Mitos Makanan Dan Suplemen Untuk Atlet

4
MITOS MAKANAN DAN SUPLEMEN UNTUK ATLET (Pratiwi Indah Palupi – G0012162) Dalam praktek sehari-hari banyak para atlet dan pelatih yang kurang memahami tentang ilmu gizi olahraga. Banyak yang meyakini tentang berbagai mitos makanan dan minuman yang apabila dikonsumsi akan memberikan kekuatan luar biasa. Salah satu dampaknya, penggunaan suplemen makanan untuk atlet pun meluas. Suplemen dianggap dapat meningkatkan prestasi atau penampilan atlet karena bermanfaat dalam mempercepat proses adaptasi terhadap beban latihan, meningkatkan penyediaan energi, latihan menjadi lebih konsisten dan intensif dikarenakan mendorong masa pemulihan diantara sesi latihan lebih cepat, mempertahankan kesehatan yang baik, mengurangi masa latihan yang disebabkan oleh kelelahan yang berkepanjangan, penyakit atau cidera. Namun sayangnya, hanya sedikit dari produk-produk tersebut yang didukung oleh dasar penelitian yang dapat di pertanggungjawabkan. Salah satu mitos yang minuman yang didukung oleh dasar penelitian adalah minum secangkir kopi sebelum bertanding dapat meningkatkan kemampuan bertanding. Hal tersebut benar dikarenakan kopi mengandung caffeine yang bermanfaat dalam meningkatkan metabolisme lemak, memberi stimulan untuk merelease lemak ke dalam peredaran darah, lalu otot membakar lemak tersebut menjadi energi sehingga hemat glukosa & menyimpan glikogen. Caffeine memberi keuntungan untuk seorang atlet endurans karena dapat lebih lama bertahan melakukan latihan sebelum glikogen habis terpakai. Selain itu caffeine

description

mitos makanan dan suplemen untuk atlet. kedokteran olahraga

Transcript of Mitos Makanan Dan Suplemen Untuk Atlet

Page 1: Mitos Makanan Dan Suplemen Untuk Atlet

MITOS MAKANAN DAN SUPLEMEN UNTUK ATLET

(Pratiwi Indah Palupi – G0012162)

Dalam praktek sehari-hari banyak para atlet dan pelatih yang kurang memahami

tentang ilmu gizi olahraga. Banyak yang meyakini tentang berbagai mitos makanan dan

minuman yang apabila dikonsumsi akan memberikan kekuatan luar biasa. Salah satu

dampaknya, penggunaan suplemen makanan untuk atlet pun meluas. Suplemen dianggap

dapat meningkatkan prestasi atau penampilan atlet karena bermanfaat dalam mempercepat

proses adaptasi terhadap beban latihan, meningkatkan penyediaan energi, latihan menjadi

lebih konsisten dan intensif dikarenakan mendorong masa pemulihan diantara sesi latihan

lebih cepat, mempertahankan kesehatan yang baik, mengurangi masa latihan yang disebabkan

oleh kelelahan yang berkepanjangan, penyakit atau cidera. Namun sayangnya, hanya sedikit

dari produk-produk tersebut yang didukung oleh dasar penelitian yang dapat di

pertanggungjawabkan.

Salah satu mitos yang minuman yang didukung oleh dasar penelitian adalah minum

secangkir kopi sebelum bertanding dapat meningkatkan kemampuan bertanding. Hal tersebut

benar dikarenakan kopi mengandung caffeine yang bermanfaat dalam meningkatkan

metabolisme lemak, memberi stimulan untuk merelease lemak ke dalam peredaran darah, lalu

otot membakar lemak tersebut menjadi energi sehingga hemat glukosa & menyimpan

glikogen. Caffeine memberi keuntungan untuk seorang atlet endurans karena dapat lebih lama

bertahan melakukan latihan sebelum glikogen habis terpakai. Selain itu caffeine juga dapat

merangsang sistem saraf pusat. Efek samping dari caffeine juga ringan, yaitu kegelisahan,

kegugupan, detak jantung yang cepat, gangguan gastro intestinal, dan insomnia.

Makanan yang sering di nasihatkan oleh pelatih untuk lebih banyak dikonsumsi agar

meningkatkan prestasi adalah protein. Mitos yang sering diyakini yaitu “makan daging rusa

supaya lebih cepat larinya, makan daging kambing supaya lebih tinggi meloncatnya, dan

makan daging sapi jantan agar lebih kuat membanting lawannya”. Protein bermanfaat dalam

membantu membangun massa otot dan meningkatkan perbaikan otot. Hasil penelitian

menunjukkan output kekuatan tinggi dari otot-otot, seperti pada pelari dan atlet angkat besi,

membutuhkan protein ekstra untuk menjamin pemeliharaan otot. Protein bukan merupakan

substrat penghasil energi yang bermakna selama olahraga karena hanya 10%-35% dari total

energi yang dibutuhkan. Kebutuhan protein untuk atlet berkisar antara 1,2-1,7 gr/kgBB/hari

dengan maksimal 2 gr/kgBB/hari. Kebutuhan protein ini biasanya sudah dapat dipenuhi oleh

atlet melalui makanan tinggi kalori. Jika protein yang dikonsumsi lebih banyak dari yang

Page 2: Mitos Makanan Dan Suplemen Untuk Atlet

dibutuhkan, maka kelebihan protein disimpan dalam bentuk lemak badan. Dengan kata lain

badan menjadi gemuk, bukan otot yang bertambah besar. Pada metabolisme protein,

dikeluarkan bahan sis yang bersifat toksik yaitu ammonia dan urea. Kedua bahan sisa ini

harus dikeluarkan dari tubuh di dalam urine. Jika protein yang dikonsumsi terlalu banyak,

maka atlet akan lebih banyak kencing untuk mengeluarkan bahan toksis tsb, sehingga ginjal

akan bekerja lebih keras demikian pula hati untuk menormalkan bahan toksis yang t ersisa di

dalam tubuh. Selain itu bersama urine akan keluar pula potassium dan mineral lainnya.

Sehingga atlet akan beresiko terhadap dehidrasi, dan kekurangan zat-zat mineral, dan

menurun performa atlet.

Penggunaan energy drink atau sports drinks sering sekali diiklankan, diyakini bahwa

minuman ini lebih cepat masuk ke dalam peredaran daran daripada air biasa untuk segera

dapat menyediakan energi. Hasil penelitian membuktikan malah sebaliknya. Sport drink

masuk ke dalam peredaran darah lebih lambat daripada air biasa. Jadi sesungguhnya yang

dibutuhkan atlet adalah air, air dan lebih banyak air bukan sport drink. Sports drinks

mengandung gula artifisial sebagai pemanis, dan yang mengandung natrium dan kalium

berlebih akan mengganggu kontraksi otot sehingga terjadi kejang otot atau cramp otot. Selain

itu, konsumsi natrium yang berlebihan mempunyai risiko terjadinya hipertensi pada atlet.

Sesungguhnya, prestasi yang dicapai seorang atlet sangat ditentukan oleh latihan,

fasilitas olahraga, konsumsi makanan gizi seimbang sehari-hari, kemampuan, sikap, mental,

cukup tidur, dan lingkungan yang mendukung. Penggunaan suplemen makanan hanya

dibutuhkan pada atlet yang:

1. Pola makannya tidak teratur, sehingga makanan yang dikonsumsi tidak memenuhi

kebutuhan gizi atlet.

2. Banyak mengonsumsi makanan yang mengandung kolesterol tinggi

3. Tidak suka mengonsumsi sayur dan buah

4. Berusia lebih dari 50 tahun

5. Mengalami gangguan jantung atau pembuluh vena

6. Baru sembuh dari sakit

7. Atlet wanita yang sedang menstruasi

8. Ada gangguan fungsi hati, pencernaan

9. Melakukan beban latihan terlalu berat.

Kesimpulan yang dapat ditarik ialah, untuk meningkatkan prestasi atlet harus mempunyai

kesempatan belajar tentang makanan, gizi dan kesehatan, serta mempraktekkannya sehingga

terbentuk perilaku sehat.

Page 3: Mitos Makanan Dan Suplemen Untuk Atlet

Sumber:

Husaini MA (2000). Mitos makanan dan minuman untuk atlet. Dalam Pedoman pelatihan

gizi olahraga untuk prestasi. Bogor: Puslitbang Gizi. Hal: 95-101

Kemenkes RI (2013). BAB V Suplemen makanan pada atlet. Dalam Pedoman gizi

olahraga prestasi. Jakarta: Kemenkes RI. Hal: 36-39.