MITOS, PENALARAN, DAN PENGETAHUAN SEBAGAI PANGKAL KELAHIRAN SAINS
description
Transcript of MITOS, PENALARAN, DAN PENGETAHUAN SEBAGAI PANGKAL KELAHIRAN SAINS
MITOS, PENALARAN, DAN PENGETAHUAN
SEBAGAI PANGKAL KELAHIRAN SAINS
PENGANTAR
PENGANTAR
PENGANTAR
PENGANTAR
PENGANTAR
PENGANTAR
PENGANTARMungkin saudara pernah mendengar ucapan berikut : Gunung Api meletus hebat disebabkan
oleh karena dewa sakti lagi marah besar.
Gempa Bumi terjadi karena dewa atlas yang memikul bumi memindahkan bumi dari bahu yang satu ke bahu yang lainnya.
Gerhana bulan disangka terjadi karena bulan dimakan raksasa.
Bunyi Guntur timbul karena roda kereta yang dikendarai dewa sedang melintas di langit.
Pada awal prasejarah kemampuan manusia masih terbatas, baik keterbatasan pada peralatan maupun keterbatasan pemikiran. Keterbatasan peralatan menyebabkan pengamatan menjadi kuratig seksama, dan cara berpikir yang sederhana menyebabkan hasil pemecahan masalah memberikan kesimpulan yang kurang tepat.
Dengan demildan pengetahuan yang terkumpul belum dapat memberikan jawaban yang baik terhadap rasa ingin tahu manusia, dan masih jauh dari kebenaran.
PENGANTAR
TAHAP PERKEMBANGAN PIKIRAN MANUSIA
Menurut A. Comte Tahap Perkembangan manusia ada 3 tahap, yaitu :• Tahap Teologi / Metafisika• Tahap Filsafat• Tahap Positif atau Tahap
Ilmu
TAHAP TEOLOGI / METAFISIKA Mitos diciptakan hanya untuk menjawab rasa ingin
tahu manusia akan suatu kejadian yang mereka amati. Mitos merupakan cerita yang dibuat-buat atau
dongeng yang pada umumnya menyangkut tokoh kuno, seperti dewa atau manusia perkasa, yang ada kaitannya dengan apa yang terdapat di alam. pengetahuan yang subyektif (tidak Obyektif)
Manusia menyusun mitos / dogeng untuk mengenal realita atau kenyataan.
Dalam alam mitos, Pikiran rasional atau penalaran belum terbentuk. Melainkan hanya didasari atas daya khayal, intuisi, atau imajinasi
Mitos dibedakan atas 3 macam, yaitu mitos sebenarnya, cerita rakyat, dan legenda.
Dalam. mitos sebenamya manusia berusaha dengan sungguh-sungguh dan dengan imajinasinya menerangkan gejala alam yang ada, namun belum tepat karena kurangnya pengetahuan, sehingga orang mengaitkannya dengan seorang tokoh atau dewa.
Mitos yang merupakan cerita rakyat adalah usaha manusia mengisahkan peristiwa petting yang menyangkut kehidupan masyarakat, biasanya juga disampaikan dari mulut ke mulut sehingga, sulit diperiksa kebenarannya.
Dalam mitos sebagai legenda, dikemukakan tentang seorang tokoh yang dikaitkan dengan terjadinya suatu daerah.
Menurut C.A. Van Peursen, MITOS adalah suatu cerita yang memberikan pedoman atau arah tertentu pada sekelompok orang dan dapat ditularkan kepada kelompok lain atau diungkapkan melalui pementasan tari-tarian, wayang, dan sebagainya
Inti Cerita terkait dengan lambang-lambang, kejahatan, kebaikan, kehidupan, kematian, dosa, dan penyucian, sorga, neraka
TAHAP TEOLOGI / METAFISIKA
Pada masa prasejarah tersebut, mitos dapat diterima dan dipercaya kebenaranya karena: keterbatasan pengetahuan yang
disebabkan karena keterbatasan pengindraan, balk langsung maupun dengan slat:
keterbatasan penalaran manusia pada masa itu
hasrat ingin tahunya texpenuhi.
TAHAP TEOLOGI / METAFISIKA
Pada tahap ini manusia menemukan identitas diri.
Manusia yang ada dialam hidup menyatu dengan alam dan terpengaruh dengan alam == kemasukan kekuatan alam
Pada tahap mitos, manusia terikat, manusia menerima keadaan sebagai takdir
TAHAP TEOLOGI / METAFISIKA
TAHAP FILSAFAT Rasio sudah terbentuk, tapi belum
ditemukan metoda berfikir yang obyektif Menggunakan rasio secara dangkal, tapi
obyek yang dimasuki belum obyektif (contoh bumi datar)
Pola pikir belum metodologis yang definitif
TAHAP ILMU ATAU TAHAP POSITIF
Adanya ketidakpuasan pikiran Rasio dikembangkan kearah yang lebih
obyektif Manusia menghadapi obyek dengan
rasio
TAHAP PERKEMBANGAN PIKIRAN MANUSIA
TAHAP ILMU
TAHAP TEOLOGI
PIKIRAN MANUSIA
TAHAP FILSAFAT
PENALARAN Dari pengamatan yang sistematis dan kritis
serta makin bertambanhnya pengalaman yang diperoleh, lambat laun menusia mencari jawab secara rasional atau berdasarkan fakta-fakta
Pemecahan masalah mengandalkan penalaran yang rasional atau berdasarkan fakta dalam usaha memperoleh kebenaran
Model Penalaran ada 2, yaitu : Penalaran Deduktif Penalaran Induktif
PENALARAN DEDUKTIF (RASIONALISME)
Penalaran Deduktif, pola pikir yang bertolak dari pernyataan yang bersifat umum untuk menarik kesimpulan yang bersifat khusus.
Penarikan kesimpulan menggunakan pola pikir yang disebut silogisme
Kaum rasionalis mengembangkan paham rasionalisme == menggunakan penalaran deduktif
SILOGISME Silogisme terdiri atas dua pernyataan
dan sebuah kesimpulan Kedua pernyataan disebut premis mayor
dan premis minor Kesimpulan diperoleh dari penalaran
deduktif terhadap kedua premis
PREMIS
MAYOR
PREMIS MINOR
SIMPULAN
CONTOH Misal :
Semua mahluk bernapas (premis mayor) Si Ali adalah seorang mahluk (Premis minor) Jadi si Ali juga bernapas ( kesimpulan)
Kesimpulan benar bila : Kedua premis benar Cara penarikan kesimpulan juga benar Bila salah satu darinya salah maka kesimpulan
salah
Apakah penalaran deduktif pasti diterima kebenarannya Pada jaman alkimia aristoteles mengemukakan teori
perkembangan, yang menyatakan bahwa setiap benda akan mengalami perkembangan kearah dewasa
Logam yang telah dewasa adalah emas atau perak. contoh lain kelapa, dari bungsil – kuwud – nyuh
Contoh silogisme : Semua logam akan mengalami perkembangan menjadi
emas (premis mayor) Air raksa adalah logam (Premis minor) Jadi, air raksa dapat berubah menjadi emas (kesimpulan)
Apakah silogisme ini benar ? Dapatkah air raksa berubah menjadi emas ?
Tidak semua penalaran deduktif menghasilkan kesimpulan yang benar.
Pendekatan induktif (empirisme)
Pengetahuan diperoleh dari pengamatan lapangan (emipiris)
Kaum empiris mengembangkan paham empirisme == menggunakan penalaran induktif
Penalaran induktif, bertolak dari pola pikir yang bersifat khusus untuk menarik kesimpulan yang bersifat umum
Misalkan : Dari pengamatan diperoleh bahwa : Besi
dipanaskan memuai, Tembaga dipanaskan memuai, aluminium dipanaskan memuai. Maka maka disimpulkan bahwa semua logam bila dipanaskan akan memuai.
Dari pengamatan diperoleh bahwa : kucing butuh makanan, anjing butuh makanan, kuda butuh makanan, maka disimpulkan semua binatang butuh makanan.
Apakah semua hasil penalaran Induktif pasti dapat diterima kebenarannya Misal :
Pengamatan lapangan menemukan bahwa anak-anak yang berprestasi bagus di banyak sekolah adalah anak-anak yang berhidung mancung.
Apakah dapat disimpulkan bahwa setiap anak yang berhidung mancung akan memiliki prestasi bagus ?
Apakah pengalaman yang dimaksud paham ini merupakan stimulus pancaindra ataukah hanya persepsi ?
Adanya keterbatasan kemampuan panca indra. Misalkan : Sendok yang dimasukkan kedalam gelas berisi air
terlihat patah. Apakah sesungguhnya sendok itu patah ? Celupkan kedua tangan pertama ke air dingin, tangan kedua
keair panas, lalu angkat dan celupkan keair biasa ? Apakah air biasa tadi panas, dingin, atau sejuk ?
Panca indra punya kelemahan Penalaran induktif yang mengacu pada
pengalaman yang dialami panca indra tidak sepenuhnya benar
Penalaran Deduktif masih diragukan Penalaran Induktif masih diragukan
Selanjutnya Muncul Pendekatan ilmiah