Mioma Uteri PARE

35
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mioma Uteri adalah neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus dan jaringan ikat sehingga disebut juga leiomioma, fibrimioma/fibroid. Mioma memiliki reseptor yang lebih banyak dibanding miometrium normal. Mioma uteri terdiri dari otot polos dan jaringan ikat yang tersusun seperti konde diliputi pseudokapsul. Mioma uteri lebih sering ditemukan pada nulipara, factor keturunan juga berperan. Pada umumnya Ibu tidak mengerti gejala-gejalanya seperti rasa nyeri saat menstruasi, pendarahan yang banyak, rasa nyeri dalam rahim dll. Ibu hanya menganggap bahwa itu hal yang wajar, karena setiap wanita mengalami seperti itu, padahal itu adalah gejala-gejala abnormal. Oleh sebab itu, kita sebagai tenaga kesehatan harus bisa membedakan yang mana gejala-gejala yang normal dan abnormal. Dan kita sebagai tenaga kesehatan harus bisa memberikan asuhan kebidanan yang sesuai. Karena asuhan kebidanan penting untuk mengetahui kondisi ibu dan mendeteksi secara dini adanya konplikasi. Ibu yang menderita mioma uteri sebaiknya segera ditangani dokter untuk mendapatkan terapi yang tepat. 1.2 Tujuan

Transcript of Mioma Uteri PARE

Page 1: Mioma Uteri PARE

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mioma Uteri adalah neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus dan jaringan ikat

sehingga disebut juga leiomioma, fibrimioma/fibroid. Mioma memiliki reseptor yang lebih

banyak dibanding miometrium normal. Mioma uteri terdiri dari otot polos dan jaringan ikat

yang tersusun seperti konde diliputi pseudokapsul.

Mioma uteri lebih sering ditemukan pada nulipara, factor keturunan juga berperan. Pada

umumnya Ibu tidak mengerti gejala-gejalanya seperti rasa nyeri saat menstruasi, pendarahan

yang banyak, rasa nyeri dalam rahim dll. Ibu hanya menganggap bahwa itu hal yang wajar,

karena setiap wanita mengalami seperti itu, padahal itu adalah gejala-gejala abnormal. Oleh

sebab itu, kita sebagai tenaga kesehatan harus bisa membedakan yang mana gejala-gejala

yang normal dan abnormal. Dan kita sebagai tenaga kesehatan harus bisa memberikan

asuhan kebidanan yang sesuai. Karena asuhan kebidanan penting untuk mengetahui kondisi

ibu dan mendeteksi secara dini adanya konplikasi. Ibu yang menderita mioma uteri

sebaiknya segera ditangani dokter untuk mendapatkan terapi yang tepat.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Setelah membuat laporan, Asuhan kebidanan, diharapkan mahasiswa bisa mengerti dan

memahami serta mampu membuat asuhan kebidanan.

1.2.2 Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus yang dapat kita ambil dari penyusunan laporan ini adalah agar

mahasiswa mampu :

a. Melakukan pengkajian data subyektif dan obyektif pada Ny “S” usia 38 tahun dengan

pre-op mioma uteri.

b. Mengidentifikasi diagnosa dan masalah

c. Mengidentifikasi masalah potensial

d. Mengidentifikasi kebutuhan harus segera dipenuhi/kolaborasi

Page 2: Mioma Uteri PARE

e. Membuat rencana tindakan

f. Melaksanakan tindakan

g. Melaksanakan evaluasi yang harus segera dipenuhi

1.3 Manfaat

a. Bagi Mahasiswa

Mahasiswa dapat memahami tentang konsep mioma uteri

b. Bagi Institusi

Institusi dapat mengetahui sejauh mana mahasiswa akademi kebidanan Dian Husada

mampu membuat Asuhan kebidanan pada Ibu pre-op mioma uteri

c. Bagi Lahan Praktek

Rumah sakit dapat meningkatkan asuhan pelayanan yang komprihensif pada Ibu pre-op

mioma uteri

1.4 Metode Penulisan

Didalam penulisan makalah ini yang digunakan adalah diskriptif dengan menggunakan studi

kasus melalui pendekatan management kebidanan menurut Varney, meliputi langkah-

langkah pengumpulan data, identifikasi kebutuhan segera, intervensi, implementasi dan

evaluasi.

1.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pemngumpulan data yang digunakan dalam penyusunan Asuhan kebidanan ini

adalah :

a. Wawancara

Yaitu dengan bertanya langsung kepada klien tentang hal-hal yang berhubungan dengan

latar belakang kondisi kesehatan klien.

b. Observasi Langsung

Yaitu dengan pengamatan langsung maupun pemeriksaan fisik dengan infeksi, palpasi,

auskultasi, dan perkusi.

c. Studi Dokumen

Page 3: Mioma Uteri PARE

Dengan melihat rekam medis.

d. Studi Literatur

Yaitu melalui referensi dan literatur.

1.6 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Meliputi latar belakang masalah, tujuan penulisan, manfaat, metode penulisan,

teknik pengumpulan data, serta sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada tinjauan pustaka ini dibahas adalah definisi mioma uteri, etiologi, klasifikasi,

gejala klinis, komplikasi, pemeriksaan diagnotik, dan penatalaksanaan.

BAB III TINJAUAN KASUS

Meliputi 7 langkah management varney yaitu pengkajian data dan subyektif dan

obyektif, identifikasi masalah atau diagnosa, identifikasi masalah potensial,

identifikasi kebutuhan segera, intervensi, implementasi dan evaluasi.

BAB IV PEMBAHASAN

Membahas tentang kesenjangan teori dan praktek di lapangan yaitu pada tinjauan

kasus Ny “S” usia 38 tahun dengan pre – op mioma uteri

BAB V PENUTUP

Meliputi kesimpulan dan saran

Page 4: Mioma Uteri PARE

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi

Mioma uteri adalah tumor jinak otot rahim, disertai jaringan ikatnya, sehingga dapat dalam

bentuk padat, karena jaringan ikatnya dominan dan lunak karena otot

rahimnya dominan.(Manuaba, 1998 : 409).

Mioma Uteri adalah neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus dan jaringan ikat

sehingga dalam kepustakaan disebut juga leiomioma, fibrimioma /

fibroid.

(Mansjoer, Arief, 2001 : 387)

Mioma uteri adalah neoplasma jinak ini berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang

menumpangnya, sehingga dalam kepustakaan dikenal juga istilah

fibromioma, leiomioma, ataupun fibroid.

(Hanita Wiknjosastro, 2005 : 338)

2.2. Patologi pertumbuhan Mioma Uteri

Berdsarkan teori genitoblast (sel nest) meyer dan de snoo dan rangsangan terus-menerus

setiap bulan dari esterogen, maka pertumbuhan mioma uteri terjadi :

1. Berlapis seperti berambang

2. Lokalisasi bervariasi

a. Subserosa

Dibawah lapisan peritoneum

Dapat bertangkai dan melayang dalam kavum (ruangan) abdomen

b. Intramural

Di dalam otot rahim dapat besar, padat (jaringan ikat dominan,) lunak

(Jaringan otot rahim dominan).

c. Submukosa

Dibawah lapisan dalam rahim

Memperluas permukaan ruangan rahim

Bertangkai dan dapat dikeluarkan melalui kansus servikalis

Page 5: Mioma Uteri PARE

d. Servikal Mioma

Tumbuh didaerah serviks uteri

(Manuaba, 1998 : 410)

2.3. Gejala Klinik Mioma Uteri

1. Perdaharahan tidak normal

Hipermenarea perdarahan banyak saat menstruasi, karena

- Meluasnya permukaan endomentrium dalam proses mentruasi

- Gangguan kontraksi otot rahim

Akibat perdarahan penderita dapat mengeluh anemis, karena kekurangan darah,

pusing, cepat lelah dan mudah terjadi infeksi

2. Penekanan rahim yang membesar

Penekanan rahim karena pembesaran mio uteri dapat terjadi :

- Terasa berat diabdomen bagian bawah

- Sukar miksi atau defekasi

- Terasa nyeri karena terletaknya urat saraf

3. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan kehamilan

Kehamilan dengan disertai mioma uteri menimbulkan proses saling mempengaruhi :

- Kehamilan dapat mengalami keguguran

- Persalinan prematuritas

- Gangguan saat proses persalinan

- Tertutupnya saluran indung telur menumbulkan infertilitas

- Kala ketiga terjadi gangguan pelepasan plasenta dan perdarahan

(Manuaba, 1998 : 410)

2.4. Komplikasi

a. Degenerasi Ganas

Mioma uteri yang menjadi leiomiosarkoma ditemukan hanya 0,32 – 0,6% dari seluruh

mioma : serta merupakan 50 – 75% dari semua sarcoma uterus. Keganasan umumnya

Page 6: Mioma Uteri PARE

baru ditemukan pada pemeriksaan histology uterus yang telah diangkat. Kecurigaan akan

keganasan uterus apabila mioma uteri mioma dalam menopause.

b. Torsi (Putaran Tangkai)

Sarasng mioma yang bertangkai dapat mengalami torsi, timbul gangguan sirkulasi akut

sehingga mengalami nekrosisi, dengan demikian terjadilah sindrom abdomen akut. Jika

torsi terjadi perlahan-lahan, gangguan akut tidak terjadi, hal ini hendaknya dibedakan

dengan suatu keadaan dimana terdapat banyak sarang mioma dalam rongga peritoneum.

Sarang mioma dapat mengalami nekrosis dan infeksi yang diperkirakan karena gangguan sirkulasi darah padanya. Misalnya terjadi pada mioma yang dilahirkan hingga perdarahan berupa metroragia atau menoragia disertai leukore dan gangguan-gangguan yang disebabkan oleh injeksi dari uterus sendiri.

(Hanita Wiknjosastro, 2005 : 341)

2.5. Pemeriksaan Diagnostik

1. Pemeriksaan darah lengkap, Hb turun, albumin turun, leokosit turun / meningkat, eritrosit

menurun

2. USG hasilnya terlihat massa pada daerah uterus

3. Vagina toucher didapatkan perdarahan pervaginam, terba massa, konsistensi dan

ukurannya.

4. Sitologi : menentukkan tingkat keganasan dari sel-sel neoplasma tersebut

5. Rontgen : Untuk mengetahui kelainan yang mungkin ada yang dapat menghambat

tindakan operasi

6. ECG : Mendeteksi kelainan yang mungkin terjadi, yang dapat mempengaruhi tindakan

operasi.

2.6. Pengobatan

Tindakan semua mioma uteri memerlukan pengobatan bedah, 55% dari semua mioma

uteri tidak membutuhkan suatu pengobatan dalam bentuk apapun, terutama apabila mioma

itu masih kecil dan tidak menimbulkan gangguan atau keluhan. Walaupun demikian mioma

uteri memerlukan pengamatan setiap 3 – 6 Bulan.

Page 7: Mioma Uteri PARE

Dalam decade terakhir ada usaha mengobati mioma uterus dengan GnRH agonist

(GnRHa). GnRHa yang mengatur reseptor gonadotropin di hipofisis akan mengurangi sekresi

gonadotropin yang mempengaruhi leiomioma. Pemberian GnRHa (buseriline acetate) selama

16 minggu pada mioma uteri menghasilkan degenerasi hialin di miometrium hingga uterus

dalkam keseluruhan menjadi lebih kecil. Akan tetapi setelah pemberian GnRHa, dihentikan

leiomioma yang lisut itu tumbuh kembali dibawah pengaruh estrogen oleh karena mioma itu

masih mengandung reseptor esterogen dalam konsentrasi yang tinggi. Perlu diingat bahwa

penderita mioma uteri sering mengalami menopause yang terlambat.

Pengobatan Operatif

Miomektomi adalah pengambilan sarang mioma saja tanpa pengangkatan uterus.

Tindakan ini dapat dikerjakan misalnya pada mioma submukosum pada myom geburt dengan

cara ekstipasi lewat vagina. Pengambilan sarang mioma subserosum dapat mudah

dilaksanakan apabila tumor bertangkai, apabila memoktomi ini dikerjakan karena keinginan

memperoleh anak, maka kemungkinan akan terjadi kehamilan adalah 30 – 50%.

Perlu disadari bahwa 25 – 35% dari penderita tersebut akan masih memerlukan

histerektomi. Histeroktomi adalah pengangkatan uterus, yang umumnya merupakan tindakan

terpilih. Histeroktomi dapat dilaksanakan per abdominan atau pervaginam.

Radioterapi

Tindakan ini bertujuan agar ovarium tidak berfungsi lagi sehingga penderita

mengalami menopause. Radioterapi ini umumnya hanya dikerjakan kalau terdapat kontra

indikasi untuk tindakan operatif. Akhir-akhir ini kontra indikasi tersebut makin berkurang.

Radioterapi hendaknya hanya dikerjakan apabila tidak ada keganasan pada uterus.

(Hanita W. 2005 : 345)

Page 8: Mioma Uteri PARE

2.7 TINJAUAN TEORI MANAJEMENT

1. Pengkajian

Mengumpulkan semua informasi dan data yang akurat dan lengkap dari semua sumber

yang berkaitan dengan kondisi pasien. Langkah ini menentukan pengambilan keputusan

yang akan dibuat pada langkah berikutnya, sehingga pengkajian harus komphrehensif,

yang meliputi :

a. Data Subyektif

Hasil anamnesa dengan pasien, suami / keluarga pasien

b. Data Obyektif

Hasil dari pemeriksaan, baik pemeriksaan umum, pemeriksaan fisik serta

pemeriksaan penunjang.

2. Klentifikasi Diagnosa dan Masalah

Diagnosa maupun kesimpulan dari kondisi pasien yang dirumuskan dengan

menggunaakn nomenklatur kebidanan (diagnosa yang telah disepakati oleh profesi)

sedangkan masalah dirumuskan jika tenaga kesehatan menentukan kesenjangan yang

terjadi pada respon pasien terhadap keadaan / kondisinya.

3. Antisipasi Diagnosa dam Masalah Potensial

Yaitu mengantisipasi permasalahan / diagnosa potensial yang akan timbul dari kondisi

yang sudah terjadi pada langkah ini perlu diberikan untuk mencegah / menghindari

masalah diagnosa yang akan terjadi.

4. Identifikasi kebutuhan Segera

Menentapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, baik tindakan intevensi, konsultasi,

kolaborasi dengan dokter atau rujukan berdasarkan kondisi pasien. Langkah ini

mencerminkan kesinambungan dari proses penatalaksaanaan kebidanan dalam kondisi

emergensi. Jika mungkin di perlukan data baru yang lebih spesifik sehingga bisa dapat

diketahui penyebab masalah yang ada.

5. Intervensi

Menyusun rencana asuhan secara menyeluruh dengan tepat rasionalkan benar-benar

nyata berdsarkan pengetahuan dan teori yang up to date serta telah dibuktikan bahwa

Page 9: Mioma Uteri PARE

tindakan tersebut bermanfaat / efektif berdasarkan penelitian. Langkah ini merupakan

kelanjutan pelaksanaan terhadap atau diagnosa yang telah diidentifikasi yang sifatnya

segera atau rutin. Rencanan asuhan kebidanan yang menyeluruh tidak hanya meliputi

penanganan masalah yang berkaitan. Tetapi juga tindakan yang bentuknya antisipasi

(penyuluhan koseling), tindakan rujukan / kolaborasi mungkin dibutuhkan bila ada

masalah yang berkaitan dengan gizi, psikologi dan lain-lain

6. Implementsi

Langkah ke enam ini merupakan rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan

pada langkah kelima yang dilaksanakan secara efisien, efektif dan aman. Pelaksanaan

dapat dilakukan oleh bidan, perawat atau tim kesehatan lain

7. Evaluasi

Langkah ini dilakukan evaluasi, keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan. Proses

penatalaksaan ini merupakan suatu kegiatan yang berkesinambungan maka perlu

mengulang kembali dari awal setiap asuhan yang tidak efektif melalui pengkajian ulang.

(Chrishna I, 1984 : 84)

Page 10: Mioma Uteri PARE

BAB III

TINJAUAN KASUS

I. Pengkajian

Oleh : ANI DWI ASTUTIK

Tanggal : 14 JANUARI 2010

Jam : 08.30 WIB

No. Reg : 131176

A. Data Subyektif

1. Biodata

Nama : Ny “S” Nama : Tn “S”

Umur : 38 Tahun Umur : 44 Tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SD Pendidikan : SD

Suku Bangsa : Jawa / Indonesia Suku Bangsa : Jawa / Indonesia

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Swasta (Tani)

Penghasilan : - Penghasilan : ± Rp. 500.000,-

Alamat : papar Alamat : papar

1. Alasan Datang

Ibu mengatakan mengalami buang air besar warna hitam selama 6 hari, dan ibu mengeluh

perut terasa merongkol ± 3 tahun.

2. Riwayat Kesehatan Sekarang

Ibu mengatakan tidak sedang menderita suatu penyakit menurun seperti darah tinggi,

kencing manis, dan tidak pernah menderita penyakit menular seperti paru-paru, hepatits

dan juga tidak pernah menderita pernyakit menahun seperti jantung.

3. Riwayat Kesehatan Yang Lalu

Ibu mengatakan tidak pernah menderita suatu penyakit menurun seperti darah tinggi,

kencing manis dan tidak pernah menderita penyakit menular seperti paru-paru, hepatitis,

dan juga tidak pernah menderita penyakit manahun seperti jantung.

Page 11: Mioma Uteri PARE

4. Riwayat Kesahatan keluarga

Ibu mengatakan baik dari keluarga ibu maupun suami tidak ada yang menderita penyakit

menular seperti penyakit paru-paru, penyakit menurun seperti darah tinggi, kencing

manis, dan penyakit menahun seperti jantung.

5. Riwayat Kehamilan, peralinan dan Nifas yang lalu

NoRiwayat Kehamilan Riwayat Persalinan dan Bayi yang dilahirkan Nifas

Kawin Ke

Hamil Ke-

UKPenyulit

Penolong

TmptCara

PersalinanJenis

KelaminH/M

BB/PB KB ASIPenyu

lit1

2

1

1

1

2

9 Bln

9 Bln

-

-

Dukun

Bidan

RmhDukun

BPS

-

Spontan Bra

L

P

H

H

-

3000 Gr49 cm

-

-

17 Bln

17 Bln

-

-

6. Riwayat Menstruasi

Menarche : 12 tahun

Siklus : 28 – 30 hari

Lama : 5 – 7 hari

Jumlah darah : ± 50 cc

Dismenorcha : tidak pernah

Flouralbus : pernah

7. Riwayat Perkawinan

Umur Pertama kawin : 17 Tahun

Kawin ke : 1

Lama Kawin : 21 Tahun

Page 12: Mioma Uteri PARE

8. Pola kebiasaan Sehari-hari

No Pola Kebiasaan Saat Dirumah Selama Di Rumah Sakit

1

2

3

4

5

6

Nutrisi

Istirahat

Eliminasi

Aktivitas

Rekreasi

Personal Hygiene

Makan 3x sehari sat pagi, siang dan sore. Komposisi, nasi, lauk, dan sayur

Minum 5 – 7 gelas/hari berupa air putih

Siang : tidur ± 2 Jam Malam : tidur ± 7 – 8 jam

BAB 1 x setiap hari konsistensi lembek, tidak ada keluhan

BAK ± 5 – 6x/hari warna kuning. Tidak ada keluhan

Ibu mengerjakan pekerjaan dirumah seperti menyapu, mencuci, dan mengepel

Ibu tidak pernah rekreasi, hanya menonton TV saja

Ibu mandi 3x/hari pagi, siang, sore. Gosok gigi 3x/hari keramas 4x dalam seminggu, ganti pakaian setiap selesai mandi

Puasa karena mau operasi

Belum tidur cemas menghadapi operasi

Ibu BAB setelah dihuknah karena mau operasi

BAK dipasang kateter UT 100 cc

Ibu hanya berbaring di tempat tidur

Ibu hanya istirahat ditempat tidur

Ibu mandi 1 x pagi, gosok gigi 1x, keramas 1x, ganti pakaian selesai mandi

9. Data Psikososial

Data Psikologis : Ibu mengatakana cemas karena akan menjalani operasi

Data Sosial : - Ibu mengatakan hubungan dengan suami, anak, keluarga dan

tetangga baik.

- Ibu biasanya mengikuti kegiatan masyarakat seperti pengajian,

perkumpulan ibu PKK dan mengikuti arisan

11. Data Sosial Budaya

Page 13: Mioma Uteri PARE

Ibu biasanya kalau sakit langsung periksa ke Puskesmas dan Ibu saat sakit ini ibu

langsung periksa ke Rumah Sakit Amelia

12. Data Spiritual

Ibu mengatakan beragama Islam dan menjalankan sholat 5 waktu sendiri.

B. Data Obyektif

1.Pemeriksaan Umum

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Composmentris

TTV = TD = 100/80 mmHg

N = 84 x/mnt

S = 360C

RR = 24 x/mnt

Pemeriksaan Fisik

- Kepala : Tidak terdapat benjolan, penyebaran rambut merata, kulit kepala

bersih, warna rambut hitam

- Wajah : Simetris, tidak oedem, tidak pucat, tampak cemas

- Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, skelera putih, mata bola mata

normal.

- Hidung : Simetris, bersih ada sekret, tidak ada polip, tidak ada pernafasan

cuping

- Telinga : Simetris, bersih, tidak ada serumen, bersih

- Bibir : Simetris, pucat, lidah bersih, tidak ada caries gigi, putih, bersih

- Leher : Kulit bersih, tidak ada bendungan venajugularis, tidak nampak

pembesaran kelenjar tiroid, dan kelenjar limfa.

- Dada : Kulit bersih, ada retraksi intercoste, payudara simetris tidak ada

benjolan, putting susu menonjol

- Abdomen : bersih, tidak ada luka bekas operasi, ada benjolan pada perut.

- Genetalia : Bersih, tidak oedem, tidak varietes, penyebaran rambut pubis merata,

tidak ada condilomalata dan condilamaacuminata, terpasang kateter.

Page 14: Mioma Uteri PARE

- Anus : Bersih, tidak ada hemmoroid

Ektremitas

Atas : Simetris, tidak oedem, tidak polidaktil dan sindaktil, tidak oedem,

gerakan kedua tangan normal, tangan kanan terpasang infuse WD -

DR 20 tetes

Bawah : Simetris, tidak ada polidaktil dan sindaktil, tidak oedem, gerakan kedua

kaki nomal, tidak varices.

a. Palpasi

- Kepala : Tidak teraba benjolan abnormal,

- Leher : Tidak teraba bendungan venajugularis, tidak teraba pembesaran

kelenjar tiroid,dan kelenjar limfe

- Dada : Tidak teraba benjolan abnormal, tidak ada nyeri tekan

- Abdomen : Tidak massa di perut sebelah kiri sebesar telur angsa

b. Auskaltasi

Dada : Denyut jantung tidak teratur, tidak terdengar suara nafas tambahan seperti

rulez, wheezing, ronchi

c. Perkusi

Abdomen : Tidak meteorismus

II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH

Dx : P20002 Usia 38 tahun dengan pre-op mioma uteri

Ds : Ibu mengatakan tidak ada keluhan

Do : Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Composmentris

TTV = TD = 100/80 mmHg

N = 84 x/mnt

S = 360C

Page 15: Mioma Uteri PARE

RR = 24 x/mnt

Abdomen : teraba massa diperut sebelah kiri sebesar telur angsa

d = 7 cm

III.IDENTIFIKASI MASALAH POTENSIAL

-

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA

-

V. INTERVENSI

Tgl/JamDIAGNOSA/MASALAH

INTERVENSI RASIONAL

14/1 ‘09

Jam.

09.30

Dx : P20002

Usia 38 tahun

dengan pre-op

mioma uteri

Tujuan : Setelah dilakukan asuhan

kebidanan selama 1 x 60 menit

diharapkan keadaan bayi membaik

Kriteria Hasil

o Keadaan umum : Baik,

o Kesadaran : Composmentris

o TTV : dalam batas normal

TD = 90/60 – 120/80 mmHg

N = 80 – 100 x/mnt

S = 36,50C – 37,50C

RR = 16 - 24 x/mnt

INTERVENSI

1. Lakukan pendekatan terapeutik

dengan ibu.

2. Periksa tanda-tanda vital

1. Membangun hubungan

saling percaya antara

petugas kesehatan dan

ibu

2. Sebagai parameter

untuk mengetahui

Page 16: Mioma Uteri PARE

Mx : cemas

sehubungan

dengan akan

menjalani

operasi

3. Jelaskan ibu kalau akan

dikateter

4. Jelaskan ibu kalau akan diinfus

5. Anjurkan ibu puasa

6. Kolaborasi dengan tim medis

Tujuan : Setelah di lakukan asuhan

kebidanan selama 1 x 60 menit

dihadapkan ibu tidak cemas lagi

Kriteria Hasil :

- Keadaan umum : baik

- Kesadaran : composmontris

- TTV dalam batas normal

TD = 90/60 – 120/80 mmHg

N = 80 – 100 x/mnt

S = 36,50C – 37,50C

RR = 16 - 24 x/mnt

INTERVENSI

1. Lakukan pendekatan terapeutik

dengan ibu.

2. Berikan ibu dukungan sebelum

operasi

3. Anjurkan ibu untuk berdoa

kondisi ibu

3. Untuk mengosongkan

kandung kemih

4. Mengantisipasi agar

tidak dehidrasi

5. Persiapan operasi

6. Mengangkat mioma

1. Membangun hubungan

saling percaya antara

petugas kesehatan dan

ibu

2. Agar ibu tidak merasa

takut dan cemas

3. Agar ibu merasa

tenang

Page 17: Mioma Uteri PARE

4. Berikan Ibu konseling saat akan

menjalani operasi

4. Agar ibu bisa mengerti

tindakan yang akan

dilakukan

VI. IMPLEMENTASI

Tgl/Jam DIAGNOSA/

MASALAH

IMPLEMENTASI

15/1 ‘10

JAM

09.30

Dx : P20002 usia

38 tahun dg pre-op

mioma uteri

Mx = Cemas

sehubungan dengan

menjalani operasi

1. Melakukan pendekatan terapeutik dengan ibu dan

keluarga dengan cara menyapa dengan ramah serta

menjelaskan tindakan yang akan kita lakukan.

2. Memeriksa tanda-tanda vital dengan hasil

TD = 110/70 mmHg

N = 86 x /mnt

S = 36 5 0C

RR = 20 x /mnt

3. Menjelaskan itu kalau akan dipasang kateter, tujuannya

untuk mengkosongkan kandung kemih.

4. Menjelaskan ibu kalau akan dipasang infus, tujuannya

mengantisipasi agar ibu tidak dehidrasi.

5. Menganjurkan ibu puasa selama 12 jam.

6. Melakukan operasi pada tgl 24-2-2009

1. Melakukan pendekatan terapeutik dengan ibu dan

keluarga dengan cara menyapa dengan ramah serta

menjelaskan tindakan yang akan kita lakukan

2. Memberikan ibu dukungan sebelum operasi yaitu

dengan bersikap sabar dalam menjalani operasi

3. Menganjurkan ibu untuk berdoa setai psaat agar

Page 18: Mioma Uteri PARE

operasi berjalan lancer

4. Memberikan ibu konseling saat akan menjalani

operasi yaitu dengan menjelaskan prosedur tindakan

yang akan dilakukan

VII. EVALUASI

Tanggal : 15 JANUARI 2010 Jam : 09.50

Dx : P20002 usia 38 tahun dengan pre-go mioma uteri

S : Ibu mengatakan tidak ada keluhan

O : Keadaan umum = baik

Kesadaran = composmentris

TTV : TD = 110/70 mmHg

N = 86 x /mnt

S = 36 5 0C

RR = 20 x /mnt

A : P20002 usia 38 tahun dengan pre-op mioma uteri .

P : Menganjurkan Ibu untuk berdoa dalam menghadapi operasi

- Melakukan tindakan operasi pada tanggal 15 – 01 - 2010

BAB IV

PEMBAHASAN

Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada Ny “S” usia 38 dengan pre-op mioma uteri

didapatkan Ibu rasa cemasnya berkurang dan bisa menghadapi operasi dengan tenang.

Setelah dilakukan analisa data maka tidak ada kesenjangan teori dan praktek, dan kita

sebagai tenaga kesehatan memberikan kebutuhan ibu sesuai dengan kebutuhan Ibu.

Page 19: Mioma Uteri PARE

BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Pada tinjauan kasus dapat ditarik kesimpulan asuhan kebidanan pada Ny “S” usia 38

tahun dengan pre-op mioma uteri dalam pengkajian ditemukan Ibu merasakan cemas akan

Page 20: Mioma Uteri PARE

menjalani operasi. Oleh sebab itu kita sebagai tenaga kesehatan harus bisa memberikan

asuhan kebidanan yang sesuai.

Saran

Bagi Institusi

Sebaiknya menyediakan buku-buku yangbanyak tentang mioma uteri

Bagi Lahan Praktek

Lebih ditingkatkan mutu pelayanannya dan semua tindakan yang dilakukan

didokumentasi dan lebih menghargai perasaan pasien

Bagi Mahasiswa

Hendaknya dapat menjalin hubungan baik antara petugas kesehatan, pasien

sehingga terjalin kepercayaan dalam melakukan tindakan.

Bagi Pasien

Hendaknya lebih terbuka dalam memberikan informasi dan mengungkapkan

keluhan-keluhan yang dirasakan

DAFTAR PUSTAKA

Manuaba, Ida Bagus. 19998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan, Jakarta : EGC

Manjoer, Arif M. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I, Jakarta

Page 21: Mioma Uteri PARE

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

Page 22: Mioma Uteri PARE

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang................................................................................1

1.2 Tujuan.............................................................................................1

1.2.1 Tujuan Umum..................................................................1

1.2.2 Tujuan Khusus.................................................................1

1.3 Manfaat...........................................................................................2

1.4 Metode penulisan............................................................................2

1.5 Tehnik pengumpulan data..............................................................2

1.6 Sistematika penulisan.....................................................................3

BAB II TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi..........................................................................................4

2.2 Patologi Pertumbuhan Mioma Uteri.............................................4

2.3 Gejala Klinik Mioma Uteri..........................................................5

2.4 Komplikasi....................................................................................5

2.5 Pemeriksaan Diagnostik................................................................6

2.6 Pengobatan....................................................................................6

2.7 Tinjauan Teori Manajement..........................................................8

BAB III TINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian...................................................................................10

3.2 Identifikasi Masalah/ diagnose....................................................14

3.3 Identifikasi Masalah Potensial.....................................................15

3.4 Identifikasi Kebutuhan segera......................................................15

3.5 Intervensi......................................................................................15

3.6 Implementasi.................................................................................17

3.7 Evaluasi.........................................................................................18

BAB IV PEMBAHASAN................................................................................19

Page 23: Mioma Uteri PARE

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan..................................................................................20

5.2 Saran............................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang tealah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga ;penulis dapat menyelesaikamn makalah mengenai Asuhan Kebidanan pada Ny”S” P20002 dengan Pre-op mioma uteri.

Makalah Asuhan Kebidanan ini kami susun untuk melengkapi tugas praktek klinik kebidanan II dan dengan terselesainya laporan Asuhan kebidanan ini kami mengucapkan banyak terimakasih kepada:

Page 24: Mioma Uteri PARE

1.2.3.4.5.

Rekan – Rekan yang telah membantu secara tehnis serta memberikan dukungan moril dalam penyusunsn makalah ini.Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, Hal ini karena terbtasnya informasi dan kemampuan kami dalam menyusun makalah ini maka dari itu kami mengharap saran dan kritik yang membangun dari semua pihak demi kesuksesan penyusunan makalah Asuhan Kebidanan dan dan masyarakat pada umumnya.

Mojokerto,15 januari 2010

Penyusun