MK-2 Materi KONTRAK, SPK 2013. Contoh

21
SURAT PERJANJIAN PEMBORONGAN PEKERJAAN N O M O R : 817/K10/PPK/LK/2013 TANGGAL : 03 JUNI 2013 PEKERJAAN : PEMBANGUNAN GEDUNG ( Sesuai judul pd gb.)........ HARGA BORONGAN : RP. .angka................ ( .........HURUF......................... ............. ) TAHUN ANGGARAN :2013 DILAKSANAKAN OLEH : PT. Nama siswa masing-masing / no.urut absen Alamat,................(kampung)

description

sipil

Transcript of MK-2 Materi KONTRAK, SPK 2013. Contoh

Page 1: MK-2 Materi KONTRAK, SPK 2013. Contoh

SURAT PERJANJIAN PEMBORONGAN

PEKERJAAN

N O M O R : 817/K10/PPK/LK/2013

TANGGAL : 03 JUNI 2013

PEKERJAAN : PEMBANGUNAN GEDUNG ( Sesuai judul pd gb.)........

HARGA BORONGAN : RP. .angka................ ( .........HURUF...................................... )

TAHUN ANGGARAN : 2013

DILAKSANAKAN OLEH :

PT. Nama siswa masing-masing / no.urut absen

Alamat,................(kampung)

Page 2: MK-2 Materi KONTRAK, SPK 2013. Contoh

SURAT PERJANJIAN PEMBORONGAN

PEMBANGUNAN ......................................................

NOMOR : 817/K10/PPK/LK/2013TANGGAL : 03 JUNI 2013

Pada hari ini Senin tanggal empat bulan Juni tahun dua ribu tiga belas, kami yang bertanda tangan dibawah ini :

I. N a m a : Drs. Martono, MT.

J a b a t a n : Pimpinan proyek

Alamat Kantor : Jl. Klenteng sari I-no.4 Rt.06, Rw. 02 pedalangan, banyumanik, Semarang

Selaku Pejabat Pembuat Komitmen berdasarkan Surat Keputusan Menteri BUMN RI Nomor : 679/A.A3/KU/2013 tanggal .... Maret 2013, dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Perusahaan Negara yang selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA.

II. N a m a : nama siswa masing-masing/ no. Urut absen

J a b a t a n : Direktur Utama PT. ( Nama siswa masing-masing )

Alamat Kantor : rumah orang tua siswa masing-masing(kampung)

Yang didirikan sesuai dengan Akte Notaris Nomor : 9 tanggal 14 Juni 2002 oleh MUHAMMAD HAFIDH, SH., dan berdasarkan Akte Perubahan Nomor 21 tanggal 12 Agustus 2008 oleh MUHAMMAD HAFIDH, SH., yang dalam hal ini sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasarnya, bertindak untuk dan atas nama PT. (Nama siswa masing-masing) yang selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA .

Kedua belah pihak sepakat mengadakan Perjanjian Pemborongan Pekerjaan Pembangunan........................., selanjutnya disebut dengan Surat Perjanjian, dengan ketentuan dan syarat – syarat sebagaimana tercantum dalam pasal - pasal dan ayat-ayat sebagai berikut :

PASAL 1LINGKUP PEKERJAAN

PIHAK PERTAMA memberikan tugas pekerjaan kepada PIHAK KEDUA, dan PIHAK KEDUA menerima tugas tersebut, yaitu untuk melaksanakan pekerjaan : PEMBANGUNAN.................................. sesuai Daftar Terlampir.

PASAL 2DASAR PELAKSANAAN PEKERJAAN

Sebagai dasar pelaksanaan pekerjaan ini adalah :

1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945;

2. Keppres Nomor 42 Tahun 2002 jo. Keppres No. 72 tahun 2004 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;

3. Keppres Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah beserta peraturan-peraturan perubahannya;

4. DIPA Nomor : 0098/023-04.2/XIII/2013 tanggal 31 Desember 2012;

5. Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) dengan semua perubahan sesuai dengan Berita Acara Penjelasan pekerjaan Nomor : 479/K10/Pan/LK/2013 tanggal 22 April 2013;

6. PERPRES RI No.54 tahun 2010, Tentang pengadaan barang/ jasa Pemerintah

7. PERPRES RI No.70 tahun 2012, Tentang pengadaan barang/ jasa Pemerintah

Page 3: MK-2 Materi KONTRAK, SPK 2013. Contoh

8. Surat Keputusan Penetapan Penyedia Barang/Jasa : Nomor : 725/K10/PPK/LK/2013 tanggal 24 Mei 2013

PASAL 3DIREKSI / PENGAWAS PEKERJAAN

1. Untuk melakukan pengendalian pekerjaan yang terdiri atas pengawasan dan tindakan pengoreksian, sehingga PIHAK KEDUA dapat melaksanakan pekerjaan dengan sebaik-baiknya dan sesuai dengan ketentuan dalam Surat Perjanjian ini, maka PIHAK PERTAMA menunjuk CV. (pengawas)............ yang beralamat di Jl. ................. sebagai Pengawas Pekerjaan dan bertindak atas nama PIHAK PERTAMA, penunjukan tersebut akan diberitahukan secara tertulis kepada PIHAK KEDUA;

2. Apabila Badan Hukum yang ditunjuk dalam ayat ( 1 ) Pasal ini berhalangan atau tidak dapat menjalankan kewajibannya, maka PIHAK PERTAMA akan menunjuk penggantinya yang secara tertulis akan disampaikan kepada PIHAK KEDUA;

3. PIHAK KEDUA harus memenuhi segala petunjuk ( dalam hal teknis, berdasarkan RKS dan Addendum / Berita Acara Aanwijzing) dan atau perintah dari Pengawas Pekerjaan / PIHAK PERTAMA;

PASAL 4

BAHAN - BAHAN DAN ALAT – ALAT

1. Bahan-bahan, Alat-alat dan segala sesuatunya yang dipergunakan untuk melaksanakan pekerjaan pemborongan tersebut dalam Pasal 1 perjanjian ini, harus disediakan oleh PIHAK KEDUA;

2. PIHAK KEDUA wajib membuat tempat atau gudang yang baik untuk menyimpan bahan-bahan dan alat-alat tersebut guna kelancaran pekerjaannya;

3. PIHAK PERTAMA / Pengawas Pekerjaan berhak menolak bahan-bahan dan alat-alat yang disediakan oleh PIHAK KEDUA, jika spesifikasi dan kualitasnya bahan maupun alat tidak memenuhi persyaratan;

4. Jika bahan-bahan dan alat-alat tersebut ditolak oleh PIHAK PERTAMA / Pengawas Pekerjaan, maka PIHAK KEDUA harus menyingkirkan bahan-bahan dan alat-alat dari lokasi pekerjaan dalam waktu 2 x 24 jam, kemudian menggantinya dengan alat maupun bahan yang memenuhi persyaratan;

5. Tidak tersedianya bahan-bahan dan alat-alat, tidak dapat dijadikan alasan penyebab kelambatan pekerjaan.

PASAL 5TENAGA KERJA DAN UPAH kg2c/2a-26/2-2014

1. Agar pekerjaan berjalan seperti yang ditetapkan, PIHAK KEDUA harus menyediakan tenaga kerja yang cukup dalam jumlahnya, keahliannya dan ketrampilannya;

2. Ongkos-ongkos dan upah kerja untuk pelaksanaan pekerjaan tersebut ditanggung oleh PIHAK KEDUA;

3. PIHAK KEDUA wajib menyelenggarakan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK) sesuai dengan ketentuan dalam Undang – Undang No. 3 tahun 1992 juncto Peraturan Pemerintah No. 14 tahun 1993.

PASAL 6PELAKSANA PIHAK KEDUA

1. Ditempat pekerjaan harus selalu ada wakil PIHAK KEDUA yang ditunjuk sebagai Pemimpin Pelaksana / Tenaga Ahli, yang mempunyai wewenang / kekuasaan penuh untuk menerima / memberikan / memutuskan segala petunjuk - petunjuk dari PIHAK PERTAMA;

2. Penunjukan Pemimpin Pelaksana / Tenaga Ahli ini harus mendapat persetujuan secara tertulis dari PIHAK PERTAMA;

3. Apabila menurut pertimbangan PIHAK PERTAMA, Pemimpin Pelaksana / Tenaga Ahli yang digunakan oleh PIHAK KEDUA tidak memenuhi persyaratan yang diperlukan, maka PIHAK PERTAMA akan memberitahukan secara tertulis kepada PIHAK KEDUA, dan PIHAK KEDUA segera mengganti dengan Pemimpin Pelaksana / Tenaga Ahli lain yang memenuhi persyaratan tersebut;

Page 4: MK-2 Materi KONTRAK, SPK 2013. Contoh

4. PIHAK KEDUA bertanggung jawab atas kerugian PIHAK PERTAMA sebagai akibat perbuatan orang-orang yang dipekerjakan olehnya.

PASAL 7SUB KONTRAKTOR

1. PIHAK KEDUA wajib bekerja sama dengan golongan ekonomi lemah setempat antara lain sebagai Sub Kontraktor, Leveransir bahan dan barang;

2. Apabila suatu bagian pekerjaan akan diserahkan kepada Sub Kontraktor, maka PIHAK KEDUA harus memberitahukan hal tersebut secara tertulis kepada PIHAK PERTAMA setelah terlebih dahulu mendapat persetujuan tertulis dari Pengawas Pekerjaan sebagaimana tersebut dalam Pasal 3 surat perjanjian ini;

3. Untuk pekerjaan-pekerjaan yang diserahkan kepada Sub Kontraktor dengan persetujuan PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA harus melakukan koordinasi atas pekerjaan yang dilakukan oleh Sub Kontraktor itu, serta melakukan pengawasan bersama-sama Pengawas Pekerjaan;

4. Dalam hal ada pekerjaan yang di-Sub Kontrakkan, maka PIHAK KEDUA bertanggung jawab sepenuhnya atas pekerjaan yang diserahkan kepada Sub Kontraktor dan segala sesuatu yang menyangkut hubungan antara PIHAK KEDUA dengan Sub Kontraktor;CATATAN : Pasal ini hanya dipergunakan untuk pekerjaan yang menggunakan Sub Kontraktor.

5. PIHAK KEDUA wajib membuat laporan periodik kepada PIHAK PERTAMA mengenai pelaksanaan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 Pasal ini termasuk pelaksanaan pembayaran;

6. Apabila PIHAK KEDUA tidak melaksanakan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) s/d (5) Pasal ini, maka berlaku Pasal 21 Surat Perjanjian ini dan PIHAK KEDUA dikeluarkan dari Daftar Rekanan Terseleksi;

PASAL 8JANGKA WAKTU PELAKSANAAN

1. Jangka waktu pelaksanaan sampai pekerjaan selesai 100 % yang disebut dalam Pasal 1 Perjanjian ini ditetapkan selama 120 (seratus dua puluh) hari kalender/hari kerja terhitung sejak diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja ( SPK/ SPMK );

2. Waktu penyelesaian pekerjaan tersebut dalam ayat (1) Pasal ini tidak dapat diubah oleh PIHAK KEDUA, kecuali adanya “Keadaan memaksa” ( Force Majeure ) seperti diatur dalam Pasal 9 Surat Perjanjian ini, atau adanya perintah penambahan pekerjaan sesuai Pasal 15 Surat Perjanjian ini atau perubahan-perubahan yang dipandang perlu oleh kedua belah pihak seperti diatur dalam Pasal 24 ayat 1 Surat Perjanjian ini;

3. Perubahan jangka waktu tersebut pada ayat 2 Pasal ini, harus disetujui oleh PIHAK PERTAMA secara tertulis dan diketahui oleh Pejabat yang berwenang dari Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang, atau Pejabat yang ditunjuk olehnya.

PASAL 9KEADAAN MEMAKSA ( FORCE MAJEURE)

1. Yang termasuk dalam “Keadaan Memaksa” ( Force Majeur ) adalah peristiwa-peristiwa antara lain seperti berikut :- Bencana alam ( gempa bumi, tanah longsor, angintopan, gunung meletus dan banjir );- Kebakaran;- Perang, huru-hara, pemogokan, pemberontakan, demonstrasi, dan epidemi atau keadaan-keadaan di

luar kekuasaan PIHAK KEDUA untuk mengatasinya, yang secara keseluruhan atau sebagian ada hubungan langsung dengan penyelesaian pekerjaan pemborongan ini;

- Peraturan Pemerintah dibidang moneter yang pelaksanaannya diatur sesuai dengan Peraturan Pemerintah, dan kebijakan Pemerintah dibidang moneter yang secara langsung atau tidak langsung, mempengaruhi jalannya pelaksanaan proyek;

2. Apabila terjadi “Keadaan Memaksa” ( Force Majeur ) PIHAK KEDUA harus memberitahukan kepada Pengawas pekerjaan / PIHAK PERTAMA secara tertulis dalam jangka waktu 3 x 24 jam sejak terjadinya “Keadaan Memaksa” ( Force Majeur ) tersebut;

Page 5: MK-2 Materi KONTRAK, SPK 2013. Contoh

3. Pemberitahuan tersebut pada ayat 2 Pasal ini harus dilengkapi dengan data-data yang dapat dipertanggung jawabkan dan disahkan oleh pihak yang berwenang dalam jangka waktu 3 x 24 Jam;

4. Dalam pemberitahuan PIHAK KEDUA, PIHAK PERTAMA dapat menyetujui atau menolak secara tertulis adanya “ Keadaan Memaksa ” ( Force Majeur ) itu dalam jangka waktu 3 x 24 jam, setelah diterimanya pemberitahuan tersebut pada ayat (2) dan (3) Pasal ini;

5. Jika dalam waktu 3 x 24 jam sejak diterimanya pemberitahuan PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA dan PIHAK PERTAMA tidak memberikan jawabannya, maka PIHAK PERTAMA dianggap menyetujui adanya “Keadaan Memaksa” ( Force Majeur ) tersebut.

6. Bilamana “Keadaan Memaksa” ( Force Majeur ) itu ditolak oleh PIHAK PERTAMA, maka berlaku ketentuan-ketentuan Pasal 18, 19, 20, 21 dan 24 dalam perjanjian ini.

PASAL 10MASA PEMELIHARAAN

1. Masa pemeliharaan dari hasil pekerjaan ditetapkan selama 180 (seratus delapan puluh) hari kalender setelah tanggal selesainya pekerjaan atau prestasi pekerjaan mencapai 100% yang dinyatakan dalam Berita Acara Serah Terima Pertama Pekerjaan ( Provisional Hand Over )

2. Selesainya masa pemeliharaan dinyatakan dalam Berita Acara Pemeliharaan dan diterimanya pekerjaan pemeliharaan oleh PIHAK PERTAMA dalam keadaan baik yang dinyatakan dalam Berita Acara Penyerahan Kedua Pekerjaan ( Final Hand Over );

3. Dalam hal adanya perbaikan-perbaikan yang dilakukan dalam ayat ( 1 ) Pasal ini, maka masa pemeliharaan untuk pekerjaan perbaikan tersebut dihitung sampai dengan berakhirnya perbaikan yang dilakukan tersebut;

4. Semua biaya perbaikan yang dikeluarkan dalam masa pemeliharaan ditanggung oleh PIHAK KEDUA;

5. Selama masa pemeliharaan tersebut PIHAK KEDUA diharuskan dan bertanggung jawab atas perbaikan / pembetulan dan penyempurnaan dari segala kekurangan - kekurangan serta cacat - cacat dari pekerjaan seperti yang tersebut dalam Pasal 1 sehingga dapat diterima oleh PIHAK PERTAMA.

PASAL 11JAMINAN UANG MUKA / PELAKSANAAN / PEMELIHARAAN PPG3A-mg2 26/2-2014

A. Jaminan Uang Muka

1. Apabila PIHAK KEDUA untuk pekerjaan ini menghendaki pembayaran Uang Muka, maka PIHAK KEDUA harus menyerahkan Jaminan Uang Muka berupa Jaminan Bank Pemerintah/Bank lain/Lembaga Keuangan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia sebesar 20 % dari harga borongan (HB) atau sebesar = 20 % x HB = Rp. ....... (.........................................................................................................);

2. Jaminan Uang Muka ini akan diterima kembali oleh PIHAK KEDUA setelah uang muka selesai diperhitungkan di dalam penerimaan termyn/ angsuran.

B. Jaminan Pelaksanaan

1. Sebagai jaminan pelaksanaan pekerjaan borongan, maka selambat-lambatnya, pada saat perjanjian ini ditandatangani, PIHAK KEDUA harus menyerahkan kepada PIHAK PERTAMA jaminan pelaksanaan pekerjaan berupa Surat Jaminan Bank Pemerintah/Bank lain yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia,

2. Berdasarkan Dokumen Pelelangan Umum dan Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing) serta Addendum Dokumen Pelelangan Umum Nomor : 479/K10/Pan/LK/2010 tanggal 22 APRIL 2010 untuk pekerjaan tersebut di atas, PIHAK KEDUA harus menyediakan Jaminan Pelaksanaan sebesar 5 % dari Harga Borongan (HB) yaitu 5 % X Rp. HB = Rp. ......................( ...................................... )

3. Surat Jaminan Bank tersebut, akan diserahkan kembali oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA, setelah pekerjaan dilaksanakan dengan baik yang dinyatakan dengan Berita Acara Serah Terima Pertama dan diganti dengan Surat Jaminan Pemeliharaan;

Page 6: MK-2 Materi KONTRAK, SPK 2013. Contoh

4. Jaminan pelaksanaan tersebut pada huruf B ayat (1) Pasal ini dapat dicairkan PIHAK PERTAMA secara langsung dan disetor ke Kas Negara apabila PIHAK KEDUA mengundurkan diri dan atau apabila terjadinya pemutusan perjanjian;

5. Apabila terjadi perpanjangan jangka waktu pelaksanaan yang telah disetujui oleh PIHAK PERTAMA, maka PIHAK KEDUA wajib memperpanjang jaminan pelaksanaannya.

C. Jaminan Pemeliharaan

1. Sebagai jaminan pemeliharaan atas pekerjaan pemeliharaan pada masa pemeliharaan dimana penyelesaian pekerjaan pemeliharaan tersebut melewati batas akhir tahun anggaran.

2. Jaminan Pemeliharaan ini harus diserahkan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA berupa Surat Jaminan Bank Pemerintah/Bank lain yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia, pada saat pengajuan angsuran terakhir pada tahun anggaran yang sama ( bilamana masa pemeliharaan berakhir pada tahun anggaran berikutnya );

3. Besarnya Jaminan Pemeliharaan yang harus diserahkan PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA sebesar : 5 % dari Harga Borongan (HB) yaitu 5 % X Rp. HB = Rp. ........ ( .........................................);

4. Surat Jaminan Pemeliharaan tersebut dapat dicairkan kembali oleh PIHAK KEDUA setelah masa pemeliharaan berakhir yang ditandai dengan diterbitkannya Berita Acara Pemeliharaan dan Berita Acara Serah Terima Pekerjaan yang ke dua (FHO );

5. Apabila PIHAK KEDUA tidak melaksanakan pekerjaan pemeliharaan pada masa pemeliharaan seperti diatur dalam pasal 10 Surat Perjanjian ini, maka PIHAK PERTAMA dapat mencairkan Jaminan Pemeliharaan tersebut setelah memberikan surat teguran secara tertulis kepada PIHAK KEDUA, dan PIHAK KEDUA tidak mengindahkan surat teguran dari PIHAK PERTAMA tersebut.

PASAL 12HARGA BORONGAN PEKERJAAN

1. Jumlah harga borongan untuk pekerjaan tersebut pada Pasal 1 ( satu ) perjanjian ini termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah sebesar Rp. 1.427.297.000,00 (.HURUF...............) merupakan jumlah yang tetap dan pasti (lumpsum fixed price) dibebankan pada DIPA Anggaran 2013 Politeknik Negeri Semarang, Nomor : 0098/023-04.2/XIII/2013 tanggal 31 Desember 20012 MAK. 10.06.01.2602.00167.533111;

2. Dalam jumlah Harga Borongan tersebut diatas sudah termasuk segala pengeluaran pemborong : Jasa Kontraktor dan iuran-iuran daerah lainnya yang harus dibayar oleh PIHAK KEDUA sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku.

PASAL 13CARA PEMBAYARAN

1. Pembayaran Harga Borongan tersebut akan dibayarkan melalui Kantor Pelayanan dan Perbendaharaan Negara ( KPPN ) di Semarang dengan anggaran DIPA Nomor : 0098/023-04.2/XIII/2013 tanggal 31 Desember 2012... MAK. 10.06.01.2602.00167.533111;

2. Pembayaran uang muka dan angsuran uang muka serta pembayaran angsuran diatur sebagai berikut :

PRESTASITAHAP

PEMBAYARAN P E M B A Y A R A N

0 % Uang Muka 20 % X NK = 20 %

35 % Angsuran I = 30% 30 % X NK – Pengembalian UM I = 30% - ( 30%X20%XNK) = 24 %

65 % Angsuran II = 60% 60% X NK – Angsuran I - Pengembalian UM II = 60% - 30% - (30%X20%XNK) = 24 %

100 % Angsuran III = 95% 95 % X NK – Angsuran II – Pengembalian UM III = 95% - 60% - (40%X20%XNK) = 27 %

Selesai Masa Pemeliharaan

Angsuran IV = 100% 100 % - 95 % X NK = 5 %

Page 7: MK-2 Materi KONTRAK, SPK 2013. Contoh

3. Pengaturan Pembayaran :Pembayaran dilakukan Oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA melalui Bank Jateng Cabang Utama Semarang dengan Nomor Rekening : 1.034-14315 – 3 dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Pembayaran Uang MukaPrestasi : 0 %Tahap Pembayaran : Uang Muka akan dibayarkan sebesar 20 % (dua puluh) prosen dari Harga Borongan atau sebesar = 20 % x Rp. 1.427.297.000,00 = Rp. 285.459.400,00 (dua ratus delapan puluh lima juta empat ratus lima puluh sembilan ribu empat ratus rupiah).

Uang Muka tersebut akan dibayarkan dengan persyaratan sebagai berikut :1. PIHAK KEDUA telah menyerahkan Jaminan Uang Muka sebesar 20 % dari Harga Borongan

yang ditetapkan sebesar 20 % x Rp. 1.427.297.000,00 = Rp. 285.459.400,00 (dua ratus delapan puluh lima juta empat ratus lima puluh sembilan ribu empat ratus rupiah);

2. Uang Muka yang dibayarkan kepada PIHAK KEDUA akan dikembalikan kepada PIHAK PERTAMA dengan cara angsuran sebagai berikut :

Tahap Pembayaran Angsuran I sebesar 6 % x Rp. 1.427.297.000,00 = Rp. 85.637.820,00 (delapan puluh lima juta enam ratus tiga puluh tujuh ribu delapan ratus dua puluh rupiah);

Tahap Pembayaran Angsuran II sebesar 6 % x Rp. 1.427.297.000,00 = Rp. 85.637.820,00 (delapan puluh lima juta enam ratus tiga puluh tujuh ribu delapan ratus dua puluh rupiah);

Tahap Pembayaran Angsuran III sebesar 8 % x Rp. 1.427.297.000,00 = Rp. 114.183.760,00 (seratus empat belas juta seratus delapan puluh tiga ribu tujuh ratus enam puluh rupiah)

3. Jaminan uang muka yang dimaksud adalah jaminan yang berupa Jaminan Bank dari Bank

Pemerintah atau Lembaga Keuangan yang lain yang ditetapkan/ditunjuk oleh Pernerintah dalam hal ini oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia.

4. Uang Muka hanya dapat dicairkan oieh PIHAK KEDUA setelah mendapat persetujuan dari PIHAK PERTAMA dan telah dipenuhi Pasal 13 (Tiga belas) butir 3 a.1

Uang Muka sebagaimana tersebut di atas hanya berlaku untuk menyelesaikan pekerjaan yang tertuang dalam Pasal 1 (satu) Perjanjian ini.

b. Pembayaran Angsuran I (Pertama) diperhitungkan sebagai berikut :Prestasi : 35 %Tahap Pembayaran : Angsuran pertama akan dibayarkan sebesar 30% dari Harga Borongan ( HB atau NK) atau sebesar 30 % x NK kemudian dikurangi Angsuran Uang Muka I dan dikurangi pajak;

c. Pembayaran Angsuran II (Kedua) diperhitungkan sebagai berikut :

Prestasi : 65 %Tahap Pembayaran : Angsuran kedua akan dibayarkan sebesar 60% dari Harga Borongan atau sebesar : 60 % X NK kemudian dikurangi 30% X NK= ...... dan pengembalian uang muka II dan dikurangi pajak

d. Pembayaran Angsuran III (Ketiga) diperhitungkan sebagai berikut :Prestasi : 100 %Tahap Pembayaran : Angsuran ketiga akan dibayarkan sebesar 95% dari Harga Borongan atau sebesar : 95 % X NK kemudian dikurangi 60% X NK dan pengembalian uang muka III dan dikurangi pajak

e. Pembayaran Angsuran IV (Keempat) diperhitungkan sebagai berikut :Prestasi : Masa Pemeliharaan selesai Tahap Pembayaran Angsuran ketiga akan dibayarkan sebesar 5 % dari Harga Borongan atau sebesar : 5% X NK , dibayarkan kepada PIHAK KEDUA setelah Selesainya Masa Pemeliharaan dan dinyatakan dengan Berita Acara Serah Terima Kedua ( FHO ) Pekerjaan atau dengan menyampaikan Jaminan Pemeliharaan dari Bank Pemerintah/Bank lain sebesar 5 % dari Harga Borongan atau sebesar 5%x NK, dan dikurangi pajak;

4. Setiap permohonan pembayaran angsuran diserahkan atau dilampiri Berita Acara yang telah disetujui oleh pengawas pekerjaan dan kedua belah pihak yaitu PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dengan

Page 8: MK-2 Materi KONTRAK, SPK 2013. Contoh

menyerahkan foto dokumentasi sesuai dengan kemajuan dan prestasi yang dikerjakan, sedangkan ukuran foto dokumentasi sesuai dengan ketentuan yang ada pada RKS;

5. Pembayaran angsuran harus mengacu dari jadwal pelaksanaan yang telah disetujui oleh pengawas pekerjaan, dan PIHAK KEDUA wajib membuat dan memberikan alasan-alasan yang dapat dipertanggungjawabkan tentang pekerjaannya secara teknis.

6. Sebelum mengajukan permintaan pembayaran angsuran harus dilakukan pemeriksaan di lapangan untuk menilai bahwa pekerjaan yang dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA telah memenuhi prestasi pekerjaan yang dicapai, sebagaimana yang disebutkan di atas dalam surat perjanjian ini.

PASAL 14KENAIKAN HARGA

1. Kenaikan harga bahan - bahan, alat - alat, dan upah selama masa pelaksanaan pemborongan ini ditanggung sepenuhnya oleh PIHAK KEDUA;

2. Pada dasarnya PIHAK KEDUA tidak dapat mengajukan tuntutan / klaim atas kenaikan harga bahan-bahan, alat-alat, dan upah, kecuali apabila diadakan pengaturan khusus oleh Pemerintah sehubungan dengan terjadinya tindakan / kebijaksanaan Pemerintah Republik Indonesia dalam bidang moneter, yang diumumkan secara resmi dan diatur dalam Peraturan Pemerintah, khususnya untuk Pekerjaan Pemborongan.

PASAL 15PEKERJAAN TAMBAH KURANG

1. Segala penyimpangan dan atau perubahan merupakan penambahan atau pengurangan pekerjaan, yang tidak melebihi 10 % dari harga borongan, hanya dianggap sah sesudah mendapat perintah tertulis dari pengawas pekerjaan / PIHAK PERTAMA, dengan menyebut jenis dan rincian pekerjaan secara jelas;

2. Perhitungan biaya untuk pekerjaan tambah kurang diperhitungkan menurut harga satuan pekerjaan yang dimasukkan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA pada waktu pemasukan penawaran untuk pelelangan pekerjaan ini. Untuk pekerjaan tambah kurang yang belum ada harganya ditetapkan bersama oleh kedua belah pihak;

3. Adanya pekerjaan tambah kurang tidak dapat dipakai sebagai alasan untuk mengubah jangka waktu pelaksanaan pekerjaan, kecuali atas persetujuan tertulis dari PIHAK PERTAMA / Pengawas Pekerjaan;

4. Untuk pekerjaan tersebut diatas apabila diperlukan dapat dibuat perjanjian tambahan (Addendum).

PASAL 16 PENGAMANAN TEMPAT KERJA DAN TENAGA KERJA

1. PIHAK KEDUA bertanggung jawab atas keamanan tempat kerja / tenaga kerja, kebersihan bangunan-bangunan, kebersihan lingkungan, alat-alat dan bahan-bahan bangunan selama pekerjaan berlangsung;

2. PIHAK KEDUA bertanggung jawab / wajib menyediakan sarana untuk menjaga keselamatan para tenaga kerja, guna menghindarkan bahaya yang mungkin terjadi pada saat melaksanakan pekerjaan;

3. Jika terjadi kecelakaan pada saat melaksanakan pekerjaan, maka PIHAK KEDUA diwajibkan memberikan pertolongan pertama kepada korban-korban dan segala biaya yang dikeluarkan sebagai akibatnya, menjadi beban/tanggung jawab PIHAK KEDUA;

4. PIHAK KEDUA wajib menyediakan tempat yang memenuhi syarat-syarat kesehatan, sanitasi dan ketertiban, dalam hal para pekerja tinggal sementara di lokasi pekerjaan;

5. Hubungan antara para pekerja dan PIHAK KEDUA sepanjang tidak diatur secara khusus, tunduk pada peraturan-peraturan yang berlaku;

6. PIHAK KEDUA diwajibkan mengasuransikan tenaga kerjanya melalui Perum Jamsostek.

PASAL 17

Page 9: MK-2 Materi KONTRAK, SPK 2013. Contoh

L A P O R A N

1. PIHAK KEDUA wajib membuat laporan harian secara tertulis baik mengenai pelaksanaan secara keseluruhan maupun pelaksanaan pekerjaan oleh Sub-Kontraktor dan segala sesuatunya yang berhubungan dengan pekerjaan tersebut dalam Pasal 1 surat perjanjian ini;

2. PIHAK KEDUA wajib membuat catatan – catatan yang jelas mengenai kemajuan pekerjaan yang telah dilaksanakan, dan jika diminta oleh PIHAK PERTAMA untuk keperluan pemeriksaan sewaktu-waktu dapat diserahkan;

3. Segala laporan dan atau catatan tersebut dalam ayat (1) dan (2) Pasal ini, dibuat berbentuk buku harian rangkap 5 (lima) diisi pada formulir yang telah disetujui oleh Pengawas Pekerjaan, dan selalu berada di tempat pekerjaan;

4. Dokumen Foto :PIHAK KEDUA wajib membuat dokumen berupa foto-foto, sebelum pekerjaan dimulai dan tiap tahap permintaan angsuran disertai keterangan lokasi, arah pengambilan dan tahap pelaksanaan pekerjaan serta disusun secara rapi dan diterima oleh PIHAK PERTAMA.Syarat-syarat foto dokumentasi :

a. Setiap Unit Bangunan diambil dari empat arahb. Gambar menyeluruh pandangan dari empat arahc. Sudut pengambilan gambar dari tiap tahapan harus tetap pada sudut pengambilan tersebut pada

butir (a) ayat ini.

Gambar dimasukkan dalam album dan diserahkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Politeknik Negeri Semarang melalui pengawas pekerjaan rangkap 2 (dua) biaya dokumen merupakan tanggung jawab PIHAK KEDUA.

Page 10: MK-2 Materi KONTRAK, SPK 2013. Contoh

PASAL 18SANKSI DAN DENDA

1. Jika PIHAK KEDUA telah melakukan kelalaian dan mendapat peringatan tertulis 3 (tiga) kali berturut – turut tidak mengindahkan kewajiban-kewajiban sebagaimana tercantum dalam Pasal 3 ayat ( 3 ), Pasal 5 ayat ( 1 ) dan ( 2 ), Pasal 7, Pasal 16 ayat 2 dan 4 dan Pasal 17, maka untuk setiap kali melakukan kelalaian PIHAK KEDUA wajib membayar “denda kelalaian” sebesar 1 0/00 (satu permil) dari Harga Borongan untuk setiap kali melakukan kelalaian;

2. JIka PIHAK KEDUA tidak dapat menyelesaikan pekerjaan pemborongan sesuai dengan jangka waktu yang tercantum dalam Pasal 8 perjanjian ini, maka untuk setiap hari keterlambatan, PIHAK KEDUA harus membayar “denda kelambatan” sebesar 1 0/00 (satu permil) dari Harga Borongan untuk setiap hari kelambatan sampai sebanyak – banyaknya sebesar 5 % (lima prosen) dari Harga Borongan;

3. Denda – denda tersebut dalam ayat (1) dan (2) pasal ini, akan diperhitungkan dengan kewajiban pembayaran PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA.Disamping itu kepada PIHAK KEDUA dibebankan pula biaya pengawasan lapangan dan / atau biaya Direksi Pekerjaan perhari kelambatan sebesar Rp 150.000,- (Seratus lima puluh ribu rupiah) akibat keterlambatan pelaksanaan pekerjaan yang ditimbulkan sebagai akibat kesalahan PIHAK KEDUA.

PASAL 19R E S I K O

1. Jika hasil pekerjaan PIHAK KEDUA sebagian atau seluruhnya musnah dengan cara apapun sebelum diserahkan kepada PIHAK PERTAMA, maka PIHAK KEDUA bertanggung jawab sepenuhnya atas segala kerugian yang timbul kecuali jika PIHAK PERTAMA telah lalai untuk menerima pekerjaan tersebut;

2. Jika hasil pekerjaan PIHAK KEDUA sebagian atau seluruhnya musnah atau hancur akibat “Keadaaan memaksa” sebagaimana tersebut dalam pasal 9 sebelum pekerjaan diserahkan kepada PIHAK PERTAMA dan PIHAK PERTAMA tidak lalai untuk menerima/menyetujui hasil pekerjaan tersebut, maka kerugian yang timbul akibat keadaan itu, akan ditanggung bersama oleh kedua belah pihak secara musyawarah dan mufakat;

3. Jika hasil pekerjaan PIHAK KEDUA sebagian atau seluruhnya rusak disebabkan oleh suatu cacat-cacat tersembunyi dalam pelaksananaan strukturnya, maka PIHAK KEDUA bertanggung jawab selama 10 (sepuluh) tahun, terhitung sejak tanggal penyerahan hasil pekerjaan kepada PIHAK PERTAMA (KUH. Perdata bagian ke-enam pasal 1609 tentang Pemborongan Pekerjaan);

4. Jika pada waktu pelaksanaan pekerjaan terjadi kemacetan-kemacetan yang diakibatkan tidak masuknya atau tidak tersedianya bahan-bahan dan alat-alat karena semata-mata kesalahan PIHAK KEDUA, maka segala resiko akibat kemacetan pekerjaan tersebut pada dasarnya menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA;

5. Segala persoalan dan tuntutan para tenaga kerja menjadi beban dan tanggung jawab sepenuhnya dari PIHAK KEDUA, atau dengan kata lain bahwa PIHAK KEDUA membebaskan PIHAK PERTAMA dari segala tuntutan para tenaga kerja yang berkenaan dengan pelaksanaan perjanjian ini baik didalam maupun diluar pengadilan;

6. Bilamana selama PIHAK KEDUA melaksanakan pekerjaan pemborongan ini menimbulkan kerugian bagi PIHAK KETIGA (orang-orang yang tidak ada sangkut pautnya dalam perjanjian ini) maka kerugian sepenuhnya ditanggung oleh PIHAK KEDUA.

PASAL 20PENYELESAIAN PERSELISIHAN

1. Jika terjadi perselisihan antara kedua belah pihak, maka akan diselesaikan secara musyawarah;

Page 11: MK-2 Materi KONTRAK, SPK 2013. Contoh

2. Jika perselisihan itu tidak dapat diselesaikan secara musyawarah, maka akan diselesaikan oleh suatu “Panitia Pendamai/ Dewan Arbitrace” yang dibentuk dan diangkat oleh kedua belah pihak, yang terdiri dari :

2.1 Seorang wakil dari PIHAK PERTAMA sebagai anggota2.2 Seorang wakil dari PIHAK KEDUA sebagai anggota2.3 Seorang PIHAK KETIGA, sebagai Ketua, yang telah disetujui oleh kedua belah pihak.

3. Keputusan “Panitia Pendamai” ini mengikat kedua belah pihak, dan biaya penyelesaian yang dikeluarkan akan dipikul secara bersama;

4. Jika keputusan sebagaimana dimaksud ayat ( 3 ) Pasal ini tidak dapat diterima oleh salah satu atau kedua belah pihak maka perselisihan akan diteruskan ke Pengadilan Negeri Setempat (sesuai judul gb.pek)

PASAL 21PEMUTUSAN PERJANJIAN

1. PIHAK PERTAMA berhak memutuskan perjanjian ini secara sepihak, dengan pemberitahuan tertulis 7 (tujuh) hari sebelumnya setelah melakukan peringatan/teguran tertulis 3 (tiga) kali berturut –turut kepada PIHAK KEDUA apabila :

a. Dalam satu bulan terhitung tanggal Surat Perjanjian ini tidak atau belum memulai melaksanakan pekerjaan pemborongan sebagaimana diatur dalam Pasal 1

b. Dalam waktu satu bulan berturut-turut tidak melanjutkan pekerjaan borongan yang telah dimulainya secara langsung atau tidak langsung dengan sengaja memperlambat penyelesaian pekerjaan pemborongan ini

c. Memberikan keterangan tidak benar atau dapat merugikan PIHAK PERTAMA, sehubungan dengan pekerjaan pemborongan ini

d. Jika pekerjaan pemborongan ini dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA tidak sesuai dengan jadual waktu (Time Schedule) yang dibuat oleh PIHAK KEDUA dan telah disetujui oleh PIHAK PERTAMA dan atau pengawas pekerjaan dan kelambatan yang diatur dalam Pasal 18 ayat 2 Surat Perjanjian ini telah melampaui batas maksimum sebesar 5 % dari harga borongan

e. Terpenuhinya ketentuan pasal 7 ayat ( 7 ) surat perjanjian ini

2. Jika terjadi pemutusan perjanjian ini secara sepihak oleh PIHAK PERTAMA sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini, maka :

a. PIHAK PERTAMA dapat menunjuk pemborong lain atas kehendak dan berdasarkan pilihannya sendiri untuk menyelesaikan pekerjaan pemborongan tersebut

b. PIHAK KEDUA harus menyerahkan kepada PIHAK PERTAMA segala arsip, gambar-gambar, perhitungan-perhitungan dan keterangan-keterangan lainnya yang berhubungan dengan Surat Perjanjian tersebut

c. PIHAK KEDUA harus membuat Berita Acara perhitungan prestasi hasil pekerjaan yang telah dilakukan

3. Jika terjadi pemutusan perjanjian ini secara sepihak oleh PIHAK PERTAMA sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini, maka Jaminan Pelaksanaan sebagaimana dimaksud dalam Surat Perjanjian ini menjadi milik Negara, sedangkan Jaminan Uang Muka akan dicairkan PIHAK PERTAMA dan diperhitungkan dengan prestasi pekerjaan yang telah diselesaikan PIHAK KEDUA.

P A S A L 22BEA METERAI DAN PAJAK

1. Bea meterai surat perjanjian ini sebesar Rp 6.000,00 ( enam ribu rupiah ) untuk setiap ganda yang

diperlukan dan menjadi beban PIHAK KEDUA;

2. Segala pajak-pajak yang timbul akibat dari surat perjanjian ini menjadi beban PIHAK KEDUA.

PASAL 23

Page 12: MK-2 Materi KONTRAK, SPK 2013. Contoh

TEMPAT KEDUDUKAN

Segala akibat yang terjadi dari pelaksanaan perjanjian ini, kedua belah pihak telah memilih tempat kedudukan (Domisili) yang tetap dan sah di Kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri (sesuai judul gb.pek)

PASAL 24L A I N - L A I N

1. Hal - hal lain yang belum diatur dalam Surat Perjanjian ini atau perubahan-perubahan yang dipandang perlu oleh kedua belah pihak, akan diatur lebih lanjut dalam Surat Perjanjian tambahan (Addendum ) dan merupakan Perjanjian yang tidak terpisahkan dari Surat Perjanjian ini.

2. Dengan ditandatanganinya surat perjanjian ini oleh kedua belah pihak, maka seluruh ketentuan yang tercantum dalam pasal – pasal surat perjanjian ini dan seluruh ketentuan tambahan serta bagian yang tidak terpisahkan dari surat perjanjian ini, termasuk segala sanksinya, mempunyai kekuatan yang mengikat dan berlaku sebagai undang – undang bagi kedua belah pihak, berdasarkan ketentuan dalam pasal 1338 ayat (1) Kitab Undang – Undang Hukum Perdata (KUHP);

3. Apabila PIHAK KEDUA tidak memenuhi kewajibannya, dengan dan karena ketentuan tersebut pada ayat (1) dan ayat (2), maka ketentuan pada pasal 1266 K U H P tidak diperlukan lagi dalam Surat Perjanjian ini.

4. Surat Perjanjian dibuat dalam rangkap secukupnya dan bermeterai cukup yang sama kuatnya untuk PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA, selebihnya diberikan kepada pihak - pihak yang berkepentingan dan ada hubungannya dengan pekerjaan ini.

PASAL 25P E N U T U P

1. Segala sesuatu akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya apabila dikemudian hari ternyata terdapat kesalahan-kesalahan didalam Surat Perjanjian ini;

2. Surat perjanjian pemborongan ini dinyatakan berlaku sejak tanggal ditanda tangani.

3. Demikian Surat Perjanjian ini ditanda tangani oleh kedua belah pihak di Semarang dan dinyatakan berlaku pada hari, tanggal, bulan dan tahun seperti tersebut diatas dan diketahui oleh para pejabat yang berwewenang, atau pejabat yang ditunjuk olehnya.

PIHAK KEDUAPT. ........................................

(DIREKTUR UTAMA )

PIHAK PERTAMAPEJABAT PEMBUAT KOMITMEN( INSTANSI..................)

( NAMA ppk............. )NIP. ...............

Kegiatan : Pembangunan Prasarana dan Sarana Lingkungan Gedung Tahun 2010

Pekerjaan : Pembangunan Gedung Laboratorium Akuntansi dan Administrasi Niaga TAHAP II Politeknik Negeri Semarang

Lokasi : Politeknik Negeri Semarang Jl. Prof. Soedarto, SH. Tembalang Semarang

DIPA : 0098/023-04.2/XIII/2010

Tanggal : 31 Desember 2009

TA : 2010

SURAT PERINTAH MULAI KERJANomor : /K10/PPK/LK/2010Tanggal : 07 JUNI 2010

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Page 13: MK-2 Materi KONTRAK, SPK 2013. Contoh

I. Nama : Drs. Riyadi, MMJabatan : Pejabat Pembuat Komitmen Politeknik Negeri SemarangAlamat : Jl. Prof. Soedarto, SH. Tembalang SemarangSelanjutnya disebut PIHAK PERTAMA

Berdasarkan Surat Keputusan Penetapan Penyedia Barang/Jasa Nomor : /K10/PPK/LK/2010 Tanggal 24 MEI 2010, dengan ini memberikan perintah kepada :

II. Nama : Sulthonun Na’im, STJabatan : Direktur Utama PT. BINDER BASE INTERNATIONALAlamat : Jl. Sukun I / No. 37, SemarangSelanjutnya disebut PIHAK KEDUA

untuk melaksanakan pekerjaan sebagaimana berikut :

1. Macam Pekerjaan : Pembangunan Gedung Laboratorium Akuntansi dan Administrasi Niaga Tahap II Politeknik Negeri Semarang

2. Surat Perjanjian Pemborongan : Nomor : 817/K10/PPK/LK/2010 tanggal 03 Juni 20103. Syarat-Syarat Pekerjaan : RKS, RAB, BA Aanwijzing & Jadwal waktu yang telah ditetapkan4. Harga Borongan : Rp 1.427.297.000,-( satu miliar empat ratus dua puluh tujuh juta dua

ratus sembilan puluh tujuh ribu rupiah )5. Dibebankan pada : DIPA Nomor : 0098/023-04.2/XIII/2010 tanggal 31 Desember 2009

MAK 10.06.01.2602.00167.5331116. Pembayaran : Melalui Kantor Pelayanan dan Perbendaharaan Negara Semarang7. Waktu penyelesaian : 120 (seratus dua puluh) hari kalender8. Waktu pelaksanaan : 07 JUNI 2010 sampai dengan 04 OKTOBER 20109. Waktu pemeliharaan : 180 (seratus delapan puluh) hari kalender10. Denda/Sanksi : Jika PIHAK KEDUA tidak dapat menyelesaikan pekerjaan tersebut

dalam waktu yang ditentukan maka PIHAK KEDUA harus membayar denda kepada PIHAK KESATU sebesar 1 permil (1 0/00) setiap hari keterlambatan dan setinggi-tingginya 5 % dari harga borongan

PIHAK KEDUAPT. BINDER BASE INTERNATIONAL

SULTHONUN NA’IM, STDIREKTUR UTAMA

PIHAK PERTAMAPEJABAT PEMBUAT KOMITEMENPOLITEKNIK NEGERI SEMARANG

DRS. RIYADI, MMNIP. 19600201 198811 1 001