam perkataan dan perbuatan seperti

yang terkandung dalam hadis tentang berlaku adil dan jujur.

Page 115: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

106

mengartikan hadis tentang etika pergaulan. menjelaskan

kandungan hadis tentang etika pergaulan. menunjukkan

perilaku orang yang mengamalkan hadis tentang etika

pergaulan. menerapkan perilaku bertoleransi dan beretika

dalam pergaulan seperti yang terkandung dalam hadis tentang

etika pergaulan dalam kehidupan sehari-hari. mengartikan

hadis tentang etika dalam majelis. menjelaskan kandungan

hadis tentang etika dalam majelis. menunjukkan perilaku orang

yang mengamalkan hadis tentang etika dalam majelis.

membiasakan beretika yang baik dalam majelis seperti yang

terkandung dalam hadis tentang etika dalam majelis.

mengartikan hadis etos kerja. menjelaskan kandungan hadis

etos kerja. menunjukkan perilaku orang yang mengamalkan

hadis etos kerja. menerapkan perilaku beretos kerja seperti

yang terkandung dalam hadis tentang etos kerja.

menerjemahkan hadis tentang makanan yang halal dan baik,

menjelaskan kandungan hadis tentang makanan yang halal dan

baik. menunjukkan perilaku orang yang mengamalkan hadis

tentang makanan yang halal dan baik. mengidentifikasi

makanan yang halal dan baik seperti yang terkandung dalam

hadis tentang makanan yang halal dan baik. menerapkan

perilaku memakan makanan yang halal dan baik seperti yang

Page 116: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

107

terkandung dalam hadis tentang makanan yang halal dan baik.

mengartikan hadis tentang ilmu. menjelaskan kandungan hadis

tentang ilmu. menunjukkan perilaku orang yang mengamalkan

hadis tentang ilmu. menfungsikan akal untuk mempelajari

ilmu-ilmu allah seperti yang terkandung dalam hadis tentang

ilmu

e. Koneksi kitab minhat al-mughiz dengan materi ilmu hadist

Koneksi materi ilmu hadist dengan kitab minhat al-

mughiz ini dapat dilihat dalam kompetensi dasar buku ilmu

hadist kelas XI jurusan keagamaan semester 1 yaitu :

Menjelaskan pengertian ilmu hadis, menjelaskan macam-

macam ilmu hadis dan faedah mempelajarinya, menyebutkan

pengarang ilmu hadis, menjelaskan macam-macam cara

penerimaan riwayat hadis (tahaamulul hadis), menjelaskan

lafal-lafal yang digunakan untuk meriwayatkan hadis (adaa‟ul

hadis), menjelaskan pengertian, syarat-syarat, macam-macam

dan contoh hadis mutawatir, menjelaskan pengertian dan

klasifikasi hadis ahad, menjelaskan pengertian, syarat-syarat,

klasifikasi dan contoh hadis shaahiih, menjelaskan pengertian,

klasifikasi, dan contoh hadis hasan, menjelaskan hadis da‟iif,

menjelaskan hadis da‟iif berdasarkan gugur rawi dalam sanad

dan contohnya, menjelaskan hadis da‟iif berdasarkan cacat

Page 117: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

108

rawi dalam sanad dan contohnya, menjelaskan pengertian dan

contoh hadis qudsi, menjelaskan pengertian dan contoh hadis

marfuu‟, menjelaskan pengertian dan contoh hadis mauquuf,

menjelaskan pengertian dan contoh hadis maqthuu‟.

Dan juga kompetensi dasar buku ilmu hadist kelas XI

jurusan keagamaan semester 2 yaitu: Menjelaskan hadis

mutasil, musnad, mu‟an‟an, musalsal, „ali dan naazil,

menunjukkan contoh-contoh hadis mutasil, musnad, mu‟an‟an,

musalsal, „ali dan naazil, menjelaskan pengertian, macam-

macam, dan contoh hadis maqbul, menjelaskan pengertian,

macam-macam, dan contoh hadis mardud, menjelaskan

pengertian jarh dan ta‟dil, menjelaskan susunan lafal yang

digunakan untuk melakukan al-jarh wa at-ta‟dil, menjelaskan

sejarah singkat sahabat yang banyak meriwayatkan hadis (Abu

Hurairah, „Abdullah ibn „Umar, Anas ibn Malik, „A‟isyah

Ummul Mu‟minin), menjelaskan sejarah singkat enam perawi

hadis (Imam Buhkori, Imam Muslim, Imam Abu Daud, Imam

Turmudzi, Imam Nasa‟i, Imam Ibnu Majah), menunjukkan

contoh karya-karya enam perawi hadis (Imam Buhkori, Imam

Muslim, Imam Abu Daud, Imam Turmudzi, Imam Nasa‟i,

Imam Ibnu Majah), menjelaskan kitab al-Jami‟, as-Sunan, al-

Mushannaf, al-Mustadrak, al-Mustakhraj, al-Musnad, dan al-

Page 118: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

109

Mu‟jam, menyebutkan contoh kitab al-Jami‟, as-Sunan, al-

Mushannaf, al-Mustadrak, al-Mustakhraj, al-Musnad, dan al-

Mu‟jam, mengidentifikasi pengelompokan kitab hadis.

f. Koneksi kitab al Itqon fi Ulum al-Quran dengan materi

ilmu tafsir

Koneksi antara muatan nasional materi ilmu tafsir

dengan dengan kitab al Itqon fi Ulum al-Quran dibuktikan

dengan kompetensi dasar dalam buku tafsir ilmu tafsir kelas 10

semester 1 yaitu : Meyakini kebenaran al Quran yang harus

diterima dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari,

memiliki sikap sebagaimana yang terkandung dalam al Quran,

memahami pengertian al Quran, menyajikan contoh pengertian

al Quran dari salah seorang ulama‟, menghayati tafsir, takwil,

terjemah dan ilmu tafsir, memiliki sikap sebagaimana seorang

mufassir pada masa Nabi Muhammad saw., sahabat, tabiin, dan

masa tadwin dalam menafsirkan al Quran, memahami

pengertian ilmu tafsir,tafsir, ta‟wil dan terjamah al Quran,

menunjukkan contoh ilmu tafsir, tafsir, ta‟wil dan tarjamah al

Quran, menghayati sejarah penafsiran al Quran pada periode

Nabi Muhammad saw., sahabat, tabiin dan periode pembukuan

tafsir (tadwin), memiliki sikap sebagaimana seorang mufassir

pada masa Nabi Muhammad saw., sahabat, tabiin, dan masa

Page 119: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

110

tadwin dalam menafsirkan al Quran, mengetahui sejarah tafsir

pada periode Nabi Muhammad Saw. dan Sahabat, Tabi‟in, dan

Periode pembukuan (tadwin), menceritakan sejarah penafsiran

al Quran pada periode Nabi Muhammad Saw., Sahabat, Tabi‟in

dan tadwin, menyakini nilai-nilai asbābun nuzūl al Quran,

menunjukkan sikap yang menunjukkan diri berpedoman

terhadap Asbabun- nuzul dalam memahami al Quran,

memahami asbābun nuzūl dalam menafsirkan al Quran,

menunjukkan contoh beberapa asbābun nuzūl dalam

menafsirkan al Quran, menyadari pentingnya nilai-nilai

munāsabah dalam menafsirkan al Quran, meneladani adab dan

syarat seorang mufassir dalam menafsirkan al-Qur`an dengan

memperhatikan munāsabah al Quran, memahami munāsabah

dalam menafsirkan al Quran, menunjukkan contoh munāsabah

dalam menafsirkan al Quran, menghayati hikmah Nāsikh dan

mānsukh al Quran, memiliki adab dan syarat seorang mufassir

dalam menafsirkan al Quran dengan memperhatikan Nāsikh al

Quran, memahami Nāsikh al Quran dalam menafsirkan al

Quran.14

14 Lihat KMA Nomor 183 Tahun 2019, Tentang Kurikulum PAI

dan Bahasa Arab pada Madrasah.

Page 120: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

111

g. Koneksi kitab Mabadi Awwaliyah dengan materi fiqh

ushul fiqh

Kitab Mabadi Awaliyah adalah kitab dasar dasar ushul

fiqh di dalamnya berisi kaidah-kaidah terdiri Dari 40 kaidah

ushul fiqih dasar, karena materi dalam kitab mempunyai

koneksi dengan muatan nasional fiqh ushul fiqh, seperti:

memahami konsep: al-hakim, al-hukmu, al-mahkum fih dan al-

mahkum 'alaih dan kedudukannya, memahami ijtihad sebagai

suatu metode pengambilan hukum Islam, memahami nasikh

mansukh dan ketentuannya, memahami ta'arudul adillah dan

ketentuannya, memahami tarjih dan ketentuannya, memahami

ittiba` dan menyaji secara: efektif, kreatif, produktif, kritis,

mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam ranah

konkret dan abstrak terkait dengan pengembangan dari yang

dipelajarinya di sekolah dan bertindak secara efektif dan kreatif

serta mampu menggunakan metode yang sesuai dengan kaidah

keilmuan hukum ittiba, memahami ketentuan taqlid.15

Adapun

mengenai kaidah-kaidah ushul fiqh disampaikan dalam materi

kelas XII jurusan keagamaan

h. Koneksi kitab tafsir ayat al-Ahkam dengan materi Tafsir

15

Lihat kitab Mabadi' Awaliyah fi Ushul al Fiqh wa Al Qawaid Al

Fiqhiyah, karya Abdul Hamid Hakim.

Page 121: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

112

Materi muatan nasional Tafsir mempunyai koneksi

dengan materi yang ada di dalam kitab tafsir ayat al-ahkam,

karena didalamnya juga membahas tentang ayat-ayat al­Quran

yang berkenaan dengan hukum seperti: hukum mengenai

keyakinan yakni yang berhubungan dangan kewajiban

mukallaf untuk menyakini Allah, Kitab, Rasul dan Hari akhir.

Hukum mengenai akhlak yakni berkaitan dengan kewajiban

mukallaf untuk meraih keutamaan dan menghindari kenistaan.

Hukum amaliah yakni berkaitan dengan apa saja yang di

timbulkan oleh mukallaf baik perkataan, perbuatan, transaksi

dan pemanfaatan pendapat orang mukallaf

i. Koneksi kitab khulashoh nurul yaqin dengan materi

sejarah kebudayaan islam (SKI)

Koneksi tersebut dapat dilihat dalam kompetensi dasar

dalam buku sejarah kebudayaan islam kelas X semester 1

yaitu: Meyakini bahwa berdakwah adalah kewajiban setiap

muslim, meneladani perilaku sabar Rasulullah Saw. pada saat

menghadapi berbagai intimidasi masyarakat Quraisy di

Mekkah, meneladani sikap istiqamah Rasulllah saw. dalam

melaksanakan beribadah, memahami sistem peribadatan

bangsa Quraisy sebelum Islam, meyakini bahwa berdakwah

adalah kewajiban setiap muslim, menghayati nilai-nilai

Page 122: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

113

perjuangan dakwah Rasulullah saw. pada periode Mekah,

menghayati pola kepemimpinan Rasulullah saw. pada periode

Mekah, menghayati perilaku istikamah perjuangan Rasulullah

Saw. dalam berdakwah, menyadari pentingnya sikap zuhud

sahabat Zaid bin Haris sebagai implementasi dari nilai-nilai

ahlakul karimah, meneladani perilaku jujur Rasulullah saw.

pada saat meletakkan Hajar Aswad di tempatnya setelah

bergeser karena banjir, meneladani perilaku sabar Rasulullah

Saw. pada saat menghadapi berbagai intimidasi masyarakat

Quraisy di Mekah, meneladanai sikap istiqamah Rasulllah

saw. dalam melaksanakan beribadah, meneladani perilaku

sabar Rasulullah saw. ketika berhijrah bersama Abu Bakar

as-Sidiq, meneladani perilaku berani Rasulullah saw. pada saat

memimpin Perang Badar, memiliki sikap tangguh dan

semangat menegakkan kebenaran sebagai implementasi dari

pemahaman strategi dakwah Nabi di Mekah, memahami sistem

peribadatan bangsa Quraisy sebelum Islam, menganalisis

sejarah dakwah Rasulullah saw. pada periode Islam di

Mekah, memahami substansi dan strategi dakwah Rasulullah

saw. pada periode Mekah, mendeskripsikan kesulitan-kesulitan

yang dihadapi Rasulullah saw. ketika berdakwah di Mekah,

memahami subtansi dan strategi dakwah Rasulullah saw. pada

Page 123: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

114

periode Madinah, mengidentifikasi faktor-faktor penyebab

hijrah Rasulullah saw. ke Madinah, mendeskripsikan

kebijakan pemerintahan Rasulullah saw. pada periode Islam di

Madinah, memahami sifat/kepribadian dan peran para sahabat

as-sabiqunal awwalun, memahami faktor-faktor penyebab

hijrah sahabat nabi ke Abesiniyah, mengidentifikasi faktor-

faktor keberhasilan Fathul Mekah tahun 9 hijriyah,

memahami keberhasilan Rasululllah saw. dalam Perang

Badar, menceritakan sosok figur kepemimpinan Rasulullah

saw., memetakan faktor-faktor penyebab hijrahnya Rasulullah

saw., menceritakan peristiwa hijrahnya Rasulullah saw. ke

Abesiniyah, menceritakan peristiwa hijrahnya Rasulullah saw.

ke Madinah, membuat peta konsep mengenai kunci

keberhasilan dakwah Rasulullah saw. baik periode Mekah

maupun Madinah.

j. Koneksi kitab Kitab al Amtsilah Tashrifiyah, Qowaid al

„Ilal dan Nadhom al-„Imrithi dengan materi bahasa arab

Karena kitab al Amtsilah Tashrifiyah, Qowaid al „Ilal

dan Nadhom al-„Imrithi ini semuanya merupakan kitab yang

berisi tentang gramatika bahasa arab sehingga semua materi

yang terdapat di dalam kitab ini terkait dengan materi Bahasa

Arab dalam muatan nasional, seperti kompetensi dasar kelas X

Page 124: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

115

semester 1 yaitu:

a. Mengidentifikasi bunyi kata, frase baik secara lisan

maupun tertulis b. Melafalkan kata, frase, dan kalimat bahasa Arab c. Menemukan makna atau gagasan dari ujaran kata, frase,

dan kalimat bahasa Arab

d. Memahami secara sederhana unsur kebahasaan, struktur

teks dan unsur budaya

e. Memahami perubahan akhir kalimat

f. Memahami tanda – tanda bacaan, baik berupa huruf

maupun harokat

Setelah melihat keseluruhan materi yang pelajaran

nasional diatas, maka Peneliti mengambil kesimpulan bahwa

terdapat koneksi al-Mutarabithoh atau koneksi langsung antara

muatan lokal dengan muatan nasioal di Madrasah Aliyah

Pondok Pesantren Al-Hidayah, seperti Peneliti gambarkan

dibawah ini:

Page 125: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

116

Gambar 5.1.

Model Koneksi al-Mutarabithoh Muatan Lokal dengan Muatan

Nasional

Dari gambar di atas terlihat adanya keterkaitan

interaktif antara kegiatan kurikulum muatan lokal dengan

kurikulum nasional. beberapa mata pelajaran muatan lokal

yang mempunyai koneksi secara terkait secara langsung

dengan muatan kurikulum nasional

Al Khusun al-

Hamidiyah

Al –Itqon fi

Ulumil Qur’an

Minhatul

Mughiz

Kifayatul

Akhyar

Ta’lim

Muta’allim

Khulashoh Nurul Yaqin

SKI

Akidah

Akhlak

Fiqh

Ilmu

Hadist

Ilmu

Hadist

Ilmu

Kalam

Page 126: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

117

3. Model Koneksi al-Mihwari (Tematik)

Yang di maksud Model koneksi al mihwari adalah

adanya koneksi berupa inti dari kegiatan kurikulum muatan

lokal yang sesuai dengan kurikulum nasional.

Terdapat beberapa kegiatan muatan lokal yang

mempunyai koneksi al mihwari dengan muatan kurikulum

nasional di Madrasah Aliyah Pondok Pesantrean al Hidayah

diataranya adalah: kegiatan muhadatsah, kegiatan sholat dhuha

dan kegiatan qiro‟ah al-Quran bersama-sama. Kegiatan

muhadatsah merupakan inti aspek psokomotorik muatan

nasional bahasa arab. Kegiatan sholat merupakan kegiatan inti

kurikulum muatan nasional fiqh yang berupa ubudiyyah dalam

aspek psikomotorik. Dan kegiatan qiro‟ah al-Qur‟an atau

membaca al-Qur‟an merupakan inti dari aspek psikomotorik

muatan nasional al-Qur‟an Hadist.

4. Model Koneksi al-Nashat (Insidental)

Model al-Nashat sebagai kegiatan insidental yang

terjadi karena kegiatan lain, misalnya siswa yang melakukan

tugas dalam pekerjaannya, secara tidak sadar dia juga

melakukan kegiatan belajar yang lain.

Model ini dapat peneliti temukan di dalam kegiatan

mulok di MA Al Hidayah berupa Peringatan Hari Besar Islam

Page 127: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

118

(PHBI) seperti kegiatan rojabiyah, mauludan dan kegiatan

isro‟ mi‟roj Nabi Muhammad Saw., kegiatan ini bersifat

insidental, dan kegiatan ini juga mendukung tercapainya

standar kompetensi lulusan (SKL) kurikulum nasional baik

dimensi sikap maupun pengetahuan

Page 128: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

119

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hasil penelitian tentang manajemen kurikulum muatan

lokal dan koneksinya dengan muatan nasional di Madrasah

Aliyah Pondok Pesantren Al Hidayah Jurusan Ilmu Ilmu

Keagamaan sebagaimana yang telah Peneliti uraikan pada bab-

bab sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa pelaksaan

muatan lokal di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al

Hidayah Jurusan Ilmu Ilmu Keagamaan dilaksanakan dalam

bentuk intrakurikuler, extrakurikuler dan kokurikuler, adapun

manajemen kurikulum di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren

Al Hidayah Jurusan Ilmu Ilmu Keagamaan meliputi: 1)

Perencanaan kurikulum muatan lokal Madrasah Aliyah Pondok

Pesantren Al Hidayah sudah dilaksanakan sesuai dengan

119

Page 129: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

120

struktur perencanaannya, contohnya adalah persiapan mengajar

dan program-program sekolah lainnya, akan tetapi masih perlu

dilakukan penyelarasan rencana yang telah dibuat supaya dapat

terlaksana dengan baik sesuai dengan rapat perencanaan pada

awal tahun pelajaran. 2) Pelaksanaan kurikulum sudah

dilaksanakan oleh kepala madrasah dan guru hal ini dapat

diketahui dari berlangsungnya kegiatan belajar mengajar setiap

harinya. 3) Evaluasi kurikulum di Madrasah Aliyah Pondok

Pesantren Al Hidayah dilakukan dengann mengevaluasi

konteks, input, proses dan outputnya. Selanjutnya ada 4 bentuk

model koneksi kegiatan kurikulum muatan lokal dengan

kurikulum nasional di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al

Hidayah Jurusan Ilmu Ilmu Keagamaan yaitu:

1. Model Koneksi al-Munfashalah (Terpisah)

Kegiatan mulok berupa Dziba‟iyah dan Al Barzanji

mempunyai koneksi dengan muatan nasional dengan model al

Page 130: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

121

munfasholah/terpisah dengan kurikulum muatan nasional, akan

tetapi meskipun terpisah kegiatan tersebut mendukung

tercapainya SKL muatan nasional pada dimensi sikap spiritual

2. Model Koneksi al-Mutarabitah (Terkait)

Mata pelajaran muatan lokal mempunyai model koneksi

Al Mutarabithoh (interaktif) dengan rincian sebagai berikut:

Muatan lokal Kitab Ta‟lim al Muta‟allim dalam fasal-fasalnya

terkait langsung dengan pelajaran akidah akhlak yang berupa

materi akhlak terpuji yaitu: tawakkal, wira‟i dan fastabiqul

khoirot, muatan lokal kitab Kifayatul Akhyar mempunyai

koneksi secara al mutarabith dengan muatan nasional fiqh,

kitab al Khusun al Hamidiyah mempunyai koneksi al

Mutarabithoh dengan muatan nasional ilmu kalam, kitab

Bulughul Marom mempunyai koneksi al mutarabithoh dengan

muatan nasional al Quran Hadis, Kitab Minhatul Mughiz

mempunyai koneksi al mutarabith dengan muatan nasional

Page 131: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

122

Hadist Ilmu Hadist, Kitab Al Itqon fi Ulum al Quran

mempunyai koneksi al mutarabithoh dengan muatan nasional

Tafsir Ilmu Tafsir, Kitab Mabadi Awwaliyah mempunyai

koneksi mutarabithoh dengan muatan nasional fiqh ushul fiqh,

Kitab Tafsir Ayatul Ahkam mempunyai koneksi al

mutarabithoh dengan muatan nasional Tafsir Ilmu Tafsir, Kitab

Khulashoh Nurul Yaqin terkoneksi dengan muatan nasional

sejarah kebudayaan islam, Kitab Al Amtsilah Tasrifiyah, Kitab

Qowaidul „Ilal dan Kitab „Imrithi terkoneksi dengan materi

Bahasa Arab dalam muatan nasional

3. Model Koneksi al-Mihwari (Tematik)

Kegiatan mulok berupa muhadatsah mempunyai

koneksi dengan muatan nasional dengan model al mihwari

karena merupakan salah satu inti dari muatan nasional bahasa

arab, kegiatan mulok berupa sholat dhuha sebagai salah satu

inti dari muatan nasional fiqh, kegiatan mulok berupa

Page 132: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

123

membaca al-Quran sebagai salah satu inti dari muatan nasional

al-Quran Hadist

4. Model al-Nashat (Insidental)

Kegiatan mulok berupa Peringatan Hari Besar Islam

(PHBI) mempunyai koneksi dengan muatan nasional dengan

model an nasyat karena kegiatan tersebut bersifat insidental

yang mendukung tercapainya standar kompetensi kurikulum

nasional baik dimensi sikap maupun pengetahuan

B. Saran-Saran

Saran yang dapat Peneliti berikan, dengan

mempertimbangkan kesimpulan diatas adalah sebagai berikut:

1. Kerja sama dan komunikasi antar dewan guru hendaknya

lebih di tingkatkan agar terjadi saling tukar informasi

mengenai perkembangan kegiatan belajar mengajar,

perkembangan materi dan perkembangan kemampuan

peserta didik.

Page 133: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

124

2. Untuk kepala madrasah dalam mengambil kebijakan yang

dituangkan dalam bentuk program kerja harus kuat dan

mendukung semua visi dan misi madrasah, karena pada

dasarnya seluruh kebijakan kepala madrasah adalah

merupakan pengejawantahan dari visi dan misi madrasah

3. Mengadakan kegiatan pertemuan rutin sebulan sekali, bisa

berupa arisan atau pengajian khusus untuk guru-guru agar

terjalin hubungan yang baik antar dewan guru, maupun

dengan pihak yayasan.

4. Bagi peneliti lain yang akan yang melakukan penelitian di

MA Al Hidayah agar ini dapat menjadi bahan awal untuk

penelitian yang lebih mendalam terkait dengan manajemen

kurikulum muatan local.

C. Penutup

Dengan mengucapkan syukur alhamdulillah Alloh SWT

yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya. Atas

Page 134: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

125

pertolongan dari-Nya Peneliti dapat menyelesaikan penyusunan

penelitian ini. “Peneliti telah berusaha secara optimal untuk

melaksanakan penelitian dan penyusunan tesis ini dengan

sebaik-baiknya, walaupun masih jauh dari kata sempurna.

Peneliti menyadari masih banyak kekeliruan dan

kekurangan, untuk itu peneliti selalu membuka dan menerima

kritik dan saran yang bersifat penyempurnaan dan membangun.

Peneliti mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang

telah membantu dalam penyusunan skripsi ini. Semoga Alloh

SWT senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada

kita semua. Amin ya robbal alamin.”

Page 135: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

126

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Abu Bakr bin Muhammad, Taqiyuddin al-Husaini al-Hisni ad-

Dimasyi asy-Syafii. ”Kifayah al-Akhyar fi Hall Ghayah

al-Ikhtishar” Surabaya. Al-Hidayah.

Al-Bajuri, Muhammad bin Afifi. “ Nurul Yaqin fi Sirati

Sayyidil Mursalin Muhammad saw” Surabaya. Al-

Hidayah.

Al Ghazi, Ibnu Qosim. “ Fathul Qorib Al Mujib Fi Syarhi

Alfadzi At Taqrib dan Al Qaul Al Mukhtar Fi Syarhi

Ghayatil Ikhtishar” Surabaya. Al-Hidayah

Al-Jasr ath-Tharabalisi, Husain ibn Muhammad. “al-Hushun

al-Hamidiyah”. Surabaya. Al-Hidayah.

Al-Asqalani, Al-Hafizh Ibnu Hajar. “Bulugh al-Maram min

Adillat al-Ahkam”. Surabaya. Dar al-„Alam.

Al-Mas'udi, Hafizh Hasan. ”Minhatul Mughiz” Pondok

Pesantren Petuk Kediri

Arief, Armai, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan

Islam (Jakarta: Ciputat Press, 2002.

Al-Suyuthi, Abdurrahman bin Kamal bin Abi Bakr bin

Muhammad bin Sabiquddin bin Fakr Utsman bin

Nadziruddin al-Himam al-Khudhairi.“Al Itqon fi

'Ulumil Qur'an”. Dar al-Nafis.

Page 136: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

127

Al-Shabuni, Muhammad Ali. “Rawai‟u al-Bayan fi Tafsir Ayat

al-Ahkam min al-Qur‟an” Dar al-Nafis.

Al-Imrithi, Yahya bin Nur ad-Din Abi al-Khoir bin Musa as-

Syafi‟i al-Anshori al-Azhari. “al-Imrithi” Surabaya.

Al-Hidayah.

Al-Zarnuji, Burhanul Islam. “Ta'limul Muta'allim Tariq Al-

Ta'allum”Semarang. Toha Putra.

Dakir. ”Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum.” Jakarta:

PT Rineka Cipta. 2004

Departemen Pendidikan Nasional. Undang-Undang RI No. 20

Tahun 2003 ”tentang Sistem Pendidikan Nasional.”

Jakarta : Biro Hukum dan Organisasi Sekretariat

Jendral Departemen Pendidikan Nasional. 2003

Departemen Agama RI. Al-Hikmah, Al-Qur‟an dan

Terjemahnya. Bandung: CV Penerbit Diponegoro. 2011

Departemen Pendidikan Nasional, “Kurikulum Berbasis

kompetensi: Dalam Menunjang Kecakapan Hidup

Siswa” Jakarta: Depdiknas, 2003.

Direktorat KSKK Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan

Islam Kementerian Agama Republik Indonesia. “KMA

Nomor 183 Tahun 2019, Tentang Kurikulum PAI dan

Bahasa Arab pada Madrasah”Jakarta. 2019

Hakim, Abdul Hamid. “Mabadi' Awaliyah fi Ushul al Fiqh wa

Al Qawaid Al Fiqhiyah” Surabaya. Al-Hidayah.

Page 137: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

128

Idi, Abdullah Idi, ”Pengembangan Kurikulum” Yogyakarta:

Ar-Ruz Media, 2007.

Jabbar, Umar Abdul. “Khulasoh Nurul Yaqin fi Sirah Sayyid

Al-Mursalin” Surabaya. Al-Hidayah.

Munawwir, Ahmad Warson, “Al-Munawwir: Kamus Arab

Indonesia” Surabaya: Pustaka Progresif, 1997.

Nasution, S. “Asas-Asas Kurikulum” Jakarta: Buni Aksara,

1995.

Nurdin, Syafruddin, “Guru Profesional dan Implementasi

Kurikulum” Bandung: Ciputat Press, 2003.

Pratt, David. “Curriculum: Design and Development” New

York: Harcourt Brace Jovanovich, 1980.

Sarijo, M. “Sejarah Pondok Pesantren di Indonesia” Jakarta:

Dharma Bakti. 1980.

Steenbrink, Karel A., “Pesantren, Madrasah, Sekolah;

Pendidikan Islam dalam Kurun Modern” Jakarta

LP3ES, 1986.

Sagala, Syaiful, “Konsep dan Makna Pembelajaran: Untuk

Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan

Mengajar” Bandung: CV. Alfabeta, 2004.

Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang

SISDIKNAS” Bandung: Citra Umbara, 2003.

Ibrahim, al-manhaj wa „anashirihi Darul Ma‟arif, 1991.

Page 138: MODEL KONEKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN …

129

Ma‟shum, Muhammad bin Ali. “Al-Amtsilah at-Tashrifiyyah”

Surabaya. Al-Hidayah.

Mulysa, E. Mulyasa. ”Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan Nasional” Bandung: PT Remaja

Rosdakarya. 2007

Sarijo, M. ”Sejarah Pondok Pesantren di Indonesia” Jakarta:

Dharma Bakti. 1994.

Sudjana, Djuju. ”Evaluasi Program Pendidikan Luar

Sekolah”. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2006

Sudjana, Nana. ”Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum

Di Sekolah”. Bandung: CV. Sinar Baru. 1991.