MIOMA UTERI baru ....jef sem 5
Transcript of MIOMA UTERI baru ....jef sem 5
Laporan kasus FER
MIOMA UTERI
PENDAHULUAN
Mioma uteri merupakan tumor jinak alat genital yang paling sering dijumpai pada
wanita, dikenal juga dengan nama lain leiomioma, fibromioma, fibroleiomioma atau
fibroid. Angka kejadiannya diperkirakan sekitar 20 – 25% pada wanita usia
reproduksi.1,2,3
Tumor ini ditemukan sekitar 10% dari seluruh kasus Ginekologi dan 40 – 50%
ditemukan pada usia 40 tahun.1 Tingginya kejadian mioma uterus antara usia 35 – 50
tahun menunjukkan adanya hubungan kejadian mioma uterus dengan estrogen.
Tumor ini responsif terhadap stimulasi estrogen yang sering memacu
pertumbuhannya dengan cepat.2,3,4
Terdapat 30% kasus mioma uteri dengan infertilitas. Mioma uteri sebagai penyebab
tunggal dari infertilitas jarang dijumpai (3%) dan sering dijumpai penyebab lain
infertilitas pada pasien-pasien infertil dengan mioma uteri.3,5
Teknologi bedah dengan tekhnik invasif yang minimal sudah dapat dilakukan seperti
histerektomi, laparoskopik, miomektomi, miomektomi laparoskopik, koagulasi
mioma laparoskopik, reseksi histeroskopik, ligasi arteri uterina dan embolisasi arteri
uterina.6
DEFENISI
Mioma uteri adalah suatu neoplasma jinak yang berasal dari otot polos dan jaringan
ikat uterus.2,3,4
1
ETIOLOGI
Penyebab mioma uteri yang belum diketahui pasti. Beberapa peneliti menyatakan
bahwa mioma uteri tumbuh dari sel neoplastik tunggal (monoclonal) yang mengalami
mutasi gen, sel-sel immatur miometrium atau dari sel embrional dinding pembuluh
uterus.1,5,7 Dugaan lain bahwa estrogen mempunyai peranan penting, tetapi dengan
teori ini sukar diterangkan mengapa pada seorang wanita estrogen dapat
menyebabkan mioma, sedangkan pada wanita lain tidak. Juga pada beberapa wanita
dengan mioma uteri dapat terjadi ovulasi yang menghasilkan progesteron yang
sifatnya anti estrogen.1,2,3,4,8
PATOGENESIS
Teori cell nest atau teori genitoblast dikemukakan oleh Meyer dan De Snou bahwa
mioma berasal dari sel yang immatur.3 Pada mioma uteri dijumpai kadar reseptor
estrogen yang lebih tinggi dibandingkan di dalam miometrium. Estrogen secara
langsung atau memakai mediator sehinnga memicu pertumbuhan mioma uteri masih
menimbulkan silang pendapat 11
PATOLOGI
- Tumor ini cenderung berbentuk sferis dengan permukaan yang tidak rata,
yang terdiri dari otot dan jaringan ikat yang tersusun seperti pusaran air
dengan konsistensi padat yang dikelilingi pseudo kapsul. Mioma uteri jarang
ditemukan secara tunggal, biasanya ditemukan 5 – 20 sarang mioma pada
uterus miomatosus.5,6,7
- Ukuran tumor bervariasi dan dapat mendistorsi uterus ke berbagai arah
tergantung dari ukuran, lokasi dan arah pertumbuhannya.11
BERDASARKAN LETAKNYA MIOMA UTERI DIBAGI ATAS :3,4,10
1. Mioma submukosum (6,1%)
Mioma uterus yang ditemukan tepat di bawah endometrium dan menonjol ke
dalam rongga uterus. Mioma ini dapat tumbuh bertangkai sehingga menjadi
2
polip, apabila tangkainya panjang dapat keluar melalui kanalis servikalis dan
disebut mioma geburt.
2. Mioma intramural
Mioma ini terdapat di dinding uterus diantara serabut miometrium dan
merupakan jenis mioma tersering (54%).
3. Mioma subserosum (48,2%)
Mioma ini tumbuh keluar dinding uterus, sehingga menonjol pada permukaan
luar uterus. Jenis ini dapat juga tumbuh diantara kedua lapisan ligamentum
latum sehingga menjadi mioma intraligamenter.
Mioma subserosum dapat pula tumbuh dan menempel pada jaringan lain.
Misalnya ke ligamentum atau omentum lalu memisahkan diri dari uterus yang
disebut wandering/parasitic fibroid.
PERUBAHAN DEGENERATIF PADA MIOMA UTERI TERDIRI DARI : 3,4
1. Degenerasi benigna
a. Degenerasi atropik
Gejala dan tanda akan berkurang atau menghilang sesuai dengan mengecilnya
ukuran mioma pada saat menopause atau setelah melahirkan.
b. Degenerasi hialin
Perubahan ini sering terjadi pada penderita usia lanjut. Tumor kehilangan
struktur aslinya menjadi homogen, dapat terjadi pada sebagian kecil atau
sebagian besar dari massa mioma.
c. Degenerasi kistik
Pencairan daerah yang mengalami hialinisasi, sehingga terbentuk ruangan-
ruangan yang tidak teratur dan berisi cairan seperti agar-agar dan dapat juga
3
terjadi pembengkakan yang luas dan bendungan limfe sehingga menyerupai
limfangioma.
d. Degenerasi membatu (Degenerasi kalsifikasi)
Terutama terjadi pada mioma subserosa oleh karena adanya perubahan
(gangguan) dalam sirkulasi terjadi pengendapan garam kapur pada sarang
mioma menjadi keras.
e. Degenerasi merah (carneous degeneration)
Merupakan akibat dari terganggunya sirkulasi darah ke jaringan mioma
sehingga terjadi penumpukan pigmen hemosiderin dan hemofusin. Degenerasi
merah ini sering menimbulkan gejala pada wanita hamil yaitu demam dan rasa
nyeri, dimana tumor pada uterus membesar dan nyeri pada perabaan.
f. Degenerasi Septik
Bila sirkulasi darah tidak adekuat dapat terjadi nekrosis bagian tengah dari
mioma yang diikuti dengan terjadinya infeksi dan akan menimbulkan gejala
berupa nyeri akut dan demam.
g. Degenerasi Lemak
Jarang ditemukan dan tanpa gejala terjadi setelah degenerasi hialin dan
degenerasi kistik sehingga dikenal dengan sebutan fibro lipoma.
2. Degenerasi Maligna
Perubahan menjadi leiomiosarkoma ditemukan hanya 0,32 – 0,6% dari seluruh
mioma.
Ditemukan pada usia 50 tahun ke atas dengan gejala berupa perdarahan yang
abnormal. Pada kebanyakan kasus, diagnosa dibuat setelah operasi dimana
dilakukan pemeriksaan patologi anatomi dari massa yang sudah diangkat.12
GEJALA KLINIK4
Sekitar 50% kasus mioma uteri ditemukan secara kebetulan yaitu saat pemeriksaan
ginekologi, karena tumor ini umumnya tidak menimbulkan keluhan. Mioma uteri
hanya ditemukan pada usia reproduksi, belum pernah ditemukan sebelum menarche,
sedangkan pada wanita menopause, mioma ini sering mengecil dengan sendirinya
dan hanya 10% yang terus tumbuh.1,2 Gejala klinik hanya ditemukan pada 20 – 50%
dari seluruh kasus mioma uteri4, dimana keluhan penderita umumnya adalah :
1. Perdarahan abnormal (menoragia/metroragia)1,3,4,13
Pada penelitian multisenter yang dilakukan pada 114 pasien ditemukan 44%
gejala perdarahan.
Faktor-faktor yang menjadi perdarahan antara lain :
- Pengaruh ovarium yang mengakibatkan hiperplasia endometrium sampai
adenokarsinoma endometrium.
- Permukaan endometrium menjadi lebih luas.
- Gangguan kontraktilitas uterus
- Peningkatan vaskularisasi pada uterus.
2. Rasa nyeri2,7
Dismenorea, nyeri perut bawah serta nyeri pinggang ditemukan pada sekitar 65%
wanita. 11
Gejala ini tidak khas untuk mioma, dapat timbul akibat gangguan sirkulasi sarang
mioma yang disertai peradangan dan nekrosis. Pada mioma geburt nyeri timbul
akibat degenerasi sehubungan dengan oklusi pembuluh darah, putaran tangkai
ataupun akibat kontraksi uterus dalam upaya mengeluarkan mioma dari kavum
uteri.4,7
3. Gejala dan tanda penekanan2,3,9
Gangguan ini tergantung dari besar dan tempat mioma uteri. Gejala dapat berupa
retensi urin dan obstipasi. Pada penelitian multisenter yang pernah dilakukan
menemukan 14% dengan keluhan disuri dan 13% dengan keluhan obstipasi. 11
5
4. Infertilitas
Seperti endometriosis, mioma uterus juga menyebabkan infertilitas pada 27 – 55%
wanita.
DIAGNOSIS
Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan :2,3,7
1. Anamnesis dan gejala klinis
- Perdarahan uterus yang abnormal
- Pembesaran pada uterus
- Rasa nyeri
- Infertilitas
- Gejala penekanan mioma terhadap organ sekitar.
2. Pemeriksaan Fisik
Pada mioma yang besar dapat dipalpasi perabdominal
- Pada pemeriksaan dalam teraba massa tumor bersatu dengan uterus,
konsistensi kenyal / padat, permukaan biasanya berbenjol-benjol dan
mudah digerakkan bila tidak ada perlengketan. Mioma geburt dapat
diketahui dengan pemeriksaan dalam dengan menggunakan spekulum .
3. Pemeriksaan Penunjang
a. USG
b. CT Scan / MRI
c. HSG
d. Histeroskopi
6
e. Laparoskopi
4. Pemeriksaan Khusus
Perlu dilakukan papsmear dan biopsi endometrium dengan kuretase untuk
menyingkirkan adanya karsinoma serviks dan karsinoma endometrium.
DIAGNOSA BANDING
Mioma uteri sulit dibedakan dengan adenomioma apabila belum terlihat
adanya kapsul pada enukleasi, tetapi secara umum adenomioma lebih keras
dan dijumpai adanya dismenorea yang berat.2
Tumor ovarium harus selalu dipertimbangkan dalam diagnosa banding mioma
uteri.4
Secara umum uterus dapat dideteksi secara terpisah dari massa tumor. Tetapi
bila tumor ovarium melengket ke uterus maka sangat sulit membedakannya
dengan mioma dan diagnosa yang benar hanya dapat diketahui saat
laparatomi.13
PENATALAKSANAAN 3,4,5,8
1. Observasi
Lebih kurang 55% mioma uteri tidak memerlukan pengobatan. Pada mioma
uteri yang kecil dan tanpa gejala terutama pada pasien perimenopause tidak
diperlukan pengobatan dan pasien dievaluasi rutin setiap 3-6 bulan.
2. Medikamentosa
7
Terapi medikamentosa masih merupakan terapi tambahan / pengganti
sementara dari terapi bedah.
Pemberian GnRH analog bukan untuk menghilangkan mioma namun lebih
bersifat untuk memudahkan tindakan operasi dan untuk mengurangi
tindakan histerektomi.
Keuntungan pengobatan medikamentosa preoperatif dengan analog GnRH
adalah untuk mengurangi jumlah perdarahan pada tindakan operatif,
memudahkan perlepasan perlekatan dengan jaringan sekitarnya dan pada
pasca operasi lebih jarang ditemukan perlekatan (omentum,usus).
3. Operatif
- Miomektomi
- Laparaskopi
- Histerektomi
4. Embolisasi arteri uterina
KOMPLIKASI OPERATIF
1. Perdarahan
2. Infeksi 3. Cedera
Kandung kemih Ureter Bowel Fistula vesicovaginal
8
DAFTAR PUSTAKA
1. Hillard PA. Benign Disease of The Female Reproductive Tract : Symptoms & Signs.
In : Berek JS, Adasji EY, editors. Novak’s Gynecology, 12th ed. Baltimore : William &
Wilkins ; 1996. p. 345-361.
2. Mutu MG, Friedman AJ. The Uterine Corpus. In : Raya JK, Berkowitz R, Borbieri RL,
editors. Kistner’s Gynecology, 7th ed. Mosby Year Book Inc, 1995. p. 147-150.
3. Sapoetra JMS. Tumor Jinak Alat Genital. Dalam : Prawiraharjo S, editor. Ilmu
Kandungan, Edisi 11. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka; 1992. hal. 271-312.
4. Wexler AS, Pernoll ML. Benign Disorders of the Uterine Corpus. In : De Chemey
AN, Pernoll ML, editors. Current Obstetrics and Gynaecology. Diagnosis and
Treatment, 8th ed. Conneticut : Appleton and Lange ; 1994. p. 731-736.
5. Weiss G. Management of Uterine Miomata. In : Keye WR at al, editors Infertility
Evaluation and Treatment. Philadelphia : Saunders; 1995. p. 412-423.
6. Smith SJ. Uteri Fibroid Embolization. Am acad Famphys. 2000 : 3061-3067, 3611-
3612.
7. Jones DI. Uterine Miomata. In : Fundamental of Obstetric and Gynecology, 6 th ed.
Barcelona : Mosby ; 1995 : 268-70.
8. Campbell S, Monge A. Gynaecology by Ten Teacher, 17th ed. London : ELST
Arnold ; 2001 : 115-119, 2178-2223.
9. Sanusi. Mioma Uteri dan Kehamilan. Refarat Bagian Obstetri dan Ginekologi : FK-
USU/RS. Dr. Pirngadi, Medan ; 1985.
10. Hudono ST, Moeloek FA. Penyakit dan Kelainan Kandungan. Dalam : Wiknyo SH,
editor. Ilmu Kebidanan. Edisi 3. Jakarta : yayasan Bina Pustaka Prawiraharjo;
1992. hal. 421-423.
11. Baziad A. Mioma Uteri. Dalam: Endokrinologi Ginekologi.Edisi 2. Media
Aesculapius FK UI; 2003.hal. 131-2.
9
12. Thompson JD, Rock JA, Leiomiomata Uteri and Myomeotomy. In : Rock JA,
Thompson JD, editors. Te Linde’s operative gynecology. 8th ed. Philadelphia :
Lippincott-Raven : 1997. p. 731-765.
13. Tindall VR, Tumor OF Corpus Uteri. In Tindal VR (Eds) Jeffcoate’s Principles of
Gynaecology, 2nd ed. William and Wilkins, Baltimore, 1987: 418-32.
LAPORAN KASUS
10
Ny R 52 thn, P2A2, APK 26 Thn Menopause1 thn, datang ke RSPM Medan tanggal 08-
01-2009 dengan
KU : Benjolan di perut.
T : Dialami os sejak + 2 tahun ini, terasa ada benjolan di perut bagian
bawah benjolan mula-mula kecil semakin lama semakin membesar.
Keluhan nyeri perut bagian bwh tdk dijumpai, Perdarahan diluar siklus haid
(-), Keputihan (+). BAK dan BAB normal, tdk dijumpai kelainan.
HT : menopause 1 thn yang lain
RPT : DM (-), Hipertensi (-), Asma (-)
RPO : -
Riwayat Mensturasi : Menarch 14 tahun
Riwayat KB : -
STATUS PRESENS
KU/ KG/ KP : Sedang/ Baik/ Sedang
Sensorium : Compos Mentis Anemia : (-)
Tekanan darah : 110/ 80 mmHg Icterik : (-)
Frek. Nadi : 80 x / menit Cyanose : (-)
Frek. Nafas : 20 x/ menit Dyspnoe : (-)
Temperature : 36,5 Celcius Edema : (-)
PEMERIKSAAN FISIK :
Kepala : dbn, conjuntiva merah11
Leher : dbn
Thorax : cor/ pulmo dbn
Abdomen : Soepel, teraba massa padat pole atas 1 jari atas pusat, dan pole
bawah setentang sympisis dengan permukaan rata, inmobile,
nyeri (-)
PEMERIKSAAN GINEKOLOGIS
Ginetalia eksterna : dbn.
Inspekulo : Portio sulit dinilai kesan tertarik ke arah anterior,darah(-), F/A
(+)
VT : UT AF > BB sesuai dengan kehamilan 22-24 minggu dengan
pole atas 1 jari bawah pusat, dan pole bawah setentang sympisis
dengan permukaan rata, inmobile, nyeri (-)
Parametrium kanan dan kiri : lemas ,ttb massa.
Cavum Douglas : tidak menonjol.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
USG 26-12-2008
Kandung kemih terisi
Intra uterine tampak gambaran hypoechoid seperti kumparan dengan Ø tidak terukur
kaliper , adnexa sulit di nilai
Kesan : Mioma Uteri .
12
DIAGNOSA BANDING :
Mioma Uteri
Adenomiosis
Diagnosa Kerja : Mioma Uteri
Rencana : laparatomi
Lapor Supv. Dr.SP,Sp.OG à ACC
PERSIAPAN OPERASI :
Laboratorium
Hb : 12,35 gr %
Ht : 37,3 %
Leukosit : 7.700/ mm3
Trombosit : 280.000/ mm3
Tes Fungsi Hati : dbn
Tes Fungsi Ginjal : dbn
Urine rutin : dbn
KGD puasa / 2 pp : dbn
KGD 2 jam pp : dbn
HST : dbn
Foto thorax : dbn
EKG : dbn/ tidak ada kontra indikasi operasi
Kuretase bertingkat : tidak dapat di lakukan ( cerviks retraksi ke anterior )13
BNO/IVP : tumor ginekologis, ureter tdk terdorong,
buli-buli tertarik pada sisi superior.
LAPORAN OPERASI TANGGAL 9 JANUARI 2009
LAPORAN TOTAL ABDOMINAL HISTEREKTOMI A/I MIOMA UTERI
Ibu dibaringkan di meja operasi dengan infus dan kateter terpasang baik
Di lakukan tindakan asepsis dan anti sepsis pada lapangan operasi dan di
tutup dengan doek steril kecuali lapangan operasi
Di bawah epidural anasthesi di lakukan insisi kutis secara midline di bawah
pusat di lanjutkan subkutis, fasia, otot di kuakkan secara tumpul dan
peritoneum di potong keatas dan kebawah kemudian di lakukan identifikasi
uterus tampak uterus membesar dengan mioma multipel di corpus posterior
sebesar kepala bayi kemudian di putuskan untuk di lakukan total abdominal
histerektomi
Lapor supv. Dr. SP, SpOG à ACC,
Ligamentum rotundum kiri kanan diklem gunting dan ikat.
Ligamentum ovari proprium kiri dan kanan di klem gunting ikat.
Uterus disusuri ke bawah hingga mencapai arteri uterine. Identifikasi arteri
uterine, klem gunting dan ikat.
Identifikasi portio, kemudian uterus dipancung setinggi portio, puncak vagina
di jahit secara kontinous
Kontrol perdarahan à taa.
Cavum abdomen dibersihkan dengan NaCl 0,9% sampai bersih.
Luka operasi ditutup lapis demi lapis.
Keadaan ibu paska operasi baik.
14
INSTRUKSI:
* Awasi VS, dan tanda pendarahan
* Periksa Hb post operasi jika < 8gr% à tranfusi
* Mobilisasi bertahap
TERAPI:
Kateter menetap
IVFD RL/D5% à 30 gtt/i
Cepotaxim 1 gr /12 jam
Metronidazole drips /12 jam
Gentamycin 80 mg/8 jam
Movicox sup / 8 jam
Transamin amp/8jam
FOLLOW UP PASKA OPERASI TAH A/I MIOMA UTERI
10/1/2009 11/1/2009 12/1/2009 13/1/2009
15
Sensorium CM CM CM CM
Tekanan darah 110/70 110/80 120/80 120/80
Frek nadi 80 x/i 82x/i 80x/i 80x/i
Frek nafas 20 x/i 20x/i 20x/i 20x/i
Temperatur 37’c 37’c 37’c 37’c
Luka operasi Tertutup verban Tertutup verban Tertutup verban Kering
Perdarahan
pervaginam
- - - -
Volume urine cukup cukup cukup Cukup
therapi Kateter menetap
IVFD RL/D5% à 30 gtt/i
Cepotaxim 1 gr /12 jam
Metronidazole drips /12
jam
Gentamycin 80 mg/8 jam
Movicox sup / 8 jam
Transamin amp/8jam
Kateter menetap
IVFD RL/D5% à 30 gtt/i
Cepotaxim 1 gr /12 jam
Metronidazole drips /12
jam
Gentamycin 80 mg/8 jam
Movicox sup / 8 jam
Cefadroxil 2 X 500 mg
Metronidazole 3 x 500
mg
Asam mefenamat 3 x
500
Vit B complex 3 x 1
Cefadroxil 2 X 500 mg
Metronidazole 3 x 500
mg
Asam mefenamat 3 x
500
Vit B complex 3 x 1
Pbj kontrol poli VIII
Laboratorium Post Operasi
Hb : 9,9 gr %
16
Ht : 26 %
Leukosit : 10.100/ mm3
Trombosit : 373.000/ mm3
Os dirawat selama 4 hari setelah operasi dan PBJ.
Hasil PA suatu massa mioma
ANALISA KASUS
Telah dilaporkan kasus Ny R 52 thn, P2A2, APK 26 Thn Menopause1 thn, datang ke
RSPM Medan tanggal 08-01-2009 dengan
dengan keluhan benjolan di perut dan di diagnosa preoperatif sebagai Mioma Uteri.
Pasien ini setelah menjalani pemeriksaan fisik Abdomen : Soepel, teraba massa padat
pole atas 1 jari atas pusat, dan pole bawah setentang sympisis dengan permukaan
rata, inmobile, nyeri (-) dari pemeriksaan ginekologi di jumpai Inspekulo : Portio sulit
dinilai kesan tertarik ke arah anterior,darah(-), F/A (+) VT : UT AF > BB sesuai
dengan kehamilan 22-24 minggu dengan pole atas 1 jari bawah pusat, dan pole
bawah setentang sympisis denganpermukaan rata, inmobile, nyeri (-) Parametrium
kanan dan kiri : lemas ,ttb massa. Cavum Douglas : tidak menonjol.
laboratorium lalu dipersiapkan untuk Laparotomi elektif.
Dari hasil USG kesan mioma uteri sehingga direncanakan untuk TAH
Tapi pd durante opersai dijumpai mioma uteri multiple mioma dan lebih banyak di
daerah posterior, dengan ukuran 25 X 20 cm, dan hasil PA menujukan suatu mioma
uteri
PERMASALAHAN
Apakah penanganan pada pasien ini sudah tepat?
17
18