modal dan suku bunga

14
Tugas kelompok 10 Ekonomi mikro OLEH : ARNOLD JAYENDRA Manejemen (1002120562) B5 Sewa bunga dan keuntungan FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU 2010

Transcript of modal dan suku bunga

Page 1: modal dan suku bunga

Tugas kelompok 10

Ekonomi mikro

OLEH :

ARNOLD JAYENDRA

Manejemen (1002120562) B5

Sewa bunga dan keuntungan

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS RIAU

PEKANBARU

2010

Page 2: modal dan suku bunga

SEWA EKONOMI DAN PENDAPATAN PINDAHAN

Dalam menerangkan mengenai sewa ekonomi dan pendapatan pindahan ada beberapa persoalan yang perlu diperkenalkan terlebih dahulu. Pertama sekali akan diterangkan dua definisi yang berbeda mengenai sewa ekonomi. Sesudah itu akan diterangkan tentang sewa tanah, yang merupakan satu bentuk khusus dari sewa ekonomi. Selanjutnya akan diterangkan perbedaan pengertian diantara sewa ekonomi dan pendapatan pindahan.

DEFINISI SEWA EKONOMI

Dalam membicarakan mengenai sewa ekonomi perlu dibedakan di antara definisi yang bersifat umum dan definisi yang mengaitkan sewa ekonomi dengan pendapatan pindahan atau transfer earnings.

Definisi Umum

Dalam pengertian yang umum pada dasarnya sewa ekonomi dapatlah diartikan sebagai harga yang dibayar ke atas penggunaan tanah dan faktor-faktor produksi lainnya yang jumlah penawarannya tidak dapat ditambah. Ketika masalah sewa mulai diperhatikan oleh ahli ekonomi, pengertian itu terutama dikaitkan kepada sewa tanah, yaitu pembayaran yang harus dilakukan oleh petani-petani ke atas tanah-tanah pertanian yang disewanya dari tuan-tuan tanah pada masa itu. Seperti dapat dilihat dari definisinya diatas, pengertian sewa meliputi arti yang lebih luas. Konsep itu meliputi pula “pembayaran kepada faktor-faktor produksi lainnya yang penawarannya tidak dapat ditambah. Maka, berdasarkan kepada pengertian yang lebih luas ini, pendapatan dari seorang penyanyi terkenal (seperti Michael Jackson), seorang pemain bola bayaran (seperti Maradona), dan pendapatan petinju terkenal dari bertinju (seperti Muhammad Ali), adalah juga tergolong sebagai sewa ekonomi.

Pengertian sewa ekonomi mempunyai arti yang sangat berbeda dengan pengertian sewa dalam pembicaraan sehari-hari. Dalam pembicaraan sehari-hari sewa pada umumnya diartikan sebagai pembayaran yang dilakukan suatu Negara keatas rumah yang disewanya, atau pembayaran seorang pengusaha ke atas bangunan atau toko milik orang lain yang digunakannya. Arti sewa dalam pembicaraan sehari-hari tersebut tidaklah sama dengan sewa ekonomi, karena sewa rumah, gedung atau toko tersebut telah meliputi bunga yang dibayarkan kepada modal yang digunakan untuk mendirikan bangunan-bangunan tersebut.

Definisi Lain

Segolongan ahli ekonomi mendefinisikan sewa ekonomi secara berikut : sewa ekonomi adalah bagian pembayaran ke atas sesuatu faktor produksi yang melebihi dari pendapatan yang diterimanya dari pilihan pekerjaan lain yang terbaik yang mungkin dilakukannya. Definisi ini mengandung pengertian yang agak berbeda dengan definisi yang telah dibuat terlebih dahulu. Di dalam definisi ini sesuatu faktor produksi dipandang sebagai mempunyai beberapa kegunaan. Pendapatan yang dibayar kepada sesuatu faktor produksi dapat dibedakan dalam dua bagian. Bagian pertama dinamakan pendapatan pindahan atau transfer earnings, yaitu bagian dari pendapatan tersebut yang digunakan untuk mencegah faktor produksi tersebut digunakan untuk kegiatan ekonomi yang lain. Bagian kedua dinamakan sewa ekonomi, yaitu bagian dari pendapatan yang merupakan perbedaan diantara pendapatan yang diterima dengan pendapatan pindahan. Hal ini akan dijelaskan lebih lanjut dalam bagian yang kemudian dari uraian mengenai sewa ekonomi.

TANAH DAN SEWA EKONOMI

Tanah merupakan faktor produksi yang jumlahnya tidak dapat diubah, yaitu jumlahnya tidak dapat ditambah atau dikurangi. Yang dapat dilakukan adalah memperbaiki mutu dari tanah yang tersedia, misalnya dengan menyediakan irigasi yang baik di tanah-tanah yang digunakan untuk persawahan, dan membuat proyek-proyek mencegah banjir di tanah-tanah yang sering digenangi air. Sebagai akibat dari sifat penawaran tanah seperti yang dinyatakan ini, di dalam analisis ekonomi kurva penawaran tanah bersifat tidak elastis sempurna.

Page 3: modal dan suku bunga

Analisis ke atas penentuan sewa tanah banyak dilakukan oleh ahli-ahli ekonomi yang hidup pada permulaan abad kesembilan belas. Pandangan David Ricardo, salah satu ahli ekonomi klasik yang terkemuka, sampai sekarang masih selalu disinggung apabila analisis mengenai sewa ekonomi dilakukan. Pada masa hidupnya terdapat perdebatan tentang sebab-sebabnya harga jagung sangat tinggi. Sebagian ahli ekonomi berpendapat bahwa harga yang tinggi tersebut disebabkan karena tuan tanah menuntut sewa yang tinggi ke atas tanahnya yang dimilikinya. Berdasarkan kepada pendapat ini mereka mengusulkan agar pemerintah mengawasi sewa tanah yang dituntut tuan-tuan tanah. Beberapa ahli ekonomi, termasuk Ricardo mempunyai pendapat yang berbeda. Menurut Ricardo harga jagung yang tinggi disebabkan oleh permintaan yang banyak sedangkan penawarannya kurang mencukupi. Harga jagung yang tinggi itu menyebabkan para petani ingin menanam jagung lebih banyak dan menaikkan permintaan mereka akan tanah, maka sewa tanah bertambah tinggi. Dengan demikian bukan sewa tanah yang tinggi yang menyebabkan harga jagung tinggi. Yang benar adalah yang sebaliknya, yaitu: harga jagung yang tinggi menyebabkan sewa tanah yang tinggi.

Ahli-ahli ekonomi di zaman modern ini, dan tentunya anda juga, tidak susah untuk memahami pendapat Ricardo di atas. Analisisnya dipandang sebagai penjelasan yang tepat di dalam menerangkan sebabnya sewa tanah tinggi.

SEWA TANAH ADALAH SUATU SURPLUS

Dipandang dari sudut penawarannya, tanah adalah sangat berbeda dengan faktor-faktor produksi yang lainnya. Ia merupakan satu-satunya faktor produksi yang tidak dapat berubah penawarannya. Tenaga kerja akan selalu bertambah, begitu juga dengan modal dan keahlian keusahawanan. Juga dibandingkan harta tetap lainnya, seperti misalnya rumah, bangunan perkantoran dan bangunan pertokoan, terdapat perbedaan seperti yang dijelaskan tersebut. Harta-harta tetap yang belakangan dinyatakan ini juga jumlahnya dapat ditambah.

Apabila sewa rumah, bangunan perkantoran dan bangunan pertokoan mengalami kenaikan yang cukup tinggi maka akan timbul perangsang kepada para pengusaha untuk menambah penawaran bangunan-bangunan tersebut. Sebaliknya pula, apabila sewa berbagai bangunan tersebut terlalu rendah kalau dibandingkan dengan modal yang ditanamkan untuk menyediakan bangunan-bangunan tersebut, para pemilik modal tidak akan menanamkan modalnya ke sektor bangunan-bangunan. Hal yang sama juga terjadi di berbagai faktor produksi lain diluar tanah. Misalnya, lebih banyak jumlah penduduk yang akan menawarkan tenaganya di pasar apabila upah tinggi, dan penawaran tenaga kerja akan berkurang apabila tingkat upah rendah.

Harga (sewa) tanah tidak dapat melakukan peranan yang sama seperti harga faktor produksi lainnya, maksudnya, perubahan-perubahan sewa tanah tidak akan menimbulkan pengaruh / efek apapun kepada penawarannya. Perubahan sewa tidak akan mengubah penawaran tanah. Berapa besar pun perubahan sewa tanah yang berlaku, penawaran tanah tidak akan mengalami perubahan. Apakah sewa tanah adalah nol atau bernilai berjuta-juta rupiah, jumlah penawaran tanah tidak akan bertambah atau berkurang. Sifat penawaran tanah yang seperti itu menyebabkan ahli ekonomi menganggap sewa tanah sebagai suatu surplus. Maksudnya, sewa tanah bukanlah suatu pembayaran atau perangsang untuk menjamin agar tanah dapat disesuaikan jumlah dan penawarannya dengan yang diperlukan dalam berbagai kegiatan ekonomi. Apakah sewanya nol, atau sedikit, atau sangat tinggi, jumlah tanah yang tersedia untuk digunakan dalam kegiatan ekonomi tetap sama banyaknya.

SEWA EKONOMI DAN PENDAPATAN PINDAHAN

Dalam menguraikan arti sewa ekonomi telah dinyatakan dua definisi dari pengertian tersebut. Yang pertama adalah definisi yang sederhana, dan yang kedua adalah definisi yang telah lebih disempurnakan lagi oleh ahli-ahli ekonomi. Di dalam bagian ini lebih lanjut akan diterangkan definisi sewa ekonomi yang telah disempunakan tersebut.

Page 4: modal dan suku bunga

Setiap faktor produksi, termasuk tanah, dapat digunakan untuk berbagai kegiatan memproduksi. Tanah, misalnya, dapat digunakan untuk kegiatan pertaniaan dan dapat pula digunakan sebagai tempat mendirikan industry, atau untuk daerah permukiman. Sebagai tempat untuk kegiatan pertaniaan, tanah dapat pula digunakan untuk berbagai kegiatan pertaniaan, yaitu untuk menanam jagung, atau padi, atau pohon buah-buahan, dan sebagainya.

Kalau tanah ditinjau sebagai tempat di mana beberapa kegiatan ekonomi dapat dilakukan ke atasnya, penawaran tanah untuk sesuatu tujuan kegiatan yang dapat dilakukan di tanah tersebut tidak perlu lagi dipandang sebagai tidak elastis sempurna. Penawaran tanah untuk ditanami jagung, atau padi, atau untuk dijadikan perumahan, sama sifatnya dengan penawaran faktor produksi lainnya. Kuva penawaran tanah untuk sesuatu tujuan – misalnya ditanami jagung – sifatnya adalah : semakin tinggi pembayaran untuk penggunaan seunit tanah, semakin banyak tanah yang ditawarkan untuk tujuan tersebut. Apabila analisis ke atas penggunaan tanah dipandang dari sudut seperti itu, pembayaran ke atas penggunaan tanah perlu dibedakan menjadi dua macam pembayaran, yaitu sewa ekonomi dan pendapatan pindahan.

MODAL DAN SUKU BUNGA

Pembayaran ke atas modal yang dipinjam dari pihak lain dinamakan bunga. ia biasanya dinyatakan sebagai persentasi dari modal yang dipinjam, seperti misalnya 10 persen, 12 persen atau 15 persen. Bunga yang dinyatakan sebagai persentasi dari modal dinamakan suku bunga. pada umumnya persentasi yang dinyatakan menunjukkan suku bunga dari sejumlah modal di dalam satu tahun. Dengan demikian kalau dinyatakan suku bunga 15 persen, artinya adalah: modal yang dipinjamkan memperoleh suku bunga sebanyak 15 persen setahun.

Di dalam perekonomian modern perusahaan-perusahaan memerlukan modal untuk menjalankan dan memperbesar usahanya. Sebaliknya rumah tangga memiliki kelebihan pendapatan yang dapat dipinjamkan dengan harapan untuk memperoleh bunga. analisis dalam bagian ini bertujuan untuk menerangkan hal-hal berikut:

Faktor utama yang menentukan permintaan dana modal. Faktor utama yang menentukan penawaran tabungan oleh masyarakat. Teori-teori yang menerangkan penentuan suku bunga. Sebab-sebabnya terdapat beberapa tingkat bunga di dalam perekonomian. Perbedaan di antara suku bunga nominal dan suku bunga riil.

PRODUKTIVITAS MODAL

Mengapakah para pengusaha memerlukan dana modal ? bagaimanakah seorang pengusaha akan menjawab pertanyaan berikut: berapakah hasil yang saya peroleh dari menggunakan dana yang saya kumpulkan dan akan diinvestasikan ? dua persoalan yang dinyatakan ini akan dibahas dalam bagian ini.

Peranan Modal dalam Perekonomian

Dalam setiap perekonomian kegiatan memproduksi memerlukan barang modal. Dalam perekonomian yang sangat primitif sekali pun, barang modal diperlukan. Jala, cangkul, bajak adalah beberapa barang modal dalam perekonomian primitif. Dalam perekonomian modern barang modal lebih dibutuhkan lagi. Modernisasi perekonomian tidak akan berlaku tanpa barang modal yang kompleks dan sangat tinggi produktivitasnya. Di dalam perekonomian modern perusahaan-perusahaan harus terus berusaha memperbaiki teknik memproduksinya supaya tetap dapat mempertahankan daya saingnya dan menjamin kelangsungan hidup usahanya.

Untuk menjamin agar teknik memproduksinya tetap mengalami kemajuan dan tetap dapat bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain, investasi atau penanaman modal harus selalu dilakukan oleh perusahaan-perusahaan.

Page 5: modal dan suku bunga

Investasi atau penanaman modal adalah pengeluaran sector perusahaan untuk membeli barang-barang baru yang lebih modern atau untuk menggantikan barang-barang barang modal lama yang sudah tidak digunakan lagi atau yang sudah using. Untuk melakukan penanaman modal para pengusaha memerlukan dana. Ada kalanya dana ini bersumber dari tabungan perusahaan, yaitu dana yang diperoleh dari keuntungan yang tidak dibagikan. Disamping itu banyak pula perusahaan yang memperoleh dana tersebut dari meminjam dari pihak lain.

Produktivitas Modal

Permintaan dana modal yang akan digunakan untuk investasi tergantung kepada produktivitas dari modal tersebut. Dengan demikian, seperti juga dengan tenaga kerja, faktor yang terutama yang menentukan permintaan ke atas dana modal adalah produktivitasnya. Produktivitas dari modal di hitung dengan cara menentukan besarnya pendapatan rata-rata tahunan neto (yaitu setelah dikurangi dengan penyusutan modal yang digunakan) dan dinyatakan dengan persentasi dari modal yang ditanamkan. Produktivitas modal tersebut dinamakan tingkat pengembalian modal atau rate of returns. Di bawah ini digambarkan suatu contoh sederhana untuk menghitung tingkat pengembalian modal .

Misalkan seorang hartawan atau seorang pemilik modal membeli sebuah angkot (bus angkutan kota) dengan harga Rp 100 juta dan dalam setahun biaya operasi yang dikeluarkannya adalah Rp 25 juta. Sejak permulaan dia berniat untuk menggunakan angkot itu selama setahun. Pada akhir tahun angkot tersebut dijualkan dengan harga Rp 75 juta. Apabila dalam setahun tersebut seluruh pembayaran dari penumpang yang diperolehnya adalah sebanyak RP 75 juta, berapakah tingkat pengembalian modal yang diterimanya ?

Modal dan biaya pengurusan angkot tersebut adalah Rp 100 juta + Rp 25 juta = Rp 125 juta. Dari jumlah ini pada akhir tahun dia mendapat kembali Rp 75 juta, maka pengeluaran neto berjumlah Rp 125 juta - Rp 75 juta = Rp 50 juta. Telah dimisalkan sewa penumpang berjumlah Rp 75 juta. Dengan demikian pendapatan bersih pemilik modal tersebut adalah: Rp 75 juta - Rp 50 juta = Rp 25 juta. Berdasarkan data di atas tingkat pengembalian modal angkot tersebut dapat ditentukan, yaitu seperti ditunjukkan dalam perhitungan berikut:

Rp 25 jutaRp 100 juta

×100=25 persen

Menentukan Tingkat Pengembalian Modal

Di dalam kegiatan perusahaan yang sebenarnya perhitungan tingkat pengembalian modal adalah lebih rumit daripada contoh yang baru saja diterangkan. Kerumitan tersebut timbul sebagai akibat dari usia barang modal yang panjang, yaitu ia dapat digunakan selama beberapa tahun, dan bahkan banyak yang penggunaannya dapat dilakukan selama berpuluh-puluh tahun. Dengan demikian pendapatan yang diperoleh dari sesuatu investasi pada umumnya meliputi lebih dari satu tahun. Apabila sesuatu barang modal dapat digunakan dan memberikan pendapatan selama beberapa tahun, tingkat pengembalian modal dihitung dengan menggunakan rumus berikut:

nilai investasi=x1

(1+R )+

x2

(1+R)2 +x3

(1+R)3 ….+xn

(1+R)n +A

(1+R)n

Di mana nilai investasi menunjukkan besarnya investasi yang dilakukan oleh perusahaan untuk mewujudkan suatu barang modal tertentu (misalnya barang modal itu adalah pabrik tenun). Dalam

persamaan ini dimisalkan seluruh investasi dilakukan dalam satu tahun pertama. Seterusnya x1 , x2 , x3 , …

xn adalah pendapatan bersih, yaitu hasil penjualan pada tahun 1, 2, 3 setelah dikurangi oleh biaya

produksi dan operasi, perusahaan tersebut ditahun-tahun yang bersamaan. Umur ekonomi barang modal itu adalah n, dan A nilai barang modal itu pada akhir tahun n. Nilai R, yang dinyatakan dalam persen, adalah tingkat pengembalian modal perusahaan tersebut. Perusahaan akan dapat mengetahui nilai

investasi yang dilakukannya, dan di samping itu dapat meramalkan x1 , x2 , x3 , … xn dan A. dengan

demikian nilai R dapat dihitung. Ia dinyatakan sebagai persentasi dari nilai investasi.

Page 6: modal dan suku bunga

PERMINTAAN TERHADAP DANA MODAL

Berbagai jenis investasi mempunyai pengembalian modal yang berbeda. Ada yang tingkat pengembalian modalnya tinggi dan adapula tingkat pengembalian modalnya yang rendah. Apabila pengusaha mengetahui sepenuhnya berbagai kemungkinan untuk melakukan investasi, mereka akan melakukan investasi yang tingkat pengembalian modalnya tinggi. Baru setelah proyek tersebut dilaksanakan mereka akan mengembangkan proyek yang tingkat pengembalian modalnya lebih rendah.

Kurva D menggambarkan permintaan ke atas dana modal. Kurva tersebut menunjukkan perkaitan di antara tingkat pengembalian modal dengan setiap unit pertambahan barang modal yang dilakukan. Kurva tersebut menurun dari kiri atas ke kanan bawah karena pada permulaannya investasi akan dilakukan untuk mengembangkan proyek-proyek yang tingkat pengembalian modalnya tinggi, dan kemudian diikuti oleh proyek-proyek yang lebih rendah tingkat pengembalian modalnya.

Sampai di mana perusahaan-perusahaan akan meminta dana modal tergantung kepada suku bunga yang berlaku dalam perekonomian. Misalkan suku bunga adalah 10 persen. Pada suku bunga ini adalah tidak menguntungkan kepada perusahaan untuk melakukan investasi yang tingkat pengembaliannya di bawah 10 persen karena keuntungan yang diperolehnya tidak dapat membayar bunga ke atas dana modal yang di pinjamnya. Dengan demikian pada suku bunga sebesar 10 persen, para pengusaha akan mengembangkan proyek-proyek yang tingkat pengembalian modalnya setidak-tidaknya sama dengan

suku bunga. ini berarti apabila suku bunga adalah 10 persen, investasi yang dilakukan adalah sebanyak I o .

tetapi kalau suku bunga adalah 6 persen, lebih banyak investasi yang akan dilakukan, yaitu sebanyakI 1.

SUKU BUNGA DAN TABUNGAN MASYARAKAT

Dalam suatu perekonomian tidak semua pendapatan yang diterima masyarakat akan digunakan untuk pengeluaran konsumsi. Sebagian dari pendapatan tersebut akan disisihkan oleh penerima pendapatan sebagai tabungan. Penabungan ini dilakukan untuk beberapa tujuan, seperti untuk membiayai pengeluaran konsumsi semasa sudah mencapai usia pensiun, untuk mengumpulkan biaya pendidikan anak-anak pada masa mereka dewasa, dan untuk berjaga-jaga di dalam menghadapi kesusahan di masa yang akan datang.

Pandangan Klasik

Dalam analisis ekonomi terdapat dua pandangan yang berbeda tentang faktor penting yang menentukan jumlah tabungan dalam masyarakat. Pandangan tradisional, yaitu pandangan ahli-ahli ekonomi yang digolongkan sebagai ahli ekonomi klasik (ahli-ahli ekonomi yang hidup diakhir abad kedelapan belas sehingga permulaan abad kedua puluh), berkeyakinan bahwa jumlah tabungan yang dilakukan masyarakat ditentukan oleh suku bunga. semakin tinggi suku bunga, semakin besar jumlah tabungan yang akan dilakukan oleh masyarakat.

Pandangan Keynes

Menurut pandangan modern, yaitu pandangan sesudah masa klasik, tabungan tergantung kepada pendapatan nasional (pendapatan seluruh penduduk dalam perekonomian). Pada tingkat pendapatan nasional yang rendah tabungan adalah negatif, yaitu konsumsi masyarakat lebih tinggi dari pendapatan nasional. Semakin tinggi pendapatan nasional, semakin tinggi tabungan masyarakat.

Untuk membiayai konsumsi yang lebih tinggi pada waktu pendapatan nasional rendah, masyarakat harus menggunakan tabungan yang dibuat pada masa lalu. Tabungan yang negatif tersebut terjadi pada tingkat

pendapatan kurang dari Y o. Misalnya pada pendapatan sebesar Y 2 tabungan masyarakat adalah −s2. Nilai

negatif ini berarti masyarakat tersebut meminjam dari pihak lain atau menggunakan tabungan masa lalu

untuk membiayai konsumsi yang mereka lakukan. Pada waktu pendapatan nasional adalah Y o tabungan

adalah nol, dan sesudah itu semakin tinggi pendapatan nasional semakin besar jumlah tabungan. Pada

pendapatan nasional sebesar Y 1 tabungan adalah S1. Dari penjelasan ini dapat dilihat bahwa dalam

pandangan modern suku bunga kurang penting peranannya dalam menentukan jumlah tabungan masyarakat.

Page 7: modal dan suku bunga

Yang manakah merupakan pandangan yang tepat ? pandangan klasik atau pandangan Keynes ? susah untuk memberikan jawaban dalam persoalan ini. Apabila dibandingkan tabungan di Amerika serikat (yang suku bunganya rendah, tetapi tabungannya tinggi) dan di Indonesia (yang suku bunganya tinggi, tetapi tabungannya rendah), pandangan modern dapat menjelaskan keadaan tersebut. Walau bagaimanapun, dalam jangka pendek di mana pendapatan nasional adalah relatif tetap, suku bunga yang lebih tinggi akan dapat menarik lebih banyak tabungan.

PENENTUAN SUKU BUNGA

Dalam menganalisis faktor-faktor yang menentukan suku bunga juga terdapat perbedaan pendapat di antara ahli-ahli ekonomi Klasik dan Keynes.

Pandangan Klasik

Menurut ahli ekonomi Klasik suku bunga ditentukan oleh permintaan ke atas tabungan dan penawaran tabungan.

Pandangan Keynes

Ahli-ahli ekonomi sesudah klasik pada umumnya memberikan sokongan kepada pandangan Keynes berikut : suku bunga bergantung pada (i) jumlah uang yang beredar (penawara uang) dan (ii) preferensi likuiditas (permintaan uang). Yang dimaksudkan dengan preferensi likuiditas adalah permintaan ke atas uang oleh seluruh masyarakat dalam perekonomian. Keynes menyatakan bahwa permintaan uang oleh masyarakat mempunyai tiga motivasi/tujuan, yaitu (i) untuk transaksi, yaitu masyarakat meminta uang untuk membayar konsumsi yang dilakukannya, (ii) untuk berjaga-jaga, yaitu untuk menghadapi masalah yang tidak terduga-duga, seperti kematian dan kehilangan pekerjaan, dan (iii) untuk spekulasi, yaitu untuk ditanamkan ke saham-saham atau surat berharga lain.

Penentuan tingkat bunga yang dikemukakan oleh Keynes dapat diterangkan dengan menggunakan kurva LP, atau kurva preferensi likuiditas, menggambarkan permintaan ke atas uang. Permintaan uang untuk tujuan transaksi dan berjaga-jaga tergantung kepada pendapatan masyarakat, yaitu semakin tinggi pendapatan masyarakat maka semakin tinggi pula permintaan uang untuk kedua tujuan tersebut. Permintaan uang untuk tujuan spekulasi tergantung kepada suku bunga, dan sifatnya adalah : pada waktu suku bunga tinggi hanya sedikit uang yang akan ditahan masyarakat untuk spekulasi, tetapi kalau suku bunga rendah maka lebih banyak uang yang tidak dispekulasikan (jadi dipegang oleh pemiliknya).

FAKTOR PENYEBAB PERBEDAAN SUKU BUNGA

Dalam teori, analisis mengenai penentuan suku bunga menganggap bahwa dalam perekonomian terdapat hanya satu suku bunga. Di dalam kenyataan, keadaan adalah sangat berbeda, yaitu di dalam perekonomian terdapat beberapa suku bunga. seseorang yang menabung uangnya di bank menerima suku bunga yang berbeda dari seseorang yang meminjam uang dari bank. Suku bunga pinjaman pemerintah berbeda dengan suku bunga yang dibayar konsumen. Dan bank mengenakan suku bunga yang berbeda kepada nasabah-nasabahnya. Perbedaan itu disebabkan beberapa faktor. Yang terpenting diterangkan di bawah ini.

Perbedaan Risiko

Pinjaman pemerintah membayar suku bunga yang lebih rendah dari suku bunga pinjaman swasta. Walaupun begitu pemerintah masih dapat memperoleh pinjaman yang diperlukannya karena resiko dari meminjamkan kepada pemerintah adalah sangat kecil. Salah satu pertimbangan bank-bank di dalam menentukan suku bunga yang akan dikenakannya adalah risiko dari memberikan pinjaman tersebut. Kepada usaha yang telah lama berkembang, atau kepada usaha yang tidak banyak risikonya, mereka bersedia mengenakan suku bunga yang rendah. Kepada usaha yang sangat tinggi risikonya mereka akan mengenakan suku bunga yang tinggi.

Page 8: modal dan suku bunga

Jangka Waktu Pinjaman

Semakin lama sejumlah modal dipinjamkan, semakin besar tingkat bunga yang harus dibayar. Salah satu sebab dari keadaan ini adalah karena resiko yang ditanggung peminjam akan menjadi semakin besar apabila jangka waktu peminjaman bertambah panjang, sebab lain adalah karena pemilik modal kehilangan kebebasan untuk menggunakan modalnya dalam jangka waktu yang lebih lama. Di samping itu para peminjam bersedia membayar tingkat bunga yang lebih tinggi karena mereka mempunyai waktu yang lebih lapang untuk mengembalikan pinjamannya.

Biaya Administrasi Pinjaman

Jumlah dana yang dipinjam sangat berbeda, sedangkan biaya administrasi untuk proses pinjaman tidak banyak berbeda. Apakah sesuatu perusahaan meminjam Rp. 100 juta atau Rp. 10 juta, biaya administrasinya adalah sama. Maka diukur dari sudut biaya administrasi untuk pinjaman perrupiah, pinjaman sebesar Rp. 10 juta akan menelan biaya yang lebih tinggi dari pinjaman sebesar Rp. 100 juta. Dengan demikian, berdasarkan kepada pertimbangan biaya administrasi, pinjaman yang relative lebih kecil jumlahnya akan membayar suku bunga yang lebih tinggi.

SUKU BUNGA NOMINAL DAN SUKU BUNGA RIIL

Di dalam meminjamkan uang pemilik modal bukan saja memperhatikan suku bunga yang diterima, tetapi juga tingkat inflasi (presentasi tahunan kenaikan harga-harga) yang berlaku. Apabila tingkat inflasi adalah lebih tinggi dari suku bunga, pemilik modal akan mengalami kerugian dalam meminjamkan uangnya karena modal ditambah bunganya, nilai riilnya adalah lebih rendah dari nilai riil modal sebelum dibungakan.

Karena kenaikan harga-harga merupakan keadaan yang sering berlaku disetiap perekonomian, di dalam membicarakan mengenai suku bunga perlulah dibedakan di antara suku bunga nominal dan suku bunga riil. Kalau kita baca di surat kabar atau majalah bahwa suku bunga deposito berjangka satu tahun di suatu bank adalah 15 persen per tahun, maka suku bunga ini dinamakan suku bunga nominal. Ia adalah suku bunga yang digunakan sebagai ukuran untuk menentukan besarnya bunga yang harus dibayar oleh pihak peminjam dana modal. Sedangkan tingkat bunga riil menunjukkan presentasi kenaikan nilai riil modal ditambah bunga dalam setahun, dinyatakan sebagai persentasi dari nilai riil modal sebelum dibungakan. Sebagai contoh, kalau pada waktu yang sama harga-harga naik sebesar 10 persen, nilai riil modal ditambah bunganya bukan mengalami kenaikan sebesar 15 persen. Kenaikan nilai riil modal hanyalah sebanyak (15-10) persen atau 5 persen. Dengan demikian suku bunga riil adalah 5 persen.

PENDAPATAN PARA PENGUSAHA : KEUNTUNGAN

Dalam kegiatan perusahaan, keuntungan ditentukan dengan cara mengurangi berbagai biaya yang dikeluarkan dari hasil penjualanyang diperoleh. Biaya yang dikeluarkan meliputi pengeluaran untuk bahan mentah, pembayaran upah, pembayaran bunga, sewa tanah, dan penghapusan (depresiasi). Apabila hasil penjualan yang diperoleh dikurangi dengan biaya-biaya tersebut nilainya adalah positif maka diperolehlah keuntungan.

Dalam teori ekonomi keuntungan mempunyai arti yang sedikit berbeda dengan pengertian keuntungan dari segi pembukuan. Ditinjau dari sudut pandang perusahaan/pembukuan perusahaan, seperti telah diterangkan di atas, keuntungan adalah perbedaan nilai uang dari hasil penjualan yang diperoleh dengan seluruh biaya yang dikeluarkan. Dalam teori ekonomi definisi itu dipandang terlalu luas karena tidak mempertimbangkan biaya tersembunyi, yaitu biaya produksi yang tidak dibayar dengan uang tetapi perlu dipandang sebagai bagian dari biaya produksi. Pengeluaran tersebut (biaya tersembunyi) meliputi pendapatan yang seharunya dibayarkan kepada para pengusaha yang menjalankan sendiri perusahaannya, tanah dan modal sendiri yang digunakan, dan bangunan dan peralatan pabrik yang dimiliki sendiri. Keuntungan menurut pandangan pembukuan, apabila dikurangi lebih lanjut oleh biaya tersembunyi, akan menghasilkan keuntungan ekonomi atau keuntungan murni (pure profit). Dalam teori ekonomi, kalau dinyatakan “keuntungan” yang dimaksudkan adalah keuntungan ekonomi.

Page 9: modal dan suku bunga

SUMBER KEUNTUNGAN EKONOMI : KEAHLIAN KEUSAHAWANAN

Seperti juga upah, sewa dan bunga, keuntungan adalah pembayaran ke atas “jasa” yang diberikan oleh sesuatu faktor produksi. Keuntungan merupakan pembayaran kepada “keahlian keusahawanan” yang disediakan oleh para pengusaha. Keahlian keusahawanan tersebut akan digunakan para pengusaha di dalam membuat keputusan-keputusan berikut : (i) menentukan barang apa yang perlu diproduksikan dan di jual ke pasar, dan berapa banyaknya, dan (ii) menentukan cara memproduksi yang terbaik dan kombinasi faktor-faktor produksi yang paling efisien dalam memproduksikan barang tertentu. Dengan demikian pada pokoknya, dengan menggunakan keahlian keusahawanan yang dimilikinya, fungsi para pengusaha dalam proses produksi adalah menentukan cara yang paling efisien di dalam menyediakan barang yang dibutuhkan masyarakat. Apabila usaha mereka berhasil, mereka akan mendapat balas jasa hasil jerih payahnya. Dalam bentuk keuntungan ekonomi atau keuntungan murni. Adakalanya usaha mereka mengalami kegagalan, yaitu apabila mereka memperoleh keuntungan ekonomi yang negative, suatu keadaan di mana hasil penjualan tidak dapat menutupi seluruh biaya – termasuk biaya tersembunya yang di keluarkan.

Di samping pandanga di atas, ahli-ahli ekonomi telah mengemukakan beberapa teori lain yang bertujuan untuk menerangkan sumber dari wujudnya keuntungan ekonomi. Pada umumnya teori-teori tersebut menjelaskan bahwa keuntungan adalah pendapatan yang diperoleh para pengusaha sebagai pembayaran dari melakukan kegiatan berikut :

Menghadapi resiko ketidakpastian di masa yang akan datang. Melakukan inovasi / pembaruan di dalam berbagai kegiatan ekonomi. Mewujudkan kekuasaan monopoli di dalam pasar.

KEUNTUNGAN ADALAH PEMBAYARAN TERHADAP RESIKO

Mendirikan dan menjalankan perusahaan adalah kegiatan ekonomi yang dipenuhi oleh berbagai resiko. Tidak terdapat jaminan bahwa sesuatu usaha akan pasti berhasil. Setiap tahun banyak perusahaan baru yang muncul. Tetapi banyak pula perusahaan yang gulung tikar dan pemiliknya mengalami kerugian bentuk uang maupun tenaga yang dikeluarkan. Mengapakah mendirikan perusahaan tidak selalu menguntungkan ?

Kegiatan perusahaan bukan saja untuk memenuhi permintaan pasar masa sekarang, tetapi juga permintaan pasar di masa yang akan datang. Dalam perekonomian tidaklah mudah untuk menentukan keadaan yang terjadi di masa yang akan datang. Yang dapat dilakukan para pengusaha hanyalah membuat ramalan tentang keadaan yang akan wujud di masa depan. Berdasarkan ramalan tersebut mereka kemudian menentukan strategi kehgiatan usahanya. Para pengusaha harus menetukan apakah produksinya harus ditambah atau dikurangi. Ramalan tersebut belum tentu tepat. Berarti di dalam membuat ramalan para pengusaha menghadapi resiko ketidaktepatan ramalan. Sebagai akibat ramalan yang salah pengusaha mengalami kerugiaan. Akan tetapi kalau ramalannya tepat, maka ia akan mendapat untung. Maka, ditinjau dari sudut resiko yang dihadapi oleh setiap jenis usaha, keuntungan dipandang sebagai pembayaran untuk menghadapi resiko.

PEMBAYARAN UNTUK KEGIATAN INOVASI

Dalam perekonomian biasanya terdapat banyak perusahaan yang menghasilkan barang yang sejenis dan barang yang tidak sejenis, tetapi sifatnya sangat mendekati dan dapat menggantikan satu sama lain. Perusahaan-perusahaan tersebut harus saling bersaingan untuk mendapatkan pasaran, dan melakukan kegiatan produksi yang biaya rata-ratanya di bawah harga pasar. Sampai di mana keuntungan yang diperoleh, atau kerugian yang dialami, sangat tergantung kepada usaha-usaha perusahaan untuk meluaskan pasaran dan meminimumkan biaya.

Kegiatan perusahaan untuk melakukan inovasi, yaitu mengadakan pembaruan dalam manajemen, pemasaran dan teknik produksi, memegang peranan penting di dalam menjamin kesuksesan usaha tersebut. Dengan melakukan inovasi, teknik memproduksi yang baru dapat diperkenalkan. Langkah-langkah seperti itu di satu pihak dapat menaikkan hasil penjualan dan di pihak lain menurunkan biaya per unit produksi. Kedua perubahan ini akan menaikkan keuntungan perusahaan. Dengan demikian keuntungan dapat pula dipandang sebagai pembayaran ke atas kegiatan inovasi.

Page 10: modal dan suku bunga

SEBAGAI AKIBAT KEKUASAN MONOPOLI

dalam uaraian di bagian lima telah diterangkan berbagai bentuk pasar. Dari analisis berbagai pasar dapat disimpulkan bahwa di dalam perekonomian terdapat perusahaan-perusahaan yang dapat menghalangi kemasukan perusahaan-perusahaan baru ke dalam pasar. Sebagai akibatnya untuk beberapa barang tertentu hanya terdapat beberapa perusahaan atau ia terdiri dari satu perusahaan saja. Terdapatnya kemungkinan untuk membatasi persaingan ini memungkinkan perusahaan untuk memperoleh keuntungan yang melebihi normal di dalam jangka panjang. Keadaan ini dicapai oleh perusahaan-perusahaan tersebut dengan membatasi produksi dan menajmin agar tingkat harga adalah melebihi biaya rata-rata. Kemungkinan untuk memperoleh keuntungan secara yang baru diterangkan ini menyebabkan ahli-ahli ekonomi berpendapat bahwa keuntungan boleh pula dipandang sebagai pendapatan dari kekuasaan monopoli yang dimiliki perusahaan.