missouri mathematics project
description
Transcript of missouri mathematics project
-
UJME 2 (2) (2013)
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujme
2013 Universitas Negeri Semarang
ISSN 2252-6927
Info Artikel
Abstra
PENERAPAN PEMBELAJARANMISSOURI MATHEMATICS PROJECTPADA PENCAPAIAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI LISANMATEMATISSISWA KELAS VIII
Santi Noviyanti, Kartono, Suhito
Jurusan Matematika FMIPA UNNESGedung D7 Lt. 1 Kampus Sekaran Gunungpati, Semarang
Sejarah Artikel:Diterima April 2013Disetujui Mei 2013Dipublikasikan Juni 2013
Matematika sekolah merupakan mata pelajaran yang dipelajari pada setiapjenjang pendidikan. Pada pembelajarannya ditemukan permasalahankemampuan komunikasi lisan matematis siswa masih rendah. Selain itu, materigaris singgung juga dianggap sulit oleh siswa. Sampel penelitian ini adalah siswakelas VIIIB, VIIIC, dan VIIID SMP Negeri 2 Demak. Kelas eksperimen adalahkelas VIIIE yang menggunakan pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP).Teknik pengumpulan datanya dengan tes tertulis, pengamatan, dan tes lisan.Instrumen yang digunakan adalah soal tes, lembar pengamatan, dan lembarpenskoran tes lisan. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata skor kemampuankomunikasi lisan matematis siswa pada kelas eksperimen telah mencapaiminimal skor ketuntasan individu. Berdasarkan pengujian proporsi diperolehhasil kelas eksperimen telah mencapai ketuntasan klasikal. Hasil tersebutdiperkuat dengan hasil uji perbedaan rata-rata. Rata-rata perolehan skorkemampuan komunikasi lisan matematis siswa kelas eksperimen lebih tinggi jikadibandingkan dengan kelas kontrol. Dari hasil pengolahan data dengan SPSS17.00 for windows diperoleh rata-rata perolehan skor kemampuan komunikasi lisanmatematis kelas eksperimen adalah 32,5 sedangkan untuk kelas kontrol 22,2667.Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran MMPefektif pada pencapaian kemampuan komunikasi lisan matematis siswa.
Alamat korespondensi:[email protected]
Keywords:verbal communicationmathematics communicationMissouri Mathematics ProjectMMP
Mathematic is a subject which learned in every levels education. There is a problem thatfound in mathematics learning. The ability of verbal communication in mathematics islow. Moreover, the students find that the tangent circle is the difficults subject. The samplesof this research is the students of VIIIB, VIIIC, and VIIIE in SMP Negeri 2 Demak. Theexperiments class is VIIIE that use Missouri Mathematics Project learning. To accumulatethe data is used test, observation, and verbal test. Instrument which used is questions for thetest, observations sheet, and the scoring sheet for verbal test. The result of research are meanof the verbal communications scores of experiment class is fulfill the individualsexhaustiveness. Based on the proportions check, experiment class is fulfill the clasicalsexhaustiveness. Not only that, based on the independent t test mean of the verbalcommunications scores of experiment class is more than control class. SPSS 17.00 forwindows is used to process the data, and the result is mean of the experiment class is 32,5and mean of the control class is 22,2667. So, the conclusion is Missouri MathematicsProject learning is effective to reach verbal communication in mathematics.
-
49
S Noviyanti et al / Journal of Mathematics Education 2 (2) (2013)
PendahuluanMatematika sekolah merupakan salah
satu mata pelajaran yang memiliki perananpenting dalam kehidupan. Banyakpermasalahan dalam kehidupan sehari-hariyang dapat diselesaikan dengan matematika.Siswa sebagai bagian dari masyarakat harusmempunyai bekal agar dapat mengaplikasikanmatematika sekolah dalam kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu, matematika sekolahdiajarkan pada setiap jenjang pendidikan baiksekolah dasar, menengah, maupun perguruantinggi.
Pada tahun ajaran baru 2006,Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas)memutuskan untuk menggunakan kurikulumbaru yaitu Kurikulum Tingkat SatuanPendidikan (KTSP). KTSP merupakankurikulum operasional yang disusun dandilaksanakan oleh masing-masing satuanpendidikan. Oleh karenanya, prosespembelajaran matematika di sekolah saat iniharus sejalan dengan KTSP yang prosespembelajarannya lebih memusatkan pada siswa(student centered learning) dan guru berperansebagai fasilitator.
Tujuan pembelajaran matematikamenurut Depdiknas (2006) agar siswa memilikikemampuan: (1) memahami konsepmatematika; (2) mengkomunikasikan gagasan;(3) menggunakan penalaran pada pola dan sifat;(4) memecahkan masalah; dan (5) memilikisikap menghargai kegunaan matematika dalamkehidupan.
Dari pengamatan sepintas yangdilakukan pada tahun ajaran 2012/2013terhadap pembelajaran matematika di kelas,diperoleh hasil siswa masih kurang dalammenyampaikan ide-ide matematisnya.Pembelajaran masih didominasi denganpenjelasan dari guru. Pada kegiatan diskusipun,komunikasi lisan masih kurang terlihat.Kemampuan komunikasi lisan matematismerupakan bagian dari kemampuankomunikasi matematis yang mengindikasikansiswa agar mampu mengungkapkan ide-idematematis secara lisan.
Pentingnya komunikasi matematisdiungkapkan oleh Departemen PendidikanNasional seperti yang dikutip oleh Shadiq(2004:20) bahwa: banyak persoalan atauinformasi disampaikan dengan bahasamatematika, misalnya menyajikan persoalan
atau masalah ke dalam model matematika yangdapat berupa diagram, persamaan matematika,grafik, maupun tabel.
Komunikasi matematis menurutFolland (2010) merupakan bahasa matematikayang terlihat dari bahasa keseharian.Permasalahan komunikasi ini menjadi bahankeputusasaan bagi sebagian orang yang tidakmemahami. Tetapi, jika kita terus belajar danterbiasa mengkomunikasikan matematika makabahasa tersebut akan terlihat jelas dan kita akanmerasa terhibur dan tercerahkan denganmatematika. Brenner (1998:155) menjelaskankerangka komunikasi matematis sebagaiberikut:
Pada penelitian ini, dikaji materigeometri dan pengukuran pada kompetensidasar menghitung panjang ruas garis singgunglingkaran. Pemilihan materi ini didasarkan padastudi pendahuluan di SMP Negeri 2 Demak.Dari proses studi pendahuluan diperoleh hasilpada tahun ajaran 2011/2012 menurut gurumata pelajaran, siswa yang mengikuti remedialpada materi ini lebih dari 50%. Jumlah yangbesar ini mengindikasikan bahwa siswamengalami kesulitan dalam menyerap materiini. Hal ini diperkuat pula dengan StandarKompetensi Lulusan (SKL) Provinsi JawaTengah yang menyusun indikator SKL UNmenyelesaikan masalah yang berkaitan denganunsur-unsur lingkaran dan hubungan dualingkaran. Pentingnya materi garis singgunginilah yang melatarbelakangi pemilihan materigaris singgung lingkaran.
Model pembelajaran yang efektif untukmenumbuhkan kemampuan komunikasi lisanmatematis salah satunya adalah modelpembelajaran Missouri Mathematics Project(MMP). Menurut Good, Grouws, dan Ebmeier(1983) dan Good & Grouws (1979)
-
50
S Noviyanti et al / Journal of Mathematics Education 2 (2) (2013)
sebagaimana yang dikutip Slavin (2007:31)mendefinisikan Missouri Matematics Project(MMP) sebagai suatu program yang didesainuntuk membantu guru dalam hal efektivitaspenggunaan latihan-latihan agar siswamencapai peningkatan yang luar biasa.
Good & Grouws (1979) seperti yangdikutip oleh Roshenshine (2007) jugamenjelaskan bahwa pembelajaran MissouriMathematics Project (MMP) tidak hanya dapatdigunakan untuk sekali proses pembelajaran.Tetapi dapat dipakai untuk setiap prosespembelajaran. Model ini mengharuskan guruuntuk meninjau kemampuan siswa secaraperiodik yaitu setiap minggu dan setiap bulan.Fungsi dari tinjauan ini adalah untukmengetahui tingkat pemahaman siswa. Sebagaimodel pembelajaran, Good and Grows (1979)menjelaskan sintaks model Missouri MathematicsProject (MMP) adalah sebagai berikut: (1) review,(2) development, (3) seatwork, (4) homeworkassignment, dan (5) special review.
Berdasarkan uraian di atas, akandilakukan penelitian yang menerapkanpembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP)untuk mengetahui pencapaian kemampuankomunikasi lisan matematis siswa. Penelitiandilakukan pada materi menghitung panjanggaris singgung persekutuan lingkaran yangdipelajari siswa kelas VIII SMP. Penelitian akandiadakan di SMP Negeri 2 Demak.
Berdasarkan uraian di atas,permasalahan yang akan dikaji dalam penelitianini adalah efektifkah pencapaian kemampuankomunikasi lisan matematis siswa kelas VIIIdengan pembelajaran Missouri MathematicsProject (MMP) pada materi menghitung panjangruas garis singgung persekutuan lingkaran?Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahuipencapaian kemampuan komunikasi lisanmatematis siswa SMP dengan pembelajaranMissouri Mathematics Project (MMP) pada materimenghitung panjang ruas garis singgungpersekutuan lingkaran.
Metode PenelitianSebelum melakukan penelitian pada
kelas eksperimen dan kelas kontrol perludiadakan uji normalitas, uji kesamaan duavarian (uji homogenitas) dan uji kesamaan rata-rata dari data dan nilai siswa pada ujiansemester gasal. Pembelajaran MissouriMathematics Project (MMP) diterapkan pada kelaseksperimen sedangkan pembelajaran ekspositori
diterapkan pada kelas kontrol.
Desain penelitian yang akan digunakanadalah posttest only control design. Setyosari(2012:174) menjelaskan rancangan penelitianposttest only control design menggunakan duakelompok subjek, salah satunya diberikanperlakuan sedangkan kelompok yang lain tidakdiberikan perlakuan. Kedua kelompok subjekini dipilih secara random. Desain penelitiannyasebagai berikut:
Kelas VIII SMP Negeri 2 Demak terdiridari 8 kelas, yaitu dari VIII A sampai VIII B.Kelas VIII A merupakan kelas unggulan,sehingga populasi dalam penelitian adalah siswakelas VIII B sampai VIII H SMP Negeri 2Demak. Sampel penelitiannya adalah kelas VIIIC sebagai kelas uji coba, kelas VIIIE sebagaikelas eksperimen, dan kelas VIII B sebagai kelaskontrol. Pada kelas eksperimen pembelajaranmenggunakan model Missouri MathematicsProject (MMP). Pengambilan sampel berdasarkanpada pertimbangan: (1) siswa mendapatkanmateri berdasarkan kurikulum yang sama; (2)siswa duduk di kelas yang sama; (3) siswa diajaroleh guru yang sama. Lokasi penelitian di SMPNegeri 2 Demak.
Variabel penelitian yang digunakandalam penelitian yaitu variabel bebas, variabelterikat, dan variabel kontrol. Variabel bebasdalam penelitian ini adalah pembelajaranMissouri Mathematics Project (MMP). Variabelterikat dalam penelitian ini adalah kemampuankomunikasi lisan matematis siswa. Variabelkontrol dalam penelitian adalah kecepatanmengajar dan komunikasi dengan siswa. Teknikpengumpulan data pada penelitian ini adalahteknik observasi, teknik tes tertulis, dan tekniktes lisan. Sugiyono (2011:187) menjelaskan adadua hal utama yang mempengaruhi kualitasdata hasil penelitian, yaitu kualitas instrumenpenelitian dan kualitas pengumpulan data.
Hasil dan PembahasanSampel yang digunakan untuk
penelitian merupakan sampel yang berdistribusi
-
51
S Noviyanti et al / Journal of Mathematics Education 2 (2) (2013)
normal dan homogen atau berasal darikemampuan awal yang sama. Waktu yangdigunakan Waktu yang digunakan dalampembelajaran dari kedua kelompok sama.Proses pembelajaran dilaksanakan tiga kalipertemuan dan satu kali pertemuan untuk teshasil belajar, serta satu pertemuan untuk teslisan. Untuk satu kali pertemuan terdiri dari 2jam pelajaran yang alokasi waktunya 80 menit.
Hasil pengamatan pada pertemuan ke-1aktivitas siswa menunjukkan aktivitas yangbagus, hampir seluruh tahapan pembelajaranMissouri Mathematics Project (MMP) dapatterlaksana dengan baik. Tahapan yang belummuncul adalah tahap review dan siswamengajukan pertanyaan pada tahap development.Hal ini dikarenakan pada pertemuan ke-1 belumada pekerjaan rumah atau tugas yang perludibahas. Presentase keterlaksanaan aktivitassiswa adalah 55%.
Hasil pengamatan pada pertemuan ke-2aktivitas siswa menunjukkan aktivitas yangbagus. Seluruh tahapan pembelajaran terlaksanadengan baik. Terdapat peningkatan presentaseketerlaksanaan aktivitas siswa menjadi 70%.
Hasil pengamatan pada pertemuan ke-3menunjukkan aktivitas yang bagus. Seluruhtahapan pembelajaran terlaksana dengan baik,kecuali pada tahap Homework Assignment. Halini karena pada pertemuan ke-3 dilakukanpenilaian kemampuan komunikasi lisanmatematis dan pertemuan selanjutnyadilakukan tes untuk mengetahui ketuntasanbelajar siswa. presentase keterlaksanaanaktivitas siswa pada pertemuan ke-3 ini adalah80%.
Untuk lebih jelasnya, aktivitas siswapada kelas eksperimen yang menggunakanpembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP)disajikan pada gambar berikut.
Kelas eksperimen dan kelas kontrol
mendapatkan tes untuk mengetahui ketuntasan
hasil belajar siswa. Hasil tes ini kemudian diuji
ketuntasan belajarnya dengan menggunakan uji
proporsi. Dengan taraf signifikansi 5% dan uji
proporsi pihak kanan, kelas eksperimen telah
mencapai ketuntasan klasikal, dengan lebih dari
85% siswa mencapai ketuntasan individu. Hal
ini telah dilihat dari nilai z>z(0,5-0,05)(1,79>1,61). Pada kelas kontrol dengan taraf
signifikansi 5% dan uji proporsi pihak kanan
kelas kontrol juga telah mencapai ketuntasan
klasikal dengan 85% siswa mencapai ketuntasan
individu.
Dilihat dari ketuntasan klasikal, kelas
eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol
dalam hal ketuntasan belajarnya. Hal ini dapat
dilihat dari hasil pengujian hipotesis yang
mengatakan lebih dari 85% siswa pada kelas
eksperimen mencapai ketuntasan individu.
Untuk proporsi ketuntasan individu kelas
eksperimen adalah 97%. Sedangkan pada kelas
kontrol 85% siswa yang mencapai ketuntasan
individu.
Hasil belajar siswa pada kelas
eksperimen akan dibandingkan dengan hasil
belajar siswa pada kelas kontrol. Pengujian yang
pertama dilakukan adalah uji normalitas.
Pengujian normalitas dengan uji Shapiro Wilk
memberikan simpulan hasil belajar siswa
berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Pengujian selanjutnya adalah uji homogenitas.
Pengujian homogenitas dengan uji Levene
memberikan simpulan hasil belajar siswa
memiliki varian yang sama.
Hasil belajar siswa berdistribusi normal
dan homogen, untuk mengetahui perbedaan
rata-rata hasil belajar siswa digunakan uji t
(independent sample test). Pengujian dengan uji t
memberikan simpulan rata-rata hasil belajar
siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi
daripada rata-rata hasil belajar siswa pada kelas
kontrol.
Pengujian hipotesis selanjutnya adalah
-
52
S Noviyanti et al / Journal of Mathematics Education 2 (2) (2013)
pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP)
efektif pada pencapaian keampuan komunikasi
lisan matematis siswa. Hasil pengujiannya
sebagai berikut:
Uji Proporsi (Uji Ketuntasan)
Berdasarkan hasil analisis statistik
pembelajaran pada kelompok eksperimen
dengan menggunakan pembelajaran Missouri
Mathematics Project (MMP) telah mencapai
ketuntasan individu maupun ketuntasan
klasikal. Standar ketuntasan klasikal minimal
terlihat dari hasil uji proporsi pihak kanan yaitu
z(0,5-a)=z0,45=1,61 dan zhitung=1,79. Jadi
zhitung>z(0,5-a) (1,79>1,61), maka H0 ditolak dan
Ha diterima. Dapat disimpulkan bahwa
kemampuan komunikasi lisan matematis siswa
yang menggunakan pembelajaran Missouri
Mathematics Project (MMP) telah mencapai
ketuntasan klasikal.
Uji Perbedaan Rata-rata
Sebelum dilakukan uji perbedaan rata-
rata, dilakukan uji normalitas data kemampuan
komunikasi lisan matematis siswa. Pengujian
dilakukan dengan uji Shapiro Wilk dengan taraf
signifikansi 5%. Dari proses pengujian diperoleh
hasil data kemampuan komunikasi lisan
matematis siswa berasal dari populasi yang
berdistribusi normal. Data kemampuan
komunikasi lisan matematis berdistribusi
normal, maka untuk selanjutnya dilakukan uji
perbedaan rata-rata dengan uji t.
Berdasarkan hasil analisis statistik
setelah dilakukan pembelajaran pada kelompok
eksperimen dengan menggunakan pembelajaran
Missouri Mathematics Project (MMP) dan
kelompok kontrol terlihat bahwa kemampuan
komunikasi lisan matematis siswa kedua kelas
tersebut berbeda secara nyata atau signifikan.
Hal ini terlihat dari hasil uji t yaitu thitung=6,523
dan ttabel=2,045. Diperoleh hasil thitung>ttabel(6,523>2,045), maka H0 ditolak. Dari hasil
pengolahan data diperoleh hasil rata-rata kelas
eksperimen adalah 32,5 sedangkan rata-rata
kelas kontrol adalah 22,2667. Hal ini
menunjukkan rata-rata kemampuan komunikasi
lisan matematis siswa dengan pembelajaran
Missouri Mathematics Project (MMP) lebih tinggi
daripada kelas kontrol.
Pencapaian kemampuan komunikasi
lisan matematis dengan pembelajaran Missouri
Mathematics Project (MMP) dikatakan efektif jika
memenuhi: (1) ketuntasan klasikal; (2) rata-rata
perolehan skor kemampuan komunikasi lisan
matematis mencapai ketuntasan individu; dan
(3) rata-rata skor kemampuan komunikasi lisan
matematis siswa dengan pembelajaran Missouri
Mathematics Project (MMP) lebih dari kelas
kontrol. Untuk mengetahui pencapaian
kemampuan komunikasi lisan matematis
dilakukan tes lisan.
Tes lisan dilakukan untuk mengukur
kemampuan komunikasi lisan matematis siswa.
Selanjutnya dilakukan uji proporsi untuk
mengetahui ketuntasan klasikal kemampuan
komunikasi lisan matematis siswa. Dari
pengujian proporsi dapat disimpulkan bahwa
kelas eksperimen telah mencapai ketuntasan
klasikal. Sedangkan kelas kontrol belum
mencapai ketuntasan klasikal untuk
kemampuan komunikasi lisan matematis.
Data kemampuan komunikasi lisan
matematis siswa diuji dengan t-test satu sampel.
Pengujian dilakukan untuk mengetahui rata-rata
perolehan skor kemampuan komunikasi lisan
matematis. Kelas eksperimen menggunakan uji
pihak kanan, sedangkan kelas kontrol
menggunakan uji pihak kiri. Dari proses
pengujian diperoleh kesimpulan kelas
eksperimen rata-rata siswa telah memperoleh
lebih dari 65% skor kemampuan komunikasi
lisan matematis. Sedangkan kelas kontrol rata-
rata siswa memperoleh kurang dari 65% skor
kemampuan komunikasi lisan matematis. Hal
ini berarti pada kelas eksperimen yang
menggunakan pembelajaran Missouri
Mathematics Project (MMP) telah mencapai
ketuntasan individu. Sedangkan pada kelas
kontrol belummencapai ketuntasan individu.
-
53
S Noviyanti et al / Journal of Mathematics Education 2 (2) (2013)
Data kemampuan komunikasi lisan
matematis selanjutnya diuji dengan uji t
(independent sample test) untuk mengetahui
perbedaan rata-rata kedua kelas. Untuk dapat
menggunakan uji t data harus berdistribusi
normal. Pada kedua data dilakukan uji
normalitas dengan uji Shapiro Wilk. Dari
pengujian disimpulkan data berdistribusi
normal. Kemudian dilakukan uji homogenitas
untuk mengetahui varian kedua data. Dari
proses pengujian disimpulkan data tidak
homogen.
Data yang diperoleh berdistribusi
normal tapi tidak homogen, maka pengujian
selanjutnya tetap menggunakan uji t (independent
sample test). Dari proses pengujian disimpulkan
bahwa rata-rata kelas eksperimen dan kontrol
berbeda. Rata-rata kelas eksperimen yang
menggunakan pembelajaran Missouri
Mathematics Project (MMP) lebih dari tinggi
daripada kelas kontrol.
Dari proses pengujian dengan uji
proporsi, uji t-test satu sampel, dan uji
perbedaan rata-rata menunjukkan kelas
eksperimen dengan pembelajaran Missouri
Mathematics Project (MMP) lebih baik dari pada
kelas kontrol. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP)
efektif pada pencapaian kemampuan
komunikasi lisan matematis siswa.
Kemampuan komunikasi lisan
matematis siswa kemudian dikorelasikan
dengan hasil belajar siswa. Uji korelasi
ditunjukkan pada tabel berikut.
Melihat tabel output, diperoleh nilai sig= 0,731. Artinya sig > 0,05 (0,731>0,05),
dengan demikian H0 diterima. Dapatdisimpulkan bahwa hubungan antarakomunikasi lisan dan komunikasi tulis adalahlemah. Hal ini juga dapat dilihat pada nilaikorelasinya yaitu 0,065. Nilai ini cenderungmendekati nol, sehingga korelasi antarkeduanya lemah.
Lemahnya korelasi antara hasil belajardengan kemampuan komunikasi lisan siswamenjelaskan bahwa belum tentu siswa yanghasil belajarnya baik memiliki kemampuankomunikasi lisan yang tinggi. Dalam penelitianditemukan siswa yang hasil belajarnya sedang,tetapi memiliki kemampuan komunikasi lisanyang baik. Demikian pula sebaiknya, ditemukansiswa yang hasil belajarnya baik tetapi siswatersebut kemampuan komunikasi lisanmatematisnya masih kurang. Sehingga dalampembelajaran siswa tersebut cenderung pasif.
Hasil temuan ini bertentangan denganpendapat Kosko & Wilkins (2010:79) yangmengatakan Correlational analyses found asignificant relationship between students verbal andwritten communication. Teori ini mengatakanbahwa korelasi antara komunikasi lisan dantulis siswa signifikan. Kenyataannya hubunganantara keduanya lemah. Ketidaksesuaian inidisebabkan oleh karakter masing-masing siswayang bervariasi. Ada siswa yang pendiam,pemalu, percaya diri, dan lain sebagainya.Dengan demikian, jika ingin mengetahuikemampuan komunikasi matematis siswasecara utuh harus diteliti baik kemampuankomunikasi tulis maupun kemampuankomunikasi lisan.
SimpulanSimpulan yang diperoleh dari
penelitian ini adalah pembelajaran MissouriMathematics Project (MMP) efektif padapencapaian kemampuan komunikasi lisanmatematis siswa. Bagi peneliti lain disarankanuntuk meneliti kemampuan komunikasimatematis lisan maupun tulis dan korelasiantara keduanya.
Ucapan terimakasihPeneliti mengucapkan terima kasih
kepada Drs. Arief Agoestanto, M.Si, selakuketua jurusan matematika, Dr. Zaenuri Mastur,S.E., M.Si,Akt selaku dosen penguji, Dr.Kartono, M.Si. selaku dosen pembimbing I,Drs. Suhito, M.Pd. selaku dosen pembimbingII. Atas bimbingan beliau, peneliti dapatmenyelesaikan penelitian dan penulisan artikel
-
54
S Noviyanti et al / Journal of Mathematics Education 2 (2) (2013)
ilmiah ini.
Daftar pustakaBrenner, M. E. 1998. Development of
Mathematical Communication inProblem Solving Groups by LanguageMinority Students. Bilingual ResearchJournal. 22, 149174.
Depdiknas. 2006. Standar Isi. Jakarta: DirekturJendral Pendidikan Dasar danMenengah.
Folland, G. B. 2010. Speakingwith theNatives:Reflections on MathematicalCommunication. Notices of the AMS. 57,11211124.
Good, T. L. & Grouws, D. A. 1979. Teachingand Mathematics Learning. Journal ofTheacher Education. 2, 3945.
Good, T.L., Grouws, D.A., & Ebmeier, H. 1983.Active mathematics teaching. New York:Longman.
Kosko & Wilkins. 2010. MathematicalCommunication and Its Relation to theFrequency of Manipulative Use.International Electronic Journal ofMathematics Education, 5(2): 79-90.
Rosenshine, B. 2007. Teaching Functions inInstructional Programs. University ofIllinois-Champaign.
Setyosari, P. 2012. Metode Penelitian Pendidikandan Pengembangan. Jakarta: KencanaPrenada Media Group.
Shadiq, F. 2004. Pemecahan Masalah, Penalaran,dan Komunikasi. Yogyakarta:Departemen Pendidikan Nasional.
Slavin, R. E. & Lake, C. 2007. Effective Programsin Elementary Mathematics: A Best-Evidence Synthesis. U.S.: John HopkinsUniversity.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kombinasi(Mix Method). Bandung: Alfabeta.